PENERAPAN MODEL PROBLEM POSING LEARNING (PPL) UNTUK MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR MUATAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS 4 SD SALATIGA 02 Desi Wulandari

  JMP Online Vol 2, No. 3, 241-255. © 2018 Kresna BIP.

  Jurnal Mitra Pendidikan (JMP Online) e-ISSN 2550-0481

   p-ISSN 2614-7254

  PENERAPAN MODEL PROBLEM POSING LEARNING (PPL) UNTUK MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR MUATAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS 4 SD SALATIGA 02 1) 2) 3) Desi Wulandari , Nyoto Harjono , Gamaliel Septian Airlanda Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana

  INFORMASI ARTIKEL ABSTRAK

  Dikirim : 10 Maret 2018 Proses dan hasil belajar muatan Bahasa Revisi pertama : 13 Maret 2018 Indonesia kelas 4 SD Negeri Salatiga 02 semester 1 tahun Diterima : 16 Maret 2018 ajaran 2017/2018 masih rendah khususnya pada materi Tersedia online : 04 April 2018 mengungkapkan pendapat tentang isi cerita. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan proses dan hasil belajar muatan Bahasa Indonesia melalui model Problem Posing

  Kata Kunci : Problem Posing Learning, Proses Belajar, Hasil Learning. Penelitian tindakan kelas ini menggunakan Belajar model Kemmis dan McTaggart. Penelitian ini dilaksanakan 1) pengumpulan data menggunakan teknik tes dan non tes. pada bulan September 2017 - Februari 2018. Teknik Email : 29214004@student.uksw.edu , Teknik analisis data menggunakan analisis komparatif. , 3) Hasil penelitian menunjukkan, proses dan hasil belajar gairlanda@gmail.com muatan Bahasa Indonesia meningkat. Persentase aktivitas guru pada pra siklus adalah 60%, pada siklus 1 menjadi 84,8%, dan pada siklus 2 mencapai 92,5%. Persentase aktivitas siswa pada pra siklus adalah 49,2%, pada siklus 1 menjadi 80%, pada siklus 2 mencapai 86,9%. Persentase ketuntasan hasil belajar muatan bahasa Indonesia pada pra siklus adalah 66% dengan nilai rata-rata 77,25. Pada siklus 1 meningkat menjadi 82% dengan nilai rata-rata 83 dan pada siklus 2 mencapai 95,5% dengan nilai rata-rata

  89.

  PENDAHULUAN Latar Belakang

  Kegiatan pembelajaran di kelas 4 SD Negeri Salatiga 02 telah dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah yang terdapat pada buku guru kurikulum 2013, namun langkah-langkah kegiatan yang dilaksanakan pada muatan bahasa Indonesia (BI) kurang memfasilitasi siswa untuk saling berkomunikasi dan bertukar pendapat. Hal ini menyebabkan hasil belajar muatan BI yang diperoleh siswa kurang maksimal khususnya pada materi mengungkapkan pendapat tentang isi cerita. Siswa belum mampu memahami materi tentang cara menyusun pendapat atau komentar berdasarkan cerita yang dibaca. Maka diperlukan model pembelajaran yang dapat mengatasi masalah tersebut. Asumsinya, dengan adanya kesempatan untuk berkomunikasi dan bertukar pendapat, siswa akan memiliki daya serap lebih tinggi terhadap materi pembelajaran yang dihadapi sehingga dapat meningkatkan proses dan hasil belajar muatan BI.

  Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan ialah model pembelajaran

  

Problem Posing Learning (PPL) . Daniati dkk (2016:3) menjelaskan bahwa model

  pembelajaran PPL dapat membantu siswa dalam berpikir kritis, kreatif, mengembangkan penalaran, keterampilan berkomunikasi dan siswa aktif dalam pembelajaran, sehingga kemampuan siswa dapat meningkat serta tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai harapan. Model pembelajaran PPL berarti pengajuan masalah yang meminta siswa untuk membuat soal atau masalah berdasarkan informasi yang diberikan, dimana soal yang penyelesaiannya dikerjakan maupun tidak. Model pembelajaran PPL memiliki tujuan dan manfaat untuk mendorong siswa lebih banyak membaca materi pelajaran, memudahkan siswa dalam mengingat dan memahami materi pelajaran, dan membentuk siswa bersikap kritis dan kreatif (Martiani dan Rachmiati, 2016: 160). Dengan demikian, model pembelajaran PPL akan dijadikan variabel dalam penelitian tindakan ini.

  Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, dapat diajukan rumusan masalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana penerapan model pembelajaran PPL dalam meningkatkan proses pembelajaran muatan BI tema berbagai pekerjaan pada siswa kelas 4 SD Negeri Salatiga 02 semester 1 tahun ajaran 2017/2018.

  2. Apakah peningkatan proses pembelajaran melalui model pembelajaran PPL dapat meningkatkan hasil belajar muatan BI tema Berbagai Pekerjaan pada siswa kelas 4 SD Negeri Salatiga 02 semester 1 tahun ajaran 2017/2018.

  Tujuan Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan, maka tujuan penelitian yang akan dicapai adalah :

1. Menerapkan model pembelajaran PPL untuk meningkatkan proses belajar muatan

  BI tema berbagai pekerjaan pada siswa kelas 4 SD Negeri Salatiga 02 semester 1 tahun ajaran 2017/2018.

  2. Meningkatkan hasil belajar muatan BI tema berbagai pekerjaan dengan menggunakan model pembelajaran PPL pada siswa kelas 4 SD Negeri Salatiga 02 semester 1 tahun ajaran 2017/2018.

  KAJIAN PUSTAKA Pembelajaran Tematik

  Permendikbud nomor 57 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah menjelaskan bahwa pelaksanaan pembelajaran pada Sekolah Dasar/Madrasah dilakukan dengan pendekatan pembelajaran tematik-terpadu.

  Pembelajaran tematik integratif ialah muatan pembelajaran dalam mata pelajaran Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah yang disajikan dalam beberapa tema. Mawardi (2014: 109) menjelaskan bahwa pembelajaran tematik integratif merupakan pembelajaran yang menggunakan tema sebagai pemersatu kegiatan pembelajaran yang memadukan beberapa mata pelajaran sekaligus dalam satu kali tatap muka. Mata pelajaran sudah dirumuskan dalam bentuk tema.

  Salah satu muatan pelajaran dalam pembelajaran tematik ialah muatan bahasa Indonesia. Permendikbud nomor 57 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah menjelaskan bahwa Bahasa Indonesia sebagai alat ekspresi diri merupakan sarana untuk mengungkap segala sesuatu yang ada dalam diri siswa.

  Proses pembelajaran diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis.

  Proses Belajar Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil dan tujuan.

  Belajar bukan suatu tujuan tetapi merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan (Hamalik, 2011: 27-29). Amri dan Ahmadi (2010: 22) menjelaskan bahwa anak belajar dari mengalami dan praktik. Anak mencatat sendiri pola-pola bermakna dari pengetahuan baru, dan bukan diberi begitu saja dari guru. Proses belajar dalam penelitian ini diterjemahkan dalam dua istilah yaitu aktivitas kinerja guru dan aktivitas kinerja siswa. Proses pembelajaran diukur dengan teknik non tes menggunakan lembar observasi aktivitas kinerja guru dan lembar observasi aktivitas kinerja siswa.

  Hasil Belajar

  Hasil belajar adalah sejumlah pengalaman yang diperoleh siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik (Rusman, 2012: 123). Hasil belajar dalam penelitian ini adalah hasil belajar kognitif muatan BI pada kompetensi menanggapi isi cerita. Mekanisme penilaian hasil belajar dalam Permendikbud nomor 23 tahun 2016 diawali dengan perancangan strategi penilaian yang dilakukan oleh pendidik. Penilaian hasil belajar meliputi aspek sikap (afektif), aspek pengetahuan (kognitif), dan aspek keterampilan (psikomotorik). Penilaian aspek kognitif dilakukan melalui tes tertulis, tes lisan, dan penugasan. Hasil belajar kognitif dalam penelitian ini diperoleh melalui tes tertulis yang berbentuk soal pilihan ganda.

  Model Problem Posing Learning (PPL) PPL merupakan model pembelajaran yang menuntut tingkat keaktifan peserta

  didik. Penjelasan materi dan latihan soal secukupnya oleh guru menjadi modal awal bagi peserta didik untuk mengawali model pembelajaran PPL. Peserta didik diberi tugas untuk mengajukan soal yang menantang dari pemikirannya sendiri. Dari kegiatan tersebut akan diketahui peserta didik mana yang telah menguasai materi dan juga yang belum menguasai materi (Susanti, dkk, 2012: 2).

  Menurut Siswono (2008: 40) model pembelajaran pengajuan soal (PPL) ialah perumusan soal sederhana atau perumusan ulang soal yang ada dengan beberapa perubahan agar lebih sederhana dan dapat dikuasai. Siswono (2008: 43) juga menjelaskan bahwa pemecahan masalah maupun pengajuan masalah dapat mendorong berpikir kreatif. PPL merupakan model pembelajaran yang mengharuskan siswa menyusun pertanyaan sendiri atau memecah suatu soal menjadi pertanyaan-pertanyaan yang lebih sederhana (Shoimin, 2014: 133). Menurut Shoimin (2014: 133) pembelajaran dengan model pembelajaran PPL dapat meningkatkan motivasi siswa untuk belajar sehingga pembelajaran yang aktif akan tercipta, siswa tidak akan bosan dan akan lebih tanggap, dengan begitu akan mempengaruhi hasil belajar yang diperoleh siswa.

  Shoimin (2014:135) mengungkapkan kelebihan model pembelajaran PPL yaitu perbedaan pendapat antara siswa dapat diketahui, sehingga mudah diarahkan pada diskusi yang sehat, karena dalam pengajuan suatu masalah siswa dapat menggali pengetahuannya, alasan, serta pandangan siswa yang lain dalam pemecahan masalah tersebut. Cankoy dan Darbaz (2010) dalam R.Ai Sriwenda (2013:2) menyatakan bahwa model pembelajaran PPL memberikan kelebihan pada siswa dalam hal memperoleh pengetahuan dengan cara menganalisa suatu masalah. Hal ini dapat dilihat dari tiga hal yaitu pengulangan masalah, visualisasi masalah dan penalaran kualitatif siswa.

  Adapun langkah-langkah dalam penerapan model pebelajaran PPL menurut Shoimin (2014: 134) adalah (1) guru menjelaskan materi pelajaran kepada para siswa. Penggunaan alat peraga untuk memperjelas konsep sangat disarankan, (2) guru memberikan latihan soal secukupnya, (3) siswa diminta mengajukan 1 atau 2 buah soal yang menantang, dan siswa yang bersangkutan harus mampu menyelesaikannya. Tugas ini dapat pula dilakukan secara kelompok, (4) pada pertemuan berikutnya, secara acak, guru menyuruh siswa untuk menyajikan soal temuannya di depan kelas, (5) guru memberikan tugas rumah secara individual.

  Terdapat penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini. Penelitian yang dilakukan oleh Suparmi dkk (2013), hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pendekatan CTL dengan model PPL mampu meningkatkan kualitas pembelajaran Biologi siswa kelas X.2 SMA Negeri 2 Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012. Performan guru dalam proses pembelajaran mengalami peningkatan. Pada pra siklus, persentase performan guru yaitu 60%, pada siklus 1 sebanyak 86,67%, pada siklus 2 sebanyak 96,67%, dan pada siklus 3 mencapai 100%.

  Penelitian yang dilakukan oleh Lilik Budi Suryani dkk (Suryani, 2015), hasil penelitian menunjukkan bahwa ketercapaian kemampuan analisis materi konsep mol pada mata pelajaran kimia sebesar 36,00% pada siklus I menjadi 60,00% pada siklus II. Prestasi belajar aspek kognitif meningkat dari 60,00% pada siklus I menjadi 88% pada siklus II, sedangkan ketercapaian prestasi belajar aspek sikap sebesar 100% pada siklus I maupun siklus II. Dari angket respon balikan siswa diketahui sebesar 100% siswa memberikan respon positif terhadap pembelajaran menggunakan model pembelajaran PPL dilengkapi LKS. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran PPL dilengkapi LKS dapat meningkatkan prestasi belajar dan kemampuan analisis siswa.

  Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Martiani dan Rachmiati (2016), hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model PPL dapat meningkatkan hasil belajar matematika tentang operasi hitung campuran. Hasil belajar mata pelajaran matematika setelah menggunakan model PPL meningkat, hal ini bisa dilihat dari peningkatan hasil belajar siswa pada setiap siklusnya. Pada siklus I ketuntasan siswa mencapai 67,74% dari target pencapaian materi yang ditetapkan yaitu 75% dengan KKM 66 dan meningkat pada siklus II menjadi 80,65%.

  Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Fitryasari dan Masriyah (2016), dengan menerapkan model PPL pada materi volume kubus dan balok. Hasil analisis data menunjukkan: (1) kemampuan guru mengelola pembelajaran secara keseluruhan dapat dikategorikan sangat baik dengan skor rata-rata 3,74; (2) nilai rata-rata hasil belajar siswa yaitu 3,75≥2,67, sehingga hasil belajar dikatakan tuntas dan termasuk dalam kategori baik; (3) respons siswa terhadap pembelajaran dengan model pembelajaran PPL yaitu positif.

  Penelitian yang dilakukan oleh Hariyono (2016), hasil penelitian menunjukkan bahwa model PPL dapat meningkatkan kualitas pembelajaran PPKn. Kegiatan pembelajaran PPKn dengan menerapkan pembelajaran PPL dapat meningkatkan minat, perhatian, dan partisipasi siswa terhadap pembelajaran. Model PPL memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (72,22%), siklus II (80,55%) dan siklus III (86,11%). Siswa dapat bekerja secara mandiri maupun kelompok, serta mampu mempertanggungjawabkan segala tugas individu maupun kelompok. Selain itu, penerapan model PPL mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi, minat, dan partisipasi belajar siswa.

  Persamaan dan perbedaan antara penelitian yang telah dikaji dengan penelitian ini. Adapun persamaan kajian hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah persamaan variabel yang diukur yaitu hasil belajar yang diperoleh siswa dan model pembelajaran PPL. Adapun perbedaannya yaitu beberapa penelitian mengukur kemampuan menghitung, kemampuan analisis, kemampuan berpikir kreatif, dan kemampuan berpikir kritis. Selain perbedaan variabel, juga terdapat perbedaan pada jenjang sekolah subjek penelitian yaitu penelitian dilakukan di sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas.

  Hipotesis Penelitian

  Berdasarkan landasan teori, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas sebagai berikut. (1) Proses belajar muatan BI tema berbagai pekerjaan pada siswa kelas 4 SD N Salatiga 02 dapat ditingkatkan melalui model pembelajaran PPL yang dilakukan dengan tahapan penyampaian materi, pemberian latihan soal, pengajuan masalah atau soal, presentasi atau penyajian soal, dan menjawab soal. (2) Peningkatan proses pembelajaran melalui model PPL dapat meningkatkan hasil belajar muatan BI tema berbagai pekerjaan pada siswa kelas 4 SD Negeri Salatiga 02 semester 1 tahun 2017/2018.

  METODE PENELITIAN Setting Tempat dan Waktu Penelitian

  Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 SD Negeri Salatiga 02 yang terletak di Jalan Diponegoro nomor 12 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga. Lokasi sekolah berada di pusat kota Salatiga. SD Negeri Salatiga 02 juga berdekatan dengan SD Negeri Salatiga 01 dan SD Negeri Salatiga 09. Penelitian ini dilaksanakan pada semester 1 tahun ajaran 2017/2018. Penelitian ini dilakukan kurang lebih selama 6 bulan yang dimulai pada bulan September 2017- Februari 2018.

  Karakteristik Subjek Penelitian

  Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas 4 SD Negeri Salatiga 02 yang berjumlah 44 anak terdiri dari 18 laki-laki dan 26 perempuan. Rata-rata usia anak kelas 4 adalah 9 tahun. Kelas 4 dipilih sebagai subjek dalam penelitian ini karena berdasarkan pengalaman penulis ketika praktik mengajar magang 3, siswa kelas 4 mengalami kesulitan untuk mengungkapkan pendapat tentang isi cerita sehingga hasil belajar bahasa Indonesia yang diperoleh siswa kurang maksimal.

  Variabel Penelitian

  Penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas atau independen adalah variabel yang diduga sebagai penyebab timbulnya variabel lain. Variabel terikat atau dependen merupakan akibat yang ditimbulkan oleh variabel bebas. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran PPL. Sedangkan variabel terikatnya adalah proses belajar dan hasil belajar muatan bahasa Indonesia. Proses belajar dalam penelitian ini diterjemahkan dalam 2 istilah yaitu aktivitas kinerja guru dan aktivitas kinerja siswa. Hasil belajar dalam penelitian ini adalah hasil belajar kognitif muatan BI tema berbagai pekerjaan.

  Rencana Pelaksanaan Tindakan

  Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan secara kolaborasi antara peneliti dengan guru kelas. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model spiral yang dikembangkan oleh Kemmis dan McTaggart yang terdiri dari 3 tahapan yaitu perencanaan, tindakan dan observasi dan refleksi (Tampubolon, 2014:27).

  Rambu-rambu pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada kurikulum 2013 menurut Mawardi (2014: 119), siklus pembelajaran minimal 2 siklus. Masing-masing siklus, jika mengacu pada buku guru dan buku siswa terdiri dari 1 sub tema dengan 6 pembelajaran. Namun guru dapat melakukan modifikasi rancangan dan materi dalam buku siswa dengan menambahkan evaluasi pada akhir pembelajaran sehingga satu pembelajaran dapat dimaknai sebagai satu siklus. Mawardi (2014:119) mengemukakan bahwa kaitannya dengan satuan muatan, penelitian diperbolehkan mengamati proses dan dampak tindakan dalam satu muatan mata pelajaran yang dipandang masih bermasalah.

  Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan dalam dua siklus yang setiap siklus terdiri dari 3 pertemuan. Pertemuan pertama dan kedua ialah 2 pembelajaran dalam satu sub tema yang terdapat muatan BI, dan pertemuan ketiga merupakan evaluasi dari pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Apabila pembelajaran pada siklus 2 telah memenuhi pencapaian untuk proses belajar 85% telah dilaksanakan sesuai sintaks dan hasil belajar mencapai 90% siswa telah mencapai KKM, maka tidak perlu diadakan perbaikan kembali dan penerapan model pembelajaran PPL pada muatan BI dinyatakan berhasil.

  Teknik Pengumpulan Data

  Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari teknik tes dan teknik non tes. Teknik tes berbentuk soal pilihan ganda yang digunakan untuk mengukur hasil belajar yang diperoleh siswa. Soal yang diujikan telah diuji validitas dan reliabilitasnnya menggunakan IBM SPSS Statistic 20 dengan tingkat reliabilitas 0,827 pada siklus 1 dan 0,781 pada siklus 2. Teknik non tes digunakan untuk mengukur proses pembelajaran yang meliputi aktivitas kinerja guru dan aktivitas kinerja siswa. Penilaian proses pembelajaran diberikan dalam bentuk centang atau ceklis (Tampubolon, 2014:51).

  Teknik Analisis Data

  Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berbentuk data kuantitatif. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif dengan statistik deskriptif. Data hasil belajar diperoleh dari hasil tes yang dilakukan diakhir pembelajaran pada setiap siklusnya. Analisis data hasil belajar dilakukan dengan analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan hasil belajar berdasarkan nilai tes pada setiap siklusnya.

  HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Deskripsi Pra Siklus

  Berdasarkan hasil observasi terhadap aktivitas guru dan siswa pada saat pra siklus, dapat diketahui bahwa aktivitas guru dalam proses pembelajaran termasuk dalam kategori cukup dengan persentase yaitu 60%, sedangkan hasil observasi terhadap aktivitas siswa juga termasuk dalam kategori cukup tetapi pada rentang persentase bawah yaitu 49,2%. Siswa mengalami kesulitan untuk mengemukakan pendapat ataupun komentar yang berkaitan dengan teks wawancara ataupun teks cerita yang dibaca.

  Rendahnya aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran berdampak pada hasil belajar yang diperoleh siswa. Ketuntasan hasil belajar yang diperoleh siswa pada pra siklus, terdapat 34% siswa kelas 4 yang belum tuntas pada muatan bahasa Indonesia. Perlu adanya perbaikan sebagai upaya untuk meningkatkan proses pembelajaran sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa dapat meningkat.

  Deskripsi Siklus 1

  Pelaksanaan tindakan pada siklus 1 terdiri dari 3 tahapan yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan dan observasi, serta refleksi. Tahap perencanaan dilakukan oleh penulis bersama guru kolaborator. Hal-hal yang dilakukan pada tahap perencanaan yaitu diskusi dengan guru kelas mengenai materi pembelajaran yang akan digunakan saat penelitian, menyusun RPP untuk menentukan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan, mempersiapkan media pembelajaran yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran, mempersiapkan lembar kerja siswa, mempersiapkan soal evaluasi, dan mempersiapkan lembar observasi aktivitas guru dan siswa. Tahap pelaksanaan tindakan dilakukan oleh guru kolaborator pada tema 4 berbagai pekerjaan, sub tema 1 jenis-jenis pekerjaan, pembelajaran 1 dan 3. Tahap observasi dilaksanakan oleh observer untuk mengamati aktivitas kinerja guru dan siswa pada proses pembelajaran. Setelah tindakan terlaksana, tahap berikutnya adalah tahap refleksi sebagai bahan perbaikan untuk pelaksanaan siklus 2.

  Berdasarkan pengamatan proses pembelajaran muatan BI menggunakan model pembelajaran PPL pada siswa kelas 4 SD N Salatiga 02, diperoleh diperoleh data proses belajar siklus 1. Aktivitas kinerja guru dalam proses pembelajaran terdiri dari 27 indikator dengan rentang skor penilaian 1-5 disajikan dalam tabel berikut.

  

Tabel 1. Hasil Observasi Aktivitas Kinerja Guru Siklus 1

  No Aspek yang Diamati Indikator Skor Pertemuan 1 Pertemuan 2

  1. Kegiatan Awal 1-6

  32

  32

  2. Kegiatan Inti 8-13

  22

  23

  3. Kegiatan Penutup 14-19

  26

  27

  4. Penguasaan Materi Ajar 20-21

  10

  10

  5. Pemanfaatan Media 22-25

  14

  16

  6. Evaluasi 26-27

  8

  9 Total Skor 112 117 Persentase 83% 86,6% Kategori Sangat Baik Sangat Baik Rata-Rata Persentase Siklus 1 84,8%

  Sumber : Hasil Penelitian, Diolah (2018) Berdasarkan tabel 1, dapat diketahui bahwa penerapan model pembelajaran PPL pada siklus 1 mampu meningkatkan aktivitas kinerja guru pada pertemuan pertama dengan skor total 112 persentase 83% termasuk dalam kategori sangat baik. Pada pertemuan kedua siklus 1 aktivitas kinerja guru mengalami peningkatan dengan skor total 117 dan persentase menjadi 86,6% termasuk dalam kategori sangat baik. Rata- rata persentase aktivitas kinerja guru pada siklus 1 adalah 84,8% termasuk dalam kategori sangat baik.

  Seiring dengan peningkatan aktivitas kinerja guru pada proses pembelajaran, aktivitas kinerja siswa juga mengalami peningkatan. Aktivitas kinerja siswa pada proses pembelajaran terdiri dari 13 indikator dengan rentang skor penilaian 1-5. Aktivitas siswa pada siklus 1 disajikan dalam tabel berikut,

  

Tabel 2. Hasil Observasi Aktivitas Kinerja Siswa Siklus 1

  No Aspek yang Diamati Indikator Skor Pertemuan 1 Pertemuan 2

  1. Kegiatan Awal 1-6

  11

  13

  2. Kegiatan Inti 8-13

  28

  30

  3. Kegiatan Penutup 14-19

  11

  11 Total Skor

  50

  54 Persentase 77% 83% Kategori Baik Sangat Baik Rata-rata Persentase Siklus 1 80% Sumber : Hasil Penelitian, Diolah (2018)

  Berdasarkan tabel 2, dapat diketahui bahwa penerapan model pembelajaran PPL pada siklus 1 mampu meningkatkan aktivitas kinerja siswa dengan perolehan skor total 50 dengan persentase 77% termasuk dalam kategori baik pada pertemuan pertama, kemudian meningkat pada pertemuan kedua siklus 1 dengan perolehan skor total 54 persentase 83% termasuk dalam kategori sangat baik. Rata-rata persentase aktivitas kinerja siswa pada siklus 1 adalah 80% termasuk dalam kategori baik.

  Selanjutnya data hasil belajar muatan BI siklus 1 pada siswa kelas 4 SD N Salatiga 02 diperoleh setelah dilakukan tes evaluasi pada akhir siklus 1. Pada siklus 1 terdapat 36 siswa dengan persentase 82% telah mencapai KKM yang ditentukan.

  Sementara 8 siswa dengan persentase 18% belum mencapai KKM. Hasil belajar muatan bahasa Indonesia pada siklus 1 belum mencapai indikator keberhasilan 90% dari 44 siswa tuntas. Nilai rata-rata muatan BI pada siklus 1 juga mengalami peningkatan menjadi 83.

  Refleksi pada siklus 1 berdasarkan pada kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan yaitu terjadi peningkatan proses dan hasil belajar muatan BI. Guru telah melaksanakan langkah-langkah pembelajaran dengan runtut dan selalu memberi motivasi agar siswa tidak bosan untuk mengikuti kegiatan pembelajaran, tetapi guru terkadang masih mendominasi kegiatan pembelajaran untuk menggali pengetahuan siswa dan menarik perhatian siswa. Siswa aktif bertanya ketika mengalami kesulitan dalam kegiatan pembelajaran, tetapi siswa belum percaya diri ketika presentasi dan bertukar pertanyaan dengan teman sebangku, maka perlu dilakukan tindakan pada siklus 2.

  Deskripsi Siklus 2

  Perencanaan pada siklus 2 sama dengan siklus 1 tetapi dilakukan perbaikan rancangan berdasarkan refleksi siklus 1. Sebelum melaksanakan tindakan pada siklus kedua, penulis bersama guru kolaborator menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) menggunakan model pembelajaran PPL, menyusun lembar kerja siswa, menyusun soal evaluasi akhir siklus, dan mendiskusikan lembar observasi aktivitas kinerja guru serta lembar observasi aktivitas kinerja siswa. Proses pembelajaran dilaksanakan pada pembelajaran yang terdapat muatan BI yaitu tema 4 berbagai pekerjaan, sub tema 1 jenis-jenis pekerjaan, pembelajaran 4 dan 6. Pelaksanaan tindakan dilakukan oleh guru kelas 4 dan observasi dilakukan oleh observer. Setelah pelaksanaan tindakan, dilakukan kegiatan refleksi secara keseluruhan terhadap penerapan model pembelajaran PPL.

  Berdasarkan pengamatan proses pembelajaran muatan BI menggunakan model pembelajaran PPL pada siswa kelas 4 SD N Salatiga 02, diperoleh data proses belajar siklus 2. Aktivitas kinerja guru dalam proses pembelajaran terdiri dari 27 indikator dengan rentang skor penilaian 1-5 disajikan dalam tabel berikut,

  

Tabel 3. Hasil Observasi Aktivitas Kinerja Guru Siklus 2

  No Aspek yang Diamati Indikator Skor Pertemuan 1 Pertemuan 2

  1. Kegiatan Awal 1-6

  33

  33

  2. Kegiatan Inti 8-13

  26

  27

  3. Kegiatan Penutup 14-19

  28

  28

  4. Penguasaan Materi Ajar 20-21

  10

  10

  5. Pemanfaatan Media 22-25

  18

  19

  6. Evaluasi 26-27

  9

  9 Total Skor 124 126 Persentase 92% 93% Kategori Sangat Baik Sangat Baik Rata-rata Persentase Siklus 1 92,5%

  Sumber : Hasil Penelitian, Diolah (2018) Hasil observasi aktivitas kinerja guru pada pertemuan pertama siklus 2 mencapai skor 124 dengan persentase skor 92% termasuk dalam kategori sangat baik. Pada pertemuan kedua mengalami peningkatan dengan skor total mencapai 126 persentase 93% termasuk dalam kategori sangat baik. Rata-rata persentase hasil observasi aktivitas kinerja guru pada siklus 2 adalah 92,5% termasuk dalam kategori sangat baik.

  Seiring dengan peningkatan aktivitas kinerja guru pada proses pembelajaran, aktivitas kinerja siswa juga mengalami peningkatan. Aktivitas kinerja siswa pada proses pembelajaran terdiri dari 13 indikator dengan rentang skor penilaian 1-5. Aktivitas kinerja siswa pada siklus 2 disajikan dalam tabel berikut,

  

Tabel 4. Hasil Observasi Aktivitas Kinerja Siswa Siklus 2

  No Aspek yang Diamati Indikator Skor Pertemuan 1 Pertemuan 2

  1. Kegiatan Awal 1-6

  12

  13

  2. Kegiatan Inti 8-13

  29

  31

  3. Kegiatan Penutup 14-19

  14

  14 Total Skor

  55

  58 Persentase 84,6% 89,2 Kategori Sangat Baik Sangat Baik Rata-rata Persentase Siklus 1 86,9% Sumber : Hasil Penelitian, Diolah (2018)

  Hasil observasi aktivitas kinerja siswa pada pertemuan pertama siklus 2 mencapai skor 55 dengan persentase 84,6% termasuk dalam kategori sangat baik, kemudian meningkat lagi pada pertemuan kedua dengan skor total 58 dengan persentase 89,2% termasuk dalam kategori sangat baik. Rata-rata persentase aktivitas kinerja siswa pada siklus 2 adalah 86,9% termasuk dalam kategori sangat baik.

  Selanjutnya data hasil belajar muatan BI siklus 2 pada siswa kelas 4 SD Negeri Salatiga 02 diperoleh setelah dilakukan tes evaluasi pada akhir siklus 2. Pada siklus 2 terdapat 42 siswa dengan persentase 95,5% telah mencapai KKM yang ditentukan.

  Sementara 2 siswa dengan persentase 4,5% belum mencapai KKM. Hasil belajar muatan BI pada siklus 2 telah mencapai indikator keberhasilan 90% dari 44 siswa tuntas. Nilai rata-rata juga mengalami peningkatan menjadi 89.

  Refleksi siklus 2, guru telah melaksanakan langkah-langkah pembelajaran dengan runtut dan selalu memberi motivasi agar siswa tidak bosan untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Siswa aktif bertanya ketika mengalami kesulitan dalam kegiatan pembelajaran, siswa percaya diri ketika presentasi dan bertukar pertanyaan dengan teman sebangku. Secara keseluruhan proses pembelajaran pada siklus 2 telah terlaksana dengan sangat baik. Guru berusaha memperbaiki kelemahan-kelemahan proses pembelajaran pada siklus 1 dan meningkatkan proses pembelajaran dengan memunculkan kelebihan-kelebihan proses pembelajaran pada siklus 1, sehingga penerapan model pembelajaran PPL pada muatan BI dinyatakan berhasil meningkatkan proses dan hasil belajar.

  Analisis Komparatif

a) Proses Belajar

  Setelah dilakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran muatan BI pada pra siklus, siklus 1, dan siklus 2 diperoleh data aktivitas kinerja guru dan siswa yang disajikan dalam tabel berikut,

  

Tabel 5. Perbandingan Proses Belajar Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2

  No Tindakan Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2 skor % skor % skor %

  1 Aktivitas Kinerja Guru

  81 60 114,5 84,8 125 92,5

  2 Aktivitas Kinerja Siswa 32 49,2

  52 80 56,5 86,9 Sumber : Hasil Penelitian, Diolah (2018)

  Berdasarkan tabel 5, dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan aktivitas kinerja guru dan siswa dari pra siklus, siklus 1 dan siklus 2. Pada pra siklus, hasil observasi terhadap aktivitas kinerja guru mencapai skor total 81 dengan persentase 60% termasuk dalam kategori cukup. Rata-rata persentase aktivitas kinerja guru pada siklus 1 adalah 84,8% termasuk dalam kategori sangat baik. Rata-rata persentase hasil observasi aktivitas kinerja guru pada siklus 2 adalah 92,5% termasuk dalam kategori sangat baik. Seiring dengan peningkatan aktivitas kinerja guru, aktivitas kinerja siswa juga mengalami peningkatan dari pra siklus, siklus 1 dan siklus 2. Pada pra siklus, skor total aktivitas kinerja siswa adalah 32 dengan persentase 49,2% termasuk dalam kategori cukup. Rata-rata persentase aktivitas kinerja siswa pada siklus 1 adalah 80% termasuk dalam kategori baik. Rata-rata persentase aktivitas kinerja siswa pada siklus 2 adalah 86,9% termasuk dalam kategori sangat baik.

b) Hasil Belajar

  Hasil belajar diperoleh dari hasil tes evaluasi setiap akhir siklus. Dari pra siklus, siklus 1 dan siklus 2, terjadi peningkatan nilai rata-rata kelas dan persentase ketuntasan hasil belajar muatan BI. Adapun data perbandingan hasil belajar muatan BI disajikan dalam tabel berikut,

  

Tabel 6. Perbandingan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2

  No Ketuntasan Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2 F % F % F %

  1. Tuntas 29 66% 36 82% 42 95,5%

  2. Belum Tuntas 15 34% 8 18% 2 4,5% Jumlah 44 100% 44 100% 44 100% Rata-rata 77,25

  83

  89 KKM

  75

  75

  75 Sumber : Hasil Penelitian, Diolah (2018) Berdasarkan tabel 6 perbandingan ketuntasan hasil belajar muatan BI pada pra siklus, siklus 1, dan siklus 2 dapat diketahui bahwa hasil belajar muatan BI mengalami peningkatan. Pada pra siklus, 29 siswa telah mencapai KKM dengan persentase ketuntasan 66%. Pada siklus 1 meningkat menjadi 36 siswa yang telah mencapai KKM dengan persentase 82%. Pada siklus 2 meningkat menjadi 42 siswa dengan persentase 95,5%. Nilai rata-rata kelas juga mengalami peningkatan, pada pra siklus nilai rata-rata kelas 77,25. Pada siklus 1 mengalami peningkatan menjadi 83 dan pada siklus 2 nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 89. Dari data hasil belajar muatan BI dan ketuntasan belajar menggunakan model pembelajaran PPL dapat dikatakan berhasil dengan tercapainya indikator keberhas ilan penelitian tindakan dengan ketuntasan ≥ 90% dari 44 siswa.

  Pembahasan

  Berdasarkan hasil observasi terhadap aktivitas kinerja guru dan siswa pada saat pra siklus, dapat diketahui bahwa aktivitas kinerja guru dalam proses pembelajaran termasuk dalam kategori cukup dengan persentase yaitu 60%, sedangkan hasil observasi terhadap aktivitas kinerja siswa juga termasuk dalam kategori cukup tetapi ada pada rentang persentase bawah yaitu 49,2%. Siswa mengalami kesulitan untuk mengemukakan pendapat ataupun komentar yang berkaitan dengan teks wawancara ataupun teks cerita yang dibaca. Rendahnya aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran berdampak pada hasil belajar yang diperoleh siswa. Ketuntasan hasil belajar yang diperoleh siswa pada pra siklus, terdapat 34% siswa kelas 4 yang belum tuntas pada muatan BI dengan KKM ≥75. Perlu adanya perbaikan sebagai upaya untuk meningkatkan proses pembelajaran sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa dapat meningkat.

  Penerapan model PPL pada muatan BI dengan langkah-langkah meliputi: guru menjelaskan materi pelajaran kepada para siswa, guru memberikan latihan soal secukupnya, siswa diminta mengajukan 1 atau 2 buah soal yang menantang, siswa menyajikan soal temuannya di depan kelas dan siswa secara klasikal menjawab soal yang disajikan yang dilaksanakan pada siklus 1 dan siklus 2. Setelah siswa menyajikan soal temuannya, siswa diberi kesempatan untuk bertukar pertanyaan dan mengemukakan komentarnya berdasarkan cerita yang dibaca bersama dengan teman sebangkunya. Berdasarkan hasil observasi, siswa mampu menyusun pertanyaan dan mengemukakan pendapat ataupun komentar berdasarkan teks cerita yang dibaca. Penerapan model PPL terbukti dapat meningkatkan proses belajar muatan BI yang telah disajikan dalam tabel 2 dan 4.

  Seiring dengan peningkatan proses belajar, hasil belajar muatan BI pada pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 mengalami peningkatan. Pada pra siklus, 29 siswa telah mencapai KKM dengan persentase ketuntasan 66%. Pada siklus 1 meningkat menjadi 36 siswa yang telah mencapai KKM dengan persentase 82%. Pada siklus 2 meningkat menjadi 42 siswa yang telah mencapai KKM dengan persentase 95,5%. Berdasarkan hasil pencapaian ketuntasan pada siklus 2, maka hasil pelaksanaan tindakan telah mencapai indikator keberhasilan penelitian yang ditetapkan yaitu ≥ 90% siswa tuntas.

  Berdasarkan paparan diatas, penerapan model pembelajaran PPL dalam pembelajaran muatan BI pada kelas 4 SD N Salatiga 02 semester 1 tahun ajaran 2017/2018 selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Suparmi dkk (2013), hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran PPL mampu meningkatkan kualitas proses pembelajaran biologi dengan persentase aktivitas guru sebesar 100% pada siklus 3, penelitian yang dilakukan oleh Martiani dan Rachmiati (2016) ketuntasan hasil belajar matematika mencapai 80,65%, penelitian yang dilakukan oleh Husniah dan Saefurohman (2016) hasil penelitian menunjukkan persentase ketuntasan hasil belajar matematika mencapai 81,81%.

  Implikasi teoritis penerapan model pembelajaran PPL adalah memberikan gambaran bagaimana penerapannya pada muatan BI, sehingga dapat meningkatkan proses dan hasil belajar. Sedangkan implikasi praktis penelitian ini, siswa lebih komunikatif dengan cara bertukar pertanyaan dan saling mengemukakan pendapat berdasarkan teks cerita yang dibaca. Selain itu, model pembelajaran PPL dapat dijadikan alternatif pilihan bagi guru untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa.

  KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

  Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di kelas 4 SD Negeri Salatiga 02 semester 1 tahun ajaran 2017/2018 dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan proses dan hasil belajar muatan BI tema berbagai pekerjaan melalui penerapan model PPL. Proses kinerja guru meningkat menjadi 84,8% pada siklus 1 dan meningkat menjadi 92,5% pada siklus 2. Sedangkan proses kinerja siswa meningkat menjadi 80% pada siklus 1 dan meningkat menjadi 86,9% pada siklus 2. Melalui penerapan model PPL, siswa mampu menyusun pertanyaan dan mengemukakan pendapat ataupun komentarnya berdasarkan teks cerita yang dibaca.

  Seiring dengan meningkatnya proses belajar, hasil belajar muatan BI juga mengalami peningkatan. Persentase ketuntasan hasil belajar muatan BI meningkat menjadi 82% pada siklus 1 dan meningkat menjadi 95,5% pada siklus 2.

  Saran

  Saran dari penulis, guru dapat menerapkan model PPL sebagai salah satu pilihan model pembelajaran untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar muatan BI. Bagi siswa, sebaiknya siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran dan lebih percaya diri untuk mengungkapkan pendapat atau bertanya kepada guru jika ada materi pembelajaran yang belum dimengerti.

DAFTAR PUSTAKA

  Amri, S., & Ahmadi, I. K. (2010). Proses Pembelajaran Inovatif dan Kreatif Dalam Kelas. Jakarta: Prestasi Pustaka. Daniati, S. P. Dkk. (2016). Peningkatan Kemampuan Menghitung Bilangan Bulat Melalui Model Pembelajaran Problem Posing. Didaktika Dwija Indria , 2-3. Fitryasari, L., & Masriyah. (2016). Penerapan Model Pembelajaran Pengajuan Soal

  (Problem Posing) Pada Materi Volume Kubus dan Balok di Kelas VII SMP N 1 KRIAN. Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika , 64-72. Hamalik, Oemar. (2011). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Hariyono. (2016). Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar PKn Melalui Model

  Pembelajaran Problem Posing Pada Siswa Kelas IX B SMP N Ranuyoso Lumajang Semester Gasal Tahun Pelajaran 2014/2015. Jurnal Pendidikan dan Pengembangan Profesi , 2.

  Husniah, N., & Saefurohman, A. (2016). Penggunaan Model Pembelajaran Problem Posing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Mengubah Bentuk Pecahan. Primary .

  Martiani, E., & Rachmiati, W. (2016). Penerapan Model Problem Posing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Tentang Operasi Hitung Campuran.

  Ibtida'i , 160.

  Mawardi. (2014). Pemberlakuan Kurikulum SD/MI Tahun 2013 dan Implikasinya Terhadap Upaya Memperbaiki Proses Pembelajaran Melalui PTK. Scholaria , 109-119.

  Permendikbud nomor 57 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 SD/MI. Permendikbud nomor 23 tahun 2016 tentang Standar Penilaian Kurikulum 2013. R, A. Sriwenda. Dkk. (2013). Penerapan Pembelajaran Model Problem Posing Untuk

  Meningkatkan Kreativitas dan Prestasi Belajar Siswa pada Materi Laju Reaksi Kelas XI IPA 5 SMA Negeri 1 Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013. Jurnal Pendidikan Kimia , 2.

  Rusman. (2012). Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Bandung: Alfabeta Shoimin, A. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.

  Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Siswono, T. Y.E. (2008). Model Pembelajaran Matematika Berbasis Pengajuan dan Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif.

  Surabaya: Unesa University Press. Sudjana, Nana. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

  Suparmi, Suciati, & Harlita. (2013). Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan Model Problem Posing Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Biologi Siswa Kelas X.2 SMA Negeri 2 Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012. Jurnal Pendidikan Biologi , 108.

  Suryani, L. B. (2015). Implementasi Model Pembelajaran Problem Posing Dilengkapi LKS Untuk Meningkatkan Kemampuan Analisis dan Prestasi Belajar Materi Konsep Mol Siswa Kelas X SMA N 8 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014.

  Jurnal Pendidikan Kimia , 186-192.

  Susanti, E. L. Dkk. (2012). Efektivitas Pembelajaran Matematika Dengan Metode Problem Posing Berbasis Pendidikan Karakter. UNNES Journal Of Mathematics Education , 14.

  Tampubolon, S. (2014). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Erlangga.