Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sip

DIKTAT
Disusun oleh :

STRUKTUR JEMBATAN TKS 3647

Zainuddin

BAB I
PENDAHULUAN
I.1

PENGERTIAN JEMBATAN
Jembatan adalah bagian dari jalan yang merupakan bangunan layanan lalu lintas
(untuk melewatkan lalu lintas), dan keberadaannya sangat diperlukan untuk
menghubungkan ruas jalan yang terputus oleh suatu rintangan seperti sungai,
lembah, gorong-gorong, saluran-saluran (air, pipa, kabel, dll.), jalan atau lalu lintas
lainnya. Adapun fungsinya adalah sama dengan jalan yang melintasinya yakni
merupakan prasarana penghubung atau meneruskan pergerakan lalu lintas barang
dan jasa, secara langsung dan ekonomis sehingga akan menambah nilai efisiensi
produksi barang dan jasa tersebut, di samping itu jalan dan jembatan mempunyai
arti yang cukup penting dalam pertahanan dan keamanan untuk menjaga teritorial

wilayah negara dan juga kesatuan bangsa serta keadilan sosial. Bangunan jalan dan
jembatan (sebagai bangunan untuk layanan lalulintas ) sangat vital keberadaannya
karena keberadaannya sangat dibutuhkan oleh semua lapisan masyarakat, baik
kelas bawah hingga atas, yang berekonomi lemah hingga konglomerat.
Jembatan sebagai salah satu prasarana penting untuk melewatkan kendaraan lalu
lintas, memiliki peran yang sangat penting untuk melanjutkan program
pembangunan ekonomi Indonesia dan menyebarkan pusat-pusat pertumbuhan
ekonomi baru. Namum demikian dalam pelayanannya kadang-kandang terganggu
karena umur pelayanannya dan tidak sesuai dengan yang direncanakan. Umur
pelayanan yang berkurang tersebut diakibatkan oleh beberapa faktor :
1)
2)

3)

Desain jembatan yang dibangun tahun 80-an tidak dapat mengakomodasi
perkembangan beban lalu lintas untuk tahun 2000-an sampai sekarang.
Kondisi pelaksanaan pekerjaan yang jauh dari spesifikasi yang disyaratkan
karena lemahnya pengawasan dan atau kondisi lapangan yang tidak
memungkinkan.

Adanya kelebihan beban yang terjadi akibat model-model kendaraan berat
baru dengan konfigurasi sumbu dan bak pengangkut barang yang melebihi
standar pembebanan jembatan yang ada atau tidak sesuai tekanan gandar
kendaraan antara muatan (yang melebihi) dengan standar perhitungan yang
telah ditentukan karena lemahnya pengawasan lalulintas angkutan dari pihak
terkait.

II.2 KLASIFIKASI JEMBATAN
A.

Menurut Keberadaannya jembatan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Jembatan Tetap : yakni jembatan permanen yang keberadaannya dapat
dimanfaatkan terus (sesuai umur perencanaan) atau tidak terikat waktu
dan jembatan ini dapat berupa :
a) Jembatan kayu
b) Jembatan baja
c) Jembatan beton bertulang batok T.
d) Jembatan prategang
e) Jembatan pelat beton
1

Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil UNIGORO

DIKTAT
Disusun oleh :

STRUKTUR JEMBATAN TKS 3647

Zainuddin

f) Jembatan komposite
g) Jembatan bata
2. Jembatan Gerak : yakni jembatan yang dapat digerakkan biasanya karena
adanya lalu lintas lain yang melintasi jembatan tersebut dan jembatan ini
(umumnya dari Baja, dan Komposite karena sifat dan karakteristiknya,
mudah didalam operasionalnya) jembatan ini dibagi menurut cara
kerjanya sebagai berikut :
a) Jembatan yang dapat berputar di atas poros mendatar seperti :
 Jembatan Angkat
 Jembatan Baskul
 Jembatan Lipat Stross

b) Jembatan yang dapat berputar di atas poros mendatar dan yang dapat
berpindah sejajar mendatar.
c) Jembatan yang dapat berputar di atas poros tegak atau jembatan
putar.
d) Jembatan yang dapat bergeser ke arah tegak lurus atau mendatar
seperti:
 Jembatan Angkat
 Jembatan Beroda
 Jembatan Goyah
B.

Menurut Fungsinya jembatan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1) Jembatan jalan raya
2) Jembatan jalan rel
3) Jembatan untuk talang air / waduk
4) Jembatan untuk penyeberangan pipa-pipa (air, minyak, gas, dll.)

C.

Menurut Materialnya ( Material yang dipakai ) dapat diklasifikasikan

sebagai berikut :
1) Jembatan Bambu
2) Jembatan Kayu
3) Jembatan Beton Bertulang (Konvensional maupun Prategang)
4) Jembatan Baja (Gelagar maupun Rangka)
5) Jembatan Komposite
6) Jembatan Pasangan Batu Kali / Bata.

D.

Menurut Bentuk Struktur Atas yang
diklasifikasikan sebagai berikut :
1) Jembatan Balok / Gelagar
2) Jembatan Pelat
3) Jembatan Pelengkung / Busur
4) Jembatan Rangka
5) Jembatan Gantung
6) Jembatan Cable Stayed

E.


Menurut Daktilitasnya jembatan dapat diklasifikasikan menurut perilaku
seismik daktilitasnya (tidak termasuk pangkal jembatan) dapat dibagi menjadi
4 (empat) jenis yaitu :

digunakan

Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil UNIGORO

jembatan

dapat

2

DIKTAT
Disusun oleh :

1)
2)

3)
4)

STRUKTUR JEMBATAN TKS 3647

Zainuddin

Jembatan Jenis A : yaitu jembatan dengan daktilitas penuh dan
monolit.
Jembatan Jenis B : yaitu jembatan dengan daktilitas penuh dan
terpisah.
Jembatan Jenis C : yaitu jembatan yang tidak daktail
Jembatan Jenis selain A, B, C, yaitu jembatan yang tidak
menghasilkan mekanisme plastis yang pasti, dan akan memerlukan
analisis dinamik oleh ahli teknis khusus,
misalnya :
a) Jembatan dengan jenis struktural khusus (kabel, lengkung, dll.)
b) Jembatan dengan geometri khusus ( L > 200 M, lengkung
horizontal, dll. )
c) Jembatan pada lokasi rumit

d) Jembatan yang sangat penting (ekonomis, konstruksi mahal, dll.)

F.

Menurut Lantai Kendaraan yang ada jembatan dapat diklasifikasikan sebagai
berikut :
1) Jembatan lantai atas
2) Jembatan lantai bawah
3) Jembatan lantai ganda
4) Jembatan lantai tengah
5) Jembatan laying

G.

Menurut Lama waktu digunakan jembatan dapat diklasifikasikan sebagai
berikut :
1) Jembatan sementara / darurat : Jembatan yang penggunaannya
hanya bersifat sementara yakni menunggu hingga selesainya
pekerjaan pembangunan jembatan permanen diresmikan /digunakan.
Jembatan darurat ini dapat berupa:

a) Jembatan Kayu
b) Jembatan Balley Acrow Transpanel (Australia)
2) Jembatan semi permanen : Jembatan sementara yang dapat
ditingkatkan menjadi jembatan permanen, misalnya dengan cara
mengganti lantai jembatan dengan bahan / material yang lebih baik
(kuat) dan awet, sehingga kapasitas serta umur jembatan menjadi
bertambah baik, misalnya jembatan semi permanen Australia, dll.
3) Jembatan permanen : jembatan yang penggunaannya bersifat
permanen serta mempunyai umur rencana, misalnya :
a) Jembatan Baja :
Tipe Australia, Belanda, Austria, Callender
Hamilton, dll.

b) Jembatan Beton Bertulang : Konvensional,
Beton, dll.
c) Jembatan Komposite

Prategang,

Pelat


II.3 STRUKTUR JEMBATAN
Struktur jembatan adalah kesatuan di antara elemen-elemen konstruksi yang
dirancang dari bahan-bahan konstruksi yang bertujuan serta mempunyai fungsi
Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil UNIGORO

3

DIKTAT
Disusun oleh :

STRUKTUR JEMBATAN TKS 3647

Zainuddin

menerima beban-beban diatasnya baik berupa beban primer, sekunder, khusus dll.,
dan diteruskan / dilimpahkan hingga ke tanah dasar. Secara umum konstruksi
jembatan dibagi menjadi 4 (empat) bagian yaitu :
A. Struktur Atas
B. Struktur Bawah

C. Jalan Pendekat
D. Bangunan Pengaman
A. Struktur Atas
Struktur Atas jembatan adalah bagian dari elemen-elemen konstruksi yang
dirancang untuk memindahkan beban-beban yang diterima oleh lantai
jembatan hingga ke perletakan, sedangkan lantai jembatan adalah bagian
jembatan yang langsung menerima beban lalu lintas kendaraan dan pejalan
kaki.
Jenis bangunan atas jembatan pada umumnya ditentukan berdasarkan:
a) Bentang yang sesuai dengan perlintasan jalan, sungai atau keadaan
lokasi jembatan.
b) Panjang bentang optimum untuk menekan biaya konstruksi total.
c) Pertimbangan yang terkait pada pelaksanaan bangunan-bangunan
bawah dan pemasangan bangunan atas untuk mencapai nilai yang
ekonomis.
d) Pertimbangan segi pandang estetika.
Struktur atas terdiri atas :
1) Gelagar-gelagar induk
2) Struktur tumpuan atau perletakan
3) Struktur lantai jembatan / kendaraan
4) Pertambatan arah melintang dan memanjang
B. Struktur Bawah
Struktur Bawah sebuah jembatan adalah bagian dari elemen-elemen struktur
yang dirancang untuk menerima beban konstruksi diatasnya dan
dilimpahkan langsung (berdiri langsung) pada tanah dasar atau bagianbagian konstruksi jembatan yang menyangga jenis-jenis yang sama dan
memberikan jenis reaksi yang sama pula.
Struktur bawah terdiri atas :
1) Pondasi
Yaitu bagian-bagian dari sebuah jembatan yang meneruskan bebanbeban langsung ke tanah dasar / lapisan tanah keras.
2) Bangunan bawah (pangkul jembatan / abutmen, pilar)
Yaitu bagian-bagian dari sebuah jembatan yang memindahkan bebanbeban dari perletakan ke pondasi dan biasanya juga difungsikan sebagai
bangunan penahan tanah.
Analisa struktur bawah ini harus dipertimbangkan mampu menahan semua
gaya-gaya yang bekerja, begitu pula tinjauan terhadap stabilitas sehingga
aman terhadap penggulingan dan penggeseran dengan angka keamanan
yang cukup serta daya dukung tanahnya masih dalam batas yang diijinkan.
Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil UNIGORO

4

DIKTAT
Disusun oleh :

STRUKTUR JEMBATAN TKS 3647

Zainuddin

Pemilihan jenis pondasi pada struktur jembatan, umumnya tergantung letak
kedalaman lapisan tanah keras sebagai dasar perkiraan sebagai berikut :
a) Pondasi langsung digunakan bila kedalaman tanah keras < 5 m
b) Pondasi sumuran digunakan bila kedalaman tanah keras antara 5 –
12 m
c) Pondasi tiang digunakan bila kedalaman tanah keras > 12 m
C. Jalan Pendekat (Oprit)
Yaitu jalan yang menghubungkan antara ruas jalan dengan struktur
jembatan, atau jalan yang akan masuk ke jembatan.
D. Bangunan Pengaman
Yaitu bangunan yang diperlukan untuk mengamankan jembatan terhadap
lalu lintas darat, lalu lintas air, penggerusan, dll.

Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil UNIGORO

5

DIKTAT
Disusun oleh :

STRUKTUR JEMBATAN TKS 3647

Zainuddin

BAB II
PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN

II.1

PENDAHULUAN
Maksud perencanaan antara lain adalah untuk menentukan fungsi struktur secara
tepat, effisien, dan bentuk yang sesuai dengan lingkungan atau mempunyai nilai
estetika atau bentuk sesuai keinginan pemilik proyek.
Pada tahap perencanaan seringkali terdapat perbedaan akibat persepsi pandang
yang tidak sama namun apabila kita mampu menjelaskan dan mencari relevansi
antara parameter-parameter yang berbeda terebut serta membatasi permasalahan
agar mendapatkan efisiensi kemudian menyusun integritas batasan yang sesuai,
maka akan segera mendapatkan titik temu.

II.2

PRAPERENCANAAN
Setelah dilakukan studi kelayakan tahap berikutnya adalah praperencanaan, ini
dimaksud agar didapatkan hasil yang maksimal, adapun proses praperencanaan
hingga menjadi perencanaan akhir yaitu :
Data Pendahuluan
( Prelimanary Data )
Data Akhir
( Final Data )

Perencanaan pendahuluan

( Prelimanary Design )
Akhir Perencanaan

( Final Design )

A. Data pendahuluan ( Prelimanary Data )
Disampping sebagai pelengkap pada pengumpulan akhir data ( Final Data ),
data pendahuluan diperlukan pula untuk mengestimasi perencanaan ( design )
dan cost.
Pada umumnya data pendahuluan ini terdiri dari data – data terdahulu dan
data – data visual, meliputi :
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)

Kondisi Banjir
Gejala erosi dan perpindahan aliran sungai
Saran relokasi jembatan
Kondisi Trafik
Kemampuan pengadaan material
Kemampuan teknis dan pelaksanaan
Kondisi jembatan yang ada
Seketsa penampang kali ( sungai) atau jembatan
Data – data teknis lainnya yang perlu

Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil UNIGORO

6

DIKTAT
Disusun oleh :

STRUKTUR JEMBATAN TKS 3647

Zainuddin

B. perencanaan Pendahuluan ( Prelimanary design )
Bila data pendahuluan sudah terkumpul, maka dapat dilakukan pembahasan
perencanaan ( design Inxestigation )
pembahasan berupa ketentuan – ketentuan secara pendekatan terhadap :
1) Lokasi Jembatan
2) Statiska konstruksi dan dimensi pendahuluan
3) Material yang digunakan
4) Lokasi bangunan bawah
5) Macam dan bentuk pondasi
6) Taksiran biaya
C. Data Akhir ( Final Data )
Data akhir diperlukan untuk melengkapi perencanaan menjadi akhir
perencanaan untuk pelaksanaan dan akhir, dasar penyeledikan yang diambil,
diperoleh dari perencanaan pendahuluan misalnya
pada perencanaan
pendahuluan direncanakan sistem pondasi penyelidikan tanah ( soil
Investigation ) dilakukan pada temoat pondasi tersebut.
Pada umumnya data akhir terdiri dari hal – hal sebagai berikut
1) Pengukuran topografi : situasi, penampang, garis ketinggian dan lain –
lain.
2) Penyelidikan geoteknik : sondir dan lain – lain
3) Penyelidikan air : Hidrolika, hidrologis dan lain – lain
4) Penyelidikan batuan : penentuan daerah stabil penentuan arah retak
dari batuan dan lain – lain
5) Foto udara : hanya diperlukan umumnya lokasi proyek cukup besar.
D. Perencanaan Akhir ( Final Design )
Perencanaan akhir dihasilkan dari perencanaan pendahuliuan dan data akhir,
serta mencakup seluruh bagian perencanaan sampai kepada detail –detailnya
Bagian – bagian utama yang harus dicakup yaitu pada :
1. Bangunan Atas
2. Landasan
3. Bangunan Bawah
4. Pondasi
5. Bangunan Pengaman
6. Jalan Penghubung / Oprit

II.3

TAHAPAN PERENCANAAN
Sebelum tahapan pelaksanaan konstruksi, seorang perencana harus mempunyai
data-data baik data Primer maupun Sekunder yang berkaitan dengan
pembangunan jembatan semakin komplit data yang dimiliki maka akan semakin
mudah dan baik hasil rancangannya.

Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil UNIGORO

7

DIKTAT
Disusun oleh :

STRUKTUR JEMBATAN TKS 3647

Zainuddin
Suvey Data

Kompilasi

Evaluasi
Data ?

No

Yes
Prelimanary Design/Desain Awal
Menentukan :
1) Type Struktur
2) Bahan Struktur
3) Model Struktur
4) Dimensi model Struktur
5) Hitungan Awal

Evaluasi
Desain Awal

Modifikasi

No

Yes
Final Design/Desain Akhir :
 Modifikasi Akhir
 Model Struktur Akhir
 Hitungan Akhir
۞
۞
۞

II.4

Gambar
RKS
RAB

SURVEI DATA
Data adalah unsure yang sangat penting dalam sebuah desain, maka keputusan
dalam pengambilan dan pengumpulan data merupakan hal yang harus
diperhatikan dan memerlukan kejelian dan ketelitian agar mendapatkan data yang
akurat.

Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil UNIGORO

8

DIKTAT
Disusun oleh :

STRUKTUR JEMBATAN TKS 3647

Zainuddin

Di dalam kegiatan awal ini banyak yang harus dipersiapkan diantaranya :
A. Penyusunan Rencana Kerja
Penyusunan rencana kerja ini dibuat untuk memberikan input sebelum
dibuat final design atau tahap pekerjaan perencanaan teknis, untuk
memberikan input yang akurat maka perlu disusun lebih rinci (rencana kerja
terinci) yaitu meliputi tiga kegiatan utama :
1) Kegiatan Lapangan
Kegiatan ini sangat penting mengingat ketergantungan yang sangat
tinggi antara pekerjaan lapangan dan kemajuan pekerjaan konstruksi
maupun perancangan, pekerjaan lapangan seringkali mengandung
resiko tinggi yang kadang-kadang sulit diperkirakan sebelumnya, karena
data yang tidak akurat akan menghasilkan perancangan tidak sempurna
dan mengakibatkan kefatalan pada pekerjaan konstruksi atau
sesudahnya. Adapun kegiatan ini dimulai dari surevi lapangan,
tujuannya adalah meninjau ke lokasi / lapangan di mana jembatan akan
dibangun atau ditingkatkan guna mendapatkan dan mengumpulkan
data-data yang diperlukan dalam proses perencanaan teknis jembatan
secara lengkap. Hal-hal pokok yang harus dilakukan dalam pelaksanaan
survei ini adalah :
a) Pemilihan Lokasi
Yaitu menetapkan lokasi di mana jembatan baru akan dibangun
dengan pertimbangan-pertimbangan ekonomi sosial, estetika yang
mencakup aligement jalan, kecepatan rencana dan konstruksinya
sehingga lokasi jembatan baru sedapat mungkin terletak pada lokasi
ideal.
Jika diadakan relokasi harus ditinjau masalah-masalah yang
berkaitan dengan pembebasan tanah, keadaan lingkungan dan
apakah ada timbunan atau galian dari kondisi tanah dasar yang ada
serta masalah-masalah lainnya.
b) Menentukan Bentang, Lebar dan Tipe Jembatan
Yaitu menetapkan panjang bentang, lebar, kelas dan tipe jembatan
baru dengan memperhatikan stabilitas tebing, frofil sungai, arah
aliran, sifat-sifat sungai, bahan-bahan bawaan sungai, scouring
vertikal dan horizontal, kepadatan dan pembebanan lalu lintas.
Untuk perencanaan oprit jembatan yang terletak pada daerah rawarawa, di atas tanah lembek dan kompresibel akan menimbulkan
persoalan stabilitas dan penurunan, maka diantaranya dapat
disarankan penambahan panjang bentang jembatan, perbaikan tanah
atau kemungkinan lain.
c) Survey Hidrolika dan Hidrologi
 Melakukan pemeriksaan data-data mengenai morfologi
sungai yang telah ada dengan kondisi lapangan pada saat ini.
 Mengumpulkan data-data yang dapat digunakan langsung
untuk perencanaan dan mencatat keadaan yang dapat
mempengaruhi rencana letak pondasi.
 Memperkirakan kondisi hidrologi dan hidrolika serta sifatsifat morfologi sungai.
Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil UNIGORO

9

DIKTAT
Disusun oleh :

STRUKTUR JEMBATAN TKS 3647

Zainuddin

 Perlu diketahui juga data-data banjir termasuk diantaranya
waktu-waktu banjir atau perkiraan periode banjir yang di
dapat dari data curah hujan yang ada guna pembuatan
schedule pekerjaan konstruksi.
Untuk menentukan ketinggian air pada waktu banjir dapat diketahui
dari data-data dinas pekerjaan umum atau dinas yang terkait
setempat.
d) Penyelidikan Tanah
 Dalam menentukan jenis konstruksi bangunan bawah
diperlukan pula suatu penyelidikan tanah
pada lokasi
jembatan yang direncanakan untuk mendapatkan suatu
perkiraan yang sebaik – baiknya , dalam menentukan lokasi
dan type pondasi yang akan digunakan atau untuk mengetahui
kondisi pondasi jembatan lama (jika berupa peningkatan /
perbaikan jembatan) dalam menentukan nilai keyakannya.
 Didalam penyelidikan tanah ada dua kegiatan yang harus
dilakukan yaitu penyelidikan lapangan ( field ) dan
labolatorium ( labolatorium mekanika tanah ) agar diperoleh
data-data tanah yang valid, untuk mendapatkan perencanaan
(design ) pondasi yang sesuai (kuat) dan baik.
 Banyak kejadian menunjukan runtuhnya / rusaknya struktur
jembatan disebabkan oleh faktor pondasi jembatan ( seperti :
penurunan baik bersamaan atau tidak, guling, ambrol pada
daerah abutment, terjadi pergeseran dll. yang kesemuanya itu
menyebabkan rusaknya struktur atas atau lapisan perkerasan
jalan), oleh karena penyelidikan tanah adalah sangat penting
untuk merencanakan suatu pondasi yang kuat dan ekonomis.
Hasil penyelidikan tanah dinyatakan kurang baik (meragukan untuk
langsung dapat dibangun) apabila misalnya :
 ada gejala patahan
 daerah yang bergerak
 retakan – retakan pada batuan dan lain-lain, maka perlu suatu
penyelidikan batuan pada lokasi setempat.
Hasil–hasil penyelidikan yang penting (sangat diperlukan)
diantaranya sebagai berikut ;
 Sifat-sifat tanah pada kedalaman tertentu.
 Kedalaman, tebal komposisi dari setiap lapisan tanah tertentu.
 Lokasi muka air tanah.
 Kedalaman, komposisi tanah keras (rock )
 Sifat teknik dari tanah dan rock yang menentukan
perencanaan(desain) pondasi.
Beberapa cara yang dapat digunakan dalam pengambilan contoh
tanah ( soil exploration )
 Boring dengan alat bor angger dan lain-lain.
 Sondir
 Cara geophysic, cara ini mahal, namun mempunyai ketelitian
yang tinggi sehingga hanya digunakan untuk suatu luas
pekerjaan yang besar dan diperlukan penyelesaian cepat.
Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil UNIGORO

10

DIKTAT
Disusun oleh :

STRUKTUR JEMBATAN TKS 3647

Zainuddin

e) Data Jembatan Lama
Jika yang akan direncanakan peningkatan atau penggantian
jembatan, maka data dan kondisi jembatan lama perlu dicatat dalam
form pemeriksaan detil jembatan guna menetapkan urutan prioritas
penggantian jembatan, dan jika jembatan tersebut akan diganti,
harus diperkirakan kekuatan jembatan lama yang mungkin akan
dipergunakan sebagai jembatan darurat bila diperlukan. Kondisi
jembatan dan sifat sungai dipergunakan sebagai acuan dalam
memberikan
saran-saran
terhadap
jembatan
lama
(dibongkar/difungsikan/dibiarkan) bila jembatan baru sudah selesai
dibangun.
f) Material
Untuk merencanakan anggaran biayanya, data harga-harga material
setempat perlu dipertimbangkan untuk menghindari biaya tinggi,
maka diperlukan adanya data/tempat pengambilan material (quarry)
yang mempunyai nilai ekonomis dan sesuai persyaratan konstruksi.
Dalam hal ini perlu ditentukan/dicarikan lokasi pengambilan
material dengan perkiraan mutu/kwalitasnya yang sedapat mungkin
sesuai dengan kwalitas yang disyaratkan. Biasanya peta quarry
dapat diperoleh di DPUD setempat.
g) Tenaga Kerja
Untuk mendapatkan hasil pelaksanaan konstruksi yang baik dan
ekonomis diperlukan adanya data-data tentang tenaga kerja, baik
tenaga kasar maupun profesional yang berpengalaman dalam
perencanaan teknis jembatan maupun pelaksanaan pekerjaan
konstruksi.
h) Topografi
Di dalam perencanaan struktur jembatan sangat diperlukan foto-foto
mengenai keadaan jembatan lama, sungai, lokasi jembatan baru
secara lengkap sehingga foto tersebut dapat dipergunakan pula
sebagai data dalam perencanaan jembatan selanjutnya.
Adapun titik-titik yang perlu diketahui / di foto :
 Dari hulu ke arah hilir
 Dari hilir ke arah hulu
 Dari jalan masuk ke arah jalan keluar (rencana lokasi kepala
jembatan).
 Dari jalan keluar ke arah jalan masuk (rencana lokasi kepala
jembatan).
 Foto perspektif rencana lokasi jembatan
 Foto-foto lain yang memerlukan perhatian khusus dalam
perencanaan
Pada foto-foto tersebut perlu dicantumkan tanda-tanda antara lain :
arah aliran sungai, rencana as jembatan, rencana lokasi kepala
jembatan dan lain-lain.
2) Perencanaan Pendahuluan
Dari data – data lapangan disusunlah suatu rencana awal / pendahuluan
dengan mempertimbangkan atau pendekatan pendekatan dari data – data
yang didapat
Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil UNIGORO

11

DIKTAT
Disusun oleh :

B.

STRUKTUR JEMBATAN TKS 3647

Zainuddin

Metodologi Dan Pengamatan Data
Untuk merencakan konstruksi suatu jembatan sebaiknya perlu diperhatikan
hal-hal sebagai berikut :
 Survey data untuk perencanaan jembatan yang meliputi :
1) Pemilihan lokasi jembatan.
Lokasi jembatan biasanya dipengaruhi oleh pertimbangan–
pertimbangan :
 Teknik ( aliran sungai, keadaan tanah )
 Ekonomi ( Biaya yang tersedia )
 Sosial ( Biaya kebutuhan lalu lintas )
 Estetika ( tidak mengganggu aliran sungai )
 Dan lain – lain
2) Alinyemen Jembatan :
Alinyemen jembatan tergantung kepada sudut yang dibuat oleh
jembatan dengan sumbu sungai yang dibedakan 2 type alinyemen
yaitu :
 Alinyemen tegak : jembatan terhadap sumbu sungai

Alinyemen miring : jembatan membuat sudut (θ) tertentu
sumbu sungai sejauh mungkin diusahakan untuk menempatkan
jembatan pada posisi menurut alinyemen tengah. Tetapi kadangkadang terpaksa tetap memakai posisi miring.
3) Data – data perencanaan Jembatan
 Data Umum
 Nama sungai, jalan dan lokasi kemungkinan letak
jembatan
 Titik tri agulasi terletak dan elevasinya
 Volume dan sifat lalu lintas pada saat ini pada jalan
yang akan dibangun jembatan.
 Data Geologi
 Keadaan tanah dan jembatan untuk menentukan type
pondasinya.
 Letak kwalitas guarry terdekat untuk bahan beton, batu
bata dan lain – lain.
 Penyelidikan batuan perlu diadakan, jika pemeriksaan
tanah memberikan hasil yang meragukan misalnya :
adanya gejala patahan, daerah bergerak, retak – retak
batuan dan lain – lain.
 Data Sungai
 Elevasi banjir tertinggi, banjir biasa, muka air terendah
untuk mengetahui clearance jembatan dari tinggi air
rencana
 Lokasi, bentuk kemiringan dan keadaan tanah
intensitas dan frekuensi hujan dari catchment area dan
lain-lain.
 Persyaratan lalu lintas sungai (ada/tidak ada )

Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil UNIGORO

12

DIKTAT
Disusun oleh :



STRUKTUR JEMBATAN TKS 3647

Zainuddin

Data – data lainya :
 Jalan untuk transport bahan bangunan antara lain,
semen. Besi, kayu dan lain-lain.
 Tersedianya pekerja/buruh bersifat beserta fasilitas
kehidupannya.
 Lokasi termasuk daerah gempa atau tidak
 Ada atau tidaknya persediaan tenaga listrik.
 Jembatan lain yang didekat lokasi sebagai bahan
pertimbangan
 Kemampuan propinsi setempat untuk membangun
jembatan.

4) Penyelidikan lapisan tanah dibawah permukaan ( Sub base )
۞ Suatu penyelidikan tanah
pada lokasi jembatan yang
direncanakan adalah sangat penting untuk mendapatkan suatu
perkiraan yang sebaik – baiknya , bagi lokasi dan type pondasi
jembatan.
۞ Diperlukan suatu
penyelidikan lapangan ( field ) dan
labolatorium ( labolatorium mekanika tanah ) untuk
mendapatkan data-data tanah yang diperlukan bagi
perencanaan (design ) pondasi.
۞ Banyak kejadian menunjukan runtuhnya suatu pondasi
jembatan tersebut oleh karena penyelidikan tanah adalah
sangat penting untuk merencanakan suatu pondasi yang kuat
dan ekonomis.
Apabila hasil penyelidikan tanah meragukan misalnya :
 ada gejala patahan
 daerah yang bergerak
 retakan – retakan pada batuan dan lain-lain, maka perlu
suatu penyelidikan batuan pada lokasi setempat.
 Hasil – hasil penyelidikan yang penting diantaranya sebagai
berikut
a.
Sifat-sifat tanah kedalam tertentu.
b.
Kedalaman, tebal komposisi dari setiap lapisan tanah
tertentu.
c.
Lokasi muka air tanah.
d.
Kedalam, komposisi tanah keras (rock )
e.
Sifat teknik dari tanah dan rock yang menentukan
perencanaan(desain) pondasi.
 Beberapa cara yang dapat digunakan dalam pengambilan
contoh tanah (soil exploration)
a.
Boring dengan alat bor angger dan lain-lain.
b
Sondir
c
Cara geophysic, cara ini mahal, teliti dan hanya
digunakan untuk suatu luas pekerjaan yang besar dan
diperlukan penyelesaian cepat.

Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil UNIGORO

13

DIKTAT
Disusun oleh :

B.

STRUKTUR JEMBATAN TKS 3647

Zainuddin

Analisa Hidrologi Untuk Jembatan
a) Penentuan Debit Banjir
Untuk menentukan debit banjir maximum pada sungai dimana suatu
jembatan akan dibangun dapat dihitung dengan metode – metode
sebagai berikut :
 Analisa empiris : persamaan umum
Debit Banjir
Q = C.Aⁿ
Dimana
Q = Debit maximum banjir ( M³ / detik )
A = Catchment area ( Km² )
C = Kostanta yang bergantung keadaan lokasi
catchment area.
ⁿ = Kostanata




Metode Rasional :
Rumus :
Q = λ . Io . A
Dimana :
Q = Debit Banjir Maximum ( M³ / detik )
A = Catchment Area ( Km² )
Io = Intensitas Hujan terbesar ( mm / Jam )
λ = Fungsi yang tergantung dari karakteristik
catchment yang memberikan run-off puncak.
Metode Luas dan Kecepatan
Rumus :
Q=A.V
Dimana :
Q = Debit banjir ( M³ / detik )
A = Luas penampang Basah ( m² )
V = Kecepatan aliran ( M / detik )



Menghitung Debit Rencana
Debit rencana ini tergantung pada perencanaan dalam hal ini
dipergunakan masa banjir ramalan ( debit ramalan ) yang terjadi
sekali dalam interval waktu tertentu. Untuk ini perlu suatu
analisa data yang teliti. Debit rencana untuk jembatan
diperhitungkan terhadap periode ulang (TR) = 50 Tahun. Untuk
mencari debit rencana dengan periode ulang tertentu. Bisa
menggunakan data-data debit sungai aatau dapat pula data-data
curah hujan. Analisa ini disebut analisa frekwensi.
a1dan a2 = Kostanta
b) Kedalaman Pengerusan
Kedalaman pengerusan ditentukan dengan rumus rejim lacey sebagai
berikut
Q 0.333
d = 0,473
F
Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil UNIGORO

14

DIKTAT
Disusun oleh :

STRUKTUR JEMBATAN TKS 3647

Zainuddin

Dimana :
d = kedalaman pengerusan normal dibawah MBT (
Muka air Banjir Tertinggi ) untuk kondisi rejim
pada alur stabil (m)
Q = Debit rencana ( M³ / detik )
F = Faktor lempung dari lacy yang
c) Lebar Alur
Lebar alur adalah lebar dasar saluran suatu sungai dengan tebing yang
teratur atau suatu saluran buatan untuk irigasi atau lalu lintas
pelayaran.
Pada sungai dengan tebing tidak teratur lebar alur dapat ditentukan
dengan Rumus Lacy sebagai berikut :
L = C √Q
Dimana :
L = Lebar Alur ( M )
Q = Debit maximum rencana
C = kostanta, biasanya diambil sebesar 4,8 untuk
saluran, tetapi dapat juga antara 4,5 – 6,3
tergantung kondisi setempat.
d) Bentang Ekonomis
Penurunan rumus untuk menentukan bentang yang ekonomis
didasarkan atas beberapa anggapan sebagai berikut :
 Panjang pembentang dianggap sama
 Biaya bangunan atas berubah-ubah menurut kwadrat panjang
bentang
 Biaya lantai jembatan bervariasi sesuai dengan bentangnya.
 Biaya pilar (pier) + pondasi konstant
Biaya total jembatan = biaya bangunan atas + biaya kedua abutment +
biaya approachecs + biaya ( n – 1 ) pilar
Dinyatakan dalam rumus yang sederhana sebagai berikut :
T = n ( a1 . b² + a2 b ) + 2 A1 +2 . A2 + ( n – 1 ) P
Dimana :
( a1 . b² + a2 b ) = biaya satu bentang bangunan atas
mewakili keadaan tanah dasar= 1,76 √M
M = diameter rata-rata partikel material dasar
e) Kedalaman Pondasi
Dalamnya pondasi jembatan ditetapkan dengan mempertimbangkan
daya dukung tanah yang aman dengan akibat dari pengausan (Scuring)
Semua kasus yang meragukan mengenai daya dukung tanah pondasi,
harus dipastikan dengan suatu percobaan pembebanan yang
sebenarnya dilapangan.
Dalamnya pondasi minimum, dapat diperkenankan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil UNIGORO

15

DIKTAT
Disusun oleh :

STRUKTUR JEMBATAN TKS 3647

Zainuddin
P

- sin Q ²

h =
W
Dimana :
H=
P=
W=
Q=

1 + sin Q

Dalamnya Pondasi ( M )
Daya dukung tanah ( bearing capasity ) ( Kg/M² )
Spesific weight of earth ( Kg/M³ )
sudut geser dalam dari tanah ( Ange of internal friction of
soil )

f) Ruang bebas Jembatan
Ruang bebas jembatan adalah lebar dan tinggi jembatan yang dapat
dilalui oleh lalu lintas. dalam peraturan bina marga lebar minimum
yang disyaratkan, hanya ada persyaratan mengenai tinggi minimum
jembatan yaitu 4,50 M.
Untuk ruang bebas lainnya yang tidak tercantum, harus disesuaikan
dengan syarat bebas untuk jalan raya yang bersangkutan.

Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil UNIGORO

16