Penilaian Portofolio Dalam Pembelajaran M Pembelajaran

PENILAIAN PORTOFOLIO
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Evaluasi Pendidikan
yang dibina oleh Bapak Dr. Muhardjito,M.S

Oleh:
Indah Puspita Ningrum
142103806884
Sultan
142103806886

UNIVERSITAS NEGERI MALANG
PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR
Maret 2015

1

BAB II
PEMBAHASAN


A. Pengertian Penilaian Portofolio
Soewandi (2005) mengemukakan bahwa arti asli portofolio adalah a
hinged cover or flexible case for carrying loose papers, pictures, or phamplets
(semacam map, kotak, atau tas yang fleksibel untuk dipakai membawa surat-surat
[dokumen-dokumen] lepas, gambar-gambar, atau pamfle-pamfet lepas). Jadi,
portofolio berupa suatu koleksi hasil kerja seseorang yang berupa kumpulan
dokumen secara lepas. Dengan melihat koleksi itu, seseorang dapat menelusuri
riwayat perkembangan prestasi atau apa pun yang telah dicapainya.
Di dunia pendidikan, secara umum portofolio berarti juga kumpulan
evidence (dokumen, bukti) yang berisi informasi tentang kemampuan dan
perkembangan peserta didik dari waktu ke waktu (Surapranata dan Hatta, 2004:
30).
Johnson dan Johnson dalam Rasyid (2012:231) mendefinisikan “Portofolio
sebagai koleksi dari bukti-bukti kemajuan siswa atau kelompok siswa, bukti
prestasi, keterampilan, dan sikap siswa”. Dalam konteks ini, portofolio merupakan
kumpulan pekerjaan-pekerjaan siswa yang terbaik atau karya siswa yang paling
berarti sebagai hasil kegiatan dalam pembelajaran yang dilakukan.
Portofolio merupakan suatu kumpulan pekerjaan peserta didik dengan
maksud tertentu dan terpadu yang diseleksi menurut panduan-panduan yang telah

ditetapkan. Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang
didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan
kemampuan peserta didik dalam suatu periode tertentu. Arifin S (2014:191)
mengemukakan.
Penilaian portofolio merupakan penilaian berbasis kelas terhadap
sekumpulan karya peserta didik yang tersusun secara sistematis dan
terorganisasi yang diambil selama proses pembelajaran dalam
kurun waktu tertentu, digunakan oleh guru dan peserta didik untuk
memantau perkembangan pengetahuan, keterampilan, dan sikap
peserta didik dalam mata pelajaran tertentu.

15

3

Secara umum, portofolio berisikan beragam tugas, antara lain: draf
mentah, nilai, makalah, benda kerja, kritik dan ringkasan, lembar refleksi diri,
pekerjaan rumah, jurnal, respon kelompok, grafik, lembaran catatan dan catatan
diskusi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum Depdiknas
(2006:2) memberikan penjelasan sebagai berikut:

Portofolio merupakan kumpulan hasil kerja siswa. Hasil kerja itu
sering disebut artefak. Artefak- artefak itu dihasilkan dari
pengalaman belajar atau proses pembelajaran siswa dalam periode
waktu tertentu. Artefak- artefak itu diseleksi dan disusun menjadi
satu portofolio. Dengan kata lain, portofolio adalah suatu koleksi
pribadi hasil pekerjaan seorang siswa (bersifat individual) yang
menggambarkan (merefleksi) taraf pencapaian, kegiatan belajar,
kekuatan, dan pekerjaan terbaik siswa tersebut dengan ciri koleksi
dinamis, selalu bertumbuh dan berubah.
Lebih lanjut BSNP (2007:8) mengemukakan bahwa “portofolio adalah
kumpulan karya- karya peserta didik dalam bidang tertentu yang diorganisasikan
untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan kreatifitas peserta didik
dalam kurun waktu tertentu”.
Sejalan dengan pendapat sebelumnya, Winter (1989:6) menyatakan bahwa
“Portofolio merupakan suatu koleksi pekerjaan peserta didik yang menunjukkan
segala usaha peserta didik, kemajuan dan pencapaian belajar dari pengalaman
belajar yang sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan kearah penguasaan
hasil belajar”
Yuliani (2010) menyatakan bahwa “Penilaian portofolio ini bertujuan
sebagai penilaian formatif dan diagnostik untuk memonitor perkembangan siswa

dari hari ke hari, berfokus pada proses perkembangan siswa, dalam rangka
memberikan bukti penilaian formal dalam mengikuti perkembangan pekerjaan
siswa, berfokus pada proses dan hasil”. Dalam penyusunan portofolio yang berisi
koleksi, yaitu mengumpulkan hasil kerja siswa yang menunjukkan pertumbuhan,
kemajuan, adan hasil belajarnya dengan mengorganisasikan berbagai hasil kerja
siswa dan melakukan refleksi berupa kegiatan merenungkan atau memikirkan
kembali apa yang telah dikoleksi dan diorganisasi, dan akhirnya dapat disajikan
dengan mempresentasikan hasil kerja siswa tersebut.
Pengertian portofolio seperti itu diadopsi ke dalam sistem pendidikan, dan
secara khusus diadopsi menjadi salah satu alat penilaian, khususnya untuk

4

menilai: (1) proses belajar, (2) hasil belajar, atau (3) proses dan hasil belajar
peserta didik (Cole, Ryan, dan Kick, 1995 dalam Surapranata dan Hatta, 2004:
46). Hanya perlu dicatat bahwa penilaian pembelajaran dengan portofolio tidak
boleh meniadakan penilaian dengan cara-cara lain, misalnya, dengan tes,
perbuatan, atau yang lain.
Jadi penilaian portofolio dapat diartikan sebagai penilaian yang didasarkan
pada koleksi atau kumpulan pekerjaan, kumpulan evidence yang berisi informasi

kemampuan, prestasi, kemajuan dan perkembangan siswa melalui tugas yang
ditentukan guru atau guru dengan siswa dengan menampilkan pekerjaan terbaik
siswa pada kurun waktu tertentu.
B. Kekuatan dan Kelemahan Penilaian Portofolio
Konsep penilaian portofolio bukan merupakan konsep penilaian yang
memiliki kesempurnaan yang utuh tetapi juga memiliki keterbatasan. Sama halnya
dengan bentuk-bentuk penilaian yang lain yang memiliki kelebihan dan
kekurangan. Berikut ini kekuatan/kelebihan dan kelemahan/kekurangan dari
penilaian portofolio.
1.

Kekuatan/kelebihan
Arifin (2009:198) berpendapat bahwa keunggulan portofolio sebagai

berikut.
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih banyak terlibat,
siswa dapat dengan mudah mengontrol sejauh mana perkembangan
kemampuan yang telah diperolehnya, mampu melakukan penilaian
sendiri, terampil menemukan kelebihan dan kekurangannya, serta
mampu menggunakan kelebihan tersebut untuk mengatasi

kelemahannya sebagai modal dasar penting dalam proses
pembelajaran.
Kelebihan portofolio menurut O’Malley& Pierce (1996:12) yaitu: “1)
mengintegrasikan informasi dari berbagai sumber, 2) memberikan gambaran
keseluruhan kinerja siswa dalam pembelajaran, 3) siswa terlibat secara langsung
dan berkomitmen, 4) siswa menilai diri sendiri”.
Arifin (2014:205-206) dalam bukunya memaparkan beberapa kelebihan
penilaian portofolio, sebagai berikut.

5

a.

Dapat melihat pertumbuhan dan perkembangan kemampuan peserta didik
dari waktu ke waktu berdasarkan feed-back dan refleksi diri.

b.

Membantu guru melakukan penilaian secara adil, objektif, transparan dan
dapat dipertanggungjawabkan tanpa mengurangi kreativitas peserta didik di

kelas.

c.

Mengajak peserta didik untuk belajar bertanggungjawab terhadap apa yang
telah mereka kerjakan, baik di kelas maupun di luar kelas dalam rangka
implementasi program pembelajaran.

d.

Meningkatkan peran serta peserta didik secara aktif dalam kegiatan
pembelajaran dan penilaian.

e.

Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk meningkatkan kemampuan
mereka.

f.


Membantu guru mengklarifikasi dan mengidentifikasi program pembelajaran.

g.

Terlibatnya berbagai pihak, seperti orang tua, guru, komite sekolah, dan
masyarakat lainnya dalam melihat pencapaian kemampuan peserta didik.

h.

Memungkinkan peserta didik melakukan penilaian diri (self-assessment),
refleksi, dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis (critical thinking).

i.

Memungkinkan guru melakukan penilaian secara fleksibel, tetapi tetap
mengacu pada kompetensi dasar dan indicator hasil belajar yang ditentukan.

j.

Guru dan peserta didik sama-sama bertanggung jawab untuk merancang dan

menilai kemajuan belajar.

k.

Dapat digunakan untuk menilai kelas yang heterogen antara peserta didik
yang pandai dan kurang pandai.

l.

Memungkinkan guru memberikan hadiah terhadap setiap usaha belajar
peserta didik.

2.

Kelemahan/kekurangan
Depdiknas (2004: 6) mengingatkan adanya dua kelemahan penggunaan

portofolio sebagai penilaian.
a.


Penggunaan portofolio tergantung pada kemampuan siswa dalam
menyampaikan uraiannya secara tertulis. Selama siswa belum lancar
berbahasa tulis, penggunaan portofolio merupakan beban tambahan yang
memberatkan.

6

b.

Bagi guru penggunaan portofolio sebagai alat penilaian memerlukan banyak
waktu untuk melakukan penskoran, apalagi kalau kelasnya besar.
Kelemahan portofolio menurut Iskandar (2011) yaitu penggunaan

portofolio tergantung kepada kemampuan siswa dalam menyampaikan uraian
secara tertulis, dan penggunaan portofolio untuk penilaian memerlukan banyak
waktu dari guru untuk melakukan penskoran.
Beberapa kekurangan penilaian portofolio yang juga dikemukan oleh
Arifin (2014:206) sebagai berikut.
a.


Membutuhkan waktu dan kerja ekstra.

b.

Penilaian portofolio dianggap kurang reliable dibandingkan dengan bentuk
penilaian yang lain.

c.

Ada kecenderungan guru hanya memperhatikan pencapaian akhir sehingga
proses penilaian kurang mendapat perhatian.

d.

Jika guru melaksanakan proses pembelajaran yang bersifat teacher-oriented,
kemungkinan besar inisiatif dan kreativitas peserta didik akan terbelenggu
sehingga penilaian portofolio tidak dapat dilaksanakan dengan baik.

e.

Orang tua peserta didik sering berpikir skeptis karena laporan hasil belajar
anaknya tidak berbentuk angka.

f.

Penilaian portofolio masih relatif baru sehingga banyak guru, orang tua, dan
peserta didik yang belum mengetahui dan memahaminya.

g.

Tidak tersedianya criteria penilaian yang jelas.

h.

Analisis terhadap penilaian portofolio agak sulit dilakukan sebagai akibat
dikuranginya penggunaan angka.

i.

Sulit dilakukan terutama menghadapi ujian dalam skala nasional.

j.

Dapat menjebak peserta didik jika terlalu sering menggunakan format yang
lengkap dan detail.
Sumarna Surapranata dan Muhammad Hatta dalam Soewandi (2007:202),

bahkan, menyebutkan beberapa kelemahan, antara lain, sebagai berikut.
a.

Di beberapa negara banyak guru mengalami kesulitan karena adanya
kebiasaan guru yang memberikan tes dalam penilaian, dan kebiasaan ini
mendarah daging. (Nampaknya keadaan ini juga berlaku bagi sebagian besar
guru-guru di Indonesia. Tambahan lagi, kiranya masih juga diragukan apakah

7

benar-benar mereka memahami hakikat tes, cara menyusun tes yang benar,
dan cara menilai hasil tes)
b.

Guru memerlukan waktu ekstra untuk merencanakan dan melaksanakan
penilaian dengan portofolio.

c.

Penilaian dengan portofolio kurang reliabel dibandingkan dengan penilaianpenilaian yang menggunakan ulangan harian, ulangan umum maupun ujian
nasional yang menggunakan tes; apalagi penilaian sendiri oleh siswa (selfassessment) seperti yang dianjurkan dalam portofolio.

d.

Guru memiliki kecenderungan untuk memperhatikan hanya pencapaian akhir.
Jika hal ini terjadi, berarti penilaian proses tidak mendapatkan perhatian
sewajarnya.

e.

Guru dan peserta didik biasanya terjebak dalam suasana hubungan top-down:
guru tahu segalanya dan peserta didik perlu diberi tahu. Jika demikian,
inisiatif dan kreativitas peserta didik tidak berkembang, padahal penilaian
dengan portofolio menghendaki adanya kedua hal itu.

f.

Ada unsur skeptis, khususnya orang tua, karena selama ini keberhasilan
anaknya hanya didasarkan pada angka hasil tes akhir, peringkat, dan hal-hal
yang bersifat kuantitatif. Padahal penilaian dengan portofolio menghendaki
sebaliknya, yaitu penilaian bukan berupa angka. Bagi guru, penilaian bukan
berupa angka bukanlah pekerjaan mudah.

g.

Penilaian dengan portofolio memerlukan tempat penyimpanan evidence
(dokumen) yang memadai, apalagi jika jumlah peserta didik cukup besar.

C. Merencanakan Penilaian Portofolio
Menurut Anthoni J. Nitko dalam Arifin (2014:212) ada enam tahap untuk
menggunakan sebuah sistem portofolio (six steps for crafting a portfolio system),
yaitu “ mengidentifikasi tujuan dan fokus portofolio, mengidentifikasi isi materi
umum yang akan dinilai, mengidentifikasi pengorganisasian portofolio,
menggunakan portofolio dalam praktik, evaluasi pelaksanaan portofolio, dan
evaluasi portofolio secara umum”.

8

Agar terarah, pengunaan portofolio harus dilakukan dengan perencanaan
yang sistematis. Depdiknas dalam Soewandi (2007:202-205) menyebutkan enam
langkah penyusunan portofolio sebagai berikut.
1. Menentukan Maksud atau Fokus Portofolio.
a. Menentukan tujuan penilaian dengan porotofolio: apakah untuk memantau
proses pembelajaran (process oriented), atau mengevaluasi hasil belajar
(product oriented), atau keduanya.
b. Menentukan untuk apa penilaian dengan portofolio digunakan: apakah
untuk menunjukkan proses pembelajaran kepada orang tua, atau penilaian
pada akhir pembelajaran, atau pada akhir jenjang pendidikan.
c. Menentukan relevansi (kaitan) antara evidence dan tujuan (kompetensi)
yang akan dinilai: perlu ditentukan apakah ada penilaian diri, audio, esai;
apakah boleh dikerjakan bersama (kelompok).
d. Menentukan seberapa banyak evidence yang ada di portofolio akan
digunakan sebagai bahan penilaian.
e. Menentukan kompetensi (standar, dasar, dan indikator) apa yang
ketercapaiannya hendak dinilai dengan portofolio.
f. Menentukan evidence yang dikumpulkan: apakah hanya karya terbaik, atau
pertumbuhan atau perkembangannya, atau keduanya.
g. Menentukan apakah portofolio akan dipakai untuk penilaian formatif, atau
sumatif, atau keduanya.
h. Menetapkan siapa yang menentukan isi portofolio: apakah guru saja, guru
dan siswa, atau pihak lain (misalnya orang tua).
2. Menentukan Aspek Isi yang Dinilai.
a. Menentukan hanya karya terbaik siswa, atau karya yang berisi
perkembangan belajarnya.
b. Menentukan pengetahuan, keterampilan, atau sikap apa yang menjadi aspek
utama untuk dinilai.
Jadi tidak setiap kompetensi dasar merupakan isi portofolio.
c. Menentukan banyaknya evidence yang akan digunakan sebagai bahan
penilaian.
3. Menentukan Bentuk, Susunan, atau Organisasi Portofolio

9

a. Menentukan bentuk portofolio
Pada umumnya bentuk portofolio terdiri atas: (1) daftar isi dokumen, (2) isi
dokumen, (c) batasan (pembatasan) untuk setiap dokumen (misalnya dengan
kertas berwarna sebagai pembatas), dan (d) catatan guru dan orang tua.
b. Menentukan jenis isi dokumen, maksudnya, menentukan kompetensi dasar
dan indikator apa yang harus dicapai dalam wujud evidence (yang mungkin
berupa karya cipta atau catatan laporan, atau yang lain)
c. Memberikan catatan/komentar/nilai terhadap setiap evidence oleh guru/
orang tua
d. Menentukan apa yang harus ada dalam daftar isi portofolio
e. Menentukan definisi tiap-tiap kategori atau jenis satuan isi dokumen
4. Menentukan Penggunaan Portofolio
a. Menentukan penggunaannya: apakah untuk siswa saja, atau orang tua saja,
atau kepala sekolah, guru lain, dan siswa lain
b. Menentukan pembobotan nilai portofolio terhadap komponen penilaian lain
dalam rangka penentuan nilai akhir/rapor.
5. Menentukan Cara Menilai Portofolio. Dalam langkah ini guru melakukan
kegiatan.
a. Menentukan pedoman (rubrik) penskoran untuk setiap isi portofolio
b. Menentukan penilaiannya oleh guru sendiri atau guru dan siswa
c. Menentukan pembuatan rubrik (pedoman penilaian secara rinci) lebih
dahulu untuk menentukan penilaian atas portofolio; (penilaian sebaiknya
tidak hanya didasarkan pada keberhasilan, tetapi juga atas prosesnya). Itulah
sebabnya, kriteria yang sebaiknya dipakai:
1) Bukti terjadinya proses.
2) Mutu kegiatan: apakah menunjukkan peningkatan pengetahuan,
keterampilan, sikap, dan melibatkan beberapa materi pokok, atau tidak.
3) Keragaman pendekatan yang dipakai.
6. Menentukan Bentuk atau Penggunaan Rubrik. Dalam langkah ini ditentukan
apakah nilai portofolio akan dinyatakan sebagai satu skor saja dalam
keseluruhan penilaian, atau tidak.

10

D.

Melakukan Penilaian Portofolio
Tidak setiap kumpulan karya seorang siswa disebut portofolio. Portofolio

“hanya kumpulan karya seorang siswa sebagai hasil pelaksanaan tugas kinerja,
yang ditentukan oleh guru atau oleh siswa bersama guru, sebagai bagian dari
usaha mencapai tujuan belajar, atau mencapai kompetensi yang ditentukan dalam
kurikulum” (Depdiknas, 2004: 3).
Ini pun “difokuskan pada dokumen tentang kerja siswa yang produktif,
yaitu ‘bukti’ tentang apa yang dapat dilakukan oleh siswa, bukan apa yang tidak
dapat dikerjakan, atau tidak dapat dijawab, atau tidak dapat dipecahkan oleh
siswa” (Depdiknas, 2004: 3). Kata ‘kumpulan dokumen’ dalam definisi itu harus
diartikan ‘dokumen-dokumen yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi’
(Surapranata dan Hatta, 2004: 28); dan waktu penyelesaian tugas dibatasi, dan
hanya dipilih yang sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan.
Karya yang dapat dikumpulkan dalam sebuah portofolio contohnya:
1. hasil proyek penyelidikan, atau praktik siswa yang disajikan secara tertulis
2. hasil kerja siswa dengan menggunakan alat rekam, atau komputer, atau disket
3. gambar atau laporan hasil pengamatan
4. deskripsi dan diagram pemecahan suatu masalah
5. laporan kerja kelompok
6. laporan tentang sikap siswa terhadap pelajaran (Depdiknas, 2004: 4),
7. penghargaan tertulis
8. hasil karya berupa tulisan, ringkasan (Surapranata dan Hatta, 2004: 39).
Khusus mata pelajaran bahasa, Sumarna Surapranata dan Muhammad
Hatta (2004: 36) memberikan contoh dokumen dalam portofolio sebagai berikut:
1. catatan observasi guru tentang kemampuan berbicara siswa
2. tanggapan siswa terhadap cerita/dongeng yang dibacakan guru
3. daftar dan komentar singkat tentang buku yang telah dibaca
4. sinopsis bacaan yang dibuat
5. surat-surat yang dibuat
6. naskah pidato
7. karangan bebas (puisi, prosa)

11

8. laporan kunjungan
9. tulisan di majalah dinding.
Perlu diingat sekali lagi bahwa tidak setiap kompetensi (standar, dasar, dan
indikator) dapat diwujudkan dengan dokumen (evidence) yang berbentuk kinerja.
Jadi, tidak setiap kompetensi dapat dinilai dengan portofolio
Isi portofolio bervariasi menurut tujuannya. Johnson and Johnson
(2002:103) menyebutkan butir-butir yang relevan dimasukkan ke dalam portofolio
sebagai berikut:
Pekerjaan rumah
Tes (buatan guru, curriculum
supplied)
Komposisi (essay, laporan, cerita)
Presentasi (rekaman, observasi)
Investigasi, penemuan, proyek
Buku harian/jurnal
Cheklist observasi (guru, teman
sekelas)
Seni visual (melukis, pahatan, puisi)

Refleksi diri dan checklist
Hasil-hasil kelompok
Bukti kecakapan sosial
Bukti kebiasaan dan sikap bekerja
Catatan anekdot, laporan naratif
Hasil-hasil tes baku
Foto, sketsa autobiografi
Kinerja (menari, thespian activities)

Isi portofolio ditentukan oleh:
1. Siswa
Siswa dapat menentukan apa yang akan dimasukka ke dalam portofolio
mereka.
2. Kelompok pembelajaran kooperatif siswa
Kelompok ini dapat merekomendasikan tentang apa yang akan dimasukkan
dalam portofolio
3. Guru dan sekolah
Portofolio siswa merepresentasikan kualitas pembelajaran siswa. Aspekaspek penting dari peran guru dalam melakukan portofolio terjadi pada : 1)
sebelum pengajaran atau pemberian nilai dimulai, 2) selama pengajaran dan
pemberian nilai berlangsung, dan 3) setelah pengajaran atau pemberian nilai.

12

Langkah pelaksanaan portofolio meliputi:
1. Persiapan portofolio
a. Putuskan jenis portofolio yang digunakan, individu atau kelompok
b. Identifikasi tujuan portofolio
c. Pilih kategori pekerjaan apa yang akan dimasukkan dalam portofolio
d. Meminta siswa memilih hal-hal yang akan dimasukkan dalam portofolio
e. Memutuskan bagaimana portofolio akan dinilai/dievaluasi.
2. Mengatur portofolio selama pembelajaran, dengan cara:
a. Proses portofolio, guru menjelaskan kepada siswa kategori contoh
pekerjaan siswa yang akan dimasukkan dalam portofolio
b. Rubrik, guru mengembangkan rubrik penilaian untuk menilai dan
mengevaluasi pekerjaan siswa
c. Tugas-tugas, siswa menyelesaikan tugas-tugas, mengetahui bahwa
beberapa atau semua dari tugas tersebut akan dimasukkan dalam
portofolio final
d. Penilaian diri, siswa merefleksi dan menilai dirinya sendiri tentang
kualitas dan kuantitas pekerjaannya dan kemajuannya dalam mencapai
tujuan pembelajaran.
3. Mengatur proses portofolio pada akhir dari pemberian nilai
Portofolio harus lengkap, penilaian terhadap portofolio harus dimuat, dan
diorganisasi dalam suatu representasi atau kerja kelompok
4. Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu
5. Jika memungkinkan, guru beserta peserta didik membahas bersama dokumen
portofolio yang dihasilkan.
6. Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian
portofolio.
Menurut Trianto (2009:292) pengorganisasian penilaian portofolio dilakukan
dalam 2 tahap, yaitu: 1) penilaian indikator dan 2) penilaian bukti.
1. Penilaian Indikator
Tahap ini dilakukan untuk menilai perkembangan kemampuan belajar siswa
sesuai indikator yang telah ditetapkan. Penilaian ini meliputi langkah-langkah
sebagai berikut:

13

a. Penilaian formatif atau sumatif
Penilaian dilakukan setiap akhir satuan bahasan. Jenis penilaian berupa
tulis atau lisan.
b. Penilaian tugas terprogram
Dilakukan pada setiap tatap muka atau setelah peserta didik menyelesaikan
tugas yang diberikan. Tahap ini dilakukan sebagai bagian dari proses
pembelajaran.
c. Penilaian kegiatan penunjang
Penilaian ini dilakukan satu bulan sekali untuk menilai laporan kegiatan
peserta didik yang dilakukan di luar jam belajar, baik di lingkungan
sekolah maupun rumah.
d. Penilaian sikap dan kepribadian
Penilaian ditujukan untuk merekap dan memberikan skor terhadap catatan
sikap dan kepribadian peserta didik dalam proses pembelajaran
2. Penilaian Bukti hasil karya (artefak)
Dilakukan untuk melihat hasil karya nyata peserta didik dalam kurun waktu
tertentu, misalnya satu bulan. Penilaian tahap ini meliputi empat tahap, yaitu:
a. Tahap pengumpulan bukti hasil karya
b. Tahap memilih bukti hasil karya terbaik
c. Tahap refleksi karya, yaitu peserta didik diminta mempresentasikan hasil
karyanya
d. Tahap pameran, peserta didik menunjukkan hasil karya terpilih kepada
publik atau teman belajar.
Selain kedua tahap pengorganisasian tersebut, proses penilaian portofolio
dilakukan melalui 4 langkah yaitu: 1) mengoleksi, 2) menyeleksi, 3) merefleksi,
dan 4) mengkoneksi.
1. Mengoleksi
Pengumpulan semuai bukti hasil karya berdasarkan indikator dan kriteria
yang disepakati

14

2. Menyeleksi
Melakukan proses seleksi hasil karya yang dikumpulkan menjadi tiga
kategori yaitu a) karya terbaik, b) karya yang menunjukkan perkembangan
belajar, dan c) karya yang diminati peserta didik untuk keperluan tertentu
diluar indikator dan kriteria.
3. Refleksi
Karya yang masuk dalam kategori terbaik kemudian diberikan ulasan tentang
proses pengerjaan, kelebihan, dan kekurangan, serta upaya untuk
penyempurnaan.
4. Mengkoneksi
Tahap ini merupakan tahap apresiasi berupa pameran hasil karya peserta
didik.
Bagian-Bagian Portofolio
Portofolio umumnya terdiri atas beberapa bagian, yaitu :
1. Daftar isi dokumen
Pada halaman depan bendel portofolio tertulis nama peseta didik yang
bersangkutan, daftar evidence (objek penilaian).
2. Isi dokumen
Isi portofolio dinamakan dokumen, dapat berupa kumpulan atau tugas yang
berisi pekerjaan peserta didik selama waktu tertentu yang dapat memberikan
informasi bagi suatu penilaian kinerja yang objektif. Hasil kerja peserta didik
menjadi ukuran seberapa baik tugas-tugas yang diberikan kepada peserta didik
telah dilaksanakan sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator pencapaian hasil
belajar yang terdapat dalam kurikulum. Sumber data dari portofolio dapat berupa
orang tua, tenaga pendidik atau masyarakat yang mengetahui program pendidikan.
3. Bendel dokumen
Kumpulan semua dokumen peserta didik baik evidence, worksheet, maupun
lembaran-lembaran informasi dan lembaran kerja yang dipakai dalam kegiatan
pembelajaran dimasukkan kedalam bendel dokumen portofolio. Dokumendokumen tersebut ditempatkan dalam satu map atau folder.
4. Batasan dokumen

15

Dokumen-dokumen portofolio perlu dikelompokkan sehingga mudah untuk
mendapatkannya bila diperlukan. Agar kelompok dokumen mudah diorganisir
maka perlu diberi pembatas misalnya dengan kertas berwarna. Batasan tersebut
sangat berguna untuk memisahkan antara dokumen kelompok satu dengan yang
lain.
5. Catatan guru dan orang tua
Pada setiap dokumen yang relevan harus terdapat catatan, komentar atau nilai dari
guru dan tanggapan orang tua. Akan lebih lagi jika terdapat catatan atau
tanggapan peserta didik yang bersangkutan.
E. Rubrik Penilaian Portofolio
Untuk menilai portofolio harus lebih dulu tersedia rubrik (pedoman
terperinci) penilaian. Penilaian portofolio hendaknya tidak hanya ditekankan
kepada keberhasilan siswa dalam memperoleh jawaban yang diinginkan oleh
guru, tetapi lebih ditekankan kepada proses berpikir siswa yang terdapat atau
tersirat dalam isi portofolio.
Tujuan dari penilaian rubrik yaitu siswa diharapkan secara jelas
memahami dasar penilaian yang akan digunakan untuk mengukur suatu kinerja
siswa. Kedua pihak (guru dan siswa) akan mempunyai pedoman bersama yang
jelas tentang tuntutan kinerja yang diharapkan. Rubrik diharapkan pula dapat
menjadi pendorong atau motivator bagi siswa dalam proses pembelajaran.
Salah satu cara penilaian portofolio, atau pembuatan rubrik, adalah cara
dengan menggunakan kriteria berikut.
1. Bukti terjadinya proses berpikir.
a. Apakah siswa telah menyusun dengan rapi satuan-satuan isi portofolio dan
data dalam setiap satuan itu?
b. Apakah siswa telah berusaha membuat dugaan, menjelajah, menganalisis,
mencari pola, dsb?
c. Apakah siswa telah menggunakan materi konkret atau gambar untuk
menafsirkan dan memecahkan masalah, atau untuk memperoleh hasil
penyelidikannya?

16

d. Apakah siswa telah menggunakan alat bantu lain dalam pemecahan masalah
atau penyelidikannya?
2. Mutu kegiatan atau penyelidikan
a. Apakah kegiatan atau penyelidikan oleh siswa yang dilaporkan dalam
portofolio meningkatkan pengetahuan atau pemahaman siswa tentang
konsep aatau kaidah tertentu?
b. Apakah kegiatan membuat portofolio meningkatkan keterampilan siswa
dalam menggunakan konsep, cara, atau kaidah tertentu?
c. Apakah kegiatan membuat portofolio meningkatkan sikap siswa terhadap
pelajaran yang bersangkutan?
d. Apakah kegiatan atau penyelidikan itu melibatkan beberapa sub pokok
bahasan?
3. Keragaman pendekatan
a. Apakah ada petunjuk yang kuat atau bukti bahwa siswa menggunakan
berbagai pendekatan dalam memecahkan masalah?
b. Apakah ada petunjuk yang kuat atau bukti bahwa siswa melakukan berbagai
macam kegiatan atau penyelidikan?
Kriteria penilaian portofolio
Beberapa variasi penggunaan kriteria penilaian antara lain:
Skor Kriteria 1
Kriteria 2
Kriteria 3
4
Baik sekali
Sangat baik
Baik sekali
3
Baik
Baik
Baik
2
Sedang
Kurang
Cukup
1
Kurang baik
Perlu Revisi
Perlu Bimbingan
Kriteria penilaian dapat juga menggunakan angka 1 sampai dengan 10.
Level nilai yang ditetapkan bergantung pada terpenuhi atau tidaknya,
lengkap/tidaknya persyaratan. Makin lengkap, makin tinggi level nilainya.
Pemberian skor dapat dilakukan dengan menentukan bobot setiap
komponen yang dinilai dan menghitung capaian berdasarkan rubrik penilaian
yang telah dibuat. Kriteria rubrik merupakan penjabaran dari indikator.
Contoh:
1. Tugas Wawancara (Kelas V/2)
Kompetensi yang dinilai:

17

• Pengetahuan siswa tentang topik dan tujuan wawancara (perubahan
aktivitas manusia pada zaman dulu hingga sekarang)
• Keterampilan siswa dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar selama wawancara
• Keterampilan siswa dalam menyelenggarakan wawancara
• Sikap kemandirian dan tanggung jawab siswa selama mengerjakan tugas
Kriteria
Isi dan
Pengetahuan:
Isi dan hasil
wawancara
sesuai dengan
topik yang
diberikan

Penggunaan
Bahasa
Indonesia yang
baik dan benar:
Bahasa
Indonesia yang
baik dan benar
digunakan dalam
wawancara
Sikap:
Wawancara
dilakukan secara
mandiri, baik
dan benar serta
penuh tanggung
jawab atas
pemenuhan
tugas

Keterampilan
wawancara:
Teknik dan
urutan
wawancara
yang dilakukan
menunjukkan

Baik Sekali
4
Wawancara
dilakukan
dengan sangat
menarik
dan sesuai
topik dan
tujuan yang
diberikan,
Menunjukkan
penguasaan
dan
pemahaman
pewawancara
atas materi
tugas yang
diberikan
Bahasa
Indonesia yang
baik, benar
dan efektif
digunakan
dalam
keseluruhan
wawancara

Baik
3
Wawancara
dilakukan
sesuai topik
dan tujuan
yang diberikan,
Menunjukkan
penguasaan
dan
pemahaman
pewawancara
atas
materi tugas
yang diberikan

Wawancara
dilakukan
secara
mandiri, baik
dan benar
serta penuh
tanggung
jawab atas
pemenuhan
tugas

Sebagian
besar
wawancara
dilakukan
secara
mandiri,
baik dan
benar serta
penuh
tanggung
jawab atas
pemenuhan
tugas
Teknik dan
urutan
wawancara
dilakukan
dengan
benar,
Menunjukkan

Teknik dan
urutan
wawancara
dilakukan
dengan benar,
Pendekatan
sesuai dengan

Bahasa
Indonesia
yang baik
dan benar
digunakan
dalam
keseluruhan
wawancara

Sedang
2
Sebagian
besar
wawancara
dilakukan
sesuai
topik dan
tujuan yang
diberikan,
Menunjukkan
penguasaan
dan
pemahaman
pewawancara
atas materi
tugas yang
diberikan
Bahasa
Indonesia
yang baik
dan benar
digunakan
dalam
sebagian
besar
wawancara
Setengah
dari proses
wawancara
dilakukan
secara
mandiri, baik
dan benar
serta penuh
tanggung
jawab atas
pemenuhan
tugas

Kurang Baik
1
Sebagian kecil
wawancara
dilakukan
sesuai
topik dan
tujuan yang
diberikan,
Menunjukkan
penguasaan
dan
pemahaman
pewawancara
atas materi
tugas yang
diberikan

Sebagian
besar teknik
dan urutan
wawancara
dilakukan
dengan benar,
Menunjukkan

Sebagian
kecil teknik
dan urutan
wawancara
dilakukan
dengan benar,
Menunjukkan

Bahasa
Indonesia
yang baik
dan benar
digunakan
dalam
sebagian kecil
wawancara
Sebagian kecil
dari proses
wawancara
dilakukan
secara
mandiri, baik
dan benar
serta penuh
tanggung
jawab atas
pemenuhan
tugas

18

kemampuan
wawancara yang
baik

situasi dan
kondisi
responden

penguasaan
dan
keterampilan
wawancara
yang
dimiliki

penguasaan
dan
keterampilan
wawancara
yang dimiliki

penguasaan
dan
keterampilan
wawancara
yang dimiliki

Format penilaian portofolio biasa berupa lembaran yang berisi:
a. Kompetensi dasar
b. Indikator
c. Nama peserta didik serta tanggal penyerahan
d. Penilaian
e. Cara penyelesaian tugas (portofolio)
f. Komentar guru serta komentar orang tua
Contoh format Portofolio:
1. Portofolio ProsesWawancara
Mata Pelajaran
Kompetensi

:
:

Bahasa Indonesia
Melakukan Wawancara

Nama siswa
Tanggal

:
:

Nadira Devi
20 Mei 2015
Penilaian

Indikator

Isi dan hasil wawancara sesuai dengan
topik yang diberikan
2. Wawancara menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar
3. Wawancara dilakukan secara mandiri,
baik dan benar serta penuh tanggung
jawab ataspemenuhan tugas
4. Teknik dan urutan wawancara yang
dilakukan menunjukkan kemampuan
wawancara yang baik
Dicapai melalui:

Baik
Sekali

Baik

Sedang

Kurang
Baik

1.

o

Pertolongan guru

o

Seluruh kelas

o

Kelompok kecil

o

Sendiri

Komentar Guru:

Komentar Orang tua:

2. Portofolio siswa dalam kemampuan menyelesaikan masalah
Rubrik:
Kriteria

Sangat Baik
4

Baik
3

Cukup
2

Kurang
1

19

Memahami
permasalahan

Memahami
masalah dengan
baik secara
mandiri
Merencanakan
pemecahan
masalah dengan
baik dan
mandiri

Memahami
masalah secara
benar dengan
arahan terbatas
Merencanakan
pemecahan
masalah secara
benar dengan
arahan terbatas

Menyelesaikan
masalah

Menyelesaikan
masalah dengan
baik secara
mandiri

Menyelesaikan
masalah secara
benar dengan
arahan terbatas

Mengevaluasi
proses dan hasil
penyelesaian
masalah

Mengevaluasi
proses dan hasil
penyelesaian
masalah secara
mandiri

Mengevaluasi
proses dan hasil
penyelesaian
masalah secara
benar dengan
arahan terbatas

Membuat
perencanaan

Memahami
masalah dengan
penjelasan guru

Tidak dapat
memahami
permasalahan

Merencanakan
pemecahan
masalah dengan
bantuan berarti
dari guru dan
teman
Menyelesaikan
masalah dengan
bantuan berarti
dari guru dan
teman
Mengevaluasi
proses dan hasil
penyelesaian
masalah dengan
bantuan berarti
dari guru dan
teman

Tidak mampu
membuat
perencanaan
untuk
menyelesaikan
masalah.
Tidak dapat
menyelesaikan
masalah
Tidak dapat
mengevaluasi
proses dan hasil
penyelesaian
masalah

Contoh rekapitulasi kemampuan menyelesaikan masalah selama satu bulan:
Mata Pelajaran
Nama Siswa
Kompetensi
No

:
:
:

Matematika Kl V/2
Mahardika Bayu
Menyelesaikan masalah

Topik/ materi

1

Operasi hitung

2
3

pecahan
Konversi pecahan
Perbandingan

Tanggal

A

A: Memahami masalah
B: Membuat perencanaan
C: Menyelesaikan masalah
D: Evaluasi proses

Nilai =

Skor yang diperoleh
Skor maksimal X 100

Komponen yang dinilai
B
C

Ket
D