T2__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Kinerja Supervisi Akademik Kepala Sekolah SMP di Kota Salatiga Tahun Pelajaran 20142015 T2 BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Mutu Pendidikan merupakan salah satu tuntutan
masyarakat yang harus diupayakan oleh sekolah guna
menghasilkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas.
Tuntutan
ini
merupakan
tantangan
penting
yang
dihadapi sekolah, yaitu bagaimana mengelola sebuah
mutu pendidikan hingga menjadi semakin baik dan
memenuhi
harapan
masyarakat.
Oleh
karena
itu
banyak upaya maupun strategi yang ditempuh oleh
sekolah dalam rangka mewujudkan tuntutan maupun
tantangan tersebut.
Paling tidak ada tiga pihak yang menjadi penentu
berhasil atau tidaknya pencapaian mutu pendidikan
dalam suatu satuan pendidikan atau sekolah, yaitu
Kepala Sekolah, Pendidik atau Guru dan Pengawas.
Syawal
Gultom,
dalam
Sambutannya
di
materi
Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi Kepala
Sekolah (2013), memaparkan
tiga pihak ini disebut
sebagai “tiga pilar penting pendidikan”.
Kepala Sekolah sebagai salah satu pilar penting
pendidikan, seyogyanya memenuhi standar minimum
kualifikasi dan memiliki kompetensi sebagai Kepala
Sekolah yang tertuang dalam
Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor 13 tahun
2007
tentang
Standar
Permendiknas.
Sekolah
ini
Kepala
ditegaskan
diantaranya
Sekolah.
Dalam
kualifikasi
Kepala
memiliki
latar
belakang
pendidikan minimal S1 atau D4 dengan pengalaman
mengajar sekurang-kurangnya lima tahun , berstatus
sebagai
guru,
memiliki
sertifikat
pendidik
serta
memiliki sertifat kepala SMP/MTs yang diterbitkan oleh
lembaga yang ditetapkan pemerintah.
Sedangkan
kompetensi yang harus dimiliki Kepala Sekolah ada
lima
dimensi
manajerial,
kompetensi,
kewirausahaan,
yaitu
kepribadian,
supervisi,
dan
sosial.
Mulyasa (2005), dalam buku Menjadi Kepala Sekolah
Profesional memaparkan bahwa:
Kepala
Sekolah
pekerjaannya
administrator;
perkembangan
harus
mampu
sebagai
dan
melaksanakan
edukator;
supervisor
selanjutnya,
manajer;
(EMAS).
sesuai
Dalam
dengan
kebutuhan masyarakat dan perkembangan zaman
kepala sekolah juga harus mampu berperan sebagai
leader, innovator, dan motivator di sekolahnya.
Dengan
demikian
dalam
paradigma
baru
manajemen pendidikan, kepala sekolah sedikitnya
harus mampu berfungsi sebagai edukator, manajer,
administrator,
supervisor,
leader,
innovator,
motivator ( EMASLIM ).
Selain memiliki kualifikasi serta kompetensi seperti
tersebut diatas, yang lebih penting adalah seorang
Kepala
Sekolah
harus
mampu
mewujudkan
lima
dimensi kompetensi tersebut dalam melaksanakan
tugas pokok dan fungsinya sesuai ketentuan yang ada
dengan penuh tanggung jawab.
Selain Kepala Sekolah, pilar penting pendidikan
yang lain adalah guru. Guru merupakan profesi yang
sama
tuanya
mengalami
dengan
peradaban
perkembangan
dan
manusia
perubahan
yang
seiring
dengan perkembangan peradaban manusia dari satu
era ke era selanjutnya (Suparlan,2006). Karena guru
merupakan profesi, maka seorang guru diharapkan
dapat melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan
profesional. Hal ini sejalan dengan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional nomor 35 tahun 2010 tentang
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru
dan Angka Kreditnya yang menjelaskan bahwa guru
adalah
pendidik
mendidik,
profesional
mengajar,
dengan
tugas
membimbing,
utama
mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan
dasar,
dan
pendidikan
menengah.
Kewajiban guru dalam pembelajaran/ pembimbingan
antara
lain
:
1)
merencanakan
pembelajaran/
pembimbingan;
2)
melaksanakan
pembelajaran/
pembimbingan
yang
bermutu;
3)
menilai
dan
mengevaluasi hasil pembelajaran/ pembimbingan; 4)
melaksanakan perbaikan dan pengayaan.
Guna
meningkatkan
diadakan
supervisi
profesionalisme
pembelajaran/
guru
perlu
akademik
oleh
Kepala Sekolah maupun Pengawas Sekolah.
Berdasarkan Permendiknas. nomor 13 tahun
2007 dan nomor 35 tahun 2010 serta beberapa
penjelasan diatas, jelas bahwa salah satu fungsi
Kepala
Sekolah
adalah
melaksanakan
supervisi.
Supervisi Akademik yang dilakukan Kepala Sekolah
sangat
dibutuhkan
untuk
meningkatkan
profesionalisme guru.
Agung Iskandar dan Yufridawati (2013), dalam
buku Pengembangan Pola Kerja Harmonis dan Sinergis
antara
Guru,
Kepala
Sekolah,
dan
Pengawas,
menjelaskan bahwa dimensi supervisi terkait dengan
kemampuan Kepala Sekolah dalam mewujudkan peran
pengawasan
Kepala
dari
Sekolah.
dimensi
ini,
kedudukannya
Sejumlah
mulai
dari
hal
sebagai
seorang
terkandung
dalam
kemampuannya
dalam
merancang program supervisi untuk meningkatkan
profesionalisme
akademik,
supervisi
guru,
sampai
sebagai
melaksanakan
dengan
dasar
supervisi
menindaklanjuti
atau
acuan
hasil
pelaksanaan
berikutnya.
Kepala Sekolah adalah supervisor. Supervisor
berkewajiban mengembangkan kemampuan profesional
guru sebagai human resources dalam pembelajaran,
sehingga dengan posisi seperti ini supervisor berfungsi
sebagai “gurunya guru” (Masaong, 2012). Berdasarkan
pendapat tersebut jelas bahwa supervisi akademik atau
supervisi pembelajaran / pendidikan yang dilakukan
oleh Kepala Sekolah kepada para guru disekolahnya,
menjadi salah satu upaya yang dapat dilakukan Kepala
Sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru.
Kepala Sekolah mempunyai peranan yang penting dan
strategis
dalam
profesionalisme
mendukung
guru
yang
peningkatan
bermuara
kepada
peningkatan mutu pendidikan di sekolah.
Supervisi akademik / pembelajaran / pendidikan
dapat diartikan sebagai bimbingan profesional bagi
guru-guru, maksudnya segala usaha yang memberikan
kesempatan bagi para guru untuk berkembang secara
profesional, sehingga mereka lebih maju lagi dalam
melaksanakan tugas pokoknya, yaitu memperbaiki dan
meningkatkan proses belajar murid-murid (Tim Dosen
Administrasi
Pendidikan
UPI,
2010).
Selain
itu,
kegiatan supervisi pembelajaran harus membantu guru
agar
mampu melakukan proses pembelajaran yang
berkualitas agar dapat meningkatkan hasil belajar
peserta
didik
sesuai
dengan
tujuan
yang
telah
ditetapkan dengan mandiri.
Kenyataan yang peneliti jumpai, belum semua
guru dalam setiap sekolah khususnya SMP di kota
Salatiga mendapatkan supervisi akademik secara rutin
dari Kepala Sekolah. Selain itu, supervisi akademik
yang dilakukan Kepala Sekolah belum sesuai dengan
harapan. Seperti yang disampaikan oleh salah seorang
Kepala Sekolah sebuah SMP di kota Salatiga bahwa:
“ Dalam satu tahun pelajaran, tidak semua guru dapat
saya supervisi dan belum semua sampai pada tahap
tindak lanjut...“ (wawancara tanggal 25 Agustus 2014).
Hal ini dikuatkan dengan pernyataan salah satu
pengawas sekolah kota Salatiga yang menyatakan
bahwa: “ Tidak semua Kepala Sekolah melaksanakan
Supervisi
sesuai
mengatakan
dengan
sebagian
harapan.
besar
hanya
Saya
berani
menggugurkan
kewajiban atau formalitas ... “ (wawancara tanggal 29
September 2014).
Kenyataan berkaitan dengan supervisi akademik
Kepala Sekolah ternyata tidak hanya terjadi di kota
Salatiga, tetapi juga terjadi diberbagai tempat di
Indonesia bahkan diberbagai negara didunia.
Seperti
hasil penelitian disalah satu SMP di Jakarta yang
disimpulkan masih perlu adanya perbaikan dalam hal
kegiatan supervisi (Larasati A.M,2014). Hasil penelitian
di salah satu SMA di Pontianak Kalimantan Barat
disimpulkan bahwa belum semua guru mengetahui
tentang jadwal dan tujuan supervisi akademik serta
sasaran
supervisi
akademik
yang
belum
terarah
(Lie K.M,Radiana Usman,Djudin Tomo,2013). Penelitian
di SMA dan SMK salah satu kecamatan di kabupaten
Sleman dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa
pelaksanaan supervisi akademik oleh kepala SMA
berada pada kategori kurang baik (Wibowo A.S,...)
Demikian juga penelitian yang dilakukan disekolahsekolah di tiga negara Asia yaitu India, Malaysia dan
Thailand oleh Sharma Sailesh,dkk (2011), dimana hasil
penelitian tercatat bahwa supervisi pembelajaran hanya
untuk mencuci mata, penyelesaian tugas dan proses
hukuman dan tidak menguntungkan bagi para guru.
Berdasarkan dua
hasil
penelitian
hasil wawancara dan empat
diatas,
timbul
pertanyaan
besar
dibenak peneliti “mengapa itu bisa terjadi ?“ , serta
melihat betapa pentingnya peranan supervisi akademik
bagi peningkatan profesionalisme guru yang bermuara
pada
peningkatan
mutu
pendidikan
di
sekolah
khususnya SMP di kota Salatiga, maka peneliti tertarik
untuk mengevaluasi kinerja supervisi akademik yang
dilakukan oleh Kepala Sekolah SMP di kota Salatiga,
sehingga
dapat
akademik
telah
diketahui
dilakukan
sejauh
mana
supervisi
oleh
Kepala
Sekolah.
Seandainya belum maksimal dapat dilaksanakan, apa
saja yang menjadi kendala, dan upaya apa yang telah
dan
dapat
dilakukan
untuk
mengatasi
kendala
tersebut. Dengan demikian diharapkan Kepala Sekolah
akan lebih maksimal dalam mengimplementasikan
dimensi kompetensi supervisi khususnya supervisi
akademik kepada para guru, sehingga para guru akan
lebih profesional dalam melaksanakan tugasnya dan
mutu pendidikan di sekolah tersebut dapat meningkat.
1.2. Masalah Penelitian
Mencermati latar belakang diatas, masalah yang
diteliti yaitu (1) Bagaimana kinerja supervisi akademik
Kepala
Sekolah
SMP
di
kota
Salatiga
dalam
perencanaan supervisi akademik? ; (2) Bagaimana
kinerja supervisi akademik Kepala Sekolah SMP di kota
Salatiga dalam pelaksanaan supervisi akademik?; (3)
Bagaimana kinerja supervisi akademik Kepala Sekolah
SMP di kota Salatiga dalam menindak lanjuti hasil
supervisi
akademik
?;
(4)
Apakah
kendala
yang
dihadapi dalam melaksanakan supervisi akademik
Kepala Sekolah SMP di kota Salatiga ? ; (5) Bagaimana
solusi atau upaya yang dilakukan untuk mengatasi
kendala dalam pelaksanaan supervisi akademik Kepala
Sekolah SMP di kota Salatiga?.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan
penelitian
ini
adalah
(1) mengevaluasi kinerja supervisi akademik
untuk
Kepala
Sekolah SMP di kota Salatiga dalam perencanaan
supervisi akademik; (2) mengevaluasi kinerja supervisi
akademik Kepala Sekolah SMP di kota Salatiga dalam
pelaksanaan
supervisi
akademik;
(3)
mengevaluasi
kinerja supervisi akademik Kepala Sekolah SMP di kota
Salatiga
dalam
menindak
lanjuti
hasil
supervisi
akademik; (4) mengetahui kendala yang dihadapi dalam
melaksanakan supervisi akademik Kepala Sekolah SMP
di kota Salatiga; serta (5) mengetahui solusi atau upaya
yang
dilakukan
untuk
mengatasi
kendala
dalam
pelaksanaan supervisi akademik Kepala Sekolah SMP
di kota Salatiga.
1.4. Manfaat penelitian
1.4.1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini kiranya dapat memberikan
kontribusi bahan kajian dalam bidang manajemen
pendidikan
khususnya
mengenai
Sumber
Daya
Manusia , yaitu supervisi akademik yang dilakukan
oleh Kepala Sekolah. Selain itu hasil penelitian ini
kiranya
dapat
memberikan
sumbangan
terhadap
penelitian yang sejenis.
1.4.2. Manfaat Praktis
Bagi
Kepala
Sekolah/
Madrasah,
hasil
penelitian ini kiranya dapat dijadikan sebagai bahan
acuan dalam upaya peningkatan kualitas pelaksanaan
supervisi
khususnya
supervisi
akademik
yang
dilakukan oleh Kepala Sekolah guna meningkatan
profesionalisme guru yang bermuara pada peningkatan
mutu pendidikan di sekolah.
Bagi
Pengawas
Sekolah/
Madrasah,
hasil
penelitian ini kiranya dapat dijadikan sebagai bahan
pendampingan
kepada
Kepala
Sekolah
diwilayah
binaanya dalam melaksanakan supervisi khususnya
supervisi akademik.
Bagi guru, hasil penelitian ini kiranya dapat
meluruskan
akademik
pemahamannya
yang
tentang
dilakukan
Sekolah/Madrasah
selama
ini,
Supervisi
oleh
Kepala
bahwa
Supervisi
Akademik yang dilakukan oleh Kepala Sekolah antara
lain untuk meningkatkan profesionalisme guru.
Bagi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga
kota
Salatiga, hasil penelitian ini kiranya dapat
menjadi
bahan
program
pembinaan
Kepala
Sekolah
meningkatkan
pertimbangan
di
maupun
kota
kinerja
dalam
pelatihan
Salatiga,
Kepala
merancang
bagi
para
sehingga
akan
Sekolah
dalam melaksanakan Supervisi Akademik.
khususnya
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Mutu Pendidikan merupakan salah satu tuntutan
masyarakat yang harus diupayakan oleh sekolah guna
menghasilkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas.
Tuntutan
ini
merupakan
tantangan
penting
yang
dihadapi sekolah, yaitu bagaimana mengelola sebuah
mutu pendidikan hingga menjadi semakin baik dan
memenuhi
harapan
masyarakat.
Oleh
karena
itu
banyak upaya maupun strategi yang ditempuh oleh
sekolah dalam rangka mewujudkan tuntutan maupun
tantangan tersebut.
Paling tidak ada tiga pihak yang menjadi penentu
berhasil atau tidaknya pencapaian mutu pendidikan
dalam suatu satuan pendidikan atau sekolah, yaitu
Kepala Sekolah, Pendidik atau Guru dan Pengawas.
Syawal
Gultom,
dalam
Sambutannya
di
materi
Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi Kepala
Sekolah (2013), memaparkan
tiga pihak ini disebut
sebagai “tiga pilar penting pendidikan”.
Kepala Sekolah sebagai salah satu pilar penting
pendidikan, seyogyanya memenuhi standar minimum
kualifikasi dan memiliki kompetensi sebagai Kepala
Sekolah yang tertuang dalam
Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor 13 tahun
2007
tentang
Standar
Permendiknas.
Sekolah
ini
Kepala
ditegaskan
diantaranya
Sekolah.
Dalam
kualifikasi
Kepala
memiliki
latar
belakang
pendidikan minimal S1 atau D4 dengan pengalaman
mengajar sekurang-kurangnya lima tahun , berstatus
sebagai
guru,
memiliki
sertifikat
pendidik
serta
memiliki sertifat kepala SMP/MTs yang diterbitkan oleh
lembaga yang ditetapkan pemerintah.
Sedangkan
kompetensi yang harus dimiliki Kepala Sekolah ada
lima
dimensi
manajerial,
kompetensi,
kewirausahaan,
yaitu
kepribadian,
supervisi,
dan
sosial.
Mulyasa (2005), dalam buku Menjadi Kepala Sekolah
Profesional memaparkan bahwa:
Kepala
Sekolah
pekerjaannya
administrator;
perkembangan
harus
mampu
sebagai
dan
melaksanakan
edukator;
supervisor
selanjutnya,
manajer;
(EMAS).
sesuai
Dalam
dengan
kebutuhan masyarakat dan perkembangan zaman
kepala sekolah juga harus mampu berperan sebagai
leader, innovator, dan motivator di sekolahnya.
Dengan
demikian
dalam
paradigma
baru
manajemen pendidikan, kepala sekolah sedikitnya
harus mampu berfungsi sebagai edukator, manajer,
administrator,
supervisor,
leader,
innovator,
motivator ( EMASLIM ).
Selain memiliki kualifikasi serta kompetensi seperti
tersebut diatas, yang lebih penting adalah seorang
Kepala
Sekolah
harus
mampu
mewujudkan
lima
dimensi kompetensi tersebut dalam melaksanakan
tugas pokok dan fungsinya sesuai ketentuan yang ada
dengan penuh tanggung jawab.
Selain Kepala Sekolah, pilar penting pendidikan
yang lain adalah guru. Guru merupakan profesi yang
sama
tuanya
mengalami
dengan
peradaban
perkembangan
dan
manusia
perubahan
yang
seiring
dengan perkembangan peradaban manusia dari satu
era ke era selanjutnya (Suparlan,2006). Karena guru
merupakan profesi, maka seorang guru diharapkan
dapat melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan
profesional. Hal ini sejalan dengan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional nomor 35 tahun 2010 tentang
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru
dan Angka Kreditnya yang menjelaskan bahwa guru
adalah
pendidik
mendidik,
profesional
mengajar,
dengan
tugas
membimbing,
utama
mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan
dasar,
dan
pendidikan
menengah.
Kewajiban guru dalam pembelajaran/ pembimbingan
antara
lain
:
1)
merencanakan
pembelajaran/
pembimbingan;
2)
melaksanakan
pembelajaran/
pembimbingan
yang
bermutu;
3)
menilai
dan
mengevaluasi hasil pembelajaran/ pembimbingan; 4)
melaksanakan perbaikan dan pengayaan.
Guna
meningkatkan
diadakan
supervisi
profesionalisme
pembelajaran/
guru
perlu
akademik
oleh
Kepala Sekolah maupun Pengawas Sekolah.
Berdasarkan Permendiknas. nomor 13 tahun
2007 dan nomor 35 tahun 2010 serta beberapa
penjelasan diatas, jelas bahwa salah satu fungsi
Kepala
Sekolah
adalah
melaksanakan
supervisi.
Supervisi Akademik yang dilakukan Kepala Sekolah
sangat
dibutuhkan
untuk
meningkatkan
profesionalisme guru.
Agung Iskandar dan Yufridawati (2013), dalam
buku Pengembangan Pola Kerja Harmonis dan Sinergis
antara
Guru,
Kepala
Sekolah,
dan
Pengawas,
menjelaskan bahwa dimensi supervisi terkait dengan
kemampuan Kepala Sekolah dalam mewujudkan peran
pengawasan
Kepala
dari
Sekolah.
dimensi
ini,
kedudukannya
Sejumlah
mulai
dari
hal
sebagai
seorang
terkandung
dalam
kemampuannya
dalam
merancang program supervisi untuk meningkatkan
profesionalisme
akademik,
supervisi
guru,
sampai
sebagai
melaksanakan
dengan
dasar
supervisi
menindaklanjuti
atau
acuan
hasil
pelaksanaan
berikutnya.
Kepala Sekolah adalah supervisor. Supervisor
berkewajiban mengembangkan kemampuan profesional
guru sebagai human resources dalam pembelajaran,
sehingga dengan posisi seperti ini supervisor berfungsi
sebagai “gurunya guru” (Masaong, 2012). Berdasarkan
pendapat tersebut jelas bahwa supervisi akademik atau
supervisi pembelajaran / pendidikan yang dilakukan
oleh Kepala Sekolah kepada para guru disekolahnya,
menjadi salah satu upaya yang dapat dilakukan Kepala
Sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru.
Kepala Sekolah mempunyai peranan yang penting dan
strategis
dalam
profesionalisme
mendukung
guru
yang
peningkatan
bermuara
kepada
peningkatan mutu pendidikan di sekolah.
Supervisi akademik / pembelajaran / pendidikan
dapat diartikan sebagai bimbingan profesional bagi
guru-guru, maksudnya segala usaha yang memberikan
kesempatan bagi para guru untuk berkembang secara
profesional, sehingga mereka lebih maju lagi dalam
melaksanakan tugas pokoknya, yaitu memperbaiki dan
meningkatkan proses belajar murid-murid (Tim Dosen
Administrasi
Pendidikan
UPI,
2010).
Selain
itu,
kegiatan supervisi pembelajaran harus membantu guru
agar
mampu melakukan proses pembelajaran yang
berkualitas agar dapat meningkatkan hasil belajar
peserta
didik
sesuai
dengan
tujuan
yang
telah
ditetapkan dengan mandiri.
Kenyataan yang peneliti jumpai, belum semua
guru dalam setiap sekolah khususnya SMP di kota
Salatiga mendapatkan supervisi akademik secara rutin
dari Kepala Sekolah. Selain itu, supervisi akademik
yang dilakukan Kepala Sekolah belum sesuai dengan
harapan. Seperti yang disampaikan oleh salah seorang
Kepala Sekolah sebuah SMP di kota Salatiga bahwa:
“ Dalam satu tahun pelajaran, tidak semua guru dapat
saya supervisi dan belum semua sampai pada tahap
tindak lanjut...“ (wawancara tanggal 25 Agustus 2014).
Hal ini dikuatkan dengan pernyataan salah satu
pengawas sekolah kota Salatiga yang menyatakan
bahwa: “ Tidak semua Kepala Sekolah melaksanakan
Supervisi
sesuai
mengatakan
dengan
sebagian
harapan.
besar
hanya
Saya
berani
menggugurkan
kewajiban atau formalitas ... “ (wawancara tanggal 29
September 2014).
Kenyataan berkaitan dengan supervisi akademik
Kepala Sekolah ternyata tidak hanya terjadi di kota
Salatiga, tetapi juga terjadi diberbagai tempat di
Indonesia bahkan diberbagai negara didunia.
Seperti
hasil penelitian disalah satu SMP di Jakarta yang
disimpulkan masih perlu adanya perbaikan dalam hal
kegiatan supervisi (Larasati A.M,2014). Hasil penelitian
di salah satu SMA di Pontianak Kalimantan Barat
disimpulkan bahwa belum semua guru mengetahui
tentang jadwal dan tujuan supervisi akademik serta
sasaran
supervisi
akademik
yang
belum
terarah
(Lie K.M,Radiana Usman,Djudin Tomo,2013). Penelitian
di SMA dan SMK salah satu kecamatan di kabupaten
Sleman dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa
pelaksanaan supervisi akademik oleh kepala SMA
berada pada kategori kurang baik (Wibowo A.S,...)
Demikian juga penelitian yang dilakukan disekolahsekolah di tiga negara Asia yaitu India, Malaysia dan
Thailand oleh Sharma Sailesh,dkk (2011), dimana hasil
penelitian tercatat bahwa supervisi pembelajaran hanya
untuk mencuci mata, penyelesaian tugas dan proses
hukuman dan tidak menguntungkan bagi para guru.
Berdasarkan dua
hasil
penelitian
hasil wawancara dan empat
diatas,
timbul
pertanyaan
besar
dibenak peneliti “mengapa itu bisa terjadi ?“ , serta
melihat betapa pentingnya peranan supervisi akademik
bagi peningkatan profesionalisme guru yang bermuara
pada
peningkatan
mutu
pendidikan
di
sekolah
khususnya SMP di kota Salatiga, maka peneliti tertarik
untuk mengevaluasi kinerja supervisi akademik yang
dilakukan oleh Kepala Sekolah SMP di kota Salatiga,
sehingga
dapat
akademik
telah
diketahui
dilakukan
sejauh
mana
supervisi
oleh
Kepala
Sekolah.
Seandainya belum maksimal dapat dilaksanakan, apa
saja yang menjadi kendala, dan upaya apa yang telah
dan
dapat
dilakukan
untuk
mengatasi
kendala
tersebut. Dengan demikian diharapkan Kepala Sekolah
akan lebih maksimal dalam mengimplementasikan
dimensi kompetensi supervisi khususnya supervisi
akademik kepada para guru, sehingga para guru akan
lebih profesional dalam melaksanakan tugasnya dan
mutu pendidikan di sekolah tersebut dapat meningkat.
1.2. Masalah Penelitian
Mencermati latar belakang diatas, masalah yang
diteliti yaitu (1) Bagaimana kinerja supervisi akademik
Kepala
Sekolah
SMP
di
kota
Salatiga
dalam
perencanaan supervisi akademik? ; (2) Bagaimana
kinerja supervisi akademik Kepala Sekolah SMP di kota
Salatiga dalam pelaksanaan supervisi akademik?; (3)
Bagaimana kinerja supervisi akademik Kepala Sekolah
SMP di kota Salatiga dalam menindak lanjuti hasil
supervisi
akademik
?;
(4)
Apakah
kendala
yang
dihadapi dalam melaksanakan supervisi akademik
Kepala Sekolah SMP di kota Salatiga ? ; (5) Bagaimana
solusi atau upaya yang dilakukan untuk mengatasi
kendala dalam pelaksanaan supervisi akademik Kepala
Sekolah SMP di kota Salatiga?.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan
penelitian
ini
adalah
(1) mengevaluasi kinerja supervisi akademik
untuk
Kepala
Sekolah SMP di kota Salatiga dalam perencanaan
supervisi akademik; (2) mengevaluasi kinerja supervisi
akademik Kepala Sekolah SMP di kota Salatiga dalam
pelaksanaan
supervisi
akademik;
(3)
mengevaluasi
kinerja supervisi akademik Kepala Sekolah SMP di kota
Salatiga
dalam
menindak
lanjuti
hasil
supervisi
akademik; (4) mengetahui kendala yang dihadapi dalam
melaksanakan supervisi akademik Kepala Sekolah SMP
di kota Salatiga; serta (5) mengetahui solusi atau upaya
yang
dilakukan
untuk
mengatasi
kendala
dalam
pelaksanaan supervisi akademik Kepala Sekolah SMP
di kota Salatiga.
1.4. Manfaat penelitian
1.4.1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini kiranya dapat memberikan
kontribusi bahan kajian dalam bidang manajemen
pendidikan
khususnya
mengenai
Sumber
Daya
Manusia , yaitu supervisi akademik yang dilakukan
oleh Kepala Sekolah. Selain itu hasil penelitian ini
kiranya
dapat
memberikan
sumbangan
terhadap
penelitian yang sejenis.
1.4.2. Manfaat Praktis
Bagi
Kepala
Sekolah/
Madrasah,
hasil
penelitian ini kiranya dapat dijadikan sebagai bahan
acuan dalam upaya peningkatan kualitas pelaksanaan
supervisi
khususnya
supervisi
akademik
yang
dilakukan oleh Kepala Sekolah guna meningkatan
profesionalisme guru yang bermuara pada peningkatan
mutu pendidikan di sekolah.
Bagi
Pengawas
Sekolah/
Madrasah,
hasil
penelitian ini kiranya dapat dijadikan sebagai bahan
pendampingan
kepada
Kepala
Sekolah
diwilayah
binaanya dalam melaksanakan supervisi khususnya
supervisi akademik.
Bagi guru, hasil penelitian ini kiranya dapat
meluruskan
akademik
pemahamannya
yang
tentang
dilakukan
Sekolah/Madrasah
selama
ini,
Supervisi
oleh
Kepala
bahwa
Supervisi
Akademik yang dilakukan oleh Kepala Sekolah antara
lain untuk meningkatkan profesionalisme guru.
Bagi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga
kota
Salatiga, hasil penelitian ini kiranya dapat
menjadi
bahan
program
pembinaan
Kepala
Sekolah
meningkatkan
pertimbangan
di
maupun
kota
kinerja
dalam
pelatihan
Salatiga,
Kepala
merancang
bagi
para
sehingga
akan
Sekolah
dalam melaksanakan Supervisi Akademik.
khususnya