PENGGUNAAN METODE DRILL DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERMAIN SEPAKBOLA DI KELAS VII SMPN 2 LUBUK BATU JAYA TAHUN PELAJARAN 20162017 Nifitri Siregar SMPN 2 Lubuk Batu Jaya

  Nifitri Siregar / JMP Online Vol. 2 No. 3 Maret (2018) 269-279 JMP Online Vol 2, No. 3, 269-279.

  © 2018 Kresna BIP.

  Jurnal Mitra Pendidikan (JMP Online) e-ISSN 2550-0481

   p-ISSN 2614-7254

  PENGGUNAAN METODE DRILL DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERMAIN SEPAKBOLA DI KELAS VII SMPN 2 LUBUK BATU JAYA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Nifitri Siregar SMPN 2 Lubuk Batu Jaya

  INFORMASI ARTIKEL ABSTRAK

  Dikirim : 11 Maret 2018 Proses kegiatan sepak bola yang dilaksanakan di Revisi pertama : 11 Maret 2018 SMPN 2 Lubuk Batu Jaya belum menunjukkan hasil yang Diterima : 16 Maret 2018 maksimal. Pemberian metode melatih sepak bola secara Tersedia online : 04 April 2018 konvensional, hal ini mengakibatkan kemampuan teknik dasar dalam bermain sepak bola masih kurang. Bentuk latihan yang menarik dan tidak membosankan, serta

  Kata Kunci : Metode Drill, suasana latihan yang menyenangkan mampu membuat Meningkatkan Kemampuan siswa bersemangat dan termotivasi dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sepak bola. Pada akhirnya Email : fitrihakiki11@gmail.com diharapkan dapat tercapainya peningkatan keterampilan gerak siswa dalam bermain sepak bola, terutama dalam tercapainya penguasaan teknik dasar sepak bola yang menunjang dalam permainan sepak bola yang baik.

  Berdasarkan hasil observasi terhadap aktivitas pembelajaran terlihat bahwa siswa menjadi aktif dan tidak cepat jenuh dalam pembelajaran.Persentase peningkatan aktivitas pembelajaran pada siklus 1 mencapai 72%, siklus 2 mencapai 90%, sementara skor harapan adalah aktivitas pembelajaran adalah 90%. Ini berarti target aktivitas pembelajaran sudah tercapai. Berdasarkan hasil evaluasi pada siklus 1 kemampuan passing atas siswa mengalami peningkatan dari kondisi awal yaitu: pada kondisi awal jumlah siswa yang mencapai nilai 75 baru 3 siswa (20%) dan pada siklus 1 meningkat menjadi 7 siswa (46,66%), kemudian pada siklus 2, meningkat menjadi 14 siswa yang mencapai nilai 75 bahkan lebih. Ini berarti target 90. dari jumlah siswa mencapai KKM dengan nilai 75 sudah tercapai.

  

Nifitri Siregar / JMP Online Vol. 2 No. 3 Maret (2018) 269-279

PENDAHULUAN Latar Belakang

  Pendidikan jasmani atau penjas tidak diujikan dalam ujian nasional, namun penjas perlu dipahami dan dikuasai oleh siswa, mengingat manfaat yang didapat dalam mempelajari penjas. Atas dan adanya penambahan bentuk latihan yang efektif dan efisien. Guna meningkatkan kemampuan passing atas sepak bola seorang guru bisa menggunakan salah satu metode latihan drill yang diharapkan agar siswa dapat meningkatkan keterampilan gerakannya, baik itu keterampilan gerak secara menyeluruh maupun keterampilan gerak dasarnya.

  Proses kegiatan sepak bola yang dilaksanakan di SMPN 2 Lubuk Batu Jaya belum menunjukkan hasil yang maksimal. Pemberian metode melatih sepak bola secara konvensional, hal ini mengakibatkan kemampuan teknik dasar dalam bermain sepak bola masih kurang. Bentuk latihan yang menarik dan tidak membosankan, serta suasana latihan yang menyenangkan mampu membuat siswa bersemangat dan termotivasi dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sepak bola. Pada akhirnya diharapkan dapat tercapainya peningkatan keterampilan gerak siswa dalam bermain sepak bola, terutama dalam tercapainya penguasaan teknik dasar sepak bola yang menunjang dalam permainan sepak bola yang baik.

  Selain itu, faktor lain yang mempengaruhi tidak tercapainya hasil prestasi yang maksimal adalah rendahnya minat siswa terhadap sepak bola di SMPN 2 Lubuk Batu Jaya, di mana kegiatan ini hanya diikuti sedikit siswa. Rendahnya minat siswa tersebut perlu ditelusuri faktor penyebabnya, apakah karena permainan sepak bola dirasa sulit bagi mayoritas siswa di SMPN 2 Lubuk Batu Jayaatau karena kegiatan ekstrakurikuler sepak bola kurang menarik bagi siswa baik dari segi permainannya maupun dari bentuk kegiatannya. Kondisi yang demikian seorang guru pendidikan jasmani dan pelatih harus mampu mengevaluasi dari semua faktor baik dari pihak guru atau pelatih maupun dari pihak siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepak bola.

  Bentuk latihan yang diasumsikan baik untuk meningkatkan kemampuan teknik dasar siswa dalam bermain sepak bola, terutama dalam usia muda adalah latihan drill. Bentuk latihan drill yang bersifat pengulangan pengulangan gerak yang terus-menerus, dimana intensitas siswa dalam bergerak menjadi semakin meningkat, diharapkan akan mampu diarahkan dan membentuk sikap dasar siswa dalam bergerak. Selain itu juga dapat mendisiplinkan dan mengotomatisasikan gerak siswa, dan secara menyeluruh dapat meningkatkan prestasi ekstrakurikuler sepak bola di sekolah. Kelebihan dari metode drill yaitu: 1) drill digunakan sampai gerakan yang benar bisa dilakukan secara otomatis atau menjadi terbiasa, serta menekankan pada keadaan tertentu gerakan itu harus dilakukan. 2) Siswa diarahkan agar berkonsentrasi pada kebenaran pelaksanaan gerakan serta ketepatan penggunaannya. 3) Selama pelaksanaan drill perlu selalu mengoreksi agar perhatian tetap tertuju pada kebenaran gerak. 4) Pelaksanaan drill disesuaikan dengan bagian-bagian dari situasi permainan olahraga yang sebenarnya. Hal ini bisa menimbulkan daya tarik dalam latihan. 5) Perlu dilakukan latihan peralihan dari situasi drill ke situasi permainan yang sebenarnya. 6) Suasana kompetitf perlu diciptakan dalam pelaksanaan drill, tetapi tetap ada kontrol kebenaran gerakannya. Kelemahan metode drill yaitu siswa mudah bosan dengan materi latihan

  

Nifitri Siregar / JMP Online Vol. 2 No. 3 Maret (2018) 269-279

  yang dilakukan secara terus menerus dan siswa yang tidak bisa melakukan dengan benar akan merasa tertekan dengan siswa siswa lain yang mahir dengan gerakan.

  Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Penggunaan metode Drill dalam upaya meningkatkan kemampuan bermain sepakbola di kelas VII SMPN 2 Lubuk Batu Jaya tahun pelajaran 2016/2017”.

  Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut “Adakah Pengaruh Latihan Metode Latihan Drill Terhadap Peningkatan Kemampuan bermain sepakbola di SMPN 2 Lubuk Batu Jaya?.

  Tujuan Penelitian

  Sesuai dengan masalah yang sudah dirumuskan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Metode Latihan Drill Terhadap Peningkatan Kemampuan sepak bola di SMPN 2 Lubuk Batu Jaya.

  KAJIAN PUSTAKA Metode Drill

  Drill merupakan kesatuan yang teratur dalam latihan. Menurut adhegora (2011:2) metode drill (metode latihan siap) merupakan metode yang lazim dipergunakan untuk menguasai gerakan-gerakan secara otomatis untuk mencapai kecakapan, keterampilan sesuatu cabang olahraga. Dalam teori connectionisme oleh Thorndike yang dikutip oleh admin (2010:2) yang ada hubungannya dengan metode drill menyatakan bahwa dengan latihan yang terus menerus, hubungan antara rangsang dan jawaban menjadi otomatis.

  Susilowati, (2013:66). Metode drill adalah suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan agar memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang dipelajari. Metode drill adalah suatu kegiatan melakukan hal yang sama, berulang-ulang secara sungguh-sungguh dengan tujuan untuk memperkuat suatu asosiasi atau menyempurnakan suatu keterampilan agar menjadi bersifat permanen.

  Syaiful, Sagala (2009:372) mengatakan bahwa hal yang perlu dipertimbangkan apabila menggunakan metode drill yaitu: 1) Drill digunakan sampai gerakan yang benar bisa dilakukan secara otomatis atau menjadi terbiasa, serta menekankan pada keadaan tertentu gerakan itu harus dilakukan. 2) Siswa diarahkan agar berkonsentrasi pada kebenaran pelaksanaan gerakan serta ketepatan penggunaannya. 3) Selama pelaksanaan drill perlu selalu mengoreksi agar perhatian tetap tertuju pada kebenaran gerak. 4) Pelaksanaan drill disesuaikan dengan bagian-bagian dari situasi permainan olahraga yang sebenarnya. Hal ini bisa menimbulkan daya tarik dalam latihan. 5) Perlu dilakukan latihan peralihan dari situasi drill ke situasi permainan yang sebenarnya. 6) Suasana kompetitf perlu diciptakan dalam pelaksanaan drill, tetapi tetap ada kontrol kebenaran geraknya.

  Metode drill merupakan metode pembelajaran yang menekankan pada penguasaan teknik suatu cabang olahraga yang dalam pelaksanaanya dilakukan secara berulang-ulang, (Muradi Ahmad, 2009:371) menyatakan, dalam metode drill siswa

  

Nifitri Siregar / JMP Online Vol. 2 No. 3 Maret (2018) 269-279

  melakukan gerakan-gerakan sesuai dengan apa yang diinstruksikan guru dan melakukannya secara berulang-ulang. Latihan berulang-ulang gerakan ini dimaksudkan agar terjadi otomatisasi gerakan. Oleh karena itu, dalam metode drill perlu disusun tata urutan pembelajaran yang baik agar siswa terlibat aktif, sehingga akan diperoleh hasil belajar yang optimal.

  Permainan Sepakbola Sepakbola merupakan permainan yang dimainkan dalam waktu 2 x 45 menit.

  Sepakbola merupakan permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari sebelas pemain, dan salah satunya penjaga gawang (Danny Mielke, 2007:7). Dengan durasi yang lama sepakbola tentu saja menuntut daya tahan baik fisik maupun psikis pemain agar mampu bermain baik dan berkosentrasi sehingga kemenangan dapat didapatkan. Sepakbola merupakan olahraga yang populer di Indonesia bahkan di seluruh dunia. Hampir semua laki-laki baik anak-anak, remaja, pemuda, orang tua pernah melakukan olahraga sepakbola meskipun tujuan melakukan olahraga ini berbeda-beda, ada yang sekedar untuk rekreasi, untuk menjaga kebugaran atau sekedar menyalurkan hobby/kesenangan (Subagyo Irianto, 2010:1). Sepakbola adalah permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari sebelas pemain, dan salah satunya penjaga gawang (Sucipto dkk, 2000:7). Walaupun sepakbola adalah permainan beregu namun setiap pemain harus menguasai teknik dasar baik itu dengan bola maupun tanpa bola. Sepakbola adalah permainan yang sederhana dan rahasia permainan sepakbola ialah melakukan hal-hal sederhana sebaik-baiknya (Eric C. Batty, 2007:5).

  Dari pengertian diatas dapat disimpulkan sepakbola adalah permainan tim yang terdiri dari sebelas pemain termasuk penjaga gawang, yang menggunakan unsur kemampuan skill individu dan kelompok untuk mencetak banyak gol dan meraih kemenangan.

  Dalam permainan sepakbola mengenal berbagai macam teknik dasar yang harus dikuasai oleh pemain sepakbola. Teknik tersebut dibagi menjadi 2 macam yaitu: a.

  Teknik badan (body technics)/gerakan permaianan sepakbola tanpa bola dan teknik dengan bola. Teknik badan secara umum terdiri dari kecepatan (speed), kekuatan (strength), daya tahan otot (endurance), kelincahan (agility), kelenturan (flexibility), dan secara khusus dalam permainan sepakbola adalah lari, melompat dan gerak tipu.

  b.

  Sedangkan teknik dengan bola antara lain adalah menendang bola, menerima bola (kontrol) bola, menyundul bola (heading), menggiring bola (dribbling), lemparan kedalam (throw in), merampas bola (tackling), gerak tipu dengan bola, dan teknik penjaga gawang.

  Teknik Dasar Dalam Permainan Sepak Bola

  Seperti yang kita ketahui, bahwasannya sepak bola adalah jenis olahraga yang mengandalkan kecepatan, kemampuan dan strategi. Agar bisa bermain sepak bola dengan baik, kamu harus menguasai teknik dasar dalam permainan sepak bola.

  

Nifitri Siregar / JMP Online Vol. 2 No. 3 Maret (2018) 269-279

2.

  Menendang bola (kicking), yaitu teknik menendang dan menembak ke arah gawang lawan.

  3. Mengumpan bola (passing), yaitu teknik mengoper bola ke teman satu tim.

  4. Menghentikan bola (stopping), yaitu teknik menghalau bola yang terlalu kuat ditendang.

  5. Menyundul bola (heading), yaitu teknik menerima umpan bola yang melayang dari atas.

  6. Merebut bola (intercepting), yaitu teknik mengambil/merampas bola dari lawan.

  7. Menyapu bola (sliding tackle), yaitu teknik merampas bola dengan men-sliding pemain lawan.

  8. Lemparan ke Dalam (trow-in), yaitu teknik melempar bola ke dalam ketika bola keluar lapangan.

  9. Menangkap bola (goal keeping), yaitu teknik mempertahankan gawang agar tidak kemasukan.

  METODE PENELITIAN Lokasi dan Subjek Penelitian

  Penelitian ini berlokasi di SMPN 2 Lubuk Batu Jaya dengan subjek penelitian siswa kelas VIII.

  Teknik Pengumpul Data

  Pada penelitian ini teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah teknik tes dan observasi. Secara operasional pengertian tes menurut Masnur Muslich (2010: 146), adalah sejumlah tugas yang harus dikerjakan oleh yang di tes. Teknik tes untuk mengetahui peningkatan hasil belajar. Observasi digunakan untuk mengetahui kekurangan atau kesulitan siswa dengan media yang digunakan pada proses pembelajaran.

  Analisis Data

  Data berupa angka akan dianalisis dengan analisis deskriptif komparatif, yakni membandingkan antara kondisi awal dengan perubahan yang terjadi pada setiap tindakan. Peningkatan yang terjadi akan ditampilkan dalam bentuk tabel sederhana untuk mendukung deskripsi verbal. Data kualitatif hasil pengamatan akan dianalisis dengan analisis deskripsi kritis dengan cara menampilkan data, menghubungkan dan menganalisis secara sebab akibat (Suwandi, 2008: 70).

  Indikator Kinerja

  Indikator kinerja merupakan pedoman yang digunakan untuk mengukur tingkat ketuntasan siswa dalam belajar. Indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan pembelajaran dirumuskan sebagai berikut: 1.

  Proses perbaikan hasil belajar materi sepakbola pada peserta ekstrakulikuler dinyatakan berhasil jika 90% dari jumlah siswa tuntas belajar atau mendapat nilai yang sama atau lebih dengan KKM Penjasorkes materi sepakbola yaitu dengan nilai 75.

  2. Aktivitas dalam pembelajaran mencapai 90% (kriteria tinggi).

  

Nifitri Siregar / JMP Online Vol. 2 No. 3 Maret (2018) 269-279

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Kondisi Awal

  Berdasarkan hasil observasi pada kondisi awal diketahui bahwa pada kegiatan pembelajaran guru masih menerapakan metode yang konfensional di mana anak diberi materi pembelajaran, dijelaskan, disuruh mempraktekkan berulang-ulang, kemudian diadakan evaluasi dan selesai, tanpa memperhatikan kemauan dan karakteristik siswa. Hasil belajar siswa pada kondisi awal menunjukkan bahwa dari 15 siswa baru 3 siswa (20%) yang mencapai kriteria yang telah ditetapkan, yaitu sebesar 75,0 (kriteria baik), dengan rata-rata nilai 64,40. Sedangkan 12 siswa (80%) belum mencapai kriteria yang diharapkan.

  Berdasarkan hasil penelitian kegiatan pada kondisi awal di atas maka dapat diketahui bahwa kemampuan peserta didik SMPN 2 Lubuk Batu Jaya masih tentang teknik dasar sepakbola masih rendah. Tingkat kemampuan siswa belum mencapai kriteria ketuntasan minimal yang diharapkan. Kebanyakan kesalahan siswa yang terjadi karena perkenaan bola yang kurang tepat.

  Siklus 1 a.

Perencanaan

  Setelah dilakukan analisis dan refleksi pada kondisi awal, peneliti bersama dengan kolaborator merumuskan penyebab timbulnya masalah tersebut. Dari hasil observasi, diketahui bahwa guru hanya menjelaskan, memberi contoh dan memberi tugas gerak berulang- ulang sesuai materi lalu selesai,tanpa menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan kemampuan siswa. Akibat pembelajaran tersebut siswa tidak nampak gembira, siswa cenderung tidak sungguh-sungguh dan hanya semaunya sendiri, karena sudah capai. Berdasarkan dari masalah yang ditemukan, kemudian penulis bersama kolaborator, merencanakan tindakan, yang bertujuan untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul, serta hal-hal yang harus dilakukan dalam kegiatan pembelajaran. Melalui diskusi antara peneliti dengan kolaborator dicapai kesepakatan untuk menggunakan bola dalam pembelajaran passing atas bola voli mini. Bertolak dari masalah- masalah tersebut di atas, maka peneliti dan membuat rencana pembelajaran pada materi teknik dasar permainan sepakbola b.

Pelaksanaan

  Proses tindakan pada siklus 1 difokuskan pada pembelajaran teknik dasar men. Digunakannya bola bertujuan untuk meningkatkan gairah belajar siswa, untuk menarik perhatian siswa dan untuk meningkatkan frekwensi gerak siswa, karena pada prinsipnya kemampuan gerak dapat dicapai dengan cara mengulang-ulang gerakan. Dengan menggunakan bola diharapkan aktivitas siswa menjadi lebih meningkat dan siswa juga lebih bersemangat. Berdasarkan tujuan tersebut maka pembelajaran pada siklus 1 Proses pembelajarannya adalah sebagai berikut: 1)

  Kegiatan awal (± 10 menit) diawali dengan salam, presensi kehadiran siswa, memberikan apersepsi, menjelaskan materi pembelajaran teknik dasar menggiring bola

  

Nifitri Siregar / JMP Online Vol. 2 No. 3 Maret (2018) 269-279

  2)

Kegiatan inti (± 50 menit) Pada pelaksanaan inti pembelajaran siswa dibagi menjadi 3 kelompok, Diawali dengan contoh dari guru tentang cara melakukan

  menggiring bola dengan menggunakan bola kemudian ditirukan siswa. Adapun pembelajaran passing atas pada bola voli adalah sebagai berikut: a) Latihan teknik closed dribling.

  b) Latihan teknik speed dribling.

  c) Latihan teknik menggiring bola dengan kaki bagian dalam d) Latihan teknik menggiring bola dengan kaki bagian luar. 3) Kegiatan akhir (± 10 menit) selesai kegiatan dilanjutkan dengan evaluasi kemudian pendinginan. Setelah melakukan pendinginan siswadibariskan, berhitung, dipimpin berdo’a dan dibubarkan. Pada tahap akhir guru menjelaskan tentang kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dan memberikn pujian pada siswa sebagai motivasi. Dengan penjelasan guru diharapkan siswa mampu mengurangi kesalahan-kesalahan pada pertemuan berikutnya. Akhir dari kegiatan ini adalah evaluasi. Hasil evaluasi siklus 1 dbandingkan dengan kondisi awal. Diharapkan nilai siklus 1 lebih baik jika dibandingkan dengan kondisi awal.

  Berdasarkan hasil evaluasi pada siklus 1, kemampuan siswa dalam melakukan passing atas mengalami peningkatan dari kondisi awalyaitu dari rata-rata nilai 64,40 menjadi rata-rata 70,66 Dilihat dari 58 pencapaian target KKM yang telah ditetapkan yaitu 75,0, juga terlihat ada peningkatan, yaitu dari 3 siswa (20%) menjadi 7 siswa (46,66%) yang mendapatkan nilai sama atau di atas 75,0. Siswa yang belum berhasil sabagian besar disebabkan karena pada saat perkenaan dan sikap akhir passing atas bola voli belum benar.

  c.

Observasi

  Untuk mengetahui apakah dalam pelaksanaan pembelajaran padasiklus 1 berhasil atau tidak, maka selama proses pembelajaran berlangsung aktivitas pembelajaran diamati oleh observer aktivitas pembelajaran mencapai skor 72%, sementara skor harapan 59 adalah 90%. Belum tercapainya aktifitas pembelajaran disebabkan antara lain karena interaksi belajar belum maksimal, keterlibatan siswa juga belum maksimal, sehinga secara keseluruhan proses pembelajaran belum bisa mencapai target yang diharapkan.

  d.

Refleksi

  Berdasarkan hasil pengamatan, aktivitas pembelajaran pada siklus 1 pada siklus 1 mencapai 72% angka tersebut termasuk kriteria baik sementara harapan dari aktivitas pembelajaran mencapai 90% (kriteria tinggi). Belum tercapainya aktifitas pembelajaran disebabkan antara lain karena interaksi belajar belum maksimal, keterlibatan siswa juga belum maksimal, sehinga secara keseluruhan proses pembelajaran belum bisa mencapai target yang diharapkan. Berdasarkan hasil evaluasi pada siklus 1, kemampuan siswa dalam menggiring bola mengalami peningkatan dari kondisi awal yaitu dari rata-rata nilai 64,40 menjadi rata-rata nilai 70,66. Dilihat dari pencapaian target KKM yang telah ditetapkan yaitu 75,0 juga terlihat ada peningkatan, yaitu dari 3 siswa menjadi 7 siswa (46,66%) yang mendapatkan nilai sama dengan atau diatas 75,0. Siswa yang belum berhasil sebagian besar disebabkan karena dalam melakukan dribbling sikap akhir belum

  

Nifitri Siregar / JMP Online Vol. 2 No. 3 Maret (2018) 269-279

  benar. Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi tersebut di atas maka perlu adanya upaya tindak lanjut pada siklus 2. Siklus 2 diharapkan aktifitas siswa dapat ditingkatkan, frekwensi gerak siswa dapat ditingkatkan, dan siswa berantusias untuk mengikuti proses pembelajaranyang berlangsung, sehingga hasil belajar siswa juga dapat meningkat sesuai dengan apa yang diharapkan.

  Siklus 2 a.

Perencanaan

  Berdasarkan refleksi yang telah dilakukan oleh peneliti dan kolaborator telah ditemukan kekurangan-kekurangan proses pembelajaran pada siklus 1 yaitu: interaksi belajar belum maksimal, keterlibatan siswa juga belum maksimal, sehingga secara keseluruhan proses pembelajaran belum bisa mencapai target yang diharapkan. Berdasarkan hasil evaluasi pada siklus 1, jumlah siswa yang mendapat nilai sesuai dengan KKM juga baru 7 siswa atau 46,66% sementara target yang harus dicapai adalah 90%. Sedangkan siswa yang belum mencapai KKM berjumlah 8 siswa atau 53,33%. Berdasarkan dari permasalahan yang ditemukan, merencanakan tindakan, yang bertujuan untuk mengatasi permasalahan tersebut, serta hal-hal yang harus dilakukan dalam kegiatan pembelajaran.

  b.

Pelaksanaan Tindakan

  Proses tindakan pada siklus 2 difokuskan pada pembelajaran teknik dasar menendang bola. Sebagaimana disebutkan di atas bahwa tujuan metode ini adalah untuk meningkatkan gairah belajar siswa, untuk menarik perhatian siswa dan untuk meningkatkan partisipasi belajar siswa, karena pada prinsipnya kemampuan gerak dapat dicapai dengan cara mengulang-ulang gerakan, dengan menggunakan bola pada pembelajaran teknik menendang bola diharapkan partisipasi siswa dalam belajar menjadi meningkat. Sesuai dengan tujuan tersebut maka pembelajaran pada siklus 2 di fokuskan pada pembelajara menendang bola bola voli dengan menggunakan bola. Proses pembelajarannya adalah sebagai berikut: 1)

  Kegiatan awal (± 10 menit) diawali dengan salam, presensi kehadiran siswa, memusatkan perhatian, menjelaskan materi passing atas, dilanjutkan melakukan pemanasan bermain menjala ikan. 2)

  Kegiatan inti (± 50 menit) Pada pelaksanaan inti pembelajaran siswa dibagi menjadi 3 kelompok. Adapun model bermainnya adalah sebagai berikut: a) Latihan Menendang bola dengan sisi dalam kaki b) Latihan Menendang bola dengan sisi luar kaki.

  c) Latihan Menendang bola dengan punggung kaki (kura-kura)

  d) Latihan Menendang bola dengan punggung sisi dalam kaki 3) Kegiatan akhir (± 10 menit). Selesai kegiatan dilanjutkan dengan evaluasi kemudian siswa diberi pendinginan dengan cara dudukmelingkar rileks sambil mendengarkan penjelasan guru. Usai pendinginan siswa dibariskan, berhitung, dipimpin berdo’a, dan dibubarkan untuk bersiap pelajaran selanjutnya. Pada tahap akhir guru menjelaskan tentang kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dan memberikn pujian pada siswa sebagai motivasi. Akhir dari kegiatan ini adalah evaluasi untuk mengetahui perkembangan dan peningkatan prestasi belajar siswa dalam proses pembelajaran sepak bola. Hasil evaluasi siklus 2

  

Nifitri Siregar / JMP Online Vol. 2 No. 3 Maret (2018) 269-279

  dibandingkan dengan siklus 1. Diharapkan hasil evaluasi nilai siklus 2 lebih baik jika dibandingkan dengan siklus 1 Berdasarkan hasil evaluasi pada siklus 2, kemampuan siswa dalam melakukan teknik menendang bola mengalami peningkatan dari siklus 1 yaitu dari rata-rata nilai 64,40 menjadi rata-rata nilai 76,66 dilihat dari pencapaian target KKM yang telah ditetapkan yaitu 75,0 secara 64 keseluruhan sudah dapat mencapai target yang telah ditetapkan tersebut.

  c.

  Observasi Untuk mengetahui apakah dalam pelaksanaan tindakan pada siklus 2 pembelajaran menendang bola dengan menggunakan bola berhasil atau tidak. Pada akhir pembelajaran siklus 2, berdasarkan hasil observasi terhadap proses pembelajaran ternyata sudah mencapai 90%, sementara skor harapan adalah mencapai 90%. Ini berarti target aktivitas pembelajaran pada siklus 2 sudah dapat dicapai.

  d.

Refleksi

  Pada akhir proses siklus 2, berdasarkan hasil observasi terhadap aktivitas guru ternyata mengalami peningkatan yang cukup pesat dibandingkan dengan pertemuan-pertemuan sebelumnya. Hal ini dapat ditunjukkan dengan hasil observasi yang dapat mencapai skor 90% dimana angka tersebut termasuk pada kriteria tinggi, yang berarti bahwa aktivitas pembelajaran sudah tinggi. Berdasarkan hasil evaluasi pada siklus 2, kemampuan siswa dalam melakukan teknik menendang bola mengalami peningkatan yang sangat pesat dibandingkan pada pertemuan sebelumnya, hal ini ditunjukkan dengan hasil evaluasi siswa yang bisa mencapai rata-rata 76,66 Siswa secara keseluruhan sudah mampu mencapai target KKM yang telah ditetapkan yaitu 75,0 bahkan melebihi dari kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan.

  Pembahasan 1.

Siklus I

  Pada siklus pertama tindakan dalam proses pembelajaran teknik menggiring bola dengan menggunakan bola sudah tepat. Pada siklus pertama proses pembelajarannya, siswa belajar teknik teknik dalam menggiring bola menggunakan bola. Dalam proses pembelajarannya siswa merasa senang dan bergembira dengan tidak melupakan teknik gerak passing atas yangbenar. Peralatan yang digunakan murah, fleksibel dan dapat ditemukan di mana-mana serta tidak membahayakan bagi siswa yang menggunakannya. Metode pengajarannya telah memenuhi kriteria dikdaktik metodik dan disesuaikan dengan karakteristik pertumbuhan dan perkembangan siswa sehingga siswa merasa mudah melakukan setiap gerakan yang dilakukannya.

  Pada siklus II tindakan dalam proses pembelajaran teknik menendang bola juga sudah tepat. Pada siklus II ini guru membuat variasi belajar menggunakan bola sedikit berbeda dibandingkan pada siklus I, pada siklus II ditambah dengan bermain bola dan dipertadingkan. Pada permainan ini ternyata tingkat kemampuan passing

  

Nifitri Siregar / JMP Online Vol. 2 No. 3 Maret (2018) 269-279

  atas siswa menjadi lebih baik, karena siswa lebih tertantang dan termotifasi untuk melakukan passing dengan baik dengan harapan dapat memenangkan pertandingan.

  KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

  Berdasarkan hsil dan pembahasan penelitian maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran passing atas melalui pendekatan bermain melempar bola (bola plastik) pada perserta ekstrakulukuler selama 2 siklus dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, hal ini dapat dibuktikan dari hasil observasi pembelajaran dan hasil evaluasi: Berdasarkan hasil observasi terhadap aktivitas pembelajaran terlihat bahwa siswa menjadi aktif dan tidak cepat jenuh dalam pembelajaran. Persentase peningkatan aktivitas pembelajaran pada siklus 1 mencapai 72%, siklus 2 mencapai 90%, sementara skor harapan adalah aktivitas pembelajaran adalah 90%. Ini berarti target aktivitas pembelajaran sudah tercapai. Berdasarkan hasil evaluasi pada siklus 1 kemampuan passing atas siswa mengalami peningkatan dari kondisi awal yaitu: pada kondisi awal jumlah siswa yang mencapai nilai 75 baru 3 siswa (20%) dan pada siklus 1 meningkat menjadi 7 siswa (46,66%), kemudian pada siklus 2, meningkat menjadi 14 siswa yang mencapai nilai 75 bahkan lebih. Ini berarti target 90. dari jumlah siswa mencapai KKM dengan nilai 75 sudah tercapai.

  Saran

  Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka perlulah kiranya kreativitas dalam pengadaan sarana dan prasarana pembelajaran di sekolah-sekolah, untuk meningkatkan kemampuan passing atas khususnya dan untuk meningkatkan kemampuan materi penjasorkes pada umumnya. Atas dasar simpulan danimplikasi tersebut maka disarakan hal-hal sebagai berikut: 1)

  Bagi lembaga pendidikan, hendaknya menunjang fasilitas pengajaran, salah satunya adalah dengan menggunakan media pembelajaran, penggunanan media bermain ini dapat digunakan sebagai variasi model pembelajaran. 2)

  Bagi guru, agar berusaha untuk mencari alternatif lain berkaitan dengan alat yang digunakan jika situasi dan kondisi tidak memungkinkan, sebelum pengajaran dilaksanakan, terlebih dahulu melakukan identifikasi awal tentang kelemahan (permasalahan) dalam pembelajaran sehingga dapat diterapkan metode dan media yang tepat.

  DAFTAR PUSTAKA Adhegora. (2011). Metode Drill Menurut Para Ahli. [Online].

  Admin. (2010) Drill and pratice. In Great News Network Online. Batty, Eric C. (2007). Latihan Metode Baru Sepak Bola Serangan. Bandung: Pioner

  Jaya Danny, Mielke. (2007). “Dasar-dasar Sepakbola”. Bandung: Pakar Raya. Eka

Pramadi. (2004). “Pendidikan Jasmani Media berolahraga dan prestasi”.Jakarta: Ghilia Indonesia

  Jakarta: Pusat Perbukuan Kementrian Pendidikan Nasional Tahun 2010. Jakarta: Pusat Pembukuan Kementrian Pendidikan Nasional Tahun 2010.

  Nifitri Siregar / JMP Online Vol. 2 No. 3 Maret (2018) 269-279 Juari, wagiono, Sukiri.

  (2010). “Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan”. Jakarta: CV Bima Pustaka

  Masnur Muslich. (2010). “Melaksanakan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) Itu Mudah”. Jakarta: Bumi Aksara. Muradi, Ahmad (2009) . In Pdfpath online : pdf Sarwiji, Suwandi. (2008).

  “Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan KaryaIlmiah”. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13. Sutrisno, Budi. (2010). “Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 2”. Susilowati, E., Santosa, S., & Hamidi, N. (2013). Pengunaan Metode Pembelajaran

  Drill Sebagai Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Akuntansi. Jupe-Jurnal Pendidikan Ekonomi, 1(3). Retrieved from http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/ekonomi/article/view/2563

Sodikin, Chandra. (2010).“Pendidikan Jasmani Olahraga danKesehatan”

  Syaiful, Sagala (2009). Metode Drill. UNY. (2011). “Pedoman Tugas Akhir”. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.