Analisis Pemilihan Supplier Dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) di PT. Indo CafCo

(1)

ANALISIS PEMILIHAN

SUPPLIER

DENGAN METODE

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

(AHP) DAN

TECHNIQUE FOR ORDER PREFERENCE BY SIMILARITY TO

IDEAL SOLUTION

(TOPSIS) DI PT. INDO CAFCO

TUGAS SARJANA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh

Vachiona Sutra Napitu 090403045

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N


(2)

(3)

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala kasih Karunia-Nya serta kemurahan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Sarjana ini. Tugas Sarjana merupakan salah satu syarat akademis yang harus dipenuhi oleh mahasiswa Teknik Industri untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik.

Penulis melaksanakan Tugas Sarjana di PT. Indo CafCo yang bergerak dalam bidang pengeringan biji kopi. Tugas Sarjana ini berjudul “Analisis Pemilihan Supplier Dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) di PT. Indo CafCo”.

Penulis menyadari bahwa laporan Tugas Sarjana ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis menerima secara terbuka setiap kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak untuk perbaikan tulisan ini.

Medan, September 2014 Penulis


(5)

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam pengerjaan laporan ini, penulis mendapat banyak bimbingan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak. Untuk itu, penulis ingin berterima kasih kepada pihak dan nama-nama yang ada di bawah ini.

1. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT selaku Ketua Departemen Teknik Industri dan Bapak Ir. Ukurta Tarigan, MT selaku Sekretaris Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Ir. Mangara Tambunan, M.Sc selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Ikhsan Siregar, ST. M.Eng selaku Dosen Pembimbing II yang telah menyediakan waktu untuk membimbing dan mengajarkan penulis dalam penelitian dan pengerjaan laporan tugas sarjana ini.

3. Bapak Rocky selaku pembimbing lapangan yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian di PT. Indo CafCo.

4. Kedua orang tua penulis (M.J. Napitu dan D. Sihombing), adik penulis Wesly M. Napitu, Franz T. Napitu, Vincent Y. Napitu yang selalu mendukung dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan tugas sarjana ini.

5. Kepala Laboratorium Ergonomi dan Perancangan Sistem Kerja (E & PSK) Ibu Ir. Dini Wahyuni, MT dan para asisten laboratorium (Suriadi, Donny, Uci, Poppy, Hasianna, Silvia, Willy, Gavrillo, Adra, Reza, Aziz, Joseph, Saryanta, Nadia, Martha, Rama, Holongan, Loli, Poppy, Marina) yang


(6)

mendukung, memotivasi dan membantu penulis dalam pengerjaan laporan tugas sarjana.

6. Seluruh mahasiswa Teknik Industri USU Angkatan 2009 (IE-KLAN) yang selalu bersedia berdiskusi dan memberikan semangat dalam pengerjaan karya ini

Terima kasih dan syukur yang terbesar untuk Tuhan yang telah menghadirkan orang-orang yang sangat luar biasa di hidup penulis.

Medan, September 2014 Penulis


(7)

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

LEMBAR JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

SERTIFIKAT EVALUASI TUGAS SARJANA ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xix

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

ABSTRAK ... xxi

I PENDAHULUAN ... I-1 1.1 Latar Belakang ... I-1 1.2 Rumusan Masalah ... I-5 1.3 Tujuan Penelitian ... I-5 1.4 Manfaat Penelitian ... I-5 1.5 Batasan dan Asumsi yang Digunakan ... I-6 1.6 Sistematika Penulisan Tugas Akhir ... I-7


(8)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... II-1 2.1 Sejarah Perusahaan ... II-1 2.2 Ruang Lingkup Bidang Usaha... II-2 2.3 Letak Geografi Perusahaan ... II-2 2.4 Daerah Pemasaran ... II-2 2.5 Organisasi dan Manajemen Perusahaan ... II-3 2.5.1 Struktur Organisasi ... II-3 2.5.2 Jumlah Tenaga Kerja pada Perusahaan ... II-5 2.5.3 Jam Kerja ... II-5 2.5.4 Sistem Pengupahan ... II-6 2.6 Proses Produksi ... II-6 2.6.1 Standar Mutu Produk ... II-6 2.6.2 Bahan yang Digunakan ... II-6 2.6.3 Uraian Proses Produksi ... II-6 2.7 Mesin dan Peralatan ... II-6 2.7.1 Mesin Produksi ... II-7 2.7.2 Peralatan ... II-7 2.7.2 Utilitas ... II-7 2.8 Safety and Fire Production ... II-9 2.9 Limbah ... II-9


(9)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

III LANDASAN TEORI ... III-1 3.1 Pemilihan Supplier (Pemasok) ... III-1

3.1.1 Kriteria Pengambilan Keputusan ... III-2 3.2 Kopi dan Standar Mutunya ... III-3 3.3 AnalyticalHierarchyProcess (AHP) ... III-5 3.4 Technique for Order Preference By Similarity To Ideal

Solution (TOPSIS) ... III-10

IV METODOLOGI PENELITIAN ... IV-1 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... IV-1 4.2 Objek Penelitian ... IV-1 4.3 Jenis Penelitian ... IV-1 4.4 Kerangka Berpikir ... IV-2 4.5 Prosedur Penelitian ... IV-2 4.6 Populasi ... IV-3 4.7 Metode Pengumpulan Data ... IV-4 4.8 Pengolahan Data ... IV-4 4.9 Analisis Pemecahan Masalah ... IV-5 4.10 Kesimpulan dan Saran ... IV-5 4.11 Jadwal Penelitian ... IV-5


(10)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ... V-1 5.1 Pengumpulan Data... V-1 5.1.1 Pengumpulan Data AHP ... V-1 5.1.2 Struktur Hierarki Pemilihan Alternatif Supplier

pada PT. Indo CafCo ... V-6 5.1.3 Pembuatan Kuesioner ... V-7 5.1.4 Matriks Perbandingan Berpasangan

(Pairwise Comparison) ... V-8 5.1.4.1 Level 2 (Kriteria) ... V-8 5.1.4.2 Level 3 (Alternatif) ... V-9 5.2. Pengolahan Data ... V-12

5.2.1 Perhitungan Rata-rata Pembobotan untuk

Setiap Kriteria dan Alternatif ... V-12 5.2.2 Perhitungan Bobot Parsial dan Konsistensi

Matriks ... V-14 5.2.2.1 Perhitungan Bobot Parsial dan

Konsistensi Matriks untuk Elemen


(11)

5.2.2.2 Perhitungan Bobot Parsial dan Konsistensi Matriks untuk Alternatif

pada Kriteria Kualitas (K1) ... V-18 5.2.2.3 Perhitungan Bobot Parsial dan

Konsistensi Matriks untuk Alternatif

pada Kriteria Harga (K2) ... V-22 5.2.2.4 Perhitungan Bobot Parsial dan

Konsistensi Matriks untuk Alternatif

pada Kriteria Waktu Pengiriman (K3) ... V-25 5.2.2.5 Perhitungan Bobot Parsial dan

Konsistensi Matriks untuk Alternatif

pada Kriteria Kuantitas (K4) ... V-29 5.2.2.6 Perhitungan Bobot Parsial dan

Konsistensi Matriks untuk Alternatif

pada Kriteria Respon terhadap Klaim (K5) ... V-32 5.2.3 Penentuan Bobot Prioritas ... V-37 5.2.3.1 Level 3 ... V-37 5.2.3.2 Level 2 ... V-37 5.2.4 Penentuan Prioritas Supplier dengan TOPSIS

(Technique for Order Preference By Similarity To

Ideal Solution) ... V-38 5.2.4.1 Normalisasi Matriks ... V-40 5.2.4.2 Normalisasi Matriks Terbobot ... V-40


(12)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

5.2.4.3 Matriks Solusi Ideal Positif dan Negatif ... V-41 5.2.4.4 Jarak Antara Nilai Alternatif dengan

Matriks Solusi Ideal Positif dan Negatif ... V-42 5.2.4.5 Nilai Preferensi Alternatif ... V-44

VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH ... VI-1 6.1 Analisis Hierarki ... VI-1 6.2 Analisis AHP dan TOPSIS ... VI-2

VII KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1 7.1 Kesimpulan ... VII-1 7.2 Saran ... VII-1

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(13)

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN 1.1 Jumlah biji kopi yang tidak sesuai dengan standar dari

setiap Suppliers... II-3 2.1 Jumlah Tenaga Kerja PT. Indo CafCo ... II-5 2.2 Mesin Produksi ... II-7 2.3 Peralatan ... II-8 3.1 Kriteria Pemilihan Pemasok atau Vendor Dickson ... III-2 3.2 Syarat Mutu Umum Kopi ... III-4 3.3 Dasar Perbandingan Kriteria ... III-8 3.4 Harga RandomIndex ... III-9 3.5 Rating Kecocokan dari setiap Alternatif pada setiap Kriteria III-14 4.1 Populasi Responden... IV-4 4.2 Bar Chart Perencanaan Pelaksanaan Tugas Akhir ... IV-4 5.1 Pengelompokan Responden Berdasarkan Jabatan ... V-1 5.2 Kerja sama Perusahaan dengan Supplier ... V-3 5.3 Informasi Kualitas dan Respon terhadap Klaim ... V-5 5.4 Matriks Perbandingan Berpaangan Elemen Level 2 ... V-8 5.5 Matriks Perbandingan Berpasangan antar kualitas setiap

Alternatif ... V-6 5.6 Matriks Perbandingan Berpasangan Antar Harga


(14)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN 5.7 Matriks Perbandingan Berpasangan Antar Waktu

Pengiriman Setiap Alternatif ... V-10 5.8 Matriks Perbandingan Berpasangan Antar Kuantitas Setiap

Alternatif ... V-11 5.9 Matriks Perbandingan Berpasangan Antar Respon terhadap

Klaim setiap Alternatif ... V-11 5.10 Rekapitulasi Perbandingan Antara Kriteria Kualitas dengan

Harga ... V-12 5.11 Perhitungan Rata-rata Pembobotan untuk Kriteria ... V-12 5.12 Perhitungan Rata-rata Pembobotan Alternatif ... V-13 5.13 Penjumlahan Rata-rata Pembobotan untuk Elemen

Level 2 ... V-15 5.14 Matriks Normalisasi dan Bobot Setiap Baris Elemen

Level 2 ... V-16 5.15 Penjumlahan Rata-rata Pembobotan untuk Alternatif

pada Kriteria Kualitas (K1) ... V-19 5.16 Matriks Normalisasi dan Bobot untuk Alternatif

pada Kriteria Kualitas (K1) ... V-20 5.17 Penjumlahan Rata-rata Pembobotan untuk Alternatif


(15)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN 5.18 Matriks Normalisasi dan Bobot untuk Alternatif

pada Kriteria Harga (K2) ... V-23 5.19 Penjumlahan Rata-rata Pembobotan untuk Alternatif

pada Kriteria Waktu Pengiriman (K3) ... V-27 5.20 Matriks Normalisasi dan Bobot untuk Alternatif

pada Kriteria Waktu Pengiriman (K3) ... V-27 5.21 Penjumlahan Rata-rata Pembobotan untuk Alternatif

pada Kriteria Kuantitas (K4) ... V-29 5.22 Matriks Normalisasi dan Bobot untuk Alternatif

pada Kriteria Kuantitas (K4) ... V-30 5.23 Penjumlahan Rata-rata Pembobotan untuk Alternatif

pada Kriteria Respon terhadap Klaim (K5) ... V-33 5.24 Matriks Normalisasi dan Bobot untuk Alternatif

pada Kriteria Respon terhadap Klaim (K5) ... V-34 5.25 Rekapitulasi Bobot Parsial Setiap Level ... V-36 5.26 Bobot Prioritas Level 3 ... V-37 5.27 Bobot Prioritas Level 2 ... V-38 5.28 Rekapitulasi Pembobotan Tingkat Kecocokan ... V-39 5.29 Urutan Supplier yang diprioritaskan degan metode TOPSIS V-38 6.1 Nilai Bobot Kriteria ... VI-2


(16)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

6.2 Hasil Urutan Supplier dengan metode TOPSIS ... VI-3 6.3 Data Harga dan Total Pengiriman yang tidak memenuhi


(17)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

2.1 Struktur Organisasi PT. Indo CafCo ... II-4 4.1 Block Diagram Prosedur Penelitian ... IV-3 4.2 Block Diagram Pengolahan data ... IV-5 5.1 Struktur Hierarki Pemilihan Supplier ... V-6 6.1 Struktur Hierarki Penilaian Supplier di PT. Indo CafCo ... VI-1


(18)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN HALAMAN

1 Kuesioner ... L-1 2 Pembagian Tugas dan Tanggung jawab ... L-2 2 Uraian Proses Produksi ... L-3 3 Form Tugas Akhir ... L-4 4 Surat Penjajakan ... L-5 5 Surat Balasan Pabrik ... L-6 6 Surat Keputusan Tentang Tugas Sarjana Mahasiswa ... L-7 8 Berita Acara Laporan Tugas Sarjana ... L-8


(19)

ABSTRAK

PT. Indo CafCo merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pengeringan biji kopi. Perusahaan ini bekerjasama dengan beberapa supplier yang menyediakan bahan baku biji kopi. Dalam kerjasama tersebut ternyata supplier

masih belum dapat memenuhi kriteria perusahaan. Adapun kriteria-kriteria yang digunakan adalah kualitas, harga, kuantitas, waktu pengiriman dan respon terhadap klaim. Analisis terhadap para supplier dilakukan dengan metode AHP (Analytical Hierarchy Process) dan TOPSIS (Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution). Penelitian dilakukan selama periode April 2014-Oktober 2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa supplier yang mendapatkan urutan pertama dan layak diprioritaskan yaitu CV. Lorin dengan nilai preferensi terbesar yaitu 0,8307


(20)

ABSTRAK

PT. Indo CafCo merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pengeringan biji kopi. Perusahaan ini bekerjasama dengan beberapa supplier yang menyediakan bahan baku biji kopi. Dalam kerjasama tersebut ternyata supplier

masih belum dapat memenuhi kriteria perusahaan. Adapun kriteria-kriteria yang digunakan adalah kualitas, harga, kuantitas, waktu pengiriman dan respon terhadap klaim. Analisis terhadap para supplier dilakukan dengan metode AHP (Analytical Hierarchy Process) dan TOPSIS (Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution). Penelitian dilakukan selama periode April 2014-Oktober 2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa supplier yang mendapatkan urutan pertama dan layak diprioritaskan yaitu CV. Lorin dengan nilai preferensi terbesar yaitu 0,8307


(21)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perusahaan mempunyai supply chain yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja perusahaan dalam peningkatan aliran bahan maupun informasi sehingga perusahaan dapat beroperasi dengan baik dan lancar. Salah satu bagian supply chain yang memiliki kontribusi yang cukup berarti bagi peningkatan efektifitas perusahaan adalah efisiensi dalam pengadaan material (bahan baku) dari supplier.

Selain efisiensi pengadaan material, kualitas material merupakan faktor lain yang dapat meningkatkan keuntungan perusahaan. Material yang berkualitas akan meningkatkan kualitas dari produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Faktor lain yang dapat meningkatkan keuntungan perusahaan adalah waktu. Kecepatan dan ketepatan waktu pengiriman material dari supplier bukan hanya memungkinkan perusahaan untuk memproduksi dan mengirim produk ke pelanggan secara tepat waktu, namun juga bisa mengurangi tingkat persediaan material yang harus disimpan sehingga juga akan berakibat pada penghematan biaya.

Pemilihan supplier merupakan kegiatan strategis, terutama apabila

supplier tersebut akan memasok item yang kritis atau akan digunakan dalam jangka panjang. Banyak faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan

supplier. Menurut penelitian Dickson yang menjadi referensi kebanyakan penelitian dalam membahas pemasok atau vendor, terdapat 23 kriteria penting


(22)

untuk proses seleksi pemasok yang diurutkan dari mean rating tertinggi ke yang paling rendah. Peneliti menggunakan 5 kriteria yang memiliki mean rating

tertinggi dan informasinya dapat diberikan oleh perusahaan yaitu kualitas, harga, ketepatan pengiriman, kuantitas dan respon terhadap klaim. Proses pemilihan bisa menjadi sangat kompleks karena suatu perusahaan mungkin memiliki sejumlah kemampuan dalam semua bidang atau kemampuan yang begitu baik hanya pada beberapa bidang.

PT. Indo CafCo merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pengeringan biji kopi jenis Arabica. Biji kopi tersebut diperoleh dari beberapa

supplier ataupun pengumpul. Untuk memilih supplier, PT. Indo CafCo melakukan seleksi awal terhadap supplier kemudian memutuskan supplier mana yang akan memasok bahan baku kopi ke perusahaan. Seleksi awal dilakukan perusahaan dengan memberikan formulir yang harus diisi oleh supplier yang bersangkutan serta contoh bahan kopi yang akan diuji oleh perusahaan. Setelah selesai diuji dan dikatakan layak untuk diterima, perusahaan melakukan negoisasi harga dan membuat kontrak. Sekarang ini terdapat empat pemasok yang bekerjasama dengan pihak perusahaan.

Perusahaan memiliki standar yang mengharuskan setiap kopi memiliki

grade 1 (dalam 300 gr biji kopi yang berwarna coklat keemasan tidak terdapat lebih dari 11 biji kopi yang berwarna hitam, berukuran tidak normal, pecah, dan berlubang), dengan kadar air diukur dengan alat Wile Coffee & Cocoa Moisture meter max 12,5 %, tidak terdapat kutu ataupun serangga, tidak berbau busuk, kadar kotoran max 0,5 % dan memiliki sertifikasi. Perusahaan memberikan harga


(23)

yang berbeda kepada para pemasok dengan rentang Rp 57.000/kg sampai Rp 59.000/kg. Hal ini tergantung pada kualitas kopi yang ditawarkan oleh pihak

supplier kepada perusahaan..

Pada kenyataannya, pemasok biji kopi belum sesuai dengan keinginan perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari kualitas biji kopi yang diterima perusahaan banyak yang tidak sesuai dengan standar perusahaan seperti kadar air yang masih diatas 12,5 %, biji kopi yang sudah sedikit berjamur sehingga sering sekali terjadi penolakan terhadap beberapa karung biji kopi dari masing-masing supplier.

Perusahaan akan melakukan pemutusan kontrak di tengah jalan apabila supplier

yang tidak dapat menyerahkan biji kopi sesuai dengan waktu yang disepakati sebelumnya dengan perusahaan. Selama enam bulan terakhir terdapat total pengiriman sebesar 65 karung biji kopi dari pemasok pertama yang tidak sesuai dengan standar perusahaan, pemasok kedua sebesar 55 karung biji kopi, pemasok ketiga 62 karung biji kopi dan pemasok keempat sebesar 82 karung biji kopi. Sebagai solusi untuk permasalahan tersebut maka proses analisis perlu dilakukan untuk menentukan supplier mana yang sesuai dengan kriteria perusahaan.Total biji kopi dari masing-masing supplier yang tidak sesuai dengan standar perusahaan dapat dilihat pada tabel 1.1.

Tabel 1.1 Jumlah biji kopi yang tidak sesuai dengan standar dari setiap Supplier

No Nama Supplier Jumlah karung biji kopi Berat per karung Total 1 CV. Karya Bakti 65 Karung 80 kg 5,2 Ton


(24)

2 CV. Lorin 55 Karung 80 kg 4,4 Ton 3 CV. Sateria 62 karung 80 kg 4,96 Ton 4 CV. Perwira 82 karung 80 kg 6,56 Ton

Terdapat beberapa penelitian yang berhubungan dengan pemilihan

supplier seperti Lidya Merry, dkk (2013) melakukan riset tentang pemilihan

supplier buah dengan pendekatan metode Analytical Hieararchy Process (AHP) dan Technique for Order Preferences by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS). Penelitian tersebut melakukan analisis terhadap supplier berdasarkan beberapa kriteria seperti pengiriman, kualitas, pelayanan, profil perusahaan, harga, kelengkapan dokumen dan resiko. Emrah Onder dan Sundus Dag (2013) melakukan penelitian mengenai seleksi supplier untuk pabrik kabel dengan menggunakan metode kombinasi dari Analytical Hierarchy Process (AHP) dan TOPSIS. Penelitian tersebut menggunakan delapan kriteria dalam penelitiannya yaitu asal supplier, kualitas, ketersediaan, harga, persyaratan pengiriman, harga pengangkutan, kepercayaan terhadap supplier, dan sertifikasi kualitas.

Pada penelitian ini, proses analisis pada supplier dilakukan dengan menggunakan metode AHP dan TOPSIS. AHP akan digunakan untuk menentukan kepentingan relatif dari setiap kriteria. Setelah itu, TOPSIS digunakan untuk mengurutkan alternatif supplier berdasarkan jarak terdekat nilai alternatif dengan solusi ideal positif dan jarak terjauh dari solusi ideal negatif. Dari proses analisis ini akan didapatkan urutan ataupun ranking supplier dan dapat menjadi bahan pertimbangan perusahaan dalam memilh supplier.


(25)

1.2 Rumusan Masalah

Supplier biji kopi pada PT Indo CafCo belum dapat memenuhi kriteria yang ditetapkan perusahaan. Dalam kurun waktu enam bulan terakhir terdapat 264 karung biji kopi yang ditolak perusahaan karena ketidaksesuaian kualitas dari biji kopi yang diperoleh dari supplier dengan standar perusahaan seperti adanya beberapa karung biji kopi yang memiliki kadar air melebihi 12,5%, masih terdapat serangga dan kotoran melebihi 0,5%. Biji Kopi yang tidak sesuai dengan standar perusahaan akan menurunkan kualitas biji kopi yang diekspor oleh PT Indo CafCo sehingga diperlukan pemilihan supplier yang dapat memenuhi kriteria perusahaan tersebut.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan analisis dan ranking

supplier sebagai bahan pertimbangan perusahaan dalam memilih supplier. Tujuan lain adalah untuk mengetahui kriteria-kriteria yang menjadi keunggulan dan kelemahan dari setiap supplier yang menjalin kerjasama dengan perusahaan.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagi Mahasiswa

Penelitian ini dapat menambah pengalaman dalam penerapan dan pengembangan ilmu yang didapat pada saat perkuliahan untuk


(26)

penyelesaian masalah yang ada di perusahaan tempat dilakukannya penelitian ini.

2. Bagi Perusahaan

Penelitian ini dapat menjadi masukan dalam melakukan evaluasi terhadap kinerja dari supplier bahan baku yang bekerja sama dengan perusahaan. 3. Bagi Lembaga Pendidikan

Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dalam penerapan AHP dan TOPSIS untuk proses evaluasi supplier.

1.5 Batasan dan Asumsi yang Digunakan

Adapun batasan-batasan yang digunakan pada penelitian ini adalah:

1. Data yang digunakan adalah data pengiriman biji kopi oleh supplier mulai bulan Juni 2013 - Desember 2013.

2. Material yang diteliti adalah biji kopi.

3. Kriteria-kriteria yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan teori Dickson, yaitu: kualitas, harga, ketepatan pengiriman, kuantitas dan respon terhadap klaim.

Asumsi-asumsi yang digunakan pada penelitian ini adalah:

1. Tidak terjadi pergantian supplier biji kopi ke PT. Indo CafCo selama penelitian berlangsung.

2. Aktivitas perusahaan berjalan normal.

3. Setiap responden tidak mengalami tekanan pada saat pengisian kuesioner. 4. Tidak ada supplier yang diistimewakan oleh perusahaan.


(27)

1.6 Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Sistematika dalam penulisan tugas akhir adalah:

BAB I PENDAHULUAN, berisi tentang latar belakang dilakukannya penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan dan asumsi yang digunakan, dan sistematika penulisan tugas akhir.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN, berisi sejarah dan gambaran umum perusahaan, proses produksi perusahaan dan manajemen.

BAB III LANDASAN TEORI, berisi teori-teori yang mendukung permasalahan dan analisis terhadap pemecahan masalah

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN, berisi tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian dan penjelasannya secara ringkas dan disertai dengan diagram alir.

BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA, berisi data yang telah dikumpulkan dan akan digunakan pada pengolohan data sebagai dasar pemecahan masalah.

BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH, berisi analisis dan pembahasan terhadap hasil pengolahan data yang dilakukan dengan membandingkannya dengan teori-teori yang ada.

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN, berisi kesimpulan yang dapat diambil penulis dari hasil penelitian dan disertai dengan saran-saran yang perlu bagi perusahaan.


(28)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

PT. Indo CafCo merupakan anak usaha dari Ecomtrading. Co. Ltd, berdiri sejak 2001 di Lampung kemudian tahun 2004 masuk ke Medan. Perusahaan ini berkomitmen untuk memajukan budidaya kopi khususnya pada peningkatan mutu, citra dan harga kopi di Indonesia. Hal in terbukti dengan dilakukannya pembinaan terhadap para petani kopi secara berkala agar peluang peningkatan nilai

bertambah bagi petani kopi. Petani diberikan pelatihan dengan pola budidaya dan pengolahan yang baik sehingga menghasilkan biji kopi yang berkualitas. Dengan kegiatan ini diharapkan dapat mensejahterakan serta mampu meningkatkan perekonomian terutama para petani kecil.

Perusahaan ini memiliki dua cabang di Indonesia yakni di Medan dan Lampung. Khusus untuk Medan, perusahaan ini hanya berfokus pada biji kopi jenis Arabica karena kopi jenis ini tumbuh dengan baik dan banyak ditanam di Sumatera Utara sedangkan untuk di Lampung, PT. Indo CafCo lebih berfokus pada kopi jenis Robusta sebab kopi jenis ini tumbuh dengan baik dan banyak ditanam di Lampung.

PT. Indo CafCo merupakan salah satu supplier utama biji kopi untuk perusahaan kedai kopi terbesar di dunia yaitu Starbucks. Untuk itu, demi menjaga kepercayaan dan kelangsungan kerjasama, perusahan ini hanya menerima biji kopi dengan kualitas paling tinggi yaitu jenis Arabica Specialty Grade. Sebagai


(29)

bentuk komitmen perusahaan untuk mewujudkan hal tersebut maka supplier yang diterima harus memiliki sertifikasi internasional dalam hal kualitas, cara pengolahan, dan manajemen pertanian seperti RFA (Rainforest Alliance), C4 (

Common Code for the Coffee Community), UTZ Certified dan C.A.F.E practices.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT. Indo Cafco memproduksi biji kopi Arabica dengan kualitas Specialty Grade yang telah melalui proses pengeringan, penyeleksian, dan pengepakan sebelum di ekspor ke luar negeri. Saat ini PT. Indo CafCo memiliki dua pabrik di Indonesia yaitu :

1. Medan, Sumatera Utara

2. Tanjung Karang Timur, Lampung

2.3. Letak Geografi Perusahaan

PT. Indo CafCo berlokasi di Jalan Pertahanan No. 89 Patumbak, Medan, Sumatera Utara. Pada lokasi ini termasuk dengan lantai produksi, kantor, gudang, dan pengolahan limbah.

2.4. Daerah Pemasaran

PT. Indo CafCo merupakan eksportir kopi yang memasarkan produknya keluar negeri seperti Swiss dan Amerika.


(30)

2.5. Organisasi dan Manajemen Perusahaan 2.5.1. Struktur Organisasi

Struktur organisasi suatu perusahaan merupakan salah satu hal yang cukup penting. Struktur organisasi ialah suatu kerangka yang menunjukkan kedudukan, tugas dan wewenang anggota perusahaan dalam rangka mencapai tujuan

perusahaan. Dengan adanya struktur organisasi ini maka akan terlihat jelas hubungan antara bagian, wewenang dan tanggung jawab masing-masing bagian yang ada dalam perusahaan. PT. Indo CafCo memiliki struktur organisasi lini dimana wewenang dari pemimpin tertinggi dilimpahkan secara vertikal langsung dari pimpinan ke bawahannya.. Struktur organisasi PT. Indo CafCo dapat dilihat pada Gambar 2.1.


(31)

Deputy Branch Manager

Manajer Accounting &

Finance Manajer Quality

Quality Assistant

Manajer Purchasing

Purchasing Assistant

Manajer Sustainability

Processing Supervisor

Head Warehouse Branch Manager

Supply Chain Supervisor

Field Agronomist


(32)

2.5.2. Jumlah Tenaga Kerja pada Perusahaan

Data jumlah tenaga kerja pada PT. Indo CafCo dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Jumlah Tenaga Kerja PT. Indo CafCo

No. Bagian Jumlah Tenaga Kerja

1. Branch Manager 1

2. Bagian Purchasing 2

3. Bagian Quality 2

4. Bagian Sustainability 3 5. Bagian Accounting & Finance 1 6. Bagian Produksi dan Gudang 2

7. Tenaga Kerja 40

8. Satpam 3

TOTAL 54

Sumber : PD Aneka Industri dan Jasa

2.5.3. Jam Kerja

Jam kerja di PT. Indo CafCo terdiri dari satu shift saja, dengan rincian sebagai berikut:

1. Jam 07.00-12.00 WIB (Kerja) 2. Jam 12.00-13.00 WIB (Istirahat) 3. Jam 13.00-16.00 WIB (Kerja)

Hari Minggu dan hari-hari besar lainnya merupakan hari libur bagi perusahaan.


(33)

2.5.4. Sistem Pengupahan

Pada PT. Indo CafCo, jumlah gaji yang diterima oleh pegawai tergantung dari gaji pokok dan tunjangan-tunjangan yang diperoleh dan yang ditentukan oleh perusahaan. Staf dan karyawan perusahaan digaji sesuai dengan jenjang jabatan yang telah diatur secara terperinci. Sistem pengupahan dibuat berdasarkan Upah Minimum Regional (UMR) yang ditetapkan oleh Disnaker untuk daerah Medan, yaitu upah serendah-rendahnya Rp. 1.197.000,-

2.6 Proses Produksi 2.6.1. Standar Mutu Produk

PT. IndoCafCo melakukan pengawasan terhadap mutu produk baik dari segi proses dan mutu bahan baku. Bahan baku yang diterima harus grade 1 (dalam 300 gr biji kopi yang berwarna coklat keemasan tidak terdapat lebih dari 11 biji kopi yang berwarna hitam, berukuran tidak normal, pecah, dan berlubang), dengan kadar air max 15 %, tidak terdapat serangga, tidak berbau busuk, kadar kotoran max 0,5 % dan memiliki sertifikasi.

2.6.2. Bahan yang Digunakan

Bahan yang digunakan oleh PT. Indo CafCo dalam melaksanakan proses produksinya adalah biji kopi berkualitas.

2.6.3. Uraian Proses Produksi


(34)

2.7. Mesin dan Peralatan 2.7.1. Mesin Produksi

Mesin yang digunakan dalam proses percetakan PD Aneka Industri dan Jasa dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Mesin Produksi

No. Nama Mesin Kegunaan Spesifikasi

1. Mesin Pre-Cleaner

Untuk membersihkan biji kopi dari debu dan kotoran ringan lainnya.

Buatan : Amerika Tipe : EB-MHC Jumlah : 1

2. Mesin Dryer Untuk mengeringkan biji kopi Buatan : Amerika Tipe : SB-40 Jumlah : 2 3. Mesin Destoner

dan Suton

Untuk membersihkan biji kopi dari batu yang masih

tertinggal dan memisahkan biji berat dan biji ringan

Buatan : Amerika Tipe : TS-35 Jumlah : 1

4 Mesin Color Sorter

Untuk memisahkan biji kopi warna hijau dengan warna lainnya

Buatan : Amerika Merk : Ruhaules Tipe : SM-II Jumlah : 1 5 Mesin Pengepak Untuk menuangkan biji kopi

kedalam karung dengan berat 50 kg dan 80 kg

Buatan : Jepang Tipe : DT-205 Jumlah : 1

2.7.2. Peralatan


(35)

material handling dan peralatan lainnya yang digunakan dalam proses produksi dapat dilihat pada Tabel 2.3

Tabel 2.3 Peralatan

No. Nama Peralatan Kegunaan

1. Forklift Untuk memindahkan biji kopi dari tempat penbersihan debu ke mesin pengering

2. Conveyor Untuk memindahkan kopi dari mesin pengering ke mesin

destoner dan suton lalu ke mesin coloer sorter.

3. Hoist crane Untuk memindahkan karung kopi ke tempat penyusunan tumpukan karung-karung kopi

2.7.3. Utilitas

Utilitas adalah sarana penunjang untuk membantu semua kegiatan dalam suatu bangunan atau gedung. Listrik dan air merupakan utilitas yang sangat penting sebagai sarana utama penunjang berlangsungnya kegiatan operasional. Genset disediakan apabila terjadi pemadaman listrik dari PLN sedangkan untuk kebutuhan air bersumber dari air PAM.

2.8. Safety and Fire Protection

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan hal yang perlu diperhatikan di dalam pabrik yang sedang beroperasi. Kecelakaan kerja akan dapat

mengakibatkan terhambatnya proses produksi. Cara untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja adalah dengan menggunakan alat pelindung diri. Alat-alat pelindung diri yang terdapat pada PT. Indo CafCo adalah sebagai berikut : 1. Sepatu


(36)

Sepatu berfungsi sebagai pengaman atau pelindung kaki.

2. Sarung tangan

Sarung tangan berfungsi untuk melindungi tangan dari benda-benda yang tajam, permukaan kasar, dan sebagainya.

3. Masker

Masker berfungsi untuk melindungi hidung dan mulut dari debu.. 4. Earplug

Earplug berfungsi untuk melindungi telinga dari suara bising.

Untuk pencegahan kebakaran, setiap ruangan telah dilengkapi dengan racun api serta secara berkala perusahaan melakukan pelatihan apabila terjadi kebakaran dan langkah-langkah untuk evakuasi korban kebakaran.

2.9. Limbah

Setiap perusahaan perlu memperhatikan masalah limbah agar tidak mencemari lingkungan. Limbah dari proses produksi di PT. Indo CafCo berupa limbah padat yaitu debu, batu, dan kotoran dari hasil pembersihan biji kopi. Limbah padat ini berikisar 1% dari total bahan baku yang kemudian di masukkan kedalam karung dan dibuang ketempat pembuangan.


(37)

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1 Pemilihan Supplier (Pemasok)

Kinerja pemasok yang luar biasa membutuhkan komunikasi dan kerjasama yang ekstensif antara pembeli dan vendor dalam suatu periode waktu. Dalam pengakuan penuh pengadaan barang yang progresif, perusahaan membuat batasan sarana dan prasarana dari keseluruhan pemasok mereka dan memaksimalkan hasil dari vendor yang tersisa. Menggunakan vendor-vendor baru lebih mahal dan sering kali membutuhkan waktu untuk pengenalan di kedua pihak. Penggantian pemasok yang sering untuk mendapatkan harga yang lebih murah tidak akan memberikan hasil terbaik untuk jangka waktu panjang. Upaya-upaya seperti program peningkatan kualitas, produksi yang just-in-time lebih menjanjikan, dasar-dasar kedekatan vendor dengan pembelinya menjadi pertimbangan yang sangat penting. Upaya pengembangan pemasok yang imajinatif dan agresif dengan sumber yang telah dimiliki maupun yang baru, menjanjikan hubungan yang lebih dekat dengan vendor dan sebagai cara baru dalam pengembangan ketetapan baru. Kecocokan sistem antara pembeli dan vendor seperti sarana dan prasarana juga menjadi lebih penting untuk mempercepat waktu dari pemesanan hingga pengiriman barang (Leenders dkk :1985).


(38)

3.1.1 Kriteria Pengambilan Keputusan

Keputusan pemilihan pemasok atau vendor itu sulit karena ada berbagai kriteria yang harus dipertimbangkan dalam mengambil keputusan. Analisis terhadap kriteria pemilihan dan mengukur kinerja dari pemasok telah menjadi fokus para peneliti dan praktisi sejak tahun 1960-an.

Menurut, hasil penelitian dari Dickson menjadi referensi kebanyakan penelitian yang membahas pemasok ataupun vendor. Penelitian Dikcson berdasarkan kuesioner yang dikirim ke 273 agen dan manajer pembelian yang dipilih dari anggota National Association of Purchasing Managers. Anggota dari asosiasi ini adalah agen dan manajer penjualan yang ada di AS dan Kanada. Dari hasil penelitian tersebut terdapat 23 kriteria penting untuk proses seleksi pemasok (vendor) yang diurutkan dari meanrating tertinggi ke terendah. Meanrating yang paling tinggi dapat disimpulkan sebagai kriteria yang paling signifikan dan paling penting. Pada tahun itu, kriteria yang paling signifikan adalah kualitas produk, waktu pengiriman, data historis kinerja, dan kebijakan garansi yang digunakan oleh pemasok. Kriteria-kriteria tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 3.1 Kriteria Pemilihan Pemasok atau Vendor Dickson

Rank Factor Mean Rating Evaluation

1 Quality 3,51

Extreme importance

2 Delivery 3,42

3 Performance History 3,00

4 Warranties and claim policies 2,85 5 Production and claim policies 2,78

Considerable importance

6 Price 2,76

7 Technical capability 2,55

8 Financial position 2,51

9 Prosedural compliance 2,49


(39)

Tabel 3.1 Kriteria Pemilihan Pemasok atau Vendor Dickson (Lanjutan)

Rank Factor Mean Rating Evaluation

11 Reputation and position in

industry 2,41

Considerable importance

12 Desire for business 2,26

13 Management and organization 2,22

14 Operating controls 2,21

15 Repair service 2,19

Average importance

16 Attitudes 2,12

17 Impression 2,05

18 Packaging ability 2,01

19 Labor relations records 2,00

20 Geographical location 1,88

21 Amount of past business 1,60

22 Training aids 1,54

23 Reciprocal arrangements 0,61 Slight importance

Sumber:Ting et al (2005:5)

3.2 Kopi dan Standar Mutunya

Secarah umum dikenal 4 jenis kopi yaitu Kopi Arabika (Coffee Arabica), Kopi Liberika (Coffee Liberica), Kopi Robusta (Coffee Cannephora), Kopi Excelsa (Coffee Dewevrei). Diantara keempat ini yang terbaik adalah kopi Liberika. Di Indonesia menghasilkan 6 dari 7 jenis Kopi Arabika yaitu Gayo (Aceh), Mandaling (Sumut), Kintamani (Bali), Mangkuraja (Bengkulu), Jawa dan Kalosi (Toraja). Sementara satu jenis lainnya dihasilkan di Jamaica yang dikenal sebagai Blue Montain. Jenis arabika yang termasuk langka adalah speciality arabica dan jenis lainnya adalah kopi Luwak. Syarat tumbuhnya tanaman kopi arabika adalah pada ketinggian 750-1500 dpl dengan suhu 15-18 derajat celcius. Kopi liberika tumbuh didaerah 500 - 1500 dpl dengan suhu 17 sampai 20 derajat


(40)

celcius dan kopi robusta pada ketinggian 400-1000 dpl dengan suhu 18-24 derajat celcius.

Standar Nasional Indonesia telah menerapkan standar ekspor kopi biji berdasarkan sistem nilai cacat kopi sejak tahun 1990 menggantikan sistem Triase (Bobot per Bobot). Standar mutu kopi biji yang berlaku saat ini adalah Standar Nasional Indonesia nomor 01-2907-2008 Kopi Biji, hasil dari beberapa kali revisi, disamping dengan mempertimbangkan perkembangan pasar global dan persyaratan internasional juga memperhatikan sebagian Resolusi ICO (InternationalCoffee Organization) No: 407 tentang CoffeeQualityImprovement Program.

Syarat mutu umum kadar air kopi biji tidak lagi dibedakan berdasarkan jenis pengolahan (pengolahan basah dan kering) tetapi sama- sama maksimum 12,5 %. Persyaratan lain tetap sama seperti standar sebelumnya yakni dapat dilihat pada tabel 3.2 :

Tabel 3.2 Syarat Mutu Umum kopi

No Kriteria Persyaratan

1 Serangga Hidup Tidak ada 2 Biji berbau busuk dan atau berbau kapang Tidak ada 3 Kadar air Maks 12,5 % 4 Kadar kotoran Maks 0,5 %


(41)

3.3 Analytical Hierarchy Process (AHP)

Metode Analytic Hierarchy Process (AHP)dikembangkan oleh Thomas L. Saaty dan merupakan salah satu metode yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan dengan memperhatikan faktor-faktor persepsi, preferensi, pengalaman dan intuisi. AHP menggabungkan penilaian-penilaian dan nilai-nilai pribadi ke dalam satu cara yang logis.

Analytic Hierarchy Process (AHP) digunakan dalam menyederhanakan masalah yang kompleks dan tidak terstruktur, strategik dan dinamik menjadi bagian-bagian, serta menjadikan variabel dalam suatu tingkatan hirarki. Masalah yang kompleks terdiri dari lebih dari satu (multikriteria) masalah, struktur masalah yang belum jelas, ketidakpastian pendapat dari pengambil keputusan, serta ketidakakuratan data yang tersedia.

3.4 Technique for Order Preference By Similarity To Ideal Solution (TOPSIS)

TOPSIS didasarkan pada konsep dimana alternatif terpilih yang terbaik tidak hanya memiliki jarak terpendek dari solusi ideal positif, namun juga memiliki jarak terpanjang dari solusi ideal negative. Konsep ini banyak digunakan pada beberapa model MADM untuk menyelesaikan masalah keputusan secara praktis. Hal ini disebabkan konsepnya sederhana dan mudah dipahami; komputasinya efisien; dan memiliki kemampuan untuk mengukur kinerja relative dari alternatif-alternatif keputusan dalam bentuk matematis yang sederhana.


(42)

Secara umum, prosedur TOPSIS mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

• Membuat matriks keputusan yang ternormalisasi

• Membuat matriks keputusan yang ternormalisasi terbobot

• Menentukan matriks solusi ideal positif & matriks solusi ideal negatif

• Menentukan jarak antara nilai setiap alternatif dengan matriks solusi ideal positif & matriks solusi ideal negatif


(43)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Indo CafCo yang bergerak di bidang pengeringan biji kopi untuk keperluan perusahaan-perusahaan yang memproduksi bubuk kopi. Perusahaan ini berada di jalan Pertahanan no. 89 Patumbak, Medan, Sumatera Utara. Penelitian dimulai di bulan April 2014 sampai Oktober 2014.

4.2. Objek Penelitian

Yang menjadi objek penelitian adalah keempat supplier yaitu CV. Karya Bakti, CV. Lorin, CV. Sateria, CV. Perwira dan responden yang menjadi sumber informasi mengenai kebutuhan data untuk penelitian ini adalah Manajer

Purchasing, Manajer Quality, Manajer Sustainability, Manajer Accounting & Finance.

4.3. Jenis Penelitian1

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitaian yang bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematik, faktual dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat suatu objek atau populasi tertentu. Dalam hal ini, peneliti melakukan survey dengan melakukan

1


(44)

penyebaran kuesioner kepada para responden. Pengisian kuesioner dilakukan dengan atau tanpa bantuan surveyor tergantung kebutuhannya (Sinulingga:2011).

4.4. Kerangka Berpikir

Terdapat lima kriteria yang digunakan dalam analisis supplier yaitu: kualitas, harga, ketepatan waktu pengiriman, kuantitas dan respon terhadap klaim. Kelima kriteria ini digunakan dalam kuesioner yang diedarkan kepada responden. Selain itu, data historis yang dimiliki perusahaan mengenai supplier yang terkait dengan kriteria-kriteria tersebut dikumpulkan. Data dari kuesioner diolah dengan menggunakan AHP. Hasil pengolahan AHP akan digunakan sebagai data

masukan untuk metode TOPSIS. Ranking supplier akan ditentukan oleh jarak terdekat nilai alternatif dengan solusi ideal positif dan jarak terjauh nilai alternatif dari solusi ideal negatif.

4.5. Prosedur Penelitian


(45)

Pengolahan Data

- Menghitung bobot kriteria menggunakan AHP

- Mengevaluasi alternatif supplier dengan Metode TOPSIS

Pembahasan

- Menentukan Urutan rangking Supplier - Memilih alternatif terbaik

Rumusan Permasalahan

- Supplier belum dapat memenuhi kriteria yang ditetapkan perusahaan Penetapan Tujuan Penelitian

- Memberikan analisis dan ranking supplier sebagai bahan pertimbangan perusahaan dalam memilih supplier

- Mengetahui kriteria-kriteria yang menjadi keunggulan dan kelemahan dari setiap supplier

Studi pendahuluan - Pengamatan awal (observasi)

Studi kepustakaan - Teori, Literatur

Pengumpulan Data - Data Primer : kuisioner

- Data Sekunder : Informasi literatur

Kesimpulan dan Saran

Gambar 4.1. Blok Diagram Prosedur Penelitian 4.6. Populasi

Populasi ialah keseluruhan anggota atau kelompok yang membentuk objek yang dikenakan investigasi oleh peneliti. Yang menjadi populasi pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut.


(46)

No. Responden Jumlah 1 Manajer Purchasing 1 2 Manajer Quality 1 3 Manajer Sustainability 1 4 Manajer Accounting & Finance 1

Total 4

Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling dimana keseluruhan anggota populasi menjadi sampel penelitian.

4.7. Metode Pengumpulan Data

Terdapat dua jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Data primer ini dikumpulkan dengan melakukan

wawancara dan kuesioner. Data sekunder diperoleh dari perusahaan dan dari studi literatur tentang metode AHP dan TOPSIS yang digunakan dalam penelitian.

4.8. Pengolahan Data

Pengolahan dilakukan dengan menghitung bobot setiap variabel untuk setiap supplier dengan menggunakan metode AHP. Kemudian metode TOPSIS digunakan untuk menentukan ranking supplier berdasarkan jarak terdekat dengan solusi ideal positif dan jarak terjauh dari solusi ideal negatif.


(47)

Mulai

Susun matriks perbandingan berpasangan

Hitung bobot parsial dan nilai konsistensi

Hitung bobot prioritas

Hitung nilai preferensi dengan

TOPSIS

Selesai Penentuan ranking

setiap pemasok

Gambar 4.2 Block Diagram Pengolahan Data

4.9. Analisis Pemecahan Masalah

Analisis pemecahan masalah dilakukan terhadap hasil dari pengolahan data tentang supplier dan kriteria-kriteria yang digunakan. Dengan melakukan hal ini, maka perusahaan dapat mengetahui ranking dari setiap supplier dan memilih

supplier dengan ranking terbaik sebagai supplier yang sesuai dengan kriteria perusahaan.


(48)

4.10. Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan berisikan hal-hal penting dari penelitian. Selain dari kesimpulan, diberikan juga saran yang membangun bagi perusahaan mengenai analisis supplier sehingga dapat memberikan manfaat bagi perusahaan.

4.11. Jadwal Penelitian

Bar chart perencanaan pelaksanaan tugas akhir dapat dilihat di Tabel 4.2. Tabel 4.2. Bar Chart Perencanaan Pelaksanaan Tugas Akhir

No. Uraian Kegiatan Minggu ke-

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 Persiapan

2 Pengumpulan Data 3 Pengolahan Data 4 Analisis dan Evaluasi 5 Penyusunan Draft Laporan 6 Penyusunan Akhir Laporan


(49)

BAB V

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1 Pengumpulan Data 5.1.1 Pengumpulan Data AHP

Kuesioner disebarkan kepada Manajer Purchasing, Manajer Quality, Manajer Sustainability dan Manajer Accounting & Finance. Pengelompokan responden dapat dilihat pada Tabel 5.1 berikut.

Tabel 5.1 Pengelompokan Responden Berdasarkan Jabatan

No. Responden Jumlah

1 Manajer Purchasing 1 2 Manajer Quality 1 3 Manajer Sustainability 1 4 Manajer Accounting & Finance 1

Total 4

Sumber: dokumentasi perusahaan

Terdapat lima kriteria yang digunakan dalam penelitian ini. Kriteria-kriteria ini diambil berdasarkan pada teori Dickson. Adapun kelima Kriteria-kriteria tersebut yaitu:

1. Kualitas (K1)

Merupakan tingkat baik buruknya biji kopi yang diperoleh dari supplier. Fokus utama dalam kriteria Kualitas yaitu :

- Aroma biji Kopi - Kadar air biji kopi


(50)

2. Harga (K2)

Harga yang dimaksud adalah nilai beli biji kopi yang dinegoisasikan antara perusahaan dan supplier. Fokus utama dalam kriteria harga yaitu : - Kemudahan bernegoisasi

- Cara Pembayaran 3. Waktu pengiriman (K3)

Kemampuan supplier untuk melakukan pengiriman sesuai dengan jadwal pengiriman yang ditetapkan. Fokus utama dalam kriteria waktu pengiriman yaitu ketepatan pengiriman dengan kontrak yang telah disetujui.

4. Kuantitas (K4)

Kuantitas yang dimaksud adalah kesesuaian jumlah biji kopi yang dikirim oleh supplier dengan yang dipesan oleh perusahaan. Fokus utama dalam kriteria kuantitas yaitu kesesuaian jumlah biji kopi sesuai dengan yang kontrak yang telah disetujui.

5. Respon terhadap klaim (K5)

Adalah tanggapan yang diberikan supplier terhadap klaim yang dilakukan oleh perusahaan dikarenakan produk yang dikirim tidak sesuai dengan spesifikasi yang dipesan. Fokus utama dalama kriteria respon terhadap klaim yaitu kemudahan dalam komunikasi dengan masing-masing supplier


(51)

Kriteria-kriteria ini dicantumkan pada kuesioner yang akan digunakan untuk mengevaluasi supplier. Terdapat empat supplier yang menjadi alternatif yaitu CV Karya Bakti (S1), CV Lorin (S2), CV Sateria (S3), dan CV Perwira (S4).

Bobot prioritas pada level 3 diperoleh dari hasil perkalian antara bobot level 2 dengan bobot level 3.

Perhitungan untuk mencari bobot prioritas S1 untuk kriteria K1 = 0,4621 x 0,1889

= 0,0873

Perhitungan ini dilakukan juga untuk setiap alternatif pada level 3. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada Tabel 5.26.

Tabel 5.26 Bobot Prioritas Level 3

Level 3 Bobot Prioritas Total Bobot

K1 K2 K3 K4 K5

S1 0,0873 0,0348 0,0095 0,0211 0,0016 0,1635 S2 0,1602 0,0891 0,0206 0,0644 0,0049 0,3630 S3 0,1632 0,0599 0,0352 0,0715 0,0054 0,3573 S4 0,0513 0,0252 0,0077 0,0234 0,0018 0,1162

Sumber: pengolahan data

Bobot prioritas level 2 didapatkan dengan menjumlahkan bobot prioritas setiap alternatif untuk setiap kriteria.

Bobot prioritas kriteria K1 = (Bobot Prioritas S1 + Bobot Prioritas S2+ Bobot Prioritas S3+Bobot Prioritas S4) pada kolom K1 = 0,0873 + 0,1602 + 0,1632 + 0,0513


(52)

= 0,4621

Perhitungan bobot prioritas untuk setiap kriteria level 2 dapat dilihat pada Tabel 5.27.

Tabel 5.27 Bobot Prioritas Level 2 Elemen Bobot Prioritas

K1 0,4621

K2 0,2090

K3 0,0729

K4 0,1805

K5 0,0756

Sumber: pengolahan data

Adapun urutan supplier yang diprioritaskan berdasarkan metode TOPSIS dapat dilihat pada Tabel 5.29.

Tabel 5.29. Urutan Supplier yang diprioritaskan dengan Metode TOPSIS Urutan

Alternatif (Pesanan)

Preferensi Alternatif

Nilai Preferensi 1 CV. Lorin V2 0,8307 2 CV. Sateria V3 0,7675 3 CV. Karya Bakti V1 0,2010 4 CV. Perwira V4 0,0179


(53)

BAB VI

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

6.1 Analisis Hierarki

Hierarki untuk penentuan supplier prioritas disusun menjadi 3 level, yaitu

goal (tujuan), kriteria, dan alternatif. Pada permasalahan ini yang menjadi goal (tujuan) adalah ranking (urutan) prioritas supplier, pada level 2 terdapat lima kriteria yang digunakan untuk memilih supplier prioritas yaitu kualitas, harga, waktu pengiriman, kuantitas dan respon terhadap klaim. Kriteria-kriteria ini diambil dari teori Dickson. Pada level 3 terdapat empat alternatif untuk supplier

yaitu CV. Karya Bakti, CV. Lorin, CV. Sateria dan CV. Perwira. Struktur hierarki dari penentuan supplier prioritas dapat dilihat pada Gambar 6.1 berikut.

Gambar 6.1 Struktur Hierarki Penilaian Supplier di PT. Indo CafCo

Goal (Level 1) Ranking (Urutan) prioritas

Supplier

Kriteria (Level 2) 5 kriteria penilaian supplier

Alternatif(Level 3) 4 alternatif supplier


(54)

Pada teori Dickson terdapat 23 kriteria yang dapat digunakan untuk menilai supplier. Pada penelitian ini, hanya lima kriteria yang digunakan untuk menilai supplier yaitu kualitas, harga, waktu pengiriman, kuantitas dan respon terhadap klaim. Untuk penelitian selanjutnya, 18 kriteria lain yang terdapat pada teori Dickson dapat dipertimbangkan penggunaanya sebagai kriteria penilaian

supplier, terutama kemampuan teknis (termasuk fasilitas penelitian) dari perusahaan dan supplier.

6.2 Analisis AHP dan TOPSIS

Penilaian yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan metode AHP dan TOPSIS. Pada pengolahan data dengan AHP didapatkan bahwa nilai konsistensi dari setiap kriteria dan alternatif lebih kecil dari 0,1. Hal ini berarti jawaban dari responden konsisten. Dari pengolahan AHP didapatkan bobot untuk setiap kriteria dan alternatif. Kriteria kualitas memilik nilai bobot tertinggi sedangkan kriteria respon terhadap klaim memiliki nilai bobot terendah. Nilai bobot untuk masing-masing kriteria dapat dilihat pada tabel 6.1

Tabel 6.1. Nilai Bobot Kriteria

No Kriteria Nilai

1 Kualitas

0,4621 2 Harga

0,2090 3 Waktu Pengiriman

0,0729 4 Kuantitas

0,1805 5 Respon terhadap klaim


(55)

Prinsip dasar dari TOPSIS adalah memilih alternatif yang memiliki jarak terkecil dari solusi ideal positif dan memiliki jarak terjauh dari solusi ideal negatif untuk menentukan kedekatan relatif dari suatu akternatif terhadap solusi optimal. Alternatif akan diurutkan berdasarkan besarnya nilai kedekatan relatif suatu alternatif terhadap solusi ideal positif.

Dari hasil pengolahan TOPSIS yang dilakukan, diketahui bahwa supplier

S2 yaitu CV. Lorin menempati peringkat pertama dengan nilai preferensi terbesar yaitu 0,8307 dengan jarak terdekat dari solusi ideal positif (�2+) sebesar 0,1445 dan jarak terjauh dari solusi ideal negatif sebesar 0,7088 (�2−). Supplier yang menempati urutan terakhir adalah supplier S4 (CV. Perwira) dengan nilai preferensi terkecil yaitu 0,0179 dengan dengan jarak dari solusi ideal positif (�4+) sebesar 0,7619 dan jarak terdekat dari solusi ideal negatif sebesar 0,0139 (�4−). Urutan supplier prioritas dilakukan sesuai dengan peringkat setiap preferensinya.

Hasil urutan supplier dengan metode TOPSIS dapat dilihat pada Tabel 6.1. Tabel 6.2. Hasil Urutan Supplier dengan Metode TOPSIS

Urutan Alternatif (Pesanan) 1 CV. Lorin 2 CV. Sateria 3 CV. Karya Bakti 4 CV. Perwira

Harga dan total pengiriman biji kopi yang kurang baik dari pemasok dapat dilihat pada tabel 6.3 berikut.


(56)

Tabel 6.3 Data Harga dan Total Pengiriman yang Tidak Memenuhi Spesifikasi Perusahaan

Pemasok Harga (Rp/ton) Total Pengiriman yang Kurang Baik

S1 57.000 5,2 ton

S2 57.000 4,4 ton

S3 58.000 4,96 ton

S4 57.000 6,56 ton

Keunggulan yang dimiliki oleh supplier S2 (CV. Lorin) pada kriteria kualitas, harga, dan respon terhadap klaim yang cepat dapat menjadi pertimbangan bagi perusahaan dalam menjalin kerjasama.


(57)

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Berdasarkan pengolahan TOPSIS, diketahui bahwa supplier S2 yaitu CV. Lorinmenempati peringkat pertama sebagai supplier prioritas dengan nilai preferensi terbesar yaitu 0,8307 dengan jarak terdekat dari solusi ideal positif (�2+) sebesar 0,1445 dan jarak terjauh dari solusi ideal negatif sebesar 0,7088 (�2−).

2. Keunggulan CV. Lorin sebagai supplier prioritas pada penelitian ini adalah karena harga yang lebih murah, kualitas produk yang baik dan respon terhadap klaim yang cepat apabila dibandingkan dengan pemasok yang lainnya.

7.2 Saran

Berdasarkan penilitian yang dilakukan, terdapat beberapa saran yang dapat diberikan yaitu:

1. Perusahaan dapat mempertimbangkan hasil urutan supplier yang diperoleh berdasarkan penggunaan metode AHP dan TOPSIS dalam memilih


(58)

Berdasarkan penelitian ini, PT. Indo CafCo sebaiknya lebih memprioritaskan pada CV. Lorin sebagai pemasok utama karena perusahaan ini unggul pada kualitas, harga dan respon terhadap klaim yang baik.


(59)

DAFTAR PUSTAKA

Anhar, Alfian, dkk. Kombinasi Metode TOPSIS (Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution) dan AHP (Analytical Hierarchy Process) dalam Menentukan Objek Wisata Terbaik di Pulau Bali. Malang. 2012. Arfani Yusuf, Annisa, dkk. Analisis Perbandingan Metode Gabungan AHP dan

TOPSIS dengan Metode TOPSIS. Gorontalo. 2013.

Benyoucef, Lyes, dkk. 2003. Supplier Selection Problem: Selection Criteria and Methods. INRIA.

Kusumadewi, Sri. 2006. Fuzzy Multi-Attribute Decision Making (Fuzzy MADM). Yogyakarta : Graha Ilmu

Leenders, Michiel R., dkk. 1985. Purchasing and Materials Management. Amerika Serikat: Richard D. Irwin, inc.

Merry, Lidya, dkk. Pemilihan Supplier Buah dengan Pendekatan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan TOPSIS: Studi Kasus Pada Perusahaan Retail. Jakarta. 2013

Nath, Dipendra. Analytic Hierarchy Process & TOPSIS Method to Evaluate Faculty Performance in Engineering Education. India. 2011.Onder, Emrah. Combining Analytical Hierarchy Process and TOPSIS Approaches for Supplier Selection in a Cable Company. Turkey. 2013


(60)

Saaty, T.L. 1994. Fundamental of Decision Making and Priority Theory with The Analytic Hierarchy Process. University of Pittsburgh: RWS publication. Sinulingga, Sukaria. 2011. Metodologi Penelitian. Medan: USU Press.

Syaifullah. 2010. Pengenalan Metode AHP (Analytical Hierarchy Process).

Wedagama, Priyantha, dkk. A pplying Fuzzy Analytic Hierarchy Process

(FAHP) α-Cut Based and TOPSIS Methods to Determine Regencial Road


(61)

KUESIONER

PENILAIAN TINGKAT KEPENTINGAN (BOBOT) KRITERIA & ALTERNATIF PEMASOK

Terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu membantu peneliti sehubungan dengan pengumpulan data yang berupa pengisian kuisioner. Peneliti adalah mahasiswa Universitas Sumatera Utara jurusan Teknik Industri yang sedang melakukan penelitian tentang analisis supplier bahan baku di PT. Indo CafCo. Adapun tujuan dari pembuatan kuisioner ini adalah untuk menentukan tingkat kepentingan (bobot) dari kriteria dan alternatif yang telah ditentukan oleh perusahaan terhadap pemilihan pemasok (supplier) bahan baku biji kopi. Saya mengharapkan kiranya Bapak/Ibu dapat memberikan penilaian yang sebenarnya mengenai perbandingan berpasangan setiap kriteria dan alternatif pemilihan pemasok di kuesioner ini, agar hasil penilaian dapat mencerminkan keadaan yang sesungguhnya. Atas bantuan yang diberikan peneliti ucapkan terima kasih.

Medan, Mei 2014 Peneliti


(62)

A. BIODATA

No :

Nama :

Jabatan :

B. PETUNJUK PENGISIAN

Untuk menyamakan pemahaman dan prosedur, maka peneliti sampaikan kepada Bapak/Ibu petunjuk kuisioner pembobotan berikut :

1. Pembobotan dilakukan dengan perbandingan berpasangan, yaitu membandingkan kriteria penilaian di sebelah kiri dengan kriteria penilaian di sebelah kanan.

2. Kolom penilaian sebelah kiri dipilih/diisi jika kriteria sebelah kiri lebih penting dari kriteria sebelah kanan, sehingga kolom sebelah kanan tidak perlu diisi lagi. Sebaliknya, kolom penilaian sebelah kanan dipilih/diisi jika kriteria sebelah kanan lebih tinggi dari kriteria sebelah kiri.

3. Bapak/Ibu diminta untuk melingkari (O) atau memberi tanda (X) pada angka yang sesuai dengan arti penilaian berikut :

Tabel Skala Perbandingan Berpasangan

Intensitas Pentingnya Defenisi 1 3 5 7 9 2,4,6,8

Kedua elemen sama pentingnya

Elemen yang satu sedikit lebih penting ketimbang yang lainnya Elemen yang satu sangat penting ketimbang yang lainnya Satu elemen jelas lebih penting dari elemen yang lainnya

Satu elemen mutlak lebih penting ketimbang elemen yang lainnya Nilai-nilai antara dua pertimbangan yang berdekatan

4. Usahakan penilaian Bapak/Ibu konsisten. Misalnya Bapak/Ibu menyatakan A lebih penting daripada B, dan B lebih penting dari C, maka penilaian Bapak/Ibu konsisten jika menyatakan A lebih penting daripada C dan penilaian tidak konsisten jika menyatakan C lebih penting daripada A.


(63)

Kriteria Penilaian Kriteria

A 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 B A 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 C B 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 C

Keterangan: 1 : Sama pentingnya 3 : Sedikit lebih penting 5 : Lebih penting daripada 7 : Jauh lebih penting 9 : Mutlak lebih penting

2,4,6,8 : Nilai antara dua pertimbangan yang berdekatan Arti pengisian di atas:

a. B pada tingkat kepentingan sedikit lebih penting daripada A b. A pada tingkat kepentingan jauh lebih penting daripada C c. B pada tingkatan kepentingan mutlak lebih penting daripada C

C. KUISIONER

Tingkat kepentingan elemen-elemen dan unsur-unsur untuk menentukan pilihan kriteria pada penentuan pemasok batu kerikil dengan melihat kriteria yang terpenting.

Kriteria-kriteria yang akan digunakan dalam kuesioner ini yaitu:

1. Kualitas : kemampuan supplier untuk memenuhi kualitas yang diinginkan oleh perusahaan secara konsisten

2. Harga : harga yang ditetapkan oleh setiap supplier

3. Ketepatan Pengiriman : kemampuan supplier untuk melakukan pengiriman sesuai dengan jadwal pengiriman yang telah ditetapkan.

4. Kuantitas : kemampuan supplier untuk melakukan pengiriman sesuai dengan kuantitas yang dipesan oleh perusahaan

5. Respon terhadap klaim : respon supplier terhadap klaim yang dilakukan perusahaan dikarenakan produk yang dikirim tidak sesuai dengan spesifikasi


(64)

1. Perbandingan berpasangan antar kriteria (variabel)

2. Perbandingan berpasangan antara unsur level 3

Perbandingan berpasangan alternatif pemasok untuk kriteria kualitas

Alternatif Penilaian Alternatif

CV. Karya Bakti 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 CV. Lorin CV. Karya Bakti 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 CV. Sateria CV. Karya Bakti 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 CV. Perwira CV. Lorin 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 CV. Sateria CV. Lorin 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 CV. Perwira CV. Sateria 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 CV. Perwira

Variabel Penilaian Variabel

Kualitas 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Harga Kualitas 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Ketepatan Pengiriman Kualitas 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kuantitas Kualitas 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Respon terhadap klaim

Harga 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Ketepatan Pengiriman Harga 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kuantitas Harga 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Respon terhadap klaim Ketepatan Pengiriman 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kuantitas Ketepatan Pengiriman 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Respon terhadap klaim


(65)

Perbandingan berpasangan alternatif pemasok untuk kriteria harga

Alternatif Penilaian Alternatif

CV. Karya Bakti 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 CV. Lorin CV. Karya Bakti 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 CV. Sateria CV. Karya Bakti 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 CV. Perwira CV. Lorin 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 CV. Sateria CV. Lorin 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 CV. Perwira CV. Sateria 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 CV. Perwira

Perbandingan berpasangan alternatif pemasok untuk kriteria Ketepatan Pengiriman

Alternatif Penilaian Alternatif

CV. Karya Bakti 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 CV. Lorin CV. Karya Bakti 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 CV. Sateria CV. Karya Bakti 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 CV. Perwira CV. Lorin 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 CV. Sateria CV. Lorin 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 CV. Perwira CV. Sateria 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 CV. Perwira

Perbandingan berpasangan alternatif pemasok untuk kriteria kuantitas

Alternatif Penilaian Alternatif

CV. Karya Bakti 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 CV. Lorin CV. Karya Bakti 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 CV. Sateria CV. Karya Bakti 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 CV. Perwira CV. Lorin 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 CV. Sateria CV. Lorin 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 CV. Perwira CV. Sateria 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 CV. Perwira


(66)

Perbandingan berpasangan alternatif pemasok untuk kriteria respon terhadap klaim

Alternatif Penilaian Alternatif

CV. Karya Bakti 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 CV. Lorin CV. Karya Bakti 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 CV. Sateria CV. Karya Bakti 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 CV. Perwira CV. Lorin 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 CV. Sateria CV. Lorin 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 CV. Perwira CV. Sateria 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 CV. Perwira

Keterangan: 1 : Sama pentingnya 3 : Sedikit lebih penting 5 : Lebih penting daripada 7 : Jauh lebih penting 9 : Mutlak lebih penting


(67)

A. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab

Uraian tugas dan tanggung jawab dari setiap jabatan pada PT. Indo CafCo: 1. Branch Manager

Memimpin dan beratanggung jawab dalam mengatur dan memonitor seluruh kegiatan yang menyangkut perusahaan.

2. Deputy BranchManager

Memimpin dan mengkoordinir kegiatan di pabrik dan bertanggung jawab terhadap kelangsungan proses kegiatan di pabrik.

3. Manajer Sustainability

Melakukan pengawasan terhadap sertifikasi pemasok dan pembinaan terhadap para petani kopi.

4. Manajer Accounting and Finance

Mengawasi dan melaksanakan akuntansi perusahaan. 5. Manajer Quality

Melakukan pengawasan dan kontrol terhadap kualitas biji kopi. 6. Manajer Purchasing

Bertungas mencari pemasok dan membeli biji kopi 7. Processing Supervisor

Mengawasi proses kegiatan produksi di pabrik. 8. Supply Chain Supervisor

Mengawasi kegiatan rantai pasok 9. Field Agronomist


(68)

10. Quality Assistant

Membantu mengawasi dan kontrol terhadap kualitas biji kopi 11. Purchasing Assistant

Membantu mencari pemasok dan membeli biji kopi. 12. Head Warehouse

Mengawasi dan melaksanakan kegiatan penerimaan serta penyimpanan bahan baku.


(69)

B. Uraian Proses Produksi

Proses produksi pada PT. Indo CafCo dapat dilihat sebagai berikut: 1. Proses Pre-Cleaner

Biji kopi yang diterima dari supplier dibersihkan terlebih dahulu untuk membuang kotoran ringan berupa debu dan kotoran lain yang terdapat pada biji kopi.

2. Proses Dryer

Biji kopi yang telah dibersihkan kemudian di keringkan dengan alat pengering berupa 2 drum besar yang berputar sambil dipanaskan dengan bara api.

3. Proses Destoner dan Suton

Pada proses ini Biji kopi dibersihkan kembali dari batu yang masih tertinggal setelah proses pengeringan kemudian dipisahkan biji berat dan biji ringan. 4. Proses Color Sorter

Biji kopi kemudian dipisahkan menurut warnanya dimana warna hijau adalah warna yang ideal sedangkan warna hitam, coklat, putih maupun kuning merupakan biji yang kurang baik (defect)

5. Proses Pengepakan

Pada proses ini dilakukan pengepakan biji kopi dengan menggunakan karung dengan berat sebesar 80 kg.


(70)

(71)

(72)

(73)

(74)

(75)

(76)

(77)

(78)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Aplikasi Metode ANP (Analytic Network Process) dan TOPSIS (Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution) Untuk Pengambilan Keputusan Alternatif Pemasaran Terbaik Pada Hotel Citi Inn Medan

78 552 153

Implementasi Metode Preference Rangking Organizational Method For Enrichment Evaluation (Promethee)Untuk Penentuan Kinerja Dosen (Studi Kasus : Fakultas Farmasi USU)

7 42 182

Implementasi Algoritma K-Nearest Neighbor Dan Metode Topsis Dalam (Technique For Orders Preference By Similarity To Ideal Solution) Dalam Penentuan Mutu Beras Miskin (Studi Kasus: Bulog Aceh)

13 70 123

Studi Penerapan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Dan Metode Technique For Order Preference By Similarity To Ideal Solution (TOPSIS) Untuk Peningkatan Kualitas Layanan Di Rumah Sakit Bina Kasih Medan-Sunggal

4 41 149

APLIKASI METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DAN METODE TECHNIQUE FOR ORDER PREFERENCE BY SIMILARITY TO IDEAL SOLUTION (TOPSIS) UNTUK PENENTUAN SUPPLIER KAYU SENGON

4 10 15

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SMARTPHONE DENGAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DAN TECHNIQUE FOR ORDER PREFERENCE BY SIMILARITY TO IDEAL SOLUTION (TOPSIS)

6 21 75

PENERAPAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) DAN TECHNIQUE FOR ORDER PREFERENCE BY SIMILARITY TO IDEAL SOLUTION (TOPSIS) DALAM PEMILIHAN SUPPLIER: Studi Kasus PT. Industri Telekomunikasi Indonesia, Bandung.

9 32 31

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SMARTWATCH MENGGUNAKAN METODE TECHNIQUE FOR ORDER PREFERENCE BY SIMILARITY TO IDEAL SOLUTION (TOPSIS).

1 1 4

PEMILIHAN WISATA MENGGUNAKAN TECHNIQUE FOR ORDER PREFERENCE BY SIMILARITY TO IDEAL SOLUTION (TOPSIS) DENGAN VISUALISASI LOKASI OBJEK

0 0 12

PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN METODE TECHNIQUE FOR ORDER PERFORMANCE BY SIMILARITY TO IDEAL SOLUTION (TOPSIS)

0 0 7