BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Perpustakaan Umum - Persepsi Pemustaka Terhadap Keterampilan Interpersonal Pada Perpustakaan Umum Kota Medan

BAB II KAJIAN TEORITIS

2.1 Perpustakaan Umum

  Perpustakaan umum merupakan pusat informasi bagi masyarakat. Melalui perpustakaan umum masyarakat akan mendapat layanan informasi dengan mudah, murah, dan cepat, terutama hal-hal yang terkait dengan aktifitas masyarakat. Perpustakaan umum sering diibaratkan sebagai universitas rakyat, karena perpustakaan umum menyediakan semua jenis koleksi bahan pustaka dari berbagai jenis disiplin ilmu.

2.1.1 Pengertian Perpustakaan Umum

  Perpustakaan umum mempunyai pengertian yang berbeda-bada. Berikut ini, Menurut Sjahrial-Pamuntjak (2000, 3), perpustakaan umum adalah perpustakaan yang menghimpun koleksi buku, bahan tercetakan maupun non tercetak serta bahan lain untuk kepentingan masyarakat umum.

  Menurut Yusuf (1996, 30), perpustakaan umum adalah perpustakaan yang melayani seluruh lapisan masyarakat tanpa membedakan latar belakang, status sosial, agama, suku, pendidikan, dan sebagainya.

  Sedangkan menurut Sulistiyo-Basuki yang dikutip oleh Sutarno (2006, 38), perpustakaan umum adalah perpustakaan yang didanai dari sumber yang berasal dari masyarakat seperti pajak dan retribusi, yang kemudian dikembalikan kepada masyarakat dalam bentuk layanan.

  Berdasarkan pengertian-pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa perpustakaan umum adalah perpustakaan yang menghimpun berbagai jenis sumber informasi yang didanai oleh masyarakat dan memberikan pelayanan kepada setiap lapisan masyarakat tanpa memandang adanya perbedaan seperti latar belakang, status sosial, pendidikan, agama, usia, dan sebagainya.

2.1.3 Tujuan Perpustakaan Umum

  Perpustakaan umum mempunyai tujuan yang ingin dicapai seperti halnya dengan perpustakaan lainnya. Berikut ini penulis mengutip beberapa tujuan perpustakaan umum menurut para pakar, antara lain:

  Menurut Yusuf (1996, 31), tujuan perpustakaan umum adalah: 1.

  Memberikan kesempatan kepada warga masyarakat untuk menggunakan bahan pustaka dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kesejahteraan.

  2. Menyediakan informasi yang murah, mudah, cepat dan tepat yang berguna bagi masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

  3. Membantu dalam pengembangan dan pemberdayaan komunitas melalui penyedian bahan pustaka dan informasi.

  4. Bertindak selaku agen kultural, sehingga menjadi pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya.

  5. Memfasilitasi masyarakat untuk belajar sepanjang hayat. Sedangkan menurut Manifesto perpustakaan umum Unesco pada tahun 1972 tujuan utama, yaitu :

  1. Memberikan kesempatan bagi umum untuk membaca bahan pustaka yang dapat membantu meningkatkan mereka ke arah kehidupan yang lebih baik.

  2. Menyediakan sumber informasi yang cepat, tepat dan murah bagi masyarakat, terutama informasi mengenai topik yang berguna bagi mereka dan yang sedang hangat dalam kalangan masyarakat.

  3. Membantu warga untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki sehingga yang bersangkutan akan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya, sejauh kemampuan tersebut dapat dikembangkan dengan bantuan bahan pustaka. Fungsi ini sering disebut sebagai fungsi pendidikan perpustakaan umum, lebih tepat disebut sebagai pendidikan berkesinambungan ataupun pendidikan seumur hidup.

  4. Bertindak selaku agen kultural, artinya perpustakan umum merupakan pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya. Perpustakaan umum bertugas menumbuhkan apresiasi budaya masyarakat sekitarnya dengan cara menyelenggarakan pameran budaya, ceramah, pemutaran film, dan penyediaan informasi yang dapat meningkatkan keikutsertaan, kegemaran dan apresiasi masyarakat terhadap segala bentuk seni budaya.

  Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan perpustakaan umum adalah untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat menggunakan sumber-sumber informasi yang cepat, tepat, dan mudah dengan mengembangkan kemampuan yang dimiliki untuk menciptakaan masyarakat yang berbudaya bagi masyarakat sekitarnya.

2.1.4 Fungsi Perpustakaan Umum

  Perpustakaan umum mempunyai fungsi antara lain yaitu sebagai mediator bagi pengguna perpustakaan yang ingin membutuhkan informasi. Berikut ini beberapa pendapat dari para pakar mengenai pengertian fungsi perpustakaan umum.

  Menurut Yusuf (1996, 23), fungsi perpustakaan umum adalah :

  1. Fungsi Informatif Segala informasi yang dimiliki perpustakaan umum sanggup menjawab segala pertanyaan yang diajukan oleh segenap anggota masyarakat. Sumber informasinya berpotensi memberitahukan atau memberikan informasi kepada segenap anggota masyarakat yang membutuhkannya.

  2. Fungsi Edukatif Segala informasi yang dimiliki perpustakaan umum dimaksudkan untuk mendidik segenap anggota masyarakat yang memanfaatkannya, termasuk anggota masyarakat yang belum sempat menggunakannya.

  3. Fungsi Rekreatif Koleksi yang disediakan perpustakaan umum banyak yang berisi informasi ringan, artinya tidak mendalam seperti halnya pada perpustakaan- perpustakaan perguruan tinggi, apalagi perpustakaan khusus. Hal ini disebabkan kondisi masyarakat yang dilayani sangat beragam, baik pada tingkat pengetahuan, pendidikan, maupun usianya sehingga sumber informasi yang disediakan pun harus disesuaikan dengan keragaman kondisi masyarakat tersebut.

  Sedangkan menurut Keputusan Menteri Dalam Negeri nomor 9 tahun 1988 dan Instruksi Menteri Dalam Negeri nomor 21 tahun 1988, fungsi perpustakaan umum adalah: 1. menghimpun dan mengolah bahan pustaka dan informasi.

  2. memelihara dan melestarikan bahan pustaka dan informasi. 3. mengatur dan mendayagunakan bahan pustaka dan informsi, sebagai pusat kegiatan belajar, pelayanan informasi, penelitian dan menumbuhkan minat dan kebiasaan membaca bagi seluruh lapisan masyarakat.

  Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi perpustakaan umum adalah menghimpun dan mengolah seluruh bahan pustaka dan informasi untuk mendidik seluruh anggota masyarakat yang memanfaatkannya dan memelihara bahan pustaka dan informasi sebagai pusat kegiatan belajar bagi masyarakat pengguna yang berbeda-beda.

2.1.5 Tugas Perpustakaan umum Setiap perpustakaan mempunyai tugas sesuai dengan jenis perpustakaannya.

  Begitu juga dengan perpustakaan umum.Didalam buku Pedoman Perlengkapan Perpustakaan Umum (1992,2) tugas Perpustakaan Umum adalah “mengumpulkan, menyimpan, memelihara, mengatur, dan mendayagunakan bahan pustaka untuk kepentingan pendidikan, penerangan, penelitian, pelestarian suatu pengembangan kebudayaan dan rekreasi seluruh golongan masyarakat”. memberikan layanan kepada seluruh lapisan masyarakat sebagai pusat informasi, pusat sumber belajar, tempat rekreasi, penelitian, dan pelestarian koleksi bahan pustaka yang dimiliki.

  Dari pandapat di atas dapat disimpulkan bahwa tugas Perpustakaan Umum adalah mengumpulkan, menyimpan, memelihara, mengatur, dan mendayagunakan bahan pustaka untuk kepentingan pendidikan, penerangan, penelitian, dan pelestarian serta memberikan layanan kepada lapisan masyarakat sebagai pusat informasi, pusat sumber belajar, tempat rekreasi, penelitian, dan pelestarian koleksi bahan pustaka untuk pengembangan kebudayaan dan rekreasi seluruh golongan masyarakat.

2.2 Pengertian Persepsi

  Persepsi merupakan salah satu aspek psikologis yang penting bagimanusia dalam merespon kehadiran berbagai aspek dan gejala di sekitarnya.Persepsi mengandung pengertian yang sangat luas, menyangkut intern dan ekstern.Berbagai ahli telah memberikan definisi yang beragam tentangpersepsi, walaupun pada prinsipnya mengandung makna yang sama. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, persepsi adalah tanggapan (penerimaan)langsung dari sesuatu. Proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya.

  Kata persepsi menurut kamus besar bahasa Indonesia (1997, 759) yang berarti tangapan atau penerimaan langsung dari suatu serapan melalui panca inderanya. Menurut William james yang dikutip oleh Widyatun (2004, 110) menyatakan bahwa persepsi adalah pengalaman yang terbentuk berupa data-data yang didapat oleh panca indra, hasil pengolahan otak dan ingatan.

  Selaras dengan pendapat di atas, dalam ensiklopedia Indonesia (1997, 2684) Persepsi adalah proses mental yang menghasilkan bayangan pada diri individu, sehingga dapat mengenal objek dengan jalan asosiasi pada suatu ingatan tertentu, baik secara indera pengelihatan, indera perabaan dan sebagainya sehingga bayangan itu dapat disadari.

  Menurut Widyatun (2004, 110) bahwa persepsi adalah tanggapan atua proses mental yang terjadi pada diri manusia yang akan menunjukan bagaimana kita akan Bimo Walgito (2004, 70) “mengungkapkan bahwa persepsi merupakansuatu proses pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yangditerima oleh organisme atau individu sehingga menjadi sesuatu yang berarti,dan merupakan aktivitas yang integrated dalam diri individu”. Respon sebagai akibat dari persepsi dapat diambil oleh individu dengan berbagai macam bentuk.Stimulus mana yang akan mendapatkan respon dari individu tergantung pada perhatian individu yang bersangkutan. Berdasarkan haltersebut, perasaan, kemampuan berfikir, pengalaman- pengalaman yang dimiliki individu tidak sama, maka dalam mempersepsi sesuatu stimulus,hasil persepsi mungkin akan berbeda antar individu satu dengan individu lain.

  Setiap orang mempunyai kecenderungan dalam melihat benda yangsama dengan cara yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut bisa dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah pengetahuan, pengalaman dan sudut pandangnya. Persepsi juga bertautan dengan cara pandang seseorang terhadapsuatu objek tertentu dengan cara yang berbeda-beda dengan menggunakan alat indera yang dimiliki, kemudian berusaha untuk menafsirkannya. Persepsi baik positif maupun negatif ibarat file yang sudah tersimpan rapi di dalam alam pikiran bawah sadar kita. File itu akan segera muncul ketika adastimulus yang memicunya, ada kejadian yang membukanya. Persepsi merupakan hasil kerja otak dalam memahami atau menilai suatu hal yangterjadi di sekitarnya.

  Jalaludin Rakhmat (2007, 51) menyatakan persepsi adalah pengamatan tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Sedangkan,

  Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan suatu proses yang dimulai dari penglihatan hingga terbentuk tanggapan yang terjadi dalam diri individu sehingga individu sadarakan segala sesuatu dalam lingkungannya melalui indera-indera yang dimilikinya.

  2.2.1 Syarat Terjadinya Persepsi

  terjadinya persepsi adalah sebagai berikut: a.

  Adanya objek yang dipersepsi b. Adanya perhatian yang merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan persepsi.

  c.

  Adanya alat indera/reseptor yaitu alat untuk menerima stimulus d. Saraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus ke otak, yang kemudian sebagai alat untuk mengadakan respon.

  2.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

  Menurut Miftah Toha (2004, 154), yang dikutip olehMartini faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang adalah sebagai berikut : a.

  Faktor internal: perasaan, sikap dan kepribadian individu, prasangka, keinginan atau harapan, perhatian (fokus), proses belajar, keadaan fisik, gangguan kejiwaan, nilai dan kebutuhan juga minat, dan motivasi.

  b.

  Faktor eksternal: latar belakang keluarga, informasi yang diperoleh, pengetahuan dan kebutuhan sekitar, intensitas, ukuran, keberlawanan, pengulangan gerak, hal-hal baru dan familiar atau ketidak asingan suatu objek.

  Menurut Bimo Walgito (2004, 70)faktor-faktor yang berperan dalam persepsi dapat dikemukakan beberapa faktor, yaitu: a.

  Objek yang dipersepsi Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor.

  Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan yang langsung mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai reseptor.

  b.

  Alat indra, syaraf dan susunan syaraf Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus, disamping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf, yaitu otaksebagai pusat kesadaran. Sebagai alat untuk mengadakan respon diperlukan motoris yang dapat membentuk persepsi seseorang.

  c.

  Perhatian Untuk menyadari atau dalam mengadakan persepsi diperlukan adanya perhatian, yaitu merupakan langkah utama sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan ataukonsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu sekumpulan objek.

  Faktor-faktor tersebut menjadikan persepsi individu berbeda satu samalain dan akan berpengaruh pada individu dalam mempersepsi suatu objek, stimulus, meskipun objek tersebut benar-benar sama. Persepsi seseorang atau kelompok dapat jauh berbeda dengan persepsi orang ataukelompok lain sekalipun situasinya sama. Perbedaan persepsi dapat ditelusuri pada adanya perbedaan-perbedaan individu, perbedaan-perbedaan dalam kepribadian, perbedaan dalam sikap atau perbedaan dalam motivasi. Pada dasarnya proses terbentuknya persepsi ini terjadidalam diri seseorang, namun persepsi juga dipengaruhi oleh pengalaman, proses belajar, dan pengetahuannya.

2.2.3Proses Persepsi

  Menurut Miftah Toha (2004, 145),yang dikutip oleh Martini proses terbentuknya persepsi didasari pada beberapa tahapan, yaitu: a. Stimulus atau Rangsangan

  Terjadinya persepsi diawali ketika seseorang dihadapkan pada suatu stimulus/rangsangan yang hadir dari lingkungannya. b. Registrasi Dalam proses registrasi, suatu gejala yang nampak adalah mekanisme fisik yang berupa penginderaan dan syarat seseorang berpengaruh melalui alat indera yang dimilikinya. Seseorang dapat mendengarkanatau melihat informasi yang terkirim kepadanya, kemudian mendaftar semua informasi yang terkirim kepadanya tersebut.

  c. Interpretasi Interpretasi merupakan suatu aspek kognitif dari persepsi yang sangatpenting yaitu proses memberikan arti kepada stimulus yang diterimanya. Proses interpretasi tersebut bergantung pada cara pendalaman, motivasi,dan kepribadian seseorang.

  Menurut Widyatun (2004, 111) “bahwa proses terjadinya persepsi adalah Karena objek/stimulus yang merangsang untuk ditangkap oleh panca indera objek tersebut menjadi panca indera, kemudian objek stimulus tadi dibawa ke otak terjadi adanya respon atau stimulus berupak kesan atu respon dibalikan lagi ke indera menjadi berupa tanggapan atau persepsi atau hasil kerja indera berupa pengalaman dari hasil kerja otak”.

  Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan suatu proses yang dimulai dari penglihatan hingga terbentuk tanggapan yang terjadi dalam diri individu sehingga individu sadarakan segala sesuatu dalam lingkungannya melalui indera-indera yangdimilikinya dalam beberapa tahapan, yaitu: a.

  Stimulus atau Rangsangan b. Registrasi c. Interpretasi

2.3 Pemustaka

  Menurut Undang-Undang RI No. 43 Tahun 2007, tentang Perpustakaan, pemustaka adalah pengguna perpustakaan yaitu perseorangan, kelompok orang, masyarakat atau lembaga yang memanfaatkan fasilitas layanan perpustakaan. Jadi untuk merekalah perpustakaan itu dibangun dan dikembangkan sesuai dengan tuntutannya. Sehingga kepuasan pemustaka perlu terus diupayakan agar mereka terus memafaatakan perpustakaan.

  Dalam bidang usaha konvensional, pemustaka sering disebut sebagai pelanggan.Chan(2003) menyatakan bahwa pelanggan adalah nyawa atau kehidupan perusahaan. Pelanggan terutama pelanggan yang loyal, harus tetap dijaga dan dimanjakan agar tidak berpaling keperusahaan lain. Sama halnya dengan usaha konvensional, pemustaka sebagai pelanggan perpustakaan perlu terus diperhatikan dan dilayani dengan sebaik-baiknya”.

  Irawan (2003, 121) menyatakan bahwa pengguna perpustakaan adalah orang yang paling penting dalam berkembangnya sebuah perpustakaan. Perpustakaan sebagai organisasi nirlaba, sudah sewajarnya menganut pola diatas. Pemustaka adalah pelanggan yang membuat perpustakaan hidup. Merekalah yang membuat perpustakaan aktif dan dinamis. Merekalah yang membuat pustakawan kreatif dan inovatif. Serta merekalah yang membuat suasana perpustakaan menjadi lebih impresif dan komunikatif. Coba bayangkan jika tidak seorang pemustaka pun yang berkunjung Perpustakaan akan menjadi gedung mati, dengan hiasan rak-rak berisi koleksi yang memang tidak bernyawa. Ruangan akan hampa karena memang tidak ada siapa-siapa disana. Hanya tenaga perpustakaan yang duduk diam tanpa reaksi apa-apa. Sungguh tidak ada aktifitas yang signifikan untuk membuat suasana hidup. Perpustakaan akan menjadi sepi seperti layaknya makam-makam walaupun mungkin berada di tengah perkotaan. Tentu kondisi semacam ini tak seorang pun tenaga perpustakaan menghendakinya. Situasi yang mencekam dan tidak mengenakkan walaupun menerima gaji setiap bulan.Untuk itulah kepuasan pemustaka harus benar-benar diupayakan, agar perpustakaan menjadi hidup. Sehingga buku-buku, jurnal-jurnal ilmiah serta koleksi lainnya yang berisi ilmu pengetahuan dapat bermanfaat untuk kesejahteraan hidup manusia.

  Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian pemustaka adalah pengguna perpustakaan yaitu perseorangan, kelompok orang, masyarakat atau lembaga yang memanfaatkan fasilitas layanan perpustakaan.

2.4 Keterampilan Interpersonal

  Menurut Robins (2013) “keterampilan interpersonal adalah sebagai kemampuan seseorang secara efektif untuk berinteraksi dengan orang lain maupun dengan rekan kerja, untuk mengenali dan merspon secara layak perasaaan, sikap dan perilaku, motivasi serta keinginan orang lain”. Bagaimana seseorang mampu membangun hubungan yang harmonis dengan memahami dan merespon manusia atau orang lain.

  Menurut Ponco Purwanto (2012) keterampilan interpersonal adalah keterampilan yang digunakan seseorang untuk berinteraksi dengan orang lain. Keterampilan interpersonal yang kadang-kadang juga disebut sebagai keterampilan orang atau keterampilan dalam berkomunikasi, keterampilan interpersonal melibatkan keterampilan seperti mendengarkan secara aktif dan seberapa baik anda berkomunikasi dengan orang lain dan seberapa baik anda berperilaku atau membawa dalam konteks bisnis untuk merujuk pada kemampuan seseorang untuk beroperasi dalam bisnis berorganisasi melalui komunikasi dan interaksi sosial. Memiliki keterampilan interpersonal yang positif meningkatkan produktivitas dalam organisasi karena jumlah konflik yang berkurang, dalam situasi informal, memungkinkan komunikasi menjadi mudah dan nyaman.Seseorang dengan keterampilan interpersonal yang baik umumnya dapat mengendalikan perasaan yang muncul dalam situasi sulit dan merespon dengan tepat bukannya kewalahan oleh emosi.

  Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian keterampilan interpersonal adalah sebagai kemampuan seseorang secara efektif untuk berinteraksi dengan orang lain maupun dengan rekan kerja, untuk mengenali dan merespon secara layak perasaaan, sikap dan perilaku, motivasi serta keinginan orang lain.

  Menurut Alfi Satrianti (2013) Adapun beberapa keterampilan dalam keterampilan interpersonal yaitu:

1. Keterampilan mendengarkan (listening)

  Salah satu dari komponen proses komunikasi adalah bagian menerima pesan salah satunya ialah mendengarkan, mendengarkan bukan secara harfiah menggunakan alat pendengaran (telinga), tetapi memiliki arti yang lebih luas dengan penggunaan alat penerimaan pesan lainnya. Berikut ada empat alasan utama mengapa orang perlu mendengarkan:

  a. Untuk memahami dan memperoleh informasi

  Orang yang menguasai informasi memiliki kesemppatan besar untuk sukses, baik secara pribadi maupun konteks profesional, sebab di era sekarang mengusai informasi berarti menguasai sumber daya.Memahami perintah, memahami pesan dan memahami kebutuhan orang lain, menggali lebih banyak informasi sangat dibutuhkan sebagai modal agar dapat berkomunikasi serta menjadi kemampuan utama untuk dapat berhasil dalam setiap pekerjaan.

  b. Analisis terhadap kualitas informasi

  Kemampuan seseorang untuk dapat menganalisis informasi sangat informmasi lebih banyak akan meningkatkan kualitas pesan yang diterima, kelengkapan data dan kemampuan mengolah informasi, sehingga simpulan atau analisis terhadap suatu kondisi atau keadaan dapat diambil.

  c. Membangun dan memelihara hubungan

  Alasan untuk mendengar adalah alasan untuk melakukan komunikasi secara efektif. Banyak survey telah membuktikan bahwa orang yang memiliki kemampuan untuk mendengar dengan efektif memiliki hubungan yang lebih baik dengan sesamanya, sebaliknya mereka yang kurang mampu untuk mendengarkan akan memperburuk hubungan atau tidak dapat membangun hubungan yang lebih baik dengan sesamanya.

  d. Menolong orang lain

  Kemampuan mendengarkan wajib dimiliki agar dapat memahami orang lain dan pada akhirnya dapat menolong orang lain. Pada saat seseorang mau mendengarkan dan memberikan perhatian yang tulus serta serius kepada permasalahan yang kita sampaikan, hampir sebagian besar masalah kita telah dapat ditolong atau minimal dapat memberikan pola atau persfektif yang baru tentang permasalahan yang kita hadapi.

  2. Keterampilan providing feedback (memberikan umpan balik) Umpan balik adalah setiap bentuk komunikasi yang disampaikan kepada seseorang dengan tujuan agar orang tersebut mengetahui dampak perilakunya terhadap anda dan orang lain.

  3. Keterampilan persuading (membujuk)

  Persuading (membujuk) adalah komunikasi tatap muka yang dilakukan

  dengan sengaja oleh seseorang dengan tujuan agar pihak lain mau mengikuti dengan sukarela kehendak seseorang.

  4. Keterampilan resolving conflict adalah kemampuan untuk mengatasi konflik dengan orang lain.

  Di dalam kehidupan sehari-hari hampir tidak mungkin manusia tidak berhubungan dengan orang lain. Sudah merupakan hukum alam bahwa manusia adalah mahluk sosial, artinya manusia harus hidup bersama dengan manusia lainnya. Dalam skema hidup bersama ini muncul kebutuhan untuk memahami kebutuhan manusia lain, maka ada banyak hal yang harus kita kuasai dalam keterampilan interpersonalyang dikutip oleh Howard Gardner (1993) antara lain: 1.

  Bagaimana kita mengenali diri kita sendiri 2. Bagaimana kita mengenal dan memahami orang lain 3. Bagaimana kita dapat mengekspresikandiri kita terhadap orang lain 4. Bagaimana kita memberikan dan menerima masukan 5. Bagaimana kita mendengarkan pembicaraan dengan orang lain 6. Bagaimana kita dapat mempengaruhi orang lain 7.

   Bagaimana menjadi anggota sebuah tim, kelompok/ grup

2.4.2 Manfaat Keterampilan Interpersonal

  Menurut Lifakura(2013) Adapun manfaat keterampilan interpersonal antara lain:

  1. Meningkatkan human relations dalam kehidupan bermasyarakat dan organisasi

2. Meningkatkan kemampuan menjadi pemimpin dan dapat bekerja sama dalam

  team 3.

  Keterampilan Interpersonal bukan merupakan bagian dari karakter kepribadian yang bersifat bawaan, merupakan keterampilan yang bisa dipelajari 4. Keterampilan Interpersonal yang baik dapat dibangun dari kemampuan mengembangkan perilaku dan komunikasi yang asertif dan efektif.

  Adapun manfaat keterampilan interperpersonaldalam dunia kerja antara lain: 1. Dapat merebut peluang dengan lebih mudah 2. Punya ketajaman instuisi karena seiring melihat ke dalam dirinya 3. Punya skill dalam berkomunikasi dengan orang lain untuk memperluas 4.

  Punya motivasi dan gairah yang kuat untuk maju 5. Punya kecakapan dalam menggunakan bakat yang dimiliki 6. Dapat menemukan sesuatu yang baru 7. Memiliki kreatif dan inisiatif yang tinggi 8. Memiliki kesadaran untuk bertanggung jawab yang lebih besar untuk memperbaiki dirinya

2.4.3Cara Mengembangkan Keterampilan Interpersonal

  Menurut Ponco Purwanto (2012) Ada beberapa cara dalam mengembangkan keterampilan interpersonal seseorang antara lain:

  a.

   Smile

  Sedikit orang yang ingin berada di sekitar orang yang selalu terlihat tak bahagia. Lakukan yang terbaik untuk menjadi seorang friendly dan antusias dengan rekan-rekan kerja anda. Bangun sikap positif dan ceria mengenai pekerjaan dan mengenai kehidupan, seringlah tersenyum, energi positif yang anda pancarkan akan menarik perhatian seseorang kepada anda.

  b.

  Jadilah apresiatif Carilah satu hal positiftentang setiap orang yang bekerja sama dengan anda dan biarlah mereka mendengarnya. Jadilah murah hati dengan pujian dan kata-kata yang mengobarkan semangat. Ucapan terima kasih ketika seseorang menolong anda. Buatlah kolega anda merasa diterima ketika mereka menelpon atau datang ke kantor anda, jika anda membiarkan orang lainmengetahui bahwa mereka dihargai, mereka akan mau memberikan yang terbaik untuk anda.

  c.

  Perhatikanlah orang lain Cermatilah apa yang sedang terjadi dalam kehidupan orang lain. Ketahuilah momen-momen bahagia mereka, dan tunjukkanlah perhatian dan simpati pada situasi-situasi sulit seperti waktu sakit atau kematian. Buatlah eye contact dan ingatlah orang dari nama pertama mereka. Tanyakan yang lain akanopini- opini mereka.

  d.

  Mendengarkan dengan aktif Untuk mendengarkan dengan aktif adalah dengan mendemonstrasikan bahwa anda memang mau untuk mendengar dan mengerti akan pandangan orang lain. Itu berarti menegaskan kembali, dengan bahasa anda sendiri, apa yang orang lain telah katakan. Dengan cara ini, anda mengetahui bahwa anda mengerti apa yang mereka maksudkan e. Bawalah kebersamaan Ciptakanlah lingkungan yang mengajak orang lain untuk bekerja sama.

  Perlakukanlah setiap orang dengan sama, dan jangan bermain `siapa yang

  favorit . Hindari berbicara tentang orang lain di belakang mereka. Tindak

  lanjutkan apa yang orang lain sarankan atau minta. Ketika anda membuat pernyataan atau pengumuman, pastikan bahwa anda telah dimengerti. Jika rekan-rekan anda melihat anda sebagai seseorang yang solid dan fair, mereka akan mempercayai anda.

  f.

  Tangani konflik-konflik Ambillah sebuah langkah mudah untuk membawa kebersamaan, dan menjadi seseorang yang mampu menangani konflik-konflik ketika akan terjadi.

  Pelajari bagaimana menjadi mediator yang efektif. Jika ada rekan-rekan kerja yang ber-cekcok mengenai permasalahan personal atau professional, aturlah agar kedua pihak duduk bersama dan bantu mengatasi perbedaan mereka. Dengan mengambil peranan memimpin, anda akan mendapatkan respek dan kekaguman dari orang sekitar anda.

  g.

  Berkomunikasi dengan jelas Perhatikanlah apa yang anda katakan dan bagaimana anda mengatakannya.

  Seorang komunikator yang jelas dan efektif menghindari salah pengertian dengan rekan-rekan kerja, kolega-kolega, dan rekan sejawat anda. Kelancaran verbal anda memproyeksikan gambaran akan intelijensi dan kedewasaan, tidak peduli berapa pun usia anda. Jika anda tetap mengeluarkan semua apa yang ada di pikiran anda, orang tidak akan terlalu menaruh perhatian dengan kata-kata ataupun opini anda.

  h.

  Hiburlah mereka Janganlah takut untuk menjadi lucu ataupun pandai.Banyak orang yang mau berada di dekat orang-orang yang bisa membuat mereka tertawa. Gunakanlah rasa humor anda sebagai alat efektif untuk menurunkan batas dan menghimpun perhatian orang. i.

  Lihatlah dari sisi mereka Empati berarti menjadi mampu untuk menaruh diri anda dalam sepatu orang lain dan mengerti apa yang mereka rasakan. Cobalah untuk melihat situasi dan respon-respon dari perspektif orang lain. Ini bisa terjadi dengan tetap berhubungan dengan emosi-emosi anda sendiri, orang-orang yang menghindari perasaan mereka sendiri terkadang menjadi sulit untuk ber- empati dengan orang lain. j.

  Jangan mengeluh Tidak ada yang lebih buruk dibandingkan seorang pengeluh yang kronis ataupun perengek. Jika anda harus mengemukakan tentang sesuatu, simpanlah itu dalam buku harian anda. Jika anda harus mengungkapkan dengan kata-kata keluhan-keluhan anda, ungkapkan kepada teman terdekat anda dan keluarga saja, dan jadikanlah singkat. Bagikan itu kepada semua orang sekitar anda atau yang lainnya dan anda akan mendapatkan reputasi buruk.

  Keterampilan interpersonal yang kuat membuat interaksi yang lebih memuaskan di semua lingkungan. Mengembangkan keterampilan orang dan membangun hubungan yang kuat, menunjukan perilaku etis berkomunikasi dengan

  Sedangkan menurut Ronald G Shapiro (2013) dalam mengembangkan keterampilan interpersonal seseorang antara lain sebagai berikut: a.

  Mengidentifikasi Melihat kembali pada kehidupan Anda, mungkin ada saat-saat ketika konflik menyebabkan perpisahan hubungan atau miskomunikasi yang menyebabkan hilangnya kesempatan. Mengidentifikasi pengalaman ini membantu dalam penentuan tujuan interpersonal. Anda mungkin dapat memutuskan untuk menjadi pendengar yang lebih baik, atau anda dapat belajar mengekspresikanperasaan anda dengan lebih jelas dan jujur.Fokus pada membangun hubungan yang harmonis. Jika hubungan pribadi Anda berumur pendek atau hubungan kerja yang dingin dan jauh, berkonsentrasi pada

  .

  kualitas yang diperlukan untuk hubunganyangsehat kepada sesama manusia b. Praktek empati

  Menempatkan diri pada posisi orang lain memungkinkan Anda untuk melihat sesuatu dari perspektif yang berbeda. Ketika orang merasa dipahami , mereka cenderung kurang agresif, menyebabkan pemahaman yang lebih besar dan persatuan.Bersifat inklusif. Di rumah, tempat kerja, pertemuan masyarakat atau kegiatan sosial, praktek membantu orang untuk merasa dilibatkan.

  Hindari perilaku yang mengecualikan orang lain atau membuat mereka merasa seperti orang luar.

  c.

  Praktek keadilan.

  Jika anda cenderung untuk mengambil lebih dari yang Anda berikan dalam hubungan, cobalah untuk menjadi lebih murah hati. Sebagai contoh, jika seorang teman atau pasangan selalu menemani anda ke acara yang Anda nikmati, membalas dengan melakukanhal yang sama untuk mereka.

  d.

  Berkomunikasi dengan jelas dan hati-hati Keterampilan komunikasi yang kuat melibatkan mendengarkan dengan seksama dan mengekspresikan diri dengan jelas secara pribadi, melalui telepon dan komunikasi tertulis. Dengarkan baik-baik, Banyak konflik timbul darikesalahpahaman.Mendengarkan orang lain membantu untuk menjernihkan miskomunikasi. Sebagai orang yang berbicara, fokus pada kata-kata mereka, nada suara dan bahasa tubuh untuk mengumpulkan pesan sejati.

  e.

  Periksa etikapribadi Orang-orang cenderung percaya mereka yang sadar diri dan yang tidak menyalahgunakan kekuasaan mereka. Praktek integritas dalam hubungan Anda dengan memeriksa dampak dari perilaku dan keputusan pada orang lain.

  f.

  Menjadi pemain tim Ketika bekerja dengan orang lain, terlibat dalam memberi dan menerima yang melibatkan kolaborasi dan kompromi. Periksa kecenderungan untuk mendominasi situasi atau mengkritik orang lain. Pujilah orang lain untuk pekerjaan dilakukan dengan baik dan terbuka untuk menerima pujian.

  g.

  Menyelesaikan konflik Konflik adalah bagian alami dan tak terhindarkan dari kehidupan. Perbedaan pendapat, perspektif dan ide-ide dapat memperkaya. Ketika pendapat bentrokan, mencoba untuk memahami sudut pandang orang dan menghindari pemikiran hitam dan putih. Dalam kebanyakan kasus, menyelesaikan konflik melibatkan ekspresijujur dan menghormati perasaan. Dalam beberapa kasus, mungkin perlu untuk melepaskan keterikatan terhadap isu-isu penting.

  Untuk membangun hubungan baik dengan orang lain terlebih dahulu kita harus menguasai kemampuan dan keterampilan dalam mengenal diri sendiri, kemudian baru menguasai keterampilan dalam mengenal orang lain, keterampilan untuk mengekspresikan diri secara jelas, bagaimana merespon, bagaimana menyampaikan pesan dan maksud, bagaimana bernegoisasi dan mmenyelesaikan koflik, bagaimana berperan dalam tim. Dalam hal ini tidak ada caralain bagi sorang pustakawan untuk menyelesaikannya dengan cara meningkat keterampilan interpersonalyang dimilikinya.

  Menurut Robins (2013) keterampilan interpersonal seorang pustakawan tercermin dari beberapa kemampuan antara lain:

  1. Kemampuan berkomunikasi dengan efektifdan bisa mempengaruhi orang lain, mampu memberikan presentasi dengan jelas, komunikasi tertulis, dengan ejaan terstruktur dan isi yang jelas, berkomunikasi dengan interaktif dan mampu memberikan pandangan dari beragam perspektif

  2. Kemampuan mendengar dan memdiskusikan pendapat orang lain dari beragam sudut pandang dan bisa mendapatkan ide dari pendapat orang lain serta mampu memberikan komentar yang konstruktif 3. Kemampuan meresponseperti mengatasi konflik dengan memberikan respon yang tepat dalam beragam situasi, bisa memberikan alasan bila tidak setuju terhadap sesuatu, memahami sebuah posisi dan kepentingan dalam sebuah konflik dan bisa menghasilkan win-win solution

  4. Kemampuan menggunakan komunikasi formal dan informaldalam menjaga hubungan baik dengan sesama staff maupun pengguna perpustakaan seperti membuat focus group discussion, membuat kuesioner dan menganalisa komplain

  5. Mampu membangun tim dan memotivasi orang lain seperti menghargai kontribusi individu

6. Kemampuan untuk belajar mandiri (self learning skill) 7.

  Kemampuan berinisiatif tanpa harus disuruh 8. Cerdas dan mampu melakukan suatu terfokus 9. Kemampuan untuk bekerja sama dalam tim 10.

  Memiliki jiwa entrepreneurship 11. Kemampuan memberikan umpan balik (feedback)

  Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian keterampilan interpersonal adalah sebagai kemampuan seseorang secara efektif untuk berinteraksi dengan orang lain maupun dengan rekan kerja, untuk mengenali dan merspon secara layak perasaaan, sikap dan perilaku, motivasi serta keinginan orang lain.

  Keterampilan interpersonal seorang pustakawan tercermin di dalam beberapa kemampuan antara lain:

1. Kemampuan berkomunikasi dengan efektif 2.

  Kemampuan mendengar 3. Kemampuan merespon 4. Kemampuan menggunakan komunikasi formal dan informal 5. Mampu membangun tim dan memotivasi orang lain 6. Kemampuan untuk belajar mandiri (self learning skill) 7. Kemampuan berinisiatif tanpa harus disuruh 8. Cerdas dan mampu melakukan suatu terfokus 9. Kemampuan untuk bekerja sama dalam tim 10.

  Memiliki jiwa entrepreneurship 11. Kemampuan memberikan umpan balik (feedback)

2.5 Pustakawan

  Menurut Sulistyo-Basuki, (1992, 72) dalam Soetminah “Pustakawan adalah orang yang mengelolah sebuah perpustakaan beserta isinya, memilih buku, dokumen dan materi non-buku yang merupakan koleksi perpustakaan dan menyediakan informasi dan jasa peminjaman guna memenuhi kebutuhan penggunanya”. Kemudian dalam Harold’slibrarians glossary and reference book (Prytherch, 2000), Pustakawan adalah seseorang yang mengelolah suatu perpustakaan beserta isinya, termasuk melakukan penyeleksian, penyusunan dan pemanfaatannya, menetapkan layanan yang sesuai dengan kebutuhan segala jenis kelompok pengguna. Dengan demikian pustakawan ialah orang yang mengelolah perpustakaan beserta isinya untuk memenuhi kebutuhan penggunanya.

  Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pustakawan adalah orang bergerak di bidang perpustakaan atau ahli perpustakaan yang melaksanakan kegiatan perpustakaan dengan jalan memberikan layanan kepada masyyarakat sesuai dengan tugas lembaga induknya berdasarkan ilmu perpustakaan.

  Menurut (UUD RI Nomor 43 Tahun 2007)“Pustakawan ialah seseorang yang memiliki kompetensi yang di peroleh melalui pendidikan atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggunng jawab untuk melaksanakan ppengolahan dan pelayanan perpustakaan”.

  Jadi dapat disimpulkan bahwa pustakawan adalah seseorang yang ahli dalam bidang perpustakaan yang bisa membantu orang menemukan buku, majalah, dan informasi lain, serta mengelolah dan menngatur dokumen ataupun laporan yang ada dalam sebuah perpustakaan.

2.5.1 Tugas Pokok Pustakawan

  Dengan adanya jurusan ilmu perpustakaan dan informasi atau sering kali kita sebut dengan (jurusan perpustakaan), membuat banyak masyarakat sering kali menanyakan apakan yang dikerjakan setelah lulus nanti atau kadang ada juga yang menanyakan terus besok kalau sudah lulus menjadi penjaga buku di perpustakaan ya. Pertanyaan-pertanyaan itu yang kadang menjadikan kita sebagai jurusan Ilmu Perpustakaan dan informasi merasa minder dan sering menjawab dengan senyuman atau nada pelan dengan menjawab iya. Dengan adanya pertanyaan-pertanyaan seperti mudah dimengerti dan dipahami kepada mereka, jadi dengan begitu mereka bisa mengetahui apa saja yang dikerjakan seorang pustakawan tidak hanya sebagai penjaga buku saja.Ahmad, (2011) tugas-tugas yang dikerjakan oleh seorang pustakawan di perpustakaan adalah sebagai berikut: a.

  Pengadaan bahan pustaka b. Pengolahan dan pengelolaan sumber informasi c. Pendayagunaan dan pemasyarakatan informasi (karya cetak, karya rekam, dan multi media) d.

  Pengkajian untuk pengembangan perpustakaan, dokumentasi, dan informasi.

  e.

  Pengembangan profesi Disamping itu kita juga bisa menjelaskan tugas-tugas pustakawan tidak hanya bekerja di perpustakaan saja. Pustakawan dapat mengerjakan tugas-tugas kepustakawanan itu secara mandiri maupun kelompok misalnya menulis artikel, menulis buku, menyusun abstrak, membuat terjemahan, meresensi, menyampaikan makalah, maupun melakukan penyuluhan.

2.5.2 Peran Pustakawan

  Peran seorang pustakawan selama ini ialah membantu pengguna untuk mendapatkan informasi dengan cara mengarahkan agar pencarian informasi dapat efisien, efektif, tepat sasaran, tepat waktu. Dengan perkembangan teknologi inforamsi maka peran pustakawan lebih ditingkatkan sehingga dapat berfungsi sebagai mitra bagi para pencari informasi. Sebagaimana fungsi tradisionalnya, pustakawan dapat mengarahkan pencari informasi untuk mendapatkan informasi yang sahih dan dapat dipertanggung jawabkan. Pustakawan dapat pula mmenyediakan informasi yang mungkin sangat bernilai, namun keberadaanya sering tersembunyi seperti literature kelabu (grey literature). Bahkan pustakawan dapat berfungsi sebagai mitra peneliti dalam melakukan penelitian.

   Pustakawan adalah profesi, maka untuk menjadi pustakawan perlu kriteria

  tertentu yang berkaitan dengan bidang tugas yang akan dikerjakan. Menurut (Sulistyo-Basuki)” pengertian profesi merupakan suatu pekerjaan yang memerlukan pengetahuan dan keterampilan khusus yang diperoleh dari teori dan bukan saja praktek dan diuji dalam bentuk ujian dari sebuah universitas atau lembaga yang berwenang serta memberikan hak kepada yang bersangkutan untuk berhubungan dengan nasabah. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pustakawan adalah tenaga profesi, yang salah satu kriterianya memiliki ijasah di bidang perpustakaan atau telah mengikuti pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang kepustakawanan dan memperoleh sertifikat. Kemudian menurut Panji Amoraga dalam Soetminah (1992)seorang profesional harus mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1.

  Berusaha mengejar kesempurnaan hasil sehingga dituntut selalu mencari peningkatan mutu

  2. Memiliki kesungguhan dan ketelitian kerja yang hanya dapat diperoleh melalui pengalamandan kebiasaan

  3. Memiliki ketekunan dan ketabahan yaitu sifat tidak mudah puas atau putus asa sampai hasil tercapai

  4. Mempunyai integritas tinggi yang tidak tergoyahkan oleh keadaan terpaksa atau godaan iman seperti harta atau kenikmatan hidup

5. Memiliki kebulatan pikiran dan perbuatan sehingga terjaga efektivitas kerja

  Jadi pustakawan sebagai profesional perlu juga memiliki kelima ciri tersebut. Apabila seorang pustakawan ada yang tidak dimiliki ciri-ciri seperti berikut maka dia tidak akan efektif dalam melaksanakan tugasnya. Kemudian agar pustakawan dapat betul-betul melaksanakan tugasnya sebagai profesional kepada masyarakat dalam rangka pelaksanaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia maka pustakawan perlu memiliki sikap sebagai berikut :

  1. Komitmen untuk mengembangkan diri dalam bidang perpustakaan, dokumentasi dan informasi

  2. Komitmen untuk membuat eksperimendan inovatif Komitmen untuk menggunakan hal-hal baru untuk menunjang tugas profesi

  4. Komitmenuntuk memberikan pelayanan kepada masyarakat tanpa membedakan agama, ras,golongan maupun aliran politik

  5. Komitmen untuk mematuhi kode etik pustakawan. Selain itu karena pustakawan adalah pelayan masyarakat yang setiap hari berhadapan dengan berbagai lapisan masyarakat, maka pustakawan perlu memiliki sifat-sifat sebagai berikut:

  1. Ramah 2.

  Pandai bergaul 3. Berpenampilan menarik 4. Suka menolong orang lain

  Jadi dapat disimpulkan bahwa pustakawan adalah seseorang yang berpenampilan menarik, ramah, pandai bergaul serta yang ahli dalam bidang perpustakaan, bisa membantu orang menemukan buku, majalah, dan informasi lain, serta mengelolah dan mengatur dokumen ataupun laporan yang ada dalam sebuah perpustakaan.

2.6 Penelitian Terdahulu

  Penelitian terdahulu berfungsi sebagai pendukung untuk melakukan penelitian.Berikut ini adalah penelitian yang dapat menjadi referensi peneliti dalam melakukan penelitian adalah sebagai berikut.

  Penelitian dari Dyah Ayu Nuraini pada tahun 2013 dengan judul Pengaruh Persepsi Pemustaka Terhadap Interpersonal Skill Pustakawan Pelayanan Umum di Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatifdan teknik yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu metode observasi, dokumentasi, wawancara dan angket.Analisis data secara deskriptif kuantitatif dan pengukuran efektivitas skill pustakawan peleyanan umum sudah baik dengan hasil total nilai rata-rata 2,90. Adapun relevansinya dengan penelitian yang dilakukan peneliti yang berjudul “Persepsi pemustaka terhadap keterampilan interpersonal pustakawan di Perpustakaan Umum Kota Medan”.Penelitian ini sama-sama membahas tentang interpersonal skill pustakawan.