KEMATANGAN KEPRIBADIAN MAHASISWA (SURVEI PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANGKATAN 2006 YANG SEDANG MENGERJAKAN SKRIPSI DI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA TAHUN 2010) - Test Repository

KEMATANGAN KEPRIBADIAN MAHASISWA

  

(Survei pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam

Angkatan 2006 yang Sedang Mengerjakan Skripsi di Sekolah

Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga Tahun 2010)

  

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2010

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

  

QURROTA A’YUN

NIM 111 06 042

KEMENTERIAN AGAMA

  j/fc*

  

| | S i | SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)SALATIGA

Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. 32706 Fax. 323433 Kode pos. 50721 Salatiga
  • * * * * * * ‘ http// PENGESAHAN KELULUSAN

  Skripsi Saudara: Qurrota A ’yun dengan Nomor Induk Mahasiswa: 111 06 042 yang beijudul: “KEMATANGAN KEPRIBADIAN

  MAHASISWA (Survei Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam Angkatan 2006 Yang Sedang Mengerjakan Skripsi di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga Tahun 2010), telah

  dimunaqosahkan dalam sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada hari: Selasa tanggal 31 Agustus 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I).

  Salatiga, 31 Auustus 2010 M

  21 Ramadhan 1431 H Dewan Penguji Drs. A. Bahrudin, M.Ag Drs. Sumarno Widiadipa.M.Pd.

  NIP. 19531223 1982 03 1 005 NIP. 19570520 1986 01 1001

  Muna Erawati. S.Psi.,M.Si Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Qurrota A’yun

  NIM : 11106042 Jurusan : Tarbiyah Program S tudi: Pendidikan Agama Islam

  X _ 4 . 1 1 |____ „ 1 J : _____ 4 -. -.1 * rm U ^ 1 r»«TTn OoTrn cx

menyauilLaii Udiiwd SKlipsi y a i ig oaya mild ini uciiai-uv^iicu muupcuvaii iiaon ivaija. %jciy

  sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain. Pendapat atau temuan dari orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik iimiah.

  Salatiga, 20 Agustus 2010 Yang menyatakan,

  Qurrota A ’yun 11106042

  

MOTTO

  • Sebaik-baik manusia adalah orang yang dapat memberi manfaat bagi

    sesamanya.
  • • Hidup itu pilihan, maka ciptakan banyak pilihan dan berusahalah

    memilih sesuatu yang tak 'kan pernah Kau sesali.
  • • Semua yang terjadi pasti ada hikmahnya.

  

PERSEMBAHAN

Skripsi ini Aku persembahkan kepada:

Orang tuaku tercinta yang selalu mendampingiku dengan iringan do ’a,

saudariku tersayang,

  • v7----- (A'T 4 r\r Lninumuizr r,i4* u .

  

dosen pembimbingku yang cantik dan penuh semangut,

sahabat-sahabat seperjuanganku,

serta semua orang yang Aku sayangi dan menyayangiku,

Terima kasih banyak

tanpa Kalian, Aku tak dapat berproses sampai sejauh ini.

KATA PENGANTAR

  Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah yang dengan pertolongan-Nya skripsi ini dapat terselesaikan tanpa ada hambatan yang berarti. Sholawat serta salam semoga istiqomah tercurah kepada Rosulullah SAW., beliau insan tersempurna yang kepribadiannya menginspirasi banyak orang. Terima kasih yang setulus-tulusnya penulis ucapkan kepada segenap jajaran pendidik STAIN Salatiga yang telah membimbing dan menghantarkan Kami berproses menuju ke arah masa depan yang lebih baik.

  Terimakasih (pula) yang tak terhingga penulis ucapkan kepada seiuruh pihak yang telah membantu keiancaran persiapan, peiaksanaan seria penyusunan skripsi ini, khususnya kepada: kedua orang tua dan keluargaku; atas dukungan do’a maupun vinansial, dosen pembimbingku; atas spirit, pengorbanan waktu, tenaga serta pikirannya hingga skripsi ini dapat selesai tepat waktu, sahabat-sahabatku (Rada, Rifa’i, Mifa, Zaki, Lia, Sholikin dan seluruh w^rga kelas PATB); terima kasih atas semangatnya, tak lupa semua mahasiswa PAI angakatan ’06 serta adik-adikku yang telah bersedia menjadi responden ‘dadakan’ sehingga skripsi ini dapat ‘sempurna’.

  Salatiga, 20 Agustus 20i 0 Penulis

  

ABSTRAK

  A ’yun, Qurrota. 2010. Kematangan Kepribadian Mahasiswa (Survei pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam Angkatan 2006 yang Sedang Mengerjakan Skripsi di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga Tahun 2010). Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam.

  Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Muna Erawati S.Psi., M.Si.

  Kata kunci: kematangan kepribadian, calon guru, PTAI.

  Mahasiswa jurusan tarbiyah merupakan calon guru yang harus benar-benar memiliki kemampuan memberdayakan peserta didiknya. Untuk itu, mahasiswa calon guru harus sudah mempunyai cukup bekal, baik secara keilmuan, ketrampilan maupun kepribadian yang mendukung tugas mulia tersebut Dalam menjalankan tugas mulia itu, guru dituntut mengerahkan kemampuan, waktu, tenaga sena ukirannya secara menyeluluruh. Adapun kemampuan yang paling prediktif dalam mengukur kinerja guru adalah sifat kepribadian dari mahasiswa calon guru itu sendiri.

  Penelitian ini merupakan penelitian survei pada mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi di STAIN Salatiga. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui profil kepribadian dan mengukur tingkat kematangan kepribadian mahasiswa yang akan wisuda. Berdasarkan tujuan penelitian tersebut, peneliti menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif untuk menghindari subjektifitas hasil penelitian.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa yang akan wisuda memiliki tingkat kematangan cukup tinggi. Hal tersebut dapat dipahami karena ditinjau dari segi usia, mahasiswa yang rata-rata berusia 22-23 tahun dapat digolongkan pada usia dewasa awal. Sedangkan ditinjau dari segi latar belakang pendidikan dan tingkat sosial- ekonomi orang tua, mahasiswa memiliki tingkat yang cenderung berimbang antara yang tinggi dan yang rendah, jadi secara kualitas, pembentukan kepribadian dari lingkungan keluarga juga cukup baik.

  Mengacu pada temuan tersebut, maka peneliti merekomendasikan kepada para praktisi pendidikan agar lebih memperhatikan aspek pengembangan kepribadian peserta didik dan menerapkannya pada proses penyusunan progam maupun kegiatan pembelajar di lapangan. Selain itu, peneliti juga merekomendasikan kepada para peneiiti selanjutnya agar melakukan penelitian yang bertolak pada hasil survei ini sebagai tindak lanjut, dengan mengembangkan variabel dan metode penelitiannya.

  PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................. i

  ii PENGESAHAN KELULUSAN................... ................................

  PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.................................... iii

  iv MOTTO............................................................................................

  PERSEMBAHAN............................................................................ v KATA PENGANTAR..................................................................... vi

  ABSTRAK........................................................................................ vii DAFTAR ISI..................................................................................... viii DAFTAR TABEL....................................... .................................. x ii DAFTAR LAMPIRAN................................................................... xiii

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...........................................................................

  1 B. Rumusan Masalah.....................................................................

  6 C. Tujuan Penelitian.......................................................................

  6 D. Manfaat Penelitian.....................................................................

  7 BAB II LANDASAN TEORI A. PTAI sebagai Penyelenggara Pendidikan................................

  9 1. PTAI sebagai Penylenggara Pendidikan..........................

  9

  2. Kompetensi Lulusan PTAI................................................. l i

  B. Peran Pendidikan Islam dalam Pengembangan Kepribadian

  14

  1. D efinisi Pendidikan Islam

  14

  3. Peran Pendidikan Islam dalam Pengembangan Kepribadian............ .......

  18

  22 C. Kepribadian dalam Perspektif Psikologi.................................................... .......

  1. Definisi Kepribadian.............................................................................. .......

  22 2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepribadian.............................. ......

  24 3. Kepribadian pada Usia Mahasiswa....................................................... ..... ^8 D. Kematangan Kepribadian............................................................................

  32 1. Kriteria Kematangan Kepribadian........................................................

  2. Masalah-Masalah yang Dihadapi Orang Dewasa..............................

  37 E. Kepribadian dalam PersDektif Isiam...........................................................

  39 1. Definisi Kepribadian..............................................................................

  2. Pembentukan Kepribadian M uslim....................................................... .....

  41 3. Perkembangan Kepribadian Muslim.................................................... ......

  43 4. Pencapaian Kepribadian Muslim y mg Utama.................................... ......

  44 BAB III RANCANGAN PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian........................................................................ ......

  48 B. Lokasi dan W aktu.......................................................................................... .......

  49 C. Populasi dan Sampel................................................................. ................... .......

  49 L Pooulasi.................................................................................................... .......

  49 2. Sampel...................................................................................................... .....

  50 D. Variabel........................................................................................................... ....... 51

  E. Metode Pengumpulan Data......................................................................... ........ 54 L Dokumentasi............................................................................................. .......

  54

  

  

  

  

  BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP PENULIS

  12 TABEL 1 indikator kompetensi lulusan PTAI........................................

  TABEL 2 indikator kematangan kepribadian..........................................

  52 TABEL 3 contoh aitem angket..................................................................

  56 TABEL 4 mata kuliah program studi PAI tahun akademik 2006/2007

  65 TABEL 5 kompetensi lulusan PAI dan indikatornya............................. K) 67 1/-VJJU/JL» juiinaiA lv^apvmuv^u u\-i\aa_ocu rva.ii jcm o ivv^icuiiiii.

  TABEL 7 jumlah responden berdasarkan usia..........................................

  69 TABEL 8 jumlah responden berdasarkan asai sekolah............................

  69 TABEL 9 jumlah responden berdasarkan pekerjaan orang rna...............

  70 TABEL 10 jumlah responden berdasarkan pendidikan orang tua..........

  70

  74 TABEL 11 distribusi frekuensi sub-skala pemahaman diri.................... TABEL 12 distribusi frekuensi sub-skala hubungan dengan orang lain

  75 TABEL 13 distribusi frekuensi sub-skala target masa depan.................

  76 TABEL 14 distribusi frekuensi sub-skala ikhtiar spiritual......................

  77

  78 TABEL 15 distribusi frekuensi sub-skala ikhtiar non-spiritual.............. TABEL 16 distribusi frekuensi sub-skala makna hidup..

  79 TABEL 17 distribusi frekuensi kematangan kepribadian

  80

  Lampiran 1 : angket. Lampiran 2 : tabulasi uji reliabilitas sub-skala pemahaman diri. Lampiran 3 : tabulasi uji reliabilitas sub-skala hubungan dengan orang lain. Lampiran 4 : tabulasi uji reliabilitas sub-skala target masa depan. Lampiran 5 : tabulasi uji reliabilitas sub-skala ikhtiar spiritual. Lampiran 6 : tabulasi uji reliabilitas sub-skala ikhtiar non-spiritual. Lampiran 7 : tabulasi uji reliabilitas sub-skala makna hidup. Lampiran 8 : tabulasi sub-skaia pemahaman diri. Lampiran 9 : tabulasi sun-skala hubungan dengan orang lain. Lampiran 10 : tabulasi sub-skala target masa depan. Lampiran 11 : tabulasi sub-skala ikhtiar spiritual. Lampiran 12 : tabulasi sub-skala ikhtiar non-spiritual. Lampiran 13 . tabulasi sub-skala makna hidup. Lampiran 14 : tabulasi kematangan kepribadian. Lampiran 15 : daftar mahasiswa yang sudah mengajukan skripsi. Lampiran 16 : surat izin penelitain.

  

BABI

PENDAHULUAN

A. I atar Belakang

  Tanggung jawab mendidik anak sangat bergantung pada tiga faktor utama, yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Sekolah menempati posisi kedua setelah lingkungan keluarga yang melanjutkan tugas orang tua dalam mengemban peran pendidikan.

  Sekolah yeiig uimaksuu U! an;; adalah Scl'Jfjih tembaga ^•isdiuikaTi ySIig berada di semua level dan tingkatan baik milik pemerintah maupun yang dikelola swasta. Posisi sekolah berubah menjadi lingkungan pertama bagi peserta didik yang telah memasuki usia remaja, sebab waktu mereka lebih banyak dihabiskan di lingkungan sekolah dan komunitas sepermainannya dari pada lingkungan keluarga. Disadari atau tidak, remaja mulai memenuhi kebutuhan sosialnya sendiri dengan cara ini.

  Usia remaja merupakan masa transisi menuju kedewasaan. Salah satu kondisi kritis yang dialami dan harus mendapat penanganan serius adalah dalam pembentukan dan pengembangan kepribadian. Keadaan jiwa remaja masih sering terombang-ambing oleh pengaruh-penganih yang bersumber dari dalam dan luar dirinya. Sedikit saja kesalahan perlakuan yang diberikan maka akan berdampak besar pada penyimpangan perilaku yang mencerminkan kepribadian tersebut. Namun pada kenyataannya, perkembangan remaja tidak selalu bersifat negatif, ada juga perkembangan positif pada periode ini. Pada usia ini, dalam diri remaja juga sudah mulai tumbuh nilai-nilai sosial. Dengan demikian secara kejiwaan mereka sudah memiliki kesiapan (readiness) untuk menerima bimbingan yang mengarahkan kepada pembentukan sikap moral yang merupakan langkah awal dalam pembentukan kepribadian, akan tetapi hal ini tidak mudah terwujud sebab banyak faktor eksternal yang mempengaruhi dan melemahkan pembentukan kepribadian para remaja disamping beberapa faktor internal dari dalam yang juga turut mempengaruhi. Bimbingan ini bisa didapatkan dari berbagi sumber, terutama dari lembaga pendidikan.

  Salah satu lembaga pendidikan yang tci.ap eksls dalam mengemban amanat tersebut adalah Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI). PTAI secara struktual, memiliki fungsi melanjutkan estafet keilmuan dari jenjang sebelumnya. Hanya saja dari segi materi pembelajaran PTAI memiliki bentuk yang berbeda yaitu lebih bersifat pengembangkan dan pendalaman wawasan serta keterampilan peserta didik (mahasiswa). Meski demikian, PTAI sebagai salah satu organisasi yang menyediakan layanan pembelajaran bagi masyarakat, tidak har.va berperan dan bertanggung jawab dalam membina, membangun dan mengembangan potensi (SDM) agar iebih berkualitas tapi juga dalam ha! pengembangan kepribadian peserta didiknya (mahasiswa).

  PTAI, dalam pandangan masyarakat, dipercaya sebagai penyelenggara pendidikan yang tidak hanya mumpuni dalam bidang akademik tapi juga mempunyai niiai iebih dibanding dengan lembaga lainnya yakni membekali peserta didik (mahasiswa) dengan ilmu agama yang cukup banyak. Materi pendidikan agama dan nilai-nilai moral diyakini sebagai salah satu aspek penting menuju terbentuknya kepribadian mahasiswa yang matang.

  Sebagai organisasi sosial, hubungan (relasi) PTAI dengan masyarakat tentunya sangat erat. Ditinjau dari segi lulusan, PTAI “wajib” menghasilkan lulusan (ioutput) yang terjamin kualitasnya sehingga dapat menguntungkan (bermanfaat) bagi masyarakat baik secara finansial maupun sosial. Terkait dengan pentingnya kedudukan output ini, Komariah dan Triana (2005: 2) menyatakan bahwa output merupakan fokus dari ikhtiar pendidikan. Output m

  l/-/-v w n o + o m rvv^i • ipv::v:: v* 't • • j / v i »v^i t

  memiliki tiiiukdt kc£*C2ltiil£aii tcrtin”**: d«i<•••; pendidikan.

  Hal ini menjelaskan bahwa kedudukan output sangat sentral dalam rangka menjaga hubungan baik dengan masyarakat. Lebih dari itu kualitas

  

output digunakan sebagai penentu eksistensi PTAI di wilayah tertentu. Akan

tetapi kualitas output sering hanya diukur dengan nilai akademik semata.

  Sikap, perilaku dan ketrampilan kerap dikesampingkan hingga menimbulkan ketidakkomprehensifan dalam pengukuran kompetensi. Padahal tujuan dari pendidikan adalah untuk mengembangkan potensi-potensi peserta didik demi mencapai kedewasaan yang sesuai dengan kepribadian masing-masing.

  Ditambah dinamika yang terjadi saat ini, dunia kerja menuntut masalah yang menyangkut moral-sosial mendapatkan porsi 90%, sedangkan yang menyangkut aspek intelektual hanya 10%. Ketidakseimbangan yang terjadi tentu saja harus segera mendapatkan penanganan yang serius. Salah satu ikhtiar dalam mengantisipasi masalah tersebut adalah dengan terus mengu payakan pemenuhan tenaga profesional, baik dari segi kuantitas maupun kualitas, yang mempunyai kemampuan dalam memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan sehingga pengembangan potensi siswa dapat dijaga keseimbangannya serta kebutuhan masyarakat akan tenaga profesional dapat terpenuhi. Namun tentu saja pemenuhan kebutuhan tenaga profesional ini tidak semudah membalik telapak tangan. Perlu adanya bimbingan keprofesian dari lembaga khusus keguruan yang mumpuni di bidangnya.

  Satu-satunya PTAl di salatiga yang terus mengembangkan sayapnya di bidang pendidikan kJiL'Susn’vfi ik?n k c r u s n adalah STAIN Salatiga.

  Fokus pada pendidikan keguruan ditekuni dari awai berdirinya Spesialisasi pendidikan keguruan (jurusan tarbiyah) STAIN Salatiga mempunyai beberapa program studi sebagai pembidangan profesionalitas yang akan diberikan pada mahasiswa calon guru.

  Mahasiswa jurusan tarbiyah, sebagai calon guru, dibekali dengan berbagai ilmu keguruan mulai dari materi pelajaran, metode pengajaran, dasar-dasar ilmu pendukung seperti psikologi, sosilogi dan lainnya sampai manajemen kelembagaan. Selain berbekal teori yang matang, mahasiswa juga diberikan praktik langsung lewat pendidikan lapangan yang bertujuan agar mahasiswa calon guru benar-benar memiliki kemampuan memberdayakan peserta didik mereka nanti. Namun demikian, hai yang tak kaiah pentingnya adalah kesiapan mental dan moral yang tercermin dari kepribadian mahasiswa calon gurulah yang harus ditekankan, karena sifat kepribadian guru berpengaruh secara langsung terhadap kinerjanya. Widjadipa (2007: 103) mema parkan, sifat kepribadian dari mahasiswa calon guru merupakan alat yang paling prediktif dalam mengukur kineija guru.

  Meskipun mahasiswa yang siap wisuda dipandang telah mencapai kematangan spiritual, moral, intelektual, emosional dan sosial secara berimbang, tetapi pada kenyataannya sering sekali terjadi penguasaan teori dan pengandaian rasio secara berlebihan tanpa dibarengi dengan keterampilan konkret, kurangnya pemahaman diri dan penghayatan keagamaan dalam setiap tampilan perilaku dan lain sebagainya. Kurangannya keseimbangan antara aspek satu dengan yang lain '.iycc af-ET: mCrUScik. hSHHOitiScSI Yun^ HlCmbuSt kematangan diri mahasiswa tidak komprehensif. Oleh karena itu, dibutuhkan pengetahuan, keterampilan serta pengalaman yang cukup untuk menjadi mahasiswa unggul. Dengan berbekal ilmu, keterampilan serta pengalaman yang cukup, mahasiswa siap wisuda, seyogyanya telah memiliki kesiapan, baik fisik maupun mental, untuk terjun ke masyarakat yakni dunia sosial baru yang lebih riil dan kompleks.

  Mahasiswa (jurusan tarbiyah) yang sedang mengerjakan skripsi adalah calon ‘produk jadi’ STAIN Salatiga. Mahasiswa yang hanya tinggal menyelesaikan skripsi idealnya, telah cukup menguasai kompetensi- kompetensi tertentu (kompetensi lulusan) yar.g telah direncanakan, baik dari aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik yang siap terjun ke dunia pendidikan serta masyarakat. Kompetensi lulusan hakikatnya suatu keadaan kemampuan mahasiswa yang mengacu pada kriteria-kriteria ideal yang telah ditetapkan. Akan tetapi tentu saja seberapa jauh penguasaannya tergantung individu masing-masing.

  Profil lulusan STAIN Salatiga yang diharapkan adalah mereka yang menguasai IPTEKS sekaligus hidup dalam nilai-nilai agama (Islam), memiliki kepribadian matang, kesempurnaan dan keseimbangan nilai-nilai moral, sosial dan spiritual yang menyatu. Sudahkah mahasiswa STAIN Salatiga mengevaluasi dan mempersiapkan diri menuju kehidupan selanjutnya dengan kepribadian mantap? atau malah sama sekali tidak memperdulikan aspek kepribadian tersebut?.

  Berangkat dari paparan latar belakang di atas, peneliti mencoba mengkaji dan mendalami aspek kepribadian mahasiswa dengan melakukan penelitian yang berjudul: “KEMATANGAN KEPRIBADIAN

  MAHASISWA” (Survei Pada Mahasiswa Progam Studi Pendidikan Agama Isiam Angkatan 2006 yang Sedang Mengerjakan Skripsi di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga Tahun 2010)

  B. Rumusan Masalah

  1. Bagaimana profil kepribadian mahasiswa STAIN Salatiga?

  2. Bagaimana tingkat kematangan kepribadian mahasiswa STAIN Salatiga?

  C. Tujuan Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah diatas, penelitian ini bertujuan: 1. Mendeskripsikan profil kepribadian mahasiswa STAIN Salatiga.

  2. Meng ukur tingkat kematangan kepribadian mahasiswa STAIN Salatiga.

D. Manfaat Penelitian

  1. Secara teoritik penelitian ini bermanfaat sebagai pengembangan ilmu khususnya dalam bidang kepribadian.

  2. Secara praktik penelitian ini bermanfaat:

  a. Bagi institusi terkait, inform35' vana aHa danat diiadikan eehaoai hahan rujukan supaya lebih meningkatkan program-program yang menunjang _ *• J!1--- ----- 1__ I____1, 4-_i_ a _ 1 1

  .. ._ _ :uiu.vn rv tid iiu ti pc* 211 y v ' i u a i i i p a r , . tv i z i o u a p dihasilkan.

  b. Bagi praktisi pendidikan di bidang akademik, khususnya bagian kurikulum, informasi mengenai kematangan kepribadian ini akan sangat diperlukan dalam upaya penyusunan dan mengembangkan kurikulum yang mempertimbangkan pengembangan kepribadian dan membekali mahasiswa dengan ketrampilan praktis sesuai dengan kebutuhan institusi, pengguna lulusan (masyarakat), individu serta antisipatif terhadap masa depan.

  c. Bagi para pendidik, hasil survei ini bermanfaat sebagai masukan dalam rangka mengoptimalkan pelaksanaan pembelajaran, hendaknya mempertimbangkan keberagaman dan pengembangan kepribadian peserta perkuliahan agar setiap peserta mendapatkan treatrnen yang tidak berlebihan. d. Bag i pengguna lulusan khususnya dalam bidang pendidikan, informasi yang ada dapat digunakan sebagai bahan rujukan guna mengontrol dan menyeleksi kompetensi apa saja (khususnya kompetensi kepribadian) yang diperlukan guna terwujud profesionalisme.

  e. Manfaat bagi para pemerhati pendidik dapat dijadikan sebagai bahan acuan dalam mengevaluasi sitem pendidikan dan dapat ikut serta menentukan kompetensi yang diperlukan, khususnya dalam aspek kepribadian, dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.

  f. Hasil oul vc: :iii juga 'dapat uigtiiiakaT: Sebagal aCucti: :::£haS*SWS yang ingir. mengetahui dan mengukur tingkat kematangan kepribadian dasar yang harus dicapai sebagai bekal setelah wisuda ketika ingin terjun di masyarakat. Dan diharapkan penelitian survei ini dapat dijadikan acuan bagi mahasiswa yang berminat melakukan penelitian- penelitian selanjutnya yang lebih komprehensif dan kompetitif.

  :■

  ■ H : " K * * i

  • ;.. v^'

  ............ ;■ -, k & , «k- .;■

  V V’ / . .. i J r * " •■ *{- * t.>4, *

  ,’ j?-* 1 |W i l S I , S s * .

  l_ , . . j! 1 iK, ■ #4 s>, * as* ' «feSR | § / V s-/ • ' ■• . • » • !>V ■ •' ,.

  ;

  • V * "v "■ ‘ , ' "■ '/. ■* ,. '' V k , .

  V'/'V; V '/ i ; :>■-■ ^ V ' - V „

  . ■» ■ * • § - , i s

  1 , *.. i, nga|

  1 fe M M ’"'■ ■ >

  ■ ’k /-'i?i’

  'f

  W '% J* , ' * <*X

  

  /'p- ■ ■ " v//'', :4 'i

  • w," v: s , V v V '.*/* ./V'"

  ■ ’W? VTffifeV■ -.'M Jk' ■ &■ '

  IV W «

  

BAB n

LANDASAN TEORI

A. PTAl sebagai Penyelenggara Pendidikan

I. PTAl sebagai Penyelenggara Pendidikan

  Pe ndidikan secara hakiki menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari berbagai kebutuhan dasar dalam kehidupan manusia.

  Dalam pengertian umum, pendidikan sering diartikan sebagai usaha pendcwas--!i nianusis. .“ "apun definisi pendidikan secara lebih konkret, ditinjau dari segi hukum berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, pasal 1 ayat 1 yaitu “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara” (Usman, 2006: 7).

  John Dewey daiam Jalaiuduin (2001: t>5) menyatakan bahwa pendidikan sebagai saiah satu kebutuhan, fungsi sosial, sebagai bimbingan, sarana pertumbuhan yang mempersiapkan dan mengembangkan serta membentuk disiplin hidup. Pendidikan merupakan syarat utama yang menentukan kualitas individu. Isjoni (2006: 10) mengungkapkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin be rkualitas pola pikir, pola tindak serta pola laku seseorang. Oleh sebab itu pendidikan merupakan barometer bagi kualitas setiap manusia.

  PTAI adalah lembaga pendidikan tinggi yang identik dengan pengembangan khasanah keilmuan Islam. Selain memasukkan kurikulum umum, PTAI juga mengabdikan diri pada studi keilmuan Islam yang menjadi pijakan utama pengembangan keilmuan dan kurikulumnya. PTAI sebagai perguruan tinggi, mempunyai hak khusus dalam menyelenggarakan pendidikan yaitu berhak menyelenggarakan program akademik, profesi dan/atau vokasi sebagaimana tercantum pada UU tentang Sisdiknas pasal 20 ayat 3.

  Pada jenjang perguruan tinggi, peserta didik (mahasiswa) diarahkan pada pembidangan studi khusus yang menjadi dasar pengembangan profesionalitas. Kompetensi yang harus dikuasai mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Bertolak dari paparan tersebut, terlihat jelas bahwa ketiga aspek tersebut merupakan aspek yang harus terus dikembangkan guna mencapai lulusan yang tidak hanya berkualitas dalam segi profesi tetapi juga sebagai manusia yang memiliki kualitas kepribadian yang utuh.

  Ada empat kompetensi dasar yang harus dimiliki seorang pendidik, yang seyogyanya juga dikuasai oleh calon pendidik, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Maka dari itu, sebagai calon guru mahasiswa pun dituntut menguasai kompetensi tersebut. Jadi dapat disimpulkan bahwa PTAI mem punyai peran penting dalam mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan program pengembangan kepribadian yang menyatu dalam kompetensi dasar, yang bertujuan agar terbentuk lulusan yang berkualitas.

2. Kompetensi Lulusan PTAI

  Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa setiap tindak pendidikan dan pembelajaran pastilah berujung pada pencapaian kompetensi yang direncanakan. Bloom (Sunarto dan Hartono, 1999: 29) mengemukakan bahwa tujuan akhir dari proses pembelajaran dikelompokkan menjadi tiga, yaitu penguasaan pengetahuan (kognitif), penguasaan nilai (afektif) dan penguasaan keterampilan (psikomotorik).

  Secara umum, ada tujuh kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh lulusan PTAI menurut Furchan, Muhaimin dan Maimun (2005: 18- 19), ketujuh kompetensi tersebut adalah sebagai berikut: 1. Kom peten s i berbahasa A rab.

  2. Kompetensi dasar keislaman.

  3. Kompetensi berbahasa Inggris.

  4. Kompetensi menggunakan komputer.

  5. Kompetensi berkaitan dengan sikap kerja (beriman dan bertaqwa kepada Tuhan, disiplin, jujur, teliti, tanggungjawab, kematangan emosi, inovatif dan profesional).

  6. Kompetensi bekerjasama dengan orang lain.

  7. Kompetensi mengekspresikan diri.

  Da ri sini jelaslah bahwa kepribadian menempati posisi penting sebagai salah satu kompetensi dasar yang harus dikuasai mahasiswa setelah menjalani proses pendidikan. Adapun indikator kompetensi secara khusus yang harus dimiliki lulusan PTAI (Furchan, Muhaimin & Maimun,

  3. Beri nan, takwa dan akhlak mulia.

  5. Sikap ilmiah.

  Bergama, memiliki rasa kebangsaan, kebhinekaan, demokratis, rasa solidaritas sosial.

  4. Berkepribadian Indonesia.

  c. Memiliki rasa tanggung jawab, harga diri, integritas, mampu bersosialisasi, saling menghormati.

  b. Berpikir, berbicara dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai ajaran islam.

  a. Menjalankan perintah Allah dan menjauhi icuangan-Nya.

  Memahami pokok-pokok EPS, IPA dan humaniora. profesional dalam bidang ilmu agama islam serta mampu menerapkannya di masyarakat.

  2005: 22-25) adalah sebagai berikut: Table. 1

  2. General knowledge.

  Memahami ajaran islam yang normatif dan empiris akidah, syariah, akhlak serta sejarah dan peradaban islam. (kompetensi) akademik dan

  1. Memiliki pengetahuan tentang islam secara komprehensif.

  Menghas'lkan saijana muslim yang memiliki kemampuan

  Tujuan prA I Kompetensi Lulusan Indikator Kompetensi

  » 4~:__

IVlaiiiiuii.

  Indikator kompetensi lulusan PTAI Sumber: Buku Kurikulum Berbasis Kompetensi karangan Furchan, Muhaimin &

  Cinta ilmu pengetahuan, cinta kebenaran, rasional, kritis, objektif, menghargai pendapat orang lain. Tujuan PTAI Kom petensi Lulusan Indikator Kompetensi 6. Profesional.

  Mampu melaksanakan pekeijaan secara efektif dan efisien serta memiliki komiimen terhadap mutu hasil pekeijaan.

  7. Kewirausahaan. Inovatif, ulet, kreatif pantang menyerah, adaptif, responsif, mandiri, mempunyai keinginan untuk maju, berani menanggung resiko.

  8. Memiliki keterampilan berbahasa Indonesia.

  a. Mampu menyajikan isi pikiran secara lisan dengan sistematis dan mudah dipahami.

  b. Mampu menulis karya ilmiah dengan sistematis dan menggunakan bahasa Indonesia yang benar dan baku.

  9. Memiliki keterampilan berbahasa Arab dan Inggris.

  Mampu memahami isi buku teks berbahasa Arab/Inggris tanpa banyak kesulitan.

  10. Memiliki keterampilan dalam berpikir.

  a. Berpikir ilmiah: mampu memecahkan masalah melalui pendekatan ilmiah.

  b. Berpikir kretif: mampu menemukan alternative baru dalam memecahkan masaiah.

  c. Mengambil keputusan: mampu memilih salah satu dari berbagai alterenatif.

  11. Memiliki keteramilan dalam mengolah informasi.

  Mampu mencari, meneiola dan menyajikan informasi secara sistematis, kritis dan objektif.

  12. Memiliki Mampu mengelola waktu, Tujuan PTAI Kom petensi Lulusan

  Indikator Kompetensi mengelola sumber daya.

  13. Memiliki keterampilan dalam bekeijasama dengan orang lain.

  Mampu bekeija dalam tim, memimpin dan bergaul dengan masyarakat.

  14. Memiliki keterampilan dalam memanfaatkan teknologi.

  Mampu memilih, mengoperasikan dan memelihara perangkat teknologi.

  Furchan, Muhaimin & Maimun menambahkan, Kurikulum dan Hasil Belajar (KBH) tersebut bersifat tentatif, artinya masing-masing PTA1 dapat menambah dan mengurangi dengan catatan harus relevan dengan visi dan misi PTAI serta kondisi komckstual kekinian.

  Dari beberapa kompetensi di atas, kompetensi yang berkaitan dengan pengembangan kepribadian khususnya dijabarkan secara cukup gamblang terkait kompetensi yang berhubungan dengan internal maupun eksternal.

B. Peran Pendidikan Islam dalam Pengembangan Kepribadian

  1. Definisi Pendidikan Islam Pendidikan Islam mempunyai ani luas. Di sekolah-sekolah formal maupun non formal, pendidikan Islam sering diasumsikan pada studi agarna seperti aqidah, fikih, hadits, tafsir, Al-Qur’ari, tarikh Nabi dan lain sebagainya. Arti pendidikan Islam menurut Achmadi (1992: 20) adalah “segala usaha untuk memelihara dan mengembangkan fitrah manusia dan sumb erdaya insani yang ada padanya menuju terbentuknya manusia seutuhnya (insan kamil) sesuai dengan norma Islam”.

  Acbmadi menambahkan bahwa, pendidikan Islam didasarkan pada konsep manusia. Konsep manusia seutuhnya, dalam pandangan Islam, dapat diformulasikan secara garis besar sebagai manusia beriman dan bertaqwa serta memiliki berbagai kemampuan yang teraktualisasi dalam hubungannya dengan Tuhan, dengan sesama manusia dan dengan alam sekitarnya dengan baik, positif dan konstruktif.

  2. Fungsi dan Tujuan Pendidikan islam Achmadi (1992: 25) menyebutkan ada tiga fungsi pendidikan islam yaitu:

  1. Mengembangkan wawasan yang tepat dan benar mengenai jati diri manusia, alam sekitar dan mengenai kebesaran Ilahi, sehinga tumbuh kretivitas yang benar.

  2. Menyucikan diri manusia dari syirik dan berbagai sikap hidup dan perilaku yang dapat mencemari fitrah kemanusiaannya; dengan menginternalisasikan nilai-nilai insani d a 1 Ilahi pada subjek didik.

  3. Mengembangkan ilmu pengetahuan untuk menopang dan memajukan kehidupan baik individual maupun sosial.

  Dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa salah satu fungsi pendidikan Islam adalah fungsi pedagogik yang tersebut dalam Surat Al-Baqarah:

  151, yaitu: o j^ J ij ’ i J} £ 3 vJ Ck ^ s CJ j J j < ^= J-T j jv^=uJ*j5

  “sebagaimana Kami leiah mengutus kepada 'kamu sekalian seorang Rosul diantcra kamu yang membacakan ayai-cyat Kami kepadamu, menyucikanmu, mengajarkan Al-Kitab dan Al-Hikamoh dan mengajarkanmu apa yang belum kamu ketahui

  Jaialuddin (2001: 89-90) menyatakan bahwa tujuan utama pendidikan Islam identik dengan tujuan Islam itu sendiri. Ia juga menyebutkan bahwa tujuan pendidikan Islam ialah agar manusia menjadi pengabdi Allah yang patuh dan setia. Tujuan ini hanya dijadikan dasar dalam merumuskan tujuan pendidikan Islam yang iebih konkret. Dari sini terlihat jelas bahwa tujuan tertinggi pendidikan Islam didasarkan pada aspek keagamaan dan secara operasional dijabarkan dalam tujuan yang lebih konktet (khusus).

  Sehubungan dengan hal tersebut, secara lebih operasionai Acnmadl (1992: 63) berpendapat bahwa usaha pendidikan ditujukan untuk mengubah dan mengembangkan manusia menuju arah kesempurnaan dengan bimbingan dan arahan yang berdasarkan pada nilai ketuhanan yang memiliki kebenaran mutlak dan sesuai dengan fitrah (potensi dasar) manusia. Acmadi mengisyaratkan bahwa proses pendidikan ditujukan pada pengembangan peserta didik yang secara garis besar mengacu pada tujuan Islam. Ini berarti bahwa Islam bukanlah agama yang mengajarkan ajaran yang hanya menyentuh aspek doktrin ketuhanan saja, tetapi juga menyentuh pada aspek perubahan dan perkembangan (potensi) pada diri manusia. Allah mengisyaratkan, dalam Surat Ar-Ra’d ayat 11:

  ’ S,-

  • f i ' i * - i' *

  “...sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum

sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka.... ”

  Dari ayat di atas dapat dengan jelas diketahui bahwa pengubahan diri merupakan syarat utama jika manusia menginginkan Allah mengubah nasibnya. Jadi aspek pengembangan kepribadian merupakan sentral dari ikhtiar pendidikan, dari itu pendidik dituntut untuk terus menciptakan suasana yang kondusif agar pengembangan kepribadian peserta didik tercapai dengan optimal.

  Menurut Omar Muhammad Attoumy Asy-syaebani (Achmadi, 1992: 60) tujuan pendidikan Islam memiliki empat ciri pokok yaitu: 1. Sifat yang bercorak agama dan akhlak.

  2. Sifat kekoinprehensifan yang mencakup segala aspek pribadi sujek didik dan semua aspek perkembangan masyarakat.

  3 Sifat berkesinambungan, kejelasan, tidak adanya pertentangan antara unsur-unsur dan cara pelaksanaannya.

  4. Sifat realistik dan dapat dilaksanakan, penekanan pada perubahan yang dikehendaki pada tingkah laku dan pada kehidupan, memperhitungkan kebudayaan di mana-mana dan kesanggupannya untuk berubah dan perkembangan bila diperlukan.

  Asy-syaebani (Jalaluddin. 2001: 90) juga menegaskan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah untuk mempertinggi nilai-nilai akhlak hingga mencapai tingkat akhlak karimah. Tujuan ini sama persis dengan misi kerosulan yang diemban oleh Muhammad bin Abdullah yaitu membimbing manusia menuju kesempurnaan akhlak (akhlak yang mulia).

  Dari uraian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar mencapai kesempurnaan fisik maupun mental, kesempurnaan akhlak dan kesempurnaan keimanan (takwa). Jadi pendidikan Islam secara ideal, menuntun peserta didik yang menuju kematangan yang meliputi aspek individu, sosial maupun spiritual.

3. Peran Pendidikan Islam dalam Pengembangan Kepribadian

  Manusia dalam pandangan isiam, memiliki potensi dasar nan luhur yang merupakan anugerah dan amanat Allah. Potensi dasar tersebut merupakan “bahan mentah” yang harus terus dikembangkan agar menjadi sempurna. Potensi dasar tersebut disebut fitrah. Empat belas abad yang lalu, Ai-Qur’an menjelaskan bahwa Allah telah memberikan fitrah kepada manusia. Fitrak bermakna khilqah yang berarti manusia diciptakan memiliki pembawaan beragama tauhid. Fitrah manusia merupakan pola dasar yang sekaligus menjadi potensi dan pembawaan hakiki manusia.

  19 Dalam Surat Al-Rum ayat 30 Allah menjelaskankan tentang fitrah

  tersebut:

  j Z j 'j

(J-lIJl jjLs jjJl 4l)l cj^Jai Li~~>-

b j% Z 'j j£ 3 T J D ifi

  “maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya ”

  Ayat tersebut secara tekstual menegaskan bahwa manusia diciptakan Allah atas fitrah tersebut. Fitrah yang merupakan acuan penciptaan manusia itu berasal dari fitrah Allah. Baharuddin (2005: 20) menganalisis, fitrah merupakan potensi yang ada pada manusia dan berasal dari Allah, oleh karena itu seharusnya fitrah dipandang dari dua sisi pula. Pertama, fitrah yang berhubungan dengan Allah yaitu milik Allah. Kedua, fitrah dalam hubugannya dengan manusia merupakan landasan penciptaan manusia yang kemudian menjadi rnilik manusia. Dengan kata lain, manusia diciptakan menganut pola tertentu yang disebut fitrah.

  Teori fitrah menginformasikan bahwa bakat manusia bersifat baik (beragama tauhid) tetapi pada perkembangannya, seorang anak dapat keluar dari bakat tersebut karena pengaruh kedua orang tua (dalam arti luas adalah lingkungan). Nabi Muhammad pernah bersabda:

  “setiap bayi tidaklah dilahirkan melainkan dalam keadaan fitrah (suci). Maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau M ajusF (HR. Bu

  khari) Berdasarkan teori fitrah, Baharuddin (2005: 145) menjelaskan fungsi pendidikan Islam yaitu untuk menjaga dan menumbuh-kembangkan iman anak. Materi dan kurikulum pendidikan Islam harus berusaha memberikan nuansa yang kondusif bagi perkembangan potensi baik anak dan menutupi potensi jahat yang menutupinya. Dengan kata lain, fungsi pendidikan IslaUi adalah untuk raenumbuh-kcmbangkui. iman, bukan mengerasi (mengikis) iman.

  Achmadi (1992: 63-64) menjelaskan bahwa pencapaian tertinggi yang menjadi tujuan dasar pendidikan Islam yang bersifat mutlak yaitu: a. Menjadi hamba Allah yang bertakwa.

  Tujuan ini sejalan dengan tujuan penciptaan manusia, yaitu untuk beribadah kepada Allah. Dari itu pendidikan islam harus mencakup dua hal, yaitu: Pertama, pendidikan harus memungkinkan manusia mengerti Tuhannya, sehingga seluruh rangkaian ibadahnya dilakukan dengan penuh penghayatan akan keesaan-Nya serta senantiasa tunduk pada syariah dan petunjuk ilahi. Kedua, pendidikan harus menggerakkan kemampuan manusia untuk memahami, memanfaatkan dan menggunakan segala ciptaan Allah untuk mempertahankan iman dan menopang agamanya. b. Menganta rkan peserta didik menjadi khalifatullah fil ard (wakil Tuhan di bumi) yang mampu memakmurkan, membudayakan dan, lebih jauh lagi, mewujudkan rahmat bagi seluruh alam.

  c. Untuk memperoleh kesejahteraan dan kebahagiaan hidup di dunia sampai akhirat, baik individu maupun masyarakat.

  Untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia, manusia memerlukan kemampuan untuk memperolehnya berupa ilmu dan ketrampilan- ketrampilan teknis lainnya. Begitu pula untuk mencapai kebahagiaan akhirat manusia juga memerlukan ilmunya. Sebagaimana ditegaskan dalam hadits yang artinya:

  "barang siapa meniti suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan jalan menuju surga baginya’’. (HR. Ahmad)

  Dalam Surat Al-Mujadallah ayat 11 juga disebutkan: s-ji