Kecenderungan Perkembangan sikap disiplin PKn
WARGA GLOBAL BERBASIS ICT SEBAGAI SALAH SATU
KECENDERUNGAN PERKEMBANGAN PKN
MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan
Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Abdul Azis Wahab, M.A (Ed)
Oleh :
SILVIA RAHMELIA
1502874
DEPARTEMEN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan pada Allah SWT., karena atas rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam
senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, para sahabat, keluarga serta
umatnya hingga akhir zaman.
Makalah berjudul “Warga Global Berbasis ICT sebagai Salah Satu
Kecenderungan Perkembangan PKn” ini disusun untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan pada
Departemen Pendidikan Kewarganegaraan, Sekolah Pascasarjana Universitas
Pendidikan Indonesia.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sepenuhnya mencapai
kesempurnaan, hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan wawasan penulis
yang masih perlu banyak belajar. Oleh karena itu jika terdapat kekurangan dan
kesalahan penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan
penulis dalam membuat karya tulis di waktu yang akan datang. Penulis berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Bandung,
Oktober 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Makalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Makalah
D. Manfaat Penulisan Makalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Isu Global : Kecenderungan Perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan
B. Pendidikan
Demokrasi
sebagai
Kecenderungan
Global
Pendidikan
Informasi
Komunikasi
Kewarganegaraan
C. Peran
Perkembangan
Teknologi
dan
dalam
Menciptakan Warga Negara Global
BAB III PENUTUP.......................................................................................................
A. Kesimpulan......................................................................................................
B. Saran................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perubahan dunia yang amat cepat dipengaruhi oleh perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang berbanding lurus. Teori yang berkembang turut
memperluas berbagai solusi atas permasalahan kewarganegaraan. Kehidupan
bernegara yang kian dinamis menuntut warga negara untuk senantiasa menggali
potensi agar berdikari dan menyegerakan untuk menyeimbangkan antara hak,
kewajiban, dan tanggung jawab sebagai warga negara.
Salah satu elemen yang mampu memperkuat kualitas sumber daya manusia di
era perubahan adalah kompetensi warga negara. Pengetahuan, keterampilan, dan
karakter warga negara akan hak dan kewajibannya tidak cukup pada tataran aplikatif
saat itu saja. Warga negara perlu untuk dipersiapkan menghadapi berbagai perubahan
dalam kompetisi dunia internasional. Mempersiapkan warga negara dalam
menghadapi
era
perubahan
termasuk
pergerakan
globalisasi
merupakan
kecenderungan perkembangan disiplin ilmu Kewarganegaraan. Sebagaimana
pendapat Wahab (2011: 184) yang mendukung pernyataan sebelumnya, yaitu
Apabila tekanan kewarganegaraan terdahulu terletak pada hak-hak warga
negara, maka saat ini bukan hanya masalah hak melainkan masalah
kewajiban, perhatian, loyalitas kepada lembaga. Tanggung jawab warga
negara yang menjadi pusat kajian kewarganegaraan lebih meluas, bukan
hanya dalam konteks lokal, melainkan kontkes internasional.
Sejalan dengan perkembangan kehidupan politik dan ketatanegaraan, dari
mulai implementasi “Masyarakat Baru Indonesia” pada rezim Soekarno, dilanjut
implementasi PKn di era Soeharto “Manusia Indonesia Seutuhnya”, hingga rezim
berikutnya
menekankan
pada
tuntutan
“Mencapai
Masyarakat
Madani”.
Perkembangan PKn yang menitik beratkan pada “nation and character building”
tidak saja dipengaruhi oleh kepentingan nasional, tetapi harus pula mampu
mengakomodasi karakter warga negara dalam perkembangan global.
Mencermati warga negara yang tidak hanya hidup dalam lingkungan nasional,
tetapi juga internasional, maka kecenderungan perkembangan PKn perlu dikaji lebih
dalam dan dibahas secara spesifik baik dari segi kompetensi warga negara maupun
konteks warga negara yang multidimensional. Khusus dalam pembahasan ini penulis
akan mengkerucutkan kecenderungan perkembangan PKn pada pembentukan warga
negara global di era ICT (Information Communication and Technology). Sebab
seperti kita ketahui praktik-praktik kewarganegaraan yang ada tidak lagi
konvensional,
melainkan
telah
moving
online
atau
beralih
ke
praktik
kewarganegaraan dalam jaringan. Dengan demikian teori-teori PKn yang ada mau
tidak mau harus mampu memayungi kecenderungan perkembangan PKn di era ICT.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya,
penulis mengidentifikasi permasalahan mengenai kecenderungan perkembangan PKn,
diantaranya (1)
kajian PKn belum mengembangkan teori dan praktik ke arah
pembentukan warga negara global yang mandiri dan multidimensional; (2) PKn
hanya sebatas pendidikan formal di persekolahan tanpa menghiraukan pembelajaran
non-formal di masyarakat yang bercermin pada perkembangan dunia.
Identifikasi permasalahan akan dirumuskan dalam butir-butir pertanyaan
sebagai berikut:
1. Bagaimana kecenderungan perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan yang
terjadi dewasa ini?
2. Bagaimana kecenderungan global Pendidikan Kewarganegaraan terkait
pendidikan demokrasi?
3. Bagaimana peran perkembangan ICT atau TIK dalam Menciptakan Warga
Negara Global?
C. Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan yang diharapkan dapat tercapai dalam penyusunan pembahasan ini,
ialah
1. Menginformasikan
tentang
kecenderungan
perkembangan
Pendidikan
Kewarganegaraan yang terjadi dewasa ini
2. Mengidentifikasi kecenderungan isu-isu global sebagai suatu perkembangan
Pendidikan Kewarganegaraan, termasuk di dalamnya tentang pendidikan
demokrasi
3. Memperluas bahan kajian Pendidikan Kewarganegaraan ke arah pembentukan
warga negara global melalui peran ICT/TIK
D. Manfaat Penulisan Makalah
Semoga penyusunan bahasan makalah terkait kecenderungan perkembangan
Pendidikan Kewarganegaraan ini dapat memperkaya khasanah keilmuan Pendidikan
Kewarganegaraan itu sendiri, serta dapat diimplementasikan secara tepat baik di
dunia persekolahan maupun di masyarakat sebagai bagian dari format Pendidikan
Kewarganegaraan non formal.
Terutama terkait perkembangan ICT yang berpengaruh terhadap Pendidikan
Kewarganegaraan sebagai isu global dapat dimaknai secara mendalam dan
diinternalisasikan sesuai dengan tujuan mempersiapkan warga negara global yang
mandiri dan kompetitif.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Isu Global : Kecenderungan Perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan
Permasalahan global seperti halnya konflik antar negara, eksploitasi sumber
daya alam, rendahnya kesadaran terhadap aturan hukum, rusaknya ekosistem,
pencemaran lingkungan, dan sekian banyak permasalahan lain dalam perspektif
global menuntut Pendidikan Kewarganegaraan bersinergi dengan disiplin ilmu lain
dalam mengidentifikasi solusi permasalahan yang tepat.
Globalisasi berhubungan dengan tesis bahwa kita semua tinggal dalam satu
dunia. (Anthony Giddens)
Globalisasi semakin meluas, semakin mendalam dan mempercepat
keterhubungan di seluruh dunia dalam segala aspek kehidupan kontemporer,
dari kultural hingga criminal, finansial hingga spiritual (David Held)
(dalam Kalidjernih, 2009: 39)
Globalisasi terindikasi berdampak pada identitas nasional. Salah satu
karakteristiknya yang paling terlihat adalah hilangnya batas-batas negara karena akses
informasi yang bisa menembus ruang dan waktu. Hal ini juga yang menyebabkan
persepktif terhadap suatu peristiwa bisa menjadi isu global yang menjadi perhatian
dunia.
Para pakar berargumen bahwa proses globalisasi telah memperlemah jati diri
dan identitas dari suatu bangsa, terutama aspek kultural. Hal ini disebabkan pula oleh
dinamika global yang memunculkan perubahan sistem global meliputi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Sistem politik
Sistem ekonomi
Sistem ekologi
Sistem teknologi (meliputi informasi, komunikasi, transportasi, pertanian)
Pengetahuan tentang dinamika global
Prosedur dan mekanisme sistem global
Transaksi dalam dan antar masyarakat, bangsa, wilayah
Saling keterkaitan dalam sisten global yang beraneka ragam
Adanya kesadaran terhadap planet bumi (Wahab 2011: 243)
Isu global merupakan isu internasional. Menepis isu-isu tersebut pendidikan
harus mempersiapkan sistem pembelajaran yang mengakomodir perubahanperubahan yang terjadi serta sebab-akibat yang ditimbulkannya. Kneip (dalam
Wahab, 2011: 256) mengemukakan empat kategori pendidikan global yang dapat
menjadi masukan untuk kurikulum, yaitu
1. Isu-isu perdamaian dan keamanan
2. Isu-isu pembangunan
3. Isu-isu lingkungan
4. Isu-isu hak asasi manusia
Sementara fitur-fitur utama globalisasi yang berkaitan erat dengan implikasi
globalisasi terhadap kewarganegaraan terutama kecenderungan perkembangan PKn
menurut Macuonis dan Plummer (dalam Kalidjernih, 2009: 43-46), ialah
Mengubah batas-batas transaksi-transaksi ekonomi
Komunikasi-komunikasi yang meluas ke dalam jaringan-jaringan global
Mengembangkan ‘kultur global’ yang baru dan tersebar luas
Bentuk-bentuk yang baru dikembangkan dari sistem pemerintahan
internasional
Menciptakan tumbuhnya suatu kesadaran tentang dunia yang dimiliki bersama
Mengembangkan tumbuhnya suatu pengertian tentang resiko
Mengarah pada munculnya “aktor-aktor transnasional global” yang
berhubungan
Hibridisasi yang muncul dari pencampuran kultur dan gaya hidup
Perbedaan dan lokal dapat juga direafirmasi melalui globalisasi
Dunia bergerak sebagai suatu rangkaian pandangan manusia yang kian
berubah. Porses-proses global telah membuka ruang bagi warga negara di daerahdaerah terpencil untuk berpartisipasi dan mengeluarkan pendapat melalui teknologi
yang ada. Hal tersebut tidaklah berlebihan mengingat Pendidikan Kewarganegaraan
atau citizenship education berkontribusi terhadap perkembangan karakteristik warga
negara yang diharapkan oleh negara. Disamping itu bertujuan memenuhi kebutuhan
daya saing global, sehingga isu global akan menjadi konsep atau paradigma baru
perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan.
B. Pendidikan
Demokrasi
sebagai
Kecenderungan
Global
Pendidikan
Kewarganegaraan
Pada era reformasi, Pendidikan Kewarganegaraan dituntut untuk suatu
pencapaian
menuju
civil
society
atau
masyarakat
madani.
Pendidikan
Kewarganegaraan harus diperjelas dengan mengarahkannya kepada karakteristik
warga negara yang baik dalam kerangka “democratic citizen”. Wahab (2006)
menyatakan bahwa hal-hal yang dianggap berpengaruh terhadap konsep Pendidikan
Kewarganegaraan adalah 1) gagalnya konsep Pendidikan Kewarganegaraan di masa
lalu; 2) terjadinya perubahan sistem politik; 3) perubahan atribut warga negara; 4)
pengaruh kecenderungan global; dan 5) kecenderungan global Pendidikan
Kewarganegaraan untuk demokrasi.
Sejak tahun 1980 Pendidikan Kewarganegaraan diwarnai oleh nilai-nilai
demokrasi. Bahkan memasuki tahun 1990, teori dan praktek demokrasi dalam
Pendidikan
Kewarganegaraan
kecenderungan
global
menjadi
hampir
di
tren
seluruh
yang
negara
dikategorikan
di
dunia.
sebagai
Pendidikan
Kewarganegaraan sebagai wahana pendidikan demokrasi terus menerus berubah
sering perkembangan penyelenggaraan negara. Maka dari itu pendidikan demokrasi
termasuk kecenderungan perkembangan PKn. Karena sistem politik masa depan akan
juga mempengaruhi perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan.
John
J.
Patrick
(dalam
Satriyo,
2013)
menuliskan
kecenderungan
perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan secara global saat ini sebagai figur
kajian sebagai:
1. Pendidikan Kewarganegaraan yang memiliki keterkaitan secara fungsional antara
pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), keterampilan dalam kehidupan
bermasyarakat dalam masyarakat (civic skill) dan berkembangnya nilai-nilai
kebajikan dalam masyarakat (civic virtue).
Pengetahuan kewarganegaraan yang dimaksud menyangkut prinsip-prinsip
dan teori demokrasi, jalannya pemerintahan yang demokratis dan perilaku demokratis
masyarakat serta perbandingan nilai demokrasi antar negara. Pemahaman ini
kemudian akan mengarahkan peserta didik sebagai warga negara untuk memiliki
pengetahuan dan keterampilan warga negara, yang kemudian didukung oleh nilai
kebajikan dalam masyarakat seperti saling menghargai, kepribadian, disiplin diri,
toleransi, patriotisme dan tanggung jawab.
2. Pendidikan Kewarganegaraan yang memiliki pola pembelajaran sistematik
mengenai konsep-konsep utama. Konsep utama dalam pola pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan menyangkut pemerintahan demokratis dan hakkewajiban warga negara serta informasi tentang bentuk dan tugas lembaga politik.
3. Pola pembelajaran dalam Pendidikan Kewarganegaraan dikembangkan melalui
upaya mengaplikasikan konsep-konsep utama
dengan pendekatan analisis
berbagai kasus yang berkembang dalam kehidupan bernegara.
4. Pengembangan keterampilan dan kemampuan peserta didik sebagai warga negara
untuk aktif dalam membuat keputusan. Studi kasus dan legal isu (controversial
issue) dijadikan pendekatan untuk mendorong dan melatih peserta didik sebagai
warga negara agar mampu membuat keputusan.
5. Analisis perbandingan internasional tentang pemerintahan dan kewarganegaraan.
Melalui
analisis
dikembangkan,
ini
agar
pola
peserta
pembelajaran
didik
dapat
Pendidikan
mempelajari
Kewarganegaraan
dan
kemudian
membandingkan demokrasi antar negara.
6. Pengembangan keterampilan partisipatoris dan kebajikan warga negara melalui
kegiatan-kegiatan belajar. Pembelajaran kooperatif dalam kelompok kecil dapat
mengarahkan siswa untuk memahami dan melaksanakan ketrampilan memimpin,
resolusi konflik, kompromi, negosiasi, kritik membangun, toleransi, sivilisasi dan
kepercayaan.
7. Penggunaan buku sumber dan pemanfaatan berbagai sumber di dalam proses
belajar mengajar Pendidikan Kewarganegaraan.
8. Mempelajari secara aktif pengetahuan, ketrampilan dan kebajikan-kebajikan
warga negara (civic virtue).
9. Menghubungkan antara isi dan proses dalam pembelajaran Kewarganegaraan
dengan mensinergiskan
pengetahuan, keterampilan dan kebajikan-kebajikan
warga negara secara fungsional.
Kecenderungan perkembangan PKn berdasarkan pendapat di atas mengemuka
dengan tema besar isu global dan demokrasi. Harapan yang muncul dari
perkembangan PKn ini ialah terbentuknya sosok warga negara yang integratif antara
pengetahuan, keterampilan, dan kebajikan kewarganegaraan yang fungsional.
Dalam sistem persekolahan, siswa dituntut lebih kritis terhadap informasi dan
isu-isu kewarganegaraan agar dapat belajar berpartisipasi dan bertindak secara efektif
dalam pemecahan masalah di lingkungan sekitarnya. Kemudian karakteristik warga
negara multidimensi (personal, sosial, temporal, spatial) juga menekankan pada
Pendidikan Kewarganegaraan yang multivison, dimana warga negara dipersiapkan
untuk kehidupan bernegara yang bebas dalam konteks hukum, persamaan hak, dan
keadilan.
Uraian di atas, sekaligus menggambarkan bahwa di dalam Pendidikan
Kewarganegaraan, permasalahan-permasalahan
warga negara dalam sistem nilai
demokrasi telah mengalami globalizing (mengglobal, meluas, dan universal). Hal ini
berimplikasi di dalam pengembangan kajian isi Pendidikan Kewarganegaraan saat
ini. Pada akhirnya Pendidikan Kewarganegaraan tidak hanya berorientasi dalam
perspektif lokal dan nasional, namun harus menyesuaikan dengan perkembangan
global yang tengah mengalir membawa nilai-nilai baru, seperti demokrasi dan civil
society.
C. Peran
Perkembangan Teknologi Informasi
dan
Komunikasi dalam
Menciptakan Warga Negara Global
Jangkauan masyarakat dunia terhadap suatu informasi yang berasal dari
negara lain dapat dikatakan sebagai globalisasi. Kecenderungn global sebagai
kecenderungan perkembangan PKn digambarkan secara umum oleh Wahab (2006)
meliputi “the global economy, technology and communication, and population and
environment”. Diperkuat oleh pendapat Suriakusumah (2007), bahwa fenomena
global salah satunya ditandai dengan “revolusi dalam sistem komunikasi”. Bertolak
dari pendapat tersebut, maka relevanlah bila kecenderungan perkembangan PKn
dipengaruhi sejumlah isu global termasuk didalamnya Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) atau dalam istilah inggris dinamakan ICT (Information and
Communication Technology).
Akses informasi yang memindahkan praktik-praktik warga negara menjadi
moving online tidak lepas dari isu global yang informasi nya selalu dibahas, dikritisi,
dan direkonstruksi dalam kajian Pendidikan Kewarganegaraan, ialah konsep
demokrasi, HAM, multikultural, konflik, dan isu lingkungan. Bagaimana teknologi
dapat memobilisasi netizen sehingga peduli terhadap isu-isu kewarganegaraan,
sehingga pada akhirnya dapat menciptakan warga negara global.
Warga negara global, warga global, atau warga internasional yang dimaksud
telah dibahas oleh Wahab (2011) bahwa “pengertian warga global dalam konteks ini
lebih tepat apabila dimaknai dalam dimensi afektif, yakni warga negara yang
memiliki semangat dan dorongan serta upaya untuk memiliki persepktif global”.
Salah satu dari lima perspektif global yang dikemukakan Hanvey, ialah ‘pengetahuan
dinamika global (Knowledge of Global Dynamics)’. Karakteristik warga global
adalah harus mengetahui perkembangan dinamika global, termasuk ICT.
Warga negara harus cermat melihat karakteristik utama media baru dalam
praktik kewarganegaraan. Baik dalam memobilisasi suatu komunitas dan pergerakan
di masyarakat, maupun dalam improvisasi media pembelajaran atau sumber belajar di
persekolahan. Perangkat ICT jelas mampu memperluas kemampuan seorang warga
negara dalam mengetahui isu-isu global melalui akses internet. Seluruh sistem yang
terhubung memberikan wawasan baru terhada pengetahuan kewarganegaraan yang
dimilikinya. Bahkan Kalidjernih (2009: 51) telah membahasnya melalui tema
‘demokrasi digital’, yaitu
pergerakan sosial yang baru sebagian membentuk kembali politik-politik yang
diorganisasi secara luas di dalam dan melalui jaringan-jaringan. Semakin
banyak orang dapat mengkomunikasikan persoalan-persoalan yang menjadi
perhatian mereka melalui news group, chat room, facebook, web links, dsb
Pembahasan mengenai sub materi ini akan diperkuat dengan landasan
penelitian dari berbagai jurnal yang berhubungan dengan tema digital society, global
citizen, ICT, dan sebagainya.
1. ICT and New Citizenship Practice (ICT dan Praktik Kewarganegaraan Baru)
Hermes, Joke. (2006) Citizenship in the Age of the Internet.
Europan Journal of Communication: Vol 21- page 295-309
Abstrak dalam jurnal ini menyatakan bahwa era baru ICT telah
banyak merubah konten, praksis, dan persepsi media menjadi lebih
dari sekedar fitur dan tampilan. Bagaimana perubahan ini dapat
berimplikasi terhadap praktik kewarganegaraan merupakan inti
pembahasan dari artikel ini. “.. ICTs do not necesarilly produce new
citizens but that they do provided for new and important citizenship
pratice (Hermes 2006:306)” TIK atau ICT tidak selalu menghasilkan
warga negara baru, tetapi hal tersebut juga menyediakan praktikpraktik kewarganegaraan yang baru dan penting.
Terkait bahasan kecenderungan perkembangan PKn, artikel
jurnal ini memberikan landasan dan dukungan terhadap asumsi
perkembangan PKn yang akan mengarah pada konsep ICT sebagai
media dalam praktik kewarganegaraan. Baik itu dilihat dari segi
politik seperti halnya pemanfaatan ICT sebagai media kampanye,
maupun fitur-firur ICT seperti halnya sosial media yang menjadi
wadah kritik dan mobilisasi masa terhadap berbagai peristiwa jika
dilihat dari segi demokrasi.
How processes of change as a result of new ICT’s impact on
practices of ‘being citizen’ is the key question in this article.
First, it focuse on news media and how the relationship
between news, ‘the citizen’ and ordinary people has changed
a consequence of new possibilities enabled by technological
innovation. Second, the conceptualization of citizenship is
discussed and broardened to include a wider range of media
content ang genres in relation to what has been called
‘cultural citizenship’ (Hermes 2006:296)”
Jika disimpulkan, maka proses yang terjadi dalam perkembangan ICT turut
merubah bagaimana warga negara hari ini, beserta aktivitas yang dilakukannya.
Bagaimana media menjadikan suatu keterhubungan antara informasi yang didapat
warga negara dengan tindakan atau pandangannya. Kemudian, konsep tersebut
meluas menjadi budaya warga negara yang mengarah pada karakteristik warga negara
global atau warga global.
Sebagai contoh, pemanfaatan ICT oleh generasi muda tergambar dalam
banyaknya komunitas-komunitas yang terbentuk dari sekedar komunikasi online.
Lebih jauh lagi, mereka membuat suatu karya ataupun program dari komunitas yang
mereka jalankan. Bahkan ada beberapa komunitas yang bergerak dalam bidang
pemberdayaan, isu lingkunan, hak-hak asasi manusia, dan perdamaian. Kesukarelaan
dalam keterlibatan warga negara muda tersebut diilhami oleh kemudahan dan
perkembangan ICT yang ada pada masa nya. Fenomena ini kedepannya akan menjadi
bagian dari kecenderungan perkembangan PKn, dimana individu (warga negara)
dalam komunitas mampu memobilisasi dan membuat gerakan melalui kecanggihan
teknologi dan isu-isu global yang ada disekitarnya.
2. ICT and Youths’ Civic Participation (ICT dan Partisipasi Generasi Muda)
Lin, Wan-Ying et al. (2010). Citizens:Youths’ Civic Uses of New
Media in Five DigitalCities in East Asia. Journal if Adolescent
Research Vol 25(6): page 839-857 (http://jar.sagepub.com/content/25/6/839)
Survey yang dilakukan peneliti terhadap kaum muda antara usia 12 dan 17
tahun di Asia Timur, yaitu Hongkong, Seoul, Singapura, Taipei, dan Tokyo pada 2007
telah menunjukkan berubahnya aktivitas kewarganegaraan di kalangan generasi muda
atau warga negara muda. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kecanggihan
teknologi seperti handirnya internet dengan search engine yang mampu menjawab
setiap pencarian, serta sosial media yang menyediakan online communities, telah
membuat pemuda Asia berpartisipasi dengan cara yang modern atau nonkonvensional. “In addition, our study suggest that young people seem to be finding
other, non conventional ways to participate” (Lin, 2010: 852).
Isu-isu global mereka diskusikan dengan cara yang tidak formal seperti halnya
chat room di sosial media dan berbagai petisi atau komentar terhadap suatu survey.
65% dari mereka membaca berita online, dan hampir setengah dari mereka pernah
memberikan vote di internet terhadap suatu fenomena, dan satu dari lima anak pernah
mengajukan petisi secara online. Livingstone and colleagues (dalam Lin, 2010: 843)
menyatakan bahwa “…discovered that 54% of those surveyed teens had ever visited
civic or political websites, such as charity, government, environtment, and human
rights sites, or sites for improving conditions at school or work”. Dari hasil penelitian
yang dilakukan Livingstone dan koleganya, bahwa kaum muda berpartisipasi dalam
komponen yang termasuk dalam isu-isu global, diantaranya kegiatan amal,
pemerintahan dan kebijakannya, hak asasi manusia, dan kondisi persekolahan atau
pekerjaan di sekitar mereka.
Tidak hanya itu, “New ICT’s also facilitate civic deliberation and
communication, which is essential for citizens to engage in public policy debate and
then decision making process” (Lin, 2010: 841). Era baru ICT juga memfasilitasi
pertimbangan yang mendalam tentang kewarganegaraan dan komunikasinya, yang
mana hal mendasar dari keterlibatan warga negara adalah pada perdebatan kebijakan
publik dan kemudian proses pengambilan keputusan. Bagian ini sangat berkaitan
dengan partisipasi politik yang bertanggung jawab dari seorang warga negara.
Keterlibatannya dalam pembuatan kebijakan dan juga komunikasi antar negara sudah
merupakan indikator warga negara global dan multidimensional, dimana warga
negara tidak hanya terbatas pada pertimbangan pelaksanaan hak dan kewajiban
semata.
Generasi muda yang telah diakui oleh negara sebagai warga negara
menunjukkan partisipasinya melalui jaringan online atau online communities. Zaman
mereka adalah zaman serba digital, mereka dapat mengakses berita dari berbagai
negara dan mengomentarinya sekejap mata dengan gadget yang ada di genggaman
mereka. Fenomena ini menurut penulis termasuk pada kecenderungan perkembangan
PKn di masa yang akan datang. Warga negara tidak lagi mengenal batas-batas negara
dalam berkomunikasi, namun telah melampaui itu dengan kecanggihan yang ada di
sekitarnya.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1. Kecenderungan perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan dewasa ini dinilai
berbanding lurus dengan dinamika global beserta isu-isu di dalamnya. Setiap
permasalahan global yang ada akan menjadi penyebab berkembangnya disiplin
ilmu kewarganegaraan. Teorinya akan semakin kaya dan luas, serta praktiknya
akan melintasi batas-batas negara yang ada dalam artian mengarah pada
perspektif global. Disamping itu perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan
akan menuntut warga negara untuk berpikir secara multidimensional dan
memandang isu serta fenomena yang ada sebagai tanggung jawab bersama
seluruh warga negara di dunia. Adapun isu-isu global yang dimaksud seperti isu
perdamaian, isu lingkungan, isu hak asasi manusia, dan sebagainya.
2. Kecenderungan global Pendidikan Kewarganegaraan masih berada pada ranah
pendidikan demokrasi sebagai salah satu sejarah dalam perkembangan Pendidikan
Kewarganegaraan Indonesia. Hanya saja pendidikan demokrasi kaitannya dengan
kecenderungan global perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan diikuti
dengan perkembangan Pemerintahan Indonesia dan aktivitas Internasional yang
dijalani. Sebagai upaya mewujudkan civil society atau masyarakat madani, maka
pendidikan demokrasi dalam kerangka democratic citizen masih menjadi salah
satu kecenderungan perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan hingga era
reformasi sekarang ini.
3. Peran ICT atau TIK akan mewarnai kecenderungan perkembangan Pendidikan
Kewarganegaraan baik di dunia maupun di Indonesia secara khusus. Hal ini
berkaitan dengan pembentukan warga negara global yang berawal dari kepedulian
terhadap isu-isu global, yang mana setiap warga negara di dunia merasa
bertanggung jawab dan peduli terhadap suatu permasalahan. Maka dari itu
perkembangan ICT akan menjadi solusi dari komunikasi antar negara bahkan
antar generasi muda dalam suatu negara yang disebut sebagai online community
atau masyarakat dalam jaringan. Kemudahan akses ICT akan memperkuat
kemelekan warga negara akan suatu isu, sampai pada akhirnya ICT itu sendiri
tidak dapat terlepas dari aktivitas kewarganegaraan (civic life)
B. Rekomendasi
1. Bagi Akademisi Pendidikan Kewarganegaraan
Alangkah baiknya jika isu-isu global ditelaah lebih lanjut sehingga menjadi
kajian Pendidikan Kewarganegaraan secara utuh. Dengan demikian, warga negara
mampu berkontribusi dalam perkembangan dunia global. Apalagi dengan
perkembangan ICT yang ada di zaman sekarang, maka itu akan turut merubah dan
mempermudah aktivitas pengembangan keilmuan Pendidikan Kewarganegaraan.
2. Bagi Dunia Persekolahan
Guru-guru
dapat
mengembangkan
strategi
pembelajaran
Pendidikan
Kewarganegaraan yang mengarah pada pendidikan demokrasi di era ICT, kemudian
melakukan pembelajaran ICT (khususnya dalam mata pelajaran PKn) yang berbasis
karakter kewarganegaraan sebagai upaya pembentukan warga negara global.
DAFTAR PUSTAKA
Hamel, Anton Van. (2011). From Customer to Citizen ‘Digital Media and Youth Civic
Engagement. Canada: Media Awareness Network
Kalidjernih. (2009). Puspa Ragam dan Isu Kewarganegaraan. Bandung: Aksara
Press.
Satryo. (2013). Inovasi Pendidikan Kewarganegaraan dalam Perspektif Global.
[Online]
Diakses
dari
http://search.4shared.com/postDownload/ieZIAzoe/inovasi_pendidikan_kewa
rganega.html
Suriakusumah. (2007). PKn dan Kemasyarakatan. Modul. Jakarta: Universitas
Terbuka
Wahab, A.A. (2006). Pengembangan Konsep dan Paradigma Baru Pendidikan
Kewarganegaraan Baru Indonesia bagi Terbinanya Warganegara
Multidimensional Indonesia. Dalam Budimansyah&Syaifullah (ed).
Pendidikan Nilai Moral dalam Dimensi Pendidikan Kewarganegaraan.
Bandung: Laboratorium PKn FPIPS UPI.
Wahab, A.A. dan Sapriya. (2011). Teori dan Landasan PKn. Bandung: Alfabeta.
Jurnal
Hermes, J. (2006). Citizenship in the Age of the Internet. European Jurnal of
Communication. 21 (3), hlm. 295-308.
Lin, W.Y., et.al. (2010). Becoming Citizens: Youts’ Civic Uses of New Media in Five
Digital Cities in East Asia. Journal of Adolescent Research. 25 (6), hlm. 839856.
KECENDERUNGAN PERKEMBANGAN PKN
MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan
Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Abdul Azis Wahab, M.A (Ed)
Oleh :
SILVIA RAHMELIA
1502874
DEPARTEMEN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan pada Allah SWT., karena atas rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam
senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, para sahabat, keluarga serta
umatnya hingga akhir zaman.
Makalah berjudul “Warga Global Berbasis ICT sebagai Salah Satu
Kecenderungan Perkembangan PKn” ini disusun untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan pada
Departemen Pendidikan Kewarganegaraan, Sekolah Pascasarjana Universitas
Pendidikan Indonesia.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sepenuhnya mencapai
kesempurnaan, hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan wawasan penulis
yang masih perlu banyak belajar. Oleh karena itu jika terdapat kekurangan dan
kesalahan penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan
penulis dalam membuat karya tulis di waktu yang akan datang. Penulis berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Bandung,
Oktober 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Makalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Makalah
D. Manfaat Penulisan Makalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Isu Global : Kecenderungan Perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan
B. Pendidikan
Demokrasi
sebagai
Kecenderungan
Global
Pendidikan
Informasi
Komunikasi
Kewarganegaraan
C. Peran
Perkembangan
Teknologi
dan
dalam
Menciptakan Warga Negara Global
BAB III PENUTUP.......................................................................................................
A. Kesimpulan......................................................................................................
B. Saran................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perubahan dunia yang amat cepat dipengaruhi oleh perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang berbanding lurus. Teori yang berkembang turut
memperluas berbagai solusi atas permasalahan kewarganegaraan. Kehidupan
bernegara yang kian dinamis menuntut warga negara untuk senantiasa menggali
potensi agar berdikari dan menyegerakan untuk menyeimbangkan antara hak,
kewajiban, dan tanggung jawab sebagai warga negara.
Salah satu elemen yang mampu memperkuat kualitas sumber daya manusia di
era perubahan adalah kompetensi warga negara. Pengetahuan, keterampilan, dan
karakter warga negara akan hak dan kewajibannya tidak cukup pada tataran aplikatif
saat itu saja. Warga negara perlu untuk dipersiapkan menghadapi berbagai perubahan
dalam kompetisi dunia internasional. Mempersiapkan warga negara dalam
menghadapi
era
perubahan
termasuk
pergerakan
globalisasi
merupakan
kecenderungan perkembangan disiplin ilmu Kewarganegaraan. Sebagaimana
pendapat Wahab (2011: 184) yang mendukung pernyataan sebelumnya, yaitu
Apabila tekanan kewarganegaraan terdahulu terletak pada hak-hak warga
negara, maka saat ini bukan hanya masalah hak melainkan masalah
kewajiban, perhatian, loyalitas kepada lembaga. Tanggung jawab warga
negara yang menjadi pusat kajian kewarganegaraan lebih meluas, bukan
hanya dalam konteks lokal, melainkan kontkes internasional.
Sejalan dengan perkembangan kehidupan politik dan ketatanegaraan, dari
mulai implementasi “Masyarakat Baru Indonesia” pada rezim Soekarno, dilanjut
implementasi PKn di era Soeharto “Manusia Indonesia Seutuhnya”, hingga rezim
berikutnya
menekankan
pada
tuntutan
“Mencapai
Masyarakat
Madani”.
Perkembangan PKn yang menitik beratkan pada “nation and character building”
tidak saja dipengaruhi oleh kepentingan nasional, tetapi harus pula mampu
mengakomodasi karakter warga negara dalam perkembangan global.
Mencermati warga negara yang tidak hanya hidup dalam lingkungan nasional,
tetapi juga internasional, maka kecenderungan perkembangan PKn perlu dikaji lebih
dalam dan dibahas secara spesifik baik dari segi kompetensi warga negara maupun
konteks warga negara yang multidimensional. Khusus dalam pembahasan ini penulis
akan mengkerucutkan kecenderungan perkembangan PKn pada pembentukan warga
negara global di era ICT (Information Communication and Technology). Sebab
seperti kita ketahui praktik-praktik kewarganegaraan yang ada tidak lagi
konvensional,
melainkan
telah
moving
online
atau
beralih
ke
praktik
kewarganegaraan dalam jaringan. Dengan demikian teori-teori PKn yang ada mau
tidak mau harus mampu memayungi kecenderungan perkembangan PKn di era ICT.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya,
penulis mengidentifikasi permasalahan mengenai kecenderungan perkembangan PKn,
diantaranya (1)
kajian PKn belum mengembangkan teori dan praktik ke arah
pembentukan warga negara global yang mandiri dan multidimensional; (2) PKn
hanya sebatas pendidikan formal di persekolahan tanpa menghiraukan pembelajaran
non-formal di masyarakat yang bercermin pada perkembangan dunia.
Identifikasi permasalahan akan dirumuskan dalam butir-butir pertanyaan
sebagai berikut:
1. Bagaimana kecenderungan perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan yang
terjadi dewasa ini?
2. Bagaimana kecenderungan global Pendidikan Kewarganegaraan terkait
pendidikan demokrasi?
3. Bagaimana peran perkembangan ICT atau TIK dalam Menciptakan Warga
Negara Global?
C. Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan yang diharapkan dapat tercapai dalam penyusunan pembahasan ini,
ialah
1. Menginformasikan
tentang
kecenderungan
perkembangan
Pendidikan
Kewarganegaraan yang terjadi dewasa ini
2. Mengidentifikasi kecenderungan isu-isu global sebagai suatu perkembangan
Pendidikan Kewarganegaraan, termasuk di dalamnya tentang pendidikan
demokrasi
3. Memperluas bahan kajian Pendidikan Kewarganegaraan ke arah pembentukan
warga negara global melalui peran ICT/TIK
D. Manfaat Penulisan Makalah
Semoga penyusunan bahasan makalah terkait kecenderungan perkembangan
Pendidikan Kewarganegaraan ini dapat memperkaya khasanah keilmuan Pendidikan
Kewarganegaraan itu sendiri, serta dapat diimplementasikan secara tepat baik di
dunia persekolahan maupun di masyarakat sebagai bagian dari format Pendidikan
Kewarganegaraan non formal.
Terutama terkait perkembangan ICT yang berpengaruh terhadap Pendidikan
Kewarganegaraan sebagai isu global dapat dimaknai secara mendalam dan
diinternalisasikan sesuai dengan tujuan mempersiapkan warga negara global yang
mandiri dan kompetitif.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Isu Global : Kecenderungan Perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan
Permasalahan global seperti halnya konflik antar negara, eksploitasi sumber
daya alam, rendahnya kesadaran terhadap aturan hukum, rusaknya ekosistem,
pencemaran lingkungan, dan sekian banyak permasalahan lain dalam perspektif
global menuntut Pendidikan Kewarganegaraan bersinergi dengan disiplin ilmu lain
dalam mengidentifikasi solusi permasalahan yang tepat.
Globalisasi berhubungan dengan tesis bahwa kita semua tinggal dalam satu
dunia. (Anthony Giddens)
Globalisasi semakin meluas, semakin mendalam dan mempercepat
keterhubungan di seluruh dunia dalam segala aspek kehidupan kontemporer,
dari kultural hingga criminal, finansial hingga spiritual (David Held)
(dalam Kalidjernih, 2009: 39)
Globalisasi terindikasi berdampak pada identitas nasional. Salah satu
karakteristiknya yang paling terlihat adalah hilangnya batas-batas negara karena akses
informasi yang bisa menembus ruang dan waktu. Hal ini juga yang menyebabkan
persepktif terhadap suatu peristiwa bisa menjadi isu global yang menjadi perhatian
dunia.
Para pakar berargumen bahwa proses globalisasi telah memperlemah jati diri
dan identitas dari suatu bangsa, terutama aspek kultural. Hal ini disebabkan pula oleh
dinamika global yang memunculkan perubahan sistem global meliputi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Sistem politik
Sistem ekonomi
Sistem ekologi
Sistem teknologi (meliputi informasi, komunikasi, transportasi, pertanian)
Pengetahuan tentang dinamika global
Prosedur dan mekanisme sistem global
Transaksi dalam dan antar masyarakat, bangsa, wilayah
Saling keterkaitan dalam sisten global yang beraneka ragam
Adanya kesadaran terhadap planet bumi (Wahab 2011: 243)
Isu global merupakan isu internasional. Menepis isu-isu tersebut pendidikan
harus mempersiapkan sistem pembelajaran yang mengakomodir perubahanperubahan yang terjadi serta sebab-akibat yang ditimbulkannya. Kneip (dalam
Wahab, 2011: 256) mengemukakan empat kategori pendidikan global yang dapat
menjadi masukan untuk kurikulum, yaitu
1. Isu-isu perdamaian dan keamanan
2. Isu-isu pembangunan
3. Isu-isu lingkungan
4. Isu-isu hak asasi manusia
Sementara fitur-fitur utama globalisasi yang berkaitan erat dengan implikasi
globalisasi terhadap kewarganegaraan terutama kecenderungan perkembangan PKn
menurut Macuonis dan Plummer (dalam Kalidjernih, 2009: 43-46), ialah
Mengubah batas-batas transaksi-transaksi ekonomi
Komunikasi-komunikasi yang meluas ke dalam jaringan-jaringan global
Mengembangkan ‘kultur global’ yang baru dan tersebar luas
Bentuk-bentuk yang baru dikembangkan dari sistem pemerintahan
internasional
Menciptakan tumbuhnya suatu kesadaran tentang dunia yang dimiliki bersama
Mengembangkan tumbuhnya suatu pengertian tentang resiko
Mengarah pada munculnya “aktor-aktor transnasional global” yang
berhubungan
Hibridisasi yang muncul dari pencampuran kultur dan gaya hidup
Perbedaan dan lokal dapat juga direafirmasi melalui globalisasi
Dunia bergerak sebagai suatu rangkaian pandangan manusia yang kian
berubah. Porses-proses global telah membuka ruang bagi warga negara di daerahdaerah terpencil untuk berpartisipasi dan mengeluarkan pendapat melalui teknologi
yang ada. Hal tersebut tidaklah berlebihan mengingat Pendidikan Kewarganegaraan
atau citizenship education berkontribusi terhadap perkembangan karakteristik warga
negara yang diharapkan oleh negara. Disamping itu bertujuan memenuhi kebutuhan
daya saing global, sehingga isu global akan menjadi konsep atau paradigma baru
perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan.
B. Pendidikan
Demokrasi
sebagai
Kecenderungan
Global
Pendidikan
Kewarganegaraan
Pada era reformasi, Pendidikan Kewarganegaraan dituntut untuk suatu
pencapaian
menuju
civil
society
atau
masyarakat
madani.
Pendidikan
Kewarganegaraan harus diperjelas dengan mengarahkannya kepada karakteristik
warga negara yang baik dalam kerangka “democratic citizen”. Wahab (2006)
menyatakan bahwa hal-hal yang dianggap berpengaruh terhadap konsep Pendidikan
Kewarganegaraan adalah 1) gagalnya konsep Pendidikan Kewarganegaraan di masa
lalu; 2) terjadinya perubahan sistem politik; 3) perubahan atribut warga negara; 4)
pengaruh kecenderungan global; dan 5) kecenderungan global Pendidikan
Kewarganegaraan untuk demokrasi.
Sejak tahun 1980 Pendidikan Kewarganegaraan diwarnai oleh nilai-nilai
demokrasi. Bahkan memasuki tahun 1990, teori dan praktek demokrasi dalam
Pendidikan
Kewarganegaraan
kecenderungan
global
menjadi
hampir
di
tren
seluruh
yang
negara
dikategorikan
di
dunia.
sebagai
Pendidikan
Kewarganegaraan sebagai wahana pendidikan demokrasi terus menerus berubah
sering perkembangan penyelenggaraan negara. Maka dari itu pendidikan demokrasi
termasuk kecenderungan perkembangan PKn. Karena sistem politik masa depan akan
juga mempengaruhi perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan.
John
J.
Patrick
(dalam
Satriyo,
2013)
menuliskan
kecenderungan
perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan secara global saat ini sebagai figur
kajian sebagai:
1. Pendidikan Kewarganegaraan yang memiliki keterkaitan secara fungsional antara
pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), keterampilan dalam kehidupan
bermasyarakat dalam masyarakat (civic skill) dan berkembangnya nilai-nilai
kebajikan dalam masyarakat (civic virtue).
Pengetahuan kewarganegaraan yang dimaksud menyangkut prinsip-prinsip
dan teori demokrasi, jalannya pemerintahan yang demokratis dan perilaku demokratis
masyarakat serta perbandingan nilai demokrasi antar negara. Pemahaman ini
kemudian akan mengarahkan peserta didik sebagai warga negara untuk memiliki
pengetahuan dan keterampilan warga negara, yang kemudian didukung oleh nilai
kebajikan dalam masyarakat seperti saling menghargai, kepribadian, disiplin diri,
toleransi, patriotisme dan tanggung jawab.
2. Pendidikan Kewarganegaraan yang memiliki pola pembelajaran sistematik
mengenai konsep-konsep utama. Konsep utama dalam pola pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan menyangkut pemerintahan demokratis dan hakkewajiban warga negara serta informasi tentang bentuk dan tugas lembaga politik.
3. Pola pembelajaran dalam Pendidikan Kewarganegaraan dikembangkan melalui
upaya mengaplikasikan konsep-konsep utama
dengan pendekatan analisis
berbagai kasus yang berkembang dalam kehidupan bernegara.
4. Pengembangan keterampilan dan kemampuan peserta didik sebagai warga negara
untuk aktif dalam membuat keputusan. Studi kasus dan legal isu (controversial
issue) dijadikan pendekatan untuk mendorong dan melatih peserta didik sebagai
warga negara agar mampu membuat keputusan.
5. Analisis perbandingan internasional tentang pemerintahan dan kewarganegaraan.
Melalui
analisis
dikembangkan,
ini
agar
pola
peserta
pembelajaran
didik
dapat
Pendidikan
mempelajari
Kewarganegaraan
dan
kemudian
membandingkan demokrasi antar negara.
6. Pengembangan keterampilan partisipatoris dan kebajikan warga negara melalui
kegiatan-kegiatan belajar. Pembelajaran kooperatif dalam kelompok kecil dapat
mengarahkan siswa untuk memahami dan melaksanakan ketrampilan memimpin,
resolusi konflik, kompromi, negosiasi, kritik membangun, toleransi, sivilisasi dan
kepercayaan.
7. Penggunaan buku sumber dan pemanfaatan berbagai sumber di dalam proses
belajar mengajar Pendidikan Kewarganegaraan.
8. Mempelajari secara aktif pengetahuan, ketrampilan dan kebajikan-kebajikan
warga negara (civic virtue).
9. Menghubungkan antara isi dan proses dalam pembelajaran Kewarganegaraan
dengan mensinergiskan
pengetahuan, keterampilan dan kebajikan-kebajikan
warga negara secara fungsional.
Kecenderungan perkembangan PKn berdasarkan pendapat di atas mengemuka
dengan tema besar isu global dan demokrasi. Harapan yang muncul dari
perkembangan PKn ini ialah terbentuknya sosok warga negara yang integratif antara
pengetahuan, keterampilan, dan kebajikan kewarganegaraan yang fungsional.
Dalam sistem persekolahan, siswa dituntut lebih kritis terhadap informasi dan
isu-isu kewarganegaraan agar dapat belajar berpartisipasi dan bertindak secara efektif
dalam pemecahan masalah di lingkungan sekitarnya. Kemudian karakteristik warga
negara multidimensi (personal, sosial, temporal, spatial) juga menekankan pada
Pendidikan Kewarganegaraan yang multivison, dimana warga negara dipersiapkan
untuk kehidupan bernegara yang bebas dalam konteks hukum, persamaan hak, dan
keadilan.
Uraian di atas, sekaligus menggambarkan bahwa di dalam Pendidikan
Kewarganegaraan, permasalahan-permasalahan
warga negara dalam sistem nilai
demokrasi telah mengalami globalizing (mengglobal, meluas, dan universal). Hal ini
berimplikasi di dalam pengembangan kajian isi Pendidikan Kewarganegaraan saat
ini. Pada akhirnya Pendidikan Kewarganegaraan tidak hanya berorientasi dalam
perspektif lokal dan nasional, namun harus menyesuaikan dengan perkembangan
global yang tengah mengalir membawa nilai-nilai baru, seperti demokrasi dan civil
society.
C. Peran
Perkembangan Teknologi Informasi
dan
Komunikasi dalam
Menciptakan Warga Negara Global
Jangkauan masyarakat dunia terhadap suatu informasi yang berasal dari
negara lain dapat dikatakan sebagai globalisasi. Kecenderungn global sebagai
kecenderungan perkembangan PKn digambarkan secara umum oleh Wahab (2006)
meliputi “the global economy, technology and communication, and population and
environment”. Diperkuat oleh pendapat Suriakusumah (2007), bahwa fenomena
global salah satunya ditandai dengan “revolusi dalam sistem komunikasi”. Bertolak
dari pendapat tersebut, maka relevanlah bila kecenderungan perkembangan PKn
dipengaruhi sejumlah isu global termasuk didalamnya Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) atau dalam istilah inggris dinamakan ICT (Information and
Communication Technology).
Akses informasi yang memindahkan praktik-praktik warga negara menjadi
moving online tidak lepas dari isu global yang informasi nya selalu dibahas, dikritisi,
dan direkonstruksi dalam kajian Pendidikan Kewarganegaraan, ialah konsep
demokrasi, HAM, multikultural, konflik, dan isu lingkungan. Bagaimana teknologi
dapat memobilisasi netizen sehingga peduli terhadap isu-isu kewarganegaraan,
sehingga pada akhirnya dapat menciptakan warga negara global.
Warga negara global, warga global, atau warga internasional yang dimaksud
telah dibahas oleh Wahab (2011) bahwa “pengertian warga global dalam konteks ini
lebih tepat apabila dimaknai dalam dimensi afektif, yakni warga negara yang
memiliki semangat dan dorongan serta upaya untuk memiliki persepktif global”.
Salah satu dari lima perspektif global yang dikemukakan Hanvey, ialah ‘pengetahuan
dinamika global (Knowledge of Global Dynamics)’. Karakteristik warga global
adalah harus mengetahui perkembangan dinamika global, termasuk ICT.
Warga negara harus cermat melihat karakteristik utama media baru dalam
praktik kewarganegaraan. Baik dalam memobilisasi suatu komunitas dan pergerakan
di masyarakat, maupun dalam improvisasi media pembelajaran atau sumber belajar di
persekolahan. Perangkat ICT jelas mampu memperluas kemampuan seorang warga
negara dalam mengetahui isu-isu global melalui akses internet. Seluruh sistem yang
terhubung memberikan wawasan baru terhada pengetahuan kewarganegaraan yang
dimilikinya. Bahkan Kalidjernih (2009: 51) telah membahasnya melalui tema
‘demokrasi digital’, yaitu
pergerakan sosial yang baru sebagian membentuk kembali politik-politik yang
diorganisasi secara luas di dalam dan melalui jaringan-jaringan. Semakin
banyak orang dapat mengkomunikasikan persoalan-persoalan yang menjadi
perhatian mereka melalui news group, chat room, facebook, web links, dsb
Pembahasan mengenai sub materi ini akan diperkuat dengan landasan
penelitian dari berbagai jurnal yang berhubungan dengan tema digital society, global
citizen, ICT, dan sebagainya.
1. ICT and New Citizenship Practice (ICT dan Praktik Kewarganegaraan Baru)
Hermes, Joke. (2006) Citizenship in the Age of the Internet.
Europan Journal of Communication: Vol 21- page 295-309
Abstrak dalam jurnal ini menyatakan bahwa era baru ICT telah
banyak merubah konten, praksis, dan persepsi media menjadi lebih
dari sekedar fitur dan tampilan. Bagaimana perubahan ini dapat
berimplikasi terhadap praktik kewarganegaraan merupakan inti
pembahasan dari artikel ini. “.. ICTs do not necesarilly produce new
citizens but that they do provided for new and important citizenship
pratice (Hermes 2006:306)” TIK atau ICT tidak selalu menghasilkan
warga negara baru, tetapi hal tersebut juga menyediakan praktikpraktik kewarganegaraan yang baru dan penting.
Terkait bahasan kecenderungan perkembangan PKn, artikel
jurnal ini memberikan landasan dan dukungan terhadap asumsi
perkembangan PKn yang akan mengarah pada konsep ICT sebagai
media dalam praktik kewarganegaraan. Baik itu dilihat dari segi
politik seperti halnya pemanfaatan ICT sebagai media kampanye,
maupun fitur-firur ICT seperti halnya sosial media yang menjadi
wadah kritik dan mobilisasi masa terhadap berbagai peristiwa jika
dilihat dari segi demokrasi.
How processes of change as a result of new ICT’s impact on
practices of ‘being citizen’ is the key question in this article.
First, it focuse on news media and how the relationship
between news, ‘the citizen’ and ordinary people has changed
a consequence of new possibilities enabled by technological
innovation. Second, the conceptualization of citizenship is
discussed and broardened to include a wider range of media
content ang genres in relation to what has been called
‘cultural citizenship’ (Hermes 2006:296)”
Jika disimpulkan, maka proses yang terjadi dalam perkembangan ICT turut
merubah bagaimana warga negara hari ini, beserta aktivitas yang dilakukannya.
Bagaimana media menjadikan suatu keterhubungan antara informasi yang didapat
warga negara dengan tindakan atau pandangannya. Kemudian, konsep tersebut
meluas menjadi budaya warga negara yang mengarah pada karakteristik warga negara
global atau warga global.
Sebagai contoh, pemanfaatan ICT oleh generasi muda tergambar dalam
banyaknya komunitas-komunitas yang terbentuk dari sekedar komunikasi online.
Lebih jauh lagi, mereka membuat suatu karya ataupun program dari komunitas yang
mereka jalankan. Bahkan ada beberapa komunitas yang bergerak dalam bidang
pemberdayaan, isu lingkunan, hak-hak asasi manusia, dan perdamaian. Kesukarelaan
dalam keterlibatan warga negara muda tersebut diilhami oleh kemudahan dan
perkembangan ICT yang ada pada masa nya. Fenomena ini kedepannya akan menjadi
bagian dari kecenderungan perkembangan PKn, dimana individu (warga negara)
dalam komunitas mampu memobilisasi dan membuat gerakan melalui kecanggihan
teknologi dan isu-isu global yang ada disekitarnya.
2. ICT and Youths’ Civic Participation (ICT dan Partisipasi Generasi Muda)
Lin, Wan-Ying et al. (2010). Citizens:Youths’ Civic Uses of New
Media in Five DigitalCities in East Asia. Journal if Adolescent
Research Vol 25(6): page 839-857 (http://jar.sagepub.com/content/25/6/839)
Survey yang dilakukan peneliti terhadap kaum muda antara usia 12 dan 17
tahun di Asia Timur, yaitu Hongkong, Seoul, Singapura, Taipei, dan Tokyo pada 2007
telah menunjukkan berubahnya aktivitas kewarganegaraan di kalangan generasi muda
atau warga negara muda. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kecanggihan
teknologi seperti handirnya internet dengan search engine yang mampu menjawab
setiap pencarian, serta sosial media yang menyediakan online communities, telah
membuat pemuda Asia berpartisipasi dengan cara yang modern atau nonkonvensional. “In addition, our study suggest that young people seem to be finding
other, non conventional ways to participate” (Lin, 2010: 852).
Isu-isu global mereka diskusikan dengan cara yang tidak formal seperti halnya
chat room di sosial media dan berbagai petisi atau komentar terhadap suatu survey.
65% dari mereka membaca berita online, dan hampir setengah dari mereka pernah
memberikan vote di internet terhadap suatu fenomena, dan satu dari lima anak pernah
mengajukan petisi secara online. Livingstone and colleagues (dalam Lin, 2010: 843)
menyatakan bahwa “…discovered that 54% of those surveyed teens had ever visited
civic or political websites, such as charity, government, environtment, and human
rights sites, or sites for improving conditions at school or work”. Dari hasil penelitian
yang dilakukan Livingstone dan koleganya, bahwa kaum muda berpartisipasi dalam
komponen yang termasuk dalam isu-isu global, diantaranya kegiatan amal,
pemerintahan dan kebijakannya, hak asasi manusia, dan kondisi persekolahan atau
pekerjaan di sekitar mereka.
Tidak hanya itu, “New ICT’s also facilitate civic deliberation and
communication, which is essential for citizens to engage in public policy debate and
then decision making process” (Lin, 2010: 841). Era baru ICT juga memfasilitasi
pertimbangan yang mendalam tentang kewarganegaraan dan komunikasinya, yang
mana hal mendasar dari keterlibatan warga negara adalah pada perdebatan kebijakan
publik dan kemudian proses pengambilan keputusan. Bagian ini sangat berkaitan
dengan partisipasi politik yang bertanggung jawab dari seorang warga negara.
Keterlibatannya dalam pembuatan kebijakan dan juga komunikasi antar negara sudah
merupakan indikator warga negara global dan multidimensional, dimana warga
negara tidak hanya terbatas pada pertimbangan pelaksanaan hak dan kewajiban
semata.
Generasi muda yang telah diakui oleh negara sebagai warga negara
menunjukkan partisipasinya melalui jaringan online atau online communities. Zaman
mereka adalah zaman serba digital, mereka dapat mengakses berita dari berbagai
negara dan mengomentarinya sekejap mata dengan gadget yang ada di genggaman
mereka. Fenomena ini menurut penulis termasuk pada kecenderungan perkembangan
PKn di masa yang akan datang. Warga negara tidak lagi mengenal batas-batas negara
dalam berkomunikasi, namun telah melampaui itu dengan kecanggihan yang ada di
sekitarnya.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1. Kecenderungan perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan dewasa ini dinilai
berbanding lurus dengan dinamika global beserta isu-isu di dalamnya. Setiap
permasalahan global yang ada akan menjadi penyebab berkembangnya disiplin
ilmu kewarganegaraan. Teorinya akan semakin kaya dan luas, serta praktiknya
akan melintasi batas-batas negara yang ada dalam artian mengarah pada
perspektif global. Disamping itu perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan
akan menuntut warga negara untuk berpikir secara multidimensional dan
memandang isu serta fenomena yang ada sebagai tanggung jawab bersama
seluruh warga negara di dunia. Adapun isu-isu global yang dimaksud seperti isu
perdamaian, isu lingkungan, isu hak asasi manusia, dan sebagainya.
2. Kecenderungan global Pendidikan Kewarganegaraan masih berada pada ranah
pendidikan demokrasi sebagai salah satu sejarah dalam perkembangan Pendidikan
Kewarganegaraan Indonesia. Hanya saja pendidikan demokrasi kaitannya dengan
kecenderungan global perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan diikuti
dengan perkembangan Pemerintahan Indonesia dan aktivitas Internasional yang
dijalani. Sebagai upaya mewujudkan civil society atau masyarakat madani, maka
pendidikan demokrasi dalam kerangka democratic citizen masih menjadi salah
satu kecenderungan perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan hingga era
reformasi sekarang ini.
3. Peran ICT atau TIK akan mewarnai kecenderungan perkembangan Pendidikan
Kewarganegaraan baik di dunia maupun di Indonesia secara khusus. Hal ini
berkaitan dengan pembentukan warga negara global yang berawal dari kepedulian
terhadap isu-isu global, yang mana setiap warga negara di dunia merasa
bertanggung jawab dan peduli terhadap suatu permasalahan. Maka dari itu
perkembangan ICT akan menjadi solusi dari komunikasi antar negara bahkan
antar generasi muda dalam suatu negara yang disebut sebagai online community
atau masyarakat dalam jaringan. Kemudahan akses ICT akan memperkuat
kemelekan warga negara akan suatu isu, sampai pada akhirnya ICT itu sendiri
tidak dapat terlepas dari aktivitas kewarganegaraan (civic life)
B. Rekomendasi
1. Bagi Akademisi Pendidikan Kewarganegaraan
Alangkah baiknya jika isu-isu global ditelaah lebih lanjut sehingga menjadi
kajian Pendidikan Kewarganegaraan secara utuh. Dengan demikian, warga negara
mampu berkontribusi dalam perkembangan dunia global. Apalagi dengan
perkembangan ICT yang ada di zaman sekarang, maka itu akan turut merubah dan
mempermudah aktivitas pengembangan keilmuan Pendidikan Kewarganegaraan.
2. Bagi Dunia Persekolahan
Guru-guru
dapat
mengembangkan
strategi
pembelajaran
Pendidikan
Kewarganegaraan yang mengarah pada pendidikan demokrasi di era ICT, kemudian
melakukan pembelajaran ICT (khususnya dalam mata pelajaran PKn) yang berbasis
karakter kewarganegaraan sebagai upaya pembentukan warga negara global.
DAFTAR PUSTAKA
Hamel, Anton Van. (2011). From Customer to Citizen ‘Digital Media and Youth Civic
Engagement. Canada: Media Awareness Network
Kalidjernih. (2009). Puspa Ragam dan Isu Kewarganegaraan. Bandung: Aksara
Press.
Satryo. (2013). Inovasi Pendidikan Kewarganegaraan dalam Perspektif Global.
[Online]
Diakses
dari
http://search.4shared.com/postDownload/ieZIAzoe/inovasi_pendidikan_kewa
rganega.html
Suriakusumah. (2007). PKn dan Kemasyarakatan. Modul. Jakarta: Universitas
Terbuka
Wahab, A.A. (2006). Pengembangan Konsep dan Paradigma Baru Pendidikan
Kewarganegaraan Baru Indonesia bagi Terbinanya Warganegara
Multidimensional Indonesia. Dalam Budimansyah&Syaifullah (ed).
Pendidikan Nilai Moral dalam Dimensi Pendidikan Kewarganegaraan.
Bandung: Laboratorium PKn FPIPS UPI.
Wahab, A.A. dan Sapriya. (2011). Teori dan Landasan PKn. Bandung: Alfabeta.
Jurnal
Hermes, J. (2006). Citizenship in the Age of the Internet. European Jurnal of
Communication. 21 (3), hlm. 295-308.
Lin, W.Y., et.al. (2010). Becoming Citizens: Youts’ Civic Uses of New Media in Five
Digital Cities in East Asia. Journal of Adolescent Research. 25 (6), hlm. 839856.