STATUS GIZI BALITA DI DESA PEKUWON KECAMATAN BANGSAL MOJOKERTO

  

STATUS GIZI BALITA DI DESA PEKUWON

KECAMATAN BANGSAL

MOJOKERTO

  

INDRA ANGGA P

11001025

Subject : Status Gizi, Balita

DESCRIPTION

  Umumnya pada anak dibawah lima tahun rawan sekali terjadi kekurangan gizi dan gizi lebih. Yang menonjol adalah kurang energy (kalori) dan kurang protein dan kekurangan vitamin A, yodium, zat besi, vitamin dan mineral lainnya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui status gizi balita di Desa Pekuwon Kecamatan Bangsal Kabupaten Mojokerto.

  Jenis penelitian ini deskriptif dengan rancang bangun survey. Variabel penelitian ini status gizi pada balita. Populasi penelitian ini yaitu seluruh balita di Desa Pekuwon Kecamatan Bangsal Kabupaten Mojokerto sebanyak 222 balita. Sampel diambil dengan teknik simple random sampling sebanyak 69 responden. Data dikumpulkan dengan instrument kuesioner, kemudian diolah secara editing,

  

coding, scoring dan tabulating dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi.

  Hasil penelitian menunjukan bahwa Status gizi balita di Desa Pekuwon Kecamatan Bangsal Mojokerto sebagian besar status gizi balita responden termasuk pada kategori status gizi baik sebanyak 42 responden (60,9%)

  Hasil analisis berupa gambaran status gizi diperoleh dari hasil observasi kartu menuju sehat yang dikategorikan menjadi 4 kelompok yaitu gizi buruk, kurang, baik dan lebih.

  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kebutuhan gizi yang diperlukan oleh anak sudah terpenuhi dengan cukup baik sehingga anak yang mengalami gizi kurang tidak terlalu banyak. Oleh karena itu Diharapkan ibu balita lebih meningkatkan pendidikan (pengetahuan atau keilmuan) sehingga dengan keilmuan yang lebih dapat merangsang untuk dapat meningkatkan pengetahuan tentang pemenuhan status gizi balita sehingga status gizi akan dapat lebih baik.

  

ABSTRACT

  Mostly children under five years very prone to malnutrition and over nutrition. By the large is the lack of energy (calories) and less protein and vitamin A, iodine, iron, vitamins, and other minerals. The purpose of this study to determine the nutritional status of children in the District Pekuwon Ward Village of Mojokerto regency.

  This study was descriptive with the survey design. The variable of this study was nutritional status of infants. The population of this research were all children toddlers. Samples were taken with a simple random sampling technique obtained 69 respondents. Data were collected with a questionnaire instrument, then processed in editing, coding, scoring and tabulating and presented in the form of a frequency distribution table.

  The results showed that the nutritional status in the District Pekuwon Ward Village of Mojokerto most of the nutritional status of children under five respondents included in the category of good nutritional status as many as 42 respondents (60,9%).

  The results of the analysis obtained a condition of the nutritional status of the card towards the observation of healthy categorized into 4 groups: poor nutrition, lack of, well and more.

  The results of this study indicate that the nutritional needs required by the child are met well enough so that children who experience malnutrition is not too much. Therefore, it is expected that the toddler’s mother further improve education (knowledge or science) so that the scholarly could stimulate more to be able to increase the knowledge about the fulfillment of nutritional status of children under five nutritional status will be better.

  Keywords : Nutritional Status, Toddlers Contributor : 1. Eka Diah K, M.Kes

  2. Sunyoto, S. Kep. Ns

  Date : 14 Juli 2014 Identifier : - Right : Open Document Summary : -

LATAR BELAKANG

  Masalah gizi adalah masalah kesehatan masyarakat yang penanggulangannya tidak dapat dilaksanakan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja, sehingga memerlukan dukungan lintas sektor. Mengingat penyebabnya sangat kompleks, pengelolaan gizi buruk memerlukan kerjasama yang komprehensif dari semua pihak. Bukan hanya dari dokter maupun tenaga medis, namun juga pihak orang tua, keluarga, pemuka masyarakat maupun agama dan pemerintah(Pakaya, 2012).Keadaan gizi terutama padamasabalita akansangatmempengaruhi tingkatkecerdasanmanusia dewasa,karena kecukupan gizi sangatdiperlukan dalam pembentukan otak terutama pada masa balitayangnantinya akanmenghasilkan manusia produktif dan berkualitas. Gizi yang diperoleh seoranganakmelalui konsumsi makanan setiap hari berperan besaruntukkehidupan anaktersebut. Umumnya pada anakbalita (bawahlima tahun)menderitapenyakitgizi kurangdan gizilebihyang disebutgizi salah.Yang menonjoladalah kurangenergi (kalori)dan kurangprotein dan kekuranganvitaminA, yodium, zat besi, vitamin dan mineral lainnya (Santoso& Ranti,2004).

  Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan bahwa kasus gizi buruk pada hasil riskesdas tahun 2007 sebesar 5,4% sedangkan pada tahun 2010 menurun menjadi 4,9% dan pada tahun 2013 jumlah temuan gizi buruk meningkat menjadi 5,7%. Sedangkan pada kasus gizi kurang pada tahun 2007 dan 2010 mempunyai hasil yang sama sebanyak 13% dan meningkat pada tahun 2013 sebanyak 13,9%. Sedangkan untuk jumlah provinsi yang mempunyai angka kejadian status gizi balita kurang terbanyak pada Provinsi NTB, NTT, dan Kalimantan Tengah berkisar antara 25-30% sedangkan pada provinsi Jawa timur sebanyak 20% (Kemenkes, 2013). Data di Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur adalah sebagai berikut, gizi buruk Jatim tahun 2012-2013 diperoleh data jumlah balita usia 6-23 bulan gakin yang BGM sebanyak 18,091 balita (33%) dan di Kabupaten Mojokerto sebanyak 19 balita (58,3%).

  Ilmu gizi mencakup dua komponen yang penting, yaitu makanan dan kesehatan. Untuk mencapai kesehatan yang optimal diperlukan makanan bukan sekedar makanan, tetapi makanan yang mengandung gizi atau zat-zat gizi. (Notoatmodjo:2011). Ibu perlu mencermati konsumsi makanan balita seperti yang seharusnya dibutuhkan berdasarkan pola makan dengan gizi seimbang. Pengetahuan gizi yang baik akan menyebabkan seseorang mampu menyusun menu yang baik untuk dikonsumsi. Semakin banyak pengetahuan gizi seseorang maka akan semakin memperhitungkan jenis dan jumlah makanan yang diperolehnya untuk dikonsumsi. (Munir:2012).Masalah gizi masyarakat bukan menyangkut aspek kesehatan saja, melainkan aspek-aspek yang terkait yang lain, seperti ekonomi, sosial budaya, pendidikan, kependudukan, dan sebagainya. Oleh sebab itu, penanganan atau perbaikan gizi sebagai upaya terapi tidak hanya diarahkan pada gangguan gizi atau kesehatan saja, melainkan juga kearah bidang- bidang yang lain. Misalnya penyakit gizi KKP (kekurangan kalori dan protein) pada anak-anak balita, tidak cukup dengan hanya pemberian makanan tambahan saja (PMT), tetapi juga dilakukan perbaikan ekonomi, peningkatan pengetahuan, tentang gizi , skrining balita secara minimal 1 bulan sekali melalui posyandu dan sebagainya. (Notoatmodjo:2011).

METODE PENELITIAN

  Jenis Penelitian ini adalah deskriptif . Variabel dalam penelitian ini yaitu status gizi pada balita. Populasi penelitian ini adalah seluruh balita di Desa Pekuwon Kecamatan Bangsal Kabupaten Mojokerto sebanyak 222 balita. Sebagian balita di Desa Pekuwon Kecamatan Bangsal Kabupaten Mojokerto sebanyak 69 responden. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik simple

  

random sampling adalah bahwa setiap anggota unit dari populasi mempunyai

  kesempatan yang sama untuk diseleksi sebagai sampel. Pada penelitian ini instrumen yang digunakan adalah lembar observasi kartu menuju sehat (KMS) balita.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  Hasil penelitian diperoleh data bahwa hampir setengahnya anak responden berusia 1-3 tahun sebanyak 28 responden (40,6) bahwa sebagian besar balita berjenis kelamin perempuan sebanyak 37 responden (53,6%), sebagian besar berat badan balita tergolong pada kategori berat badan antara 14-18 Kg sebanyak 38 responden (55,1%), sebagian besar responden mempunyai latar belakang responden termasuk pada kategori status gizi baik sebanyak 42 responden (60,9%).

  Hasil penelitian tentang status gizi balita yang dilakukan terhadap 69 balita di Posyandu Desa Pekuwon Kecamatan Bangsal Mojokerto diperoleh data sebagian besar status gizi balita responden termasuk pada kategori status gizi baik dengan nilai -2 s/d + 2 SD sebanyak 42 responden (60,9%), pada kategori status gizi kurang dengan nilai -3 s/d -2 SD sebanyak 16 responden (23,2%), dan pada status gizi lebih sebanyak 11 responden (15,9%).

  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa balita di Desa Pekuwon sudah mempunyai status gizi yang cukup baik, dimana hal ini terjadi karena orang tua balita sudah berusaha untuk dapat memenuhi kebutuhan gizi anak seperti memberikan makanan yang cukup dan bergizi tinggi sehingga dengan pemberian makanan yang cukup tersebut balita mempunyai penambahan berat badan yang cukup dan status gizi balita dapat dikatakan baik. sedangkan pada status gizi lebih terjadi karena ibu berusahan untuk selalu memenuhi nutrisi anak akan tetapi pola pemenuhan nutrisi yang diberikan terlalu berlebihan sehingga balita mengalami kelebihan berat badan.

  Hasil ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Dibedakan antara status gizi buruk, kurang, baik, dan lebih (Almatsier, 2009). Ada beberapa faktor yang sering merupakan penyebab gangguan gizi, baik langsung maupun langsung. Sebagai penyebab langsung gangguan gizi khususnya gangguan gizi pada bayi dan balita adalah tidak sesuai jumlah gizi yang mereka peroleh dari makanan dengan kebutuhan tubuh mereka (Proverawati, 2010 dalam Suparyanto, 2012).

  Sedangkan pada balita yang mengalami status gizi kurang terjadi karena ibu masih belum mampu memenuhi kebutuhan gizi balita dengan baik karena keterbatasan kemampuan orang tua dalam menyajikan makanan dan menyediakan makanan yang bergizi selain itu orang tua tidak mempunyai pemahaman yang baik tentang gizi yang harus dipenuhi pada anak usia 1-5 tahun. status gizi yang terjadi pada balita akan berpengaruh pada perkembangan anak dimana dengan status gizi yang kurang anak akan dapat mengalami keterlambatan perkembangan sedangkan pada status gizi yang normal perkembangan anak dapat berjalan sesuai dengan usia anak.

  Faktor yang dapat mempengaruhi status gizi balita diantaranya pengetahuan ibu, status ekonomi, jumlah anak atau faktor herediter sehari-hari sering terlihat keluarga yang sungguhpun berpenghasilan cukup akan tetapi makanan yang dihidangkan seadanya. Kejadian gangguan gizi tidak hanya ditemukan pada keluarga yang berpenghasilan kurang akan tetapi juga pada keluarga yang berpenghasilan cukup karena biasanya mereka akan menitipkan pengasuhan anak pada pembantu, jika pembantu dapat mengetahui tentang nutrisi yang dibutuhkan anak dengan baik maka status gizi anak akan menjadi lebih baik demikian pula sebaliknya. Keadaan ini menunjukkan bahwa ketidaktahuan akan faedah makanan bagi kesehatan tubuh menjadi penyebab buruknya mutu gizi makanan keluarga, khususnya makanan balita. Masalah gizi karena kurangnya pengetahuan dan ketrampilan dibidang memasak akan menurunkan konsumsi makanan anak, keragaman bahan dan keragaman jenis makanan yang mempengaruhi kejiwaan misalnya kebebasan.

  Berdasarkan latar belakang pendidikan responden diperoleh data sebagian besar responden mempunyai latar belakang pendidikan SMA sebanyak 33 responden (47,8%).

  Menurut Proverawati (2009) menyatakan bahwa dalam kehidupan masyarakat sehari-hari sering terlihat keluarga yang sungguhpun berpenghasilan cukup akan tetapi makanan yang dihidangkan seadanya. Keadaan ini menunjukkan bahwa ketidaktahuan akan faedah makanan bagi kesehatan tubuh menjadi penyebab buruknya mutu gizi makanan keluarga, khususnya makanan balita. Masalah gizi karena kurangnya pengetahuan dan ketrampilan dibidang memasak akan menurunkan konsumsi makan anak. keragaman bahan dan keragaman jenis makanan yang mempengaruhi kejiwaan misalnya kebebasan. Pengetahuan ini berkaitan pula dengan latar belakang pendidikan orang tua dimana semakin tinggi pendidikan orang tua maka akan semakin baik pengetahuan yang dimiliki.

  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar ibu balita mempunyai latar belakang pendidikan menengah, sehingga dengan latar belakang pendidikan tersebut responden akan mempunyai pemahaman dan pengetahuan yang cukup tentang pemenuhan kebutuhan gizi pada balita bisa meningkatkan orang tua terutama ibu dapat memilih bahan-bahan makanan yang mempunyai nilai gizi yang tinggi sekaligus bisa memperoleh dengan baik sehingga kebutuhan gizi anak dapat terpenuhi.

  SIMPULAN

  Status gizi balita di Desa Pekuwon Kecamatan Bangsal Mojokerto sebagian besar status gizi balita responden termasuk pada kategori status gizi baik sebanyak 42 responden (60,9%)

  REKOMENDASI

  Bagi Ibu Balita diharapkan ibu balita lebih meningkatkan pendidikan (pengetahuan atau keilmuan) sehingga dengan keilmuan yang lebih dapat merangsang untuk dapat meningkatkan pengetahuan tentang pemenuhan status gizi balita sehingga stataus gizi akan dapat lebih baik. Bagi Kader Posyandu diharapkan lebih intensif lagi bagi kader posyandu dalam memberikan pendidikan kesehatan terutama tentang penimbangan dan pemenuhan gizi balita sehingga orang tua lebih mengerti dan memahami tentang pemenuhan status gizi balita dan pengukuran status gizi. Bagi Peneliti Berikutnya diharapkan peneliti berikutnya dapat melakukan pengkajian yang lebih baik lagi atau menggunakan materi yang lain seperti faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pemenuhan kebutuhan gizi balita sehingga hasil penelitian dapat lebih optimal dan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan terutama tentang status gizi balita

  Correspondensi : E-Mail : indra_nesya@yahoo.com Alamat : jl raya ketimang no 6 wonoayu sidoarjo No. Hp : 087752771469