Implementasi Metode Profile Matching dan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) pada Perekrutan Tenaga Kurir (Studi Kasus PT. JNE Cabang Medan)

(1)

IMPLEMENTASI METODE PROFILE MATCHING DAN

METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

(AHP) PADA PEREKRUTAN TENAGA KURIR

(STUDI KASUS PT. JNE CABANG MEDAN)

SKRIPSI

FIKI NOFEMBRI

111421059

PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMPUTER

FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2014


(2)

IMPELMENTASI METODE PROFILE MATCHING DAN METODE ANALYTICAL HEIRARCHY PROCESS (AHP)

PADA PEREKRUTAN TENAGA KURIR (STUDI KASUS PT. JNE CABANG MEDAN)

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh ijazah Sarjana Ilmu Komputer

FIKI NOFEMBRI 111421059

PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMPUTER

FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(3)

(4)

PERSETUJUAN

Judul : IMPLEMENTASI METODE PROFILE MATCHING

DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS PADA PEREKRUTAN TENAGA KURIR (STUDI KASUS PT. JNE CABANG MEDAN)

Kategori : SKRIPSI

Nama : FIKI NOFEMBRI

Nomor Induk Mahasiswa : 111421059

Program Studi : EKSTENSI S1 ILMU KOMPUTER

Fakultas : ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Komisi Pembimbing :

Pembimbing 2 Pembimbing 1

M. Andri Budiman, ST, M.Comp.Sc, MEM Drs. Marihat Situmorang, M.Kom NIP. 197510082008011011 NIP. 196312141989031001

Diketahui/disetujui oleh

Program Studi S1 Ilmu Komputer Ketua,


(5)

IMPLEMENTASI METODE PROFILE MATCHING DAN METODE

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS PADA PEREKRUTAN TENAGA KURIR (STUDI KASUS PT. JNE CABANG MEDAN)

SKRIPSI

Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing telah disebutkan sumbernya.

Medan, Maret 2014

Fiki Nofembri 111421059


(6)

PENGHARGAAN

Alhamdulillahirrabbila’lamin. Segala dan puji syukur penulis panjatkan hanya kepada Allah SWT, Pemelihara dan pengatur seluruh alam semesta, karena atas limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, penulis mampu menyelesaikan Skripsi ini, serta shalawat dan beriring salam penulis ucapakan kepada Nabi Besar Muhammad SAW.

Skripsi ini dikerjakan sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komputer Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas Sumatera Utara. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tentunya tak lepas dari dorongan dan bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengungkapkan rasa terima kasih dan penghargaan kepada :

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc(CTM), Sp.A(K) selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Muhammad Zarlis Selaku Dekan Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Dr. Poltak Sihombing, M.Kom selaku Ketua Program Studi S1 Ilmu Komputer Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Maya Silvi Lydia, B.Sc, M.Sc selaku Sekretaris Program Studi S1 Ilmu Komputer Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Drs. Marihat Situmorang, M.Kom selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, saran dan masukan kepada penulis dalam pengerjaan skripsi ini.

6. Bapak M. Andri Budiman, ST, M.Comp.Sc, MEM selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, saran dan masukan kepada penulis dalam pengerjaan skripsi ini.

7. Bapak Ade Candara, ST, M.Kom selaku Dosen Pembanding I yang telah memberikan kritik dan saran dalam penyempurnaan skripsi ini.


(7)

8. Bapak Handrizal, S.Si, M.Comp.Sc selaku Dosen Pembanding II yang telah memberikan kritik dan saran dalam penyempurnaan skripsi ini.

9. Seluruh dosen dan pegawai Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas Sumatera Utara dan program Studi S1 Ilmu Komputer Fasilkom-TI USU.

10. Ayahanda H. Zuardy Jamaan, Ibunda Iswarni serta kakanda Fivi Hardiyanti, SH yang selalu memberikan kasih sayang dan dukungannya kepada penulis.

11. Keluarga besar Ekstensi Ilmu Komputer, khususnya semua teman dan sahabat angkatan 2011 yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas ide, saran, dan kerja samanya selama ini.

Semoga Allah SWT melimpahkan berkah kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, perhatian, serta dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Akhirnya, semoga skripsi ini bermanfaat bagi pribadi, keluarga, masyarakat, organisasi dan negara.

Penulis,


(8)

ABSTRAK

Sistem pendukung keputusan merupakan salah satu metode ilmiah dalam melakukan penarikan suatu kesimpulan. Dalam proses perekrutan karyawan yang baik yaitu pemilihan berdasarkan hasil seleksi yang efektif, dengan memperhatikan beberapa kriteria-kriteria yang diinginkan perusahaan. Kendala yang didapat dalam pengambilan suatu keputusan yaitu banyaknya hasil dengan pilihan yang sama. Kendala dalam pengambilan keputusan ini dapat diselesaikan dengan dua metode yaitu metode Profile Matching dan AHP (Analytical Hierarchy Process) dengan memperhatikan data kriteria karyawan perusahaan. Profile Matching menghasilkan nilai ranking berdasarkan selisih nilai pembobotan karyawan dengan kriteria, sedangkan AHP berdasarkan perbandingan nilai hasil iterasi matriks kriteria dengan matriks subkriteria yang menghasilkan nilai konsistensi indeks < 0,1. Hasil perangkingan profile matching merekomendasikan karyawan K0002 dengan nilai 5,6 sedangkan hasil perangkingan AHP merekomendasikan karyawan K0001 dengan nilai 0,292. Hasil perankingan kedua metode ini yang dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan untuk perekomendasian karyawan. Implementasi sistem ini menggunakan bahasa pemorgraman Microsoft Visual Basic.Net dan MySQL sebagai database management system.

Kata kunci: Sistem Pendukung Keputusan, Perankingan, AHP(Analytical Hierarchy Process) dan Profile Matching.


(9)

THE IMPLEMENTATION OF PROFILE MATCHING METHOD AND ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) METHOD TO

RECRUITMENT PROCESS EMPLOYES (CASE STUDY AT PT. JNE MEDAN)

ABSTRACT

Decision support system is one of the scientific method for take a conclution. On good recruitment process is result effective selection, with notice some criteria of the company. The problem exist to make a decision is the number of results with the same choices. This problems can be solved with two methods: Profile Matching and AHP method ( Analytical Hierarchy Process ) and with exame file criteria of the company. The Profile Matching method give a value weighted ranking with be based on the difference value of employees criteria, while the AHP method is give a comparison of the results of the iteration matrix of criteria to sub-criteria matrix that produces consistency index value < 0.1. The results of ranking the profile matching recommend K0002 with the value of 5.6 , while the results of the AHP ranking recommend K0001 with the value 0.292. Both of the results of ranking algorithm which is for a reference in the decision to recomemendation process. The implementation of this system using a programming language Microsoft Visual Basic.Net and MySQL as a database management system (DBMS).

Keywords : Decision Suport System, ranking, AHP(Analytical Hierarchy Process) and Profile Matching


(10)

DAFTAR ISI

Halaman

Persetujuan ... ii

Pernyataan ... iii

Penghargaan ... iv

Abstrak ... vi

Abstract ... vii

Daftar Isi ... viii

Daftar Tabel ... xi

Daftar Gambar ... xiii

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Batasan Masalah ... 3

1.4 Tujuan Penelitian ... 3

1.5 Manfaat Penelitian ... 3

1.6 Metodologi Penelitian ... 4

1.7 Sistematika Penulisan ... 5

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Defenisi, Karakteristik dan kriteria jasa kurir ... 6

2.1.1 Defenisi Kurir ... 6

2.1.2 Karakteristik ... 6

2.1.3 Kriteria jasa kurir ... 7

2.2 Sistem Pendukung Keputusan... 8

2.2.1 Konsep Dasar Sistem Pendukung Keputusan ... 9

2.2.2 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan ... 9

2.2.3 Karakteristik dan Kemampuan SPK ... 11

2.2.4 Komponen-komponen SPK ... 14

2.2.5 Sistem manajemen basis data... 14

2.2.6 Subsistem manajemen basis model ... 15

2.2.7 Subsistem penyelengara lunak basis dialog ... 16

2.3 Profile Matching ... 17

2.3.1 Prosedur profile matching ... 17


(11)

2.4.2 Prosedur Analytical hierarchy process (AHP) ... 24

Bab 3 Analisis dan Perancangan Sistem 3.1 Analisis Sistem... 27

3.1.1 Analisis Masalah ... 27

3.1.2 Analisis Kebutuhan ... 28

3.1.2.1 Kebutuhan Fungsional ... 29

3.1.2.2 Kebutuhan Nonfungsional ... 29

3.2 Sistem ... 30

3.2.1 Karakteristik sistem ... 30

3.3 Perancangan Sistem ... 31

3.3.1 Use Case Diagram... 32

3.3.2 Diagram Activity ... 32

3.3.3 Class Diagram ... 35

3.4 Data Kriteria/Aspek Perusahaan ... 35

3.5 Perhitungan algoritma AHP (Analytical Hierarchy Process) ... 35

3.5.1 Pengkriterian karyawan ... 36

3.5.2 Perhitungan Data kriteria karyawan/kurir ... 43

3.5.2.1 Nilai matriks kriteria ... 43

3.5.2.2 Nilai Matriks Kriteria per Karyawan ... 47

3.5.2.2.1Penguasaan Wilayah ... 47

3.5.2.2.2 Kepemilikan Kendaraan... 50

3.5.2.2.3 Pendidikan... 53

3.5.2.2.4 Kepribadian ... 56

3.5.2.2.5 Pengalaman Kerja ... 59

3.6 Perhitungan Algoritma Profile Matching... 64

3.6.1 Penentuan Aspek/Kriteria Karyawan dan profile ... 64

3.6.2 Penentuan Nilai GAP dan Pembobotan ... 65

3.6.3 Pengelompokan Core Factor, Secondary Factor dan Perankingan . 67 3.7 Flow Chart Sistem ... 69

3.7.1 Flowchart Algoritma Profile Matching ... 71

3.7.2 Flowchart Algoritma AHP ... 72

3.8 Kamus Data ... 75

3.8.1 Tabel admin ... 76

3.8.2Tabel Karyawan ... 76

3.8.3 Tabel Kriteria ... 76

3.9 Perancangan Antar Muka (interface) ... 77

3.9.1 Menu Utama... 77

3.9.2 Tambah Data Karyawan ... 78


(12)

3.9.5 Halaman Aspek Profile Matching ... 81

Bab 4 Implementasi Program 4.1 Spesifikasi Perangkat ... 82

4.1.1 Perangkat Keras ... 82

4.1.2 Perangkat Lunak ... 82

4.2 Penggunaan Program ... 83

4.2.1 Halaman Login Admin ... 83

4.2.2 Halaman Menu Utama ... 84

4.2.3 Halaman Data karyawan ... 85

4.2.4 Halaman Proses AHP Kriteria ... 85

4.2.5 Halaman Proses AHP SubKriteria ... 86

4.2.6 Halaman Proses AHP perankingan ... 87

4.2.7 Halaman Proses Profile Matching ... 87

Bab 5 Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan ... 89

5.2 Saran ... 89

Daftar Pustaka ... 91 Daftar Lampiran


(13)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Bobot nilai GAP ... 18

Tabel 2.2 Skala penilaian perbandingan pasangan saaty ... 22

Tabel 2.3 Contoh matriks perbandingan berpasangan ... 23

Tabel 2.4 Indexs random ... 25

Tabel 3.1 Data kriteria/Aspek sistem ... 35

Tabel 3.2 Tabel matriks pengkriteriaan karyawan/kurir ... 36

Tabel 3.3 Tabel matriks karyawan/kurir ... 38

Tabel 3.4 Tabel masukan Nilai matriks perbandingan perusahaan ... 44

Tabel 3.5 Tabel matriks Pembagian jumlah kolom kriteria perusahaan ... 44

Tabel 3.6 Nilai prioritas kriteria ... 45

Tabel 3.7 Hasil Bagi Nilai Jumlah Baris Tabel 3.6 dengan Nilai Prioritas Kriteria . ... 46

Tabel 3.8 Nilai Perbandingan Calon Karyawan Tiap Kriteria ... 48

Table 3.9 Nilai Pembagian Jumlah Kolom Calon Karyawan tiap Kriteria ... 48

Tabel 3.10 Nilai Prioritas Karyawan tiap Kriteria ... 49

Tabel 3.11 Hasil Bagi Jumlah Baris Tabel 3.9 dengan Nilai Prioritas karyawan ... ... 49

Tabel 3.12 Masukan Nilai Perbandingan Calon Karyawan Tiap Kriteria ... 51

Tabel 3.13 Nilai Pembagian Jumlah Kolom Calon Karyawan tiap Kriteria ... 51

Tabel 3.14 Tabel Nilai Prioritas karyawan ... 52

Tabel 3.15 Hasil Bagi Jumlah Baris Tabel 3.12 dengan Nilai Prioritas karyawan . 52 Tabel 3.16 Masukan Nilai Perbandingan Calon Karyawan Tiap Kriteria ... 54

Tabel 3.17 Nilai Pembagian Jumlah Kolom Calon Karyawan tiap Kriteria ... 54

Tabel 3.18 Tabel Nilai Prioritas karyawan ... 55

Tabel 3.19 Hasil Bagi Jumlah Baris Tabel 3.18 dengan Nilai Prioritas karyawan . 55 Tabel 3.20 Masukan Nilai Perbandingan Calon Karyawan Tiap Kriteria ... 57

Tabel 3.21 Nilai Pembagian Jumlah Kolom Calon Karyawan tiap Kriteria ... 57

Tabel 3.22 Tabel Nilai Prioritas karyawan ... 58

Tabel 3.23 Hasil Bagi Jumlah Baris Tabel 3.19 dengan Nilai Prioritas karyawan . 58 Tabel 3.24 Masukan Nilai Perbandingan Calon Karyawan Tiap Kriteria ... 60

Tabel 3.25 Nilai Pembagian Jumlah Kolom Calon Karyawan tiap Kriteria ... 60

Tabel 3.26 Tabel Nilai Prioritas karyawan ... 61 Tabel 3.27 Hasil Bagi Jumlah Baris Tabel 3.23 dengan Nilai Prioritas karyawan . 61


(14)

Tabel 3.29 Tabel Nilai Prioritas Tujuan Masing-Masing Karyawan ... 63

Tabel 3.30 Tabel Nilai Prioritas Tujuan Masing-Masing Karyawan ... 63

Tabel 3.31 Tabel Data Aspek Karyawan ... 64

Tabel 3.32 Tabel Data Aspek Karyawan Dalam angka ... 65

Tabel 3.33 Tabel Standar Profile Perusahaan ... 65

Tabel 3.34 Tabel GAP Aspek Karyawan ... 66

Tabel 3.35 Tabel Bobot Nilai ... 66

Tabel 3.36 Tabel Hasil Pembobotan Aspek Karyawan ... 67

Tabel 3.37 Tabel Hasil Pembobotan Aspek Karyawan ... 68

Tabel 3.38 Tabel Hasil Perankingan Karyawan... 68

Tabel 3.39 Tabel Admin ... 76

Tabel 3.40 Tabel Karyawan ... 76


(15)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Fase – fase proses pengambilan keputuasan ... 11

Gambar 2.2 Tingkat pengkriteriaan AHP ... 20

Gambar 2.3 Hierarcki tingkat level 3... 21

Gambar 3.1 Diagram Ishikawa ... 28

Gambar 3.2 Use Case Diagram Sistem ... 32

Gambar 3.3 Diagram Activity Sistem... 33

Gambar 3.4 Diagram Activity Sistem Algoritma Profile Matching ... 34

Gambar 3.5 Diagram Activity Sistem Algoritma AHP ... 34

Gambar 3.6 Class Diagram ... 35

Gambar 3.7 Flowchart Sistem ... 70

Gambar 3.8 Flowchart Algoritma Profile Matching ... 71

Gambar 3.9 Flowchart Penentuan Prioritas Kriteria ... 73

Gambar 3.10 Flowchart Penentuan Prioritas Kriteria Calon Kurir ... 74

Gambar 3.11 Flowchart Prioritas Global ... 75

Gambar 3.12 Menu Utama... 77

Gambar 3.13 Halaman Tambah Data Karyawan ... 78

Gambar 3.14 Halaman Kriteria AHP ... 79

Gambar 3.15 Halaman SubKriteria AHP ... 80

Gambar 3.16 Halaman Aspek Profile Matching ... 81

Gambar 4.1 Halaman Login Admin ... 83

Gambar 4.2 Halaman Menu Utama ... 84

Gambar 4.3 Halaman Data Karyawan ... 85

Gambar 4.4 Halaman Proses Kriteria AHP ... 85

Gambar 4.5 Halaman Proses Subkriteria AHP ... 86

Gambar 4.6 Halaman Proses AHP Perhitungan Ranking ... 87


(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman A. Listing Program ... A-1 B. Curriculum Vitae ... B-1 C. Data Kurir PT.JNE ... C-1


(17)

ABSTRAK

Sistem pendukung keputusan merupakan salah satu metode ilmiah dalam melakukan penarikan suatu kesimpulan. Dalam proses perekrutan karyawan yang baik yaitu pemilihan berdasarkan hasil seleksi yang efektif, dengan memperhatikan beberapa kriteria-kriteria yang diinginkan perusahaan. Kendala yang didapat dalam pengambilan suatu keputusan yaitu banyaknya hasil dengan pilihan yang sama. Kendala dalam pengambilan keputusan ini dapat diselesaikan dengan dua metode yaitu metode Profile Matching dan AHP (Analytical Hierarchy Process) dengan memperhatikan data kriteria karyawan perusahaan. Profile Matching menghasilkan nilai ranking berdasarkan selisih nilai pembobotan karyawan dengan kriteria, sedangkan AHP berdasarkan perbandingan nilai hasil iterasi matriks kriteria dengan matriks subkriteria yang menghasilkan nilai konsistensi indeks < 0,1. Hasil perangkingan profile matching merekomendasikan karyawan K0002 dengan nilai 5,6 sedangkan hasil perangkingan AHP merekomendasikan karyawan K0001 dengan nilai 0,292. Hasil perankingan kedua metode ini yang dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan untuk perekomendasian karyawan. Implementasi sistem ini menggunakan bahasa pemorgraman Microsoft Visual Basic.Net dan MySQL sebagai database management system.

Kata kunci: Sistem Pendukung Keputusan, Perankingan, AHP(Analytical Hierarchy Process) dan Profile Matching.


(18)

THE IMPLEMENTATION OF PROFILE MATCHING METHOD AND ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) METHOD TO

RECRUITMENT PROCESS EMPLOYES (CASE STUDY AT PT. JNE MEDAN)

ABSTRACT

Decision support system is one of the scientific method for take a conclution. On good recruitment process is result effective selection, with notice some criteria of the company. The problem exist to make a decision is the number of results with the same choices. This problems can be solved with two methods: Profile Matching and AHP method ( Analytical Hierarchy Process ) and with exame file criteria of the company. The Profile Matching method give a value weighted ranking with be based on the difference value of employees criteria, while the AHP method is give a comparison of the results of the iteration matrix of criteria to sub-criteria matrix that produces consistency index value < 0.1. The results of ranking the profile matching recommend K0002 with the value of 5.6 , while the results of the AHP ranking recommend K0001 with the value 0.292. Both of the results of ranking algorithm which is for a reference in the decision to recomemendation process. The implementation of this system using a programming language Microsoft Visual Basic.Net and MySQL as a database management system (DBMS).

Keywords : Decision Suport System, ranking, AHP(Analytical Hierarchy Process) and Profile Matching


(19)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Investasi di bidang sumber daya manusia merupakan investasi yang sangat penting, sekaligus memerlukan perhatian khusus dalam penanganannya karena sebagai salah satu elemen perusahaan, Manajemen sumber daya manusia tidak dapat dipisahkan dari bidang manajemen lainnya dalam pencapaian tujuan perusahaan. Perencanaan dan usaha pemenuhan kebutuhan sumber daya manusia, yang dilakukan dalam seleksi, bila dikelola secara profesional akan sangat menentukan mutu dan kesuksesan perusahaan. Dengan kata lain, seleksi yang efektif akan memperoleh sumber daya yang baik untuk jangka waktu yang panjang. [9]

Dalam perusahaan atau instansi yang memiliki pegawai dalam jumlah besar proses perekrutan karyawan relatif sering dilakukan sehingga perusahaan memerlukan prosedur yang baku dalam menetapkan persyaratan bagi seorang karyawan untuk menempati posisi jabatan tertentu dalam perusahaan tersebut. Beberapa faktor yang menyebabkan perusahaan melakukan perekrutan karyawan yaitu Turnover, yang merupakan kecenderungan atau niat karyawan untuk berhenti bekerja dari pekerjaannya secara sukarela menurut pilihannya sendiri [16]. Dan beberapa masalah yang terjadi dalam proses perekrutan karyawan di antaranya adalah subyektifitas pengambilan keputusan akan terasa, terutama jika beberapa calon karyawan yang ada memiliki kemampuan dan beberapa pertimbangan lain yang tidak jauh berbeda.

Jika proses pengambilan keputusan ini dibantu oleh sebuah sistem pendukung keputusan yang terkomputerisasi, maka diharapkan subyektifitas dalam pengambilan


(20)

seluruh calon karyawan sehingga diharapkan calon karyawan dengan kemampuan dan pertimbangan lain terbaik yang terpilih

Pada penelitian sistem pendukung keputusan ini, dilakukan dengan menggunakan dua metode yaitu: Metode Profile Matching dan metode Analytical Hierarcy Process (AHP) diimpelementasikan dalam perekrutan tenaga kurir P.T. JNE cabang Medan agar suatu perusahaan memiliki sistem dalam perekrutan tenaga kurir yang lebih terstruktur dan sistematis.

Metode Profile Matching sering juga disebut dengan metode Gap, yaitu sebuah mekanisme pengambilan keputusan dengan mengasumsikan bahwa terdapat tingkat variabel prediktor yang ideal yang harus dimiliki oleh pelamar [10].Sedangkan metode Analytical Hierarcy Process (AHP) yaitu suatu metode yang memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah yang multikriteria yang berdasar pada perbandingan preferensi dari setiap elemen dalam hierarki. Kriteria seleksi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kriteria penilaian yang digunakan oleh organisasi dalam menentukan seleksi karyawan. Kriteria yang ada dapat dibagi ke dalam beberapa bagian, yaitu Personality, aptitude, inteligensi dan achievement.

Berdasarkan penjelasan di atas maka dalam penelitian ini akan dikembangkan kedua metode tersebut dalam bentuk sebuah aplikasi yang akan bermanfaat dalam kualifikasi tenaga kurir perusahaan tersebut diatas.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian tersebut adalah bagaimana permasalahan dalam perekrutan tenaga kurir dapat diselesaikan dengan suatu aplikasi sistem pendukung keputusan berdasarkan hasil perankingan metode Profile Matching dan metode Analytical Hierarchy Process (AHP).


(21)

1.3. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian tersebut adalah :

1. Kriteria-kriteria penilaian dalam perekrutan kurir di P.T. JNE Cabang Medan yaitu penguasaan wilayah, kepemilikan kendaraan, pendidikan, kepribadian, dan pengalaman kerja.

2. Parameter yang digunakan pada kedua metode ini adalah membandingkan hasil perankingan.

3. Jumlah karyawan yang dapat dihitung dalam kedua algoritma ini terbatas, yaitu 5 karyawan.

4. Pengguna aplikasi sistem pendukung keputusan adalah manajemen pengelola sumber daya manusia (HRD) dan manajer perusahaan.

5. Bahasa pemrograman yang digunakan yaitu Microsoft Visual Basic.net dan MySQL sebagai Database Management System (DBMS).

1.4. Tujuan Penelitian

Berkaitan dengan latar belakang diatas maka tujuan penelitian adalah membangun sebuah sistem pendukung keputusan (SPK) seleksi penerimaan tenaga kurir untuk membantu memperoleh hasil seleksi penerimaan karyawan untuk menciptakan produktivitas kerja tinggi, loyalitas tinggi dan dengan kata lain seleksi yang efektif akan memperoleh sumber daya yang baik untuk jangka waktu yang lebih panjang bagi P.T. JNE Cabang Medan.

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini diharapkan memberikan masukan bagi perusahaan untuk menentukan kebijakan pengambilan keputusan dalam perekrutan tenaga kurir dengan metode Profile Matching dan metode Analytical Hierarcy Process (AHP).


(22)

1.6. Metodelogi Penelitian

Dalam penelitian ini, tahapan-tahapan yang akan dilalui adalah sebagai berikut: 1.1 Studi Literatur

Metode ini dilaksanakan dengan melakukan studi kepustakaan yang relevan serta buku-buku maupun artikel-artikel atau e-book dan juga jurnal yang didapatkan melalui internet.

1.2 Riset

Pada tahap ini penulis melakukan kegiatan pencarian data ke perusahaan P.T. JNE Cabang Medan guna memperoleh data yang akan digunakan dalam penelitian tersebut

1.3 Analisis

Pada tahap ini digunakan untuk mengolah data yang ada dan kemudian melakukan analisis terhadap hasil studi literatur yang diperoleh sehingga menjadi suatu informasi.

1.4 Perancangan Perangkat Lunak

Pada tahap ini, digunakan seluruh hasil analisa terhadap studi literatur yang dilakukan untuk merancang perangkat lunak yang akan dihasilkan. Dalam tahapan ini juga dilakukan perancangan bagan arus proses kerja sistem serta model antarmuka untuk memudahkan dalam penulisan kode program.

1.5 Implementasi

Pada tahap ini dilakukan proses penerapan kedua metode kedalam suatu applikasi yang dapat diproses sehingga mendapatkan hasil akhir dari suatu keputusan.

1.6 Pengujian Sistem

Pada tahap ini dilakukan pengujian sistem apakah kedua metode yang dibandingkan telah menunjukan hasilnya.


(23)

1.7. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu:

BAB 1: PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan skripsi.

BAB 2: LANDASAN TEORI

Bab ini berisi teori-teori yang berkaitan dengan sistem pendukung keputusan, metode Profile Matching, metode Anaitycal Hierarchy Process (AHP).

BAB 3 : ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Bab ini berisi proses pembuatan algoritma program, UML, flowchart sistem, rancangan aplikasi, dan pembuatan user interface aplikasi.

BAB 4 : IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

Bab ini berisi ulasan dan pengujian terhadap program yang telah diimplementasikan dengan menggunakan bahasa Visual Basic.net.

BAB 5: KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan yang didapat dalam menjalani penelitian ini dan saran yang yang berguna dalam usaha untuk melakukan perbaikan dan pengembangan penelitian ini.


(24)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Defenisi, Karakteristik dan Kriteria Jasa Kurir

2.1.1 Defenisi Jasa Kurir

Jasa adalah sebagai aktivitas dari suatu hakikat yang tidak berwujud yang berinteraksi antara konsumen dan pemberi jasa dan sumber daya fisik atau barang dan sistem yang memberikan jasa, yang memberikan solusi bagi masalah-masalah konsumen [17].Jasa Kurir adalah cara terbaik untuk menghemat waktu dan uang untuk bisnis Anda terutama di daerah sibuk. Jasa Kurir melakukan pengiriman dan pengiriman dari semua paket surat-surat dan pengiriman penting lainnya bahwa perusahaan Anda harus mengirim atau menerima. jasa Kurir dapat lokal regional atau bahkan internasional tergantung pada kebutuhan perusahaan. Untuk dapat memilih layanan Jasa Kurir yang sesuai, kita harus bertanya pada diri sendiri beberapa pertanyaan sederhana. kita juga perlu mengetahui frekuensi pengiriman kebutuhan lokasi yang sebagian besar paket.

2.1.2 Karakteristik Jasa

Dari pengertian jasa, Lovelock mengatakan bahwa jasa memiliki tiga karakteristik utama yang merupakan sumber utama dalam suatu pelayaan :

1. More intangible than tangible (cenderung tidak berwujud)

Jasa adalah perbuatan, penampilan, atau suatu usaha sehingga bila seorang konsumen membeli jasa maka umumnya jasa tersebut tidak berwujud, tetapi bila konsumen membeli suatu barang maka pada umumnya barang tersebut berwujud sehingga dapat dipakai atau ditempatkan disuatu tempat.


(25)

2. Simultaneous production and consumption (produksi dan konsumsi serentak) Jasa diproduksi dan dikonsumsi dalam waktu yang sama, yang berarti penghasil jasa hadir secara fisik pada saat konsumsi berlangsung.

3. Less standardized and uniform (kurang terstandarisasi dan seragam) Industri jasa cenderung dibedakan berdasarkan orang (people based) dan peralatan (equipment based). Hasil jasa orang kurang memiliki standarisasi dibandingkan dengan hasil jasa yang menggunakan peralatan. Dengan karakteristik jasa seperti diatas maka bagi konsumen akan menimbulkan kesulitan yang lebih besar dalam mengevaluasi kualitas jasa (service quality) dibanding kualitas barang (good quality). Bagaimana konsumen mengevaluasi investasi jasa /pelayanan yang ditawarkan lebih rumit dan beragam dari pada mereka mengevaluasi penggunaan bahan/material. Konsumen tidak mengevaluasi kualitas jasa hanya pada hasilnya saja, tetapi juga mempertimbangkan penyampaiannya.

2.1.3 Kriteria Jasa Kurir

Dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya sebagai kurir maka kinerja jasa kurir dapat diukur dengan kriteria yang telah tercapai secara keseluruhan. Jika kriteria telah tercapai berarti jasa kurir telah dianggap memiliki kualitas kerja yang baik. Kemampuan yang harus dimiliki kurir itu meliputi kompetensi pengetahuan, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial.

1. Kompetensi pengetahuan

Dalam pelaksaan tugas dan tanggungjawabnya sebagai kurir kompetensi pengetahuan sangat dibutuhkan untuk tercapainya tujuan dari pelayanan jasa. Kompetensi pengetahuan meliputi : pengetahuan jangkauan wilayah, pengetahuan intelegensi dan lain-lain.


(26)

2. Kompetensi kepribadian

Kepribadian seseorang menjadi modal dalam jasa pelayanan kurir karena dalam pelaksanaan tugas dan tanggungjawabnya memerlukan kualitas kepribadian yang baik. Kompetensi kepribadian itu meliputi : kualitas pelayanan dan tanggunjawab/loyalitas.

3. Kompetensi Sosial

Kompetensi Sosial adalah kemampuan seorang kurir untuk berkomunikasi dengan baik kepada konsumen dan rekanan kerja guna tercapainya kualitas pelayanan yang baik.

2.2 Sistem Pendukung Keputusan

Pada dasarnya SPK merupakan pengembangan lebih lanjut dari Sistem Informasi Manajemen terkomputerisasi yang dirancang sedemikian rupa sehingga bersifat interaktif dengan pemakainya. Interaktif dengan tujuan untuk memudahkan integrasi antara berbagai komponen dalam proses pengambilan keputusan seperti prosedur, kebijakan, analisis, pengalaman dan wawasan manajer untuk mengambil keputusan yangn lebih baik.

Untuk mengambil suatu keputusan banyak faktor yang mempengaruhi seorang pengambil keputusan, sehingga perlu untuk mengidentifikasi berbagai faktor yang penting dan mempertimbangkan tingkat pengaruh suatu faktor dengan faktor yang lainnya sebelum mengambil keputusan akhir, oleh karena itu secara spesifik penulis akan membahas permasalahan pemilihan guru terbaik dengan langkah demi langkah dengan menggunakan metode SPK untuk menghasilkan keputusan akhir yang disebut solusi dari suatu masalah.


(27)

2.2.1 Konsep Dasar Sistem Pendukung Keputusan

Konsep SPK pertama kali diperkenalkan pada awal tahun 1970-an oleh Michael Scott Morton dengan istilah Management Decision System. Michael Scott Morton mendefenisikan SPK sebagai sistem berbasis komputer interaktif, yang membantu para pengambil keputusan untuk menggunakan data dan berbagai model untuk memecahkan masalah-masalah tidak terstruktur”. SPK dirancang untuk mendukung seluruh tahapan pembuatan keputusan yang dimulai dari tahap mengidentifikasi masalah, memilih data yang relevan, menentukan pendekatan yang digunakan dalam proses pembuatan keputusan, sampai pada kegiatan mengevaluasi pemilihan alternatif.

Untuk membantu mempercepat dan mempermudah proses pengambilan keputusan, diperlukan suatu bentuk Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System). Tujuannya adalah untuk membantu pengambil keputusan memilih berbagai alternatif keputusan yang merupakan hasil pengolahan informasi-informasi yang diperoleh/tersedia dengan menggunakan model-model pengambilan keputusan [2].

2.2.2 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan

Definisi SPK secara sederhana adalah sebuah sistem yang digunakan sebagai alat bantu menyelesaikan masalah untuk membantu pengambil keputusan (manajer) dalam menentukan keputusan tetapi tidak untuk menggantikan kapasitas manajer hanya memberikan pertimbangan. SPK ditujukan untuk keputusan-keputusan yang memerlukan penilaian atau pada keputusan-keputusan yang sama sekali tidak dapat didukung oleh algoritma [14]. Definisi ini belum memberikan gambaran secara spesifik bahwa SPK berbasis komputer dan akan beroperasi online interakif oleh karena dengan muncul berbagai definisi seperti dibawah ini.

SPK sebagai ”sekumpulan prosedur berbasis model untuk data pemrosesan dan penilaian guna membantu para manajer mengambil keputusan”. Dia menyatakan bahwa


(28)

untuk sukses, sistem tersebut haruslah sederhana, cepat, mudah dikontrol, lengkap dengan isu-isu penting, dan mudah berkomunikasi [9].

Sistem pendukung keputusan sebagai sebuah sistem berbasis komputer yang terdiri atas komponen-komponen antara lain komponen sistem bahasa (language), komponen sistem pengetahuan (knowledge) dan komponen sistem pemrosesan masalah (problem processing) yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya. Konsep-konsep yang diberikan oleh defenisi tersebut sangat penting untuk memahami hubungan antara SPK dan pengetahuan [7].

DSS adalah sistem informasi yang membantu untuk mengidentifikasi kesempatan pengambilan keputusan atau menyediakan informasi untuk membantu pengambilan keputusan. Pada dasarnya DSS hampir sama dengan SIM karena menggunakan basis data sebagai sumber data. DSS bermula dari SIM karena menekankan pada fungsi mendukung pembuat keputusan diseluruh tahap-tahapnya, meskipun keputusan aktual tetap wewenang eksklusif pembuat keputusan. Untuk mengajukan model yang menggambarkan proses pengambilan keputusan. Proses ini terdiri atas tiga fase, yaitu [2]:

1. Intelligence

Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup problematika serta proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh, diproses, dan diuji dalam rangka mengidentifikasikan masalah.

2. Design

Tahap ini merupakan proses menemukan, mengembangkan, dan menganalisis alternatif tindakan yang bisa dilakukan. Tahap ini meliputi proses untuk mengerti masalah, menurunkan solusi, dan menguji kelayakan solusi.


(29)

Pada tahap ini dilakukan proses pemilihan diantara berbagai alternatif tindakan yang mungkin dijalankan. Hasil pemilihan tersebut kemudian diimplementasikan dalam proses pengambilan keputusan.

Ketiga langkah proses pengambilan keputusan yang telah disampaikan dan dapat dilihat pada gambar 2.1.

Gambar 2.1. Fase Proses Pengambilan Keputusan [2]

Meskipun implementasi termasuk tahap ketiga, namun ada beberapa pihak berpendapat bahwa tahap ini perlu dipandang sebagai bagian yang terpisah guna menggambarkan hubungan antar fase secara lebih komprehensif.

2.2.3 Karakteristik dan Kemampuan SPK

Sistem pendukung keputusan dirancang secara khusus untuk mendukung seseorang yang harus mengambil keputusan-keputusan tertentu. Peranan SPK dalam konteks keseluruhan sistem informasi ditujukan untuk memperbaiki kinerja melalui aplikasi teknologi informasi.

Banyaknya definisi yang dikemukakan mengenai pengertian dan penerapan dari sebuah SPK, sehingga menyebabkan terdapat banyak sekali pandangan mengenai


(30)

sistem tersebut. Ada beberapa karakteristik dari Sistem Pendukung Keputusan di antarannya adalah sebagai berikut [7]:

1. Mendukung seluruh kegiatan organisasi

2. Mendukung beberapa keputusan yang saling berinteraksi 3. Dapat digunakan berulang kali dan bersifat konstan 4. Terdapat dua komponen utama, yaitu data dan model 5. Menggunakan baik data ekternal maupun internal

6. Memiliki kemampuan what-if analysis dan goal seeking analysis 7. Menggunakan beberapa model kuantitatif.

Dengan berbagai karakter khusus seperti dikemukakan diatas, SPK memiliki kemampuan yaitu [2]:

1. Mendukung proses pengambilan keputusan, menitikberatkan pada management by perception

2. Adanya interface manusia / mesin dimana manusia (user) tetap mengontrol proses pengambilan keputusan

3. Mendukung pengambilan keputusan untuk membahas masalah-masalah terstruktur, semi terstruktur dan tidak terstruktur.

4. Menggunakan model-model matematis dan statistik yang sesuai

5. Memiliki kapabilitas dialog untuk memperoleh informasi sesuai dengan kebutuhan – model interaktif

6. Output ditujukan untuk semua personil organisasi dalam semua tingkatan sehingga dapat berfungsi sebagai kesatuan sistem

7. Membutuhkan struktur data komprehensif yang dapat melayani kebutuhan informasi seluruh tingkatan manajemen

8. Memiliki subsistem-subsistem yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi sebagai kesatuan sistem

9. Pendekata easy to use, ciri SPK yang efektif adalah kemudahannya untuk digunakan, dan memungkinkan keleluasaan pemakai untuk memilih atau


(31)

mengembangkan pendekatan-pendekatan baru dalam membahas masalah yang dihadapi.

10.Kemampuan sistem beradaptasi dengan cepat, dimana pengambil keputusan dapat menghadapi masalah-masalah baru, dan pada saat yang sama dapat menanganinya dengan cara mengadaptasikan sistem terhadap kondisi-kondisi perubahan yang terjadi.

Dari berbagai kemampuan dan karakteristik seperti yang dijelaskan di atas, sistem pendukung keputusan juga memiliki keterbatasan, antara lain [7] :

1. Ada beberapa kemampuan manajemen dan bakat manusia sebagai pengguna yang tidak dapat dimodelkan, sehingga model yang ada dalam sistem tidak semuanya mencerminkan persoalan yang sebenarnya.

2. Kemampuan suatu sistem pendukung keputusan terbatas pada pengetahuan dasar serta model dasar yang dimilikinya.

3. Proses-proses yang dapat dilakukan oleh sistem pendukung keputusan biasanya tergantung juga pada kemampuan perangkat lunak yang digunakannya.

4. Sistem pendukung keputusan tidak memiliki intuisi seperti yang dimiliki oleh manusia. Karena sistem pendukung keputusan hanya suatu kumpulan perangkat keras, perangkat lunak dan sistem operasi yang tidak dilengkapi oleh kemampuan berpikir.

Secara luas, dapat dikatakan bahwa sistem pendukung keputusan berlandaskan pada kemampuan dari sebuah sistem berbasis komputer dan dirancang untuk menghasilkan berbagai alternatif yang ditawarkan kepada para pengambil keputusan dalam melaksanakan tugasnya.


(32)

2.2.4 Komponen – Komponen SPK

Sistem Pendukung Keputusan memiliki tiga subsistem utama yang menentukan kapabilitas teknis SPK tersebut, dan subsistem perangkat lunak penyelenggara dialog [2].

2.2.5 Subsistem Manajemen Basis Data

Ada beberapa perbedaan antara data base untuk SPK dan non-SPK. Pertama, sumber data yang ditujukan pada SPK lebih ”kaya” dari pada non-SPK dimana data yang diperoleh harus berasal dari luar dan dari dalam karena proses pengambilan keputusan.

SPK membutuhkan proses ekstraksi dan DBMS (Database Management System) yang dalam pengelolaannya harus cukup fleksibel untuk memungkinkan penambahan dan pengurangan secara cepat. Dalam hal ini, kemampuan yang dibutuhkan dari manajemen data base dapat diringkas, sebagai berikut [11]:

1. Kemampuan untuk mengkombinasikan berbagai variasi data melalui pengambilan dan ekstraksi data.

2. Kemampuan untuk menambahkan sumber data secara cepat dan mudah. 3. Kemampuan untuk menggambarkan struktur data logikal sesuai dengan

pengertian pamakai sehingga pemakai mengetahui apa yang tersedia dan dapat menentukan kebutuhan penambahan dan pengurangan.

4. Kemampuan untuk menangani data secara personil sehingga pemakai dapat mencoba berbagai alternatif pertimbangan personil.


(33)

2.2.6 Subsistem Manajemen Basis Model

Salah satu keunggulan SPK adalah kemampuan untuk mengintegrasikan akses data dan model-model keputusan. Hal ini dapat dilakukan dengan menambahkan model-model keputusan ke dalam sistem informasi yang menggunakan database sebagai mekanisme integrasi dan komunikasi di antara model-model.

Salah satu persoalan yang berkaitan dengan model adalah bahwa penyusunan model seringkali terikat pada struktur model yang mengasumsikan adanya masukan yang benar dan cara keluaran yang tepat. Sementara itu, model cenderung tidak mencukupi karena adanya kesulitan dalam mengembangkan model yang terintegrasi untuk menangani sekumpulan keputusan yang saling bergantungan. Cara untuk menangani persoalan ini dengan menggunakan koleksi berbagai model yang terpisah, dimana setiap model digunakan untuk menangani bagian yang berbeda dari masalah yang dihadapi. Komunikasi antara berbagai model digunakan untuk menangani bagian yang berbeda dari masalah tersebut. Komunikasi antara berbagai model yang saling berhubungan diserahkan kepada pengambil keputusan sebagai proses intelektual dan manual.

Salah satu pandangan yang lebih optimis, berharap untuk bisa menambahkan model-model ke dalam sistem informasi dengan database sebagai mekanisme integrasi dan komunikasi di antara mereka [11].

Kemampuan yang dimiliki subsistem basis model meliputi:

1. Kemampuan untuk menciptakan model-model baru secara cepat dan mudah. 2. Kemampuan untuk mengakses dan mengintegrasikan model-model keputusan. 3. Kemampuan untuk mengelola basis model dengan fungsi manajemen yang analog dan manajemen data base (seperti mekanisme untuk meyimpan, membuat dialog, menghubungkan, dan mengakses model.


(34)

2.2.7 Subsistem Perangkat Lunak Penyelenggara Dialog

Fleksibilitas dan kekuatan karakteristik SPK timbul dari kemampuan interaksi antara sistem dan pemakai, yang dinamakan subsitem dialog. Bennet mendefinisikan pemakai, terminal, dan sistem perangkat lunak sebagai komponen-komponen dari sistem dialog. Ia membagi subsistem dialog menjadi tiga bagian yaitu:

1. Bahasa aksi, meliputi apa yang dapat digunakan oleh pemakai dalam berkomunikasi dengan sistem. Hal ini meliputi pemilihan-pemilihan seperti papan ketik (keyboard), panel-panel sentuh, joystick, perintah suara dan sebagainya.

2. Bahasa tampilan dan presentasi, meliputi apa yang harus diketahui oleh pemakai. Bahasa tampilan meliputi pilihan-pilihan seperti printer, layar tampilan, grafik, warna, plotter, keluaran suara, dan sebagainya.

3. Basis pengetahuan, meliputi apa yang harus diketahui oleh pemakai agar pemakaian sistem bisa efektif. Basis pengetahuan bisa berada dalam pikiran pemakai, pada kartu referensi atau petunjuk, dalam buku manual, dan sebagainya.

Kombinasi dari kemampuan-kemampuan tersebut terdiri dari apa yang disebut gaya dialog, misalnya, pendekatan tanya jawab, bahasa perintah, menu-menu, dan mengisi tempat kosong.

Kemampuan yang harus dimiliki oleh SPK untuk mendukung dialog pemakai/sistem meliputi:

1. Kemampuan untuk menangani berbagai variasi dialog, bahkan jika mungkin untuk mengkombinasikan berbagai gaya dialog sesuai dengan pilihan pemakai. 2. Kemampuan untuk mengakomodasikan tindakan pemakai dengan berbagai

peralatan masukan.


(35)

4. Kemampuan untuk memberikan dukungan yang fleksibel untuk mengetahui basis pengetahuan pemakai.

2.3 Profile Matching

Profile matching adalah salah satu dari metode dalam pengambilan keputusan yang mekanismenya mengasumsikan bahwa terdapat tingkat variabel prediktor yang ideal yang harus dimiliki oleh pegawai. Bukannya tingkat minimal yang harus dipenuhi atau dilewati. Dalam profile matching pegawai yang bisa dikategorikan sebagai pegawai terbaik adalah pegawai yang mendekati nilai ideal tersebut [6].

2.3.1 Prosedur Profile Matching

Secara umum proses pengambilan keputusan dalam Profile Matching didasarkan pada langkah-langkah berikut ini yaitu:

1. Menentukan Variabel merupakan langkah pertama dalam metode profile matching adalah menentukan variabel-variabel yang nantinya digunakan sebagai point penilaian karyawan terhadap jabatan.

2. Menghitung Hasil Pemetaan Gap Kompetensi, Gap adalah beda antara profil jabatan maupun standar untuk perencanaan karir dengan profil karyawan yang ditunjukkan pada rumus:

Gap = Profil Karyawan - Profil Jabatan [6]

Setelah didapatkan tiap gap masing-masing karyawan, maka tiap profil karyawan diberi bobot nilai sesuai dengan patokan nilai pada tabel bobot nilai gap.


(36)

Tabel.2.1 Bobot nilai gap [6]

No Selisih (Gap) Bobot Nilai Keterangan

1 0 6 Tidak ada Gap (kompetensi sesuai

yang dibutuhkan)

2 1 5,5 Kompetensi individu kelebihan 1

tingkat/level

3 -1 5 Kompetensi individu kurang 1

tingkat/level

4 2 4,5 Kompetensi individu kelebihan 2

tingkat/level

5 -2 4 Kompetensi individu kurang 2

tingkat/level

6 3 3,5 Kompetensi individu kelebihan 3

tingkat/level

7 -3 3 Kompetensi individu kurang 3

tingkat/level

8 4 2,5 Kompetensi individu kelebihan 4

tingkat/level

9 -4 2 Kompetensi individu kurang 4

tingkat/level

10 5 1,5 Kompetensi individu kelebihan 59

tingkat/level

11 -5 1 Kompetensi individu kurang 5

tingkat/level

3. Setelah menentukan bobot nilai gap untuk setiap aspek penilaian, tiap aspek tersebut dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu kelompok core factor dan secondary factor. Rumus untuk perhitungan core factor adalah :

� � = ∑� ∑� � [ ]

Keterangan :

NCF = Nilai rata-rata core factor


(37)

Rumus untuk perhitungan secondary factor adalah :

��� = ∑��∑��� [ ] Keterangan :

NSF = Nilai rata-rata secondary factor

∑NS(Aspek) = Jumlah total nilai secondary factor IS = Jumlah item secondary factor

Setelah didapatkan nilai rata-rata core factor dan secondary factor kemudian ditentukan nilai total dari aspek, rumusnya adalah.

� � = %� � + %��� [ ]

Keterangan :

N(Aspek) = Nilai total dari aspek (x)% = Nilai persen yang di inputkan NCF = Nilai rata-rata core factor NSF = Nilai rata-rata secondary factor

Setelah didapat nilai total dari aspek kemudian dapat di tentukan hasil akhir yang berupa ranking dari pegawai dengan menggunakan rumus :

∑ %� �

2.4 AHP (Analytical Hierarchy Process)

AHP yang dikembangkan oleh Thomas L Saaty merupakan model hirarki fungsional dengan Input utamanya persepsi manusia. Dengan adanya hierarki masalah yang kompleks atau tidak terstruktur dipecah dalam sus-sub masalah kemudian disusun


(38)

dalam bentuk hierarki yang terdiri dari 3 komponen utama. Yaitu tujuan atau goal dari pengambilan keputusan, kriteria penilaian dan alternatif pilihan. Adapun gambar dari hierarki tersebut adalah sebagai berikut.

Gambar 2.1. Tingkatan Hierarki pengkriteriaan AHP [8]

Setelah permasalahan multikriteria dimodelkan dalam hierarki seperti gambar diatas, maka dapat dimulai tahapan perbandingan berpasangan (pairwise comparison) untuk menentukan bobot kriteria. Tahap perbandingan berpasangan ini akan digunakan pada saat mencari/menghitung bobot kriteria dan bobot alternatif untuk setiap kriteria penilaian. Misal ada sejumlah m kriteria M dan sejumlah n alternatif N. Maka perbandingan berpasangan dilakukan antar anggota kriteria M pada tahap mencari bobot kriteria. Dan perbandingan berpasangan dilakukan antar anggota alternatif N untuk setiap anggota kriteria M. Perbandingan berpasangan dilakukan berdasarkan preferensi subyektif dari pengambil keputusan. Setelah bobot kriteria didapatkan, selanjutnya dilakukan pengecekan konsistensi untuk matrik perbandingan berpasangan-nya. Jika lebih dari 0.1 maka harus dilakukan perbandingan berpasangan kembali sampai didapat ratio kurang dari atau sama dengan 0.1 (konsisten) dan juga tidak sebatas 0,1 bahkan jika hasil 0,0001 lebih konsisten. Hal yang serupa dilakukan juga terhadap

GOAL

Criteria A Criteria B Criteria C Criteria D


(39)

alternatif didapatkan maka dihitung total dari perkalian antara bobot alternatif dengan bobot kriteria yang bersesuaian [6].

2.4.1 Prinsip Dasar Analytical Hierarchy Process

Penyelesaian permasalahan dengan AHP ada beberapa prinsip yang harus dipahami, yaitu sebagai berikut [6]:

1. Membuat Hierarki (Decomposition)

Sistem yang kompleks mampu dipahami dengan membaginya menjadi elemen-elemen yang lebih kecil dan bisa dimengerti seperti pada gambar 2.3

Gambar 2.3 Hierarki 3 level AHP

2. Penilaian kriteria dan alternatif (Comparative Judgement)

Kriteria dan alternatif dilakukan dengan perbandingan berpasangan. Proses yang paling mudah adalah membandingkan dua hal dengan keakuratan perbandingan tersebut dapat dipertanggungjawabkan untuk itu Saaty (1980) menetapkan secara kualitatif 1 sampai dengan 9 untuk menilai tingkat perbandingan tingkat kepentingan suatu elemen terhadap elemen lain seperti


(40)

Tabel 2.2 Skala Penilaian Perbandingan Pasangan Saaty [6] Intensitas

Kepentingan Keterangan

1 Kedua elemen sama pentingnya

3 Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang lainnya

5 Elemen yang satu lebih penting daripada yang lainnya 7 Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen

lainnya

9 Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya 2, 4, 6, 8 Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan-pertimbangan

yang berdekatan

Kebalikan

Jika untuk aktifitas i mendapat satu angka dibanding dengan aktifitas j, maka j mempunyai nilai kebalikannya dibanding dengan i.

Pengisian nilai tabel perbandingan berpasangan dilakukan berdasarkan kebijakan pembuat keputusan dengan melihat tingkat kepentingan antar satu elemen dengan elemen yang lainnya. Proses perbandingan berpasangan, dimulai dari perbandingan kriteria misalnya A1, A2 dan A3. Maka susunan elemen-elemen yang dibandingkan tersebut akan tampak seperti pada tabel 2.3


(41)

Tabel 2.3 Contoh Matriks Perbandingan Berpasangan

A1 A2 A3

A1 1

A2 1

A3 1

Untuk menentukan nilai kepentingan relatif antar elemen digunakan skala bilangan dari 1 sampai 9 yang dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Apabila suatu elemen dibandingkan dengan dirinya sendiri maka diberi nilai 1. Jika elemen i dibandingkan dengan elemen j mendapatkan nilai tertentu, maka elemen j dibandingkan dengan elemen i merupakan kebalikannya.

3. Menentukan Prioritas (synthesis of priority)

Menentukan prioritas dari elemen-elemen kriteria dianggap sebagai bobot/kontribusi elemen terhadap tujuan pengambilan keputusan. AHP melakukan analisis prioritas elemen dengan metode perbandingan berpasangan antara dua elemen sehingga semua elemen yang ada terpenuhi. Prioritas ini ditentukan berdasarkan pandangan para pakar dan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap pengambilan keputusan, baik secara langsung (diskusi) maupun secara tidak langsung (kuisioner).

4. Konsistensi Logis (Logical Consistency)

Konsistensi memiliki dua pengertian. Pertama, objek-objek yang serupa bisa dikelompokkan sesuai dengan kesamaan dan relevansi. Kedua, menyangkut tingkat hubungan antar objek yang didasarkan pada kriteria tertentu [6].


(42)

2.4.2 Prosedur Analytical Hierarchy Process

Secara umum pengambilan keputusan dengan metode AHP didasarkan pada langkah-langkah berikut:

1. Mendefenisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan.

2. Membuat struktur yang diawali dengan tujuan umum, dilanjutkan dengan kriteria dan kemungkinan alternatif pada tingkatan kriteria yang paling bawah. 3. Membuat matriks perbandingan berpasangan yang menggambarkan kontribusi

relatif pengaruh setiap elemen terhadap masing-masing tujuan kriteria yang setingkat diatasnya. Perbandingan berdasarkan “judgement” dari pengambil keputusan dengan menilai tingkat kepentingan suatu elemen dibandingkan elemen lainnya.

4. Melakukan perbandingan berpasangan sehingga diperoleh judgement seluruhnya sebanyak n x [(n-1)/2] buah, dengan n adalah banyaknya elemen yang dibandingkan.

5. Menghitung nilai eigen vector dan menguji konsistensinya, jika tidak konsisten maka pengambilan data diulangi. Nilai eigen vector yang dimaksud adalah nilai eigen vector maksimum yang diperoleh.

6. Mengulangi langkah 3, 4, dan 5 untuk seluruh tingkat hirarki.

7. Menghitung vector eigen dari setiap matriks perbandingan berpasangan. Nilai vector eigen merupakan bobot setiap elemen. Langkah ini untuk mensistesis judgement dalam penentuan prioritas elemen-elemen pada tingkat hirarki terendah sampai pencapaian tujuan.

8. Memeriksa konsistensi hirarki. Jika nilainya lebih dari 10% atau tidak memenuhi dengan CR < 0, 100; maka penilaian data judgement harus diulang kembali. [6]

Dari Langkah-langkah dalam menggunakan metode AHP diatas maka penulis melakukan langkah-langkah sebagai berikut dalam pemilihan kurir:


(43)

1. Menentukan kriteria-kriteria yang akan digunakan dalam memilih kurir. 2. Menyusun kriteria-kriteria tersebut dalam bentuk matriks berpasangan. 3. Menjumlahkan matriks kolom yang disebut dengan jumlah elemen.

4. Menentukan bobot relatif yang dinormalkan (normalized relatif weight) dengan cara membandingkan masing-masing nilai skala dengan jumlah elemennya. 5. Menghitung nilai prioritas vektor (nilai eigen) kriteria dengan rumus

menjumlahkan matriks baris pada langkah 4 dan dibagi dengan jumlah kriteria. 6. Menghitung nilai lamda maksimum, dengan rumus : λmaks = ∑ �

7. Menguji konsistensi matriks berpasangan kriteria yaitu nilai Indeks Konsisten, dengan rumus CI = ���� − �

�−1

8. Menghitung Rasio Konsistensi, dengan rumus CR = ��

��

Dimana : RI adalah nilai indeks random yang berasal dari tabel random seperti tabel 2.4

Tabel 2.4 Indeks Random [6]

N 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

RI 0.00 0.00 0.58 0.90 1.12 1.24 1.32 1.41 1.45 1.49 1.51

Jika CR < 0.1 maka nilai perbandingan berpasangan pada matriks kriteria yang diberikan konsisten. Jika CR ≥ 0.1, maka nilai perbandingan berpasangan pada matriks kriteria yang diberikan tidak konsisten. Jika tidak konsisten maka pengisian nilai-nilai pada matriks berpasangan pada unsur kriteria maupun alternatif harus diulang.

9. Menentukan jumlah kurir yang akan menjadi pilihan untuk menghasilkan tenga kurir terbaik.

10.Menyusun jumlah kurir yang telah ditentukan dalam bentuk matriks berpasangan untuk masing-masing kriteria. Ada n buah matriks berpasangan antar kurir tersebut.


(44)

11.Masing-masing matriks berpasangan antar kurir sebanyak n buah matriks, tiap-tiap matriksnya dijumlah perkolomnya.

12.Menghitung nilai prioritas masing-masing matriks berpasangan antar kurir dengan rumus pada langkah 4 dan langkah 5.

13.Menghitung nilai lamda maksimum, dengan rumus : λmaks = ∑ �

14.Menghitung konsistensi matriks berpasangan antar kurir dengaan mengikuti langkah-langkah pada nomor 7 dan nomor 8.

15.Menyusun matriks baris antar kurir dengan matriks baris kriteria yang isinya hasil perhitungan proses langkah 9.

16.Hasil akhir berupa prioritas global dari perkalian nilai prioritas masing-masing matriks kriteria dengan matriks antar kurir yang kemudian dijumlahkan. Nilai ini yang digunakan oleh pengambil keputusan berdasarkan nilai tertinggi.


(45)

BAB 3

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1 Analisis Sistem

Analisis sistem terdiri dari fase-fase berbeda yang mendeskripsikan pengembangan sistem. Dalam tugas akhir ini, ada dua fase analisis yaitu: analisis masalah, dan analisis kebutuhan. Analisis masalah bertujuan untuk memahami kelayakan masalah. Analisis kebutuhan dilakukan untuk menjelaskan fungsi-fungsi yang ditawarkan dan mampu dikerjakan sistem.

3.1.1 Analisis Masalah

Pemilihan kurir/karyawan yang tepat untuk melayani masalah konsumen mengenai pelayanan yang tersedia di PT. JNE cabang Medan sangat menentukan kepuasan pelayanan dan akan meningkatkan omset Perusahaan tersebut. Untuk mendapatkan kurir/karyawan yang tepat, maka sebelum diterima sebagai kurir akan diseleksi oleh bagian HRD. Adapun kriteria untuk pemilihan kurir sudah ditentukan oleh pihak perusahaan, sebagai berikut: penguasaan wilayah, kepemilikan dan izin kendaraan, pendidikan, kepribadian, dan pengalaman kerja. Penjelasan dari masing-masing kriteria sebagai berikut:

1. Kriteria pengetahuan meliputi penguasaan wilayah seorang calon kurir yang akan digunakan dalam bekerja

2. Kriteria kepemilikan dan izin kendaraan ini mengenai apakah calon kurir memilki kendaraan dan izin mengemudinya.


(46)

3. Kriteria pendidikan merupakan pendidikan terakhir yang dimiliki oleh calon kurir.

4. Kriteria kepribadian, merupakan penilaian bagaimana calon kurir mampu mengendalikan diri jika menemui konsumen yang emosi, memiliki humor serta tidak terpancing untuk berbuat dan berkata kasar.

5. Kriteria pengalaman kerja, merupakan kriteria pendukung, apakah calon kurir memiliki pengalaman kerja atau tidak.

Penilaian setiap calon kurir terhadap kriteria-kriteria yang ada dilakukan ini selanjutnya di masukan kedalam kedua metode yaitu : metode Profile Matching dan Analytical Hierarchy Process (AHP) dengan model penilaian yang bersifat kuantitaf. Analisis masalah pada sistem yang dirancang dapat digambarkan dalam diagram Ishikawa seperti pada Gambar 3.1

Gambar 3.1 Diagram Ishikawa

3.1.2 Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan terbagi dua bagian, yaitu kebutuhan fungsional dan kebutuhan nonfungsional. Kebutuhan fungsional mendeskripsikan aktivitas yang disediakan suatu

Mesin Metode

Manusia

Penentuan perekrutan tenaga kurir menggunakan metode

profile matching dan AHP

Material

Kesulitan menghitung ranking karyawan

Kesulitan memilih karyawan yang sesuai Terlalu banyak kriteria

Keterbatasan menghitung nilai karyawan Keterbatasan penentuan kriteria

Jumlah karyawan yang di rekrut kurang Belum ada applikasi perekrutan yang kuantitatif

Hasil perhitungan dengan applikasi tidak bukan jadi acuan


(47)

sistem. Sedangkan kebutuhan nonfungsional mendeskripsikan fitur, karakteristik dan batasan lainnya.

3.1.2.1 Kebutuhan Fungsional

Kebutuhan fungsional adalah fungsi-fungsi yang harus dipenuhi pada aplikasi yang dirancang. Kebutuhan fungsional yang harus dipenuhi aplikasi yang dirancang adalah sebagai berikut:

a. Sistem mampu menentukan nilai peringkat ranking kurir/karyawan yang dibutuhkan berdasarkan data yang telah di input user.

b. Sistem mampu menentukan kriteria dan sub kriteria kurir/karyawan yang telah di input user didalam algoritma AHP (Analytical Hierarchy Process). c. Sistem mampu menentukan aspek-aspek kurir/karyawan yang telah di input

user didalam algoritma Profile Matching.

d. Sistem mampu membandingkan perhitungan ranking karyawan berdasarkan kedua metode tersebut diatas.

3.1.2.2 Kebutuhan Nonfungsional

Kebutuhan nonfungsional mencakup karakteristik berikut: 1. Performa

Perangkat lunak yang akan dibangun dapat melaksanakan tugasnya dengan waktu yang tidak terlalu lama.

2. Efisiensi

Sistem atau perangkat lunak yang akan dibangun harus sesederhana mungkin agar mudah digunakan oleh pengguna (user) dan responsif. 3. Ekonomi

Sistem atau perangkat lunak yang akan dibangun harus dapat bekerja dengan baik tanpa harus mengeluarkan biaya tambahan dalam penggunaan


(48)

4. Informasi

Sistem harus mampu menyediakan informasi tentang data yang akan digunakan pada sistem.

5. Kontrol

Perangkat lunak yang dibangun akan menampilkan pesan error untuk setiap input yang tidak sesuai.

6. Pelayanan

Sistem yang telah dirancang bisa dikembangkan ke tingkat yang lebih kompleks lagi bagi pihak-pihak yang ingin mengembangkan sistem tersebut.

3.2 Sistem

Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Sistem dapat dijelaskan dengan sederhana sebagai perangkat elemen yang digabungkan satu dengan lainnya untuk tujuan bersama.

Sistem mempunyai maksud tertentu. Ada yang menyebutkan maksud suatu sistem adalah untuk mencapai suatu tujuan (goal) dan ada juga yang menyebutkan untuk mencapai suatu sasaran (objectives).

3.2.1 Karakteristik Sistem

Karakteristik sistem dapat dijabarkan sebagai berikut : a) Komponen Sistem (Component)

Merupakan bagian-bagian atau elemen-elemen sistem. Komponen sistem saling berinteraksi membentuk satu kesatuan komponen dari sistem yang dapat berupa subsistem atau bagian sistem. Setiap subsistem memiliki sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.


(49)

b) Batas Sistem (Boundary)

Merupakan suatu daerah yang membatasi suatu sistem dengan lingkungan luarnya atau sistem yang lain. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup sistem tersebut. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan.

c) Lingkungan Luar Sistem (Environments)

Apapun yang berada di luar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar bisa bersifat merugikan atau menguntungkan. Lingkungan luar yang menguntungkan disebut energi dan harus dijaga, sedangkan yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan agar tidak mengganggu sistem.

d) Antar Muka (Interface)

Merupakan penghubung antara subsistem dengan subsistem lainnya, yang memungkinkan sumber daya mengalir dari subsistem ke subsistem lainnya. e) Masukan (Input)

Adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. f) Keluaran (Output)

Hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan.

g) Pengolahan (Process)

Bagian yang mengolah masukan menjadi keluaran. h) Sasaran (Objectives) atau Tujuan (Goal)

Sasaran sistem menentukan masukan yang dibutuhkan dan keluaran yang akan dihasilkan sistem [5].

3.3 Perancangan Sistem

Perancangan sistem yang dirancang bertujuan untuk menggambarkan semua kondisi dan bagian-bagian yang berperan dalam sistem yang dirancang. Perancangan sistem dilakukan dengan Unified Modelling Language (UML). Unified Modelling Language


(50)

(UML) adalah sebuah bahasa pemodelan sistem berorientasi objek yang digunakan untuk memvisualisasi, menentukan, membangun, dan mendokumentasikan kebutuhan perilaku sebuah sistem [19]. Dalam penelitian ini, hanya digunakan dua diagram untuk memodelkan sistem, yaitu use case diagram dan activity diagram

3.3.1 Use Case Diagram

Use-Case diagram pada pemodelan aplikasi seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.2

Perhitungan PM

Admin / User

Perhitungan AHP

Tabel Data Kriteria Karyawan

Perhitungan Matriks Kriteria

Perhitungan Matriks Subkriteria

Hasil Perankingan

AHP

Tabel Data Kriteria Karyawan

Perhitungan Nilai GAP

Perankingan Profile Matching

Gambar 3.2 Use Case Diagram Sistem

3.3.2 Diagram Activity

Diagram Activity merupakan suatu alir yang menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang, tujuannya adalah untuk mengetahui bagaimana masing-masing alir sistem berawal. Diagram activity pada sistem dapat dilihat pada


(51)

Memulai aplikasi

Pilih Menu Bar Login Admin

Tampil menu utama aplikasi

User/Admin Sistem

no

yes

Main Main Main

Help Proses PM

About Proses AHP

Tampi Menu data karyawan

Menginput Data Karyawan no

yes Pilih Data Karyawan

Menghitung Perankingan AHP

Menu Perhitungan Kriteria yes

Input Matriks Kriteria

Hasil Prioritas Kriteria

Input Matriks SubKriteria perkriteria

Hasil Prioritas Global/ Ranking AHP

Menghitung Perankingan PM

yes

Menu Perhitungan PM

Input Nilai Aspek kriteria

Hasil perhitungan PM/ Ranking PM

Exit

Gambar 3.3 Diagram Activity Sistem


(52)

User/Admin Sistem

Pilih Menu Bar Proses PM Login Admin

Tampil menu utama aplikasi yes

Tampil Menu Perhitungan PM

Hitung Nilai Core dan Secondary Factor Input nilai Aspek kriteria PM

Tampil Nilai GAP Aspek Input Nilai Standar Profile

Hasil Ranking PM No

Gambar 3.4 Diagram Activity Sistem Algoritma Profile Matching Diagram activity untuk Proses perhitungan ranking karyawan menggunakan algoritma AHP (Analytical Hierarchy Procsess) dapat dilihat pada Gambar 3.5

User/Admin Sistem

Pilih Menu Bar Proses AHP Login Admin

Tampil menu utama aplikasi yes

Tampil Menu Perhitungan Kriteria

Tampil Menu Perhitungan SubKriteria PerKriteria Pilih Perhitungan Kriteria

Input nilai matriks kriteria AHP

Proses Perhitungan Kriteria

Hasil Prioritas Kriteria Pilih Perhitungan

SubKriteria PerKriteria

Input nilai matriks SubKriteria AHP Perkriteria

Hasil Prioritas subkriteria PerKriteria

Input Hasil Prioritas Kriteria

Hasil Prioritas Global/ Ranking AHP no


(53)

3.3.3 Class Diagram

Class diagram untuk sistem yang akan dirancang dapat dilihat pada Gambar 3.6.

Kriteria Id varchar 11 Pw int 11 Kk varchar 20 Pend varchar 20 Kep varchar 20 Pk varchar 20 Karyawan

Id varchar 11 Nama varchar 20 Tmplahir varchar 50 Tgllahir varchar 20 Alamat varchar 50 Nohp varchar 12

Admin Id int 6 Username varchar 10 Password varchar 10

n 1..n

1

Gambar 3.6 Class Diagram

3.4 Data Kriteria/Aspek Perusahaan

Data kriteria/aspek perusahaan ini digunakan sebagai acuan dari nilai perhitungan kedua metode AHP (Analytical Hierarchy Process) dan Profile Matching Tiap karyawan/kurir yang akan direkrut.

Tabel 3.1 Data Kriteria/Aspek Perusahaan Nama Karyawan Penguasaan Wilayah Kepemilikan Kendaraan

Pendidikan Kepribadian Pengalaman Kerja

K0001 85 Ada Diploma 3 Baik Ada

K0002 90 Ada Sma Baik Tidak

K0003 70 Tidak Sma Sangat Baik Tidak

K0004 80 Tidak Diploma 3 Baik tidak

K0005 80 Ada Sma Kurang baik ada

3.5 Perhitungan Algoritma AHP (Analytical Hierarchy Process)

Pada tahap ini terdapat tiga hal penting, yaitu penginputkan kriteria karyawan ,profile perusahaan dan pengsubkriterian karyawan, proses perhitungan Algoritma AHP


(54)

3.5.1 Pengkriterian Karyawan

Dalam menggunakan pemecahan suatu masalah dengan algoritma AHP (Analytical Hierarchy Process) langkah pertama yang dilakukan yaitu:

1. Menentukan kriteria calon karyawan/kurir. Kriteria-kriteria yang dibutuhkn perusahaan adalah penguasaan wilayah, kepemilikan kendaraan, pendidikan, kepribadian, pengalaman kerja.

2. Menyusun kriteria-kriteria calon karyawan/kurir dalam matriks berpasangan seperti tabel 3.2

Tabel 3.2 Tabel Matriks Kriteria Karyawan/Kurir

Kriteria Penguasaan

Wilayah (PW) Kepemilikan Kendaraan (KK) Pendidikan (Pend) Kepribadian (Kep) Pengalaman kerja (PK) Penguasaan Wilayah (PW)

Kepemilikan Kendaraan (KK) Pendidikan (Pend) Kepribadian (Kep) Pengalaman Kerja (PK)

Jumlah

Cara pengisian elemen-elemen matriks pada Tabel 3.2, adalah sebagai berikut: a. Elemen a[i,j] = 1, dimana i = 1,2,3,...n. Untuk penelitian ini, n = 5.

b. Elemen matriks segitiga atas sebagai input.

c. Elemen matriks segitiga bawah mempunyai rumus

�[ , ] = �[ , ] ≠

3. Menjumlahkan setiap kolom pada tabel 3.2 � � = ∑ �[ , � =1 ] � = ∑ �[ , � =1 ] � � = ∑ �[ , � =1 ] � � = ∑ �[ , � ] � = ∑ �[ , � ]


(55)

Keterangan: i = Baris j = Kolom

n = banyak kriteria (5)

K pw = Jumlah kolom Penguasaan Wilayah K kk = Jumlah kolom Kepemilikan Kendaraan K pend = Jumlah kolom Pendidikan

K kep = Jumlah kolom kepribadian

K pk = Jumlah kolom pengalaman kerja

4. Menentukan nilai elemen kolom kriteria dengan rumus tiap-tiap sel pada Tabel 3.2 dibagi dengan masing-masing jumlah kolom pada langkah 3.

H Kpw = (Xpw1…Xpw5) / Kpw H Kkk = (Xkk1…Xkk5) / Kkk

H Kpend = (Xpend1…Xpend5) / Kpend H Kkep = (Xkep1…Xkep5) / Kkep H Kpk = (Xpk1…Xpk5) / Kpk

Keterangan :

N = banyak kriteria (5)

Xkpw = Setiap sel kolom penguasaan wilayah Xkkk = Setiap Sel kolom kepemilikan kendaraan Xkpend = Setiap Sel kolom pendidikan

Xkkep = Setiap Sel kolom kepribadian Xkpk = Setiap Sel kolom pengalaman kerja

Hkpw = Hasil bagi setiap sel kolom penguasaan wilayah dengan jumlah kolom penguasaan wilayah

Hkkk = Hasil bagi setiap sel kolom kepemilikan kendaraan dengan jumlah kolom kepemilikan kendaraan

Hkpend = Hasil bagi setiap sel kolom pendidikan dengan jumlah kolom pendidikan

Hkkep = Hasil bagi setiap sel kolom kepribadian dengan jumlah kolom kepribadian

Hkpk = Hasil bagi setiap sel kolom pengalaman kerja dengan jumlah kolom pengalaman kerja

5. Menentukan prioritas kriteria pada masing-masing baris pada Tabel 3.2 dengan rumus jumlah baris dibagi dengan banyak kriteria.


(56)

� = ∑ �[ ,

� =1

] = ∑ �[ ,

� =1

] � = ∑ �[ ,

� =1

]

� = ∑ �[

� =1

, ] � = ∑ �[ ,

� =1

]

� � = � � = � � = �

� � = � � � = �

Keterangan :

n = banyak kriteria (5)

Bpw = Jumlah baris penguasaan wilayah Bkk = Jumlah baris kepemilikan kendaraan Bpend = Jumlah baris pendidikan

Bkep = Jumlah baris kepribadian Bpk = Jumlah baris pengalaman kerja Ppw = Prioritas penguasaan wilayah Pkk = Prioritas kepemilikan kendaraan Ppend = Prioritas pendidikan

Pkep = Prioritas kepribadian Pkk = Prioritas pengalaman kerja

6. Memasukkan data-data karyawan/kurir dalam bentuk matriks berpasangan seperti tabel 3.3.

Tabel 3.3 Tabel Matriks Karyawan/Kurir

Kriteria K0001 K0002 K0003 K0004 K0005

K0001 K0002 K0003 K0004


(57)

7. Menjumlah setiap kolom pada Tabel 3.3. � � = ∑ �[ � =1 , ] � = ∑ �[ � =1 , ] � � = ∑ �[ � =1 , ] � � = ∑ �[ � =1 , ] � � = ∑ �[ � =1 , ] Keterangan:

i = Baris

j = Kolom

KDpw = Jumlah kolom karyawan per penguasaan wilayah KDkk = Jumlah kolom karyawan per kepemilikan kendaraan KDpend = Jumlah kolom karyawan per pendidikan

KDkep = Jumlah kolom karyawan per kepribadian KDpk = Jumlah kolom karyawan per pengalaman kerja

8. Menentukan nilai elemen kolom karyawan dengan rumus tiap-tiap sel pada Tabel 3.3 dibagi dengan jumlah kolom pada langkah 7.

H DKpw = (XDpw1…XDpwn) / Kpw H DKkk = (XDkk1…XDkkn) / Kkk

H DKpend = (XDpend1…XDpendn) / Kpend H DKkep = (XDkep1…XDkepn) / Kkep H DKpk = (XDpk1…XDpkn) / Kpk

Keterangan :

N = banyak karyawan

Xdpwn = Setiap sel kolom karyawan per penguasaan wilayah

Xdkkn = Setiap Sel kolom karyawan per kepemilikan kendaraan

Xdpendn = Setiap Sel kolom karyawan per pendidikan

Xdkepn = Setiap Sel kolom karyawan per kepribadian

Xdpkn = Setiap Sel kolom karyawan per pengalaman kerja

Hdpw = Hasil bagi setiap sel kolom karyawan per penguasaan wilayah dengan jumlah


(58)

Hdkk = Hasil bagi setiap sel kolom karyawan per kepemilikan kendaraan dengan jumlah kolom kepemilikan kendaraan

Hdpend = Hasil bagi setiap sel kolom karyawan per pendidikan dengan jumlah kolom pendidikan

Hdkep = Hasil bagi setiap sel kolom karyawan per kepribadian dengan jumlah kolom kepribadian

Hdpk = Hasil bagi setiap sel kolom karyawan per pengalaman kerja dengan jumlah kolom pengalaman kerja

9. Menentukan prioritas karyawan pada masing-masing baris pada Tabel 3.3 dengan rumus jumlah baris dibagi dengan banyak calon karyawan

� = ∑ �[ � =1 , ] = ∑ �[ , � =1 ] � = ∑ �[ , � =1 ] � = ∑ �[ � =1 , ] � = ∑ �[ , � =1 ] � � = � � = � � = � � � = � � � = � Keterangan :

BDpw = Jumlah baris karyawan per penguasaan wilayah BDkk = Jumlah baris karyawan per kepemilikan kendaraan BDpend = Jumlah baris karyawan per pendidikan

BDkep = Jumlah baris karayawan per kepribadian BDpk = Jumlah baris karyawan per pengalaman kerja PDpw = Prioritas karyawan per penguasaan wilayah PDkk = Prioritas karyawan per kepemilikan kendaraan Pdpend = Prioritas karyawan per pendidikan

PDkep = Prioritas karyawan per kepribadian PDpk = Prioritas karyawan per pengalaman kerja 10. Menguji konsistensi matriks berpasangan.


(59)

Rpend = (Xpend1…Xpendn) * Ppend Rkep = (Xkep1…Xkepn) * Pkep Rpk = (Xpk1…Xpkn) * Ppk

Keterangan :

Rpw = Perkalian sel kolom penguasaan wilayah dengan prioritas kriteria baris penguasaan wilayah

Rkk = Perkalian sel kolom kepemilikan kendaraan dengan prioritas kriteria baris kepemilikan kendaraan

Rpend = Perkalian sel kolom pendidikan dengan prioritas kriteria baris pendidikan Rkep = Perkalian sel kolom kepribadian dengan prioritas kriteria baris kepribadian Rpk = Perkalian sel kolom pengalaman kerja dengan prioritas kriteria baris

pengalaman kerja

Jumlah baris hasil perkalian inputan kriteria dengan prioritas kriteria

�� = ∑ �[ � =1 , ] � = ∑ �[ � =1 , ] �� = ∑ �[ � =1 , ] � � = ∑ �[ � =1 , ] �� = ∑ �[ � =1 , ] Keterangan :

i = Baris j = Kolom

BPpw = Jumlah baris hasil perkalian inputan kolom status penguasaan wilayah dengan prioritas penguasaan wilayah

BPkk = Jumlah baris hasil perkalian inputan kolom produktivitas usaha dengan prioritas produktivitas usaha

BPpend = Jumlah baris hasil perkalian inputan kolom pendidikan dengan prioritas pendidikan

Bpkep = Jumlah baris hasil perkalian inputan kolom kepribadian dengan prioritas kepribadian

BPpk = Jumlah baris hasil perkalian inputan kolom pengalaman kerja dengan prioritas pengalaman kerja.


(60)

11. Menghitung maksimum, CI dan CR. λ

� � = �� ∗ �� � = � ∗ � � � = �� ∗ ��

� � = � � ∗ � � � � = �� ∗ ��

� � =� � + � + � � + � � + � �

Keterangan:

n = Banyak kriteria (5) � � = Penguasaan wilayah � � � = Kepemilikan Kendaraan � � � = Pendidikan � �

� � � = Kepribadian � � � � � = Pengalaman kerja � �

�� =� ��� − �� −

� = ��

Keterangan:

CI = Consistency Index (Indeks Konsistensi) CR = Consistency Ratio (Rasio Konsistensi)

Max = eigenvalue maksimum (bobot maksimum setiap elemen) λ N = banyaknya kriteria

12. Menghitung nilai prioritas global.

Ptpw = (Pdpw1… Pdpwn) * Ppw Ptkk = (Pdkk1… Pdkkn) * Pkk

Ptpend = (Pdpend1… Pdpendn) * Ppend Ptkep = (Pdkep1… Pdkepn) * Pkep Ptpk = (Pdpk1… Pdpkn) * Ppk


(61)

Prioritas tujuan: Perkalian nilai prioritas karyawan per kriteria dengan prioritas kriteria Keterangan:

Ptpw = prioritas tujuan karyawan per penguasan wilayah Ptkk = prioritas tujuan karyawan per kepemilikan kendaraan Ptpend = prioritas tujuan karyawan per pendidikan

Ptkep = prioritas tujuan karyawan per kepribadian Ptpk = prioritas tujuan karyawan per pengalaman kerja

� = ∑ �[

� =1

, ] � = ∑ �[

� =1

, ] �� = ∑ �[

� =1

, ]

� = ∑ �[

� =1

, ] � = ∑ �[

� =1

, ]

Prioritas Global: Hasil penjumlahan baris nilai prioritas tujuan. Keterangan:

Pk0001 = Prioritas Global K1 Pk0002 = Prioritas Global K2 Pk0003 = Prioritas Global K3 Pk0004 = Prioritas Global K4 Pk0005 = Prioritas Global K5

3.5.2 Perhitungan Data Kriteria Karyawan/Kurir

Berdasarkan rumus yang telah dijelaskan sebelumnya, pada subbab ini akan dibahas tentang inputan data yang sebenarnya, proses perhitungan dan keluaran yang diharapkan pada penelitian ini. Masukan sistem ini adalah nilai matriks kriteria perusahaan dan nilai matriks karyawan untuk tiap kriteria.

3.5.2.1 Nilai Matriks Kriteria

Menyusun kriteria-kriteria karyawan/kurir pada matriks berpasangan. Misalkan data yang dimasukkan dapat dilihat pada tabel 3.4 dengan rumus penjumlahan sebagai berikut:


(1)

If b1 = -3 Then arrd(_r, 0) = 3 If b2 = -3 Then arrd(_r, 1) = 3 If b3 = -3 Then arrd(_r, 2) = 3 If b4 = -3 Then arrd(_r, 3) = 3 If b5 = -3 Then arrd(_r, 4) = 3 If b1 = 4 Then arrd(_r, 0) = 2.5 If b2 = 4 Then arrd(_r, 1) = 2.5 If b3 = 4 Then arrd(_r, 2) = 2.5 If b4 = 4 Then arrd(_r, 3) = 2.5 If b5 = 4 Then arrd(_r, 4) = 2.5 If b1 = -4 Then arrd(_r, 0) = 2 If b2 = -4 Then arrd(_r, 1) = 2 If b3 = -4 Then arrd(_r, 2) = 2 If b4 = -4 Then arrd(_r, 3) = 2 If b5 = -4 Then arrd(_r, 4) = 2 If b1 = 5 Then arrd(_r, 0) = 1.5 If b2 = 5 Then arrd(_r, 1) = 1.5 If b3 = 5 Then arrd(_r, 2) = 1.5 If b4 = 5 Then arrd(_r, 3) = 1.5 If b5 = 5 Then arrd(_r, 4) = 1.5 If b1 = -5 Then arrd(_r, 0) = 1 If b2 = -5 Then arrd(_r, 1) = 1 If b3 = -5 Then arrd(_r, 2) = 1 If b4 = -5 Then arrd(_r, 3) = 1 If b5 = -5 Then arrd(_r, 4) = 1 Next

Dim kf(4) As String Dim dt As DataTable Dim ind As Integer Try

Call bukaDB()

DA = New MySqlDataAdapter("SELECT id from karyawan", Conn) DS = New DataSet

DA.Fill(DS, "karyawan") dt = DS.Tables(0)

list_gap.DataSource = DS.Tables(0) list_gap.AllowUserToAddRows = False ind = 0

For Each dr In dt.Rows kf(ind) = dr("id") ind = ind + 1 Next

For _c = 0 To 4

list_gap.Rows(_c).Cells(0).Value = arrd(_c, 0) list_gap.Rows(_c).Cells(1).Value = arrd(_c, 1) list_gap.Rows(_c).Cells(2).Value = arrd(_c, 2) list_gap.Rows(_c).Cells(3).Value = arrd(_c, 3) list_gap.Rows(_c).Cells(4).Value = arrd(_c, 4) Next

Catch ex As MySqlException

MsgBox(ex.ToString, MsgBoxStyle.Critical, "Terjadi Kesalahan") End Try

TextBox35.Text = Math.Round((Val(arrd(0, 0)) + Val(arrd(0, 1)) + Val(arrd(0, 2))) / 3, 2)

TextBox54.Text = Math.Round((Val(arrd(0, 3)) + Val(arrd(0, 0))) / 2, 2) TextBox15.Text = Math.Round((Val(TextBox35.Text) * 0.6) + (Val(TextBox54.Text) * 0.4), 2)

TextBox33.Text = Math.Round((Val(arrd(1, 0)) + Val(arrd(1, 1)) + Val(arrd(1, 2))) / 3, 2)


(2)

115

TextBox13.Text = Math.Round((Val(TextBox33.Text) * 0.6) + (Val(TextBox53.Text) * 0.4), 2)

TextBox31.Text = Math.Round((Val(arrd(2, 0)) + Val(arrd(2, 1)) + Val(arrd(2, 2))) / 3, 2)

TextBox16.Text = Math.Round((Val(arrd(2, 3)) + Val(arrd(2, 0))) / 2, 2)

TextBox11.Text = Math.Round((Val(TextBox31.Text) * 0.6) + (Val(TextBox16.Text) * 0.4), 2)

TextBox29.Text = Math.Round((Val(arrd(3, 0)) + Val(arrd(3, 1)) + Val(arrd(3, 2))) / 3, 2)

TextBox8.Text = Math.Round((Val(arrd(3, 3)) + Val(arrd(3, 0))) / 2, 2)

TextBox9.Text = Math.Round((Val(TextBox29.Text) * 0.6) + (Val(TextBox8.Text) * 0.4), 2)

TextBox23.Text = Math.Round((Val(arrd(4, 0)) + Val(arrd(4, 1)) + Val(arrd(4, 2))) / 3, 2)

TextBox7.Text = Math.Round((Val(arrd(4, 3)) + Val(arrd(4, 0))) / 2, 2) TextBox17.Text = Math.Round((Val(TextBox23.Text) * 0.6) + (Val(TextBox7.Text) * 0.4), 2)

Chart1.Series(0).Points.Clear() With Chart1.ChartAreas(0) .AxisY.Interval = 0.5 .AxisX.Title = "Karyawan" .AxisY.Title = "Ranking" End With Chart1.Series(0).Points.AddXY(kf(0), TextBox15.Text) Chart1.Series(0).Points.AddXY(kf(1), TextBox13.Text) Chart1.Series(0).Points.AddXY(kf(2), TextBox11.Text) Chart1.Series(0).Points.AddXY(kf(3), TextBox9.Text) Chart1.Series(0).Points.AddXY(kf(4), TextBox17.Text) Chart1.Series(0).ChartType = System.Windows.Forms.DataVisualization.Charting.SeriesChartType.Bar End Sub End Class

8.

ModConecction

Imports MySql.Data

Imports MySql.Data.MySqlClient Module modConnection

Public Conn As MySqlConnection Public RD As MySqlDataReader Public DA As MySqlDataAdapter Public CMD As MySqlCommand Public DS As DataSet

Public Simpan, Ubah, Hapus As String Public Sub bukaDB()

Try

Dim SQLConn As String

SQLConn = "server=localhost;user id=root;password=;database=spk" Conn = New MySqlConnection(SQLConn)

If Conn.State = ConnectionState.Closed Then Conn.Open()

End If

Catch ex As MySqlException

MsgBox(ex.Number().ToString & ":" & vbCrLf & ex.Message(), MsgBoxStyle.OkOnly, "Pesan")

End Try End Sub

Public Sub tutupDB()


(3)

Conn.Close() End Sub


(4)

117

LAMPIRAN B

CURRICULUM VITAE

Nama

: Fiki Nofembri

Tempat / Tanggal Lahir

: Tebing Tinggi, 22 November 1990

Alamat

: Jl. Rachmadsyah Gg.Baik no.22 Medan

Agama

: Islam

Jenis Kelamin

: Laki-Laki

Alamat Email

: viky.nofembry@gmail.com

No. Hp

: 0852 7637 1532

PENDIDIKAN FORMAL

2011-2013

S1 Ekstensi Ilmu Komputer Fasilkom-TI USU, Medan.

2008-2011

D3 Teknik Informatika USU, Medan.

2005-2008

SMA Negeri 1 Tebing Tinggi

2002-2005

SMP Negeri 2 Tebing Tinggi

1996-2002

SD Negeri 1 Tanjung Gading

SEMINAR, KURSUS

2013

Peserta

Seminar

Nasional

Teknologi

Informasi

(SNASTIKOM) “Sumut Go Open Source” Solusi cerdas

perangkat lunak bebas menuju kreativitas bangsa tanpa

batas “ Tapian Daya Medan.

2008

Peserta Seminar Teknologi Informasi

Welcome The

Future With Information Technology

” Universitas

Sumatera Utara

KEAHLIAN

Bahasa

Indonesia, Inggris

Bahasa Pemrograman

Visual Basic, PHP, MySQL.


(5)

3

Maslim

Rider

DIPERTIMBANGKAN DIPERTIMBANGKAN

1-Jan-1990

SMA

Ada

80

Tidak

4

ZULPAN IBRAHIM

Rider

DIPERTIMBANGKAN DISARANKAN

25-Jun-1991

SMK

Ada

90

Tidak

5

REZEKI POHAN

Rider

DIPERTIMBANGKAN TIDAK DISARANKAN

17-Dec-1991

SMK

Ada

95

Ada

6

FADLY ARIANSYAH

Rider

DIPERTIMBANGKAN DIPERTIMBANGKAN

2-Sep-1984

SMA

Ada

70

Ada

7

SATRIAJI

Rider

DIPERTIMBANGKAN DISARANKAN

11-Jun-1992

SMK

Tidak

75

Ada

8

TAUFIK HIDAYAT SIREGAR

Driver

DIPERTIMBANGKAN TIDAK DISARANKAN 25-May-1987 SMK

Tidak

90

Tidak

9

HARDIANSYAH SARAGIH

Driver

DISARANKAN

DISARANKAN

9-Oct-1985

SMK

Ada

95

Tidak

10

MUHAMMAD ROSYIDIN

Driver

DIPERTIMBANGKAN DIPERTIMBANGKAN

26-Jun-1987

SMA

Ada

90

Tidak

11

BUDI SYAHPUTRA


(6)

Dokumen yang terkait

Integrasi Metode QFD (Quality Function Deployment) dan AHP (Analytic Hierarchy Process) untuk Meningkatkan Kualitas Produk Sabun Mandi Padat Antiseptik (Studi Kasus : di PT. Oleochem and Soap Industri)

9 100 164

Integrasi Metode QFD (Quality Function Deployment) dan AHP (Analytic Hierarchy Process) untuk Meningkatkan Kualitas Produk Sabun Mandi Padat Antiseptik (Studi Kasus : Di PT. Oleochem and Soap Industri)

18 109 164

Penentuan Komoditas Unggulan Pertanian Dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) (Studi Kasus: Pertanian Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi)

18 117 72

Analisa Pemilihan Moda Transportasi Dengan Metode Analytic Hierarchy Process ( AHP ) Studi Kasus : Kuala Namu - Medan

22 147 107

Implementasi Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Fuzzy Multi-Attribute Decision Making (Fuzzy MADM) dalam Penentuan Prioritas Pengerjaan Order di PT. Sumatera Wood Industry

6 138 175

Analisis Pemilihan Supplier Dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) di PT. Indo CafCo

12 57 78

Implementasi Metode K- Means Clustering Dan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Dalam Penilaian Kedisiplinan Siswa (Studi Kasus : SMP Negeri 21 Medan)

20 99 166

Studi Penerapan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Dan Metode Technique For Order Preference By Similarity To Ideal Solution (TOPSIS) Untuk Peningkatan Kualitas Layanan Di Rumah Sakit Bina Kasih Medan-Sunggal

4 41 149

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Defenisi, Karakteristik dan Kriteria Jasa Kurir 2.1.1 Defenisi Jasa Kurir - Implementasi Metode Profile Matching dan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) pada Perekrutan Tenaga Kurir (Studi Kasus PT. JNE Cabang Medan)

0 0 21

Implementasi Metode Profile Matching dan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) pada Perekrutan Tenaga Kurir (Studi Kasus PT. JNE Cabang Medan)

0 0 16