KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN BATU BARA

  Bab.

  5 KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN BATU BARA

5.1. RTRW KABUPATEN BATU BARA

5.1.1. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Wilayah

  Tujuan umum penataan ruang; sesuai dengan amanah Undang Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, adalah : 1) Aman : Masyarakat dapat menjalankan aktivitas kehidupannya dengan terlindungi dari berbagai ancaman; 2) Nyaman : Memberi kesempatan yang luas bagi masyarakat untuk mengartikulasikan nilai - nilai sosial budaya dan fungsinya sebagai manusia dalam suasana yang tenang dan damai;

  3) Produktif : Proses produksi dan distribusi berjalan secara efisien sehingga mampu memberikan nilai tambah ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat sekaligus meningkatkan daya saing;

  4) Berkelanjutan : Kualitas lingkungan fisik dapat dipertahankan bahkan dapat ditingkatkan, tidak hanya untuk kepentingan generasi saat ini, namun juga generasi yang akan datang. Atas dasar hal tersebut, tujuan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Batu Bara 2011 – 2031 dirumuskan untuk mengatasi permasalahan tata ruang dan sekaligus memanfaatkan potensi yang dimiliki, serta mendukung terwujudnya strategi dan kebijakan pembangunan kabupaten untuk 20 tahun mendatang. Perumusan tujuan penataan ruang Kabupaten Batu Bara diselaraskan dengan visi kabupaten, yaitu:

  Kabupaten Batu Bara Sejahtera Berjaya. Visi ini bermakna mewujudkan

  masyarakat yang maju, mandiri dan mapan dengan mengandalkan potensi sumberdaya lokal. Merujuk pada visi kabupaten tersebut, maka tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Batu Bara yang dirumuskan adalah :

  Mewujudkan Kabupaten Kepulauan Batu Bara sebagai kawasan investasi maju yang berbasis sektor agro, industri, jasa pelabuhan dan hasil laut yang unggul, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan, dalam rangka mewujudkan kemandirian kabupaten.

  Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah Kabupaten Batu Bara dapat dirumuskan sebagai berikut :

  Kebijakan 1 : Pengembangan Kegiatan berbasis Agro dalam Arti Luas, Perikanan serta kegiatan jasa pelabuhan dan perdagangan sebagai Basis Perekonomian Wilayah di Masa Datang;

  Strategi : 1) Mengembangkan sentra - sentra kegiatan perkebunan, pertanian, peternakan dan perikanan ; 2) Pengembangan obyek wisata potensial; 3) Mengembangkan kegiatan industri pengolahan; dan 4) Mengembangkan pusat perdagangan regional yang didukung kegiatan jasa pelabuhan, dalam rangka meningkatkan nilai tambah ekonomi, daya saing dan memperkuat basis perekonomian wilayah.

  Kebijakan 2 : Pelestarian dan Pengembangan Potensi Sumber Daya Alam secara Optimal sesuai Daya Dukung Wilayah;

  Strategi : 1) Mengamankan dan melestarikan kawasan hutan bakau/mangrove dari dampak negatif pengembangan kawasan pesisir Kabupaten Batu Bara ; 2) Mengendalikan alih fungsi lahan; dan 3) Mempertahankan lahan irigasi teknis Bahbolon sebagai potensi ketahanan pangan regional;

  Kebijakan 3 : Pengembangan Sistem Perkotaan yang Efisien, Efektif, Rasional serta terintegrasi untuk Meningkatkan Kegiatan Sosial-Ekonomi Masyarakat dan Pelayanan Publik;

  Strategi : 1) Mengembangkan pusat - pusat perkotaan baru dibagian Utara Kabupaten

  Batu Bara (Tanjung Tiram, Perupuk, Kuala Tanjung dan Pangkalan Dodek) untuk mendorong perkembangan pembangunan kawasan pesisir yang masih terisolir;

  2) Mengembangkan pusat-pusat perkotaan dengan pendekatan cluster kegiatan ekonomi wilayah; 3) Mengembangkan kawasan perkotaan Lima Puluh dan Perupuk dikawasan pesisir dan bagian Tengah Kabupaten Batu Bara secara terpadu. Kawasan perkotaan Lima Puluh difungsikan sebagai pusat perdagangan berskala Kecamatan dan kawasan Perupuk sebagai pusat pemerintahan kabupaten;

  4) Mengembangkan kawasan industri Kuala Tanjung dan pelabuhan Pengumpan nasional dan regional yang terintegrasi dengan kawasan industri Sei Mangke;

  5) Mengembangkan Kawasan Perkotaan Indrapura dibagian Timur Kabupaten Batu Bara sebagai bagian dari kawasan koridor ekonomi Sumatera dan Koridor Ekonomi Kuala Tanjung - Sei Mangke; dan

  6) Mengembangkan Kawasan perkotaan Tanjung Tiram di pesisir bagian Barat dan Pangkalan Dodek dipesisir bagian Timur Kabupaten Batu Bara , sebagai kawasan sentra produksi perikanan.

  Kebijakan 4 : Pembangunan Sistem Jaringan Sarana Prasarana Wilayah secara Terpadu dan Berkelanjutan untuk Mendukung Kegiatan Sosial- Ekonomi Masyarakat dan Pelayanan Publik ;

  Strategi : 1) Membangun sistem jaringan prasarana dan sarana transportasi secara terpadu inter moda (jalan, terminal regional, kereta api dan pelabuhan pengumpan nasional dan regional) dengan tetap memperhatikan daya dukung wilayah ;

  2) Mengembangkan dan membangun jaringan jalan untuk mendorong perkembangan pembangunan fisik, sosial dan ekonomi di kawasan pesisir Kabupaten Batu Bara dan terkoneksi ke kawasan industri dan pelabuhan Kuala Tanjung;

  3) Mengembangkan jalur kereta api yang menghubungkan kantong - kantong produksi diwilayah Kabupaten Batu Bara dan sekitarnya ke kawasan industri dan pelabuhan Kuala Tanjung;

  4) Membangun prasarana energi dan sistem jaringan distribusi untuk meningkatkan kapasitas, jangkauan dan kualitas layanan energi listrik secara berkelanjutan di kawasan industri Kuala Tanjung, kawasan perkotaan Lima Puluh dan kawasan perkotaan disekitarnya;

  5) Membangun sistem prasarana pengolahan air bersih dan sistem jaringan distribusi untuk meningkatkan kapasitas sediaan, jangkauan, dan kualitas layanan air bersih secara berkelanjutan di kawasan perkotaan dan perdesaan; dan

  6) Membangun sistem Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) terpadu, yang melayani kawasan perkotaan 7) Membangun dan meningkatkan sistem jaringan telekomunikasi dan informasi (terestrial dan satelit) di kawasan perkotaan dan perdesaan untuk meningkatkan akses informasi bagi masyarakat;

  Kebijakan 5 : Peningkatan Upaya - Upaya Pengamanan Wilayah terhadap Potensi Bencana Alam melalui Penyelenggaraan Kegiatan Pembangunan dan Penataan Ruang Wilayah yang Berwawasan Mitigasi Bencana.

  Strategi : 1) Mengendalikan pembangunan kawasan pesisir yang berhadapan langsung dengan perairan Selat Malaka dalam rangka mengantisipasi terjadinya bencana abrasi ; dan

  2) Mengantisipasi terjadinya bencana banjir di wilayah Kabupaten Batu Bara, melalui pengamanan dan pelestarian kawasan hutan bakau/mangrove . 3) Melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait rencana pengelolaan mitigasi bencana

  Kebijakan 6:Peningkatan Fungsi Kawasan Untuk Pertahanan dan Keamanan Negara

  Strategi : 1) Mempersiapkan penetapan kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan 2) Mengembangkan.kawasan budi daya secara selektif didalam dan disekitar kawasan untuk menjaga fungsi pertahanan dan keamanan 3) Mengembangkan kawasan lindung dan kawasan budi daya tidak terbangun disekitar kawasan pertahanan dan keamanan Negara sebagai zona penyangga.

5.1.2. Rencana Struktur Ruang

  Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Batu Bara disusun dengan mempertimbangkan hal - hal, sebagai berikut :

  1. Posisi geografis kabupaten Batu Bara pada Koridor Ekonomi Sumatera (NAD, Medan, Dumai, Pekan baru, Jambi, Palembang dan Lampung) telah menimbulkan dampak positif terhadap percepatan pembangunan fisik, sosial dan ekonomi, khususnya pada kawasan perkotaan Indrapura, Sei Suka dan Lima Puluh.

  2. Kecenderungan perkembangan pusat - pusat perkotaan eksisiting diwilayah Kabupaten Batu Bara sebagai kabupaten baru di Provinsi Sumatera Utara, antara lain: Perkotaan Indrapura, Lima Puluh, Tanjung Tiram, Sei Balai, Sei Suka dan Pangkalan Dodek.

  3. Kawasan Perupuk di pesisir Batu Bara yang dipromosikan sebagai kawasan pusat pemerintahan Kabupaten Batu Bara. Kondisi eksisting Kawasan Perupuk ini merupakan kawasan permukiman nelayan yang berciri arsitektur tradisional Melayu. Pengembangan kawasan pusat pemerintahan kabupaten Batu Bara direncanakan tetap mempertahankan ciri arsitektur tradisional Melayu

  4. Keberadaan kawasan industri Kuala Tanjung sebagai bagian dari kawasan industri di Provinsi Sumatera Utara yang dapat mendorong tumbuhnya pusat - pusat perkotaan baru di kawasan pesisir Kabupaten Batu Bara. Di Kawasan Industri Kuala Tanjung saat ini sudah terdapat kegiatan Industri Pengolahan Alumunium (Inalum), Pengolahan Minyak Goreng Sania (PT. Multimas Nabati Asahan) dan Pengolahan Minyak Kelapa Sawit (PT. Domba Mas, PT. Dairi Prima, dan PT. AAAA). Kawasan Kuala Tanjung akan didukung prasarana pelabuhan pengumpan nasional dan regional dan jalur kereta api. Dalam jangka panjang, Kawasan Kuala Tanjung akan didorong fungsinya sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

  5. Sebaran potensi sumberdaya alam dan kantong - kantong produksi (perkebunan, pertanian dan perikanan tangkap dan budidaya) serta dukungan pengembangan industri berbasis pertanian dan pelabuhan, sebagai dasar pengembangan basis ekonomi wilayah Kabupaten Batu Bara yang maju dan memiliki keunggulan di Wilayah Provinsi Sumatera Utara;

  6. Daya dukung wilayah darat, pesisir dan laut dan pulau - pulau kecil;

  7. Posisi geografis dan daya dukung kawasan pesisir, akan menempatkan Kabupaten Batu Bara sebagai pusat orientasi perkembangan pembangunan pusat-pusat perkotaan diwilayah kabupaten yang berbatasan, antara lain: Kabupaten Simalungun (khususnya kawasan Sei Mangkei), kabupaten Asahan dan Serdang Bedagai;

  8. Rencana Struktur Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Utara (2008 - 2028);

  9. Rencana sistem transportasi darat dan laut (intermoda) yang terpadu dan terintegrasi.

  10. Rencana pengembangan jalan Tol Medan-Tebing Tinggi-Kualanamu (Bandar Udara Medan) yang akan mempengaruhi percepatan pembangunan ekonomi wilayah kabupaten Batu Bara bagian Timur.

  Rencana struktur ruang ini ditujukan untuk mendorong percepatan dan pemerataan pembangunan ekonomi wilayah dan membuka daerah terisolasi serta memperkuat interaksi dan fungsi kawasan perkotaan secara berjenjang (PKW, PKL, PPK dan PPL) yang didukung dengan pengembangan sarana dan prasarana wilayah yang lebih baik dan lengkap. Dalam konteks lokal, rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Batu Bara ditujukan untuk mewujudkan pemerataan pembangunan ekonomi, membuka daerah terisolasi khususnya pada kawasan pesisir Kabupaten Batu Bara, melalui pembentukan sistem cluster ekonomi dalam satu koridor pengembangan wilayah yang terintegrasi. Wilayah kabupaten Batu Bara direncanakan dalam 9 Cluster ekonomi yang mencakup (Gambar 3.1):

  1. Cluster Indrapura, sebagai pusat orientasi pengembangan wilayah Kabupaten Batu Bara bagian Timur. Cluster ini memiliki potensi kegiatan pertanian/agribisnis yang didukung dengan prasarana pengairan Bobolon dan pusat permukiman perkotaan serta kegiatan perdagangan dan jasa dengan skala pelayanan regional;

  2. Cluster Kuala Tanjung, sebagai kawasan industri dan pelabuhan pengumpan nasional dan regional memiliki peluang menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Kawasan ini memiliki peran strategis dalam mendorong percepatan pembangunan ekonomi wilayah Kabupaten Batu Bara bagian Utara/kawasan pesisir. Cluster Kuala Tanjung dan Indrapura dikembangkan dalam satu koridor ekonomi;

  3. Cluster Sei Suka, sebagai kawasan pertanian/agribisnis dan permukiman perkotaan serta perdagangan dan jasa yang tumbuh dalam satu koridor dengan cluster Indrapura;

  4. Cluster Medang Deras - Pangkalan Dodek, berpotensi sebagai pusat kegiatan perikanan tangkap dan budidaya (pola minapolitan) dengan komoditi utamanya : udang, kepiting dan pengolahan ikan asin;

  5. Cluster Air Putih, sebagai sentra pertanian/agribisnis dalam arti luas;

  6. Cluster Lima Puluh, sebagai pusat ibukota kabupaten Batu Bara. Cluster ini berpotensi sebagai pusat pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa dengan skala pelayanan kecamatan, pusat permukiman perkotaan, sentra pengembangan perkebunan (komoditi kelapa sawit) dan sentra pengembangan peternakan sapi (penggemukan). Perkembangan kawasan perkotaan Lima Puluh pada masa mendatang memiliki keterbatasan, karena kawasan perkotaan tersebut berbatasan dengan lahan perkebunan swasta;

  7. Cluster Perupuk, direncanakan sebagai pusat pemerintahan Kabupaten Batu Bara dan permukiman nelayan yang diperkuat dengan ciri arsitektur tradisional Melayu. Cluster Perupuk terletak di Kabupaten Batu Bara bagian Utara/Pesisir. Untuk memberikan pelayanan optimal, maka cluster Perupuk harus mudah dicapai dari pusat-pusat permukiman diwilayah Kabupaten Batu Bara;

  8. Cluster Tanjung Tiram, sebagai sentra pengembangan perikanan, perdagangan dan jasa, industri pengolahan perikanan dan permukiman perkotaan. Cluster Tanjung Tiram, Perupuk dan Kuala Tanjung dikembangkan dalam satu koridor ekonomi bagian Utara;

  9. Cluster Talawi dan Sei Belai, direncanakan sebagai sentra pertanian/agribisnis yang dikembangkan dengan meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk komoditi perkebunan;

  10. Cluster Pulau Salah Nama dan Pulau Pandan, sebagai sentra pengembangan perikanan dan pariwisata yang dilakukan secara terbatas. Kedua pulau tersebut memiliki lapisan tanah (top soil) yang relatif tipis dan amat rentan terhadap kerusakan lingkungan. Cluster ini menempati posisi yang strategis diperairan Selat Malaka yang dapat dicapai dari pelabuhan Tanjung Tiram. Pengembangan cluster-cluster ekonomi di atas direncanakan dengan sistem koridor, yaitu: Koridor Ekonomi bagian Utara/pesisir (Tanjung Tiram-Perupuk-Kuala Tanjung- Pangkalan Dodek), Koridor Ekonomi bagian Selatan sebagai bagian dari Koridor Ekonomi Sumatera (Sei Suka Deras-Indrapura-Lima Puluh) dan Koridor Ekonomi Indrapura-Kuala Tanjung. Melalui sistem cluster dan koridor ini diharapkan dapat memudahkan upaya percepatan pembangunan ekonomi dan peningkatan daya saing wilayah yang didukung oleh kemudahan pengembangan sistem transportasi wilayah dengan keterpaduan intermoda, optimalisasi pengembangan kantong - kantong produksi dan komoditi unggulan (diwilayah darat, pesisir dan laut), pengembangan lokasi industri dan pelabuhan, pengembangan permukiman dan sarana/prasarana perkotaan secara berjenjang. Dalam konteks regional dan global, pengembangan sistem perkotaan diwilayah Kabupaten Batu Bara perlu diorientasikan keluar (outward looking), yaitu ke Kota Medan dan ke pusat - pusat pertumbuhan regional lainnya di Pulau Jawa, Kalimantan serta ke pusat - pusat pertumbuhan dipesisir Barat Malaysia dan kawasan Asean lainnya. Sedangkan dalam konteks lokal, pengembangan sistem perkotaan diorientasikan kedalam (inward looking). Pengembangan sistem pusat-pusat perkotaan di Kabupaten Batu Bara didorong sebagai pusat orientasi pengembangan pusat-pusat perkotaan diwilayah kabupaten yang berbatasan, yaitu kabupaten Simalungun (khususnya kawasan industri/KEK Sei Mangkei dan Pematang Siantar), Tebing Tinggi, Asahan (Kisaran) dan Serdang Bedagai.

Gambar 5.1. Rencana Struktur Ruang dalam Perencanaan KEK

  Konsep struktur ruang wilayah dalam RTRW Propinsi Sumatera Utara 2008 – 2028 yang berlaku untuk Kabupaten Batu Bara adalah ;

a) Rencana Sistem Perkotaan

  Dalam RTRW Provinsi Sumatera Utara (2014 - 2033), sistem perkotaan di wilayah Kabupaten Batu Bara hanya direncanakan fungsinya, sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL), Lihat Tabel 5.1 yaitu :

  1. Perkotaan Lima Puluh, fungsinya diarahkan sebagai pusat pengembangan permukiman perkotaan dan perdagangan dan jasa ; dan

  2. Perkotaan Indrapura, fungsinya diarahkan sebagai pusat pengembangan perikanan, pelabuhan, industri pengolahan hasil pertanian dan pendidikan kejuruan.

  

Tabel. 5.1. Usulan Rencana Sistem Perkotaan Provinsi Sumatera Utara

  N o Hierar ki Kota Status Kota Strategi Fungsi yang Diarahkan

  b) Rencana Sistem Jaringan Jalan

  c) Rencana Sistem Jaringan Kereta Api

   Kisaran - Tebing Tinggi;  Medan – Kualanamu - Tebing Tinggi;  Tebing Tinggi - Pematang Siantar – Parapat – Tarutung – Sibolga;  Rantau Prapat – Kisaran.

  c) Rencana pengembangan jalan Tol untuk mendukung perkembangan PKN Mebidang, sekaligus untuk melengkapi ruas jalan tol Belawan – Medang - Tanjung Morawa. Ruas pengembangan jalan tol yang diperkirakan dapat mempengaruhi perkembangan pembangunan wilayah Kabupaten Batu Bara, adalah :

   Pematang Siantar – Perdagangan – Indrapura;  Tanjung Tiram – Perdagangan;  Simpang Empat - Kisaran- Mandoge.

  b) Jalan Kolektor Pimer 2 (KP 2) yang berfungsi strategis sebagai penghubung pusat - pusat perkotaan diwilayah Kabupaten Batu Bara dengan pusat - pusat perkotaan diwilayah kabupaten yang berbatasan. dengan status jalan provinsi. Jalan Kolektor Primer 2 ini, mencakup ruas :

  a) Jalan Arteri Primer, merupakan jalan Trans Sumatera diwilayah pesisir Sumatera dengan status nasional yang mencakup ruas Rantau Prapat - Tanjung Balai – Kisaran - Lima Puluh - Tebing Tinggi - Medan.

  Rencana sistem jaringan jalan di wilayah Provinsi Sumatera Utara yang diperkirakan dapat mempengaruhi perkembangan pembangunan wilayah Kabupaten Batu Bara, diantaranya adalah :

   Perdagangan Sumber : RTRW Kabupaten Batu Bara

  1. PKL

   Pengolahan Hasil Perkebunan

   Pendidikan kejuruan 3. Perdagangan , Kab. Batubara Pengemba ngan baru

   Pengolahan hasil pertanian

  Pelabuhan

   Perikanan

   Perdagangan dan Jasa 2. Indrapura, Kab. Batubara Pengemba ngan baru

   Permukiman perkotaan

  Limapuluh, Kab. Batubara Pengemba ngan baru

  Sistem jaringan Kereta Api diwilayah Provinsi Sumatera Utara direncanakan dengan peningkatan fungsi sistem jaringan Kerata Api eksisting dan pengembangan jaringan Kereta Api baru dalam rangka membangun koneksitas (intermoda) sistem Jaringan Kereta Api wilayah Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat dan NAD untuk mendukung pengembangan sentra - sentra produksi diwilayah provinsi tersebut. Secara umum jaringan Kereta Api yang dipersiapkan sebagai penghubung dari sentra - sentra produksi ke Pelabuhan Belawan.

  Pengembangan sistem jaringan Kereta Api yang diperkirakan dapat mempengaruhi perkembangan pembangunan sentra - sentra produksi di wilayah Kabupaten Batu Bara adalah sistem koneksitas jaringan Kereta Api Sumatera Utara - Riau, melalui Medan - Tebing Tinggi – Kisaran - Rantau Prapat - Dumai. Pada masa mendatang, rencana pengembangan Kereta Api difokuskan juga pada peningkatan pengoperasian dan pelayanan manajemen pengelolaan stasiun kereta api diseluruh jalur kereta api yang tersedia.

  Berdasarkan hasil analisis terdahulu dan pertimbangan di atas, maka pengembangan sistem pusat - pusat perkotaan di wilayah Kabupaten Batu Bara, direncanakan, sebagai berikut (Tabel 5.2):

Tabel 5.2. Rencana Struktur Ruang Kabupaten Batu Bara 2013 – 2033 No Siste m Pusat - Pusat Lokasi dan Wilayah pelayanan Fungsi Orientasi Pengembangan Prasarana Pendukung

1 PKW p

  • Perkotaan Indrapura (Kec. Air Putih)
  • Ke Kota Medan • Ke pusat-pusat pertumbuhan di pesisir Barat Malaysia
  • Pengembangan koridor Sei Mangkei-Indrapura- Kuala Tanjung dan Koridor Kuala Tanjung-Perupuk- Tanjung Tiram • Pelabuhan pengumpul
  • Wilayah pelayanannya adalah pusat-pusat perkotaan diwilayah Kabupaten Batu Bara

  (outward Looking) :

  Kuala Tanjung dalam satu sistem kepelabuhan Belawan-Medan

  • Pengembangannya direncanakan terintegrasi dan dalam satu koridor dengan pengembangan kawasan industri Kuala Tanjung dan kawasan perkotaan Sei Suka Deras
  • >Prasarana jaringan jalan Kolektor Primer 2 dan Lokal Primer yang terintegrasi dengan sistem transportasi laut dan Kereta api.
  • Prasarana drainase yang mampu meminimalisasi terjadinya genangan/banjir
  • Terminal penumpang regional
  • Prasarana energi listrik / sumber daya air<
  • Pengembangan perkotaan secara linier perlu dibatasi dan perlu mengemankan ketersediaan lahan sawah eksisting
  • >Pengembangan perkotaan
  • Pusat perdagangan dan jasa, skala regional dan global
  • Pusat Pengembangan Permukiman perkotaan
  • Pusat Kegiatan Wisata Kuliner • Pusat Pendidikan Dibidang Pertanian, Perikanan dan peternakan
  • Pusat Pengembangan Fasilitas Pelayanan Publik dengan Skala Pelayanan Kabupaten • Sentra pertanian/Agribisni s
  •   No Siste m Pusat - Pusat Lokasi dan Wilayah pelayanan Fungsi Orientasi Pengembangan Prasarana Pendukung

      Indrapura diarahkan ke Kuala Tanjung dan perkembangan linier pada jalur regional dibatasi sampai radius 500 sd 1000 meter. Dari batas ROW jalan. Arteri primer (trans sumatera)

    2 PKL • Lima Puluh (Kec. Lima Puluh)

    • Pusat Pemerintahan Kecamatan • Permukiman perkotaan
    • Perdagangan dan jasa dengan skala pelayanan kecamatan
    • Sentra Komoditi Sawit, pertanian dan peternakan sapi (penggemukan) terpadu
    • Pengembangan Permukiman • Pusat perdagangan dan jasa Skala Kecamatan • Pengembangan terminal penum
    • Perkotaan Indrapura • PerkotaanPemata ng Siantar • Perkotaan Tanjung Balai dan Kisaran • Koridor ekonomi

      Indrapura-Lima Puluh dan Tanjung Tiram

    • Pengembangan direncanakan dalam satu koridor, yaitu Koridor Ekonomi Lima Puluh– Indrapura dan Koridor Lima Puluh-Perupuk
    • Wilayah pelayanannya adalah pusat-pusat permukiman perkotaan di sekita
    • Koridor Lima Puluh-

      Perupuk

    • Pembangunan Jalan kolektor primer 2 dan peningkatan jalan Lokal Primer • Penyediaan prasarana energy, sumberdaya air, drainase dan telekomunikasi
    • Tanjung Tiram
    • Perkotaan Lima Puluh dan Kuala Tanjung • Perkotaan Kisaran, perdagangan dan Tanjung Balai • Koridor ekonomi

      (Kec. Tanjung Tiram)

      Kuala Tanjung- Perupuk- Tanjung Tiram

    • Wilayah pelayanannya, adalah: perkotaan Sei Balai, Labuhan Ruku dan Ujung Kubu • Pusat Pemerintahan Kecamatan • Sentra pengembangan perikanan/hasil laut
    • Industri perikanan
    • Pengembangan kegiatan wisata pulau
    • Pengembangan permukiman
    • Pusat perdagangan dan jasa skala kecam
    • Peningkatan kondisi pelabuhan pengumpan dan pengembangan pelabuhan perikanan pantai
    • Peningkatan pelayanan TPI.
    • Pembangunan Jalan kolektor primer 2 dan peningkatan jalan Lokal Primer • Peningkatan pelayanan energi/listrik, air bersih dan telekomunikasi
    • >Kuala Tanjung (Kec. Sei Suka)>Kawasan Industri dan pelabuhan
    • Perkotaan Indrapura • Pengembangan Jalan Kolektor Primer 2

      No Siste m Pusat - Pusat Lokasi dan Wilayah pelayanan Fungsi Orientasi Pengembangan Prasarana Pendukung

      dan jalan/ Rel Kereta Api

    • Pengembangan dalam satu koridor ekonomi KEK Sei Mangke (Simalungun)- Indrapura-Kuala Tanjung dan koridor Kuala Tanjung-Perupuk- Tanjung Tiram
    • Kota Medan • Pusat-pusat pertumbuhan di Pulau Jawa, Kalimantan dan pusat - pusat pertumbuhan dipesisir Barat Malaysia (Port Klang dan kawasan Asean lainnya.
    • Peningkatan jalan lokal eksisting
    • Penyediaan prasarana energi/listrik, air bersih, drainase, limbah dan Telekomunikasi
    • >Wilayah pelayanannya adalah pusat-pusat permukiman disekitarnya pengumpul dalam satu sistem kepelabuhan Belawan-Medan
    • Pengembangan permukiman perkotaan
    • Dalam jangka panjang direncanakan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
    •   3 PKLp

      • Pangkalan Dodek (Kec. Medang Deras)
      • >Wilayah pelayanannya adalah pusat-pusat permukiman diwilayah Kecamatan Medang Deras dan kecamatan diwilayah Kabupaten Serdang Bedagai yang berbatasan dengan Kabupaten Batu Bara • Pusat pemerintahan kecamatan
      • Kegiatan Perdagangan dan Jasa skala pelayanan Lokal • Sentra perikanan dan Pertanian • Pengembangan Permukiman Perkotaan.
      • Perkotaan Indrapura dan Kuala Tanjung • Pusat-pusat perkotaan diwilayah Kabupaten Serdang Bedagai • Pengembangan TPI dan Peningkatan Pelabuhan Perikanan menjadi pelabuhan pengumpan dan Pelabuhan Perikanan Pantai • Peningkatan kondisi jalan lokal pr
      • Peningkatan pelayanan prasarana energy/listrik, telekomunikasi dan air bersih yang cukup
      • Perupuk

        4 PPK

        Kabupaten Batu Bara ber ciri arsitektur tradisional Melayu

        Kuala Tanjung- Perupuk-Tanjung Tiram dan koridor Lima Puluh –Perupuk dan Indrapura- Perupuk

      • Pengembangannya direncanakan terintegrasi dan dalam satu koridor ekonomi Kuala Tanjung-Perupuk- Tanjung Tiram dan koridor Perkotaan Lima Puluh- Perupuk Wilayah pelayanannya adalah pusat-pusat permukiman di kabupaten Batu Bara • Pusat pemerintahan
      • Pusat perdagangan dan jasa dengan skala pelayanan lokal Pendorong pengembangan kawasan pesisir Kabupaten Batu Bara yang umumnya belum mengalami perkembangan
      • Perkotaan Indrapura • Perkotaan Tanjung Tiram • Perkotaan Lima Puluh • Kawasan Kuala Tanjung • Koridor ekonomi
      • Pembangunan Jalan kolektor primer 2 dan peningkatan jalan Lokal Primer dengan pola jaringan laba-laba, sebagai penghubung kesetiap pusat- pusat perkotaan diwilayah kabupaten Batu Bara • Pengembangan pelabuhan Lokal dan Pangkalan Pendaratan Ikan • Peningkatan pelayanan
      energi/listrik, air bersih dan telekomunikasi

        No Siste m Pusat - Pusat Lokasi dan Wilayah pelayanan Fungsi Orientasi Pengembangan Prasarana Pendukung

      • Labuhan Ruku (Kec. Talawi)
      • Wilayah pelayanannya adalah pusat-pusat permukiman perkotaan dan perdesaan di Kecamatan Talawi • Pusat pemerintahan kecamatan
      • Pusat perdagangan dengan Skala Pelayanan Kec.
      • Pengembangan kegiatan wisata
      • Sentra Pertanian (berbasis sawit) dan
      • Pusat pengembanagn Permukiman • Perkotaan Lima Puluh dan Perupuk • Perkotaan Tanjung Tiram • Peningkatan pelayanan prasarana energi/listrik, sumberdaya air dan telekomunikasi

      5 PPL

      • Sei Suka Deras (Kec. Sei Suka)
      • Pengembangannya dalam satu kesatuan dan terintegrasi dengan kawasan perkotaan Indrapura
      • Pelayanan prasarana energy/listrik, telekomunikasi dan air bersih yang cukup.
      • >Wilayah pelayanannya adalah pusat-pusat permukiman di Kecamatan Sei Suka • Pusat Pemerintahan Kecamatan • Sentra Komoditi Pertanian (Sawit dan Kelapa)
      • Pengembangan Permukiman • Pusat Perdagangan dan jasa Skala Kecamatan.
      • Perkotaan Indrapura dan Kawasan Kuala Tanjung • Pusat-pusat perkotaan diwilayah kabupaten Simalungun • Pengembangan jaringan jalan lokal pr
      • Sei Balai (Kec. Sei Balai)
      • Perkotaan Lima Puluh • Perkotaan Tanjung Tiram • Ke Pusat-pusat perkotaan di Kabupaten Asahan.
      • Jalan lokal primer
      • Pelayanan prasarana energy/listrik, telekomunikasi dan air bersih yang cukup.
      • >Wilayah pelayanannya adalah pusat-pusat permukiman diwilayah kecamatan Sei Balai • Pusat pemerintahan kecamatan
      • Permukiman Perkotaan • Sentra Komoditi Pertanian • Pusat perdagangan dan jasa skala kecamatan
      •   Sumber : RTRW Kabupaten Batu Bara 2013-2033

        d) Rencana Kawasan Ekonomi Khusus Kabupaten Batu Bara

          Pembangunan prioritas bidang Cipta Karya adalah mengacu kepada kawasan- kawasan yang termasuk pada Kawasan Strategis Nasional yang tergolong pada kluster 1 (pertama) dan seterusnya. Kabupaten Batu Bara merupakan kawasan yang mempunyai Kawasan Strategis Nasional tersebut diatas, yaitu pada pengembangan kawasan ekonomi khusus.

          Pengembangan kawasan Industri Kuala Tanjung direncanakan secara terpadu dan terintegrasi dengan kawasan perkotaan Indrapura (PKWp) dan Kawasan Industri Sei Mangkei. Sedangkan wilayah pelayanannya adalah pusat - pusat perkotaan di

          Wilayah Kabupaten Batu Bara dan pusat - pusat perkotaan diwilayah yang berbatasan. Kawasan Industri Kuala Tanjung dalam jangka panjang berpeluang menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di kabupaten Batu Bara. Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mewujudkan Kuala Tanjung sebagai kawasan industri, adalah: a) Menyusun Master Plan/Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Industri dan

          Pelabuhan Kuala Tanjung, yang ditujukan untuk memantapkan fungsi kawasan dan mendorong percepatan pembangunan kawasan Industri; b) Mengembangkan koridor ekonomi Sei Mangkei-Indrapura-Kuala Tanjung dan

          Koridor Tanjung Tiram-Perupuk-Kuala Tanjung;

          c) Mewujudkan keterpaduan sistem transportasi darat (sistem jaringan jalan dan jaringan kereta api) dan sistem transportasi laut serta keterpaduan sistem intermoda yang dapat mendukung percepatan pembangunan kawasan industri dan Pelabuhan Kuala Tanjung; d) Menyusun Master plan/Rencana Detail Tata Ruang kawasan pelabuhan Kuala

          Tanjung sebagai Pelabuhan Pengumpul yang menyatu dengan kawasan industri. Dalam kawasan pelabuhan ini direncanakan memiliki area penumpukan barang (stok pile), stasiun KA, pergudangan, parkir container, jaringan pipa untuk mengalirkan minyak CPO dari stasiun KA ke kapal maupun ke Blok Kegiatan industri, alat angkut container ke kapal dan jaringan jalan dalam kawasan industri yang memadai dan baik; e) Menyusun Master Plan/rencana pengembangan jaringan kereta api yang melayani kantong-kantong produksi di wilayah kabupaten Batu Bara dan wilayah kabupaten sekitarnya menuju kawasan industri dan pelabuhan Kuala Tanjung. Rencana ini ditujukan untuk merencanakan penempatan stasiun- stasiun yang berdekatan pada kantong-kantong produksi pertanian, merencanakan jalur kereta api secara terpadu dan sekaligus merencanakan gerbong kereta api yang dapat didayagunakan sebagai alat angkut hasil produksi pertanian, minyak CPO (sawit) dan penumpang menuju kawasan industri dan pelabuhan Kuala Tanjung; f) Meningkatkan kondisi jalan lokal primer yang akan berperan strategis sebagai penghubung kawasan perkotaan Kuala Tanjung ke wilayah

          hinterland-nya (PPK dan PPL);

          g) Mempersiapkan lahan pengembangan kawasan industri dan pelabuhan Kuala Tanjung yang dipersiapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus;

          h) Mempersiapkan prasarana energi/listrik dengan memanfaatkan Sumberdaya listrik dari PLTA Asahan, i) Mempersiapkan prasarana sumberdaya air, pengolahan limbah dan telekomunikasi yang cukup.

        5.1.3. Rencana Pola Ruang

          Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Batu Bara (2011-2031) dirumuskan dengan mempertimbangkan beberapa hal penting, sebagai berikut :

          1. Arahan pola ruang (kawasan lindung dan budidaya) RTRW Provinsi Sumatera Utara (2008 - 2028) sebagai acuan dan rujukan dalam merumuskan arahan pola ruang wilayah Kabupaten Batu Bara (2011 - 2031). Luas kawasan lindung dan kawasan hutan produksi diwilayah kabupaten Batu Bara, sekitar 18000 hektar dan atau tidak memenuhi persyaratan kawasan hijau sekurang-kurangnya 30 % dari luas wilayah kabupaten Batu Bara. Oleh karena itu perhitungan luas kawasan hijau minimal dilakukan dengan perhitungan luas regional. Kawasan hutan lindung dan kawasan hutan produksi diidentifikasi dengan mencermati kesatuan kawasan DAS Asahan dan Batu Bara. Untuk mencapai luasan minimal 30 % kawasan hutan dihitung secara regional wilayah Kabupaten Asahan dan Batu Bara;

          2. Wujud pola ruang wilayah Kabupaten Batu Bara sebagai wilayah Kabupaten baru di Provinsi Sumatera Utara yang dibentuk berdasarkan pemekaran wilayah Kabupaten Asahan;

          3. Ketersediaan kawasan hijau yang cukup, agar dapat mewujudkan keseimbangan ekologis kawasan pulau Salah Nama dan pulau Pandang;

          4. Sebaran kawasan lindung yang perlu dipertahankan;

          5. Potensi dan permasalahan pengembangan fisik,sosial dan ekonomi wilayah Kabupaten Batu Bara saat ini;

          6. Hasil analisis pengembangan wilayah, yang terkait analisis fisik, pola ruang, kesesuaian lahan, peluang pasar produk lokal dan sistem sarana dan prasarana dasar wilayah. Berdasarkan pertimbangan di atas, maka rencana pola ruang kawasan lindung dan budidaya yang mencakup jenis fungsi ruang dan alokasi kebutuhan lahan diwilayah Kabupaten Batu Bara, dapat dirinci sebagai berikut : (Tabel 5.3 dan Gambar 5.2)

        Tabel 5.3 Perkiraan Jenis Fungsi Ruang dan Kebutuhan Pengembangan Pola Ruang Wilayah Kabupaten Batu Bara No Fungsi Luas (Ha) % Kawasan Lindung

          1 Kawasan Hutan Lindung 1.995,08 2,08%

          2 Kawasan Lindung Setempat (Sempadan Pantai, Sempadan 0,88% 845,37

          Sungai dan Sekitar Danau)

          3 Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya (Kawasan Hutan Bakau dan Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu 789,14 0,82% Pengetahuan)

          Kawasan Budidaya

          1. Kawasan Hutan Produksi 10.502,58 10,93%

          2. Pertanian Lahan Basah/Tanaman Pangan 13.382,09 13,93%

          3 Pertanian Lahan Kering/ Hortikultura 30.534,65 31,93%

          4 Perkebunan 24.906,58 25,92%

          4 Industri dan pelabuhan 2.033,68 2,12%

          5 Permukiman 6.790,42 7,07%

          6 Peruntukan lainnya/Pertahanan dan Keamanan 4.320,00 4,50%

          Total Luas Wilayah 96.099,59 100%

          Sumber : RTRW Kabupaten Batu Bara 2013-2033

        Gambar 5.2. Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten Batu Bara

        5.1.4. Kawasan Strategis Kabupaten Batu Bara

          Utara/Kawasan pesisir

          a) Optimalisasi fungsi pelayanan pelabuhan Tanjung Tiram dengan melakukan upaya pengerukan alur pelayaran

          a) Pusat kegiatan ekonomi wilayah kabupaten Batu Bara bagian Utara dan Barat berbasis perikanan b) Kawasan sentra produksi

          3 Tanjung Tiram (Mencakup pulau Salah Nama, pulau Pandang dan kawasan

          b) Pengembangan jalan Kolektor Primer 2 dan peningkatan kondisi jaringan jalan lokal primer serta pengembangan jaringan kereta api c) Penyediaan prasarana energy/listrik, air bersih dan telekomunikasi

          a) Peningkatan kondisi dan fungsi Pelabuhan Kuala Tanjung menjadi pelabuhan pengumpan nasional dan regional

          c) Berpeluang menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)

          Kawasan strategis Kabupaten Batu Bara yang akan dituju pada masa mendatang ditetapkan dengan mempertimbangkan ketentuan dan kriteria penetapan kawasan strategis kabupaten, hasil rencana struktur dan pola ruang wilayah Kabupaten Batu Bara, rencana kawasan strategis Nasional dan Provinsi Sumatera Utara, ketersedian potensi sumberdaya alam, adanya sektor - sektor strategis yang dapat menjadi trigger perkembangan pembangunan ekonomi wilayah Kabupaten Batu Bara dan kemudahan pelaksanaan pembangunan kawasan strategis serta posisi geografis wilayah Kabupaten Batu Bara yang berhadapan dengan perairan Selat Malaka dan berdampingan dengan Kawasan Strategis Provinsi Sumatera Utara (Asahan - Tanjung Balai dan Tebing Tinggi - Pematang Siantar). Berdasarkan pertimbangan di atas, maka pengembangan wilayah Kabupaten Batu Bara (2013 - 2033), ditetapkan 4 (empat) kawasan strategis kabupaten. Pengembangan kawasan strategis ini diwujudkan dalam satu kesatuan kawasan pengembangan yang terpadu dan terintegrasi serta berorientasi lokal dan regional. Rencana kawasan strategis kabupaten Batu Bara perlu ditindaklanjuti dengan penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Kabupaten yang penetapannya melalui Peraturan Daerah. Kawasan strategis yang direncanakan, adalah (Tabel 5.4 dan Gambar 5.3).

        Tabel 5.4. Kawasan Strategis Kabupaten Batu Bara

          Primer 2 dan lokal primer serta peningkatan dan pengembangan jaringan kereta api b) Mempersiapkan area terminal regional tipe B c) Penyediaan prasarana energi/listrik, air bersih dan telekomunikasi

          e) Pengembangan permukiman perkotaan a) Peningkatan kondisi Jaringan jalan, Arteri Primer Kolektor

          c) Pusat perdagangan dan jasa dengan skala regional d) Kawasan pusat pendidikan dibidang pertanian dan perikanan

          b) Terletak pada koridor ekonomi Kuala Tanjung-Indrapura-Sei Mangkei

          Sumatera

          1 Indrapura (meliputi kawasan Perkotaan Indrapura, Sei Suka Deras dan pusat-pusat permukiman disekitarnya) a) Terletak pada Koridor Ekonomi

          N o Kawasan Strategis Nilai Strategis Dukungan Kegiatan Strategis

          2 Kuala Tanjung (Mencakup kawasan permukiman disekitarnya) a) Lokasi pengembangan kawasan industri dan pelabuhan pengumpan nasional dan regional Kuala Tanjung b) Pusat kegiatan ekonomi wilayah kabupaten batu bara bagian permukiman perikanan disekitarnya secara berkala disekitarnya) c) Lokasi kegiatan industri

          b) Pengembangan jalan kolektor pengolahan perikanan primer 2 (Tanjung Tiram- d) Pusat perdagangan dan jasa Perupuk-Kuala Tanjung

          c) Penyiapan lahan pengembangan kegiatan industri pengolahan perikanan dan tempat pelelangan ikan d) Peningkatan jalan penghubung dan pelayanan angkutan umum ke kawasan perkotaan Kisaran (Kabupaten Asahan) dan Tanjung Balai

          e) Penyediaan prasarana energy/listrik, air bersih dan telekomunikasi

          4 Pangkalan

          a) Pengembangan perkotaan dan

          a) Pengembangan kawasan

          

        Dodek dan Sentra kawasan perikanan perkotaan dan sentra perikanan

        sekitarnya

          b) Pelestarian lingkungan yang diorientasikan kewilayah (mencakup

          c) Kawasan potensi rawan daratan dan atau membatasi kawasan pesisir bencana gelombang tinggi perkembangan secara linier Kabupaten Batu pada kawasan pesisir yang bara) berpotensi abrasi

          b) Pengamanan dan pelestarian tanaman bakau c) Melakukan penanaman kembali

          (reboisasi tanaman bakau)

          d) Melakukan pengawasan ketat dalam rangka meminimalisasi terjadinya kerusakan tanaman bakau e) Melakukan sosialisasi secara berkala terkait pelestarian tanaman bakau

          f) Mempersiapkan bangunan pemecah gelombang yang ditempatkan diperairan dan pesisir yang memiliki potensi gelombang tinggi

        Gambar 5.3 . Peta Kawasan Strategis RTRW Kabupaten Batu Bara 2013 - 2033

        5.1.5. Arah Pemanfaatan Ruang

          Untuk mempercepat perwujudan rencana struktur dan pola ruang serta rencana pengembangan kawasan strategis, dalam rangka mewujudkan tujuan dan visi pembangunan wilayah Kabupaten Batu Bara 2013 - 2033, maka dipandang perlu menyusun program - program utama yang diprioritaskan sebagai pendorong percepatan pembangunan wilayah Kabupaten Batu Bara. Program - program utama yang dimaksud, antara lain meliputi :

          1) Program perwujudan rencana struktur ruang. Program utama yang disusun ditujukan untuk :

          a) Mengintegrasikan pembangunan sistem pusat - pusat diwilayah daratan, pesisir dan kepulauan; b) Memantapkan fungsi kawasan Perkotaan Lima Puluh sebagai pusat ibukota kabupaten. Oleh karena itu pengembangan kawasan Perkotaan Lima Puluh sebagai PKWp perlu dipertegas sebagai pusat orientasi pengembangan sistem pusat pusat diwilayah daratan, pesisir dan kepulauan Kabupaten Batu Bara; dan

          c) Membuka daerah terisolasi dengan mempromosikan pusat-pusat permukiman perkotaan dan perdesaan diwilayah daratan, pesisir dan kepulauan sebagai PKLp, PPK dan PPL. Program - program utama yang diusulkan, adalah : pembangunan jalan baru, peningkatan fungsi jaringan jalan eksisting, peningkatan pelayanan fungsi pelabuhan, penyediaan prasarana energi, air bersih dan telekomunikasi, perluasan kawasan perkotaan (Lima Puluh), pengembangan kegiatan industri berbasis pertanian dan kegiatan pariwisata.

          2) Program perwujudan rencana pola ruang. Program utama yang disusun, ditujukan untuk :

          a) Mengamankan kawasan berfungsi lindung dari dampak negatif pembangunan kawasan sekitarnya; b) Membatasi upaya pemanfaatan kawasan hutan produksi dalam rangka mendukung upaya pelestarian kawasan hutan diwilayah Propinsi Sumatera

          Utara umumnya dan diwilayah Kabupaten Batu Bara khususnya;

          c) Melakukan perluasan kawasan perkebunan dan sekaligus meningkatkan produktifitas lahan; d) Melakukan perluasan kawasan pertanian tanaman pangan (sawah) dan hortikultura; e) Mengembangkan dan meningkatkan pelayanan kegiatan pariwisata;

          f) Mengembangkan kegiatan industri berbasis pertanian; dan g) Melakukan perluasan pengembangan kawasan permukiman perkotaan. Program-program utama yang diusulkan adalah : membatasi pembangunan jaringan jalan didalam dan disekitar kawasan berfungsi lindung, tata batas kawasan lindung, reboisasi, meningkatkan produktifitas lahan, intensifikasi, ekstensifikasi, pengembangan kegiatan pariwisata, pengembangan kegiatan industri, perluasan kawasan perkotaan dan penyediaan fasilitas sosial dan pelayanan umum perkotaan.

        3) Program perwujudan kawasan strategis Kabupaten Batu Bara. Program utama yang disusun, ditujukan untuk :

          a) Mewujudkan percepatan pengembangan kawasan strategis perkotaan Lima Puuh secara terintegrasi dan terpadu; serta

          b) Mewujudkan pengembangan kawasan strategis lainnya sebagai kawasan permukiman perkotaan dan pusat niaga skala kecamatan. Program - program utama yang diusulkan, adalah : pengembangan kegiatan industri berbasis pertanian, pariwisata, komersial perkotaan dan didukung oleh peningkatan pelayanan pelabuhan, pembangunan jalan baru (kolektor dan lokal primer), penyediaan prasarana energi dan air bersih.

          5.1.5.1.Indikasi Program Utama

          Indikasi Program Pembangunan sebagai upaya untuk mewujudkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Batu Bara 2011 – 2031, disusun berdasarkan beberapa pertimbangan, antara lain : a. Pengembangan Kawasan Strategis dan Sektor Unggulan, Pertimbangan ini dilakukan guna mendorong laju percepatan perkembangan kawasan/sektor lainnya. Dengan penekanan pengembangan pada kawasan prioritas dan sektor unggulan, diharapkan pada tahap awal pengembangan telah tercipta motor penggerak yang mampu memacu perkembangan wilayah dan sektor lainnya di Kabupaten Batu Bara.

          b. Pembangunan dan Pengembangan Sarana dan Prasarana Transportasi, Pembangunan dibidang ini perlu mendapatkan perhatian yang serius mengingat fungsinya yang penting sebagai sarana interaksi antar wilayah. Selain itu, rencana pembangunan jaringan jalan, jembatan dan pelabuhan merupakan komitmen Pemerintah Kabupaten Batu Bara yang telah diprogramkan baik dalam rencana program maupun dalan rencana strategis.

          c. Kemampuan Pendanaan Pemerintah Kabupaten Batu Bara, Penyusunan Indikasi Program secara realistis harus pula mempertimbangkan dan menyesuaikan dengan kemampuan keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Batu Bara serta sumber – sumber penerimaan daerah. Untuk menciptakan penghematan anggaran, pelaksanaan program pembangunan harus didasarkan atas pola kemitraan yang jelas antara pemerintah Kabupaten Batu Bara dengan pihak investor. Melalui penerapan pola kemitraan ini, maka jelas wewenang pendanaan yang menjadi tanggungjawab masing - masing pihak yang terlibat.

          5.1.5.2.Prioritas Pemanfaatan Ruang

          Dalam rangka mewujudkan struktur dan pola ruang kabupaten maka prioritas pemanfaatan ruang di Kabupaten Batu Bara secara umum adalah sebagai berikut : 1) Upaya untuk mengantisipasi ancaman bencana khususnya bencana abrasi pantai diprioritaskan pada pembentukan struktur ruang pada ruang di kawasan di pesisir antara lain dengan pengembangan melalui pertahanan maju, yaitu membangun barrier kearah laut dengan tanaman pohon atau merekayasa bangunan pantai (struktur) atau bertahan ditempat dengan melakukan pembuatan bangunan struktur keras (hard engineering) diantaranya ; revetment, sea wall dan

          sub merged/detached break water ; dan