Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya

  Bab

3 Arahan Kebijakan dan Rencana

  Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya

3.1. Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya dan Arahan Penataan Ruang

3.1.1. Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya

A. Arahan Kebijakan Utama Pembangunan Wilayah Nasional selama 5 (lima) tahun ke depan

  sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tetang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 antara lain : 1) Arah kebijakan utama pembangunan wilayah nasional difokuskan untuk mempercepat pemerataan pembangunan antar wilayah. Oleh karena itu, diperlukan arah pengembangan wilayah yang dapat mendorong transformasi dan akselerasi pembangunan wilayah KTI, yaitu Sulawesi, Kalimantan, Maluku, Nusa Tenggara dan Papua, dengan tetap menjaga momentum pertumbuhan di Wilayah Jawa-Bali dan Sumatera. 2) Arah Kebijakan Pengembangan Kawasan Strategis adalah percepatan pengembangan pusat- pusat pertumbuhan ekonomi wilayah, terutama di Luar Jawa (Sumatera, Jawa, Kalimantan,

  Sulawesi, dan Papua) dengan memaksimalkan keuntungan aglomerasi, menggali potensi dan keunggulan daerah dan peningkatan efisiensi dalam penyediaan infrastruktur. Pendekatan ini pada intinya merupakan integrasi dari pendekatan sektoral dan regional. Setiap wilayah akan mengembangkan potensi dan keunggulannya, melalui pengembangan industri manufaktur, industri pangan, industri maritim, dan pariwisata. 3) Untuk Kawasan Strategis Nasional, sasaran pembangunan periode 2015-2019 adalah berkembangnya pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di masing-masing pulau dengan memanfaatkan potensi dan keunggulan daerah, yaitu di antaranya: 15 KEK, 14 Kawasan Industri Baru, 4 KPBPB dan pusat-pusat pertumbuhan lainnya di wilayah pinggiran. Dengan demikian diharapkan secara bertahap terjadi pengurangan kesenjangan pembangunan wilayah antara Kawasan Barat Indonesia (KBI) dan Kawasan Timur

  • -1 | P a g e

  III Bantuan Teknis Rencana Program Investasi Jangka Menengah Kabupaten Langkat Indonesia (KTI). Hal ini diharapkan adanya peningkatan kontribusi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di

  4) Pulau Papua, Maluku, Sulawesi, Kalimantan, Bali dan Nusa Tenggara dengan sasaran kontribusi PDRB KTI dari sekitar 20 persen (2014) menjadi minimal 22 persen pada tahun 2019, sehingga diharapkan kondisi tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di KTI. 5) Upaya tersebut perlu disertai dengan pemberian captive budget APBN belanja modal untuk percepatan pembangunan KTI, sehingga pembangunan infrastruktur di kawasan timur dapat mendorong investasi lebih cepat. Selain itu untuk pemerataan pembangunan antar wilayah, pembangunan daerah diarahkan untuk: menjaga momentum pertumbuhan wilayah Jawa-Bali dan Sumatera bersamaan dengan pembangunan KTI melalui peningkatan kinerja pusat-pusat pertumbuhan wilayah di Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua; menjamin pemenuhan pelayanan dasar di seluruh wilayah bagi seluruh lapisan masyarakat; mempercepat pembangunan daerah tertinggal dan kawasan perbatasan; membangun kawasan perkotaan dan perdesaan; mempercepat penetapan Rencana Tata Ruang Wilayah; dan mengoptimalkan pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah. 6) Selain itu, kerjasama ASEAN dengan negara-negara mitra, kerjasama ekonomi dalam kerangka Indian Ocean Rim Association (IORA), yang ditujukan untuk memperjuangkan kepentingan ekonomi nasional, yang antara lain dititikberatkan untuk mendorong pengembangan kawasan perbatasan negara yang selama ini dianggap sebagai pinggiran negara, diarahkan menjadi halaman depan negara yang berdaulat, berdaya saing, dan aman. Pendekatan pembangunan kawasan perbatasan terdiri dari: pendekatan keamanan (security

  approach), dan pendekatan peningkatan kesejahteraan masyarakat (prosperity approach), yang

  difokuskan pada 10 Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) dan 187 Kecamatan Lokasi Prioritas (Lokpri) di 41 Kabupaten/Kota dan 13 Propinsi.

7) Sasaran pembangunan kawasan perbatasan pada tahun 2015-2019 adalah berkembangnya

  10 PKSN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, simpul utama transportasi wilayah, pintu gerbang internasional/pos pemeriksaan lintas batas kawasan perbatasan negara, dengan 16 PKSN lainnya sebagai tahap persiapan pengembangan;

  8) Selanjutnya untuk pengembangan kawasan perdesaan dan transmigrasi sebagai upaya pengurangan kesenjangan antarwilayah. Sementara itu, sasaran pembangunan desa dan kawasan perdesaan termasuk di kawasan perbatasan, daerah tertinggal, kawasan transmigrasi, dan pulau-pulau kecil terluar adalah untuk mengurangi jumlah desa tertinggal sampai 5.000 desa dan meningkatkan jumlah desa mandiri sedikitnya 2.000 desa.

  • -2 | P a g e

  III Bantuan Teknis Rencana Program Investasi Jangka Menengah Kabupaten Langkat

B. Strategi pembangunan nasional selama 5 (lima) tahun ke depan sebagaimana yang

  III -3 | P a g e Bantuan Teknis Rencana Program Investasi Jangka Menengah Kabupaten Langkat

  tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tetang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 berdasarkan kepada :

  a) Norma Pembangunan, meliputi antara lain: (1) membangun untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat; (2) setiap upaya meningkatkan kesejahteran, kemakmuran, produktivitas tidak boleh menciptakan ketimpangan yang makin melebar yang dapat merusak keseimbangan pembangunan; (3) aktivitas pembangunan tidak boleh merusak, menurunkan daya dukung lingkungan dan mengganggu keseimbangan ekosistem.

b) Dimensi Pembangunan;

  1. Dimensi pembangunan manusia dan masyarakat. Pembangunan mental dan

  karakter menjadi salah satu prioritas utama pembangunan, tidak hanya di birokrasi tetapi juga pada seluruh komponen masyarakat.

  2. Dimensi pembangunan sektor unggulan. Hal ini meliputi kedaulatan pangan,

  kedaulatan energi dan ketenagalistrikan, kemaritiman dan kelautan, dan pariwisata dan industri. Terkait dengan kedaulatan pangan, Indonesia mempunyai modal untuk memenuhi kebutuhannya, agar tidak tergantung kepada negara lain. Potensi sumber daya air yang besar dan terbarukan dapat dimanfaatkan untuk mendukung pemenuhan ketahanan energi dan ketenagalistrikan, sedangkan potensi kemaritiman dan kelautan harus dapat dimanfaatkan secara optimal. Potensi keindahan alam dan keanekaragaman budaya yang unik merupakan modal pengembangan pariwisata nasional, sedangkan potensi industri untuk penciptaan nilai tambah.

  3. kewilayahan. Pembangunan harus meminimalkan kesenjangan, baik antar kelompok

  pendapatan, maupun antar wilayah, serta untuk mengurangi jumlah penduduk miskin dengan prioritas pada wilayah desa, wilayah pinggiran, luar Jawa, dan Kawasan Timur.

c) Kondisi sosial, politik, hukum, dan keamanan yang stabil.

  Hal ini meliputi kepastian dan penegakan hukum, keamanan dan ketertiban, politik dan demokrasi, serta tatakelola dan reformasi birokrasi.

  d) Quickwins. Quickwins dilakukan agar ouput pembangunan segera dapat terwujud dan dirasakan hasilnya dan sekaligus dapat meningkatkan motivasi dan partisipasi masyarakat.

Gambar 3.1. Strategi Pembangunan Nasional 2015-2019

C. Agenda Prioritas Nasional

  Untuk menuju Indonesia yang berdaulat secara politik, mandiri dalam bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan, dirumuskan sembilan agenda prioritas yang disebut NAWA

  CITA, yaitu:

  1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara.

  2. Membuat Pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya.

  3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.

  • -4 | P a g e

  III Bantuan Teknis Rencana Program Investasi Jangka Menengah Kabupaten Langkat

  III -5 | P a g e Bantuan Teknis Rencana Program Investasi Jangka Menengah Kabupaten Langkat

  4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.

  5. Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia.

  6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya.

  7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik.

  8. Melakukan revolusi karakter bangsa.

  9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia. Sesuai dengan visi pembangunan “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”, pembangunan nasional 2015-2019 akan diarahkan untuk mencapai sasaran utama yang mencakup:

  1. Sasaran Makro: meliputi pembangunan manusia dan masyarakat serta ekonomi makro.

  2. Sasaran Pembangunan Manusia dan Masyarakat: meliputi kependudukan dan keluarga berencana; pendidikan; kesehatan; kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan; serta perlindungan anak.

  3. Sasaran Pembangunan Sektor Unggulan: meliputi kedaulatan kangan; ketahanan energi; maritim dan kelautan; pariwisata dan industri manufaktur; serta ketahanan air, infrastruktur dasar dan konektivitas.

  4. Sasaran Dimensi Pemerataan: meliputi penurunan kesenjangan antar kelompok ekonomi; seta peningkatan cakupan pelayanan dasar dan akses terhadap ekonomi produktif masyarakat kurang mampu.

  5. Sasaran Pembangunan Wilayah dan Antarwilayah: meliputi pemerataan pembangunan antar wilayah.

  6. Sasaran Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan: meliputi politik dan demokrasi; tata kelola dan reformasi birokrasi; penguatan tata kelola pemerintah daerah; serta pertahanan dan keamanan.

  

3.1.2. Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Kementerian Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat Tahun 2015-2019 Bidang Cipta Karya

  Untuk meningkatkan keterpaduan pembangunan infrastruktur wilayah bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat antardaerah, antarsektor dan antartingkat pemerintahan, arah kebijakan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat adalah menterpadukan perencanaan,

  

pemrograman dan penganggaran pembangunan infrastruktur wilayah bidang pekerjaan

  

umum dan perumahan rakyat baik antarsektor, antarwilayah, antartingkat pemerintahan,

maupun fungsi, lokasi, waktu, besaran serta anggaran; menterpadukan pembangunan

infrastruktur wilayah bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat dengan

pengembangan berbagai kawasan strategis; serta menterpadukan pembangunan

infrastruktur dengan pengembangan berbagai kawasan di dalam perkotaan/metropolitan

sehingga menjadi kawasan yang hijau, cerdas dan berkelanjutan, serta memiliki keterkaitan

dengan pengembangan kawasan perdesaan seperti agropolitan.

  Selaras dengan kebijakan pengembangan wilayah dalam RPJMN 2015-2019, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat akan mendukung melalui keterpaduan pembangunan infrastruktur wilayah bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat dengan mempertimbangkan sasaran utama dan sasaran pokok Nasional untuk :

  1. Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi sebagai penggerak utama pertumbuhan (engine of growth) dalam rangka percepatan dan perluasan pengembangan ekonomi di masing- masing pulau dengan memanfaatkan potensi dan keunggulan daerah terutama untuk pengembangan pangan; energi; pariwisata dan industri agar dapat meningkatkan nilai tambah; kemaritiman (kelautan) dengan memanfaatkan sumber daya kelautan dan jasa maritim, yaitu peningkatan produksi perikanan;pengembangan energi dan mineral kelautan; pengembangan kawasan wisata bahari, industri maritim dan perkapalan,yang antara lain meliputi pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus, Kawasan Indusri, Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas, serta pusat-pusat pertumbuhan sebagai penggerak ekonomi daerah pinggiran lainnya. Namun karena keterbatasan dana pemerintah, maka tidak semua wilayah dapat dikembangkan pada saat yang bersamaan, dipilih pusat-pusat pertumbuhan yang mempunyai komoditas prospektif (nilai tambah tinggi dan menciptakan kesempatan kerja tinggi), terutama yang berada di masing-masing koridor ekonomi serta pada pengembangan kawasan pesisir yang mempunyai sumber daya kelautan dan jasa maritim.

  2. Pengembangan Kawasan Strategis Nasional, Kawasan Perkotaan dengan pembangunan Kawasan Perkotaan Metropolitan baru, peningkatan efisiensi pengelolaan Kawasan Perkotaan Metropolitan yang sudah ada saat ini, serta mewujudkan optimalisasi peran kota otonom berukuran sedang sebagai penyangga (buffer) urbanisasi, serta membangun kota baru publik yang mandiri dan terpadu sebagai sebagai pengendali (buffer) urbanisasi di terpadu di sekitar kota atau kawasan perkotaan, serta Kawasan Perdesaan dengan pembangunan desa dan kawasan perdesaan

  3. Peningkatan keterkaitan pembangunan kota desa, dengan perkuatan pusat pertumbuhan sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) atau Pusat Kegiatan Wilayah (PKW).

  • -6 | P a g e

  III Bantuan Teknis Rencana Program Investasi Jangka Menengah Kabupaten Langkat

  4. Pengentasan daerah tertinggal dalam rangka mengurangi kesenjangan antar wilayah

  5. Pengembangan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) sebagai pusat pertumbuhan dikembangkan ekonomi kawasan perbatasan Negara yang dapat mendorong pengembangan kawasan sekitarnya dalam rangka mewujudkan kawasan perbatasan sebagai halaman depan negara yang berdaulat, berdaya saing, dan aman

  6. Peningkatan implementasi pelaksanaan SPM di daerah

  7. Pelaksanaan sinergitas perencanaan dan penganggaran kewenangan pusat dengan kewenangan daerah

  8. Pelaksanaan koordinasi antara pusat dan daerah

  9. Pengurangan indeks risiko bencana pada kabupaten/kota sasaran yang memiliki 9.indeks risiko bencana tinggi, baik yang berfungsi sebagai PKN, KSN, PKW, KEK, Kawasan Industri maupun kawasan pusat pertumbuhan lainnya

  Infrastruktur Permukiman dan Perumahan mendukung kota metropolitan Kawasan Strategis Nasional (KSN) dan kota besar untuk meningkatkan daya saing wilayah seperti di Jabodetabek, Mamminasata, Sarbagita, Mebidangro, Cekungan Bandung, Kedungsepur, kota pantai mendukung pengembangan sektor maritim seperti di Semarang, Ambon, Sibolga, dll, kawasan perkotaan mendukung kota cerdas dalam rangka peningkatan produktivitas, daya saing, layak huni, efektivitas dan efisiensi di 142 kota hijau, kota perbatasan (PKSN) mempercepat pembangunan dari kawasan pinggiran seperti Perbatasan Kalimantan, Nusa Tenggara Timur, dan Papua, Kawasan Kumuh untuk MBR yang terpadu dengan Perumahan (antara lain pembangunan Rusunawa, Rusunami, Rumah Khusus, dll), pengembangan kota baru di Wilayah Pengembangan Strategis (WPS) mempercepat pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan daya saing seperti di Tanjung Selor, Sei Mangkei, Kawasan MBBPT, kawasan perdesaan untuk mengurangi kesenjangan dan mengentaskan kemiskinan, kawasan-kawasan strategis seperti kawasan industri, pariwisata, KEK, antara lain di Tanjung Lesung, Sei Mangkei, Maloy, Palu, Batam, pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif pada 29 kota pusaka seperti Yogyakarta, Sawahlunto, Ternate, Banjarmasin, Karangasem.

  

A. Peningkatan Penyediaan Infrastruktur Dasar Permukiman Berdasarkan Rencana

Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2015-2019 Bidang Cipta Karya antara lain:

  Agenda prioritas pembangunan nasional yang terkait dengan penyediaan infrastruktur dasar adalah meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Untuk mewujudkan peningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia, sasaran strategis yang ingin dicapai oleh Kementerian

  • -7 | P a g e

  III Bantuan Teknis Rencana Program Investasi Jangka Menengah Kabupaten Langkat

  III -8 | P a g e Bantuan Teknis Rencana Program Investasi Jangka Menengah Kabupaten Langkat

  Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat adalah: 1. Meningkatnya kinerja infrastruktur permukiman dan perumahan rakyat untuk layanan infrastruktur dasar, dengan output strategis: Infrastruktur dasar permukiman yang ditingkatkan kinerjanya.

  

Sasaran strategis tersebut akan dilaksanakan melalui sasaran program yang pertama yaitu:

  1).Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat; 2) Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak; 3) Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakat. Sedangkan strateginya dilakukan melalui: a. Pencapaian target 100 persen pelayanan air minum bagi seluruh penduduk Indonesia pada akhir periode perencanaan strategi utama melalui :

  1) Pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional sebesar 3.500 liter/detik. SPAM Perkotaan 13.330 liter/detik, SPAM berbasis masyarakat 7.274 liter/detik, SPAM khusus 1,501 liter/detik. 2) Pengembangan SPAM PDAM terfasilitasi untuk 174 PDAM dan 522 kawasan MBR, dan pengembangan SPAM non PDAM terfasilitasi untuk 50 Non PDAM dan 106 kawasan MBR. 3) Pembinaan penyelenggaraan SPAM/penyehatan sebanyak 13 laporan. 4) Pendampingan restrukturisasi utang pada 75 PDAM. 5) Fasilitasi Opsi pembiayaan SPAM (perbankan) sebanyak 113 laporan. 6) Fasilitasi kepengusahaan SPAM (pendampingan KPS dan B to B) sebanyak 112 laporan.

  b.

  Pengentasan permukiman kumuh perkotaan c. Peningkatan akses penduduk terhadap sanitasi layak (air limbah domestik, sampah dan drainase lingkungan) menjadi 100 persen pada tingkat kebutuhan dasar, melalui strategi: 1) Pembangunan sarana prasarana pengelolaan air limbah domestik, yaitu dengan penambahan infrastruktur air limbah sistem terpusat di 12 kota/kab, penambahan pengolahan air limbah komunal di 5.200 kawasan, penambahan IPAL skala kawasan sebanyak 200 kawasan, serta peningkatan pengelolaan lumpur tinja melalui pembangunan IPLT di 222 kota/kab. 2) Pembangunan sarana prasarana pengelolaan persampahan, yaitu dengan pembangunan

  TPA di 163 kawasan, penyediaan fasilitas 3R komunal di 850 kawasan, fasilitas pengolahan sementara sampah di 45 kawasan. 3) Pembangunan sarana prasarana drainase, yaitu dengan pembangunan infrastruktur drainase perkotaan di 170 kota/kab.

  III -9 | P a g e Bantuan Teknis Rencana Program Investasi Jangka Menengah Kabupaten Langkat

  d. Peningkatanan keamanan dan keselamatan bangunan gedung di kawasan perkotaan, melalui strategi: Penyusunan peraturan penataan bangunan dan lingkungan sebanyak 18 NSPK 1) Pembinaan dan pengawasan penataan bangunan kawasan permukiman strategis melalui 276 NSPK RTBL. 2) Pendampingan penyusunan Ranperda BG sebanyak 22 Ranperda. 3) Peningkatan pemberian bimbingan dan bantuan teknis pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman kepada penyelenggara di daerah, dunia usaha dan masyarakat.

3.1.3. Arahan Penataan Ruang

  Sistem perkotaan nasional terdiri atas Pusat Kegiatan Nasional (PKN), Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dan Kawasan Strategis Nasional (KSN) . Kemudian dikembangkan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) untuk mendorong perkembangan kawasan perbatasan Negara.

  Sesuai dengan Amanat PP Tahun 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) ditetapkan kriteria-kriteria PKN, PKW, PKL dan PKSN sebagai berikut:

  a. Kriteria PKN adalah:

   kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama kegiatan ekspor- impor atau pintu gerbang menuju kawasan internasional;

   kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa skala nasional atau yang melayani beberapa Propinsi; dan/atau

   kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama transportasi skala nasional atau melayani beberapa Propinsi.

  b. Kriteria PKW adalah:

   kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul kedua kegiatan ekspor- impor yang mendukung PKN;

   kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa yang melayani skala Propinsi atau beberapa kabupaten; dan/atau

   kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi yang melayani skala Propinsi atau beberapa kabupaten. Kriteria PKL adalah:

   kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industi dan jasa yang melayani skala kabupaten atau beberapa kecamatan; dan/atau

   kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi yang melayani skala kabupaten atau beberapa kecamatan.

  Kriteria PKSN adalah:

   pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos pemeriksaan lintas batas dengan negara tetangga;

   pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintu gerbang internasional yang menghubungkan dengan negara tetangga;

   pusat perkotaan yang merupakan simpul utama transportasi yang menghubungkan wilayah sekitarnya; dan/atau

   pusat perkotaan yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi yang dapat mendorong perkembangan kawasan di sekitarnya.

  

Tabel. 3.1. Sistem Perkotaan Nasional

NO PROPINSI PKN PKW PKSN

1 Sumatera Utara Kawasan Perkotaan - Tebing Tinggi

  Medan-Binjai-Deli - Sidikalang Serdang-Karo - Pematangsiantar (Mebidangro) - Balige

  • Rantau Prapat - Kisaran)
  • Gunung Sitoli - Padangsidempuan - Sibolga

  Sumber : Lampiran PP Tahun 26 Tahun 2008 tentang

  Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) Berdasarkan PP Tahun 26 Tahun 2008 Kawasan Strategis Nasional (KSN) di Propinsi Sumatera Utara terdapat pada kawasan-kawasan KSN diantaranya:

   Kawasan Perkotaan Medan – Binjai – Deli Serdang – Karo (Mebidangro) Propinsi Sumatera Utara;

   Kawasan Danau Toba dan Sekitarnya Propinsi Sumatera Utara.

  • -10 | P a g e

  III Bantuan Teknis Rencana Program Investasi Jangka Menengah Kabupaten Langkat

  

A. Tujuan, Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis Berdasarkan Rencana Tata Ruang

Wilayah Propinsi Sumatera Utara Tahun 2009-2029 yaitu:

  a. RTRW Propinsi Sumatera Utara Tahun 2009-2029 bertujuan untuk mewujudkan wilayah Propinsi Sumatera Utara yang sejahtera, merata, berdaya saing dan dan berwawasan lingkungan b. Arahan Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Propinsi Sumatera Utara antara lain:

  1) kebijakan pertama yaitu mengurangi kesenjangan pengembangan wilayah timur dan barat, kebijakan tersebut diwujudkan melalui strategi sebagai berikut: a. mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan baru di wilayah barat sesuai dengan daya dukung; b. membangun dan meningkatkan jaringan jalan poros timur dan barat. 2) kebijakan kedua mengembangkan sektor ekonomi unggulan melalui peningkatan daya saing dan diversifikasi produk, kebijakan tersebut diwujudkan melalui strategi sebagai berikut:

  a. mendorong kegiatan pengolahan komoditi unggulan di pusat produksi komoditi unggulan; b. meningkatkan prasarana perhubungan dari pusat produksi komoditi unggulan menuju pusat pemasaran; c. menyediakan sarana dan prasarana pendukung produksi untuk menjamin kestabilan produksi komoditi unggulan; d. mengembangkan pusat-pusat agropolitan untuk meningkatkan daya saing;

  e. meningkatkan kapasitas pembangkit listrik dengan memanfaatkan sumber energi yang tersedia serta memperluas jaringan transmisi tenaga listrik guna mendukung produksi komoditas unggulan. 3) kebijakan ketiga mewujudkan ketahanan pangan melalui intensifikasi lahan yang ada dan ekstensifikasi kegiatan pertanian pada lahan non-produktif, kebijakan tersebut diwujudkan melalui strategi sebagai berikut:

  a. mempertahankan luasan pertanian lahan basah yang ada saat ini;

  b. meningkatkan produktivitas pertanian lahan basah; c. mencetak kawasan pertanian lahan basah baru untuk memenuhi swasembada pangan. 4) kebijakan keempat menjaga kelestarian lingkungan dan mengembalikan keseimbangan ekosistem, kebijakan tersebut diwujudkan melalui strategi sebagai berikut: a. mempertahankan luasan dan meningkatkan kualitas kawasan lindung

  b. mengembalikan ekosistem kawasan lindung

  • -11 | P a g e

  III Bantuan Teknis Rencana Program Investasi Jangka Menengah Kabupaten Langkat

  III -12 | P a g e Bantuan Teknis Rencana Program Investasi Jangka Menengah Kabupaten Langkat

  5) kebijakan kelima mengoptimalkan pemanfaatan ruang budidaya sebagai antisipasi perkembangan wilayah, kebijakan tersebut diwujudkan melalui strategi sebagai berikut: a. Mengendalikan perkembangan fisik permukiman perkotaan

  b. Mendorong intensifikasi pemanfaatan ruang di kawasan perkotaan 6) kebijakan keenam meningkatkan aksesibilitas dan memeratakan pelayanan sosial ekonomi keseluruh wilayah Propinsi, kebijakan tersebut diwujudkan melalui strategi sebagai berikut:

  a. membangun dan meningkatkan kualitas jaringan transportasi keseluruh bagian wilayah Propinsi b. menyediakan dan memeratakan fasilitas pelayanan sosial ekonomi (kesehatan, pendidikan, air bersih, pemerintahan dan lain-lain).

  Sistem Perkotaan Propinsi Sumatera Utara diarahkan menjadi 3 (tiga) hirarki pusat pelayanan, yaitu : 1) Pusat Kegiatan Nasional, yaitu pusat pelayanan primer yang melayani wilayah Propinsi Sumatera Utara dan wilayah nasional/internasional yang lebih luas. 2) Pusat Kegiatan Wilayah, yaitu pusat pelayanan sekunder yang melayani satu atau lebih daerah Kabupaten/Kota dengan intensitas yang lebih tinggi untuk memacu pertumbuhan perekonomian di wilayah sekitarnya. 3) Pusat Kegiatan Lokal, yaitu pusat pelayanan tersier melayani satu atau lebih kecamatan.

  Pusat pelayanan tersier ini terutama dikembangkan untuk menciptakan satuan ruang wilayah yang lebih efisien sebagai sentra pelayanan kegiatan.

  Sistem perkotaan Propinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut : 1) PKN mencakup kawasan Perkotaan Medan-Binjai-Deli Serdang-Karo (Mebidangro) 2) PKW meliputi kawasan perkotaan : Tebingtinggi, Sidikalang, Pematang Siantar, Balige,

  Rantau Prapat, Kisaran, Gunung Sitoli, Padang Sidempuan, Sibolga 3) PKL meliputi kawasan perkotaan : Pangkalan Brandan, Stabat, Pancur Batu, Lubuk Pakam,

  Sei Rampah, Limapuluh, Indrapura, Perdagangan, Tanjung Balai, Simpang Empat, Aek Kanopan, Labuhan Bilik, Kota Pinang, Aek Nabara, Gunung Tua, Sipirok, Natal, Panyabungan, Sibuhuan, Pandan, Barus, Pangururan, Parapat, Dolok Sanggul, Tarutung, Siborong-borong, Kaban Jahe, Brastagi, Merek, Tiga Binanga, Salak, Pematang Raya, Lahewa/Lolu, Teluk Dalam, Lahomi/Sirombu, Gido/Lasara, Gunung Sitoli. Arahan Spasial Bidang Cipta Karya sesuai dengan RTRW Propinsi Sumatera Utara terdiri dari: Sistem prasarana lingkungan meliputi : a. Tempat pembuangan akhir (TPA) terpadu (regional).

  b. Tempat pengolahan dan atau pengelolaan limbah industri B3 dan non B3.

  c. Sistem Jaringan Drainase.

  d. Sistem pengelolaan air minum (SPAM).

  e. Sarana dan prasarana lingkungan yang sifatnya menunjang kehidupan masyarakat Arahan pengembangan pengelolaan jaringan persampahan dimaksudkan untuk:

  a. Meningkatkan pengembangan pengelolaan lingkungan di permukiman baik di perkotaan maupun pedesaan yang dapat berpengaruh langsung untuk memperbaiki dan meningkatkan kesehatan individu;

  b. Meningkatkan dan mempertahankan kualitas lingkungan dan sumber daya alam terutama air dari kerusakan dan penurunan kualitasnya yang disebabkan oleh pencemaran.

  Sistim Jaringan Persampahan terdiri dari :

  a. Revitalisasi TPA yang telah ada dari sistim open dumping menjadi control lanfill pada TPA Terjun Kota Medan, TPA Namo Bintang, TPA Pancur Batu, TPA Tanjung Morawa Kabupaten Deliserdang, TPA Mencirim di Kota Binjai;

  b. Penyediaan TPA Regional dan pengolahan sampah/limbah regional untuk melayani kawasan perkotaan antara lain Kawasan Mebidangro, Kota Siboga – kota Pandan, Tapanuli Tengah, Kota Tebing Tinggi - Rampah Serdang Bedagei, Kota Tanjung Balai-Kisaran, Asahan, Kota Pematang Siantar - Kabupaten Simalungun dan di Kabupaten Nias

  Arahan pengembangan sistem jaringan air minum di Propinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut : a. Jaringan air minum dikembangkan di pusat-pusat primer dan sekunder. Di kota tertentu lainnya yang memiliki potensi permintaan cukup memadai dapat dikembangkan sistem penyediaan air bersih.

  b. Prasarana air minum yang dikembangkan meliputi fasilitas air bersih dan sumber air yang akan dimanfaatkan guna meningkatkan pelayanan air minum yang memenuhi standar kesehatan.

  • -13 | P a g e

  III Bantuan Teknis Rencana Program Investasi Jangka Menengah Kabupaten Langkat

  

B. Tujuan, Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis Berdasarkan Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Langkat Tahun 2010-2030 yaitu:

  a. RTRW Kabupaten Langkat mempunyai tujuan agar Terwujudnya Langkat yang Maju, Sejahtera dan Berwawasan Lingkungan

  b. Arahan Spasial Bidang Cipta Karya Kabupaten Langkat meliputi:

   Bidang Air Minum Pengembangan sistem jaringan prasarana air minum di Kabupaten Langkat meliputi :

  • peningkatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) yang telah ada; pengembangan SPAM dengan sistem jaringan perpipaan melayani kawasan permukiman
  • perkotaan dan pedesaan, kawasan pariwisata dan kawasan industri dan kawasan kegiatan budidaya lainnya; pengembangan SPAM bukan jaringan pada kawasan terpencil, pesisir dan pulau kecil
  • terluar; konservasi terhadap kualitas dan kontinuitas air baku melalui keterpaduan pengaturan
  • pengembangan SPAM dan prasarana sarana sumber daya air dan sanitasi; pengembangan kelembagaan badan layanan umum (BLU) SPAM;
  • Pengembangan Unit IPA dengan sistem saringan pasir cepat (SPC) untuk pengolahan
  • Wampu; dan Pemantapan sumur bor yang telah dibangun di beberapa kawasan di wilayah Kabupaten - Langkat.

  Rencana pengembangan jaringan air bersih dilakukan melalui : Pengembangannya diprioritaskan di Pusat Kota Stabat, Pangkalan Brandan, Kuala,

  • Tanjung Pura, dan Pangkalan Susu, sedangkan di pusat kecamatan lainnya dilakukan di kota-kota yang memenuhi skala ekonomi dengan terlebih dahulu menganalisis tingkat permintaan yang ada. Prasarana air bersih dikembangkan meliputi fasilitas air bersih dan sumber air yang akan
  • dimanfaatkan guna meningkatkan pelayanan air bersih yang memenuhi standar kesehatan.

   Bidang Persampahan Untuk memudahkan pembuangan akhir dari setiap kecamatan yang ada di Kabupaten Langkat, maka TPA yang diperlukan disebar pada beberapa daerah, yaitu :

  • TPA Wilayah 1 (satu), direncanakan dapat menampung pembuangan sampah dari beberapa kecamatan, yaitu Kecamatan Brandan Barat, Pematang Jaya, Pangkalan S
  • -14 | P a g e

  III Bantuan Teknis Rencana Program Investasi Jangka Menengah Kabupaten Langkat Besitang, Sei Lepan dan Babalan. Lokasi TPA Wilayah 1 (satu) saat ini sudah ada dan telah ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Langkat melalui Dinas Kebersihan.

  • TPA Wilayah 2 (dua), direncanakan dapat menampung pembuangan sampah dari beberapa kecamatan, yaitu Kecamatan Batang Serangan, Sawit Seberang, Padang Tualang dan Wampu.
  • TPA Wilayah 3 (tiga), direncanakan dapat menampung pembuangan sampah dari beberapa kecamatan, yaitu Kecamatan Secanggang, Tanjung Pura, Gebang, Hinai dan Stabat. Dimana TPA Wilayah 3 (tiga) merupakan alternatif dari peralihan TPA Stabat yang sudah ada saat ini, dan diperkirakan untuk kedepannya TPA Stabat tidak sesuai lagi, karena rencana pembangunan Kecamatan Stabat diarahkan perkembangannya menjadi kawasan kota. TPA Wilayah 3 (tiga) juga dapat ditetapkan sebagai Pusat Pengolahan Terpadu Persampahan di Kabupaten Langkat - TPA Wilayah 4 (empat), direncanakan dapat menampung pembuangan sampah dari beberapa kecamatan, yaitu Kecamatan Kuala, Binjai, Serapit, Bahorok, Kutambaru, Salapian, Selesai dan Sei Bingai. Lokasi TPA Wilayah 4 (empat) saat ini sudah ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Langkat melalui Dinas Kebersihan.
  • Sedangkan untuk lokasi baik TPA Wilayah 1, 2, 3, dan 4 dapat disesuaikan dengan daerah cakupan pelayanannya.

   Air Limbah/Drainase Pengembangan jaringan drainase dilakukan dengan memanfaatkan karakter topografi dan pola jaringan jalan sehingga pembuangan air dapat dialirkan secara cepat dan bebas gangguan air tergenang atau banjir dengan membagi beberapa jenis saluran penampung, saluran pengumpul serta saluran pembuang sekunder dan primer/utama dengan mempertimbangkan:

  Saluran terbuka untuk memudahkan perawatan dan pembersihan;

  • Bentuk saluran trapesium, kecuali pada tempat tertentu dipasang dengan kemiringan
  • slope yang sesuai agar tidak terjadi pengendapan dalam saluran.

  Sistem pembuangan air limbah di Kabupaten Langkat direncanakan menggunakan sistem sebagai berikut : sistem pembuangan air limbah perpipaan terpusat dilakukan secara kolektif melalui

  • jaringan pengumpul dan diolah serta dibuang secara terpusat pada kawasan perkotaan yang padat kegiatan, kawasan indus
  • -15 | P a g e

  III Bantuan Teknis Rencana Program Investasi Jangka Menengah Kabupaten Langkat

  • sistem pembuangan air limbah skala kecil dan/atau setempat pada kawasan permukiman perkotaan dikelola dalam bentuk Sistem Sanitasi Masyarakat (Sanimas); dan Sistem pembuangan limbah bahan beracun dan berbahaya atau limbah B3 yang
  • diarahkan pada lokasi kegiatan Industri terutama industri besar.

3.1.4. Arahan Wilayah Pengembangan Strategis Keterpaduan pembangunan infrastruktur

  wilayah bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang perlu didukung oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tersebut dibagi menurut wilayah Pulau/Kepulauan yang dikelompokkan ke dalam beberapa tipe wilayah pengembangan strategis yang di dalamnya melingkupi kawasan perkotaan, kawasan industri, dan kawasan maritim berdasarkan terutama tema lokal, daya dukung dan daya tampung, lingkungan fisik terbangun, serta Nawacita dan RPJMN, yang secara umum sebagai berikut :

  • -16 | P a g e

  III Bantuan Teknis Rencana Program Investasi Jangka Menengah Kabupaten Langkat

  III -17 | P a g e Bantuan Teknis Rencana Program Investasi Jangka Menengah Kabupaten Langkat

Gambar 3.2. Wilayah Pengembangan Strategi

  1. WPS Pusat Pertumbuhan Terpadu: Merak-Bakauheni-Bandar Lampung-Palembang-Tanjung Api-Api; Metro Medan-Tebing

  Tinggi-Dumai-Pekanbaru; Jakarta-Bandung-Cirebon-Semarang;Malang-Surabaya Bangkalan;

  Yogyakarta-Solo-Semarang; Balikpapan-Samarinda-Maloy; Manado-Bitung-Amurang; Makassar-Pare Pare-Mamuju

  2. WPS Pertumbuhan Terpadu : Kemaritiman Ternate-Sofifi-Morotai; Ambon-Seram

  3. WPS Pusat Pertumbuhan Terpadu Kemaritiman : Batam-Bintan-Karimun; Jambi-Palembang-Bangka Belitung (Pangkal Pinang)

  4. WPS Konektivitas Keseimbangan Pertumbuhan Terpadu : Jakarta Bogor-Ciawi-Sukabumi;Surabaya-Pasuruan-Banyuwangi

  5. WPS Konektivitas dan Pusat Pertumbuhan Wisata : Denpasar-Padang Bay

  6. WPS Pusat Pertumbuhan Sedang Berkembang :

  Sibolga-Padang-Bengkulu;Yogyakarta-Prigi-Blitar-Malang;Banjarmasin-Batulicin-

  Palangkaraya; Ketapang-Pontianak-Singkawang-Sambas; Gorontalo-Bolaang Mongondow; Palu-Banggai; Sorong-Manokwari; Manokwari-Bintuni

  7. WPS Pusat Pertumbuhan Sedang Berkembang dan Hinterland : Sabang-Banda Aceh-Langsa

  8. WPS Pusat Pertumbuhan Baru, Hinterlan dan Perbatasan : Jayapura-Merauke

  9. WPS Pertumbuhan Baru : Tanjung Lesung-Sukabumi-Pangandaran-Cilacap; Mamuju-Mammasa-Toraja-Kendari;

  10. WPS Pertumbuhan Baru dan Perbatasan : Kupang-Atambua

  11. WPS Pusat Pertumbuhan Wisata dan hinterlan : Pulau Lombok

  12. WPS Pertumbuhan Terpadu Baru dan wisata : Labuan Bajo-Ende

  13. WPS Pertumbuhan Wisata dan Hinterlan : Pulau Sumbawa

  14. WPS Perbatasan : Temajuk-Sebatik

  15. WPS Aksesabilitas Baru : Nabire-Enarotali-(Ilaga-Timika) –Wamena

  • -18 | P a g e

  III Bantuan Teknis Rencana Program Investasi Jangka Menengah Kabupaten Langkat

16. WPS Pulau-Pulau Kecil Terluar

3.1.5. Arahan Rencana Pembangunan Daerah

A. RPJMD Propinsi Sumatera Utara

  Strategi pembangunan daerah adalah kebijakan dalam mengimplementasikan program sesuai dengan visi misi Kepala Daerah, sebagai payung pada perumusan program dan kegiatan pembangunan di dalam mewujudkan visi dan misi. Namun demikian sebagai daerah yang merupakan bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) perencanaan strategis yang disusun dalam dokumen RPJM Daerah Propinsi Sumatera Utara berpedoman pada perencanaan strategis Nasional.

  Strategi Pembangunan Daerah Propinsi Sumatera Utara salah satunya adalah Strategi

peningkatan sinergi pembangunan sarana dan prasarana daerah berbasis kerjasama daerah.

Kebijakan yang akan dilaksanakan yaitu peningkatan sarana dan prasarana dalam mendukung jalannya proses pembangunan yang terdiri atas urusan pekerjaan umum bidang jalan dan jembatan, dan sumber daya air, penataan ruang, peningkatan pembangunan perumahan dan pemukiman dan urusan perhubungan serta ketersediaan energi.

  Perwujudan strategi dan arah kebijakan tersebut dijabarkan menurut fungsi yang digunakan untuk tujuan keselarasan dan keterpaduan pengelolaan program pembangunan yaitu: a. Pelayanan umum, meliputi perencanaan pembangunan, pemerintahan umum, kepegawaian, statistik, kearsipan, komunikasi dan informatika; b. Ketertiban dan ketentraman meliputi kesatuan bangsa dan politik dalam negeri;

  c. Ekonomi meliputi perhubungan, tenaga kerja, koperasi dan usaha kecil menengah, penanaman modal, pemberdayaan masyarakat dan desa, pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, energi dan sumber daya mineral, kelautan dan perikanan, perdagangan, perindustrian dan transmigrasi; d. Lingkungan hidup meliputi penataan ruang, lingkungan hidup dan pertanahan;

  e. Perumahan dan fasilitas umum meliputi pekerjaan umum dan perumahan rakyat;

  f. Kesehatan meliputi kesehatan dan keluarga berencana;

  g. Pariwisata dan budaya meliputi kebudayaan dan pariwisata;

  h. Pendidikan meliputi pendidikan dan pemuda dan olah raga;

i. Perlindungan sosial meliputi kependudukan dan catatan sipil, pemberdayaan perempuan, keluarga sejahtera dan sosial.

  • -19 | P a g e

  III Bantuan Teknis Rencana Program Investasi Jangka Menengah Kabupaten Langkat Program pembangunan daerah merupakan upaya untuk mewujudkan berbagai sasaran pembangunan yang dapat diukur yang akan dicapai. Program pembangunan daerah yang tercantum pada RPJMD Propinsi Sumatera Utara salah satunya adalah bidang penataan ruang dan pekerjaan umum yang meliputi:

a. Bidang Pekerjaan Umum

  1. Program pembangunan jalan dan jembatan;

  2. Program rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan;

  3. Program peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan;

  4. Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya;

  5. Program penyediaan dan pengelolaan air baku;

  6. Program pengembangan, pengelolaan dan konservasi sungai, danau dan sumberdaya air lainnya;

  7. Program pengendalian banjir; 8. Program pembinaan, pengaturan dan perencanaan pengembangan sumber daya air.

b. Penataan Ruang:

  1. Program perencanaan tata ruang;

  2. Program terkait peningkatan infrastruktur pedesaan;

  3. Program pembangunan perkotaan; 4. Program peningkatan pembangunan perumahan dan permukiman.

c. Perencanaan Pembangunan

  1. Program perencanaan pembangunan daerah;

  2. Program Pembangunan Kawasan Agropolitan dan Agromarinepolitan, Pulau – pulau kecil serta Pulau - pulau terluar;

  3. Program Pengembangan data/informasi; 4. Program pengembangan kawasan ekonomi khusus.

  B. RPJMD Kabupaten Langkat

  Sesuai dengan RPJMD Kabupaten Langkat Tahun 2014-2019 salah satu Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Untuk Mewujudkan (Meningkatkan ketersediaan infrastruktur dan keterpaduan tata ruang wilayah).

  A. Meningkatnya pemenuhan infrastruktur dasar wilayah, dengan strategi;

  • -20 | P a g e

  III Bantuan Teknis Rencana Program Investasi Jangka Menengah Kabupaten Langkat a. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana jalan, dengan Arah Kebijakan yang dilaksanakan melalui;

  1. Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana jalan dan jembatan.

  2. Peningkatan kualitas talud/bronjong.

  b. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pengairan/irigasi, dengan arah kebijakan;

  1. Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana pengairan/irigasi.

c. Meningkatkan kualitas lingkungan pemukiman, dengan arah kebijakan; 1. Meningkatakan kualitas sarana dan prasarana persampahan.

  2. Peningkatan kualitas sistem jaringan drainase.

  3. Pengendalian Banjir sungai Blenking di Kota Stabat dan sungai lainnya.

  d. Pemenuhan kebutuhan masyarakat di Kabupaten Langkat akan hunian yang layak dan sehat, dengan arah kebijakan;

  1. Mendorong pembangunan perumahan yang bertumpu pada kemandirian (swadaya) kelompok masyarakat.

  2. Penataan kawasan kumuh nelayan/pantai dan bedah rumah kurang layak.

  e. Peningkatan kebutuhan energi bagi masyarakat, dengan arah kebijakan; 1. Peningkatan pemenuhan kebutuhan listrik desa terpencil.

  B. Terwujudnya pola dan struktur ruang yang sesuai dengan (RTRW), dengan strategi;

  a. Meningkatkan penataan ruang yang sesuai dengan peraturan yang berlaku, dengan Arah Kebijakan yang dilaksanakan melalui;

1. Menyelesaiakan peraturan pelaksana Perda tentang RTRW Kabupaten Langkat tahun 2013-2033.

C. Terwujudnya sistem transportasi yang terpadu, dengan strategi;

  a. Meningkatkan sistem transportasi daerah, dengan Arah Kebijakan yang dilaksanakan melalui; a. Peningkatan kualitas sarana dan prasarana perhubungan.

  b. Peningkatan kualitas manajemen lalu lintas dan angkutan jalan.

  c. Peningkatan pembinaan teknis pengguna transportasi yang berkelanjutan.

  d. Peningkatan sarana dan prasarana angkutan laut.

  • -21 | P a g e

  III Bantuan Teknis Rencana Program Investasi Jangka Menengah Kabupaten Langkat

Tabel 3.2. Tujakstra RPJMD Kabupaten Langkat Tahun 2014-2019

  TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN (1) (2) (3) (4)

  Mewujudkan Meningkatnya pemenuhan Meningkatkan kualitas dan Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana infrastruktur dasar kuantitas sarana dan prasarana dan prasarana jalan dan jembatan keserasian wilayah jalan pembangunan infrastruktur dan tata ruang wilayah

  Peningkatan kualitas talud/bronjong Meningkatkan kualitas dan Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana kuantitas sarana dan prasarana pengairan/irigasi. pengairan/irigasi Meningkatkan kualitas Peningkatan kualitas sarana dan prasarana lingkungan pemukiman persampahan Peningkatan kualitas sistem jaringan drainase