Tipe & Size (, 329K)

KEKAYAAN ALAM PEKAN BARU DAN DUMAI
UTUK INDONESIA
Wilayah Pekanbaru dan Dumai berada di Provinsi Riau yang
merupakan provinsi yang terbentuk dari beberapa kali proses
pemekaran wilayah. Dimulai dari awal kemerdekaan Indonesia,
wilayah Riau masih tergabung di dalam Provinsi Sumatra yang
berpusat di Medan, kemudian Provinsi Sumatra dimekarkan
menjadi tiga provinsi yaitu Province Sumatra Utara, Sumatra
Tengah, dan Sumatra Selatan. Provinsi Riau mulai terlepas dari
Provinsi Sumatra tengah tahun 1957, melalui UU Darurat No.19
tahun 1957, di mana Provinsi Sumatra Tengah dimekarkan
menjadi tiga provinsi, yaitu Provinsi Riau, Jambi, dan Sumatra
Barat. Proses pemekaran tersebut tidak hanya terhenti pada
tahun 1957 saja, akan tetapi berlanjut pada tahun 2002. Berdasarkan UU No.25 tahun 2002, Provinsi Riau
melakukan pemekaran wilayah menjadi dua yaitu Provinsi Kepulauan Riau dan Province Riau yang
bertahan hingga kini. Berdasarkan sensus penduduk yang dilakukan pada tahun 2010, Provinsi Riau yang
beribukota Pekanbaru ini memiliki luas wilayah sebesar 88.672,67 Km², dengan jumlah penduduk sebesar
5.543.031 jiwa dan kepadatan 62 jiwa/ Km². Secara administrative provinsi ini terdiri dari sepuluh kabupaten
dan dua kota, yaitu Kota Pekanbaru dan Kota Dumai. Ke dua kota tersebut memiliki peran yang sangat
penting terhadap pembangunan Provinsi Riau, Pulau Sumatra, bahkan Indonesia. Dumai dan Pekanbaru
merupakan wilayah yang memiliki banyak keunggulan baik dari kekayaan sumberdaya alam dan letak

wilayah yang sangat strategis, sehingga Pemerintah pusat dan daerah sangat yakin untuk menjadikan
wilayah tersebut sebagai salah satu titik pertumbuhan ekonomi dengan skala Nasional. Dengan demikian
wilayah tersebut ditetapkan menjadi bagian dari salah satu Koridor Ekonomi Indonesia, yaitu Koridor Pantai
Timur Sumatra – Jawa Bagian Barat Laut (Koridor Sumatra) dengan tema pembangunan “Pusat Produksi
dan Pengolahan Hasil Bumi dan Lumbung Energi Nasional”. Diharapkan perhatian Pemerintah
terhadap wilayah tersebut, dapat memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 7-8% per
tahun sehingga dapat menempatkan perekonomian Indonesia menjadi peringkat ke 10 dunia

Apa yang menjadi sektor unggulan di wilayah ini?

Melalui hasil produksi sawit pada
tahun 2009 di Pulau Sumatra
menjadikan Indonesia menduduki
peringkat nomor 1 dunia dalam
produksi kelapa sawit sebesar 19,3
Juta Ton/ tahun atau sekitar 45%
produksi dunia dan peringkat 1
dalam produksi karet sebesar
4,43% per tahun. Pencapaian
tersebut

tidak
terlepas
dari
kontribusi hasil kelapa sawit dan
karet dari Riau, di mana Pekanbaru
dan Dumai terdapat di dalamnya,
sebagaimana terlihat pada tabel
berikut ini: Kota Pekanbaru dan
Dumai ini memiliki kemampuan
tinggi untuk tumbuh kembang mandiri dari hasil bumi dan kekayaan alam lainnya, sehingga banyak diminati
investor lokal bahkan asing untuk menanam modal lewat kegiatan industri pengolahan yang sangat
menjanjikan bagi Pemerintah, pihak investor sendiri, dan tentunya penduduk lokal. Kota Pekanbaru di masa
silam hanya berupa dusun kecil bernama Payung Sekaki yang terletak di pinggiran Sungai Siak. Dusun
sederhana itu kemudian dikenal juga dengan sebutan Dusun Senapelan. Desa ini berkembang pesat,
terlebih setelah lokasi pasar (pekan) lama pindah ke seberang pada tanggal 23 Juni 1784 terciptalah pasar
baru yang identik dengan sebutan ”Pekan Baru”, nama yang hingga kini dipakai untuk menyebut Kota
Pekanbaru. Sejak dulu kegiatan perdagangan telah ramai di kota ini,Sungai Siak yang membelah kota
menjadi prasarana transportasi sungai yang menghubungkan ke dan dari beberapa kota pantai di Provinsi
Riau, luar Pulau Sumatra, bahkan dijadikan sebagai jalur perdagangan antar pulau dan juga ke luar negeri,
terutama Malaysia dan Singapura.


Kota Pekanbaru diyakini dapat dengan cepat tumbuh dan
berkembang melalui jalur perdagangan internasional dengan
memanfaatkan lokasi yang sangat menguntungkan, yakni
berada di simpul segi tiga pertumbuhan Indonesia-MalaysiaSingapura, dan di jalur lalu lintas angkutan lintas timur
Sumatera. lalu lintas angkutan lintas timur Sumatera.
Menanggapi tantangan Pemerintah untuk menjadikan
Indonesia peringkat 10 (sepuluh) besar di dalam
pertumbuhan ekonomi, maka Pemerintah Provinsi Riau
menyusun strategi pertumbuhan ekonomi melalui Kawasan
Strategi dan Cepat Tumbuh. Di antara 6 (enam) usulan
Kawasan Strategis dan Cepat Tumbuh di Provinsi Riau,
Kota Pekanbaru termasuk salah satu di dalamnya.
Pekanbaru akan dijadikan sebagai Kota Metropolitan
dengan fungsi utama kota industri, perdagangan dan jasa
serta pusat layanan permukiman dengan skala provinsi.
Untuk menjadikan Kota Pekanbaru menjadi Kota
Metropolitan, sudah selayaknya diperlukan perencanaan
infrastruktur yang lebih matang untuk kedepannya dengan
tujuan utama mendukung kegiatan industri, perdagangan, dan mempermudah mobilitas para penduduk.

Rencana Jalan Tol Pekanbaru - Dumai dengan total panjang ruas jalan tol 135,34 Km ini diyakini dapat
memberikan pengaruh positif terhadap wilayah- wilayah yang dilalui dan mampu mempercepat
pertumbuhan ekonomi. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa pertumbuhan ekonomi di Kota Pekanbaru ini
banyak ditopang dari adanya aliran investasi baik dari dalam negeri maupun luar negeri, banyaknya
penanam modal atau perusahan melakukan aktivitas jual dan membeli barang modal untuk menambah
kemampuan produksi barang dan jasa.

Iklim usaha yang kondusif merupakan elemen penting dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi, oleh
karena itu diperlukan hubungan yang harmonis antara investor, Pemda selaku pemegang wewenang
melalui kebijakan, dan tentunya masyarakat setempat. Suatu wilayah dapat dikatakan maju dan
berkembang jika penduduk yang ada di dalamnya sejahtera jauh dari masalah sosial. Oleh karena itu
pembinaan masyarakat merupakan salah satu misi Pemda Kota Pekanbaru dalam pembangunan Kota
Pekanbaru. Pemda akan menyiapkan sumber daya manusia dengan menyediakan pelayanan pendidikan,
tempat peribadatan, fasilitas kesehatan, dan tetap menjaga kebudayaan untuk mencipkatan SDM yang
rukun, damai, berkualitas, sehat, dan sejahtera. Berdasarkan Rancangan Akhir Rencana Pembangunan
Jangka Panjang (RPJP) Kota Pekanbaru Tahun 2006-2026, perkiraan rata-rata laju pertumbuhan ekonomi
Kota Pekanbaru selama kurun waktu tersebut adalah 7 (tujuh) persen, dengan perkiraan konstribusi yang
terbesar berasal dari lapangan usaha industri pengolahan, perdagangan, hotel dan restoran. Adapun
beberapa Penanam Modal Asing (PMA) seperti PT Caltex Pacific Indonesia, perusahaan minyak terbesar di
Indonesia, atau PT Indah Kiat Pulp and Paper yang bergerak di bidang usaha pulp dan kertas, dan di

bidang kehutanan yaitu PT Surya Dumai dan PT Siak Raya yang ikut meramaikan aktivitas industri di
Pekanbaru dan memberikan kontribusi terhadap PDRB. Kota Dumai yang terletak di Provinsi Riau ini

merupakan merupakan hasil pemekaran
dari Kabupaten Bengkalis yang diresmikan
sebagai kota pada 20 April 1999, dengan
UU No. 16 tahun 1999 tanggal 20 April
1999 setelah sebelumnya sempat menjadi
kota administratif (kotif ) di dalam
Kabupaten Bengkalis. Kota Dumai yang
merupakan kota terbesar nomor 2 (dua) di
Indonesia setelah Manokwari ini yang
berada 188 km dari Kota Pekanbaru dan
memiliki SDA yang sangat melimpah.
Sebelum pemekaran, Kota Dumai hanya
dusun kecil di Pesisir Timur Propinsi Riau,
akan tetapi identitas ini telah berubah
karena dengan melimpahnya SDA ini
menjadikan Kota Dumai bagaikan mutiara
di Pantai Timur Sumatra.


Selain itu, letak strategis yang terletak persis di Selat Malaka dan bertetangga langsung dengan Malaysia
juga menjadikan Kota Dumai sebagai pintu gerbang lalu lintas perdagangan Nasional dan Internasional
seperti halnya Pekanbaru. Sekilas tentang Kota Dumai di atas, memberikan gambaran bahwa potensi luas
wilayah yang besar, kekayaan SDA dan letak strategis dapat dijadikan sebagai modal utama di dalam
pembangunan dan memajukan Kota Dumai dan Propinsi Riau khususnya dan Indonesia pada umumnya.
Kontribusi PDRB kota Dumai, terbesar dari sektor pertambangan dan penggalian serta industri pengolahan
tersebut tidak lepas dari campur tangan dari perusahaan yang termasuk di dalam BUMN, para investor
asing, serta mitra usaha lainnya yang ikut berperan aktif, khususnya di Dumai dengan tujuan berperan aktif
dalam pertumbuhan perekonomian Riau dan Indonesia. Dengan menggunakan sumber daya alam serta
potensi unggulan yang ada, sejak beberapa tahun silam telah berdiri tiga industri besar yang turut serta
memajukan Dumai dengan potensi unggulan tersebut. PT. CPI (dahulu Caltex Pacific Indonesia sekarang
Chevron Pacific Indonesia) yaitu perusahaan asing eksplorasi minyak bumi, kemudian PT. Pertamina yang
bergerak dalam bidang pengolahan dan pendistribusian minyak dan gas bumi dalam negeri, serta disusul
oleh industri pengolahan minyak sawit (CPO) PT. BKR (Bukit Kapur Reksa).
Julukan Kota Dumai sebagai Kota Minyak tidaklah salah, julukan ini
dapat dibuktikan dengan banyaknya perusahan besar yang berskala
Internasional yang melakukan eksplorasi minyak bumi di Dumai PT.
Chevron Pasific Indonesia Kegiatan perindustrian Kota Dumai
semakin diramaikan dengan timbulnya beberapa industri kecil atau

home Industri, seperti pengolahan hasil pertanian seperti kelapa
dijadikan VCO minyak kelapa murni dan kawasan industri yang
strategis yaitu Kawasan Industri Dumai (KID) di Pelintung, Kawasan
Industri Lubuk Gaung, Kawasan Industri Dock Yard, Kawasan Industi
Bukit Kapur dan Kawasan Industri di Bukit Timah, dan Kawasan
Industri Pelintung yang dinilai telah maju lebih pesat dari kawasan
industri lainnya. Pada Kawasan Industri Pelintung ini telah dibangun
satu dermaga ekspor dengan kapasitas tiga kapal tanker sekali
sandar, selain itu juga telah dibangun juga pabrik pupuk NPK dan
telah berproduksi yang diyakini menjadi pabrik pupuk NPK terbesar
di Asia TenggaraUntuk mendukung pendistribusian barang dalam
rangka ekspor barang, Dumai telah memiliki berbagai prasarana dan
sarana pendukung transportasi seperti 9 unit pelabuhan besar yang
berkualitas internasional, terdiri atas 4 unit dikelola dan dimiliki oleh
Chevron dan 5 unit milik Pemerintah yang dikelola oleh PT. PELINDO I yang dapat menampung kapal
tanker dengan fasilitas pendukung seperti besar seperti kolam dan perairan pelabuhan, panduan,
penundaan, layanan hal, eksploitasi, dan penyewaan peralatan, dermaga, kompleks kantor, gudang, bidang
tempat pembuangan sampah, terminal penumpang. Melihat adanya kawasan perindustrian yang terus
berkembang, maka PEMKOT Dumai merencanakan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Dumai untuk
rencana kedepan, seluas 231.533,12 Ha yang meliputi 5 kecamatan yang berlokasi persis di sebelah Selat

Malaka, yaitu Kec. Dumai Barat, Kec. Dumai Timur, Kec. Bukit Kapur, Kec. Medang Kampai, dan Kec.
Sungai Sembilan. Seperti Kota Pekanbaru, Kota Dumai juga menjadi salah satu kawasan strategis dan

cepat tumbuh di Provinsi Riau dengan menjadikan Kota Dumai fungsi utama kota industri, kawasan
ekonomi khusus, dan menjadikan Kota Dumai sebagai exit dan entry point Provinsi Riau lewat beberapa
perencanaan pelabuhan di Kota Dumai. Dengan adanya kawasan industri besar maupun kecil tersebut
tentunya memberikan dampak yang sangat positif bagi perkembangan dan kemajuan perekonomian Kota
Dumai, dan juga yang paling terpenting adalah telah memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat di
Kota Dumai sehingga kesejahteraan masyarakat meningkat dan menurunkan angka pengangguran yang
merupakan salah satu prioritas Pemerintah Provinsi Riau . Penurunan angka pengangguran Provinsi Riau
telah terjadi sejak tahun 2004-2008, akan tetapi pada tahun 2009 kembali peningkatan sebesar 0.38% yang
disebabkan oleh pencari kerja (migrasi) melebihi peluang yang ada. Peningkatan angka pengangguran
tersebut merupakan tantangan bagi Pemerintah Riau untuk tahun ke depannya, walaupun peningkatan
tersebut tidak terlalu besar. (MPB) Seperti halnya Kota Pekanbaru, Kota Dumai juga memiliki potensi dan
unggulan pada bidang pertambangan , penggalian, dan industri pengolahan. Sebagaimana terbukti dalam
pencapaian PDRB dari tahun 2005-2009, sektor pertambangan, penggalian, dan sektor industri pengolahan
dari tahun ke tahun selalu unggul dan bahkan menunjukan peningkatan.