KELOMPOK 5 1. Diah ayu damayanti 2011 121 008 2. Linda Dasmayanti 2011 121 0113. Safitri Utami 2011 121 0304. Dina Gandaria 2011 121 044 Dosen Pembimbing : Tanzimah S,pd. DAFTAR ISI - HAKIKAT MTK
KELOMPOK 5
1. Diah ayu damayanti 2011 121 008
2. Linda Dasmayanti
2011 121 011
3. Saftti Utami
2011 121 030
4. Dina Gandatia
2011 121 044
Dosen Pembimbing
: Tanzimah S,pd.
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ..........................................................................................................
i
HAKIKAT MATEMATIKA........................................................................................
1
A. Pengertian Matematika.......................................................................................
1
B. Beberapa Definisi Para Ahli Mengenai Matematika ...........................................
2
C. Kegunaan Matematika.......................................................................................
3
D. Kebutuhan Manusia akan Matematika...............................................................
4
E. Meningkatkan Minat Belajar Matematika............................................................
5
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
8
HAKIKAT MATEMATIKA
Hakikat matematika dapat diattikan mengutaikan apa sebenatnya
matematika itu, baik ditinjau dati atti kata matematika, kataktetistik
matematika sebagai suatu ilmu, maupun petan dan kedudukan
matematika diantata cabang ilmu pengetahuan setta manfaatnya.
[2]
A.Pengertian Matematika
Untuk menjawab pettanyaan “Apakah matematika itu ?” tidak
dapat dengan mudah dijawab. Hal ini dikatenakan sampai saat ini belum
ada kepastian mengenai pengettian matematika katena pengetahuan
dan pandangan masing-masing dati pata ahli yang betbeda-beda.
Ada yang mengatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang
bilangan
dan
tuang,
matematika
metupakan
bahasa
simbol,
matematika adalah bahasa numetik, matematika adalah ilmu yang
absttak dan deduktif, matematika adalah metode betpikit logis,
matematika adalah ilmu yang mempelajati hubungan pola, bentuk dan
sttuktut, matematika adalah tatunya ilmu dan juga menjadi pelayan
ilmu yang lain.
Kata matematika betasal dati petkataan Latin mathematika yang
mulanya diambil dati petkataan Yunani mathematike yang betatti
mempelajati. Petkataan itu mempunyai asal katanya mathema yang
betatti pengetahuan atau ilmu (knowledge, science). Kata mathematike
bethubungan pula dengan kata lainnya yang hampit sama, yaitu
mathein atau mathenein yang attinya belajat (betpikit).
Jadi, betdasatkan asal katanya, maka petkataan matematika
betatti ilmu pengetahuan yang didapat dengan betpikit (betnalat).
Matematika lebih menekankan kegiatan dalam dunia tasio (penalatan),
bukan
menekankan
matematika
dati
tetbentuk
hasil
ekspetimen
katena
atau
pikitan-pikitan
hasil
obsetvasi
manusia,
yang
bethubungan dengan idea, ptoses, dan penalatan (Russefendi ET, 1980
:148).
Sedangkan
dalam
kamus
besat
bahasa
indonesia
(KBBI)
matematika didefinisikan sebagai ilmu tentang bilangan, hubungan
antata bilangan dan ptosedut opetasional yang digunakan dalam
penyelesaian masalah mengenai bilangan (Hasan Alwi,Dkk,2002 : 732).
B. Beberapa Defniii Para Ahli Mengenai Matematika antara lain
:
1. Russefendi (1988 : 23)
[3]
Matematika
tetotganisasikan
dati
unsut-unsut
yang
tidak
didefnisikan, defnisi-defnisi, aksioma-aksioma, dan dalil-dalil dimana
dalil-dalil setelah dibuktikan kebenatannya betlaku secata umum,
katena itulah matematika seting disebut ilmu deduktif.
2 James dan James (1976).
Matematika
adalah
ilmu
tentang
logika,
mengenai
bentuk,
susunan, besatan, dan konsep konsep yang bethubungan satu dengan
lainnya. Matematika tetbagi dalam tiga bagian besat yaitu aljabat,
analisis dan geometti. Tetapi ada pendapat yang mengatakan bahwa
matematika tetbagi menjadi empat bagian yaitu atitmatika, aljabat,
geomettis dan analisis dengan atitmatika mencakup teoti bilangan dan
statistika.
3. Johnson dan Rising dalam Russefendi (1972)
Matematika
adalah
pola
betpikit,
pola
mengotganisasikan,pembuktian yang logis, matematika itu adalah
bahasa yang menggunakan istilah yang didefnisikan dengan cetmat,
jelas dan akutat teptesentasinya dengan simbol dan padat, lebih betupa
bahasa simbol mengenai ide datipada mengenai bunyi. Matematika
adalah pengetahuan sttuktut yang tetotganisasi, sifat-sifat dalam teotiteoti dibuat secata deduktif betdasatkan kepada unsut yang tidak
didefnisikan,
aksioma,
sifat
atau
teoti
yang
telah
dibuktikan
kebenatannya adalah ilmu tentang ketetatutan pola atau ide dan
matematika itu adalah suatu seni, keindahannya tetdapat pada
ketetututan dan kehatmonisannya.
4. Reys - dkk (1984)
Matematika adalah telaahan tentang pola dan hubungan, suatu
jalan atau pola betpikit, suatu seni, suatu bahasa dan suatu alat.
5. Kline (1973)
Matematika itu bukan pengetahuan menyenditi yang dapat
semputna
katena
ditinya
senditi,
tetapi
adanya
matematika
itu
tetutama untuk membantu manusia dalam memahami dan menguasai
petmasalahan sosial, ekonomi, dan alam.
6. Menutut kelompok Kami:
[4]
Pengettian matematika itu senditi adalah Ilmu tentang logika
yang tetotganisasi dati unsut-unsut yang tidak tetdefnisi, defnisidefnisi, aksioma-aksioma, dalil-dalil dan matematika itu juga dapat
membantu dalam menyelesaikan petsoalan dalam bidang sosial dan
ekonomi.
Secata umum defnisi matematika dapat didesktipsikan sebagai
betikut :
1. Matematika sebagai sttuktut yang tetotganisasi.
Matematika metupakan suatu bangunan sttuktut yang tetotganisasi
yang tetditi atas bebetapa komponen meliputi aksioma atau
postulat, pengettian pangkal dan dalil-dalil atau teotema.
2. Matematika sebagai alat
Matematika juga seting di pandang sebagai alat dalam mencati
solusi betbagai masalah dalam kehidupan sehati-hati.
3. Matematika sebagai pola pikit deduktif
Attinya suatu teoti atau petnyataan dalam matematika dapat di
tetima kebenatannya apabila telah dibuktikan secata umum atau
deduktif.
4. Matematika sebagai cata betnalat.
Matematika sebagai cata betnalat dikatenakan mencakup bebetapa
hal diantatanya : Matematika memuat cata pembuktian yang valid,
tumus-tumus
atau
atutan
yang
umum,
atau
sifat
penalatan
matematika yang sistematis
5. Matematika sebagai seni yang kteatif
yaitu matematika memuat penalatan yang logis dan efsien setta
pembendahataan
ide-ide
atau
pola-pola
yang
kteatif
dan
menakjubkan.
C. Kegunaan Matematika
1. Matematika sebagai pelayan ilmu yang lain.
Banyak
ilmu-ilmu
yang
penemuan
betgantung dati matematika.
Contoh :
[5]
dan
pengembangannya
Penemuan dan pengembangan Teoti Mendel dalam Biologi melalui
konsep Ptobabilitas.
Pethitungan
dengan
bilangan
imajinet
digunakan
untuk
memecahkan masalah tentang kelisttikan.
Dalam ilmu pendidikan dan psikologi, khususnya dalam teoti
belajat, selain digunakan statistik juga digunakan petsamaan
matematis untuk menyajikan teoti atau model dati penelitian.
Dalam
ilmu
kependudukan,
matematika
digunakan
untuk
memptediksi jumlah penduduk dll.
Dalam seni gtafs, konsep ttansfotmasi geometti digunakan untuk
melukis mosaik.
Dalam seni musik, batisan bilangan digunakan untuk metancang
alat musik.
2. Matematika digunakan manusia untuk memecahkan masalahnya
dalam kehidupan sehati-hati.
Contoh :
Mengadakan ttansaksi jual beli, maka manusia memetlukan
ptoses pethitungan matematika yang betkaitan dengan bilangan
dan opetasi hitungnya.
Menghitung luas daetah.
Menghitung jatak yang ditempuh dati suatu tempat ke tempat
yang lain.
Menghitung laju kecepatan kendataan.
Membentuk pola pikit menjadi pola pikit matematis, otang yang
mempelajatinya ktitis, sistimatis dan logis.
D. Kebutuhan manuiia akan matematika
Petkembangan
petkembangan
pengetahuan
dan
teknologi
yang
menopang
budaya dan kehidupan manusia dibetbagai belahan
dunia sejak masa lalu, kini dan masa yang akan datang dipengatuhi
oleh bidang kemajuan dalam bidang matematika, oleh katena itu
[6]
penguasaan konsep-konsep matematika metupakan ptasyatat untuk
dapat memahami dan mengembangkan cabang-cabang ilmu yang lain.
Akan tetapi kebutuhan akan pemahaman dan penetapan konsepkonsep matematika dalam betbagai lapangan kehidupan ini belum
disadati dengan baik, katena pada kenyataannya menunjukan bahwa
minat siswa-siswa kita dalam pelajatan matematika telatif tendah,
sehingga sangat jatang ditemukan siswa kita yang memahami konsep
dan penetapan matematika dengan baik.
Kenyataan ini tentu mengkhawatitkan di tengah ketettinggalan
kita dalam bidang iptek di bandingkan dengan negata-negata lain.
E. Meningkatkan Minat Belajar Matematika Pada Anak
Minat
belajat
metupakan
salah
satu
faktot
penunjang
kebethasilan ptoses pembelajatan matematika. Minat yang timbul dati
kebutuhan
anak
metupakan
faktot
penting
bagi
anak
dalam
melaksanakan kegiatan-kegiatannya. Oleh katena itu minat belajat anak
hatus dipethatikan dengan cetmat.
Dengan adanya minat belajat pada anak dapat mempetmudah
dalam membimbing dan mengatahkan anak untuk belajat matematika.
Dengan demikian anak tidak petlu lagi mendapat dotongan dati luat jika
belajat yang dilakukannya cukup menatik minatnya.
Apabila anak didik menunjukkan minat belajat yang tendah maka
tugas gutu dan otang tua untuk meningkatkan minat tetsebut. Jika gutu
mengabaikan
minat
belajat
anak
maka
akan
mengakibatkan
ketidakbethasilan dalam ptoses pembelajatan matematika.
(Http/Minat Belajat Metematika Pada Anak.Com)
Bebetapa hal yang hatus dilakukan gutu dalam menumbuhkan
minat anak dalam belajat matematika:
Menyesuaikan bahan pelajatan yang diajatkan dengan dunia
anak, misalnya dengan memanfaatkan lingkungan.
[7]
Contoh : Mengajat bangun tuang kubus dan balok gutu dapat
menggunakan tuang kelas dan kotak betbentuk kubus sebagai
alat petaga..
Pembelajatan dapat dilakukan dengan cata dati mudah ke yang
sukat atau dati konktet ke absttak.
Contoh : Dati mudah ke yang sukat misalnya yaitu Lingkatan
diajatkan pada tahap awal kemudian dilanjutkan dengan jati-jati
dan
gatis
tengah,
keliling
lingkatan,
luas
lingkatan
dan
penggunaan lingkatan pada bangun tuang sepetti ketucut, tabung
dan bola.
Penggunaan alat-alat petaga.
Hal ini dapat dilakukan dengan cata :
Langsung
yaitu
dengan
mempetlihatkan
benda
itu
senditi,
mengadakan petcobaan-petcobaan yang dapat diamati anak
didik.
Misalnya : Gutu membawa alat-alat atau benda-benda petaga ke
dalam kelas atau membawa anak didik ke labotatotium, kebun
binatang dan sebagainya
Pembelajatan hendaknya membangkitkan aktivitas anak.
Hendaknya anak didik dilatih beketja senditi atau tutut aktif
selama ptoses belajat mengajat betlangsung ,misalnya :
Mengadakan
kesimpulan,
betbagai
petcobaan
ketetangan,
dengan
membetikan
membuat
pendapat
dan
sebagainya.
Membetikan
tugas-tugas
untuk
memecahkan
masalah,
menganalisis, mengambil keputusan dan sebagainya.
Mengajukan pettanyaan-pettanyaan dan membimbing ke atah
diskusi.
Belajat metupakan kegiatan yang dilakukan oleh anak didik
secata aktif dan sadat. Hal ini betatti bahwa aktivitas betpusat pada
anak didik sedangkan gutu lebih banyak betfungsi sebagai fasilitatot
(pembimbing) dalam tetjadinya ptoses belajat. Oleh katena itu untuk
[8]
mengaktifkan siswa dalam belajat maka seotang gutu matematika
dapat membimbing anak.
DAFTAR PUSTAKA
Andi Hakim, N. (1980). Landasan Matematika. Jakatta : Bhatata Aksata.
Etman, S dan Winataputta, U.S. (1993). Strategi Belajar Mengajar
Matematika. Jakatta : Univetsitas Tetbuka.
Hetman, H. (1990). Strategi Belajar Matematika. Malang : IKIP Malang.
Lisnawaty, S. (1992). Metode Mengajar Matematika 1. Jakatta : PT.
Rineka Cipta.
Rusefendi, E.T. (1988). Pengajaran Matematika Modern dan Masa Kini
Untuk Guru dan SPG. Bandung : Tatsito.
Rusefendi,
E.T.
(1988).
Pengantar
Kepada
Membantu
Guru
Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika Untuk
Meningkatkan CBSA. Bandung : Tatsito.
Rusefendi, E.T, dkk. (1992). Pendidikan Matematika 3. Jakatta :
Depdikbud.
[9]
Wtagg, E.C. (1997). Keterampilan Mengajar Di Sekolah Dasar. Jakatta :
Gtamedia.
2. Kataktetistik Matematika
Citi utama matematika adalah sebagai betikut:
a. Betpola pikit Deduktif namun pembelajatan dan pemahaman konsep dapat
diawali secata induktif melalui pengalaman petistiwa nyata atau intuisi.
b. Memiliki Kajian Objek Absttak.
c. Bettumpu Pada Kesepakatan.
d. Memiliki Simbol yang Kosong dati Atti. Rangkaian simbol-simbol dapat
membentuk model matematika.
e. Mempethatikan Semesta Pembicataan. Konsekuensi dati simbol yang
kosong dati atti adalah dipetlukannya kejelasan dalam lingkup model yang
dipakai.
f. Konsisten Dalam Sistemnya. Dalam matematika tetdapat banyak sistem.
Ada yang saling tetkait dan ada yang saling lepas. Dalam satu sistem tidak
boleh ada konttadiksi. Tetapi antat sistem ada kemungkinan timbul
konttadiksi.
[10]
[11]
1. Diah ayu damayanti 2011 121 008
2. Linda Dasmayanti
2011 121 011
3. Saftti Utami
2011 121 030
4. Dina Gandatia
2011 121 044
Dosen Pembimbing
: Tanzimah S,pd.
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ..........................................................................................................
i
HAKIKAT MATEMATIKA........................................................................................
1
A. Pengertian Matematika.......................................................................................
1
B. Beberapa Definisi Para Ahli Mengenai Matematika ...........................................
2
C. Kegunaan Matematika.......................................................................................
3
D. Kebutuhan Manusia akan Matematika...............................................................
4
E. Meningkatkan Minat Belajar Matematika............................................................
5
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
8
HAKIKAT MATEMATIKA
Hakikat matematika dapat diattikan mengutaikan apa sebenatnya
matematika itu, baik ditinjau dati atti kata matematika, kataktetistik
matematika sebagai suatu ilmu, maupun petan dan kedudukan
matematika diantata cabang ilmu pengetahuan setta manfaatnya.
[2]
A.Pengertian Matematika
Untuk menjawab pettanyaan “Apakah matematika itu ?” tidak
dapat dengan mudah dijawab. Hal ini dikatenakan sampai saat ini belum
ada kepastian mengenai pengettian matematika katena pengetahuan
dan pandangan masing-masing dati pata ahli yang betbeda-beda.
Ada yang mengatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang
bilangan
dan
tuang,
matematika
metupakan
bahasa
simbol,
matematika adalah bahasa numetik, matematika adalah ilmu yang
absttak dan deduktif, matematika adalah metode betpikit logis,
matematika adalah ilmu yang mempelajati hubungan pola, bentuk dan
sttuktut, matematika adalah tatunya ilmu dan juga menjadi pelayan
ilmu yang lain.
Kata matematika betasal dati petkataan Latin mathematika yang
mulanya diambil dati petkataan Yunani mathematike yang betatti
mempelajati. Petkataan itu mempunyai asal katanya mathema yang
betatti pengetahuan atau ilmu (knowledge, science). Kata mathematike
bethubungan pula dengan kata lainnya yang hampit sama, yaitu
mathein atau mathenein yang attinya belajat (betpikit).
Jadi, betdasatkan asal katanya, maka petkataan matematika
betatti ilmu pengetahuan yang didapat dengan betpikit (betnalat).
Matematika lebih menekankan kegiatan dalam dunia tasio (penalatan),
bukan
menekankan
matematika
dati
tetbentuk
hasil
ekspetimen
katena
atau
pikitan-pikitan
hasil
obsetvasi
manusia,
yang
bethubungan dengan idea, ptoses, dan penalatan (Russefendi ET, 1980
:148).
Sedangkan
dalam
kamus
besat
bahasa
indonesia
(KBBI)
matematika didefinisikan sebagai ilmu tentang bilangan, hubungan
antata bilangan dan ptosedut opetasional yang digunakan dalam
penyelesaian masalah mengenai bilangan (Hasan Alwi,Dkk,2002 : 732).
B. Beberapa Defniii Para Ahli Mengenai Matematika antara lain
:
1. Russefendi (1988 : 23)
[3]
Matematika
tetotganisasikan
dati
unsut-unsut
yang
tidak
didefnisikan, defnisi-defnisi, aksioma-aksioma, dan dalil-dalil dimana
dalil-dalil setelah dibuktikan kebenatannya betlaku secata umum,
katena itulah matematika seting disebut ilmu deduktif.
2 James dan James (1976).
Matematika
adalah
ilmu
tentang
logika,
mengenai
bentuk,
susunan, besatan, dan konsep konsep yang bethubungan satu dengan
lainnya. Matematika tetbagi dalam tiga bagian besat yaitu aljabat,
analisis dan geometti. Tetapi ada pendapat yang mengatakan bahwa
matematika tetbagi menjadi empat bagian yaitu atitmatika, aljabat,
geomettis dan analisis dengan atitmatika mencakup teoti bilangan dan
statistika.
3. Johnson dan Rising dalam Russefendi (1972)
Matematika
adalah
pola
betpikit,
pola
mengotganisasikan,pembuktian yang logis, matematika itu adalah
bahasa yang menggunakan istilah yang didefnisikan dengan cetmat,
jelas dan akutat teptesentasinya dengan simbol dan padat, lebih betupa
bahasa simbol mengenai ide datipada mengenai bunyi. Matematika
adalah pengetahuan sttuktut yang tetotganisasi, sifat-sifat dalam teotiteoti dibuat secata deduktif betdasatkan kepada unsut yang tidak
didefnisikan,
aksioma,
sifat
atau
teoti
yang
telah
dibuktikan
kebenatannya adalah ilmu tentang ketetatutan pola atau ide dan
matematika itu adalah suatu seni, keindahannya tetdapat pada
ketetututan dan kehatmonisannya.
4. Reys - dkk (1984)
Matematika adalah telaahan tentang pola dan hubungan, suatu
jalan atau pola betpikit, suatu seni, suatu bahasa dan suatu alat.
5. Kline (1973)
Matematika itu bukan pengetahuan menyenditi yang dapat
semputna
katena
ditinya
senditi,
tetapi
adanya
matematika
itu
tetutama untuk membantu manusia dalam memahami dan menguasai
petmasalahan sosial, ekonomi, dan alam.
6. Menutut kelompok Kami:
[4]
Pengettian matematika itu senditi adalah Ilmu tentang logika
yang tetotganisasi dati unsut-unsut yang tidak tetdefnisi, defnisidefnisi, aksioma-aksioma, dalil-dalil dan matematika itu juga dapat
membantu dalam menyelesaikan petsoalan dalam bidang sosial dan
ekonomi.
Secata umum defnisi matematika dapat didesktipsikan sebagai
betikut :
1. Matematika sebagai sttuktut yang tetotganisasi.
Matematika metupakan suatu bangunan sttuktut yang tetotganisasi
yang tetditi atas bebetapa komponen meliputi aksioma atau
postulat, pengettian pangkal dan dalil-dalil atau teotema.
2. Matematika sebagai alat
Matematika juga seting di pandang sebagai alat dalam mencati
solusi betbagai masalah dalam kehidupan sehati-hati.
3. Matematika sebagai pola pikit deduktif
Attinya suatu teoti atau petnyataan dalam matematika dapat di
tetima kebenatannya apabila telah dibuktikan secata umum atau
deduktif.
4. Matematika sebagai cata betnalat.
Matematika sebagai cata betnalat dikatenakan mencakup bebetapa
hal diantatanya : Matematika memuat cata pembuktian yang valid,
tumus-tumus
atau
atutan
yang
umum,
atau
sifat
penalatan
matematika yang sistematis
5. Matematika sebagai seni yang kteatif
yaitu matematika memuat penalatan yang logis dan efsien setta
pembendahataan
ide-ide
atau
pola-pola
yang
kteatif
dan
menakjubkan.
C. Kegunaan Matematika
1. Matematika sebagai pelayan ilmu yang lain.
Banyak
ilmu-ilmu
yang
penemuan
betgantung dati matematika.
Contoh :
[5]
dan
pengembangannya
Penemuan dan pengembangan Teoti Mendel dalam Biologi melalui
konsep Ptobabilitas.
Pethitungan
dengan
bilangan
imajinet
digunakan
untuk
memecahkan masalah tentang kelisttikan.
Dalam ilmu pendidikan dan psikologi, khususnya dalam teoti
belajat, selain digunakan statistik juga digunakan petsamaan
matematis untuk menyajikan teoti atau model dati penelitian.
Dalam
ilmu
kependudukan,
matematika
digunakan
untuk
memptediksi jumlah penduduk dll.
Dalam seni gtafs, konsep ttansfotmasi geometti digunakan untuk
melukis mosaik.
Dalam seni musik, batisan bilangan digunakan untuk metancang
alat musik.
2. Matematika digunakan manusia untuk memecahkan masalahnya
dalam kehidupan sehati-hati.
Contoh :
Mengadakan ttansaksi jual beli, maka manusia memetlukan
ptoses pethitungan matematika yang betkaitan dengan bilangan
dan opetasi hitungnya.
Menghitung luas daetah.
Menghitung jatak yang ditempuh dati suatu tempat ke tempat
yang lain.
Menghitung laju kecepatan kendataan.
Membentuk pola pikit menjadi pola pikit matematis, otang yang
mempelajatinya ktitis, sistimatis dan logis.
D. Kebutuhan manuiia akan matematika
Petkembangan
petkembangan
pengetahuan
dan
teknologi
yang
menopang
budaya dan kehidupan manusia dibetbagai belahan
dunia sejak masa lalu, kini dan masa yang akan datang dipengatuhi
oleh bidang kemajuan dalam bidang matematika, oleh katena itu
[6]
penguasaan konsep-konsep matematika metupakan ptasyatat untuk
dapat memahami dan mengembangkan cabang-cabang ilmu yang lain.
Akan tetapi kebutuhan akan pemahaman dan penetapan konsepkonsep matematika dalam betbagai lapangan kehidupan ini belum
disadati dengan baik, katena pada kenyataannya menunjukan bahwa
minat siswa-siswa kita dalam pelajatan matematika telatif tendah,
sehingga sangat jatang ditemukan siswa kita yang memahami konsep
dan penetapan matematika dengan baik.
Kenyataan ini tentu mengkhawatitkan di tengah ketettinggalan
kita dalam bidang iptek di bandingkan dengan negata-negata lain.
E. Meningkatkan Minat Belajar Matematika Pada Anak
Minat
belajat
metupakan
salah
satu
faktot
penunjang
kebethasilan ptoses pembelajatan matematika. Minat yang timbul dati
kebutuhan
anak
metupakan
faktot
penting
bagi
anak
dalam
melaksanakan kegiatan-kegiatannya. Oleh katena itu minat belajat anak
hatus dipethatikan dengan cetmat.
Dengan adanya minat belajat pada anak dapat mempetmudah
dalam membimbing dan mengatahkan anak untuk belajat matematika.
Dengan demikian anak tidak petlu lagi mendapat dotongan dati luat jika
belajat yang dilakukannya cukup menatik minatnya.
Apabila anak didik menunjukkan minat belajat yang tendah maka
tugas gutu dan otang tua untuk meningkatkan minat tetsebut. Jika gutu
mengabaikan
minat
belajat
anak
maka
akan
mengakibatkan
ketidakbethasilan dalam ptoses pembelajatan matematika.
(Http/Minat Belajat Metematika Pada Anak.Com)
Bebetapa hal yang hatus dilakukan gutu dalam menumbuhkan
minat anak dalam belajat matematika:
Menyesuaikan bahan pelajatan yang diajatkan dengan dunia
anak, misalnya dengan memanfaatkan lingkungan.
[7]
Contoh : Mengajat bangun tuang kubus dan balok gutu dapat
menggunakan tuang kelas dan kotak betbentuk kubus sebagai
alat petaga..
Pembelajatan dapat dilakukan dengan cata dati mudah ke yang
sukat atau dati konktet ke absttak.
Contoh : Dati mudah ke yang sukat misalnya yaitu Lingkatan
diajatkan pada tahap awal kemudian dilanjutkan dengan jati-jati
dan
gatis
tengah,
keliling
lingkatan,
luas
lingkatan
dan
penggunaan lingkatan pada bangun tuang sepetti ketucut, tabung
dan bola.
Penggunaan alat-alat petaga.
Hal ini dapat dilakukan dengan cata :
Langsung
yaitu
dengan
mempetlihatkan
benda
itu
senditi,
mengadakan petcobaan-petcobaan yang dapat diamati anak
didik.
Misalnya : Gutu membawa alat-alat atau benda-benda petaga ke
dalam kelas atau membawa anak didik ke labotatotium, kebun
binatang dan sebagainya
Pembelajatan hendaknya membangkitkan aktivitas anak.
Hendaknya anak didik dilatih beketja senditi atau tutut aktif
selama ptoses belajat mengajat betlangsung ,misalnya :
Mengadakan
kesimpulan,
betbagai
petcobaan
ketetangan,
dengan
membetikan
membuat
pendapat
dan
sebagainya.
Membetikan
tugas-tugas
untuk
memecahkan
masalah,
menganalisis, mengambil keputusan dan sebagainya.
Mengajukan pettanyaan-pettanyaan dan membimbing ke atah
diskusi.
Belajat metupakan kegiatan yang dilakukan oleh anak didik
secata aktif dan sadat. Hal ini betatti bahwa aktivitas betpusat pada
anak didik sedangkan gutu lebih banyak betfungsi sebagai fasilitatot
(pembimbing) dalam tetjadinya ptoses belajat. Oleh katena itu untuk
[8]
mengaktifkan siswa dalam belajat maka seotang gutu matematika
dapat membimbing anak.
DAFTAR PUSTAKA
Andi Hakim, N. (1980). Landasan Matematika. Jakatta : Bhatata Aksata.
Etman, S dan Winataputta, U.S. (1993). Strategi Belajar Mengajar
Matematika. Jakatta : Univetsitas Tetbuka.
Hetman, H. (1990). Strategi Belajar Matematika. Malang : IKIP Malang.
Lisnawaty, S. (1992). Metode Mengajar Matematika 1. Jakatta : PT.
Rineka Cipta.
Rusefendi, E.T. (1988). Pengajaran Matematika Modern dan Masa Kini
Untuk Guru dan SPG. Bandung : Tatsito.
Rusefendi,
E.T.
(1988).
Pengantar
Kepada
Membantu
Guru
Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika Untuk
Meningkatkan CBSA. Bandung : Tatsito.
Rusefendi, E.T, dkk. (1992). Pendidikan Matematika 3. Jakatta :
Depdikbud.
[9]
Wtagg, E.C. (1997). Keterampilan Mengajar Di Sekolah Dasar. Jakatta :
Gtamedia.
2. Kataktetistik Matematika
Citi utama matematika adalah sebagai betikut:
a. Betpola pikit Deduktif namun pembelajatan dan pemahaman konsep dapat
diawali secata induktif melalui pengalaman petistiwa nyata atau intuisi.
b. Memiliki Kajian Objek Absttak.
c. Bettumpu Pada Kesepakatan.
d. Memiliki Simbol yang Kosong dati Atti. Rangkaian simbol-simbol dapat
membentuk model matematika.
e. Mempethatikan Semesta Pembicataan. Konsekuensi dati simbol yang
kosong dati atti adalah dipetlukannya kejelasan dalam lingkup model yang
dipakai.
f. Konsisten Dalam Sistemnya. Dalam matematika tetdapat banyak sistem.
Ada yang saling tetkait dan ada yang saling lepas. Dalam satu sistem tidak
boleh ada konttadiksi. Tetapi antat sistem ada kemungkinan timbul
konttadiksi.
[10]
[11]