PERAN KEPALA DESA DALAM MENINGKATKAN PRESTASI PEMERINTAHAN DI DESA RAWA SELAPAN KECAMATAN CANDIPURO LAMPUNG SELATAN

  Universitas Lampung PERAN KEPALA DESA DALAM MENINGKATKAN PRESTASI PEMERINTAHAN DI DESA RAWA SELAPAN KECAMATAN CANDIPURO LAMPUNG SELATAN Bagus Adi Pamungkas, Charles jackson, S.H. M.H., Elman Eddy Patra, S.H. M.H.

  Hukum Adsminitrasi Negara, Fakultas Hukum Universitas Lampung Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojomegoro, No. 1 Bandar Lampung 35154

  [email protected] ABSTRAK

  Dengan lahirnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang desa memberikan kesempatan kepada desa untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis peran kepala desa dalam meningkatkan prestasi pemerintahan di desa tersebut dan sekaligus mengkaji faktor-faktor pendukung dan penghambat peran kepala desa dalam meningkatkan prestasi pemerintahan di Desa Rawa Selapan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun secara praktek baik bagi Kepala Desa Rawa Selapan pada khususnya maupun masyarakat Desa Rawa Selapan pada umumnya. Penelitian ini digolongkan sebagai penelitian pendekatan normatif empiris. Dengan pendekatan ini penelitian menggali informasi secara alamiah tentang peran kepala desa di desa tersebut. Sumber data utama adalah kata-kata dan tindakan para responden kunci yang dijadikan sampel dalam penelitian ini. Teknik dalam menggali data adalah melalui studi kepustakaan, wawancara, dokumentasi dan pengamatan. Hasil penelitian dari tiga (3) unsur pokok yang meliputi pembinaan masyarakat, pelayanan masyarakat dan pengembangan pada masyarakat.

  Kata kunci: pembinaan, pelayanan, dan pengembangan. ABSTRACT

  With the enactment of Law No. 32 of 2004 on local government and Government Regulation No. 72 Year 2005 on the village provide opportunity to the villages to organize and take care of household sendiri.Tujuan of this study is to investigate and analyze the role of the village head of government in improving achievement in The village and also examines the factors supporting and inhibiting role in improving achievement village chief in village governance

  Universitas Lampung

  Selapan Swamp . The results of this study are expected to provide benefits both theoretically and practically good for Swamp Village Chief Selapan in particular and society in general Selapan Swamp Village . This study is classified as a normative approach to empirical research . With this approach naturally digging research on the role of village chief in the village . The main data sources are the words and actions of the key respondents sampled in this study . Technique in exploring the data is through library research , interviews , documentation and observation . The results of all three ( 3 ) basic elements which include community development , community service and the development of the society.

  Keywords : coaching , services , and development .

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dituntut memberikan pelayanan yang lebih

  prima dalam meningkatkan kinerja Pelaksanaan Pemerintah Daerah yang telah pemerintahan sehingga masyarakat ikut dimulai sejak tahun 1999 mengandung terlibat dalam pembangunan untuk konsekuensi yang cukup menguntungkan kemajuan daerahnya, karena masyarakat bagi daerah. Di satu sisi, kebebasan yang lebih mengetahui apa yang mereka berkreasi membangun daerah benar-benar butuhkan serta pembangunan yang terbuka lebar bagi daerah. Namun dilakukan akan lebih efektif dan efisien, demikian, dilain sisi telah menghadang dan dengan sendirinya masyarakat akan setumpuk permasalahan yang harus mempunyai rasa memiliki dan tanggung diselesaikan. Masalah yang sangat jawab. Proses pembangunan saat ini perlu mendasar adalah perubahan daerah dari memahami dan memperhatikan prinsip sentralisasi menjadi desentralisasi. pembangunan yang berakar dari bawah Misalnya sumber dana untuk membiayai (grassroots), memelihara keragaman pembangunan, sumber daya manusia budaya, dan menjujung tinggi martabat sebagai aparat pelaksanaan seluruh serta kebebasan bagi manusia. aktifitas pembangunan, dan masih banyak yang lain. Dalam meningkatkan atau mengembangkan organisasi pemerintahan

  Lahirnya otonomi serta dalam era dalam suatu desa maka yang harus globalisasi, maka pemerintah daerah dilakukan oleh seseorang Kepala Desa

  Universitas Lampung

  selaku pemimpin adalah mengarahkan atau terbukti sudah cukup baik. Desa Rawa memberikan motivasi terhadap aparat Selapan, Kecamatan Candipuro Kabupaten pemerintah agar dapat melaksanakan tugas Lampung Selatan sudah memiliki banyak dengan baik, tersebut dalam hal ini tidak prestasi. lepas tanggung jawab seorang Kepala Desa selaku pembina masyarakat demi terselenggaranya kesejahteraan dan

  1.2. Permasalahan dan Ruang Lingkup

  kemakmuran masyarakat desa. Maka dari

  Penelitian

  itu, Pemerintahan Kabupaten Lampung Selatan dalam rangka peningkatan mutu

  1.2.1. Permasalahan

  dan kualitas sumber daya manusia (SDM), sudah melaksanakan pelatihan penjejangan Permasalahan dalam penelitian ini adalah: dan pelatihan teknis pemerintah desa 1.

  Bagaimana peran Kepala Desa dalam sebagai aplikasi dari Peraturan Pemerintah meningkatkan prestasi pemerintahan di Nomor 100 Tahun 2001 tentang Desa Rawa Selapan Kecamatan peningkatan aparatur pemerintahan dan Candipuro Lampung Selatan ? Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2.

  Apakah faktor-faktor pendukung dan 2005 tentang pemerintahan desa, yang penghambat Kepala Desa dalam berkaitan dengan pendidikan dan pelatihan mengambil kebijakan untuk aparatur pemerintah desa. Pelatihan meningkatkan prestasi pemerintahan di tersebut dilaksanakan bertahap baik di Desa Rawa Selapan ? tingkat kabupaten maupun di tingkat kecamatan.

  1.2.2. Ruang Lingkup Penelitian

  Serta melakukan kegiatan-kegiatan yang 1.

  Ruang lingkup penelitian ini, dilakukan bertujuan untuk meningkatkan di Desa Rawa Selapan Kecamatan kemakmuran dan kesejahtera m asyarakat Candipuro Lampung Selatan. di Desa Rawa Selapan Kecamatan Candipuro Kabupaten Lampung Selatan.

  1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

  Pada saat ini menunjukan bahwa penilaian

  1.3.1. Tujuan Penelitian

  kinerja Kepala Desa oleh masyarakat dalam memberikan pembinaan, pelayanan Tujuan dari penelitian ini adalah: dan pengembangan terhadap masyarakat

  Universitas Lampung 1.

  prestasi pemerintahan, pembangunan Untuk mengetahui dan menganalisis

  Peran Kepala Desa dalam dan kemasyarakatan di desanya. Dan meningkatkan prestasi pemerintahan di untuk mengetahui bagaimana Desa Rawa Selapan Kecamatan seharusnya Kepala Desa Candipuro Lampung Selatan melaksanakan tugas pemerintahan

  2. mengetahui faktor-faktor dengan baik. Dan bagaimana kepala Untuk pendukung dan penghambat Kepala desa bersikap terhadap masyarakat

  Desa dalam mengambil kebijakan untuk meningkatkan prestasi pemerintahan di Desa Rawa Selapan Kecamatan

  II. METODE PENELITIAN Candipuro Lampung Selatan.

  Dalam penelitian ini peneliti menggunakan

1.3.2. Kegunaan Penelitian pendekatan masalah yaitu pendekatan

  normatif empiris. Pendekatan normatif Kegunaan penelitian ini, yaitu: empiris adalah pendekatan kepustakaan yang berpedoman pada peraturan-

  1. peraturan, buku-buku atau literature-

  Dari segi teoritis atau aspek keilmuan, hasil penelitian ini diharapkan dapat literature hukum yang mempunyai menjadi kontribusi bagi hubungan permasalahan dan pembahasan pengembangan konsep keilmuan dalam penulisan skripsi ini, dan khususnya dalam bidang kajian yang mengambil data langsung pada objek berhubungan dengan pengembangan penelitian yang berkaitan dengan judul organisasi pemerintahan Desa Rawa karya ilmiah ini yaitu “Peran Kepala Desa Selapan pada khususnya dan dalam Meningkatkan Prestasi Kecamatan Candipuro Lampung Pemerintahan di Desa Rawa Selapan Selatan pada umumnya.

  Kecamatan Candipuro Lampung Selatan”.

  2. Dari segi praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu

  III. HASIL PENELITIAN DAN

  referensi dan bahan masukan bagi PEMBAHASAN Kepala Desa atau pemerintahan desa sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku dalam meningkatkan

  Universitas Lampung

3.1. Peran Kepala Desa Dalam Meningkatkan Prestasi Pemerintahan Di Desa Rawa Selapan Kecamatan Candipuro

  Kepala Desa sebagai seorang memimpin dalam satuan pemerintahan akan berhasil memimpin suatu organisasi yang memiliki syarat-syarat yakni mempunyai kecerdasan yang cukup tinggi untuk dapat memikirkan dan merencanakan cara-cara pemecahan setiap persoalan dengan cara yang tepat, serta mengandung kelengkapan dan syarat- syarat yang memungkinkan untuk dilaksanakan. Mempunyai emosi stabil, tidak terombang ambingkan oleh suasana yang senantiasa berganti-ganti yang dapat memisahkan antara soal pribadi, soal rumah tangga dan soal organisasi. Mempunyai kepandaian dalam menghadapi manusia membuat bawahan menjadi betah, senang dan puas dalam bekerjaan. Mempunyai keahlian untuk mengorganisir dan menggerakan serta mengetahui dengan tepat kapan dan kepada siapa tanggung jawab dan wewenang akan didelegasikan.

  Pelaksanaan mengenai tugas dan fungsi seorang Kepala Desa dalam pemerintahan merupakan salah satu bentuk kegiatan aparat pemeritahan dalam upaya sebagaimana tujuan dari penelitian ini adalah untuk melaksanakan tugasnya aparat desa mempunyai fungsi : 1.

  Kegiatan dalam rumah tangganya sendiri

  2. Menggerakkan partisipasi masyarakat 3. Melaksanakan tugas dari pemerintah di atasanya 4. Keamanan dan ketertiban masyarakat

  Selain fungsi Kepala Desa yang telah dijelaskan di atas, Kepala Desa masih mempunyai peranan yang lebih penting terhadap kemajuan dan perkembangan wilayahnya yaitu melaksanakan pembinaan terhadap masyarakat Desa dalam meningkatkan peran serta mereka terhadap pengembangan pembangunan. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat dideskripsikan tentang peran kepala Desa dalam meningkatkan prestasi pemerintahan di Desa Rawa Selapan yang secara garis besar mencangkup berbagai bidang yang dapat dijabarkan sebagai berikut :

  3.1.1. Pembinaan Terhadap Masyarakat

  1. Pembinaan Masyarakat dalam Bidang Pembangunan

  Universitas Lampung

  Usaha untuk menggalakkan pembangunan desa yang dimaksudkan untuk memperbaiki dan meningkatkan taraf hidup serta kondisi masyarakat desa yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat Indonesia, melibatkan tiga pihak, yaitu pemerintah, swasta dan warga desa. Dalam prakteknya, peran dan prakarsa pemerintah masih dominan dalam perencanaan dan pelaksanaan maupun untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan teknis warga desa dalam pembangunan desa. Berbagai teori mengatakan, bahwa kesadaran dan partisipasi warga desa manjadi kunci keberhasilan pembangunan desa. Sedangkan untuk menumbuhkan kesadaran warga desa akan pentingnya usaha-usaha pembangunan sebagai sarana untuk memperbaiki kondisi sosial dan dalam meningkatkan partisipasi warga desa dalam pembangunan banyak tergantung pada kamampuan pemimpin desa khususnya pimpinan atau kepala desa. Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan dengan Kepala Desa Rawa Selapan yaitu Teguh Sucipto, beliau menyatakan :

  “Adanya kegiatan yang dilakukan oleh PNPM Mandiri dengan membuat program pembangunan jalan maka tingkat kualitas pembangunan menjadi lebih baik. Dan masyarakat di desa ini sangat antusias menyambut setiap ada kegiatan dibidang pembangunan. Persoalan hanya terletak kepada bagaimana upaya yang dilakukan oleh kepala desa untuk merangkul tokoh- tokoh masyarakat dalam menggerakkan mereka karena maju tidaknya pembangunan di desa kami sangat bergantung kepada kepemimpinan pemerintah desa atau kepala desa” (1 desember 2013).

  2. Pembinaan Masyarakat Pada Bidang Agama.

  Pembinaan ini untuk maningkatkan kehidupan beragama dikalangan pemuda. Contohnya mengadakan kegiatan-kegiatan keagamaan serta kerja bakti untuk membangun tempat ibadah. Kerukunan antar umat beragama yang begitu tinggi, terbukti dari banyaknya agama yang ada di desa tersebut, yaitu Islam, Katholik, Hindu dan Budha. Dan di Desa Rawa Selapan memiliki tempat ibadah untuk agama tersebut. Bahkan aliran kepercayaanpun ada dan dihormati oleh masyarakat setempat. Sebagai agama bagi yang menyakininya.

  3. Pembinaan Masyarakat Pada Bidang Kesehatan. Begitupun perhatian pemerintahan desa dibidang kesehatan terbukti disetiap dusun

  Universitas Lampung

  yang ada di desa ini di adakan Posyandu yang mana ditempat ini disetiap bulan diadakan penimbangan balita dan penyuluhan kepada ibu, baik ibu-ibu menyusui, nifas, dan juga tempat pemberian makanan tambahan bagi anak- anak usia dini dan pemberian vitamin, imunisasi campak, Bcg, Dpt, oleh tenaga kesehatan yang berkerjasama dengan kader posyandu yang dipandu oleh tim penggerak PKK Desa (POKJA IV) dan juga di Desa Rawa Selapan ini telah dibangun PUSKESDES (pusat kesehatan masyarakat desa) tempat ini digunakan untuk pelayanan kesehatan masyarakat desa secara gratis bagi yang meiliki kartu keluarga dan KTP.

  1. Pelayanan Dibidang Pemerintahan Prosedur pelayanan masyarakat tersebut sangat terkait dengan fungsi pemerintah desa dalam mengembangkan organisasi pemerintahannya baik itu terhadap kegiatan administrasi maupun dalam bidang pembangunan atau pelaksanaan pengawasan serta pembinaan terhadap masyarakat desa. Salah satu upaya maksimal yang telah dilakukan oleh pemerintah Desa Rawa Selapan adalah membuat kotak saran dalam rangka menampung berbagai aspirasi yang diletakkan di depan pintu kantor desa.

  2. Pelayanan Dibidang Simpan Pinjam Dan pelayanan masyarakat di bidang finansial yaitu desa rawa selapan memiliki badan usaha milik desa (BUMDes) karena salah satu hambatan dalam pengembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di pedesaan adalah keterbatasan sumber daya finansial. Untuk mengatasi hambatan ini, upaya yang perlu dilakukan adalah penyediaan jasa keuangan mikro. Selama ini lembaga keuangan mikro (LKM) merupakan lembaga yang mampu memenuhi kebutuhan modal UMKM karena mampu menyesuaikan dengan karakteristik usahanya.

3.1.2. Pelayanan Terhadap Masyarakat

  3. Pelayanan Dibidang Pendidikan Di Desa Rawa Selapan dalam hal peningkatan pendidikan Kepala Desa menghibahkan tanah seluas 2 ha kepada pemerintah kabupaten untuk dibangun sekolah menengah kejuruan (SMK) pada tahun 2011. Desa Rawa Selapan terdapat 1 Sekolah Dasar, 1 madrasah ibthidayah, 1 madrasah Tsanawiyah dan pada tahun 2010 lalu telah dibangun Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang membuktikan bahwa betapa besar peran kepala desa dalam meningkatkan pendidikan sehingga anak-anak yang tamat

  Universitas Lampung

  MTS/SMP tidak lagi menganggur atau yang terbatas dapat dimanfaatkan secara

  drop out tetapi dapat melanjutkan efektif dan efisien. Beberapa sasaran yang

  pendidikannya ke SMK yang ada di desa dapat dikembangkan atau dicapai dalam ini. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya suatu pembangunan desa adalah sebagai tamatan MTS/SMP yang ada di Desa berikut: Rawa Selapan berjumlah 42 orang siswa dan yang melanjutkan hanya15 orang. Hal

  3.2. Faktor-Faktor Penghambat Peran

  ini disebabkan karena Sekolah Menengah

  Kepala Desa Dalam Mengambil Kejuruan jauh dari Desa. Kebijakan Untuk Meningkatkan

  Kondisi ini sangat sesuai dengan hasil Prestasi Pemerintahan Di Desa wawancara yang dilakukan kepada ibu Rawa Selapan Kecamatan Karwati beliua adalah seorang guru Candipuro sekaligus pemerhatikan pendidikan.

  Faktor-faktor yang menghambat dari Sebagaimana disa mpaikan oleh “Karwati” peran Kepala Desa adalah: sebagai berikut.

  1. Kualitas sumber daya manusia D esa Rawa Selapan masih rendah dalam hal

3.1.3. Pengembangan Terhadap

  tingkat pelatihan dalam pelaksanaan

  Masyarakat

  administrasi pemerintahan, hal ini terlihat dari jarangnya masyarakat desa Efektifnya masyarakat dalam suatu melakukan kegiatan ditingkat program atau suatu kebijakan seperti hal kecamatan contohnya membuat E- kebijakan tentang pelaksanaan dalam KTP. upaya meningkatkan pembangunan desa 2.

  Sarana di Desa Rawa Selapan yang tidak terlepas dukungan atau partisipasi belum memadai, seharusnya sarana masyarakat untuk mentaati atau yang lebih canggih seperti komputer melaksanakan peraturan yang ada. dan jaringan internet yang baik dirasa

  Peraturan dalam hal ini pada dasarnya kurang, sehingga pengelolaan data bertujuan bagi 2 (dua) aspek yakni pemerintahan desa tidak dapat berjalan pemerintah desa dan masyarakat itu dengan lancar. sendiri.

  3. Kurangnya masyarakat berhubungan Pembangunan desa hendaknya mempunyai dengan masyarakat luar yang sasaran yang tepat sehingga sumber daya

  Universitas Lampung informasi tentang perkembangan dunia.

  “kenangan” terhadap keberhasilan tersebut Hal ini mengakibatkan masyarakat dan tidak berani atau tidak mau melakukan tersebut terasing dan tetap terkurung perubahan. Contohnya ingin mengabdi di dalam pola-pola pemikiran yang statis. d esa menjadi perangkat desa, “peremajaan Selain itu mereka cenderung tetap atau pergantian” mempertahankan tradisi yang tidak mendorong kearah kamajuan.

  4. IV. PENUTUP Sikap masyarakat yang tradisional dan masyarakat yang masih mempertahankan tradisi dan Berdasarkan uraian hasil penelitian yang menganggap tradisi tidak dapat diubah telah dibahas dalam bab dimuka, maka secara mutlak, dapat mengakibatkan pada bagian ini dapat ditarik beberapa terhambatnya perubahan sosial dalam kesimpulan sebagai barikut : masyarakat tersebut. Hal ini disebabkan masyarakat tak bersedia

  1. kepala desa dalam Peran menerima inovasi dari luar. meningkatkan prestasi pemerintahan

  5. meliputi 3 hal yaitu pembinaan

  Adat dan kebiasaan juga dapat menghambat terjadinya perubahan masyarakat, pelayaan terhadap dalam masyarakat. Unsur-unsur baru masyarakat dan pengembangan dianggap oleh sebagian masyarakat terhadap masyarakat. Ketiga variable dapat merusak adat atau kebiasaan tersebut telah berjalan secara yang mereka anut sejak lama. Mereka maksimal. Pembinaan terhadap khawatir adat atau kebiasaan yang masyarakat meliputi kegiatan dibidang dianut menjadi punah jika mereka pembangunan, dibidang agama, dan menerima unsur-unsur baru bahkan pembinaan dibidang kesehatan. Dan dapat merusak tatanan atau pelayanan yaitu pelayanan dibidang kelembagaan sosial yang mereka pemerintahan, dibidang simpan bangun dalam masyarakat. pinjam, dan pelayanan di bidang pendidikan, sedangkan pengembangan

  Masyarakat yang merasa tidak aman dan masyarakat lebih banyak difokuskan regresi (insecurity and regression) pada pengembangan SDM melalui keberhasilan dan “masa-masa kejayaan” pembangunan infrastruktur baik yang pernah dialami masyarakat

  Universitas Lampung

  d.

  Hubungan antar status. Secara umum dapat dikatakan bahwa status bergantung pada seberapa besar seseorang memberikan sumbangannya bagi terciptanya tujuan seseorang yang memberikan jasa terbesar cenderung berusaha mendapatkan status yang tinggi. Sebaliknya seseorang yang memberikan jasa yang tidak begitu besar biasanya bersedia menerima status yang lebih rendah.

  b.

  Partisipasi masyarakat kurang dalam mentaati aturan desa.

  2. Faktor Eksternal a.

  Faktor pendanaan yang tersedia bagi organisasi bersangkutan yang masih minim untuk dapat digunakan dalam pengembangan organisasi pemerintahan.

  Rendahnya kualitas SDM masyarakat desa yang rata-rata hanya tamatan sampai tingkat SMP.

  formal maupun nonformal, termasuk pula diantaranya kegiatan lomba desa.

  c.

  Ketersediaan sarana dan prasarana kerja yang belum memadai.

  b.

  Terdiri dari sumber daya manusia atau aparat pelaksana yang masih kurang baik secara kualitas maupun kwantitasnya.

  Peran Kepala Desa Rawa Selapan Kecamatan Candipuro, diindentifikasi ada 2 (dua) faktor yaitu:

  2. Kedisiplinan kerja dari perangkat pemerintahan Desa Rawa Selapan cukup baik, kerjasama yang cukup baik antara perangkat pemerintahan Desa Rawa Selapan sehingga melaksanakan administrasi pemerintahan akan memperoleh hasil yang sempurna, hal ini terlihat dari kerjasama yang baik antara Kepala Desa, Sekretaris Desa dan Kepala Dusun serta masyarakat. Kesadaran masyarakat dan kewajiban Perangkat Desa Rawa Selapan dalam melaksanakan tugas penuh kesungguhan bagi terlaksanakan pemerintahan yang baik dan memuaskan, ini terlihat dari beberapa kali Desa Rawa Selapan memenangkan lomba dan menjadi desa percontohan.

3. Terdapat beberapa hambatan dari

1. Faktor Internal a.

  Universitas Lampung DAFTAR PUSTAKA

  Rozy, M. 1983, penduduk dan pembangunan , Bina Aklsara, Jakarta.

  Widjaja, HAW, Prof. Drs. 2003,

  Karya Ilmiah , Unila Press. Bandar Lampung. 2004.

  Universitas Lampung, Format Penulisan

  S.P Siagian, MPA, 1983, Filsafat Administrasi, Gunung Agung Jakarta.

  Metode Penelitian Administrasi , Alfabeta, Bandung.

  Sugiyono, 2002,

  Administrasi Desa Dan Kelurahan, Aksara Baru. Jakarta. 1997.

  Soekanto, Soerjono. Pemerintahan

  Selamet, Margono 1997, Dasar-Dasar Administrasi , Balai Aksara, Jakarta.

  Nurmayani. Hukum Administrasi Daerah. Universitas Lampung. Bandar Lampung. 2009.

  Atmasasmita, Romli. 1998. Pemikiran

  Sistem Administrasi Negara RI, Gunung Agung, Jakarta.

  Lembaga Administrasi Negara RI, 1997,

  Dan Pembangunan , Granmedia Pustaka, Jakarta.

  Juliantara, 2005, Kebudayaan Mentalitas

  , PT. Raja Grafindo, Jakarta.

  Konsep Good Governance

  Hoetomo, 2004. Pelayanan Publik Dalam

  Depdikbud RI, 1989, Kamus Besar Bahasa Indonesia , Balai Pustaka, Jakarta.

  Konseptual Mengenai Kerangka Peningkatan Kualitas.

  Pemerintahan Desa / Marga , PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.