Materi Diklat BP3IP SISTEM NAVIGASI ELEKTRONIK BAB VI B

melekat. Kemungkinan selalu ads bahwa karena beberapa konstruksi
bangunan kapal seperti bang-bang cerobong dan sebagainya.
Pandangan keliling sekitar pedoman menjadi terhalang untuk mengambil
suatu baringan. Maka untuk menanggulangi hal tersebut di atas terutama
di kapal-kapal yang lama ditempatkan beberapa buah pelurus (atau
pedoman tiruan), di tempat-tempat yang sesuai sehingga , pengambilan
baringan dapat dilakukan.
Tempat-tempat yang biasanya pelurus dapat dipasang di kiri dan kanan
anjungan (wing bridge), di buritan dan sebagainya. Di atas kapal-kapal
yang lebih modem dimana digunakan pedoman giro, di tempat-tempat
pelurus biasanya ditempatkan sebagai gantinya ditempatkan pedoman
giro pengulang (gyro repeaters).
Sebuah pelurus sebenarnya hanyalah sebuah cincin logs biasa dibuat dari
kuningan dan tidak bermagnit, dipasang secara mendatar melalui /
dengan cincin lenja. Keseluruhannya ditempatkan pada suatu kerangkakerangka tegak setinggi kurang lebih 1 1/2 meter.
Pada tepi dalam cincin tersebut diberi skala derajat mulai dari 0" sampai
360o sesuai dengan arah putaran jarum jam. Piringan pedoman terpasang
dengan rapi pada bagian dalam cincin di dalam rumah ketel pedoman
keseluruhannya dapat di putar bebas setiap skala derajat dapat diatur /
dipasang segaris, dengan garis layar kapal. Di atas piringan pedoman
dapat ditempatkan model alat baring jarum samat, penjera celah benang

atau azimuth circle yang harus dapat berputar dengan bebas minyak
mengambil baringan.

Gambar :

Cara penggunaannya adalah sebagai berikut :
Untuk memperoleh haringan sejati langsung dan suatu benda bantu
navigasi, maka skala derajat pelurus, yang besarnya sesuai dengan
haluan sejati kapal ditempatkan / dipasang pada tepat layar pelurusnya
(sama dengan garis layar kapal). Dimana juru mudi harus membantu. Ada
saat perwira membaring, juru mudi siap membaca Setiap kali haluan
pedoman di skala derajat. Setiap kali hal itu terjadi juru mudi memberitahu
dengan teriakan "Tepat".
Pada saat yang sama perwira harus mengambil baringan, ini dilakukan
lebih dari sat kali (3 atau 4 kali).
Hasil rata-ratanya adalah baringan sejati benda bantu navigasi yang
bersangkutan. Untuk memperoleh baringan relatip, maka skala derajat 0°
pelorus dipasang tepat pada garis layar kapal. Setiap kali Perwira
mengambil baringan, juru mudi harus melihat penunjukkan pada skala
derajat pedoman kemudi. Selanjutnya hasil baringan pelorus hares

diperbaiki dengan salah tunjuk untuk mendapatkan baringan. sejati.

Catatan :

Sebuah pelorus yang berukuran yang kecil dan yang dapat dengan
mudah diangkut dan dipasang di sembaran tempat yang sesuai untuk
penggunaan banyak digunakan di kapal-kapal, terutama oleh para pandu
laut.
Pelorus jenis ini sangat praktis digunakan, terutama pada keadaan khusus
seperti cuaca hujan atau malam hari. Si pembaring tidak perlu pindahpindah tempat dan dalam waktu yang singkat dapat diperoleh suatu hasil
baringan gaga cukup baik.
Alat Baring Thomson
Alat baring ini sama baiknya dengan azimuth circles, malahan dalam
beberapa hal lebih praktis.
Alat baring ini digunakan dengan mudah balk untuk membaring benda
atau navigasi (bumiawi) maupun benda angkasa seperti matahari, dan
dapat ditempatkan hampir setiap piringan pedoman yang memiliki tuas
atau paku di tengah-tengahnya.

Alat baring Thomson terdiri dari :

1. Rangka (R)

2. Semat (S)
3. Pegas (P)
4. Lensa (L)
5. Prisma (lvi
6. Anak panah penunjuk Skala (A)
Rangka alat baringan ini dibuat dari kuningan yang tidak bermagnit :
diperlengkapi dengan sebuah Jarum semat. Di bagian tengahnya di
bagian tengah rangka berlubang-lubang berlektuk untuk menempatkan
rangka mendatar di tengah-tengah piringan pedoman.
Rangka diperlengkapi pula dengan sebuah pegas sehingga dapat
berputar bebas keliling tuas. Di atas pada bagian depan rangka
ditempatkan sebuah tabling secara miring. Di dalam tabling ditempatkan
sebuah lensa cembung. Pada ujung bagian depan rangka berimpit
dengan titik fokus lensa. Tepat di ujung atas tabling terdapat rumah untuk
menempatkan suatu prisma pantul yang dilengkapi dengan kaca
berwarna. Prisma ini dapat diputar sehingga dapat disesuaikan untuk
membaring benda bantu navigasi dan benda angkasa.
Cara menggunakannya sebagai berikut :

Pada saat kita akan membaring benda bantu navigasi maka alat
baring Thomson kita arahkan ke benda yang bersangkutan. Dari arah
belakang semat dan melalui bagian tepi prisma yang berlekuk (di bagian
tengah) kita harus melihat lurus ke arah bonda bantu navasi jadi satu.
Untuk melihat besar baringan, maka harus diarahkan pada prisma
sehingga anak panah penunjuk Skala derajat yang merupakan besarnya
baringan dari benda bantu navigasi yang bersangkutan.
Pada saat kita akan membaring / mengambil azimuth benda angkasa
seperti matahari maka alat baring Thomson kita arahkan ke tepi lain di
bawah benda angkasa yang bersangkutan.

Kita melihat dari arah belakang semat ke arah prisma. Prisms kita
putar sedemikian rupa sehingga bayangan berkas sinar dari benda
angkasa seperti matahari, akan dipantulkan ke lensa cembung. Oleh
lensa berkas sinar tersebut, akan terlihat berupa bayangan dari matahari,
tepat di depan anak panah penunjuk,
Maka kita akan melihat bayangan matahari ini dari skala derajat
yang terkena bayangan tersebut melalui prisma sehingga dapat dibaca
hasil baringan dari benda angkasa matahari.
Apabila tidak digunakan maka alat baring ini diangkat dari atas

pedoman dan disimpan di kotaknya, di tempat yang bebas dari pengaruh
magnit sekitarnya. Selanjutnya secara teratur alat ini harus dibersihkan
dari debu dan kotoran.
Catatan :
Pada saat membaring benda angkasa agak tinggi, besar kemungkinan
akan terjadi kesalahan baring, terutama karena kedudukan pedoman dan
alat baring Thomson tidak datar betel, akibat kapal yang oleng. Sebaiknya
tidak membaring benda angkasa yang lebih tinggi dari 30°.
SOAL:
1. Sebutkan jeni-jenis alat baring yang anda kenal
2. Jelaskan anda membaring matahari dengan sebuah azimuth circle
3. Lukiskan skema sebuah penhera celah benang dan sebut bagianbagiannya
4. Jelaskan cara anda membaring benda darat dengan sebuah penjera
celah baring
5. Jelaskan sifat-sifat yang harus dimiliki suatu alat baring
6. Jelaskan cara kerja sebuah pelorus pada saat digunakan untuk
membaring benda darat.