BAB VIII ASPEK TEKNIS PER SEKTOR 8.1. Pengembangan Permukiman - DOCRPIJM 603146b83f BAB VIIIbab 8 aspek teknis per sektor Fix

BAB VIII ASPEK TEKNIS PER SEKTOR 8.1. Pengembangan Permukiman Berdasarkan UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman,

  permukiman didefinisikan sebagai bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau perdesaan. Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari pengembangan permukiman kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan. Pengembangan permukiman kawasan perkotaan terdiri dari pengembangan kawasan permukiman baru dan peningkatan kualitas permukiman kumuh, sedangkan untuk pengembangan kawasan perdesaan terdiri dari pengembangan kawasan permukiman perdesaan, kawasan pusat pertumbuhan, serta desa tertinggal.

8.1.1. Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan

  Berdasarkan arahan kebijakan dalam RTRW Kabupaten Pekalongan, Pembangunan Perumahan dan Permukiman diarahkan untuk meningkatkan kualitas hunian, lingkungan kehidupan, pertumbuhan wilayah, memperluas lapangan kerja serta menggerakkan kegiatan ekonomi guna mewujudkan pemerataan dan kesejahteraan rakyat.

  Sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Perukiman Kabupaten Pekalongan, arahan kebijakan terarah pada konsep pemerataan pemenuhan sarana dan prasarana yang layak, terciptanya lingkungan yang bersih sehat dan aman dengan segala fasilitas lingkungan permukiman khususnya bagi masyarakat golongan ekonomi rendah dan kawasan-kawasan yang terkonsentrasi oleh kawasan kumuh.

  Adapun ketentuan peraturan zonasi pada kawasan peruntukkan permukiman di Kabupaten Pekalongan, antara lain :

  a) pengembangan pada lahan yang sesuai dengan kriteria fisik, meliputi: kemiringan lereng, ketersediaan dan mutu sumber air minum, bebas dari potensi banjir/ genangan; b) pembatasan perkembangan kawasan terbangun yang berada atau berbatasan dengan kawasan lindung;

  c) prioritas pengembangan permukiman untuk masyarakat berpenghasilan rendah dengan peningkatan pelayanan fasilitas permukiman;

  P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Karya Kabupaten P ekalongan d) pengembangan permukiman ditunjang dengan pengembangan fasilitas pendukung unit permukiman seperti: fasilitas perdagangan dan jasa, hiburan, pemerintahan, pelayanan sosial (pendidikan, kesehatan, dan peribadatan); e) pada kawasan peruntukan permukiman dapat dikembangkan kegiatan industri menengah, kecil dan rumah tangga yang tidak menimbulkan polusi; dan

  f) optimalisasi pemanfaatan lahan-lahan tidur untuk pengembangan sarana prasarana permukiman. Sedangkan kebijakan pengembangan sarana permukimman di Kabupaten

  Pekalongan meliputi :

  a) Kawasan Pedesaan sebagai kawasan permukiman diarahkan memiliki dan dilengkapi dengan pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi

  b) Untuk mendorong pembangunan perdesaan dilakukan pembentukan kawasan agropolitan, Desa KTP2D melalui keterkaitan kawasan perkotaan-pedesaan c)

  Penataan kawasan perkotaan dilakukan sesuai dengan fungsi dan peran masing- masing yakni sebagai daerahh permukiman, pusat kegiatan ekonomi wilayah, pusat pengolahan dan distribusi hasil pertanian, perdagangan, jasa, pemerintahan, pendidikan, kesehatan serta transportasi pergudangan dsb.

  d) Pengembangan permukiman pada tempat-tempat yang menjadi pusat pelayanan penduduk disekitarnya seperti ibukota kecamatan, ibukota kabupaten agar dialokasikan di sekeliling kota yang bersangkutan atau merupakan perluasan areal permukiman yang telah ada e)

  Pembangunan perumahan baru untuk masyarakat menengah dan kurang mampu

f) Penataan lingkungan kawasan kumuh perumahan di Kabupaten Pekalongan.

8.1.2. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan Tantangan a.

  

Permasalahan Kebutuhan Perumahan di Kabupaten Pekalongan

  Kebutuhan ruang kawasan perumahan dan permukiman erat katannya dengan jumlah penduduk yang menempati wilayah tersebut. Jumlah kebutuhan rumah di Kabuoaten Pekalongan yang menurut angka prediksi hingga dengan tahun 2021 didasarkan pada kekurangan jumlah rumah ( backlog) dan pertumbuhan penduduk. Berdasarkan hasil perhitungan, terdapat kekurangan jumlah rumah yang cukup tinggi pada sebagian besar kecamatan di Kabupaten Pekalongan. Untuk jumlah kekurangan rumah ( backlog) terbanyak terdapat di Kecamatan Kajen sebanyak 8.364

  P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Karya Kabupaten P ekalongan unit rumah. Pengembangan perumahan dan permukiman di Kabupaten Pekalongan disebabkan dari beberapa faktor yang akhirnya membutuhkan ruang yang tidak sedikit dalam melakukan aktivitasnya. Dalam penentuanpengalokasian ruang bagi pemenuhan kebutuhan rumah, terlebih dahulu ditentukan jumlah kebutuhan rumah di Kabupaten Pekalongan.

b. Permasalahan Kondisi Fisik Perumahan

  Kualitas fisik rumah yang tersebar di permukiman kawasan Perdesaan Kabupaten Pekalongan pada masih sangat bervariasi. Dikawasan padat dan kumuh sebagian rumah masih menggunakan bahan semi permanen. Sementara di bagian kawasan strategis permanensi bangunan sebagian besarnya telah bermuatan material bangunan yang layak dan memenuhi standar, seperti berdinding bata dan beratap genteng.Demikian juga dengan kualitas lingkungan pada Kabupaten Pekalongan sangat beragam. Kawasan permukiman yang dibangun oleh developer dan kawasan permukiman di sepanjang jalan utama dapat dikatan cukup baik. Tetapi beda halnya dengan kawasan permukiman padat di kampung nelayan maupun kampung kota di bagian utara Kabupaten Pekalongan yang terkena pengaruh rob maupun banjir genangan akibat buruknya kondisi drainase permukiman.

  Sebagian besar kondisi perumahan di Kabupaten Pekalongan sudah berupa rumah permanen. Namun masih ada sebagian rumah dengan lantai masih berupa tanah dengan dinding terbuat dari bambu/ gedheg/ bahan non permanen lainnya serta lantai yangmasih tanah. Kondisi fisik tersebut akan membawa peningkatan pada permasalahan peningkatan kualitas perumahan permukiman dan kesehatan penghuninya. Selain itu di beberapa lokasi kondisi jalan lingkungan juga rusak akibat sering tergenang banjir (rob atau genangan) dan sebagian masih berupa jalan tanah yang becek.

  c.

  

Permasalahan Perumahan Dan Permukiman Yang Tidak Sesuai Dengan

Tata Ruang Perumahan

  Beberapa permasalahan perumahan dan permukiman terkait dengan lokasi permukiman yang tidak sesuai dengan tata ruang diantaranya:  Permukiman diatas Bantaran Rel KA

  Lahan di sekitar jalur kereta api berpotensi besar menjadi permukiman illegal karena biasanya PT.KAI tidak mempunyai cukup tenaga dan anggaran untuk mengamankan ribuan kilometer jalan kereta api. Sehingga di beberapa

  P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Karya Kabupaten P ekalongan tempat tumbuh bangunan liar. Lama kelamaan semakin berkembang dan menjadi tempat bermukim.

Tabel 8.1 Kawasan Permukiman Eksisting Sepanjang 10 m dari rel KA Keterangan Kecamatan Desa Luas (Ha)

  Permukiman sepanjang Sragi Sragi, Tegalontar 4.35 bantaran rel kereta api Siwalan Tenggeng wetan

  2.63 Wiradesa Waru kidul, Waru

  4.91 lor, Kampil, Pekuncen

  Tirto Dadirejo, Pacar

  3.89 Luas Total

  15.78 Sumber: RP4D Kabupaten Pekalongan  Perumahan dan permukiman yang berada di kawasan rawan bencana

  Daerah rawan bencana seharusnya menjadi daerah lindung yang tidak boleh digunakan untuk tempat bermukim, apalagi dijadikan sebagai kawasan permukiman. Akan tetapi, dilapangan banyak daerah-daerah rawan bencana yang ditempati penduduk sebagai tempat hunian. Masalah yang mempengaruhi ini adalah kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kawasan-kawasan lindung terlarang untuk permukiman. Selain itu, akibat dari kurang tegasnya pengendalian pembangunan dari aparat Pemerintah Daerah Kabupaten Pekalongan

   Daerah Rawan Banjir Beberapa kecamatan yang merupakan daerah rawan banjir dikarenakan letaknya berbatasan dengan laut jawa sehingga rawan abrasi selain itu penyebab lainnya akibat terlalu sempitnya saluran dan tanggul di beberapa sungai dan pendangkalan dasar sungai, terutama di Kecamatan Sragi dan siwalan, sehingga tidak dapat menampung volume air yang membludak ketika turun hujan deras. Selain itu, banjir juga disebabkan oleh kurang terawatnya sarana yang ada karena banjir pernah terjadi akibat jebolnya tanggul disepanjang aliran Sungai Winong. Apabila tanggul mendapatkan perawatan secara berkala, maka diperkirakan kekuatan konstruksinya mampu menahan kekuatan volume air sungai yang tinggi. Oleh karena itu, perlu

  P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Karya Kabupaten P ekalongan adanya perhatian khusus pada tanggul di setiap sungai untuk meminimalisir terjadinya banjir

Tabel 8.2 Kawasan Permukiman Eksisting Rawan Banjir Keterangan Kecamatan Desa Luas

  Permukiman Siwalan Yosorejo, Rembun, Blacanan 122.67 rawan banjir Wonokerto Tratebang, Wonokerto Kulon, 213.78 Wonokerto Wetan, Pecakaran, Sijambe, Rowoyoso

  Tirto Jeruksari, Mulyorejo, Tegaldowo, 361.99 Karangjompo, Samborejo, Tanjung, Dadirejo

  Wiradesa Kemplong, Mayangan, Pekuncen, 253.39 Bener, Kepatihan, Kauman

  Sragi Bulakpelem, Purwodadi, 122.68 Gebangkerep

  Karangdadap Kalilembu, Karangdadap, Kaligawe 127.43

  Luas Total 1201.94

  Sumber: RP4D Kabupaten Pekalongan  Daerah Rawan Longsor

  Terjadinya longsor disebabkankan oleh kondisi kelerengan yang cukup tinggi yang disertai oleh kondisi kelerengan yang cukup tinggi yang disertai oleh jenis tanah yang mendukung terjadinya gerakan tanah di wilayah tersebut. Kondisi tersebut diperparah dengan tingginya curah hujan di kedua wilayah tersebut. Bencana longsor yang menimpa telah mengakibatkan kerusakan pada rumah penduduk, seperti dinding dan lantai rumah retak. Oleh karena itu, perlu adanya kebijakan khusus terhadap pengembangan kawasan perumahan pada daerah yang memiliki topografi belerang tinggi dengan jenis tanah yang sensitive pada gerakan tanah dan memiliki curah hujan tinggi seperti di Kecamatan Kajen dan Kecamatan Karanganyar. Pada umumnya, masyarakat dengan golongan ekonomi menengah kebawah menempati lahan manapun karena keterbatasan daya beli sehingga tetap bertahan meskipun menempati lahan dengan resiko terkena bencana longsor.

  P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Karya Kabupaten P ekalongan

Tabel 8.3 Kawasan Permukiman Eksisting Rawan Longsor Keterangan Kecamatan Desa Luas (Ha)

  Permukiman Kajen Linggoasri

  22.72 rawan longsor Karanganyar Legokkalong,

  86.95 Lolong 109.67

  Sumber: RP4D Kabupaten Pekalongan  Daerah Rawan Kekeringan

  Pada umumnya, kekeringan terjadi saat musim kemarau tiba sehingga menyebabkan menyusutnya debit air sungai di Paninggaran sehingga keringnya saluran irigasi, terutama di area persawahan. Daerah rawan yang keekringan ini merupakan daerah ujung serapan yang sulit mendapatkan air di saat itu musim kemarau. Hal tersebut akan mempengaruhi hasil produksi pertanian yang harusnya dihasilkan oleh Kabupaten Pekalongan sehingga akan mempengaruhi pendapatan daerah dan kesejahteraan penduduk setempat.

Tabel 8.4 Kawasan Permukiman Eksisting Rawan Kekeringan Keterangan Kecamatan Desa Luas (Ha)

  Permukiman rawan Siwalan Tengeng Kulon, Tengeng 155.64 kekeringan Wetan, Blimbing Wuluh, Tunjungsari

  Sragi Klunjukan, kedungjaran

  81.39 Bojong Legokclile, Randumukti

  70.54 Waren

  Luas Total 307.57

  Sumber: RP4D Kabupaten Pekalongan  Kawasan Rawan Abrasi

  Wilayah yang berbatasan dengan garis pantai dapat selalu menjadi daerah yang rawan terhadap abrasi, begitu pula pada Kecamatan Wonokerto yang

  P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Karya Kabupaten P ekalongan berbatasan dengan pantai utara laut jawa. Terjadinya abrasi mengakibatkan beberapa rumah warga rusak bahkan ada yang sudah hancur diempas gelombang.

Tabel 8.5 Kawasan Permukiman Eksisting dan Rencana Permukiman Rawan Abrasi Keterangan Kecamatan Desa Luas (ha)

  Permukiman rawan Wonokerto Semut, Api-api

  53.38 abrasi Sumber: RP4D Kabupaten Pekalongan

   Perumahan dan Permukiman yang Berada di Bantaran Sungai Bantaran sungai atau sempadan sungai, yaitu kawasan sepanjang kiri kanan sungai dengan jarak 100 meter untuk sungai besar dan 50 meter di kiri kanan anak sungai yang berada di luar permukiman, sementara itu untuk sungai di kawasan permukiman berupa sempadan sungai yang diperkirakan cukup untuk dibangun jalan inspeksi antara 10 – 15 meter. Namun kenyataannya masih banyak permukiman yang berada didaerah bantaran sungai. Hal ini tentu tidak baik untuk kelangsungan hidup penduduknya.

Tabel 8.6 Kawasan Permukiman Eksisting di Sepanjang Sempadan Sungai Keterangan Kecamatan Desa Luas

  Permukiman sepanjang sempadan Siwalan Boyoteluk, Depok, Yosorejo,

  2.82 sungai Pait, Blimbing wuluh

  Wonokerto Tretebang, Wonokerto Kulon,

  21.52 Api-api Tirto Mulyorejo, Tegaldowo,

  14.94 Karangjompo, Pacar, Dadirejo, Silirejo

  Wiradesa Bener, Karangjati

  31.79 Buaran Watusalam

  14.14 Karangdadap Pegadon, Kebonsari,

  25.56 Pangkah, Kalilembu, Karangdadap

  Kedungwuni Rengas, Bugangan,

  35.85 Karangdowo, Kedungwuni, Kedungpatangewu,

  P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Karya Kabupaten P ekalongan

  P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Karya Kabupaten P ekalongan Keterangan Kecamatan Desa Luas

Tabel 8.7 Kawasan permukiman Eksisting 10 m dari Jalan Tol

  6.81 Buaran Pakumbulan

  3.8 Kedungwuni Rengas, Tangkil kulon, tangkil tengah, Ambokembang, Pekajangan

  4.19 Bojong Sembungjambu, Karangsari, Babalan kidul, Babalan lor, Jajar wayang

  Sragi Sijeruk, Bulakpalem, Purwodadi, Klunjukan

  Permukiman disepanjang tol

  Keterangan Kecamatan Desa Luas

   Perumahan dan permukiman yang berada di sepanjang 10 m dari jalan tol Berdasarkan peraturan yang berlaku, bangunan diperbolehkan terbangun diluar garis sempadan tol. Pada Kabupaten Pekalongan, masih terdapat bangunan rumah tinggal yang terbangun di kawasan sepanjang pinggiran jalan tol. Berikut ini merupakan jumlah luas lahan yang telah digunakan sebagai kawasan permukiman

  Pakisputih, Langkap Wonopringgo Suroboyan, Pegaden Tengah,

  10.13 Luas Total 276.16 Sumber: RP4D Kabupaten Pekalongan

  13.56 Karanganyar Lolong, Karanggondang, Legokkalong, Karangsari, Pododadi, Kutosari

  48.82 Kajen Wonorejo, Kutorejo

  34.61 Sragi Ketanon ageng, Mrican, Kedungjaran, Purworejo, Kalijambe, Sumub kidul

  22.42 Bojong Sembungjambu, Legokclile, Randumukti waren, Pantianom, Bukur, Jajar wayang, Kemasan

  Gondang, Legokgunung, Jetak kidul

  0.79

  P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Karya Kabupaten P ekalongan Keterangan Kecamatan Desa Luas

  1.48 Sragi Tegal suruh, Bulakpelem, Klunjukan

   Analisis Kebutuhan Pengembangan Permukiman

  23.05 8.1.3.

  1.6 Luas Total

  6.3 Karangdadap Kebonsari, Pangkah

  2.1 Kedungwuni Rengas, Tangkil kulon, Ambokembang, Salakbrojo

  1.75 Bojong Sembungjambu, Babalan kidul, Jajar wayang

  1.45 Tirto Dadirejo, Silirejo, Sidorejo

  Karangdadap Salakbrojo, Pegandon

  8.37 Wiradesa Wiradesa, Waru Lor, Kampil

  Siwalan Mejasem, Wonosari, Tenggeng wetan, Tunjungsari

  Permukiman sepanjang jalur SUTET

Tabel 8.8 Kawasan Permukiman Eksisting Sepanjang 10 m dari jalur SUTET Keterangan Kecamatan Desa Luas (Ha)

  Permukiman yang berada disepanjang 10 m jalur SUTET merupakan salah satu kawasan yang tidak sesuai dengan tata ruang permukiman karena merupakan daerah berbahaya yang mengandung tegangan listri tinggi dan dapat membahayakan keselamatan manusia apabila terdapat bangunan rumah disekitarnya

  18.19  Perumahan dan permukiman yang berada di sepanjang 10 m dari jalurSUTET

  2.6 Luas Total

  Kebutuhan perumahan merupakan kebutuhan yang cukup penting bagi warga di Kabupaten Pekalongan. Sebagai daerah yang cukup cepat perkembangannnya, maka kebutuhan akan perumahan diperkirakan akan cukup tinggi pula. Kondisi perumahan di Kabupaten Pekalongan dapat dibedakan menjadi perumahan tipe kecil, sedang dan besar. Untuk 1 unit rumah, penduduk pendukungnya berjumlah 5 jiwa. Tiap 1 rumah tipe besar berbanding 3 dengan rumah tipe sedang dan berbanding 6 dengan rumah tipe kecil. Untuk mengetahui proyeksi kebutuhan fasilitas perumahan di Kabupaten Pekalongan dapat dilihat pada tabel berikut

  P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Karya Kabupaten P ekalongan

  10 Tirto 67.945 9.315 89.243 4.391 12.996

  19 Kasesi 62.100 15.428 94.196 82.574 8.121 Jumlah 816.006 181.120 113.0294 543.406 101.453

  18 Doro 37.802 8.608 58.815 23.549 6.096

  17 Talun 26.236 6.025 51.133 14.704 6.758

  16 Petungkriyono 1.229 2.614 15.641 12.783 1.296

  15 Lebakbarang 10.172 2.211 16.085 3.910 1.810

  14 Peninggaran 34.977 7.617 64.846 4.021 8.595

  13 Kandangserang 32.712 9.067 46.276 16.212 2.502

  12 Karangdadap 34.726 13.356 49.933 11.569 -873

  11 Kedungwuni 94.065 8.422 17.562 12.483 -4.032

  9 Wonokerto 45.423 7.101 60.086 22.311 7.921

Tabel 8.9 Proyeksi Kebutuhan Rumah Berdasarkan Pertumbuhan Penduduk

  8 Sragi 61.951 14.647 89.817 15.022 7.807

  7 Siwalan 3.811 10.569 59.321 22.454 4.261

  6 Wonopringgo 42.163 17.496 51.572 14.830 -4.603

  5 Buaran 44.082 12.072 59.999 12.893 2.928

  4 Wiradesa 57.812 9.778 75.357 15.000 9.061

  3 Bojong 63.373 8.429 84.191 18.839 12.619

  2 Karanganyar 36.554 7.818 59.252 21.048 6.995

  1 Kajen 58.873 10.547 86.969 14.813 11.195

  

di Kabupaten Pekalongan Tahun Proyeksi 2019

No Kecamatan Jumlah Penduduk 2012 Jumlah Rumah Proyeksi Penduduk 2019 Proyeksi Kebutuhan Rumah Tahun 2019 Jumlah Keb. Rumah

  Sumber: Hasil Perhitungan dan Analisis, 2014 Penentuan kebutuhan jumlah rumah sampai dengan tahun 2019 diperhitungkan dari jumlah penduduk tahun prediksi. Berdasarkan perhitungan proyeksi jumlah rumah (sampai tahun 2019) di Kabupaten Pekalongan dapat diketahui sebanyak 101.453. yang membutuhkan jumlah rumah terbanyak adalah Kecamatan Tirto.

Tabel 8.10 Jumlah Kebutuhan Rumah Berdasarkan Backlog dan Pertumbuhan Penduduk di Kabupaten Pekalongan Sampai Tahun 2019 Kebutuhan Rumah Tahun Kebutuhan Rumah Kebutuhan 2019 No Kecamatan Total Berdasarkan Pertambahan Tipe Rumah (Unit) Rumah Backlog Penduduk Besar Menengah Kecil

  1 Kajen 3.833 11.195 15.028 1.503 4.508 9.017

  2 Karanganyar 777 6.995 7.772 777 2.332 4.663

  3 Bojong 6.450 12.619 19.069 1.907 5.721 11.441

  4 Wiradesa 3.827 9.061 12.888 1.289 3.866 7.733

  5 Buaran -1.729 2.928 1.199 120 360 719

  6 Wonopringgo -7.764 -4.603 -12.367 -1.237 -3.710 -7.420

  7 Siwalan -968 4.261 3.293 329 988 1.976

  8 Sragi -528 7.807 7.279 728 2.184 4.367

  9 Wonokerto 4.017 7.921 11.938 1.194 3.581 7.163

  10 Tirto 6.198 12.996 19.194 1.919 5.758 11.516

  11 Kedungwuni 12.106 -4.032 8.075 808 2.423 4.845

  12 Karangdadap -5.847 -873 -6.720 -672 -2.016 -4.032

  13 Kandangserang -1.685 2.502 817 82 245 490

  14 Peninggaran 154 8.595 8.749 875 2.625 5.249

  15 Lebakbarang 130 1.810 1.940 194 582 1.164

  16 Petungkriyono 216 1.296 1.512 151 454 907

  17 Talun 256 6.758 7.014 701 2.104 4.208

  18 Doro 86 6.096 6.182 618 1.855 3.709

  19 Kasesi 232 8.121 8.353 835 2.506 5.012 Jumlah 19.761 101.453,5 121.215 12.122 36.365 72.729

  Sumber: Hasil Perhitungan dan Analisis, 2014 Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan untuk mengetahui jumlah kebutuhan rumah sampai tahun 2019, yaitu dengan berdasarkan kebutuhan rumah akibat kekurangan rumah(backlog) dan kebutuhan rumah akibat penurunan kepadatan, maka jumlah total kebutuhan rumah di Kabupaten Pekalongan adalah sebanyak 121.215 unit rumah

   Lahan yang merupakan factor utama sebagai dasar dalam pembangunan perumahan

  dan permukiman seringkali menjadi masalah karena keterbatasan luasan yang tersedia terutama di kawasan pusat kota, apalagi penggunaan lahan untuk permukiman merupakan

  P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Karya Kabupaten P ekalongan penggunaan lahan tunggal terbesar di kota. Lahan yang digunakan untuk kawasan perumahan dan permukiman ini harus memenuhi persyaratan yang layak huni dan berkelanjutan

  Dengan menggunakan luasan yang dikembangkan dari standar minimum luas perumahan sederhana dan hasil pengamatan lapangan, terhadaup luas kapling yang saat ini banyak berkembang di Kabupaten Pekalongan (tipe kecil 60-98 m², tipe menengah 98-120 m² dan tipe besar 120-200 m²). berikut perkiraan kebutuhan luas lahan untuk perumahan dan permukiman hingga tahun 2019.

Tabel 8.11 Perkiraan Kebutuhan Luas Lahan Untuk Peruntukan Perumahan

  di Kabupaten Pekalongan

Klasifikasi Rencana Perkiraan Proporsi Perkiraan Perkiraan Kebutuhan Luas Lahan (Ha)

Kepadatan Kepadatan Luasan Rumah Total Min Max

  Kapling Rumah (m²)

  Tinggi 30 60-98 6 441.804 2650,82 4329,68 Sedang 20 98-120 3 220.902 2164,84 2650,82 Rendah 15 120-200 1 73.634 883,61 1472,68

  Total Kebutuhan Lahan Perumahan Berdasarkan Klasifikasi di 5699,27 8453,18 Lapangan

  Sumber: Hasil Perhitungan dan Analisis, 2014 Total kebutuhan lahan untuk perumahan berdasarkan klasifikasi luasan kapling minimal seluas 5.699,27 Ha dan maksimal seluas 8.453,18 Ha.

  8.1.4. Program-Program Sektor Pengembangan Permukiman Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari pengembangan permukiman

  kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan yang bersumber dari SPPIP (Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan). Namun di Kabupaten Pekalongan belum dibuat dokumen strategi tersebut.

  8.1.5. Usulan Program dan Kegiatan Setelah melalui tahapan analisis kebutuhan untuk mengisi kesenjangan antara

  kondisi eksisting dengan kebutuhan maka perlu disusun usulan program dan kegiatan dalam waktu jangka menangah (5 tahun). Beberapa program tersebut diantaranya:

  P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Karya Kabupaten P ekalongan

  P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Karya Kabupaten P ekalongan Tabel 8.12 Usulan Program dan Kegiatan Sektor Pengembangan Permukiman No Usulan Program dan Kegiatan Lokasi

  Sumber : Analisis Tim Penyusun, 2014 8.2.

  Berdasarkan arahan kebijakan dalam RTRW Kabupaten Pekalongan, Pembangunan Perumahan dan Permukiman diarahkan untuk meningkatkan kualitas hunian, lingkungan kehidupan, pertumbuhan wilayah, memperluas lapangan kerja serta menggerakkan kegiatan ekonomi guna mewujudkan pemerataan dan kesejahteraan rakyat.

  5. Keandalan bangunan gedung pemerintah dan swasta.

  4. Sarana lingkungan hijau/ open space atau public space.

  3. Kawasan strategis, untuk mendorong pertumbuhan kota.

  Permukiman kumuh di daerah perkotaan 2. Permukiman-permukiman tradisional dan bangunan gedung bersejarah, padahal memiliki potensi wisata

  Identifikasi kebutuhan sektor penataan bangunan dan lingkungan di Kabupaten Pekalongan antara lain: 1.

  Penataan bangunan dan lingkungan adalah serangkaian kegiatan yang diperlukan sebagai bagian dari upaya pengendalian pemanfaatan ruang, terutama untuk mewujudkan lingkungan binaan, baik diperkotaan maupun diperdesaan, khususnya wujud fisik bangunan gedung dan lingkungannya.

   Penataan Bangunan dan Lingkungan

  8 Stimulan Perumahan Swadaya bagi RTM Desa Wonokerto Wetan, Kec. Wonokerto Desa Wonokerto Kulon, Kec. Wonokerto

  1 USRI Kec. Wiradesa

  Wonopringgo. Kec. Bojong, Kec. Tirto, Siwalan, Wonokerto, Sragi

  7 Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kec. Kedungwuni, Kec. Wiradesa, Kec. Buaran, Kec.

  Kec Kandangserang

  6 Pembangunan PSD Kawasan Rawan Bencana

  Desa Trajumas, Kec. Kandangserang

  5 Pembangunan Prasarana dan Sarana Lingkungan Permukiman di Daerah Paskabencana

  4 Fasilitasi Penyusunan RISPK Kabupaten Pekalongan

  3 Penyusunan RPKPP Kabupaten Pekalongan

  2 Penyusunan SPPIP Kabupaten Pekalongan

8.2.1. Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan

  Sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Perukiman Kabupaten Pekalongan, arahan kebijakan terarah pada konsep pemerataan pemenuhan sarana dan prasarana yang layak, terciptanya lingkungan ya ng bersih sehat dan aman dengan segala fasilitas lingkungan permukiman khususnya bagi masyarakat golongan ekonomi rendah dan kawasan-kawasan yang terkonsentrasi oleh kawasan kumuh.

  Adapun ketentuan peraturan zonasi pada kawasan peruntukkan permukiman di Kabupaten Pekalongan, antara lain :

  a) pengembangan pada lahan yang sesuai dengan kriteria fisik, meliputi: kemiringan lereng, ketersediaan dan mutu sumber air minum, bebas dari potensi banjir/ genangan; b) pembatasan perkembangan kawasan terbangun yang berada atau berbatasan dengan kawasan lindung;

  c) prioritas pengembangan permukiman untuk masyarakat berpenghasilan rendah dengan peningkatan pelayanan fasilitas permukiman;

  d) pengembangan permukiman ditunjang dengan pengembangan fasilitas pendukung unit permukiman seperti: fasilitas perdagangan dan jasa, hiburan, pemerintahan, pelayanan sosial (pendidikan, kesehatan, dan peribadatan); e) pada kawasan peruntukan permukiman dapat dikembangkan kegiatan industri menengah, kecil dan rumah tangga yang tidak menimbulkan polusi; dan

  f) optimalisasi pemanfaatan lahan-lahan tidur untuk pengembangan sarana prasarana permukiman. Sedangkan kebijakan pengembangan sarana permukimman di Kabupaten

  Pekalongan meliputi :

  a) Kawasan Pedesaan sebagai kawasan permukiman diarahkan memiliki dan dilengkapi dengan pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi

  b) Untuk mendorong pembangunan perdesaan dilakukan pembentukan kawasan agropolitan, Desa KTP2D melalui keterkaitan kawasan perkotaan-pedesaan c)

  Penataan kawasan perkotaan dilakukan sesuai dengan fungsi dan peran masing- masing yakni sebagai daerahh permukiman, pusat kegiatan ekonomi wilayah, pusat pengolahan dan distribusi hasil pertanian, perdagangan, jasa, pemerintahan, pendidikan, kesehatan serta transportasi pergudangan dsb.

  d) Pengembangan permukiman pada tempat-tempat yang menjadi pusat pelayanan penduduk disekitarnya seperti ibukota kecamatan, ibukota kabupaten agar

  P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Karya Kabupaten P ekalongan dialokasikan di sekeliling kota yang bersangkutan atau merupakan perluasan areal permukiman yang telah ada e)

  Pembangunan perumahan baru untuk masyarakat menengah dan kurang mampu

f) Penataan lingkungan kawasan kumuh perumahan di Kabupaten Pekalongan.

8.2.2. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan,dan Tantangan

  Beberapa permasalahan perumahan dan permukiman terkait dengan lokasi permukiman yang tidak sesuai dengan tata ruang diantaranya:  Permukiman diatas Bantaran Rel KA

  Lahan di sekitar jalur kereta api berpotensi besar menjadi permukiman illegal karena biasanya PT.KAI tidak mempunyai cukup tenaga dan anggaran untuk mengamankan ribuan kilometer jalan kereta api. Sehingga di beberapa tempat tumbuh bangunan liar. Lama kelamaan semakin berkembang dan menjadi tempat bermukim.

Tabel 8.13 Kawasan Permukiman Eksisting Sepanjang 10 m dari rel KA Keterangan Kecamatan Desa Luas (Ha)

  Permukiman sepanjang Sragi Sragi, Tegalontar 4.35 bantaran rel kereta api Siwalan Tenggeng wetan

  2.63 Wiradesa Waru kidul, Waru

  4.91 lor, Kampil, Pekuncen

  Tirto Dadirejo, Pacar

  3.89 Luas Total

  15.78 Sumber: RP4D Kabupaten Pekalongan  Perumahan dan permukiman yang berada di kawasan rawan bencana

  Daerah rawan bencana seharusnya menjadi daerah lindung yang tidak boleh digunakan untuk tempat bermukim, apalagi dijadikan sebagai kawasan permukiman. Akan tetapi, dilapangan banyak daerah-daerah rawan bencana yang ditempati penduduk sebagai tempat hunian. Masalah yang mempengaruhi ini adalah kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kawasan-kawasan lindung terlarang untuk permukiman. Selain itu, akibat dari kurang tegasnya pengendalian pembangunan dari aparat Pemerintah Daerah Kabupaten Pekalongan

  P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Karya Kabupaten P ekalongan

   Daerah Rawan Banjir Beberapa kecamatan yang merupakan daerah rawan banjir dikarenakan letaknya berbatasan dengan laut jawa sehingga rawan abrasi selain itu penyebab lainnya akibat terlalu sempitnya saluran dan tanggul di beberapa sungai dan pendangkalan dasar sungai, terutama di Kecamatan Sragi dan siwalan, sehingga tidak dapat menampung volume air yang membludak ketika turun hujan deras. Selain itu, banjir juga disebabkan oleh kurang terawatnya sarana yang ada karena banjir pernah terjadi akibat jebolnya tanggul disepanjang aliran Sungai Winong. Apabila tanggul mendapatkan perawatan secara berkala, maka diperkirakan kekuatan konstruksinya mampu menahan kekuatan volume air sungai yang tinggi. Oleh karena itu, perlu adanya perhatian khusus pada tanggul di setiap sungai untuk meminimalisir terjadinya banjir

Tabel 8.14 Kawasan Permukiman Eksisting Rawan Banjir Keterangan Kecamatan Desa Luas

  Permukiman Siwalan Yosorejo, Rembun, Blacanan 122.67 rawan banjir Wonokerto Tratebang, Wonokerto Kulon, 213.78 Wonokerto Wetan, Pecakaran, Sijambe, Rowoyoso

  Tirto Jeruksari, Mulyorejo, Tegaldowo, 361.99 Karangjompo, Samborejo, Tanjung, Dadirejo

  Wiradesa Kemplong, Mayangan, Pekuncen, 253.39 Bener, Kepatihan, Kauman

  Sragi Bulakpelem, Purwodadi, 122.68 Gebangkerep

  Karangdadap Kalilembu, Karangdadap, Kaligawe 127.43

  Luas Total 1201.94

  Sumber: RP4D Kabupaten Pekalongan  Daerah Rawan Longsor

  Terjadinya longsor disebabkankan oleh kondisi kelerengan yang cukup tinggi yang disertai oleh kondisi kelerengan yang cukup tinggi yang disertai oleh jenis tanah yang mendukung terjadinya gerakan tanah di wilayah tersebut.

  P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Karya Kabupaten P ekalongan

  Kondisi tersebut diperparah dengan tingginya curah hujan di kedua wilayah tersebut. Bencana longsor yang menimpa telah mengakibatkan kerusakan pada rumah penduduk, seperti dinding dan lantai rumah retak. Oleh karena itu, perlu adanya kebijakan khusus terhadap pengembangan kawasan perumahan pada daerah yang memiliki topografi belerang tinggi dengan jenis tanah yang sensitive pada gerakan tanah dan memiliki curah hujan tinggi seperti di Kecamatan Kajen dan Kecamatan Karanganyar. Pada umumnya, masyarakat dengan golongan ekonomi menengah kebawah menempati lahan manapun karena keterbatasan daya beli sehingga tetap bertahan meskipun menempati lahan dengan resiko terkena bencana longsor.

Tabel 8.15 Kawasan Permukiman Eksisting Rawan Longsor Keterangan Kecamatan Desa Luas (Ha)

  Permukiman Kajen Linggoasri

  22.72 rawan longsor Karanganyar Legokkalong,

  86.95 Lolong 109.67

  Sumber: RP4D Kabupaten Pekalongan  Daerah Rawan Kekeringan

  Pada umumnya, kekeringan terjadi saat musim kemarau tiba sehingga menyebabkan menyusutnya debit air sungai di Paninggaran sehingga keringnya saluran irigasi, terutama di area persawahan. Daerah rawan yang keekringan ini merupakan daerah ujung serapan yang sulit mendapatkan air di saat itu musim kemarau. Hal tersebut akan mempengaruhi hasil produksi pertanian yang harusnya dihasilkan oleh Kabupaten Pekalongan sehingga akan mempengaruhi pendapatan daerah dan kesejahteraan penduduk setempat.

Tabel 8.16 Kawasan Permukiman Eksisting Rawan Kekeringan Keterangan Kecamatan Desa Luas (Ha)

  Permukiman rawan Siwalan Tengeng Kulon, Tengeng 155.64 kekeringan Wetan, Blimbing Wuluh, Tunjungsari

  P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Karya Kabupaten P ekalongan

  Keterangan Kecamatan Desa Luas (Ha)

  Sragi Klunjukan, kedungjanan

  81.39 Bojong Legokcile, Randumukti,

  70.54 Waren

  Luas Total 307.57

  Sumber: RP4D Kabupaten Pekalongan  Kawasan Rawan Abrasi

  Wilayah yang berbatasan dengan garis pantai dapat selalu menjadi daerah yang rawan terhadap abrasi, begitu pula pada Kecamatan Wonokerto yang berbatasan dengan pantai utara laut jawa. Terjadinya abrasi mengakibatkan beberapa rumah warga rusak bahkan ada yang sudah hancur diempas gelombang.

Tabel 8.17 Kawasan Permukiman Eksisting dan Rencana Permukiman Rawan Abrasi Keterangan Kecamatan Desa Luas (ha)

  Permukiman rawan Wonokerto Semut, Api-api

  53.38 abrasi Sumber: RP4D Kabupaten Pekalongan

   Perumahan dan Permukiman yang Berada di Bantaran Sungai Bantaran sungai atau sempadan sungai, yaitu kawasan sepanjang kiri kanan sungai dengan jarak 100 meter untuk sungai besar dan 50 meter di kiri kanan anak sungai yang berada di luar permukiman, sementara itu untuk sungai di kawasan permukiman berupa sempadan sungai yang diperkirakan cukup untuk dibangun jalan inspeksi antara 10 – 15 meter. Namun kenyataannya masih banyak permukiman yang berada didaerah bantaran sungai. Hal ini tentu tidak baik untuk kelangsungan hidup penduduknya.

Tabel 8.18 Kawasan Permukiman Eksisting di Sepanjang Sempadan Sungai Keterangan Kecamatan Desa Luas

  Permukiman sepanjang sempadan Siwalan Boyoteluk, Depok, Yosorejo,

  2.82 sungai Pait, Blimbing wuluh

  Wonokerto Tretebang, Wonokerto Kulon,

  21.52 Api-api Tirto Mulyorejo, Tegaldowo,

  14.94 Karangjompo, Pacar,

  P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Karya Kabupaten P ekalongan

  Keterangan Kecamatan Desa Luas

  Dadirejo, Silirejo Wiradesa Bener, Karangjati

  31.79 Buaran Watusalam

  14.14 Karangdadap Pegadon, Kebonsari,

  25.56 Pangkah, Kalilembu, Karangdadap

  Kedungwuni Rengas, Bugangan,

  35.85 Karangdowo, Kedungwuni, Kedungpatangewu, Pakisputih, Langkap

  Wonopringgo Suroboyan, Pegaden Tengah,

  22.42 Gondang, Legokgunung, Jetak kidul

  Bojong Sembungjambu, Legokclile,

  34.61 Randumukti waren, Pantianom, Bukur, Jajar wayang, Kemasan

  Sragi Ketanon ageng, Mrican,

  48.82 Kedungjaran, Purwerejo, Kalijambe, Sumub kidul

  Kajen Wonorejo, Kutorejo

  13.56 Karanganyar Lolong, Karanggondang,

  10.13 Legokkalong, Karangsari, Podosari, Kutosari

  Luas Total 276.16

  Sumber: RP4D Kabupaten Pekalongan  Perumahan dan permukiman yang berada di sepanjang 10 m dari jalan tol

  Berdasarkan peraturan yang berlaku, bangunan diperbolehkan terbangun diluar garis sempadan tol. Pada Kabupaten Pekalongan, masih terdapat bangunan rumah tinggal yang terbangun di kawasan sepanjang pinggiran jalan tol. Berikut ini merupakan jumlah luas lahan yang telah digunakan sebagai kawasan permukiman

Tabel 8.19 Kawasan permukiman Eksisting 10 m dari Jalan Tol

  Keterangan Kecamatan Desa Luas P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Karya Kabupaten P ekalongan

  Keterangan Kecamatan Desa Luas

  Permukiman Sragi Sijeruk, Bulakpalem, Purwodadi,

  4.19 disepanjang Klunjukan tol

  Bojong Sembungjambu, Karangsari, Babalan

  3.8 kidul, Babalan lor, Jajar wayang Kedungwuni Rengas, Tangkil kulon, tangkil tengah,

  6.81 Ambokembang, Pekajangan Buaran Pakumbulan

  0.79 Karangdadap Salakbrojo, Pegandon

  2.6 Luas Total

  18.19 Sumber: RP4D Kabupaten Pekalongan  Perumahan dan permukiman yang berada di sepanjang 10 m dari jalurSUTET

  Permukiman yang berada disepanjang 10 m jalur SUTET merupakan salah satu kawasan yang tidak sesuai dengan tata ruang permukiman karena merupakan daerah berbahaya yang mengandung tegangan listri tinggi dan dapat membahayakan keselamatan manusia apabila terdapat bangunan rumah disekitarnya

Tabel 8.20 Kawasan Permukiman Eksisting Sepanjang 10 m dari jalur SUTET Keterangan Kecamatan Desa Luas (Ha)

  Permukiman Siwalan Mejasem, Wonosari,

  8.37 sepanjang Tenggeng wetan, Tunjungsari jalur SUTET

  Wiradesa Wiradesa, Waru Lor, Kampil

  1.45 Tirto Dadirejo, Silirejo, Sidorejo

  1.48 Sragi Tegal suruh, Bulakpelem,

  1.75 Klunjukan Bojong Sembungjambu, Babalan

  2.1 kidul, Jajar wayang Kedungwuni Rengas, Tangkil kulon,

  6.3 Ambokembang, Salakbrojo Karangdadap Kebonsari, Pangkah

  1.6 Luas Total

  23.05 8.2.3.

   Analisis Kebutuhan Penataan Bangunan dan Lingkungan P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Karya Kabupaten P ekalongan

  P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Karya Kabupaten P ekalongan

  10 Tirto 67.945 9.315 89.243 4.391 12.996

  19 Kasesi 62.100 15.428 94.196 82.574 8.121 Jumlah 816.006 181.120 113.0294 543.406 101.453

  18 Doro 37.802 8.608 58.815 23.549 6.096

  17 Talun 26.236 6.025 51.133 14.704 6.758

  16 Petungkriyono 1.229 2.614 15.641 12.783 1.296

  15 Lebakbarang 10.172 2.211 16.085 3.910 1.810

  14 Peninggaran 34.977 7.617 64.846 4.021 8.595

  13 Kandangserang 32.712 9.067 46.276 16.212 2.502

  12 Karangdadap 34.726 13.356 49.933 11.569 -873

  11 Kedungwuni 94.065 8.422 17.562 12.483 -4.032

  9 Wonokerto 45.423 7.101 60.086 22.311 7.921

  Kebutuhan perumahan merupakan kebutuhan yang cukup penting bagi warga di Kabupaten Pekalongan. Sebagai daerah yang cukup cepat perkembangannnya, maka kebutuhan akan perumahan diperkirakan akan cukup tinggi pula. Kondisi perumahan di Kabupaten Pekalongan dapat dibedakan menjadi perumahan tipe kecil, sedang dan besar. Untuk 1 unit rumah, penduduk pendukungnya berjumlah 5 jiwa. Tiap 1 rumah tipe besar berbanding 3 dengan rumah tipe sedang dan berbanding 6 dengan rumah tipe kecil. Untuk mengetahui proyeksi kebutuhan fasilitas perumahan di Kabupaten Pekalongan dapat dilihat pada tabel berikut

  8 Sragi 61.951 14.647 89.817 15.022 7.807

  7 Siwalan 3.811 10.569 59.321 22.454 4.261

  6 Wonopringgo 42.163 17.496 51.572 14.830 -4.603

  5 Buaran 44.082 12.072 59.999 12.893 2.928

  4 Wiradesa 57.812 9.778 75.357 15.000 9.061

  3 Bojong 63.373 8.429 84.191 18.839 12.619

  2 Karanganyar 36.554 7.818 59.252 21.048 6.995

  1 Kajen 58.873 10.547 86.969 14.813 11.195

Tabel 8.21 Proyeksi Kebutuhan Rumah Berdasarkan Pertumbuhan Penduduk di Kabupaten Pekalongan Tahun Proyeksi 2019 No Kecamatan Jumlah Penduduk 2012 Jumlah Rumah Proyeksi Penduduk 2019 Proyeksi Kebutuhan Rumah Tahun 2019 Jumlah Keb. Rumah

  Sumber: Hasil Perhitungan dan Analisis, 2014 Penentuan kebutuhan jumlah rumah sampai dengan tahun 2019 diperhitungkan dari jumlah penduduk tahun prediksi. Berdasarkan perhitungan proyeksi jumlah rumah (sampai tahun 2019) di Kabupaten Pekalongan dapat diketahui sebanyak 101.453. yang membutuhkan jumlah rumah terbanyak adalah Kecamatan Tirto.

Tabel 8.22 Jumlah Kebutuhan Rumah Berdasarkan Backlog dan Pertumbuhan Penduduk di Kabupaten Pekalongan Sampai Tahun 2019 Kebutuhan Rumah Tahun Kebutuhan Rumah Kebutuhan 2019 No Kecamatan Total Tipe Rumah (Unit) Berdasarkan Pertambahan Rumah Backlog Penduduk Besar Menengah Kecil

  1 Kajen 3.833 11.195 15.028 1.503 4.508 9.017

  2 Karanganyar 777 6.995 7.772 777 2.332 4.663

  3 Bojong 6.450 12.619 19.069 1.907 5.721 11.441

  4 Wiradesa 3.827 9.061 12.888 1.289 3.866 7.733

  5 Buaran -1.729 2.928 1.199 120 360 719

  6 Wonopringgo -7.764 -4.603 -12.367 -1.237 -3.710 -7.420

  7 Siwalan -968 4.261 3.293 329 988 1.976

  8 Sragi -528 7.807 7.279 728 2.184 4.367

  9 Wonokerto 4.017 7.921 11.938 1.194 3.581 7.163

  10 Tirto 6.198 12.996 19.194 1.919 5.758 11.516

  11 Kedungwuni 12.106 -4.032 8.075 808 2.423 4.845

  12 Karangdadap -5.847 -873 -6.720 -672 -2.016 -4.032

  13 Kandangserang -1.685 2.502 817 82 245 490

  14 Peninggaran 154 8.595 8.749 875 2.625 5.249

  15 Lebakbarang 130 1.810 1.940 194 582 1.164

  16 Petungkriyono 216 1.296 1.512 151 454 907

  17 Talun 256 6.758 7.014 701 2.104 4.208

  18 Doro 86 6.096 6.182 618 1.855 3.709

  19 Kasesi 232 8.121 8.353 835 2.506 5.012 Jumlah 19.761 101.453,5 121.215 12.122 36.365 72.729

  Sumber: Hasil Perhitungan dan Analisis, 2014 Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan untuk mengetahui jumlah kebutuhan rumah sampai tahun 2019, yaitu dengan berdasarkan kebutuhan rumah akibat kekurangan rumah(backlog) dan kebutuhan rumah akibat penurunan kepadatan, maka jumlah total kebutuhan rumah di Kabupaten Pekalongan adalah sebanyak 121.215 unit rumah

   Lahan yang merupakan factor utama sebagai dasar dalam pembangunan perumahan

  dan permukiman seringkali menjadi masalah karena keterbatasan luasan yang tersedia terutama di kawasan pusat kota, apalagi penggunaan lahan untuk permukiman merupakan penggunaan lahan tunggal terbesar di kota. Lahan yang digunakan untuk kawasan

  P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Karya Kabupaten P ekalongan perumahan dan permukiman ini harus memenuhi persyaratan yang layak huni dan berkelanjutan Dengan menggunakan luasan yang dikembangkan dari standar minimum luas perumahan sederhana dan hasil pengamatan lapangan, terhadaup luas kapling yang saat ini banyak berkembang di Kabupaten Pekalongan (tipe kecil 60-98 m², tipe menengah 98-120 m² dan tipe besar 120-200 m²). berikut perkiraan kebutuhan luas lahan untuk perumahan dan permukiman hingga tahun 2019.

Tabel 8.23 Perkiraan Kebutuhan Luas Lahan Untuk Peruntukan Perumahan

  di Kabupaten Pekalongan

Klasifikasi Rencana Perkiraan Proporsi Perkiraan Perkiraan Kebutuhan Luas Lahan (Ha)

Kepadatan Kepadatan Luasan Rumah Total Min Max

  Kapling Rumah (m²)

  Tinggi 30 60-98 6 441.804 2650,82 4329,68 Sedang 20 98-120 3 220.902 2164,84 2650,82 Rendah 15 120-200 1 73.634 883,61 1472,68

  Total Kebutuhan Lahan Perumahan Berdasarkan Klasifikasi di 5699,27 8453,18

  Lapangan Sumber: Hasil Perhitungan dan Analisis, 2014

  Total kebutuhan lahan untuk perumahan berdasarkan klasifikasi luasan kapling minimal seluas 5.699,27 Ha dan maksimal seluas 8.453,18 Ha.

8.2.4. Program dan Kriteria Kesiapan Pengembangan PBL

  Untuk penyelenggaraan program-program pada sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan (PBL) maka dibutuhkan Kriteria Kesiapan (Readiness Criteria) yang mencakup antara lain rencana kegiatan rinci, indikator kinerja, komitmen Pemda dalam mendukung pelaksanaan kegiatan melalui penyiapan dana pendamping, pengadaan lahan jika diperlukan, serta pembentukan kelembagaan yang akan menangani pelaksanaan proyek serta mengelola aset proyek setelah infrastruktur dibangun. Selain itu juga diperlukan beberapa dokumen sebagai acuan, sepreti RTBL (Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan) dan RISPK (Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran). Namun di Kabupaten Pekalongan belum memiliki dokumen tersebut

  P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Karya Kabupaten P ekalongan

  P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Karya Kabupaten P ekalongan 8.2.5. Usulan Program dan Kegiatan

  6 Dukungan PSD RTH Alun-Alun Kota Kajen