KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN HALMAHERA UTARA

  05 KETERPADUAN STRATEGI

PENGEMBANGAN KABUPATEN

HALMAHERA UTARA

5.1. ARAHAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN/KOTA

  Sejalan dengan amanat UU No 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang, khususnya pasal 4 dan 5 tentang klasifikasi rencana tata ruang, penataan ruang diklasifikasikan berdasarkan sistem, fungsi utama kawasan, wilayah administratif, kegiatan kawasan, dan nilai strategis kawasan. Penataan ruang berdasarkan nilai strategis kawasan terdiri atas penataan ruang kawasan strategis nasional, penataan ruang kawasan strategis provinsi, dan penataan ruang kawasan strategis kabupaten/kota.

5.1.1. Kawasan Strategis Kabupaten (KSK)

  Sejalan dengan amanat UU No 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang, khususnya pasal 4 dan 5 tentang klasifikasi rencana tata ruang, penataan ruang diklasifikasikan berdasarkan sistem, fungsi utama kawasan, wilayah administratif, kegiatan kawasan, dan nilai strategis kawasan. Penataan ruang berdasarkan nilai strategis kawasan terdiri atas penataan ruang kawasan strategis nasional, penataan ruang kawasan strategis provinsi, dan penataan ruang kawasan strategis kabupaten/kota.

  Kawasan strategis kabupaten/kota adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten/kota terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan. Kawasan strategis merupakan kawasan yang di dalamnya berlangsung kegiatan yang mempunyai pengaruh besar terhadap :

  1. Tata ruang di wilayah sekitarnya;

  2. Kegiatan lain di bidang yang sejenis dan kegiatan di bidang lainnya; dan/atau 3. Peningkatan kesejahteraan masyarakat.

  Jenis kawasan strategis kabupaten meliputi kawasan strategis dari sudut kepentingan, pertumbuhan ekonomi, sosial, budaya serta fungsi dan daya dukung lingkungan hidup. Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi, antara lain adalah kawasan metropolitan, kawasan ekonomi khusus, kawasan pengembangan ekonomi terpadu, kawasan tertinggal, serta kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas. Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial dan budaya, antara

  V - 1 Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

  Bidang Cipta Karya lain adalah kawasan adat tertentu, kawasan konservasi warisan budaya, termasuk warisan budaya yang diakui sebagai warisan dunia. Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup, antara lain adalah kawasan pelindungan dan pelestarian lingkungan hidup, termasuk kawasan yang diakui sebagai warisan dunia. Nilai strategis kawasan tingkat kabupaten/kota diukur berdasarkan aspek eksternalitas, akuntabilitas, dan efisiensi penanganan kawasan sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang tentang Pemerintahan Daerah.

Tabel 5.1. Identifikasi Kawasan Strategis Kabupaten Berdasarkan RTRW SUDUT LOKASI/BATAS KAWASAN STRATEGIS KABUPATEN KEPENTINGAN KAWASAN

  Kawasan Ekonomi Tobelo, Ekonomi Kota Tobelo Kawasan Ekonomi Kao Ekonomi Kao Kao Barat sebagai kawasan pertanian Ekonomi Kao Barat dan perkebunan Kawasan Galela Sosial Budaya Galela, Galela Barat Kawasan Kao Lingkungan Kao, Malifut

  • – Malifut Kawasan Tobelo Lingkungan Tobelo

  V - 2 Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

  

Bidang Cipta Karya

  Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program Bidang Cipta Karya Provinsi Maluku Utara Tahun 2014 V - 3

Gambar 5.1 : Peta Kawasan Strategis Kab. Halmahera Utara

5.1.2. Arahan Pengembangan Pola Ruang dan Struktur Ruang

  Kawasan budidaya merupakan kawasan di luar kawasan lindung, yang mempunyai fungsi utama budidaya, antara lain seperti: kawasan hutan produksi, pertanian, pertambangan, perindustrian, pariwisata, dan permukiman. Kawasan permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan.

  Arahan pola ruang Kawasan Permukiman antara lain:

  1. Menyebarkan sarana pelayanan secara merata sesuai dengan hirarki dan sebaran penduduk dan kegiatan, serta kebutuhannya.

  2. Menyediakan sarana secara lengkap dan memadai sesuai dengan hirarki pelayanannya.

  3. Memusatkan sarana yang setingkat di satu lokasi atau yang berdekatan untuk mengefisiensikan dan mengefektifkan pelayanannya.

  4. Mengelompokkan kegiatan-kegiatan dengan pusat-pusat pada wilayah pengembangan agar dapat berperan sebagai pemacu perkembangan dan daya tarik untuk wilayah kota tersebut.

  5. Mengefisiensikan sistem pelayanan aktivitas kota Arahan pengembangan struktur ruang:

  1. Arahan Pengembangan Sistem Air Bersih yaitu sebagai berikut :

  a. Meningkatkan usaha-usaha pelestarian sumber-sumber air bersih

  b. Pendistribusian air bersih dengan sistem grafitasi dan pelayanan dengan sistem pompa; c. Perbaikan jaringan perpipaan;

  d. Perluasan jaringan air bersih ke seluruh ibu kota kecamatan;

  e. Peningkatan jumlah kran-kran umum;

  f. Peningkatan koordinasi pengembangan air bersih

  2. Arahan Pengembangan Sistem Drainase

  a. Bagian hilir saluran drainase harus direncanakan mampu mengatasi masalah

  back water curve. Jika diperlukan, harus dibuat konstruksi penahan pasang surut

  air laut seperti pintu air yang dibantu oleh kolam tandon dan pompa air, atau membangun tanggul/tembok di sepanjang kiri kanan muara sungai/saluran.

  b. Di bagian hilir/pantai harus dapat menjamin kemiringan topografi kawasan agar tidak menimbulkan daerah-daerah rawan genangan yang baru. Alternatif lainnya adalah dengan menyediakan akses drainase ke laut berupa saluran-saluran terbuka yang kapasitasnya sudah melalui perencanaan yang mantap.

  c. Program normalisasi sungai yang memperlebar dan memperdalam alur sungai merupakan cara yang paling tepat untuk mengatasi penyempitan dan pendangkalan/penyumbatan di hilir/muara sungai.

  d.

  Meningkatkan upaya non-struktur seperti penyuluhan dan sosialisasi kepada masyarakat untuk menjaga prasarana drainase, serta penegakan hukum terhadap kegiatan yang merusak prasarana drainase dan menghambat upaya pemeliharaan drainase.

  3. Sistem Pengelolaan Persampahan Pengelolaan sampah yang diterapkan adalah sistem pengelolaan yang meliputi pewadahan, pengumpulan, pengangkutan dan perjalan serta pengelolaan akhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah. Sarana pengangkutan sampah direncanakan menggunaklan container terutama pelayanan pada lingkungan- lingkungan permukiman, areal komersial, seperti perdagangan dan pasar. Dengan adanya perkiraan peningkatan jumlah timbulan sampah sebagaimana tersebut di

  V - 4 Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

  

Bidang Cipta Karya atas, maka lahan yang dibutuhkan untuk lokasi TPA di Kabupaten Halmahera Utara pada tahun 2011 adalah seluas 9,4 hektar. Sedangkan pada tahun 2031 lahan yang dibutuhkan untuk TPA adalah seluas 15 hektar

  4. Sistem Pengelolaan Limbah Bentuk penanganan limbah cair dan tinja cukup beragam, dari mulai penggunaan septic tank, baik septic tank pribadi maupun komunal hingga penggunaan sistem sewerage. Sistem sewerage lebih memudahkan dalam hal pengendalian limbahnya, karena selain sistemnya terpusat juga bisa dilengkapi dengan instalasi pengolah air limbah sebelum kemudian dibuang ke badan perairan. Untuk kawasan yang padat sistem ini juga menguntungkan karena dapat memperkecil kemungkinan pencemaran air tanah terhadap sumur penduduk. Tetapi mengingat relatif lebih tingginya biaya untuk infrastruktur sewerage, serta wilayah Kabupaten Halmahera Utara yang masih rendah kepadatan penduduknya, maka penanganan air limbah dapat menggunakan sistem septick tank pribadi.

5.1.3. Indikasi Program Indikasi Program RTRW Kabupaten terkait Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

  Indikasi program utama pembentuk struktur dan pola ruang di Kabupaten Halmahera Utara terkait pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya :

Tabel 5.2. Indikasi program utama terkait pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya

  No. Usulan Program Lokasi KSK Sumber Instansi Utama (Ya/Tdk) Pendanaan Pelaksana

  1 Perencanaan Detail Tobelo dsk Ya APBN, APBD Bappeda, Kawasan Ibukota

  PU, Pusat Kabupaten

  2 Pembangunan Tobelo dsk Ya APBN, APBD Bappeda,

  Kawasan Pusat PU, Pusat

  Pemerintahan

  3 Penataan Land Mark Tobelo dsk Ya APBN, APBD Bappeda,

  Kota PU, Pusat

  Pembangun Fasos dan Tobelo dsk Ya APBN, APBD Bappeda,

  4 Fasum

  PU, Pusat

  

5 Penataan Lingkungan Galela, Kao, Ya APBD Bappeda, PU

  Kawasan Kota Malifut

  

6 Peningkatan fungsi Galela, Kao, Ya APBD Bappeda, PU

  kawasan pemerintahan Malifut

  

7 Pembangunan Fasos Galela, Kao, Ya APBD Bappeda, PU

  dan fasum Malifut

  

8 Penyusunan Rencana Tobelo Tengah, Ya/Tdk APBD Bappeda, PU

  Rinci Tata Ruang Tobelo Utara, Pusat Kecamatan Tobelo Selatan,

  Tobelo Timur,

  V - 5 Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

  Bidang Cipta Karya Tobelo Barat, Galela Selatan, Galela Utara, Galela Barat, Kao Utara, Kao Barat, Kao Teluk, Loloda Utara, Loloda Kepulauan

  

9 Penataan Lingkungan Tobelo Tengah, Ya/Tdk APBD Bappeda, PU

  Kawasan Pst Tobelo Utara, Kecamatan Tobelo Selatan,

  Tobelo Timur, Tobelo Barat, Galela Selatan, Galela Utara, Galela Barat, Kao Utara, Kao Barat, Kao Teluk, Loloda Utara, Loloda Kepulauan

  

10 Pembangunan Fasos Tobelo Tengah, Ya/Tdk APBD Bappeda, PU

  dan fasum Tobelo Utara, Tobelo Selatan, Tobelo Timur, Tobelo Barat, Galela Selatan, Galela Utara, Galela Barat, Kao Utara, Kao Barat, Kao Teluk, Loloda Utara, Loloda Kepulauan

  11 Peningkatan Jaringan Seluruh Ya/Tdk APBD PDAM, PU

  Pelayanan Air bersih Kecamatan

  12 Pembangunan TPA Seluruh Ya/Tdk APBD Dinas LH,

  Modern Skala Kota Kecamatan PU,

  13 Pembangunan TPA Tobelo, Galela Ya APBD Dinas LH,

  Modern Skala Kota PU,

  14 Pembangunan TPS Seluruh Ya/Tdk APBD Dinas LH,

  Modern Skala Kecamatan PU,

  Kecamatan

  15 Pembangunan TPA

  2 Pulau Kecil Ya/Tdk APBD Dinas LH, Mandiri

  PU,

  16 Pembangunau UPL Kota2 Kecamatan Ya/Tdk APBD Dinas LH,

  Skala Kota PU,

  V - 6 Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

  Bidang Cipta Karya Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program Bidang Cipta Karya V - 7

  17 Penyusunan RTBL

  21 Penataan Lingkungan

  Ya APBN, APBD, investasi swasta

  dan Prasarana Kws. Strategis pariwisata

  22 Pembangunan Sarana

  Bappeda, Dinas PU, Pariwisata

  Ya APBN, APBD, investasi swasta

  Kawasan Kws. Strategis pariwisata

  Ya APBN, APBD Dinas PU, Perumahan, swasta, masyarakat

  Kawasan Ibukota Baru Kota Kecamatan Ya APBN, APBD Bappeda, PU

  Permukiman Pantai Kws. Perkotaan& Perdesaan

  20 Revitalisasi Kawasan

  prasarana perkotaan Kota Kecamatan Ya APBN, APBD Bappeda, PU

  19 Revitalisasi sarana dan

  Permukiman Skala besar Tobelo, Galela Ya APBN, APBD Bappeda, PU

  18 Panataan Lingkungan

  Bappeda, Dinas PU, Pariwisata Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program Bidang Cipta Karya Provinsi Maluku Utara Tahun 2014 V - 8

Gambar 5.2 : Peta Arahan Lokasi TPA Kab. Halmahera Utara

5.2. ARAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

  

Misi Kedua : Membangun sarana dan prasarana wilayah yang seimbang secara

  “Penataan Infrastruktur

dalam Rangka Peningkatan Aksesibilitas untuk Menerobos Keterisolasian Wilayah

  yang tinggi dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia Strategi dan arah kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah daerah Kab. Halmahera Utara untuk mencapai tujuan kedua yang tertuang dalam RPJMD dan berkaitan dengan Dinas Pekerjaan Umum (Khusunya Bidang Cipta Karya) yaitu

  

Misi Kelima : Menjaga dan melestarikan rasa kebangsaaan dan nasionalisme

  menuju kemajuan yang kompetitif dalam segala hal

  

Misi Keempat : Menciptakan iklim yang sehat untuk berkompetisi secara sportif

  melindungi baik antar sesama manusia maupun manusia dengan alam sekitar dan yang paling utama adalah tercipta hubungan yang sungguh-sungguh antara manusia dan Tuhan Yang Maha Esa

  

Misi Ketiga : Mengupayakan dan mendorong saling percaya, dan saling

  proposional baik jalan dan jembatan, pendidikan, kesehatan, telekomunikasi, air bersih, pasar, pelabuhan udara, dermaga laut dan lainnya

  Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

  V - 9

  

Misi Pertama : Memantapkan ketertiban dan keamanan yang telah dicapai selama

  4. Maju, artinya berjuang tanpa pamrih untuk meraih sesuatu yang lebih baik dan mampu bersaing baik lokal, regional, Nasional maupun global. Semua itu tetap dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Adapun Misi Pemerintah Kabupaten Halmahera Utara adalah sebagai berikut :

  3. Damai dan Sejahtera, artinya ada rasa percaya satu dengan yang lain dalam suasana kekeluargaan, persaudaraan dan cinta lingkungan serta pemenuhan kebutuhan untuk meningkatkan taraf hidup;

  2. Adil, artinya seimbang dan selaras secara proporsional kadar dan takar masing- masing komponen;

  1. Aman, artinya Masyarakatnya membangun dan bekerja dengan tidak rasa takut atau was-was;

  Makna yang terkandung dalam Visi ini adalah:

  Halmahera Utara yang Aman, Adil, Damai dan Sejahtera dalam suasana kekeluargaan sejati, Maju dan mampu bersaing dan tetap dalam bingkai Negara kesatuan Republik Indonesia.

  Visi untuk membangun Kabupaten Halmahera Utara menuju perubahan yang lebih baik adalah :

  ini untuk lebih memberikan rasa aman dan nyaman kepada penduduk yang mendiami Halmahera Utara

  

sebagai Wujud Kesetaraan Pembangunan Daerah (Kelistrikan, Jalan dan Jembatan,

Drainase dan Air Bersih, Telekomunikasi dan Transportasi baik Darat, Laut dan

Udara, Perumahan)” ditetapkan strategi-strateginya yaitu adalah:

  1. Melakukan pembangunan dan peningkatan akses jalan dan jembatan ke seluruh wilayah,

  2. Penyediaan sumber daya listrik pada semua desa dan sentra produksi,

  3. Membangun jaringan drainase dan air bersih perdesaan dan perkotaan,

  4. Membangun jaringan telekomunikasi untuk mempermudah akses informasi,

  5. Mengembangkan alur transportasi baik laut maupun udara untuk akses regional maupun internasional dan

  6. Penataan permukiman layak huni. Berdasarkan strategi tersebut, dijabarkan menjadi beberapa arah kebijakan sebagai berikut:

  1. Peningkatan kapasitas jalan dan jembatan.

  2. Penataan sistem drainase dan air bersih.

  3. Penyediaan layanan sarana informasi dan komunikasi pada setiap wilayah.

  4. Pengembangan MODA transportasi darat, laut dan udara.

  5. Penataan permukiman yang layak huni 6. Penyediaan pembangkit listrik melalui sumber energi alternatif yang terbarukan.

  Berdasarkan strategi dan Kebijakan tersebut diatas maka dukungan pelaksanaanya dibagi menjadi 6 program yaitu:

  1. Program Peningkatan kapasitas jalan dan jembatan

  2. Program Penataan sistem drainase dan air bersih, dijabarkan dalam program Satuan Kerja Perangkat Daerah:

  a. Program pembangunan saluran drainase/gorong-gorong

  b. Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya c. Program penyediaan dan pengolahan air baku

  d. Program pengembangan, pengelolaan dan konversi sungai, danau dan sumber daya air lainnya e. Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah

  f. Program pengendalian banjir

  3. Program Penyediaan layanan sarana informasi dan komunikasi pada setiap wilayah

  4. Program Pengembangan MODA transportasi darat, laut dan udara

  5. Program Penataan permukiman yang layak huni, dijabarkan dalam program Satuan Kerja Perangkat Daerah:

  a. Program Pengembangan Perumahan

  b. Program Lingkungan Sehat Perumahan

  c. Program Pemberdayaan komunitas Perumahan

  6. Program Penyediaan pembangkit listrik melalui sumber energi alternatif yang terbarukan.

  Penetapan Indikator kinerja untuk mengukur pencapaian kinerja dan mengevaluasi kebijakan dan program pembangunan daerah dalam mewujudkan tujuan kedua yaitu Penataan Infrastruktur Dalam Rangka Peningkatan Aksesbilitas Untuk

  V - 10 Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

  

Bidang Cipta Karya

  

Menerobos Keterisolasian Wilayah Sebagai Wujud Kesetaraan Pembangunan

Daerah (Kelistrikan, Jalan dan Jembatan, Drainase dan Air Bersih, Telekomunikasi

dan Transportasi Baik Darat, Laut dan Udara, Perumahan) dituangkan dalam tabel

  berikut: Tabel. 5.3. Indikator kinerja untuk mengukur pencapaian kinerja

  Kondisi Kinerja pada Kondisi awal periode Target Capaian Setiap Tahun Kinerja

  INDIKATOR KINERJA RPJMD pada

  No. PEMBANGUNAN akhir

  DAERAH Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun periode

  Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 RPJMD

  (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

  1 panjang jaringan jalan 14,22 16,26 18,29 20,33 22,36 24,40 24,40 dalam kondisi baik 2 panjang jembatan 33,14 36,08 41,94 47,81 53,68 59,54 59,54 dalam kondisi baik

  3 Rasio Jaringan Irigasi 8843 1000 2000 1000 1000 1000 14843

  4 Luas irigasi Kabupaten 16,48 17,58 18,68 19,77 20,87 21,97 21,97 dalam kondisi baik

  5 Drainase dalam 60,00 64,01 68,01 72,02 76,02 80,03 80,03 kondisi baik/ pembuangan aliran air tidak tersumbat

  6 Rumah tangga 32.224 150 160 170 180 190 33.074 pengguna air bersih

  7 Jumlah arus 31.500 32.445 33.390 34.335 35.280 36.225 36.225 penumpang angkutan umum

  8 Rasio ijin trayek 114 120 130 150 175 250 250

  9 Jumlah uji kir angkutan 344 350 375 400 425 450 450 umum

  10 Jumlah Pelabuhan

  3

  3

  3

  3

  3

  4

  4 Laut Jumlah Terminal

  3

  3

  3

  3

  3

  3

  3 Jumlah Bandara

  2

  2

  2

  2

  2

  2

  2 V - 11

  Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

  Kondisi Kinerja pada Kondisi awal periode Target Capaian Setiap Tahun Kinerja

  INDIKATOR KINERJA RPJMD pada

  No. PEMBANGUNAN akhir

  DAERAH Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun periode

  Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 RPJMD

  (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

  11 Angkutan darat 344 350 375 400 425 450 450

  12 Pemasangan Rambu-

  8

  18

  25

  30

  40

  50

  50 rambu

  13 Kepemilikan KIR 344 350 375 400 425 450 450 angkutan umum

  14 Persentase desa yang 74% 74% 81% 87% 94% 100% 100% dialiri listrik

  5.3. ARAHAN PERATURAN DAERAH TENTANG BANGUNAN GEDUNG

  Kabupaten Halmahera Utara sampai dengan saat ini belum memiliki Peraturan Daerah mengenai Bangunan Gedung. Status penyusunan Peraturan Daerah Bangunan Gedung Kabuapten Halmahera Utara telah sampai pada tahapan telah Ranperda tapi

  

belum Prolegda. Berdasarkan prosesnya, Perda Bangunan Gedung Kab. Halmahera

  Utara masih harus melalui satu tahapan lagi yaitu tahapan prolegda dan pembahasan di DPRD. Setelah melalui tahapan tersebut maka Perda Bangunan Gedung dinyatakan legal sehingga bisa digunakan dan secara otomatis naik dari KSN klaster B menjadi KSN klaster A bersama dengan Kota Ternate dan Kab. Halmahera Tengah.

  5.4. ARAHAN RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM)

  Penentuan tingkat pelayanan air didasarkan pada MDG’s (Millennium Development Goals), target pelayanan nasional dan kepedulian Pemerintah Daerah. Target cakupan pelayanan air untuk Kota Tobelo pada tahun 2025 adalah sebesar 90%, untuk jaringan perpipaan sebesar 60% dan Bukan Jaringan Perpipaan (BJP) sebesar 30%. Hal tersebut mengacu dalam Rencana Tata Ruang dan Wilayah Halmahera Utara. Pencapaian target tersebut dilaksanakan melalui beberapa tahapan.

  Tahap II (tahun 2016 - 2020), pengembangan tingkat pelayanan direncanakan mulai dilakukan pada tahun ketiga (2018) karena adanya pembangunan sarana infrastruktur penunjang (bangunan intake di Wangongira) pada awal tahun 2016. Tingkat pelayanan yang direncanakan sampai dengan akhir tahun 2020 adalah mencapai 58% untuk sistem perpipaan dan untuk BJP sebesar 17,6%.

5.4.1. Rencana Pembangunan Tahap I (2011-2015)

  Tahap I (tahun 2011 - 2015), sampai akhir tahun perencanaan 2015, direncanakan jumlah penduduk Kota Tobelo yang akan terlayani sistem perpipaan sekitar

  V - 12 Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

  

Bidang Cipta Karya

  36% (khususnya di Kecamatan Tobelo yang belum terlayani oleh PDAM Tobelo) serta sekitar 5% berupa BJP.

  Rencana pembangunan Tahap I terdiri atas rencana program teknis, manajemen dan keuangan yang bertujuan untuk memperbaiki sistem jaringan yang ada dan pengembangan jaringan di daerah pelayanan PDAM Kota Tobelo. Rencana program teknis pada Tahap I antara lain:

  1. Rehabilitasi unit produksi dan jaringan perpipaan eksisting.

  2. Rehabilitasi jaringan distribusi beserta fasilitas penunjangnya.

  3. Peningkatan kapasitas produksi berupa penambahan pompa.

  4. Perluasan zona pelayanan.

  5. Direncanakan penambahan pemasangan Sambungan Rumah (SR), Hidran Umum (HU) dan sambungan non domestik.

  6. Pengamanan sumber daa air untuk menghindari terjadinya degradasi kuantitas air pada sumber.

  7. Masterplan Sistem Pengembangan Air Minum/ Bersih.

  8. Menyusun Fesebility Studi (FS) sistem pengembangan air minum pemanfaatan sumber mata air Molulu di Wangongira.

  9. Detailed Engineering Design (DED) sistem pengembangan air minum pemanfaatan sumber air Molulu di Wangongira.

  10. Menyusun Dokumen Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) sistem pengembangan air minum pemanfaatan sumber mata air Molulu di Wangongira.

  Selain program teknis pada tahap ini juga dilakukan peningkatan terhadap bidang administrasi dan keuangan yaitu kegiatan peningkatan kinerja administrasi dan melengkapi sarana dan prasarana kepegawaian. Program bidang SDM dan organisasi ditujukan untuk meningkatkan profesionalitas badan pengelola dalam bentuk bantuan pendidikan dan pelatihan. Rencana program manajemen dan keuangan pada Tahap I antara lain:

  1. Melakukan konsultansi publik

  2. Menyiapakan draft SK Bupati terkait RIP SPAM 3. Pelatihan Program Penurunan Kebocoran.

  4. Penyusunan database pelanggan vs water meter (sambungan terpasang).

  5. Pelatihan Operasi Unit Produksi jaringan perpipaan.

  6. Pelatihan Marketing dan Public Relation.

  7. Pelatihan Akuntansi dan Finpro.

  8. Penyusunan SOP dan Quality System.

  9. Pengadaan software akuntansi & billing sistem.

  10. Melengkapi sarana kepegawaian/ perkantoran, seperti: Kendaraan, mebelair serta komputer (Lap Top, PC, printer dan LCD)

5.4.2. Rencana Pembangunan Tahap II (2016-2020)

  Tahap II (tahun 2016 - 2020), pengembangan tingkat pelayanan direncanakan mulai dilakukan pada tahun ketiga (2018) karena adanya pembangunan sarana infrastruktur penunjang (bangunan intake di Wangongira) pada awal tahun 2016. Tingkat

  V - 13 Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

  

Bidang Cipta Karya pelayanan yang direncanakan sampai dengan akhir tahun 2020 adalah mencapai 58% untuk sistem perpipaan dan untuk BJP sebesar 17,6%.

  Rencana pembangunan pada Tahap II yang terdiri dari rencana-rencana program teknis, manajemen dan keuangan. Tujuan utama tahap ini adalah pengembangan jaringan/daerah pelayanan serta peningkatan kinerja badan pengelola. Rencana program program teknis pada Tahap II antara lain:

  1. Pembangunan fisik instalasi Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) yang baru dengan sumber mata air Molulu di Wangongira pada awal tahun 2016.

  2. Pengembangan jaringan distribusi dan fasilitas penunjangnya.

  3. Penambahan zona pelayanan.

  4. Direncanakan penambahan pemasangan Sambungan Rumah (SR), Hidran Umum (HU) dan sambungan non domestik.

5. Pengamanan sumber daya air untuk menghindari terjadinya degradasi kuantitas air pada sumber.

  Disamping program teknis pada tahap ini juga dilakukan peningkatan terhadap bidang adminstrasi dan keuangan yaitu kegiatan peningkatan kinerja administrasi. Program bidang SDM dan organisasi ditujukan untuk meningkatkan profesionalitas badan pengelola. Rencana program manajemen dan keuangan pada Tahap II antara lain:

  1. Studi Banding.

  2. Penyusunan instrumen evaluasi kinerja dan penilaian kinerja pegawai.

  3. Penambahan pegawai dan tim teknis yang berkualitas.

5.4.3. Rencana Pembangunan Tahap III (2021-2025)

  Tahap III (tahun 2021 - 2025), merupakan tahap terakhir pengembangan, yang mana sasaran pada akhir tahap ini adalah mengembangkan persentase pelayanan pada kisaran 60% dan untuk BJP sebesar 30% sesuai dengan standar yang dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan Umum tentang persentase pelayanan wilayah perkotaan dan MDG’s (Millennium Development Goals) dan target pelayanan nasional dan kepedulian Pemerintah Daerah. Yang belum terlayani sistem perpipaan maupun BJP sampai akhir tahun 2025 yaitu sebesar 10% yang sementara masih bisa menggunakan air sumur.

  Rencana pembangunan pada Tahap III yang terdiri dari rencana-rencana program teknis, manajemen dan keuangan. Tujuan utama tahap ini adalah pengembangan jaringan dan daerah pelayanan serta peningkatan kinerja badan pengelola. Rencana program program teknis pada Tahap III antara lain:

  1. Pengembangan jaringan distribusi beserta fasilitas penunjangnya.

  2. Penambahan zona pelayanan.

  3. Direncanakan penambahan pemasangan Sambungan Rumah (SR), Hidran Umum (HU) dan sambungan non domestik.

  4. Pengamanan sumber daya air untuk menghindari terjadinya degradasi kuantitas air pada sumber.

  Rencana program manajemen dan keuangan pada Tahap III yaitu melengkapi sarana kepegawaian (Kendaraan roda dua & roda empat, mebelair) dan pengembangan bangunan perkantoran PDAM.

  V - 14 Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

  

Bidang Cipta Karya

5.4.4. Rencana Penurunan Kebocoran Air Minum

  Kebocoran yang terjadi akan menimbulkan kerugian, karena itu diperlukan usaha- usaha untuk meminimalisirnya. Rencana penurunan tingkat kebocoran baik untuk teknis maupun non teknis akan dijabarkan sebagai berikut. Tingkat kebocoran yang ada di PDAM Kabupaten Halmahera Utara sampai dengan tahun 2009 adalah sebesar 7,6 %. Kehilangan air maksimum sampai akhir tahun 2025 diharapkan hanya sekitar 23,08 L/detik yang akan diturunkan hingga 20%.

  1. Penurunan Kebocoran Teknis Rencana penurunan kebocoran teknis dilakukan dengan cara:

  a. Pendeteksian secara langsung

  b. Metode isolasi/zone observasi

  c. Pemantauan wilayah/sistem distrik

  d. Metode house to house survey and rehabilitation

  e. Pilot Area dengan penanganan langsung

  f. Penggantian meter air

2. Penurunan Kebocoran Non Teknis

  Rencana penurunan kebocoran non teknis dilakukan dengan cara :

  a. Perbaikan mekanisme pembacaan meter air

  b. Penertiban pemakaian air tak resmi/ pencurian air c. Pelatihan penurunan dan penanganan kebocoran.

5.5. ARAHAN STRATEGI SANITASI KOTA (SSK)

  Secara teknis pengelolaan komponen Air Limbah Domestik di Kabupaten Halmahera Utara dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Tata Kota , Pertamanan dan Kebersihan. Kondisi eksisting pengelolaan komponen limbah domestik Kabupaten Halmahera Utara secara umum masih dilakukan dengan system onsite

  

(pengelolaan setempat) dengan teknologi tengki septik, hal ini disebabkan karena sarana

prasarana terkait peneganan komponen limbah domestic belum tersedia.

  Untuk Kabupaten Halmahera Utara terkait dengan sarana prasarana public pengelolaan komponen limbah domestic misalnya Instalasi Pengelolaan Lumpur Tinja (IPLT) baru padatahap pembangunan yang di mulai pada tahun 2013, pembangunan (IPLT) ini juga mendapat bantuan dari pemerintah provinsi melalui Dinas Pekerjaan Umum Khususnya Bidan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman (PPLP) sehingga diharapkan pemerintah daerahlebih memfokurkan dalam penyelesaiayan pembanguna IPLT.sehingga dapat menguragi dampak pencemaran lingkungan

  Strategi Sanitasi Kabupaten Halmahera Utara ini telah dilakukan pemetaan wilayah prioritas pengembangan sistem pengelolaan air limbah (on site maupun off site) secara umum. Adapun kriteria yaitu: kepadatan penduduk, klasifikasi wilayah (perkotaan atau perdesaan), karakteristik tata guna lahan/Center of Business Development (CBD) (komersial atau rumah tangga), serta resiko kesehatan lingkungan.

  Dalam rangka pelaksanaan pemetaan,pembangunan dan pengelolaan sanitasi yang baik dan untuk mencapai visi misi RPJMD maupun Visi Miisi sanitasi yang telah

  V - 15 Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

  

Bidang Cipta Karya disusun bersama maka dibutuhkan satu Strategi layanan sanitasi dasar untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan di sektor sanitasi. Dalam pelaksanaannya ada dua aspek yang menjadi isue strategis meliputi aspek teknis dan non teknis. Isue strategis dari aspek teknis mencakup tiga sub sektor meliputi komponen air limbah domestik, komponen persampahan, komponen drainase lingkungan, sektor air bersih serta aspek perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

  Sedangkan isue strategis dari aspek non teknis yang terdiri dari aspek kebijakan daerah dan kelembagaan, keuangan, keterlibatan pelaku bisnis atau swasta, pemberdayaan masyarakat, aspek jender dan kemiskinan, aspek monitoring dan evaluasi . serta aspek komonikasi dan pemetaan media

5.5.1. Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

  Untuk mencapai Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Komponen Air Limbah Domestik berdasarkan pada hasil analisis SWOT dan permasalahan dan isue strategis sebagaimana tertuang dalam Buku Putih Sanitasi yang telah disepakati bersama oleh anggota pokja dalam rangka peningkatan layanan air limbah domestik (ALD), maka dapat disusun tujuan, sasaran dan strategi seperti yang terdapat pada tabel dibawah ini.

Tabel 5.4. Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Air Limbah Domestik.

  Sasaran Tujuan Strategi Pernyataan sasaran Indikator sasaran

  Meningkatkan akses layanan Terbangunnya air limbah komunal bagi sarana IPLT dan masyarakat berpenghasilan

  Terabangunnya IPLT

  IPAL masing- rendah (MBR) Peningkatan dan IPAL masing 1 unit cakupan pelayanan dan Berkurangnya praktek Tidak ada

  Sosialisasi mengenai kualitas sistem Buang Air Besar penduduk yang pembangunan tengki septik pengelolaan air Sembarangan (BABS) melakukan praktek yang baik dan aman sesuai limbah domestic dari 61,38% menjadi 10 BABS di tahun dengan standar kesehatan

  % di tahun 2018 2018 (target jangka panjang)

  1. Meningkatkan akses layanan

  Tidak ada Berkurangnya praktek Air Limbah Pemukiman penduduk yang membuang limbah kepada masyarakat melalui membuang limbah disaluran terbuka dan penyediaan Prasarana dan di saluran dan halaman Sarana Air Limbah yang

  Tercapainya pekarangan memadai dan berkualitas sistem pengelolaan air

  Berkurangnya Sosialisasi dan limbah domestik Terwujudnya jumlah jamban pendampingan bagi yang baik lingkungan yang yang tidak aman masyarakat oleh pemerintah bersih dan sehat dari 77 % menjadi dan LSM terkait.

  23 % pada tahun 2018

  V - 16 Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

  

Bidang Cipta Karya

5.5.2. Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Persampahan

  Adanya Sosialisasi dan pendampingan dari pemerintah kepada masyarakat melalui program 3R

  Peningkatan kapasitas kelembagaan/SKPD terkait dalam optimalisasi peraturan daerah untuk pengelolaan sektor persampahan

  Komitmen PEMDA dalam pelaksanaan peraturan daerah sektor persampahan

  Terwujudnya tatakelolah kelembagaan komponen persampahan yang baik

  Pengembangan Kapasitas kelembagaan dan regulasi

  sistem pengelolaan sampah Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM)

  Building) tentang

  Peningkatan kapasitas (Capacity

  Adanya regulasi/PERDA tentang pengelolaan persampahan

  Optimalisasi Manjemen Pengelolaan Persampahan

  Keterlibatan semua pihak (stekholders) pemerintah ,wasta dan masyarakat

  Tebangunnya komitmen bersama dalam mengatasi masalah sampah

  Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

  V - 17

  Meningkatkan kapasitas dan kualitas sarana dan prasarana persampahan (TPA)

  Pembangunan TPA baru Terbangunnya TPA baru 1 Unit

  Peningkatan cakupan layanan dan kualitas sistem pengelolaan persampahan

  

Tujuan Sasaran Strategi

Pernyataan sasaran Indikator sasaran

Tabel 5.5. Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Persampahan

  Dalam penyusunan Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Komponen persampahan pokja melakukan kajian berdasarkan pada hasil analisis SWOT dan Stusi EHRA serta permasalahan dan isue strategis dalam Buku Putih Sanitasi yang telah dilakukan, maka dapat dirumuskan tujuan, sasaran dan strategi pengembangan disektor persampahan seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini.

  Terbangunnya kerjasama antara Pemerintah Daerah dan pihak Swasta

  Peningkatan koordinasi lintas SKPD Terbangunnya koordinasi yang baik antar semua stakeholder

  Peningkatan proporsi anggran sektor limbah domestik

  Adanya regulasi tentang pengelolaan sektor air limbah domestik 2.

  Terwujudnya tata kelolah kelembagaan komponen Limbah domestik yang baik

  Pengembangan Kapasitas kelembagaan regulasi dan anggaran

  Peningkatan Peran serta masyarakat dalam pengelolaan Persampahan 3.

5.5.3. Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Drainase

  Optimalisasi lahan resapan dan drainase yang berkelanjutan

  Sosialisasi dan pendampingan yang berkelanjutan oleh Pemerintah daerah

  Menurunnya penduduk yang membuang sampah didrainase

  Pertisipasi masyarakat dalam pengelolaan Drainase Lingkungan

  Adanya PERDA mengenai sistem pengelolaan drainase kingkungan

  Tersusunya regulasi/ Perda komponen Drainase lingkungan

  Optimalisasi kinerja SKPD dalam penanganan masalah drainase

  Peningkatan koordinasi Lintas SKPD

  Terwujudnya tatakelolah kelembagaan komponen Drainase lingkungan yang baik

  Pengembangan kapasitas kelembagaan, dukungan pembiayaan dan regulasi

  Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

  V - 18

  Meningkatnya persentase penduduk terlayani drainase lingkungan

  Optimalisasi APBD dan sinkronisasi usulan/perencanaan drainase dengan pemerintah provinsi maupun pemerintah pusat

  Peningkatan volume panjang saluran drainase ditahun 2014

  Meningkatnya prosentase panjang saluran drainase yang terbangun dari 52 % menjadi 86 % pada akhir tahun 2018

  Tersedianya sarana prasarana drainase lingkungan yang baik dan berkualitas

  Tujuan Sasaran Strategi Pernyataan sasaran Indikator sasaran

Tabel 5.6. Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Drainase

  Untuk penyusunan Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Komponen Drainase pokja sanitasi melakukan kajian berdasarkan pada hasil analisis SWOT dan Studi EHRA serta permasalahan dan isue strategis dalam Buku Putih Sanitasi yang telah dilakukan, maka dapat dirumuskan tujuan, sasaran dan strategi pengembangan disektor pengembangan Drainase seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini.

  Peningkatan dukungan pembiayaan Meningkatkan kerjasama dan koordinasi dengan pemangku kepentingan (Steakeholder)

  Meningkatnya kinerja institusi pengelolaan persampahan

  Pengendalian wilayah rawan banjir dan genangan pengurangan wilayah rawan bajir dan genangan di wilayah kota/desa terhadap masyarakat Tebangunnya koordinasi Sinkronisasi dan

  Meningkatnya yang baik antara Optimalisasi anggaran pembiayaan untuk

  Kab/Kota,Provinsi dan APBD Kab/Kota, komponen drainase Pusat Provinsi maupun Pusat dari APBD Kota

  

5.5.4. Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengelolaan Promosi Higiene dan Sanitasi

(Prohisan)

  Dalam penyusunan Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengelolaan Promosi Higiene dan Sanitasi (Prohisan) pokja sanitasi melakukan kajian berdasarkan pada hasil analisis SWOT dan Studi EHRA serta permasalahan dan isue strategis dalam Buku Putih Sanitasi yang telah dilakukan, maka dapat dirumuskan tujuan, sasaran dan strategi Pengelolaan Promosi Higiene dan Sanitasi (Prohisan) dan dijabarkan pada tabel dibawah ini.

Tabel 5.7. Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengelolaan Sanitasi Rumah

  Tangga

  Sasaran Tujuan Strategi Pernyataan sasaran Indikator sasaran

  • Kampanye dan promosi kesehatan dengan menggunakan media massa
  • Sosialisasi dan

  Pendampingan kepada masyarakat Meningkatkan peresentase rumah

  Membudayakan Meningkatnya tangga yang sehat dan

  Perilaku Hidup Bersih layanan (PHBs) Bertambahnya

  CTPS dari 40,80% dimasyarakat dan Sehat (PHBs) pemahaman menjadi 80,0%(jangka miskin dan dalam mewujudkan masyarakat tentang berpenghasilan panjang)

  Lingkungan yang Perilaku Hidup Bersih renda(MBR) sehat dan Sehat (PHBs)

  • kampanye dan sosialisasi lewat media Pemda dan media setempat.
  • Pendampingan yang berkelanjutan oleh pemerintah daerah

  Meningkatnya Optimalisasi peran Persentase Instansi terkait (PDAM)

  V - 19 Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

  

Bidang Cipta Karya

  Peningkatan sarana prasarana dan akses layanan terhadap air limbah domstik dan persampahan Guru pendidik harus lebih pro aktif dalam memberikan pendidikan kepada siswa mengenai pentingnya perilaku PHBS dan CTPS disekolah

  Terwujudnya Sanitasi Total Berbasisi Masyarakat (STBM)

  Meningkatnya akses layanan sanitasi dilingkungan sekolah

  Diharapkan siswa dapat berperilaku PHBS dan target 60% dari 40,80% Sekolah melakukan CTPS dengan benar ditahun 2014

  Terwujudnya lingkungan sekolah yang bersih dan sehat

  

Pernyataan sasaran Indikator sasaran

  Tujuan

Sasaran

Strategi

Tabel 5.8. Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengelolaan Sanitasi Sekolah

  Sosialisasi dan pendampingan yang berkelanjutan oleh Pemda

  Masyarakat melakukan dan Menerapkan STBM Sebanyak 30 % desa dan masyarakat menerapkan STBM tahun 2018

  Optimalisasi peran media dalam mensosialisaikan PHBs

  Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

  Tercapainya kerja sama dengan pihak swasta

  Menigkatkan kerja sama dengan pihak swasta dan media

  Meningkatkan kuantitas dan kualitas kader kesehatan desa untuk promosi PHBS.

  Peningkatan koordinasi lintas SKPD

  Meningkatnya kinerja SKPD terkait tentang higiene sanitasi pada akhir tahun 2018

  Meningkatnya keterlibatan seluruh stakeholder dan peran Media dalam mengefektifkan Pola Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

  rumah tangga yang mempunyai akses terhadap air bersih dalam proses penyediaan air bersih

  • Kampanye dan Sosialisasi kontinyu
  • Kerjsama dengan pihak terkait untuk dukungan pendanaan

  V - 20