Persentase Luas Wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti Menurut Kecamatan

  G G A A M M B B A A R R A A N N U U M M U U M M K K O O N N D D

  I I S S

  I I D D A A E E R R A A H H

2.1. Aspek Geografi dan Demografi

  Aspek ini memberikan gambaran dan hasil analisis terhadap kondisi geografis Kabupaten Kepulauan Meranti yang mencakup karakteristik dan potensi pengembangan wilayah, kerentanan wilayah terhadap bencana, luas wilayah menurut batas administrasi pemerintahan kabupaten serta beberapa data/informasi lainnya.

2.1.1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah

  Kabupaten Kepulauan Meranti berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pembentukan Kabupaten Kepulauan Meranti di Propinsi Riau (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 13, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4968) dengan Luas seluruh wilayah kabupaten

  2

  2

  adalah 6.920,26 km dengan wilayah darat ± 3.714,19 km dan wilayah laut ±

  2

  3.206,07 km terdiri dari 9 kecamatan 101 desa/kelurahan. terdapat 4 pulau besar dan 8 pulau kecil lainnya serta memiliki 18 sungai.

  Jika dirinci luas wilayah menurut kecamatan dan dibandingkan dengan luas Kabupaten Kepulauan Meranti, Kecamatan Tebing Tinggi Timur merupakan kecamatan yang terluas yaitu 768 km2 (20,68%) dan kecamatan yang terkecil adalah Kecamatan Tebing Tinggi dengan luas 81 km2 (2,18%).

  Gambar 2.1

Persentase Luas Wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti

Menurut Kecamatan

  Sumber: Kebupaten Kepulauan Meranti Dalam Angka Tahun 2015 Rencana Pembangunan JangkaMenengah Daerah Tahun 2016-2021

  

Tabel 2.1

Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Meranti 2014

  

Tabel 2.2

Tinggi Wilayah di Atas Permukaan Laut (DPL) Menurut Kecamatan di

Kabupaten Kepulauan Meranti

  Timur Pulau Sumatera antara 1 25'36” Lintang Utara - 0

  5 Sumber: Kebupaten Kepulauan Meranti Dalam Angka Tahun 2015 Posisi astronomi Kabupaten Kepulauan Meranti berupa kepulauan di sebelah

  5 Tasik Putri Puyu Bandul

  5 Pulau Merbau Renak Dungun

  6 Merbau Teluk Belitung

  6 Rangsang Barat Bantar

  6 Rangsang Pesisir Sonde

  7 Rangsang Tanjung Samak

  7 Tebing Tinggi Timur Sungai Tohor

  7 Tebing Tinggi Selat Panjang

  Tebing Tinggi Barat Alai

  

Kecamatan Ibukota Tinggi(m )

  Jarak terjauh antara ibukota kecamatan dengan ibukota Kabupaten Kepulauan Meranti adalah ibukota Kecamatan Putri Puyu yaitu Desa Bandul dengan jarak lurus 59 km. Dan jarak terdekat selain Kecamatan Tebing Tinggi adalah ibukota Kecamatan Rangsang Barat, yaitu desa Bantar dengan jarak lurus 6 km.

  Kecamatan Luas Daerah Wide Area Persentase

  Sumber: Kebupaten Kepulauan Meranti Dalam Angka Tahun 2015

  14.83 Kab. Kep. Meranti 3,714.19 371,419 100.00

  11.74 Pulau Merbau 380.40 38,040 b10.24 Tasik Putri Puyu 551.00 55,100

  3.45 Merbau 436.00 43,600

  9.99 Rangsang Barat 128.20 12,820

  11.07 Rangsang Pesisir 371.14 37,114

  20.68 Rangsang 411.12 41,112

  2.18 Tebing Tinggi Timur 768.00 76,800

  15.81 Tebing Tinggi 81.00 8,100

  Tebing Tinggi Barat 587.33 58,733

  (1) (2) (3) (4)

  Km2 Ha (%)

  40' Lintang Utara dan

  102 10'40” - 103 14’ Bujur Timur. Kabupaten Kepulauan Meranti terletak pada bagian pesisir timur pulau Sumatera, dengan pesisir pantai yang berbatasan dengan sejumlah Negara tetangga dan masuk dalam daerah Setiga Pertumbuhan Ekonomi (Growth Triagle) Indonesia

  • – Malaysia – Singapore (IMS-GT) dan secara tidak langsung sudah menjadi daerah hinterland Kawasan Free Trade Zone (FTZ) Batam – Tj.Balai Karimun. Dalam rangka memanfaatkan peluang dan keuntungan posisi geografis dan mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah perbatasan dengan negara tetangga Malaysia dan Singapura, maka wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti sangat potensial berfungsi sebagai gerbang lintas batas negara/pintu gerbang internasional yang menghubungkan dengan Riau daratan dengan negara tetangga melalui jalur laut, hal ini untuk melengkapi kota Dumai yang terlebih dahulu ditetapkan dan berfungsi sebagai kota Pusat Kegiatan Strategis Negara yaitu yang berfungsi sebagai beranda depan Negara, pintu gerbang Internasional, niaga dan industri.

  

Tabel 2.3

Jarak dari Ibu kota Kecamatan ke Ibukota Kabupaten Kepulauan Meranti

Jarak Ke Ibukota

  Kecamatan Ibukota Kecamatan Kabupaten(Km)

  Tebing Tinggi Barat Alai 11,50

  Tebing Tinggi Selat Panjang 5,2 Tebing Tinggi Timur Sungai Tohor 31,5 Rangsang Tanjung Samak

  49 Rangsang Pesisir Sonde

  11 Rangsang Barat Bantar

  6 Merbau Teluk Belitung

  31 Pulau Merbau Renak Dungun

  23 Tasik Putri Puyu Bandul

  59 Sumber: KebupatenKepulauanMeranti Dalam Angka Tahun 2015

  Rencana Pembangunan JangkaMenengah Daerah Tahun 2016-2021

  Gambar 2.2

Peta Wilayah KabupatenKepulauan Meranti

  Sumber: Kabupaten Kepulauan Meranti Dalam Angka Tahun 2015

  Batas Kabupaten Kepulauan Meranti, yaitu: Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka dan Kabupaten Bengkalis;

  • Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Siak;
  • Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Siak dan Kabupaten -

  Bengkalis; Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Pinang Masak dan Kabupaten

  • Karimun Berdasarkan hasil penafsiran peta topografi dengan skala 1 : 250.000 diperoleh gambaran secara umum bahwa kawasan Kabupaten Kepulauan Meranti sebagian besar bertopografi datar dengan kelerengan 8 %, dengan ketinggian rata- rata sekitar 1-64 m di atas permukaan laut. Daerah ini beriklim tropis dengan suhu

  o o

  udara antara 25

  C, dengan kelembapan dan curah hujan cukup tinggi. Musim

  • – 32 hujan terjadi sekitar bulan September – Januari, dan musim kemarau terjadi sekitar bulan Februari hingga Agustus.

  Struktur tanah Kabupaten Kepualuan Meranti pada umumnya terdiri tanah alluvial dangrey humus dalam bentuk rawa-rawa atau tanah basah dan berhutan bakau (mangrove). Lahan semacam ini subur untuk mengembangkan pertanian, perkebunan dan perikanan. Karakteristik dari jenis tanah ini adalah tergolong tanah dengan kedalaman solum cukup dalam dan bergambut (>100cm), tekstur lapisan bawah halus (liat) sedangkan lapisan atas merupakan Kemik (tingkat pelapukan sampai tingkat menengah), konsistensi tanah lekat, porositas tanah sedang, reaksi tanah tergolong sangat masam dengan pH berkisar antara 3,14,0 dan kepekaan terhadap erosi termasuk rendah. Formasi geologinya terbentuk dari jenis batuan endapan alluvium muda berumur holosen dengan litologi lempung, lanau, kerikil kecil dan sisa tumbuhan dirawa gambut, tidak ditemukan daerah rawan longsor karena arealnya datar, yaitu rawa gambut.

  Iklim pada Kabupaten Meranti berdasarkan hasil penafsiran peta topografi dengan skala 1 : 250.000 diperoleh gambaran secara umum bahwa kawasan Kabupaten Kepulauan Meranti sebagian besar bertopografi datar dengan kelerengan 08%, dengan ketinggian rata-rata sekitar 1-64 m di atas permukaan laut.

  o o

  Daerah ini beriklim tropis dengan suhu udara antara 25 Celcius, dengan

  • – 32 kelembapan dan curah hujan cukup tinggi. Musim hujan terjadi sekitar bulan September – Januari, dan musim kemarau terjadi sekitar bulan Februari hingga Agustus.

2.1.2. Potensi Pengembangan Wilayah

  Potensi pengembangan wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti memuat sektor yang memiliki keunggulan untuk menunjang pembangunan.Sektor yang memiliki keunggulan dan memiliki prospek yang lebih baik untuk dikembangkan dan diharapkan dapat mendorong sektor-sektor lain untuk berkembang pada Kabupaten Kepulaun Meranti, sebagai berikut:

a. Potensi Sektor Pertanian

  Produksi tanam padi tadah hujan di Kab.Kepulauan Meranti dalam 5 tahun terakhir berfluktuatif. Pada tahun 2010-2015 terjadi peningkatan 89,9 % dari 5.568 (Ton/Thn) GKP menjadi 12.496 (Ton/Thn) GKP , sementara pada tahun 2016 terjadi penurunan menjadi 9.309 (Ton/Thn) GKP atau turun 25,49%, hal tersebut terjadi akibat gagal panen yang dipengaruhi musim kemarau yang berkepanjangan, dan perubahan iklim yang tidak menentu, serta masuknya pasang air laut kelahan pertanian. Dinas Pertanian Peternakan dan Ketahanan Pangan telah melakukan upaya penanggulangan gagal panen akibat kemarau panjang, seperti dengan pembangunan infrastruktur seperti dam parit, long storage dan embung yang diharapakan dapat menjadi solusi tepat, pada tahun 2017 diperkirakan pembangunan infrastuktur pertanian akan ditingkatkan baik melalui pendanaan APBN dan APBD dengan tujuan mendukung penuh kedaulatan pangan di Indonesia. Penerapan teknologi pertanian juga menjadi salah satu solusi tepat untuk meningkatkan produksi/produktifitas tanaman pangan seperti, Penerapan Budidaya Padi Inbrida Jajarlegowo (Jarwo) .

Tabel 2.4 Rencana Pembangunan JangkaMenengah Daerah Tahun 2016-2021

  • – 2015 No Tahun Tanam (Ha) Panen (Ha) Produksi (Ton/Th) GKP Produksi Beras (Ton/Th)

  2 Kedelai

  10000 12000 14000 2010 2011 2012 2013 2014 2015

  2000 4000 6000 8000

  5 Ubi Kayu 921.2 - 973 1560.5 5240.2 4522

  4 Kacang Hijau - - 42 - - -

  33

  3 Kacang Tanah

  1

  8.5

  

Rekapitulasi Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi

Kab.Kepulauan Meranti Tahun 2010

  1 Jagung 133.5 245 283 138 340.8

  No. Produksi (Ton/Tahun) Komoditi 2010 2011 2012 2013 2014 2015

  

Tabel 2.5

Perkembangan Produksi Tanaman Pangan

Kab.Kepulauan Meranti 2010-2015

  Perkembangan produksi tanaman pangan lainnya seperti jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar disajikan pada tabel 2.5.

  Gambar 2.3

Grafik Perkembangan Produksi Padi di Kab.Kepulauan Meranti

  Sumber: Dinas Pertanian Peternakan dan Ketahanan Pangan Kab.Kepulauan Meranti

  1. 2010 2.024 1.680 5.568 3.341 2. 2011 2.124 1.980 6.764 4.058 3. 2012 2.292 2.043 7.048 4.229 4. 2013 2.798 2.488 8.782 5.269 5. 2014 3.898 3.291 11.519 6.911 6. 2015 3.162 3.510 12.496 7.497

  

Produksi padi (Ton/Thn) 5 Tahun Terakhir

Produksi padi (Ton/Thn)

  Produksi (Ton/Tahun) No. Komoditi 2010 2011 2012 2013 2014 2015

  6 Ubi Jalar 194.5 - 302.5 358 233.5 198.8 Sumber: Dinas Pertanian Peternakan dan Ketahanan Pangan Kab.Kepulauan Meranti

  

Gambar 2.4

Grafik Perkembangan Produksi Tanaman Pangan Kabupaten Kepulauan

Meranti

  7000 6000 Ubi Jalar 5000 Ubi Kayu 4000 Kacang Hijau 3000 Kacang Tanah 2000 Kedelai Jagung

  1000 2010 2011 2012 2013 2014 2015

  Sumber: Dinas Pertanian Peternakan dan Ketahanan Pangan Kab.Kepulauan Meranti

  Tabel 2.6

Produksi Tanaman Buah-buahan Menurut KecamatanTahun 2014

  Duk Saw

Kecamatan Alpukat Mangga Jeruk Besar Jeruk Siam Durian Pepaya Pisang

u o Tebing Tiinggi

  • Barat - - Tebing Ti
  • - - - 100 462.5 - -

    Tebing Tinggi - - 187.5

  10 -

  3.9 - 18 - Timur Rangsang - - - - - - - - -

  • Rangsang Pesisir
  • Rangsang Barat Merbau

  4

  8

  4

  3

  6

  17.5

  14

  2.1

  29

  • Pulau Merbau

  15 26 154 Putri Puyu 54 - 90 - - -

  • 8 162

  Jumlah Total 4 249.5

  19

  3 6 143.5 14 114 825.5 Sumber: Kabupaten Kepulauan Meranti Dalam Angka Tahun 2015 Rencana Pembangunan JangkaMenengah Daerah Tahun 2016-2021

  Tabel 2.7

Produksi Tanaman Sayur-Sayuran Menurut KecamatanTahun 2014

  8.4 Rangsang - - - 18 - Rangsang Pesisir - - - - - Rangsang Barat - - - - - Merbau

  Sumber: Kabupaten Kepulauan Meranti Dalam Angka Tahun 2015

  74.5 88 344.4

  24 Jumlah Total 118 388

  26

  36 76 -

  48 Putri Puyu

  12 Pulau Merbau - 36 - -

  27

  15

  51

  32

  3

  Kecamatan Sawi Tomat Bayam Kangkung Labu Siam

  3.5

  56 32 252 Tebing Tinggi Timur - -

  Tebing Tinggi Barat - - - - - Tebing Tinggi 50 225

  (1) (7) (8) (9) (10) (11)

  Panjang Cabe Besar Cabe Rawit Ketimun

  Kecamatan Terung Kacang

  42 45 - Jumlah Total 360 60 231.2 544.3

  36 72 - Pulau Merbau - - - 24 - Putri Puyu - -

  3.2 3.3 - Rangsang Pesisir - - - - - Rangsang Barat - - - - - Merbau 30 -

  Tebing Tinggi Barat - - - - - Tebing Tinggi - - - - - Tebing Tinggi Timur 330 60 150 400 - Rangsang - -

  (1) (2) (3) (4) (5) (6)

  Tanaman Holtikultura belum menjadi perhatian utama bagi petani, Meskipun tanaman hortikultura belum menjadi perhatian utama petani, namun seiring meningkatnya kesadaran masyarakat terkait komsumsi panganan sehat dan bergizi seimbang, kebutuhan tanaman holtikultura cendurung meningkat. Kebutuhan sayur- sayuran dan buah-buahan masih mengandalkan pasokan dari luar daerah, upaya

  • – 2015.

  10 Semangka 15 0,15 47,4 Kebutuhan sayuran yang memiliki nilai gizi dan vitamin dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap nilai gizi dan vitamin, serta ditunjang perbaikan penghasilan maka permintaan terhadap komoditas hortikultura setiap tahunnya mengalami peningkatan. Oleh karena itu, dengan adanya kecenderungan pangsa pasar seperti ini, perlu dilebur, diantisipasi dari awal.

  

4 Kambing 4,757 4,421 7,134 7,682 12,719 12,898

  

3 Babi 2,559 2,212 3,552 1,019 1,177 1,130

  

2 Sapi Potong 3,785 4,208 4,744 5,003 4,478 4,408

  33

  32

  11

  17

  1 Kerbau - -

  

No Jenis Ternak 2011 2012 2013 2014 2015 2016

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

  

Tabel 2.9

Data Populasi Ternak Kabupaten Kepulauan Meranti Tahun 2011-2016

(Ekor/Tahun)

  Populasi ternak di Kab.Kepulauan Meranti mengalami fluktuatif, setiap tahunnya mengalami kenaikan maupun penurunan populasi. Adapun jumlah populasi ternak Kab. Kepulauan Meranti disajikan pada tabel 2.9 berikut :

  9 Bayam 2 0,2 1,515 2,877

  Rencana Pembangunan JangkaMenengah Daerah Tahun 2016-2021

  8 Kangkung 3,5 0,35 3,456 5,391

  7 Mentimun 20 0,2 8,155 3,606

  6 Buncis 10 0,1

  5 Terong 25 0,25 7,85 379

  4 Cabe Rawit - - 0,45 - 3,4 1,544

  3 Cabe Besar 5 - 0,5 - 3,586 1,719

  2 Kacang Panjang 2,2 - 0,22 - 3,882 3,435

  1 Sawi 1,2 - 1,2 - 3,2 3,2

  Produksi (Ton/Tahun) Komoditi 2010 2011 2012 2013 2014 2015

  No.

  

Tabel 2.8

Rekapitulasi Produksi Sayur-sayuran Kabupaten Kepulauan Meranti Tahun

2010

  pemenuhan kebutuhan melalui produksi tanaman Holtikultura lokal terus dilakukan, adapun data produksi tanaman holtikultura di Kab.Kepulauan Meranti Sebagai berikut :

b. Potensi Peternakan

5 Ayam Buras 46,085 45,931 59,728 69,425 72,999 71,588

  7 Ayam Ras Petelur

  

No Jenis Ternak 2011 2012 2013 2014 2015 2016

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

  6 Ayam Ras Pedaging 118,946 278,670 287,854 301,775 270,415 270,199

  • 1,800 2,089 3,554 4,336 3,883

  8 Itik 1,589 1,526 1,974 4,123 3,692 3,548 Sumber: Dinas Pertanian Peternakan dan Ketahanan Pangan Kab.Kepulauan Meranti

Gambar 2.5

  11.29 5.17 -11.72 -1.59

  ITIK

  SAPI POTONG BABI KAMBING AYAM BURAS AYAM RAS PEDAGING AYAM RAS PETELUR

  50,000 100,000 150,000 200,000 250,000 300,000 350,000 2011 2012 2013 2014 2015 2016

  39.6 1.39 15.708

  7.13

  38.02

  4 Kambing -7.6

  13.42 -4.16 -43.454

  37.72

  15.68

  3 Babi

  2.73

  10.5

  Grafik Perkembangan Populasi Ternak di Kab.Kepulauan Meranti

  2 Sapi Potong

  Rata Pertahun

  Persentase (%) Rata-

  2015- 2016

  2014- 2015

  2013- 2014

  2012- 2013

  2011- 2012

  Jenis Ternak

Tabel 2.10 Data Persentase Populasi Ternak Tahun 2011-2016 (Ekor/Tahun) No.

  Sumber: Dinas Pertanian Peternakan dan Ketahanan Pangan Kab.Kepulauan Meranti

  1 Kerbau - - - - - -

  • 248.57

  5 Ayam

  • 0.33

  23.09

  13.96 4.89 -1.97 7.928 Buras

  6 Ayam Ras

  3.19 4.61 -11.59 -0.08 -0.774 - Pedaging

  7 Ayam RAs

  • 4.12

  13.83 41.22 18.03 -11.67 11.458 Petelur

  • 8 Itik

  22.69 52.12 -11.67 -4.06 11.816 Sumber: Dinas Pertanian Peternakan dan Ketahanan Pangan Kab. Kepulauan Meranti

  Terlihat pada data diatas Jenis ternak yang mengalami kenaikan paling tinggi adalah kambing dengan kenaikan rata-rata setiap tahunnya berkisar 15,708 %, sedangkan ternak yang mengalami penurun paling besar adalah Babi dengan penurunan rata-rata setiap tahunnya 43,45 %.

  Standar kecukupan masyarakat Indonesia dalam memenuhi konsumsi protein, pangan dan gizi yang berimbang dari pangan hewani masih rendah yaitu 6 gram/kapita/hari atau setara dengan 10,3 kg daging/kapita/tahun dan susu 7,2 kg/kapita/tahun. Saat ini protein hewani di Provinsi Riau pada tahun 2009 mencapai 6,96 kg daging/kapita/tahun, 9,17 kg telur/kapita/tahun dan 3,64 kg susu/kapita/tahun. Berdasarkan data tersebut terjadi kenaikan sebanyak 3,3 % terhadap konsumsi daging dan 14,39% terhadap konsumsi telur pada tahun 2011. sedangkan di Kabupaten Kepulauan Meranti pada tahun 2015 Komsumsi Daging sapi berkisar 0,09 Kg/Jiwa/Tahun, Daging Ayam 0,9 Kg/Jiwa/Tahun, Capaian konsumsi hasil ternak di Provinsi Riau disajikan pada tabel 2.11 berikut

  

Tabel 2.11

Capaian Konsumsi Hasil Ternak Provinsi Riau Tahun 2009-2013

Konsumsi/Kapita/Tahun (kg)

  No Hasil Ternak 2009 2010 2011 2012 2013

  1 Daging 6,96 6,725 7,190 6,190 7,33

  2 Telur 9,17 10,474 10,490 10,960 11,40

  3 Susu 0,02 0,02 0,02 0,03 0,02 Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Riau

c. Potensi Perkebunan

  Pada dasarnya seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Kepulauan Meranti memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai daerah perkebunan. Untuk melihat potensi pengembangan komoditi unggulan perkebunan untuk setiap kecamatan yang ada di Kabupaten Kepulauan Meranti dapat dilihat pada tabel berikut ini.

  Rencana Pembangunan JangkaMenengah Daerah Tahun 2016-2021

  Tabel 2.12

Hasil Analisis LQ pada Sub-Sektor Perkebunan

  

No Kecamatan Karet Kelapa Sagu Kopi Pinang

  1 Tebing Tinggi Barat

  0.33

  0.05

  1.13

  0.01

  0.03

  2 Tebing Tinggi

  3.59

  1.57

  0.82

  0.00

  0.35

  3 Tebing Tinggi Timur

  0.71

  0.69

  1.05

  0.01

  0.05

  4 Rangsang

  0.49

  2.18

  0.89

  0.14

  1.66

  5 Rangsang Barat

  4.51

  6.20

  0.23

  11.59

  6.67

  6 Merbau

  0.75

  0.05

  1.11

  0.00

  0.18

  7 Pulau Merbau

  1.54

  0.22

  1.05

  0.00

  6.92 Sumber: Data diolah, 2012.

  Berdasarkan hasil analisis Location Quotient (LQ) pada sub-sektor perkebunan diketahui bahwa untuk komoditi tanaman karet kecamatan yang menjadi basis adalah Kecamatan Tebing Tinggi, Pulau Merbau dan Rangsang Barat. Hal ini terlihat dari hasil nilai LQ > 1. Nilai LQ tertinggi terletak pada Kecamatan Rangsang Barat dan desa yang memiliki areal pengembangan perkebunan tanaman karet terluas di Kecamatan Rangsang Barat terletak di Desa Segomeng dan Desa Bokor. Sedangkan untuk komoditi kelapa kecamatan yang menjadi sektor basis terletak pada tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Tebing Tinggi, Rangsang dan Rangsang Barat, hal ini terlihat dari hasil nilai LQ > 1. Dari tiga kecamatan yang menjadi sektor basis tanaman kelapa jika dilihat nilai LQ nya maka Kecamatan Rangsang Barat yang memiliki nilai LQ tertinggi.

  Untuk desa yang menjadi pengembangan adalah Desa Kedabu Rapat dan Melai. Untuk komoditi Sagu kecamatan yang menjadi basis adalah Kecamatan Tebing Tinggi Barat, Tebing Tinggi Timur, Merbau,dan Pulau Merbau. Nilai LQ tertinggi terdapat di Kecamatan Tebing Tinggi Barat. Sedangkan pada komoditi kopi kecamatan yang menjadi basis adalah kecamatan Rangsang Barat. Sentra pengembangan terletak di Desa Kedabu Rapat. Pada komoditi pinang kecamatan yang menjadi basis adalah Rangsang, Rangsang Barat dan Pulau Merbau. Nilai LQ tertinggi terdapat di Kecamatan Pulau Merbau.

  Kab. Kepulauan Meranti setidaknya memiliki 5 (lima) komoditas tanaman perkebunan unggulan antara lain:

  c.1. Sagu.

  Salah satu julukan/ gelar dari Kab. Kepulauan Meranti adalah Meranti sebagai kota Sagu. Hal ini tidak berlebihan karena hampir di setiap kecamatan yang ada di Kabuputen ini memiliki areal perkebunan sagu. Sagu atau dalam bahasa ilmiahnya disebut Metroxylon sagu juga merupakan salah satu bahan baku produk olahan makanan yang di minati di Kab. Kepulauan Meranti. Terdapat tiga jenis varietas sagu yang ada di Kabupaten Kepulauan Meranti yakni: Sagu Buni/ Sagu Duri : Tanaman sagu yang memiliki duri pada bagian pangkal

  • tangkai pelepah daun (Petiola), jenis ini paling banyak dijumpai/ diusahakan oleh masyarakat Sagu Bemban : Tanaman sagu yagn tidak berduri, hanya sedikit di jumpai
  • dilapangan Sagu Sangka: Tanaman Sagu yang merupakan persilangan antara Sagu Duri - dan Sagu Bemban.

  Berdasarkan kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti dengan Balitpalma Menado, maka telah diterbitkan sartifikat pelepasan varietas sagu dengan nama varietas sagu selatpanjang meranti.

  Gambar 2.6

Persentase luas kebun sagu

  

1%

8% 3% 6%

  23% 1% 1% 14%

  43% Tebing Tinggi Tebing Tinggi Barat Rangsang Rangsang Barat Merbau Tebing Tinggi Timur Pulau Merbau Rangsang Pesisir Tasik Putri Puyu

  Potensi Sagu Kab. Kepulauan Meranti sangatlah tinggi pada tahun 2014 luas tanaman Sagu rakyat seluas 37.968 ha dan yang dikelola swasta (PT. NSP) seluas 21.620 ha tersebar diseluruh kecamatan yang ada di Kab. Kepulauan Meranti. Dengan jumlah kilang pengolah sagu sebanyak 67 kilang dengan total produksi pertahun 198.162 ton/tahun dengan jumlah masyarakat petani kebun sagu sebanyak 6766 Kepala keluarga. Kebun Sagu terluas terdapat di Kecamatan Tebing TInggi Timur (43%) dan Kecamatan Tebing Tinggi Barat (14%). Sedangkan data Luas kebun Sagu rakyat tahun 2015 terjadi pertambahan luas kebun sagu rakyat yakni seluas ± 38.614 ha.

  Rencana Pembangunan JangkaMenengah Daerah Tahun 2016-2021

  

Tabel 2.13

  Luas Areal, Jumlah Petani dan Produktivitas Perkebunan Sagu di Kabupaten Kepulauan Meranti

  c.2. Kelapa

  Kelapa merupakan komoditas tanaman perkebunan kedua yang memiliki luas area tanam terluas di Kab. Kepulauan Meranti. Dengan total luas area seluas ± 31.453 ha ha pada tahun 2015. Perkebunan kelapa rakyat juga merata di seluruh kecamatan yang ada di Kab. Kepulauan Meranti, dengan kebun kelapa terluas terdapat di kecamatan Rangsang seluas 15.588 ha.

  Gambar 2.7

Persentase Luas Kebun Kelapa

  2% 1% 2% 20% 2% 8%

  50% 13% 2% Tebing Tinggi Tebing Tinggi Barat Rangsang

  

Rangsang Barat Merbau Tebing Tinggi Timur

Pulau Merbau Rangsang Pesisir Tasik Putri Puyu

  

Tabel 2.14

  Luas Areal, Jumlah Petani dan Produktivitas Perkebunan Kelapa di Kabupaten Kepulauan Meranti

  Produksi perkebunan Kelapa adalah 27.384 Ton/th dengan Produktivitas 1.112 Kg/Ha. Petani Kebun Kelapa sebanyak ± 15.344 Kepala Keluarga di mana terbanyak terdapat di Rangsang sebanyak 7.002 Kepala Keluarga.

  c.3. Karet

  Luas areal kebun karet di Kab. Kepulauan Meranti seluas ± 20.481 ha dimana areal terluas terletak di Kecamatan Rangsang Barat (20%) dan Tasik Putri Puyu (19%). Dengan nilai produksi 9858 ton/thn, sudah selayaknya kalau di butuhkan industry perkaretan untuk menambah nilai tambahnya. Upaya-upaya peningkatan kualitas karet di Kab. Kepulauan Meranti terus dilakukan salah satunya telah dibentuknya penangkar-penangkar bibit karet di beberapa kecamatan.

  Gambar 2.8

Persentase Luas Kebun Karet

  1% 19% 17% 4% 4%

  13% 20% 9%

13%

  Tebing Tinggi Tebing Tinggi Barat Rangsang Rangsang Barat Merbau Tebing Tinggi Timur

Pulau Merbau Rangsang Pesisir Tasik Putri Puyu

  Permasalahan harga karet dunia yang berfluktuasi juga merupakan salah satu pemicu kurang produktifnya perkebunan karet yang sekarang ada. Padahal, Kab.

  Rencana Pembangunan JangkaMenengah Daerah Tahun 2016-2021

  Kepulauan Meranti merupakan kabupaten yang potensial untuk menjadi pusat perkaretan di kawasan pesisir Prov. Riau. Letaknya yang strategis di kawasan perlintasan dan transit baik lintas Kabupaten maupun lintas Provinsi dan beberapa kawasan Kabupaten tetangga lainnya yang mengembangkan tanaman karet.

  

Tabel 2.15

  Luas Areal, Jumlah Petani dan Produktivitas Perkebunan Karet di Kabupaten Kepulauan Meranti Harga getah karet yang berfluktuatif menyebabkan beberapa kebun karet terlantar/ rusak. Peremajaan kebun karet pun mulai jarang dilakukan masyarakat hal ini dapat dilihat dari luas kebun karet/tanaman telah rusak dan tidak produktif lagi seluas 6.324 ha. Produktivitas perkebunan karet adalah 968 kg/ ha dengan produksi 9858 Ton/Th. Dimana masyarakat yang menggantungkan diri sebagai Petani Kebun Karet sebanyak ± 13.148 Kepala Keluarga di mana terbanyak terdapat di Rangsang Barat sebanyak 2309 Kepala Keluarga.

  c.4. Kopi

  Luas areal perkebunan Kopi di Kabupaten Kepulauan Meranti seluas ± 1215 ha dimana areal terluas terletak di Kecamatan Rangsang Pesisir dan Rangsang. Kopi yang ada di Kabupaten Kepulauan Meranti merupakan jenis Kopi Liberika (Coffea liberica) yang merupakan kopi dari Negara Liberia dan di bawa masuk ke Indonesia oleh Belanda pada tahun 1878. Produksi Kopi ini termasuk tinggi di Kabupaten Kepulauan Meranti yakni sebanyak 1631 Ton/th dengan produktivitas 1875 kg/Ha.

  Gambar 2.9

Persentase Luas Kebun Kopi

  9% 16% 11% 56%

  5% 3% Tebing Tinggi Barat Rangsang

Rangsang Barat Tebing Tinggi Timur

Pulau Merbau Rangsang Pesisir

  Tabel 2.16

  Luas Areal, Jumlah Petani dan Produktivitas Perkebunan Kopi di Kabupaten Kepulauan Meranti Petani Kebun Karet sebanyak ± 1067 Kepala Keluarga di mana terbanyak terdapat di Rangsang Pesisir sebanyak 405 Kepala Keluarga. Penanaman tanaman kopi ini terus dilakukan dimana pada tahun 2015 tanaman yang belum menghasilkan seluas 205 ha. Tidak seluruh kecamatan di Kabupaten Kepulauan Meranti yang memproduksi Kopi beberapa Kecamatan seperti Tebing Tinggi, Merbau dan Tasik Putri Puyu belum menanam/ memproduksi kopi.

  Sebagaimana sagu, kopi di Kabupaten Kepulauan Meranti telah mendapat pelepasan varietas kopi dengan nama varietas kopi liberoid meranti serta sartifikat indikasi geografis beberapa waktu yang lalu.

  c.5. Pinang

  Luas areal perkebunan Pinang di Kabupaten Kepulauan Meranti seluas ± 394 ha dimana areal terluas terletak di Kecamatan Rangsang Barat (43%) dan Rangsang (24 %). Produksi pertahun yang dihasilkan sebanyak 160 Ton/th dengan produktivitas sebanyak 640 kg/Ha

  Rencana Pembangunan JangkaMenengah Daerah Tahun 2016-2021

  

Gambar 2.10

Persentase Luas Kebun Pinang

  2% 5% 3% 9% 5% 6%

  3% 24% 43% Tebing Tinggi Tebing Tinggi Barat Rangsang

  

Rangsang Barat Merbau Tebing Tinggi Timur

Pulau Merbau Rangsang Pesisir Tasik Putri Puyu

  Petani Kebun Pinang sebanyak ± 1.974 Kepala Keluarga di mana terbanyak terdapat di Merbau sebanyak 569 Kepala Keluarga. Dengan luas areal kebun seluas 394 ha yang terdiri atas 135 ha tanaman belum menghasilkan, 250 ha tanaman menghasilkan dan 9 ha tanaman yang rusak.

  

Tabel 2.17

  Luas Areal, Jumlah Petani dan Produktivitas Perkebunan Pinang di Kabupaten Kepulauan Meranti

d. Potensi Perikanan

  Kab. Kepulauan Meranti memiliki potensi untuk dikembang sebagai kawasan minapolitan (sebagai kota berbasis perikanan atau perikanan di daerah kota). Hampir 1/3 luas kawasan Kab. Kepulauan Meranti merupakan perairan dan pesisir pantai. Berbatasan langsung dengan selat malaka dan terdiri dari 4 Pulau Besar (Tebing Tinggi, Padang, Rangsang dan Merbau) yang kawasannya dikelilingi laut dan sungai. Rencana pengembangan perikanan di Kabupaten Kepulauan Meranti antara lain meliputi pengembangan perikanan budidaya dan tangkap.

  

Tabel 2.18

Jumlah dan Luas Pulau di Kabupaten Kepulauan Meranti

No Nama Pulau Luas (ha) No Nama Pulau Luas (ha)

  1 Tebing Tinggi 136.167,64

  7 Menggung 645,67

  2 Padang 111.021,73

  8 Jadi 59,72

  3 Rangsang 86.658,46

  9 Panjang 30,86

  

4 Merbau 21.543,98 10 Dedap 1,52

  

5 Topang 2.931,33 11 Burung 0,69

  

6 Setahun 734,90 12 Berembang 0,43

  Sumber : Dinas Perikanan dan Keluatan Kabupaten Kepulauan Meranti Kawasan peruntukan perikanan tangkap direncanakan meliputi Kecamatan

  Rangsang, Kecamatan Merbau, dan Kecamatan Pulau Merbau. Zona penangkapan ikan diarahkan diperairan Selat Malaka. Jenis ikan yang mendominasi diperairan Selat Malaka adalah kakap, kurau dan udang. Nelayan tempatan umumnya melakukan penangkapan ikan dengan menggunakan kapal motor yang dilengkapi jaring ikan dengan kapasitas yang relatif terbatas. Kawasan perikanan budidaya yang direncanakan terdiri atas peruntukan kawasan budidaya air tawar, perikanan budidaya laut dan kawasan pengelolaan ikan. Kawasan peruntukan perikanan budidaya air tawar berada di Kecamatan Tebing Tinggi Barat. Kawasan peruntukan perikanan budidaya pesisir dan laut direncanakan meliputi, Kecamatan Tebing Tinggi Barat, Kecamatan Rangsang Barat, dan Kecamatan Rangsang.

  Zona budidaya perikanan direncanakan di kecamatan Tebing Tinggi Barat, Rangsang Barat, Rangsang, Tebing Tinggi dan Merbau dengan pola budidaya keramba jaring apung dan tambak. Budidaya perikanan diwilayah daratan dialokasikan pada kawasan tasik/danau dan disekitar kawasan permukiman di usulkan di Kecamatan Tebing Tinggi Barat, Kecamatan Tebing Tinggi Timur, Kecamatan Rangsang, dan Kecamatan Merbau. Jenis ikan yang potensial, adalah patin, nila, lele dan udang.Untuk meningkatkan hasil perikanan diperlukan pengelolaan, untuk itu diusulkan pada Kecamatan Merbau, Kecamatan Rangsang, dan Kecamatan Rangsang Barat.

  Pada tahun 2016 total tangkapan hasil perikanan laut mencapai 5.833 ton sedangkan perikanan budidaya mencapai 52,72 ton. Dengan panjang garis pantai 631 Km dan luas areal yang berpotensi untuk budidaya ikan seluas 157.04 Km², sektor perikanan merupakan sektor yang menjadi salah satu penyangga perekonomian masyarakat di Kabupaten Kepulauan Meranti. Hingga tahun 2016, jumlah masyarakat nelayan kecil yang ada di Kabupaten Kepulauan Meranti mencapai 8.450 orang dengan jumlah kapal ≤ 5 GT sebanyak 977 unit, rumah tangga pembudidaya ikan sebanyak 309 Rumah tangga, jumlah rumah tangga pengolah pemasar 634 orang dan satu unit balai benih ikan lokal.

  Rencana Pembangunan JangkaMenengah Daerah Tahun 2016-2021

e. Potensi Pertambangan dan Penggalian KabupatenKepulauan Meranti memiliki potensi tambang minyak dan gas.

  Potensi tambang minyak dan gas Meranti ini tidak hanya tersebar di daratan, tapi juga berada dikawasan lepas pantai. Berdasarkan data peta sebaran tambang migas Dinas Pertambangan dan Energi Propinsi Riau, potensi tambang migas Meranti menyebar dibeberapa titik. Diantaranya di Pulau Padang, laut Lalang (bertasan dengan Siak), pulau Rangsang, Pulau Tebing Tebing Tinggi dan Pulau Topang. Potensi migas Meranti ini belum semuanya tergarap, dan menjadi bahan cadangan tambang migas masa depan Meranti yang akan menjadi sektor andalan PAD.

  Dari beberapa titik potensi pertambangan migas Meranti, sebagian telah dieksplorasi, misalnya pertambangan minyak bumi oleh Kondur Petroleum SA (sekarang EMP Malcca Strait) di Pulau Padang. Berdasarkan data dari Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Kepulauan Meranti, terjadi peningkatan jumlah lifting minyak yang dioperasikan oleh EMP Malacca Strait/Kondur Petroleum SA yang mampu produksi 8500 barel/hari.Selain minyak bumi, juga ada gas bumi sebesar 12 MMSCFD (juta kubik kaki per hari) yang direncanakan penggunaannya dimulai 2011 –2020.

  Sampai saat ini EMP Malcca Strait masih terus berupaya melakukan eksplorasi, untuk mencari sumur-sumur minyak baru di wilayah kerjanya di Kabupaten Kepualaun Meranti. Selain memusatkan pencarian sumur-sumur baru di Pulau Padang, yang menjadi sentral eksploitasi tambang migas, EMP dalam tahun 2013 ini juga akan melakukan eksplorasi di wilayah kerjanya di luar Pulau Padang, diantaranya di Pulau Tebing Tinggi tepatnya di blok Sungai Suir. Meskipun belum ada data pasti berapa potensi tambang minyak di kawasan ini, berdasarkan data Distamben Meranti potensi tambang minyak di Blok Suir Mahakam ini sangat besar. Dengan demikian, kedepan Meranti akan menambah produksi tambang minyak dan gasnya.

  Bedasarkan data Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Kepulauan Meranti tahun 2013. Dari dua perusahaan tambang bijih timas yang beroprasi secara resmi di Meranti, yakni PT Perkit Jaya dan PT Meranti Intan Mulias, baru PT Perkit Jaya yang sudah berhasil melakukkan eksploitasi pada tahun 2013. Berdasarkan data resmi laporan pihak perusahaan terkait ke pada Distambern Meranti, saat ini PT Perkit sudahberhasil mengngkat 5000 kampit bijih timas atau sekitar 250 ton bijih timah.

  Kedepan, dengan beroperasinya kedua perusahaan penambang bijih timah ini, diperhitungkan produksi tambang bijih timah Meranti seiring dengan upaya ekplorasi dan eksploitasi potensi tambang bijih timas oleh kedua perusahaan terkait

f. Potensi Perdagangan dan Perindustrian

  Potensi perdagangan dilihat dari ketersediaan sarana dan prasarana perdagangan serta nilai ekspor dan impor melalui pelabuhan yang terdapat di Kabupaten Kepulauan Meranti. Sarana pelabuhan ekspor dan impor terdapat di Selatpanjang, Tanjung Kedabu, serta Tanjung Medang. Sarana pelabuhan ekspor- impor yang besar adalah pelabuhan Selat Panjang.

  Dari data Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UKM Kabupaten Kepulauan Meranti, jumlah usaha industri di Kabupaten Kepulauan Meranti tercatat sebanyak 1100 usaha, yang terdiri dari 1 industri besar, 11 industri sedang, 114 industri kecil, dan 974 industri mikro.

  Nilai ekspor di Kabupaten Kepulauan Meranti hingga Desember 2014 mencapai 14,780 juta US$, sedangkan periode 2011nilai ekspor Kabupaten Kepulauan Meranti hanya 5,65 juta US$. Kabupaten Kepulauan Meranti melakukan ekspor impor hanya dari Pelabuhan Selatpanjang. Nilai impor di Kabupaten Kepulauan Meranti selama 2014 mencapai 1,55 juta US$ hanya melalui pelabuhan Selatpanjang. Sedangkan pada tahun 2013 nilai impor di Kabupaten Kepulauan Meranti mencapai 0,47 juta US$ melalui Pelabuhan Selatpanjang.

  

Gambar 2.11

Usaha Industri Kabupaten Kepulauan Meranti tahun 2013 per Kecamatan

  Sumber: Kabupaten Kepulauan Meranti Dalam Angka Tahun 2015

2.1.3. Wilayah Rawan Bencana

  2.1.3.1. Abrasi Pantai Wilayah rawan bencana pada Kapubaten Kepulauan Meranti masuk dalam kawasan lindung yang meliputi kawasan rawan bencana gelombang pasang yang menyebabkan terjadinya abrasi sangat kuat diwilayah Kepulauan Meranti (abrasi). Pulau-pulau di Kabupaten Kepulauan Meranti yang menghadap ke Perairan Selat Malaka, umumnya berpotensi bencana abrasi. Pulau Rangsang sebagai salah satu kawasan yang menunjukkan terjadinya abrasi yang sangat besar terutama pada Kecamatan Rangsang dan kecamatan Rangsang Barat. Abrasi yang terjadi, nampaknya telah menimbulkan persoalan-persoalan yang menghambat

  Rencana Pembangunan JangkaMenengah Daerah Tahun 2016-2021 pelaksanaan pembangunan dermaga/pelabuhan, mengurangi lahan produksi pertanian, secara bertahap luas Pulau Rangsang semakin berkurang dan mempengaruhi kerusakan ekosistem kawasan pesisir di Kabupaten Kepulauan Meranti. Kawasan rawan bencana yang ada di Kabupaten Kepulauan Meranti juga termasuk kawasan rawan banjir. Kawasan tersebut antara lain berada pada seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Kepulauan Meranti.

  Berikut ini disampaikan lokasi yang terjadi abrasi pantai di Kabupaten Kepulauan Meranti, diantaranya sebagai berikut :

  Tabel 2.19

Panjang Abrasi Pantai di Kabupaaten Kepulauan Meranti

  Rencana Pembangunan JangkaMenengah Daerah Tahun 2016-2021

  

Gambar 2.12

Peta Rawan Bencana Abrasi Kabupaten Kepulauan Meranti

  Sumber : Masterplan Perencanaan Penanggulangan Abrasi Pantai Kab. Kepuluan Meranti.

  2.1.3.2. Luapan Air Laut (ROB) dan banjir Secara keseluruhan hampir menerpa seluruh bagian di wilayah pesisir pantai/sepanjang seluruh sisi pulau. Dengan tingkat jangkauan dan kedalaman air yang beragam sesuai dengan kondisi topografinya. Dengan rata-rata berkisar antara 0,25 meter sampai dengan 0,5 meter di bagian agak tinggi dan kisaran 0,5 meter sampai dengan 1,5 meter dibagian dataran rendah pinggir pantai.

  Untuk bagian di daerah dataran genangan air banjir sebagai efek dari luapan air laut secara umum banjir hanya melanda wilayah-wilayah disekitar alur-alur sungai utama saja, hal ini dikarenakan air hujan yang mengalir tidak mengalir dengan baik.

  2.1.3.3. Angin Puting Beliung Wilayah yang diidentifikasi berpotensi menyebabkan terjadinya angin rebut atau angin puting beliung terdapat di wilayah Kecamatan Tebing Tinggi Barat bagian

  Utara sampai Barat, dan di Kecamatan Merbau bagian Timur.

  2.1.3.4 Kebakaran Hutan dan Lahan Kabupaten Kepulauan Meranti memiliki luas daratan 371.419 Ha, dengan luas lahan didominasi oleh lahan gambut. Lahan gambut tersebut tersebar di 9

  (sembilan) kecamatan dimana masing-masing kecamatan memiliki luas dan sebaran gambut yang berbeda-beda. Kondisi lahan yang ada ini sangat mudah terbakar apabila tidak dikelola dengan baik. Sejak Januari sampai Agustus 2016 terctatat

  358.312 Ha lahan yang terbakar di Kabupaten Kepulauan Meranti. Rata-rata lahan gambut yang terbakar berupa lahan kosong semak belukar, perkebunan milik masyarakat seperti sagu, kelapa dan karet. Berikut ini disampaikan data luasan kelasa rawan kebakaran dan peta rawan kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Kepulauan Meranti.

  Tabel 2.20

Data Luasan Kelas Rawan

Kebakaran Kabupaten Kepulauan Meranti

  No Kelas Rawan Luas (Ha)

  1 RENDAH 124.16

  2 SANGAT TINGGI 16,498.73

  3 SEDANG 71,572.22

  4 TINGGI 270,117.09

  

Gambar 2.13

Peta Rawan Kebakaran Hutan dan Lahan

Kabupaten Kepulauan Meranti

2.1.4. Demografi

  Kondisi Demografi kependudukan Kabupaten Kepulauan Meranti pada tahun Mei 2015 tercatat sebanyak 217.865 jiwa yang terdiri 113.530 jiwa laki-laki dan 104.335 jiwa perempuan.

  Rencana Pembangunan JangkaMenengah Daerah Tahun 2016-2021

  

Gambar 2.14

Persentase Jumlah Penduduk Kepulauan Meranti Menurut Jenis Kelamin

Tahun 2015

  

Sumber: Kabupaten Kepulauan Meranti Dalam Angka Tahun 2015

  Dilihat komposisinya, penduduk laki-laki lebih banyak dari penduduk perempuan.Penduduk laki-laki sebanyak 51,37 persen dan penduduk perempuan sebanyak 48,63 persen. Rasio jenis kelamin terlihat cukup berimbang yaitu 109. Rasio jenis kelamin yang paling tinggi terdapat di Kecamatan Rangsang yaitu 112 dan rasio jenis kelamin yang paling rendah terdapat di Kecamatan Tasik Putri Puyu sebesar 106.

  

Gambar 2.15

Persentase Jumlah Penduduk Kabupaten Kepulauan Meranti Menurut

Kecamatan Tahun 2015

  8% 8% 34% 7%

  9% 10% 8%

6%