pentingnya psikologi pendidikan Pancasila Pentingnya

Pentingnya Psikologi Dalam
Masalah Pendidikan
A. Pentingnya Psikologi Dalam Masalah Pendidikan

Psikologi sebagai suatu disiplin ilmu sangat dibutuhkan oleh dunia pendidikan, baik
di institusi pendidikan formal maupun non formal. Pengetahuan tentang
psikologi sangat diperlukan oleh pihak guru atau instruktur sebagai pendidik,
pengajar, pelatih, pembimbing, dan pengasuh dalam memahami karakteristik
kognitif, afektif, dan psikomotorik peserta secara integral. Pemahaman aspek
psikologis peserta didik oleh pihak guru atau instruktur di institusi pendidikan
memiliki kontribusi yang sangat berarti dalam membelajarkan peserta didik sesuai
dengan sikap, minat, motivasi, aspirasi, dan kebutuhan peserta didik, sehingga proses
pembelajaran di kelas dapat berlangsung secara optimal dan maksimal.

Pengetahuan tentang psikologi diperlukan oleh dunia pendidikan karena dunia
pendidikan menghadapi peserta didik yang unik dilihat dari segi karakteristik
perilaku, kepribadian, sikap, minat, motivasi, perhatian, persepsi, daya pikir,
inteligensi, fantasi, dan berbagai aspek psikologis lainnya yang berbeda antara peserta
didik yang satu dengan peserta didik yang lainnya. Perbedaan karakteristik psikologis
yang dimiliki oleh para peserta didik harus diketahui dan dipahami oleh setiap guru
atau instruktur yang berperan sebagai pendidik dan pengajar di kelas, jika ingin

proses pembelajarannya berhasil. Dengan memahami karakteristik psikologis yang

dimiliki oleh masing-masing peserta didik. maka para guru di sekolah akan dapat
melakukan pembelajaran yang bersifat individual sesuai dengan karakteristik
psikologis yang dimiliki oleh peserta siswa. Jadi sifat heterogenitas (tidak sama)
suatu kelas perlu menjadi perhatian utama bagi guru. Selain pembelajaran yang
bersifat individual, guru perlu juga melakukan pembelajaran secara kelompok jika
karakteristik psikologis peserta didik yang ada di suatu kelas dianggap relatif sama
(homogen).

Dalam proses pembelajaran di kelas guru sering menghadapi peserta didik yang
mengalami gangguan perhatian sehingga peserta didik tersebut kurang dapat
memusatkan perhatiannya dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas. Akibatnya
peserta didik tersebut kurang dapat mengetahui dan memahami materi pelajaran yang
diajarkan oleh guru dan memperoleh prestasi belajar rendah. Gejala gangguan
perhatian sebagai faktor psikologis yang dialami peserta didik di kelas harus
diketahui dan dipahami oleh guru sebagai pengajar dan pendidik di kelas untuk
mencegah dan mengatasi kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didik dalam
mengikuti proses pembelajaran di kelas. Adapun upaya yang dapat dilakukan oleh
guru di kelas dalam mencegah dan mengatasi masalah gangguan perhatian yang

dialami oleh peserta didik di kelas ialah guru sebaiknya menerapkan metode dan
strategi pembelajaran yang menarik perhatian belajar agar peserta didik dapat
mengikuti proses pembelajaran di kelas dengan baik dari awal pembelajaran sampai
akhir pembelajaran.

Selain itu, peserta didik yang menunjukkan sikap dan perilaku belajar yang acuh tak
acuh atau apatis dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas, juga merupakan
gejala bahwa peserta didik tersebut mengalami gangguan psikologis berupa minat dan
motivasi belajar rendah yang dimiliki oleh peserta didik tersebut. Untuk mengatasi
gejala minat dan motivasi belajar rendah yang ditunjukkan oleh peserta didik di kelas
sebagai faktor psikologis yang mempengaruhi kualitas proses dan hasil pembelajaran
peserta didik di kelas, maka guru harus dapat memilih dan menerapkan suatu metode,
strategi, dan pendekatan pembelajaran di kelas yang dapat menumbuhkembangkan
minat belajar dan motivasi belajar peserta untuk belajar di kelas.
Adapun strategi, metode, dan pendekatan pembelajaran yang dapat diterapkan oleh
guru dalam membelajarkan peserta didik yang memiliki minat belajar dan motivasi
belajar rendah ialah metode Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) yang menggunakan
Pendekatan Keterampilan Proses (PKP), pendekatan konstruktivistik, metode diskusi,
metode pembelajaran koperatif, metode penemuan dan penyelidikan (discovery and
inquiry learning), metode Contextual Teaching Learning (CTL), metode eksperimen,

dan berbagai metode, strategi, dan pendekatan pembelajaran yang menuntut aktivitas
belajar peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas, di laboratorium,
dan di tempat belajar lainnya. Selain itu faktor strategi, pendekatan, dan metode
pembelajaran perlu menjadi perhatian bagi guru, faktor karakteristik psikologis yang
mencerminkan kepribadian dan perilaku peserta didik di kelas harus juga menjadi

perhatian para guru untuk menyesuaikan pembelajarannya dengan karakteristik
kepribadian dan perilaku yang dimiliki oleh para peserta didik agar proses
pembelajaran yang dilakukan oleh guru sesuai dengan minat dan kebutuhan belajar
peserta didik. Disinilah pentingnya guru menerapkan proses pembelajaran yang
diindividualisasikan sesuai dengan minat dan kebutuhan belajar peserta didik secara
individual.

Masih banyak gejala-gejala gangguan psikologis yang ditunjukkan oleh peserta didik
dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas, misalnya gangguan pengamatan,
gangguan persepsi, gangguan dalam berpikir, gangguan ingatan, gangguan fantasi,
dan gangguan perasaan. Gangguan-gangguan psikologis tersebut merupakan gejala
atau aktivitas umum jiwa manusia (La Sulo, 1990). Aktivitas umum jiwa manusia
tersebut perlu diketahui dan dipahami oleh para guru dalam mengetahui dan
memahami aspek psikologis para peserta didik di kelas agar proses dan hasil

pembelajaran yang dikelola di kelas dapat mencapai tujuannya secara maksimal dan
optimal.
Dari uraian di atas menunjukkan bahwa banyak masalah-masalah yang dihadapi oleh
para guru dalam proses pendidikan di kelas. Masalah-masalah tersebut merupakan
masalah psikologis peserta didik yang sangat mempengaruhi proses pembelajaran di
kelas, sehingga perlu diketahui dan dipahami oleh para calon guru dan para guru yang
telah mengajar dan mendidik di kelas. Oleh karena itu, mata kuliah Psikologi

Pendidikan merupakan mata kuliah wajib dipelajari oleh para calon guru di lembaga
pendidikan tenaga kependidikan atau tenaga keguruan berupa IKIP, FKIP, fakultas
Tarbiyah di IAIN/UIN, STKIP,STAIBN dan lembaga keguruan lainnya.

B. Kontribusi Psikologi terhadap Pendidikan dan Pengajaran

Abimanyu (1996) mengemukakan bahwa peranan psikologi dalam pendidikan dan
pengajaran ialah bertujuan untuk memberikan orientasi mengenai laporan studi,
menelusuri masalah-masalah di lapangan dengan pendekatan psikologi serta meneliti
faktor-faktor manusia dalam proses pendidikan dan di dalam situasi proses belajar
mengajar. Psikologi dalam pendidikan dan pengajaran banyak mempengaruhi
perumusan tujuan pendidikan, perumusan kurikulum maupun prosedur dan metodemetode belajar mengajar. Psikologi ini memberikan jalan untuk mendapatkan

pemecahan atas masalah-masalah sebagai berikut:

1. Perubahan yang terjadi pada anak didik selama dalam proses pendidikan.
2. Pengaruh pembawaan dan lingkungan atas hasil belajar.
3. Teori dan proses belajar
4. Hubungan antara teknik mengajar dan hasil belajar.

5. Perbandingan hasil pendidikan formal dengan pendidikan informal atas diri
individu.
6. Pengaruh kondisi sosial anak didik atas pendidikan yang diterimanya.
7. Nilai sikap ilmiah atas pendidikan yang dimiliki oleh para petugas pendidikan.
8. Pengaruh interaksi antara guru dan murid dan antara murid dengan murid.
9. Hambatan, kesulitan, ketegangan, dan sebagainya yang dialami oleh anak didik
selama proses pendidikan, dan
10. Pengaruh perbedaan individu yang satu dengan individu lain dalam batas
kemampuan belajar (Abimanyu, 1996).
Kontribusi psikologi sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan terhadap dunia
pendidikan memang sangat besar karena menyangkut semua aspek di bidang
pendidikan, bukan hanya menyangkut proses belajar mengajar itu sendiri, akan tetapi
juga menyangkut masalah¬-masalah di luar proses belajar mengajar.


C. Kontribusi Psikologi pendidikan Kepada Calon Guru dan Guru
Psikologi pendidikan sebagai mata kuliah Dasar Kependidikan (MKDK) sangat
penting dan wajib diikuti oleh para mahasiswa di Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan (LPTK) karena berkontribusi besar dalam membekali pengetahuan dan
pemahaman kepada calon guru dan guru tentang aktivitas umum jiwa peserta didik
dalam proses pendidikan di kelas. Melalui penerapan pengetahuan tentang psikologi
pendidikan, para guru diharapkan dapat menemukan dan mengatasi kesulitankesulitan yang dihadapi oleh peserta didik dalam proses pendidikan di kelas. Selain

itu, para guru diharapkan dapat melakukan proses pendidikan di kelas dengan
optimal, karena itu para guru diharapkan dapat mengetahui, memahami, dan
menerapkan prinsip-psinsip pembelajaran dan pendidikan yang sesuai dengan potensi
yang dimiliki oleh peserta didik, perkembangan peserta didik, bagaimana peserta
didik belajar, rencana pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan psikologis
peserta didik, dan prosedur pembelajaran dan pendidikan yang diterapkan oleh para
guru dapat membuat peserta didik dapat belajar secara efisien, efektif, dan
memuaskan (Suardiman, 1988).

Mata kuliah Psikologi Pendidikan bagi seorang calon guru dan guru merupakan dasar
pengetahuan yang mendasari profesi mengajar. Guru sebagai pendidik dan pengajar

yang memiliki pengetahuan tentang Psikologi Pendidikan akan mampu
mengembangkan serta menerapkan prinsip-prinsip psikologi dalam membelajarkan
dan mendidik peserta didik di kelas. Pengetahuan guru tentang belajar dan syaratsyarat keberhasilan aktivitas pembelajaran di kelas memungkinkan guru dapat
memilih, merencanakan, dan mengevaluasi proses mengajar atau proses pembelajaran
dan mengevaluasi hasil dari proses pembelajaran sebagai suatu sistem yang terkait
satu sama lain.
Guru harus selalu kreatif dalam membelajarkan peserta didik di kelas dengan
menerapkan pengetahuan tentang Psikologi Pendidikan secara optimal dan maksimal.
Guru yang kreatif selalu berusaha memahami tentang mengapa dan bagaimana

peserta didik dapat belajar dengan baik dan kondisi-kondisi apakah yang
memungkinkan terjadinya proses pembelajaran yang efisien, efektif, dan memuaskan
bagi peserta didik?. Pertanyaan-pertanyaan inilah yang menjadi kajian Psikologi
Pendidikan dan jawaban pertanyaan ini ada dalam isi kajian tentang Psikologi
Pendidikan.

Para guru seharusnya memiliki rasa ingin tahu tentang mengapa dan bagaimana anak
belajar serta memahami perubahan kondisi yang memungkinkan belajar lebih efektif
Sebaliknya rasa ingin tahu itu tertuju kepada mengapa sebagian dan anak didiknya
gagal dalam ujian, tinggal kelas, atau kelihatan tidak berminat dalam belajar.

Pertanyaan-pertanyaan ini akan dikaji pula dalam Psikologi Pendidikan. Ini bukan
berarti bahwa gurulah yang semata mata menentukan keberhasilan belajar peserta
didik. Denga kata lain, mata kuliah Psikologi Pendidikan tidak hany berkontribusi
penting kepada guru sebagai pendidik dan pengajar melainkan juga berkontribusi
penting kepada para calon guru yang akan berperan sebagai pendidik dari pengajar
kelak, baik di lembaga pendidikan milik pemerintah maupun swasta.

Adapun kontribusi penting Psikologi Pendidikan kepada guru dan calon guru ialah
memberikan beka pengetahuan kepada guru dan calon guru tentang gejala. gejala
kejiwaan anak di dalam situasi pendidikan, sehingga para guru dapat melaksanakan

pendidikan sesuai dengan keadaan peserta didik (Suardiman, 1988). Oleh karena itu,
pelaksanaan proses pendidikan dan pengajaran di kelas diharapkan dapat berjalan
dengan efsien dan efektif, sebab para guru menggunakan cara yang tepat dan sesuai
dengan keadaan peserta didik.
Dengan mempelajari fenomena-fenomena kejiwaan yang berhubungan dengan
masalah pendidikan, berarti para guru dan calon guru mempelajari perilaku peserta
didik serta perubahannya sebagai akibat dari proses pendidikan, untuk kemudian
berusaha membah dan membimbing perilakunya melalui pendidikan. Oleh karena itu,
diantara berbagai jenis dan cabang-cabang dari disiplin ilmu, psikologi, maka

Psikologi Pendidikanlah yang sangat perlu bagi calon guru dan guru sebagai pendidik
dan pengajar agar sukses dalam melakukan proses pembelajaran di kelas sesuai
dengan kondisi psikologis peserta didik, kebutuhan, dan kemampuan yang dimiliki
oleh masing-masing peserta didik.

Batasan tentang pendidik sebenarnya tidak hanya terbatas pada pendidik profesional,
yaitu para guru di sekolah yang diangkat secara resmi oleh Yayasan atau Dinas
Pendidikan, melainkan mencakup pendidik secara umum yang ada di lingkungan
keluarga dan di masyarakat. Para pendidik yang ada di lingkungan keluarga dan
masyarakat ialah mencakup para orangtua, pemuka masyarakat, pemimpin kelompok
atau partai, tokoh-tokoh organisasi, tokoh-tokoh pemuda dan sebagainya. Para tokoh
yang berperan sebagai pendidik di lingkungan keluarga dan di masyarakat seharusnya

juga memiliki pengetahuan tentang Psikologi pendidikan, baik yang diperoleh secara
proaktif dan kreatif dalam membaca secara mandiri maupun diperoleh melalui suatu
forum resmi, misalnya melalui forum seminar tentang Psikologi dalam Pendidikan,
dan melalui berbagai jenis dan bentuk kegiatan ilmiah lainnya.

Proses pendidikan dan pembelajaran yang dilakukan oleh para guru tidak hanya
berlangsung di dalam kelas di suatu lembaga pendidikan formal saja, melainkan

proses pendidikan dan pembelajaran dapat berlangsung di lembaga pendidikan
informal (di lingkungan keluarga), dan di lembaga pendidikan non formal (di
masyarakat) atau dimana saja tanpa dibatasi oleh ruang, waktu, dan tempat. Namun,
perlu diketahui, dipahami, dan disadari bahwa ada syarat-syarat yang harus dipenuhi
bagi berlangsungnya proses pendidikan dan pembelajaran di suatu tempat, yaitu ada
guru sebagai pendidik dan pengajar yang telah dewasa, ada peserta didik sebagai
orang yang belum dewasa yang membutuhkan pendewasaan melalui proses
pendidikan dan pembelajaran, adanya pemberian pengaruh yang disengaja dari guru
kepada peserta didik, dan pengaruh yang diberikan oleh guru tersebut memiliki nilai
normative (positif) dan tujuan positif mengembangkan kognitif, afek dan
psikomotorik peserta didik.

Mengingat begitu besarnya kontribusi mata kuliah Psikologi pendidikan bagi para
calon guru dan para guru maka diharapkan kepada semua lembaga pendidikan tena
kependidikan (LPTK), baik berupa STKIP, IKIP, FK dalam universitas, IAIN/UIN,
FIP dalam universitas, dan LPTK lainnya memuat mata kuliah Psikologi Pendidik
dalam kurikulumnya. Selain itu, seharusnya mata kuliah merupakan mata kuliah
wajib dan prasyarat sebelum mahasiswa memprogramkan mata kuliah lain seperti
psikologi perkembangan apalagi psikologi umum karena mata kuliah Psikologi
Pendidikan merupakan mata kuliah basis yang memberikan modal pengetahuan dan

pemaham kepada para calon guru dan guru dalam mengetahui dan memahami gejalagejala aktivitas jiwa manusia dalam proses pendidikan di kelas.
Mata kuliah Psikologi Pendidikan sebagai model dasar bagi para calon guru dan para
guru dalam melakukan proses pembelajaran kepada peserta didik di kelas karer
substansi dari mata kuliah ini ialah mencakup kajian tentang latar belakang
pentingnya psikologi dalam pendidikan, pengertian psikologi pendidikan dan ruan
lingkup psikologi pendidikan gejala atau aktivitas umum, jiwa manusia; kepribadian,
inteligensi, dan bakat peserta didik; perkembangan anak dan perkembangan remaja
sebagai subjek didik; belajar dan permasalahannya; teori belajar; interaksi belajar
mengajar di kelas dan permasalahannya; keterkaitan perilaku guru terhadap dinamika
kelas; pembinaan disiplin di dalam kelas; motivasis belajar dan permasalahannya;
strategi belajar mengajar manajemen kelas untuk interaksi belajar mengajar, dari
masalah-masalah khusus dalam pendidikan dan pengajaran.