Dwi febrina untari Rangkuman Sistem Info

Dwi febrina untari
12212012

Rangkuman Sistem Informasi Akuntansi (SIA)
BAB 1
Proses Bisnis dan Sistem Informasi Akuntansi
Proses bisnis (Business Process) adalah urutan aktiftas yang dilakukan oleh suatu
bisnis untuk memperoleh barang dan jasa. Siklus transaksi (Transaction Process)
adalah menggelompokkan kejadian yang terjadi dalam suatu urutan tertentu.
Kejadian (Event) adalah aktiftas yang terjadi pada suatu waktu tertentu. Tiga siklus
transaksi, yaitu :
1.
Siklus Pemerolehan (Pembelian : proses mendapatkan barang atau jasa)
2.
Siklus konversi (proses mengubah sumber daya menjadi barang atau jasa)
3.
Siklus pendapatan (penyediaan barang atau jasa untuk konsumen)
Sistem informasi manajemen (SIM) adalah sistem yang menangkap, menyimpan,
memelihara data, dan menyediakan informasi bagi manajemen.
Lingkup Sistem Informasi Akuntansi
Sistem informasi akuntansi (SIM) adalah subsistem dari SIM yang

menyediakan informasi akuntansi keuangan, dan informasi lain atas transaksi
akuntansi. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sistem manajemen bisnis
yang mengintegrasikan semua aspek proses bisnis perusahaan. Penggunaan sistem
informasi akuntansi (SIA), yaitu :
1.
Membuat laporan eksternal
Laporan ini mencangkup laporan keuangan, seperti pajak dan laporan yang
diperlukan oleh badan-badan pemerintah yang mengatur perusahaan dalam
industri perbankan dan utilitas.
2.
Mendukung aktiftas rutin
Sistem SIA digunakan untuk menangani aktiftas operasi rutin sepanjang siklus
operasi perusahaan.
3.
Mendukung Pengambilan Keputusan
Informasi diperlukan untuk mendukung pengambilan keputusan yang tidak rutin
pada semua tingkat pada suatu organisasi.
4.
Perencanaan dan Pengendalian
Suatu sistem informasi diperlukan untuk aktiftas perencanaan dan pengendalian.

5.
Menerapkan Pengendalian Internal
Pengendalian internal ( internal control) mencangkup kebijakan-kebijakan,
prosedur-prosedur, dan sistem informasi yang digunakan untuk melindungi asetaset perusahaan dari kerugian atau korupsi, dan untuk memelihara keakuratan data
keuangan.
Aplikasi Peranti Lunak Akuntansi
Aplikasi (application) adalah program komputer yang digunakan untuk memenuhi
keperluan-keperluan tertentu.Interaksi antara sistem informasi akuntansi dan
seorang pengguna terdiri atas :
Pencatatan kejadian
Pengentrian informasi tentang pemasok, pelanggan, karyawan, dan produk

Pencetakan dokumen
Pencetakan laporan
Pelaksanaan permintaan informasi khusus untuk suatu maksud
Peran Akuntan Dalam Hubungannya Dengan SIA
International Federation of Accountants (IFAC) menerbitkan sebuah laporan,
pedoman 11, “Teknologi informasi didalam kurikulum akuntansi,” yang
mengidentifkasi 4 peran dimana akuntan menggunakan teknologi informasi,
diantaranya :

Pengguna
Para akuntan dan manajer keuangan menggunakan sistem akuntansi untuk semua
fungsi yang dibahas sebelumnya (menyusun laporan eksternal, menangani
transaksi rutin, dll).
Manajer
Manajer bertanggung jawab mengatur karyawan dan sumber daya untuk
membantu suatu organisasi dalam mencapai tujuannya.
Konsultan
Akuntan yang sudah berpengalaman dapat menyediakan jasa konsultasi dibanyak
bidang, termasuk sistem informasi, perencanaan keuangan perorangan, akuntansi
internasional, akuntansi lingkungan, dan akuntansi forensik.
Evaluator
Akuntan menyediakan bermacam jasa evaluasi yang berfokus atau bergantung
pada sistem informasi akuntansi. Disini, akan dilihat akuntan sebagai seorang :
1.
Auditor internal
Auditor internal mengevaluasi berbagai unit didalam suatu organisasi untuk
menentukan apakah unit itu telah mencapai misinya secara efsien dan efektif.
2.
Auditor eksternal

Perusahaan membayar kantor akuntan publik untuk mengaudit laporan keuangan
mereka untuk memenuhi ketentuan hukum dan untuk menambahkan kredibilitas
atas laporan keuangan mereka.
3.
Penyedia jasa assurance (pemberi keyakinan) lainnya.
Para akuntan memperluas peran mereka sebagai ava-luator dengan menyediakan
berbagai macam jasa assurance (assurance service).
Penyedia jasa akuntansi dan perpajakan
Akuntan menggunakan peranti lunak akuntansi guna menyusun laporan keuangan
untuk klien-klien kecil dan peranti lunak perpajakan guna memberikan jasa
perpajakan untuk klien-klien mereka.
BAB 2
Proses dan kejadian bisnis dapat didudun menjadi tiga siklus transaksi
utama yaitu siklus pemerolehan/pembelian, siklus konversi, dan siklus pendapatan.
Siklus pendapatan dari jenis organisasi mencakup semua bagian operasi seperti
merespon permintaan, membuat perjanjian, menyediakan jasa, menagih
pelanggan, penagihan uang, penyetoran uang kas, dan menyusun laporan. Fungsifungsi siklus pemerolehan yaitu berdiskusi, memproses permintaan, membuat
perjanjian, menerima barang dan jasa, mengakui klaim, memilih faktur-faktur, dan
menulis cek.
Mengidentifkaski kejadian dalam proses bisnis para akuntan harus terbiasa

dengan proses bisnis sebelum mereka mengevalusi atau mendesain satu system
informasi akuntansi. Para akuntan harus menguasai pedoman dalam proses bisnis.

Pedoman mengakui kejadian, pedoman ini berfokus pada pergeseran tanggung
jawab didalam proses bisnis untuk mengindetifkasikan kejadian.
Satu motivasi penting untuk mengindentifkasikan kejadian dari uraian
naratif dari suatu proses bisnis, bahwa data SIA berhubungan erat dengan kejadian.
Pengorganisasian data dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu dengan system
manual, dokumen sumber, jurnal, buku besar, dan buku besar pembantu untuk
mengorganisaikan informasi mengenai berbagai entitas. Informasi mengenai desain
fle dapat dikumpulkan dari berbagai macam sumber termasuk dokumentasi
system, manual yang menyertai software yang mengatur fle-fle. Entitas dapat
berupa pelanggan, karyawan, persediaan, pesanan, faktur dan lainnya yang perlu
diperhatikan. Dua jenis dari fle data yaitu yang pertama fle induk dibuat untuk
menyimpan data acuan tentang barang dan jasa serta agen-agen internal maupun
eksternal. Yang kedua fle transaksi digunakan untuk menyimpan informasi tentang
kejadian seperti pesanan, pengiriman, dan penagihan kas.
BAB 3
MENDOKUMENTASIKAN SISTEM AKUNTANSI
Pada bab 3 ini yaitu membahas tentang mengorganisasikan informasi tentang

proses bisnis dalam bentuk grafs yang mudah dipahami dan memahami paparan
grafs yang telah dikembangkan oleh pihak lain.dan dalam pembuatannya
dibutuhkan diagram system untuk menganalisis proses-proses yang terjadi didalam
perusahaan dan diagram tersebut akan menyoroti aspek-aspek dari suatu proses
bisnis seperti tanggung jawab,kejadian,dokumen, dan tabel-tabel.
Diagram Aktivitas UML (Unfned Modeling Language)
Maksud dari diagram aktivitas UML sendiri adalah suatu bahasa yang digunakan
untuk menentukan, memvisualisasi, membangun dan mendokumentasi suatu
sistem informasi.UML sendiri adalah merupakan standar terbuka yang
menjadikannya sebagai bahasa pemodelan yang umum dalam industry piranti
lunak dan pengembangkan system.alasan lain memilih UML adalah menyediakan
pilihan diagram untuk mendokumentasikan proses bisnis dan system
informasi.selain diagram aktivitas uml juga ada overview activity diagram &
diagram detailed activity.
Overview Activity Diagram dan Diagram Detailed Activity
Overview diagram
Yaitu menyajikan suatu pandangan tingkat tinggi dari proses bisnis dengan
mendokumentasikan kejadian – kejadian penting, urutan kejadian- kejadian, dan
aliran informasi antar kejadian.
·

Detailed diagram
yaitu sama dengan petadari sebuah kota.diagram ini menyediakan suatu penyajian
yang lebih detail dari aktivitas yang berhubungan dengan satu atau dua kejadian
yang ditunjukan kepada overview diagram.
BAB 4
Mengindentifkasi Resiko Dan Pengendalian Dalam Proses Bisnis
Pada bab terakhir ini diawali dengan pembahasan mengenai komponen
pengendalian internal. Laporan COSO mengidentifkasikan lima komponen
pengendalian internal yang saling berkaitan yaitu lingkungan pengendalian,
penentuan resiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, pengawasan.

Sasaran pengendalian internal yang disebutkan oleh COSO mencakup efektivitas
dan efsien operasi, dan keandalan laporan keuangan.
Dibidang penentuan risiko, risiko pelaksanaan (execution risk) mencakup risiko
tidak tepatnya pelaksanaan transaksi. Beberapa contoh diberikan untuk
mengidentifkasi bebagai jenis risiko, seperti proses penggajian ELERBE, siklus
pendapatan ELERBE, dan Angelo’s Diner. Berfokus pada risiko system informasi
(information system risk) atau risiko kesalahan pada system informasi perusahaan
melalui pencatatan, pembaruan, atau pelaporan data yang tidak tepat. Risiko
pembaruan adalah risiko kesalahan dalam memperbaharui data ringkasan di fle

induk (dalam system computer) atau buku besar pembantu(dalam system manual).
Bagian menstrukturkan risiko system informasi menjadi dua kategori: pencatatan
risiko dan pembaruan risiko dalam buku besar.
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang dikembangkan oleh
organisasiuntuk menghadapi risiko dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
Aktivitas pengendalian didefnisikan dan dikelompokan dalam butiran utama yaitu
pengendalian arus kerja, pengendalian input, pengendalian umum, dan penelaahan
kinerja. Bagian ini mengutamakan pengendalian arus kerja dan menyisakan
penjelasan terperinci untuk pengendalian input dan pengendalian umum lainnya.
Pemisahan tugas, urutasn kejadian yang diharuskan, penanggungjawab agen
internal merupakan pembahasan pokok pada pengendalian arus kerja.

INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN
A. Konsep Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban
Informasi akuntansi pertanggung jawaban adalah suatu informasi tentang aktiva,
pendapatan, dan biaya yang menjadi wewenang dan tanggung jawab unit-unit
organisasi yang bertanggung jawabatas pertanggungjawaban tertentu dalam suatu
organisasi.
Informasi akuntansi pertanggungjawaban terdiri atas :
1.

Informasi biaya masa lalu
Biaya yang menjadi tanggung jawab seseorang yang digunakan dalam proses
perencanaan. Contohnya : budget
2. Informasi biaya masa datang
Biaya sesungguhnya yang menjadi tanggung jawab seseorang dalam bentuk
laporan. Contohnya : laporan pertanggungjawaban dan laporan keuangan.
B. Manfaat Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban
Menurut Mulyadi (1997:170-174)
1.
Informasi akuntansi pertanggungjawaban yang berupa informasi masa yang
akan datang bermanfaat untuk penyusunan anggaran. Proses penyusunan
anggaran pada dasarnya merupakan prosespenetapan peran dalam usaha
mencapai sasaran perusahaan.
2. Informasi akuntansi pertanggungjawaban yang berupa informasi masa lalu
bermanfaat sebagai :
a) Informasi akuntansi pertanggungjawaban sebagai penilai kinerja manajer pusat
pertanggungjawaban. Informasi pertanggungjawaban merupakan informasi yang
penting dalam proses perencanaan dan manajer yang bertanggung jawab terhadap
perencanaan dan realisasinya.


b) Informasi akuntansi pertanggungjawaban sebagai pemotivasi manajer.
Informasi akuntansi akan berdampak langsung terhadap motivasi manajer dengan
mempengaruhi kemungkinan usaha diberi penghargaan. Informasi akuntansi
pertanggungjawaban juga digunakan untuk mengukur kinerja manajer.
3. Informasi akuntansi pertanggungjawaban memungkinkan pengelolaan
aktivitas.
Dengan menyajikan informasi biaya yang dipisahkan kedalam biaya penambah dan
bukan penambah nilai, sehingga manajemen dapat memperoleh informasi biaya
bukan-penambah dan dan bukan penambah nilai yang menggambarkan besarnya
pemborosan yang sekarang dialami perusahaan dalam memenuhi
kebutuhan customer. Manajer juga dapat memperoleh biaya bukan penambah nilai
yang memungkinkan mereka memusatkan pengendalian mereka terhadap aktivitas
bukan penambah nilai, selain itu juga dapat memungkinkan mereka melakukan
penyempurnaan efsiensi aktivitas penambah nilai.
4. Informasi akuntansi pertanggungjawaban memungkinkan pemantauan
efektivitas program pengelolaan aktivitas.
Dengan menyajikan informasi biaya yang dipisahkan kedalam biaya penambah dan
bukan penambah nilai dalam bentuk perbandingan dari periode ke periode, yang
mengakibatkan manajer dapat memantau efektivitas program pengelolaan aktivitas
dan merumuskan keputusan-keputusan strategik.

Kesimpulan : manfaat yang diperoleh dari informasi akuntansi pertanggungjawaban
adalah manajer dapat mengetahui program yang telah direncanakan untuk
pengambilan keputusan-keputusan dalam perusahaan.
Fungsi informasi akuntansi pertanggungjawaban:
a. Menyiapkan Budget untuk masing-masing responsibility center
b. Mengukur Performa dari masing-masing responsibility center
c. Menyiapkan skema pelaporan secara periodik yang membandingkan jumlah
secara aktual dan jumlah budget.
Secara umum fungsi dari informasi akuntansi pertanggungjawaban secara umum
adalah untuk menganalisis kinerja manajer dan sekaligus untuk memotivasi para
manajer dalam melaksanakan rencana mereka yang dituangkan dalam anggaran
mereka masing-masing.
C. Sistem Akuntansi PertanggungJawaban Tradisional
Menurut mulyadi (1997:214), Sistem akuntansi pertanggungjawaban tradisional
adalah suatu sistem akuntansi yang disusun sedemikian rupa sehingga
pengumpulan dan pelaporan biaya dan atau pendapatan dilakukan sesuai dengan
pusat pertanggungjawaban dalam organisasi, dengan tujuan agar dapat ditunjuk
orang atau kelompok orang yang bertanggung jawab atas penyimpangan biaya dan
atau pendapatan yang dianggarkan.
Karakteristik sistem akuntansi pertanggungjawaban :
1.
Adanya identifkasi pusat pertanggungjawaban
2. Standar ditetapkan sebagai tolak ukur kinerja manajer yang bertangung jawab
atas pusat pertanggungjawaban tertentu
3. Kinerja manajer diukur dengan membandingkanrealisasi dengan anggaran
4. Manajer secara individual diberi penghargaan atau hukumanberdasarkan
kebijakan manajemen yang lebih tinggi.
Kelemahan-kelemahan sistem akuntansi tradisional:
1.
Mengabaikan biaya yang tidak memberikan nilai tambah
2. Memberikan perhatian lebih terhadap biaya tenaga kerja

3.
4.
5.

Memfokuskan pada kondisi ekstern
Memberikan perhatian lebih terhadap ukuran keuangan
Perhitungan selisih mendorong tingkah laku negatif

Asumsi-asumsi sistem akuntansi pertanggungjawaban tradisional:
1.
Pengelolaan Berdasarkan Penyimpangan
Dengan melihat penyimapangan yang terjadi dalam perusahaan, maka manajemen
akan memusatkan perhatiaanya terhadap perbaikan ketidakefsienan yang terjadi.
Pelaporan secara periodik yang disajikan oleh akuntansi pertanggungjawaban
kepada manajer yang bertanggungjawab sangat cocok digunakan untuk menarik
perhatian mereka kearah bidang yang terdapat penyimpangan didalamnya dan
segera melakukan perbaikan.
2. Pengelolaan berdasarkan tujuan (Manajemen By Objective)
Dalam MBO manajer atas maupun bawah bersama-sama menetapkan sasaran
bersama yang dinyatakan dalam hasil atau sasaranyang diharapkan dan secara
bersama-sama memantau kemajuan dan pencapaian sasaran tersebut.
3. Struktur pertanggungjawaban sesuai dengan hierarki organisasi
Akuntansi pertanggungjawaban tradisional menganggap bahwa pengendalian
organisasi dapat meningkat dengan cara menciptakan jaringan pusat
pertanggungjawaban yang sesuai dengan struktur organisasi formal perusahaan.
4. Manajer bawahnya tersedia untuk menerima tanggung jawabyang dibebankan
kepada mereka melalui hierarki organisasi
Hal yang terpenting dalam menentukan agar sistem akuntansi pertanggungjawaban
ini berhasil adalah kesediaan para manajer pusat untuk menerima tanggung jawab
yang diberikan kepada mereka. Untuk mendorong penerimaan tanggung jawab,
kultur organisasi harus memungkinkan para manajer untuk kadang-kadang gagal
dalam tugas mereka, tanpa harus takut untuk menerima hukuman atas kegagalan
mereka tersebut.
5. Sistem akuntansi pertanggungjawaban mendorong kerjasama bukan kompetisi
Sistem akuntansi pertanggungjawaban memberikan kesempatan kepada manajer
untuk merumuskan sasaran mereka sendiri dan membuat keputusan dalam rangka
tenggung jawab yanng didelegasikan oleh manajer di atasnya, maka hal ini akan
meningkatkan kesetiaan harga diri dan rasa penting dalam diri manajer.
D. Activity-Based Responsibility Accounting System
Activity-based responsibility adalah suatu sistem akuntansi yang disusun
sedemikian rupa sehingga pengumpulan dan pelaporan biaya dilakukan menurut
aktivitas penambah dan bukan penambah nilaiuntuk memungkinkan manajemen
merencanakan pengelolaan aktivitas dan memantau hasil perbaikan
bersinambungan atas berbagai aktivitas untuk pembuatan produk/ penyerahan
jasa.
a. Aktivitas penambah nilai
Aktivitas penambahan nilai adalah aktivitas yang perlu dilakukan untuk menjaga
agar perusahaan tetap bertahan dan bekembang dalam bisnis yang dijalankan.
Klasifkasi aktivitas penambah nilai karena memenuhi 3 kondisi :
1.
Aktivitas yang mampu menghasilkan perubahan suatu keadaan
2. Perubuhan sifat tersebut tidak dapat dicapai oleh aktivitas sebelumnya
3. Aktivitas tersebut memungkinkan aktivitas lain dapat dilaksanakan
b. Aktivitas Bukan Penambah Nilai

Aktivitas bukan penambah nilai adalah aktivitas yang tidak memberikan nilai
tambah dan merupakanaktivitas yang tidak perlu dilakukan karena tidak membuat
perusahaan dapat bertahan atau berkembang dalam bisnisnya.
Dalam perusahaan manufaktur, terdapat 5 golongan aktivitas bukan penambah
nilai yaitu :
1.
Pembuatan skedul
Pembuatan waktu dan sumber daya untuk menentukan kapan berbagai produk
yang berbeda dimasukkan dan bagaimana berbagai produk tersebut diproduksi.
2. Pemindahan
Aktivitas yang menggunakan waktu dan sumber daya untuk memindahkan bahan
baku, produk dalam proses dan tranfer produk jadi dari satu departemen ke
departemen lainnya.
3. Penantian
Aktivitas yang didalamnya bahan baku dan produk dalam proses menggunakan
waktu dan sumber daya untuk menunggu proses berikutnya.
4. Inspeksi
Aktivitas yang mengkonsumsi waktu dan sumber daya untuk menjamin produk
yang dihasilkan sesuai dengan mutu yang sudah ditetapkan.
5. Penyimpanan
Aktivitas yang menggunakan waktu dan sumber daya selama produk dan bahan
baku disimpan sebagai bahan sediaan.
E. Penggunaan Informasi Akuntansi PertanggungJawaban
Sistem akuntansi pertanggungjawaban tradisional mengarahkanperhatian manajer
pada pengendalian biaya.
1.
Sistem pelaporan biaya dalam akuntansi pertanggungjawaban Tradisional
Pelaporan dalam sistem akuntansi pertanggungjawaban harus menggunakan
klasifkasi dan kode rekening yang sesuai dengan konsep pertanggungjawaban
dalam organisasi. Dengan kata lain bahwa klasifkasi kode rekening harus disusun
sedemikian rupa sehingga selain mampu menunjukkan jenis biaya atau penghasilan
yang terjadi, memungkinkan pengumpulan biaya terkendali dan tak terkendali pada
masing-masing pusat pertanggungjawaban atau kontribusi penghasilan masingmasing produk dan dapat mengidentifkasikan pula kode tingkat pimpinan
manajemen yang bertanggung jawab. Posisi angka dalam kode rekening
dikelompokan menjadi 2 yaitu :
·
Menunjukkan tempat terjadinya biaya
·
Menunjukkan kode jenis biaya dan penghasilan yang digolongkan sesuai
dengan objek pengeluaran dan penerimaan.
Jenis laporan biaya yang dihasilkan oleh akuntansi biaya dalam sistem akuntansi
pertanggungjawaban tradisional meliputi:
·
Laporan Pertanggungjawaban (resposibility cost report)
Bertujuan agar manajer melakukan pengelolaan biaya dengan cara
membandingkan biaya yang direalisasikan dengan biaya yang dinggarkan.
·
Laporan Biaya Produksi (cost of produstion report)
Bertujuan untuk menyajikan laporan biaya produksi untuk analisis biaya produk
yang dihasilkan perusahaan tiap bulan.

Untuk memaksimumkan keuntungan laporan pertanggungjawaban harus memenuhi
4 kriteria, yaitu :
a) Tepat Waktu
b) Diterbitkan secara periodik dan konsisten
c) Mudah dimengerti
d) Membandingkan antara budget dan jumlah aktual
Format umum laporan pertanggungjawaban:
Ø Nomor Kode akun biaya
Ø Jenis biaya atau pusat pertanggungjawaban
Ø Realisasi bulan ini
Ø Anggaran biaya bulan ini
Ø Penyimpangan biaya bulan ini
Ø Realisai biaya sampai dengan bulan ini
Ø Anggaran biaya sampai dengan bulan ini
Ø Penyimpangan biaya sampai dengan bulan ini
2. Sistem pengelolaan akuntansi pertanggungjawaban dalam akuntansi
pertanggungjawaban tradisional
Oleh karena biaya yang terjadi dikumpulkan untuk setiap tingkat manajemen, maka
biaya-biaya harus digolongkan dan diberi kode sesuai dengan tingkat manajemen
yang berada dalam struktur organisasi.
Ø Pengumpulan biaya untuk laporan produksi
Perhitungan cost produk dilakukan melalui tahap-tahap berikut :
a. Alokasi BOP departemen pembantu ke departemen produksi
b. Perhitungan cost produksi bagian kievel, bagian printing, dan bagian guset.
Pembebanan Tanggung Jawab Biaya Dalam Akuntansi Pertanggungjawaban
Tradisional
Dalam menentukan terkendalikan atau tidaknya biaya, ada dua metode yang dapat
dilakukan, yitu :
a. Didasarkan pada biaya yang dikeluarkan
Contohnya : departemen listrik dibebani tanggung jawab atas terjadinya biaya
listrik tersebut karena biaya listrik dikeluarkan oleh departemen listrik sedangkan
bagian departemen produksi dan departemen lain tidak dibebani.
b. Berdasarkan pada sumber daya yang dikonsumsi
Contoh : departemen listrik menjadi tanggung jawab penuh manajer listrikatau
dapat dialokasikan ke departemen pemakai sesuai dengan perilaku manajer yang
hendak dituju.
Contoh :
Departemen listrik menghasilkan listrik untuk memenuhi kebutuhan 3 Departemen
produksi X, Y, dan Z. Kapasitas Departemen listrik per tahun adalah 320.000 Kwh
dengan jumlah biaya listrik tersebut sebesar Rp 1.000.000 yang terdiri dari biaya
tetap Rp 700.000 dan biaya variabel Rp 300.000. kebutuhan minimum departemen
X, Y, dan Z masing-masing 80.000 Kwh, 70.000 Kwh, dan 50.000 Kwh.
Jawab:
Data Departemen Listrik
Biaya Tetap
Rp 700.000
Biaya Variable
Rp 300.000
Total Biaya Produksi Listrik Pertahun
Rp 1.000.000
Data Pemakaian Listrik Per Tahun

Kapasitas yang tersedia
Kebutuhan Pokok Departemen
Departemen X
80.000 Kwh
Departemen Y
70.000 Kwh
Departemen Z

320.000 Kwh

50.000 Kwh
200.000 Kwh

Kapasitas yang bebas pakai

120.000 Kwh

METODE PEMBEBANAN TANGGUNG JAWAB BIAYA LISTRIK
Metode 1 (Pembebanan berdasarkan kapasitas pelayanan)
Departemen X = (80.000/200.000) x Rp 1.000.000
=Rp 400.000
Departemen Y = (70.000/200.000) x Rp 1.000.000
=Rp 350.000
Departemen Z = (50.000/200.000) x Rp 1.000.000
=Rp
250.000
Rp1.000.000
Metode 2 (Pembebanan berdasarkan kapasitas pelayanan dan pemakaian)
Departemen X
Biaya Tetap
(80.000/200.000) x Rp 700.000
= Rp 280.000
Biaya Variable
(300.000/120.000)
= Rp 2,5 / Kwh
Departemen Y
Biaya Tetap
(70.000/200.000) x Rp 700.000
= Rp 245.000
Biaya Variable
(300.000/120.000)
= Rp 2,5 / Kwh
Departemen X
Biaya Tetap
(50.000/200.000) x Rp 700.000
= Rp 175.000
Biaya Variable
(300.000/120.000)
= Rp 2,5 / Kwh
Metode 3 (Pembebanan Berdasarkan Pemakaian)
Departemen X (Rp 1.000.000 / 320.000)
= Rp 3,125 / Kwh
Departemen Y (Rp 1.000.000 / 320.000)
= Rp 3,125 / Kwh
Departemen Z (Rp 1.000.000 / 320.000)
= Rp 3,125 / Kwh
F. Rekayasa Informasi Akuntansi Pertanggung Jawaban dalam activity
based responsibilityaccounting system
Untuk memungkinkan manajemen melakukan pengelolaan aktivitas, sistem
akuntansi pertanggungjawaban harus memisahkan biaya penambah nilai dan biaya
bukan penambah nilai. Pemisah biaya ini diperlukan agar manajemen :
1) Dapat memisahkan perhatian mereka terhadap pengurangan dan akhirnya
penghilangan biaya bukan penambah nilai
2) Menyadari besarnya pemborosan yang sekarang sedang terjadi
3) Memantau efektivitas program pengelolaan aktivitas dengan menyajikan biaya
bukan penambah nilai kepada manajemen dalam bentuk perbandingan anatr
periode.
Untuk mengidentifkasi dan menghitung biaya penambah nilai dan bukan
penambah nilai adalah dengan mengidentifkasicost driver yaitu biaya yang menjadi
penyebab biaya aktivitas tertentu, dengan perhitungan :
Biaya Penambah nilai
= KSt x HSt
Biaya Bukan Penambah Nilai = (KSt – KS) HSt
Contoh Soal :
Aktivitas
Cost Driver
KSt
KS
HSt
Pemakaian BB Kg
230.000
260.000
2500

Tenaga Listrik
Set Up
Inspeksi
Jawaban :
Aktivitas
Pemakaian BB
Tenaga Listrik
Set Up
Inspeksi
Jumlah

KWh
Jam Set Up
Jam Inspeksi

50.000
-

B. penambah
nilai
(KSt x HSt)
575.000.000
225.000.000
800.000.000

65.000
55.000
30.000

B. bukan penambah
nilai
(KSt - KS) HSt
75.000.000
67.500.000
137.500.000
90.000.000
370.000.000

4500
2500
3000

Total
650.000.000
292.500.000
137.500.000
90.000.000
1.170.000.000

Dari hasil perhitungan diatas manajemen dapat memantau hasil program
penghapusan aktivitas bukan penambah nilai dan jumlah biaya yang dapat dihemat
sampai dengan saat tertentu.
Pada dasarnya akuntansi manajemen berkaitan dengan masalah penyajian
informasi akuntansi yang salah satunya tentang akuntansi pertanggungjawaban.
Dalam membahas informasi akuntansi pertanggungjawaban, informasi dihubungkan
dengan wewenang yang dimiliki oleh tipe-tipe manajer.
Informasi akuntansi pertanggungjawaban terdiri atas informasi biaya masa lalu dan
masa datang. Biaya yang menjadi tanggungjawab seseorang digunakan dalam
proses perencanaan, khususnya dalam proses perencanaan tahunan yang disebut
budget. Informasi masa lalu mengenai biaya sesungguhnya yang terjadi dalam
pusat pertanggungjawaban digunakan dalam laporan mengenai prestasi pusat
pertanggungjawaban. Laporan pertanggungjawaban lebih bermanfaat untuk
kepentingan manajemen daripada laporan keuangan yang disusun sesuai dengan
kontruksi biaya penuh karena laporan pertanggungjawaban dirancang untuk dapat
menunjuk pada siapa yang berwenang dan mempunyai tanggungjawab atas
terjadinya suatu biaya.
Melihat kondisi ekonomi yang semakin berkembang untuk menghadapi lingkungan
manufaktur maju, akuntansi manajemen telah mengembangkan sistem akuntansi
pertanggungjawaban berbasis aktivitas.
KESIMPULAN :
1.
Informasi akuntansi pertanggung jawaban adalah suatu informasi tentang
aktiva, pendapatan, dan biaya yang menjadi wewenang dan tanggung jawab unitunit organisasi yang bertanggung jawabatas pertanggungjawaban tertentu dalam
suatu organisasi.
2. Manfaat Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban
1.
Informasi akuntansi pertanggungjawaban yang berupa informasi masa yang
akan datang bermanfaat untuk penyusunan anggaran.
2. Informasi akuntansi pertanggungjawaban yang berupa informasi masa lalu
bermanfaat
3. Informasi akuntansi pertanggungjawaban memungkinkan pengelolaan
aktivitas.

4. Informasi akuntansi pertanggungjawaban memungkinkan pemantauan
efektivitas program pengelolaan aktivitas.
3. Sistem akuntansi pertanggungjawaban tradisional adalah suatu sistem
akuntansi yang disusun sedemikian rupa sehingga pengumpulan dan pelaporan
biaya dan atau pendapatan dilakukan sesuai dengan pusat pertanggungjawaban
dalam organisasi, dengan tujuan agar dapat ditunjuk orang atau kelompok orang
yang bertanggung jawab atas penyimpangan biaya dan atau pendapatan yang
dianggarkan.
4. Activity-based responsibility adalah suatu sistem akuntansi yang disusun
sedemikian rupa sehingga pengumpulan dan pelaporan biaya dilakukan menurut
aktivitas penambah dan bukan penambah nilaiuntuk memungkinkan manajemen
merencanakan pengelolaan aktivitas dan memantau hasil perbaikan
bersinambungan atas berbagai aktivitas untuk pembuatan produk/ penyerahan
jasa.