BAB X LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

BAB X
LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN
Tujuan Instruksional :
Setelah membaca bab ini pembaca diharapkan mengetahui dan dapat
menjelaskan tentang Lembaga Penjamin Simpanan, yaitu tentang latar
belakang perlunya lembaga penjamin simpanan, pengertian lembaga
penjamin simpanan, fungsi,tugas, dan wewenang lembaga penjamin
simpanan, kedudukan dan Organisasi LPS, dan penjaminan simpanan di
negara lain.
A.Latar belakang Perlunya Lembaga Penjamin Simpanan
Fungsi utama bank dalam suatu perekonomian adalah untuk
memobilisasi dana masyarakat dan secara tepat dan cepat menyalurkan
dana tersebut kepada penggunaan atau investasi yang efektif dan
146
efisien.
Tahun 1998 ketika terjadi krisis perbankan nasional, sekitar 16
bank dicabut ijin usahanya oleh Bank Indonesia. Pencabutan izin usaha
bank ini berdampak pada kelangsungan usaha bank. Bank-bank yang
dicabut ijin usahanya dilanjutkan dengan melikuidasi banknya otomatis
tidak dapat melanjutkan usahanya. Dalam kondisi bank seperti ini
bagaimana nasib nasabah yang menyimpan dananya pada bank tersebut

?
Sebelum terjadinya krisis perbankan nasional, dunia perbankan
pernah digoncangkan dengan dicabut izin usaha bank Suma pada tahun
1992 akibat kalah kriring. Nasabah bank harus menunggu bertahuntahun agar danya dapat diambil kembali. Dari kejadian tersebut tampak
bahwa kedudukan nasabah penyimpan dana sangat lemah. Undangundang Perbankan tidak mengatur tentang kedudukan nasabah
penyimpan dana. Padahal 60-70 % aset bank adalah dana masyarakat,
sisanya sekitar 30-40 % adalah modal bank. Oleh karena itu betapa
146

Zulkarnaen Sitompul, Perlindungan dana Nasabah bank : Suatu gagasan tentang
Pendirian Lembaga Penjamin Simpanan di Indonesia, Universitas
Indonesia,2002, hal. 1
209

dana masyarakat sangat berperan dalam opersional perbankan. Oleh
karena itu kepercayaan masyarakat terhadap bank perlu dijaga. Jika
masyarakt sudah tidak memiliki kepercayaan terhadap bank, maka
masyarakat tidak akan menyimpan dananya pada bank, mereka akan
beralih menginvestasikan dananya ke berbagai bentuk investasi lain
seperti ke pasar modal, menyimpan dalam bentuk tanah,bangunan, atau

logam mulia.
Untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap bank,tahun
1998 ketika terjadi krisis perbankan pemerintah mengeluarkan
Keputusan Presiden No. 26 tahun 1998 tentang Jaminan Terhadap
Kewajiban Bank Umum. Tindakan ini merupakan tindakan pemerintah
yang bersifat crash program yang bertujuan untuk menghindarkan
semakin buruknya perekonomian nasional. Kebijakan ini bersifat
sementara berlangsung sampai 26 Januari 2000. Dengan Keputusan
Presiden ini maka dana nasabah bank yang dilikuidasi dijamin oleh
pemerintah. Dana yang digunakan untuk menjamin dana nasabah ini
tentu saja menggunakan APBN. Hal ini tentu saja berdampak tidak baik
bagi keuangan negara.
Kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah tersebut dikenal
dengan Blanket Guarantee. Blanket Guarantee dikeluarkan oleh
pemerintah untuk mengisi kekosongan hukum dalam penjaminan
nasabah penyimpan dana telah membawa dampak ekonomi, politik, dan
hukum sangat besar. Bank Indonesia dianggap bertanggungjawab
terhadap penyalahgunaan penyalurannya.Beberapa mantan direksi Bank
147
Indonesia menghadapi dakwaan dari Kejaksaan.

Langkah berikutnya untuk menunjang Keppres tersebut,
pemerintah membentuk Perusahaan Perseroan (Persero)
di bidang
penjaminan kewajiban bank melalui Peraturan pemerintah No.53 tahun
1998 tentang Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia Untuk
Pendirian Perusahan Perseroan (Persero) di Bidang Penjaminan
Kewajiban Bank.
Tujuan didirikannya perusahaan ini adalah:
1. Penjaminan simpanan masyarkat pada bank’
2. Penjaminan kewajiban bank linnya di luar simpanan
147

Op.Cit.,hal.122.

3. Pemupukan keuntungan untuk meingkatkan nilai perusahaan
4. Usha-usaha lain yang menunjang kegiatan dlm rangka penjaminan.
Dalam perkembangannya persero tersebut belum sesuai dengan
yang diharapkan karena belum memiliki landasan hukum
Untuk itu untuk melalui Undang-undang No. 10 tahun 1998
diatur tentang Lembaga Penjamin Simpanan. Lembaga ini merupakan

suatu badan hukum yang menyelenggarakan kegiatan penjaminan atas
simpanan nasabah penyimpan melalui skim asuransi, dana penyangga,
148
atau skim lainnya.
B. Pengaturan dan Pengertian Lembaga Penjamin Simpanan
Pengaturan tentang Lembaga Penjamin Simpanan diatur dalam
Pasal 1 angka 24 dan Pasal 37 B undang-undang No. 10 tahun 1998,
yang isinya sebagai berikut :
Pasal 1 angka 24 :
Lembaga Penjamin Simpanan adalah merupakan suatu badan hukum
yang menyelenggarakan kegiatan penjaminan atas simpanan nasabah
penyimpan melalui skim asuransi, dana penyangga, atau skim lainnya.
Pasal 37 B :
(1) Setiap bank wajib menjamin dana masyarakat yang disimpan pada
bank yang bersangkutan.
(2) Untuk menjamin simpanan masyarakat pada bank sebagaimana
dimaksud ayat (1) dibentuk Lembaga Penjamin Simpanan
(3) Lembaga Penjamin Simpanan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(2) berbentuk badan hukum Indonesia.
(4) Kebutuhan mengenai penjamin dana masyarakat dan Lembaga

Penjamin Simpanan,diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Pemerintah.
Pengaturan lebih lanjut dari undang-undang tersebut disusun
Undang-undang No. 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin
Simpanan. Undang-undang ini terdiri dari 15 bab, 103 pasal. Undangundang ini antara lain mengatur tentang :
- Pembentukan,status, dan Tempat Kedudukan Lembaga Penjamin
Simpanan;
148

Muhammad Djumhana, Op.Cit.,hal. 137.
211

-

Fungsi, tugas dan wewenang Lembaga Penjamin Simpanan
Penjaminan simpanan nasabah bank
Simpanan yang dijamin
Penyelesaian bank gagal
Organisasi Lembaga Penjamin Simpanan
Dan lain-lain.


C. Kedudukan dan Organisasi LPS
Kedudukan LPS diatur dalam Bab II UU No. 24 tahun 2004.
Menurut Pasal 2, LPS merupakan badan hukum yang berkedudukan di
Ibukota Negara R.I. LPS dapat mempunyai kantor perwakilan di
wilayah negara R.I. Mengenai persyaratan dan tatacara pembentukan
kantor perwakilan diatur dengan Keputusan Dewan Komisioner. LPS
merupakan lembaga yang independen, transparan dan akuntabel dalam
melaksanakan tugasnya.LPS bertanggungjawab kepada Presiden.
Organisasi LPS diatur dalam Pasal 62.Menurut Pasal 62 organ
LPS terdiri atas Dewan Komisioner dan Kepala Eksekutif. Dewan
komisioner adalah pimpinan LPS yang bertugas merumuskan dan
menetapkan kebijakan serta melakukan pengawasan dalam rangka
pelaksanaan tugas dan wewenang LPS. Salah satu anggota Dewan
Komisioner yang ditetapkan sebagai Kepala Eksekutif bertugas
melaksanakan kegiatan operasional LPS. Tugas dan wewenang Kepala
Eksekutif ditetapkan dalam Keputusan Dewan Komisioner.
C. Fungsi, Tugas, dan Wewenang Lembaga Penjamin Simpanan
Fungsi Lembaga Penjamin Simpanan menurut Pasal 4 UU No.
24 Tahun 2004 adalah :

a.menjamin simpanan nasabah penyimpan, dan
b.turut aktif dalam memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai
dengan kewenangannya.
Tugas Lembaga Penjamin Simpanan menurut Pasal 5 UU No.
24 Tahun 2004:
a. Merumuskan dan menetapkan kebijakan pelaksanaan penjaminan
simpanan;dan
b. Melaksanakan penjaminan simpanan

c. Merumuskan dan menetapkan kebijakan dalam rangka turut aktif
memelihara stabilitras sistem perbankan;
d. Merumuskan,menetapkan, dan melaksanakan kebijakan penyelesaian
Bank Gagal ( bank resolution) yang tidak berdampak sistemik.
e. Melaksanakan penanganan Bank gagal yang berdampak sistemik.
Wewenang Lembaga Penjamin Simpanan menurut UU No. 24
Tahun 2004 :
Pasal 6
a. Menetapkan dan memungut premi jaminan;
b. Menetapkan dan memungut kontribusi pada saat bank pertama kali
menjadi peserta;

c. Melakukan pengelolaan kekayaan dan kewajiban LPS
d. Mendapatkan data simpanan nasabah,data kesehatan bank,laporan
keuangan bank, dan laporan hasil pemeriksaan bank sepanjang tidak
melanggar kerahasiaan bank;
e. Melakukan rekonsiliasi,verifikasi dan/atau konfirmasi atas data
sebagaimana yang dimaksud dalam huruf d.
f. Menetapkan syarat,tatacara,dan ketentuan pembayaran klaim;
g. Menunjuk,menguasakan,dan/atau menugaskan pihak lain untuk
bertindak bagi kepentingan dan/atau atas nama LPS,guna
melaksanakan sebagian tugas tertentu;
h. Melakukan penyuluhan kepada bank dan masyarakat tentang
penjaminan simpanan; dan
i. Menjatuhkan sanksi administratif.
LPS dapat melakukan penyelesaian dan penanganan Bank Gagal
dengan kewenangan:
a. Mengambil alih dan menjalankan segala hak dan wewenang
pemegang saham, termasuk hak dan wewenang RUPS;
b. Menguasai dan mengelola aset dan kewajiban Bank Gagal yang
diselmatkan;
c. Meninjau ulang,membatalkan,mengakhiri, dan atau mengubah setiap

kontrak yang mengikat Bank Gagal yang diselamtkan dengan pihak
ketiga yang merugikan bank;
d. Menjual dan/atau mengalihkan aset bank tanpa persetujuan debitur
dan/atau kewajiban bank tanpa persetuan kreditur.

Menurut ketentuan Pasal 7 dalam menjalankan tugas dan
wewenangnya,LPS dapat meminta data,informasi,dan atau dokumen
kepada pihak lain. Pasal ini pun menetapkan bahwa setiap pihak yang
dimintai data,informasi,dan atau dokumen wajib memberikannya
kepada LPS.
E. Penjaminan Simpanan di Negara lain
149
Menurut Muhammad Djumhana lembaga penjamin simpanan
(deposit insurance) di kalangan perbankan di negara lain sudah lama
dikenal. Di Amerika Serikat telah dikenal sejak tahun 1933 melalui
lembaga Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC). FDIC adalah
suatu lembaga yang akan mengganti dana yang disimpan oleh nasabaha
bank yang dilikuidasi. Dengan memberikan jaminan kepada nasabah
penyimpan melalui FDIC maka dapat dicegah timbulnya bank
panic.Hingga saat ini setiap krisis perbankan selalu diselesaikan melalui

150
FDIC. FDIC didirikan dengan Banking Act of 1933 dengan tujuan
membantu menstabilkan sistem perbankan yang pernah mengalami
kehancuran akibat depresi ekonomi pada awal 1930-an.
Thailand melakukan penyelamatan sistem perbankan dengan
memberikan bantuan kepada bank yang bermasalah melalui dana yang
dikumpulkan oleh perbankan (pooling fund) pada akhir tahun 1983
untukmemberikan bantuan likuiditas kepada bank-bank yang
bermasalah dan perusahaan sekuritas. Pemerintah dan anggota Thai
Bankers Association (TBA) mendirikan suatu ” Liquiddity Fund”
dengan dana sebesar 5 Miliar Baht. Dana tersebut digunakan untuk
membantu lembaga keuangan yang bermasalah dan dikelola bersamasama oleh perwakilan TBA, Kementrian Keuangan, dan

149
150

Muhammad Djumhana, Op.Cit.,hal. 137.
Zulkarnaen, Op.Cit.,hal. 149.

Bank of Thailand (BOT). Pada tahun 1985 ketika kehilangan

kepercayaan masyarakat terhadap lembaga keuangan makin serius
151
dibentuk The Financial Institution Development Fund (FIDF).
Di Jerman, asuransi simpanan bagi bank swasta didirikan oleh
German bank association untuk mengoffset keuntungan kompetitif yang
dimiliki oleh saving bank yang dimikili oleh pemerintah. Kelompok
saving bank memiliki beberapa skim asuransi simpanan regional dan
skim kompensasi nasional.
Cakupan penjaminan simpanan di Jerman merupakan tertinggi
di dunia, baik dalam hal absolut maupun jika dibandingkan dengan
simpanan per capita. Rata-rata batas cakupan penjaminan adalah tiga
kali per capita GDP seluruh skim.
Melihat besarnya manfaat asuransi deposito tersebut di kalangan
perbankan internasional mempunyai keinginan untuk mendirikan
asuransi deposito yang berskala dunia atau World Deposit Insurance
Corporation (WDIC).

151

Ibid.