Analisis Kelayakan Pengembangan Ekowisata Mangrove di Pantai Muara Indah Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang

  LAMPIRAN

  Lampiran 1. Sterilisasi Alat dan Bahan

  Sterilisasi alat dilakukan sebelum semua peralatan digunakan, yaitu dengan cara membungkus semua peralatan dengan menggunakan kertas stensil kemudian di masukkan ke dalam oven dengan suhu 150 C selama 4 jam. Bahan atau media dimasukkan kedalam autoklaf pada suhu 121 C dengan tekanan 15psi (per square inci) selama 15 menit. Untuk alat yang tidak tahan panas tinggi disterilisasi dengan zat kimia berupa alkohol 70 %.

  Lampiran 2. Pembuatan Ekstrak Biji Teratai

  Biji teratai yang telah kering dan simplisia Penimbangan dan penyiapan simplisia

  Proses penyaringan setelah maserasi dan Pemisahan ekstrak dengan pelarut menggunakan rotary evaporator Ekstrak setelah dilakukan pemisahan dan Proses pemekatan ekstrak dengan water bath

  Lampiran 3. Proses Pengujian Toksisitas A. salina

  Kista A. salina dan wadah penetasan Proses pemipetan larutan uji dengan mikropipet

  Proses pengukuran air 5ml Proses pemasukan A. salina dan botol vial dengan berbagai konsentrasi Setelah pengamatan 24 jam

  Lampiran 4. Pembuatan Konsentrasi Larutan Uji

  Larutan induk adalah konsentrasi 80%, yaitu dengan perbandingan 0,8 gram dalam 1 ml DMSO (b/v). Untuk membuat konsentrasi 70%, 60% dan 50% dilakukan dengan pengenceran sebagai berikut:

  V

  

1 = V

  2 N

  2 a.

  Konsentrasi 70% 1 x 70% = V

  2 x 80%

  V

  2 = 0,875 ml

  = 875µl b.

  Konsentrasi 60% 1 x 60% = V

  2 x 80%

  V

  2 = 0,75 ml

  = 750 µl c.

  Konsentrasi 50% 1 x 50% = V

  2 x 80%

  V

  2 = 0,625 ml

  = 625µl

  Lampiran 5. Pembuatan Media Bakteri dan Jamur Media Trypticase Soy Agar (TSA)

  Sebanyak 40 g bubuk TSA dilarutkan dalam 1000 ml akuades yang ditempatkan dalam Erlenmeyer 1 liter dan dipanaskan pada penangas air sambil diaduk hingga larut dan homogen dengan menggunakan batang pengaduk,

  o

  kemudian disterilkan dengan autoclave pada suhu 121 C dengan tekanan uap 1atm selama 15 menit. Setelah itu dimasukkan ke dalam tabung reaksi atau cawan yang telah steril, setelah memadat disimpan dalam lemari es dengan plastik steril.

  Media Potato Dextrose Agar (PDA)

  Sebanyak 39 g bubuk PDA dilarutkan dalam 1000 ml akuades yang ditempatkan dalam Erlenmeyer 1liter dan dipanaskan pada penangas air sambil diaduk hingga larut dan homogen dengan menggunakan batang pengaduk,

  o

  kemudian disterilkan dengan autoclave pada suhu 121 C dengan tekanan uap 1atm selama 15 menit. Setelah itu dimasukkan ke dalam tabung reaksi atau cawan yang telah steril, setelah memadat disimpan dalam lemari es dengan plastik steril.

  Media Brain-Heart Infusion Agar (BHIA)

  Sebanyak 52 g BHIA dilarutkan dalam 1000 ml akuades yang ditempatkan dalam Erlenmeyer dan dipanaskan pada penangas air sambil diaduk hingga larut

  o

  dan homogen, kemudian disterilkan dengan autoclave pada suhu 121 C dengan tekanan uap 1atm selama 15 menit. Setelah itu dimasukkan ke dalam tabung reaksi atau cawan yang telah steril, setelah memadat disimpan dalam lemari es dengan plastik steril.

  Lampiran 6. Analisis Kriteria Bakteri Aeromonas hydrophila

  Uji oksidase positif dan uji Rimmler-Shoots (RS) positif Uji Motilitas motil dan Uji O/F positif

  Pewarnaan gram negatif berwarna merah dan berbentuk batang pendek

  Lampiran 7. Analisis Kriteria Bakteri Streptococcus agalctiae

  Uji motilitas non motil dan uji O/F positif fermentatif Pewarnaan gram positif berwarna ungu dan berbentuk bulat

  Lampiran 8. Analisis Kriteria Bakteri Saprolegnia sp.

  Proses penanaman jamur Pengujian Jamur secara morfologi

  Hasil pengamatan mirkroskopis

  Lampiran 9. Pembuatan Larutan Baku McFarland 0.5

  Larutan baku McFarland terdiri atas dua komponen, yaitu larutan BaCl

  2

  1% dan H

  2 SO 4 1 %. Sebanyak 0,05 mL larutan BaCl 2 1 % dicampurkan dengan

  9.95 mL larutan H

  2 SO 4 1 % dan dikocok hingga homogen. Kekeruhan larutan

  diukur pada panjang gelombang 620 nm dengan menggunakan akuades sebagai blangkonya. Nilai absorban larutan baku harus berada di kisaran 0,08 sampai dengan 0.13. Larutan baku McFarland 0,5 ekuivalen dengan suspensi sel bakteri

  8 dengan konsentrasi 1.5 × 10 CFU/mL.

  Lampiran 10. Proses Pengujian Antimikroba

  Pembuatan media dan sterilisasi dengan Autoclave Oven untuk sterilisasi petri dan lamina air flow

  Penghomogenan dengan vortex dan ketiga ekstrak setelah divortex

  Proses pemipetan untuk setiap konsentrasi larutan uji Konsentrasi larutan uji untuk setiap pelarut Proses penghomogenan bakteri dalam larutan NaCl dan Pembandingan dengan larutan Mcfarland Proses pengusapan suspensi bakteri

  Proses pemberian cakram yang telah diberi ekstrak dengan berbagai konsentrasi

  Bakteri dan jamur setelah masa pengamatan Proses pengukuran zona hambat

  Lampiran 11. Hasil Skrining Fitokimia Biji Teratai a d b c a b c d

  (1) (2)

  d c a b

  (3) Hasil pengujian alkaloid (1) pelarut etil asetat, (2) pelarut n-heksana, (3) pelarut metanol dengan pereaksi; a. Bouchardat, b. Mayer, c. Wagner, d. Dragendroff. c a b

  Hasil pengujian fenolik; a. Pelarut metanol, b. Pelarut etil asetat,

  c. Pelarut n-heksana

  (1) (2) (3) (4)

  (5) (6) Hasil pengujian glikosida; (1) pelarut metanol dengan pereaksi Fehling, (2) pelarut metanol dengan pereaksi Molisch, (3) pelarut etil asetat dengan pereaksi Molisch, (4) pelarut n-heksana dengan pereaksi Molisch, (5) pelarut etil asetat dengan pereaksi Liebermann-Bouchard, (6) n-heksana dengan pereaksi Liebermann-Bouchard

  a b c

  Hasil pengujian saponin; a. pelarut n-heksana, b. pelarut metanol,

  c. pelarut etil asetat

  

S

β T

  (1)

  T S β

  (2)

  T S β

  (3) Hasil pengujian terpenoid/steroid; (1) pelarit n-heksana,(2) pelarut etil asetat, (3) pelarut metanol

  Lampiran 12. Data Awal Kematian A. salina Pada Berbagai Konsentrasi

  6

  7

  4 3 4,6 100 ppm

  7

  5

  4

  5 3 4,8 10 ppm

  3

  6

  1

  5

  3 Etanol 1000 ppm

  4

  4

  6

  5 3 4,8 100 ppm

  3

  6

  3

  5 6 4,6 10 ppm

  2

  5

  1

  5

  2

  5

  3 Etil asetat 1000 ppm

  Perlakuan Ulangan

  4

  U

  1 U

  2 U

  3 U

  4 U

  5 Rata-rata

  Kontrol air laut

  2 1 0,6 Kontrol DMSO

  3

  2

  3

  3

  3

  3 n-heksana 1000 ppm

  6

  6

  6

  3 5 5,2 100 ppm

  5

  6

  2

  3 5 4,2 10 ppm

  5

  5

  2

  3

  Lampiran 13. Contoh Perhitungan Penentuan LC

  50 Ekstrak Biji Teratai

  Konsentrasi Total Jumlah Persen Log LC

  50 Pelarut

  Probit (ppm) Populasi Kematian Mortalitas Konsentrasi (ppm)

  3 6 3,36

  • 50

  10

  50

  15

  30 1 4,61 n-heksana 257,709

  100

  50

  21

  42 2 4,87 1000

  50

  26

  52 3 5,13 Pada ekstrak dengan konsentrasi 10 ppm

  Jumlah Artemia Hidup

  Persen mortalitas =

  Jumlah Populasi

  15

  = x 100%

  50

  = 30% Nilai probit dilihat dari tabel probit ulangan untuk kolam dan persentase untuk baris. Untuk menentukan LC

  50 dengan menggunakan persamaan regresi linier

  Y= a + bx Konsentrasi Mortalitas

  2

  2 No. x y xy

  (x) (y) 1 3,36 11,2896 2 1 4,61 1 21,2521 4,61

  3 2 4,87 4 23,7169 9,74

  4 3 5,13 9 26,3169 15,39 6 17,97 14 82,5755 29,74

  Σ Rata-rata 1,5 4,4925

  Maka:

  −

  b = a = y – b x

  2

  2 − ( ) (

  4 29,74)−(6 17,97)

  = = 4,4925 – (0,557x1,5)

  2 ( 4 14) −(6)

  = 0,557 = 3,657 Sehingga y = 3,657+0,557x. LC

  50 merupakan konsentrasi yang menyebabkan

  kematian 50% hewan uji, pada tabel probit y = 5 dan x = Log konsentrasi y = 3,657 + 0,557x 5 = 3,657 + 0,557x

  5−3,657

  x =

  0,557

  x = 2,41113, LC

  50 = anti Log x

  = 257,709 Koefisien korelasi menggunakan rumus r =

  2

  2 � 29,74

  r =

  √14x82,5755

  = 0,874706 Grafik kematian A. salina (hubungan antara Log konsentrasi dengan mortalitas) ekstrak n-heksana

  6

  5 4,87 4,87 4,61 it b

  4 o

  y = 3,657+0,557x

  3,36 s Pr

  3

  r = 0,8747

  lita rta

  2 o M

  1

  1

  2

  3 Log Konsentrasi Konsentrasi Total Jumlah Persen Log LC

  50 Pelarut

  Probit (ppm) Populasi Kematian Mortalitas Konsentrasi (ppm)

  3 6 3,36

  • 50

  10

  50

  15

  30 1 4,61 etil asetat 496,675

  100

  50

  24

  48 2 4,87 1000

  50

  23

  46 3 4,87 Pada ekstrak dengan konsentrasi 100 ppm

  Jumlah Artemia Hidup

  Persen mortalitas =

  Jumlah Populasi

  24

  = x 100%

  50

  = 48% Nilai probit dilihat dari tabel probit ulangan untuk kolam dan persentase untuk baris. Untuk menentukan LC

  50 dengan menggunakan persamaan regresi linier

  Y= a + bx Konsentrasi Mortalitas

  2

  2 No. x y xy

  (x) (y) 1 3,36 11,2896 2 1 4,61 1 21,2521 4,61

  3 2 4,87 4 23,7169 9,74

  4 3 4,87 9 23,7169 14,61 6 17,71 14 79,9755 28,96

  Σ Rata-rata 1,5 4,4275

  Maka:

  −

  b = a = y – b x

  2

  2 − ( ) (

  4 28,96)−(6 17,71)

  = = 4,4275 – (0,4797x1,5)

  2 ( 4 14) −(6)

  = 0,479 = 3,709 Sehingga y =3,709+0,479x. LC

  50 merupakan konsentrasi yang menyebabkan

  kematian 50% hewan uji, pada tabel probit y = 5 dan x = Log konsentrasi y = 3,709 + 0,479x 5 = 3,709 + 0,479x

  5−3,709

  x =

  0,479

  x = 2,69519, LC

  50 = anti Log x

  = 495,675 Koefisien korelasi menggunakan rumus r =

  2

  2 � 28,96

  r =

  √14x79,9755

  = 0,86549 Grafik kematian A. salina (hubungan antara Log konsentrasi dengan mortalitas) ekstrak etil asetat

  6

  5 4,87 4,87 4,61 it b

  4 o

  3,36

  y = 3,709+0,479x

  s Pr

  3

  r = 0,8654

  lita rta

  2 o M

  1

  1

  2

  3 Log Konsentrasi Konsentrasi Total Jumlah Persen Log LC

  50 Pelarut

  Probit (ppm) Populasi Kematian Mortalitas Konsentrasi (ppm)

  3 6 3,36

  • 50

  10

  50

  15

  3 1 4,61 metanol 496,675

  100

  50

  23

  46 2 4,87 1000

  50

  24

  48 3 4,87 Pada ekstrak dengan konsentrasi 1000 ppm

  Jumlah Artemia Hidup

  Persen mortalitas =

  Jumlah Populasi

  24

  = x 100%

  50

  = 48% Nilai probit dilihat dari tabel probit ulangan untuk kolam dan persentase untuk baris. Untuk menentukan LC

  50 dengan menggunakan persamaan regresi linier

  Y= a + bx Konsentrasi Mortalitas

  2

  2 No. x y xy

  (x) (y) 1 3,36 11,2896 2 1 4,61 1 21,2521 4,61

  3 2 4,87 4 23,7169 9,74

  4 3 4,87 9 23,7169 14,61 6 17,71 14 79,9755 28,96

  Σ Rata-rata 1,5 4,4275

  Maka:

  −

  b = a = y – b x

  2

  2 − ( ) (

  4 28,96)−(6 17,71)

  = = 4,4275 – (0,4797x1,5)

  2 ( 4 14) −(6)

  = 0,479 = 3,709 Sehingga y =3,709+0,479x. LC

  50 merupakan konsentrasi yang menyebabkan

  kematian 50% hewan uji, pada tabel probit y = 5 dan x = Log konsentrasi y = 3,709 + 0,479x 5 = 3,709 + 0,479x

  5−3,709

  x =

  0,479

  x = 2,69519, LC

  50 = anti Log x

  = 495,675 Koefisien korelasi menggunakan rumus r =

  2

  2 � 28,96

  r =

  √14x79,9755

  = 0,86549 Grafik kematian A. salina (hubungan antara Log konsentrasi dengan mortalitas) ekstrak etil asetat

  6

  5 4,87 4,87 4,61 it b

  4 o

  y = 3,709+0,479x

  3,36 s Pr

  r = 0,8654

  3 lita rta

  2 o M

  1

  1

  2

  3 Log Konsentrasi

  Lampiran 14. Data Awal Zona Hambat Ekstrak Biji Teratai

  a. Aeromonas hydrophila Ulangan Rata- Pelarut Konsentrasi rata U1 U2 U3 U4 U5 (mm)

  n-heksana (DMSO) 50 3,5 3,5 3,5 2,4 10,2 23,1 4,62

  60 0,9 0,9 6,1 3,5 5,9 17,3 3,46 70 0,9 0,9 2,4 5,3 3,1 12,6 2,52 80 6,1 6,1 6,1 4,3 6,1 28,7 5,74

  Antibioktik 33,3 33,3 33,3 33,3 33,3 166,5 33,3 (Klorampenikol)

  Etil asetat (DMSO)

  50

  60 70 1,9 1,9 1,9 80 4,4 4,4 4,4

  Antibioktik 32,7 32,7 32,7 32,7 32,7 165

  33 (Klorampenikol) metanol

  (DMSO)

  50

  60

  70

  80 Antibioktik 32,7 32,7 32,7 32,7 32,7 32,7 32,7 (Klorampenikol)

  b. Streptococcus agalctiae

Pelarut Konsentrasi Ulangan Rata-

  U1 U2 U3 U4 U5 rata (mm)

  n-heksana (DMSO) 50 16,8 14,2 12,8 18,6 12,8 75,2 15,04

  60 14,2 15,9 14,2 16,8 14,2 75,3 15,06 70 16,8 16,8 14,2 14,2 14,2 76,2 15,24 80 17,2 17,2 15,9 16,8 15,9 83 16,6

  Antibioktik 43,2 43,2 43,2 43,2 43,2 216 43,2 (Klorampenikol) Etil asetat (DMSO) 50 5,3 7,3 10,7 5,3 5,3 33,9 6,78 60 6,2 9,3 12,3 6,2 6,2 40,2 8,04 70 7,3 10,7 7,3 7,3 7,3 39,9 7,98 80 7,3 10,7 8,8 7,3 7,3 41,4 8,28

  Antibioktik 45,8 45,8 45,8 45,8 45,8 229 45,8 (Klorampenikol) metanol

  (DMSO) 50 5,3 4,5 6,4 4,5 4,5 25,2 5,04 60 4,2 2,5 9,1 2,5 2,5 20,8 4,16 70 6,8 6,8 11,4 6,8 6,8 38,6 7,72 80 8,6 7,3 7,3 7,3 8,6 39,1 7,82

  Antibioktik 45,8 45,8 45,8 45,8 45,8 229 45,8 (Klorampenikol) c. Saprolegnia sp.

  

Pelarut Konsentrasi Ulangan Rata-

U1 U2 U3 U4 U5 rata (mm)

  n-heksana (DMSO)

  50

  9

  5

  8

  9

  9

  40

  8

  60

  7

  3

  7

  10

  4 31 6,2

  70

  9

  10

  8

  10

  12 49 9,8

  80

  8

  9

  8

  9

  9 43 8,6 Antibioktik 11,2 12,5 11,2 11,2 11,2 57,3 11,46

  (Nistatin) Etil asetat

  (DMSO)

  50

  7

  6

  6

  6

  4 29 5,8

  60

  7

  6

  5

  8

  4

  30

  6

  70

  7

  7

  12

  11

  11 48 9,6

  80

  8

  5

  8

  15

  15

  45

  9 Antibioktik 12,5 12,5 12,5 12,5 12,5 62,5 12,5 (Nistatin) metanol

  (DMSO)

  50

  7

  6

  13

  8

  10 44 8,8

  60

  9

  8

  10

  9

  10 46 9,2

  70

  10

  8

  11

  9

  10 48 9,6

  80

  10

  11

  11

  9

  12 53 10,6 Antibioktik 11,4 11,4 11,4 11,2 9,4 54,8 10,96

  (Nistatin)

  Lampiran 15. Tabel Probit Menurut Vilchez dkk. (2001)

  Persentase Probit

  1

  2

  3

  4

  5

  6

  7

  8

  9

  • 2,67 2,95 3,12 3,25 3,36 3,45 3,52 3,59 3,66 10 3,72 3,77 3,82 3,87 3,92 3,96 4,01 4,05 4,08 4,12 20 4,16 4,19 4,23 4,26 4,29 4,33 4,36 4,39 4,442 4,45 30 4,48 4,50 4,53 4,56 4,59 4,61 4,64 4,67 4,69 4,72 40 4,75 4,77 4,80 4,82 4,85 4,87 4,90 4,92 4,95 4,97 50 5,00 5,03 5,05 5,08 5,10 5,13 5,15 5,18 5,20 5,23 60 5,25 5,28 5,31 5,33 5,36 5,39 5,41 5,44 5,47 5,50 70 5,52 5,55 5,58 5,61 5,64 5,67 5,71 5,74 5,77 5,81 80 5,84 5,88 5,92 5,95 5,99 6,04 6,08 6,13 6,18 6,23 90 6,28 6,34 6,41 6,48 6,55 6,64 6,75 6,88 7,05 7,33

  99 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9

  7,33 7,37 7,41 7,46 7,51 7,58 7,67 7,75 7,88 8,09