ANALISIS KESIAPAN DAN CAPAIAN PENYELENGG

ANALISIS KESIAPAN DAN CAPAIAN PENYELENGGARA
JARINGAN INTERNET DI INDONESIA
UNTUK MIGRASI DARI IPv4 MENUJU IPv6

Sebagai Tugas Mata Kuliah
Manajemen Bisnis ICT

oleh :

NAMA : IWAN SULISTYONO
NIM : 55414120038

DOSEN : DR. IR. IWAN KRISNADI, MBA
PROGRAM MAGISTER TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS MERCUBUANA
2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahNya sehingga akhirnya Proposal Penelitian ini dapat kami susun. Proposal

Penelitian ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Penelitian pada program
Magister Teknik Elektro Universitas Mercubuana. Selain itu juga sebagai sarana untuk
menyampaikan gagasan atau ide yang berkaitan dengan telekomuniaksi pada umumnya. Baik
dari sisi hardware, software, pengembangan maupun perkembangan teknologi terbaru dalam
bidang telekomunikasi.
Proposal

ini

kami

beri

judul

“ANALISIS

KESIAPAN

DAN


CAPAIAN

PENYELENGGARA JARINGAN INTERNET DI INDONESIA UNTUK MIGRASI
DARI IPv4 MENUJU IPv6 ”. Dalam kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya berbagai pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Proposal ini,
yaitu :
1. Dr. Iwan Krisnadi sebagai dosen pengajar mata kuliah Manjemen Bisnis ICT.
2. Dosen-dosen program Magister Teknik Elektro angkatan 16 Universitas Mercu
Buana.
3. Teman-teman program Magister Teknik Elektro angkatan 16 Universitas Mercu
Buana.
4. Serta kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian
laporan makalah ini.

Semoga Proposal Penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Semoga Tuhan tetap
memberikan rahmat dan karunia-Nya. Amiin.

Jakarta, 5 Mei 2015


Penyusun

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR...................................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................................ii
ABSTRAK………………………………………………………………………………………1
A. Latar Belakang..............................................................................................................2
B. Tujuan Penelitian...........................................................................................................5
C. Ruang Lingkup…………………………………………….........................................6
D. Metode Penelitian …………........................................................................................7
E. Rancangan Penelitian…………….. .............................................................................8
F. Hasil Yang Diharapkan Kebutuhan .............................................................................9
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ANALISIS KESIAPAN DAN CAPAIAN PENYELENGGARA

JARINGAN INTERNET DI INDONESIA
UNTUK MIGRASI DARI IPv4 MENUJU IPv6

ABSTRAK

Komunikasi melalui jaringan internet tidak akan pernah terlepas dengan Internet
Protocol yang merupakan sumber daya pengalamatan jaringan internet yang sifatnya terbatas.

Sejak konsep TCP/IP dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat tahun 1960
dan mulai dipergunakan secara komersil pada tahun 1986. Sejak itu permintaan alamat IPv4
terus meningkat. Internet Protokol versi 4 (IPv4) memiliki 4 miliar alamat unik, dan menurut
data yang ada diperkirakan alokasi IPv4 akan habis dalam beberapa tahun ke depan.
Dalam menghadapi semakin terbatasnya IPv4 tersebut, dibuatlah konsep pengalamatan
baru IPv6 yang memiliki jumlah alamat 6,5 x 1038 alamat unik. Dalam 5 tahun terakhir Indonesia
telah bersiap untuk menghadapi migrasi IPv6. Pemerintah yang diwakili oleh menkominfo
membentuk Indonesia IPv6 Task Force (ID-IPv6TF) yang menghasilkan roadmap migrasi IPv6
yang seharusnya telah berakhir 2012.
Seiring berjalannya waktu, kelihatannya migrasi ke IPv6 belum mendapatkan capaian
yang memuaskan. Dengan bergantinya stakeholder pemegang kebijakan, juga menyebabkan
semakin tidak jelasnya migrasi IPv6 yang ditandai belum adanya roadmap baru sebagai

pegangangan bagi penyelenggara Jaringan Internet di Indonesia. Penelitian ini akan melakukan
evaluasi sejauh mana kesiapan dan capaian migrasi dari IPv4 ke IPv6 di Indonesia yang sudah
dicanangkan tercapai di akhir 2012 pada tingkat Penyelenggara Jaringan Internet.

A. LATAR BELAKANG

Seiring dengan pertumbuhan industri Internet di Indonesia, baik disadari maupun tidak,
kebutuhan akan alamat Internet Protokol (IP) juga akan meningkat. Operator Internet
membutuhkan alamat IP untuk mengembangkan layanannya hingga ke pelosok negeri. Jaringan
Internet di Indonesia berikut perangkat-perangkat pendukungnya hingga di tingkat end user
masih menggunakan protokol IPv4.
Pengalokasian alamat Internet Protokol menjadi wewenang IANA (Internet Assigned Number
Authority). IANA mengatur pemberian alokasi Internet Protokol kepada user seluruh dunia

melaui 5 organisasi yang berada dalam Regional Internet Registry (RIRs), yaitu :
1. African Network Information Center (AFRINIC), yang bertanggung jawab dalam
menangani wilayah benua Afrika
2. Asia Pacific Network Information Center (APNIC) yang bertanggung jawab dalam
menangani benua Asia dan Pasifik. Indonesia secara otoritas berada di bawah APNIC
yang mengatur wilayah Asia-Pacific

3. American Registry for Internet Number (ARIN), yang bertanggung jawab menangani
wilayah Amerika Utara, Amerika Selatan, dan Afrika bagian selatan.
4. Latin America and Caribean Network Information Canter (LACNIC), yang bertanggung
jawab menangani wilayah Amerika Latin dan Karibia.
5. Reseaux IP Europeens Network Coordination Center (RIPE NCC) yang bertanggung
jawab menangani wilayah Eropa, Timur Tengah dan Asia Tengah dan berkantor pusat di
Amsterdam Belanda.

Kenyataan yang dihadapi dunia sekarang adalah menipisnya persediaan alamat IPv4 yang
dapat dialokasikan. Jumlah alamat yang dapat didukung oleh IPv4 adalah 232 bits, sedangkan
saat ini hanya tersisa 7% saja di tingkat Internet Assigned Number Authority (IANA). Negara-

negara lain sudah menyadari situasi ini sejak awal dekade dan telah memilih untuk beralih ke
protokol IPv6.

IPv4 ADDRESS SPACE
What is the status of each of the 256 /8s?

March 2015


Internet Number Resource Report

Gambar 1. IPv4 Address Space /8s

Pada maret 2015 NRO (Number Resource Organization) memberikan laporan dan
data yang berkaitan dengan perkembangan IPv4 dan IPv6. Gambar 1 memberikan
gambaran pembagian dan jatah IPv4 di seluruh dunia dan tiap-tiap RIR. Sedangkan pada
gambar 2 terlihat bahwa IPv4 /8s yang tersedia semakin kecil. APNIC yang merupakan
induk organisasi untuk Indonesia hanya tersisa 0.75 yang menandakan semakin krisisnya
ketersediaan IPv4. Sedangkan pada gambar 3 diperlihatkan data perkembangan
penggunaan IPv4 /8s dari tahun ke tahun. Di mana pada tahun 2008 sampai dengan 2011
merupakan lonjakan penggunaan IPv4 pada semua RIR. Dan lonjakan yang sangat besar
terjadi untuk APNIC.

AVAILABLE IPv4 /8s IN EACH RIR

March 2015

Internet Number Resource Report


Gambar 2. Available IPv4 /8s masing-masing RIR

IPv4 ADDRESS SPACE ISSUED
(RIRs TO CUSTOMERS)
In terms of /8s, how much space did each RIR issue by year?

March 2015

Internet Number Resource Report

Gambar 3. Perkiraan Space IPv4 /8s masing-masing RIR sampai 2015

Menurut catatan APNIC, Indonesia saat ini telah mendapatkan alokasi alamat
IPv4 sebanyak 49.455 blok IPv4 /24 atau sekitar 12,7 juta alamat IP. Jumlah ini tergolong
sangat kecil dibanding dengan statistik perolehan alokasi IPv4 negara Asia lain seperti
Jepang, Korea, Taiwan, dan Cina. Sedangkan dari sisi jumlah penduduk, Indonesia
merupakan salah satu yang terbesar di Asia yang tentu membutuhkan Infrastruktur
Internet Nasional, sehingga dipastikan kebutuhan alamat IP menjadi sumber daya yang
sangat penting.
Semakin terbatasnya jumlah IPv4 sudah menjadi perhatian pemerintah beberapa

tahun terakhir. Kementerian Kominfo telah membentuk gugus tugas khusus yang
dinamakan Indonesia IPv6 Task Force (ID-IPv6TF), yang dalam beberapa tahun terakhir
menggiatkan dukungan terhadap implementasi IPv6 secara nasional.
Tidak hanya mengatasi dampak dari persediaan IPv4 yang terbatas, munculnya
IPv6 diharapkan dapat mengatasi kelemahan yang ada pada IPv4. Beberapa keunggulan
IPv6 adalah keamanan jaringan yang terintegrasi, kemampuan untuk multicast, dukungan
terhadap mobilitas yang tinggi dan kualitas layanan yang jauh lebih baik dari
pendahulunya dalam mendukung konvergensi teknologi informasi dan komunikasi.
Dengan melihat latar belakang di atas, proposal ini mencoba melakukan evaluasi
formatif terhadap pencapaian dan kesiapan migrasi dari IPv4 ke IPv6 Penyelenggara
Jaringan Internet di Indonesia.

B. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian yang akan dilakukan mempunyai tujuan dan target yang akan dicapai, antara
lain.
1. Menilai kesiapan dan capaian Penyelenggara Jaringan Internet di Indonesia dalam
pelaksanaan migrasi dari IPv4 menuju ke IPv6 yang semakin mendesak untuk
dilakukan.


2. Memberi masukan kepada regulator kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh
Penyelenggara Jaringan Internet di Indonesia dalam implementasi migrasi ke IPv6,
sehingga migrasi ke IPv6 dapat segera direalisasikan kepada seluruh Penyelenggara
Jaringan Internet.
3. Mendesak kepada regulator dalam hal ini pemerintah yang diwakili oleh Menkominfo
untuk membuat roadmap baru, karena goal dari roadmap yang lama berakhir tahun
2012 seiring dengan bergantinya pemangku kebijakan dibidang ICT.

C. RUANG LINGKUP

Lingkup pekerjaan Analisis Kesiapan dan Capaian Penyelenggara Jaringan Internet
Indonesia Untuk Migrasi Dari Ipv4 ke Ipv6 pada penelitian ini terbatas pada hal-hal
sebagai berikut :
1. Membuat dan menentukan metode penelitian yang akan dipakai untuk menganalisis
kesiapan dan capaian Penyelenggara Jaringan Internet dalam Migrasi ke Ipv6.
2. Mengadakan survey untuk mendapatkan data dari beberapa Penyelenggara Jaringan
Internet Indonesia yang tergabung dalam APJII (Asosiasi Penyelenggara Jaringan
Internet Indonesia).
3. Menganalisis data yang telah didapatkan dari hasil survey yang dilakukan.
4. Menarik kesimpulan dari penelitian yang sudah dilakukan serta memberikan

rekomendasi baik kepada Penyelenggara Jaringan Internet maupun kepada
stakeholder untuk

D. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian akan dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.
Pendekatan kuantitatif bertujuan untuk menghasilkan IPv6 readiness index. Sementara
data kualitatif diperlukan untuk mendukung analisis data. Penelitian akan dilaksanakan

dengan menggunakan teknik survey (sample survey) dengan menggunakan simple
random sampling, dengan responden dipilih secara acak.

Adapun populasi untuk penelitian akan dipilih dari penyelenggara jasa internet di
Indonesia yang merupakan anggota Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet Indonesia.
Lokasi penelitian untuk survey terhadap ISP berada di Indonesia dan tersebar di beberapa
kota. Survey dilakukan dengan penyebaran kuesioner digital atau isian manual selama
dua bulan.
Penelitian yang akan dilakukan mengadopsi kriteria pada Net Rediness Index. Net
Readiness Index ditentukan dari kuesioner yang diberikan kepada pemimpin organisasi

dalam hal ini Manajemen Penyelenggara Jaringan Internet, di mana jawaban berupa nilai
likert berskala 5 yang akan dilakukan pengambilan rata-rata dengan 5 kriteria. Format
tabel kuesioner Net Readiness Index terdapat dalam lampiran.
Kajian yang akan dilakukan menggunakan teknik analisis data kuantitatif
deskritif. Data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan IPv6 Readiness Index dengan
mengadopsi criteria dari Net Readiness Framework. Sedang IPv6 Readiness Index dinilai
berdasarkan 3 dimensi, yaitu : Application Readiness, Strategy serta Infrastructure
Readiness. Detail dari penjabaran 3 dimensi tersebut ada dalam lampiran proposal ini.

Jawaban dari IPv6 Readiness Assesment Tools berupa likert berskala 5 dari 1
(belum) sampai dengan

5 (sudah). Jawaban pertanyaan kemudian di rata-rata dan

dilakukan assessment berdasar peringkat berikut :
1.

IPv6 Agnostic (0-1) : tingkat kesiapan sangat rendah. ISP tidak memiliki

pengetahuan tentang IPv6 dan tidak berkomitmen melakukan perubahan.
2.

IPv6 Aware (>1-2) : ISP baru menyadari akan perlunya perubahan pada situasi yang

ada dan baru memerlukan persiapan khusus.
3.

IPv6 Savvy (>2-3) ISP memahami sebab dan efek dari perubahan munculnya ICT

terhadap organisasi, namun belum melakukan adaptasi secara keseluruhan.
4.

IPv6 Leader (>3-4) ISP mengadaptasi perubahan dan menginspirasi organisasi lain.

5.

IPv6 Visionary (>4-5) ISP sangat antusias dalam perubahan dan lebih dahulu

mengambil resiko untuk mengimplementasikan IPv6 dalam organisasinya yang
merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan proses bisnis perusahaan.

E. RANCANGAN PENELITIAN

Beberapa metode dapat digunakan mengukur indeks kesiapan salah satunya
dengan menggunakan Net Rideness Scorecard. Selain itu ada metode lain seperti indeks
kesiapan dengan Maturity Model, E-Readiness Model serta E-Readines Indeks.
Dalam penelitian ini mengadopsi kriteria pada Net Readiness Index. Dalam
menentukan Net Readiness Index tersebut, diberikan kuesioner kepada pemimpin
perusahaan dengan jawaban berupa nilai likert berskala 5, kemudian diambil rata-rata
dari kriteria Net Readiness Index (seperti dalam format lampiran). Selain itu juga
dilakukan

selft-assesment

melalui

kuesioner

kepada

sample

dari

beberapa

Penyelenggarakan Jaringan Internet di Indonesia. Pertanyaan meliputi aplikasi, strategi
migrasi, dan kesiapan infrastruktur.
Dari data yang diperoleh dari responden, kemudian diolah untuk mendapatkan
hasil dari tingkat kesiapan migrasi dan IPv6 Readiness Index. Dan pada akhirnya dibuat
kesimpulan dan registri dari data dan analisa yang telah dihasilkan.

F. HASIL YANG DIHARAPKAN

Dari penelitian yang dilakukan, diharapkan akan mendapatkan point-point sebagai
berikut :
1.

Melakukan evaluasi terhadap pencapaian kesiapan migrasi dari IPv4 ke IPv6 di
Indonesia pada tingkat Penyelenggara Jaringan Internet

2.

Mengetahui tingkat dan jenis kesulitan dari Penyelenggara Jaringan internet di
Indonesia dalam implementasi migrasi dari IPv4 ke IPv6.

3.

Dapat memberikan masukan ke stakeholder dan pemangku kebijakan agar
pelaksanaan migrasi IPv4 ke IPv6 di Indonesia dapat segera diselesaikan mengingat
capaian yang belum begitu baik dengan melihat data-data yang ada.

4.

Mendorong Regulator dalam hal ini Menkominfo untuk membuat roadmap baru
berkaitan dengan pelaksanaan migrasi IPv4 ke IPv6.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Marcel van Assen, Gerben van den Berg, Paul Pietersma, “Key Management Models,
Berenschot BV 2009
[2] K. Daniel Wong, Wireless Internet Telecommunications, Artech House Inc 2005
[3] https://www.nro.net/wp-content/uploads/NRO_Q4_2014.pdf

LAMPIRAN

Form Survey : NET READINESS INDEX TABLE

FACTOR / FAKTOR
KEPEMIMPINAN
Manajemen menyadari peluangdan atau tantangan dalam menghadapi ekonomi digital
Aktifitas e-business telah terintegrasi dengan strategi bisnis kami
Kami memiliki budaya information sharing dalam organisasi
Kami mempunyai rencana untuk menginisiasi e-business dalam 6 sampai 12 bulan ke depan
Inisiasi e- business kami mengarah kepada terciptanya bisnis baru

PENGATURAN
Kami mempunyai standar prosedur untuk mengevaluasi inisiatif e-business
Kami mengukur dampak dari inisiatif e-business
Kami telah mendefinisikan peran, tanggung jawab, akuntabilitas dan control thdp inisiatif e business
Kami telah menyediakan sumber daya dan insentif untuk proyek e-business
Tim IT kami terlibat dalam pengembangan e-business melalui organisasi yang ada

KOMPETENSI
Bisinis kami mampu menghadapi cepatnya perkembangan yang sedang berlangsung
Kami bersungguh dalam mendefinisikan solusi e-business
Manajemen mempunyai pengetahuan tentang e-business
Internet dan staf IT kami memiliki pengetahuan yang cukup untuk keperluan bisnis
Kami memiliki pengalaman dalam mengatur kerjasama secara berkesinambungan dan efektif
Kami dapat membuat dan menyelesaikan bentuk kerjasama secara cepat

TEKNOLOGI
Kami telah membuat standar infrastruktur IT dalam organisasi
Kami memiliki jaringan, piranti keras, piranti lunak dan keamanan dalam e-business
Ifrastruktur IT kami dapat mengakomodasi perubahan
Sistem IT kami mampu berubah dalam memnuhi kebutuhan pelanggan
Inti dari system baru kami kea rah e-business

Scoring factor /nilai factor berbasis skala likert dari 1 sampai 5
1 Belum siap
5 Sangat siap

SCORING FACTOR
/ NILAI FAKTOR

Form Survey : IPv6 READINESS INDEX TABLE

DIMENSION / DIMENSI
APPLICATION READINESS / KESIAPAN APLIKASI
Sudah Mengimplementasiakn security dalam migrasi ke IPv6
Fitur-fitur pada aplikasi sudah mendukung kompatibilitas IPv6
Operating System yang ada di Penyelenggara Jaringan Internet sudah mendukung IPv6
Aplikasi mendukung porting ke IPv6
Penyelenggara Jaringan Internet mengimplementasikan IPv6 DNS reverse lookup
Dukungan IPv6 pada server operating system
DNS, Webserver, FTP, Cache Proxy, Video Server mensupport IPv6
Dukungan unicast dan multicast pada IPv6
Billing System Penyelenggara Jaringan Internet sudah dapat menghitung waktu/lebar pita/traffic IPv6

STRATEGY / STRATEGI MIGRASI
Penyelenggara Jaringan Internet mendukung dual stack transition
Penyelenggara Jaringan Internet mendukung tunnels
Penyelenggara Jaringan Internet memiliki grand strategy migrasi IPv4 ke IPv6
Penyelenggara Jaringan Internet mendukung translator IPv4 dan IPv6
Penyelenggara Jaringan Internet memiliki roadmap migrasi IPv4 ke IPv6
Penyelenggara Jaringan Internet sudah mempunyai pelanggan/user IPv6 (uji coba)
Penyelenggara Jaringan Internet meminta IP dari APNIC/APJII
Pengadaan perangkat/aplikasi Penyelenggara Jaringan Internet mensyaratkan adanya fitur IPv6
Human Resource yang memiliki pengalaman dan pengetahuan IPv6

INFRASTRUCTURE RADINESS / KESIAPAN INFRASTRUKTUR
Hardware sudah mendukung skalabilitas IPv6
Desain infrastruktur sudah mendukung skalabilitas IPv6
Melakukan overlay infrastruktur IPv4 dan IPv6
Infrastruktur menjamin inter-operabilitas IPv4 dan IPv6
Penyelenggara Jaringan Internet mempunyai upstream IPv6
Penyelenggara Jaringan Internet melakukan peering IPv6 dengan penyelenggara yang lain atau IX
Data center pada Penyelenggara Jaringan Internet mempunyai jaringan dual stack IPv4 dan IPv6

Scoring factor /nilai factor berbasis skala likert dari 1 sampai 5
1 (Belum)

5 (Sudah)

SCORING FACTOR
/ NILAI FAKTOR

FORMAT DAFTAR PERSONAL YANG AKAN DISURVEY

No

Nama
Lengkap

Nama

Alamat

Perusahaan/Organisansi Perusahaan

Jabatan

Unit

No

Kerja

Contact

RENCANA KEGIATAN PENELITIAN YANG AKAN DILAKSANAKAN

No

Jenis Kegiatan

1

Studi Literatur

2

Persiapan Pelaksanaan

3

Pengambilan Data /
Survey

4

Analisis Data

5

Pembuatan Laporan

6

Sidang / Presentasi

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10 11 12 13 14 15 16

Ket