3 Kriteria Perencanaan Penyaluran Air L
3 - Kriteria Perencanaan
Penyaluran Air Limbah
1
Prinsip Pengaliran
Combined system atau sistem tercampur (pd
awal perkembangan penyaluran air
buangan)
Mengalirkan air limbah (black water atau
air limbah yang mengandung
padatan/tinja), dan juga air ‘run-off’ atau
limpasan hujan secara bersama-sama
Separate system atau sistem terpisah
memisahkan penyaluran air limbah yang
mengandung padatan/tinja dengan air
limpasan hujan yang disalurkan dengan
sistem penyaluran yang berbeda
2
Prinsip Pengaliran
Partially separate system
Memisahkan penyaluran air limbah dan air
hujan, namun pada beberapa bagian
mencampurkan keduanya
Sistem interceptor
Merupakan sistem tercampur, tetapi pada
musim kemarau, ketika tidak atau terjadi
hujan kecil, maka penyaluran air limbah
dilakukan melalui saluran tertutup
3
Prinsip Pengaliran
Separate system lebih banyak diterapkan
dengan pertimbangan:
Ukuran pipa/saluran Combined sewer
cukup besar karena menampung dan
menyalurkan pula air limpasan hujan
Ketika musim kering/kemarau dapat terjadi
pengendapan, kecuali mempunyai gradien
kecepatan yang cukup atau ada
pemompaan
Masuknya air limpasan hujan dalam jumlah
besar menimbulkan permasalahan dalam
proses pengolahan air limbah
4
Prinsip Pengaliran
air limbah
Jalur saluran panjang, maksimal waktu
perjalanan 18 jam
Aliran lancar, tidak terhenti atau
mengendap mencegah timbulnya bau dan
gas
Kemiringan saluran mengikuti kemiringan
muka tanah dan mempunyai kecepatan ‘self
cleansing velocity’ dan tidak merusak
saluran
Tertutup, untuk menjaga kontak dengan
udara, tanah ataupun air yang dapat
5
membahayakan kesehatan
Kapasitas Pengaliran
Sumber atau asal air limbah
Besarnya pemakaian kebutuhan air bersih
Dalam perencanaan saluran atau pipa
penyaluran, besarnya debit yang
diperhitungkan adalah debit air limbah pada
kondisi puncak dan kondisi minimum
6
Kecepatan Pengaliran
Kapasitas cukup, tidak terlalu besar
Dimensi pipa dapat menghasilkan kecepatan
self cleansing baik saat puncak ataupun
minimum
Kecepatan aliran self cleansing pipa
berdiameter kecil sampai sedang berkisar
pada 2 ½ fps (0,75 m/dt) pada kondisi halffull
Saat pipa berisi ¼ atau 1/5 dari total
kapasitas, kecepatannya 2 fps
7
Kecepatan Pengaliran
Kecepatan aliran maksimum terjadi bila
berisi 0,8 dari kedalaman pipa
Debit maksimum terjadi pada 0,94
kedalaman pipa
Kecepatan terlalu besar/tinggi harus
dihindari, karena:
menyebabkan scouring
Bila kemiringan saluran curam/tinggi dan
hanya sedikit aliran yang ada, maka
kedalaman aliran menjadi sangat rendah
sehingga tidak bisa menyalurkan padatan
yang besar
8
Kecepatan Pengaliran
Kecepatan aliran minimum = 0,6 m/dt
pada kondisi half full – full depth
Untuk mencegah mengendapnya bahan
organik, digunakan kecepatan rata-rata
0,3 m/dt
Untuk mencegah mengendapnya sand
and gravel, digunakan kecepatan ratarata 0,75 m/dt
Umumnya, maksimum kecepatan ratarata adalah 2,5 – 3 m/dt
9
Kekasaran Pipa
Kecepatan aliran dalam pipa dipengaruhi
oleh kekasaran pipa yang dipergunakan
10
Kedalaman Aliran
Mempengaruhi kelancaran aliran
Dmin = db = 5 cm (untuk tinja Indonesia pada
pipa halus)
db = 7,5 cm untuk pipa kasar
Bila pada debit minimum kedalaman
berenang tidak dapat dicapai, maka saluran
memerlukan penggelontoran
Pada awal penyaluran, kedalaman aliran =
60% diameter pipa
11
Kedalaman Aliran
Saat debit puncak, kedalaman aliran tidak
boleh > 80% dari diameter pipa
Bila kedalaman aliran sudah mencapai 80%
dari diameter pipa, maka pipa harus
diperbesar diameternya sehingga dihitung
sebagai awal pengaliran
12
Kemiringan Aliran
Ditetapkan berdasarkan kontrol terhadap
adanya endapan atau kontrol H2S (diambil
yang lebih besar)
Untuk menghindari timbulnya lendir akibat
bakteri sulfur karena adanya gas sulfur
(kontrol sulfida) dan untuk menghindari
endapan-endapan yang memerlukan gaya
geser yang tidak merusak saluran
Untuk mendapatkan kecepatan self cleansing
13
Kemiringan Aliran
Ukuran pipa ()
(mm)
(inc)
200
8
250
10
300
12
375
15
450
18
525
21
600
24
675
27
750
30
900
36
Slope (m/m)
n = 0,013
n = 0,015
0,0033
0,0044
0,0025
0,0033
0,0019
0,0026
0,0014
0,0019
0,0011
0,0015
0,0009
0,0012
0,0008
0,0010
0,0007
0,0009
0,0006
0,0008
0,0004
0,0006
14
Kontrol H2S
Dilakukan
dengan
menggunakan
persamaan
untuk
mendapatkan
kemiringan
saluran
3EBOD P
s
1/ 3
Z Q p W
2
15
Kontrol H2S
S
Z
= slope saluran
= Pameroy index,
makin besar Z, semakin besar
kemungkinan terjadi lendir
Z = 10000 banyak lendir
Z = 7500 memadai
Z = 5000 bersih sekali
P
= perimeter
W
= lebar air dalam saluran
EBOD = BOD(5,20o) . (1,07) T-20
BOD(5,20o) = 0,04.106 / Qr mg/L
Qr
= kuantitas air terbuang (L/hari.capita)
16
Kontrol Endapan
Dilakukan dengan menggunakan
persamaan untuk mendapatkan
kemiringan saluran
16
13
c
s 0,1094
Rm 3 / 8
R Qp
f
17
Kontrol Endapan
c
Rm
Rf
= gaya geser kritis (kg/m2)
Nilai= (0,33 – 0,38) kg/m2 dianjurkan
= jari-jari hidrolis saat debit minimum
= jari-jari hidrolis saat debit maksimum.
Harga-harga P/W dan Rm/Rf dapat diketahui
dengan menggunakan grafik (Design of Main
Sewer)
18
Penyaluran Air Limbah
1
Prinsip Pengaliran
Combined system atau sistem tercampur (pd
awal perkembangan penyaluran air
buangan)
Mengalirkan air limbah (black water atau
air limbah yang mengandung
padatan/tinja), dan juga air ‘run-off’ atau
limpasan hujan secara bersama-sama
Separate system atau sistem terpisah
memisahkan penyaluran air limbah yang
mengandung padatan/tinja dengan air
limpasan hujan yang disalurkan dengan
sistem penyaluran yang berbeda
2
Prinsip Pengaliran
Partially separate system
Memisahkan penyaluran air limbah dan air
hujan, namun pada beberapa bagian
mencampurkan keduanya
Sistem interceptor
Merupakan sistem tercampur, tetapi pada
musim kemarau, ketika tidak atau terjadi
hujan kecil, maka penyaluran air limbah
dilakukan melalui saluran tertutup
3
Prinsip Pengaliran
Separate system lebih banyak diterapkan
dengan pertimbangan:
Ukuran pipa/saluran Combined sewer
cukup besar karena menampung dan
menyalurkan pula air limpasan hujan
Ketika musim kering/kemarau dapat terjadi
pengendapan, kecuali mempunyai gradien
kecepatan yang cukup atau ada
pemompaan
Masuknya air limpasan hujan dalam jumlah
besar menimbulkan permasalahan dalam
proses pengolahan air limbah
4
Prinsip Pengaliran
air limbah
Jalur saluran panjang, maksimal waktu
perjalanan 18 jam
Aliran lancar, tidak terhenti atau
mengendap mencegah timbulnya bau dan
gas
Kemiringan saluran mengikuti kemiringan
muka tanah dan mempunyai kecepatan ‘self
cleansing velocity’ dan tidak merusak
saluran
Tertutup, untuk menjaga kontak dengan
udara, tanah ataupun air yang dapat
5
membahayakan kesehatan
Kapasitas Pengaliran
Sumber atau asal air limbah
Besarnya pemakaian kebutuhan air bersih
Dalam perencanaan saluran atau pipa
penyaluran, besarnya debit yang
diperhitungkan adalah debit air limbah pada
kondisi puncak dan kondisi minimum
6
Kecepatan Pengaliran
Kapasitas cukup, tidak terlalu besar
Dimensi pipa dapat menghasilkan kecepatan
self cleansing baik saat puncak ataupun
minimum
Kecepatan aliran self cleansing pipa
berdiameter kecil sampai sedang berkisar
pada 2 ½ fps (0,75 m/dt) pada kondisi halffull
Saat pipa berisi ¼ atau 1/5 dari total
kapasitas, kecepatannya 2 fps
7
Kecepatan Pengaliran
Kecepatan aliran maksimum terjadi bila
berisi 0,8 dari kedalaman pipa
Debit maksimum terjadi pada 0,94
kedalaman pipa
Kecepatan terlalu besar/tinggi harus
dihindari, karena:
menyebabkan scouring
Bila kemiringan saluran curam/tinggi dan
hanya sedikit aliran yang ada, maka
kedalaman aliran menjadi sangat rendah
sehingga tidak bisa menyalurkan padatan
yang besar
8
Kecepatan Pengaliran
Kecepatan aliran minimum = 0,6 m/dt
pada kondisi half full – full depth
Untuk mencegah mengendapnya bahan
organik, digunakan kecepatan rata-rata
0,3 m/dt
Untuk mencegah mengendapnya sand
and gravel, digunakan kecepatan ratarata 0,75 m/dt
Umumnya, maksimum kecepatan ratarata adalah 2,5 – 3 m/dt
9
Kekasaran Pipa
Kecepatan aliran dalam pipa dipengaruhi
oleh kekasaran pipa yang dipergunakan
10
Kedalaman Aliran
Mempengaruhi kelancaran aliran
Dmin = db = 5 cm (untuk tinja Indonesia pada
pipa halus)
db = 7,5 cm untuk pipa kasar
Bila pada debit minimum kedalaman
berenang tidak dapat dicapai, maka saluran
memerlukan penggelontoran
Pada awal penyaluran, kedalaman aliran =
60% diameter pipa
11
Kedalaman Aliran
Saat debit puncak, kedalaman aliran tidak
boleh > 80% dari diameter pipa
Bila kedalaman aliran sudah mencapai 80%
dari diameter pipa, maka pipa harus
diperbesar diameternya sehingga dihitung
sebagai awal pengaliran
12
Kemiringan Aliran
Ditetapkan berdasarkan kontrol terhadap
adanya endapan atau kontrol H2S (diambil
yang lebih besar)
Untuk menghindari timbulnya lendir akibat
bakteri sulfur karena adanya gas sulfur
(kontrol sulfida) dan untuk menghindari
endapan-endapan yang memerlukan gaya
geser yang tidak merusak saluran
Untuk mendapatkan kecepatan self cleansing
13
Kemiringan Aliran
Ukuran pipa ()
(mm)
(inc)
200
8
250
10
300
12
375
15
450
18
525
21
600
24
675
27
750
30
900
36
Slope (m/m)
n = 0,013
n = 0,015
0,0033
0,0044
0,0025
0,0033
0,0019
0,0026
0,0014
0,0019
0,0011
0,0015
0,0009
0,0012
0,0008
0,0010
0,0007
0,0009
0,0006
0,0008
0,0004
0,0006
14
Kontrol H2S
Dilakukan
dengan
menggunakan
persamaan
untuk
mendapatkan
kemiringan
saluran
3EBOD P
s
1/ 3
Z Q p W
2
15
Kontrol H2S
S
Z
= slope saluran
= Pameroy index,
makin besar Z, semakin besar
kemungkinan terjadi lendir
Z = 10000 banyak lendir
Z = 7500 memadai
Z = 5000 bersih sekali
P
= perimeter
W
= lebar air dalam saluran
EBOD = BOD(5,20o) . (1,07) T-20
BOD(5,20o) = 0,04.106 / Qr mg/L
Qr
= kuantitas air terbuang (L/hari.capita)
16
Kontrol Endapan
Dilakukan dengan menggunakan
persamaan untuk mendapatkan
kemiringan saluran
16
13
c
s 0,1094
Rm 3 / 8
R Qp
f
17
Kontrol Endapan
c
Rm
Rf
= gaya geser kritis (kg/m2)
Nilai= (0,33 – 0,38) kg/m2 dianjurkan
= jari-jari hidrolis saat debit minimum
= jari-jari hidrolis saat debit maksimum.
Harga-harga P/W dan Rm/Rf dapat diketahui
dengan menggunakan grafik (Design of Main
Sewer)
18