BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Pembelajaran Picture and Picture Siswa Kelas 4 SDN Plumbon 01

50

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1

Pelaksanaan Tindakan

4.1.1 Kondisi Awal Subjek Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Plumbon 01
semester 2 tahun pelajaran 2014/2015. Jumlah siswa yang diteliti sebanyak 19
siswa yang terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Peneliti
melakukan penelitian untuk meningkatkan hasil dan motivasi belajar IPS siswa
kelas IV SDN Plumbon 01. Peneliti memberikan soal IPS untuk mengetahui hasil
belajar siswa sebelum diberikan tindakan dan membagikan angket untuk
mengukur seberapa tinggi motivasi belajar IPS siswa.
Hasil belajar IPS siswa kelas 4 SD N Plumbon 01 Kecamatan Suruh
Kabupaten Semarang sebelum diadakan tindakan masih banyak siswa yang hasil
belajarnya belum tuntas. Ketuntasan klasikal belajar siswa kelas 4 pada mata
pelajaran IPS hanya 58%. Hal ini belum sesuai dengan tujuan yang akan dicapai
pada setiap kriteria ketuntasan minimal (KKM) atau jauh dari ketuntasan belajar

pada mata pelajaran IPS yaitu 62.
Dari hasil analisis data belajar pra siklus dijadikan sebagai salah satu contoh
pembuktian rendahnya hasil belajar siswa. Dalam penelitian ini dilaksanakan
selama 2 siklus dan setiap siklus dilakukan 3 kali pertemuan dengan menggunakan
metode picture and picture dalam pembelajaran IPS

.

Rendahnya hasil belajar peserta didik dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya dari dalam diri siswa sendiri dan dari guru. Siswa belum sepenuhnya
memahami materi yang mereka pelajari, mereka tidak dibiasakan untuk berpikir
ilmiah dalam pembelajaran IPS. Siswa hanya menjadi pendengar saja tanpa ikut
secara langsung dalam kegiatan praktik atau pembuktian. Guru terlalu
mendominasi pembelajaran dengan ceramah tanpa ada variasi mengajar, sehingga
siswa menjadi malas untuk belajar dan menganggap bahwa pelajaran IPS sangat
membosankan. Guru sangat jarang menggunakan alat bantu mengajar atau alat

51

peraga, sehingga pembelajaran kurang kondusif. Akibatnya hasil belajar siswa

menjadi rendah dan motivasi belajar mereka pun kurang.
4.1.2 Siklus I
4.1.2.1 Perencanaan
Perencanaan kegiatan pembelajaran pada siklus I akan dilaksanakan
dalam 3 pertemuan yaitu pertemuan 1, 2 dan 3. Pada perencanaan ini, sebelum
melaksanakan pertemuan 1 peneliti terlebih dahulu berkonsultasi dengan guru
kelas untuk menyamakan persepsi tentang model pembelajaran picture and picture
yang akan digunakan peneliti dalam proses pembelajaran. Setelah itu peneliti
meminta materi dari guru kelas untuk menyesuaikan dengan buku pegangan siswa.
Sebelum memulai pertemuan 1, peneliti menyiapkan segala sesuatu yang
diperlukan untuk proses pembelajaran. Mulai dari menentukan SK, KD, Indikator,
tujuan pembelajaran sampai mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) yang akan digunakan. Peneliti juga menyiapkan lembar kerja kelompok
yang dibutuhkan serta semua alat peraga yang akan digunakan, baik untuk
mengajar juga untuk keperluan percobaan/eksperimen yang akan dilakukan oleh
peserta didik. Peneliti membuat instrumen soal yang digunakan untuk evaluasi
siswa pada pertemuan terakhir siklus I serta menyusun format observasi tindakan
untuk mengamati kegiatan pembelajaran, format ini akan diberikan kepada
observer dan diisi berdasarkan langkah-langkah pembelajaran picture and picture.
Pada pertemuan 1, akan disampaikan materi pembelajaran IPS dengan

pokok bahasan Perkembangan Teknologi. Setelah melalui persetujuan dengan
guru kelas, maka Peneliti yang akan mengajar dan guru kelas sebagai observer
selama pembelajaran berlangsung. Pertemuan 1 akan membahas tentang
Perkembangan Teknologi Produksi. Pertemuan 2 akan membahas tentang
Perkembangan Teknologi Komunikasi. Pertemuan 3 akan membahas tentang
Perkembangan Teknologi Transportasi dan diadakan tes tertulis sebagai evaluasi
siswa terhadap materi sekaligus tes untuk siklus I.

52

4.1.2.2
a.

Pelaksanaan Tindakan

Pertemuan 1
Tindakan ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 07 April 2015 jam

pelajaran pertama dan kedua dengan alokasi waktu 2 x 35 menit yaitu dimulai
pukul 07.00 WIB sampai 08.05 WIB.

a.

Kegiatan Awal
Sebelum pelajaran dimulai guru menata ruangan (meja dan kursi). Hal itu

dilakukan agar siswa lebih mudah menerima pelajaran dan tidak jenuh pada saat
pelajaran berlangsung. Kemudian guru mengajak siswa untuk berdoa dilanjutkan
absensi sekaligus perkenalan. Kemudian guru memberi apersepsi dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan stimulus/pancingan bahwa mesin jahit
merupakan

teknologi

produksi.

Kemudian

guru

menyampaikan


tujuan

pembelajaran yang akan dicapai.
b.

Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti, guru menjelaskan pengertian teknologi, teknologi

produksi dan contohnya dengan berdemonstrasi dengan gambar. Setelah itu guru
meminta siswa untuk menyebutkan beberapa contoh yang termasuk teknologi
produksi. Siswa mengklasifikasikan contoh teknologi produksi dengan gambar.
c.

Kegiatan Akhir
Pada akhir pembelajaran, guru mengajak siswa untuk mengulas kembali apa

yang telah dipelajari dan membuat kesimpulan pembelajaran. Siswa diberi
kesempatan untuk bertanya jika masih ada materi yang belum dipahami. Guru juga
memberikan motivasi dan penguatan kepada siswa yang belum berani

mengemukakan pendapat dan masih takut/pasif. Guru menyampaikan tindak lanjut
agar siswa membaca materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya,
yaitu tentang perkembangan teknologi komunikasi.
Selama pembelajaran berlangsung, peneliti berperan sebagai observer yang
melakukan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh
guru kelas, apakah pembelajaran tersebut sudah sesuai dengan langkah-langkah
pembelajaran picture and picture atau belum. Observer memberikan nilai terhadap
pembelajaran guru dan berhak memberikan masukan atau komentar untuk

53

pembelajaran selanjutnya. Dari hasil penilaian observer akan diukur sejauh mana
guru kelas mampu menerapkan langkah-langkah pembelajaran picture and
picture. Apakah masuk kategori baik, cukup, atau kurang.
b.

Pertemuan 2

Tindakan ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 10 April 2015 jam pelajaran
pertama dan kedua dengan alokasi waktu 2 x 35 menit yaitu dimulai pukul 07.00

WIB sampai 08.05 WIB. Pada pertemuan 2, siswa akan belajar tentang
perkembangan teknologi komunikasi.
a.

Kegiatan Awal
Ketika awal pembelajaran, guru mengajak siswa untuk berdoa dilanjutkan

absensi. Kemudian guru memberi apersepsi dengan mengadakan apersepsi dengan
membuat brand game, dengan menyebutkan nama alat teknologi. Misal : telepon.
Selanjutnya guru memberikan motivasi dengan mengajukan pertanyaan telepon
dan handphone termasuk jenis alat teknologi apa?. Kemudian guru menyampaikan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
b.

Kegiatan Inti
Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 3-4

siswa. Kemudian guru membagi gambar dan lembar kerja siswa untuk kegiatan
mengurutkan gambar dengan benar. Guru meminta siswa untuk memasang atau
menempelkan gambar contoh teknologi komunikasi pada masa lalu dan masa kini

secara benar. Guru membimbing siswa yang kesulitan
c.

Kegiatan Akhir
Pada akhir pembelajaran, guru mengajak siswa untuk mengulas kembali apa

yang telah dipelajari dan membuat kesimpulan pembelajaran. Siswa diberi
kesempatan untuk bertanya jika masih ada materi yang belum dipahami. Guru juga
memberikan motivasi dan penguatan kepada siswa yang belum berani
mengemukakan pendapat dan masih takut/pasif. Guru menyampaikan tindak lanjut
agar siswa belajar karena akan diadakan tes pada pertemuan selanjutnya.
Selama pembelajaran berlangsung, peneliti berperan sebagai observer yang
melakukan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh
guru kelas, (apakah pembelajaran tersebut sudah sesuai dengan langkah-langkah

54

pembelajaran picture and picture atau belum. Observer memberikan nilai terhadap
pembelajaran guru dan berhak memberikan masukan atau komentar untuk
pembelajaran selanjutnya. Dari hasil penilaian observer akan diukur sejauh mana

guru (peneliti) mampu menerapkan langkah-langkah pembelajaran picture and
picture. Apakah masuk kategori baik, cukup, atau kurang.
c.

Pertemuan 3
Tindakan ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 14 April 2015 jam

pelajaran pertama, kedua dan ketiga dengan alokasi waktu 3 x 35 menit. Pada
pertemuan 3, siswa akan belajar tentang perkembangan teknologi transportasi dan
akan diadakan tes tertulis untuk evaluasi siswa. Soal tes berisi 20 soal pilihan
ganda dilanjutkan dengan pengisian lembar angket motivasi belajar oleh siswa.
Pembelajaran dilakukan dalam 3 jam pelajaran, dimulai pukul 07.00 WIB sampai
08.45 WIB.
a. Kegiatan Awal
Kegiatan awal pembelajaran dimulai dengan mengajak siswa untuk berdoa
dilanjutkan dengan absensi. Guru menyiapkan alat peraga, alat bantu serta buku
pelajaran yang akan digunakan. Selanjutnya guru mengadakan apersepsi dengan
mengajak siswa bernyanyi lagu “pada hari minggu ku turut ayah kekota (naik
delman)” . Kemudian Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari beserta
tujuan yang harus dicapai dalam pembelajaran tersebut.

b. Kegiatan Inti
Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 3-4
siswa (kelompok seperti pada pertemuan kedua). Kemudian guru membagi
gambar dan lembar kerja untuk diisi pada kegiatan mengurutkan gambar. Siswa
diminta untuk menempelkan gambar sesuai dengan contoh teknologi transportasi
masa kini dan masa lalu. Guru membimbing siswa yang masih kesulitan dalam
melakukan mengurutkan gambar. Kemudian salah satu siswa perwakilan dari
masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok yang dicatat
pada lembar kerja.

55

c. Kegiatan Akhir
Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari kegiatan yang telah dilakukan.
Kemudian guru mengadakan refleksi tentang pelajaran yang telah dilakukan. Pada
akhir petemuan guru membagikan soal evaluasi dan angket untuk diisi oleh siswa.
4.1.2.3

Hasil Penelitian Siklus 1


4.1.2.3.1 Motivasi Belajar IPS Peserta Didik
Setelah dilaksanakan pembelajaran dengan penerapan metode pembelajaran
picture and picture, peneliti membagikan angket motivasi belajar IPS peserta didik
pada pertemuan 3 siklus I. Hasil dari angket motivasi belajar IPS peserta didik
kelas IV SDN Plumbon 01 dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut.
Tabel 4.1
Analisis Motivasi Belajar IPS Siswa Kelas IV SDN PLUMBON 01
Semester 2 Siklus I
Kategori

Keterangan

Frekuensi

Persentase (%)

Sangat tinggi

> 116

6

31%

Tinggi

90 – 116

8

42%

Rendah

63 – 89

5

27%

Sangat

36 – 62

0

rendah
Jumlah

19

100%

Berdasarkan Tabel 4.1 tersebut, dapat dilihat bahwa motivasi belajar
IPS siswa kelas IV setelah dilaksanakan siklus I menunjukkan bahwa 27% siswa
memiliki motivasi rendah, 42% siswa memiliki motivasi belajar IPS yang tinggi
dengan jumlah siswa 8 anak. 31% siswa memiliki motivasi belajar IPS sangat
tinggi dengan jumlah siswa sebanyak 6 anak.

56

Dari Tabel 4.1 dapat digambarkan dalam grafik lingkaran sebagai berikut:

Motivasi Belajar IPS Peserta
Didik Kelas IV SDN
PLUMBON 01 Siklus I
27%0%31%
42%

sangat tinggi
tinggi
rendah
sangat rendah

Gambar 4.1
Grafik Persentase Motivasi Belajar IPS Siswa Kelas IV
SDN PLUMBON 01 Siklus I
Berdasarkan gambar 4.2 setelah dilaksanakan siklus I, motivasi belajar IPS
siswa dapat terlihat bahwa bahwa 27% siswa memiliki motivasi rendah, 42% siswa
memiliki motivasi belajar IPS yang tinggi dengan jumlah siswa 8 anak. 31% siswa
memiliki motivasi belajar IPS sangat tinggi dengan jumlah siswa sebanyak 6 anak.
Berdasarkan indikator kinerja yang telah ditetapkan peneliti, motivasi belajar IPS
peserta didik dikatakan belum tercapai apabila 90% dari keseluruhan siswa
memiliki motivasi belajar tinggi dan sangat tinggi. Berdasarkan hasil siklus I,
indikator kinerja untuk motivasi belajar belum tercapai.
4.1.2.3.2

Hasil Belajar IPS Siswa Kelas 4 SDN Plumbon 01

Setelah dilaksanakannya kegiatan pembelajaran dengan menerapkan
metode pembelajaran picture and picture, guru mengadakan evaluasi kepada siswa
dengan memberikan soal tes tertulis yang dilaksanakan pada akhir siklus I yaitu
pertemuan 3. Dilihat dari hasil belajar peserta didik pada kondisi awal, hasil belajar
IPS siklus I mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dri hasil rekap nilai siswa
pada saat prasiklus dan siklus I. Hasil belajar IPS yang diperoleh siswa sebelum
dilaksanakan tindakan (siklus I) dari jumlah siswa sebanyak 19 siswa, jumlah
siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=62) ada 11 siswa dan
yang belum mencapai KKM ada 8 siswa. setelah dilaksanakan siklus I, jumlah
siswa yang mencapai KKM meningkat menjadi 17 siswa dan yang belum

57

mencapai KKM ada 2 siswa. Hasil belajar siswa pada siklus I dapat pada tabel 4.2
berikut;
Tabel 4.2
Analisis Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV
SDN PLUMBON 01 Siklus I
Persentase

Kategori

Keterangan

Frekuensi

Tuntas

≥62

17

89%

Belum tuntas

< 62

2

11%

19

100

Jumlah

(%)

Nilai Tertinggi

100

Nilai Terendah

40

Rata-rata

74,7

Dari Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa siswa yang tuntas mencapai KKM
meningkat menjadi 17 siswa dengan persentase 89%, sedangkan siswa yang belum
tuntas ada 2 siswa dengan persentase 11% dari sebelumnya ada 8 siswa yang belum
tuntas.

58

Berdasarkan data pada Tabel 4.2 dapat diubah ke dalam grafik lingkaran sebagai
berikut:

HASIL BELAJAR IPS SISWA
KELAS IV SDN PLUMBON 01
SIKLUS I
tuntas

11%

belum tuntas

89%

Gambar 4.2
Grafik Persentase Hasil Belajar IPS Siswa kelas IV
SDN PLUMBON 01 Siklus I
Berdasarkan gambar 4.2 setelah dilaksanakan siklus I, hasil belajar IPS siswa dapat
terlihat bahwa 89% siswa sudah tuntas dan 11% belum tuntas.Berdasarkan
indikator kinerja yang telah ditetapkan peneliti, hasil belajar IPS peserta didik
dikatakan belum tercapai apabila 90% dari keseluruhan siswa tuntas diatas KKM
yaitu 62. Berdasarkan hasil siklus I, indikator kinerja untuk hasil belajar IPS belum
tercapai.
4.1.2.3.3

Hasil Observasi Implementasi Model Pembelajaran Picture and
Picture

Observasi

dilakukan

oleh

observer

untuk

mengamati

kegiatan

pembelajaran yang menerapkan metode picture and picture dalam mata pelajaran
IPS tentang perkembangan teknologi pada siklus I. Observer menggunakan lembar
observasi untuk mengumpulkan data aktifitas pembelajaran baik data pembelajaran
guru maupun data pembelajaran siswa.
Adapun hasil observasi guru dan siswa pada siklus I pada kegiatan belajar mengajar
yang ditunjukkan pada tabel 4.3

59

Hasil penilaian kegiatan guru dalam proses pembelajaran pada siklus I
Siklus I

Total Skor

Presentase

Pertemuan 1

56

74%

Pertemuan 2

58

76%

Pertemuan 3

60

79%

Berdasarkan data pada Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa pada pertemuan 1 yang
diperoleh guru adalah 56 dari skor maksimum yaitu 76, dan presentase 74% dari
nilai maksimum 100%, ini berarti dalam pembelajaran yang dilakukan kurang
maksimal. Berdasarkan kategori yang telah dibuat, jumlah poin 56 termasuk ke
dalam kategori Baik. Selama pembelajaran pada pertemuan 1 siklus I masih ada
catatan dari observer, yaitu:
1)

Tujuan pembelajaran belum disampaikan.

2)

Perhatikan alokasi waktu, jangan melebihi apa yang sudah direncanakan.

3)

Tegur peserta didik yang kurang memperhatikan.

4)

Perhatikan keseluruhan peserta didik, pantau perkembangan belajar mereka.
Pertemuan kedua skor yang diperoleh adalah 58 dari jumlah maksimum 76,

dan presentase 76% dari presentase maksimum 100%. Secara umum pertemuan
kedua juga dapat dikatakan

belum maksimal walaupun sudah mengalami

peningkatan disbanding pertemuan pertama. Berdasarkan kategori yang telah
dibuat, jumlah poin 58 termasuk ke dalam kategori Baik. Akan tetapi masih ada
catatan dari observer yaitu:
1)

Saat kerja kelompok, perhatikan dengan baik keseluruhan peserta didik,
ingatkan agar semua bekerja untuk membantu.

2)

Sebaiknya setelah pembelajaran dilakukan refleksi.
Pertemuan ketiga skor yang diperoleh adalah 60 dari skor maksimum 76, dan

presentase79% dari presentase maksimum 100%. Secara umum pada pertemuan
ketiga guru sudah mengalami peningkatan disbanding pada pertemuan kedua.

60

Berdasarkan kategori yang telah dibuat, jumlah poin 60 termasuk ke dalam
kategori Baik. Akan tetapi masih ada catatan dari observer yaitu:
1)

Saat kerja kelompok, perhatikan dengan baik keseluruhan peserta didik,
ingatkan agar semua bekerja untuk membantu.

2)

Sebaiknya setelah pembelajaran dilakukan refleksi.

Hasil penilaian kegiatan guru dalam proses pembelajaran pada siklus I dapat dilihat
pada gambar 4.3

Hasil Implementasi Kegiatan Guru
siklus I
61
60
59
58
57
56
55
54
pertemuan 1

pertemuan2

pertemuan 3

Gambar 4.3
Diagram batang hasil kegiatan guru siklus I

Dari rekapitulasi pada pertemuan 1, 2, dan 3 jumlah poin dari implementasi
mengalami peningkatan dari 56, 58 menjadi 60 serta berada pada kategori Baik.
Akan tetapi masih ada catatan dari observer. Berdasarkan indikator keberhasilan
proses yang telah ditetapkan oleh peneliti, yaitu hasil observasi harus berada pada
kategori Baik/Sangat Baik serta tidak ada catatan dari observer, maka dilihat dari
masih adanya catatan dari observer menandakan bahwa indikator keberhasilan
proses belum tercapai. Sehingga harus dilakukan observasi kembali sampai
mencapai indikator keberhasilan proses yang ditetapkan.

61

Selain kegiatan guru yang dinilai observer, kegiatan siswa juga dinilai. Hasil
penilaian kegiatan siswa dalam pembelajaran menggunakan metode picture and
picture dapat dilihat dari tabel 4.4 sebagai berikut:
Tabel 4.4
Hasil Penilaian kegiatan siswa dalam proses pembelajaran siklus I
Pertemuan

Jumlah skor

Presentase

Pertemuan 1

55

72%

Pertemuan 2

59

78%

Pertemuan 3

63

83%

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat dapat dilihat pada pertemuan pertama
kegiatan siswa dalam pembelajaran memperoleh skor 55 dari skor maksimum 76
dan presentase 72% dari 100%. Secara umum kegiatan pembelajaran yang
dilakukan siswa kurang maksimal. Pada pertemuan pertama ini, masih ada catatan
dari observer bahwa masih ada siswa yang bergurau, berbicara dengan teman
sendiri, dan usil dengan teman sehingga pembelajarannya tidak nyaman dan ramai.
Pada pertemuan kedua kegiatan siswa dalam pembelajaran memperoleh
skor 59 dari skor maksimum 76 dan presentase 78% dari 100%. Secara umum skor
yang diperoleh mengalami peningkatan tetapi pembelajarannya masih belum
maksimal. Pada pertemuan kedua ini, masih ada catatan dari observer bahwa siswa
harus lebih aktif dalam menjawab pertanyaan dari guru, bukan hanya satu siswa
saja yang menjawab, usahakan siswa yang menjawab itu bergantian supaya
pembelajarannya lebih menarik.
Pada pertemuan ketiga kegiatan siswa dalam pembelajaran memperoleh
skor 63 dari skor maksimum 76 dan presentase 83% dari 100%. Secara umum
pembelajaran pada pertemuan ketiga sudah cukup baik tetapi belum maksimal.
Pada pertemuan ketiga ini, masih ada catatan dari observer bahwa sudah ada siswa
yang menjawab pertanyaan dari guru, tetapi baru sebagian kecil saja.

62

Dari keterangan pada tabel 4.4 dapat dilihat pada gambar diagram batang 4.4
sebagai berikut:

Hasil Kegiatan Siswa Siklus I
64
62
60
58
56
54
52
50
pertemuan 1

pertemuan 2

pertemuan 3

Gambar 4.4
Diagram batang hasil kegiatan siswa siklus I

1.1.2.4

Refleksi Siklus I

Refleksi dilakukan untuk mengetahui keefektifan dari pembelajaran dengan
menerapkan metode picture and picture. Selain itu digunakan sebagai bahan
perbaikan dengan membandingkan apakah hasil tindakan dalam proses
pembelajaran

sudah

sesuai

dengan

indikator

yang

ditentukan.

Setelah

melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I dari pertemuan I, II dan III maka
selanjutnya diadakan refleksi dalam bentuk diskusi atas segala kegiatan dalam
proses pembelajaran. Diskusi ini dilakukan oleh guru kelas (observer) dan peneliti.
Dalam diskusi berisi tentang evaluasi bagaimana penerapan metode pembelajaran
picture and picture pada mata pelajaran IPS kelas IV. Dari diskusi ini didapatkan
bahwa dengan menerapkan pembelajaran picture and picture, guru kelas mendapat
pengalaman dan wawasan baru, bagi siswa pembelajaran dirasa lebih mudah
diterima dan menyenangkan serta siswa yang berkemampuan rendah merasa
terbantu oleh temannya yang berkemampuan tinggi tentang hal-hal yang belum
dimengerti.

63

Berdasarkan angket motivasi belajar pada siklus I, motivasi belajar IPS
siswa dapat terlihat bahwa bahwa 27% siswa memiliki motivasi rendah, 42% siswa
memiliki motivasi belajar IPS yang tinggi dengan jumlah siswa 8 anak. 31% siswa
memiliki motivasi belajar IPS sangat tinggi dengan jumlah siswa sebanyak 6 anak.
Berdasarkan indikator kinerja yang telah ditetapkan peneliti, motivasi belajar IPS
peserta didik dikatakan belum tercapai apabila 90% dari keseluruhan siswa
memiliki motivasi belajar tinggi dan sangat tinggi. Berdasarkan hasil siklus I,
indikator kinerja untuk motivasi belajar belum tercapai.
Dalam indikator proses, pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan
metode picture and picture sudah masuk dalam kategori baik. Akan tetapi masih
ada beberapa catatan dari observer. Berdasarkan indikator proses yang ditentukan
yaitu berada dalam kategori sangat baik baik dan tidak ada catatan dari observer,
maka indikator proses pada siklus I belum tercapai.
Berdasarkan hasil belajar pada siklus I, sebanyak 89% siswa sudah tuntas
belajar IPS dengan KKM 62 dan 11% siswa masih belum tuntas,. Dilihat dari hasil
belajar pada pra siklus, siklus I telah mengalami peningkatan. Akan tetapi, hasil
belajar pada siklus I belum mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan yaitu
90% dari jumlah siswa mendapatkan nilai di atas KKM yaitu 62.
Selanjutnya, sebagai pemantapan dari siklus I, akan dilaksanakan siklus II
dengan menerapkan kembali model picture and picture dalam kegiatan
pembelajaran IPS untuk meningkatkan hasil dan motivasi belajar IPS siswa kelas
IV SDN PLUMBON 01 agar sesuai dengan indikator kinerja yang hendak dicapai.
Berdasarkan hasil refleksi, yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran pada siklus I
adalah sebagai berikut:
a.

Kelebihan
1)

Rancangan kegiatan pembelajaran sudah terprogram dengan baik.

2)

Peserta didik lebih antusias untuk belajar.

3)

Guru sudah bisa menguasai kelas.

4)

Kegiatan pembelajaran terarah dan lebih menarik, kerjasama antar
peserta didik meningkat.

64

b.

Kekurangan
1)

Masih ada peserta didik yang belum bekerjasama dalam kelompok
secara optimal.

2)

Alokasi waktu kurang diperhatikan.

3)

Belum dilakukan refleksi pada akhir pembelajaran.
Penyelesaian

1)
2)
4.1.3

Guru melakukan komunikasi dan selalu mengingatkan agar peserta
didik senantiasa bekerjasama membantu kelompoknya.
Ada pemotongan alokasi waktu untuk beberapa kegiatan pembelajaran.

Siklus II

4.1.3.1 Perencanaan
Setelah diperoleh informasi pada tahap siklus pertama, maka dilakukan
perbaikan dan pemantapan pada siklus kedua, serta diskusi dengan guru kelas IV
mengenai materi yang akan disajikan dan alat penunjang lain yang perlu digunakan.
Sebelum mengajar pad siklus kedua, maka praktikan menyiapkan segala sesuatu
yang menunjang proses pembelajaran, diantaranya yaitu:
1.

Membuat RPP

2.

Membuat lembar observasi

4.1.3.2 Pelaksanaan Tindakan
A.

Pertemuan 1

Tindakan ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 16 April 2015 jam pelajaran
pertama dan kedua dengan alokasi waktu 2 x 35 menit yaitu dimulai pukul 07.00
WIB sampai 08.05 WIB.
a.

Kegiatan Awal
Sebelum pelajaran dimulai guru menata ruangan (meja dan kursi). Hal itu

dilakukan agar siswa lebih mudah menerima pelajaran dan tidak jenuh pada saat
pelajaran berlangsung. Kemudian guru mengajak siswa untuk berdoa dilanjutkan
absensi sekaligus perkenalan. Kemudian guru memberi apersepsi dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan stimulus/pancingan mengenai masalah sosial.
Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

65

b.

Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti, guru menjelaskan mengenai masalah sosial, contohnya

dengan berdemonstrasi dengan gambar. Setelah itu guru menjelaskan gambar
kegiatan yang termasuk masalah sosial. Siswa dibagi menjadi 5 kelompok. Siswa
mengurutkan gambar masalah sosial sesuai alat peraga.
c.

Kegiatan Akhir
Pada akhir pembelajaran, guru mengajak siswa untuk mengulas kembali

apa yang telah dipelajari dan membuat kesimpulan pembelajaran. Siswa diberi
kesempatan untuk bertanya jika masih ada materi yang belum dipahami. Guru juga
memberikan motivasi dan penguatan kepada siswa yang belum berani
mengemukakan pendapat dan masih takut/pasif. Guru menyampaikan tindak lanjut
agar siswa membaca materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya,
yaitu tentang ciri-ciri masalah sosial dilingkungan setempat.
Selama pembelajaran berlangsung, peneliti berperan sebagai observer yang
melakukan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh
guru kelas, apakah pembelajaran tersebut sudah sesuai dengan langkah-langkah
pembelajaran picture and picture atau belum. Observer memberikan nilai
terhadap pembelajaran guru dan berhak memberikan masukan atau komentar
untuk pembelajaran selanjutnya. Dari hasil penilaian observer akan diukur sejauh
mana guru kelas mampu menerapkan langkah-langkah pembelajaran picture and
picture. Apakah masuk kategori baik, cukup, atau kurang.
B.

Pertemuan 2
Tindakan ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 18 April 2015 jam

pelajaran pertama dan kedua dengan alokasi waktu 2 x 35 menit yaitu dimulai
pukul 07.00 WIB sampai 08.05 WIB. Pada pertemuan 2, siswa akan belajar tentang
masalah sosial dilingkungan setempat.
a.

Kegiatan Awal
Ketika awal pembelajaran, guru mengajak siswa untuk berdoa dilanjutkan

absensi. Kemudian guru memberi apersepsi dengan mengadakan apersepsi dengan
membuat brand game, dengan memperlihatkan gambar. Misal : pencemaran air dan
udara. Selanjutnya guru memberikan motivasi dengan mengajukan pertanyaan

66

bahwa pencemaran air dan udara merupakan ciri-ciri masalah sosial yang sama atau
berbeda?. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
b.

Kegiatan Inti
Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 3-4

siswa. Kemudian guru membagi gambar dan lembar kerja siswa untuk kegiatan
mengurutkan gambar dengan benar. Guru meminta siswa untuk memasang atau
menempelkan gambar ciri-ciri masalah sosial secara benar. Guru membimbing
siswa yang kesulitan
c.

Kegiatan Akhir
Pada akhir pembelajaran, guru mengajak siswa untuk mengulas kembali apa

yang telah dipelajari dan membuat kesimpulan pembelajaran. Siswa diberi
kesempatan untuk bertanya jika masih ada materi yang belum dipahami. Guru juga
memberikan motivasi dan penguatan kepada siswa yang belum berani
mengemukakan pendapat dan masih takut/pasif. Guru menyampaikan tindak lanjut
agar siswa belajar karena akan diadakan tes pada pertemuan selanjutnya.
Selama pembelajaran berlangsung, peneliti berperan sebagai observer yang
melakukan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru
kelas, (apakah pembelajaran tersebut sudah sesuai dengan langkah-langkah
pembelajaran picture and picture atau belum. Observer memberikan nilai terhadap
pembelajaran guru dan berhak memberikan masukan atau komentar untuk
pembelajaran selanjutnya. Dari hasil penilaian observer akan diukur sejauh mana
guru (peneliti) mampu menerapkan langkah-langkah pembelajaran picture and
picture. Apakah masuk kategori baik, cukup, atau kurang.
C.

Pertemuan 3
Tindakan ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 21 April 2015 jam

pelajaran pertama, kedua dan ketiga dengan alokasi waktu 3 x 35 menit. Pada
pertemuan 3, siswa akan belajar tentang contoh masalah sosial dilingkungan
setempat dan akan diadakan tes tertulis untuk evaluasi siswa. Soal tes berisi 20
soal pilihan ganda dilanjutkan dengan pengisian lembar angket motivasi belajar
oleh siswa. Pembelajaran dilakukan dalam 3 jam pelajaran, dimulai pukul 07.00
WIB sampai 08.45 WIB.

67

a)

Kegiatan Awal
Kegiatan awal pembelajaran dimulai dengan mengajak siswa untuk berdoa

dilanjutkan dengan absensi. Guru menyiapkan alat peraga, alat bantu serta buku
pelajaran yang akan digunakan. Selanjutnya guru mengadakan apersepsi dengan
membuat brand game penjambretan dan perampokan. Guru bertanya kepada siswa
apakah penjambretan dan perampokan merupakan masalah sosial?. Kemudian
Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari beserta tujuan yang harus dicapai
dalam pembelajaran tersebut.
b)

Kegiatan Inti
Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 3-4

siswa (kelompok seperti pada pertemuan kedua). Kemudian guru membagi
gambar dan lembar kerja untuk diisi pada kegiatan mengurutkan gambar. Siswa
diminta untuk menempelkan gambar sesuai dengan contoh masalah sosial
dilingkungan setempat. Guru membimbing siswa yang masih kesulitan dalam
melakukan mengurutkan gambar. Kemudian salah satu siswa perwakilan dari
masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok yang dicatat
pada lembar kerja.
c)

Kegiatan Akhir
Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari kegiatan yang telah dilakukan.

Kemudian guru mengadakan refleksi tentang pelajaran yang telah dilakukan. Pada
akhir petemuan guru membagikan soal evaluasi dan angket untuk diisi oleh siswa.
4.1.3.4 Hasil Penelitian Siklus II
4.1.3.4.1 Motivasi Belajar IPS Peserta Didik
Setelah dilaksanakan pembelajaran dengan penerapan metode pembelajaran
picture and picture, peneliti membagikan angket motivasi belajar IPS peserta didik
pada pertemuan 3 siklus 2.

68

Hasil dari angket motivasi belajar IPS peserta didik kelas IV SDN PLUMBON
01dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut.
Tabel 4.5
Analisis Motivasi Belajar IPS Siswa Kelas IV SDN PLUMBON 01
Semester 2 Siklus II
Kategori
Keterangan Frekuensi
Persentase (%)
Sangat tinggi
> 116
11
58%
Tinggi
90 – 116
8
42%
Rendah
63 – 89
Sangat rendah
36 – 62
0
Jumlah
19
100%
Berdasarkan Tabel 4.5 tersebut, dapat dilihat bahwa motivasi belajar IPS
siswa kelas IV setelah dilaksanakan siklus I menunjukkan bahwa 42% siswa
memiliki motivasi belajar IPS yang tinggi dengan jumlah siswa 11 anak. 58%
siswa memiliki motivasi belajar IPS sangat tinggi dengan jumlah siswa sebanyak
8 anak.
Dari Tabel 4.5 dapat digambarkan dalam grafik lingkaran sebagai berikut:

Motivasi Belajar IPS
Peserta Didik Kelas IV SDN
PLUMBON 01 Siklus 2
0%

sangat tinggi

42%
58%

tinggi
sedang
rendah

Gambar 4.5
Grafik Persentase Motivasi Belajar IPS Siswa Kelas IV
SDN PLUMBON 01 Siklus II
Berdasarkan gambar 4.5 setelah dilaksanakan siklus II, motivasi belajar IPS
siswa dapat terlihat bahwa 58% siswa memiliki motivasi belajar IPS yang tinggi,
42% siswa memiliki motivasi belajar IPS yang sangat tinggi. Berdasarkan indikator

69

kinerja yang telah ditetapkan peneliti, motivasi belajar IPS peserta didik dikatakan
tercapai apabila 90% dari keseluruhan siswa memiliki motivasi belajar tinggi dan
sangat tinggi. Berdasarkan hasil siklus I, indikator kinerja untuk motivasi belajar
telah tercapai.
4.1.3.4.2 Hasil Belajar IPS Siswa Kelas 4 SDN Plumbon 01
Setelah dilaksanakannya kegiatan pembelajaran dengan menerapkan
metode pembelajaran picture and picture, guru mengadakan evaluasi kepada siswa
dengan memberikan soal tes tertulis yang dilaksanakan pada akhir siklus II yaitu
pertemuan 3. Dilihat dari hasil belajar peserta didik pada kondisi awal, hasil belajar
IPS siklus II mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dri hasil rekap nilai siswa
pada saat prasiklus dan siklus I. Hasil belajar IPS yang diperoleh siswa sebelum
dilaksanakan tindakan (siklus II) dari jumlah siswa sebanyak 19 siswa, jumlah
siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=62) ada 8 siswa dan
yang belum mencapai KKM ada 11 siswa. setelah dilaksanakan siklus II, jumlah
siswa yang mencapai KKM meningkat menjadi 18 siswa dan yang belum mencapai
KKM ada 1 siswa.
Hasil belajar siswa pada siklus II dapat pada tabel 4.6 berikut:
Tabel 4.6
Analisis Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV
SDN PLUMBON 01 Siklus II
Persentase
Kategori
Keterangan Frekuensi
(%)
Tuntas

≥62

18

95%

Belum tuntas

< 62

1

5%

19

100

Jumlah
Nilai Tertinggi

100

Nilai Terendah

60

Rata-rata

78,68

Dari Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa siswa yang tuntas mencapai KKM
meningkat menjadi 18 siswa dengan persentase 95%, sedangkan siswa yang belum

70

tuntas ada 1 siswa dengan persentase 5% dari sebelumnya ada 2 siswa yang belum
tuntas.
Berdasarkan data pada Tabel 4.6 dapat diubah ke dalam grafik lingkaran sebagai
berikut:

Presentase Hasil Belajar
IPS
5%
TUNTAS
BELUM TUNTAS

95%

Gambar 4.6
Grafik Persentase Hasil Belajar IPS Siswa kelas IV SDN Plumbon 01 Siklus II

Berdasarkan gambar 4.6 setelah dilaksanakan siklus II, hasil belajar IPS
siswa dapat terlihat bahwa 95% siswa sudah tuntas dan 5% belum
tuntas.Berdasarkan indikator kinerja yang telah ditetapkan peneliti, hasil belajar IPS
peserta didik dikatakan belum tercapai apabila 90% dari keseluruhan siswa tuntas
diatas KKM yaitu 62. Berdasarkan hasil siklus II, indikator kinerja untuk hasil
belajar IPS telah tercapai.
4.1.3.4.3

Hasil Observasi Implementasi Model Pembelajaran Picture and
Picture

Observasi dilakukan oleh observer untuk mengamati kegiatan pembelajaran
yang menerapkan metode picture and picture dalam mata pelajaran IPS tentang
masalah sosial pada siklus II. Observer menggunakan lembar observasi untuk
mengumpulkan data aktifitas pembelajaran baik data pembelajaran guru maupun
data pembelajaran siswa.

71

Adapun hasil observasi guru dan siswa pada siklus II pada kegiatan belajar
mengajar yang ditunjukkan pada tabel 4.7
Hasil penilaian kegiatan guru dalam proses pembelajaran pada siklus II
Siklus II

Total Skor

Presentase

Pertemuan 1

60

79%

Pertemuan 2

64

84%

Pertemuan 3

67

88%

Berdasarkan data pada Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa pada pertemuan 1 yang
diperoleh guru adalah 60 dari skor maksimum yaitu 76, dan presentase 79% dari
nilai maksimum 100%, ini berarti dalam pembelajaran yang dilakukan kurang
maksimal. Berdasarkan kategori yang telah dibuat, jumlah poin 60 termasuk ke
dalam kategori Baik.
Selama pembelajaran pada pertemuan 1 siklus II masih ada catatan dari observer,
yaitu:
1.

Kurang memotivasi siswa untuk mengawali pembelajaran.

2.

Belum mengaitkan materi dengan pengetahuan lain

3.

Perhatikan keseluruhan peserta didik, pantau perkembangan belajar mereka.
Pertemuan kedua skor yang diperoleh adalah 64 dari jumlah maksimum 76,

dan presentase 84% dari presentase maksimum 100%. Secara umum pertemuan
kedua juga dapat dikatakan

belum maksimal walaupun sudah mengalami

peningkatan dibanding pertemuan pertama. Berdasarkan kategori yang telah dibuat,
jumlah poin 64 termasuk ke dalam kategori Sangat Baik. Akan tetapi masih ada
catatan dari observer yaitu:
1.

Saat kerja kelompok, perhatikan dengan baik keseluruhan peserta didik,
ingatkan agar semua bekerja untuk membantu.
Pertemuan ketiga skor yang diperoleh adalah 67 dari skor maksimum 76, dan

presentase 88% dari presentase maksimum 100%. Secara umum pada pertemuan
ketiga guru sudah mengalami peningkatan disbanding pada pertemuan kedua.
Berdasarkan kategori yang telah dibuat, jumlah poin 67 termasuk ke dalam kategori
Sangat Baik. Dan sudah tidak ada catatan dari observer.

72

Hasil penilaian kegiatan guru dalam proses pembelajaran pada siklus II dapat dilihat
pada gambar 4.7

Hasil Implementasi Kegiatan Guru
siklus I
68
66
64
62
60
58
56
PERTEMUAN 1 PERTEMUAN 2 PERTEMUAN 3

Gambar 4.7
Diagram batang hasil kegiatan guru siklus I
Dari rekapitulasi pada pertemuan 1 dan 2, jumlah poin dari implementasi
mengalami peningkatan dari 60 menjadi 64 serta berada pada kategori Baik dan
Sangat Baik. Akan tetapi masih ada catatan dari observer. Sedangkan pada
pertemuan yang ke 3 jumlah poin dari implementasi 67 dan sudah tidak ada catatan
dari observer. Berdasarkan indikator keberhasilan proses yang telah ditetapkan oleh
peneliti, yaitu hasil observasi harus berada pada kategori Baik/Sangat Baik serta
tidak ada catatan dari observer, maka dilihat dari masih adanya catatan dari observer
menandakan bahwa indikator keberhasilan proses telah tercapai. Selain kegiatan
guru yang dinilai observer, kegiatan siswa juga dinilai. Hasil penilaian kegiatan
siswa dalam pembelajaran menggunakan metode picture and picture dapat dilihat
dari tabel 4.8 sebagai berikut:
Tabel 4.8
Hasil Penilaian kegiatan siswa dalam proses pembelajaran siklus II
Pertemuan

Jumlah skor

Presentase

Pertemuan 1

65

85%

Pertemuan 2

71

93%

Pertemuan 3

76

100%

73

Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat dapat dilihat pada pertemuan pertama
kegiatan siswa dalam pembelajaran memperoleh skor 65 dari skor maksimum 76
dan presentase 85% dari 100%. Pada pertemuan pertama ini, masih ada catatan dari
observer bahwa masih ada siswa yang bergurau, berbicara dengan teman sendiri,
dan usil dengan teman sehingga pembelajarannya tidak nyaman dan ramai.
Pada pertemuan kedua kegiatan siswa dalam pembelajaran memperoleh skor
71 dari skor maksimum 76 dan presentase 93% dari 100%. Pada pertemuan kedua
ini, masih ada catatan dari observer bahwa siswa sudah lebih aktif dalam menjawab
pertanyaan dari guru.
Pada pertemuan ketiga kegiatan siswa dalam pembelajaran memperoleh skor
maksimal 76 dari skor maksimum 76 dan presentase 100% dari 100%. Pada
pertemuan ketiga ini, masih ada catatan dari observer bahwa banyak siswa yang
aktif menjawab pertanyaan dari guru.
Dari keterangan pada tabel 4.8 dapat dilihat pada gambar diagram batang 4.8
sebagai berikut:

Hasil Kegiatan Siswa Siklus II
80
75
70
65
60
55
pertemuan 1

pertemuan 2
Series 1

Category 3

Series 2

Series 3

Gambar 4.8
Diagram batang hasil kegiatan siswa siklus II

74

4.1.3.5

Refleksi Siklus II

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II dari pertemuan
I, II dan III maka diadakan refleksi dalam bentuk diskusi atas segala kegiatan dalam
proses pembelajaran. Diskusi ini dilakukan oleh guru kelas (observer) dan peneliti.
Dalam diskusi berisi tentang evaluasi bagaimana penerapan model pembelajaran
picture and picture pada mata pelajaran IPS kelas IV. Dari diskusi ini didapatkan
bahwa dengan menerapkan pembelajaran picture and picture, kegiatan
pembelajaran dirasa lebih menarik dan menyenangkan, peserta didik mampu
berlatih untuk bekerjasama dan menumbuhkan keberanian peserta didik untuk
tampil di depan kelas ataupun dalam mengemukakan pendapat.
Berdasarkan angket motivasi belajar pada siklus II, didapatkan hasil
sebanyak 42% peserta didik memiliki motivasi belajar IPS tinggi dan 58% peserta
didik memiliki motivasi belajar IPS sangat tinggi. Hasil angket motivasi peserta
didik pada siklus II juga mengalami peningkatan dari siklus I. Berdasarkan
indikator kinerja yang ditentukan yaitu 90% dari jumlah peserta didik memiliki
motivasi belajar dalam kategori tinggi dan sangat tinggi, berarti pada siklus II
indikator keberhasilan motivasi belajar IPS peserta didik kelas IV SDN Plumbon
01 telah tercapai.
Dalam indikator proses, pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan model
picture and picture sudah masuk dalam kategori sangat baik. Sudah tidak ada lagi
catatan dari observer. Berdasarkan indikator proses yang ditentukan yaitu berada
dalam kategori baik dan tidak ada catatan dari observer, maka indikator proses pada
siklus II telah tercapai.
Berdasarkan hasil belajar pada siklus II, sebanyak 95% peserta didik sudah
tuntas belajar IPS dengan KKM 62 dan 5% peserta didik masih belum tuntas.
Dilihat dari hasil belajar pada siklus I, siklus II telah mengalami peningkatan. Selain
itu, hasil belajar peserta didik pada siklus II juga telah mencapai indikator kinerja
yang telah ditetapkan yaitu 90% dari jumlah peserta didik mendapatkan nilai di atas
KKM.

75

Berdasarkan hasil refleksi, yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran pada siklus
II adalah sebagai berikut:
a.

Kelebihan

1)

Rancangan kegiatan pembelajaran sudah terprogram dengan baik.

2)

Peserta didik lebih antusias untuk belajar.

3)

Guru sudah bisa menguasai kelas.

4)

Pemanfaatan alokasi waktu sudah baik.

5)

Antara rencana pelaksanaan pembelajaran dengan proses pembelajaran sudah
sesuai.

6)

Kegiatan pembelajaran terarah dan lebih menarik, kerjasama antar peserta
didik meningkat.

7)
8)

Peserta didik lebih berani untuk tampil dan mengemukakan pendapat.
Peserta didik lebih bersemangat untuk belajar karena melakukan percobaan
sendiri dan praktikum sendiri untuk menemukan jawaban/membuat sesuatu.

Hasil berbandingan observasi pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada Tabel
4.9 berikut:
Tabel 4.9
Analisis Komparatif Observasi Siklus I dan Siklus II
Siklus/Pertemuan
Jumlah
Kategori
Catatan dari
Poin
Observer
Siklus I Pertemuan 1
56
Baik
Ada
Siklus I Pertemuan 2
58
Baik
Ada
Siklus I Pertemuan 3
60
Baik
Ada
Siklus II Pertemuan
60
Baik
Ada
1
Siklus II Pertemuan
64
Sangat Baik
Ada
2
Siklus II Pertemuan
67
Sangat Baik
Tidak Ada
3
Berdasarkan data pada Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa hasil observasi
oleh observer mengalami peningkatan pada setiap pertemuan masing-masing
siklus. Dimulai dari siklus 1 pertemuan 1 dengan jumlah poin 56 dalam
kategori Baik, meningkat pada pertemuan 2 menjadi jumlah poin 58 dalam

76

kategori Baik, dan pada pertemuan 3 meningkat menjadi 60 poin dalam
kategori Baik. Pada pertemuan 1 siklus II masih tetap 60 poin dalam kategori
Baik, Pada siklus II pertemuan 2 mengalami peningkatan kembali dari 60
poin menjadi 64 poin dalam kategori Sangat Baik. Pada siklus I pertemuan 3
menjadi 67 poin dalam kategori Sangat Baik Pada siklus II pertemuan 1 dan
2 juga masih ada catatan dari observer, dan pada siklus II pertemuan 3 sudah
tidak ada lagi catatan dari observer.
Hasil perbandingan observasi siklus I dan siklus II dari tabel 4.9 dapat diubah
dalam

grafik

batang

sebagai

berikut:

Grafik Batang Perbandingan Hasil Observasi
Implementasi Model Pembelajaran Picture and
Picture Mata Pelajaran IPS Kelas IV SDN Plumbon 01
68
66
64
62
60
58
56
54
52
50

Gambar 4.9
Grafik Komparatif Hasil Observasi Implementasi Model Pembelajaran
Picture and Picture Mata Pelajaran IPS Kelas IV SDN Plumbon 01
Berdasarkan grafik batang pada Gambar 4.6 terlihat hasil observasi
mengalami peningkatan pada setiap pertemuan, kategori implementasi juga sudah
termasuk dalam kategori Sangat Baik. Pada pertemuan 3 siklus II juga sudah tidak
ada lagi catatan dari observer. Dengan demikian, indikator keberhasilan yang dibuat
oleh peneliti yaitu hasil observasi berada pada kategori Baik/Sangat Baik serta tidak
ada lagi catatan dari observer telah tercapai. Guru sudah berhasil menerapkan
model pembelajaran picture and picture pada pembelajaran IPS di kelas IV SDN

77

Plumbon 01 semester II dalam materi Perkembangan Teknologi dan Masalah
Sosial.
4.2

Hasil Analisis Data

4.2.1 Motivasi Belajar IPS
Berikut ini tabel hasil rekapitulasi motivasi belajar IPS peserta didik kelas IV
SDN Plumbon 01Semester II pada siklus I dan II. Perbandingan hasil motivasi
belajar IPS peserta didik dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut:
Tabel 4.10
Analisis Komparatif Motivasi Belajar IPS Peserta Didik Kelas IV
SDN Plumbon 01 Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015
Siklus I
Siklus II
Kriteria
Jumlah
Persen
Jumlah
Persen
siswa
%
siswa
%
Sangat Tinggi
6
31
11
52
Tinggi
8
42
8
48
Rendah
5
27
Sangat Rendah
0
Berdasarkan data pada tabel 4.10 dapat dilihat bahwa motivasi belajar IPS
peserta didik dari siklus I sebanyak 5 orang siswa memiliki motivasi belajar IPS
‘sangat rendah’ dengan persentase 27%, 8 siswa memiliki motivasi belajar IPS
‘tinggi’ dengan persentase 42%, dan sebanyak 6 siswa memiliki motivasi belajar
IPS ‘sangat tinggi’ dengan presentase 31%. Sedangkan pada siklus II, sebanyak 8
siswa memiliki motivasi belajar IPS ‘tinggi’ dengan persentase 42%, dan 11 siswa
memiliki motivasi belajar IPS ‘sangat tinggi’ dengan persentase 58%. Tidak ada
peserta didik yang motivasi belajar IPS nya ‘rendah’ dan ‘sangat rendah’. Dapat
dikatakan bahwa motivasi belajar IPS peserta didik mengalami peningkatan dari
siklus I ke siklus II. Lebih dari 50% peserta didik memiliki motivasi belajar IPS
yang ‘sangat tinggi’.

78

Hasil rekapitulasi motivasi belajar IPS peserta didik kelas IV SDN Plumbon
01 dapat juga dilihat pada grafik berikut:

Peningkatan Motivasi Belajar IPS Peserta
Didik
Kelas IV SDN Plumbon 01 Semester II
12
10
8
6
4
2
0
Sangat Rendah

Rendah

Tinggi

Sangat Tinggi

Gambar 4.10
Grafik Komparatif Peningkatan Motivasi Belajar IPS
Peserta Didik Kelas IV SDN Plumb0n 01
Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015
Berdasarkan hasil analisis data rekapitulasi motivasi belajat IPS peserta didik
pada Tabel 4.10 dan Gambar 4.10. Terlihat bahwa motivasi belajar IPS peserta
didik kelas IV SDN Plumbon 01 mengalami peningkatan. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran picture and picture pada mata
pelajaran IPS dapat meningkatkan motivasi belajar IPS peserta didik kelas IV di
SDN Plumbon 01 Semester II Tahun pelajaran 2014/2015.

79

4.2.2 Hasil Belajar IPS
Analisis data dari hasil belajar IPS peserta didik kelas IV SDN Plumbon 01 pada
saat pra siklus, siklus I, dan siklus II disajikan dalam sebuah tabel dan grafik.
Perbandingan tingkat ketuntasan hasil belajar peserta didik kelas IV pada saat pra
siklus, siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut:
Tabel 4.11
Analisis Komparatif Ketuntasan Hasil Belajar IPS
Peserta Didik Kelas IV SDN Plumbon 01Semester II
Tahun Pelajaran 2014/2015
Prasiklus
Siklus I
Siklus II
Kriteria
Jumlah Persen Jumlah Persen Jumlah Persen
siswa
%
siswa
%
siswa
%
Tuntas
11
58
17
89
18
95
Tidak Tuntas
8
42
2
11
1
5
Berdasarkan kriteria pada tabel 4.11 di atas, dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
a. Klasifikasi tuntas artinya hasil belajar peserta didik ≥ nilai KKM (62).
b. Klasifikasi tidak tuntas artinya hasil belajar peserta didik < nilai KKM
(62).
Dari tabel 4.13 dapat dilihat bahwa ketuntasan hasil belajar IPS peserta didik
mengalami peningkatan. Jumlah peserta didik yang masuk dalam kriteria “tuntas”
meningkat dari 11 siswa dengan persentase 58% pada prasiklus menjadi 17 siswa
dengan persentase 89% pada siklus I dan 18 siswa dengan persentase 95% pada
siklus II. Jumlah peserta didik yang masuk dalam kriteria “tidak tuntas” semakin
mengalami penurunan dari 8 siswa pada prasiklus dengan persentase 42% menjadi
2 siswa pada siklus I dengan persentase 11% dan 1 siswa pada siklus II dengan
persentase 5%. Data tersebut membuktikan bahwa pembelajaran dengan
menerapkan model picture and picture dapat meningkatkan hasil belajar IPS peserta
didik kelas IV SDN Plumbon 01 semester II.

80

Hasil belajar IPS peserta didik meningkat dalam setiap siklus. Data tabel 4.11
di atas dapat dilihat pada grafik linear berikut:

Peningkatan Ketuntasan Hasil
Belajar IPS Peserta Didik Kelas
IV SDN Plumbon 01
20
10
0
Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

Tuntas

Tidak Tuntas

Gambar 4.11
Grafik Komparatif Linear Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar IPS
Peserta Didik Kelas IV SDN Plumbon 01 Prasiklus, Siklus I, dan
Siklus II
Pada tabel 4.11 dan gambar grafik linear 4.11 menunjukkan bahwa dengan
diterapkannya model pembelajaran picture and picture pada kegiatan pembelajaran
IPS di kelas IV SDN Plumbon 01 Semester II tahun pelajaran 2014/2015, hasil
belajar IPS peserta didik mengalami peningkatan dalam hal ketuntasan hasil belajar.
Pada setiap siklus, jumlah peserta didik yang mencapai KKM semakin bertambah
dan jumlah peserta didik yang masih di bawah KKM semakin berkurang.

81

4.3

Pembahasan Penelitian
Hasil observasi sebelum tindakan yang dilakukan di kelas IV SD Negeri

Plumbon 01 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang ditemukan bahwa motivasi
belajar dan hasil belajar IPS peserta didik masih rendah, hal ini disebabkan guru
kelas mendominasi proses pembelajaran dengan metode ceramah, peserta didik
kurang memahami konsep ketika pembelajaran berlangsung. Sarana dan alat
peraga untuk menyampaikan pembelajaran kurang memadai bahkan rusak
sehingga tidak mendukung proses pembelajaran. Peserta didik hanya mempelajari
IPS dengan menghapal materi tanpa melakukan praktik atau percobaan langsung.
Mereka tidak dibiasakan untuk mengembangkan potensi berpikirnya sehingga
motivasi belajar IPS rendah. Peserta didik menjadi malas untuk berpikir secara
mandiri sehingga hasil belajar yang dicapai rendah.. Peserta didik yang memiliki
nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) sebanyak 11 siswa dengan
persentase 58%, sedangkan yang belum mencapai KKM sebanyak 8 siswa dengan
persentase 42%. Nilai tertinggi yang diperoleh sebelum tindakan adalah 100 dan
nilai terendah adalah 40.
Peningkatan motivasi dan hasil belajar IPS peserta didik didapatkan dari hasil
perolehan nilai siklus I dan siklus II sebagai berikut:
a.

Siklus I
Pada siklus I, kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model picture and

picture meningkatkan hasil belajar IPS peserta didik yang dapat dilihat dari
ketuntasan belajar peserta didik dengan 17 peserta didik memperoleh nilai di atas
KKM (KKM=62) dan 2 peserta didik masih di bawah KKM. Dengan rata-rata kelas
74,7 dan nilai tertinggi 100 serta nilai terendah 40. Selain itu, berdasarkan angket
motivasi belajar IPS didapat 5 orang peserta didik memiliki motivasi belajar sangat
rendah, 8 peserta didik memiliki motivasi belajar tinggi, dan 6 peserta didik
memiliki motivasi belajar sangat tinggi.
b. Siklus II
Pada siklus II, kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model picture and
picture menunjukkan semakin meningkatnya hasil belajar IPS peserta didik
dengan hasil 18 peserta didik memperoleh nilai di atas KKM dan hanya 1 peserta

82

didik yang memperoleh nilai di bawah KKM. Rata-rata kelas meningkat menjadi
78,68 nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 40. Selain itu setelah diberikan angket
motivasi, menunjukkan bahwa motivasi belajar IPS peserta didik juga meningkat.
Sebanyak 8 peserta didik memiliki motivasi belajar tinggi dan 11 peserta didik
memiliki motivasi belajar IPS sangat tinggi.
Dari uraian di atas, dapat dilihat bahwa motivasi belajar IPS peserta didik
mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Sedangkan hasil belajar IPS peserta
didik juga mengalami peningkatan dari setiap siklus. Pada siklus I, 12 peserta didik
telah tuntas KKM dan 15 peserta didik belum tuntas KKM. Rata-rata kelas adalah
61,5. Sedangkan hasil motivasi belaj

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24