KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN HALMAHERA TENGAH

  05 KETERPADUAN STRATEGI

PENGEMBANGAN KABUPATEN

HALMAHERA TENGAH

5.1. ARAHAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN/KOTA

  Kawasan strategis merupakan kawasan yang di dalamnya berlangsung kegiatan yang mempunyai pengaruh besar terhadap : 1. tata ruang di wilayah sekitarnya; 2. kegiatan lain di bidang yang sejenis dan kegiatan di bidang lainnya; dan/atau 3. peningkatan kesejahteraan masyarakat. Jenis kawasan strategis kabupaten meliputi kawasan strategis dari sudut kepentingan, pertumbuhan ekonomi, sosial, budaya serta fungsi dan daya dukung lingkungan hidup. Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi, antara lain adalah kawasan metropolitan, kawasan ekonomi khusus, kawasan pengembangan ekonomi terpadu, kawasan tertinggal, serta kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas. Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial dan budaya, antara lain adalah kawasan adat

  2. Kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi :

  a. kawasan Kota Weda, meliputi Kecamatan Weda

  b. kawasan Kota Terpadu Mandiri meliputi Kecamatan Weda Tengah

  c. kawasan Agropolitan meliputi Kecamatan Weda Selatan

  d. kawasan Industri Nikel meliputi Kecamatan Weda Tengah dan Kecamatan Pulau Gebe

  

3. Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial budaya yaitu: Kawasan sentra

budaya, meliputi Kecamatan Weda dan Kecamatan Patani

  

4. Sumber Daya Alam/Teknologi Tinggi, kaw. pariwisata, meliputi Kec. Weda dan Kec.

  Weda Utara, Kec. Patani, Kec. Patani Utara, dan Kec. Pulau Gebe.

  

5. Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup

terdiri atas : kawasan Taman Nasional Aketajawe, meliputi Kecamatan Weda dan Kecamatan Weda Tengah. Kawasan hutan lindung berada di Kecamatan Weda, Weda Selatan, Weda Tengah, Weda Utara, dan Kecamatan Pulau Gebe,

Tabel 5.1. Identifikasi Kawasan Strategis Kabupaten Berdasarkan RTRW

  Kawasan Strategis Kabupaten Sudut Kepentingan Lokasi/Batas Kawasan Kawasan Pulau Jiew pertahanan dan keamanan Pulau Jiew Kawasan Kota Weda Ekonomi Kec. Weda Kawasan Kota Terpadu Mandiri

  Ekonomi Kec. Weda Tengah Kawasan Agropolitan Ekonomi Kec. Weda Selatan Kawasan Industri Nikel Ekonomi Kec. Weda Tengah, Kec.

  Pulau Gebe Kawasan sentra budaya

  Sosial Budaya Kec. Weda, Kec. Patani

Tabel 5.2. Arahan RTRW Kabupaten Halmahera Tengah

  ARAHAN POLA RUANG ARAHAN STRUKTUR RUANG Kawasan permukiman yang akan dikembangkan yang tersebar di setiap ibukota kecamatan dan ibukota kabupaten pengembangan pelayanan air minum dilakukan dengan pengembangan sumber daya air baku yang ditetapkan di Sungai Fidi dan Telaga Moriala Kecamatan Weda, Sungai Sagea Kecamatan Weda Utara, Sungai Air Jaton Kecamatan Weda Selatan

  Kawasan permukiman transmigrasi di Desa Waleh, Desa Mesa, Desa Dote, Desa Piniti dan Desa Sakam

Pengembangan layanan air minum meliputi

  1. Wilayah permukiman dan pengembangannya

  

2. Wilayah potensial pengembangan wisata;

  3. Wilayah potensial pengembangan perikanan sekitar pesisir;

  4. Wilayah potensial pengembangan kawasan industri;

  

5. Sentra pengembangan pertambangan;

  

6. Kawasan sentra produksi yang tersebar;

  7. Sentra pengembangan kerajinan;

  

8. Sentra pengembangan produk pertanian

Menyebarkan sarana pelayanan secara merata sesuai dengan hirarki dan sebaran penduduk dan kegiatan, serta kebutuhannya.

  Pengembangan sistem jaringan air minum baik berupa perpipaan maupun non perpipaan Menyediakan sarana secara lengkap dan memadai sesuai dengan hirarki pelayanannya

  Peningkatan cakupan pelayanan harus dibarengi dengan kualitas sistem pengelolaan Memusatkan sarana Bagian hilir saluran drainase harus direncanakan sehingga mampu

  Meningkatkan upaya non-struktur seperti penyuluhan dan sosialisasi kepada masyarakat untuk menjaga prasarana drainase, serta penegakan hukum terhadap kegiatan yang merusak prasarana drainase dan menghambat upaya pemeliharaan drainase Pengembangan sistem persampahan meliputi pewadahan, pengumpulan, pengangkutan dan perjalanan serta pengelolaan akhir di Tempat Pembuangan Akhir Pengembangan lokasi TPS diarahkan diseluruh ibukota kecamatan Pengembangan Lokasi TPA Kota Weda diarahkan di Kecamatan Weda dan Kecamatan Weda Tengah Beberapa sistem pembuangan limbah air kotor yang dapat dikembangkan, antara lain:

a. Sistem tangki septik (on site)

  b. Sistem komunal (off site)

Rencana pengelolaan air limbah meliputi :

a. Pengolahan air limbah domestik dengan menggunakan metode kolam aerasi; b. Pembangunan Instalasi Pengolah Lumpur Tinja (IPLT) dan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang diarahkan di Kecamatan Weda dan Kecamatan Weda Tengah

Tabel 5.3 Identifikasi Indikasi Program RTRW Kabupaten Halmahera Tengah terkait Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

NO. USULAN LOKASI MERUPAKAN SUMBER

  INSTANSI PROGRAM KSK (Ya/Tdk) PENDANAN PELAKSANA UTAMA

  5 Penataan Lingkungan Kawasan

  Sagea, Tepeleo Ya APBN,APBD Kemen PU, Bappeda, Dinas PU Pusat

  6 Penataan Kawasan Pusat-Pusat Desa Pusat Pertumbuhan

  Seluruh Desa Kabupaten Ya/Tdk APBN, APBD

  Kemendagri, Kemen PU, KPDT, Bappeda, Dinas PU

  7 Penataan Lingkungan Desa

  Seluruh Desa Ya/Tdk APBD Bappeda, Dinas PU, Dinkes, Diknas, BPLH

  8 Pengembangan Sumber Air Baku

  Sungai Fidi, Telaga Moriala, Sungai Sagea,Sungai Air Jaton, Sungai Moncele, Sungai Lololimdi, Sungai Woyo Gemia, Sungai Kali Peniti dan Sungai Niwisia

  Ya/Tdk APBN, APBD Kemen PU, KPAM, Dinas PU-Prov/Kab

  9 Pembangunan TPS Seluruh

  Kecamatan Ya/Tdk APBN, APBD Kemen LH,

  BPLH, Dinas

  13 Revitalisasi sarana dan prasarana perkotaan

Kota Kecamatan Ya/Tdk APBN,

  APBD Dinas PU, swasta, masyarakat

  14 Revitalisasi Kawasan Permukiman Pantai Kawasan perkotaan dan perdesaan

  Ya/Tdk APBN, APBD Kemen PU, Dinas PU, Kemenpera, swasta, masyarakat

  15 Revitalisasi Kawasan Perdagangan- Jasa yang ada Ibu Kota

  Kabupaten dan Kecamatan Ya/Tdk APBN, APBD, swasta, masyarakat

  Bappeda, Dinas Perdagangan, Perindustrian, swasta

  16 Penataan Lingkungan Kawasan wisata

Weda dsk Ya APBN,

  APBD, investasi swasta Bappeda,

  Dinas Pariwisata, PU

Gambar 5.1 : Peta Kawasan Strategis Kabupaten Halmahera Tengah

5.2. ARAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

5.2.1. Kebijakan Pembangunan dan Keuangan Daerah

  Arah kebijakan umum ini merupakan instrumen untuk mencapai visi-misi melalui

strategi yang akan ditempuh. Penjabaran lebih detil dari visi-misi pasangan Bupati dan Wakil

Bupati terpilih ini tertuang dalam arah kebijakan umum yang diimplementasikan dalam

program pembangunan daerah.

  Program SKPD di lingkup Pemerintahan Halmahera Tengah 2012-2017 diarahkan

untuk menjawab visi-misi Bupati dan Wakil Bupati terpilih yang bertumpu pada : “Halmahera

Tengah Yang Erat Selaras.

  ” Di mana memuat 5 (lima) misi utama, yakni : Menciptakan

Halmahera Tengah Yang Terang, Mendorong Halmahera Tengah Yang Kuat,

Membangun Halmahera Tengah Yang Sehat, Meningkatkan Halmahera Tengah Yang

Lancar, Mewujudkan Halmahera Tengah Yang Cerdas.

  Penyajian kebijakan umum dan program pembangunan masing-masing SKPD di

Kabupaten Halmahera Tengah yang berkaitan dengan bidang cipta karya tertuang di bawah

ini.

  1. Misi 3 : Membangun Halmahera Tengah Yang Sehat Dalam upaya mewujudkan misi ini, tentunya memerlukan sebuah integrasi manajemen pembangunan yang betul-betul terfokus capaiannya.Tantangan pembangunan Kabupaten Halmahera Tengah untuk lima tahun kedepan, tentunya lebih kompleks sehingga membutuhkan inovasi-inovasi baru yang lebih terarah dan dilakukan berdasakan kemampuan managerial pengelolaan pembangunan secara menyeluruh, terutama aspek kesehatan sebagai hal yang paling mendasar dan dibutuhkan bagi masyarakat Halmahera Tengah. Hal ini membutuhkan kemampuan dan kapasitas lokal yang handal yang berbasis kemampuan sumberdaya manusia profesional, dengan pelibatan semua stakeholders agar dapat mewujudkan pembangunan yang sehat secara integral dan terkelola menuju masyarakat yang sejahtera. Bahwa pelaksanaan kebijakan kesehatan, harus benar-benar diarahkan pada upaya penataan tata kelola

Tabel 5.4. Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah Kabupaten Halmahera Tengah

  6

  Program penataan infrastruktur, sarana dan prasarana kesehatan secara kontinue

  Meningkat nya kapasitas SDM PNS, dan profesiona lisme aparatur dalam bidang kesehatan

  Memberi- kan ruang lingkup yang luas guna terciptanya iklim pembang- unan yang kondusif dengan menyedia- kan perangkat hukum serta kesehatan dan keberpiha- kan aparatur pemerintah dalam kemajuan yang

  1 Terwujudnya peran serta secara aktif masyarakat dan sektor swasta dengan meningkat- nya kapasitas dan meningkat- nya pendapatan serta kesejahte- raan sektor swasta dan masyarakat.

  9

  8

  7

  5

  N o Sasaran Strategi

  4

  3

  2

  1

  Kondisi Akhir

  Capaian Kinerja Program Pembangunan Daerah Bidang Urusan SKPD Penanggu ng jawab Kondisi Awal

  Indikator Kinerja (outcome)

  Kependu dukan dan Capil, serta Kesehat- an nal

3 Mengembang Meningkat- Terwujud- Program Pemerint-

  Bappeda

  kan sistem kan kualitas nya peningkatan ahan perencanaan sistem kualitas pelayanan umum dan dan perencana- aparatur kualitas yang SKPD pelaksanaan an dan pelaksana sehat terkait program yang pelaksanaan an sehat program program yang sehat yang sehat

  Berdasarkan uraian sasaran dan strategi Misi 3 di atas, maka kebijakan umum pembangunan yang ditetapkan adalah : Membangun Halmahera Tengah Yang Sehat, yang diindikasikan dengan kebijakan sebagai berikut :  Meningkatnya kapasitas SDM PNS, dan profesionalisme aparatur birokrasi dalam bidang kesehatan  Meningkatnya kesehatan ibu dan anak  Terwujudnya kualitas aparatur pelaksanaan program yang sehat

  2. Misi 5 : Mewujudkan Halmahera Tengah Yang Cerdas Pembangunan Halmahera Tengah harus mampu menciptakan kesetaraan dari semua aspek, sehingga upaya pencapaian sebagai daerah yang berpengaruh di Maluku Utara dapat diraih. Salah satu metode yang ditempuh adalah menumbuhkan institusi-institusi pengembangan SDM, melalui berbagai kebijakan yang mendorong tumbuhnya kecerdasan sosial di tengah masyarakat. SDM merupakan kunci penting dalam mendorong pembangunan yang lebih bermartabat, karena itu, lembaga-lembaga pendidikan di Halmahera Tengah harus didorong, tidak hanya pada level paling bawah (TK – SMA) tapi juga mengupayakan lembaga pendidikan tinggi yang disesuaikan dengan potensi sumberdaya alam yang dimiliki Halmahera Tengah. Melalui lembaga pendidikan inilah, tidak hanya anak-anak Halmahera Tengah yang berprestasi dididik, tapi juga aparatur birokrasi untuk mengembangkan kemampuan ketrampilan dan

Tabel 5.5. Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah Kabupaten Halmahera Tengah

  9

  Program peningkatan sarana dan prasarana air bersih bagi masyarakat, termasuk di wilayah pedesaan

  Mewujud kan akses masyara kat terhadap air bersih,

  , penerang- an jalan (aliran kepelosok desa) akses jalan kepedesa- an. Tempat pemakam- an umum dan keperluan penyeleng

  pendidikan

  pelayanan kesehatan,

  komunikasi ,

  Mewujud- kan akses masyara- kat terhadap air bersih, sarana

  Mewujudkan pembinaan kepemuda- an dan olahraga, pengemba- ngan

  1 Terwujudnya ketersediaan air bersih, sarana komunikasi, pelayanan kesehatan yang dapat terjangkau masyarakat, pendidikan, penerangan jalan (aliran listrik desa) akses jalan kepedesaan.

  8

  N o Sasaran Strategi

  7

  6

  5

  4

  3

  2

  1

  Kondisi Akhir

  Capaian Kinerja Program Pembanguna n Daerah Bidang Urusan SKPD penang- gung jawab Kondisi Awal

  Indikator Kinerja (outcome)

  PU, Kesehatan, sarana komunika- si

  ,

  n daerah melalui RRI Ternate

  Radio Penyiar- an pemban gunan dan program pemban gunan Akses terhadap pelayan- an kesehat- an Terbangunnya infrastruktur pendukung bidang kesehatan dan kesejahteraan tenaga kesehatan Dinas

  Kesehatan Akses terhadap pendidik- an Terbangunnya infrastruktur bidang pendidikan dan terpenuhinya kesejahteraan guru dan tenaga kependidikan Dinas

  Pendidikan dan Kebudayaan Akses jalan hingga pedesa-an Penataan infrastruktur dan sarana jalan

  PU Akses penera- ngan listrik sampai di wilayah pedesa-an Penataan infrastruktur penerangan listrik hingga ke pedesaan

  Mewujud-

  Pembin- Peningkatan

  Dikbud man umum

  

Promosi Peningkatan

  Dinas

  pariwisa-ta promosi potensi

  Pariwisata,

  

dan Kabupaten

  Bappeda

  

kebuda- Halmahera

yaan Tengah

Mening- Program

katnya peningkatan

sarana sarana ibadah

ibadah hingga ke

wilayah perdesaan secara berimbang dan sesuai peruntukan

  

Tersedia- Program

nya areal Penyiapan areal untuk untuk

pemakam pemakaman

an umum umum yang

sesuai dengan

  RTRW Sasaran dan strategi dari Misi 5 ini menetapkan kebijakan umum pembangunan adalah Mewujudkan Halmahera Tengah Yang Cerdas, yang diindikasikan dengan kebijakan sebagai berikut :  Mewujudkan akses masyarakat terhadap air bersih  Akses terhadap sarana komunikasi, kesehatan, pendidikan, penerangan listrik sampai di wilayah pedesaan  Pembinaan pemuda dan olahraga  Promosi pariwisata dan kebudayaan Sebagaimana lazimnya sebuah alat ukur, untuk mengukur kinerja organisasi maka

indikator kinerja program pembangunan daerah ditetapkan dengan memenuhi kriteria

sebagai berikut : (1) terkait deangan upaya pencapaian sasaran pembangunan daerah, (2)

mengambarkan hasil pencapaian program pembangunan yang diharpkan, (3) memfokuskan

pada hal-hal utama, penting dan merupakan prioritas program pembangunan daerah dan (4)

terkait dengan pertanggungjawabab pelaksanaan pembangunan daerah.

  Secara rinci penetapan indikator kinerja daerah Kabupaten Halmahera Tengah tahun 2012-2017 sebagaimana tabel berikut :

  2

  1.3 PDRB Per Kapita ADHB dengan pertambangan (Jt)

  1.2 Inflasi

  1.1 Pertumbuhan PDRB (Rp Jt)

  7

  6 201

  1

  2

  5

  1

  4

Tabel 5.6. Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Halmahera Tengah

  1

  2

  3

  1

  2

  2

  1

  2

  No Aspek/ Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Sat uan Kondisi Kinerja Pada Awal Periode RPJMD Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja Pada akhir periode RPJMD

1 Aspek Kesejahteraan Masyarakat a Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

  2.1 Jumlah Penduduk

  2.2 Tingkat Pengangguran

  2.3 Angka Kemiskinan

  2.4 Pemerataan pendapatan versi Bank Dunia

  2.5 Indeks Ketimpangan Williamson (Indeks Ketimpangan Regional) B Fokus Kesejahteraan Sosial

1 Pendidikan

  1.1 Angka Melek Huruf

  1.2 Rata Lama Sekolah

  1.3 Angka Partisipasi Sekolah

   1.3.1 Pendidikan Dasar

   1.3.2 APK (SD/MI/)

   1.3.3 APM (SD/MI/Paket A)

   1.3.4 Angka Partisipasi Sekolah

   1.3.5 APK (SLTP/MTS/Paket B)

   1.3.6 APK (SMU/Paket C)

   1.3.7 APM (SMU/Paket C)

  1.8 Rasio Guru murid

   3.1 Persentase penduduk yang memiliki lahan

  4.6 Tingkat Pengangguran

  4.5 Angka Kemiskinan

  4.4 Angka kriminalitas yang tertangani

  4.3 Rasio penduduk yang bekerja

  4.1 Presentase penduduk di atas garis kemiskinan

  4 Kemiskinan

  3 Pertanahan

  2 Kesehatan

  2.4 Rasio Posyandu per satuan balita

  2.3 Balita Gizi Buruk (%)

  2.2 Usia Harapan Hidup

   2.1.2 Angka Kematian Ibu

   2.1.1 Angka Kelangsungan Hidup Bayi

  2.1 Angka Kematian Bayi

  4.7 Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bulan)

2.2. Jumlah gedung olahraga

3 Aspek Pelayanan Publik

  3.1. Pelayanan Dasar

  3.2. Pendidikan Dasar

  1 Angka Partisipasi Sekolah (Pendidikan Dasar)

  1.a APK (SD/MI) 1.b APM (SD/MI)

   2 Rasio Ketersediaan Sekolah/ pddk usia sekolah

  3 Rasio Guru Terhadap Murid

  4 Rasio guru terhdp murid/kls rata-rata Pndidikan Mngah

  5 Angka Partisipasi Sekolah (Pendidikan Menengah)

  6 APK (SLTP/MTS)

  6.1 APM (SLTP/MTS)

  6.2 APK (SMU)

   6.3 APM (SMU)

7 Rasio Ketersediaan sekolah dan

  penduduk usia penduduk

12 Rasio Rumah sakit per satuan

  penduduk

12.1 Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per

  satuan penduduk

13 Rasio Dokter Umum per satuan

  penduduk

13.1 Rasio Dokter Spesialis per satuan

  penduduk

  14 Rasio Tenaga Medis per satuan penduduk

  15 Persentase penanganan sampah

  16 Persentase penduduk berakses air minum

  17 Persentase luas pemukiman yang tertata

  18 Proporsi panjang jalan dalam kondisi baik

  19 Rasio Jaringan Irigasi

  25 Rasio pemukiman layak Huni

  26 Rasio Ruang Terbuka Hijau Per Satuan luas Wilayah

  27 Rasio Bangunan Ber IMB Per satuan bangunan

  28 Jumlah Arus penumpang angkutan umum

  29 Rasio Izin Trayek

  30 Jumlah uji kir Angkutan Umum

  31 Jumlah Pelabuhan laut/ bandara/terminal B Pelayanan Penunjang

  1 Jumlah Investor berskala Nasional bua (PMDN/PMA) h

  2 Jumlah Investor berskala Nasional Rp (PMDN/PMA)

  3 Rasio Daya Serap Tenaga Kerja %

  4 Persentase Koperasi Aktif %

  5 Jumlah BPR / LKM

  12 Rasio KDRT

  13 Persentase tenaga kerja di bawah umur

  14 Rata-rata jumlah anak per keluarga

  15 Rasio Akseptor KB

  16 Jumlah Jaringan Komunikasi

  17 Rasio warnet/wartel terhadap penduduk

  18 Jumlah surat kabar Nasional/ Lokal

  19 Jumlah Penyiaran radio/ TV Lokal

  20 Persentase luas lahan bersertifikat

  21 Rata-rata jumlah kelompok binaan lembaga

   22 Lembaga Pemberdayaan Masyarakat

  23 Rata-rata jumlah kelompok binaan PKK

  24 Jumlah LSM Aktif

  25 Jumlah Perpustakaan

  26 Jumlah Pengunjung Perpustakaan per tahun

  27 Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 penduduk

1 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum,

  Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

  1.1 Pengeluaran konsumsi rumah tagga per kapita

  1.2 Pengeluaran konsumsi non pangan per kapita

  1.3 Produktivitas total daerah

  1.4 Agenda Konsumsi Rumah Tangga

2 Pertanian

  2.1 Nilai Tukar Petani

  2.2 Persentase Konsumsi RT Non Pangan

  2.3 Produktivitas daerah per sektor

b. Fokus Fasilitas Wilayah /

  Infrastruktur

1 Perhubungan

  1.1 Rasio Panjang Jalan per jumlah kendaraan

  1.2 Jumlah Orang / Barang yang terangkut angkutan umum

  2.6 Luas wilayah perkotaan

  3 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

  3.1 Jenis dan Jumlah Bank dan cabang- cabangnya

  3.2 Jenis dan Jumlah Perusahaan Asuransi dan cabang-cabangnya

  3.3 Jenis, kelas dan jumlah restoran

  3.4 Jenis, kelas dan jumlah penginapan/ hotel

  4 Lingkungan Hidup

  4.1 Persentase Rumah Tangga yang menggunakan air bersih

  5 Komunikasi dan Informatika

  5.1 Rasio Ketersediaan Daya Listrik

  5.2 Persentase Rumah Tangga yang

  Persandian

  1.1 Angka Kriminalitas

  1.2 Jumlah demo

  1.3 Lama Proses perizinan

  1.4 Jumlah dan Macam pajak Retribusi Daerah

  1.5 Jumlah Perda pendukung iklim usaha

  1.6 Persentase Kecamatan berstatus swasembada terhadap total Kecamatan d Fokus Sumber Daya Manusia Rasio Lulusan S1/S2/S3

  Rasio Ketergantungan Capaian Kinerja Urusan Wajib

  1.1 Fasilitas Pendidikan

   1.2 Sekolah pendidikan SD/MI kondisi bangunan baik Sekolah pendidikan SMP/MTs dan SMA/SMK/MA kondisi bangunan baik

  1.3.6.

2 Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs

   1.3.6 .3 Angka Kelulusan (AL) SmA/SMK/MA

   1.3.6 .4 Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI Ke SMP/MTs

  1.3.6.

  5 Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs Ke

SMA/SMK/MA 1.3.6.

  2 Kesehatan

   2.1 Jumlah Rumah Sakit

  IV

   2.3 Jumlah Poliklinik

   2.4 Jumlah Pustu

   2.5 Jumlah Dokter

   2.6 Jumlah Tenaga Medis

  2.7 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani

  2.8 Cakupan pertolongan persalinan oleh

  6 Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-

   2.2 Jumlah Puskesmas

  2.12 Cakupan Penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD

  2.13 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin

  2..14 Cakupan kunjungan bayi

  2.15 Cakupan Puskesmas

   2.16 Cakupan pembantu puskesmas 2.a Akses Air Minum 2.a.1 Proporsi Jumlah Rumah Tangga yang

  Mendapatkan Akses Air Minum dari PDAM 2.a.2 Jumlah Pelanggan yang mendapatkan akses air

  PDAM 2.a.3 Jumlah Rumah Tangga

  3 Persentase Rumah Tangga berakses air bersih

  3.1 Pekerjaan Umum

  3.2 Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik

  3.8 Rsaio Rumah layak huni

  3.9 Rasio pemukiman layak huni 3.10 panjang jalan dilalui roda 4

  3.11 Jalan penghubung dari ibukota kecamatan ke kawasan pemukiman penduduk (minimal dilalui roda 4)

  3.12 Panjang jalan Kabupaten dalam kondisi baik (>

  40 Km/Jam) Panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainase/

  3.13 saluran pembuangan air

  3.14 Sempadan jalan yang dipakai pedagang kaki lima atau bangunan rumah liar

  3.15 Sempadan sungai yang dipakai bangunan liar

  3.16 Drainase dalam kon disi baik/ pembuangan aliran air tidak tersumbat Pembangunan turap di wilayah jalan

   3.23 Kondisi Rusak (Km)

4 Perumahan

  4.2 Rumah tangga pengguna listrik

  5.3 Jumlah bangunan ber-IMB / Jumlah

  5.2 Luas ruang terbuka hijau / Luas wilayah ber HPL/HGB

  5.1 Penataan Ruang

  4.4 Lingkungan pemukiman kumuh

  4.3 Rumah tangga bersanitasi

  4.1 Rumah tangga pengguna air bersih

  3.24 Kondisi Rusak Berat (Km)

   3.5 Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan

  3.4 Panjang Jalan (Jumlah)

  3.3.3 Panjang Jalan Kabupaten

   3.3.2 Panjang jalan Propinsi

  3.3.1 Panjang jalan Negara

  3.3 Panjang Jalan

5 Rumah layak huni

   6.2 Dokumen Perencanaan: RPJMD yang telah ditetapkan dengan PERDA (Ada/tidak)

  6.3 Dokumen perencanaan: RKPD yang telah ditetapkan dengan PERKADA (Ada/tidak)

  6.4 Penjabaran Program RPJMD ke dalam RKPD

  6.5 Dokumen Evaluasi RKPD

  6.6 Dokumen Evaluasi RPJMD

  6.7 Dokumen Evaluasi Pelaksanaan APBD

  6.8 Dokumen LKPJ

  6.9 Dokumen laporan Keterangan Akhir Masa

  6.10 Dokumen PDRB Kabupaten

  6.11 Dokumen PDRB Kecamatan

  6.12 Dokumen Kabupaten Dalam Angka

  6.13 Dokumen Kecamatan Dalam Angka

  6.14 Dokumen Inflasi Kabupaten

  6.15 Dokumen Analisa Situasi Ibu dan Anak

  7.1 Jumlah Arus penumpang angkutan umum

  7.2 Rasio Izin trayek

  7.3 Jumlah Uji Kir Angkutan Umum

   7.4 Jumlah pelabuhan laut

   7.5 Jumlah pelabuhan udara

   7.6 Jumlah terminal Bis

  7.7 Jumlah angkutan darat / jumlah penumpang angkutan darat x100%

  7.8 Jumlah Angkutan darat

  7.9 Kepemilikan KIR Angkutan Umum

  7.8 Lama pengujian kelayakan angkutan umum (KIR)

  7.9 Biaya pengujian kelayakan angkutan uumum

  7.10 Pemasangan rambu-rambu

8 Lingkungan Hidup

8.1 Persentase penanganan sampah

  8.2 Persentase penduduk berkases air minum'

  8.7 penduduk

  8.8 Penegakan hukum lingkungan

  8.9 Jumlah volume produksi sampah

9 Pertanahan

  9.1 Persentase luas lahan bersertifikat

  9.2 Penyelesaian kasus tanah Negara

10 Penyelesaian izin lokasi

  10.1 Kependudukan dan Catatan Sipil

  10.2 Rasio penduduk ber-KTP per satuan penduduk

  10.3 Rasio bayi berakte kelahiran

  10.4 Rasio pasangan berakte nikah

  10.5 Kepemilikan KTP

  10.6 Kepemilikan akta kelahiran per 1000 Ketersediaan database kependudukan skala

  10.7 provinsi (ada/tidak)

  10.8 Penerapan KTP Nasional berbasis NIK (Sudah/belum)

  11.5 Partisipasi angkatan kerja perempuan (TPAK/ Tk. Partisipasi Angk. Kerja)

  11.6 Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan

12 Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

  12.1 Rata-rata jumlah anak per keluarga

  12.2 Rasio akseptor KB

  12.3 Cakupan peserta KB Aktif

  12.4 Keluarga pra Sejahtera

  12.5 Keluarga sejahtera I

13 Sosial

  13.1 Sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo , dan panti rehabilitasi

  13.2 PMKS yang memperoleh bantuan sosial

  13.3 Penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial

  14.7 terhadap kebijakan pemerintah daerah

15 Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah

  15.1 Persentase koperasi aktif

  15.2 Jumlah UKM non BPR/LKM UKM

  15.3 Jumlah BPR/LKM

   15.4 Usaha Mikro dan Kecil

   15.5 Perindustrian

   15.6 Kontribusi sektor industri terhadap PDRB

  15.7 Pertumbuhan Industri

16 Penanaman Modal

  16.1 Jumlah Investor berskala nasional (PMDN/PMA) (PMDN/PMA)

  16.3 Rasio daya serap tenaga kerja*)

   16.4 Kenaikan/ penurunan Nilai Realisasi PMDN

  16.5 Jumlah investor di Kab. Halmahera Tengah

  17.4 Jumlah Group kesenian

  17.5 Jumlah Gedung kesenian

18 Pemuda dan Olah Raga

  18.1 Jumlah organisasi pemuda

  18.2 Jumlah organisasi olahraga

  18.3 Jumlah kegiatan kepemudaan

  18.4 Jumlah lapangan olah raga

  18.5 Jumlah kegiatan olahraga

  18.6 Jumlah Gedung Olahraga

  18.7 Lapangan olahraga

19 Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam

  Negeri

  19.1 Kegiatan Pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

  20.1 Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000

  20.7 Penegakan PERDA

  20.8 Cakupan patroli petugas Satpol PP

   20.9 Tingkat penyelesaian pelanggaran K3 (Ketertiban, ketentraman, keindahan) di Kabupaten Halmahera Tengah

  20.10 Petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) di Kabupaten Halmahera Tengah

  20.11 Cakupan pelayanan bencana kebakaran

  20.12 Tingkat waktu tanggap (respon time rate) daerah layanan wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) Cakupan sarana prasarana perkantoran

  20.13 pemerintahan desa yang baik

  20.14 Sistem Informasi Manajemen Pemda

  20.15 Indeks Kepuasan Layanan Masyarakat

21 Ketahanan Pangan

  22.4 LPM Berprestasi

  22.5 PKK aktif

  22.6 Posyandu aktif

  22.7 Swadaya Masyarakat terhadap Program pemberdayaan masyarakat

  22.8 Pemeliharaan Pasca Program pemberdayaan masyarakat

23 Statistik

  23.1 Buku "Kabupaten dalam Angka" (Ada/tidak)

  23.2 Buku "PDRB Kabupaten" (Ada/tidak)

  23.3 Harga Satuan Pokok Kegiatan (HSPK/HSU/HSBN)

  23.4 Analisa Situasi Ibu dan Anak

  23.5 Indeks Pembangunan Manusia

   23.6 Inflasi

24 Kearsipan

24.1 Pengelolaan arsip secara baku

  26.1 Jumlah Perpustakaan

  26.2 Jumlah pengunjung Perpustakaan per tahun (Orang)

  26.3 Jumlah koleksi buku (buah)

1 Pelayanan Urusan Pilihan

  1.1 Pertanian

  1.2 Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per Ha

  1.3 Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB (Pertanian) Kontribusi sektor pertanian (palawija) terhadap

  1.4 PDRB Kontribusi sektor perkebunan (tanman keras)

  1.5 terhadap PDRB Kontirbusi produksi kelompok petani terhadap

  1.6 PDRB

  1.7 Cakupan Bina kelompok petani

4 Pariwisata

  4.1 Kunjungan Wisata

   4.2 Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB

5 Kelautan dan Perikanan

  5.1 Produksi perikanan

  5.2 Konsumsi ikan

  5.3 Cakupan bina kelompok nelayan

  5.4 Produksi perikanan laut

6 Perdagangan

  6.1 Kontribusi sktor perdagangan terhadap PDRB

  6.2 Ekspor bersih perdagangan

  6.3 Informal

  7.1 Kontribusi sektor industri terhadap PDRB

  7.2 Kontribusi industri rumah tangga terhadap PDRB

  7.3 Sektor industri

  7.4 Pertumbuhan Industri

  Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

  1.3 Pengeluaran konsumsi Rumah tangga per kapita

  1.4 Pengeluaran Non Pangan per kapita

  1.5 Produktivitas total daerah

2 Pertanian

   2.1 Nilai tukar Petani

  2.2 Indeks yang diterima Petani (lt)

   2.3 Indeks yang dibayar petani (lb)

3 Fasilitas Wilayah/ Infrastruktur

  3.1 Perhubungan

  3.2 Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan

   3.3 Jumlah orang/ barang yang terangkut angkutan umum

4 Penataan Ruang

  4.1 Ketaatan terhadap RTRW

   4.2 Luas Wilayah Produktif

  

4. Bangunan fungsi sosial dan budaya meliputi bangunan gedung pendidikan,

kebudayaan, pelayanan kesehatan, laboratorium dan pelayanan umum

  

5. Bangunan dengan fungsi khusus meliputi bangunan gedung untuk reaktor nuklir,

instalasi pertahanan dan keamanan dan bangunan yang sejenis yang diputuskan oleh menteri

  6. Satu bangunan gedung dapat memiliki lebih dari satu fungsi

  

7. Fungsi bangunan gedung harus sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur dalam

peraturan daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten

  

8. Fungsi bangunan gedung ditetapkan oleh pemerintah Daerah dan dicantumkan dalam

izin mendirikan bangunan

  

9. Perubahan fungsi bangunan gedung yang telah ditetapkan harus mendapatkan

persetujuan dan penetapan kembali oleh pemerintah daerah Pengklasifikasian bangunan gedung dibedakan menjadi beberapa bagian, antara lain:

  1. Menurut fungsinya, bangunan diklasifikasikan sebagai berikut:

  a. Bangunan rumah tinggal dan sejenisnya

  b. Bangunan keagamaan

  c. Bangunan perdagangan dan jasa

  d. Bangunan pergudangan

  e. Bangunan perkantoran

  f. Bangunan transportasi

  g. Bangunan pelayanan umum

  h. Bangunan khusus

2. Menurut umurnya, dibedakan menjadi:

  a. Bangunan permanen

  b. Bangunan semi permanen

  c. Bangunan sementara

3. Menurut wilayahnya, diklasifikasikan menjadi:

a. Bangunan di kota klasifikasi I

c. Bangunan bertingkat tinggi (enam lantai keatas)

6. Menurut luasnya, dibedakan menjadi:

  a. Bangunan dengan luas kurang dari 100 m2

  b. Bangunan dengan luas 100 – 500 m

  2

  c. Bangunan dengan luas 500

  

2

  • – 1000 m

  d. Bangunan dengan luas diatas 1000 m

  

2

7. Menurut statusnya, bangunan diklasifikasikan sebagai berikut:

  a. Bangunan pemerintah

  b. Bangunan swasta

5.3.2 Persyaratan Bangunan Gedung

  b. Setiap bangunan gedung harus memenuhi persyaratan administrasi agar bangunan dapat dimanfaatkan sesuai dengan fungsi yang ditetapkan c. Setiap bangunan harus memenuhi persyaratan teknis, baik persyaratan tata bangunan maupun persyaratan keandalan bangunan gedung, agar bangunan

gedung layak fungsi dan layak huni, serasi dan selaras dengan lingkungannya

  d. Pemenuhan persyaratan teknis disesuaikan dengan fungsi, klasifikasi dan tingkat permanensi bangunan gedung

  2. Persyaratan Administrasi

  a. Setiap bangunan gedung harus memenuhi administrasi sesuai yang diatur dalam peraturan perundangan, meliputi: 1) Status hak atas tanah dan atau izin pemanfaatan dari pemegang hak atas tanah Penguasaan atas tanah yang diwujudkan dalam bentuk sertifikat

  a. Setiap bangunan gedung harus dibangun, dimanfaatkan, dilestarikan dan/atau dibongkar sesuai dengan persyaratan bangunan gedung menurut peraturan perundang

  1. Persyaratan Umum

  Persyaratan bangunan gedung, yaitu:

  • – undangan yang berlaku termasuk pedoman dan standar teknis

  

b. Peruntukan lokasi yang dimaksud pada poin a diatas merupakan peruntukan utama,

sedangkan apabila pada banguna tersebut terdapat peruntukan penunjang agar berkonsultasi dengan Dinas Pekerjaan Umum

  

c. Setiap orang berhak memperoleh informasi secara Cuma-Cuma tentang peruntukan

lokasi atau ketentuan tata bangunan dan lingkungan lainnya pada Dinas Pekerjaan Umum

  

d. Untuk membangun di atas jalan umum, saluran atau sarana lain, atau yang

melintasi sarana dan prasarana jaringan kota atau di bawah/di atas air, atau pada daerah hantaran udara ( transmisi) tegangan tinggi harus mendapat persetujuan dari bupati

e. Setiap bangunan yang dibangun dan dimanfaatkan harus memenuhi kepadatan

bangunan yang diatur dalam koefisien dasar bangunan (KDB) sesuai yang ditetapkan untuk loksi yang bersangkutan. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) ditentukan atas dasar kepentingan pelestarian lingkungan/resapan air permukaan tanah dan pencegahan terhadap bahaya kebakaran, kepentingan ekonomi, fungsi bangunan, keselamatan dan kenyamanan bangunan. Ketentuan besarnya KDB disesuaikan dengan Rencana Tata Ruang Kabupaten atau yang diatur dalam Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan untuk lokasi yang sudah memlikinya atau sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku. Setiap bangunan umum apabila tidak ditentukan lain, ditentukan KDB maksimum 60%.

  

f. Koefisien Lantai Bangunan (KLB) ditentukan atas dasar kepentingan

lingkungan/resapan air permukaan tanah dan pencegahan terhadap bahay kebakaran, kepentingan ekonomi, fungsi peruntukan, fungsi bangunan, keselamatan dan kenyamanan bangunan serta keselamatan dan kenyamanan umum. Ketentuan besaran KLB disesuaikan dengan Rencana Tata Ruang Kabupaten atau sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.

  

g. Koefisien Dasar Hijau (KDH) ditentukan atas dasar kepentingan pelestarian/resapan

air permukaan tanah. Ketentuan besarnya KDH disesuaikan dengan Rencana Tata Ruang Kabupaten atau sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku. Setiap

bangunan umum apabila tidak ditentukan lain, ditentukan KDH maksimum 30%.

5.3.3 Penyelenggara Bangunan Gedung

  Penyelengaraan Bangunan Gedung meliputi kegiatan pembangunan, pemanfaatan, pelestarian dan pembongkaran. Kegiatan pembangunan meliputi:

1. pembangunan bangunan gedung diselenggarakan melalui tahapan perencanaan dan

pelaksanaan beserta pengawasannya

2. pembangunan bangunan gedung dapat dilakukan baik di tanah milik sendiri maupun di

tanah milik pihak lain. Pembangunan bangunan gedung di atas tanah milik pihak lain dilakukan berdasarkan perjanjian tertulis antara pemilik tanah dan pemilik bangunan gedung

  

3. pembangunan bangunan gedung dapat dilakukan setelah rencana teknis bangunan

disetujui oleh pemerintah daerah melalui izin mendirikan bangunan kecuali bangunan gedung fungsi khusus. Kegiatan pemanfaatan, antara lain:

1. pemanfaatan bangunan gedung dilakukan oleh pemilik atau penggunan bangunan

setelah bangunan bangunan tersebut dinyatakan memenuhi persyaratan layak fungsi. bangunan dinyatakan memenuhi persyaratan layak fungsi apabila telah memnuhi persyaratan teknis

  

2. pemeliharaan, perawatan, dan pemeriksaan secara berkala pada bangunan gedung

harus dilakukan agar tetap memenuhi persyaratan layak fungsi

3. ketentuan mengenai tata cara pemeliharaan, perawatan dan pemeriksaan secara

berkala bangunan gedung mengikuti pedoman teknis dan standarisasi nasional yang berlaku Kegiatan pelestarian, antara lain:

  

1. bangunan gedung dan lingkungannya yang ditetapkan sebagai cagar budaya sesuai dengan peraturan perundang-undangan harus dilindungi dan dilestarikan. penetapan bangunan gedung dan lingkungannya yang dilestarikan dan dilindungi dilakukan oleh b. Dapat menimbulkan bahaya dalam pemanfaatan bangunan gedung dan atau lingkungannya c. Tidak memiliki IMB Bangunan yang dapat dibongkar sebagaiman pada poin a dan b ditetapkan oleh pemerintah daerah berdasarkan hasil kajian. Pengkajian teknis bangunan kecuali rumah tinggal, dilakukan oleh pengkaji teknis dan pengadaannya menjadi kewajiban pemilik bangunan gedung

  

2. Pembongkaran bangunan gedung yang mempunyai dampak luas terhadap

keselamatan umum dan lingkungan harus dilaksanakan berdasarkan rencana teknis pembongkaran yang telah disetujui oleh bupati atau pejabat yang ditunjuk.

5.3.4 Peran Masyarakat dan Pembinaan Dalam Penyelenggaraan Bangunan Gedung

  

Peran masyarakat dalam penyelenggaraan bangunan gedung dapat terdiri atas:

1. pemantauan dan penjagaan ketertiban penyelenggaraan bangunan gedung;

2. pemberian masukan kepada Pemerintah dan/atau Pemerintah Kabupaten Halmahera

Tengah dalam penyempurnaan peraturan, pedoman dan standar teknis di bidang bangunan gedung;

3. penyampaian pendapat dan pertimbangan kepada instansi yang berwenang terhadap

penyusunan RTBL, rencana teknis bangunan tertentu dan kegiatan penyelenggaraan bangunan gedung yang menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan;

  

4. pengajuan gugatan perwakilan terhadap bangunan gedung yang mengganggu,

merugikan dan/atau membahayakan kepentingan umum

5.4. ARAHAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP2KP)

5.5.1. Visi dan Misi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan dan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman

  Visi Tujuan SPPIP Kebijakan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Kab. Kab. Halmahera Tengah Halmahera Tengah ERWUJUDNYA RODUKTIF  Kebijakan pengembangan struktur ruang wilayah :

  “T P ,

  • Kebijakan penetapan kawasan strategis Kabupaten

  ABUPATEN AN K D Halmahera Tengah

  ALMAHERA BERKELANJUTA H

  a) Mengembangkan sistem pusat-pusat pelayanan T ENGAH N kegiatan wilayah yang terintegrasi antara pusat wilayah dengan pusat bagian wilayah untuk