Tugas Mata kuliah SISTEM MANUFACTURING T
Tugas Mata kuliah
“ SISTEM MANUFACTURING TERPADU “
Topik : Penjadwalan ( Scheduling)
Dosen Pengampu:
Ir. Elisa Kusrini , MT. CPM
Nama
NIM
: M. Ansyar Bora
: 11916230
MAGISTER TEKNIK INDUSTRI
PROGRAM PASCASARJANA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2012
M. Ansyar Bora
Nomor 1:
A. Penyelesaian dengan menggunakan aturan
Contoh seperti data waktu proses dan due
“ PENJADWALAN n JOB 1 MESIN “
Data :
Job (i)
1
2
3
4
13
10
7
15
ti
20
15
18
25
di
“SPT (shortest processing time)”, dengan dasar “ti”.
date (dalam jam) 9 part dalam sebuah mesin atau
5
12
26
6
17
45
7
16
50
8
18
24
9
9
22
Penyelesaian dengan menggunakan aturan SPT (shortest processing time), yaitu dimulai dari
waktu terkecil dari urutan “ti” dan nantinya diikuti penyesuaian “job (i)” dan “di” seperti data
diatas, sementara
“ci’ didapat dari komulatif penjumlahan ti, dan “Li = ci – di”, maka
didapat seperti table dibawah ini:
Job (i)
ti
ci
di
Li
3
7
7
18
-11
9
9
16
22
-6
2
10
26
15
11
5
12
38
26
12
1
13
51
20
31
4
15
66
25
41
7
16
82
50
32
6
17
99
45
54
8
18
117
24
93
TOTAL
502
257
Maka :
Mean lateness, didapat dari rata-rata Li:
∑
Maximum lateness, yaitu nilai tertinggi dari Li, yaitu 93 jam (pada job 8)
Mean flowtime, didapat dari rata-rata ci:
∑
Catatan:
a. ti
b. di
c. ci
d. Li
= processing time
= due date
= completion time
= lateness
B. Penyelesaian dengan menggunakan aturan “EDD (Earliest Due Date)”, dengan dasar “di”. Contoh
seperti data waktu proses dan due date (dalam jam) 9 part dalam sebuah mesin atau
“ PENJADWALAN n JOB 1 MESIN “
Data :
Job (i)
ti
di
1
13
20
2
10
15
3
7
18
4
15
25
5
12
26
6
17
45
7
16
50
8
18
24
9
9
22
Penyelesaian dengan aturan EDD (Earliest Due Date), yaitu dimulai dari waktu tercepat dari
urutan pada “di” dan nantinya diikuti penyesuaian “job (i)” dan “ti” seperti data diatas, sementara
“ci’ didapat dari komulatif penjumlahan ti, dan “Li = ci – di”, maka didapat seperti table
dibawah ini:
Job (i)
ti
ci
di
Li
2
10
10
15
-5
3
7
17
18
-1
1
13
30
20
10
9
9
39
22
17
8
18
57
24
33
4
15
72
25
47
5
12
84
26
58
6
17
101
45
56
7
16
117
50
67
TOTAL
527
282
M. Ansyar Bora
Maka :
Mean lateness, didapat dari rata-rata Li:
∑
Maximum lateness, yaitu nilai tertinggi dari Li, yaitu 67 jam (pada job 7)
Mean flowtime, didapat dari rata-rata ci:
∑
Catatan:
a. ti
b. di
c. ci
d. Li
= processing time
= due date
= completion time
= lateness
C. Penyelesaiaan dengan menggunakan aturan “ALGORITMA HODGSON”, dengan dasar “di”.
Contoh seperti data waktu proses dan due date (dalam jam) 9 part dalam sebuah mesin atau
“ PENJADWALAN n JOB 1 MESIN “
Data :
Job (i)
ti
di
1
13
20
2
10
15
3
7
18
4
15
25
5
12
26
6
17
45
7
16
50
8
18
24
9
9
22
Penyelesaian dengan mengunakan aturan “ALGORITMA HODGSON”, objeknya yaitu minimasi
jumlah job tardy, yang dimulai dari waktu tercepat dari urutan pada “di” dan nantinya diikuti
penyesuaian “job (i)” dan “ti” seperti data diatas, sementara “ci’ didapat dari komulatif
penjumlahan ti, dan “Li = ci – di”,
maka didapat seperti table dibawah ini:
Identifikasi Task yang Tardy
Job (i)
2
3
ti
10
7
ci
10
17
di
15
18
Li
-5
-1
1
13
30
20
10
9
9
39
22
17
8
18
57
24
33
4
15
72
25
47
5
12
84
26
58
6
17
101
45
56
7
16
117
50
67
1. Table diatas menunjukan bahwa Li yang Pertama kali nilainya positif (dihitung dari kiri
kekanan) adalah 10, selanjutnya nilai ti tertinggi (dihitung dari kiri kekanan) adalah 13, maka
job 1 sebagai “Tardy” sementara “ci’ didapat dari komulatif penjumlahan ti, dan “Li = ci – di”
2. Table diatas menunjukan bahwa Li yang Pertama kali nilainya positif (dihitung dari kiri
kekanan) adalah 4, selanjutnya nilai ti tertinggi (dihitung dari kanan ke kiri)adalah 10, maka
job 2 sebagai “Tardy
M. Ansyar Bora
3. Table diatas menunjukan bahwa Li yang Pertama kali nilainya positif (dihitung dari kiri
kekanan) adalah 10, selanjutnya nilai ti tertinggi adalah 18, maka job 8 sebagai “Tardy”
4.
Table diatas menunjukan bahwa Li yang Pertama kali nilainya positif (dihitung dari kiri
kekanan) adalah 6, selanjutnya nilai ti tertinggi adalah 15, maka job 4 sebagai “Tardy”
5. Table diatas menunjukan bahwa Li yang Pertama kali nilainya positif (dihitung dari kiri
kekanan) adalah 2, selanjutnya nilai ti tertinggi adalah 12, maka job 5 sebagai “Tardy”
6. Setelah kolom 3,9,6 ,7 diperoleh maka kolom yang dikeluarkan digabungkan kembali seperti
table diatas , maka diperoleh data sebagai berikut :
Tardy yang dihasilkan = 5, dengan urutan job: 1-2-8-4-5
Mean Lateness (AVG Li)
34 Jam
Max lateness (Max Li)
91 Jam
Min Lateness (Min Li)
-12 Jam
Mean Flow Time (Avg Ci)
61.22222 Jam
M. Ansyar Bora
Kesimpulam dari 3 Aturan diatas Sebagai table berikut :
NO OBJECTIVE
RULES
MEAN MIN
LATENESS
1
MEAN MAX
LATENESS
MEAN
TARDY
2
3
MEAN
MEAN
MAX
FT
LATENESS LATENESS TARDY
SPT
55.78
28.56
93
7 JOBS
EDD
58.56
31.33
67
7 JOBS
34
91
5 JOBS
HUDSON 61.22
Nomor 2:
2 A. Algoritma meminimumkan mean flowtime pada mesin paralel.
Step 1 : Mengurutkan semua job dengan urutan SPT
Step 2
: Menjadwalkan job tersebut satu persatu pada mesin dengan beban minimum. Bila
mesin sama,memiilih mesin sembarang.
J(i)
ti
1
8
2
5
3
9
4
2
5
6
6
1
7
3
8
5
9
4
10
2
a. Penyelesaian dengan aturan “SPT (shortest processing time)”, dengan dasar “ti”. Contoh seperti
data waktu proses dan due date (dalam jam) 10 part dalam 3 (tiga) sebuah mesin atau
“ PENJADWALAN n JOB m MESIN “
Tujuan nya adalah untuk minimasi mean flowtime pada mesin parallel, dalam hal ini dengan
10 job (i) untuk 3 mesin
Metode Algoritma dengan SPT (shortess Processing Time)
yaitu mengurutkan nilai ti dimulai dari nilai terkecil (arahnya dari kiri ke kanan)
Job (i)
6
4
10
7
9
2
8
ti
1
2
2
3
4
5
5
7
2
j10
Mesin 3
Mesin 1
0
6
{
12
j9
j5
1
4
9
j7
1
2
18
j3
j8
3
4
3
9
j1
j4
j6
1
8
15
j2
2
Mesin 2
5
6
5
6
}
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Sehingga diperoleh :
M. Ansyar Bora
Mean flowtime =
Make span :
Mesin 1
Mesin 2
Mesin 3
= 18 jam
= 12 jam
= 15 jam
b. Penyelesaian dengan menggunakan aturan “LPT (Longest processing time)”, dengan dasar “ti”.
Contoh seperti data waktu proses dan due date (dalam jam) 10 part dalam 3 (tiga) sebuah mesin
atau
“ PENJADWALAN n JOB m MESIN “
Tujuannya adalah minimasi make span & mean flowtime pada mesin parallel, dalam hal ini
dengan 10 job (i) untuk 3 mesin
Metode Algoritma dengan LPT (longest Processing Time)
yaitu mengurutkan nilai ti dimulai dari nilai terbesar (arahnya dari kiri ke kanan)
Job (i)
3
1
5
8
2
9
7
10
ti
9
8
6
5
5
4
3
2
11
6
j5
Mesin 3
14
j8
1
2
3
{
4
j9
5
6
7
}
Mean flowtime =
Make span :
Mesin 1
Mesin 2
Mesin 3
8
9
15
13
j3
0
15
j10
j2
9
Mesin 1
15
13
j1
10
6
1
j6
j7
8
Mesin 2
4
2
11
j4
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Sehingga diperoleh:
= 15 jam
= 15 jam
= 15 jam
c. Penyelesaian dengan Langkah membalik urutan aturan “LPT (Longest processing time)” menjadi
SPT (shortest processing time)” dengan metode Algoritma LPT , dengan dasar “ti”. Contoh seperti
data waktu proses dan due date (dalam jam) 10 part dalam 3 (tiga) sebuah mesin atau
“ PENJADWALAN n JOB m MESIN “
Tujuannya adalah minimasi make span & mean flowtime pada mesin parallel, dalam hal ini
dengan 10 job (i) untuk 3 mesin
M. Ansyar Bora
j6
7
j10
6
1
15
j3
j9
j4
0
15
j1
j2
2
Mesin 1
j5
j8
j7
2
Mesin 2
15
9
4
1
Mesin 3
2
3
4
{
5
}
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Sehingga diperoleh:
Mean flowtime =
Make span :
Mesin 1= 15 jam
Mesin 2= 15 jam
Mesin 3= 15 jam
Kesimpulan:
a. Nilai mean flowtime untuk SPT dan LPT yang dibalik menjadi SPT hasilnya sama yaitu 7,6 jam,
sedangkan LPT sebesar 11,9 jam
b. Jumlah/total makespan untuk ke 3 (tiga) mesin, baik pada SPT, LPT maupun LPT yang dibalik
menjadi SPT adalah sama, yaitu sebesar 18 jam
2B . Algoritma meminimumkan mean flowtime pada mesin paralel.
Step 1
: mengurutkan semua job dengan urutan SPT
Step 2
: menjadwalkan job tersebut satu persatu pada mesin dengan beban minimum. Bila
mesin sama,pilih mesin sembarang.
Data :
Job (i)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
13
10
7
15
12
17
16
18
9
ti
20
15
18
25
26
45
50
24
22
di
a. Penyelesaian dengan mengunakan aturan “SPT (shortest processing time)”, dengan dasar “ti”.
Contoh seperti data waktu proses dan due date (dalam jam) 9 part dalam 3 (tiga) sebuah mesin atau
“ PENJADWALAN n JOB m MESIN “
Tujuannya adalah minimasi mean flowtime pada mesin parallel, dalam hal ini dengan
9 job (i)
untuk 3 mesin
Metode Algoritma dengan SPT (Shortess Processing Time)
Yaitu mengurutkan nilai ti dimulai dari nilai terkecil (arahnya dari kiri ke kanan)
Job (i)
3
9
2
5
1
4
ti
7
9
10
12
13
15
di
18
22
15
26
20
25
7
16
50
6
17
45
8
18
24
M. Ansyar Bora
10
Mesin 3
j7
9
Mesin 2
22
j9
j6
19
1
2
4
3
37
j8
j5
j3
0
39
j1
7
Mesin 1
41
25
j4
j2
5
6
7
8
9 10 11 12
13
{
16 17 18 19 20 21 22
14 15
}
Mean flowtime =
Make span :
Mesin 1
Mesin 2
Mesin 3
23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
34 35 36 37 38 39 40
41 42 43 44 45
Sehingga diperoleh:
= 37 jam
= 39 jam
= 41 jam
b. Penyelesaian dengan menggunakan aturan “LPT (Longest processing time)”, dengan dasar “ti”.
Contoh seperti data waktu proses dan due date (dalam jam) 9 part dalam 3 (tiga) sebuah mesin atau
“ PENJADWALAN n JOB m MESIN “
Disini objectivenya adalah minimasi make span & mean flowtime pada mesin parallel, dalam hal
ini dengan 9 job (i) untuk 3 mesin
31
16
Mesin 3
j7
j4
j3
30
17
Mesin 2
j6
j1
j1
j8
0
1
2
3
4
5
6
7
8
j8
9
{
10
13
14 15
16 17
}
Mean flowtime =
Make span :
Mesin 1
Mesin 2
Mesin 3
30
j5
11 12
18 19 20 21 22
39
j9
18
Mesin 1
38
23 24 25 26
40
j2
27 28
29 30 31 32 33
34 35 36 37
38 39 40
41 42 43 44
45
Sehingga diperoleh:
= 40 jam
= 39 jam
= 38 jam
M. Ansyar Bora
c. Penyelesaian dengan langkah membalik urutan aturan “LPT (Longest processing time)” menjadi
SPT (shortest processing time)” dengan metode Algoritma LPT , dengan dasar “ti”. Contoh seperti
data waktu proses dan due date (dalam jam) 9 part dalam 3 (tiga) sebuah mesin atau
“ PENJADWALAN n JOB m MESIN “
Tujuan nya adalah minimasi make span & mean flowtime pada mesin parallel, dalam hal ini
dengan 9 job (i) untuk 3 mesin
7
Mesin 3
22
j7
j9
j6
j1
10
Mesin 1
2
3
4
5
40
22
j2
1
39
22
9
Mesin 2
0
38
j4
j3
j8
j5
6
7
8
9
{
10
11
12
13
14
15
16
}
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
Sehingga diperoleh
Mean flowtime =
Make span :
Mesin 1
Mesin 2
Mesin 3
= 40 jam
= 39 jam
= 38 jam
Kesimpulan:
a. Nilai mean flowtime untuk SPT dan LPT yang dibalik menjadi SPT hasilnya sama yaitu 23,22
jam, sedangkan LPT sebesar 28,78 jam
b. Jumlah/total makespan untuk ke 3 (tiga) mesin, baik pada SPT, LPT maupun LPT yang dibalik
menjadi SPT adalah sama, yaitu sebesar 41 jam
M. Ansyar Bora
“ SISTEM MANUFACTURING TERPADU “
Topik : Penjadwalan ( Scheduling)
Dosen Pengampu:
Ir. Elisa Kusrini , MT. CPM
Nama
NIM
: M. Ansyar Bora
: 11916230
MAGISTER TEKNIK INDUSTRI
PROGRAM PASCASARJANA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2012
M. Ansyar Bora
Nomor 1:
A. Penyelesaian dengan menggunakan aturan
Contoh seperti data waktu proses dan due
“ PENJADWALAN n JOB 1 MESIN “
Data :
Job (i)
1
2
3
4
13
10
7
15
ti
20
15
18
25
di
“SPT (shortest processing time)”, dengan dasar “ti”.
date (dalam jam) 9 part dalam sebuah mesin atau
5
12
26
6
17
45
7
16
50
8
18
24
9
9
22
Penyelesaian dengan menggunakan aturan SPT (shortest processing time), yaitu dimulai dari
waktu terkecil dari urutan “ti” dan nantinya diikuti penyesuaian “job (i)” dan “di” seperti data
diatas, sementara
“ci’ didapat dari komulatif penjumlahan ti, dan “Li = ci – di”, maka
didapat seperti table dibawah ini:
Job (i)
ti
ci
di
Li
3
7
7
18
-11
9
9
16
22
-6
2
10
26
15
11
5
12
38
26
12
1
13
51
20
31
4
15
66
25
41
7
16
82
50
32
6
17
99
45
54
8
18
117
24
93
TOTAL
502
257
Maka :
Mean lateness, didapat dari rata-rata Li:
∑
Maximum lateness, yaitu nilai tertinggi dari Li, yaitu 93 jam (pada job 8)
Mean flowtime, didapat dari rata-rata ci:
∑
Catatan:
a. ti
b. di
c. ci
d. Li
= processing time
= due date
= completion time
= lateness
B. Penyelesaian dengan menggunakan aturan “EDD (Earliest Due Date)”, dengan dasar “di”. Contoh
seperti data waktu proses dan due date (dalam jam) 9 part dalam sebuah mesin atau
“ PENJADWALAN n JOB 1 MESIN “
Data :
Job (i)
ti
di
1
13
20
2
10
15
3
7
18
4
15
25
5
12
26
6
17
45
7
16
50
8
18
24
9
9
22
Penyelesaian dengan aturan EDD (Earliest Due Date), yaitu dimulai dari waktu tercepat dari
urutan pada “di” dan nantinya diikuti penyesuaian “job (i)” dan “ti” seperti data diatas, sementara
“ci’ didapat dari komulatif penjumlahan ti, dan “Li = ci – di”, maka didapat seperti table
dibawah ini:
Job (i)
ti
ci
di
Li
2
10
10
15
-5
3
7
17
18
-1
1
13
30
20
10
9
9
39
22
17
8
18
57
24
33
4
15
72
25
47
5
12
84
26
58
6
17
101
45
56
7
16
117
50
67
TOTAL
527
282
M. Ansyar Bora
Maka :
Mean lateness, didapat dari rata-rata Li:
∑
Maximum lateness, yaitu nilai tertinggi dari Li, yaitu 67 jam (pada job 7)
Mean flowtime, didapat dari rata-rata ci:
∑
Catatan:
a. ti
b. di
c. ci
d. Li
= processing time
= due date
= completion time
= lateness
C. Penyelesaiaan dengan menggunakan aturan “ALGORITMA HODGSON”, dengan dasar “di”.
Contoh seperti data waktu proses dan due date (dalam jam) 9 part dalam sebuah mesin atau
“ PENJADWALAN n JOB 1 MESIN “
Data :
Job (i)
ti
di
1
13
20
2
10
15
3
7
18
4
15
25
5
12
26
6
17
45
7
16
50
8
18
24
9
9
22
Penyelesaian dengan mengunakan aturan “ALGORITMA HODGSON”, objeknya yaitu minimasi
jumlah job tardy, yang dimulai dari waktu tercepat dari urutan pada “di” dan nantinya diikuti
penyesuaian “job (i)” dan “ti” seperti data diatas, sementara “ci’ didapat dari komulatif
penjumlahan ti, dan “Li = ci – di”,
maka didapat seperti table dibawah ini:
Identifikasi Task yang Tardy
Job (i)
2
3
ti
10
7
ci
10
17
di
15
18
Li
-5
-1
1
13
30
20
10
9
9
39
22
17
8
18
57
24
33
4
15
72
25
47
5
12
84
26
58
6
17
101
45
56
7
16
117
50
67
1. Table diatas menunjukan bahwa Li yang Pertama kali nilainya positif (dihitung dari kiri
kekanan) adalah 10, selanjutnya nilai ti tertinggi (dihitung dari kiri kekanan) adalah 13, maka
job 1 sebagai “Tardy” sementara “ci’ didapat dari komulatif penjumlahan ti, dan “Li = ci – di”
2. Table diatas menunjukan bahwa Li yang Pertama kali nilainya positif (dihitung dari kiri
kekanan) adalah 4, selanjutnya nilai ti tertinggi (dihitung dari kanan ke kiri)adalah 10, maka
job 2 sebagai “Tardy
M. Ansyar Bora
3. Table diatas menunjukan bahwa Li yang Pertama kali nilainya positif (dihitung dari kiri
kekanan) adalah 10, selanjutnya nilai ti tertinggi adalah 18, maka job 8 sebagai “Tardy”
4.
Table diatas menunjukan bahwa Li yang Pertama kali nilainya positif (dihitung dari kiri
kekanan) adalah 6, selanjutnya nilai ti tertinggi adalah 15, maka job 4 sebagai “Tardy”
5. Table diatas menunjukan bahwa Li yang Pertama kali nilainya positif (dihitung dari kiri
kekanan) adalah 2, selanjutnya nilai ti tertinggi adalah 12, maka job 5 sebagai “Tardy”
6. Setelah kolom 3,9,6 ,7 diperoleh maka kolom yang dikeluarkan digabungkan kembali seperti
table diatas , maka diperoleh data sebagai berikut :
Tardy yang dihasilkan = 5, dengan urutan job: 1-2-8-4-5
Mean Lateness (AVG Li)
34 Jam
Max lateness (Max Li)
91 Jam
Min Lateness (Min Li)
-12 Jam
Mean Flow Time (Avg Ci)
61.22222 Jam
M. Ansyar Bora
Kesimpulam dari 3 Aturan diatas Sebagai table berikut :
NO OBJECTIVE
RULES
MEAN MIN
LATENESS
1
MEAN MAX
LATENESS
MEAN
TARDY
2
3
MEAN
MEAN
MAX
FT
LATENESS LATENESS TARDY
SPT
55.78
28.56
93
7 JOBS
EDD
58.56
31.33
67
7 JOBS
34
91
5 JOBS
HUDSON 61.22
Nomor 2:
2 A. Algoritma meminimumkan mean flowtime pada mesin paralel.
Step 1 : Mengurutkan semua job dengan urutan SPT
Step 2
: Menjadwalkan job tersebut satu persatu pada mesin dengan beban minimum. Bila
mesin sama,memiilih mesin sembarang.
J(i)
ti
1
8
2
5
3
9
4
2
5
6
6
1
7
3
8
5
9
4
10
2
a. Penyelesaian dengan aturan “SPT (shortest processing time)”, dengan dasar “ti”. Contoh seperti
data waktu proses dan due date (dalam jam) 10 part dalam 3 (tiga) sebuah mesin atau
“ PENJADWALAN n JOB m MESIN “
Tujuan nya adalah untuk minimasi mean flowtime pada mesin parallel, dalam hal ini dengan
10 job (i) untuk 3 mesin
Metode Algoritma dengan SPT (shortess Processing Time)
yaitu mengurutkan nilai ti dimulai dari nilai terkecil (arahnya dari kiri ke kanan)
Job (i)
6
4
10
7
9
2
8
ti
1
2
2
3
4
5
5
7
2
j10
Mesin 3
Mesin 1
0
6
{
12
j9
j5
1
4
9
j7
1
2
18
j3
j8
3
4
3
9
j1
j4
j6
1
8
15
j2
2
Mesin 2
5
6
5
6
}
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Sehingga diperoleh :
M. Ansyar Bora
Mean flowtime =
Make span :
Mesin 1
Mesin 2
Mesin 3
= 18 jam
= 12 jam
= 15 jam
b. Penyelesaian dengan menggunakan aturan “LPT (Longest processing time)”, dengan dasar “ti”.
Contoh seperti data waktu proses dan due date (dalam jam) 10 part dalam 3 (tiga) sebuah mesin
atau
“ PENJADWALAN n JOB m MESIN “
Tujuannya adalah minimasi make span & mean flowtime pada mesin parallel, dalam hal ini
dengan 10 job (i) untuk 3 mesin
Metode Algoritma dengan LPT (longest Processing Time)
yaitu mengurutkan nilai ti dimulai dari nilai terbesar (arahnya dari kiri ke kanan)
Job (i)
3
1
5
8
2
9
7
10
ti
9
8
6
5
5
4
3
2
11
6
j5
Mesin 3
14
j8
1
2
3
{
4
j9
5
6
7
}
Mean flowtime =
Make span :
Mesin 1
Mesin 2
Mesin 3
8
9
15
13
j3
0
15
j10
j2
9
Mesin 1
15
13
j1
10
6
1
j6
j7
8
Mesin 2
4
2
11
j4
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Sehingga diperoleh:
= 15 jam
= 15 jam
= 15 jam
c. Penyelesaian dengan Langkah membalik urutan aturan “LPT (Longest processing time)” menjadi
SPT (shortest processing time)” dengan metode Algoritma LPT , dengan dasar “ti”. Contoh seperti
data waktu proses dan due date (dalam jam) 10 part dalam 3 (tiga) sebuah mesin atau
“ PENJADWALAN n JOB m MESIN “
Tujuannya adalah minimasi make span & mean flowtime pada mesin parallel, dalam hal ini
dengan 10 job (i) untuk 3 mesin
M. Ansyar Bora
j6
7
j10
6
1
15
j3
j9
j4
0
15
j1
j2
2
Mesin 1
j5
j8
j7
2
Mesin 2
15
9
4
1
Mesin 3
2
3
4
{
5
}
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Sehingga diperoleh:
Mean flowtime =
Make span :
Mesin 1= 15 jam
Mesin 2= 15 jam
Mesin 3= 15 jam
Kesimpulan:
a. Nilai mean flowtime untuk SPT dan LPT yang dibalik menjadi SPT hasilnya sama yaitu 7,6 jam,
sedangkan LPT sebesar 11,9 jam
b. Jumlah/total makespan untuk ke 3 (tiga) mesin, baik pada SPT, LPT maupun LPT yang dibalik
menjadi SPT adalah sama, yaitu sebesar 18 jam
2B . Algoritma meminimumkan mean flowtime pada mesin paralel.
Step 1
: mengurutkan semua job dengan urutan SPT
Step 2
: menjadwalkan job tersebut satu persatu pada mesin dengan beban minimum. Bila
mesin sama,pilih mesin sembarang.
Data :
Job (i)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
13
10
7
15
12
17
16
18
9
ti
20
15
18
25
26
45
50
24
22
di
a. Penyelesaian dengan mengunakan aturan “SPT (shortest processing time)”, dengan dasar “ti”.
Contoh seperti data waktu proses dan due date (dalam jam) 9 part dalam 3 (tiga) sebuah mesin atau
“ PENJADWALAN n JOB m MESIN “
Tujuannya adalah minimasi mean flowtime pada mesin parallel, dalam hal ini dengan
9 job (i)
untuk 3 mesin
Metode Algoritma dengan SPT (Shortess Processing Time)
Yaitu mengurutkan nilai ti dimulai dari nilai terkecil (arahnya dari kiri ke kanan)
Job (i)
3
9
2
5
1
4
ti
7
9
10
12
13
15
di
18
22
15
26
20
25
7
16
50
6
17
45
8
18
24
M. Ansyar Bora
10
Mesin 3
j7
9
Mesin 2
22
j9
j6
19
1
2
4
3
37
j8
j5
j3
0
39
j1
7
Mesin 1
41
25
j4
j2
5
6
7
8
9 10 11 12
13
{
16 17 18 19 20 21 22
14 15
}
Mean flowtime =
Make span :
Mesin 1
Mesin 2
Mesin 3
23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
34 35 36 37 38 39 40
41 42 43 44 45
Sehingga diperoleh:
= 37 jam
= 39 jam
= 41 jam
b. Penyelesaian dengan menggunakan aturan “LPT (Longest processing time)”, dengan dasar “ti”.
Contoh seperti data waktu proses dan due date (dalam jam) 9 part dalam 3 (tiga) sebuah mesin atau
“ PENJADWALAN n JOB m MESIN “
Disini objectivenya adalah minimasi make span & mean flowtime pada mesin parallel, dalam hal
ini dengan 9 job (i) untuk 3 mesin
31
16
Mesin 3
j7
j4
j3
30
17
Mesin 2
j6
j1
j1
j8
0
1
2
3
4
5
6
7
8
j8
9
{
10
13
14 15
16 17
}
Mean flowtime =
Make span :
Mesin 1
Mesin 2
Mesin 3
30
j5
11 12
18 19 20 21 22
39
j9
18
Mesin 1
38
23 24 25 26
40
j2
27 28
29 30 31 32 33
34 35 36 37
38 39 40
41 42 43 44
45
Sehingga diperoleh:
= 40 jam
= 39 jam
= 38 jam
M. Ansyar Bora
c. Penyelesaian dengan langkah membalik urutan aturan “LPT (Longest processing time)” menjadi
SPT (shortest processing time)” dengan metode Algoritma LPT , dengan dasar “ti”. Contoh seperti
data waktu proses dan due date (dalam jam) 9 part dalam 3 (tiga) sebuah mesin atau
“ PENJADWALAN n JOB m MESIN “
Tujuan nya adalah minimasi make span & mean flowtime pada mesin parallel, dalam hal ini
dengan 9 job (i) untuk 3 mesin
7
Mesin 3
22
j7
j9
j6
j1
10
Mesin 1
2
3
4
5
40
22
j2
1
39
22
9
Mesin 2
0
38
j4
j3
j8
j5
6
7
8
9
{
10
11
12
13
14
15
16
}
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
Sehingga diperoleh
Mean flowtime =
Make span :
Mesin 1
Mesin 2
Mesin 3
= 40 jam
= 39 jam
= 38 jam
Kesimpulan:
a. Nilai mean flowtime untuk SPT dan LPT yang dibalik menjadi SPT hasilnya sama yaitu 23,22
jam, sedangkan LPT sebesar 28,78 jam
b. Jumlah/total makespan untuk ke 3 (tiga) mesin, baik pada SPT, LPT maupun LPT yang dibalik
menjadi SPT adalah sama, yaitu sebesar 41 jam
M. Ansyar Bora