BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Supervisi Akademik untuk Meningkatkan Kinerja Guru dalam Pembelajaran di SD Negeri Walitelon Utara Temanggung
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Supervisi Akademik
Setidaknya
ada
empat
unsur
utama
dalam
kegiatan supervisi pembelajaran. Pertama identifikasi
permasalahan yang dihadapi guru dan potensi yang
dimiliki
oleh
supervisi
guru
untuk
merupakan
dikembangkan.
kegiatan
Kedua
membantu
mem-
bimbing, membina dan mengawasi kinerja guru. Ketiga
kegiatan
supervisi
profesionalisme
guru.
bertujuan
Keempat
peningkatan
kegiatan
supervisi
pembelajaran memiliki dampak positif terhadap peserta
didik. Supervisi akademik biasanya dilakukan oleh
pengawas
sekolah
dan
kepala
sekolah
sebagai
supervisor yang melaksanakan supervisi pembelajaran
kepada guru.
Ngalim Purwanto (2013:26) menyatakan bahwa
supervisi
adalah
suatu
aktivitas
pembinaan
yang
direncanakan untuk membantu guru dan pegawai
sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka
secara efektif. Menurut Glickman (2010) supervisi
akademik adalah serangkaian kegiatan yang membantu guru mengembangkan kemampuannya dalam
mengelola
proses
pembelajaran
untuk
pencapaian
tujuan pembelajaran. Menurut Sahertian (2010:17)
supervisi akademik adalah usaha sadar menstimulasi,
mengkoordinasi
dan
membimbing
secara
kontinu
7
pertumbuhan
guru-guru
di
sekolah
baik
secara
individual maupun secara kolektif, agar lebih mengerti
dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi
pengajaran.
Dari
beberapa
pengertian
tentang
supervisi
akademik dapat disebutkan bahwa supervisi akademik
pada hakekatnya suatu tindakan yang berupaya untuk
membantu guru mengembangkan potensinya dalam
mengelola pembelajaran agar lebih baik.
Supervisi
akademik
akan
berhasil
apabila
pengawas ataupun kepala sekolah menyusun program
supervisi terlebih dahulu. Pelaksanaan program sesuai
langkah-langkah supervisi akademik yaitu kegiatan
awal, inti dan temu akhir. Langkah selanjutnya antara
supervisor dengan guru perlu mengadakan kegiatan
refleksi, untuk mengetahui keberhasilan dan kegagalan
pembelajaran yang perlu diperbaiki.
Salah satu kompetensi kepala sekolah yang
sangat penting berkaitan dengan mutu pembelajaran
adalah supervisi akademik. Tiga hal yang saling
berkaitan dalam pelaksanaan
supervisi akademik
yakni:
1. Kepala sekolah dalam merencanakan program
supervisi akademik perlu memahami landasan teoritik,
landasan
hukum
di
bidang
kurikulum
dan
pembelajaran serta dapat menyusun rencana supervisi
yang sistematis.
8
2. Supaya tujuan tercapai pendekatan dan teknik
supervisi yang dilakukan kepala sekolah harus tepat.
supaya tujuan bisa tercapai.
3. Hasil supervisi akademik disampaikan kepada
guru dan ditindaklanjuti dalam rangka peningkatan
profesionalisme guru.
Kepala
pengamatan
memberikan
sekolah
yang
menunjukkan
telah
kesempatan
dianalisis
data
dan
kepada
hasil
kemudian
guru
untuk
mencermati data tersebut dan memberi tanggapan. Hal
yang harus dihindari dalam diskusi adanya kesan
menyalahkan guru. Usahakan agar guru menemukan
sendiri
kekurangannya,
kemudian
menentukan
langkah berikutnya, termasuk memberikan dorongan
agar guru mampu memperbaiki kekurangan tersebut.
Kepala
sekolah
sebelum
melaksanakan
supervisi
akademik perlu mempelajari prinsip-prinsip supervisi.
Hubungan yang diciptakan antara kepala sekolah dan
guru merupakan hubungan kolegial. Bukan sematamata atasan dan bawahan. Apabibila kepala sekolah
harus menunjukkan mana yang sudah benar dan mana
yang belum benar dengan bahasa yang santun dan
guru berjiwa besar dalam menerimanya.
2.2 Prinsip Supervisi Akademik
Kepala sekolah agar bisa menciptakan situasi
dan relasi di mana guru-guru merasa aman dan merasa
diterima
sebagai
subjek
yang
dapat
berkembang
sendiri, untuk itu dalam melaksanakan supervisi
9
akademik
harus
berpedoman
pada
prinsip-prinsip
supervisi.
Menurut Sahertian (2014:20) ada empat prinsip
supervisi yaitu:
1.
Prinsip ilmiah (scientific).
Kegiatan supervisi dilaksanakan berdasarkan data objektif
yang diperoleh dalam kenyataan pelaksanaan proses belajar
mengajar.
2.
Prinsip demokratis.
Kepala sekolah menjunjung tinggi harga diri dan martabat
guru bukan berdasar atasan dan bawahan. Bantuan yang
diberikan kepada guru berdasarkan hubungan kemanusiaan
yang akrab dan kehangatan dalam bekerja.
3.
Prinsip kerja sama.
Mengembangkan
usaha
bersama
atau
menurut
istilah
supervisi “sharing of idea, sharing of experience”, memberi
support mendorong, menstimulasi guru, sehingga mereka
merasa tumbuh bersama.
4.
Prinsip konstruktif dan kreatif.
Supervisi kepala sekolah mampu menciptakan suasana kerja
yang menyenangkan, bukan melalui cara-cara menakutkan.
Guru dapat mengembangkan potensinya.
Menurut
Bafadal
(2008),
supervisi
akademik
sebaiknya harus memenuhi prinsip-prinsip sebagai
berikut: Supervisi mampu menciptakan hubungan yang
harmonis.
Kegiatan
pembinaan
berkesinambungan.
Guru
Program
mencakup
supervisi
dilibatkan
dilaksanakan
secara
keseluruhan
aktif.
aspek
pembelajaran. Dalam menyusun , melaksanakan, dan
mengevaluasi harus objektif.
10
Dari beberapa prinsip-prinsip di atas dapat
diintisarikan bahwa supervisi dilakukan bukan berawal
dari keinginan kepala sekolah melainkan hasil catatancatatan penemuan di lapangan. Kolaborasi antara
kepala sekolah dan guru sangat diperlukan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran. Setelah kepala
sekolah memahami prinsip-prinsip supervisi akademik
juga perlu mengetahui tujuan dilaksanakan supervisi
pembelajaran dan teknik-teknik yang digunakan dalam
pembinaan kepada guru-guru di sekolah.
2.3 Tujuan dan Teknik Supervisi Akademik
Menurut
Atmodiwirio:
“Salah
satu
bentuk
pengawasan yang dilaksanakan pada unit kerja yang
berbentuk Unit Pelaksana Teknis (UPT) sekolah adalah
supervisi” (Atmowirio, 2000:201) yang lebih dikenal
dengan
supervisi
pendidikan
atau
supervisi
pembelajaran. Secara urutan kepala sekolah akan
memperoleh pembinaan dari pengawas sekolah dan
Kepala UPT dinas pendidikan kecamatan juga dinas
kabupaten. Begitu pula sebagai kepala sekolah akan
melaksanakan fungsi kepengawasan manajerial dan
akademik.
Menurut Sahertian dan Mataheru (2012) ada 10
tujuan
guru(1)
supervisi
pembelajaran
membantu
guru
yaitu:
melihat
membantu
tujuan-tujuan
pendidikan; (2) membantu guru dalam membimbing
pengalaman beajar; (3) membantu guru menggunakan
sumber-sumber pengalaman belajar; (4) membantu
11
kebutuhan belajar peserta didik; (5) membantu guru
menggunakan alat-alat, metode dan model mengajar;
(6) membantu guru menilai kemajuan belajar peserta
didik (7) membantu guru membina reaksi mental atau
moral para guru (8) membantu guru di sekolah
sehingga mereka merasa gembira (9) membantu guru
agar lebih mudah mengadakan penyesuaian terhadap
masyarakat
dan
cara-cara
menggunakan
sumber
belajar dari masyarakat; dan (10) membantu guru agar
waktu dan tenaga dicurahkan sepenuhnya dalam
membantu peserta didik belajar dan membina sekolah.
Supervisi akademik merupakan fungsi pengawasan yang berkenaan dengan aspek pelaksanaan
tugas pembinaan, pemantauan, penilaian dan pelatihan
profesional guru. Adapun kegiatan supervisi akademik
yang harus dilakukan oleh kepala sekolah terdiri dari
tiga
tahap
sebagaimana
mengemukakan
Glickman
(1981)
yaitu tahap awal, tahap observasi
kelas, dan tahap pertemuan akhir (penilaian/umpan
balik).
2.3.1.Teori Supervisi
Model
bahwa
supervisi
pengetahuan,
pengembangan
kemahiran
menyatakan
interpersonal
dan
kemahiran teknikal merupakan prasyarat yang perlu
ada pada seseorang supervisor. Dengan itu, dapatlah
supervisor berfungsi ke arah supervisi pembelajaran
sebagai pengembangan melalui tugasnya dalam aspek
pengembangan
ngembangan
kurikulum,
observasi
profesionalisme
guru.
dan
pe-
Aspek-aspek
12
tersebut
disesuaikan
kebutuhan-kebutuhan
dengan
guru
tujuan
yang
sekolah
akhirnya
dan
akan
menghasilkan peningkatan pembelajaran peserta didik.
2.3.2. Teknik Supervisi Akademik
Usaha
untuk
membantu
meningkatkan
dan
mengembangkan potensi sumber daya guru dapat
dilakukan dengan berbagai teknik supervisi. Pidarta
(2009) mengemukakan teknik observasi kelas dan
teknik kunjungan kelas, dengan waktu pelaksanaan
ada tiga kemungkinan, yaitu:
1. Tidak memberitahukan terlebih dahulu kepada
guru yang akan disupervisi;
2.
Memberitahukan terlebih dahulu kepada guru yang
akan disupervisi;
3.
Memberitahukan
kepada
guru
tetapi
tidak
menyebutkan hari dan tanggalnya.
Arikunto (2004) mengemukakan bahwa teknik supervisi
dimaknai dengan “cara”, “strategi”, atau “pendekatan”.
Jadi merupakan cara-cara yang dilakukan dalam
kegiatan supervisi.
Teknik supervisi meliputi teknik perseorangan dan teknik
kelompok. Teknik perseorangan yaitu bantuan yang
dilakukan secara sendiri oleh petugas supervisi baik yang
terjadi di dalam kelas maupun di luar kelas. Yang
disupervisi mungkin juga perseorangan, tetapi mungkin
juga bukan hanya seorang meliputi: (1) Mengadakan
kunjungan kelas (classroom visitation); (2) Observasi kelas
(classsroom observation); (3) Wawancara perseorangan
(individul interview); (4) Wawancara kelompok (group
interview); dan teknik kelompok, yang meliputi: (a)
Mengadakan pertemuan atau rapat (meeeting); (b) Diskusi
kelompok (group classroom); (c) Penataran-penataran (inservice training); dan (d) seminar.
13
Cara
yang
sangat
ideal
dalam
melakukan
supervisi akademik apabila guru mengundang kepala
sekolah untuk mengamati pembelajaran di kelas.
Undangan
dilakukan
kekurangan
dan
karena
guru
kelemahannya
menyadari
sehingga
perlu
bantuan. Tetapi sepertinya hal ini tidak lazim, biasanya
kepala sekolah yang memprogram supervisi kunjungan
kelas. Program kegiatan supervisi berasal dari kepala
sekolah. Tetapi pada kenyataannya kunjungan kelas
atas undangan guru jarang terjadi dikarenakan guru
lebih
baik
tidak
disupervisi
karena
harus
mempersiapkan perangkat pendukung KBM.
Kunjungan kelas merupakan cara yang tepat
untuk
mendapatkan
informasi
secara
langsung,
tentang kekurangan, kelebihan, serta apa yang harus
diperbuat
supervisor
untuk
guru.
mengamati
Melalui
guru
kunjungan
dalam
kelas
menggunakan
metode, media pembelajaran, dan penerapan model
pembelajaran serta suasana kelas. Berdasarkan uraian
kepala sekolah harus mengetahui dan menguasai
teknik-teknik
supervisi
agar
pelaksanaan
dapat
berjalan sesuai tujuan yang diharapakan.
2.4. Kinerja
Menurut
Mangkunegara
(2000:67)
“Kinerja
adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan
tugasnya
sesuai
tanggung
jawab
yang
diberikan
kepadanya”. Kinerja sumber daya manusia adalah
prestasi kerja atau hasil kerja (output) baik kualitas
14
maupun
kuantitas
yang
dicapai
SDM
dalam
melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya. Dalam penelitian ini
kinerja guru dalam pembelajaran diwujudkan dalam
perilaku tindakan yaitu merencanakan pembelajaran/
menyusun
RPP,
melak-sanakan
pembelajaran
dan
menilai hasil belajar.
2.4.1.Teori Kinerja
Teori kinerja yang dijadikan landasan dalam
penelitian ini adalah teori Gibson. Menurut teori ini:
“Ada
tiga
kelompok
variabel
yang
mempengaruhi
perilaku kerja dan kinerja yaitu: variabel individu,
variabel organisasi, dan variabel psikologis” (Gibson et.
al, 1985:51-53).Variabel individu dikelompokkan pada
subvariabel
kemampuan
dan
ketrampilan,
latar
belakang dan demografis. Subvariabel kemampuan dan
ketrampilan
merupakan
faktor
utama
yang
mempengaruhi perilaku dan kinerja. Variabel kemampuan dan ketrampilan merupakan kompetensi
kerja yang dimiliki seseorang.
Terdapat lima jenis kompetensi yaitu:
1. Knowledge, adalah ilmu yang dimiliki individu
dalam bidang pekerjaan atau area tertentu.
2. Skill, adalah kemampuan untuk unjuk kinerja fisik
ataupun mental,
15
3. Self Concept, adalah sikap individu, nilai-nilai yang
dianut citra diri
4. Traits, adalah karakteristik fisik dan respons yang
konsisten atas situasi atau informasi tertentu,
5. Motives adalah pemikiran atau niat dasar konstan
dan mendorong individu untuk bertindak atau
berperilaku tertentu.
Penulis hanya meneliti satu kelompok variabel yaitu
individu sedangkan variabel psikologis seperti persepsi,
sikap, kepribadian, dan belajar merupakan hal yang
kompleks dan sulit diukur. Guru memiliki keterkaitan
dan
kewajiban
mengembangkan
kurikulum.
Guru
merupakan faktor penting yang besar pengaruhnya
terhadap proses dan hasil belajar. Demikian halnya
dengan
aktivitas
pengembangan
dan
kurikulum
kreativitas
guru
yang
dalam
menuntut
membentuk
kompetensi pribadi peserta didik (Mulyasa, 2006:162).
Guru yang memiliki kinerja yang baik dan profesional
dalam
implementasi
“mendesain
pembelajaran
program
dan
kurikulum
memiliki
pembelajaran,
menilai
hasil
ciri-ciri:
melaksanakan
peserta
didik”
(Basyirudin dan Usman, 2002:83).
2.4.2. Guru
Guru
memiliki
banyak
sebutan
diantaranya
sebagai pengajar, pembimbing, penuntun, pendidik,
pelatih, atau pengasuh. Sosok guru harus dapat
dijadikan panutan sebagai sosok yang digugu dan
ditiru oleh peserta didik atau masyarakat di lingkungan
sekitarnya.
16
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sisdiknas pasal 1 mengenai ketentuan umum
butir 6 pendidik adalah tenaga kependidikan yang
berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pa-mong
belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasi-litator, dan
sebutan lain yang sesuai dengan kekhu-susannya,
serta
berpartisipasi
dalam
menye-lenggarakan
pendidikan. Guru merupakan tenaga profesional yang
bertugas merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan
pembimbingan kepada peserta didik. Sebagai tenaga
profesional mengandung arti bahwa pekerjaan guru
hanya dapat dilakukan oleh seseorang yang memiliki
kualifikasi
akademik,
kompetensi,
dan
sertifikasi
pendidik sesuai dengan persyaratan yang berlaku.
Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa
sebelum mengajar guru harus memiliki surat ijin
mengajar/SIM. Selanjutnya guru berhak menjalankan
profesinya.
Tugas
utama
guru
adalah
mengajar,
mendidik, membimbing, melatih, mengarahkan, menilai
lembar kerja peserta didik. Guru memiliki kemampuan
untuk mendesain, mengelola kelas, serta memberi
bimbingan dan penyuluhan bagi peserta didik yang
bermasalah. Setelah menganalisa hasil belajar, tugas
selanjutnya melakukan perbaikan dan pengayaan.
2.4.3. Kinerja guru
Saat ini pemerintah memberi perhatian yang
sangat besar terhadap guru. Dengan diberikannya
tunjangan profesi yang menandakan bahwa profesi
17
guru diakui setara dengan profesi yang lain. Guru
merupakan
faktor
penentu
keberlangsungan
pembelajaran di sekolah. Tuntutan kerja profesional
dibutuhkan guru yang memiliki komitmen terhadap
tugas
dan
peningkatan
kemampuan
diri.
Dari
pengertian kinerja dan guru dapat dinyatakan bahwa
kinerja guru adalah kemampuan dan keberhasilan
guru dalam melaksanakan tugas-tugas pembelajaran
yang
diukur
berdasarkan
standar
yang
sudah
ditentukan.
18
2.4.3.1. Penilaian Kinerja Guru.
Dengan terbitnya Permen PAN & RB nomor 16 tahun
2009 maka kinerja guru menjadi tuntutan. Untuk
mengukurnya perlu adanya standar baku tentang
kriteria dan kinerja guru dalam pembelajaran. Dalam
konteks guru penilaian kinerja guru mengukur hasil
kerja dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya.
Penilaian kinerja menurut Mustofa (2013:157) adalah
“Usaha
mengidentifikasi,
mengukur
(menilai),
dan
mengelola pekerjaan yang dilaksanakan oleh pekerja di
lingkungan organisasi atau perusahaan”
Menurut Permenneg PAN & RB nomor 16 tahun 2009
disebutkan bahwa penilaian kinerja guru merupakan
“penilaian tiap butir kegiatan tugas utama guru dalam
rangka pembinaan karir kepangkatan dan jabatan”.
Penilaian guru menjamin layanan mutu terhadap
peserta didik dan layanan pendidikan yang berkualitas.
Dalam penelitian ini penilaian kinerja guru difokuskan
pada
kinerja
pembelajaran,
guru
dalam
pelaksanaan
mendesain
rencana
pembelajaran
dengan
menerapkan model pembelajaran inovatif serta kegiatan
penilaian pembelajaran. Cara yang digunakan dengan
supervisi kunjungan kelas.
2.4.3.2.
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
kinerja
guru.
Sekolah
merupakan
institusi
pendidikan
yang
didalammyan terdapat banyak guru dengan berbagai
karakter dan kemampuan yang beragam. Tentu saja
19
hal ini akan sangat berpengaruh dengan masingmasing kerja guru. Menurut Mustofa (2013:159) ada
tiga faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan, yaitu
“kemampuan, usaha, dan dukungan organisasi atau
institusi. Faktor kemampuan berhubungan dengan
bakat dan minat yang dimiliki oleh guru, faktor usaha
merupakan kegigihan dari seorang guru meningkatkan
sumber daya dan motivasi diri, adapun dukungan
organisasi
dapat
berupa
pemberian
kesempatan
mengikuti pendidikan dan pelatihan, fasilitas kerja,
juga penghargaan bagi guru yang memiliki kinerja baik.
2.5. Pembelajaran
Permendiknas RI nomor 41 tahun 2007 tentang
standar proses menyatakan bahwa “standar proses
untuk
satuan
pendidikan
mencakup
perencanaan
pelaksanaan
proses
dasar
dan
proses
pembelajaran,
menengah
pembelajaran,
penilaian
hasil
pembelajaran dan pengawasan proses pembelajaran.
Menurut
adalah
suatu
Komarudin
kegiatan
(2000:179)
untuk
pembelajaran
memperoleh
pe-
ngetahuan atau pemahaman atau ketrampilan melalui
studi, pengajaran, atau pengalaman. Belajar adalah
proses berpikir yang menekankan pada proses mencari
dan menemukan pengetahuan melalui interaksi antara
individu dengan lingkungan.
Menurut
Pupuh
(2010:8)
mengajar
adalah
penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan
20
terjadinya proses belajar. Kedudukan guru bukan
sebagai
penguasa
tunggal
tetapi
sebagi
pengelola
belajar yang perlu senantiasa siap membimbing dan
membantu
para peserta didik menuju kedewasaan
yang utuh dan menyeluruh.
Menurut
More
dalam
Masaong
(2012:169)
mengemukakan tujuh langkah mengimplementasikan
pembelajaran efektif, yaitu:perencanaan, perumusan
tujuan, pemaparan perencanaan pembelajaran, proses
pembelajaran
dan
evaluasi,
menutup
proses
pembelajaran, dan tindak lanjut.
Dapat disimpulkan kinerja guru dalam pembelajaran
adalah hasil kerja seorang guru mulai dari merencanakan dan mengelola proses kegiatan belajar
mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.
2.6. Konsep model tindakan
Jika dalam proses refleksi terdapat masalah yang
belum terselesaikan maka akan dilakukan proses
pengkajian ulang melalui siklus berikutnya dengan
tahapan yang sama (Hopkins, 1993)
Persyaratan
penelitian
tindakan
dengan
langkah-
langkah sebagai berikut:
Merencanakan perubahan.
Mengubah
dan
mengobservasi,
proses,
dan
konsekuensi dari perubahan.
Merefleksi proses dan konsekuensi.
Merencanakan kembali.
21
Memberi tindakan dan mengobservasi kembali.
Merefleksi kembali, dan seterusnya.
Adapun siklus-siklus di atas dapat digambarkan dalam
bentuk spiral seperti di bawah ini:
Gambar 2.1. Spiral Siklus Tindakan
Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini
siklus.
Setiap
pertemuan
melakukan
4
dua
langkah
kegiatan yaitu: Perencanaan, Pelaksanaan, Observasi,
dan Refleksi.
22
2. 7. Kerangka Pikir Penelitian
SIKLUS I
Perencanaan
Pelaksanaan/
Pengamatan
Refleksi
Supervisi
Akademik
SIKLUS II
Perencanaan
Pelaksanaan/
Pengamatan
Refleksi
Kinerja guru
dalam
Pembelajaran
Meningkat
Gambar 2.2. Skema kerangka pikir penelitian
Adapun penelitian yang relevan sebagai berikut:
1. Pengaruh kualitas supervisi akademik terhadap
kinerja guru dalam pembelajaran di SMAN se kota
Mamuju oleh Sutikno. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas supervisi akademik dan kinerja
guru
mempunyai
hubungan
yang
positif.
Hubungan antara kualitas dalam aspek bimbingan
pembelajaran berpengaruh positif terhadap kinerja
guru dalam pembelajaran.
2. Pelaksanaan supervisi akademik oleh pengawas
sekolah sebagai upaya peningkatan profesional guru
dalam meningkatkan mutu pendidikan pada SMPN
1
Bengkayang
oleh
Dawawi.
Hasil
peneliti-an
menunjukkan bahwa pelaksanaan supervisi oleh
23
pengawas sekolah dapat meningkatkan kemampuan
guru dalam pengelolaan KBM, dapat mengubah
kesadaran guru untuk meningkatkan kemampuan
profesional, aspek perencanaan dan pengelolan
pembelajaran.
3. Pengaruh
supervisi
akademik
dan
pelatihan
terhadap peningkatan kinerja guru (studi kasus
pada SMP Negeri Kecamatan Percut Seituan Deli
Serdang) oleh Tauhaposan Panjaitan. Hasil penelitian menunjukkan supervisi kategori kurang.
Merupakan fakta yang harus ditindaklanjuti untuk
melakukan pembinaan kepada guru-guru secara
berkelanjutan tentang peranan dan fungsi yang
harus dilaksanakan secara maksimal.
4. Hubungan kualitas pengelolaan supervisi akademik
kepala sekolah dan iklim kerja ter-hadap kinerja
guru di SMP Negeri kecamatan Negara kabupaten
Jembrana oleh Putu Prapta dkk. Hasil penelitian
menunjukkan terdapat kontribusi yang positif dan
signifikan antara supervisi akademik dengan kinerja
guru
dan
supervisi
mengindikasikan
akademik
bahwa
cukup
efektivitas
optimal
dalam
Secondary
School
mempengaruhi kinerja guru.
5. Instructional
Improvement
of
Teachers through Effective Academic Supervision by
the Vice-Principals oleh Orenaiya Solomon Adewale.
Hasil
penelitian
menunjukkan
yang
paling
berpengaruh dan berdampak pada supervisi untuk
meningkatkan kinerja akademik para siswa adalah
supervisi
dari
kepala
sekolah,
baik
supervisis
24
akademik maupun profesionalitas guru. Kepala
sekolah yang efektif akan meningkatkan kualitas
guru, supervisi dari luar, kurang
efektif, karena
ada jarak antara supervisor dengan guru.
6. The supervisor’s role for improving the quality of
teaching and learning in Nigeria Secondary school
educational system oleh Isa Yuguda Kotirde. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa supervisi adalah
suatu variabel yang sangat diperlukan dalam proses
pembelajaran guru, bahkan bagi tujuan pendidikan.
Tujuan
kegiatan
umum
belajar
supervisi
mengajar
adalah
di
meningkatkan
sekolah,
melalui
peningkatan kualitas guru dalam pembelajaran.
25
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Supervisi Akademik
Setidaknya
ada
empat
unsur
utama
dalam
kegiatan supervisi pembelajaran. Pertama identifikasi
permasalahan yang dihadapi guru dan potensi yang
dimiliki
oleh
supervisi
guru
untuk
merupakan
dikembangkan.
kegiatan
Kedua
membantu
mem-
bimbing, membina dan mengawasi kinerja guru. Ketiga
kegiatan
supervisi
profesionalisme
guru.
bertujuan
Keempat
peningkatan
kegiatan
supervisi
pembelajaran memiliki dampak positif terhadap peserta
didik. Supervisi akademik biasanya dilakukan oleh
pengawas
sekolah
dan
kepala
sekolah
sebagai
supervisor yang melaksanakan supervisi pembelajaran
kepada guru.
Ngalim Purwanto (2013:26) menyatakan bahwa
supervisi
adalah
suatu
aktivitas
pembinaan
yang
direncanakan untuk membantu guru dan pegawai
sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka
secara efektif. Menurut Glickman (2010) supervisi
akademik adalah serangkaian kegiatan yang membantu guru mengembangkan kemampuannya dalam
mengelola
proses
pembelajaran
untuk
pencapaian
tujuan pembelajaran. Menurut Sahertian (2010:17)
supervisi akademik adalah usaha sadar menstimulasi,
mengkoordinasi
dan
membimbing
secara
kontinu
7
pertumbuhan
guru-guru
di
sekolah
baik
secara
individual maupun secara kolektif, agar lebih mengerti
dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi
pengajaran.
Dari
beberapa
pengertian
tentang
supervisi
akademik dapat disebutkan bahwa supervisi akademik
pada hakekatnya suatu tindakan yang berupaya untuk
membantu guru mengembangkan potensinya dalam
mengelola pembelajaran agar lebih baik.
Supervisi
akademik
akan
berhasil
apabila
pengawas ataupun kepala sekolah menyusun program
supervisi terlebih dahulu. Pelaksanaan program sesuai
langkah-langkah supervisi akademik yaitu kegiatan
awal, inti dan temu akhir. Langkah selanjutnya antara
supervisor dengan guru perlu mengadakan kegiatan
refleksi, untuk mengetahui keberhasilan dan kegagalan
pembelajaran yang perlu diperbaiki.
Salah satu kompetensi kepala sekolah yang
sangat penting berkaitan dengan mutu pembelajaran
adalah supervisi akademik. Tiga hal yang saling
berkaitan dalam pelaksanaan
supervisi akademik
yakni:
1. Kepala sekolah dalam merencanakan program
supervisi akademik perlu memahami landasan teoritik,
landasan
hukum
di
bidang
kurikulum
dan
pembelajaran serta dapat menyusun rencana supervisi
yang sistematis.
8
2. Supaya tujuan tercapai pendekatan dan teknik
supervisi yang dilakukan kepala sekolah harus tepat.
supaya tujuan bisa tercapai.
3. Hasil supervisi akademik disampaikan kepada
guru dan ditindaklanjuti dalam rangka peningkatan
profesionalisme guru.
Kepala
pengamatan
memberikan
sekolah
yang
menunjukkan
telah
kesempatan
dianalisis
data
dan
kepada
hasil
kemudian
guru
untuk
mencermati data tersebut dan memberi tanggapan. Hal
yang harus dihindari dalam diskusi adanya kesan
menyalahkan guru. Usahakan agar guru menemukan
sendiri
kekurangannya,
kemudian
menentukan
langkah berikutnya, termasuk memberikan dorongan
agar guru mampu memperbaiki kekurangan tersebut.
Kepala
sekolah
sebelum
melaksanakan
supervisi
akademik perlu mempelajari prinsip-prinsip supervisi.
Hubungan yang diciptakan antara kepala sekolah dan
guru merupakan hubungan kolegial. Bukan sematamata atasan dan bawahan. Apabibila kepala sekolah
harus menunjukkan mana yang sudah benar dan mana
yang belum benar dengan bahasa yang santun dan
guru berjiwa besar dalam menerimanya.
2.2 Prinsip Supervisi Akademik
Kepala sekolah agar bisa menciptakan situasi
dan relasi di mana guru-guru merasa aman dan merasa
diterima
sebagai
subjek
yang
dapat
berkembang
sendiri, untuk itu dalam melaksanakan supervisi
9
akademik
harus
berpedoman
pada
prinsip-prinsip
supervisi.
Menurut Sahertian (2014:20) ada empat prinsip
supervisi yaitu:
1.
Prinsip ilmiah (scientific).
Kegiatan supervisi dilaksanakan berdasarkan data objektif
yang diperoleh dalam kenyataan pelaksanaan proses belajar
mengajar.
2.
Prinsip demokratis.
Kepala sekolah menjunjung tinggi harga diri dan martabat
guru bukan berdasar atasan dan bawahan. Bantuan yang
diberikan kepada guru berdasarkan hubungan kemanusiaan
yang akrab dan kehangatan dalam bekerja.
3.
Prinsip kerja sama.
Mengembangkan
usaha
bersama
atau
menurut
istilah
supervisi “sharing of idea, sharing of experience”, memberi
support mendorong, menstimulasi guru, sehingga mereka
merasa tumbuh bersama.
4.
Prinsip konstruktif dan kreatif.
Supervisi kepala sekolah mampu menciptakan suasana kerja
yang menyenangkan, bukan melalui cara-cara menakutkan.
Guru dapat mengembangkan potensinya.
Menurut
Bafadal
(2008),
supervisi
akademik
sebaiknya harus memenuhi prinsip-prinsip sebagai
berikut: Supervisi mampu menciptakan hubungan yang
harmonis.
Kegiatan
pembinaan
berkesinambungan.
Guru
Program
mencakup
supervisi
dilibatkan
dilaksanakan
secara
keseluruhan
aktif.
aspek
pembelajaran. Dalam menyusun , melaksanakan, dan
mengevaluasi harus objektif.
10
Dari beberapa prinsip-prinsip di atas dapat
diintisarikan bahwa supervisi dilakukan bukan berawal
dari keinginan kepala sekolah melainkan hasil catatancatatan penemuan di lapangan. Kolaborasi antara
kepala sekolah dan guru sangat diperlukan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran. Setelah kepala
sekolah memahami prinsip-prinsip supervisi akademik
juga perlu mengetahui tujuan dilaksanakan supervisi
pembelajaran dan teknik-teknik yang digunakan dalam
pembinaan kepada guru-guru di sekolah.
2.3 Tujuan dan Teknik Supervisi Akademik
Menurut
Atmodiwirio:
“Salah
satu
bentuk
pengawasan yang dilaksanakan pada unit kerja yang
berbentuk Unit Pelaksana Teknis (UPT) sekolah adalah
supervisi” (Atmowirio, 2000:201) yang lebih dikenal
dengan
supervisi
pendidikan
atau
supervisi
pembelajaran. Secara urutan kepala sekolah akan
memperoleh pembinaan dari pengawas sekolah dan
Kepala UPT dinas pendidikan kecamatan juga dinas
kabupaten. Begitu pula sebagai kepala sekolah akan
melaksanakan fungsi kepengawasan manajerial dan
akademik.
Menurut Sahertian dan Mataheru (2012) ada 10
tujuan
guru(1)
supervisi
pembelajaran
membantu
guru
yaitu:
melihat
membantu
tujuan-tujuan
pendidikan; (2) membantu guru dalam membimbing
pengalaman beajar; (3) membantu guru menggunakan
sumber-sumber pengalaman belajar; (4) membantu
11
kebutuhan belajar peserta didik; (5) membantu guru
menggunakan alat-alat, metode dan model mengajar;
(6) membantu guru menilai kemajuan belajar peserta
didik (7) membantu guru membina reaksi mental atau
moral para guru (8) membantu guru di sekolah
sehingga mereka merasa gembira (9) membantu guru
agar lebih mudah mengadakan penyesuaian terhadap
masyarakat
dan
cara-cara
menggunakan
sumber
belajar dari masyarakat; dan (10) membantu guru agar
waktu dan tenaga dicurahkan sepenuhnya dalam
membantu peserta didik belajar dan membina sekolah.
Supervisi akademik merupakan fungsi pengawasan yang berkenaan dengan aspek pelaksanaan
tugas pembinaan, pemantauan, penilaian dan pelatihan
profesional guru. Adapun kegiatan supervisi akademik
yang harus dilakukan oleh kepala sekolah terdiri dari
tiga
tahap
sebagaimana
mengemukakan
Glickman
(1981)
yaitu tahap awal, tahap observasi
kelas, dan tahap pertemuan akhir (penilaian/umpan
balik).
2.3.1.Teori Supervisi
Model
bahwa
supervisi
pengetahuan,
pengembangan
kemahiran
menyatakan
interpersonal
dan
kemahiran teknikal merupakan prasyarat yang perlu
ada pada seseorang supervisor. Dengan itu, dapatlah
supervisor berfungsi ke arah supervisi pembelajaran
sebagai pengembangan melalui tugasnya dalam aspek
pengembangan
ngembangan
kurikulum,
observasi
profesionalisme
guru.
dan
pe-
Aspek-aspek
12
tersebut
disesuaikan
kebutuhan-kebutuhan
dengan
guru
tujuan
yang
sekolah
akhirnya
dan
akan
menghasilkan peningkatan pembelajaran peserta didik.
2.3.2. Teknik Supervisi Akademik
Usaha
untuk
membantu
meningkatkan
dan
mengembangkan potensi sumber daya guru dapat
dilakukan dengan berbagai teknik supervisi. Pidarta
(2009) mengemukakan teknik observasi kelas dan
teknik kunjungan kelas, dengan waktu pelaksanaan
ada tiga kemungkinan, yaitu:
1. Tidak memberitahukan terlebih dahulu kepada
guru yang akan disupervisi;
2.
Memberitahukan terlebih dahulu kepada guru yang
akan disupervisi;
3.
Memberitahukan
kepada
guru
tetapi
tidak
menyebutkan hari dan tanggalnya.
Arikunto (2004) mengemukakan bahwa teknik supervisi
dimaknai dengan “cara”, “strategi”, atau “pendekatan”.
Jadi merupakan cara-cara yang dilakukan dalam
kegiatan supervisi.
Teknik supervisi meliputi teknik perseorangan dan teknik
kelompok. Teknik perseorangan yaitu bantuan yang
dilakukan secara sendiri oleh petugas supervisi baik yang
terjadi di dalam kelas maupun di luar kelas. Yang
disupervisi mungkin juga perseorangan, tetapi mungkin
juga bukan hanya seorang meliputi: (1) Mengadakan
kunjungan kelas (classroom visitation); (2) Observasi kelas
(classsroom observation); (3) Wawancara perseorangan
(individul interview); (4) Wawancara kelompok (group
interview); dan teknik kelompok, yang meliputi: (a)
Mengadakan pertemuan atau rapat (meeeting); (b) Diskusi
kelompok (group classroom); (c) Penataran-penataran (inservice training); dan (d) seminar.
13
Cara
yang
sangat
ideal
dalam
melakukan
supervisi akademik apabila guru mengundang kepala
sekolah untuk mengamati pembelajaran di kelas.
Undangan
dilakukan
kekurangan
dan
karena
guru
kelemahannya
menyadari
sehingga
perlu
bantuan. Tetapi sepertinya hal ini tidak lazim, biasanya
kepala sekolah yang memprogram supervisi kunjungan
kelas. Program kegiatan supervisi berasal dari kepala
sekolah. Tetapi pada kenyataannya kunjungan kelas
atas undangan guru jarang terjadi dikarenakan guru
lebih
baik
tidak
disupervisi
karena
harus
mempersiapkan perangkat pendukung KBM.
Kunjungan kelas merupakan cara yang tepat
untuk
mendapatkan
informasi
secara
langsung,
tentang kekurangan, kelebihan, serta apa yang harus
diperbuat
supervisor
untuk
guru.
mengamati
Melalui
guru
kunjungan
dalam
kelas
menggunakan
metode, media pembelajaran, dan penerapan model
pembelajaran serta suasana kelas. Berdasarkan uraian
kepala sekolah harus mengetahui dan menguasai
teknik-teknik
supervisi
agar
pelaksanaan
dapat
berjalan sesuai tujuan yang diharapakan.
2.4. Kinerja
Menurut
Mangkunegara
(2000:67)
“Kinerja
adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan
tugasnya
sesuai
tanggung
jawab
yang
diberikan
kepadanya”. Kinerja sumber daya manusia adalah
prestasi kerja atau hasil kerja (output) baik kualitas
14
maupun
kuantitas
yang
dicapai
SDM
dalam
melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya. Dalam penelitian ini
kinerja guru dalam pembelajaran diwujudkan dalam
perilaku tindakan yaitu merencanakan pembelajaran/
menyusun
RPP,
melak-sanakan
pembelajaran
dan
menilai hasil belajar.
2.4.1.Teori Kinerja
Teori kinerja yang dijadikan landasan dalam
penelitian ini adalah teori Gibson. Menurut teori ini:
“Ada
tiga
kelompok
variabel
yang
mempengaruhi
perilaku kerja dan kinerja yaitu: variabel individu,
variabel organisasi, dan variabel psikologis” (Gibson et.
al, 1985:51-53).Variabel individu dikelompokkan pada
subvariabel
kemampuan
dan
ketrampilan,
latar
belakang dan demografis. Subvariabel kemampuan dan
ketrampilan
merupakan
faktor
utama
yang
mempengaruhi perilaku dan kinerja. Variabel kemampuan dan ketrampilan merupakan kompetensi
kerja yang dimiliki seseorang.
Terdapat lima jenis kompetensi yaitu:
1. Knowledge, adalah ilmu yang dimiliki individu
dalam bidang pekerjaan atau area tertentu.
2. Skill, adalah kemampuan untuk unjuk kinerja fisik
ataupun mental,
15
3. Self Concept, adalah sikap individu, nilai-nilai yang
dianut citra diri
4. Traits, adalah karakteristik fisik dan respons yang
konsisten atas situasi atau informasi tertentu,
5. Motives adalah pemikiran atau niat dasar konstan
dan mendorong individu untuk bertindak atau
berperilaku tertentu.
Penulis hanya meneliti satu kelompok variabel yaitu
individu sedangkan variabel psikologis seperti persepsi,
sikap, kepribadian, dan belajar merupakan hal yang
kompleks dan sulit diukur. Guru memiliki keterkaitan
dan
kewajiban
mengembangkan
kurikulum.
Guru
merupakan faktor penting yang besar pengaruhnya
terhadap proses dan hasil belajar. Demikian halnya
dengan
aktivitas
pengembangan
dan
kurikulum
kreativitas
guru
yang
dalam
menuntut
membentuk
kompetensi pribadi peserta didik (Mulyasa, 2006:162).
Guru yang memiliki kinerja yang baik dan profesional
dalam
implementasi
“mendesain
pembelajaran
program
dan
kurikulum
memiliki
pembelajaran,
menilai
hasil
ciri-ciri:
melaksanakan
peserta
didik”
(Basyirudin dan Usman, 2002:83).
2.4.2. Guru
Guru
memiliki
banyak
sebutan
diantaranya
sebagai pengajar, pembimbing, penuntun, pendidik,
pelatih, atau pengasuh. Sosok guru harus dapat
dijadikan panutan sebagai sosok yang digugu dan
ditiru oleh peserta didik atau masyarakat di lingkungan
sekitarnya.
16
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sisdiknas pasal 1 mengenai ketentuan umum
butir 6 pendidik adalah tenaga kependidikan yang
berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pa-mong
belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasi-litator, dan
sebutan lain yang sesuai dengan kekhu-susannya,
serta
berpartisipasi
dalam
menye-lenggarakan
pendidikan. Guru merupakan tenaga profesional yang
bertugas merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan
pembimbingan kepada peserta didik. Sebagai tenaga
profesional mengandung arti bahwa pekerjaan guru
hanya dapat dilakukan oleh seseorang yang memiliki
kualifikasi
akademik,
kompetensi,
dan
sertifikasi
pendidik sesuai dengan persyaratan yang berlaku.
Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa
sebelum mengajar guru harus memiliki surat ijin
mengajar/SIM. Selanjutnya guru berhak menjalankan
profesinya.
Tugas
utama
guru
adalah
mengajar,
mendidik, membimbing, melatih, mengarahkan, menilai
lembar kerja peserta didik. Guru memiliki kemampuan
untuk mendesain, mengelola kelas, serta memberi
bimbingan dan penyuluhan bagi peserta didik yang
bermasalah. Setelah menganalisa hasil belajar, tugas
selanjutnya melakukan perbaikan dan pengayaan.
2.4.3. Kinerja guru
Saat ini pemerintah memberi perhatian yang
sangat besar terhadap guru. Dengan diberikannya
tunjangan profesi yang menandakan bahwa profesi
17
guru diakui setara dengan profesi yang lain. Guru
merupakan
faktor
penentu
keberlangsungan
pembelajaran di sekolah. Tuntutan kerja profesional
dibutuhkan guru yang memiliki komitmen terhadap
tugas
dan
peningkatan
kemampuan
diri.
Dari
pengertian kinerja dan guru dapat dinyatakan bahwa
kinerja guru adalah kemampuan dan keberhasilan
guru dalam melaksanakan tugas-tugas pembelajaran
yang
diukur
berdasarkan
standar
yang
sudah
ditentukan.
18
2.4.3.1. Penilaian Kinerja Guru.
Dengan terbitnya Permen PAN & RB nomor 16 tahun
2009 maka kinerja guru menjadi tuntutan. Untuk
mengukurnya perlu adanya standar baku tentang
kriteria dan kinerja guru dalam pembelajaran. Dalam
konteks guru penilaian kinerja guru mengukur hasil
kerja dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya.
Penilaian kinerja menurut Mustofa (2013:157) adalah
“Usaha
mengidentifikasi,
mengukur
(menilai),
dan
mengelola pekerjaan yang dilaksanakan oleh pekerja di
lingkungan organisasi atau perusahaan”
Menurut Permenneg PAN & RB nomor 16 tahun 2009
disebutkan bahwa penilaian kinerja guru merupakan
“penilaian tiap butir kegiatan tugas utama guru dalam
rangka pembinaan karir kepangkatan dan jabatan”.
Penilaian guru menjamin layanan mutu terhadap
peserta didik dan layanan pendidikan yang berkualitas.
Dalam penelitian ini penilaian kinerja guru difokuskan
pada
kinerja
pembelajaran,
guru
dalam
pelaksanaan
mendesain
rencana
pembelajaran
dengan
menerapkan model pembelajaran inovatif serta kegiatan
penilaian pembelajaran. Cara yang digunakan dengan
supervisi kunjungan kelas.
2.4.3.2.
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
kinerja
guru.
Sekolah
merupakan
institusi
pendidikan
yang
didalammyan terdapat banyak guru dengan berbagai
karakter dan kemampuan yang beragam. Tentu saja
19
hal ini akan sangat berpengaruh dengan masingmasing kerja guru. Menurut Mustofa (2013:159) ada
tiga faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan, yaitu
“kemampuan, usaha, dan dukungan organisasi atau
institusi. Faktor kemampuan berhubungan dengan
bakat dan minat yang dimiliki oleh guru, faktor usaha
merupakan kegigihan dari seorang guru meningkatkan
sumber daya dan motivasi diri, adapun dukungan
organisasi
dapat
berupa
pemberian
kesempatan
mengikuti pendidikan dan pelatihan, fasilitas kerja,
juga penghargaan bagi guru yang memiliki kinerja baik.
2.5. Pembelajaran
Permendiknas RI nomor 41 tahun 2007 tentang
standar proses menyatakan bahwa “standar proses
untuk
satuan
pendidikan
mencakup
perencanaan
pelaksanaan
proses
dasar
dan
proses
pembelajaran,
menengah
pembelajaran,
penilaian
hasil
pembelajaran dan pengawasan proses pembelajaran.
Menurut
adalah
suatu
Komarudin
kegiatan
(2000:179)
untuk
pembelajaran
memperoleh
pe-
ngetahuan atau pemahaman atau ketrampilan melalui
studi, pengajaran, atau pengalaman. Belajar adalah
proses berpikir yang menekankan pada proses mencari
dan menemukan pengetahuan melalui interaksi antara
individu dengan lingkungan.
Menurut
Pupuh
(2010:8)
mengajar
adalah
penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan
20
terjadinya proses belajar. Kedudukan guru bukan
sebagai
penguasa
tunggal
tetapi
sebagi
pengelola
belajar yang perlu senantiasa siap membimbing dan
membantu
para peserta didik menuju kedewasaan
yang utuh dan menyeluruh.
Menurut
More
dalam
Masaong
(2012:169)
mengemukakan tujuh langkah mengimplementasikan
pembelajaran efektif, yaitu:perencanaan, perumusan
tujuan, pemaparan perencanaan pembelajaran, proses
pembelajaran
dan
evaluasi,
menutup
proses
pembelajaran, dan tindak lanjut.
Dapat disimpulkan kinerja guru dalam pembelajaran
adalah hasil kerja seorang guru mulai dari merencanakan dan mengelola proses kegiatan belajar
mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.
2.6. Konsep model tindakan
Jika dalam proses refleksi terdapat masalah yang
belum terselesaikan maka akan dilakukan proses
pengkajian ulang melalui siklus berikutnya dengan
tahapan yang sama (Hopkins, 1993)
Persyaratan
penelitian
tindakan
dengan
langkah-
langkah sebagai berikut:
Merencanakan perubahan.
Mengubah
dan
mengobservasi,
proses,
dan
konsekuensi dari perubahan.
Merefleksi proses dan konsekuensi.
Merencanakan kembali.
21
Memberi tindakan dan mengobservasi kembali.
Merefleksi kembali, dan seterusnya.
Adapun siklus-siklus di atas dapat digambarkan dalam
bentuk spiral seperti di bawah ini:
Gambar 2.1. Spiral Siklus Tindakan
Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini
siklus.
Setiap
pertemuan
melakukan
4
dua
langkah
kegiatan yaitu: Perencanaan, Pelaksanaan, Observasi,
dan Refleksi.
22
2. 7. Kerangka Pikir Penelitian
SIKLUS I
Perencanaan
Pelaksanaan/
Pengamatan
Refleksi
Supervisi
Akademik
SIKLUS II
Perencanaan
Pelaksanaan/
Pengamatan
Refleksi
Kinerja guru
dalam
Pembelajaran
Meningkat
Gambar 2.2. Skema kerangka pikir penelitian
Adapun penelitian yang relevan sebagai berikut:
1. Pengaruh kualitas supervisi akademik terhadap
kinerja guru dalam pembelajaran di SMAN se kota
Mamuju oleh Sutikno. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas supervisi akademik dan kinerja
guru
mempunyai
hubungan
yang
positif.
Hubungan antara kualitas dalam aspek bimbingan
pembelajaran berpengaruh positif terhadap kinerja
guru dalam pembelajaran.
2. Pelaksanaan supervisi akademik oleh pengawas
sekolah sebagai upaya peningkatan profesional guru
dalam meningkatkan mutu pendidikan pada SMPN
1
Bengkayang
oleh
Dawawi.
Hasil
peneliti-an
menunjukkan bahwa pelaksanaan supervisi oleh
23
pengawas sekolah dapat meningkatkan kemampuan
guru dalam pengelolaan KBM, dapat mengubah
kesadaran guru untuk meningkatkan kemampuan
profesional, aspek perencanaan dan pengelolan
pembelajaran.
3. Pengaruh
supervisi
akademik
dan
pelatihan
terhadap peningkatan kinerja guru (studi kasus
pada SMP Negeri Kecamatan Percut Seituan Deli
Serdang) oleh Tauhaposan Panjaitan. Hasil penelitian menunjukkan supervisi kategori kurang.
Merupakan fakta yang harus ditindaklanjuti untuk
melakukan pembinaan kepada guru-guru secara
berkelanjutan tentang peranan dan fungsi yang
harus dilaksanakan secara maksimal.
4. Hubungan kualitas pengelolaan supervisi akademik
kepala sekolah dan iklim kerja ter-hadap kinerja
guru di SMP Negeri kecamatan Negara kabupaten
Jembrana oleh Putu Prapta dkk. Hasil penelitian
menunjukkan terdapat kontribusi yang positif dan
signifikan antara supervisi akademik dengan kinerja
guru
dan
supervisi
mengindikasikan
akademik
bahwa
cukup
efektivitas
optimal
dalam
Secondary
School
mempengaruhi kinerja guru.
5. Instructional
Improvement
of
Teachers through Effective Academic Supervision by
the Vice-Principals oleh Orenaiya Solomon Adewale.
Hasil
penelitian
menunjukkan
yang
paling
berpengaruh dan berdampak pada supervisi untuk
meningkatkan kinerja akademik para siswa adalah
supervisi
dari
kepala
sekolah,
baik
supervisis
24
akademik maupun profesionalitas guru. Kepala
sekolah yang efektif akan meningkatkan kualitas
guru, supervisi dari luar, kurang
efektif, karena
ada jarak antara supervisor dengan guru.
6. The supervisor’s role for improving the quality of
teaching and learning in Nigeria Secondary school
educational system oleh Isa Yuguda Kotirde. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa supervisi adalah
suatu variabel yang sangat diperlukan dalam proses
pembelajaran guru, bahkan bagi tujuan pendidikan.
Tujuan
kegiatan
umum
belajar
supervisi
mengajar
adalah
di
meningkatkan
sekolah,
melalui
peningkatan kualitas guru dalam pembelajaran.
25