Persepsi Pemustaka Terhadap Keterampilan Interpersonal Pada Perpustakaan Umum Kota Medan

(1)

Persepsi Pemustaka Terhadap Keterampilan Interpersonal

Pustakawan Pada Perpustakaan

Umum Kota Medan

Skripsi

Diajukan sebagai salah satu persyartan dalam menyelesaiakan studi untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Dalam Bidang Studi Ilmu

Perpustakaan dan Informasi

O

L

E

H

HARI SUWENDI

(120723002)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN & INFORMASI

MEDAN


(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Skripsi : Persepsi Pemustaka Terhadap Keterampilan Interpersonal Pada Perpustakaan Umum Kota Medan

Oleh : Hari Suwendi

NIM : 120723002

Pembimbing I : Dr. Irawaty A. Kahar, M.Pd

Tanda Tangan :

Tanggal :

Pembimbing II : Hotlan Siahaan, M.Ikom Tanda Tangan :


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi : Persepsi Pemustaka Terhadap Keterampilan Interpersonal Pada Perpustakaan Umum Kota Medan

Oleh : Hari Suwendi

NIM : 120723002

DEPARTEMEN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI

Ketua : Dr. Irawaty A. Kahar, M.Pd Tanda Tangan :

Tanggal :

FAKULTAS ILMU BUDAYA

Dekan : Dr. Syahron Lubis, M.A

Tanda Tangan :


(4)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya ini adalah karya orisinal dan belum pernah disajikan sebagai suatu tulisan untuk memperoleh suatu kualifikasi tertentu atau dimuat pada media publikasi lain.

Penulis membedakan dengan jelas antara pendapat atau gagasan penulis dengan pendapat atau gagasan yang bukan berasal dari penulis dengan mencantumkan tanda kutip.

Medan, 07 Oktober 2014 Peneliti

Hari Suwendi NIM: 120723002


(5)

ABSTRAK

Hari Suwendi, 2014. “Persepsi Pemustaka Terahadap Keterampilan Interpersonal Pustakawan Di Perpustakaan Umum Kota Medan, Jurusan Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi pemustaka terhadap keterampilan interpersonal pustakawan di Perpustakaan Umum Kota Medan. Populasi dalam penelitian ini adalah pengguna perpustakaan pelajar, mahasiswa, umum yang aktif sebagai anggota Perpustakaan Umum Kota Medan yang berjumlah 3892 0rang dari tahun 2012-2013. Dari populasi tersebut diambil sampel berdasarkan rumus slovin, didapat sampel berjumlah 100 orang. Pengambilan sampel menggunakan metode proportionate stratified random sampling. Variabel penelitian ini bersifat tunggal yaitu keterampilan interpersonal pustakawan di Perpustakaan Umum Kota Medan. Metode dan teknik yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu studi kepustakaan dan kuesioner. Analisis data secara statistik deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa persepsi pemustaka terhadap keterampilan interpersonal pustakawan di Perpustakaan Umum Kota Medan sudah baik dengan hasil nilai rata-rata 78%. Seperti: Pustakawan mampu berkomunikasi dengan efektif dan bisa mempengaruhi orang lain, Pustakawan mampu berkomunikasi dengan interaktif dan mampu memberikan pandangan dari beragam perspektif, Pustakawan mampu memahami pesan yang disampaikan oleh pengguna secara cermat, Pustakawan dapat memahami posisi dan kepentingan dalam sebuah konflik dan bisa menghasilkan solusi, Pustakawan dapat berinteraksi kepada seluruh pengguna yang datang ke perpustakaan, Pustakawan mampu untuk bekerja sama dalam tim, Pustakawan mampu menghargai kontribusi individu setiap pemustaka yang datang, Pustakawan tanggap dalam melaksanakan tugasnya tanpa harus disuruh, Pustakawan tanggap untuk membantu kesulitan pengunjung di perpustakaan, Pustakawan memberikan bimbingan kepada pengguna dalam mencari informasi, Pustakawan siap sedia membantu saya dengan cepat, Pustakawan dapat memberikan informasi yang


(6)

akurat dan relevan kepada pengguna, Pustakawan memiliki pengetahuan yang baik dalam bidangnya, Maka disarankan kepada pustakawan perpustakaan Umum Kota Medan untuk mempertahankanya bahkan sebaiknya pustakawan meningkatkan lagi keterampilan interpersonalnya agar tercipta pustakawan professional.


(7)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah serta kasih sayang-Nya kepada kita semua khususnya kepada penulis, sehingga penulis telah dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang berjudul ”Persepsi Pemustaka Terhadap Keterampilan Interpersonal di Perpustakaan Umum Kota Medan”ini.

Skripsi ini disusun dan diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Departemen Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga pada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun dan menyelesaikan skripsi ini, baik secara langsung maupun tidak secara langsung. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Ibu Dr. Irawaty A. Kahar, M.Pd, selaku pembimbing I yang telah banyak membimbing skripsi saya dan juga selaku Ketua Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi.

2. Ibu Hotlan Siahaan, M.I.kom selaku pembimbing II, yang telah banyak memberikan bantuan, bimbingan dan arahan serta waktu dalam penulisan skripsi ini.

3. Ibu Dr. Irawaty A. Kahar, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi.

4. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A, Selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Perpustakaan dan Informasi.

5. Ibu Himma Dewiyana, S.T, M.Hum selaku sekretaris Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya USU.

6. Seluruh staf pengajar Departemen Ilmu Perpustakaan dan Informasi yang telah memberikan ilmu dan bimbingan yang bermanfaat bagi penulis.


(8)

7. Seluruh pegawai dan pustakawan Perpustakaan Umum Kota Medan yang telah mengizinkan penulis mengadakan penelitian di perpustakaan.

8. Teristimewa untuk Ayahanda dan Ibunda, yang telah mendidik dan membesarkan penulis dengan penuh kasih sayang dan selalu memberi dorongan baik berupa materil maupun moril, yang berjuang melalui do’a dan kerja keras demi kesuksesan penulis dalam menyelesaikan skripsi dan studi ini serta adik-adik ku yang tersayang.

9. Semua teman-teman seperjuangan ilmu perpustakaan ekstensi angkatan 2012 yang telah memberikan bantuan, semangat dan dorongan serta motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

10.Para pengguna Perpustakaan Umum Kota Medan yang telah bersedia menjawab kuesioner.

Semoga Allah SWT membalas semua bantuan, pengorbanan dan amal baik mereka semua, serta menjadi pahala yang besar di sisi Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, penulis berharap semoga karya ini bermanfaat bagi diri penulis dan orang yang membacanya, serta mohon kritikan dan saran-saran yang membangun demi terjaminnya kualitas skripsi ini. Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi yang membutuhkan dan dapat memperluas pemikiran serta wawasan dimasa yang akan datang.

Medan, 07 Oktober 2014 Penulis

HariSuwendi NIM. 120723002


(9)

DAFTAR ISI

ABSTARAK……….... i

KATA PENGANTAR……….... iii

DAFTAR ISI………... v

DAFTAR TABEL………... vii

DAFTAR LAMPIRAN……….. ix

BAB I LATAR BELAKANG MASALAH……….

1

1.1 Latar Belakang………... 1

1.2 Rumusan Masalah……… 5

1.3 Tujuan Penelitian………... 5

1.4 Manfaat Penelitian……….. 5

1.5 Ruang Lingkup……… 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………

7

2.1 Perpustkaan Umum... 7

2.1.1 Pengertian Perpustakaan Umum………... 7

2.1.2 Tujuan Perpustakaan Umum………... 8

2.1.3 Fungsi Perpustakaan Umum………... 9

2.1.4 Tugas Perpustakaan Umum……… 10

2.2 Persepsi……….., 10

2.3 Pemustaka………... 14

2.4 Keterampilan Interpersonal ……… 16

2.5 Pustakawan………. 24

BAB III METODE PENELITIAN………... 29

3.1 Metode Penelitian………... 29

3.2 Lokasi Penelitian………. 29

3.3 Populasi………... 29

3.4 Sampel………... 30

3.5 Teknik Pengumpulan Data……….. 31

3.6 Jenis Sumber Data………... 31

3.7 Instrumen Penelitian……… 31

3.8 Pengukuran Skala... 32

3.9 Angket Atau Kuesioner……… 32

3.7.1 Kisi KisiKuesioner………. 33


(10)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ……… 35

4.1 Keterampilan Interpersonal Pustakawan……….. 35

4.2 Komunikasi Efektif……….. 35

4.3 Merespon……….. 40

4.4 Komunikasi Formal Dan Informal………... 44

4.5 Membangun Tim……….. 48

4.6 Berinisiatif………... 51

4.7 Cerdas Dan Mampu MelakukanSuatuTerfokus………. 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……… 60

5.1 Kesimpulan………... 60

5.1 Saran………. 61


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1: Anggotaa ktif Perpustakaan Umum Kota Medan ... 30

Tabel 2: Kisi kisi kuesioner ... 33

Tabel 3: Pustakawan mampu berkomunikasi dengan efektif dan bisa mempengaruhi orang lain ... 35

Tabel 4: Pustakawanmampu memberikan presentasi dengan jelas ... 36

Tabel 5: Pustakawan mampu berkomunikasi dengan ejaan terstruktur dan isi yang jelas ... 37

Tabel 6: Pustakawan mampu berkomunikkasi dengan interaktif dan mampu memberikan pandangan dari beragam perspektif ... 38

Tabel 7: Pustakawan mampu memahami pesan yang disampaikan oleh pengguna secara cermat ... 39

Tabel 8: Pustakawan mampu mengatasi konflik dengan memberikan respon yang tepat dalam beragam situasi ... 40

Tabel 9: Pustakawan bisa memberikan alasan bila tidak setuju terhadap sesuatu ... 41

Tabel 10: Pustakawan dapat memahami posisi dan kepentingan dalam sebuah konflik dan bisa menghasilkan solusi ... 42

Tabel 11: Pustakawan dapat berinteraksi kepada seluruh pengguna yang datang keperpustakaan ... 43

Tabel 12: Pustakawan mampu menggunakan mekanisme komunikasi formal dan informal dalam menjaga hubungan baik dengan sesama staff maupun pengguna perpustakaan ... 44

Tabel 13: Pustakawan mampu membuat focus group discussion ... 45

Tabel 14: Pustakawan mampu membuat analisa komplain ... 46

Tabel 15: Pustakawan mampu membuat kuesioner ... 47

Tabel 16: Pustakawan mampu membangun tim dan memotivasi orang lain ... 48

Tabel 17: Pustakawan mampu untuk bekerjasama dalam tim ... 49

Tabel 18: Pustakawan mampu menghargai kontribusi individu setiap pemustaka yang datang. ... 50


(12)

Tabel 19: Pustakawan tanggap dalam melaksanakan tugasnya tanpa harus disuruh .... 51 Tabel 20: Pustakawan tanggap untuk membantu kesulitan pengunjung di

perpustakaan ... 52 Tabel 21: Pustakawan memberikan bimbingan kepada pengguna dalam mencari

informasi……… 53 Tabel 22: Pustakawan memberikan perhatian dengan sungguh-sungguh kepada

pengguna……… 54 Tabel 23: Pustakawan siap sedia membantu saya dengan cepat ... 55 Tabel 24: Pustakawan cerdas dan mampu melakukan sesuatu dengan fokus ... 56 Tabel 25: Pustakawan mampu memberikan informasi yang dibutuhkan pemustaka

dengan cepat ... 57 Tabel 26: Pustakawan dapat memberikan informasi yang akurat dan relevan kepada

pengguna ... 58 Tabel 27: Pustakawan memiliki pengetahuan yang baik dalam bidangnya ... 59


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Gambaran umum Perpustakaan Umum Kota Medan ... 66 Lampiran 2: Kuesioner Penelitian ... 68 Lampiran 3: Tabulasi hasil jawaban responden ... 71


(14)

ABSTRAK

Hari Suwendi, 2014. “Persepsi Pemustaka Terahadap Keterampilan Interpersonal Pustakawan Di Perpustakaan Umum Kota Medan, Jurusan Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi pemustaka terhadap keterampilan interpersonal pustakawan di Perpustakaan Umum Kota Medan. Populasi dalam penelitian ini adalah pengguna perpustakaan pelajar, mahasiswa, umum yang aktif sebagai anggota Perpustakaan Umum Kota Medan yang berjumlah 3892 0rang dari tahun 2012-2013. Dari populasi tersebut diambil sampel berdasarkan rumus slovin, didapat sampel berjumlah 100 orang. Pengambilan sampel menggunakan metode proportionate stratified random sampling. Variabel penelitian ini bersifat tunggal yaitu keterampilan interpersonal pustakawan di Perpustakaan Umum Kota Medan. Metode dan teknik yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu studi kepustakaan dan kuesioner. Analisis data secara statistik deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa persepsi pemustaka terhadap keterampilan interpersonal pustakawan di Perpustakaan Umum Kota Medan sudah baik dengan hasil nilai rata-rata 78%. Seperti: Pustakawan mampu berkomunikasi dengan efektif dan bisa mempengaruhi orang lain, Pustakawan mampu berkomunikasi dengan interaktif dan mampu memberikan pandangan dari beragam perspektif, Pustakawan mampu memahami pesan yang disampaikan oleh pengguna secara cermat, Pustakawan dapat memahami posisi dan kepentingan dalam sebuah konflik dan bisa menghasilkan solusi, Pustakawan dapat berinteraksi kepada seluruh pengguna yang datang ke perpustakaan, Pustakawan mampu untuk bekerja sama dalam tim, Pustakawan mampu menghargai kontribusi individu setiap pemustaka yang datang, Pustakawan tanggap dalam melaksanakan tugasnya tanpa harus disuruh, Pustakawan tanggap untuk membantu kesulitan pengunjung di perpustakaan, Pustakawan memberikan bimbingan kepada pengguna dalam mencari informasi, Pustakawan siap sedia membantu saya dengan cepat, Pustakawan dapat memberikan informasi yang


(15)

akurat dan relevan kepada pengguna, Pustakawan memiliki pengetahuan yang baik dalam bidangnya, Maka disarankan kepada pustakawan perpustakaan Umum Kota Medan untuk mempertahankanya bahkan sebaiknya pustakawan meningkatkan lagi keterampilan interpersonalnya agar tercipta pustakawan professional.


(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Kemampuan kita dalam menjalin hubungan dengan orang lain menjadi faktor penting dalam membangun suasana atau mencapai apa yang kita inginkan dalam hidup. keberhasilan karir, kebahagiaan keluarga, kelanggengan sebuah persahabatan semuanya merupakan contoh keberhasilan seseorang dalam hubungan interpersonal dengan orang lain, kenyataannya kepuasan individu, seperti menjalin hubungan baru, mempererat hubungan dengan orang lain dan bernegosiasi sering kali melibatkan orang lain. Oleh karena itu manusia selalu membutuhkan hubungan atau kontak dengan sesamanya.

Kompetensi seseorang dalam melaksanakan sebuah pekerjaan tidak hanya diukur secara teknis saja namun dibutuhkan keterampilan lainnya yang bersifat non-teknis, berupa keterampilan interpersonal yang mendukung dalam bidang apapun, termasuk pustakawan sekalipun. Istilah interpersonal skills, soft skills, atau people skills adalah hal yang saling berkaitan, sehubungan dengan kemampuan menjalin hubungan baikdengan seseorang, baik sesama rekan satu profesi maupun dengan pemustaka yang datang ke perpustakaan.

Keterampilan interpersonal adalah kemampuan seseorang secara efektif untuk berinteraksi dengan orang lain maupun dengan rekan kerja, untuk mengenali dan merespon secara layak perasaaan, sikap dan perilaku, motivasi serta keinginan orang lain. Bagaimana seseorang mampu membangun hubungan yang harmonis dengan memahami dan merespon manusia atau orang lain.

Keterampilan interpersonal tidak hanya penting di tempat kerja, kehidupan pribadi dan sosial kita juga bisa mendapatkan keuntungan dari keterampilan interpersonal yang lebih baik. Orang-orang dengan kemampuan interpersonal yang baik biasanya dianggap sebagai orang yang optimis, tenang, percaya diri dan karismatik-kualitas yang sering menawan atau menarik bagi orang lain.


(17)

Dalam dunia kerja dan bisnis, keterampilan interpersonal yang tinggi akan membawakan kesuksesan dalam pekerjaan, misalnya dalam kemampuan berkomunikasi baik verbal maupun non-verbal.

Di perpustakaan, dimana pustakawan banyak berhubungan dengan pemustaka yang datang untuk mencari informasi yang mereka butuhkan, maka kemampuan berkomunikasi yang baik akan mempengaruhi hasil kerja pustakawan. Dengan keterampilan interpersonal ini pustakawan diharapkan dapat membangun dan menanamkan image positif seperti memberikan layanan yang sesuai dengan kebutuhan pengguna.Pustakawan adalah mitra intelektualyang memberikan jasanya kepada pemustaka.Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang pustakawan adalah menguasai keterampilan interpersonal.

Pustakawan masa kini selain harus peka terhadap kebutuhan informasi pemustakanya, pustakawan juga dituntut untuk memberikan pelayanan prima (service excellent) kepada pemustakanya.Pelayanan yang prima ini dapat diberikan dengan lebih baik jika pustakawan yang melayani mempunyaiketerampilan interpersonalyang baik. Tentunya pemustaka akan senang untuk datang ke perpustakaan jika para pustakawanya melayani dengan sambutan yang hangat, memberikan petunjuk dengan sabar dan bersahabat serta sensitif terhadap kebutuhan penggunannya.

Perkembangan kemampuan dalam melayani seseorang di dalam dunia pelayaan jasa seperti perpustakaan tidak tumbuh begitu saja, tetapi melalui sebuah proses yang diupayakan. Dunia pelayanan bukan dunia perbudakan, melainkan tempat seseorang bekerja secara professional dalam melayani manusia lainnya sesuai dengan bidang kerjaanya. Setiap manusia memiliki potensi dan keunikan tersendiri yang tersembunyi dalam dirinya akan tetapi, bagaimana ia dapat mewujudkan segala potensi yang ada di dalam dirinnya menjadi kenyataan, tergantung pada sikap dan kepribadiannya.

Dalam hal ini, peran perpustakaan sangatlah penting sebagai lembaga yang menjadi pusat informasi yang dapat menjangkau semua lapisan masyarakat. Perpustakaan umum merupakan sumber informasi dan sumber intelektual yang amat penting bagi msyarakat umum dalam memanfaatkan layanan perpustakaan secara


(18)

efektif. Pusat pembinaan perpustakaan dalam buku pedoman penyelenggaraan perpustakaan umum (Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, 1992) menyatakan bahwa tujuan Perpustakaan umum adalah “untuk membina dan mengembangkan kebiasaan membaca dan belajar sebagai suatu proses yang berkesinambungan seumur hidup serta kesegaran jasmani dan rohani masyarakat yang berada dalam jangkauan pelayananya, sehingga dengan demikian berkembang daya kreativitas dan inovatif bagi peningkatan martabat dan produktivitas setiap warga masyarakat secara menyeluruh. Oleh karena itu, perpustakaan umum sebagai lembaga yang dapat menjangkau masyarakat dari golongan mana saja, berkewajiban menyediakan informasi yang berguna bagi potensi diri dari setiap individu masyarakat yang nantinya dapat meningkatkan produktivitas setiap warga masyarkat secara menyeluruh.

Untuk memahami keberadaan para pustakawan pada Perpustakaan Umum Kota Medan dalam kemampuan keterampilan interpersonal lmereka dalam bekerja memberikan pelayanan kepada pemustaka, maka di sini perlu dilakukan penelitian apakah keterampilan itu penting dan bermanfaat dalam mengoptimalkan layanan kepada para pemustaka.Lebih khususnya lagi adalah agar dapat dicapai kompetensi pustakawan professional.

Sehubungan dengan hal itu, penulis melakukan wawancara awal dengan sebagian pemustaka yang bertujuan untuk mengetahui tanggapan pemustaka terhadap pentingnya sebuah keterampilan interpersonal yang dimiliki oleh pustakawan di lingkungan perpustakaan umum kota medan, wawancara ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah keterampilan interpersonal sudah diterapkan di lingkungan perpustakaan umum kota medan, ternyata sebagian besar pemustaka menyatakan perlunya keterampilan interpersonal pada pustakawan, yaitu kemampuan dalam berkomunikasi dengan baik kepada pemustaka, bersikap sopan dan ramah, mampu membangun tim untuk bekerja sama dalam memotivasi pemustaka, dan juga sebagai pendengar yang baik dalam mewujudkan layanan prima yang dapat membantu pemustaka dalam menemukan dan mendapatkan informasi dengan lebih cepat. Hal ini


(19)

dapat dicapai melalui kemampuan menerapkan keterampilan interpersonal dalam melaksanakan tugas pustakawan.

Perpustakaan Umum Kota Medanbukan tanpa upaya untuk meningkatkan kemampuan keterampilan interpersonal pustakawannya, Perpustakaan umum telah melakukan berbagai cara dalam mengembangkan keterampilan interpersonal para pustakawannya seperti bersikap ramah kepada para pengunjung perpustakaan, memberikan motivasi kepada para pemustaka khususnya bagi masyarakat umum bahwa ilmu pengetahuan sangatlah penting, dan juga pustakawan berusaha menjadi pendengar yang baik dalam mewujudkan layanan prima dalam membantu pemustaka untuk mendapatkan dan menemukan informasi dengan lebih cepat.

Namun masih terlihat pada observasi awal,ternyata penyediaan jasa layanan perpustakaan belum mampu sepenuhnnya dalam memberikan layanan yangprima kepada para pemustakannya yang datang dikarenakan terdapat beberapa pustakawan yang kurang mempunyai kemampuan dasar yang cukup dalam keterampilan interpersonal, hal ini terkadang membuat perpustakaan mendapat citra yang kurang baik di mata sebagian pemustaka dalam pelayanannya.Sehingga masih perlu dan bahkan menjadi suatu kebutuhan bagi para pustakawan untuk terus dibina dan ditingkatkan melalui tambahan keterampilan interpersonal. Sumber daya manusia atau tenaga kerja yang memiliki interpersonal yang memungkinkan setiap jenis pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik, tepat waktu, tepat sasaran dan sebanding antara biaya dan hasil yang di peroleh.

Untuk mencapai harapan tersebut, maka sumber daya manusia yang terlibat, yaitu para pustakawan juga dituntut untuk meningkatkan keterampilan interpersonalnya. Pustakawan juga harus semakin kompeten, bukan hanya sebagai penjaga buku tetapi dapat berperan lebih aktif sebagai sumber informasi. Pemberian layanan yang baik menjadi syarat utama keterampilan interpersonal seorang pustakawan. Untuk memberikan layanan yang baik, maka pustakawan dituntut untuk memiliki kemampuan dalam bentuk hard skills dan soft skills.


(20)

Berdasarkan permasalahan di atas penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana “persepsi pemustaka terhadap keterampilan interpersonal pustakawan di Perpustakaan Umum Kota Medan”.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belekang di atas, yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana persepsi pemustaka terhadap keterampilan interpersonal yang dimiliki oleh pustakawan di Perpustakaan Umum Kota Medan .

1.3Tujuan Penelitian

Sesuai dengan pokok permasalahan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi pemustaka terhadap keterampilan interpersonal pustakawan di Perpustakaan Umum Kota Medan.

1.4Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat teoritis

a. Untuk dapat menambah khasanah penelitian di bidang ilmu perpustakaan tentang keterampilan interpersonal

b. Dapat digunakan sebagai bahan rujukan bagi peneliti selanjutnya, untuk meneliti topik yang sama dengan aspek yang berbeda

2. Manfaat praktis

a. Sebagai masukan bagi perpustakaan dalam meningkatkan kemampuan interpersonal pustakawannya.

b. Sebagai evaluasi dan masukan bagi pustakawan mengenai persepsi pemustaka terhadap keterampilan interpersonal pustakawan

c. Dapat menambah wawasan dan informasi penulis lebih mendalam tentang keterampilan interpersonal pustakawan


(21)

1.5Ruang lingkup

Sesuai dengan kemampuan penulis dalam hal pemikiran serta materi, untuk itu penulis mambatasi objek penelitian ini untuk mengetahui persepsi pemustaka terhadap keterampilan interpersonal yang dimiliki oleh pustakawan


(22)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1 Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum merupakan pusat informasi bagi masyarakat. Melalui perpustakaan umum masyarakat akan mendapat layanan informasi dengan mudah, murah, dan cepat, terutama hal-hal yang terkait dengan aktifitas masyarakat. Perpustakaan umum sering diibaratkan sebagai universitas rakyat, karena perpustakaan umum menyediakan semua jenis koleksi bahan pustaka dari berbagai jenis disiplin ilmu.

2.1.1 Pengertian Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum mempunyai pengertian yang berbeda-bada. Berikut ini, penulis mengutip beberapa pendapat tentang pengertian Perpustakaan umum :

Menurut Sjahrial-Pamuntjak (2000, 3), perpustakaan umum adalah perpustakaan yang menghimpun koleksi buku, bahan tercetakan maupun non tercetak serta bahan lain untuk kepentingan masyarakat umum.

Menurut Yusuf (1996, 30), perpustakaan umum adalah perpustakaan yang melayani seluruh lapisan masyarakat tanpa membedakan latar belakang, status sosial, agama, suku, pendidikan, dan sebagainya.

Sedangkan menurut Sulistiyo-Basuki yang dikutip oleh Sutarno (2006, 38), perpustakaan umum adalah perpustakaan yang didanai dari sumber yang berasal dari masyarakat seperti pajak dan retribusi, yang kemudian dikembalikan kepada masyarakat dalam bentuk layanan.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa perpustakaan umum adalah perpustakaan yang menghimpun berbagai jenis sumber informasi yang didanai oleh masyarakat dan memberikan pelayanan kepada setiap lapisan masyarakat tanpa memandang adanya perbedaan seperti latar belakang, status sosial, pendidikan, agama, usia, dan sebagainya.


(23)

2.1.3 Tujuan Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum mempunyai tujuan yang ingin dicapai seperti halnya dengan perpustakaan lainnya. Berikut ini penulis mengutip beberapa tujuan perpustakaan umum menurut para pakar, antara lain:

Menurut Yusuf (1996, 31), tujuan perpustakaan umum adalah:

1. Memberikan kesempatan kepada warga masyarakat untuk menggunakan bahan pustaka dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kesejahteraan.

2. Menyediakan informasi yang murah, mudah, cepat dan tepat yang berguna bagi masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

3. Membantu dalam pengembangan dan pemberdayaan komunitas melalui penyedian bahan pustaka dan informasi.

4. Bertindak selaku agen kultural, sehingga menjadi pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya.

5. Memfasilitasi masyarakat untuk belajar sepanjang hayat.

Sedangkan menurut Manifesto perpustakaan umum Unesco pada tahun 1972 yang dikutip oleh Sulistyo-Basuki (1991, 46), perpustakaan umum mempunyai 4 tujuan utama, yaitu :

1. Memberikan kesempatan bagi umum untuk membaca bahan pustaka yang dapat membantu meningkatkan mereka ke arah kehidupan yang lebih baik.

2. Menyediakan sumber informasi yang cepat, tepat dan murah bagi masyarakat, terutama informasi mengenai topik yang berguna bagi mereka dan yang sedang hangat dalam kalangan masyarakat.

3. Membantu warga untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki sehingga yang bersangkutan akan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya, sejauh kemampuan tersebut dapat dikembangkan dengan bantuan bahan pustaka. Fungsi ini sering disebut sebagai fungsi pendidikan perpustakaan umum, lebih tepat disebut sebagai pendidikan berkesinambungan ataupun pendidikan seumur hidup.

4. Bertindak selaku agen kultural, artinya perpustakan umum merupakan pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya. Perpustakaan umum bertugas menumbuhkan apresiasi budaya masyarakat sekitarnya dengan cara menyelenggarakan pameran budaya, ceramah, pemutaran film, dan penyediaan informasi yang dapat meningkatkan keikutsertaan, kegemaran dan apresiasi masyarakat terhadap segala bentuk seni budaya.


(24)

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan perpustakaan umum adalah untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat menggunakan sumber-sumber informasi yang cepat, tepat, dan mudah dengan mengembangkan kemampuan yang dimiliki untuk menciptakaan masyarakat yang berbudaya bagi masyarakat sekitarnya.

2.1.4 Fungsi Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum mempunyai fungsi antara lain yaitu sebagai mediator bagi pengguna perpustakaan yang ingin membutuhkan informasi. Berikut ini beberapa pendapat dari para pakar mengenai pengertian fungsi perpustakaan umum.

Menurut Yusuf (1996, 23), fungsi perpustakaan umum adalah : 1. Fungsi Informatif

Segala informasi yang dimiliki perpustakaan umum sanggup menjawab segala pertanyaan yang diajukan oleh segenap anggota masyarakat. Sumber informasinya berpotensi memberitahukan atau memberikan informasi kepada segenap anggota masyarakat yang membutuhkannya.

2. Fungsi Edukatif

Segala informasi yang dimiliki perpustakaan umum dimaksudkan untuk mendidik segenap anggota masyarakat yang memanfaatkannya, termasuk anggota masyarakat yang belum sempat menggunakannya.

3. Fungsi Rekreatif

Koleksi yang disediakan perpustakaan umum banyak yang berisi informasi ringan, artinya tidak mendalam seperti halnya pada perpustakaan-perpustakaan perguruan tinggi, apalagi perpustakaan-perpustakaan khusus. Hal ini disebabkan kondisi masyarakat yang dilayani sangat beragam, baik pada tingkat pengetahuan, pendidikan, maupun usianya sehingga sumber informasi yang disediakan pun harus disesuaikan dengan keragaman kondisi masyarakat tersebut.

Sedangkan menurut Keputusan Menteri Dalam Negeri nomor 9 tahun 1988 dan Instruksi Menteri Dalam Negeri nomor 21 tahun 1988, fungsi perpustakaan umum adalah:

1. menghimpun dan mengolah bahan pustaka dan informasi. 2. memelihara dan melestarikan bahan pustaka dan informasi.

3. mengatur dan mendayagunakan bahan pustaka dan informsi, sebagai pusat kegiatan belajar, pelayanan informasi, penelitian dan menumbuhkan minat dan kebiasaan membaca bagi seluruh lapisan masyarakat.


(25)

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi perpustakaan umum adalah menghimpun dan mengolah seluruh bahan pustaka dan informasi untuk mendidik seluruh anggota masyarakat yang memanfaatkannya dan memelihara bahan pustaka dan informasi sebagai pusat kegiatan belajar bagi masyarakat pengguna yang berbeda-beda.

2.1.5 Tugas Perpustakaan umum

Setiap perpustakaan mempunyai tugas sesuai dengan jenis perpustakaannya. Begitu juga dengan perpustakaan umum.Didalam buku Pedoman Perlengkapan Perpustakaan Umum (1992,2) tugas Perpustakaan Umum adalah “mengumpulkan, menyimpan, memelihara, mengatur, dan mendayagunakan bahan pustaka untuk kepentingan pendidikan, penerangan, penelitian, pelestarian suatu pengembangan kebudayaan dan rekreasi seluruh golongan masyarakat”.

Sedangkan menurut Sutarno (2006, 37), tugas perpustakaan umum adalah memberikan layanan kepada seluruh lapisan masyarakat sebagai pusat informasi, pusat sumber belajar, tempat rekreasi, penelitian, dan pelestarian koleksi bahan pustaka yang dimiliki.

Dari pandapat di atas dapat disimpulkan bahwa tugas Perpustakaan Umum adalah mengumpulkan, menyimpan, memelihara, mengatur, dan mendayagunakan bahan pustaka untuk kepentingan pendidikan, penerangan, penelitian, dan pelestarian serta memberikan layanan kepada lapisan masyarakat sebagai pusat informasi, pusat sumber belajar, tempat rekreasi, penelitian, dan pelestarian koleksi bahan pustaka untuk pengembangan kebudayaan dan rekreasi seluruh golongan masyarakat.

2.2 Pengertian Persepsi

Persepsi merupakan salah satu aspek psikologis yang penting bagimanusia dalam merespon kehadiran berbagai aspek dan gejala di sekitarnya.Persepsi mengandung pengertian yang sangat luas, menyangkut intern dan ekstern.Berbagai ahli telah memberikan definisi yang beragam tentangpersepsi, walaupun pada prinsipnya mengandung makna yang sama. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,


(26)

persepsi adalah tanggapan (penerimaan)langsung dari sesuatu. Proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya.

Kata persepsi menurut kamus besar bahasa Indonesia (1997, 759) yang berarti tangapan atau penerimaan langsung dari suatu serapan melalui panca inderanya. Menurut William james yang dikutip oleh Widyatun (2004, 110) menyatakan bahwa persepsi adalah pengalaman yang terbentuk berupa data-data yang didapat oleh panca indra, hasil pengolahan otak dan ingatan.

Selaras dengan pendapat di atas, dalam ensiklopedia Indonesia (1997, 2684) Persepsi adalah proses mental yang menghasilkan bayangan pada diri individu, sehingga dapat mengenal objek dengan jalan asosiasi pada suatu ingatan tertentu, baik secara indera pengelihatan, indera perabaan dan sebagainya sehingga bayangan itu dapat disadari.

Menurut Widyatun (2004, 110) bahwa persepsi adalah tanggapan atua proses mental yang terjadi pada diri manusia yang akan menunjukan bagaimana kita akan melihat, mendengar, merasakan, memberi serta meraba (kerja indera) disekitar kita.

Bimo Walgito (2004, 70) “mengungkapkan bahwa persepsi merupakansuatu proses pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yangditerima oleh organisme atau individu sehingga menjadi sesuatu yang berarti,dan merupakan aktivitas yang integrated dalam diri individu”. Respon sebagai akibat dari persepsi dapat diambil oleh individu dengan berbagai macam bentuk.Stimulus mana yang akan mendapatkan respon dari individu tergantung pada perhatian individu yang bersangkutan. Berdasarkan haltersebut, perasaan, kemampuan berfikir, pengalaman-pengalaman yang dimiliki individu tidak sama, maka dalam mempersepsi sesuatu stimulus,hasil persepsi mungkin akan berbeda antar individu satu dengan individu lain.

Setiap orang mempunyai kecenderungan dalam melihat benda yangsama dengan cara yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut bisa dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah pengetahuan, pengalaman dan sudut pandangnya. Persepsi juga bertautan dengan cara pandang seseorang terhadapsuatu objek tertentu dengan cara yang berbeda-beda dengan menggunakan alat indera yang dimiliki, kemudian berusaha untuk menafsirkannya. Persepsi baik positif maupun negatif ibarat file yang


(27)

sudah tersimpan rapi di dalam alam pikiran bawah sadar kita. File itu akan segera muncul ketika adastimulus yang memicunya, ada kejadian yang membukanya. Persepsi merupakan hasil kerja otak dalam memahami atau menilai suatu hal yangterjadi di sekitarnya.

Jalaludin Rakhmat (2007, 51) menyatakan persepsi adalah pengamatan tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Sedangkan,

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan suatu proses yang dimulai dari penglihatan hingga terbentuk tanggapan yang terjadi dalam diri individu sehingga individu sadarakan segala sesuatu dalam lingkungannya melalui indera-indera yang dimilikinya.

2.2.1 Syarat Terjadinya Persepsi

Menurut Sunaryo (2004, 98) yang dikutip oleh Walgito syarat-syarat terjadinya persepsi adalah sebagai berikut:

a. Adanya objek yang dipersepsi

b. Adanya perhatian yang merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan persepsi.

c. Adanya alat indera/reseptor yaitu alat untuk menerima stimulus

d. Saraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus ke otak, yang kemudian sebagai alat untuk mengadakan respon.

2.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Menurut Miftah Toha (2004, 154), yang dikutip olehMartini faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang adalah sebagai berikut :

a. Faktor internal: perasaan, sikap dan kepribadian individu, prasangka, keinginan atau harapan, perhatian (fokus), proses belajar, keadaan fisik, gangguan kejiwaan, nilai dan kebutuhan juga minat, dan motivasi.

b. Faktor eksternal: latar belakang keluarga, informasi yang diperoleh, pengetahuan dan kebutuhan sekitar, intensitas, ukuran, keberlawanan, pengulangan gerak, hal-hal baru dan familiar atau ketidak asingan suatu objek.


(28)

Menurut Bimo Walgito (2004, 70)faktor-faktor yang berperan dalam persepsi dapat dikemukakan beberapa faktor, yaitu:

a. Objek yang dipersepsi

Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan yang langsung mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai reseptor.

b. Alat indra, syaraf dan susunan syaraf

Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus, disamping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf, yaitu otaksebagai pusat kesadaran. Sebagai alat untuk mengadakan respon diperlukan motoris yang dapat membentuk persepsi seseorang.

c. Perhatian

Untuk menyadari atau dalam mengadakan persepsi diperlukan adanya perhatian, yaitu merupakan langkah utama sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan ataukonsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu sekumpulan objek.

Faktor-faktor tersebut menjadikan persepsi individu berbeda satu samalain dan akan berpengaruh pada individu dalam mempersepsi suatu objek, stimulus,

meskipun objek tersebut benar-benar sama. Persepsi seseorang atau kelompok dapat jauh berbeda dengan persepsi orang ataukelompok lain sekalipun situasinya sama. Perbedaan persepsi dapat ditelusuri pada adanya perbedaan-perbedaan individu, perbedaan-perbedaan dalam kepribadian, perbedaan dalam sikap atau perbedaan dalam motivasi. Pada dasarnya proses terbentuknya persepsi ini terjadidalam diri seseorang, namun persepsi juga dipengaruhi oleh pengalaman, proses belajar, dan pengetahuannya.

2.2.3Proses Persepsi

Menurut Miftah Toha (2004, 145),yang dikutip oleh Martini proses terbentuknya persepsi didasari pada beberapa tahapan, yaitu:

a. Stimulus atau Rangsangan

Terjadinya persepsi diawali ketika seseorang dihadapkan pada suatu stimulus/rangsangan yang hadir dari lingkungannya.


(29)

b. Registrasi

Dalam proses registrasi, suatu gejala yang nampak adalah mekanisme fisik yang berupa penginderaan dan syarat seseorang berpengaruh melalui alat indera yang dimilikinya. Seseorang dapat mendengarkanatau melihat informasi yang terkirim kepadanya, kemudian mendaftar semua informasi yang terkirim kepadanya tersebut.

c. Interpretasi

Interpretasi merupakan suatu aspek kognitif dari persepsi yang sangatpenting yaitu proses memberikan arti kepada stimulus yang diterimanya. Proses interpretasi tersebut bergantung pada cara pendalaman, motivasi,dan kepribadian seseorang.

Menurut Widyatun (2004, 111) “bahwa proses terjadinya persepsi adalah Karena objek/stimulus yang merangsang untuk ditangkap oleh panca indera objek tersebut menjadi panca indera, kemudian objek stimulus tadi dibawa ke otak terjadi adanya respon atau stimulus berupak kesan atu respon dibalikan lagi ke indera menjadi berupa tanggapan atau persepsi atau hasil kerja indera berupa pengalaman dari hasil kerja otak”.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan suatu proses yang dimulai dari penglihatan hingga terbentuk tanggapan yang terjadi dalam diri individu sehingga individu sadarakan segala sesuatu dalam lingkungannya melalui indera-indera yangdimilikinya dalam beberapa tahapan, yaitu:

a. Stimulus atau Rangsangan b. Registrasi

c. Interpretasi

2.3 Pemustaka

Menurut Undang-Undang RI No. 43 Tahun 2007, tentang Perpustakaan, pemustaka adalah pengguna perpustakaan yaitu perseorangan, kelompok orang, masyarakat atau lembaga yang memanfaatkan fasilitas layanan perpustakaan. Jadi untuk merekalah perpustakaan itu dibangun dan dikembangkan sesuai dengan tuntutannya. Sehingga kepuasan pemustaka perlu terus diupayakan agar mereka terus memafaatakan perpustakaan.


(30)

Dalam bidang usaha konvensional, pemustaka sering disebut sebagai pelanggan.Chan(2003) menyatakan bahwa pelanggan adalah nyawa atau kehidupan perusahaan. Pelanggan terutama pelanggan yang loyal, harus tetap dijaga dan dimanjakan agar tidak berpaling keperusahaan lain. Sama halnya dengan usaha konvensional, pemustaka sebagai pelanggan perpustakaan perlu terus diperhatikan dan dilayani dengan sebaik-baiknya”.

Irawan (2003, 121) menyatakan bahwa pengguna perpustakaan adalah orang yang paling penting dalam berkembangnya sebuah perpustakaan. Perpustakaan sebagai organisasi nirlaba, sudah sewajarnya menganut pola diatas. Pemustaka adalah pelanggan yang membuat perpustakaan hidup. Merekalah yang membuat perpustakaan aktif dan dinamis. Merekalah yang membuat pustakawan kreatif dan inovatif. Serta merekalah yang membuat suasana perpustakaan menjadi lebih impresif dan komunikatif. Coba bayangkan jika tidak seorang pemustaka pun yang berkunjung ke perpustakaan. Perpustakaan pasti akan sepi, mati dan tidak akan berarti. Perpustakaan akan menjadi gedung mati, dengan hiasan rak-rak berisi koleksi yang memang tidak bernyawa. Ruangan akan hampa karena memang tidak ada siapa-siapa disana. Hanya tenaga perpustakaan yang duduk diam tanpa reaksi apa-apa. Sungguh tidak ada aktifitas yang signifikan untuk membuat suasana hidup. Perpustakaan akan menjadi sepi seperti layaknya makam-makam walaupun mungkin berada di tengah perkotaan. Tentu kondisi semacam ini tak seorang pun tenaga perpustakaan menghendakinya. Situasi yang mencekam dan tidak mengenakkan walaupun menerima gaji setiap bulan.Untuk itulah kepuasan pemustaka harus benar-benar diupayakan, agar perpustakaan menjadi hidup. Sehingga buku-buku, jurnal-jurnal ilmiah serta koleksi lainnya yang berisi ilmu pengetahuan dapat bermanfaat untuk kesejahteraan hidup manusia.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian pemustaka adalah pengguna perpustakaan yaitu perseorangan, kelompok orang, masyarakat atau lembaga yang memanfaatkan fasilitas layanan perpustakaan.


(31)

2.4 Keterampilan Interpersonal

Menurut Robins (2013) “keterampilan interpersonal adalah sebagai kemampuan seseorang secara efektif untuk berinteraksi dengan orang lain maupun dengan rekan kerja, untuk mengenali dan merspon secara layak perasaaan, sikap dan perilaku, motivasi serta keinginan orang lain”. Bagaimana seseorang mampu membangun hubungan yang harmonis dengan memahami dan merespon manusia atau orang lain.

Menurut Ponco Purwanto (2012) keterampilan interpersonal adalah keterampilan yang digunakan seseorang untuk berinteraksi dengan orang lain. Keterampilan interpersonal yang kadang-kadang juga disebut sebagai keterampilan orang atau keterampilan dalam berkomunikasi, keterampilan interpersonal melibatkan keterampilan seperti mendengarkan secara aktif dan seberapa baik anda berkomunikasi dengan orang lain dan seberapa baik anda berperilaku atau membawa diri dalam melanjutkan karir mereka. Keterampilan interpersonal sering digunakan dalam konteks bisnis untuk merujuk pada kemampuan seseorang untuk beroperasi dalam bisnis berorganisasi melalui komunikasi dan interaksi sosial. Memiliki keterampilan interpersonal yang positif meningkatkan produktivitas dalam organisasi karena jumlah konflik yang berkurang, dalam situasi informal, memungkinkan komunikasi menjadi mudah dan nyaman.Seseorang dengan keterampilan interpersonal yang baik umumnya dapat mengendalikan perasaan yang muncul dalam situasi sulit dan merespon dengan tepat bukannya kewalahan oleh emosi.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian keterampilan interpersonal adalah sebagai kemampuan seseorang secara efektif untuk berinteraksi dengan orang lain maupun dengan rekan kerja, untuk mengenali dan merespon secara layak perasaaan, sikap dan perilaku, motivasi serta keinginan orang lain.

Menurut Alfi Satrianti (2013) Adapun beberapa keterampilan dalam keterampilan interpersonal yaitu:

1. Keterampilan mendengarkan (listening)

Salah satu dari komponen proses komunikasi adalah bagian menerima pesan salah satunya ialah mendengarkan, mendengarkan bukan secara harfiah


(32)

menggunakan alat pendengaran (telinga), tetapi memiliki arti yang lebih luas dengan penggunaan alat penerimaan pesan lainnya. Berikut ada empat alasan utama mengapa orang perlu mendengarkan:

a. Untuk memahami dan memperoleh informasi

Orang yang menguasai informasi memiliki kesemppatan besar untuk sukses, baik secara pribadi maupun konteks profesional, sebab di era sekarang mengusai informasi berarti menguasai sumber daya.Memahami perintah, memahami pesan dan memahami kebutuhan orang lain, menggali lebih banyak informasi sangat dibutuhkan sebagai modal agar dapat berkomunikasi serta menjadi kemampuan utama untuk dapat berhasil dalam setiap pekerjaan.

b. Analisis terhadap kualitas informasi

Kemampuan seseorang untuk dapat menganalisis informasi sangat dibutuhkan agar bertindak dengan tepat. Mendengarkan dan mendapatkan informmasi lebih banyak akan meningkatkan kualitas pesan yang diterima, kelengkapan data dan kemampuan mengolah informasi, sehingga simpulan atau analisis terhadap suatu kondisi atau keadaan dapat diambil. c. Membangun dan memelihara hubungan

Alasan untuk mendengar adalah alasan untuk melakukan komunikasi secara efektif. Banyak survey telah membuktikan bahwa orang yang memiliki kemampuan untuk mendengar dengan efektif memiliki hubungan yang lebih baik dengan sesamanya, sebaliknya mereka yang kurang mampu untuk mendengarkan akan memperburuk hubungan atau tidak dapat membangun hubungan yang lebih baik dengan sesamanya. d. Menolong orang lain

Kemampuan mendengarkan wajib dimiliki agar dapat memahami orang lain dan pada akhirnya dapat menolong orang lain. Pada saat seseorang mau mendengarkan dan memberikan perhatian yang tulus serta serius kepada permasalahan yang kita sampaikan, hampir sebagian besar


(33)

masalah kita telah dapat ditolong atau minimal dapat memberikan pola atau persfektif yang baru tentang permasalahan yang kita hadapi.

2. Keterampilan providing feedback (memberikan umpan balik)

Umpan balik adalah setiap bentuk komunikasi yang disampaikan kepada seseorang dengan tujuan agar orang tersebut mengetahui dampak perilakunya terhadap anda dan orang lain.

3. Keterampilan persuading (membujuk)

Persuading (membujuk) adalah komunikasi tatap muka yang dilakukan dengan sengaja oleh seseorang dengan tujuan agar pihak lain mau mengikuti dengan sukarela kehendak seseorang.

4. Keterampilan resolving conflict adalah kemampuan untuk mengatasi konflik dengan orang lain.

2.4.1 Keterampilan Interpersonal

Di dalam kehidupan sehari-hari hampir tidak mungkin manusia tidak berhubungan dengan orang lain. Sudah merupakan hukum alam bahwa manusia adalah mahluk sosial, artinya manusia harus hidup bersama dengan manusia lainnya. Dalam skema hidup bersama ini muncul kebutuhan untuk memahami kebutuhan manusia lain, maka ada banyak hal yang harus kita kuasai dalam keterampilan interpersonalyang dikutip oleh Howard Gardner (1993) antara lain:

1. Bagaimana kita mengenali diri kita sendiri

2. Bagaimana kita mengenal dan memahami orang lain

3. Bagaimana kita dapat mengekspresikandiri kita terhadap orang lain 4. Bagaimana kita memberikan dan menerima masukan

5. Bagaimana kita mendengarkan pembicaraan dengan orang lain 6. Bagaimana kita dapat mempengaruhi orang lain


(34)

2.4.2 Manfaat Keterampilan Interpersonal

Menurut Lifakura(2013) Adapun manfaat keterampilan interpersonal antara lain:

1. Meningkatkan human relations dalam kehidupan bermasyarakat dan organisasi

2. Meningkatkan kemampuan menjadi pemimpin dan dapat bekerja sama dalam

team

3. Keterampilan Interpersonal bukan merupakan bagian dari karakter kepribadian yang bersifat bawaan, merupakan keterampilan yang bisa dipelajari

4. Keterampilan Interpersonal yang baik dapat dibangun dari kemampuan mengembangkan perilaku dan komunikasi yang asertif dan efektif.

Adapun manfaat keterampilan interperpersonaldalam dunia kerja antara lain: 1. Dapat merebut peluang dengan lebih mudah

2. Punya ketajaman instuisi karena seiring melihat ke dalam dirinya

3. Punya skill dalam berkomunikasi dengan orang lain untuk memperluas jaringan kerja

4. Punya motivasi dan gairah yang kuat untuk maju

5. Punya kecakapan dalam menggunakan bakat yang dimiliki 6. Dapat menemukan sesuatu yang baru

7. Memiliki kreatif dan inisiatif yang tinggi

8. Memiliki kesadaran untuk bertanggung jawab yang lebih besar untuk memperbaiki dirinya

2.4.3Cara Mengembangkan Keterampilan Interpersonal

Menurut Ponco Purwanto (2012) Ada beberapa cara dalam mengembangkan keterampilan interpersonal seseorang antara lain:

a. Smile

Sedikit orang yang ingin berada di sekitar orang yang selalu terlihat tak bahagia. Lakukan yang terbaik untuk menjadi seorang friendly dan antusias dengan rekan-rekan kerja anda. Bangun sikap positif dan ceria mengenai pekerjaan dan mengenai kehidupan, seringlah tersenyum, energi positif yang anda pancarkan akan menarik perhatian seseorang kepada anda.

b. Jadilah apresiatif

Carilah satu hal positiftentang setiap orang yang bekerja sama dengan anda dan biarlah mereka mendengarnya. Jadilah murah hati dengan pujian dan kata-kata yang mengobarkan semangat. Ucapan terima kasih ketika seseorang menolong anda. Buatlah kolega anda merasa diterima ketika mereka menelpon atau datang ke kantor anda, jika anda membiarkan orang


(35)

lainmengetahui bahwa mereka dihargai, mereka akan mau memberikan yang terbaik untuk anda.

c. Perhatikanlah orang lain

Cermatilah apa yang sedang terjadi dalam kehidupan orang lain. Ketahuilah momen-momen bahagia mereka, dan tunjukkanlah perhatian dan simpati pada situasi-situasi sulit seperti waktu sakit atau kematian. Buatlah eye contact dan ingatlah orang dari nama pertama mereka. Tanyakan yang lain akanopini-opini mereka.

d. Mendengarkan dengan aktif

Untuk mendengarkan dengan aktif adalah dengan mendemonstrasikan bahwa anda memang mau untuk mendengar dan mengerti akan pandangan orang lain. Itu berarti menegaskan kembali, dengan bahasa anda sendiri, apa yang orang lain telah katakan. Dengan cara ini, anda mengetahui bahwa anda mengerti apa yang mereka maksudkan

e. Bawalah kebersamaan

Ciptakanlah lingkungan yang mengajak orang lain untuk bekerja sama. Perlakukanlah setiap orang dengan sama, dan jangan bermain `siapa yang

favorit. Hindari berbicara tentang orang lain di belakang mereka. Tindak lanjutkan apa yang orang lain sarankan atau minta. Ketika anda membuat pernyataan atau pengumuman, pastikan bahwa anda telah dimengerti. Jika rekan-rekan anda melihat anda sebagai seseorang yang solid dan fair, mereka akan mempercayai anda.

f. Tangani konflik-konflik

Ambillah sebuah langkah mudah untuk membawa kebersamaan, dan menjadi seseorang yang mampu menangani konflik-konflik ketika akan terjadi. Pelajari bagaimana menjadi mediator yang efektif. Jika ada rekan-rekan kerja yang ber-cekcok mengenai permasalahan personal atau professional, aturlah agar kedua pihak duduk bersama dan bantu mengatasi perbedaan mereka. Dengan mengambil peranan memimpin, anda akan mendapatkan respek dan kekaguman dari orang sekitar anda.

g. Berkomunikasi dengan jelas

Perhatikanlah apa yang anda katakan dan bagaimana anda mengatakannya. Seorang komunikator yang jelas dan efektif menghindari salah pengertian dengan rekan-rekan kerja, kolega-kolega, dan rekan sejawat anda. Kelancaran verbal anda memproyeksikan gambaran akan intelijensi dan kedewasaan, tidak peduli berapa pun usia anda. Jika anda tetap mengeluarkan semua apa yang ada di pikiran anda, orang tidak akan terlalu menaruh perhatian dengan kata-kata ataupun opini anda.

h. Hiburlah mereka

Janganlah takut untuk menjadi lucu ataupun pandai.Banyak orang yang mau berada di dekat orang-orang yang bisa membuat mereka tertawa. Gunakanlah rasa humor anda sebagai alat efektif untuk menurunkan batas dan menghimpun perhatian orang.


(36)

i. Lihatlah dari sisi mereka

Empati berarti menjadi mampu untuk menaruh diri anda dalam sepatu orang lain dan mengerti apa yang mereka rasakan. Cobalah untuk melihat situasi dan respon-respon dari perspektif orang lain. Ini bisa terjadi dengan tetap berhubungan dengan emosi-emosi anda sendiri, orang-orang yang menghindari perasaan mereka sendiri terkadang menjadi sulit untuk ber-empati dengan orang lain.

j. Jangan mengeluh

Tidak ada yang lebih buruk dibandingkan seorang pengeluh yang kronis ataupun perengek. Jika anda harus mengemukakan tentang sesuatu, simpanlah itu dalam buku harian anda. Jika anda harus mengungkapkan dengan kata-kata keluhan-keluhan anda, ungkapkan kepada teman terdekat anda dan keluarga saja, dan jadikanlah singkat. Bagikan itu kepada semua orang sekitar anda atau yang lainnya dan anda akan mendapatkan reputasi buruk.

Keterampilan interpersonal yang kuat membuat interaksi yang lebih memuaskan di semua lingkungan. Mengembangkan keterampilan orang dan membangun hubungan yang kuat, menunjukan perilaku etis berkomunikasi dengan jelas dan bekerja secara efektif dalam sebuah tim maupun di dalam individu.

Sedangkan menurut Ronald G Shapiro (2013) dalam mengembangkan keterampilan interpersonal seseorang antara lain sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi

Melihat kembali pada kehidupan Anda, mungkin ada saat-saat ketika konflik menyebabkan perpisahan hubungan atau miskomunikasi yang menyebabkan hilangnya kesempatan. Mengidentifikasi pengalaman ini membantu dalam penentuan tujuan interpersonal. Anda mungkin dapat memutuskan untuk menjadi pendengar yang lebih baik, atau anda dapat belajar mengekspresikanperasaan anda dengan lebih jelas dan jujur.Fokus pada membangun hubungan yang harmonis. Jika hubungan pribadi Anda berumur pendek atau hubungan kerja yang dingin dan jauh, berkonsentrasi pada kualitas yang diperlukan untuk hubunganyangsehat kepada sesama manusia.

b. Praktek empati

Menempatkan diri pada posisi orang lain memungkinkan Anda untuk melihat sesuatu dari perspektif yang berbeda. Ketika orang merasa dipahami , mereka cenderung kurang agresif, menyebabkan pemahaman yang lebih besar dan persatuan.Bersifat inklusif. Di rumah, tempat kerja, pertemuan masyarakat atau kegiatan sosial, praktek membantu orang untuk merasa dilibatkan.


(37)

Hindari perilaku yang mengecualikan orang lain atau membuat mereka merasa seperti orang luar.

c. Praktek keadilan.

Jika anda cenderung untuk mengambil lebih dari yang Anda berikan dalam hubungan, cobalah untuk menjadi lebih murah hati. Sebagai contoh, jika seorang teman atau pasangan selalu menemani anda ke acara yang Anda nikmati, membalas dengan melakukanhal yang sama untuk mereka.

d. Berkomunikasi dengan jelas dan hati-hati

Keterampilan komunikasi yang kuat melibatkan mendengarkan dengan seksama dan mengekspresikan diri dengan jelas secara pribadi, melalui telepon dan komunikasi tertulis. Dengarkan baik-baik, Banyak konflik timbul darikesalahpahaman.Mendengarkan orang lain membantu untuk menjernihkan miskomunikasi. Sebagai orang yang berbicara, fokus pada kata-kata mereka, nada suara dan bahasa tubuh untuk mengumpulkan pesan sejati.

e. Periksa etikapribadi

Orang-orang cenderung percaya mereka yang sadar diri dan yang tidak menyalahgunakan kekuasaan mereka. Praktek integritas dalam hubungan Anda dengan memeriksa dampak dari perilaku dan keputusan pada orang lain. f. Menjadi pemain tim

Ketika bekerja dengan orang lain, terlibat dalam memberi dan menerima yang melibatkan kolaborasi dan kompromi. Periksa kecenderungan untuk mendominasi situasi atau mengkritik orang lain. Pujilah orang lain untuk pekerjaan dilakukan dengan baik dan terbuka untuk menerima pujian.

g. Menyelesaikan konflik

Konflik adalah bagian alami dan tak terhindarkan dari kehidupan. Perbedaan pendapat, perspektif dan ide-ide dapat memperkaya. Ketika pendapat bentrokan, mencoba untuk memahami sudut pandang orang dan menghindari pemikiran hitam dan putih. Dalam kebanyakan kasus, menyelesaikan konflik melibatkan ekspresijujur dan menghormati perasaan. Dalam beberapa kasus, mungkin perlu untuk melepaskan keterikatan terhadap isu-isu penting.

Untuk membangun hubungan baik dengan orang lain terlebih dahulu kita harus menguasai kemampuan dan keterampilan dalam mengenal diri sendiri, kemudian baru menguasai keterampilan dalam mengenal orang lain, keterampilan untuk mengekspresikan diri secara jelas, bagaimana merespon, bagaimana menyampaikan pesan dan maksud, bagaimana bernegoisasi dan mmenyelesaikan koflik, bagaimana berperan dalam tim. Dalam hal ini tidak ada caralain bagi sorang


(38)

pustakawan untuk menyelesaikannya dengan cara meningkat keterampilan interpersonalyang dimilikinya.

Menurut Robins (2013) keterampilan interpersonal seorang pustakawan tercermin dari beberapa kemampuan antara lain:

1. Kemampuan berkomunikasi dengan efektifdan bisa mempengaruhi orang lain, mampu memberikan presentasi dengan jelas, komunikasi tertulis, dengan ejaan terstruktur dan isi yang jelas, berkomunikasi dengan interaktif dan mampu memberikan pandangan dari beragam perspektif

2. Kemampuan mendengar dan memdiskusikan pendapat orang lain dari beragam sudut pandang dan bisa mendapatkan ide dari pendapat orang lain serta mampu memberikan komentar yang konstruktif

3. Kemampuan meresponseperti mengatasi konflik dengan memberikan respon yang tepat dalam beragam situasi, bisa memberikan alasan bila tidak setuju terhadap sesuatu, memahami sebuah posisi dan kepentingan dalam sebuah konflik dan bisa menghasilkan win-win solution

4. Kemampuan menggunakan komunikasi formal dan informaldalam menjaga hubungan baik dengan sesama staff maupun pengguna perpustakaan seperti membuat focus group discussion, membuat kuesioner dan menganalisa komplain

5. Mampu membangun tim dan memotivasi orang lain seperti menghargai kontribusi individu

6. Kemampuan untuk belajar mandiri (self learning skill) 7. Kemampuan berinisiatif tanpa harus disuruh

8. Cerdas dan mampu melakukan suatu terfokus 9. Kemampuan untuk bekerja sama dalam tim 10.Memiliki jiwa entrepreneurship

11.Kemampuan memberikan umpan balik (feedback)

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian keterampilan interpersonal adalah sebagai kemampuan seseorang secara efektif untuk berinteraksi dengan orang lain maupun dengan rekan kerja, untuk mengenali dan merspon secara layak perasaaan, sikap dan perilaku, motivasi serta keinginan orang lain.


(39)

Keterampilan interpersonal seorang pustakawan tercermin di dalam beberapa kemampuan antara lain:

1. Kemampuan berkomunikasi dengan efektif 2. Kemampuan mendengar

3. Kemampuan merespon

4. Kemampuan menggunakan komunikasi formal dan informal 5. Mampu membangun tim dan memotivasi orang lain

6. Kemampuan untuk belajar mandiri (self learning skill) 7. Kemampuan berinisiatif tanpa harus disuruh

8. Cerdas dan mampu melakukan suatu terfokus 9. Kemampuan untuk bekerja sama dalam tim 10.Memiliki jiwa entrepreneurship

11.Kemampuan memberikan umpan balik (feedback)

2.5 Pustakawan

Menurut Sulistyo-Basuki, (1992, 72) dalam Soetminah “Pustakawan adalah orang yang mengelolah sebuah perpustakaan beserta isinya, memilih buku, dokumen dan materi non-buku yang merupakan koleksi perpustakaan dan menyediakan informasi dan jasa peminjaman guna memenuhi kebutuhan penggunanya”. Kemudian dalam Harold’slibrarians glossary and reference book (Prytherch, 2000), Pustakawan adalah seseorang yang mengelolah suatu perpustakaan beserta isinya, termasuk melakukan penyeleksian, penyusunan dan pemanfaatannya, menetapkan layanan yang sesuai dengan kebutuhan segala jenis kelompok pengguna. Dengan demikian pustakawan ialah orang yang mengelolah perpustakaan beserta isinya untuk memenuhi kebutuhan penggunanya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pustakawan adalah orang bergerak di bidang perpustakaan atau ahli perpustakaan yang melaksanakan kegiatan perpustakaan dengan jalan memberikan layanan kepada masyyarakat sesuai dengan tugas lembaga induknya berdasarkan ilmu perpustakaan.

Menurut (UUD RI Nomor 43 Tahun 2007)“Pustakawan ialah seseorang yang memiliki kompetensi yang di peroleh melalui pendidikan atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggunng jawab untuk melaksanakan ppengolahan dan pelayanan perpustakaan”.


(40)

Jadi dapat disimpulkan bahwa pustakawan adalah seseorang yang ahli dalam bidang perpustakaan yang bisa membantu orang menemukan buku, majalah, dan informasi lain, serta mengelolah dan menngatur dokumen ataupun laporan yang ada dalam sebuah perpustakaan.

2.5.1 Tugas Pokok Pustakawan

Dengan adanya jurusan ilmu perpustakaan dan informasi atau sering kali kita sebut dengan (jurusan perpustakaan), membuat banyak masyarakat sering kali menanyakan apakan yang dikerjakan setelah lulus nanti atau kadang ada juga yang menanyakan terus besok kalau sudah lulus menjadi penjaga buku di perpustakaan ya. Pertanyaan-pertanyaan itu yang kadang menjadikan kita sebagai jurusan Ilmu Perpustakaan dan informasi merasa minder dan sering menjawab dengan senyuman atau nada pelan dengan menjawab iya. Dengan adanya pertanyaan-pertanyaan seperti itulah harusnya kita dapat menjelaskan kepada masyarakat awam dengan bahasa yang mudah dimengerti dan dipahami kepada mereka, jadi dengan begitu mereka bisa mengetahui apa saja yang dikerjakan seorang pustakawan tidak hanya sebagai penjaga buku saja.Ahmad, (2011) tugas-tugas yang dikerjakan oleh seorang pustakawan di perpustakaan adalah sebagai berikut:

a. Pengadaan bahan pustaka

b. Pengolahan dan pengelolaan sumber informasi

c. Pendayagunaan dan pemasyarakatan informasi (karya cetak, karya rekam, dan multi media)

d. Pengkajian untuk pengembangan perpustakaan, dokumentasi, dan informasi.

e. Pengembangan profesi

Disamping itu kita juga bisa menjelaskan tugas-tugas pustakawan tidak hanya bekerja di perpustakaan saja. Pustakawan dapat mengerjakan tugas-tugas kepustakawanan itu secara mandiri maupun kelompok misalnya menulis artikel, menulis buku, menyusun abstrak, membuat terjemahan, meresensi, menyampaikan makalah, maupun melakukan penyuluhan.


(41)

2.5.2 Peran Pustakawan

Peran seorang pustakawan selama ini ialah membantu pengguna untuk mendapatkan informasi dengan cara mengarahkan agar pencarian informasi dapat efisien, efektif, tepat sasaran, tepat waktu. Dengan perkembangan teknologi inforamsi maka peran pustakawan lebih ditingkatkan sehingga dapat berfungsi sebagai mitra bagi para pencari informasi. Sebagaimana fungsi tradisionalnya, pustakawan dapat mengarahkan pencari informasi untuk mendapatkan informasi yang sahih dan dapat dipertanggung jawabkan. Pustakawan dapat pula mmenyediakan informasi yang mungkin sangat bernilai, namun keberadaanya sering tersembunyi seperti literature

kelabu (grey literature). Bahkan pustakawan dapat berfungsi sebagai mitra peneliti dalam melakukan penelitian.

2.5.3 Kriteria Pustakawan

Pustakawan adalah profesi, maka untuk menjadi pustakawan perlu kriteria tertentu yang berkaitan dengan bidang tugas yang akan dikerjakan. Menurut (Sulistyo-Basuki)” pengertian profesi merupakan suatu pekerjaan yang memerlukan pengetahuan dan keterampilan khusus yang diperoleh dari teori dan bukan saja praktek dan diuji dalam bentuk ujian dari sebuah universitas atau lembaga yang berwenang serta memberikan hak kepada yang bersangkutan untuk berhubungan dengan nasabah. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pustakawan adalah tenaga profesi, yang salah satu kriterianya memiliki ijasah di bidang perpustakaan atau telah mengikuti pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang kepustakawanan dan memperoleh sertifikat. Kemudian menurut Panji Amoraga dalam Soetminah (1992)seorang profesional harus mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1. Berusaha mengejar kesempurnaan hasil sehingga dituntut selalu mencari peningkatan mutu

2. Memiliki kesungguhan dan ketelitian kerja yang hanya dapat diperoleh melalui pengalamandan kebiasaan

3. Memiliki ketekunan dan ketabahan yaitu sifat tidak mudah puas atau putus asa sampai hasil tercapai


(42)

4. Mempunyai integritas tinggi yang tidak tergoyahkan oleh keadaan terpaksa atau godaan iman seperti harta atau kenikmatan hidup

5. Memiliki kebulatan pikiran dan perbuatan sehingga terjaga efektivitas kerja Jadi pustakawan sebagai profesional perlu juga memiliki kelima ciri tersebut.

Apabila seorang pustakawan ada yang tidak dimiliki ciri-ciri seperti berikut maka dia tidak akan efektif dalam melaksanakan tugasnya. Kemudian agar pustakawan dapat betul-betul melaksanakan tugasnya sebagai profesional kepada masyarakat dalam rangka pelaksanaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia maka pustakawan perlu memiliki sikap sebagai berikut :

1. Komitmen untuk mengembangkan diri dalam bidang perpustakaan, dokumentasi dan informasi

2. Komitmen untuk membuat eksperimendan inovatif

3. Komitmen untuk menggunakan hal-hal baru untuk menunjang tugas profesi

4. Komitmenuntuk memberikan pelayanan kepada masyarakat tanpa membedakan agama, ras,golongan maupun aliran politik

5. Komitmen untuk mematuhi kode etik pustakawan.

Selain itu karena pustakawan adalah pelayan masyarakat yang setiap hari berhadapan dengan berbagai lapisan masyarakat, maka pustakawan perlu memiliki sifat-sifat sebagai berikut:

1. Ramah

2. Pandai bergaul

3. Berpenampilan menarik 4. Suka menolong orang lain

Jadi dapat disimpulkan bahwa pustakawan adalah seseorang yang berpenampilan menarik, ramah, pandai bergaul serta yang ahli dalam bidang perpustakaan, bisa membantu orang menemukan buku, majalah, dan informasi lain,


(43)

serta mengelolah dan mengatur dokumen ataupun laporan yang ada dalam sebuah perpustakaan.

2.6 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu berfungsi sebagai pendukung untuk melakukan penelitian.Berikut ini adalah penelitian yang dapat menjadi referensi peneliti dalam melakukan penelitian adalah sebagai berikut.

Penelitian dari Dyah Ayu Nuraini pada tahun 2013 dengan judul Pengaruh Persepsi Pemustaka Terhadap Interpersonal Skill Pustakawan Pelayanan Umum di Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatifdan teknik yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu metode observasi, dokumentasi, wawancara dan angket.Analisis data secara deskriptif kuantitatif dan pengukuran efektivitas berdasarkan skala likert (4-1). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa interpersonal skill pustakawan peleyanan umum sudah baik dengan hasil total nilai rata-rata 2,90. Adapun relevansinya dengan penelitian yang dilakukan peneliti yang berjudul “Persepsi pemustaka terhadap keterampilan interpersonal pustakawan di Perpustakaan Umum Kota Medan”.Penelitian ini sama-sama membahas tentang interpersonal skill pustakawan.


(44)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Menurut Arikunto (2002, 136) bahwa, Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Menurut Sugiyono, (2002, 6) “Penelitian deskriptifadalah metode yang digunakan untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data atau sampel yang telah terkumpul sebagaimana adanya, tanpa membuat dan menghubungkan dengan variabel lain”.

3.2 Lokasi Penelitian

Sesuai dengan judul penelitian ini, maka lokasi penelitiannya berada di Perpustakaan Umum Kota Medan yang berada di Jalan Iskandar Muda No. 270 Medan.

3.3 Populasi

Untuk memudahkan penelitian ini, maka penulis menetapkan populasi penelitian.Menurut Sugiyono (2002, 57) menyatakan bahwa, “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Berdasarkan pendapat di atas maka yang menjadi kriteria populasi dalam penelitian ini adalah pengguna pada Perpustakaan Umum Kota Medan.Dengan jumlah 3892 orang dari tahun 2012-2013.


(45)

3.4 Sampel

Sampel merupakan sebagian dari populasi yang dianggap dapat mewakili populasi sebagai sumber data. Menurut Sugiyono (2002, 57) sampel adalah sebahagian dari jumlah dan karakterisitk yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Untuk menentukan besaran sampel penelitian ini dengan menggunakan rumus Slovin, yaitu:

� = �

1+ Ne2

dimana:

n = ukuran sampel N = ukuran populasi

e = taraf kesalahan sebesar 10%

� = 3892

1 + 3892 (0.1)2

n= 100 Orang

Karena populasi penelitian berstrata, maka dalam menentukan besaran sampel penelitian digunakan teknik proportionate stratified random sampling, sehingga dapat diketahui jumlah sampel strata adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1

Anggota Aktif Perpustakaan Umum kota Medan

NO Pengguna Populasi Sample

1

Pelajar 1018

1018

3892� 100 = 26

2

Mahasiswa 629

629

3892� 100 = 16

3

Umum 2245

2245

3892� 100 = 58

4 Jumlah


(46)

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data penelitian, teknik yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Kuesioner, yaitu memberikan daftar pertanyaan kepada responden yang sedang menggunakan perpustakaan.

2. Studi kepustakaan dan berkas, yaitu mengumpulkan buku, jurnal, majalah, laporan tahunan, dan kepustakaan lain serta pemilihan berkas yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

3.6 Jenis Sumber Data

Jenis dan sumber data penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner. 2. Data Sekunder, yaitu data yang mendukung data primer yang bersumber dari

jurnal, buku, majalah, laporan tahunan dan dokumen lain yang berhubungan dengan masalah penelitian.

3.7 Instrumen Penelitian

Pada dasarnya alat pengumpulan data dalam suatu penelitian terdiri dari beberapa macam, hal itu erat hubungannya dengan sifat penelitian yang dilakukan. Dalam hal ini metode penelitian yang digunakan disesuaikan dengan instrumennya sebagaimana dinyatakan oleh Arikunto (2002, 126) bahwa:

1. Instrumen untuk metode tes adalah tes atau soal. 2. Instrumen untuk metode angket atau kuesioner. 3. Instrumen untuk metode observasi adalah check list.

4. Instrumen untuk metode dokumentasi adalah pedoman dokumentasi atau check list.

Pada penelitian ini, penulis menentukan bahwa instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner (angket) sebagai instrumen penelitian. Kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk


(47)

dijawabnyaserta menggunakan skala Likert dimana setiap pertanyaan angket berpedoman pada kisi-kisi angket.(Sugiyono, 2003, 162).

3.8 Pengukuran Skala

Menurut Djaali (2008, 28) Skala likert adalah skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang suatu gejala atau fenomena sosial.Dengan skala likert, variabel yang diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instumen yang berupa pertanyaan atau pernyataan. Skala yang digunakan dalam kuesioner atau angket ini ialah 5-1dimana jawaban yang tersedia berupa:

1. Sangat Setuju mempunyai bobot 5 2. Setuju mempunyai bobot 4

3. Kurang setuju mempunyai bobot3 4. Tidak Setuju mempunyai bobot 2

5. Sangat Tidak Setuju mempunyai bobot 1

3.9Kuesioner

Kuesioner sebagai instrumen penelitian berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang akan dijawab oleh responden sebagai sumber data. Dengan kuesioner ini diharapkan penulis akan dapat mengetahui persepsi pemustaka Terhadap keterampilan interpersonal pustakawan di Perpustakaan Umum Kota Medan.

Arikunto (2002, 151) menyatakan, Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Pada penelitian ini kuesioner disusun dalam bentuk pertanyaan serta menggunakan skala Likert dimana setiap pertanyaan angket berpedoman pada kisi-kisi angket.


(48)

3.7.1 Kisi-Kisi Kuesioner

Dari 11 aspek yang terdapat untuk mengukur keterampilan interpersonal, penulis mengambil 6 aspek yang dapat mewakili untuk dijadikan alat ukur dalam kuesioner.

Tabel 3.2 : Kisi-kisi Kuesioner

Variabel Indikator No Item

Kuesioner Jumlah Item Keterampilan Interpersonal Komunikasi Efektif Merespon

Komunikasi Formal Dan Informal Membangun Tim

Berinisiatif

Cerdas Dan Mampu Melakukan Suatu Terfokus 1,2,3,4,5 6,7,8,9 10,11,12,13 14,15,16 17,18,19,20,21 22,23,24,25 5 4 4 3 5 4

3.8 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah statistik deskriptif. Statistik deskriptif bertujuan untuk menganalisis data dengan cara menggambarkan data yang telah diterkumpul sebagaimana adanya tanpa membuat kesimpulan yang berlaku umum. Dalam mendeskripsikan data, setiap hasil pertanyaan akan diolah sehingga menghasilkan deskripsi jabawan dalam bentuk tabulasi.

Data diperoleh ditabulasi dengan menyusun ke dalam tabel kemudian dihitung persentasenya, selanjutnya dianalisis dan diinterpretasikan. Untuk menghitung persentase jawaban yang diberikan responden digunakan rumus sebagai berikut : �= �

�× 100%

Keterangan : P = Persentase


(49)

F = Jumlah jawaban yang diperoleh N = Jumlah responden (Hadi, 1981, 421)

Untuk menafsirkan besarnya persentase yang didapatkan dari tabulasi data, penulis menggunakan metode penafsiran yang dikemukakan oleh Supardi (1979, 20) sebagai berikut :

1-25% Sebagian kecil 26-49% Hampir setengah 50% Setengah

51-75% Sebagian besar 76-99% Pada umumnya 100% Seluruhnya


(50)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Keterampilan Interpersonal Pustakawan Perpustakaan Umum Kota Medan Pada bab ini diuraikan hasil dan pembahasan penelitian yang didasarkan atas perolehan data dari responden. Interpretasi pada data dianalisis secara deskriptif, yaitu mengungkap kesimpulan yang diperoleh berdasarkan hasil analisis data.

4.2 Komunikasi Efektif

Pustakawan hendaknya harus mampu berkomunikasi dengan baik kepada para pemustakanya, seperti menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan artikulasi yang jelas dalam mempresentasikan keadaan yang ada di perpustakaan.

Tabel 4.1Pustakawan mampu berkomunikasi dengan efektif dan bisa mempengaruhi orang lain

No Pertanyaan Jawaban Jawaban

Responden

F %

1

Pustakawan mampu berkomunikasi dengan efektif dan bisa

mempengaruhi orang lain

Sangat Setuju 26 26 %

Setuju 50 50 %

Kurang Setuju 20 20 %

Tidak Setuju 4 4 %

Sangat Tidak Setuju 0 0 %

Jumlah 100 100%

Berdasarkan data pada Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa jumlah responden yang menyatakan pustakawan mampu berkomunikasi dengan efektif dan bisa mempengaruhi orang lain sebanyak 26 responden (26%) menyatakan Sangat Setuju, selanjutnya 50 responden (50%) menyatakan Setuju, selanjutnya 20 responden (20%)


(51)

menyatakan Kurang Setuju, 4 responden (4%) menyatakan Tidak Setuju, 0 responden (0%) menyatakan Sangat Tidak Setuju.

Berdasarkan penjelasan tabel di atas dapat dianalisis bahwa komunikasi efektifpustakawan di perpustakaan umumsudah dikategorikan baik, karena pada umumnya responden yang menyatakan sangat setuju dan setuju sebanyak 76 orang dari 100 orang (76%), walaupun pada kenyataannya masih ada yang menyatakan kurang setuju dan tidak setuju.

Pustakawan perpustakaaan umum telah berusaha dalam berkomunikasi dengan efektif kepada para pemustakanya, walaupun pada kenyataannya masih ada beberapa responden yang menyatakan bahwa pustakawan pada perpustakaan umum belum sesuai dengan harapan mereka. Dengan demikian pustakawan perpustakaan umum hendaknya mempertahankan bahkan meningkatkan kemampuan berkomunikasinya.

Tabel 4.2Pustakawan mampu memberikan presentasi dengan jelas

No Pertanyaan Jawaban Jawaban

Responden

F %

2

Pustakawan mampu memberikan

presentasidengan jelas

Sangat Setuju 11 11 %

Setuju 52 52 %

Kurang Setuju 24 24 %

Tidak Setuju 13 13 %

Sangat Tidak Setuju 0 0 %

Jumlah 100 100%

Berdasarkan data pada Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa jumlah responden yang menyatakan pustakawan mampu memberikan presentasi dengan jelas sebanyak 11 responden (11%) menyatakan Sangat Setuju, 52 responden (52%) menyatakan Setuju, 24 responden (24%) menyatakan Kurang Setuju, 13 responden (13%) menyatakan Tidak Setuju, 0 responden (0%) menyatakan Sangat Tidak Setuju.


(52)

Berdasarkan penjelasan tabel di atas dapat dianalisis bahwa pustakawan di perpustakaan umumdalam mempresentasikan keadaan yang ada di perpustakaan sudah dikategorikanbaik di karenakan sebagian besar responden (63%) menyatakan setuju dan sangat setuju, walaupun pada kenyataannya masih ada responden yang menyatakan kurang setuju bahkan tidak setuju.Dengan demikian pustakawan perpustakaan umum hendaknya meningkatkan kemampuannya dalam mempresentasikan keadaan perpustakaan dengan lebih baik kepada para pemustaka yang datang.

Tabel 4.3Pustakawan mampu berkomunikasi dengan ejaan terstruktur dan isi yang jelas

No Pertanyaan Jawaban Jawaban

Responden

F %

3

Pustakawan mampu berkomunikasi dengan ejaan terstruktur dan isi yang jelas

Sangat Setuju 20 20 %

Setuju 45 45 %

Kurang Setuju 27 27 %

Tidak Setuju 8 8 %

Sangat Tidak Setuju 0 0 %

Jumlah 100 100%

Berdasarkan data pada Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa jumlah responden yang menyatakan pustakawan mampu berkomunikasi dengan ejaan terstruktur dan isi yang jelas 20 responden (20%) menyatakan Sangat Setuju, 45 responden (45%) menyatakan Setuju, 27 responden (27%) menyatakan Kurang Setuju, 8 responden (8%) menyatakan Tidak Setuju, 0 responden (0%) menyatakan Sangat Tidak Setuju.

Berdasarkan penjelasan tabel di atas dapat dianalisis bahwa pustakawan di perpustakaan umumdalam berkomunikasi dengan ejaan terstruktur yang dilakukan oleh pustakawan padaperpustakaan umumsudah dikategorikanbaik di karenakan sebagian besarresponden (65%) menyatakan pustakawan mampu dalam


(53)

berkomunikasi dengan ejaan terstruktur, walaupun pada kenyataannya masih ada beberapa responden yang merasa pustakawan kurang mampu dalam berkomunikasi dengan ejaan terstruktur.Dengan demikian pustakawan perpustakaan umum hendaknya meningkatkan kemampuannya dalam berkomunikasi dengan ejaan yang terstruktur.

Tabel 4.4 Pustakawan mampu berkomunikasi dengan interaktif dan mampu memberikan pandangan dari beragam perspektif

No Pertanyaan Jawaban Jawaban

Responden

F %

4

Pustakawan mampu berkomunikasi dengan interaktif dan mampu memberikan pandangan dari beragam perspektif

Sangat Setuju 20 20 %

Setuju 52 52 %

Kurang Setuju 21 21 %

Tidak Setuju 7 7 %

Sangat Tidak Setuju 0 0 %

Jumlah 100 100%

Berdasarkan data pada Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa jumlah responden yang menyatakan pustakawan mampu berkomunikasi dengan interaktif dan mampu memberikan pandangan dari beragam perspektif 20 responden (20%) menyatakan Sangat Setuju, 52 responden (52%) menyatakan Setuju, 21 responden (21%) menyatakan Kurang Setuju, 7 responden (7%) menyatakan Tidak Setuju, 0 responden (0%) menyatakan Sangat Tidak Setuju.

Berdasarkan penjelasan tabel di atas dapat dianalisis bahwa pustakawan di perpustakaan umumdalam berkomunikasi dengan interaktif sudah dikategorikan baik di karenakan sebagian besar responden (72%)yang menyatakan bahwa pustakawan telah berkomunikasi dengan interaktif, walaupun pada kenyataannya masih ada beberaparesponden yang menyatakan kurang setuju bahkan tidak setuju dengan hal itu.Dengan demikian pustakawan perpustakaan umum hendaknya meningkatkan


(1)

f. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Daerah. C. Sarana dan Prasarana Perpustakaan Umum Kota Medan

Perpustakaan Umum Kota Medan menempati sebuah gedung berukuran sekitar 450 m2 yang terletak diantara kantor Dinas Kependudukan dan KantorKecamatan Medan Petisah. Dalam ruangan perpustakaan dibagi menjadi beberapa ruangan, yaitu Ruang Kepala Kantor, Ruang Tata Usaha, Ruang Pelayanan Referensi, Ruang Seksi Pelayanan, Ruang Pembinaan Teknis, Ruang Referensi, Ruang Bacaan Umum, Ruang Layanan Anak serta ruang Tamu. Perabotan dan perlengkapan yang terdapat di Perpustakaan Umum Kota Medan adalah sebagai berikut :

 Rak Buku : 53 Unit

 Rak Majalah/Jurnal : 2 Unit  Meja Kerja : 17 Unit  Kursi Baca : 26 Unit  Kursi Tamu : 3 unit  Meja Baca : 13 Unit  Komputer : 11 Unit  Rak Penitipan Tas : 2 Unit  Locker : 2 Unit

 Filling Cabinet : 11 Unit  Rak Katalog : 8 Unit  Bus Keliling : 2 Unit

Gedung Perpustakaan Umum Kota Medan dapat menampung sekitar 100 orang pembaca dalam waktu bersamaan. Perpustakaan ramai dikunjungi mulai dari anak-anak, pelajar, mahasiswa, umum (masyarakat) serta Pegawai Instansi


(2)

KUESIONER

PERSEPSI PEMUSTAKA TERHADAP KETERAMPILAN

INTERPPERSONAL PUSTAKAWAN PADA PERPUSTAKAAN

UMUM KOTA MEDAN

Petunjuk Pengisian

Jawablah dengan cara memberikan tanda check list pada salah satu alternatif jawaban yang tersedia

Keterangan :

SS : Sangat Setuju S : Setuju

KS : Kurang Setuju TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

1. KOMUNIKASI EFEKTIF

NO PERNYATAAN SS S KS TS STS

1 Pustakawan mampu berkomunikasi dengan efektif dan bisa mempengaruhi orang lain 2 Pustakawan mampu memberikan presentasi

dengan jelas

3 Pustakawan mampu berkomunikasi dengan ejaan terstruktur dan isi yang jelas

4 Pustakawan mampu berkomunikkasi dengan interaktif dan mampu memberikan pandangan dari beragam perspektif

5 Pustakawan mampu memahami pesan yang disampaikan oleh pengguna secara cermat


(3)

2. MERESPON

NO PERNYATAAN SS S KS TS STS

6 Pustakawan mampu mengatasi konflik dengan memberikan respon yang tepat dalam beragam situasi

7 Pustakawan bisa memberikan alasan bila tidak setuju terhadap sesuatu

8 Pustakawan dapat memahami posisi dan kepentingan dalam sebuah konflik dan bisa menghasilkan solusi

9 Pustakawan dapat berinteraksi kepada seluruh pengguna yang datang ke perpustakaan

3. KOMUNIKASI FORMAL DAN INFORMAL

NO PERNYATAAN SS S KS TS STS

10 Pustakawan mampu menggunakan mekanisme komunikasi formal dan informal dalam menjaga hubungan baik dengan sesama staff maupun pengguna perpustakaan

11 Pustakawan mampu membuat focus group discussion

12 Pustakawan mampu membuat analisa komplain 13 Pustakawan mampu membuat kuesioner

4. MEMBANGUN TIM

NO PERNYATAAN SS S KS S STS

14 Pustakawan mampu membangun tim dan memotivasi orang lain


(4)

5. BERINISIATIF

NO PERNYATAAN SS S KS TS STS

17 Pustakawan tanggap dalam melaksanakan tugasnya tanpa harus disuruh.

18 Pustakawan tanggap untuk membantu kesulitan pengunjung di perpustakaan

19 Pustakawan memberikan bimbingan kepada pengguna dalam mencari informasi

20 Pustakawan memberikan perhatian dengan sungguh-sungguh kepada pengguna

21 Pustakawan siap sedia membantu saya dengan cepat

6. CERDAS DAN MAMPU MELAKUKAN SUATU TERFOKUS

NO PERNYATAAN SS S KS TS STS

22 Pustakawan cerdas dan mampu melakukan sesuatu dengan fokus

23 Pustakawan mampu memberikan informasi yang dibutuhkan pemustaka dengan cepat

24 Pustakawan dapat memberikan informasi yang akurat dan relevan kepada pengguna

25 Pustakawan memiliki pengetahuan yang baik dalam bidangnya


(5)

LAMPIRAN 3

JUMLAH BUTIR JAWABAN RESPONDEN

Jawaban

Q1 Q2 Q3

Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9

f % f % F % f % f % f % f % f % f %

SS 26 26 11 11 20 20 20 20 23 23 26 26 14 14 20 20 26 26

S 50 50 52 52 45 45 52 52 52 52 55 55 56 56 56 56 56 56

KS 20 20 24 24 27 27 21 21 17 17 16 16 23 23 20 20 10 10

TS 4 4 13 13 8 8 7 7 8 8 3 3 7 7 4 4 8 8

STS 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Jumlah 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Jawaban

Q10 Q11 Q12 Q13 Q14 Q15 Q16 Q17 Q18

F % f % F % f % f % F % f % f % f %

SS 30 30 12 12 12 12 11 11 33 33 26 26 22 22 32 32 22 22

S 39 39 52 53 45 45 40 40 57 57 59 59 60 60 43 43 56 56

KS 26 26 26 26 33 33 33 33 10 10 15 15 11 11 20 20 14 14

TS 5 5 10 10 10 10 16 16 0 0 0 0 7 7 5 5 8 8

STS 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Jumlah 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Jawaban Q19 Q20 Q21 Q22 Q23

Q24 Q25

F % f % f % f % f % f % f %

SS 26 26 20 20 25 25 32 32 25 25 24 24 30 30

S 55 55 55 55 52 52 47 47 58 58 60 60 52 52

KS 14 14 14 14 20 20 17 17 12 12 12 12 14 14

TS 5 5 11 11 3 3 4 4 5 5 4 4 4 4

STS 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0


(6)

Keterangan:

• 0% : Tidak satupun dari responden • 1-25%% : Sebagia kecil dari responden • 26-49% : Hampir setengah dari responden • 50% : Setengah dari responden

• 51-75% : Sebagian besar dari responden • 76-99% : Hampir seluruhnya dari responden • 100% : Seluruhnya dari responden.