PENGARUH PENERAPAN METODE SOCRATIC CIRCLES DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA

MEDIA GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SKRIPSI OLEH: IHDA NURIA AFIDAH K4308091 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA JULI 2012

commit to user

MEDIA GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SKRIPSI OLEH: IHDA NURIA AFIDAH K4308091 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA JULI 2012

commit to user

Saya yang bertanda tangan dibawah ini

Nama

: Ihda Nuria Afidah

NIM

: K4308091

Jurusan / Program Studi : P. MIPA / Pendidikan Biologi

menyatakan bahwa skripsi saya berjudul ”PENGARUH PENERAPAN

METODE SOCRATIC CIRCLES DISERTAI MEDIA GAMBAR

TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, Juli 2012 Yang membuat pernyataan

Ihda Nuria Afidah

commit to user

MEDIA GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA OLEH: IHDA NURIA AFIDAH K4308091

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA JULI 2012

commit to user

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Pembimbing I

Drs. Slamet Santosa, M.Si. NIP. 19591220 198601 1 002

Surakarta, Juli 2012 Pembimbing II

Meti Indrowati, S.Si., M.Si. NIP. 19781001 200112 2 002

commit to user

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang

Tanda Tangan

Ketua : Bowo Sugiharto, S.Pd., M.Pd. ........................ Sekretaris : Dr. Baskoro Adi Prayitno, S,Pd., M.Pd.

........................ Anggota I : Drs. Slamet Santosa, M.Si.

........................ Anggota II : Meti Indrowati, S.Si., M.Si.

........................

Disahkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta a.n. Dekan Pembantu Dekan I,

Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M.Si.

NIP. 19660415 199103 1 002

commit to user

“Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman diantaramu dan orang- orang yang diberi ilmu beberapa derajad” (QS. Al-Mujadalah: 11)

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri” (QS. Ar-Ra’du: 11)

“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, maka apabila engkau telah selesai, tetaplah bekerja keras, dan hanya kepada Tuhan-mulah engkau berharap” (QS. Al-Insyirah: 6-8)

“Ketahuilah bahwa bersama kesabaran ada kemenangan” “Bersama kesusahan ada jalan keluar dan bersama kesulitan ada kemudahan” (HR. Tirmidzi)

“Tetap semangat, waktu yang kamu lalui takkan pernah kembali, maka gunakanlah setiap kesempatan dengan baik. Terus berusaha dan berdo’a, berikan yang terbaik” (Umah & Abah)

“Segala sesuatu yang dikerjakan tergesa-gesa hasilnya takkan baik” (Bapak Slamet Santosa)

“Lakukan yang terbaik sebagai wujud baktimu pada orang tua”

(Ibu Meti Indrowati) “Orang yang paling bahagia adalah orang yang dapat menebarkan kebahagiaan

kepada banyak orang” (Dr. ‘Aidh al-Qarni)

“Memahami makna hidup secara haqon wala murron dan menjalaninya secara

hakikiah untuk mendapatkan ridlho Illah” (Ardhiansyah)

“Besok adalah harimu, Sukses ada di tanganmu, Semangat!” (Pak Syaif)

“Selalu ingat do’a & harapan orang tuamu yang terukir indah dalam namamu” “Berikanlah yang terbaik pada dunia, & yang terbaik akan kembali padamu” “Tersenyumlah maka dunia akan tersenyum padamu” (Penulis)

commit to user

Dengan segala kerendahan hati & rasa hormat karya sederhana ini kupersembahkan kepada:

 Kedua cahayaku: Umahku, Umahku, Umahku Badriah & Abahku Moh. Nur tercinta yang selalu mencurahkan ketulusan cinta & kasih sayang kepadaku,

memotivasi, mendukung & selalu ada dalam setiap langkahku. Terima kasih tiada terkira untuk bimbingan & untaian do’a dalam setiap jengkal perjalanan hidupku.  Adikku: Nuria Zakiyatus Sholihah & M. Nuria Al-Muttaqinir Rosyidin yang selalu aku kasihi. Terima kasih atas kebahagiaan & keceriaan yang kalian lukiskan selama ini.  Mbah Rosidah (almarhum), Mbah Dewi (almarhum), Mbah Basir, Mbok Iti (almarhum), Mbah Iskandar (almarhum) dan keluarga besarku yang telah menginspirasiku untuk menjadi orang yang lebih baik. Terima kasih untuk kasih sayang & do’a yang tercurahkan untukku.  Bapak Slamet Santosa yang tidak hanya sekedar menjadi pembimbing bagiku, tetapi juga bapak yang menyenangkan & menentramkan ketika berada di samping bapak. Terima kasih atas kasih sayang, pelajaran hidup & bimbingan bapak selama ini. Semoga Allah menyelipkan pahala disetiap ilmu yang bapak curahkan.  Ibu Meti Indrowati yang telah menjadi sosok ibu yang sabar dalam membimbingku. Terima kasih atas kasih sayang, bimbingan, motivasi & pesan- pesan ibu.  Bapak Bowo Sugiarto dan Bapak Baskoro Adi Prayitno yang telah berkenan menjadi penguji dalam ujian skripsiku. Terima kasih atas saran, kritik dan bimbingan Bapak.  Ibu Sri Widoretno yang telah menjadi pembimbing akademikku selama menuntut ilmu di Pendidikan Biologi UNS.  Bapak Sarono, terimakasih sudah memberikan ijin penelitian di SMA Negeri 2

Boyolali.  Ibu Endang Tri Sarwasih, terima kasih sudah berkenan menerima & membimbingku selama penelitian di SMA Negeri 2 Boyolali.  Pak Zayin yang telah menjadi bapakku selama penelitian di SMA Negeri 2 Boyolali sampai sekarang.

 Pak Saryono yang sudah menepis kebosananku dengan memberikan cerita- cerita seru selama aku di SMA Negeri 2 Boyolali & Pak Sriyono yang selalu

memberikan tawa nan ramah walaupun kucubiti.  Seseorang yang telah menegurku dengan lembut dan bijak, si pendiam nan ramah Mohammad Ardhiansyah Surya Pranata, kelembutan tutur katamu menyejukkan & menentramkan. Terima kasih atas kasih sayang, do’a & suportnya.  My Sweetie Fairy Annisa Nur Khasanah “Mbok Sa” yang telah setia menemaniku dari awal penyusunan skripsi ini sampai selesai.

commit to user

menjadi penasehat & editor setiaku.  Sahabat pemicu gagasan & pemacu semangat. Sahabat tersayang pelengkap warna hidupku, Yenny Putri Pratiwi & Umi Nurjannah yang sering membantu, menyemangati & memperhatikanku. Terima kasih atas persahabatan yang indah ini.  Mas Amin, Ami, Risky, Efty, Karana, Mas Ilham, Wawan, Taufik, Mas Fredy,

Mas Rizal, Dik Ria, Mbak Ita, Ayu, Mas Ibnu yang telah meluangkan waktu untuk menepis kebingunganku & semua orang yang yang secara langsung maupun tidak langsung memotivasi, membantu & mendo’akanku. Semoga Allah membalas kebaikan kalian.  Teman-teman Kos Barokah 2 yang selalu menemani & mengisi hari-hariku.

Terima kasih untuk kehangatan keluarga ini.  Keluarga Merpati Putih. Terima kasih untuk kebersamaan yang indah selama ini.  Keluarga Sumber (Mbah Parto, Dik Erlina & Dik Enis) yang telah memberiku tempat berteduh & menerimaku dengan baik.  Keluarga Mama Ina (Suparmi, Feriana, Anggun, Amalia). Terima kasih untuk canda-tawa & keceriaan yang tiada duanya.  Teman-Teman sebimbingan Bapak, terima kasih untuk segala masukan & semangatnya.  Teman-teman sebimbingan Ibu yang selalu menghadirkan canda tawa &

semangat baru.  Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan adik-adik. Hehehe...  Teman-teman Pendidikan Biologi kelas B Angkatan 2008 yang akan selalu kurindukan semua cerita perjuangan kita di kampus. Menyenangkan mengenal kalian, kutunggu waktu untuk bertemu lagi & semoga pertemanan kita akan menjadi ikatan indah selamanya.  Teman-teman Pendidikan Biologi UNS Angkatan 2008 yang menorehkan banyak kenangan, Thank’s atas kerjasama & bantuannya selama ini. Semoga kesuksesan selalu mengikuti setiap langkah kita.  Adik-adik tingkat Pendidikan Biologi UNS Angkatan 2009 yang memberikan warna dalam perjalananku.  Almamater tercinta yang kubanggakan.

Selain karena pertolongan Allah Berkat do’a, dukungan & bantuan Anda skripsi ini bisa selesai

commit to user

Ihda Nuria Afidah. THE INFLUENCE OF APPLICATION

SOCRATIC CIRCLES METHOD WITH IMAGES MEDIA TOWARD

STUDENT’S CREATIVE THINKING SKILL. Thesis, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty. Sebelas Maret University. July 2012.

This research aims to ascertain whether or not the application Socratic Circles method with images media affects the student’s creative thinking skill.

This research is considered quasi-experiment research. The research was designed using Posttest-Only Control Group Design by applying Socratic Circles method with images media in experimental group and lectures methods, discussions, and presentations in control group. The population of this research were all strudents in X grade of SMA Negeri 2 Boyolali in academic year 2011/ 2012. The sample of this research was established by Cluster Random Sampling, in order to obtain class X-3 as experimental group and class X-2 as control group. The data was collected by using tests, documentation and observation form. The hypothesis was analized by using t-test.

The conclusion of this research is that the application of Socratic Circles method with images media affects the student’s creative thinking skill.

Key words: Socratic Circles method, Images Media, Creative Thinking Skill.

commit to user

Ihda Nuria Afidah. PENGARUH PENERAPAN METODE

SOCRATIC CIRCLES DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret. Juli 2012.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh penerapan metode Socratic Circles disertai media gambar terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa.

Penelitian ini termasuk dalam penelitian eksperimen semu. Rancangan penelitian ini menggunakan Posttest-Only Control Group Design dengan menerapkan metode Socratic Circles disertai media gambar pada kelompok eksperimen dan metode ceramah, diskusi, dan presentasi pada kelompok kontrol. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 2 Boyolali tahun pelajaran 2011/2012. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Cluster Random Sampling, sehingga diperoleh kelas X-3 sebagai kelompok eksperimen dan X-2 sebagai kelompok kontrol. Teknik pengumpulan data menggunakan tes, dokumentasi, dan observasi. Uji hipotesis menggunakan uji-t.

Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa penerapan metode Socratic Circles disertai media gambar berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa.

Kata kunci: Metode Socratic Circles, media gambar, kemampuan berpikir kreatif.

commit to user

Assalaamu’alaikum Wr.Wb. Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan

kehadirat Allah S.W.T yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ”PENGARUH PENERAPAN METODE SOCRATIC CIRCLES

DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRATIF SISWA”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam mendapatkan gelar sarjana pada program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Pendidikan dan Keguruan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Selama pembuatan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberi ijin dan kesempatan dalam penyusunan skripsi.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Bapak Drs. Slamet Santosa, M.Si. selaku Pembimbing I yang selalu memberikan wejangan, bimbingan dan motivasi dalam menyelesaikan penyusunan skripsi.

5. Ibu Meti Indrowati, S.Si., M.Si. selaku Pembimbing II yang selalu memberikan bimbingan dan motivasi dalam menyelesaikan penyusunan skripsi.

6. Bapak Drs. Sarono selaku Kepala SMA Negeri 2 Boyolali yang telah memberi ijin dalam penelitian.

7. Ibu Endang Tri Sarwasih selaku guru mata pelajaran Biologi Kelas X yang telah memberi bimbingan dan bantuan selama penelitian.

8. Para siswa SMA Negeri 2 Boyolali yang telah bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini, khususnya untuk Kelas X-2 dan X-3.

9. Berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak mungkin disebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna karena keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semuanya.

Wassalaamu’alaikum Wr.Wb.

Surakarta, Juli 2012

Penulis

commit to user

Halaman

Tabel 2.1 Tahapan Socratic Circles ............................................................... 15 Tabel 2.2 Ciri-ciri Berpikir Kreatif Menurut Hawadi, dkk (2001) .................. 27 Tabel 2.3 Ciri-ciri Berpikir Kreatif Menurut Munandar (2009) ...................... 28 Tabel 3.1 Rancangan penelitian Posstest-Only Control Group Design

Menurut Darmadi (2011) ............................................................... 37

Tabel 3.2 Uji Normalitas Data Dokumen Ulangan Semester Gasal ................ 41 Tabel 3.3 Uji Homogenitas Data Dokumen Ulangan Semester Gasal ............. 42 Tabel 3.4 Uji ANOVA Data Dokumen Ulangan Semester Gasal ................... 42 Tabel 3.5 Uji Lanjut Metode Scheffe Data Dokumen Ulangan Semester

Gasal ............................................................................................. 43

Tabel 3.6 Rekapitulasi Uji Validitas Hasil Uji Coba Soal Tes Kemampuan

Berpikir Kreatif ............................................................................. 49

Tabel 3.7 Kisi-kisi Soal Tes Kemampuan Berpikir Kreatif ............................ 50 Tabel 3.8 Skala Penilaian Reliabilitas Butir Soal atau Item ............................ 51 Tabel 3.9 Uji Reliabilitas Hasil Uji Coba Soal Tes Kemampuan Berpikir

Kreatif ........................................................................................... 51

Tabel 4.1 Distribusi dan Deskripsi Data Kemampuan Berpikir Kreatif .......... 59 Tabel 4.2 Uji Normalitas Data Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif

Siswa ............................................................................................. 63

Tabel 4.3 Uji Homogenitas Data Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif

Siswa ............................................................................................. 64

Tabel 4.4 Uji-t Data Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa ............... 66

commit to user

Halaman

Gambar 2.1 Posisi Duduk Siswa dalam Socratic Circles ................................. 17 Gambar 2.2 Kerucut Pengalaman Edgare Dale................................................ 22 Gambar 2.3 Kerangka Berpikir ....................................................................... 34 Gambar 3.1 Rincian Waktu Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Penerapan

Metode Socratic Circles Disertai Media Gambar ......................... 36

Gambar 3.2 Paradigma Penelitian ................................................................... 39 Gambar 3.3 Prosedur Penelitian ...................................................................... 55 Gambar 4.1 Perbandingan Distribusi Kemampuan Berpikir Kreatif

Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen............................ 60

Gambar 4.2 Perbandingan Rata-rata Nilai Kemampuan Berpikir Kreatif

Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen............................ 61

Gambar 4.3 Perbandingan Rata-rata Nilai Kemampuan Berpikir Kreatif

setiap Aspek ................................................................................ 62

commit to user

LAMPIRAN 1. INSTRUMEN PENELITIAN

a. Perangkat Pembelajaran Kelas Kontrol Halaman

1) Silabus Kelas Kontrol ........................................................................ 87

2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ............................ 90

3) Lembar Observasi Ranah Psikomotor Kelas Kontrol ........................ 116

4) Rubrik Penilaian Lembar Observasi Ranah Psikomotor Kelas

Kontrol .............................................................................................. 117

5) Lembar Observasi Ranah Afektif Kelas Kontrol ................................ 119

6) Rubrik Penilaian Lembar Observasi Ranah Afektif Kelas Kontrol ..... 120

7) Lembar Kerja Siswa Kelas Kontrol ................................................... 121

8) Lembar Observasi Keterlaksanaan Metode Kelas Kontrol ................. 127

b. Perangkat Pembelajaran Kelas Eksperimen

1) Silabus Kelas Eksperimen ............................................................... 132

2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen .................. 136

3) Lembar Observasi Ranah Psikomotor Kelas Eksperimen ................ 166

4) Rubrik Penilaian Lembar Observasi Ranah Psikomotor Kelas

Eksperimen ..................................................................................... 167

5) Lembar Observasi Ranah Afektif Kelas Eksperimen ...................... 169

6) Rubrik Penilaian Lembar Observasi Ranah Afektif Kelas

Eksperimen ..................................................................................... 170

7) Lembar Kerja Siswa Kelas Eksperimen ........................................... 171

8) Petunjuk Persiapan Seminar Socratic Circles .................................. 177

9) Artikel-artikel tentang Perubahan dan Pencemaran Lingkungan

karena Aktivitas Manusia ................................................................ 178

10) Lembar Observasi Kinerja Patner .................................................... 190

11) Lembar Observasi Keterlaksanaan Metode Kelas Eksperimen ......... 191

c. Tes Kemampuan Berpikir Kreatif

1) Kisi-kisi Soal Tes Uji Coba Kemampuan Berpikir Kreatif............... 198

2) Soal Tes Uji Coba Kemampuan Berpikir Kreatif ............................. 199

commit to user

4) Kisi-kisi Soal Tes Kemampuan Berpikir Kreatif.............................. 214

5) Soal Tes Kemampuan Berpikir Kreatif ............................................ 215

6) Rubrik Penilaian Soal Tes Kemampuan Berpikir Kreatif ................. 218 LAMPIRAN 2. DATA HASIL PENELITIAN

a. Data Hasil Uji Coba Soal Tes Kemampuan Berpikir Kreatif .................. 223

b. Data Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa pada Kelas Kontrol .................................................................................................. 226

c. Data Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa pada Kelas Eksperimen ............................................................................................ 227

d. Deskripsi dan Distribusi Data Nilai Kemampuan Berpikir Kreatif .......... 228

e. Data Hasil Observasi Ranah Psikomotor Siswa Pada Kelas Kontrol ....... 231

f. Data Hasil Observasi Ranah Psikomotor Siswa Pada Kelas Eksperimen ............................................................................................ 232

g. Data Hasil Observasi Ranah Afektif Siswa Pada Kelas Kontrol ............. 233

h. Data Hasil Observasi Ranah Afektif Siswa Pada Kelas Eksperimen ....... 234 LAMPIRAN 3. HASIL ANALISIS DATA

a. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Soal Tes Kemampuan Berpikir Kreatif ..... 235

b. Uji Normalitas Data Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa ....... 236

c. Uji Homogenitas Data Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa .... 237

d. Uji Hipotesis Penelititan ........................................................................ 238

e. Output Hasil Perhitungan SPSS (Uji Prasyarat dan Uji Hipotesis) .......... 239 LAMPIRAN 4. DOKUMENTASI PENELITIAN

a. Daftar Nilai Peserta Didik Ulangan Semester Gasal Tahun Ajaran 2011/2012 Kelas X-1 ....................................................... 242

b. Daftar Nilai Peserta Didik Ulangan Semester Gasal Tahun Ajaran 2011/2012 Kelas X-2 ....................................................... 243

c. Daftar Nilai Peserta Didik Ulangan Semester Gasal Tahun Ajaran 2011/2012 Kelas X-3 ....................................................... 244

d. Daftar Nilai Peserta Didik Ulangan Semester Gasal Tahun Ajaran 2011/2012 Kelas X-4 ....................................................... 245

commit to user

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan yang penting bagi manusia, dengan menempuh pendidikan yang baik, manusia dapat menjadi mandiri karena dapat memperoleh solusi bagi setiap masalah yang ditemuinya dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan dapat mengembangkan potensi manusia untuk menjadi lebih baik. Mengenai pentingnya pendidikan bagi manusia, Thrilling and Hood (1999) serta Nursito (2000) menyatakan hal yang hampir sama bahwa pada abad ke-21 diperlukan sumber daya manusia dengan kualitas tinggi yang memiliki keahlian, mampu bekerja sama, berpikir tingkat tinggi, kreatif, terampil, memahami berbagai budaya, mampu berkomunikasi dan mampu belajar sepanjang hayat (life-long learning).

Lingkup bahasan lain yang lebih khusus mengenai pembentukan karakter bangsa, Liliasari (2011) mengungkapkan bahwa pembentukan karakter peserta didik yang kuat dan kokoh merupakan hal penting untuk menghadapi tantangan dan rintangan hidup di masa yang akan datang. Pernyataan Liliasari tersebut mengandung penegasan mengenai pentingnya pendidikan dari sisi yang lain, yaitu pendidikan sebagai suatu upaya untuk membentuk karakter sumber daya manusia Indonesia yang kuat dan kokoh.

Pendidikan baik pada jenjang dasar, menengah, atau tinggi, akan selalu melibatkan proses berpikir. Proses berpikir ditentukan oleh banyak hal, salah satunya adalah kemampuan berpikir manusia. Berkenaan dengan kemampuan berpikir ini, ada sudut pandang yang menarik dari sisi sumber daya manusia Indonesia. Arnyana (2006) menjelaskan bahwa lulusan sekolah sampai perguruan tinggi, di samping memiliki kemampuan vokasional (vocasional skills), juga harus memiliki kecakapan berpikir (thinking skills) sehingga Bangsa Indonesia tidak menjadi bangsa buruh.

Berpikir merupakan proses kognitif untuk memperoleh pengetahuan. Kemampuan berpikir manusia berdasarkan prosesnya dapat digolongkan menjadi

commit to user

atau kemampuan berpikir tingkat tinggi (Liliasari, 2011). Proses kemampuan berpikir tingkat tinggi diantaranya meliputi kemampuan berpikir kritis (tajam dalam menganalisis) dan kreatif (bersifat daya cipta). Kemampuan berpikir baik kemampuan berpikir kritis maupun berpikir kreatif merupakan hal penting dan sangat diperlukan peserta didik untuk menghadapi persoalan hidup di masa yang akan datang. Berpikir kreatif di bidang pendidikan nantinya akan membantu siswa dalam memecahkan suatu masalah yang dihadapi dalam proses belajar. Kemampuan berpikir kreatif pada siswa menjadi hal yang sangat penting, karena pada umumnya masalah nyata di dunia saat ini tidak sederhana dan konvergen. Rendahnya kemampuan berpikir kreatif juga dapat berimplikasi pada rendahnya prestasi peserta didik.

Kemampuan berpikir kreatif mempunyai beberapa aspek, yaitu: fluency, flexibility, originality, dan elaboration Munandar (2009). Fluency atau kemampuan berpikir lancar ditandai dengan perilaku siswa yang mampu mengajukan berbagai macam pertanyaan, mampu menjawab dengan sejumlah jawaban bila ada pertanyaan, mempunyai banyak gagasan mengenai suatu masalah dan lancar mengungkapkan gagasannya. Flexibility atau kemampuan berpikir luwes ditandai dengan perilaku siswa yang mampu memberikan berbagai macam penafsiran suatu gambar atau masalah, memberikan pertimbangan terhadap situasi yang berbeda dari yang diberikan orang lain, mampu memikirkan berbagai macam cara yang berbeda untuk menyelesaikan suatu masalah. Originality atau kemampuan berpikir orisinal ditandai dengan perilaku siswa yang mampu mengungkapkan gagasan baru yang orisinil dan suka memberikan jawaban yang lain dari yang lain (jawaban yang jarang diberikan kebanyakan orang). Elaboration atau kemampuan berpikir terperinci ditandai dengan perilaku siswa yang mampu mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban atau pemecahan masalah dengan melakukan langkah-langkah terperinci, mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain (Hawadi, dkk, 2001).

Penelitian Suparman (2005) tentang berpikir kreatif pada siswa SMP dan mendapatkan hasil yang menunjukkan bahwa keterampilan berpikir kreatif siswa

commit to user

kemampuan berpikir kreatif pada kelas eksperimen berada pada kategori rendah. Yuliana (2008) hasil penelitiannya menyatakan bahwa keterampilan berpikir kreatif siswa dalam diskusi pada konsep pencemaran lingkungan berada pada kategori sangat rendah.

Akhyar (2008) melakukan wawancara terhadap guru yang hasilnya menunjukkan bahwa siswa kurang terampil dalam mengajukan hipotesis dan menarik kesimpulan karena jarang mengajukan pertanyaan atau mengutarakan pendapatnya pada sesi diskusi kelas. Penulis juga telah melakukan observasi langsung yang dilakukan di kelas X SMA Negeri 2 Boyolali, hasil observasi menunjukkan masih sangat sedikit siswa yang mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan dari guru atau menanggapi jawaban teman selama kegiatan belajar mengajar (KBM). Hal tersebut menunjukkan bahwa keterampilan berpikir kreatif siswa masih perlu ditingkatkan.

Rendah atau tingginya keterampilan berpikir kreatif siswa disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya adalah sistem pendidikan. Sugiarto (2011) menjelaskan bahwa sistem pendidikan yang baik adalah sistem pendidikan yang tetap memberikan ruang bagi pengembangan kreativitas anak-anak. Proses pendidikan seharusnya tidak sekedar menuntut anak memberikan satu-satunya jawaban yang benar menurut guru atau buku, tapi juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengutarakan serangkaian alternatif jawaban yang juga benar. Harsanto (2005) berpendapat sejauh ini para pendidik lebih tertarik dalam upaya mengembangkan dan menguji daya ingat anak didiknya, dari pada mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik.

Sistem pendidikan akhir-akhir ini (dalam hal ini strategi pengajaran) juga mulai berkembang. Pendidik yang dulu merupakan pusat pembelajaran (teacher center ), kini bergeser menjadi peserta didik sebagai pusat pembelajaran (student center ). Peran pendidik sebagai pusat informasi perlahan berkembang menjadi fasilitator, mediator, dan teman yang memberikan kondisi yang kondusif untuk terjadinya konstruksi pengetahuan. Perubahan sistem pendidikan dari student center ke teacher center dikarenakan selama proses pembelajaran masih jarang

commit to user

pembelajaran di sekolah akan terfokus pada guru sebagai penyampai informasi kepada siswa, atau proses pembelajaran masih berpusat kepada guru, sehingga kurang mendukung perkembangan kemampuan siswa.

Peserta didik pada dasarnya kreatif dan potensi tersebut harus dikembangkan sepenuhnya melalui proses belajar mengajar (Sugiarto, 2011; Nursito, 2000). Perkembangan optimal kemampuan berpikir kreatif peserta didik dalam lingkungan pembelajaran berhubungan erat dengan cara guru mengajar, sehingga metode pembelajaran merupakan hal yang sangat berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa. Metode pembelajaran yang baik akan dapat meningkatkan minat belajar siswa. Arnyana (2006) mengemukakan bahwa siswa yang belajar dengan strategi-strategi pembelajaran inovatif menunjukkan kemampuan berpikir kreatif berada pada kategori baik.

Melihat hasil penelitian sebagaimana pada paragraf di atas, penulis menganggap salah satu alternatif solusi untuk menangani rendahnya kemampuan berpikir kreatif siswa adalah dengan menerapkan strategi atau metode pembelajaran inovatif yang akan memberikan ruang kepada peserta didik untuk bisa menemukan, membangun konsep sendiri, dan meningkatkan kemampuan berpikirnya. Salah satu metode pembelajaran inovatif tersebut adalah Socratic Circles .

Socratic Circles disebut juga dengan Socratic Seminar yang dapat didefinisikan sebagai suatu metode pengajaran dengan menggunakan deretan pertanyaan (pertanyaan yang dapat mendorong siswa berpikir analitis dan kritis), dari serangkaian pertanyaan itu diharapkan peserta didik mampu menemukan jawabannya, atas dasar kecerdasan dan kemampuannya sendiri. Socratic Circles dalam proses pembelajaran dilaksanakan dengan cara dialog atau seminar (Copeland, 2005) dan mempunyai karakteristik, yaitu: adanya teks yang dipertimbangkan, pertanyaan yang muncul, pemimpin serta peserta seminar (Swanson, 2011). Metode Socratic Circles tidak sepenuhnya bergantung pada bahan kasus (teks), penggunaan teks hanya sebagai sarana menggambarkan permasalahan untuk membimbing pertanyaan awal (Peterson, 2009a). Swanson

commit to user

filsuf Yunani) untuk memperoleh suatu jawaban kebenaran dari siswa-siswanya, karena Socrates memiliki keyakinan bahwa membantu siswa untuk berpikir lebih penting daripada mengisi pikiran mereka dengan fakta, dan penggunaan pertanyaan-jawaban menjadi kekuatan pendorong untuk belajar bagi peserta didik.

Socratic Circles merupakan sarana yang baik untuk mengembangkan berbagai keterampilan akademik. Socratic Circles dapat membangun keterampilan di bidang membaca, mendengarkan, refleksi, berpikir kritis, partisipasi peserta didik (berbicara), mengajarkan rasa hormat pada teman karena ide yang beragam, memperdalam pengetahuan siswa dan mendorong peserta didik berpikir divergen (Kenner, 2009). Socratic Circles menjadi sarana yang baik untuk mengembangkan berbagai keterampilan akademik karena metode Socratic Circles aktif melibatkan siswa dalam proses pembelajaran (Peterson, 2009a) atau pembelajaran yang berpusat pada siswa, dimana guru hanya bertindak menjaga jalannya proses pembelajaran. Copeland (2005) menjelaskan bahwa proses penyelidikan bersama dalam Socratic Circles akan membantu siswa mengembangkan kebiasaan berpikir dan analisis yang mengarah pada peningkatan kemampuan berpikir siswa.

Metode Socratic Circles dapat diterapkan diberbagai macam siswa yang mewakili kemampuan tinggi dan rendah, dan berbagai latar belakang ras, budaya, dan sosial ekonomi (Copeland, 2005). Berdasarkan hasil penelitian Noviasari (2011) penerapan metode Socratic berpengaruh lebih baik terhadap kemampuan berpikir kritis siswa di kelas eksperimen. Kemampuan berpikir kritis dan berpikir kreatif akan saling menunjang satu dengan yang lainnya dalam upaya menyelesesaikan suatu masalah. Ong and Borich (2006) mengemukakan bahwa banyak bagian-bagian keterampilan penting untuk berpikir kritis yang penting untuk berpikir kreatif. (Suryadi, 2005) menambahkan bahwa ketika seseorang menghadapi suatu masalah haruslah dihadapi secara kritis dan mencoba mencari solusi secara kreatif sehingga diperoleh solusi yang terbaik, dengan demikian kemampuan berpikir kreatif dapat dikembangkan pada lingkungan yang sama seperti mengembangkan kemampuan berpikir kritis.

commit to user

pendidikan membutuhkan media sebagai alat bantu. Media pembelajaran diperlukan oleh guru agar pembelajaran berjalan efektif dan efisien (Sutjiono, 2005). Mengingat pada materi pokok bahasan pengaruh aktivitas manusia terhadap perubahan dan pencemaran lingkungan, permasalahan pada materi tersebut tidak dapat dibawa ke kelas sehingga guru memerlukan media yang tepat untuk memberikan gambaran yang nyata kepada siswa mengenai permasalahan yang akan dibahas. Pemilihan media gambar pada materi pokok bahasan pengaruh aktivitas manusia terhadap perubahan dan pencemaran lingkungan ini dimaksudkan untuk lebih mendekatkan siswa pada permasalahan yang ada di sekitar mereka. Sadiman, dkk (2009) memaparkan beberapa kelebihan dari media gambar diantaranya sifatnya konkret atau lebih realistis dalam menunjukkan pokok masalah, dapat mengatasi batasan ruang dan waktu dan dapat memperjelas suatu masalah.

Berdasarkan latar belakang rendahnya kemampuan berpikir kreatif serta beberapa kelebihan yang ada pada Socratic Circles dan gambar sebagai media pembelajaran, maka penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian dengan judul: PENGARUH PENERAPAN METODE SOCRATIC CIRCLES

DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah disusun sebuah rumusan masalah yaitu apakah penerapan metode Socratic Circles disertai media gambar berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh penerapan metode Socratic Circles disertai media gambar terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa.

commit to user

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, diantaranya:

1. Manfaat Teoritis

Memperkuat teori yang sudah ada dalam dunia pendidikan mengenai penggunaan metode Socratic Circles. Selain itu penelitian ini dapat memberikan sumbangan kepada dunia pendidikan dalam pembelajaran biologi terutama dalam hal penerapan metode pembelajaran yang inovatif.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peserta didik, memberikan suatu pengalaman belajar yang baru untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan memberikan suasana pembelajaran yang variatif sehingga pembelajaran biologi menjadi lebih menarik atau tidak monoton dan tidak membosankan.

b. Bagi guru, memberikan referensi bagi guru biologi untuk memperoleh gambaran penggunaan metode pembelajaran yang dapat diterapkan pada pokok bahasan pengaruh aktivitas manusia terhadap perubahan dan pencemaran lingkungan, serta menambah pengetahuan tentang pelaksanaan metode pembelajaran Socratic Circles dan memberikan sumbangan pemikiran bagi guru dalam penggunaan media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar yang dapat membangkitkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran biologi.

c. Bagi Institusi, memberikan masukan dalam upaya mengembangkan proses pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa sehingga dapat meningkatkan sumber daya pendidikan dan mencetak generasi dengan pemikiran-pemikiran kreatif.

commit to user

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan

1. Kajian Teori

a. Socratic Circles

1) Memahami Socratic Circles

Socratic Circles atau metode Socratic disebut juga dengan Socratic Seminar (dialog Socratic atau diskusi Socratic) yang dapat didefinisikan sebagai eksplorasi percakapan intelektual yang berpusat pada teks, dengan teks tersebut siswa akan dilatih membaca kritis dan menganalisisnya dengan tujuan mereka mencapai pemahaman yang lebih besar (Copeland, 2005). Teks yang digunakan dalam Socratic Circles ini adalah teks yang dapat menimbulkan serangkaian pertanyaan (Paraskevas and Wickens, 2003). Peterson (2009b) mendefinikan metode Socratic sebagai suatu bentuk disiplin pertanyaan yang dapat digunakan mendorong pemikiran abstrak untuk berbagai tujuan, berpikir analitis dan kritis. Paraskevas and Wickens (2003) menyatakan bahwa metode Socratic dalam pendidikan melibatkan penggunaan pertanyaan sistematis, berpikir induktif dan perumusan definisi umum. Berdasarkan penjelasan para tokoh tersebut dapat diketahui Socratic Circles menggunakan teks dengan ketentuan tertentu sebagai media pemicu timbulnya serangkaian pertanyaan (ketentuan-ketentuan teks tersebut akan dijelaskan pada sub-bab karakteristik Socratic Circles). Socratic Circles berguna untuk mendorong siswa berpikir mandiri dalam proses pembelajaran. Metode Socratic diajarkan dengan cara bertanya jawab untuk membimbing dan memperdalam pemahaman siswa.

Penerapan serangkaian pedoman pertanyaan kepada siswa, akan membuat siswa berpikir sendiri. Belajar dari kesalahan dan memberikan alat yang akan diperlukan untuk menilai situasi yang mereka hadapi di kehidupan (Peterson, 2009a). Pertanyaan digunakan untuk membantu

commit to user

Metode Socratic tidak memaksa siswa untuk menghasilkan jawaban yang benar, namun akan meningkatkan apresiasi siswa dalam membaca sehingga siswa mau membaca lebih lanjut (Styslinger and Pollock, 2010). Penggunaan pertanyaan-pertanyaan dalam metode Socratic adalah untuk mencegah penerimaan pasif dan menghafal fakta atau konsep serta menantang siswa berpikir secara mandiri (Peterson, 2009a). Penerapan metode Socratic menekankan penggunaan pertanyaan- pertanyaan dalam bentuk dialog pemikiran sebagai usaha mengungkapkan suatu objek pembahasan.

Socratic Circles merupakan pembelajaran yang berpusat pada siswa, dimana guru bertugas untuk menjaga jalannya diskusi (Copeland, 2005). Proses pembelajaran aktif memiliki potensi untuk memberikan manfaat pendidikan lebih daripada mereka yang melakukan proses pembelajaran secara tradisional (pendekatan pasif) (Peterson, 2009a). Metode Socratic secara aktif melibatkan siswa dalam proses pembelajaran dengan memanfaatkan pedoman pertanyaan untuk menyalurkan proses berpikir siswa.

Metode Socratic pertama kali diterapkan oleh Socrates (seorang ahli filsafat dari Yunani) untuk mengajar siswa-siswanya di kelas filsafat. Socrates mengajar dengan mengajukan pertanyaan (Paraskevas and Wickens, 2003). Menurut Socrates membantu siswa untuk berpikir lebih penting daripada mengisi pikiran mereka dengan fakta. Penggunaan pertanyaan-pertanyaan akan menjadi kekuatan pendorong bagi siswa untuk belajar secara mandiri (Kenner, 2009; Styslinger and Pollock, 2010).

2) Karakteristik Socratic Circles

Socratic Circles atau Socratic Seminar dalam proses pembelajarannya akan mendorong siswa belajar aktif, karena sebagai peserta seminar mereka akan mengekplorasi dan mengevaluasi ide-ide, masalah dan nilai-nilai dalam suatu teks tertentu. Sebuah seminar yang

commit to user

dipertimbangkan, pertanyaan yang muncul, pemimpin seminar dan peserta seminar (Swanson, 2011). Komponen-komponen khas Socratic Circles ini menjadi karakteristik dan menjadikan Socratic Circles berbeda dengan metode-metode yang lain.

Komponen pertama dalam metode Socratic Circles adalah teks, akan tetapi tidak semua teks dapat digunakan dalam proses pembelajaran Socratic Circles . Teks yang dapat digunakan adalah teks yang dapat memperkaya siswa dengan ide (Copeland, 2005), masalah dan nilai-nilai untuk merangsang terjadinya dialog (Swanson, 2011). Metode Socratic Circles tidak sepenuhnya bergantung pada bahan kasus (teks), penggunaan teks hanya sebagai sarana menggambarkan permasalahan untuk membimbing pertanyaan awal (Peterson, 2009a). Swanson (2011) berpendapat bahwa sebuah teks yang baik akan menimbulkan pertanyaan penting dalam benak para peserta. Copeland (2005) mengatakan hendaknya teks tersebut relevan dengan apa yang sedang dipelajari dan bermakna bagi kehidupan siswa. Menurut Paraskevas and Wickens (2003) teks yang kaya akan ide dapat digunakan dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan keaktifan siswa, emosional siswa dapat dikaitkan dengan kegiatan dari pengalaman siswa. Bahan teks dapat diambil dari sastra, sejarah, ilmu pengetahuan, matematika, filsafat, atau kasus peristiwa (Copeland, 2005).

Komponen kedua dalam metode Socratic Circles adalah pertanyaan. Pertanyaan dalam proses pembelajaran Socratic Circles merupakan hal yang sangat mendominasi. Metode Socratic Circles dimulai dengan mengajukan pertanyaan awal kemudian dilanjutkan dengan mengajukan pertanyaan lebih lanjut dalam menanggapi jawaban siswa (Peterson, 2009a). Pertanyaan pembuka yang baik mengarahkan peserta didik kembali ke teks sebagai media berspekulasi. Pertanyaan pembuka yang baik dapat digunakan untuk mengevaluasi, mendefinisikan dan memperjelas isu yang terlibat. Tanggapan terhadap

commit to user

mengarah ke respon baru (Swanson, 2011). Penggunaan pertanyaan dalam metode Socratic mengharuskan siswa untuk mengenali batas-batas pengetahuan mereka sehingga meningkatkan motivasi belajar (Paraskevas and Wickens, 2003). Pertanyaan pada metode Socratic tidak akan mencapai kebenaran mutlak, karena kemungkinan adanya perbedaan jawaban pertanyaan pada masa kini dan akan datang (Paraskevas and Wickens, 2003).

Penggunaan serangkaian pertanyaan dalam metode Socratic membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami bacaan. Hasil penelitian tim National Reading Panel menunjukkan bahwa proses tanya-jawab dapat meningkatkan pemahaman. Cara mengatasi gangguan memahami bacaan yaitu dengan mengembangkan proses tanya-jawab melalui metode Socratic Circles (Frankenfield, 2009). Pertanyaan- pertanyaan dalam metode Socratic Circles dirancang untuk menyalurkan proses berpikir peserta didik (Paraskevas and Wickens, 2003).

Komponen ketiga dalam metode Socratic Circles adalah pemimpin seminar. Peran sebagai pemimpin seminar Socratic dapat dilakukan oleh guru maupun siswa. Menurut Swanson (2009) pemimpin dalam seminar Socratic memainkan peran ganda, yaitu sebagai pemimpin dan peserta. Tugas sebagai pemimpin seminar adalah mengarahkan eksplorasi pada ide-ide dalam teks. Tugas pemimpin sebagai peserta seminar adalah terlibat secara aktif dalam proses eksplorasi teks. Komponen keempat dalam metode Socratic Circles adalah peserta seminar. Tugas peserta seminar selain terlibat aktif dalam proses eksplorasi teks adalah berbagi tanggung jawab dengan pemimpin seminar dalam menjaga kualitas seminar.

3) Manfaat dari Socratic Circles

Socratic Circles dilihat dari prosesnya kaya akan manfaat, jika metode ini diterapkan dengan benar. Socratic Circles selain membantu siswa memahami masalah yang komplek juga dapat membantu siswa

commit to user

2005; Kenner, 2009). Keterampilan akademik meliputi keterampilan membaca, menulis, berbicara, mendengar, berpikir kritis, merefleksi, dan mendorong berpikir divergen. Keterampilan sosial meliputi team building skills, conflik resolution, dan community-building skills (Copeland, 2005; Seitz, 2005, Frankenfield, 2009; Kenner, 2009). Menurut Peterson (2009a) metode Socratic akan menumbuhkan rasa ingin tahu siswa dan memfasilitasi siswa untuk belajar aktif. Siswa memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang teori. Manfaat yang lain yaitu membantu siswa menemukan hubungan teori inovatif untuk mendirikan metode dan penggunaan pertanyaan yang tepat. Siswa mampu menghubungkan kejadian masa lalu untuk situasi saat ini atau masa yang akan datang.

Berpikir kritis merupakan salah satu keterampilan akademik yang dapat dikembangkan melalui metode Socratic Circles. Metode Socratic merupakan sarana yang baik untuk berlatih mengembangkan proses analisis dan berpikir kritis dengan individu terlibat secara aktif (Peterson, 2009b; Copeland, 2005). Keterampilan berpikir kritis dikembangkan melalui proses merevisi dan memperbaiki ide-ide untuk pemahaman siswa dan memahami rekan-rekan mereka (Copeland, 2005). Berpikir kritis dan belajar itu sendiri adalah proses yang berkelanjutan bukan koleksi dari produk pembelajaran (Copeland, 2005).

Keterampilan berbicara dan mendengar dapat dikembangan secara bersamaan dalam proses pembelajaran Socratic Circles, yang terlihat dalam bentuk diskusi atau dialog. Socratic Circles dapat meningkatkan kegiatan diskusi dalam kelas sehingga membantu siswa mendapat wawasan tidak hanya dari guru atau teks (Frankenfield, 2009). Kegiatan diskusi dalam Socratic Circles ini merangsang imajinasi dan kecerdasan dengan meningkatkan kreatif dan kekuatan ingin tahu siswa (Copeland, 2005). Menurut Copeland (2005) diskusi kelas yang benar atau dialog yang benar harus memberi kesempatan bagi siswa untuk

commit to user

informasi sebelum diterapkan untuk situasi baru. Menguji hipotesis mereka sendiri dan persepektif rekan-rekan mereka, sampai menemukan jawaban yang telah dibangun melalui pengalaman pribadi, berpikir kritis, retorika dan wacana.

Siswa bisa berbicara dalam kegiatan diskusi jika sebelumnya mereka memiliki pengetahuan awal tentang yang akan dibahas, disinilah keterampilan membaca dan menulis siswa ikut berperan. Guru memberikan teks kepada siswa sebelum kegiatan diskusi dengan tujuan membekali mereka pengetahuan awal agar diskusi dapat berjalan lancar. Styslinger and Pollock (2010) berpendapat dengan memahami teks siswa mampu berbicara di kelas. Pemahaman terhadap teks akan memberikan pengetahuan pada siswa. Pengetahuan atau pengalaman yang telah siswa miliki dapat digunakan untuk memecahkan masalah sederhana atau komplek atau masalah yang ditimbulkan oleh pertanyaan (Paraskevas and Wickens, 2003). Pemahaman siswa dari teks yang diberikan guru tidak harus dihafalkan, tetapi siswa dapat menuliskannya kemudian membacanya kembali saat diskusi.

Kegiatan mendengar dilakukan semua siswa baik yang di lingkaran luar maupun yang di lingkaran dalam. Metode Socratic Circles membuat siswa belajar bersabar mendengarkan pikiran-pikiran, perasaan- perasaan, ide-ide orang lain saat berada di lingkaran luar atau dalam. Mendengarkan berbagai teori atau pendapat orang lain siswa bisa menjadi peserta diskusi aktif (Copeland, 2005).

Kegiatan refleksi dilakukan siswa ketika mereka berada di lingkaran luar dalam kegiatan seminar Socratic. Kegiatan refleksi melatih siswa berpikir kritis, merefleksi ide-ide baru dan membantu meningkatkan kinerja siswa serta prestasi akademik (Copeland, 2005; Strong, 2011).

Perkembangan kreativitas siswa dapat dipengaruhi oleh lingkungan pembelajaran dari rekan belajar. Kreativitas merupakan

commit to user

kreatif bila terlibat dalam kelompok dan mendengarkan pemikiran orang lain. Siswa menggali lebih dalam pikiran dan perasaan mereka (Copeland, 2005).

Penerapan metode Socratic Circles membantu siswa membangun keterampilan sosial. Siswa mampu menerima pendapat dan ide-ide orang lain yang berbeda dari mereka, dengan belajar bagaimana cara untuk mendekati masalah melalui cara kolaborasi (Copeland, 2005; Kenner, 2009). Socratic Circles memfasilitasi siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis, keterbukaan pikiran dan kerja sama tim (Peterson, 2009a), sehingga metode Socratic memungkinkan siswa untuk menyingkirkan egosentrisme kognitif (Paraskevas and Wickens, 2003). Kegiatan menyelidikan bersama dalam memecahkan masalah atau membangun pengetahuan bersama ini dapat membantu mengembangkan keterampilan sosial siswa.

4) Tahapan Socratic Circles

Proses pembelajaran yang menerapkan metode Socratic Circles adalah pembelajaran dibangun dengan memberikan serangkaian pertanyaan yang tujuannya mengetahui sesuatu isi materi tertentu. Metode Socratic Circles memudahkan siswa mendapatkan pemahaman secara berangkai dari bentuk tanya jawab yang dilakukan. Bentuk- bentuk tahapan prosedural dalam melaksanakan tanya-jawab seperti yang dilakukan oleh Socrates dalam membelajarkan bahan dengan perilaku menirukan apa yang dilaksanakan oleh Socrates. Menurut Copeland (2005) dan Frankenfield (2009) metode Socratic Circles memiliki tujuh tahap dalam proses pembelajarannya. Tujuh tahapan prosedural dari metode Socratic Circles ditampilkan dalam Tabel 2.1.

commit to user

Tahap

Kegiatan Guru