BAB.3 Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya
BAB.3 Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya
3.1. ARAHAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA DAN ARAHAN PENATAAN
RUANG3.1.1. Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya
Sesuai Undang-Undang No 17 Tahun 2007, visi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2000-2025 adalah untuk mewujudkan INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR. RPJPN 2005-2025 Dilaksanakan dalam empat tahapan rencana pembangunan jangka menengah (RPJM), yang masing-masing tahapan telah pula memuat rumusan indikatif arahan prioritas kebijakan. Sesuai arahan RPJPN, pembangunan dalam RPJMN ke-3 (2015-2019) ditujukan untuk lebih memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan IPTEK yang terus meningkat. Hal ini untuk memastikan bahwa Indonesia memiliki landasan pembangunan yang mantap sehingga bisa terlepas dari perangkap negara menengah, sehingga mulai tahun 2025 dapat memasuki gerbang untuk menjadi negara maju pada 2030.
Berdasarkan arahan RPJPN 2005-2025, pada periode 2015-2019 daya saing perekonomian Indonesia semakin kuat dan kompetitif, salah satunya melalui terpenuhinya ketersediaan infrastruktur yang didukung oleh mantapnya kerja sama pemerintah dan dunia usaha.
RPJPN juga mengarahkan terpenuhinya penyediaan air minum dan sanitasi untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat, yang dapat diartikan meningkatkan akses air minum dan sanitasi bagi seluruh penduduk Indonesia (akses 100%). Sejalan dengan itu, pemenuhan kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung bagi seluruh masyarakat terus meningkat. Kondisi itu semakin mendorong terwujudnya kota tanpa permukiman kumuh. Pengembangan infrastruktur perdesaan juga akan terus dikembangkan, terutama untuk mendukung pembangunan pertanian.
Gambar 3.1 Arahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025Sumber : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2016
Dalam rangka mewujudkan cita-cita dan visi pembangunan jangka panjang, periode 2015- 2019 menjadi sangat penting karena merupakan titik kritis untuk meletakkan landasan yang kokoh untuk mendorong ekonomi Indonesia agar dapat maju lebih cepat dan tertransformasi dari kondisi saat ini sebagai negara berpenghasilan menengah menjadi negara maju dengan penghasilan per kapita yang cukup tinggi. Meskipun demikian, upaya peningkatan kinerja perekonomian Indonesia perlu memperhatikan kondisi peningkatan kesejahteraan yang berkelanjutan, warga yang berkepribadian dan berjiwa gotong royong, dan masyarakat memiliki keharmonisan antar kelompok sosial, serta postur perekonomian yang semakin mencerminkan pertumbuhan yang berkualitas, yakni bersifat inklusif, berbasis luas, berlandaskan keunggulan sumber daya manusia serta kemampuan IPTEK dan bergerak menuju kepada keseimbangan antar sektor ekonomi dan antar wilayah, serta makin mencerminkan keharmonisan antara manusia dan lingkungan. Maka dari itu, ditetapkan visi pembangunan nasional untuk tahun 2015- 2019 adalah: “Terwujudnya
Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-
Royong”.RPJMN 2015-2019 merupakan dokumen perencanaan nasional jangka menengah hasil penjabaran tahapan ketiga dari RPJPN 2005-2025 yang kemudian disandingkan dengan Visi, Misi, dan Agenda Presiden/Wakil Presiden (Nawa Cita). Salah satu tantangan pokok dalam mewujudkan visi pembangunan 2015-2019 adalah terbatasnya ketersediaan infrastruktur untuk mendukung peningkatan kemajuan ekonomi. Untuk itu, ketersediaan infrastruktur permukiman harus ditingkatkan untuk mendukung agenda pembangunan nasional yang tercantum dalam Nawacita seperti membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan, serta meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing ekonomi. Maka dari itu, salah satu arahan kebijakan umum RPJMN 2015-2019 adalah mempercepat pembangunan infrastruktur untuk pertumbuhan dan pemerataan. Pembangunan infrastruktur diarahkan untuk memperkuat konektivitas nasional untuk mencapai keseimbangan pembangunan, mempercepat penyediaan infrastruktur dasar (perumahan, air bersih, sanitasi, dan listrik), menjamin ketahanan air, pangan dan energi untuk mendukung ketahanan nasional, dan mengembangkan sistem transportasi massal perkotaan, yang seluruhnya dilaksanakan secara terintegrasi dan dengan meningkatkan peran kerjasama Pemerintah-Swasta. Adapun sasaran pokok yang ingin dicapai pada tahun 2019 terkait pembangunan perumahan dan kawasan permukiman adalah terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat untuk bertempat tinggal pada hunian yang layak yang didukung oleh prasarana, sarana dan utilitas yang memadai, meliputi akses terhadap air minum dan sanitasi yang layak dan terjangkau dan diprioritaskan dalam rangka meningkatkan standar hidup penduduk 40 persen terbawah. Sasaran pembangunan kawasan permukiman yang tercantum dalam RPJMN 2015-2019 adalah sebagai berikut:
1. Tercapainya pengentasan permukiman kumuh perkotaan menjadi 0 persen;
2. Tercapainya 100 persen pelayanan air minum bagi seluruh penduduk Indonesia;
3. Optimalisasi penyediaan layanan air minum;
4. Peningkatan efsiensi layanan air minum dilakukan melalui penerapan prinsip jaga air, hemat air dan simpan air secara nasional;
5. Penciptaan dokumen perencanaan infrastruktur permukiman yang mendukung;
6. Meningkatnya akses penduduk terhadap sanitasi layak (air limbah domestik, sampah dan drainase lingkungan) menjadi 100 persen pada tingkat kebutuhan dasar;
7. Meningkatnya keamanan dan keselamatan bangunan gedung termasuk keserasiannya terhadap lingkungan. Dalam rangka pengembangan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan, Direktorat Jenderal Cipta Karya mengembangkan konsep perencanaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya yang terintegrasi dalam Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya, sebagai upaya mewujudkan keterpaduan pembangunan di kabupaten/kota. RPIJM Bidang Cipta Karya disusun oleh Pemerintah Kabupaten/Kota melalui fasilitasi Pemerintah Provinsi yang mengintegrasikan kebijakan skala nasional, provinsi, dan kabupaten/kota, baik kebijakan spasial maupun sektoral. RPIJM, selain mengacu pada rencana spasial dan arah pembangunan nasional/daerah, juga mengintegrasikan rencana sektoral Bidang Cipta Karya, antara lain Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM), Strategi Sanitasi Kota (SSK), serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), dalam rangka mewujudkan keterpaduan pembangunan permukiman yang berkelanjutan. Melalui perencanaan yang rasional dan inklusif, diharapkan keterpaduan pembangunan Bidang Cipta Karya dapat terwujud, dengan mempertimbangkan aspek lingkungan, kelembagaan, dan kemampuan keuangan daerah. Arahan yang diamanatkan Renstra Ditjen Cipta Karya 2015-2019 dalam bidang permukiman adalah:
Terpenuhinya penyediaan air minum dan sanitasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sehingga terwujud 100% akses air minum dan sanitasi dengan indikator meningkatnya akses penduduk terhadap air minum layak menjadi I00% dan sanitasi layak menjadi 100% Pemenuhan kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana berkelanjutan, efisien, dan akuntabel sehingga terwujud kota tanpa permukiman
kumuh dengan indikator berkurangnya proporsi rumah tangga yang menempati
hunian dan permukiman tidak layak menjadi 0% Pengembangan infrastruktur perdesaan, terutama untuk mendukung pembangunan pertanian
3.1.2. Arahan Penataan Ruang
Rencana Tata Ruang Wilayah memuat arahan struktur ruang dan pola ruang. Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hirarkis memiliki hubungan fungsional, sedangkan pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. Pembangunan bidang Cipta Karya harus memperhatikan arahan struktur dan pola ruang yang tertuang dalam RTRW, selain untuk mewujudkan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan juga dapat mewujudkan tujuan dari penyelenggaraan penataan ruang yaitu keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan, keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia, serta pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang.
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) disusun melalui Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) yang dijadikan sebagai pedoman untuk: a. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional;
b. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional;
c. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah nasional;
d. Perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan antar wilayah provinsi, serta keserasian antarsektor; e. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi;
f. Penataan ruang kawasan strategis nasional, dan g. Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota. Arahan yang harus diperhatikan dari RTRWN untuk ditindaklanjuti ke dalam RPIJM kabupaten/kota adalah sebagai berikut: a. Penetapan Pusat Kegiatan Nasional (PKN)
b. Penetapan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)
c. Penetapan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN)
d. Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN)
Tabel 3.1 Penetapan Lokasi Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dan Pusat Kegiatan Wilayah(PKW) Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN Provinsi Sumatera Utara
No
Sumatera Utara KawasanPerkotaan Tebingtinggi,
1 Medan-Binjai-Deli Sidikalang,
Serdang-Karo pematangSiantar, (Mebidangro) Balige, Rantau
Prapat, Kisaran, GunungBalige, Padang Sidempuan, Sibolga
Tabel 3.2 Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN) Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun2008 tentang RTRWN
No KawasanStrategis Susut Kabupaten/ Provinsi Status Hukum Nasional Kepentingan Kota
1 Pulau kecil terluar Sumatera
(Pulau Rondo dan Utara Berhala) dengan negara India / Thailand / Malaysia
2 Kawasan Ekonomi Kota Medan, Sumatera Perpres
Perkotaan Medan Binjai, Deli Utara No. 62 Tahun
- – Binjai – Deli Serdang, 2011 tentang Serdang – Karo Karo Rencana (Mebidangro)
Tata Ruang Kawasan Perkotaan Medan, Binjai, Deli Serdang, dan Karo
3 KawasanDanau Lingkungan Kab. Sumatera
Toba dan Hidup Samosir, Utara Sekitarnya Kab.
Tapanuli Utara, Kab. Humbang Hasundutan, Kab. Dairi, Kab. Karo, Kab. Simalungun, Kab. Toba, Kab. Pakpak Bharat
A. RTRW Kawasan Strategis Nasional (KSN)
Beberapa arahan yang harus diperhatikan dari RTRW KSN dalam penyusunan RPIJM Cipta Karya Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut:
b. Arahan kepentingan penetapan KSN, yang dapat berupa: i. Ekonomi ii. Lingkungan Hidup iii. Sosial Budaya iv. Pendayagunaan Sumberdaya alam dan Teknologi v. Tinggi vi. Pertahanan dan Keamanan c. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang mencakup: i. Arahan pengembangan pola ruang:
a. Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya
b. Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan RTH. ii. Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, dan drainase. iii. Indikasi program sebagai operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya.
Adapun RTRW KSN Provinsi Sumatera Utara yang telah ditetapkan sampai saat ini adalah Perpres No. 62 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Medan, Binjai, Deli Serdang dan Karo.
B. Arahan Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau
Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau merupakan rencana rinci dan operasionalisasi dari RTRWN. Adapun arahan yang harus diperhatikan dari RTR Pulau untuk penyusunan RPIJM Kabupaten/Kota adalah:
a. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang antara lain mencakup arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya, serta arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan RTH.
b. Arahan pengendalian pemanfaatan ruang yang memberikan arahan batasan wilayah mana yang dapat dikembangkan dan yang harus dikendalikan.
c. Strategi operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, drainase, RTH, rusunawa, agropolitan, dan lain-lain. Hingga saat ini RTRW Pulau yang telah ditetapkan adalah Perpres No. 13 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Sumatera;
C. Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi ditetapkan melalui Peraturan Daerah Provinsi, dan beberapa arahan yang harus diperhatikan dari RTRW Provinsi untuk penyusunan RPIJM Kabupaten/Kota adalah: a. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang mencakup: i. Arahan pengembangan pola ruang:
a) Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya b) Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan RTH. ii. Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti pengembangan
b. Strategi operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya.
D. Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota
Sesuai dengan amanat UU No. 26 Tahun 2007, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota ditetapkan oleh Peraturan Daerah Kabupaten/Kota. Adapun arahan dalam RTRW Kabupaten/Kota yang perlu diperhatikan dalam penyusunan RPIJM Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut: a. Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK) yang didasari sudut kepentingan: i. Pertahanan keamanan ii. Ekonomi iii. Lingkungan hidup iv. Sosial budaya v. Pendayagunaan sumberdaya alam atau teknologi tinggi
b. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang mencakup: i. Arahan pengembangan pola ruang:
a) Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya
b) Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan RTH. ii. Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, drainase,
RTH, Rusunawa, maupun Agropolitan.
c. Ketentuan zonasi bagi pembangunan prasarana sarana bidang Cipta Karya yang harus diperhatikan mencakup ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan lindung, kawasan budidaya, sistem perkotaan, dan jaringan prasarana.
d. Indikasi program sebagai operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya.
3.1.3. Arahan Wilayah Pengembangan Strategis
Kawasan strategis merupakan bagian wilayah Kabupaten Padang Lawas Utara yang penataan ruangnya diprioritaskan, karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup Kabupaten Padang Lawas Utara terhadap ekonomi, sosial budaya, dan/atau lingkungan. Kawasan strategis berfungsi:
mengembangkan, melestarikan, melindungi, dan/atau mengkoordinasikan keterpaduan pembangunan nilai strategis kawasan yang bersangkutan dalam mendukung penataan ruang wilayah kabupaten; sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial ekonomi masyarakat dan kegiatan pelestarian lingkungan dalam wilayah kabupaten yang dinilai mempunyai pengaruh sangat penting terhadap wilayah kabupaten bersangkutan; untuk mewadahi penataan ruang kawasan yang tidak bisa terakomodasi di dalam rencana struktur ruang dan rencana pola ruang; sebagai pertimbangan dalam penyusunan indikasi program utama RTRW kabupaten; dan sebagai dasar penyusunan rencana rinci tata ruang wilayah kabupaten. Rencana pengembangan kawasan strategis meliputi :
- Kawasan strategis nasional
Kawasan strategis nasional yang telah di tetapkan Kabupaten Padang Lawas Utara tidak
- Kawasan strategis Provinsi Dalam Kabupaten Padang Lawas Utara tidak memiliki kawasan strategis provinsi.
- Kawasan strategis Kabupaten Kawasan strategis kabupaten yang telah ditetapkan di Kabupaten Padang Lawas Utara meliputi :
a. Kawasan Strategis Industri Besar
b. Kawasan Strategis Industri kecil dan menengah
c. Kawasan strategis Kota Gunungtua
d. Kawasan Strategis Sosial Budaya e. Kawasan Hutan Lindung dan Suaka Alam. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, berikut penetapan kawasan strategis Kabupaten Padang Lawas Utara.
A. Kawasan Strategis Kepentingan Ekonomi
Kawasan Strategis merupakan kawasan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Padang Lawas Utara yang merupakan aglomerasi berbagai kegiatan ekonomi yang memiliki: potensi ekonomi cepat tumbuh;
- sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi; potensi ekspor;
- dukungan jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi;
- kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi;
- fungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan; fungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam rangka
- mewujudkan ketahanan energi; atau kawasan yang dapat mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal di dalam wilayah
- Kabupaten Padang Lawas Utara.
a. Kawasan Strategis Industri Besar
Berdasarkan hasil analisis dan kriteria yang telah ditentukan maka kawasan yang memiliki potensi sebagai kawasan strategis ekonomi di kabupaten Padang Lawas Utara adalah Kawasan Strategis Industri Besar yang akan dikembangakan di Kecamatan Halongonan, Simangambat,dan Portibi.
b. Kawasan Strategis Industri Kecil dan Menengah
Berdasarkan hasil analisis Kabupaten Padang Lawas Utara memiliki potensi yang sangat besar pada sektor Industri kecil dan menengah yang tersebar hamper diseluruh wilayah dan berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi di Kabupaten. Kawasan yang berpotensi sebagai kawasan industri kecil dan menengah adalah Kecamatan Hulu
Sihapas, Padang Bolak, Batang Onang dan Padang Bolak Julu.
c. Kawasan Strategis Kota Gunungtua
Berdasarkan hasil analisis, secara regional Kabupaten Padang Lawas Utara membutuhkan pusat pelayanan ekonomi untuk mempercepat distribusi, maka perlu
Gunungtua.
B. Kawasan Strategis Sosial Budaya
Kawasan strategis dari sudut pandang kepentingan sosial dan budaya adalah kawasan budi daya maupun kawasan lindung yang memiliki nilai strategis sosial budaya diwilayah kabupaten, antara lain kawasan yang merupakan:
- Tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya;
- Prioritas peningkatan kualitas sosial budaya;
- Aset yang harus dilindungi atau dilestarikan;
- Tempat perlindungan peninggalan budaya;
- Tempat yang memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya, atau - Tempat yang memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial.
Berdasarkan hasil analisa diatas diperoleh bahwa potensi kawasan strategis sosial budaya Kabupaten Padang Lawas Utara yaitu Kawasan Strategis Sosial Budaya Candi Bahal di Kecamatan Portibi.
C. Kawasan Strategis Kepentingan Fungsi dan Daya Dukung Lingkungan Hidup
Kriteria kawasan yang memiliki nilai strategis fungsi dan daya dukung lingkungan hidup, antara lain :
- Tempat perlindungan keanekaragaman hayati;
- Kawasan lindung yang ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora dan/atau fauna yang hampir punah atau diperkirakan akan punah yang harus dilindungi dan/atau dilestarikan;
- Kawasan yang memberikan perlindungan perlindungan tata guna air;
- Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro;
- Kawasan yang menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup;
- Kawasan rawan bencana alam;
- Kawasan yang sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan mempunyai dampak luas terhadap kelangsungan kehidupan.
Berdasarkan hasil analisa diatas diperoleh bahwa potensi kawasan strategis lingkungan Hidup Kabupaten Padang Lawas Utara yaitu :
1. Kawasan Hutan Suaka Alam di Kecamatan Batang Onang; 2.
Kawasan Hutan Lindung Kecamatan Dolok; 3. Kawasan Hutan Lindung Kecamatan Dolok Sigompulon.
Yang kemudian dapat diringkas menjadi kawasan lindung serta kawasan margasatwa yang ada didalamnya.
D. Kawasan Strategis Pertahanan dan Keamanan
Kawasan strategis Kabupaten dari sudut kepentingan pertahanan dan keamanan ditetapkan dengan kriteria : a. Diperuntukkan bagi kepentingan pemeliharaan pertahanan dan keamanan Negara berdasarkan geostrategic nasional;
b. Diperuntukkan bagi basis militer, daerah latihan militer, daerah pembuangan amunisi, dan peralatan pertahanan lainnya, gudang amunisi, daerah uji coba sistem persenjataan, dan/atau kawasan industri sistem pertahanan; atau
Pada dasarnya kawasan strategis dari sudut kepentingan pertahanan dan keamanan hanya terdapat pada sistem nasional karena urusan pertahanan dan keamanan menjadi wewenang pemerintah pusat. Dengan demikian maka Kabupaten Padang Lawas Utara tidak menetapkan arahan kawasan strtegis Hankamnas, akan tetapi menyediakan ruang bagi kepentingan kawasan militer.
Tabel 3.3 Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten Padang Lawas UtaraJenis Kawasan
No. Kawasan Tipologi Lokasi Luas Keterangan
StrategisStrategis Sektor unggulan Pabrik
Kawasan yang dapat Kecamatan Kawasan pengolahan Strategis menggerakkan Halongonan,
1. Strategis kelapa sawit, Industri pertumbuhan Simangambat
Ekonomi Pabrik Crumb Besar ekonomi dan dan Portibi.
Raber dll. potensi ekspor Kawasan Sektor unggulan Kecamatan
Industri Pandai Strategis Kawasan yang dapat Hulu Sihapas, Besi, Batu Bata
2. Industri Kecil Strategis menggerakkan Padang Bolak dan Home dan Ekonomi pertumbuhan Julu, Padang Industri
Menengah ekonomi Bolak Potensi ekonomi Kawasan Kawasan cepat tumbuh Kawasan Ekonomi Kota 2991
2. Perkotaan Strategis sektor Khusus Gunungtua Ha
Gunungtua Ekonomi perdagangan dan jasa.
Aset yang harus dilindungi atau Kawasan dilestarikan dan Perlindungan
Kawasan Strategis Kecamatan 3.
Peninggalan - Tempat Candi Bahal Sosial Portibi perlindungan Budaya Budaya peninggalan budaya
Kawasan yang sangat Kecamatan menentukan Terkait dengan
Batang Onang, Kawasan dalam perubahan kawasan Kawasan Kecamatan Strategis rona alam dan sekitarnya yang
4. Dolok, - Hutan Lingkungan mempunyai merupakan Lindung Kecamatan Hidup dampak luas kawasan hutan
Dolok terhadap lindung Sigompulon kelangsungan kehidupan. Kawasan Tempat Kawasan Kecamatan Strategis perlindungan 20120
5. Suaka Batang Onang Lingkungan keanekaragaman Ha Margasatwa dan Dolok
Hidup hayati
Laporan Akhir 3 - 11|
Gambar 3.2 Peta Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Padang Lawas Utara3.1.4. Arahan Rencana Pembangunan Daerah
Arah dan kebijakan pembangunan jangka menengah Propinsi Sumatera Utara tahun 2013- 2018 dibagi dalam beberapa tahapan. Pada Tahun pertama arah kebijakan pembangunan untuk segera ditangani, antara lain transportasi, permukiman, sarana dan prasarana infrastruktur lainnya. Selain itu, upaya pembenahan birokrasi pemerintahan yang lebih akuntabel dan transparan serta penyelenggaraan pelayanan publik yang lebih baik. Arah kebijakan pembangunan tahun Kedua merupakan lanjutan dari tahun pertama pelaksanaan RPJMD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013-2018. Penanganan permasalahan pembangunan yang mendesak seperti kesehatan, pelaksaan pelayanan umum lainnya terus dilaksanakan secara konsisten untuk memastikan adanya penyelesaian yang konfrenhensif terhadap permasalahan tersebut. Arah Kebijakan pembangunan tahun ketiga dilaksanakn untuk memastikan kesinambungan upaya-upaya yang telah dilaksanakan dalam periode tahun pertama dan kedua dengan tetap menekankan pada perbaikan dan penyempurnaan pelayanan pemerintah daerah. Arah Kebijakan pembangunan tahun keempat adalah untuk memantapkan capaian pembangunan yang telah dilaksanakan pada tahun-tahun sebelumnya dengan terus melakukan perbaikan dan penyempurnaan pada upaya-upaya yang dilakukan pemerintah daerah. Pelaksanaan kebijakan, program dan kegiatan pada tahun keempat diarahkan pada upaya untuk mensinergikan capaian pembangunan dimasing-masing bidang/sektor agar terwujud pembangunan Provinsi Sumatera Utara yang berkelanjutan secara fisik, sosial, dan ekonomi. Tahun kelima pelaksanaan RPJMD Propinsi Sumatera Utara Tahun 2013-2018 merupakan tahap konsolidasi untuk memastikan terjadinya perubahan dan pencapaian sasaran pembangunan jangka menengah daerah sesuai dengan target yang ditetapakan. Arah kebijakan pembangunan tahun kelima difokuskan pada bidang/sektor yang masih perlu ditingkatkan pencapaian kinerjanya berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi terhadap capaian program prioritas yang telah dilakukan salama 4 tahun. Selain itu capaian pembangunan daerah pada tahun kelima menjadi dasar untuk penyusunan rencana dan kebijakan pembangunan pada periode keempat pelaksanaan RPJPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2005-2025. Dalam rangka mewujudkan tujuan tercapainya masyarakat Padang Lawas Utara yang damai, maju, sejahtera dan berbudaya sesuai dengan tujuan utama pemekaran Kabupaten Padang Lawas Utara melalui pelaksanaan sistem pemerintahan yang Demokratis, Aspiratif dan akuntabel sesuai dengan prinsip Good Governance dengan mengoptimalkan sumber daya dan dana yang tersedia. Pemerintah selaku penyelenggara pemerintahan bekerjasama dengan masyarakat maka Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Padang Lawas Utara Tahun 2013-2018 adalah : “BERSAMA MEMBANGUN PADANG LAWAS UTARA BERIMAN, CERDAS, MAJU DAN BERADAT”. Penjelasan makna atas pernyataan Visi dimaksud adalah:
1) Bersama, bermakna saling bahu membahu antara pemerintah dan masyarakat dalam mengatasi berbagai permasalahan pembangunan dalam rangka mewujudkan kemajuan daerah; terus menerus untuk menciptakan kondisi daerah yang lebih baik dan masyarakat yang sejahtera;
3) Padang Lawas Utara, bermakna wilayah kabupaten yang berada di Provinsi Sumatera Utara, dengan penduduk yang berasal dari berbagai ragam adat budaya, etnis, agama dan golongan yang memiliki hak dan kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dan menikmati hasil pembangunan;
4) Beriman, bermakna pembangunan masyarakat yang dilandasi nilai-nilai agama serta melindungi kerukunan antar ummat beragama yang dilandasi dengan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa, kejujuran dalam bekerja dan keikhlasan dalam beribadah;
5) Cerdas, bermakna terwujudnya kehidupan masyarakat yang memiliki kemampuan dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi; 6) Maju, bermakna terwujudnya kehidupan masyarakat yang lebih pada semua aspek, baik ekonomi, sosial dan budaya yang didukung Sumber Daya Manusia yang sehat, intelektual dan berdaya saing;
7) Beradat, bermakna pembangunan daerah mengedepankan pengamalan nilai-nilai luhur budaya daerah yaitu Dalihan Na Tolu dengan semangat kekerabatan dan gotong royong. Sedangkan Misi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Padang Lawas Utara Tahun 2013-2018 adalah : 1) Mewujudkan tata pemerintahan yang demokratis, aspiratif dan akuntabel demi tercapainya masyarakat yang maju dan sejahtera. 2) Membangun sumber daya manusia yang sehat jasmani dan rohani, memiliki integritas dan berkompetensi tinggi; 3) Membangun dan meningkatkan infrastruktur dan pengembangan wilayah dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar, meningkatkan taraf hidup masyarakat serta mengurangi ketimpangan antar wilayah.;
4) Membangun dan mengembangkan ekonomi daerah melalui optimalisasi pengelolaan sumberdaya alam lestari berkelanjutan dan berwawasan lingkungan 5) Membangun ekonomi kerakyatan melalui peningkatan kualitas dan kompetensi tenaga kerja dan kelembagaan ekonomi produktif serta penumbuhan kesempatan kerja dan berusaha. 6) Meningkatkan peran serta masyarakat dan partisipasi perempuan di dalam pembangunan.
Untuk mewujudkan Misi Ketiga “Membangun dan meningkatkan infrastruktur dan pengembangan wilayah dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar, meningkatkan taraf hidup masyarakat serta mengurangi ketimpangan antar wilayah”, maka disusun strategi dan Arah Kebijakan untuk pencapaian yang dikelompokkan sebagai berikut : Strategi 1 : Meningkatkan ketersediaan infrastruktur; Arah kebijakan dilaksanakan melalui:
Merencanakan program dan kegiatan infrastruktur jalan, sumber daya air dan perhubungan; Mewujudkan pembangunan infrastruktur jalan, sumber daya air dan perhubungan; Pengembangan kelembagaan pengelolaan sumber daya air dan partipasi masyarakat/petani pemakai air; Mewujudkan sistem transportasi, informasi dan komunikasi wilayah; Mewujudkan pengembangan sarana pendukung usaha tani dan pariwisata; Menyediakan sumber energi untuk kebutuhan masyarakat, khususnya dari sumber energi terbaharukan dan ramah lingkungan;
Strategi 2 : Meningkatkan sarana dan prasarana perumahan dan permukiman dan gedung perkantoran Arah kebijakan dilaksanakan melalui:
Rehabilitasi rumah tidak layak huni bagi masyarakat kurang mampu dan berpendapatan rendah Peningkatan pelayanan air bersih untuk air minum dan keperluan rumah tangga Pembangunan dan peningkatan kawasan perumahan dan pemukiman di perkotaan Pembangunan sarana gedung perkantoran pemerintah Strategi 3 : Meningkatkan fungsi penataan ruang dan pengembangan wilayah. Arah kebijakan dilaksanakan melalui: Menyelenggarakan penataan ruang yang tidak hanya melihat dari aspek nilai ekonomi tetapi juga mempertimbangkan aspek daya dukung lingkungan dan pelestarian sumber daya alam (sustainable development).
Pengembang an pusat kegiatan strategis dan perekonomian lokal Menguatkan peran dan fungsi penataaan ruang dan pengembangan wilayah, danckebencanaan Strategi 4 : Meningkatkan pelestarian dan pengelolaan lingkungan. Arah kebijakan dilaksanakan melalui: Peningkatan penanganan kasus kasus lingkungan Peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian lingkungan dan pencegahan pencemaran dan kerusakan lingkungan.
3.2. Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya
3.2.1. Rencana Kawasan Permukiman (RKP)
Kawasan permukiman dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu kawasan permukiman perkotaan dan kawasan permukiman perdesaan. Kawasan permukiman perkotaan di Kabupaten Padang Lawas Utara berada di ibu kota kabupaten dan ibukota kecamatan. Sedangkan untuk kawasan permukiman perdesaan berada di seluruh wilayah kabupaten di luar kawasan permukiman perkotaan. Secara keseluruhan alokasi luas satuan penggunaan lahan pada rencana pola ruang Kabupaten Padang Lawas Utara adalah seluas 3.179 Ha.
Dalam rangka mewujudkan rencana struktur tata ruang, maka rencana sistem perkotaan terbagi menjadi 2 (dua), yaitu : a. Pusat Kegiatan Lokal (PKL), merupakan kawasan perkotaan dengan fungsi sebagai pusat pertumbuhan utama dengan orientasi kegiatan berupa pemerintahan, perdagangan, industri dan pelayanan masyarakat serta sebagai pintu gerbang perdagangan ke luar wilayah kabupaten dengan kelengkapan sarana dan tingkat pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi. PKL di Kabupaten Padang Lawas Utara adalah kawasan perkotaan Gunung Tua;
b. Sub Pusat Kegiatan Lokal/Pusat Pelayanan Kawasan (PPK), merupakan kawasan distribusi dengan skala pelayanan beberapa kecamatan. PPK mempunyai kelengkapan sarana dan prasarana pengembangan wilayah lebih rendah dari PKL. PPK di Kabupaten Padang Lawas Utara adalah kawasan perkotaan di desa Pasar Matanggor, Langkimat, Aek Godang dan Sipiongot;
Setiap pusat-pusat pelayanan di Kabupaten Padang Lawas Utara tersebut mempunyai fungsi-fungsi pelayanan yang berbeda sesuai dengan jenjang tiap pusat-pusat permukiman. Semakin tinggi jenjang pusat permukiman, maka semakin kompleks fungsi sebagai pusat pelayanan dan semakin rendah jenjang pusat permukiman, maka semakin kecil fungsi sebagai pusat pelayanan. Secara lengkap fungsi pusat-pusat pelayanan di Kabupaten Padang Lawas Utara digambarkan dalam tabel berikut :
Tabel 3.4 Rencana Sistem Perkotaan dan Fungsi Pusat-pusat PelayananKabupaten Padang Lawas Utara
Kawasan Sistem Fungsi Utama Sarana Utama Perkotaan Pusat Perkantoran Kabupaten Sarana pendidikan
Pusat pemerintahan hingga tingkat kabupaten; perguruan tinggi
Pusat perdagangan dan jasa, Rumah Sakit Tipe C Gunung industri.
PKL Stadion olah raga Tua Pusat pelayanan pendidikan, Pasar tradisional dan kesehatan
SPBU Pusat pelayanan transportasi
Balai Pelatihan Kerja darat
Terminal terpadu Tipe B Sarana perbankan Pusat pemerintahan kecamatan; Perkantoran Kecamatan
Pusat pertanian tanaman Pasar Kecamatan Puskesmas Pasar pangan, perkebunan, PPK
Matanggor Pusat perdagangan dan jasa Sarana pendidikan dasar
Pusat pelayanan pendidikan dan menengah menengah. Balai benih ikan
Pusat budidaya perikanan Pusat pemerintahan kecamatan; Perkantoran Kecamatan
Pusat jasa transportasi Pasar Kecamatan Aek PPK regional SPBU Godang
Pusat konservasi lingkungan Bandara tersier Pusat pengolahan hasil Rumah potong hewan peternakan
Pusat pemerintahan kecamatan;
Perkantoran Kecamatan Pusat perkebunan Pasar Kecamatan
Langkimat PPK Pusat pengolahan hasil perkebunan,dan pengolahan hasil pertanian
Kawasan Sistem Fungsi Utama Sarana Utama Perkotaan Pusat Pusat pelayanan pendidikan menengah untuk perkebunan.
Pusat peternakan Pusat pemerintahan Perkantoran Kecamatan kecamatan; Pasar Kecamatan Sipiongot PPK Pusat konservasi lingkungan Puskesmas
Sarana pendidikan dasar dan hutan
Sub Pusat jasa transportasi dan menengah
Rencana sistem perdesaan wilayah yang ada di Kabupaten Padang Lawas Utara, terdiri atas : Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL), merupakan kawasan perdesaan dengan fungsi sebagai pusat produksi perkebunan dan pertanian dengan skala pelayanan kecamatan serta menunjang kota dengan hirarki di atasnya. PPL mempunyai kelengkapan sarana dan prasarana pengembangan wilayah lebih rendah dari PPK. PPL di Kabupaten Padang Lawas Utara adalah Batu Gana, Portibi, Hutaimbaru, dan Pasar Siumbal.
Tabel 3.5 Rencana Sistem Perdesaan dan Fungsi Pusat-pusat PelayananKabupaten Padang Lawas Utara
Kawasan Sistem Fungsi Utama Sarana Utama Perkotaan Pusat
Perkantoran Pusat pemerintahan Kecamatan kecamatan
Pasar Kecamatan Batu Gana PPL Pusat peternakan, pertanian Puskesmas tanaman pangan, dan Sarana pendidikan perdagangan. dan menengah
Perkantoran Kecamatan Pusat pemerintahan Pasar Kecamatan kecamatan; Puskesmas Portibi PPL
Pusat pariwisata Sarana pendidikan budaya/sejarah dan menengah
Pusat pertanian holtikultura Penginapan Restoran Pusat pemerintahan Perkantoran kecamatan;
Kecamatan Hutaimbaru PPL Pusat pelayanan jasa dan
Pasar Kecamatan perdagangan Terminal Tipe C Sub pusat jasa transportasi Perkantoran Pusat pemerintahan
Kecamatan kecamatan Pasar Kecamatan Pasar Pusat pelayanan
PPL Puskesmas Simundol perdagangan Sarana pendidikan
Pusat konservasi lingkungan dasar dan dan hutan menengah Pengembangan struktur ruang Kabupaten Padang Lawas Utara dilakukan dengan beberapa pertimbangan antara lain:
a. Mengembangkan kawasan barat Kabupaten Padang Lawas Utara menjadi kawasan
yang memiliki pelayanan regional dan lokal, antara lain: Dengan memperhatikan peran penting Bandara Aek Godang di Kecamatan Batang Onang dalam pergerakan arus barang dari dan ke wilayah Padang Lawas Utara dan wilayah sekitarnya; Bandara Aek Godang merupakan outlet-inlet point utama yang memegang peranan penting dalam sistem perhubungan udara antara Medan-Kabupaten Padang Lawas Utara dengan wilayah lainnya; Dalam rangka mengembangkan perdagangan dalam skala regional dan nasional ditempuh dengan meningkatkan kemampuan Bandara Aek Godang menjadi Bandara perhubungan nasional.
b.
Berdasarkan arahan kebijakan struktur tata ruang Provinsi Sumatera Utara, Bandar Udara Aek Godang di Kabupaten Padang Lawas Utara dikembangkan guna mendukung pergerakan angkutan udara di wilayah Tapanuli Selatan dan Mandailing Natal;
c. Untuk mewujudkan fungsi dan peranan kawasan barat Kabupaten Padang Lawas Utara
sebagai kawasan yang memiliki pelayanan regional, maka perlu adanya suatu pusat pelayanan di wilayah barat yang juga memiliki skala pelayanan regional;
d. Sedangkan Pusat Gunung Tua tetap dipertahankan fungsinya sebagai pusat pelayanan
perdagangan dan jasa skala regional;
e. Pada wilayah utara dan timur Kabupaten Padang Lawas Utara juga akan dikembangkan
masing-masing satu pusat pelayanan lokal serta dikembangkan beberapa pusat pelayanan lingkungan yang tersebar. Dengan demikian maka di Kabupaten Padang Lawas Utara akan memiliki satu pusat utama, 1 (satu) sub pusat di bagian barat, 1 (satu) sub pusat di bagian utara dan 1 (satu) sub pusat di bagian timur Kabupaten Padang Lawas Utara; f. Untuk menghubungkan wilayah barat, Utara dan selatan (Sub Pusat) dengan wilayah Pusat Utama Gunung Tua (Pusat) akan dikembangkan transportasi darat multimoda
3.2.2. Rencana Induk Penyediaan Air Minum (Rispam)
A. Rencana Sistem Pelayanan
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), penggunaan lahan di Kabupaten Padang Lawas Utara mempunyai pola Teori Lingkaran Konsentrik (concentric zone theory) karena sejak periode tahun 1970-an terjadi perkembangan yang hanya memusat di pusat Kota Gunung Tua saja, kemudian berkembang secara merata ke luar pusat kota.
Aplikasi dari teori/ konsep tersebut dituang dalam bentuk identifikasi cluster-cluster (kelompok perkembangan yang saling terkait). Pengembangan struktur ruang Kabupaten Padang Lawas Utara dilakukan dengan beberapa pertimbangan antara lain :
1. Mengembangkan kawasan barat Kabupaten Padang Lawas Utara menjadi kawasan pengembangan Kota Gunung Tua dengan memperhatikan potensi dan peranan kawasan barat yang memiliki pelayanan regional dan lokal, antara lain :
Dengan memperhatikan peran penting Bandara Aek Godang di Kecamatan Batang Onang dalam pergerakan arus barang dari dan ke wilayah Padang Lawas Utara dan wilayah sekitarnya.
Bandara Aek Godang merupakan outlet-outlet point utama yang memegang peranan penting dalam system perhubungan udata antara Medan-Kabupaten Padang Lawas Utara dengan wilayah lainnya. Dalam rangka mengembangkan perdagangan dalam skala regional dan nasional ditempuh dengan meningkatkan kemampuan Bandara Aek Godang menjadi Bandara perhubungan nasional.
1 Wilayah Pengembangan (WP) I Barat Padang Bolak, Padang Bolak Julu, Portibi, Ulu Sihapas dan Batang Onang
Di Kabupaten Padang Lawas Utara secara definitif terdapat 1 (satu) Ibukota Kabupaten Padang Lawas Utara yaitu Kota Gunung Tua dan 9 (sembilan) Ibu Kota Kecamatan. Sistem pelayanan air minum perkotaan yang telah ada sekarang adalah sistem perpipaan di Kecamatan Padang Bolak dengan Kapasitas Instalasi 10 l/dt.
Sumber: Rencana Induk Pembangunan SPAM di KabupatenPadang Lawas Utara Provinsi Sumatera Utara
Dolok, Dolok Sigompulon dan Halongonan
3 Wilayah Pengembangan (WP) III Selatan
Simangambat dan Halongonan
2 Wilayah Pengembangan (WP) II Timur
Tabel 3.6 Pembagian Wilayah Pengembangan (WP) di Kabupaten Padang Lawas Utara No. Wilayah Pengembangan Cakupan Pelayanan (Kecamatan)2. Berdasarkan arahan kebijakan struktur tata ruang Provinsi Sumatera Utara, Bandara Udara Aek Godang di Kabupaten Padang Lawas Utara dikembangkan guna mendukung pergerakan angkutan udara di wilayah Tapanuli Selatan dan Mandailing Natal.
3. WP bagian Utara, terdiri dari Kecamatan Dolok, Dolok Sigompulon dan sebagian Kecamatan Halongonan.
2. WP bagian Timur terdiri dari Kecamatan Simangambat dan sebagian Kecamatan Halongonan.
1. WP bagian Barat terdiri dari Kecamatan Padang Bolak, Padang Bolak Julu, Portibi, Ulu Sihapas, dan Batang Onang.
6. Untuk menghubungkan wilayah barat, utara dan selatan (sub pusat) dengan wilayah pusat utama Gunung Tua (pusat) akan dikembangkan transportasi darat multimoda. Untuk mendukung rencana struktur wilayah yang akan direncanakan, wilayah Kabupaten Padang Lawas Utara dibagi menjadi tiga Wilayah Pengembangan (WP) Kabupaten Padang Lawas Utara. Untuk lebih jelasnya pembagian WP adalah sebagai berikut :
5. Pada wilayah utara dan timur Kabupaten Padang Lawas Utara juga akan dikembangkan masing-masing satu pusat pelayanan local serta dikembangkan beberapa pusat pelayanan lingkungan yang tersebar. Dengan demikian maka di Kabupaten Padang Lawas Utara akan memiliki satu pusat utama, satu pusat di bagian barat, sub pusat di bagian utara dan satu sub pusat di bagian timur Kabupaten Padang Lawas Utara.
4. Sedangkan pusat Kota Gunung Tua tetap dipertahankan fungsinya sebagai pusat pelayanan perdagangan dan jasa skala regional.
3. Untuk mewujudkan fungsi dan peranan kawasan barat Kabupaten Padang Lawas Utara sebagai kawasan yang memiliki pelayanan regional, maka perlu adanya suatu pusat pelayanan di wilayah barat yang juga memiliki skala pelayanan regional.
B. Rencana Pengembangan SPAM
1. Pengembangan Wilayah Kota Gunung Tua
Sistem pelayanan unit Kota Gunung Tua bisa dikembangkan ke seluruh wilayah Ibukota Kabupaten sampai dengan wilayah perkotaan Kecamatan Portibi dengan perkiraan jumlah pengembangan wilayah pelayanan Sistem Penyediaan Air bersih Kota Gunung Tua dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3.3 Rencana Pengembangan Wilayah Pelayanan Kota Gunung TuaSumber : Rencana Induk Pembangunan SPAM di KabupatenPadang Lawas Utara Provinsi Sumatera Utara
Sumber air yang akan dimanfaatkan untuk air baku di Kota Gunung Tua adalah air yang berasal dari air permukaan/sungai. Ada 2 (dua) alternatif sungai yang dapat dipergunakan sebagai sumber air baku untuk Pengembangan Wilayah Kota Gunung Tua, yaitu :
Sungai Aek Batang Pane (secara eksisting sudah digunakan) - Sungai Aek Batang Baruar -
- Berdasarkan pengamatan fisik terhadap kondisi kualitas air, maka untuk Pengembangan Wilayah Kota Gunung Tua akan menggunakan salah satu atau kedua sumber air baku
2. Pengembangan Wilayah IKK Dan Sistem Perdesaan
Berdasarkan fungsi WP maka tahap awal pengembangan pelayanan IKK di Kabupaten Padang Lawas diarahkan kepada 3 (tiga) Ibu Kota Kecamatan (IKK), yaitu : IKK Dolok, IKK Batang Onang, IKK Simangambat.
a. Pengembangan Wilayah IKK Dolok