BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian - Pengaruh Produk dan Harga Keripik Singkong Kreasi Lutvi Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Di Desa Tuntungan II Kecamatan Pancur Batu

BAB III METODE PENELITIAN

  3.1 Jenis Penelitian

  Jenis penelitian ini adalah deskriptif eksplanatory yaitu penelitian yang mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih. Selain itu juga menunjukkan arah hubungan antara variabel bebas dengan varibel terikat (menunjukkan masalah sebab-akibat) (Arikunto, 2003:35).

  3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

  Penelitian dilaksanakan di Keripik Singkong Kreasi Lutvi di Jalan Tunas Mekar No. 285 Desa Tuntungan II Kecamatan Pancur Batu. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan peneliti dengan pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner kepada pelanggan Keripik Singkong Kreasi Lutvi yang dilakukan pada bulan Juni 2013 sampai dengan bulan Agustus 2013.

  3.3 Batasan Operasional

  Batasan operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Variabel independen (X) yaitu X1: produk (product) dan X2: harga (pricing).

  2. Variabel dependen (Y) yaitu Keputusan Pembelian keripik singkong kreasi Lutvi.

3.4 Definisi Operasional Variabel

  Penguraian definisi operasional variabel-variabel yang akan diteliti merupakan suatu cara untuk mempermudah pengukuran variabel penelitian. Selain itu juga memberi batasan-batasan pada obyek yang akan diteliti.

  a. Product (produk) sebagai X 1 Produk adalah penilaian konsumen terhadap keripik singkong kreasi Lutvi.

  b. Price (harga) sebagai X 2 Harga adalah pengorbanan yang dikeluarkan untuk mendapatkan produk keripik singkong Kreasi Lutvi, misalnya dalam bentuk uang.

  c. Keputusan Pembelian sebagai Y Keputusan Pembelian adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternative dan memilih salah satu diantaranya (Setiadi, 2003:)

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel

  

Variabel Defenisi Indikator Skala

Pengukuran

  Variabel Produk adalah penilaian

  a. Produk aman Skala Likert Product konsumen terhadap dikonsumsi. (produk) (X

  1 ) keripik singkong Kreasi

  b. Variasi rasa Lutvi.

  c. Pewarna khusus untuk makanan (food grade) d. Bahan baku pilihan. Variabel Harga adalah

  a. Harga yang bersaing Skala Likert (harga) pengorbanan yang

  b. Harga sesuai dengan

  Price

  (X ) dikeluarkan untuk kualitas

  2

  mendapatkan produk

  c. Harga terjangkau keripik singkong Kreasi d. Pilihan harga

  Lutvi, misalnya dalam (list price) bentuk uang. Variabel Keputusan Pembelian

  a. Pengenalan kebutuhan Skala Likert Keputusan adalah proses

  b. Pencarian informasi Pembelian (Y) pengintegrasian yang

  c. Pengevaluasian mengkombinasikan alternatif. pengetahuan untuk

  d. Keputusan pembelian mengevaluasi dua atau e. Perilaku pasca lebih perilaku alternative pembelian. dan memilih salah satu diantaranya.

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel

  Sumber: Setiadi (2003)

3.5 Skala Pengukuran Variabel

  Ketiga variabel dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan Skala Likert yaitu digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiono, 2006: 55). Peneliti memberikan lima alternatif jawaban kepada responden, dengan menggunakan skala 1 sampai 5 untuk keperluan analisis kuantitatif penelitian ini yang dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut ini:

  Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

No. Pertanyaan Skor

  1 Sangat Setuju (SS)

  5

  2 Setuju (S)

  4

  3 Kurang Setuju (KS)

  3

  4 Tidak Setuju (TS)

  2

  5 Sangat Tidak Setuju (STS)

  1 Sumber: Sugiono (2006:105) Dari Tabel 3.2 diatas, responden diharuskan memilih salah satu dari sejumlah kategori jawaban yang tersedia pada penelitian ini, kemudian masing-masing jawaban diberi skor tertentu (5, 4, 3, 2, 1). Skor jawaban dari responden dijumlahkan, dan jumlah ini merupakan total skor. Total skor inilah yang di tafsir sebagai posisi responden dalam Skala Likert.

3.6 Populasi dan Sampel

3.6.1 Populasi

  Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah pelanggan daripada keripik singkong Kreasi Lutvi di Desa Tuntungan II Kecamatan Pancur Batu, yang pernah melakukan transaksi pembelian dimana jumlahnya tidak diketahui.

3.6.2 Sampel

  Penulis menggunakan metode Aksidental pada penarikan sampel yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiono, 2003:77).

  Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan adalah pelanggan daripada keripik singkong Kreasi Luvi yang pernah melakukan transaksi pembelian, dikarenakan jumlahnya tidak diketahui maka penentuan jumlah sampel pada penelitian ini menggunakan rumus Supramono (2003:62), yaitu:

  2

  (p)(q) n = (Zα)

  2

  d Keterangan: n = Jumlah sampel

  2

  = Nilai standard no (Zα) rmal yang besarnya tergantung α,

  Z = 1.67 bila α = 0.05 p = Estimasi proposi populasi q = 1-p d = Penyimpangan yang ditolerir Untuk memperoleh n (jumlah populasi) yang besar dan nilai p belum diketahui, maka dapat digunakan p=0.5, dengan demikian jumlah sampel yang mewakili populasi dalam penelitian ini adalah:

  2

  n = (1.96) (0.5)(0.5) n = 96.04 (dibulatkan menjadi 100 orang)

  2

  (0.1)

  3.7 Jenis Data

  Penelitian ini menggunakan 2 (dua) jenis data yaitu:

  1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden yang terpilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan kuesioner dan wawancara kepada responden terpilih.

  2. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui studi pustaka dengan mempelajari berbagai tulisan dari buku, jurnal, majalah dan internet untuk mendukung penelitian ini.

  3.8 Metode Pengumpulan Data

  Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini ialah:

  1. Kuesioner Menyebarkan daftar pernyataan yang telah diberikan alternatif jawaban yang sesuai dengan yang dirasakan responden terpilih.

  2. Studi Pustaka Yaitu dengan mengumpulkan dan mempelajari informasi dan data-data yang diperoleh dari jurnal, buku-buku literature, majalah dan internet yang terkait dengan penelitian ini.

  3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

  Uji Validitas dan Reliabilitas dilakukan untuk menguji apakah layak untuk digunakan sebagai instrument penelitian. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur, dan reliabel berarti instrument yang digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiono, 2006:60). Penulis menggunakan bantuan

  

software SPSS versi 19 untuk memperoleh hasil yang lebih terarah pada uji

  validitas dan reliability kuesioner dalam penelitian ini. Uji ini dilakukan kepada 30 orang responden diluar responden yang telah dijadikan sebagai sampel namun termasuk dalam populasi pada penelitian ini.

  Sugiyono (2006:60) menyatakan item yang mempunyai korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi yang tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula. Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau r = 0,3. Jika korelasi antara butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka butir dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid (Sugiono, 2006:60).

  Uji reliabilitas dimaksudkan untuk melihat sejauh mana hasil suatu pengukuran instrumen dapat dipercaya (Sugiono, 2006:61). Dalam hal ini teknik yang digunakan untuk menguji reliabilitas adalah Cronbach’s Alpha. Pada uji ini dinilai reliabel jika lebih besar dari 0,6 dimana kriteria sebagai berikut :

  α > 0,6 artinya instrumen reliabel α < 0,6 artinya instrumen tidak reliabel.

  Penulis menggunakan bantuan software SPSS versi 19 untuk memperoleh hasil yang lebih terarah pada uji validitas dan reliability kuesioner dalam penelitian ini.

3.9.1 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian

  Untuk menguji ketepatan kuesioner, akan dilakukan pretest terhadap 30 responden diluar responden yang telah dijadikan sebagai sampel namun termasuk dalam populasi pada penelitian ini. Uji validitas dilakukan dengan bantuan program software SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 19. Uji validitas dilakukan dengan metode sekali ukur (one shot methods), dimana pengukuran dengan metode ini cukup dilakukan satu kali.

3.9.1.1 Hasil Uji Validitas Variabel Produk (product)

  Hasil uji validitas variabel produk (product) dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut ini:

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Variabel Produk (product)

  Pertanyaan Corrected Sig. Keterangan Item Total (1-tailed) Correlation

  1. Produk yang disalurkan oleh keripik singkong Kreasi Lutvi adalah produk yang aman untuk

dikonsumsi. ,628 ,000 Valid

  2. Produk keripik singkong Kreasi Lutvi yang

ditawarkan memiliki banyak variasi rasa. ,659 ,000 Valid

  3. Produk keripik singkong Kreasi Lutvi menggunakan pewarna yang khusus untuk

makanan (food grade). ,672 ,000 Valid

  4. Produk keripik singkong Kreasi Lutvi ,768 ,000 Valid menggunakan bahan baku pilihan.

  Sumber : Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah).

  Berdasarkan Tabel 3.3 diperoleh bahwa hasil pengujian instrumen dari variabel produk (product) memiliki nilai yang lebih besar dari 0,30. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen pertanyaan dari variabel produk (product) yang digunakan adalah valid dan dapat digunakan dalam penelitian. Kesimpulan ini diperkuat dengan nilai signifikansi (1 – tailed) seluruh instrumen yang lebih kecil dari nilai α sebesar 5%.

3.9.1.2 Hasil Uji Validitas Variabel Harga (price)

  Hasil uji validitas variabel harga (price) dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut:

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Variabel Harga (price)

  Pertanyaan Corrected Sig. Keterangan Item Total (1-tailed) Correlation

  1. Harga produk yang ditawarkan cukup bersaing,

dibanding dengan produk sejenis. ,720 ,000 Valid

2. Harga menentukan kualitas suatu produk. ,759 ,000 Valid

  3. Harga keripik singkong Kreasi Lutvi sangat

terjangkau. ,654 ,000 Valid

  4. Keripik singkong Kreasi Lutvi tersedia dalam

beberapa pilihan harga. ,693 ,000 Valid

  Sumber : Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah) Berdasarkan Tabel 3.4 diperoleh bahwa hasil pengujian instrumen dari variabel harga (price) memiliki nilai yang lebih besar dari 0,30. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen pertanyaan dari variabel harga (price) yang digunakan adalah valid dan dapat digunakan dalam penelitian. Kesimpulan ini diperkuat dengan nilai signifikansi (1 – tailed) seluruh instrumen yang lebih kecil dari nilai α sebesar 5%.

3.9.1.3 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Keputusan Pembelian

  Hasil uji validitas instrument variabel keputusan pembelian dapat dilihat pada Tabel 3.5 berikut:

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Keputusan Pembelian

5. Anda berkeinginan untuk melakukan pembelian ulang produk keripik singkong Kreasi Lutvi.

  Adapun hasil uji reliabilitas data pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.6.

  Sumber : Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah)

  5 Reliabel Reliabel Reliabel

  4

  4

  

,860

,730

  Variabel Produk (product) Variabel Harga (price) Variabel Keputusan Pembelian

,845

  Variabel Cronbach’s Alpha N Of Items Keterangan

Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

  Sumber : Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah) Berdasarkan Tabel 3.5 diperoleh bahwa hasil pengujian instrumen dari variabel keputusan pembelian memiliki nilai yang lebih besar dari 0,30. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen pertanyaan dari variabel keputusan pembelian yang digunakan adalah valid dan dapat digunakan dalam penelitian. Kesimpulan ini diperkuat dengan nilai signifikansi (1 – tailed) seluruh instrumen yang lebih kecil dari nilai α sebesar 5%.

  Pertanyaan Corrected Item Total Correlation

  Valid Valid Valid Valid Valid

  ,000 ,000 ,000 ,000

  ,617 ,637 ,639 ,676 ,564 ,000

  4. Keputusan saya untuk membeli keripik singkong kreasi Lutvi adalah keputusan yang tepat.

  3. Saya membeli membeli produk keripik singkong Kreasi Lutvi karena produknya aman untuk dikonsumsi.

  2. Saya mengetahui informasi tentang keripik singkong kreasi Lutvi pada saat mengunjungi stand pameran UKM.

  1 Keripik singkong Kreasi Lutvi cocok dikonsumsi sebagai makanan ringan di saat bersantai dengan keluarga.

  Keterangan

  Sig. (1-tailed)

3.9.2 Hasil Uji Reliabilitas Data

  Hasil pengujian reliabilitas jawaban responden terhadap variabel penelitian ini menghasilkan nilai Cronbach’s Alpha > 0,60, sehingga dapat disimpulkan konstruk pernyataan adalah reliabel untuk digunakan dalam penelitian.

3.10 Metode Analisis Data

  a. Metode Analisis Deskriptif Metode analisis deskriptif merupakan cara menguraikan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai permasalahan.

  Analisis deskriptif dilakukan peneliti yaitu dengan mendistribusikan jawaban responden dalam bentuk tabel sehingga memperoleh gambaran yang jelas tentang distribusi jawaban responden.

  b. Uji Asumsi Klasik 1) Uji Normalitas

  Uji normalitas dilakukan dengan mengamati penyebaran data pada sumbu diagonal grafik. Metode yang dipakai adalah metode plot.

  2) Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas terjadi karena adanya perubahan situasi yang tidak tergambarkan dalam spesifikasi model regresi. Dalam pengujian ini menggunakan diagram pancar residual. 3) Uji Multikolinieritas Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. c. Metode Analisis Statistik Peneliti menganalisis dengan menggunakan metoda analisis regresi linear berganda. Dalam menganalis data, peneliti menggunakan bantuan program

  

SPSS 19 for windows. Adapun model persamaan yang digunakan adalah

  sebagai berikut:

  1

  1

  2

2 Y = a + b X + b X + e

  Dimana: Y = skor pengaruh Keputusan Pembelian Keripik Singkong Kreasi Lutvi a = konstanta

  1

  2

  b , b = koefisien regresi

  1 X = Produk (Product)

  2 X = Harga (Price)

  e = standart error Suatu perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana H o ditolak).

  Sebaliknya, disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana H o diterima. Dalam analisis regresi ada tiga jenis kriteria ketepatan (Nugroho, 2005:65) yaitu: 1) Uji F hitung

  Uji F hitung dilakukan untuk melihat secara bersama-sama apakah ada pengaruh positif dan signifikan variabel bebas terhadap variabel terikat.

  Model hipotesis yang digunakan dalam uji F hitung ini adalah:

  H o : b

  1 , b 2 = 0, artinya variabel bebas secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel terikat.

  H : b , b

  1

  1

  2

  ≠ 0, artinya variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel terikat.

  Nilai F hitung akan dibandingkan dengan nilai F tabel dengan tingkat kesalahan ( α) = 5% dan derajat kebebasan (df) = (n-k), (k-1).

  Kriteria pengambilan keputusan (KPK): H diterima apabila F < F pada

  o hitung tabel

  α = 5% H

  1 diterima apabila F hitung > F tabel pada

  α = 5%

  2

  2) Koefisien Determinasi ( R ) Pengujian kontribusi pengaruh dari seluruh variabel bebas (X i ) secara bersama-sama terhadap variabel tidak bebas (Y) dapat dilihat dari

  2

  2

  koefisien determinasi berganda (R ), dimana 0<R <1. Hal ini

  2

  menunjukkan jika nilai R semakin dekat pada nilai 1, maka pengaruh variabel bebas terhadap variabel tidak bebas semakin kuat. Sebaliknya jika

  2

  nilai R semakin dekat pada nilai 0 maka pengaruh variabel bebas terhadap variabel tidak bebas semakin lemah.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  4.1 Gambaran Umum Keripik Singkong Kreasi Lutvi

  Industri keripik singkong adalah industri yang memanfaatkan ubi kayu yang merupakan komoditas hasil pertanian sebagai bahan baku utama keripik singkong yang dapat menghasilkan berbagai bentuk yang menarik dan memiliki cita rasa yang khas untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat. Keripik singkong merupakan cemilan ringan yang sangat digemari oleh berbagai kalangan masyarakat, baik anak-anak maupun dewasa, industri ini mampu memberikan nilai tambah guna peningkatan ekonomi keluarga serta bagi masyarakat sekitar serta mampu menyerap tenaga kerja.

  Industri keripik singkong “Kreasi Lutvi” berdiri sejak tahun 1995 dan mampu bertahan dan berkembang sampai saat ini. Semula industri ini hanya dilakukan sebagai usaha sampingan dan hanya mampu mengolah ubi kayu menjadi keripik singkong sebanyak 50 kg per hari dengan dikerjakan oleh keluarga saja serta dengan cara pemasaran langsung dimana terdapat sekolah- sekolah Dasar disekitar Desa Tuntungan II Kecamatan Pancur Batu. Namun berkat kerja keras dan dukungan keluarga serta, usaha keripik singkong ini telah mampu menyerap tenaga kerja yang merupakan masyarakat sekitar sebanyak 50 orang serta bahan baku ubi kayu sebanyak 4 ton (4.000 kg) per hari.

  Seiring dengan semakin tingginya permintaan pasar akan keripik singkong ini, maka secara perlahan-lahan kwalitas dan kwantitas produksinya pun mulai ditingkatkan begitu juga dengan berbagai bentuk dan citarasa yang dihasilkan, dimana untuk mewujudkan hal ini diperlukan inovasi dan kreasi serta dukungan mesin dan peralatan yang memadai sehingga mampu meningkatkan daya saing di pasar.

4.1.1 Profil Umum Perusahaan

  Nama Perusahaan : “Kreasi Lutvi” Alamat : Jalan Tunas Mekar nomor 285 Desa Tuntungan II Kecamatan Pancur Batu, Indonesia.

  Nama Pemilik Usaha : Muhdi, S.Ag. Alamat : Jalan Tunas Mekar nomor 285 Desa Tuntungan II Kecamatan Pancur Batu, Indonesia.

  Telepon/HP : 0819632889 Bidang Usaha : Industri Keripik Ubi/Singkong.

  Tanggal Berdiri : 08 September 1995 Merek Usaha : KREASI LUTVI.

  Logo Usaha : Terdaftar di Ditjen HaKI Kementrian Hukum Dan HAM RI.

  No. D00-2006034754. Tanggal 18-10-2006. Sertifikat Halal : Nomor. 09 100000801 105.

  4.1.2 Visi dan Misi

  Keripik singkong Kreasi Lutvi memiliki visi dan misi sebagai berikut:

  1. Visi: Membangun Usaha yang Mandiri dan Sejahtera

  2. Misi: a) Mewujudkan usaha dangan kemandirian.

  b) Menciptakan lapangan pekerjaan dalam upaya perbaikan taraf hidup masyarakat di sekitar.

  c) Mewujudkan pemanfaatan potensi bahan baku hasil pertanian menjadi produk hasil industri.

  d) Meningkatkan keterampilan dan penguasaan teknologi produksi guna memenuhi standart mutu dan peningkatan daya saing.

  4.1.2 Struktur Organisasi Sumber: Keripik Singkong Kreasi Lutvi, 2013.

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Keripik Singkong Kreasi Lutvi

  Proses pembuatan keripik singkong Kreasi Lutvi menggunakan tenaga kerja sebanyak 10 orang. Sepuluh tenaga kerja ini masing-masing dibagi menjadi 3 bagian yaitu bagian pemotongan, penggorengan dan yang terakhir bagian pengemasan.

  Jam kerja untuk tenaga kerja keripik singkong Kreasi Lutvi ini ditetapkan dari pukul 09.00 WIB sampai dengan pukul 16.00WIB, dengan jam kerja selama 7 jam, maka jam kerja ini dibagi menjadi 2 shift yaitu jam 09.00 WIB - 12.00 WIB dan 13.00 WIB - 16.00 WIB. Sistem honor yang diberikan untuk tenaga kerja adalah menggunakan sistem honor borongan, yaitu sebesar Rp.2.000,- per kg untuk masing-masing karyawan.

  Keripik singkong Kreasi Lutvi melakukan banyak cara untuk dapat mempertahankan tenaga kerja, seperti memberikan jaminan kesehatan pada pekerja, pemberian bonus, dan juga mengadakan pertemuan setiap 3 bulan untuk mendengarkan pendapat maupun keluhan dari para pekerja. Insentif- insentif ini akan lebih memberikan motivasi pada pekerja agar tetap bertahan pada pekerjaannya, dan agar menjaga stabilitas operasional.

4.2 Hasil Penelitian Metode Analisis Deskriptif

4.2.1 Metode Analisis Deskriptif merupakan cara merumuskan dan menafsirkan

  data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas tentang data yang diteliti. Data dipeoleh langsung dari responden dengan jumlah reponden penelitian sebanyak 100 orang. Jumlah pernyataan yang diberikan untuk variabel produk (product) (X1) sebanyak 4 pernyataan, variabel harga (price) (X2) sebanyak 4 pernyataan, dan Keputusan Pembelian (Y) berjumlah 5 pernyataan.

4.2.1.1 Analisis Deskriptif Responden Responden Berdasarkan Umur 1.

  Karakteristik responden berdasarkan umur dapat dilihat pada Tabel 4.1 di bawah ini.

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Umur Jumlah (orang) (%)

  10 – 30

  12

  12 31 – 50

  46

  46 < 51

  42

  42 Total 100 100 Sumber : Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah).

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa umur responden yang paling dominan adalah yang berusia 31 sampai dengan 50 tahun keatas yang berjumlah 46 orang (46%). Hal

  ini memberi gambaran bahwa konsumen terbesar berada pada range umur 31 sampai dengan 50 tahun. Keripik singkong dapat dinikmati oleh berbagai kalangan umur, karena keripik singkong merupakan makanan ringan yang akrab dilidah orang Indonesia. Sebagian besar konsumen keripik singkong Kreasi Lutvi berada pada range umur 31 sampai dengan 50 tahun. Mereka membeli keripik singkong untuk dikonsumsi bersama keluarga di saat santai. Konsumen keripik singkong Kreasi Lutvi pada range umur tersebut biasa adalah ibu rumah tangga.

   Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 2.

  Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah (orang) %

  Laki-laki

  41

  41 Perempuan

  59

  59 Total 100 100 Sumber : Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah)

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa responden yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 41 orang (41%) dan yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 59

  orang (59%). Hal ini menunjukkan, secara umum pelanggan keripik singkong kreasi Lutvi mayoritasnya adalah perempuan. Konsumen tersebut sebagian besarnya adalah ibu rumah tangga.

4.2.1.2 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian

   a. Distribusi Responden Terhadap Variabel Produk (X1) Tabel 4.3 Distribusi Responden Terhadap Variabel Produk (X1)

No STS TS KS S SS Total Total

Item F % F % F % F % F % (%) Responden

  1

  5

  5

  52

  52

  43 43 100% 100

  2

  9

  9

  53

  53

  38 38 100% 100

  3

  11

  11

  47

  47

  42 42 100% 100

  4

  15

  15

  37

  37

  48 48 100% 100 Sumber : Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah).

  1) Frekuensi jawaban responden tentang item pertanyaan 1 (produk yang disalurkan oleh keripik singkong Kreasi Lutvi adalah produk yang aman untuk dikonsumsi) dari kuesioner yang diisi respon dan di analisis diketahui bahwa 43 responden (43%) menyatakan sangat setuju, 52 responden (52%) menyatakan setuju, 5 responden (5%) menyatakan kurang setuju, tidak ada yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju. 2) Frekuensi jawaban responden tentang item pertanyaan 2 (produk keripik singkong kreasi Lutvi yang ditawarkan memiliki banyak variasi rasa) dari kuesioner yang diisi responden dan dianalisis, diketahui bahwa 38 responden (38%) menyatakan sangat setuju, 53 responden (53%) menyatakan setuju, 9 responden (9%) menyatakan kurang setuju, tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.

  3) Frekuensi jawaban responden tentang pertanyaan 3 (produk keripik singkong Kreasi Lutvi menggunakan pewarna yang khusus untuk makanan) dari kuesioner yang diisi responden dan dianalisis, diketahui 42 responden (42%) menyatakan sangat setuju, 47 responden (47%) menyatakan setuju, 11 responden (11%) kurang setuju, tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.

  4) Frekuensi jawaban responden tertang pertanyaan 4 (produk keripik singkong Kreasi Lutvi menggunakan bahan baku pilihan) dari kuesioner yang diisi responden dan dianalisis, 48 responden (48%) menyatakann sangat setuju, 37 responden (37%) menyatakan setuju, 15 responden (15%) kurang setuju, tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.

   b. Distribusi Responden Terhadap Variabel Harga (X2) Tabel 4.4 Distribusi Responden Terhadap Variabel Harga (X2)

No STS TS KS S SS Total Total

Item F % F % F % F % F % (%) Responden

  1

  11

  11

  46

  46

  43 43 100% 100

  2

  14

  14

  52

  52

  34 34 100% 100

  3

  10

  10

  47

  47

  43 43 100% 100

  4

  16

  16

  48

  48

  36 36 100% 100 Sumber : Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah).

  1) Frekuensi jawaban responden tentang pertanyaan 1 ( harga produk yang ditawarkan cukup bersaing dibanding dengan produk sejenis) dari kuesioner yang diisi responden dan dianalisis diketahui bahwa 43 responden (43%) menyatakan sangat setuju, 46 responden (46%) menyatakan setuju, 11 responden (11%) menyatakan kurang setuju, tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.

  2) Frekuensi jawaban responden tentang pertanyaan 2 (harga menentukan kualitas suatu produk) dari kuesioner yang diisi responden dan dianalisis diketahui bahwa 34 responden (34%) menyatakan sangat setuju, 52 responden (52%) menyatakan setuju, 14 responden (14%) menyatakan kurang setuju, tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.

  3) Frekuensi jawaban responden tentang pertanyaan 3 (harga kripik singkong Kreasi Lutvi terjangkau) dari kuesioner yang diisi responden dan dianalisis diketahui bahwa 35 responden (35%) menyatakan sangat setuju, 51 responden (51%) menyatakan setuju, 14 responden (14%) menyatakan kurang setuju, tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju dan sangan tidak setuju. 4) Frekuensi jawaban responden tentang pertanyaan 4 (keripik singkong kreasi Lutvi tersedia dalam beberapa pilihan harga) dari kuesioner yang diisi responden dan dianalisis diketahui bahwa 36 responden (36%) menyatakan sangat setuju, 48 responden (48%) menyatakan setuju, 16 responden (16%) menyatakan kurang setuju, tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.

  

c. Distribusi Responden Terhadap Variabel Keputusan Pembelian (Y)

Tabel 4.5 Distribusi Responden Terhadap Variabel Keputusan Pembelian (Y)

  

No STS TS KS S SS Total Total

Item F % F % F % F % F % (%) Responden

  1

  16

  16

  44

  44

  40 40 100% 100

  2

  8

  8

  51

  51

  41 41 100% 100

  3

  14

  14

  51

  51

  35 35 100% 100

  4

  11

  11

  42

  42

  47 47 100% 100

  5

  8

  8

  47

  47

  45 45 100% 100 Sumber : Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah).

  1) Frekuensi jawaban responden tentang pertanyaan 1 (keripik singkong kreasi Lutvi cocok dikonsumsi sebagai makanan ringan disaat bersantai dengan keluarga) dari kuesioner yang diisi responden dan dianalisis diketahui bahwa 40 responden (40%) menyatakan sangat setuju, 44 responden (44%) menyatakan setuju, 16 responden (16%) menyatakan kurang setuju, tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju. 2) Frekuensi jawaban responden tentang pertanyaan 2 (saya mencari informasi tentang keripik singkong kreasi Lutvi pada saat mengunjungi stand pameran UKM) dari kuesioner yang diisi responden dan dianalisis diketahui bahwa 41 responden (41%) menyatakan sangat setuju, 51 responden (51%) menyatakan setuju, 8 responden (8%) menyatakan kurang setuju, tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.

  3) Frekuensi jawaban responden tentang pertanyaan 3 (Saya membeli produk keripik singkong kreasi Lutvi karena produknya aman untuk dikonsumsi) dari kuesioner yang diisi responden dan dianalisis diketahui bahwa 35 responden (35%) menyatakan sangat setuju, 51 responden (51%) menyatakan setuju, 14 responden (14%) menyatakan kurang setuju, tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.

  4) Frekuensi jawaban responden tentang pertanyaan 4 (keputusan saya untuk membeli keripik singkong kreasi Lutvi adalah keputusan yang tepat) dari kuesioner yang diisi responden dan dianalisis diketahui bahwa 47 responden (47%) menyatakan sangat setuju, 42 responden (42%) menyatakan setuju, 11 responden (11%) menyatakan kurang setuju, tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.

  5) Frekuensi jawaban responden tentang pertanyaan 5 (Anda berkeinginan untuk melakukan pembelian ulang produk keripik singkong kreasi Lutvi) dari kuesioner yang diisi responden dan dianalisis diketahui bahwa 45 responden (45%) menyatakan sangat setuju, 47 responden (47%) menyatakan setuju, 8 responden (8%) menyatakan kurang setuju, tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju

4.3 Hasil Uji Asumsi Klasik Hasil Uji Normalitas 1.

  Uji normalitas dilakukan dengan mengamati penyebaran data pada sumbu diagonal grafik. Metode yang dipakai adalah metode plot. Cara pengambilan keputusannya pada metode plot adalah:

  a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model garis regresi memenuhi asumsi normalitas.

  b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Gambar 4.2 Normal P-Plot Sumber: data diolah peneliti, 2013.Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model garis regresi memenuhi asumsi

  normalitas dan tidak terjadi masalah normalitas.

   Hasil Uji Heterokedastisitas 2.

  Heteroskedastisitas terjadi karena adanya perubahan situasi yang tidak tergambarkan dalam spesifikasi model regresi. Dalam pengujian ini menggunakan diagram pancar residual. Cara pengambilan keputusan yaitu:

  a. Jika diagram pancar membentuk pola-pola tertentu yang teratur, maka regresi mengalami gangguan heteroskedastisitas.

  b. Jika diagram pancar tidak membentuk pola atau acak, maka regresi tidak mengalami gangguan heteroskedastisitas.

Gambar 4.3 Scatterplot Sumber: data diolah peneliti, 2013.

  Output SPSS pada gambar Scatterplot menunjukkan penyebaran titik-titik

  data sebagai berikut: a. Titik-titik data menyebar diatas dan dibawah atau disekitar 0.

  b. Titik-titik data mengumpul hanya diatas dan dibawah saja.

  c. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola. Model regresi linear berganda terbebas dari asumsi klasik heteroskesdastisitas dan layak digunakan dalam penelitian.

3. Hasil Uji Multikolineritas

  Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan korelasi antar variabel produk dan variabel harga (independen).

  Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Jika variabel produk dan variabel harga saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel produk dan variabel harga yang nilai korelasi antar sesama variabel produk dan variabel harga sama dengan nol. Cara pengambilan keputusan untuk uji multikolineritas adalah: a. Jika nilai Vif > 10, maka pada model regresi terjadi multikolineritas, b. Jika nilai Vif < 10, maka pada model regresi tidak terjadi multikolineritas.

Tabel 4.6 a

  

Coefficients

Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Collinearity Statistics

  Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance

  VIF 1 (Constant) 7.152 1.636 4.371 .000 X1 .678 .082 .631 8.295 .000 .929 1.077 X2 .157 .075 .161 2.112 .037 .929 1.077

a. Dependent Variable: Y Sumber: data diolah peneliti, 2013.

Tabel 4.7 Ringkasan Hasil Uji Multikolinieritas

  Variabel Tolerance

  VIF Simpulan Independen

  X1 0,929 1,077 Tidak terjadi multikolineritas X2 0,929 1,077 Tidak terjadi multikolineritas Sumber: data diolah peneliti, 2013.

  Berdasarkan Tabel 4.7, dapat diketahui hasil perhitungan nilai tolerance juga menunjukkan tidak ada varaibel produk dan variabel harga yang memiliki nilai tolerance kurang dari 10% yang berarti tidak ada korelasi antar variabel produk dan variabel harga yang nilainya lebih dari 95%. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama, tidak ada varaibel produk dan variabel harga yang memiliki nilai VIF > dari 10.

  Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolineritas varaibel produk dan variabel harga dalam model regresi.

4.4 Hasil Uji Regressi Linear Berganda

  Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh varaibel produk dan variabel harga terhadap keputusan konsumen membeli keripik singkong Kreasi Lutvi. Adapun bentuk persamaan regresi linear berganda penelitian ini adalah sebagai berikut:

  2

  VIF 1 (Constant) 7.152 1.636 4.371 .000 X1 .678 .082 .631 8.295 .000 .929 1.077 X2 .157 .075 .161 2.112 .037 .929 1.077

  Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance

  

Coefficients

t Sig.

  Model Unstandardized Coefficients

Standardized

  

Tabel 4.8

Coefficients

a

  = Variabel Harga e = Variabel Pengganggu (Standard error) Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS for Windows versi 19 diperoleh hasil sebagai berikut:

  2 X

  Y = a + b

  2 = Koefisien Regresi X

  b

  1 X 1 = Variabel Produk

  1 = Koefisien Regresi X

  Keterangan: Y = Variabel Keputusan Pembelian a = Konstanta b

  2 X 2 + e

  1 X 1 + b

a. Dependent Variable: Y Sumber: data diolah peneliti, 2013.

  Secara matematis hasil dari analisis regresi linear berganda tersebut dapat ditulis sebagai berikut: Y = 7,152 + 0,678 X

  1 + 0,157 X 2 + e

  Persamaan diatas menunjukkan pengaruh masing-masing variabel independen (X

  1

  dan X ) terhadap variabel dependen (Y). Adapun masing-masing nilai koefisien

  2

  regresi tersebut mempunyai arti sebagai berikut:

  a. Konstanta (a) = 7,152 Artinya apabila perubah motivasi yang terdiri atas varaibel produk dan variabel harga tidak ada atau sama dengan nol, maka prestasi kerja adalah sebesar 7,152.

  b. b = 0,678

  1 Artinya apabila variable produk (X 1 ) yang dilakukan oleh keripik singkong

  Kreasi Lutvi terhadap konsumen semakin baik, maka keputusan konsumen untuk membeli keripik singkong Kreasi Lutvi akan mengalami peningkatan sebesar 0,678 poin.

  c. b = 0,157

  2 Artinya apabila variable harga (X 2 ) yang dilakukan oleh oleh keripik singkong

  Kreasi Lutvi terhadap konsumen semakin baik, maka keputusan konsumen untuk membeli keripik singkong Kreasi Lutvi akan mengalami peningkatan sebesar 0,157 poin.

1. Hasil Uji F (Uji Serentak) hitung

  Uji F hitung dilakukan untuk membuktikan, apakah secara serempak variabel independen yaitu variabel produk (X ) dan variabel harga (X ) mempunyai

  1

  2

  pengaruh yang signifikan terhadap keputusan konsumen membeli keripik singkong Kreasi Lutvi (Y) maka digunakan uji F.

  Adapun langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut:

  a. Menentukan hipotesis: Ho : b = b = 0, artinya variabel produk (X ) dan variable harga (X ) secara

  1

  2

  1

  2

  serempak tidak berpengaruh terhadap keputusan konsumen untuk membeli keripik singkong kreasi Lutvi (Y). Ha : b

  1 ≠ b 2 ≠ 0, artinya variabel produk (X 1 ) dan variable harga (X 2 )

  secara serempak berpengaruh terhadap keputusan konsumen untuk membeli keripik singkong kreasi Lutvi (Y).

  b. Dengan menggunakan taraf signifikansi ( α ) = 0,05; derajat kebebasan (df) = (k); (n – k – 1) = (3); (100 - 3 – 1) = (98) diperoleh nilai F tabel sebesar 2,45.

  c. Kriteria pengujian: Ho diterima apabila: F hitung ≤ 2,45 Ho ditolak apabila: F 2,45

  hitung ≥ d.

  Tabel 4.9

ANOVA

b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

  (X

  1 dan X 2 ) secara bersama- sama atau keseluruhan dapat mempengaruhi variabel dependent (Y).

  ) digunakan sebagai alat analisis untuk menunjukkan besarnya pengaruh variabel-variabel independent (X

  2

  Koefisien determinasi (R

  2 )

  2 ) secara serempak berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen untuk membeli keripik singkong kreasi Lutvi (Y).

  1 ) dan variabel harga

  1 Regression 183.918 2 91.959 44.469 .000 a Residual 200.592 97 2.068 Total 384.510

  e. Kesimpulan yang diperoleh adalah nilai F hitung (44,469) lebih besar dari F tabel (2,45) sehingga hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Dengan diterimanya Ha variabel produk (X

  = 44,469

  hitung

  Hasil perhitungan komputer diperoleh F

  b. Dependent Variable: Y Sumber: data diolah peneliti, 2013.

  a. Predictors: (Constant), X2, X1

  99

2. Hasil Koefisien Determinasi (R

  Tabel 4.10 b Model Summary

  Adjusted R Std. Error of the Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson a 1 .692 .478 .468 1.43804 2.217 a. Predictors: (Constant), X2, X1

  b. Dependent Variable: Y Sumber: data diolah peneliti, 2013.

  Berdasarkan Tabel 4.10 dari hasil perhitungan regresi didapat nilai koefisien 2 determinan (R ) sebesar 0,478 yang artinya 47,8% dari keputusan konsumen untuk membeli keripik singkong kreasi Lutvi (Y) dipengaruhi secara bersama- sama oleh variabel produk (X

  1 ) dan variabel harga (X 2 ), sedangkan sisanya

  sebesar 30,8% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak termasuk didalam penelitian ini seperti promosi, lokasi, pelayanan dan lain sebagainya.

3. Hasil Uji t (Uji Parsial)

  T-test ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independent secara individual (parsial) terhadap variabel dependent. a Hasil uji ini dapat dilihat pada Tabel Coefficients .

  Kriteria pengujian adalah sebagai berikut: H o : b

  1 , b 2 = 0, artinya variabel produk dan variabel harga secara parsial tidak

  berpengaruh terhadap keputusan konsumen untuk membeli keripik singkong kreasi Lutvi. H

  1 : b 1 , b

  2

  ≠ 0, artinya variabel produk dan variabel harga secara parsial berpengaruh terhadap keputusan konsumen untuk membeli keripik singkong kreasi Lutvi. Kriteria pengambilan keputusan:

  α = 5 % H diterima bila t hitung tabel pada

  ≤ t α = 5 %

  H ditolak bila t hitung tabel pada ≥ t t (pada kolom t) lebih besar dari t (df = n – k atau 100 – 3 = 98), k hitung tabel adalah jumlah variabel independent, jadi nilai t adalah 1,669. Output SPSS tabel menunjukkan:

Tabel 4.11 a

  

Coefficients

Standardized Unstandardized Coefficients Coefficients Collinearity Statistics

  Model B Std. Error Beta T Sig. Tolerance

  VIF 1 (Constant) 7.152 1.636 4.371 .000 X1 .678 .082 .631 8.295 .000 .929 1.077 X2 .157 .075 .161 2.112 .037 .929 1.077

a. Dependent Variable: Y Sumber: data diolah peneliti, 2013.

  1

  • Tabel 4.11 menunjukkan persamaan regresinya adalah Y = 7,152 + 0,678 X 0,157 X

  2 + e Model persamaan tersebut menunjukkan untuk nilai t variabel hitung

  X > dari pada nilai t dan X > dari pada nilai t . Maka dapat diketahui

  1 tabel tabel

  2

  bahwa variabel yang berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan konsumen untuk membeli keripik singkong kreasi Lutvi adalah variabel produk

  (X

  1 ) dan variabel harga (X 2 ). Hal ini ditunjukkan oleh nilai t hitung untuk variabel

  produk sebesar 8,295 tabel 1,669 atau nilai signifikan 0,000 ≥ t ≤ 0,05. Sedangkan variabel harga memiliki nilai t 2,112 1,669 dengan nilai signifikan

  

hitung tabel

  ≥ t 0,037 ≤ 0,05.

4.5 Pembahasan

  Berdasarkan uji parsial dapat diketahui bahwa variabel yang berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan konsumen untuk membeli keripik singkong kreasi Lutvi adalah variabel produk (X

  1 ) dan variabel harga (X 2 ). Hal ini

  ditunjukkan oleh nilai t hitung untuk variabel produk sebesar 8,295 tabel 1,669 ≥ t atau nilai signifikan 0,000

  hitung

  ≤ 0,05. Sedangkan variabel harga memiliki nilai t 2,112 ≥ 1,669 dengan nilai signifikan 0,037 ≤ 0,05.

  Berdasarkan uji koefisien determinasi dari hasil perhitungan regresi didapat 2 nilai koefisien determinan (R ) sebesar 0,478 yang artinya 47,8% dari keputusan konsumen untuk membeli keripik singkong kreasi Lutvi (Y) dipengaruhi secara bersama-sama oleh variabel produk (X

  1 ) dan variabel harga (X 2 ), sedangkan

  sisanya sebesar 30,8% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak termasuk didalam penelitian ini seperti promosi, lokasi, pelayanan dan lain sebagainya.

4.5.1. Pengaruh Produk Terhadap Keputusan Pembelian

  Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa produk memberikan pengaruh sebesar 0,678. Artinya apabila variabel produk (X

  1 ) yang dilakukan

  oleh keripik singkong Kreasi Lutvi terhadap konsumen semakin baik, maka keputusan konsumen untuk membeli keripik singkong Kreasi Lutvi akan mengalami peningkatan sebesar 0,678 poin.