PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS XI IPA.3 SMA NEGERI 2 TEMBILAHAN Asniadarni SMA Negeri 2 Tembilahan Riau

  JMP Online Vol 2, No. 3, 280-291. © 2018 Kresna BIP.

  Jurnal Mitra Pendidikan (JMP Online) e-ISSN 2550-0481

   p-ISSN 2614-7254

  PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS XI IPA.3 SMA NEGERI 2 TEMBILAHAN Asniadarni SMA Negeri 2 Tembilahan Riau

  INFORMASI ARTIKEL ABSTRAK

  Dikirim : 26 Maret 2018 Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan Revisi pertama : 27 Maret 2018 aktivitas dan hasil belajar kimia melalui penerapan model Diterima : 02 April 2018 pembelajaran kooperatif type Student Teams Achievement Tersedia online : 04 April 2018 Division (STAD). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

  XI IPA.3 SMA Negeri 2 Tembilahan pada semester genap Tahun Pelajaran 2015/2016. Data pada penelitian ini Kata Kunci : Aktivitas,Hasil Belajar, bersumber dari keaktifan siswa dan hasil belajar siswa Student Teams Achievement Di vision (STAD) pada setiap siklusnya sedangkan teknik pengumpulan datanya dengan menggunakan format instrumen aktivitas siswa dan penilaian hasil belajar masing-masing siklus.

  Email : yasniveri09@gmail.com Prosedur dalam penelitian ini adalah merupakan siklus kegiatan yang terdiri dari dua siklus, di mana setiap siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

  Hasil penelitian diperoleh bahwa aktivitas dan hasil belajar siswa meningkat. Peningkatan itu tampak pada aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II untuk kategori nilai A dari 22,5% menjadi 55,1%, penurunan nilai B dari 35,7% menjadi 31,5% dan nilai C dari 38,9% menjadi 13,4%. Sedangkan hasil belajar siswa terjadi peningkatan yang signifikan dari siklus I ke siklus II yaitu dari 37,5% menjadi 66,7% pada kategori tuntas, dan terjadi penurunan pada siswa tidak tuntas dari 62,5% menjadi 33,3%.

  Berdasarkan hasil penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas dan hasil belajar kimia kelas XI IPA 3 dengan penerapan model pembelajaran Kooperatif type Student Teams Achievement Division (STAD).

  PENDAHULUAN Latar Belakang

  Mata Pelajaran Kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit bagi siswa saat ini. Akibatnya, banyak siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) yang tidak berhasil dalam belajar kimia. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa antara lain : rendahnya motivasi belajar siswa, kondisi lingkungan siswa, sarana pendukung dan metode pembelajaran serta guru yang belum maksimal melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Untuk itu salah satu alternatif pemecahan masalah adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pembelajaran kooperatif tipe ini lebih menekankan kepada hasil pencapaian secara bersama dalam kelompok bahwa dalam pembelajaran kooperatif peserta didik akan lebih mudah menemukan konsep serta lebih mudah memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka dapat mendiskusikan masalah-masalah dengan kelompoknya. Hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Kimia di SMA Negeri 2 Tembilahan belum mencapai tingkat yang diharapkan (sebanyak 56 % belum mencapai KKM berdasarkan analisis hasil ulangan harian peserta didik tahun 2015). Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa antara lain : rendahnya motivasi belajar siswa, kondisi lingkungan siswa, sarana pendukung dan metode pembelajaran serta guru yang belum maksimal melaksanakan proses pembelajaran di kelas .Banyak upaya yang sudah dilakukan dalam upaya meningkatkan aktifitas belajar dan memperbaiki hasil belajar peserta didik. Namun demikian belum mencapai hasil yang diharapkan sehingga diperlukan upaya lain untuk mewujudkannya. Model pembelajaran yang menarik siswa, yang sesuai dengan materi ajar, melibatkan peserta didik sangat diperlukan untuk dilakukan, menggantikan metode klasik yang selama ini banyak diterapkan dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Mata pelajaran kimia menuntut peserta didik mampu menghubungkan antara konsep yang satu dengan konsep yang lain. Pengetahuan tentang hubungan antar konsep-konsep ini diharapkan akan membantu peserta didik memahami pelajaran kimia. Rendahnya pemahaman peserta didik untuk menghubungkan antar konsep menjadi salah satu faktor penyebab rendahnya hasil belajar kimia. Alternatif pemecahan masalah yang di ajukan adalah penggunaan peta konsep melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD. Penerapan pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar peserta didik pada pelajaran Kimia di kelas XI IPA 3 SMA Negeri 2 Tembilahan tahun 2016.

  Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar kimia siswa kelas

  XI IPA.3 SMA Negeri 2 Tembilahan tahun 2016”?.

  Tujuan Penelitian

  Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk: Meningkatkan aktivitas dan hasil belajar fisika siswa kelas XI IPA.3 SMA Negeri 2 Tembilahan tahun 2016 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif type Student Teams Achievement Division (STAD).

  Manfaat Penelitian

  Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat: 1. Guru mata pelajaran kimia, bermanfaat sebagai bahan inovasi dalam pembelajaran untuk meningkatkan kualitas kegiatan pembelajaran.

  2. Sekolah, bermanfaat untuk memperoleh informasi mengenai model-model pembelajaran yang biasa diterapkan di kelas menggantikan metode klasik/ceramah.

  3. Siswa, sebagai salah satu solusi dalam upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar kimia.

  KAJIAN PUSTAKA Pembelajaran Kimia

  Mata pelajaran Kimia perlu diajarkan untuk tujuan yang lebih khusus yaitu membekali peserta didik pengetahuan, pemahaman dan sejumlah kemampuan yang dipersyaratkan untuk memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu dan teknologi. Pembelajaran kimia dapat terlaksana dengan baik dengan adanya interaksi pembelajaran yang menarik antara guru dan peserta didik. Keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Misalnya, strategi belajar mengajar, metode dan pendekatan pembelajaran, serta sumber belajar yang digunakan baik dalam bentuk buku, modul, lembar kerja, media, dan lain-lain. Kualitas pembelajaran juga dipengaruhi oleh perbedaan individu peserta didik, baik perbedaan gaya belajar, perbedaan kemampuan, perbedaan kecepatan belajar, latar belakang, dan sebagainya.

  

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ((Student Teams Achievement

Devision)

  Pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah suatu metode yang digunakan oleh guru untuk meningkatkan pembelajaran di kelas. ada tiga komponen mendasar dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu: (1) group goal, bekerja sama dalam kelompok dan membantu satu sama lain dalam mencapai tujuan kelompok; (2)

  

individual accountability , setiap anggota kelompok diharapkan melakukan aktivitas

  belajar bersama sehingga menguasai dan memahami isi materi; (3) equalopportunity

  

for success , setiap anggota kelompok mempunyai kesempatan yang sama untuk

menguasai materi ajar dan mendapat penghargaan dari kemampuan yang dicapainya.

  Menurut Slavin dalam Rusman (2012: 214) Gagasan utama di belakang STAD adalah memacu peserta didik agar saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan yang diajarkan guru. Jika peserta didik menginginkan kelompok memperoleh hadiah, mereka harus membantu teman sekelompok mereka dalam mempelajari pelajaran. Mereka harus mendorong teman sekelompok untuk melakukan yang terbaik, memperlihatkan norma-norma bahwa belajar itu penting, berharga dan menyenangkan.

  Menurut Slavin dalam Rusman (2012:214) Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah sebagai berikut: (a) penyampaian tujuan dan motivasi (b) pembagian kelompok(c) presentasi dari guru (d) kegiatan belajar dalam tim (kerja tim) (e) kuis (evaluasi) (f) penghargaan prestasi tim.

  Setelah pelaksanaan kuis, guru memeriksa hasil kerja peserta didik dan diberikan angka dengan rentang 0 - 100. Selanjutnya pemberian penghargaan atas keberhasilan kelompok dapat dilakukan oleh guru dengan melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut : (1)Menghitung Skor Individu. Menurut Slavin (Trianto, 2010: 55), untuk menghitung perkembangan skor individu dihitung sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 1 sebagai berikut:

  

Tabel 1. Penghitungan Perkembangan Skor Individu

  No Nilai Tes Skor Perkembangan

  1 Lebih dari 10 poin di bawah skor dasar 0 poin 2 10 sampai 1 poin di bawah skor dasar 10 poin

  3 Skor 0 sampai 10 poin di atas skor dasar 20 poin

  4 Lebih dari 10 poin di atas skor dasar 30 poin

  5 Pekerjaan sempurna (tanpa memerhatikan

  30 Poin skor dasar) Sumber : Slavin dalam Trianto 2010

  (2)Menghitung Skor Kelompok. Skor kelompok dihitung dengan membuat rata-rata skor perkembangan anggota kelompok, yaitu dengan menjumlahkan semua skor perkembangan individu anggota kelompok dan membagi sejumlah anggota kelompok tersebut. Sesuai dengan rata-rata skor perkembangan kelompok, diperoleh skor kelompok sebagaimana dalam Tabel 2 sebagai berikut:

  Tabel 2. Penghitungan Perkembangan Skor Kelompok

  No Rata-rata Skor Kualifikasi

  1 0 ≤ N ≤ 5

  • 2 Tim yang Baik (Good Team) 6 ≤ N ≤ 15

  3 Tim yang Baik Sekali (Great Team) 16 ≤ N ≤ 20 4 21 ≤ N ≤ 30 Tim yang Istimewa (Super Team)

  Sumber : Slavin dalam Trianto 2010 (3)Pemberian hadiah dan pengakuan skor kelompok. Setelah masing-masing kelompok atau tim memperoleh predikat, guru memberikan hadiah atau penghargaan kepada masing-masing kelompok sesuai dengan presentasinya.

  Hasil Belajar Pengertian Belajar

  Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang diakibatkan oleh adanya interaksi dengan lingkungannya. Perilaku ini mengandung pengertian yang sangat luas mencakup pengetahuan, kemampuan berpikir, keterampilan, penghargaan terhadap sesuatu, sikap, minat, dan sebagainya.

  Prestasi Belajar

  Menurut Asmara (2009:11) prestasi belajar adalah merupakan suatu bentuk pencapaian atas usaha seseorang dalam penguasaan materi, keterampilan, maupun pengetahuan yang ditunjukkan ataupun diwakilkan dalam bentuk nilai. Menurut Hetika (2008:23), prestasi belajar adalah pencapaian atau kecakapan yang dinampakkan dalam keahlian atau kumpulan pengetahuan. Sedangkan menurut Djaali (2007: 98- 100) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dan prestasi belajar secara garis besar dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu faktor dari dalam diri orang yang belajar dan faktor dari luar dirinya. Prestasi belajar dalam bidang akademik diartikan sebagai prestasi pelajaran yang diperoleh dari kegiatan persekolahan yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian. prestasi belajar kimia merupakan hasil pencapaian peserta didik dalam penguasaan materi kimia yang kemudian diwujudkan dalam angka (nilai). Prestasi belajar kimia dalam penelitian ini diukur melalui tes uji kompetensi pada setiap akhir siklus. Tes yang diberikan mengukur tingkat kemampuan ranah kognitif peserta didik

  Aktivitas belajar siswa

  Keaktifan siswa dapat dilihat melalui beberapa indikator dalam proses pembelajaran. Indikator tersebut pada dasarnya adalah ciri-ciri yang tampak dan dapat diamati serta diukur oleh siapa pun yang tugasnya berkenaan dengan pendidikan dan pengajaran, yakni guru dan tenaga pendidikan lainnya. Indikator tersebut berupa tingkah laku siswa yang muncul pada umumnya sebagai berikut: (a) adanya keaktifan belajar siswa secara individual untuk penerapan konsep, prinsip dan generalisasi (b) adanya keaktifan belajar siswa dalam bentuk kelompok (c) adanya partisipasi setiap siswa dalam melaksanakan tugas belajarnya melalui berbagai cara (d) adanya keberanian siswa mengajukan pendapatnya (e) adanya keaktifan belajar untuk menganalisis, mensintesis, penilaian dan kesimpulan (f) adanya hubungan sosial antar siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar (g) setiap siswa bisa mengomentari dan memberikan tanggapan terhadap pendapat siswa lainnya (h) adanya kesempatan bagi setiap siswa untuk menggunakan berbagai sumber belajar yang tersedia (i) adanya upaya bagi setiap siswa untuk menilai hasil belajar yang dicapainya (j) adanya upaya siswa untuk bertanya kepada guru dan atau meminta pendapat guru dalam upaya kegiatan belajarnya.

  Hipotesis Penelitian

  Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka hipotesis dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah “Aktivitas dan hasil belajar kimia siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri 2 Tembilahan dapat ditingkatkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif type Student

  Teams Achievement Division

  (STAD)”

  METODE PENELITIAN Jenis Penelitian

  Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian, maka jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas merupakan bentuk penelitian yang dilaksanakan secara langsung oleh guru dalam praktek pembelajaran, dimana guru (peneliti) mengadakan tindakan tertentu berdasarkan masalah-masalah penting di lapangan yang harus segera diatasi. Penelitian tindakan kelas terdiri dari empat komponen yaitu : (1) Perencanaan; (2) Tindakan; (3) Observasi; (4) Refleksi.

  Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Tembilahan yang terletak di Jl.

  Tanjung Harapan Kecamatan Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir pada semester genap tahun pelajaran 2015/2016 yang dimulai dari tanggal 9 November 2015 sampai dengan tanggal 20 April 2016.

  Subyek Penelitian

  Kelas yang menjadi subyek penelitian ini adalah kelas XI IPA.3 dengan jumlah siswa 24 orang, laki-laki 11orang dan perempuan 13 orang. Kelas ini dipilih sebagai subjek penelitian adalah karena penulis bertugas mengajar di kelas ini dan merupakan kelas yang mempunyai potensi untuk ditingkatkan prestasinya tetapi sebagian besar siswanya kurang aktif dalam proses pembelajaran.

  Sumber Data

  Data pada penelitian ini bersumber dari : 1. Keaktifan siswa

  Aktivitas siswa diamati dengan menggunakan format pengamatan aktivitas belajar siswa. Format pengamatan aktivitas belajar siswa itu berisi tentang interaksi siswa dengan guru, tanggung jawab dan percaya diri.

2. Hasil belajar

  Hasil belajar yang diamati adalah hasil ulangan harian di setiap akhir siklus yang menggunakan format penilaian.

  Teknik Pengumpulan Data a.

  Pengamatan keaktifan siswa Pengamatan keaktifan siswa dilakukan untuk mengukur keaktifan siswa dalam proses pembelajaran b. Tes

  Tes dilakukan untuk mengukur hasil belajar siswa sesuai bahan ajar yang diberikan

  Teknik analisis data

  Data tentang aktivitas siswa setiap pertemuan diinterpretasikan dalam bentuk persentase. Untuk menentukan persentase aktivitas siswa digunakan rumus:

  F P   100 % N

  keterangan: P = persentase aktivitas siswa tiap pertemuan F = jumlah siswa yang terlibat N = jumlah siswa yang hadir

  HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Kondisi Awal Sekolah

  Proses pembelajaran kimia di sekolah ini masih cenderung menggunakan metode ceramah, pemberian tugas dan latihan. Hal ini disebabkan karena kondisi siswa yang sebagian besar kurang berminat pada mata pelajaran kimia dan kurangnya sarana prasarana sekolah yang mendukung pembelajaran seperti laboratorium. Oleh sebab itulah peneliti mencoba menggunakan model pembelajaran kooperatif type Student

  Teams Achievement Division (STAD)

  ” untuk mencapai hasil belajar siswa yang maksimal.

  Siklus Pertama Perencanaan

  Agar kegiatan pembelajaran berjalan sesuai dengan rencana maka disetiapkali pertemuan berpedoman pada RPP dan LKS. Proses pembelajaran diawali dengan mempersiapkan siswa untuk belajar dan guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Selanjutnya guru memotivasi dan membimbing siswa melakukan apersepsi dengan tanya jawab bersama siswa. Kegiatan inti, guru terlebih dahulu menyajikan materi pelajaran. Setelah guru menjelasakan materi pelajaran, kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan pembagian kelompok yang beranggota 4 orang tiap kelompoknya. Pembelajaran dilanjutkan dengan diskusi kelompok dan pengisian LKS. Guru menjelaskan materi yang banyak tidak dipahami siswa di depan kelas, agar semua siswa dapat mendengarkan penjelasan guru dan tidak menanyakan hal yang sama. Guru melanjutkan proses pembelajaran dengan mengevaluasi hasil kerja siswa dari masing-masing kelompok untuk mengetahui pemahaman siswa. Diakhir pembelajaran guru memberikan penghargaan kepada siswa dan kelompok yang berprestasi.

  Tindakan

  Adapun pelaksanaan tindakan yang dilakukan adalah guru melaksanakan proses pembelajaran yaitu: a)

  Guru mengorganisasikan siswa dalam kelompok, dan setiap kelompok terdiri atas 4 orang, dilanjutkan membagikan LKS.

b) Guru mempresentasikan materi yang ingin disampaikan.

  c) Setiap siswa dalam kelompok, berdiskusi tentang materi dan dilanjutkan dengan mengerjakan LKS.

  d) Setelah diskusi berakhir, siswa mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas

  e) Guru memberikan kuis untuk mengukur pemahaman siswa tentang materi yang dipelajari.

  Observasi

  a) Aktivitas

  Hal-hal yang diamati adalah aktivitas siswa dalam proses pembelajaran diantaranya adalah kemandirian, kerjasama, interaksi antar siswa, interaksi siswa dengan guru dan tanggung jawab. Hasil pengamatan aktivitas siswa pada tiap pertemuan tercantum pada tabel dibawah ini :

  

Tabel 3. Rekapitulasi Data Pengamatan Aktivitas Siswa Pertemuan Pertama

  Skor B Skor C

  2 Tanggung jawab

  6

  10

  8

  24

  1 Interaksi siswa dengan guru

  No Aktivitas Σ Siswa Skor A

  8

  

Tabel 5. Rekapitulasi Data Pengamatan Aktivitas Siswa

  Hasil pengamatan aktivitas siswa pada pertemuan ketiga dapat dilihat pada tabel dibawah ini

  27 Persentase 100% 27,78% 34,72% 37,50% Sumber : Hasil penelitian diolah (2016)

  25

  20

  72

  24

  11

  9

  18 Persentase 100% 31,94% 43,06% 25,00% Sumber : Hasil penelitian diolah (2016)

  b) Pada saat diskusi kepercayaan diri siswa kurang

  Teams Achievement Division (STAD)

  Siswa belum terbiasa belajar menggunakan model Kooperatif Tipe Student

  Hasil tes pada siklus ini belum memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Hal ini disebabkan beberapa faktor : a)

  Refleksi

  b). Hasil belajar Hasil belajar siswa pada siklus I ini menunjukkan bahwa pada materi asam basa siswa yang tuntas hanya 9 orang yaitu 37,5% dari seluruh siswa sedangkan yang tidak tuntas juga 15 orang yaitu 62,5% pada siklus I nilai rata-rata siswa sebesar 63,54

  31

  5

  23

  72

  7 Jumlah

  10

  7

  24

  3 Percaya diri

  9 Jumlah

  6

  No Aktivitas Σ Siswa Skor A Skor B Skor C

  6

  12 Jumlah

  8

  4

  24

  3 Percaya diri

  13

  5

  12

  24

  2 Tanggung jawab

  14

  7

  3

  24

  1 Interaksi siswa dengan guru

  72

  21

  24

  10

  3 Percaya diri

  8

  8

  8

  24

  2 Tanggung jawab

  8

  39 Persentase 100% 16,67% 29,17% 54,16% Sumber : Hasil penelitian diolah (2016)

  6

  24

  1 Interaksi siswa dengan guru

  Skor B Skor C

  No Aktivitas Σ Siswa Skor A

  

Tabel 4. Rekapitulasi Data Pengamatan Aktivitas Siswa

  Hasil pengamatan aktivitas siswa pada pertemuan kedua dapat dilihat pada tabel dibawah ini

  c) Guru kurang memperhatikan alokasi waktu dalam pembelajaran

  Hal-hal yang harus diperhatikan untuk pertemuan berikutnya adalah

  a) Siswa harus dibiasakan belajar menggunakan model Kooperatif Tipe Student

  Teams Achievement Division (STAD)

  b) Kepercayaan diri siswa dalam berdiskusi harus ditingkatkan

  c) Guru harus memperhatikan alokasi waktu dalam pembelajaran

  Siklus II Perencanaan

  Pada tahap ini peneliti menyiapkan instrument penelitian yang terdiri dari perangkat pembelajaran dan instrument pengumpulan data. Perangkat pembelajaran terdiri atas recana pelaksanaan pembelajaran yang disusun untuk 3 kali pertemuan dan lembar kerja siswa untuk setiap kali pertemuan serta alat dan bahan yang diperlukan dalam pembelajaran. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah lembar pengamatan dan seperangkat tes hasil belajar yang terdiri dari kisi-kisi penulisan ulangan harian siklus II, naskah soal ulangan harian siklus II dan alternatif jawaban ulangan harian siklus II serta membagi anggota kelas kedalam kelompok heterogen yang masing-masing kelompok terdiri dari 4 orang, karena XI IPA 3 terdiri atas 24 orang, maka kelompok ada 6 kelompok.

  Tindakan

  Adapun pelaksanaan tindakan yang dilakukan adalah guru melaksanakan proses pembelajaran masih sama dengan siklus I yaitu: a)

  Guru mengorganisasikan siswa dalam kelompok, dan setiap kelompok terdiri atas 4 orang, dilanjutkan membagikan LKS.

b) Guru mempresentasikan materi yang ingin disampaikan.

  c) Setiap siswa dalam kelompok, berdiskusi tentang materi dan dilanjutkan dengan mengerjakan LKS.

  d) Setelah diskusi berakhir, siswa mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas

  e) Guru memberikan kuis untuk mengukur pemahaman siswa tentang materi yang dipelajari.

  Observasi

  1) Aktivitas

  Hal- hal yang diamati adalah aktivitas siswa dalam proses pembelajaran diantaranya adalah kemandirian, kerjasama, interaksi antar siswa, interaksi siswa dengan guru dan tanggung jawab.

  Hasil pengamatan aktivitas siswa pada pertemuan kelima dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

  Tabel 6. Rekapitulasi Data Pengamatan Aktivitas Siswa

  No Aktivitas Skor B Skor C Σ Siswa Skor A

  1 Interaksi siswa dengan guru

  24

  10

  9

  5

  2 Tanggung jawab

  24

  11

  9

  4

  3 Percaya diri

  24

  9

  10

  5 Jumlah

  72

  30

  28

  14 Persentase 100% 41,67% 38,89% 19,44% Sumber : Hasil penelitian diolah (2016) Hasil pengamatan aktivitas siswa pada pertemuan keenam dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

  Tabel 7. Rekapitulasi Data Pengamatan Aktivitas Siswa

  Hasil belajar siswa pada siklus II ini menunjukkan bahwa pada materi pH asam basa siswa yang tuntas 16 orang yaitu 66,67% dari seluruh siswa sedangkan yang tidak tuntas hanya 8 orang yaitu 33,33% nilai rata-rata pada siklus II meningkat dari pada siklus I, nilai rata-rata pada siklus II sebesar 72,92.

  5

  2

  3 Percaya diri

  24

  19

  4

  1 Jumlah

  72

  51

  16

  5 Persentase 100% 70,83% 22,22% 6,94% Sumber : Hasil penelitian diolah (2016)

  2) Hasil belajar

  Refleksi

  24

  Hasil perolehan data aktifitas belajar siswa dan hasil tes siswa sudah ada peningkatan keberhasilan bila dibandingkan dengan pertemuan sebelumnya. Masih terdapat kendala-kendala kecil yang menyebabkan siswa belum seluruhnya dapat mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan. Oleh karena itu, masih perlu ditingkatkan proses belajar mengajarnya.

  Pembahasan

  Data hasil pengamatan aktifitas belajar siswa siklus I dan II selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe

  Student Teams Achievement Division (STAD) adalah sebagai berikut :

Tabel 9. Rekapitulsi Data Hasil Penelitian

  No Aspek Nilai Siklus I (%) Rata- rata

  Siklus II (%) Rata- rata Pertemuan Pertemuan

  1

  2

  

3

  5

  6

  7

  17

  2 Tanggung jawab

  No Aktivitas Σ Siswa Skor A

  24

  Skor B Skor C

  1 Interaksi siswa dengan guru

  24

  12

  8

  4

  2 Tanggung jawab

  24

  14

  7

  3

  3 Percaya diri

  12

  2

  9

  3 Jumlah

  72

  38

  24

  10 Persentase 100% 52,78% 33,33% 13,89% Sumber : Hasil penelitian diolah (2016) Hasil pengamatan aktivitas siswa pada pertemuan ketujuh dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

  Tabel 8. Rekapitulasi Data Pengamatan Aktivitas Siswa

  No Aktivitas Σ Siswa Skor A

  Skor B Skor C

  1 Interaksi siswa dengan guru

  24

  15

  7

  1 Aktivitas A 16,7 27,8 31,9 25,5 41,7 52,8 70,8 55,1 B 29,2 34,7 43,1 35,7 38,9 33,3 22,2 31,5 C 54,2 37,5 25,0 38,9 19,4 13,9 6,9 13,4

  Lanjutan Tabel 9. Rekapitulsi Data Hasil Penelitian Tuntas

  37,5 66,7 Hasil

  2 Tidak

Belajar 62,5 33,3

Tuntas

  Sumber : Hasil penelitian diolah (2016) Keaktifan siswa dalam pembelajaran sudah terlihat peningkatannya namun belum semua siswa aktif dalam proses belajar. Ketidakaktifan siswa dalam proses belajar karena siswa kurang berinteraksi dengan guru untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami mereka. Sedangkan untuk hasil belajar siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Student

  

Teams Achievement Division (STAD) dapat dilihat pada siklus I dan siklus II sudah

  terlihat peningkatan yang signifikan yaitu banyaknya siswa yang tuntas dari 9 orang menjadi 16 orang dengan persentase 37,50% menjadi 66,67%. Sehingga ada peningkatan persentase ketuntasan sebesar 29,17%. Hal ini berarti pembelajaran dengan menggunakan teknik diskusi bermanfaat bagi siswa yang berprestasi rendah karena hasil belajar mereka meningkat. Peningkatan persentase ketuntasan tersebut karena kesiapan belajar siswa meningkat, interaksi antar siswa dalam proses pembelajaran sudah meningkat. Hal ini berarti pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) bermanfaat bagi siswa yang berprestasi rendah karena hasil belajar mereka meningkat. Peningkatan persentase ketuntasan tersebut karena interaksi siswa dengan guru meningkat, siswa juga sudah mulai bertanggung jawab terhadap tugas-tugas yang diberikan dan rasa percaya dirinya makin terlihat. Ini membuktikan bahwa penggunaan model pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) sudah sangat efektif dalam pembelajaran asam basa, sehingga hasilnya memuaskan.

  KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

  Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa melaui model pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) yang dilakukan secara kontiniu dapat meningkatkan aktivitas siswa dan hasil belajar siswa dalam belajar kimia. Hal tersebut terlihat dari perubahan-perubahan aktivitas siswa dalam mengikuti proses belajar-mengajar, karena dengan variasi dalam belajar yaitu menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) siswa lebih termotivasi dan berkonsentrasi pada pelajaran saat proses belajar mengajar berlangsung.

  Saran

  Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis dapat memberikan saran sebagai berikut:

  1. Seorang guru harusnya dapat memilih model pembelajaran yang sesuai dan tepat dengan materi yang akan disampaikan.

  2. Sebaiknya guru-guru, khususnya guru yang mengajar kimia di SMA Negeri 2 Tembilahan agar dapat menerapkan model pembelajaran Kooperatif Tipe Student

  Teams Achievement Division (STAD) sebagai cara untuk melihat ketercapaian pembelajaran.

3. Bagi peneliti lain agar melakukan penelitian pada materi lain pada subjek penelitian yang lebih besar.

  DAFTAR PUSTAKA Annur, Saiful .2008. Pengantar Belajar dan Pembelajaran. CV Grafika Telindo.

  Palembang. Asmara .2009. Prestasi Belajar. http://prestasi belajarsiswa.blogspot.com/2013/07/pengertian-prestasi- belajar-definisi.html diakses sabtu 31 januari 2015. Hetika. 2008. Buku Penuntun Membuat Tesis, Skripsi, Disertasi, Makalah. Bandung: Bumi Aksara.

  Muslich,Masnur.2011.Authentic Assessment: “Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi”.P.T.Refika Aditama.Bandung.

  Rusman.2010. Model- model Pembelajaran”Mengembangkan Profesionalisme Guru “.P.T Rajagrafindo persada.Jakarta.

  Purnomo,Eddy.2009.Asesmen. ( Modul Sertfikasi guru dalam jabatan Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru ).FKIP Universitas Lampung. Suyatna,Agus.2009.Model Pembelajaran PAIKEM. ( Modul Sertfikasi guru dalam jabatan Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru ).FKIP Universitas Lampung.