ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA MUTU PADA PROYEK PENINGKATAN DAN PEMBANGUNAN JALAN KABUPATEN DI KABUPATEN MERANGIN Ahmad Kausari

  Ahmad Kausari

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA MUTU PADA

PROYEK PENINGKATAN DAN PEMBANGUNAN JALAN KABUPATEN

DI KABUPATEN MERANGIN

  

1

  2

  3 Ahmad Kausari , Zaidir , Wardi

  1

  2 Program Pascasarjana Teknik Sipil Universitas Bung Hatta, Jurusan Teknik Sipil, FT-Universitas

3 Andalas, Jurusan Teknik Sipil, FTSP-Universitas Bung Hatta

  

Abstract

  Quality performance in improvement projects and construction of district road in the Merangin district always in the spot light various elements of society because it was found quality performance road works are not suitable with what is expected and required, resulting in damages in the design life should not happen, and also during the process of implementation of the project work and the improvement of local roads are often found unsuitable quality in doing so it must bere-work. Many factors affect the performance o fthe quality of road construction. It is necessary for studies related to factors that affect the performance ofthe quality on road construction projects and the improvement of district road the Merangin district. This study aims to identify what are the factors that affect the performance ofthe quality and identify what are the dominant factors that affect the quality of performance. The research was conducted by collecting information through a questionnaire survey then processed by a statistical method using validation test, reliability test, correlation test and factor analysis. The results of this study showed that of the 19 variables the identified at baseline there are 17 variables that affect the performance ofthe quality in improvement projects and construction of district road in the Merangin district, five members of the new factors. There is one 1 dominant factor affecting the performance of the quality of the project resources and environmental factors. The indicatoris ; (i) unavailability of materials is quitein accordance with the requirements, (ii) Insufficient capacity infinancial management, (iii) The high frequency of change implementation, (iv) design changes on the job execution time, (v) The design can not be implemented, (vi) Planners do not understand the material, (vii) Conditions and un expected events (fires, floods, storms, earthquakes, land slides and very bad weather) Keywords : quality performance, road construction

  Abstrak

  Kinerja mutu pada proyek peningkatan dan pembangunan jalan kabupaten di Kabupaten Merangin selalu menjadi sorotan berbagai elemen masyarakat karena ditemukan kinerja mutu pekerjaan jalan yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan dan disyaratkan, sehingga terjadi kerusakan-kerusakan yang secara umur rencana seharusnya belum waktunya terjadi, dan juga pada saat proses pelaksanaan pekerjaan sering ditemukan ketidaksesuaian mutu sehingga harus dibongkar dan dikerjakan ulang (rework). Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja mutu konstruksi jalan. Untuk itu perlu dilakukan kajian yang berkaitan dengan faktor- faktor yang mempengaruhi kinerja mutu pada proyek peningkatan dan pembangunan jalan kabupaten di Kabupaten Merangin. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi apa saja faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja mutu dan mengidentifikasi apa saja faktor-faktor dominan yang mempengaruhi kinerja mutu tersebut. Penelitian dilaksanakan dengan mengumpulkan data melalui survey kuesioner yang selanjutnya diolah dengan metode statistik menggunakan uji validasi, uji reliability, analisis korelasi, dan analisis faktor. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa dari 19 variabel yang teridentifikasi pada awal penelitian terdapat 17variabel yang reliabel mempengaruhi kinerja mutu pada proyek peningkatan dan pembangunan jalan kabupaten di Kabupaten Merangin, yang tergabung dalam 5 faktor baru. Didapatkan 1 faktor dominan yang mempengaruhi kinerja mutu pada proyek peningkatan dan pembangunan jalan kabupaten di Kabupaten Merangin yaitu faktor ; Sumber Daya dan lingkungan. Indikator tersebut adalah ; (i) Tidak tersedianya bahan secara cukup yg sesuai dengan kebutuhan, (ii) Kurangnya kemampuan dalam penanganan keuangan, (iii)Tingginya frekwensi perubahan pelaksanaan, (iv) Perubahan desain/detail pekerjaan pada waktu pelaksanaan, (v)Design tidak dapat dilaksanakan, (vi)Perencana tidak mengerti mengenai material, (vii)Kondisi dan Peristiwa yg tidak terduga (kebakaran, banjir, badai,angin ribut, gempa bumi, tanah longsor dan cuaca yg amat buruk).

  Kata Kunci : Kinerja Mutu, konstruksi jalan

  Ahmad Kausari I.

  Manfaat Penelitian

  Pengertian Kinerja Mutu

  Ketiga faktor tersebut saling tarik-menarik.Artinya, jika ingin meningkatkan kinerja yang telah disepakati dalam kontrak, maka umumnya harus diikuti dengan menaikkan kualitas yang selanjutnya berakibat pada naiknya biaya melebihi anggaran.Sebaliknya bila ingin menekan biaya, maka biasanya harus berkompromi dengan mutu dan jadwal (Ismawan Dipohusodo, 1996)

  Hubungan Kinerja Waktu, Mutu, Biaya Proyek

  Manajemen proyek adalah penerapan ilmu pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan cara teknis yang terbaik dengan sumber daya yang terbatas, untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditentukan agar mendapatkan hasil yang optimal dalam hal kinerja biaya, mutu, dan waktu, serta keselamatan kerja (Abrar Husen, 2010)

  Pengertian Manajemen Proyek

  Untuk dapat mencapai tujuan penelitian, maka akan dijelaskan suatu tinjauan pustaka yang mendukung proses penelitian yang mencakup hal-hal sebagai berikut ; manajemen proyek, kinerja mutu, standar mutu jalan, faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja mutu proyek, variabel penelitian sebelumnya, kesimpulan, penelitian yang relevan, yang bersumber dari studi literatur, jurnal dan penelitian terdahulu

  II. KAJIAN PUSTAKA Pendahuluan

  3. Sebagai bahan pertimbangan bagi insan akademis untuk keberlanjutan penelitian yang ada keterkaitannya dengan penelitian ini.

  2. Memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang termasuk dalam organisasi proyek konstruksi jalan, pengguna jasa (owner/pemilik) dan penyedia jasa (konsultan dan kontraktor) agar dapat memahami tentang apa saja faktor- faktoryang mempengaruhi kinerja mutu dan faktor dominan yang mempengaruhi kinerja mutu pada proyek peningkatan dan pembangunan jalan kabupaten di Kabupaten Merangin, sehingga dapat memberi pengaruh kearah yang lebih baik terhadap kinerja mutu pelaksanaan proyek peningkatan dan pembangunan jalan kabupaten masa yang akan datang.

  1. Manfaat bagi peneliti adalah untuk mengetahui faktor-faktorapa saja yang mempengaruhi kinerja mutu dan faktor dominan yang mempengaruhi kinerja mutu pada proyek peningkatan dan pembangunan jalan kabupaten di Kabupaten Merangin

  2. Untuk mengetahui apa saja faktor dominan yang mempengaruhikinerja mutu proyek pembangunan jalan di Kabupaten Merangin.

   PENDAHULUAN Latar Belakang

  1. Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja mutu proyek pembangunan jalan di Kabupaten Merangin.

  Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

  Tujuan Penelitian

  2. Apa saja faktor dominan yang berpengaruh terhadap kinerja mutu proyek peningkatan dan pembangunan jalan kabupaten di Kabupaten Merangin

  1. Apa saja faktor-faktoryang mempengaruhi kinerja mutu proyek peningkatan dan pembangunan jalan kabupaten di Kabupaten Merangin

  Pertanyaan Penelitian

  kecamatan, yang terbagi lagi menjadi 9 kelurahan dan 204 desa (Profil Merangin dalam angka, 2012). Dengan luas wilayah yang cukup besar dan didukung oleh potensi sektor ekonomi di bidang pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, industri-perdagangan dan sumber daya mineral, tentunya Kabupaten Merangin membutuhkan sarana dan prasarana infrastruktur yang memadai terutama akses perhubungan jalan. Di Kabupaten Merangin hampir setiap tahunnya sebagian besar proyek peningkatan dan pembangunan jalan kabupatenselalu menjadi sorotan berbagai elemen masyarakat karena ditemukan kinerja mutu pekerjaan jalan yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan dan disyaratkan (sumber ; berita koran, LSM, tokoh masyarakat dan konfirmasi dari Dinas PU Kab. Merangin), sehingga terjadi kerusakan-kerusakan yang secara umur rencana seharusnya belum waktunya terjadi, dan juga pada saat proses pelaksanaan pekerjaan sering ditemukan ketidaksesuaian mutu sehingga harus dibongkar dan dikerjakan ulang (rework).

  dan terbagi menjadi 24

  wilayahnya 7.679 km² dengan populasi 333.206 jiwa, dengan ibu kotanya Kabupaten Merangin merupakan pemekaran dari

   Luas

  Kabupaten Merangin adalah salah satdi

  Kinerja Mutu adalah derajat yang dicapai oleh karakteristik produk dalam memenuhi persyaratan, kebutuhan dan harapan pelanggan (Haryono, 2005 dalam Mulyono.A.T,2007). Bubshait & Al Atiq (1999, dalam Mulyono.A.T,2007) menyatakan kinerja mutu yang baik adalah: (i) sesuai dengan persyaratan spesifikasi, norma, standar, panduan dan manual yang telah ditetapkan; (ii) efektif dan efisien; (iii) memberikan manfaat yang kuat, aman dan nyaman; dan (iv) selalu hadir pada saat dibutuhkan.

  Ahmad Kausari Fungsi Manajemen Mutu

  Fungsi manajemen mutu dapat dibagi menjadi 2 sudut pandang (Asiyanto, 2005), yaitu :

  1. Subjektif Fungsi yang berdasarkan pada kepuasan pelanggan sebagai konsumen, tidakdapat diukur dengan standar yang sama.

  2. Objektif Fungsi yang berdasarkan pada segi teknis suatu produk yang dihasilkan,dapat diukur dengan standar yang sama.

  Standar Mutu Jalan

  Pencapaian mutu konstruksi infrastruktur tidak akan optimal bila dinyatakan sebagai suatu “program”, tetapi harus diperlakukan sebagai suatu “proses” yang berkelanjutan (Kasi, 1995; Chase, 1998; Bubshait & Al Atiq, 1999, dalam Mulyono.A.T,2007). Proses tersebut dimaksudkan sebagai suatu rangkaian dari awal hingga akhir, artinya pencapaian mutu harus diterapkan pada tiap tahapan dalam konsep manajemen yang sistemik (input-process-output-outcome-impact) sehingga akan dapat diketahui secara pasti bagian-bagian tertentu yang sering terjadi kelemahan dan kekuatan dalam pencapaian mutu konstruksi.

  Sistem Manajemen Mutu (SMM) yang dikembangkan oleh Ditjen Bina Marga (2006.a, dalam Mulyono.A.T, 2007)) merupakan bagian sistem manajemen organisasi proyek yang memfokuskan perhatian (mengarahkan dan mengendalikan organisasi) pada pencapaian hasil akhir yang berkaitan dengan sasaran mutu dalam rangka memuaskan kebutuhan, harapan dan persyaratan pihak yang berkepentingan. Sistem ini dikembangkan berdasarkan penelitian Bennett (2003; 2007.a) yang menyatakan bahwa pada tiap ttahapan perencanaan, konstruksi dan operasional masing-masing harus memiliki: (i) kebijakan mutu; (ii) manual atau pedoman mutu; (iii) rencana dan prosedur mutu; (iv) penilaian mutu; (v) pengendalian mutu; (vi) penjaminan mutu; dan (vii) sistem mutu. Kebijakan Mutu mendasari maksud dan arahan secara menyeluruh dari sebuah organisasi (sistem) yang ditetapkan secara resmi oleh pimpinan puncak organisasi. Manual Mutu atau Pedoman Mutu merupakan dokumen yang merinci standar atau batasan teknis suatu organisasi. Rencana Mutu atau Prosedur Mutu merupakan dokumen yang berisi prosedur, sumber daya yang diperlukan dan diterapkan oleh siapa dan kapan pada suatu proyek, produk, proses, atau kontrak tertentu (Smith,1996, dalam Mulyono.A.T,2007)

  Faktor-faktorYang Mempengaruhi Kinerja Mutu Proyek 1. Sumber Daya Manusia

  Dengan Sumber Daya Manusia yang tidak terorganisasi secara baik akan berdampak pada kinerja mutu proyek. Menurut Abrar Husen (2010), Sumber daya manusia yang ada pada suatu proyek harus dikategorikan. Pembagian kategori ini ini dimaksudkan agar efisiensi perusahaan dalam mengelola sumber daya dapat maksimal dengan beban ekonomis yang memadai. Hal ini dilakukan agar karyawan sebagai aset perusahaan dapat memberikan karya terbaiknya serta memberikan keuntungan bagi perusahaan dengan keahlian yang dimilikinya. Untuk itu perlu suatu deskripsi yang jelas akan tugas dan tanggung jawab serta wewenang terhadap tenaga kerja pada suatu proyek.

  2. Material

  Pengelolaan material membutuhkan beragam informasi tentang spesifikasi, harga maupun kualitas yang diinginkan sehingga akan memberikan hasil optimal terhadap kinerja proyek (Abrar Husen,2010), meliputi :  Kualitas material yang dibutuhkan  Spesifikasi teknis material  Memilih harga yang paling murah dari pemasok dengan kualitas material terbaik  Waktu pengiriman  Pemasok material rekanan terpilih  Gudang penimbunan material harus cukup  Harga material yang memperhitung eskalasi  Jadwal pengiriman harus sesuai 3.

   Peralatan

  Peralatan yang akan digunakan biasanya sudah ditentukan pada dokumen kontrak, akan tetapi itu tidak mengikat, untuk itu perlu dilakukan evaluasi terhadap peralatan kontruksi yang akan digunakan agar hasil pekerjaan benar-benar sesuai dengan sasaran proyek. Tidak semua peralatan yang digunakan pada jenis pekerjaan yang sama akan sama, tergantung terhadap kondisi lapangan, jenis material, dan sasaran mutu dari pekerjaan masing-masing proyek. Penentuan alokasi sumber daya peralatan perlu diidentifikasi terlebih dahulu agar tingkat kebutuhan pemakaian dapat direncanakan secara efektif dan efisien, beberapa yang perlu diidentifikasi adalah (Abrar Husen, 2010) :  Medan Kerja  Cuaca  Mobilisasi peralatan ke lokasi proyek  Komunikasi yang memadai antar opeator peralatan  Fungsi peralatan harus sesuai dengan pekerjaan  Kondisi peralatan harus laik pakai

  Ahmad Kausari 4.

   METODOLOGI PENELITIAN 1. Strategi Penelitian

  Pendekatan Penelitian

  Berdasarkan pertanyaan penelitian diatas, maka strategi penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan metode survey, dimana kedua pertanyaan penelitian menggunakan jenis pertanyaan penelitian yang termasuk dalam kategori survey.

  2. Apa saja faktor dominan yang berpengaruh terhadap kinerja mutu proyek peningkatan dan pembangunan jalan kabupaten di Kabupaten Merangin ?

  1. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja mutu proyek peningkatan dan pembangunan jalan kabupaten di Kabupaten Merangin ?

  Yang menjadi pertanyaan dalam penelitian ini adalah :

  Agar terjawab pertanyaan penelitian, diperlukan strategi yang tepat agar pertanyaan penelitian tersebut dapat terjawab dengan akurat. Untuk mendapatkan output dari hasil penelitian dengan hasil yang maksimal, diperlukan perencanaan dan persiapan yang baik. Hal ini dimungkinkan dengan terdapatnya proses yang sistematis, objektif, logis serta metode analisis yang benar dan didukung oleh desain penelitian yang baik.

  Proyek pekerjaan jalan mempunyai karakteristik yang berbeda dengan proyek gedung, dimana kondisi lapangan adalah memanjang, terbuka, dan dengan kontur yang tidak rata.Kondisi geologi dari lokasi pekerjaan merupakan faktor resiko dari pelaksanaan pekerjaan. Menurut John S. Oakland, Morris, TQM (1997), aspek-aspek yang mempengaruhi sebuah kualitas (pelaksanaan proyek konstruksi) diantaranya adalah : manusia, metode kerja, mesin/peralatan, material, serta lingkungan (Yusuf Latif,Retyaning Puji Utami,2009) III.

   Keuangan

  7. Keadaan Alam / Lingkungan

  Adapun pada setiap pelaksanaan desain tersebut di terjemahkan dalam bentuk gambar kerja pelaksanaan, rencana mutu, dan sebagainya. Dokumen-dokumen tersebut dikendalikan dilapangan, sehingga pihak yang terkait akan jelas dalam melaksanankan tugasnya.

  6. Perencanaan

  Dalam pelaksanaan suatu proyek, suatu ketika dapat menyimpang dari rencana, maka pengawasan dan pengendalian proyek sangat diperlukan agar kejadian-kejadian yang menghambat tercapainya tujuan proyek dapat segera diselesaikan dengan baik (ilmusipil.com) Pengawasan (supervising) adalah suatu proses pengevaluasian atau perbaikan terhadap pelaksanaan kegiatan dengan pedoman pada standar dan peraturan yang berlaku dengan bertujuan agar hasil dari kegiatan tersebut sesuai dengan perencanaan proyek.Pengendalian (controlling) adalah usaha yang sistematis untuk menentukan standart yang sesuai dengan sasaran perencanaan, merancang system informasi, membandingkan pelaksanaan dengan standart, menganalisis kemungkinan adanya penyimpangan antara pelaksanaan dan standart, kemungkinan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan agar sumber daya digunakan secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai sasaran.

  5. Manajemen Lapangan dan Pengawasan

  Keuangan proyek perlu dikelola dengan hati- hati agar pada akhir proyek, proyeksi keuntungan yang telah direncanakan dapat dicapai sesuai dengan yang diharapkan. Aliran kas masuk dan keluar harus terlapor dengan benar dan teliti sehingga setiap laporan berkalanya dapat memberikan informasi yang akurat dan dapat diaudit dengan tingkat kewajaran yang baik, serta menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan berikutnya (Abrar Husen,2010) Dari sisi pelaksanaan proyek akibat dari penawaran dengan estimasi harga yang kurang akurat, tidak memperhitungkan inflasi dan eskalasi, tidak memperhitung biaya tidak terduga dan kurangnya kemampuan dalam penanganan keuangan juga akan membawa dampak terhadap kinerja proyek.

  Dalam penulisan tesis ini metode yang digunakan oleh peneliti adalah metode penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif menurut arikunto banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut serta hasilnya. Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan metode survey dengan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data-data primer.Untuk mendapatkan data yang baik dan lengkap, maka kuisioner tersebut harus mudah dimengerti dan lengkap. Unit analisa dalam survey biasanya adalah individu, akan tetapi dalam penelitian tertentu unit analisa adalah suatu kelompok yang terdiri dari beberapa individu. Dalam penelitian ini unit analisa yang digunakan adalah pihak-pihak yang terkait di dalam Kuisioner Analisis Data / Pembahasan 1. Uji Validasi 2. Uji Reliabilitas 3. Analisa Korelasi 4. Analisa Faktor Pengumpulan Data Stake Holder (Xij) Kajian Literatur 1. Faktor 2. Sub Faktor Kesimpulan dan Saran

  Ahmad Kausari

  pelaksanaan proyek pembangunan dan peningkatan P = Peluang benar (0,5) jalan kabupaten di Kabupaten Merangin. Q = Peluang salah (0,5) d = Perbedaan antara rata-rata sampel dengan rata-rata

  Pengumpulan Data

  populasi. Perbedaan bisa 0,01; 1.

   Instrumen Pengumpulan Data untuk

  0,05; 0,10

  Mengetahui Faktor-Faktor yang

   Kuisioner

  mempengaruhi kinerja mutu pada proyek

  Penyebarankuisioner tersebutdilakukan

  peningkatan dan pembangunan jalan

  dengan menentukan berapa

  kabupaten di Kabupaten Merangin

  samplingrespondenyangdidapatdaripihak-  Studi Literatur pihakyangberkepentingan (stakeholder) yaitu

  Studi literatur merupakan langkah awal dalam :istansi teknis (Owner) Dinas PU Kab. tahap penyusunan dan pengumpulan data

  Merangin, kontraktor, konsultan perencana, untuk mengetahui faktor-faktor apa konsultan pengawas, respondentersebutdipilih mempengaruhi kinerja mutu tersebut, hal ini berdasarkan posisi(kedudukan)apadi dapat dilakukan dengan mencari mempelajari perusahaanmereka.Datakuisioner literaur yang terkait langsung, misalnya penelitianberbentukangka-angka dan bukan melalui jurnal ilmiah. dinyatakan dalamsimbol. Kemudian dapat

  Dari kajian literatur ini akan diketahui faktor- ditentukan alasan pemilihan faktor yang berpengaruh dan akan dijadikan jenismetodestatistikyang digunakandalam variabel sebagai bahan pembanding untuk penelitian. Tujuan kuisioner adalah untuk penelitian selanjutnya. Variabel-variabel ini mendapatkan informasi yang relevan dengan dijadikan kuisioner untuk dilakukan tujuan penelitian, serta keabsahan atau validasi penyebaran kepada pihak-pihak yang terkait

  (validity) dan tingkat keandalan setinggi langsung dengan proyek konstruksi.

  mungkin. Kuisioner dirancang dengan skala Tinjauan literatur dilakukan melalui buku likert adalah instrument yang umumnya pegangan, jurnal internasional. Dengan digunakan untuk meminta responden agar mengacu pada literatur sebelumnya, informasi memberikan respon terhadap beberapa dari penyebab keterlambatan konstruksi dan statement. Penelitian ini dengan menggunakan efek dari keterlambatan konstruksi akan kuisioner tertutup dengan menggunakan skala digunakan untuk mengembangkan survei

  Likert. Dalam penelitian ini, peneliti tidak kuisioner untuk mengumpulkan data dari memberikan alternatif jawaban dan pertanyaan responden yang ditargetkan. dengan jawaban tertutup adalah sebaliknya,

   Populasi dan Sample yaitu semua alternatif jawaban responden Sugiyono (2003:90) mendefinisikan sudah disediakan oleh peneliti. pengertian populasi, yaitu : “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

  2. Instrumen Pengumpulan Data untuk

  obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

  Mengetahui Faktor-Faktor Dominan yang

  karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

  mempengaruhi kinerja mutu pada proyek

  peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

  peningkatan dan pembangunan jalan

  kesimpulannya.”

  kabupaten di Kabupaten Merangin

  Sampel adalah sekumpulan data yang diambil atau Setelah diketahui faktor-faktor/variabel dan sub diseleksi dari suatu populasi dengan jumlah variabel yang mempengaruhi kinerja mutu, tertentu. Penentuan sampel penelitian digunakan dilakukan proses analisis dengan menggunakan teknik sampling random sederhana. Cara ini bantuan program IBM SPSS 21 dimaksudkan karena anggota populasi homogen.

  Instrumen Pengolahan Data

  Ukuran sampel dalam penelitian mengacu pada 1.

   Untuk Tujuan I

  Isaac dan Icheal sebagai berikut : Tujuan analisis adalah menyederhanakan data

  2 .

  . . ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan

  =

  2

  2 .

  − 1 + . diinterprestasi. Dalam proses ini sering kali

  Keterangan: digunakan statistik karena memang salah satu s = Jumlah Sampel fungsi statistik adalah menyederhanakan data.

  2

  = Chi Kuadrat yang harganya  Uji Validasi tergantung derajat kebebasan

  Uji validitas adalah prosedur untuk dan tingkat kesalahan. Untuk memastikan apakah kuesioner yang akan

  Derajat kekebasan 1 dan dipakai untuk mengukur variabel penelitian kesalahan 5% harga Chi valid atau tidak. Kuisioner dikatakan valid Kuadrat = 3,841 apabila dapat mempresentasikan atau

  N = Jumlah Populasi mengukur apa yang hendak diukur (variabel

  Ahmad Kausari

  Tabel: Rekap Penyebaran Kuesioner Responden NO. URAIAN PENYEBA RAN KUESiON ER YANG MENGEMBA LIKAN 1.

  40 Sumber : Hasil olahan data primer

  43

  11 JUMLAH

  14

  3. Kontraktor

  14

  14

  2. Konsultan

  15

  15

  Owner (Dinas PU Kab. Merangin)

  Adapun profil responden dari kuesioner yang diminta pendapat adalah orang-orang yang berpengalaman pada proyek pembangunan jalan adalah seperti yang terlihat pada tabel :

  penelitian). Dengan kata lain validitas adalah ukuran yang menunjukkan kevalitan dari suatu instrumen yang telah ditetapkan.Angka variabel X menunjukkan kuatnya korelasi antara kinerja mutu proyek dengan tingkat pengaruh risiko karena r > 0,4

  = 39 Sehingga jumlah sampel terkumpul memenuhi syarat yaitu 40 buah kuisioner.

  3,841 2 43 0,5 0,5 0,1 2 43−1 +3,841 2 .0,5.0,5

  Setelah dilakukan penyebaran angket kuesioner yang berisi variabel-variabel penelitian kepada Owner (Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Merangin), Konsultan dan Kontraktor, pada pengumpulan data ini responden memberikan penilaian dampak tingkat pengaruh kinerja mutu dan tingkat frekuensi yang terjadi terhadap pelaksanaan proyek peningkatan dan pembangunan jalan kabupaten di Kabupaten Merangin. Dari sejumlah 43 kuesioner yang disebarkankarena luasnya daerah dan terbatasnya waktu, kuesioner yang bisa terkumpul sejumlah 40 buah kuesioner. Berdasarkan rumus bab III, didapatkan hasil populasi dan sampel (s) minimal adalah : s =

  Pengumpulan Data

  Adapun jumlah penyebaran kuesioner yang direncanakan di Kabupaten Merangin secara umum bisa terpenuhi. Dalam prakteknya responden sangat sulit meluangkan waktu untuk wawancara karena kesibukan. Sebelum melakukan pengisian kuesioner, terlebih dahulu dijelaskan maksud dan tujuan dari penelitian ini.

  Pada penelitian ini respondennya adalah KPA, PPTK sampai dengan pengawas lapangan Dinas PU Kab. Merangin, Konsultan baik Konsultan Perencana maupun Konsultan Pengawas, Kontraktor yang terlibat secara langsung pada pelaksanaan proyek yang menangani proyek yang sedang berlangsung dan yang telah selesai, sehingga diharapkan jawabannya lebih aktual.

   ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN Pendahuluan

  memperhatikan tabel Anti Images Matrices IV.

  Adequacy ) yang di bawah 0.5, dengan

   Analisis Faktor Dalam penelitian ini Analisis faktor dilakukan untuk membentuk beberapa kelompok variabel- variabel bebas yang dianggap valid. Penyederhanaan jumlah variabel yang cukup besar menjadi beberapa kelompok yang kecil dilakukan berdasarkan faktor yang sama dengan tetap mempertahankan sebanyak mungkin informasi aslinya. Indikator-indikator yang akan dikeluarkan adalah indikator-indikator yang memiliki MSA (Measure of Sampling

   Analisa Korelasi Analisa korelasi dilakukan untuk mengetahui besarnya hubungan interkorelasi antara variabel bebas yang satu terhadap variabel bebas lainnya.Uji korelasi Spearman digunakan untuk data yang tidak terdistribusi secara normal. Karena sebagian data tidak terdistribusi dengan normal maka analisa korelasi menggunakan Uji korelasi Spearman. Disini kita akan melihat dari hasil analisa korelasi memperlihatkan korelasi positif antara faktor-faktor yang memberi pengaruh pada kinerja mutu proyek, dengan demikian didapat bahwa faktor-faktor yang memberi pengaruh pada kinerja mutu penyelesaian proyek. Dari faktor yang termasuk dalam kategori resiko tinggi dan variabel yang telah valid dimana nilai r > 0,4.

   Uji Reliabilitas Konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil penelitian dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercayahanya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang mana diperoleh hasil yang relative sama. Realibilitas adalah ketepatan atau tingkat presisi suatu ukuran atau alat pengukur (Nazir, 2005).Dalam menganalisa data digunakan metode cronbach alpha dengan harga koefisien berkisar antara 0 sampai dengan 1. Alat ukur dapat dikatakan reliable apabila nilai alpha > 0,7 (Nunnally, 1978).

2. Analisis Data Untuk Tujuan II

  Ahmad Kausari

  karena dalam penelitian berdasarkan pendapat Nunnaly (1978), instrumen dikatakan reliabel apabila bahwa nilai alpha>0.7

  ,014 ,272 ,076 ,143 -,021 X37 ,231 -,157 ,098 ,722 ,278 X38 ,285 ,534 ,581 -,070 ,088 X39 ,879 ,173 -,007 ,064 -,119 X40 ,779 -,037 -,012 ,224 ,230 X41 -,079 ,073 ,906 ,320 ,114 X42 ,039 ,340 ,324 ,834 ,042 X43 ,883 ,090 ,127 ,130 ,102 Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization. a a. Rotation converged in 8 iterations.

  5 X6 ,786 ,008 -,015 -,214 -,118 X12 -,007 ,833 -,084 ,164 ,195 X16 -,118 ,307 ,219 ,150 ,792 X18 ,853 ,070 -,067 ,026 ,026 X21 ,203 ,732 ,302 ,215 -,168 X25 ,734 -,035 -,091 ,072 ,119 X30 -,079 ,073 ,906 ,320 ,114 X31 ,039 ,340 ,324 ,834 ,042 X32 ,928 ,078 ,082 ,060 -,003 X34 ,313 ,124 ,084 ,198 ,770 X35 X36 ,040 ,694 ,157 ,044 ,272

  4

  3

  2

  1

  Tabel : Analisis Faktor Rotated Component Matrix a Component

  tabelberikut :

  Matrices pada output SPSS, terlampir pada

  Analisis Faktor merupakan salah satu analisis statistika yang termasuk dalam kategori analisis multivarian pada dasarnya adalah analisis untuk lebih dari dua variabel dan prosesnya dilakukan secara simultan (bersama-sama). Analisis faktor dilakukan untuk membentuk beberapa kelompok variabel- variabel bebas yang dianggap valid. Penyederhanaan jumlah variabel yang cukup besar menjadi beberapa kelompok yang kecil dilakukan berdasarkan faktor yang sama dengan tetap mempertahankan sebanyak mungkin informasi aslinya. Indikator-indikator yang akan dikeluarkan adalah indikator-indikator yang memiliki MSA (Measure of Sampling Adequacy) yang di bawah 0.6, dengan memperhatikan tabel Anti Images

  Analisis Data Untuk Tujuan II 1. Analisis Faktor

  Analisa kolerasi dilakukan untuk mengetahui besarnya hubungan interkorelasi antara variabel bebas yang satu terhadap variabel bebas lainnya. Dari hasil analisa korelasi memperlihatkan bahwa korelasi positif antara faktor-faktor yang memberi pengaruh pada kinerja mutu proyek, dengan demikian didapat bahwa faktor-faktor yang memberi pengaruh pada kinerja mutu penyelesaian proyek. Dari 6 faktor yang termasuk dalam kategori resiko tinggi dan 17 variabel yang telah reliabel dimana nilai r > 0,4.

  3. Uji Korelasi

  0.872. Hal ini berarti bahwa kuesioner reliabel

  Kuesioner disebarkan kepada 43 orang responden, Jumlah responden yang mengembalikan dan mengisi kuesioner dengan lengkap adalah sebanyak 40 orang atau tingkat pengembalian sebesar 93 %.

  19 Hasil pengujian yang terlihat pada tabel diatas menunjukkan bahwa nilai Cronbach alpha sebesar

  Cronbach's Alpha N of Items ,872

  Tabel : Reliability Statistics

  Dari hasil dapat disimpulkan bahwa telah diteliti 40 responden dan 100% sudah valid (tidak ada yang dikeluarkan dari analisis penelitian).

  Sumber : Hasil Olahan Data

  Cases Valid 40 100,0 Excluded a 0,0 Total 40 100,0

  N %

  Tabel : Case Processing Summary

  Tujuan utama pengujian reliabilitas adalah untuk menguji konsistensi atau keteraturan hasil pengukuran apabila instrument tersebut digunakan lagi sebagai alat ukur suatu responden. Hasil uji reliabilitas mencerminkan dapat dipercaya atau tidaknya suatu instrument penelitian berdasarkan tingkat kemantapan dan ketepatan suatu alat ukur dalam pengertian bahwa hasil pengukuran yang didapatkan merupakan ukuran yang benar dari suatu ukuran.

  Uji Validitas atau kesasihan digunakan untuk mengetahui seberapa tepat suatu alat ukur mampu melakukan fungsi. Alat ukur yang dapat digunakan dalam pengujian validitas suatu kuisioner adalah angka hasil korelasi Angka variabel X pada pearson correlation menunjukkan kuatnya korelasi antara kinerja mutu proyek dengan tingkat pengaruh risiko, dimana disini angkapearson correlationyang nilainya < 0,4, maka dikeluarkan untuk analisis selanjutnya. Setelah tereduksi maka dari 43 variabel awal hanya tinggal 19 variabel yang valid karena nilai r > 0,4.

  Analisis Data Untuk Tujuan I 1. Uji Validasi

  Setelah hasil kuesioner didapat, maka dibuat tabulasi data dengan mengurutkan data masing - masing responden yang berupa dampak dan pengaruh. Setelah data ditabulasi, dilakukan analisis seperti yang sudah dijelaskan pada metodelogi penelitian.

  Tabulasi Data

2. Uji Reliabilitas

  Ahmad Kausari

  dari 7 variabel.

  Setelah melihat hasil penelitian dan kesimpulan, ada beberapa saran yang dapat ditulis sebagai berikut :

  2. SARAN

  b. Dari hasil analisis faktor terhadap 5 faktor baru tersebut, terdapat1 faktor yang dominan mempengaruhi terhadap kinerja mutu pada pada proyek peningkatan dan pembangunan jalan kabupaten di Kabupaten Merangin, yaitu faktor Sumber Daya dan Lingkungan dengan 7 indikator variabel yang signifikan mempengaruhinya, yaitu : (i) Tidak tersedianya bahan secara cukup yg sesuai dengan kebutuhan, (ii) Kurangnya kemampuan dalam penanganan keuangan, (iii) Tingginya frekwensi perubahan pelaksanaan, (iv) Perubahan desain/detail pekerjaan pada waktu pelaksanaan, (v) Design tidak dapat dilaksanakan, (vi) Perencana tidak mengerti mengenai material, (vii) Kondisi dan Peristiwa yg tidak terduga (kebakaran, banjir, badai,angin ribut, gempa bumi, tanah longsor dan cuaca yg amat buruk).

  (ii) Prosedur Kerja dan Peralatan, (iii) Kebijakan, (iv) Sosial dan Perencanaan, (v) Penawaran dan Pengawasan

  Berdasarkan Pengolahan data dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat ditarik beberapa kesimpulan untuk menjawab tujuan penelitian ini, yaitu : a. Hasil analisis korelasi memperlihatkan bahwa ada 19 variabel yang teridentifikasi membawa pengaruh pada awal penelitian dan selanjutnya ada terdapat 17 variabel yang reliabel berpengaruh terhadap kinerja mutu pada pada proyek peningkatan dan pembangunan jalan kabupaten di Kabupaten Merangin, yang setelah dilakukan analisis faktor terkelompok dalam 5 faktor baru yaitu :(i) Faktor Sumber Daya dan Lingkungan,

  V. KESIMPULAN DAN SARAN 1. KESIMPULAN

  kesepakatan/keselarasan yang paling dominan, yang berarti pada 40 responden yang turut berpartisipasi dalam pengisian kuesioner, sebagian besar melihat bahwa pada proyek peningkatan dan pembangunanjalan kabupaten di Kabupaten Merangin mengalami kinerja mutu yang memiliki pengaruh terhadap proyek.Dimana ada 1 faktor dominan yang terdiri dari 7 variabel yang mempengaruhi kinerja mutu proyek. Faktor tersebut adalah Sumber Daya dan Lingkungan.

  lingkungan yang mempunyai tingkat

  Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat simpulan bahwa dari 5 jenis faktor yang mempengaruhi rendahnya kinerja mutu, terdapat 1 faktor dominan yaitu Sumber Daya dan

  Pembahasan

  Dari hasil tabel diatas dapat disimpulkan bahwa nilai mean > 3,00 merupakan faktor dominan, yang dalam penilaian skala likert sedang (berdampak pada kinerja mutu proyek). Adapun faktor yang paling dominan mempengaruhi kinerja mutu, berdasarkan hasil olahan SPSS ada 1 faktor yang dominan yaitu faktor sumber daya dan lingkungan yang terdiri

  Setelah itu komponen tersebut direduksi dengan mengeluarkan indikator-indikator yang memiliki MSA (Measure of Sampling Adequacy) yang di bawah<0.6, dengan memperhatikan tabel Anti

  5 Penawaran dan Pengawasan 1,9875 Sumber : Hasil olahan SPSS

  4 Sosial dan Perencanaan 2,1250

  3 Kebijakan 1,9500

  2 Prosedur Kerja dan Peralatan 1,9083

  1 Sumber Daya dan Lingkungan 3,0286

  Tabel : Nilai Mean Yang Mempengaruhi Mutu No. Faktor Baru Mean

  Dengan analisis selanjutnya, berdasarkan hasil analisa faktor nilai rata-rata (mean) masing-masing variabel tahapan proses di atas, dengan membuat kombinasi dari masing-masing variabel, sehingga diperoleh hasil parameter dampak terbesar yang mempengaruhi kinerja mutu. Setelah melakukan proses analisis SPSS untuk menentukan peringkat tertinggi faktor yang mempengaruhi kiner mutupada proyek peningkatan dan pembangunan jalan kabupaten di Kabupaten Merangin, ditemukan 5 faktor besar dari 17 variabel yang sangat mempunyai dampak. Hasil analisis nilai rata-rata (mean) 5 faktor dari 14 variabel tersebut dapat dilihat lampiran, dan rekapitulasinya seperti pada tabel berikut :

  Faktor –Faktor Dominan Yang Mempengaruhi Kinerja Mutu

  Dari hasil analisis faktor didapatkan 5 kelompok faktor baru yang terdiri dari 17 variabel. Faktor inilah yang merupakan faktor yang mempengaruhi kinerja mutu pada proyek peningkatan dan pembangunan jalan kabupaten di Kabupaten Merangin.

  Images Matrices pada output SPSS.

  a. Hasil Penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu acuan untuk mengurangi dampak yang mempengaruhi kinerja mutu pada

  Ahmad Kausari

  Proyek,Perencanaan,Penjadwalan dan Pengendalian Proyek, edisi revisi, Yogyakarta :

  Ditjen Bina Marga, 2006.b, Statistik Jalan Nasional

  dan Propinsi , Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.

  Fandopa, Riza,

  Thesis “Pengelolaan Resiko pada Pelaksanaan Proyek Jalan Perkerasan Lentur PT.X Dalam Rangka Meningkatkan Kinerja Mutu Proyek”, Universitas Indonesia, 2012.

  Goetsch, D.L., and Davis, S.B., 2002, Manajemen

  Mutu Total, Manajemen Mutu untuk Produksi, Pengolahan dan Pelayanan , Edisi Kedua, PT.

  Prenhallindo, Jakarta. Goetsch, D.L. and Davis, S.B. Introduction to Total Quality, Quality, Productivity, Competitiveness .

  Englewood: Prencentice Hall International Inc.1994. 121-138. Haryono, T., 2005, SNI on Line dan Dampaknya terhadap Permintaan Standar, Jurnal

  Standardisasi , Volume 7, No.2: 45-49, Badan Standardisasi Nasional (BSN), Jakarta.

  Husen, Abrar, Manajemen

  Penerbit Andi, 2010. Ismeth S. Abidin, Ph.D, Risk Management:

  Dipohusodo, Istimawan, Manajemen Proyek & Konstruksi Jilid 1 , Kanisius 1996. Ditjen Bina Marga, 2006.a, Kajian Pengembangan

  Identification, Assessment, valuation, Analysis and Mitigation, part 1: Introducing Risk , Bahan Kuliah Risiko, Fakultas Teknik UI,

  12 Februari 2007 Isya, Muhammad, Majid, Ibnu Abbas, Sari, Astuti,

  Journal “Evaluasi Penerapan Sistem Manajemen Mutu Pada Pelaksanaan Konstruksi Jalan di Provinsi Aceh, Universitas Syah Kuala

  Aceh, 2012 Jahren, C., T., and Federle, M., O., 1999,

  Implementation of Quality Improvement for Transportation Administration, Journal of

  Management in Engineering , Volume 15,

  Number 6: 56-65, American Society of Civil Engineers (ASCE)

  Kasi, M., 1995, TQM on a Transportation Project,

  Journal of Management in Engineering ,

  Volume 11, Number 3: 21-23, American Society of Civil Engineers (ASCE).

  Metode Kuantifikasi Impact untuk Manajemen Jalan , Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.

  Number 3: 30-33,American Society of Civil Engineers (ASCE)

  proyek peningkatan dan pembangunan jalan kabupaten di Kabupaten Merangin, sehingga kedepannya bisa memperbaiki kinerja proyek baik dari sisi Owner (Dinas Pekerjaan Umum Kab. Merangin), Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas dan Kontraktor.

  Management in Engineering , Volume 14,

  Methods: A Story About Quality, Journal of

  OECD. Chase, G., W., 1998, Improving Construction

  Based Management in the Development Co- Operation Agencies: A Review of Experience ,

  6: 41-46, American Society of Civil Engineers (ASCE). Binnendijk, A., 2001, Background Report, Result

  b. Owner (Dinas Pekerjaan Umum Kab.

  Merangin), Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas dan Kontraktor harus mempersiapkan sumber daya (manusia, material dan peralatan) yang mencukupi dan dibutuhkan sesuai dengan kondisi proyek baik ditinjau dari faktor perencanaan, pengawasan dan pelaksanaan.

  c. Dalam proses pelaksanaan fisik, harus ada pengendalian yang optimal dengan memperketat pelaksanaan quality control, mengefektifkan peran pengawas lapangan dan prosedur pengendalian proyek.

  d. Owner harus memberikan perhatian khusus kepada proses perencanaan, mulai dari proses seleksi pengadaan, proses pekerjaan dan produk perencanaan dengan mengevaluasi setiap proses pekerjaan perencanaan sebelum produk perencanaan diserahterimakan.

  e. Dalam menyusun KAK dan Billing Rate konsultan, owner telah mengkaji dan menyesuaikan kebutuhan perencanaan dan pengawasan sehingga konsultan bisa menyediakan sumber daya yang disyaratkan

DAFTAR PUSTAKA

  Bennett, C.R., 2007, Business Processes and Data

  Bapekin, 2003.b, Pengembangan Sistem Penilaian

  Pembinaan Konstruksi dan Investasi , Departemen Kimpraswil, Jakarta.

  Bapekin, 2003.a, Pedoman Evaluasi Kinerja

  Majalah Teknik Jalan dan Transportasi, No.105, Tahun XXIV, hal. 30-32, Jakarta.

  Andriyanto, 2005, Mengapa Pembangunan Infrastruktur Jalan Lebih Banyak Mengandung Masalah Daripada Pembangunan Gedung,

  A Guide to the Project Management Body of Knowledge (PMBOK Guide) 4 th Edition, Project Management Institute (PMI) USA , 2008.

  Collection for Road Management Systems , The World Bank, Washington, D.C.

  Bennett, C.R., 2003, The Management of

  Construction: A Project Life Cycle Approach ,

  Butterworth-Heinemann, UK Bubshait, A., A., and Al-Atiq, T., H., 1999, ISO 9000 Quality Standards in Construction, Journal of

  Management in Engineering , Volume 15, Number

  Mutu Kontruksi Jalan , Departemen Kimpraswil, Jakarta.

  Ahmad Kausari

  Russel, J. S., Contractor Failure; Analysis, Journal KK Chitkara, Book “Construction Project of Constructed Facilities, Vol.5, No. 3 , 1991.

  Management”, ICPM, India 1998. Megananda, Dedi, Tesis “ Analisis Faktor – Faktor 163 – 180.

  yang Mempengaruhi Kinerja Perusahaan Santoso, Indriani, Thesis “Analisa Cost Overruns”, Angkutan Laut Supply Vessel Universitas Petra Surabaya, Kekhususan

  “, PPSBIT-UI, Kekhususan Manajemen Proyek, 2005 mengacu Manajemen Proyek, 2001.

  Smith, N. J., 1996, Engineering Project dari Santoso, S, “ Mengatasi Berbagai Masalah

  Statistik dengan SPSS Versi 11.5 Management , 4th

  “, Elek Media – edition, Blackwell Science, Komputindo. 2004. London. Mulyono, A.T., Disertasi Soeharto, Iman, Manajemen Proyek (Dari

  ”Model Monitoring dan Evaluasi Pemberlakuan Standar Mutu Konseptual Sampai Operasional) , 2001. Perkerasan Jalan Berbasis Pendekatan Taufik, Mohamad, Thesis “Pengelolaan Risiko Sistemik , UGM, 2007. Kualitas pada Tahap Pelaksanaan Konstruksi di

  Nazir, M, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia,

  Lingkungan PT. X”, Universitas Indonesia, 1985.

  2010. OECD, 2000, Performance Indicator for the Road Trihendradi, Cornelius, Step by Step IBM SPSS 21

  Sector , Organization for Economic Co- Analisis Data Statistik, Yogyakarta : Penerbit

  operation and Development (OECD), Andi, 2013 Washington, D.C. Whittington, E. et al, Pengaruh Manajemen Praboyo, Budiman, Lapangan, Konstruksi, September, 1997.