BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Implementasi Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Fuzzy Multi-Attribute Decision Making (Fuzzy MADM) dalam Penentuan Prioritas Pengerjaan Order di PT. Sumatera Wood Industry

  

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

  2.1. Sejarah Perusahaan PT. Sumatera Wood Industry merupakan salah satu perusahaan bergerak

  dalam bidang pembuatan kerajinan kayu berupa daun pintu kayu yang berkualitas ekspor. Pada awal pendiriannya bernama PT. Surya Mas berjalan ± 10 tahun, kemudian terjadi pergantian kepemilikkan perusahaan serta perubahan anggaran dasar dalam perusahaan menjadi PT. Sumatera Wood Industry pada tanggal 20 Desember 2010 berdasarkan akte notaris No. 0012 Tahun 2010.

  PT. Sumatera Wood Industry memasarkan hasil produksinya dengan

  mengekspor ke luar negeri seperti Malaysia, Singapura, dan negara-negara di benua Afrika. Oleh karena itu, perusahaan selalu menjaga kualitas produksinya agar dapat bersaing di pasar luar negeri. Namun seiring perkembangannya, perusahaan ini memilih untuk fokus memasarkan hasil produksinya hanya ke dalam negeri dengan tetap menjaga kualitas ekspornya. Dalam mendistribusikan produksinya, perusahaan menggunakan jalur transportasi darat ke wilayah di sekitar kota Medan dan kota-kota besar di Pulau Sumatera.

  2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha PT. Sumatera Wood Industry merupakan salah satu perusahaan Make To

Order , di mana pengolahan kayu untuk pembuatan daun pintu kayu menggunakan

  bahan baku jenis kayu sembarang kampung, meranti, kapur, dan sebagainya yang diperoleh dari kota-kota di sekitar wilayah kota Medan. Bahan tambahan yang digunakan dalam pengolahan kayu ini adalah bahan-bahan seperti label, karton pengaman siku, plastik, boraks, lem syntheco, dan tepung dempul yang dapat meningkatkan mutu dan kualitas secara lebih baik, sedangkan bahan penolong menghaluskan permukaan pintu dalam menunjang proses produksi.

  Adapun model-model produk yang diproduksi PT. Sumatera Wood Industry dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Jenis Model Produk PT. Sumatera Wood Industry No. Kode Produk Jenis Model Produk

  1 MD–01 Pintu Minimalis 1G

  2 MD–04 Pintu Minimalis 4P

  3 MD–05A Pintu Minimalis 5P

  4 MD–05B Pintu Minimalis 5P 1R

  5 MD–07 Pintu Minimalis 7G

  6 MD–10 Pintu Minimalis 10P

  7 MD–15 Pintu Minimalis 15P

  8 CD–01 Pintu Petak

  1

  9 CD–02 Pintu Petak

  2

  10 CD–02A Pintu Provan 1

  11 CD–02B Pintu Provan 2

  12 CD–03 Pintu Petak

  3

  13 CD–03A Pintu Laura

  14 CD–03B Pintu Laura Kaca

  15 CD–04C Pintu Colonial 4P

  16 CD–05A Pintu Napoleon 5P

  17 CD–05B Pintu Victoria 5P

  18 CD–06 Pintu Colonial 6P

  19 CD–06A Pintu Napoleon 6P

  20 CD–06B Pintu Colonial 6P–01

  21 CD–06C Pintu Colonial 6P–02

Tabel 2.1. Jenis Model Produk PT. Sumatera Wood Industry (Lanjutan) No. Kode Produk Jenis Model Produk

  22 CD–08 Pintu Colonial 8P–01

  23 CD–08C Pintu Colonial 8P–02

  Sumber : PT. Sumatera Wood Industry

  Adapun gambar dari tiap-tiap model produk yang diproduksi PT. Sumatera Wood Industry terlampir pada Lampiran I.

  Perusahaan melaksanakan produksinya berdasarkan pesanan, khususnya dari CV. Jaya Wood yang merupakan distributor tunggal sesuai dengan model pintu, jenis kayu, dan ukurannya.

  2.3. Lokasi Perusahaan PT. Sumatera Wood Industry beralamat di Jalan Mariendal Pasar IV Gang

  Baru No. 1, Kecamatan Patumbak, Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Kantor pusat yang juga berada di lokasi pabrik, hal ini dilakukan agar memudahkan aktivitas komunikasi di dalam menunjang kelancaran usaha dalam mencapai tujuan perusahaan.

  2.4. Organisasi dan Manajemen Perusahaan

2.4.1. Struktur Organisasi Perusahaan

  Struktur organisasi di PT. Sumatera Wood Industry adalah struktur organisasi yang berbentuk fungsional. Struktur organisasi yang berbentuk fungsional ini dapat dikenali dengan karakteristik pembagian tugas dan tanggung jawab kerja berdasarkan fungsi masing-masing bagian, dan tidak ada perintah kerja langsung dari direktur terhadap para pekerja di lantai produksi. Tipe fungsional juga ditandai dengan adanya hubungan horizontal antara kepala bagian, di mana kepala bagian yang satu tidak berhak memerintah kepala bagian bahwa pekerjaan yang satu akan mempengaruhi pekerjaan yang lain. Struktur organisasi dari PT. Sumatera Wood Industry dapat dilihat pada Gambar 2.1.

  Kabag. Kabag.

  Kabag. Personalia Lapangan & Klin Dry

  Produksi Seksi

  Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi

  Pengetaman Keamanan/

  Personalia Lapangan Klin Dryer Proses Pengeleman &

  Satpam Pemotongan

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Sumatera Wood Industry Universitas Sumatera Utara

  Universitas Sumatera Utara

2.4.2. Uraian Tugas

  Penguraian tugas pada PT. Sumatera Wood Industry dibagi menurut fungsi yang telah ditetapkan. Uraian tugas ini dikenal dengan job description, di mana pekerjaan berdasarkan posisi dan jabatan di dalam perusahaan. Adapun fungsi 1.

  Direktur yaitu bertugas dalam mengatur dan memonitor seluruh kegiatan yang menyangkut di perusahaan.

  2. Kepala Bagian Personalia mengatur beberapa bagian, seperti : a.

  Seksi Keamanan/Satpam adalah pekerja-pekerja yang bertugas menjaga seluruh keamanan yang ada di perusahaan.

  b.

  Seksi Personalia adalah bagian yang mengawasi dan membentuk suatu sistem yang memadai dalam hal pencarian, penyeleksian, penempatan, perotasian, promosi, degradasi, dan pemberhentian karyawan di perusahaan.

  3. Kepala Bagian Lapangan mengatur beberapa bagian, seperti : a.

  Seksi Lapangan adalah pekerja-pekerja yang bekerja di bagian proses vacuuming (pemasakkan) balok kayu di mesin vacuum.

  b.

  Seksi Klin Dry adalah pekerja-pekerja yang bekerja di bagian proses pengeringan bahan baku kayu pada alat pengering (klin dryer).

  4. Kepala Bagian Produksi mengatur beberapa bagian, seperti : a.

  Seksi Pengetaman dan Pemotongan adalah pekerja-pekerja yang bertugas mengetam dan memotong bahan baku kering sesuai dengan ukuran-ukuran yang dibutuhkan. b.

  Seksi Proses adalah pekerja-pekerja yang bertugas memproses setiap komponen-komponen yang diperlukan dalam pembuatan pintu kayu.

  c.

  Seksi Pengeleman adalah pekerja-pekerja yang bertugas memberi pengeleman di sisi-sisi tertentu pada setiap komponen yang akan dirakit.

  Seksi Perakitan adalah pekerja-pekerja yang bertugas merakit seluruh komponen-komponen yang diperlukan untuk menjadi satu kesatuan yaitu pintu kayu jadi.

  5. Kepala Bagian Finishing mengatur beberapa bagian, seperti : a.

  Seksi Packing adalah pekerja-pekerja yang bertugas memberi label dan karton pengaman pada pintu kayu untuk dibungkus dengan plastik.

  b.

  Seksi Quality Control adalah bagian yang bertugas untuk mengawasi kualitas dari hasil produk yang dihasilkan oleh pekerja.

  6. Kepala Bagian Pembelian Bahan Baku mengatur beberapa bagian, seperti : a.

  Seksi Persediaan adalah bagian yang bertugas untuk mengawasi persediaan-persediaan yang dibutuhkan di perusahaan.

  b.

  Seksi Pembelian adalah bagian yang melakukan pembelian bahan-bahan yang diperlukan di perusahaan.

  7. Kepala Bagian Pemasaran mengatur beberapa bagian, seperti : a.

  Seksi Pemasaran adalah bagian yang bertugas memasarkan dan mendistribusikan produk hasil produksi yang dipesan oleh konsumen.

  8. Kepala Bagian Keuangan mengatur beberapa bagian, seperti : a.

  Seksi Accounting adalah bagian yang membukukan atau mencatat transaksi sebagai pembuktian pemasukan dan pengeluaran di perusahaan. b.

  Seksi Collector adalah bagian yang menagih hutang dari konsumen.

  c.

  Seksi Kasir adalah bagian yang menangani jumlah keuangan yang terdapat dalam kas berupa transaksi jual beli dalam kurun waktu per hari.

9. Kepala Bagian Teknik mengatur beberapa bagian, seperti :

  Seksi Perawatan Mesin adalah bagian yang bertugas memeriksa dan memelihara mesin secara berkala. Serta memperbaiki mesin apabila terjadi kerusakan.

  b.

  Seksi Listrik adalah bagian yang mengawasi kelistrikan di perusahaan.

2.4.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja

  Tenaga kerja pada PT. Sumatera Wood Industry terdapat beberapa jenis pekerja, yaitu :

  1. Tenaga kerja langsung Tenaga kerja langsung meliputi semua tenaga kerja yang langsung berhubungan dengan proses pembuatan produk, seperti pekerja di bagian produksi.

  2. Tenaga kerja tidak langsung Tenaga kerja tidak langsung meliputi semua karyawan/tenaga kerja tidak langsung berhubungan pembuatan produk, seperti bagian administrasi, keamanan, dan lain-lain.

  3. Tenaga kerja honorer Tenaga kerja honorer adalah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk hal-hal tertentu dan tidak dipekerjakan secara permanen oleh perusahaan.

  Rincian jumlah tenaga kerja yang ada pada PT. Sumatera Wood Industry dapat dilihat pada Tabel 2.2.

  21 Seksi Pembelian

  50

  16 Seksi Pengeleman

  6

  17 Seksi Perakitan

  23

  18 Seksi Packing

  25

  19 Seksi Quality Control

  2

  20 Seksi Persediaan

  4

  1

  4

  22 Seksi Pemasaran (Sales Dalam Kota)

  1

  23 Seksi Accounting

  1

  24 Seksi Collector

  1

  25 Seksi Kasir

  1

  26 Seksi Perawatan Mesin

  4

  27 Seksi Listrik

  2 Jumlah 150

  15 Seksi Proses

  14 Seksi Pengetaman dan Pemotongan

Tabel 2.2. Jumlah Tenaga Kerja PT. Sumatera Wood Industry No. Posisi Pekerjaan Jumlah Karyawan

  7 Kepala Bagian Pemasaran

  1 Direktur

  1

  2 Kepala Bagian Personalia

  1

  3 Kepala Bagian Lapangan dan KD

  1

  4 Kepala Bagian Finishing

  1

  5 Kepala Bagian Produksi dan Perencanaan

  1

  6 Kepala Bagian Pembelian Bahan Baku

  1

  1

  6

  8 Kepala Bagian Keuangan

  1

  9 Kepala Bagian Teknik

  1

  10 Satpam/Umum

  2

  11 Seksi Personalia

  2

  12 Seksi Lapangan

  6

  13 Seksi

  Klin Dryer

  Sumber : PT. Sumatera Wood Industry

  Dengan berlakunya peraturan DEPNAKER (Departemen Tenaga Kerja) nomor KEP. 102/MEN/VI/2004 bahwa jam kerja seorang karyawan dalam perusahaan adalah 40 jam kerja per minggu, selebihnya akan dikira sebagai jam lembur. Maka, pengaturan jam kerja karyawan yang berlaku di PT. Sumatera

1. Karyawan Kantor dan Karyawan Bagian Produksi

  Jam kerja karyawan kantor dan karyawan bagian produksi dapat dilihat pada Tabel 2.3.

  

Tabel. 2.3. Sistem Pembagian Jam Kerja Karyawan Kantor

dan Karyawan Bagian Produksi No. Hari Jam Kerja (WIB) Keterangan

  1 Senin – Kamis 08.00 – 12.00 Bekerja 12.00 – 13.00 Istirahat 13.00 – 16.00 Bekerja

  2 Jumat 08.00 – 12.00 Bekerja 12.00 – 13.30 Istirahat + Sholat 13.30 – 16.30 Bekerja

  3 Sabtu 08.00 – 13.00 Bekerja

  Sumber : PT. Sumatera Wood Industry 2.

  Karyawan Bagian Keamanan (Satpam) Jam kerja karyawan bagian keamanan (satpam) dapat dilihat pada Tabel 2.4.

  

Tabel. 2.4. Sistem Pembagian Jam Kerja Karyawan Bagian Keamanan

No. Shift Kerja Jam Kerja (WIB)

  1 Shift I 07.00 – 19.00

  2 Shift II 19.00 – 07.00

  Sumber : PT. Sumatera Wood Industry

2.4.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya

  Sistem pengupahan pada PT. Sumatera Wood Industry diatur berdasarkan status pekerja, apakah karyawan tetap atau tenaga kerja harian. Pemberian upah pada dasarnya ditetapkan berdasarkan jabatan, keahlian, dan prestasi kerja dari diberikan kepada pekerja sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah tentang upah minimum regional (UMR).

  Pengupahan pada perusahaan PT. Sumatera Wood Industry terdiri atas : 1. Upah pokok.

  2. Tunjangan insentif.

  3. Tunjangan transportasi, makan, dan lain-lain.

  Bagi karyawan yang melakukan kerja lembur akan mendapatkan tambahan yang dihitung berdasarkan tarif upah lembur (TUL). Selain itu kesejahteraan bagi pegawai, karyawan perusahaan juga diperhatikan dengan memberikan suatu jaminan sosial (jamsostek) dan tunjangan bagi karyawan. Adapun tunjangan yang diberikan antara lain : 1.

  Tunjangan Hari Raya dan Tahun Baru.

  2. Biaya pengobatan/kesehatan.

  3. Tanggungan kecelakaan kerja.

  4. Tunjangan kemalangan, dan lain sebagainya.

2.5. Proses Produksi

2.5.1. Standar Mutu Bahan/Produk

  Standar mutu bahan/produk yang diterapkan PT. Sumatera Wood Industry

  adalah suatu sistem yang dapat mengendalikan produk ataupun bahan baku agar yang diterapkan ini sangat mempengaruhi kualitas produk yang dipasarkan.

  Pembagian tingkatan mutu ini dilihat berdasarkan cacat kayu atau produk dari lubang, keretakan, perenggangan, warna, dan ukuran-ukuran yang akan digunakan.

  Lubang kayu adalah cacat kayu yang diakibatkan oleh serangga-serangga kayu. Lubang paling banyak terjadi adalah lubang jarum yang ukurannya sangat kecil tetapi sangat berpengaruh sekali pada mutu kayu.

  Warna kayu dapat terlihat tidak baik karena adanya noda-noda akibat jamur, hal ini dapat dicegah dengan melakukan pengeringan secara cepat sehingga persentase air pada balok kayu menjadi 10–12%. Pengeringan seperti ini sulit dilakukan secara alami karena proses pengeringan lambat, sehingga pengeringan dilakukan dengan alat pengering (kiln dryer) agar prosesnya lebih cepat.

  Kondisi kayu yang terdapat pecah-pecah dan celah-celah halus juga dapat mengurangi mutu kayu. Pecah dan celah pada kayu ada tiga jenis yaitu :

1. Pecah pada permukaan kayu

  Pecah pada permukaan kayu ini terjadi akibat permukaan kayu gergajian mengering lebih cepat daripada bagian dalamnya. Permukaan kayu akan menyusut sedangkan bagian dalam tetap berada pada keadaan normal. Serat- serat kayu dipaksa meregang oleh renggangan yang tidak merata di permukaan.

  2. Celah-celah Celah-celah terjadi karena pengeringan kurang baik ataupun gergajian akan 3.

  Pecah di bagian ujung Pecahan yang terjadi pada permukaan kayu yang dikeringkan secara alami.

  Cacat lain yang dapat mempengaruhi mutu kayu adalah mata kayu. Mata kayu timbul pada dahan-dahan yang bersambung pada batang pohon.

  Ada beberapa jenis mutu produk daun pintu kayu. Namun pada PT.

  Sumatera Wood Industry ini menggunakan mutu produk pada Grade C, yaitu : 1.

  Pin Hole (lubang jarum) pada satu pintu terdapat maksimum 50 buah dan tidak boleh menumpuk pada satu tempat. Pin hole ini harus didempul dengan baik sehingga warna dempulan hampir sama dengan warna kayu.

  2. Shot Hole (lubang korek) pada satu pintu terdapat maksimum 30 buah dan harus disisip dengan kayu sehingga warna hampir sama dengan warna kayu.

  3. Colour Matching boleh mendekati (little match), diupayakan agar sewarna.

  4. Konstruksi pintu tidak diperbolehkan renggang.

  5. Sap Wood yang terang (tidak mati warna) pada satu pintu terdapat maksimum 50% dari lebar komponen, warna biru dan hitam yang diperbolehkan.

  6. Jenis kayu harus sesuai dengan permintaan sesuai kontrak kerja.

  7. Moisture Content (MC) harus sesuai dengan kontrak.

  8. Compression Failure (patah tebu) tidak diizinkan.

  9. Tidak diperbolehkan Any unsound defect (setiap cacat unsound), seperti pecah dalam (honey combing), retak memanjang, mata kayu mati, dan lain-lain.

  10. Tidak diperbolehkan Decay (busuk).

  Adapun bahan-bahan yang digunakan untuk memperlancar terjadinya proses produksi di PT. Sumatera Wood Industry dapat dikelompokkan atas bahan baku, bahan penolong, dan bahan tambahan.

  1. Bahan Baku

  

PT. Sumatera Wood Industry menggunakan bahan baku berupa kayu setengah

  jadi atau kayu belahan dengan jenis kayu sembarang kampung, meranti, kapur, dan sebagainya yang diperoleh dari kota-kota di sekitar wilayah kota Medan.

  2. Bahan Penolong Bahan penolong yang digunakan PT. Sumatera Wood Industry berupa kayu bakar pada pembakaran tungku untuk alat pengering (kiln dryer) dan kertas amplas/kertas pasir yang digunakan untuk menghaluskan permukaan pintu yang dihasilkan agar mutu produk menjadi lebih baik.

  3. Bahan Tambahan Adapun bahan tambahan yang digunakan dalam proses produksi adalah : a.

  Label, digunakan untuk menunjukkan merek dan spesifikasi dari produk yang akan dikirim.

  b.

  Karton Pengaman Siku, digunakan untuk melindungi daun pintu kayu dari cacat pada keempat sisi ujung siku pada saat pengiriman. c.

  Plastik, digunakan untuk membungkus keseluruhan daun pintu kayu agar tidak terjadi goresan antar pintu jika ditumpuk saat pengiriman.

  d.

  Plat Baja/Plat Plastik, digunakan untuk mengikat bundelan daun pintu yang telah dibungkus plastik.

  Boraks, berupa cairan yang dicelupkan pada balok kayu untuk kemudian diproses pada mesin vacuum.

  f.

  Lem Syntheco, digunakan sebagai bahan perekat antara komponen- komponen profil kayu dalam penyambungan rail, mullion, dan style dengan menggunakan dowel.

  g.

  Tepung Dempul, digunakan untuk menutupi sambungan dari kayu supaya produk yang terbentuk kelihatannya satu bagian. Untuk pemakaian tepung dempul biasanya dicampur dengan air sebelum digunakan.

2.5.3. Uraian Proses

  Uraian proses produksi dapat dilihat berdasarkan contoh model daun pintu kayu petak dua (CD–02), karena proses produksinya memberikan gambaran terhadap proses produksi model daun pintu lainnya dan keseluruhan dari proses produksi yang terjadi dilantai produksi pabrik. Adapun contoh gambar model daun pintu kayu petak dua (CD–02) dapat dilihat pada Gambar 2.2.

  TR P1 MR S S P2 BR

Gambar 2.2. Model Daun Pintu Kayu Petak Dua (CD–02)

  Keterangan untuk setiap komponen-komponen daun pintu kayu tersebut adalah sebagai berikut :

  1. Style (ST) merupakan bingkai paling luar dari sebuah pintu sebelah kiri dan kanan. Pada sebuah daun pintu kayu terdapat dua buah style yang masing- masing beralur yang sudah dibor pada kedua ujungnya sebagai tempat pasak yang disebut dowel. Setiap jenis daun pintu kayu model apapun selalu hanya terdapat dua unit ST yaitu ST kiri dan kanan.

  2. Top Rail (TR) merupakan komponen yang beralur pada salah satu sisinya dan pada kedua ujungnya. TR berada dibagian atas daun pintu dan digabungkan dengan komponen ST kiri dan kanan dengan Panel. Setiap jenis daun pintu kayu model apapun selalu hanya terdapat satu unit TR.

  3. Medium Rail (MR) merupakan komponen yang beralur pada kedua sisi dan ujungnya. MR digabungkan dengan komponen ST kiri dan kanan dengan Panel atas dan bawah. Pada daun pintu kayu petak dua (CD–02) terdapat satu unit MR.

  Bottom Rail (BR) merupakan komponen yang beralur pada salah satu sisinya dan kedua ujungnya. BR berada pada bagian bawah pintu dan digabungkan dengan komponen ST kiri dan kanan dengan Panel. Setiap jenis daun pintu kayu model apapun selalu hanya terdapat satu unit BR.

  5. Panel adalah lembaran kayu berbentuk segi empat yang telah diberi profil bentuk sudut, di mana terdapat dua unit panel pada daun pintu kayu petak dua (CD–02).

  Proses produksi daun pintu kayu petak dua (CD–02) dapat dilihat dari block diagram pada Gambar 2.3.

  Boraks Boraks

Vacumming Vacumming

  Pengeringan Pengeringan Penyortiran Bahan Baku Penyortiran Bahan Baku

  "ST, TR, MR, dan BR" "Panel"

  

Blanking Blanking

Cutting Cutting

Rolling Rolling

Laminating Laminating

  Pemotongan Bersih Pemotongan Bersih

  

Moulding Moulding

  Pembuatan Profil Pembuatan Profil Pengeboran Pengeboran

  Dowell

  Perakitan Kertas

  Amplas

  Shanding Finishing

  Plastik

  Packing

Gambar 2.3. Block Diagram Proses Produksi Daun Pintu Kayu Petak Dua (CD–02)

  Adapun keterangan proses produksi daun pintu kayu petak dua (CD–02) sesuai dengan block diagram di atas adalah sebagai berikut : Vacuumming (Pemasakkan)

  

Vacuumming merupakan pemasakkan balok kayu di dalam mesin Vacuum

  yang dicampur cairan boraks (obat anti serangga/rayap) agar balok kayu terhindar dari serangan serangga/rayap yang dapat merusak kualitas produk.

2. Pengeringan

  Tujuan proses pengeringan dalam pengolahan kayu adalah : a.

  Meminimumkan kadar air pada balok kayu menjadi 10–12%.

  b.

  Mencegah serangan jamur dan serangga perusak balok kayu.

  c.

  Meningkatkan kekuatan kayu agar mudah dikerjakan. Proses pengeringan yang dilakukan di PT. Sumatera Wood Industry adalah pengeringan dalam ruangan pengering atau Kiln Dryer (KD). Proses pengeringan ini dilakukan dengan diangkut balok-balok kayu dari mesin

  

vacuum ke KD dengan forklift. Kiln Dryer (KD) berjumlah 8 kamar, di mana

  proses pengeringan ini dilakukan selama ± 20 hari dengan suhu 70–80º yang bertujuan untuk mengurangi kadar air hingga menjadi 10–12%. Untuk mengukur kadar air digunakan alat ukur jenis tokok yang bentuknya seperti jarum suntik yang dimasukkan ke dalam kayu sehingga kadar air dapat diketahui. Balok kayu hasil pengeringan di KD kemudian diangkut ke gudang bahan baku kering.

  3. Penyortiran Tujuan proses ini adalah untuk menyortir/memilih batangan kayu berdasarkan bahan kering.

  4. Blanking (Pengetaman Dua Sisi)

  

Blanking merupakan proses pengetaman awal, di mana bagian yang diketam

  adalah sisi atas dan sisi bawah dari balok kayu. Mesin yang digunakan pada proses ini adalah Blanking Planner. Balok kayu hasil pengetaman awal ini kemudian dibawa ke bagian pemotongan (cutting).

  5. Cutting (Pemotongan) Balok kayu yang telah mengalami proses pengetaman awal kemudian dipotong dengan menggunakan mesin Under Cut sesuai dengan ukuran yang ditentukan dan dilebihkan sebanyak 2–3 cm per komponen.

  6. Rolling (Pelurusan) Balok kayu yang telah dipotong kasar, kemudian dibawa ke bagian rolling yang bertujuan untuk meluruskan kayu-kayu yang bengkok dengan mesin

  Rolling .

  7. Laminating (Penyambungan) Proses ini dilakukan untuk panel atau untuk komponen-komponen yang lebarnya kurang dari bahan baku. Dalam proses ini kayu yang telah dipotong dan diluruskan kemudian digabungkan, setelah itu dilakukan proses penyambungan yang disebut dengan laminating. Mesin yang digunakan adalah Hot Press. Pada proses ini kayu yang digabungkan adalah kayu yang

  grade dan warnanya sama sehingga tidak mengurangi mutu kayu tersebut.

  8. Pemotongan bersih dengan spesifikasi produk yang telah ditetapkan untuk diproduksi. Setelah dilakukan pemotongan bersih, kayu dibawa ke bagian moulding untuk proses selanjutnya.

  9. Moulding (Pengetaman Empat Sisi) Pada proses ini, balok kayu diketam pada keempat permukaan sisinya. Proses ini bertujuan untuk mencegah adanya permukaan yang tidak rata akibat pemotongan pada kayu. Moulding berbeda dengan Blanking, selain menggunakan mesin yang berbeda, blanking hanya bertujuan untuk menghaluskan dua sisi permukaan saja yaitu sisi atas dan sisi bawah sedangkan pada proses moulding bertujuan untuk menghaluskan keempat sisinya.

  10. Pembuatan Profil Proses ini bertujuan untuk membuat profil/pola. Pembuatan profil ada dua yaitu pembuatan profil panjang dengan menggunakan mesin Shaper dan profil pendek dengan menggunakan mesin Double End.

  11. Pengeboran Proses pengeboran dilakukan untuk masing-masing komponen, komponen yang dikerjakan adalah ST yang menggunakan mesin Six Head Bor, serta TR,

  MR, dan BR menggunakan mesin Double Head Bor dan Single Bor/One Head Bor .

  12. Perakitan Komponen-komponen MR, BR, Panel, dan dowel dirakit secara manual. dengan ST dan TR dengan menggunakan mesin Door Press.

  13. Shanding (Penghalusan) Setelah dilakukan perakitan, produk tersebut dibawa ke bagian shanding, proses ini bertujuan untuk menghaluskan permukaan pintu, mesin yang digunakan adalah mesin Shanding, dan selain itu juga dilakukan pembersihan abu kayu dengan menggunakan air gun.

  14. Finishing (Pendempulan) Proses ini dilakukan secara manual yaitu melakukan pendempulan pada bagian yang kasar atau untuk menutupi lubang-lubang kecil yang ada di permukaan pintu.

  15. Packing Proses ini diawali dengan pemberian label dan karton pengaman, kemudian dibungkus dengan plastik agar pintu kayu jadi tidak terjadi kecacatan akibat gesekan saat pemindahan maupun pengiriman.

2.5.4. Mesin dan Peralatan Produksi

  Adapun mesin dan peralatan yang digunakan untuk kelancaran proses produksi di lantai produksi pada PT. Sumatera Wood Industry adalah sebagai berikut :

2.5.4.1.Mesin Produksi

  Adapun mesin-mesin yang digunakan PT. Sumatera Wood Industry untuk melakukan proses produksi dapat dilihat pada Tabel 2.5.

Tabel 2.5. Daftar Mesin Produksi yang Digunakan PT. Sumatera Wood Industry

  

No. Nama Mesin Merek Fungsi Spesifikasi Mesin Jumlah

Dimensi 950 mm x 830 mm x 1230 mm Lebar maksimum ketam 500 mm Tebal maksimum ketam 200 mm Mengetam kedua sisi

  1 Blanking Planner Wellsaw permukaan komponen Tebal minimum ketam 8 mm

  3 pintu Panjang minimum ketam 220 mm Jumlah pisau

  4 Berat 476 kg Dimensi 1020 mm x 180 m x 90 mm Kecepatan putar 4700 rpm Memotong kayu

  2 Under Cut Forester – 900 4 menjadi komponen

  Diameter pisau maksimum 200 mm Berat 77 kg Dimensi 1110 mm x 1000 mm x 1665 mm Kecepatan putar pisau 2840 rpm

  Memotong komponen

  3 Radial Arm Saw Scromab–Italy 3 pintu sesuai ukuran

  Jangkauan maksimum 620 mm Berat 220 kg Dimensi 1669 mm x 1045 mm x 1356 mm Panjang minimum 200 mm

  Membelah komponen

  4 Rip Saw Kuang Yung 4 pintu

  Ketebalan 10 – 85 mm Berat 924 kg Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.5. Daftar Mesin Produksi yang Digunakan PT. Sumatera Wood Industry (Lanjutan)

  

No. Nama Mesin Merek Fungsi Spesifikasi Mesin Jumlah

Dimensi 3200 mm x 1520 mm x 1542 mm Lebar maksimum 160 mm Lebar minimum 25 mm Mengetam komponen

  5 Shaper Panel CPM – 523 Tebal maksimum 100 mm

  3 di empat sisi Tebal minimum 10 mm Panjang meja depan 1475 mm Berat 2125 kg Ukuran meja 480 mm x 690 mm

  Membuat profil pada

  6 ABE – CN Daya 5 Hp

  2 Radial Arm Saw panel Voltase 380

  V Dimensi 900 mm x 700 mm x 995 mm Ukuran meja 900 mm x 700 mm Membuat profil pada

  Shaper

  7 ABE – CN

  3 Komponen panel Daya 5 Hp Voltase 380

  V Daya 5 Hp Thai Chan Membuat profil pendek

  8 Double End

  1 Taiwan pada komponen Voltase 380

  V Dimensi 700 mm x 1005 mm x 950 mm Daya 1 Hp Membuat lubang pada

  9 Six Head Bor Champ Fond 1 komponen ST

  Voltase 220

  V Jumlah mata bor 6 unit Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.5. Daftar Mesin Produksi yang Digunakan PT. Sumatera Wood Industry (Lanjutan)

  

No. Nama Mesin Merek Fungsi Spesifikasi Mesin Jumlah

Dimensi 576 mm x 520 mm x 876 mm Jumlah mata bor 1 unit

  Membuat lubang di sisi

  10 One head bor Kin Kong Daya 1 Hp

  1 komponen Voltase 220

  V Berat 98 kg Daya 1 Hp Thai Chan Membuat lubang di sisi

  11 Double head bor Voltase 220

  V

  1 Taiwan komponen Jumlah mata bor 2 unit Dimensi 200 cm x 210 mm x 100 cm

  12 CMP – 523 Perakitan daun pintu Daya 5 Hp

  2 Door Press Voltase 380

  V Dimensi 56 cm x 41 cm x 25 cm Automatic Round

  13 LCS Membuat dowell

  2 Dowell Machine Daya 3 Hp Dimensi 3860 mm x 1530 mm x 1430 mm Daya 9,4 Hp Menghaluskan

  14 Master Shander SBF 2 permukaan pintu

  Voltase 220

  V Berat 300 kg Dimensi 710 mm x 570 mm x 560 mm

  15 Rolling Machine ABE – CN Meluruskan kayu Daya 9,4 HP

  4 Voltase 220

  V Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.5. Daftar Mesin Produksi yang Digunakan PT. Sumatera Wood Industry (Lanjutan)

  

No. Nama Mesin Merek Fungsi Spesifikasi Mesin Jumlah

Ukuran meja 355 mm x 355 mm Kedalaman potong 155 mm

  16 Band Saw Kuang Yung Membentuk panel Lebar pemotongan 300 mm

  1 Panjang pisau 2085 mm Berat 68 kg Dimensi 2950 mm x 2715 m x 550 mm

  17 Mengelem komponen Hot Press Kuang Yung Daya 9,4 HP

  5 produk Voltase 220

  V Sumber : PT. Sumatera Wood Industry Universitas Sumatera Utara

2.5.4.2.Peralatan

  Adapun peralatan yang digunakan PT. Sumatera Wood Industry untuk melakukan proses produksi dapat dilihat pada Tabel 2.6.

Tabel 2.6. Daftar Peralatan yang Digunakan PT. Sumatera Wood Industry No. Nama Peralatan Fungsi Jumlah (unit)

  Membersihkan produk dari debu dengan cara menyemprotkan

  1 Air Gun 9 produk dengan udara bertekanan tinggi Memanaskan plastik

  2 Dryer pembungkus agar rekat satu

  2 sama lain Alat angkut untuk memindahkan

  3 Forklift 2 material

  Alat angkut untuk memindahkan

  4 Handlift material yang digerakkan

  4 dengan cara manual Menyisip produk dengan kulit

  5 Cutter 20 kayu

  Meja untuk melakukan

  6 Meja Penyisipan 15 penyisipan

  Merapikan produk dari

  7 Pahat 20 permukaan yang kurang rata

  Menghaluskan produk dengan

  8 Handshanding 8 cara menggosok secara manual

  Mengikat produk kedalam satu

  9 Mesin Packing 1 bundelan

  Mengukur ukuran kayu yang

  10 Meteran 120 digunakan

  Mengukur diameter dan ukuran

  11 Jangka Sorong dari pembentukan lubang dan

  10 profil

  Sumber : PT. Sumatera Wood Industry

Dokumen yang terkait

Implementasi Metode Profile Matching dan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) pada Perekrutan Tenaga Kurir (Studi Kasus PT. JNE Cabang Medan)

16 91 137

Implementasi Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Fuzzy Multi-Attribute Decision Making (Fuzzy MADM) dalam Penentuan Prioritas Pengerjaan Order di PT. Sumatera Wood Industry

6 138 175

Analisis Pemilihan Supplier Dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) di PT. Indo CafCo

12 57 78

Penentuan Prioritas Pengerjaan Order Dengan Metode TOPSIS dan Fuzzy Multi-Attribute Decision Making (Fuzzy MADM) pada PT. Inti Jaya Logam

17 94 188

Pendekatan Model Fuzzy Goal Programming Dalam Penetapan Pembobotan Prioritas Dari Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)

3 94 72

Sistem Pendukung Keputusan Rekrutmen Karyawan di PT. Indo Beras Unggul Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)

0 5 1

Implementasi Metode Analytical Hierarchy Process (Ahp) Dalam Penentuan Prioritas Penanganan Jalan Di Kota Palu

0 3 8

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Analisis Kebutuhan Kapasitas Produksi Jangka Menengah (RCCP) Dalam Sistem Make To Order di PT. Growth Sumatera Industry

0 0 34

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Integrasi Metode Dematel (Decision Making Trial And Evaluation Laboratory) dan Balanced Scorecard pada Penentuan Prioritas Pusat Distribusi di PT. XYZ

0 3 15

Implementasi Metode Profile Matching dan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) pada Perekrutan Tenaga Kurir (Studi Kasus PT. JNE Cabang Medan)

0 0 16