KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KOTA LANGSA

  K ET ERPADU AN ST RAT EGI PEN GEM BAN GAN K OT A LAN GSA

5.1 ARAHAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA LANGSA

  Berdasarkan amanat Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Kota Langsa telah menyusun Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Langsa yang ditetapkan oleh Peraturan Daerah (Qanun) Nomor 12 Tahun 2013 .

  Arahan potensi pengembangan tata ruang Kota Langsa memiliki beberapa potensi pengembangan, salah satunya adalah potensi pengembangan dan peningkatan Kawasan Pelabuhan Kuala Langsa sehingga pertumbuhan kota diharapkan lebih cepat tercapai dan berkembang dari berbagai sektor ekonomi.

  Demikian halnya dengan koordinasi perencanaan pembangunan di bidang perekonomian merupakan acuan informasi terhadap pertumbuhan perekonomian dalam rangka melanjutkan dan meningkatkan pembangunan Kota Langsa, dalam hal ini pengembangan pembangunan Kawasan Industri Kuala Langsa (KIKL) Alue Raya Baru ada beberapa hal yang perlu diketahui, sebagai berikut :

   Kota Langsa terletak pada kawasan Timur Pulau Sumatera yang berbatasan dengan laut Selat Malaka sangat tepat untuk dikembangkan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dan perdagangan baik lokal, regional maupun internasional dengan mengembangkan pelabuhan Kawasan Industri Kuala Langsa (KIKL) Alue Raya Baru sebagai pelabuhan ekspor-impor;

   Pembangunan Pelabuhan Kawasan Industri Kuala Langsa (KIKL) Baru Alue Raya ini juga sebagai therapy traumatic masyarakat untuk menumbuhkan kembali kepercayaan dan kecintaan masyarakat Aceh kepada Pemerintah Pusat;

   Menciptakan lapangan kerja baru kepada masyarakat usia kerja dan masyarakat yang kehilangan pekerjaan (PHK) akibat tidak beroperasinya industri-industri yang ada dikarenakan konflik pada masa lalu; Dukungan potensi daerah yang cukup, termasuk dari Kabupaten Aceh Timur dan Kabupaten Aceh Tamiang (sebagai hinterland) serta kabupaten/kota tetangga lainnya dengan berbagai komoditas yang berpeluang untuk pasar ekspor, seperti hasil hutan, perkebunan, peternakan, perikanan dan lain sebagainya. Dimana selama ini komoditas dimaksud diekspor melalui pelabuhan luar daerah (Pelabuhan Belawan- Sumatera Utara) yang tidak memberi nilai tambah dan kurang menguntungkan bila ditinjau dari segi ekonomis kepada daerah penghasil, Pada Tabel 5.1 memaparkan identifikasi arahan RTRW Kota Langsa terkait Bidang Cipta Karya.

  Tabel 5.1

Arahan RTRW Kota Langsa Untuk Bidang Cipta Karya

ARAHAN POLA RUANG ARAHAN STRUKTUR RUANG

  

(1) (2)

Kawasan Perlindungan Setempat Sistem Pusat Pelayanan Kota Kawasan Cagar Budaya Sistem Jaringan Prasarana Kota Kawasan Lindung Geologi Prasarana Lalu Lintas Kawasan Rawan Bencana Alam Infrastruktur Perkotaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Sarana Prasarana Perkotaan Kawasan Budidaya Kawasan Peruntukan Lainnya

  Sumber : RTRW Kota Langsa 2012-2032

a. Penetapan kawasan strategis provinsi yang ada di Kota Langsa

  I. Dari sudut pertumbuhan ekonomi yaitu Kawasan Pusat Perdagangan dan Distribusi Aceh. Dengan karakter pengembangan kawasan strategis memiliki sektor unggulan yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah Aceh, dimana pertumbuhan ekonomi yang pesat selayaknya dikendalikan agar tidak menurunkan kinerja kawasan. Adapun arahan penanganan kawasan strategis ini yaitu dengan mengembangkan pusat-pusat kegiatan ekonomi yang mendorong pertumbuhan ekonomi Aceh, mengembangkan dan meningkatkan prasarana dan sarana pendukung pusat-pusat kegiatan ekonomi, mengendalikan pemanfaatan ruang dan alih fungsi ruang yang dapat menurunkan kualitas lingkungan dan layanan transportasi wilayah.

  II. Dari sudut pandang kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan yaitu Kawasan Hutan Lindung Manggrove dengan luas 861,78 Ha, dengan karakter pengembangan kawasan strategis untuk perlindungan ekosistem hutan bakau. Arahan penanganan kawasan strategis ini antara lain rehabilitasi dan revitalisasi hutan bakau, pengendalian kegiatan budiday perikanan dan permukiman disekitar kawasan hutan bakau.

  Penetapan kawasan strategis Kota Langsa adalah :

  1. Kawasan Strategis dari sudut pandang kepentingan pertumbuhanekonomi, meliputi :

  a. Kawasan Strategis dari sudut pandang kepentingan ekonomi yaitu Kawasan Central Bussines District (CBD) dengan luas 231,01 Ha;

  b. Kawasan Industri Alue Raya di Gampong Sungai Lueng Kecamatan Langsa Timur dengan luas 824,87 Ha; c. Kawasan Industri Kuala Langsa di Gampong Kuala Langsa Kecamatan Langsa Barat dengan luas 116,00 Ha;

  d. Kawasan Industri Buket Rata di Gampong Buket Rata Kecamatan Langsa Timur dengan Luas 300,00 Ha;

  e. Kawasan Industri Penyangga di Gampong Sungai Pauh Kecamatan Langsa Barat seluas 69,62 Ha;

  f. Kawasan Industri sedang Alue Dua di gampong Alue Dua Kecamatan Langsa Baro dengan luas 100,00 Ha; dan g. Pelabuhan Kuala Langsa di Gampong Kuala Langsa Kecamatan Langsa Barat dengan luas 13,00 Ha.

  2. Kawasan Strategis ditinjau dari sudut pandang kepentingan sosial budaya yaitu Kawasan Pendidikan di Gampong Meurandeh Kecamatan Langsa Lama dengan luas 200,00 Ha; Pada Tabel 5.2 memaparkan identifikasi Kawasan Strategis Kota (KSK) Langsa

Tabel 5.2 Identifikasi Kawasan Strategis Kota (KSK) Langsa berdasarkan RTRW SUDUT KAWASAN STRTEGIS KOTA LOKASI/BATAS KAWASAN KEPENTINGAN

  (2) (3) (4)

Kawasan Tentara Nasional Kodim 0104 Aceh Timur di Gampong Paya

Kepentingan HANKAM

Indonesia Bujo Seuleumah Kecamatan Langsa Baro

Pos TNI AL di Gampong di Gampong Kuala

  Langsa, Kecamatan Langsa Barat Koramil 05/LGSK Langsa Kota, Gampong Teungoh, Kecamatan Langsa Kota Koramil 29/LGSB Langsa Barat di Gampong Alur Dua, Kecamatan Langsa Baro Koramil 30/LGST Langsa Timur di Gampong

  Seunubok Antara, Kecamatan Langsa Timur

Kawasan Kepolisian Republik Polres Kota Langsa di Gampong Teungoh,

Indonesia Kecamatan Langsa Kota Polairud Kota Langsa di Gampong Kuala

  Langsa, Kecamatan Langsa Barat Polsek Langsa Baro di Gampong Alue Dua, Kecamatan Langsa Baro Polsek Langsa Kota di Gampong Matang

  Seulimeng, Kecamatan Barat Polsek Langsa Timur di Gampong Alue Pineng, Kecamatan Langsa Timur Kawasan Central Bussines District

  Kepentingan Ekonomi Kota Langsa (CBD) Gampong Sungai Lueng Kecamatan Langsa Kawasan Industri Alue Raya

  Timur / luas 824,87 Ha Gampong Kuala Langsa Kecamatan Langsa Kawasan Industri Kuala Langsa Barat / luas 116,00 Ha

  Gampong Buket Rata Kecamatan Langsa Kawasan Industri Buket Rata Timur /Luas 300,00 Ha Gampong Sungai Pauh Kecamatan Langsa

  Kawasan Industri Penyangga Barat seluas 69,62 Ha Gampong Alue Dua Kecamatan Langsa Baro Kawasan Industri sedang Alue Dua dengan luas 100,00 Ha Gampong Kuala Langsa Kecamatan Langsa

  Pelabuhan Kuala Langsa Barat / luas 13,00 Ha.

  Kepentingan Sosial Gampong Meurandeh Kecamatan Langsa Kawasan Pendidikan Budaya Lama dengan luas 200,00 Ha Kawasan Hutan Lindung Kepentingan

  Sepanjang Daerah Pesisir Kota Langsa Manggrove Lingkungan Hidup

Gambar 5.1. Peta Kawasan Strategis Kota Langsa

  Sumber : RTRW Kota Langsa 2012-2032

b. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang mencakup

  Arahan pemanfaatan ruang wilayah Kota Langsa merupakan perwujudan rencana tata ruang yang dijabarkan ke dalam indikasi program utama kota dalam jangka waktu perencanaan 5 tahunan sampai akhir tahun perencanaan 20 tahun. Arahan pemanfaatan ruang wilayah Kota Langsa berfungsi:

  1. Sebagai acuan bagi pemerintah Kota Langsa dan masyarakat dalam pemrograman pemanfaatan ruang;

  2. Sebagai arahan untuk sektor dalam penyusunan kegiatan prioritas (besaran, lokasi, sumber pendanaan, instansi pelaksana, dan waktu pelaksanaan);

  3. Sebagai dasar estimasi kebutuhan pembiayaan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun pertama; dan 4. Sebagai acuan bagi masyarakat dalam melakukan investasi.

  Arahan pemanfaatan ruang wilayah Kota Langsa disusun berdasarkan :

  1. Rencana struktur ruang dan pola ruang;

  2. Ketersediaan sumber daya dan sumber dana pembangunan;

  3. Kesepakatan para pemangku kepentingan dan kebijakan yang ditetapkan; dan

  4. Prioritas pengembangan wilayah Kota Langsadan pentahapan rencana pelaksanaan program sesuai dengan RPJPD.

  Arahan pemanfaatan ruang wilayah Kota Langsa disusun dengan kriteria :

  1. Mendukung perwujudan struktur ruang, pola ruang, dan kawasan strategis kota;

  2. Mendukung program utama penataan ruang nasional dan provinsi;

  3. Realistis, objektif, terukur, dan dapat dilaksanakan dalam jangka waktu perencanaan;

  4. Konsisten dan berkesinambungan terhadap program yang disusun, baik dalam jangka waktu tahunan maupun antar lima tahunan; dan

  5. Sinkronisasi antar program harus terjaga. Untuk mewujudkan keserasian perkembangan kegiatan pembangunan antar wilayah, maka setiap pusat kegiatan di wilayah Kota Langsa perlu didukung oleh ketersediaan serta kualitas sarana dan prasarana wilayah terutama jaringan transportasi sesuai dengan skala pelayanannya. Perwujudan rencana struktur ruang wilayah Kota Langsa antara lain, mencakup :

  1. Perwujudan pusat-pusat pelayanan dalam wilayah Kota Langsa, sebagai arahan pembentuk sistem pusat- pusat pelayanan wilayah kota yang memberikan layanan bagi wilayah kota;

  2. Perwujudan sistem jaringan prasarana wilayah Kota Langsa, sebagai arahan perletakan jaringan prasarana wilayah kota sesuai dengan fungsi jaringannya yang menunjang keterkaitan antar pusat-pusat pelayanan kota.

  Rencana Pola Ruang wilayah Kota Langsa dilaksanakan melalui perwujudan kawasan lindung dan perwujudan kawasan budidaya. Kawasan lindung yang terdapat di Kota Langsa adalah : hutan lindung, hutan bakau/mangrove, sempadan sungai, dan sempadan danau/waduk. Sedangkan kawasan budidaya yang dikembangkan adalah: perumahan yang meliputi perumahan dengan kepadatan tinggi, sedang, dan rendah; perdagangan dan jasa, yang meliputi pasar tradisional, pusat perbelanjaan dan toko modern; perkantoran meliputi : perkantoran pemerintahan dan perkantoran swasta; industri meliputi : industri rumah tangga/kecil; pariwisata meliputi : pariwisata budaya, pariwisata alam, dan pariwisata buatan; ruang terbuka non hijau; dan peruntukan lainnya. Program perwujudan kawasan strategis kota yang sedang dilaksanakan dan dikembangkan di Kota Langsa yaitu berupa kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan ekonomi. Kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi di kota Langsa yaitu kawasan industri Kuala Langsa.

c. Ketentuan zonasi bagi pembangunan prasarana sarana bidang Cipta Karya

  Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kota adalah ketentuan yang diperuntukkan sebagai alat penertiban penataan ruang, meliputi ketentuan umum peraturan zonasi, ketentuan perizinan, ketentuan pemberian insentif dan disinsentif, serta arahan sanksi dalam rangka perwujudan RTRW kota.

  • Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Kawasan Lindung

  a. kegiatan yang diperbolehkan bersyarat meliputi kegiatan transportasi untuk jalur inspeksi sungai/pantai; b. kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan budidaya yang dapat mengganggu atau merusak kualitas air, kondisi fisik dan dasar sungai atau pantai serta alirannya;

  5. Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan rawan bencana alam, terdiri atas:

  b. kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan budidaya yang dapat mengganggu atau merusak lingkungan fisik alamiah ruang.

  a. kegiatan yang diperbolehkan bersyarat meliputi kegiatan wisata alam; dan

  4. Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan hutan bakau, terdiri atas:

  c. kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan industri;

  b. kegiatan yang diperbolehkan bersyarat meliputi kawasan perumahan; dan

  a. kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan perdagangan dan pariwisata;

  3. Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan pelestarian alam dan cagar budaya, terdiri atas:

  2. Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan perlindungan setempat, terdiri atas:

  Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah di Kota Langsa berfungsi untuk :

  b. kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan budidaya yang dapat mengganggu atau merusak lingkungan fisik alamiah ruang; c. melaksanakan penetapan batas kawasan hutan secara terkoordinasi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; d. menegaskan batas kawasan lindung secara jelas dilapangan dan mensosialisasikannya pada masyarakat, sehingga masyarakat mengetahuinya; dan e. mengembalikan dan mengatur penguasaan dan penggunaan tanah sesuai peruntukan fungsi lindung secara bertahap untuk negara.

  a. kegiatan yang diperbolehkan bersyarat meliputi kegiatan wisata alam;

  1. Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan hutan lindung, terdiri atas:

   Melindungi kepentingan umum.

   Mencegah dampak pembangunan yang merugikan; dan

   Meminimalkan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang;

   Menjamin agar pembangunan baru tidak mengganggu pemanfaatan ruang yang telah sesuai dengan rencana tata ruang;

   Menjaga kesesuaian pemanfaatan ruang dengan rencana tata ruang;

   Mengendalikan pengembangan Kota Langsa;

  a. kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan pertanian; b. kegiatan yang diperbolehkan bersyarat meliputi pengembangan perumahan; dan c. kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan industri.

  6. Ketentuan umum peraturan zonasi untuk ruang terbuka hijau setempat, terdiri atas:

  a. kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan rekreasi dan olahraga;

  b. kegiatan yang diperbolehkan bersyarat meliputi bangunan penunjang rekreasi dan fasilitas umum lainnya dan bukan bangunan permanen; c. kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan yang mengakibatkan terganggunya fungsi ruang terbuka hijau; d. ketentuan intensitas bangunan meliputi: KDB paling tinggi sebesar 20 (dua puluh) persen; dan KDH paling rendah sebesar 80 (delapan puluh) persen.

  Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Kawasan Budidaya

  • Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan perumahan, meliputi:

  1. kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan untuk perumahan yang terdiri atas perumahan kepadatan tinggi, perumahan kepadatan sedang, dan perumahan kepadatan rendah. 2. kegiatan yang diperbolehkan bersyarat meliputi kegiatan penunjang kegiatan perumahan; 3. kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan industri besar dan kegiatan lainnya yang mengakibatkan terganggunya kegiatan perumahan; 4. ketentuan intensitas bangunan pada kawasan perumahan kepadatan tinggi meliputi:

  a. KDB paling tinggi sebesar 75 persen;

  b. KLB paling tinggi sebesar 3,2;

  c. GSB dengan ketentuan setengah rumija;

  d. Ketinggian maksimum 4 lantai; dan

  e. KDH paling rendah sebesar 20 persen; 5. ketentuan intensitas bangunan pada kawasan perumahan kepadatan sedang meliputi:

  a. KDB paling tinggi sebesar 50 persen;

  b. KLB paling tinggi sebesar 2,4;

  c. GSB dengan ketentuan setengah rumija;

  d. Ketinggian maksimum 4 lantai; dan

  e. KDH paling rendah sebesar 40 persen; 6. ketentuan intensitas bangunan pada kawasan perumahan kepadatan rendah meliputi:

  a. KDB paling tinggi sebesar 30 persen;

  b. KLB paling tinggi sebesar 1,0;

  c. GSB dengan ketentuan setengah rumija;

  d. Ketinggian maksimum 2 lantai; dan e. KDH paling rendah sebesar 60 persen.

  Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Kawasan Perdagangan dan Jasa

  Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan perdagangan dan jasa, meliputi:

  1. Kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan perdagangan besar dan eceran, jasa keuangan, jasa perkantoran usaha dan profesional, jasa hiburan dan rekreasi serta jasa kemasyarakatan;

  2. Kegiatan yang diperbolehkan bersyarat meliputi kegiatan hunian kepadatan menengah dan tinggi;

  3. Kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan industri besar dan kegiatan lainnya yang mengakibatkan terganggunya kegiatan perdagangan dan jasa;

  4. Ketentuan intensitas bangunan meliputi:

  a. KDB paling tinggi sebesar 70 persen;

  b. KLB paling tinggi sebesar 5,4;

  c. GSB paling rendah sebesar 6 meter;

  d. Ketinggian maksimum 6 lantai; dan e. KDH paling rendah sebesar 20 persen.

  Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Kawasan Industri

  Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan industri, meliputi: 1. kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan industry dan pendukungnya seperti perumahan karyawan, toko dan warung pendukung karyawan; 2. kegiatan yang diperbolehkan bersyarat meliputi kegiatan perumahan, serta pemanfaatan pasar, perkantoran dan jasa; 3. kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan perumahan, sekolah, serta kegiatan yang dapat terpengaruh secara negatif oleh polusi yang dihasilkan oleh kegiatan di kawasan industri; 4. ketentuan intensitas bangunan meliputi:

  a. KDB paling tinggi sebesar 60 persen;

  b. KLB paling tinggi sebesar 3,6;

  c. GSB dengan ketentuan setengah rumija;

  d. Ketinggian maksimum 6 lantai; dan e. KDH paling rendah sebesar 30 persen.

  Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Kawasan Perkantoran

  Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan perkantoran, meliputi: 1. kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan perdagangan dan jasa, permukiman; 2. kegiatan yang diperbolehkan bersyarat meliputi kegiatan pergudangan, sektor informal dan kegiatan yang berkaitan dengan perkantoran; 3. kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan perumahan kepadatan tinggi, industri besar, pasar basah dan bongkar muat barang dengan kendaraan lebih dari roda 6;

  4. ketentuan intensitas bangunan meliputi:

  a. KDB paling tinggi sebesar 50 persen;

  b. KLB paling tinggi sebesar 2,0;

  c. GSB dengan ketentuan setengah rumija;

  d. Ketinggian maksimum 4 lantai; e. KDH paling rendah sebesar 30 persen.

  • Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Kawasan Pariwisata

  Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan pariwisata, meliputi: 1. kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan pariwisata dan kegiatan penunjang pariwisata; 2. kegiatan yang diperbolehkan bersyarat meliputi kegiatan perdagangan dan jasa, serta kegiatan industri kecil; 3. kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan industri besar dan kegiatan yang mengakibatkan terganggunya kegiatan pariwisata; 4. ketentuan intensitas bangunan meliputi:

  a. KDB paling tinggi sebesar 40 persen;

  b. Ketinggian maksimum 4 lantai; c. KDH paling rendah sebesar 40 persen.

  Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Kawasan Ruang Terbuka Non Hijau

  Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan ruang terbuka non hijau, meliputi: 1. kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan pemanfaatan ruang untuk kegiatan berlangsungnya aktivitas masyarakat, kegiatan olah raga, kegiatan rekreasi, kegiatan parkir, penyediaan plasa, monument, evakuasi bencana dan landmark;

  2. kegiatan yang diperbolehkan bersyarat meliputi kegiatan kegiatan pemanfaatan ruang untuk sektor informal secara terbatas untuk menunjang kegiatan, sesuai dengan KDB yang ditetapkan; dan 3. kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi pemanfaatan pemukiman, perkantoran, industry dan daerah terbangun lainnya.

  Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Kawasan Ruang Evakuasi Bencana

  Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan ruang evakuasi bencana, meliputi: 1. kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan pemanfaatan ruang untuk kegiatan pembangunan prasarana dan sarana evakuasi bencana, penghijauan, dan pembangunan fasilitas penunjang keselamatan orang dan menunjang kegiatan operasionalisasi evakuasi bencana;

  2. kegiatan yang diperbolehkan bersyarat seperti pemanfaatan ruang bagi peribadatan, RTNH, kegiatan olah raga; dan

  3. kegiatan yang tidak diperbolehkan pemanfaatan bagi kawasan terbangun perumahan, perkantoran, perdagangan, dan kawasan terbangun yang dapat mempersempit lokasi evakuasi.

  Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Kawasan Peruntukan Sektor Informal

  Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan peruntukan sektor informal, meliputi: 1. kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan pemanfaatan ruang untuk kegiatan pembangunan prasarana dan sarana sektor informal, penghijauan, dan pembangunan fasilitas penunjang kegiatan sektor informal;

  2. kegiatan yang diperbolehkan bersyarat meliputi Kegiatan rekreasi untuk menunjang kegiatan sektor informal; 3. kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan selain sebagaimana tersebut diatas.

  Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Kawasan Pertahanan dan Keamanan

  Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan Pertahanan dan Keamanan Negara, meliputi:

  1. Kegiatan diperbolehkan kegiatan budidaya yang dapat mendukung fungsi kawasan Pertahanan dan Keamanan Negara sesuai peraturan perundang-undangan;

  2. Kegiatan diperbolehkan dengan syarat, berupa pemanfaatan ruang secara terbatas dan selektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan 3. kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan selain sebagaimana tersebut diatas dan kegiatan pemanfaatan ruang kawasan budidaya tidak terbangun disekitar kawasan Pertahanan dan Keamanan

  Negara.

  Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Kawasan Perkebunan

  Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan perkebunan disusun dengan ketentuan: 1. diperbolehkan lahan perkebunan besar yang terlantar beralih fungsi untuk kegiatan non perkebunan; 2. diperbolehkannya permukiman perdesaan khususnya bagi penduduk yang bekerja disektor perkebunan; 3. diperbolehkan adanya bangunan yang bersifat mendukung kegiatan perkebunan dan jaringan prasarana wilayah; 4. diperbolehkan adanya intergrasi dengan tanaman hortikultura, peternakan dan tanaman lahan kering; 5. diperbolehkan bersyarat intergrasi agroindustri pada kawasan perkebunan; dan 6. diperbolehkan alih fungsi kawasan perkebunan menjadi fungsi lainnya sepanjang sesuai dan mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan.

  Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Kawasan Pertambangan

  • 1.

  Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan pertambangan, meliputi: mengarahkan dan mengendalikan kegiatan penambangan melalui perizinan;

  2. 3. menagatur rehabilitasi kawasan bekas penambangan sesuai dengan kaidah lingkungan; pengawasan secara ketat terhadap kegiatan penambangan untuk mencegah terjadi kerusakan 4. lingkungan; 5. wajib melaksanakan reklamasi pada lahan-lahan bekas galian/penambangan; pengembangan kawasan pertambangan dilakukan dengan mempertimbangkan potensi bahan 6. tambang, kondisi geologi dan geohidrologi dalam kaitannya dengan kelestarian lingkungan; pengelolaan kawasan bekas penambangan harus direhabilitasi sesuai dengan zona peruntukan yang 7. ditetapkan; 8. kewajiban melakukan pengelolaan lingkungan selama dan setelah berakhirnya kegiatan penambangan; tidak diperbolehkan menambang batuan di perbukitan yang di bawahnya terdapat mata air penting atau 9. pemukiman; tidak diperbolehkan menambang bongkah-bongkah batu dari dalam sungai yang terletak di bagian hulu 10. dan di dekat jembatan; percampuran kegiatan penambangan dengan fungsi kawasan lain diperbolehkan sejauh mendukung 11. atau tidak merubah fungsi utama kawasan; penambangan pasir atau sirtu di dalam badan sungai hanya diperbolehkan pada ruas-ruas jalan 12. tertentu yang dianggap tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan; 13. menetapkan wilayah pertambangan rakyat (WPR) sesuai ketentuan perundang- undangan; dan mengarahkan kegiatan usaha pertambangan untuk menyimpan dan mengamankan tanah atas (top soil)

  guna keperluan rehabilitasi lahan bekas penambangan.

  Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Kawasan Strategis

  • Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan strategis, meliputi:

  1. Peraturan zonasi untuk kawasan strategis provinsi disusun dengan ketentuan: a. b. diperbolehkan dilakukan pengembangan untuk mendukung kegiatan kawasan; c. tidak diperbolehkan dilakukan perubahan secara keseluruhan fungsi dasarnya; dan diperbolehkan untuk penyediaan fasilitas dan prasarana.

  2. Peraturan zonasi untuk kawasan strategis Kabupaten disusun dengan ketentuan: a. b. penetapan kawasan strategis Kabupaten; c. diperbolehkan dilakukan pengembangan untuk mendukung kegiatan kawasan; d. tidak diperbolehkan dilakukan perubahan secara keseluruhan fungsi dasarnya; dan diperbolehkan untuk penyediaan fasilitas dan prasarana.

  

d. Indikasi Program Sebagai Operasionalisasi Rencana Pola Ruang dan Struktur Ruang Terkait

Bidang Cipta Karya

  Arahan pemanfaatan ruang wilayah Kota Langsa disusun dengan kriteria :

  1. Perwujudan pusat-pusat pelayanan dalam wilayah Kota Langsa, sebagai arahan pembentuk sistem pusat- pusat pelayanan wilayah kota yang memberikan layanan bagi wilayah kota;

  Untuk mewujudkan keserasian perkembangan kegiatan pembangunan antar wilayah, maka setiap pusat kegiatan di wilayah Kota Langsa perlu didukung oleh ketersediaan serta kualitas sarana dan prasarana wilayah terutama jaringan transportasi sesuai dengan skala pelayanannya. Perwujudan rencana struktur ruang wilayah Kota Langsa antara lain, mencakup :

  5. Sinkronisasi antar program harus terjaga.

  4. Konsisten dan berkesinambungan terhadap program yang disusun, baik dalam jangka waktu tahunan maupun antar lima tahunan; dan

  3. Realistis, objektif, terukur, dan dapat dilaksanakan dalam jangka waktu perencanaan;

  2. Mendukung program utama penataan ruang nasional dan provinsi;

  2. Mendukung perwujudan struktur ruang, pola ruang, dan kawasan strategis kota;

  4. Prioritas pengembangan wilayah Kota Langsadan pentahapan rencana pelaksanaan program sesuai dengan RPJPD.

  Arahan pemanfaatan ruang wilayah Kota Langsa merupakan perwujudan rencana tata ruang yang dijabarkan ke dalam indikasi program utama kota dalam jangka waktu perencanaan 5 tahunan sampai akhir tahun perencanaan 20 tahun. Arahan pemanfaatan ruang wilayah Kota Langsa berfungsi :

  3. Kesepakatan para pemangku kepentingan dan kebijakan yang ditetapkan; dan

  2. Ketersediaan sumber daya dan sumber dana pembangunan;

  1. Rencana struktur ruang dan pola ruang;

  Arahan pemanfaatan ruang wilayah Kota Langsa disusun berdasarkan :

  3. Sebagai dasar estimasi kebutuhan pembiayaan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun pertama; dan 4. Sebagai acuan bagi masyarakat dalam melakukan investasi.

  2. Sebagai arahan untuk sektor dalam penyusunan kegiatan prioritas (besaran, lokasi, sumber pendanaan, instansi pelaksana, dan waktu pelaksanaan);

  1. Sebagai acuan bagi pemerintah Kota Langsa dan masyarakat dalam pemrograman pemanfaatan ruang;

  2. Perwujudan sistem jaringan prasarana wilayah Kota Langsa, sebagai arahan perletakan jaringan prasarana wilayah kota sesuai dengan fungsi jaringannya yang menunjang keterkaitan antar pusat-pusat pelayanan kota.

  YA APBN/ APBA/ APBK BAPPEDA, Dinas PU, BMCK Prov/Kota 3.

  No. USULAN PROGRAM UTAMA LOKASI Merupakan KSK (YA/TIDAK) SUMBER PENDANAAN

  7 Pusat Lingkungan 1 – 7 YA APBN/ APBA/ APBK BAPPEDA, Dinas PU,

  Peningkatan Fungsi Pusat Lingkungan 1 –

  Rencana Pola Ruang wilayah Kota Langsa dilaksanakan melalui perwujudan kawasan lindung dan perwujudan kawasan budidaya. Kawasan lindung yang terdapat di Kota Langsa adalah : hutan lindung, hutan bakau/mangrove, sempadan sungai, dan sempadan danau/waduk.

  Peningkatan Fungsi Sub Pusat Pelayanan Kota 1 - 4 Sub Pusat Pelayanan Kota 1 - 4

  1. Peningkatan Fungsi Pusat Pelayanan Kota Peukan Langsa YA APBN/ APBA/ APBK BAPPEDA, Dinas PU, BMCK Prov/Kota 2.

  (1) (2) (3) (4) (5) (5)

Tabel 5.3 Identifikasi Indikasi Program RTRW Kota Langsa terkait Pembangunan Infrastruktur Untuk Bidang Cipta Karya

  Untuk lebih jelasnya mengenai indikasi Indikasi Program RTRW Kota Langsa terkait Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya Tabel 5.3

  c. indikasi pelaksana kegiatan; dan d. waktu pelaksanaan.

  b. indikasi sumber pendanaan;

  a. indikasi program utama;

  Arahan pemanfaatan ruang terdiri atas:

  Program perwujudan kawasan strategis kota yang sedang dilaksanakan dan dikembangkan di Kota Langsa yaitu berupa kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan ekonomi. Kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi di kota Langsa yaitu kawasan industri Kuala Langsa.

  Sedangkan kawasan budidaya yang dikembangkan adalah: perumahan yang meliputi perumahan dengan kepadatan tinggi, sedang, dan rendah; perdagangan dan jasa, yang meliputi pasar tradisional, pusat perbelanjaan dan toko modern; perkantoran meliputi : perkantoran pemerintahan dan perkantoran swasta; industri meliputi : industri rumah tangga/kecil; pariwisata meliputi : pariwisata budaya, pariwisata alam, dan pariwisata buatan; ruang terbuka non hijau; dan peruntukan lainnya.

INSTANSI PELAKSANA

  BMCK Prov/Kota 4.

  • – Sp Tugu Komodor, Jalan A. Yani, jalan Prof.

A. Madjid Ibrahim, Jalan

  H. Agus Salim, Jalan Sp Tugu Langsa – Perbatasan Kab Aceh Tamiang, Jalan Kuala

  Langsa YA APBN/ APBA/ APBK KEMEN PU DISHUB, Dinas PU, BMCK

  Prov/Kota 5.

  Peningkatan, dan Pemeliharan Jaringan Jalan Kolektor Sekunder Jalan Iskandar Sani, Ruas Jalan Panglima

  Polem, Ruas Jalan T. M. Bahrum, Ruas Jalan Tgk.

  Chik Di Tunong, Jalan Syiah Kuala, Ruas Jalan YA APBN/ APBA/ APBK KEMEN PU DISHUB,

  Dinas PU, BMCK Prov/Kota

  Peningkatan, dan Pemeliharan Jaringan Jalan Arteri Primer K1 Jalan Nasional Jalan Batas Aceh Timur

  Darussalam, Jalan WR.

  Supratman, Tgk. Chik Paya Bakong, Jalan Laksamana Malahayati, Jalan T. Nyak Arif, Jalan

  Elak TVRI, Jalan Chik Tayeb, Jalan Lilawangsa, Ruas Jalan T. Umar sepanjang.

  Jalan Cendana sepanjang, Jalan Jalan Alkahar, Jalan Jend. Sudirman Ujong, Jalan KEMEN PU DISHUB, Peningkatan, dan Pemeliharan Jaringan

  

6. Malikul Adil, Jalan YA APBN/ APBA/ APBK Dinas PU, BMCK

Jalan Lokal Sekunder Malikul Saleh, Jalan Prov/Kota Muhayatsyah, Jalan

  Narisah, Jalan Petua Bayeun KEMEN PU DISHUB, Peningkatan, dan Pemeliharan, Jaringan Jaringan Jalan

  7. YA APBN/ APBA/ APBK Dinas PU, BMCK Jalan Lingkungan Lingkungan Prov/Kota Jembatan Kebun Ireng,

  Jembatan Birem Puntong, Jembatan Dayah Gampong Meurandeh, Jembatan

  Teupin Simpang Lhee, KEMEN PU DISHUB,

  

8. Peningkatan, dan Pemeliharan Jembatan Jembatan Matang Seutuy YA APBN/ APBA/ APBK Dinas PU, BMCK

sepanjang, Jembatan Prov/Kota Nuruddin Arraniri sepanjang, Jembatan

  Dusun Alue Buaya, Jembatan Dusun Trom, Jembatan Lor. Damai RuasJalan Birem

  Puntong – Sungai Lueng, Rencana Pembangunan Jaringan Jalan Ruas Jalan trans KEMEN PU DISHUB,

  

9. Arteri Primer K1 dengan status Jalan Sumatera (Highway YA APBN/ APBA/ APBK Dinas PU, BMCK

Nasional batas Prov/Kota

Complementer)

  Aceh Timur – batas Aceh Tamiang , Ruas Jalan Alue Dua – Rencana Peningkatan dan Pembangunan Pondok Kelapa – Alue KEMEN PU DISHUB,

  

10. Jaringan Jalan Kolektor Primer K3 dengan Merbau, Ruas Jalan YA APBN/ APBA/ APBK Dinas PU, BMCK

status Jalan Provinsi Matang Kitan – Sungai Prov/Kota

Pauh sepanjang 2,77 Km Ruas Jalan TM. Bahrum

  • – Lingkar Utara, Ruas Jalan Seri, Ruas Jalan Birem Puntong – Perumnas, Ruas Jalan Bukit, Ruas Jalan Utama, Ruas Jalan Abadi – Peutua Rahman, Ruas Jalan Sudirman Ujung – Jalan Relokasi Pusong, Ruas Jalan Flamboyan,

  Ruas Jalan Alue Beurawe Sungai Pauh, Rencana Peningkatan dan Pembangunan Ruas Jalan Hajar 2, Ruas KEMEN PU DISHUB,

  

11. Jaringan JalanKolektor Sekunder K4 Jalan AMD 1, 2, Ruas YA APBN/ APBA/ APBK Dinas PU, BMCK

dengan status Jalan Kota Jalan Simpang Wie, Prov/Kota

Ruas Jalan Sidorejo, Ruas Jalan Meurandeh,

  Ruas Jalan Pondok Pabrik – Meurandeh, Ruas Jalan Hamzah Fansuri – Kebun Lama,

  Ruas Jalan Pondok Pabrik – Geudubang Aceh, Ruas Jalan Pendidikan 1, Ruas Jalan

  Pondok Kemuning – Pondok Pabrik, Ruas Jalan Unsam

  12. Terminal Tipe A Gampong Birem Puntong Kecamatan Langsa Baro YA APBN/ APBA/ APBK

  Prof. A. Madjid Ibrahim, Jalan H. Agussalim, Jalan Iskandar Tsani, Jalan Kuala Langsa,

  Barat sejumlah 4 Unit di YA APBN/ APBA/ APBK BMCK, Dinas PU, DISHUB, Dinas

  Matang Panyang 1 Unit dan Gampong Sukarejo 1 Unit, Kecamatan Langsa Lama sejumlah 2 Unit di Gampong Baroh Langsa Lama 1 Unit dan Gampong Batee Puteh 1 Unit, Kecamatan Langsa

  Kecamatan Langsa Timur sejumlah 5 Unit di Gampong Cinta Raja 1 Unit, Gampong Kapa 1 Unit, Gampong Sungai Lueng 1 Unit, Gampong

  Gampong Buket Meutuah Kecamatan Langsa Timur, Gampong Sidodadi Kecamatan Langsa Lama, Gampong Timbang Langsa kecamatan Langsa Baro, Gampong Kuala Langsa Kecamatan Langsa Barat, Kecamatan Langsa Baro sejumlah 3 Unit di Gampong Alue Dua,

  Evakuasi Bencana Kota Langsa YA APBA/ APBK BPBD, Dinas PU Sarana dan prasarana kota lainnya (Pos Pemadam, PPI, TPI, Cold Storage)

  Umar, Jalan T.M. Zain, Jalan Lilawangsa YA APBN/ APBA/ APBK Dinas PU Sistem Penyediaan Jalur dan Ruang

  Muda, Jalan Kebun Lama, Jalan Sidorejo, Jalan Sidodadi, Jalan T.

  Supratman, Jalan Cut Nyak Dhin, Jalan Jend. Sudirman, Jalan Kebun Baru, Jalan Iskandar

  Jalan TM Bahrum, Jalan Syiah Kuala, Jalan Darussalam, Jalan W.R.

  Prov/Kota

Jaringan Drainase Seluruh Kecamatan YA APBN/ APBA/ APBK Dinas PU

Jaringan Jalan Pejalan Kaki Jalan Ahmad Yani, Jalan

  KEMENHUB DISHUB BMCK Prov/Kota

  Kebersihan Pengelolaan Persampahan Seluruh Kecamatan YA APBN/ APBA/ APBK Dinas Kebersihan BLHKP, Dinas PU

  YA APBN/ APBA/ APBK Bapedalda, BMCK Provinsi Aceh, Bapedalda dan Dinas

  Pengelolaan Air Limbah disetiap Pusat Pelayanan Kota dan Pusat Lingkungan

  Sistim Jaringan Penyediaan Air Minum Kota Langsa YA APBN/ APBA/ APBK PDAM, DINAS PU BAPPEDA Kota dan Provinsi

  Kecamatan Langsa Baro YA APBN/ APBA/ APBK DISHUB BMCK Kota

  DISHUB BMCK Kota Unit Pengujian Kendaraan Bermotor Birem Puntong

  Barat, Gampong Pondok Pabrik Kecamatan Langsa Lama, Gampong Geudubang Jawa Kecamatan Langsa Baro YA APBA/ APBK

  Alue Merbau Kecamatan Langsa Timur, Gampong Simpang Lhee Kecamatan Langsa

  13. Pembangunan dan Pemeliharaan Halte Gampong Blang Seunibong Kecamatan Langsa Kota, Gampong

  Perikanan dan Kelautan Prov/Kota Gampong Seuriget 1 Unit, Gampong Simpang Lhee

  1 Unit, Gampong Kuala Langsa 1 Unit dan Gampong Telaga Tujuh 1 Unit, Kecamatan Langsa

  Barat di Gampong Matang Seulimeng

5.2 ARAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

  Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) disusun berdasarkan Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Dalam undang-undang tersebut, RPJM Daerah dinyatakan sebagai penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional, memuat arah kebijakan keuangan Daerah, strategi pembangunan Daerah, kebijakan umum, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan program kewilayahan disertai dengan rencana- rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.

5.2.1 Kebijakan Pembangunan Daerah Visi dan Misi

   Visi merupakan cara pandang jauh ke depan cita-cita atau kondisi ideal yang diinginkan di masa depan dengan memperhatikan kondisi kekinian, potensi sumber daya lokal (SDA, SDM, dan kemampuan keuangan), serta dinamika dan isue–isue strategis yang berkembang. Visi diartikan pula sebagai suatu idaman masa depan yang hendak dicapai. Idaman tersebut adalah suatu kondisi daerah yang lebih baik dari sebelumnya dan taraf hidup sosial-ekonomi masyarakatnya yang lebih baik pula.

  Sesuai amanah Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, bahwa visi dan misi dari Kepala Daerah/Wakil Kepala daerah terpilih, dalam hal ini Walikota dan Wakil Walikota Langsa terpilih melalui Pemilukada kota tahun 2012, ditetapkan menjadi dasar visi dan misi pembangunan kota periode 2012-2017. Atas dasar tersebut, dengan mengedepankan penyelenggaraan pemerintahan yang amanah, Pemerintah Kota menetapkan visi pembangunan kota tahun 2012-2017 sebagai berikut :

  

“Mewujudkan Langsa Menjadi Kota Berperadaban dan Islami”

  Misi adalah kondisi ideal yang harus diciptakan agar visi yang telah ditetapkan dapat dicapai dan terealisir menjadi kenyataan dalam lima tahun ke depan. Misi juga berupa panggilan tugas sesuai fungsi masing-masing untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka mewujudkan visi sampai waktu yang telah disepakati bersama. Sejalan dengan Misi dari Walikota dan Wakil Walikota terpilih dalam Pemilukada kota tahun 2012, telah ditetapkan beberapa misi pembangunan khususnya pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya antara lain:

   Mewujudkan penataan ruang kota serta pusat-pusat pasar dan perdagangan yang tertib dan BERIMAN (bersih, indah, menarik, dan nyaman);

   Mewujudkan pelayanan publik yang berkualitas;

   Mewujudkan pembangunan infrastruktur berkualitas guna mendorong percepatan pengembangan kota dan wilayah;

   Mewujudkan permukiman masyarakat yang layak huni dan menata lingkungan hidup yang serasi dan lestari;

5.2.2 Strategi Dan Arah Kebijakan

  Strategi

   Strategi pembangunan yang ditempuh untuk merealisasikan sasaran dari misi Mewujudkan penataan ruang

  kota serta pusat-pusat pasar dan perdagangan yang tertib dan BERIMAN (bersih, indah, menarik, dan nyaman); dalam jangka menengah mendatang yaitu:

  1. Penataan ruang kota dan wilayah yang aman, nyaman, efektif, integratif, produktif, dan berkelanjutan sesuai RTRW Kota Langsa;

  2. Peningkatan pengawasan secara berkelanjutan untuk menjamin kesesuaian pemanfaatan lahan dengan rencana tata ruang serta menjamin sinkronisasi rencana tata ruang dengan rencana pembangunan, baik antarsektor maupun antarwilayah;

  

  4. Pengelolaan pertanahan yang adil dan memperhatikan kearifan lokal dalam mendukung pembangunan yang berkelanjutan; dan

  5. Pengembangan pusat pasar dan perdagangan di Kota Langsa yang BERIMAN (bersih, indah, menarik, dan nyaman) guna mendorong aktivitas perdagangan dan berdampak signifikan terhadap pertumbuhan.

   Untuk mewujudkan pelayanan publik yang berkualitas dengan sarana dan prasarana perkotaan yang memadai sesuai standar pelayanan perkotaan, ditempuh strategi pembangunan tahun 2012-2017 sebagai berikut :

  1. Peningkatan kualitas cakupan pelayanan air bersih/air minum, termasuk pemeliharaan jaringan secara berkala dan berkesinambungan;

  2. Perluasan dan peningkatan kualitas cakupan pelayanan persampahan dan limbah;

  3. Peningkatan kualitas pelayanan transportasi kota, termasuk memfungsikan terminal secara optimal;  Strategi pembangunan yang ditempuh untuk mewujudkan sasaran dari misi pembangunan infrastruktur

  berkualitas guna mendorong percepatan pengembangan kota dan wilayah

  ; dalam jangka menengah ke depan, yaitu :

  1. Peningkatan kualitas infrastruktur, dalam mendukung percepatan pengembangan kota dan wilayah;

  3. Pembangunan kawasan perkotaan yang memperhatikan pengelolaan lingkungan dan berwawasan mitigasi bencana;

  2. Peningkatan kualitas pelayanan transportasi yang efektif dan efisien yang menghubungkan antargampong dan antarwilayah.

  3. Peningkatan kualitas infrastruktur Pelabuhan Kuala Langsa dalam rangka mendorong aktivitas perdagangan ekspor-impor.

  4. Pembangunan jaringan air bersih dalam upaya meningkatkan pemerataan distribusi air bersih bagi masyarakat dan mendukung percepatan pencapaian tujuan pembangunan milenium (Millenium Development Goal/MDGs dan SDGs);

  5. Peningkatan kualitas sistem jaringan drainase dalam upaya pengendalian banjir di wilayah perkotaan;

  6. Peningkatan kualitas sarana dan prasarana persampahan; Strategi pembangunan yang ditempuh untuk sasaran dari misi Mewujudkan permukiman masyarakat

   yang layak huni dan menata lingkungan hidup yang serasi dan lestari ; dalam jangka menengah ke

  depan, yaitu :

  1. Penyediaan sarana dan prasarana permukiman masyarakat yang berkualitas;

  2. Penyediaan perumahan yang layak huni dan terjangkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah;

  3. Peningkatan lingkungan permukiman yang sehat dan aman;

  4. Peningkatan keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan sampah berbasis komunitas; 5. Peningkatan kualitas dan aksebilitas masyarakat terhadap layanan sanitasi.

  6. Peningkatan keterlibatan kelompok masyarakat, dunia usaha/swasta,LSM, dan lembaga pemerhati lingkungan hidup dalam mendukung pelestarian lingkungan hidup secara terpadu dan kontinyu;

  7. Perluasan ruang terbuka hijau guna mewujudkan lingkungan yang aman dan sehat; dan

  Arah Kebijakan

    Dalam rangka Mewujudkan penataan ruang kota serta pusat-pusat pasar dan perdagangan yang tertib

  Untuk tercapainya sasaran pembangunan dari misi

  dan BERIMAN (bersih, indah, menarik, dan nyaman) ;

  ini, arahan kebijakan pembangunan jangka menengah ke depan, meliputi :

  1. Mengembangkan ruang kota dan wilayah yang aman, nyaman, efektif, integratif, produktif, dan berkelanjutan sesuai RTRW Kota Langsa;

  2. Mengoptimalkan pengawasan secara berkelanjutan untuk menjamin kesesuaian pemanfaatan lahan dengan rencana tata ruang serta menjamin sinkronisasi rencana tata ruang dengan rencana pembangunan, baik antarsektor maupun antarwilayah;

  3. Membangun kawasan-kawasan perkotaan yang ramah lingkungan dan berwawasan mitigasi bencana;

  4. Melaksanakan pengelolaan pertanahan yang berkeadilan dan berlandaskan kearifan lokal guna mendukung pembangunan berkelanjutan; dan

  5. Mengembangkan pusat-pusat pasar dan kawasan perdagangan di Kota Langsa yang BERIMAN (bersih, indah, menarik, dan nyaman).

   Untuk Mewujudkan pelayanan publik yang berkualitas; dengan sarana dan prasarana perkotaan yang memadai sesuai standar pelayanan perkotaan, diarahkan kebijakan pembangunan tahun 2012- 2017 sebagai berikut :

  7. Meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dalam perencanaan transportasi kota; dan

  4. Meningkatkan kualitas kinerja cakupan pelayanan air minum, limbah, dan persampahan sampai ke pelosok gampong;

  3. Meningkatkan lingkungan permukiman yang sehat dan aman;

  2. Menyediakan perumahan yang layak huni dan terjangkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah;

  1. Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana permukiman masyarakat yang berkualitas;

  jangka menengah ke depan, yaitu :

  huni dan menata lingkungan hidup yang serasi dan lestari ; Dengan sasaran dari misi tersebut dalam

   Arah kebijakan pembangunan yang ditempuh untuk Mewujudkan permukiman masyarakat yang layak

  8. Meningkatkan cakupan program PNPM Mandiri perkotaan dan perdesaan, terutama pembangunan infrastruktur dasar berbasis masyarakat.

  6. Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana persampahan;

  1. Meningkatkan kualitas cakupan pelayanan air bersih/air minum dan melakukan pemeliharaan jaringan secara berkala dan berkesinambungan;

  5. Mengembangkan sistem jaringan drainase secara terpadu dalam upaya pengendalian banjir di wilayah perkotaan;

  4. Membangun jaringan air bersih yang integral dan terpadu dalam upaya meningkatkan pemerataan distribusi air bersih bagi masyarakat dan mendukung percepatan pencapaian tujuan pembangunan milenium (Millenium Development Goal/MDGs);