slide teori politik pemerintahan 2015 ta (2)

TEORI-TEORI
POLITIK
PEMERINTAHAN
Tatap Muka #6

Teori Budaya
Pemerintahan
Oleh: Ahmad Mustanir

SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU
POLITIK MUHAMMADIYAH RAPPANG
SIDRAP - 2015

Pengertian Budaya
Pemerintahan
Bagaimana yang diperintah menilai
dan bertindak terhadap sistem
pemerintahan yang sedang berlaku
dan menyatakannya dengan
menggunakan cara-cara atau simbolsimbol, berulang-ulang, sehingga nilai
tersebut dapat diamati atau dirasakan

juga oleh orang lain atau lingkungan

Budaya
pemerintahan
terdiri atas
empat tipe :

1) Budaya

pemerintahan
demokratik
2) Budaya
pemerintahan
sentralistik
3) Budaya
pemerintahan
oposisional
4) Budaya
pemerintahan
federalistik


1. Budaya pemerintahan demokratik

Budaya pemerintahan yang terbentuk
di dalam sel ini adalah yang ideal.
Budaya terbentuk melalui interaksi
antara pemerintah dengan yang
diperintah di dalam lingkungan dan
tujuan yang disepakati bersama,
sehingga lahirlah nilai keterbukaan dan
kebersamaan, dua nilai dasar
demokrasi. Dari rakyat, oleh rakyat,
dan untuk rakyat

2. Budaya pemerintahan sentralistik

Budaya pemerintahan yang terbentuk
di bawah tujuan bersama (untuk
rakyat), tetapi dengan lingkungan
masing-masing. Artinya pemerintah

mempunyai lingkungan sendiri,
eksklusif, seperti di masa orde baru
yang lalu. Konflik tidak mencuat jelas
karena pemerintah represif luar biasa.
Budayanya bak bara dalam sekam

3. Budaya pemerintahan oposisional

Budaya pemerintahan yang terbentuk di
dalam suasana ini penuh konflik, karena
tujuan masing-masing berbeda-beda dan
berlainan arah, kendatipun lingkungannya
sama. Kepemimpinan informal tipe ini,
kuat, sehingga bisa mengimbangi
kepemimpinan formal. Budaya seperti ini
semakin terlihat sepanjang masa-singkat
pemerintahan Habibie. Terlihat
ketidakserasian dan ketidaselarasan tujuan
antara pemerintah dengan rakyat


4. Budaya pemerintahan federalistik

Jika pemerintahan Gusdur tidak berhasil
dalam satu atau dua tahun, maka budaya
pemerintahan tipe inilah yang terjadi.
Ketidak percayaan rakyat terhadap
pemerintah memuncak, sementara tujuan
yang dinyatakan melalui simbol-simbol
politik seperti kesatuan dan persatuan,
demokrasi, supremasi hukum, keadilan
sosial, berantakan. Kekuatan sentripetal dan
koperiferal semakin kuat. Hal ini didukung
oleh lingkungan yang tetap tidak homogen

Budaya Elit
dan Budaya
Floor

Budaya elit
sejajar dengan

budaya
pemerintah
sedangkan
budaya floor
sejajar dengan
budaya yang
diperintah

Budaya Elit
Budaya pemerintah adalah budaya kekuasaan.
Sistem nilainya adalah sistem nilai kekepalaan.
Kekuasaan pemerintah adalah kekuasaan yang
sah (legitimate). Budaya pemerintah terbentuk
melalui upaya pembangunan kekuasaan
semudah-mudahnya. Kekuasaan yang sah
dapat terbangun dengan mudah melalui janji
yang muluk-muluk atau iming-iming yang
menggiurkan. Begitu kepercayaan rakyat
diperoleh, kendatipun belum ada buktinya,
pemerintah menggunakan kekuasaan itu

seefektif-efektifnya, kalau perlu tujuan
menghalalkan segala cara

............Budaya Elit
Setelah kekuasaan digunakan,
pertanggungjawabannya seformalformalnya. Artinya pertanggungjawaban
didasarkan peraturan yang berlaku yang
notabene dibuat oleh pemerintah juga.
Demikianlah pemerintah berusaha
sedapat-dapatnya agar terdapat sebanyak
mungkin “cek kosong” didalam setiap
undang-undang. Pemerintah kemudian
dapat mengisi cek kosong itu dengan
bebas, menurut kepentingannya, melalui
peraturan pemerintah

............Budaya Elit
Budaya elit juga adalah budaya
karismatik. Nilai-nilai budaya karismatik
adalah wibawa, kesaktian, kemuliaan, jasa

dan sebagainya. Budaya elit didukung
oleh teknologi informasi canggih. Dengan
kekuasaannya elit bebas berbicara
dimana-mana, dieluk-elukan, ditepuk
tangan, diliput media massa, setiap gerakgeriknya adalah berita. Melalui ini semua
ia leluasa membangun citra dirinya. Citra
diri super human

Budaya Floor
Adalah budaya yang diperintah. Menurut budaya
ini tidak diperlukan negarawan besar
(distinguished statemanship) untuk mengelola
suatu negara. Tidak diperlukan tokoh sakti
mandraguna berkarisma agung untuk mengelola
pemerintahan. Tokoh seperti itu jikalaupun ada,
sangat langka, hanya satu dua dalam periode
setiap sejarah. Tetapi heroes terdapat di manamana: korban, martir, syuhada, kambing hitam,
pahlawan tanpa tanda jasa, pekerja keras dan
sebagainya. Cukup orang biasa, memiliki self
commitment tinggi, terpilih dan bertindak. Gagal,

mundur; berhasilpun berhenti pada saatnya

.................Budaya Floor
Disamping heroes, membicarakan pemain-pemain
lainnya di panggung budaya floor seperti dukun,
sekretaris, komplotan, bahkan untuk Indoensia
dapat ditambahkan para supir, dharma wanita,
satpam, ajudan, pacar gelap pejabat. Peran pelaku
tersebut semakin gencar dengan semakin
tersumbatnya komunikasi antara elit dan floor.
Sementara elit didengarkan semua orang, keluhan
dan aspirasi floor tidak kunjung didengar. Maka
sementara pidato pejabat diolah melalui komputer
dan sistem informasi manajemen yang penuh gaya,
keluhan dan aspirasi lapisan bawah hanya
berputar-putar antar sesama mereka; desas-desus,
gosip, isu, sindiran, makian, hujatan, lalu
kerusuhan, demo, mogok, penjarahan.

Terima

CP : 0812 4163 143
BBM: 542E137D
FB: Ahmad Mustanir
tweeter:@ahmadmustanir

line id:
ahmadmustanir
Path: Ahmad Mustanir
email:
ahmadmustanir74@gmail.com
ahmadmustanir74@yahoo.co.id

kasi
h