Pengaruh Rasa Tanggung Jawab dari Indivi

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
penulis kesempatan dan kesehatan, sehingga penulis mampu menyelesaikan mini
proyek penelitian ini yang merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan mata
kuliah Metodologi Penelitian, yang berjudul “Pengaruh Rasa Tanggung Jawab dari
Individu Terhadap Proses Pembelajaran pada Mahasiswa Semester 5A Jurusan
Pendidikan Matematika”.
Terima kasih penulis sampaikan kepada dosen pengampu, Bapak Dr. Hartono,
M.Pd yang telah mengampu mata kuliah Metodologi Penelitian serta memberikan
ilmu dan motivasi dalam proses pembuatan makalah baik dari segi penulisan maupun
isi.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar makalah ini bisa menjadi lebih
baik.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada para pembaca.

Pekanbaru, Januari 2015

Penulis


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................. 1
B. Penegasan tilah................................................................................ 2
C. Permasalahan.................................................................................. 4
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian....................................................... 5
BAB II KAJIAN TEORI
A. Belajar dan Pembelajaran............................................................... 6
B. Rasa Tanggung Jawab dalam Proses Pembelajaran........................ 9
C. Peserta Didik................................................................................... 12
D. Kepribadian..................................................................................... 13
E. Motivasi.......................................................................................... 14
BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian......................................................... 17
B. Subjek dan Objek Penelitian........................................................... 17
C. Populasi dan Sampel....................................................................... 17
D. Teknik Pengumpulan Data.............................................................. 18
E. Instrumen Penelitian....................................................................... 18

F. Teknik Analisa Data....................................................................... 19
BAB IV PENYAJIAN HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian............................................................ 21
B. Penyajian Data................................................................................ 21
C. Analisis Data................................................................................... 22
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................... 24
B. Saran............................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 25
LAMPIRAN

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah atau instansi pendidikan merupakan lembaga yang bersifat
komplek dan unik. Bersifat komplek karena sekolah sebagai organisasi di
dalamnya terdapat berbagai dimensi yang satu sama lain saling berkaitan dan
saling menentukan. Sedangkan sifat unik, menunjukkan bahwa instansi sebagai
organisasi memiliki ciri-ciri tertentu yang tidak dimiliki oleh organisasi lain. Ciriciri yang menempatkan instansi memiliki karakter tersendiri, dimana terjadi proses
belajar mengajar, tempat terselenggaranya pembudayaan kehidupan umat

manusia.1
Siswa atau peserta didik adalah salah satu komponen manusiawi yang
menempati posisi sentral dalam proses belajar-mengajar. Sebabnya peserta
didiklah yang menjadi pokok permasalahan dan sebagai tumpuan perhatian.2
Peserta didik merupakan komponen inti dari pembelajaran, maka peserta didik
harus memiliki rasa tanggung jawab sehingga akan muncul sifat disiplin belajar
yang tinggi. Peserta didik yang memiliki rasa tanggung jawab dan disiplin belajar
yang tinggi akan terbiasa untuk selalu patuh dan mempertinggi daya kendali diri,
sehingga kemampuan yang sudah diperoleh peserta didik dapat diulang-ulang
dengan hasil yang relatif sama.
Akan tetapi banyak melihat gejala-gejala yang ditemukan di dalam
kegiatan sehari-hari, sehingga sangat bertolak belakang dengan orang yang
memiliki rasa tenggung jawab dalam diri mereka. Di mana penulis menemukan
gejala-gejala sebagai berikut:
1. Sering berbicara dan ribut di data proses pembelajaran
2. Mengantuk ketika dosen menjelaskan materi pembelajaran
1

Wahjosumidyo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik Permasalahannya (Jakarta:
Rajawali Pers, 2008), hal. 3.

2
Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta, 2011, h. 111

3. Tidak fokus dalam mendengarkan penyampaian dosen
4. Tidak adanya keinginan untuk mengerjakan sendir latihan-latihan yang
berhubungan dengan materi yang sedang dipelajar.
Berdasarkan gejala-gejala di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Rasa Tanggung Jawab Dari Kepribadian
Individu Terhadap Proses Pembelajaran Pada Mahasiswa Semester 5A Jurusan
Pendidikan Matematika”.
B. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami judul penelitian
ini, maka penulis perlu menjelaskan istilah yang digunakan supaya tidak
menimbulkan penafsiran yang berbeda.
1. Belajar dan Pembelajaran
Slameto menyatakan belajar adalah proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya. Sedangkan pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik
(siswa) dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Konsep pembelajaran menurut Corey adalah suatu proses dimana lingkungan
seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam
tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respons
terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari
pendidikan.
2. Tanggung jawab
Tanggung jawab siswa menurut Soedijarto adalah tingkat penguasaan
yang dicapai oleh peserta didik dalam mengikuti program kegiatan
pembelajaran sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan. Sedangkan

hakekat tanggung jawab dalam proses pembelajaran adalah menerima apa yang
diwajibkan

dan

melaksanakan

tugas

dengan


baik

sesuai

dengan

kemampuannya. Atau dengan istilah lain yaitu menggunakan seluruh sumber
daya untuk mengusahakan perubahan yang positif atau melaksanakan tugastugas dengan seluruh integritasnya. 3
3. Peserta Didik
Hakikat peserta didik adalah manusia dengan segala dimensinya
seperti diuraikan dalam pandangan di atas. Manusia adalah sentral dalam setiap
aktivitas. Oleh karena itu, maka dalam proses pembelajaran manusia menjadi
subjek belajar.
4. Kepribadian
Setiap manusia memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Kepribadian
adalah karakteristik seseorang yang menyebabkan munculnya konsistensi
perasaan, pemikiran dan perilaku. Kepribadian sering dideskripsikan sebagai
sifat seseorang. Setiap manusia akan memiliki sifat-sifat tertentu yang ada
karena kepribadiannya. Dengan demikian sifat membentuk konsep yang

digunakan

orang

awam

untuk

mendeskripsikan

seseorang.

Sifat-sifat

kepribadian yang ada pada seseorang itu sedikit banyaknya turut pula
mempengaruhi sampai di manakah hasil belajarnya dapat dicapai. Termasuk ke
dalam sifat-sifat kepribadian ini ialah faktor fisik kesehatan dan kondisi badan.4
5. Motivasi
Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan
kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu,

dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau
3
4

web
Opcit. Drs. M. Ngalim Purwanto, h. 104

mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi itu dapat dirangsang oleh
faktor dari luar tetapi motivasi itu tumbuh di dalam diri seseorang. Dalam
kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak
di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin
kelangsungan dari kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh
subjek belajar itu dapat tercapai.
C. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang permasalahan diatas, ada beberapa hal yang
berkaitan dengan permasalahan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Rasa

tanggung


jawab

dari

kepribadian

individu

terhadap

proses

pembelajaran di semester 5A jurusan Pendidikan Matematika UIN SUSKA
RIAU.
b. Faktor-faktor yang bisa membangkitkan rasa tanggung jawab dari diri setiap
individu terhadap proses pembelajaran di semester 5A jurusan Pendidikan
Matematika UIN SUSKA RIAU.
c. Upaya yang dilakukan setiap individu dalam menimbulkan rasa tanggung
jawab dari kepribadiannya terhadap proses pembelajaran di semester 5A

jurusan Pendidikan Matematika UIN SUSKA RIAU.
2. Batasan Masalah
Dari identifikasi masalah di atas, terlihat begitu luasnya pembahasan
dalam penelitian ini, maka penulis membatasi permasalahan di atas pada rasa
tanggung jawab dari kepribadian individu terhadap proses pembelajaran pada
mahasiswa semester 5A jurusan Pendidikan Matematika.
3. Rumusan Masalah
Sesuai dengan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Bagaimana

rasa

tanggung

jawab

setiap


individu

terhadap

proses

pembelajaran di semester 5A jurusan Pendidikan Matematika UIN SUSKA
RIAU?
b. Apa saja faktor-faktor yang bisa membangkitkan rasa tanggung jawab dari
diri setiap individu terhadap proses pembelajaran di semester 5A jurusan
Pendidikan Matematika UIN SUSKA RIAU.
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui rasa tanggung jawab seseorang dari kepribadian
individunya terhadap proses pembelajaran di semester 5A jurusan
Pendidikan Matematika UIN SUSKA RIAU.
b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang bisa membangkitkan rasa tanggung
jawab dari diri setiap individu terhadap proses pembelajaran di semester 5A
jurusan Pendidikan Matematika UIN SUSKA RIAU.
2. Kegunaan Penelitian
a. Penelitian ini merupakan salah satu tugas mandiri untuk menyelesaikan mata
kuliah Metodologi Penelitian di Jurusan Pendidikan Matematika, fakultas
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
b. Penelitian ini sebagai bahan masukan kepada setiap individu agar lebih
serius dalam menjalankan kewajibannya sebagai seorang peserta didik dalam
proses pembelajaran, khususnya di jurusan Pendidikan Matematika 5A.

BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Belajar dan Pembelajaran
Belajar merupakan upaya untuk menguasai sesuatu yang baru dengan
memanfaatkan yang sudah ada pada diri individu. Untuk terjadinya proses belajar
diperlukan prasyarat belajar, baik berupa prasyarat psiko-fisik yang dihasilkan dari
kematangan ataupun hasil belajar sebelumnya.
Menurut Hilgard dan Bower dalam buku Theories of Learning (1975)
mengemukakan, “Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku
seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh
pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, di mana perubahan
tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon
pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang
(misalnya kelelahan, pengaruh obat dan sebagainya).”5
Menurut Gagne dalam buku The Conditions of Learning (1977)
menyatakan bahwa, “Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus
bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa
sehingga perbuatannya (performance-nya) berubah dari waktu sebelum ia
mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi.”6
Slameto menyatakan belajar adalah proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya. Disiplin belajar adalah suatu kondisi yang terbentuk melalui
proses usaha seseorang yang dilakukan untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri
dalam interaksi dengan lingkungan yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan,
kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban. Disiplin ilmu akan muncul
apabila seorang siswa memiliki rasa tanggung jawab terhadap pembelajaran yang
sedang ditempuhnya.
5
6

Drs. M. Ngalim Purwanto, MP, Psikologi Pendidikan. Bandung, 2011, h. 84
Ibid

Belajar menurut psikologi Gestalt terjadi jika ada pengertian (insight).
Pengertian atau insight ini muncul apabila seseorang setelah beberapa saat
mencoba memahami suatu masalah, tiba-tiba muncul adanya kejelasan, terlihat
olehnya hubungan antara unsur-unsur yang satu dengan yang lain, kemudian
dipahami sangkut-pautnya; dimengerti maknanya.7
Dengan singkatnya belajar dapat diterangkan sebagai berikut: Pertama
dalam belajar faktor pemahaman atau pengertian (insight) merupakan faktor yang
penting. Dengan belajar dapat memahami/ mengerti hubungan antara pengetahuan
dan pengalaman. Kedua, dalam belajar, pribadi atau organisme memegang peranan
yang paling sentral. Belajar tidak hanya dilakukan secara reaktif-mekanistis
belaka, tetapi dilakukan dengan sadar, bermotif dan bertujuan.8
Sedangkan berdasarkan teori systematic Behavior yang dikemukakan oleh
Clark C. Hull menyatakan bahwa suatu kebutuhan atau keadaan terdorong
(oleh motif, tujuan, maksud, aspirasi, ambisi) harus ada dalam diri
seseorang yang belajar, sebelum suatu respon dapat diperkuat atas dasar
pengurangan kebutuhan itu.9
Sehingga efisiensi belajar itu sendiri tergantung pada besarnya tingkat
pengurangan dan kepuasan motif yang menyebabkan timbulnya usaha belajar it
oleh respon-respon yang dibuat individu itu. Jadi, prinsip yang utama adalah suatu
kebutuhan atau motif harus ada pada seseorang sebelum belajar itu terjadi; dan
bahwa apa yang dipelajari itu harus diamati oleh orang yang belajar sebagai
sesuatu yang dapat mengurangi kekuatan kebutuhannya atau memuaskan
kebutuhannya.
Sedangkan pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik (siswa)
dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Konsep
pembelajaran menurut Corey adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang
secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku
7

Ibid. h. 101
Ibid
9
Ibid. h. 97
8

tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi
tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan.
Dari berbagai pengertian diatas dapat diketahui bahwa siswa merupakan
komponen inti dari pembelajaran, maka siswa harus memiliki rasa tanggung jawab
sehingga akan muncul sifat disiplin belajar yang tinggi. Siswa yang memiliki rasa
tanggung jawab dan disiplin belajar yang tinggi akan terbiasa untuk selalu patuh
dan mempertinggi daya kendali diri, sehingga kemampuan yang sudah diperoleh
siswa dapat diulang-ulang dengan hasil yang relatif sama.
Di dalam proses pembelajaran, siswa melakukan beberapa aktifitas dalam
rangka

menjalankan

tanggung

jawabnya

sebagai

seorang

pelajar

yang

berkewajiban belajar dan menuntut ilmu. Aktifitas-aktifas yang dilakukan adalah
sebagai berikut.
1. Visual

activities,

yang

termasuk

di

dalamnya

misalnya

membaca,

memerhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.
2. Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran,
mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi dan interupsi.
3. Listening activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi,
musik dan pidato.
4. Writing activities, seperti misalnya: menggambarkan, membuat grafik, peta dan
diagram.
5. Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan percobaan,
membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun dan beternak.
6. Mental

activities,

sebagai

contoh

misalnya:

menanggapi,

mengingat,

memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan dan mengambil keputusan.
7. Emotional activities, seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan, gembira,
bersemangat, bergairah, berani, tenang dan gugup.10

10

Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta, 2011, h. 101

Montessori juga menegaskan bahwa anak-anak memiliki tenaga-tenaga
untuk berkembang sendiri, membentuk sendiri. Pendidik akan berperan sebagai
pembimbing dan mengamati bagaimana perkembangan anak-anak didiknya.
Pernyataan Montessori ini memberikan petunjuk bahwa yang lebih banyak
melakukan aktivitas di dalam pembentukan diri adalah anak itu sendiri, sedang
pendidik memberikan bimbingan dan merencanakan segala kegiatan yang akan
diperbuat oleh anak didik.11
Untuk menentukan apakah suatu proses pembelajaran telah berhasil atau
tidak, ataupun sudah seberapa jauhkah proses pembelajaran itu sendiri tergantung
oleh berbagai faktor. Beberapa faktor tersebut adalah:
1. Faktor yang ada pada diri sendiri yang disebut dengan faktor individual. Yang
termasuk ke dalam faktor individual antara lain; faktor kematangan/
pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi dan faktor pribadi.
2. Faktor yang ada di luar individu yang kita sebut faktor sosial. Yang termasuk
faktor sosial antara lain faktor keluarga/ keadaan rumah tangga, guru dan cara
mengajarnya, alat-alat yang dipergunakan dalam belajar-mengajar, lingkungan
dan kesempatan yang tersedia dan motivasi sosial.12
B. Rasa Tanggung Jawab dalam Proses Pembelajaran
Setiap manusia harus mempunyai rasa tanggung jawab, dimana rasa
tanggung jawab itu harus disesuaikan dengan apa yang telah kita lakukan.
Menurutk KBBI tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala
sesuatunya. Tanggung jawab itu bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian
hidup dari manusia bahwa setiap manusia dibebani dengan tangung jawab.13
Tanggung jawab siswa menurut Soedijarto adalah tingkat penguasaan
yang dicapai oleh peserta didik dalam mengikuti program kegiatan pembelajaran
sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan. Sedangkan hakekat tanggung
11

Ibid. h. 96
Opcit. Drs. M. Ngalim Purwanto, h. 102
13
Kamus Besar Bahasa Indonesia
12

jawab dalam proses pembelajaran adalah menerima apa yang diwajibkan dan
melaksanakan tugas dengan baik sesuai dengan kemampuannya. Atau dengan
istilah lain yaitu menggunakan seluruh sumber daya untuk mengusahakan
perubahan yang positif atau melaksanakan tugas-tugas dengan seluruh
integritasnya.
Tanggung jawab yang dimaksud adalah yang berhubungan dengan nilai
dan segala sesuatu yang berguna, dibutuhkan dalam kehidupan manusia. Hal ini
juga berkaitan dengan norma termasuk moral yang meliputi segala perilaku yang
baik untuk dilakukan dan yang tidak baik untuk dilakukan. Adapun norma adalah
aturan, ukuran, pokok kaidah, kadar, patokan yang dijadikan panutan bagi tingkah
laku manusia guna menjamin keselamatan, ketentraman dan kesejahteraan.
Perlu menjadi perhatian utama, adalah bagaimana membentuk pola pikir
anak agar pada suatu saatnya nanti mampu memiliki integritas atau tanggung
jawab baik itu secara pribadi maupun dalam kehidupan kolektif, sebagaimana hal
itu tercantum dalam definisi di atas. Dengan kata lain, tanggung jawab yang
dimaksudkan disini adalah suatu investasi yang tak ternilai harganya, yang
ditanamkan pada seorang anak demi masa depannya kelak. Dan penanaman
tanggung jawab itu sendiri hanya dapat tercapai jika dijalani lewat proses
pendidikan. Pendidikan disini bukanlah pendidikan sebagaimana pandangan
konvensional yang mengatakan bahwa mendidik adalah urusan sekolah (institusi).
Akan tetapi pendidikan yang saya maksudkan adalah pendidikan yang sebenarbenar pendidikan, yaitu pendidikan yang dilalui sepanjang hayat, yang dilakukan
oleh orang tua semenjak kehadiran anak didunia, melalui transmisi kasih sayang,
kepedulian, kepercayaan, empati dan kesinambungan serta pengarahan secara
spiritual.
Dengan kesungguhan dan kerja keras dari orang tua dalam menanamkan
terlebih memberikan contoh tanggung jawab, bukan tidak mungkin proses yang
terikat pada waktu pada akhirnya bermuara pada kebahagiaan, baik itu
kebahagiaan orang tuanya maupun anaknya sendiri. Ada beberapa contoh konsep

yang patut diterapkan didalam memaknai dan mengimplementasikan bagaimana
menanamkan tanggung jawab sekaligus bagaimana membuat model tanggung
jawab itu sendiri bagi anak.
Ketika seorang anak telah memiliki rasa tanggung jawab serta mengerti
pentingnya tanggung jawab untuk belajar, maka akan terasa mudah apabila
menjalankan proses pembelajaran itu sendiri. Belajar bukan menjadi beban bagi
mereka lagi, tetapi akan menjandi kebiasaan yang menyenangkan.
Benyamin Bloom mengemukakan sebuah teori Taksonomi, yang
menyatakan bahwa tanggung jawab siswa mempunyai ranah yang berorientasi
pada kemampuan untuk mengungkapkan makna dan arti dari bahan yang dipelajari
siswa. Ranah tersebut meliputi;
1. Kognitif, yang termasuk ranah kognitif meliputi aspek pengetahuan,
pemahaman, penerapan, sintesis dan evaluasi.
2. Afektif, yang termasuk ranah afektif meliputi aspek psikologis untuk menerima,
menanggapi, menghargai dan membentuk pribadi.
3. Psikomotorik, yang termasuk ranah psikomotorik meliputi gerak dan tindakan.
Pembentukan nilai tanggung jawab tidak dapat dilepaskan dari proses
pembelajaran baik di rumah maupun di sekolah. Oleh sebab itu belajar adalah
sesuatu yang harus dialami siswa agar memiliki apresiasi nilai tanggung jawab
yang tinggi. Hidup bersama dan bermasyarakat merupakan sesuatu yang mutlak
diperlukan manusia. Ketergantungan manusia terhadap manusia lain menyebabkan
manusia mengadakan hubungan kerjasama dengan manusia yang lain untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kemampuan dalam berinteraksi juga dipengaruhi oleh kedewasaan
seseorang dan juga oleh pengetahuan akan pentingnya hubungan antara manusia
sehingga sadar bahwa dirinya adalah bagian dari masyarakat. Kedewasaan serta
pengetahuan yang dapat diperoleh melalui pendidikan. Dalam pendidikan polapola kelakuan pokok dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini sesuai dengan

penjelasan S. Nasution bahwa: “Pendidikan berkenaan dengan perkembangan dan
perubahan anak didik, pendidikan berkaitan dengan trasmisi pengetahuan, sikap,
kepercayaan, keterampilan dan aspek-aspek lainnya kepada generasi muda.
Pendidikan adalah proses mengajar serta belajar oleh masyarakat.”
C. Peserta Didik
Menurut para psikoanalis beranggapan bahwa manusai pada hakikatnya
digerakkan oleh dorongan-dorongan dari dalam dirinya yang bersifat instingtif.
Tingkah laku individu ditentukan dan dikontrol oleh kekuatan psikologis yang
memang sejak semula sudah ada pada diri individu. Sedangkan tokoh salah satu
tokoh humanistik, Rogers berpendapat bahwa manusia memiliki dorongan untuk
mengarahkan dirinya ke tujuan postitif. Oleh karena itu manusia selalu
berkembang dan berubah untuk menjadi pribadi yang lebih maju dan sempurna.14
Untuk menjadi lebih maju dan sempurna manusia akan menjadi anggota
masyarakat yang dapat bertingkah laku secara memuaskan. Sehingga keadaan ini
akan muncul rasa tanggung jawab dalam diri setiap individu.
Dari pandangan di atas mengenai hakikat manusia, apabila dianalisis
secara mendalam dapat membantu upaya pemahaman terhadap diri anak didik.
Hakikat peserta didik adalah manusia dengan segala dimensinya seperti diuraikan
dalam pandangan di atas. Manusia adalah sentral dalam setiap aktivitas. Oleh
karena itu, maka dalam proses pembelajaran manusia menjadi subjek belajar.
Sehingga didapatkan bahwa peserta didik adalah salah satu komponen
manusiawi yang menempati posisi sentral dalam proses belajar-mengajar.
Sebabnya peserta didiklah yang menjadi pokok permasalahan dan sebagai
tumpuan perhatian.15 Peserta didik merupakan komponen inti dari pembelajaran,
maka peserta didik harus memiliki rasa tanggung jawab sehingga akan muncul
sifat disiplin belajar yang tinggi. Peserta didik yang memiliki rasa tanggung jawab
14
15

Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta, 2011, h. 107-108
Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta, 2011, h. 111

dan disiplin belajar yang tinggi akan terbiasa untuk selalu patuh dan mempertinggi
daya kendali diri, sehingga kemampuan yang sudah diperoleh peserta didik dapat
diulang-ulang dengan hasil yang relatif sama.
D. Kepribadian
Setiap manusia memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Kepribadian
adalah karakteristik seseorang yang menyebabkan munculnya konsistensi
perasaan, pemikiran dan perilaku. Bidang kepribadian mencakup tiga fokus (isu)
yaitu universal manusia, perbedaan individual dan keunikan individual. Definisi
ini mengisyaratkan bahwa kita membahas pola konsistensi perilaku dan kualitas
dalam diri seseorang, yang berbeda dengan misalnya kualitas lingkungan yang
memengaruhi kepribadian seseorang. Hal-hal yang menarik bagi kita antara lain
pemikiran, perasaan dan perilaku nyata orang-orang. 16
Kepribadian sering dideskripsikan sebagai sifat seseorang. Setiap manusia
akan memiliki sifat-sifat tertentu yang ada karena kepribadiannya. Dengan
demikian sifat membentuk konsep yang digunakan orang awam untuk
mendeskripsikan seseorang. Sifat-sifat kepribadian yang ada pada seseorang itu
sedikit banyaknya turut pula mempengaruhi sampai di manakah hasil belajarnya
dapat dicapai. Termasuk ke dalam sifat-sifat kepribadian ini ialah faktor fisik
kesehatan dan kondisi badan.17
Ditinjau dari segi psikologis, sebenarnya peserta didik adalah pribadi
yang sedang berkembang menuju ke masa kedewasaannya. Proses perkembangan
itu jelas dipengaruhi berbagai faktor baik dari dalam maupun dari luar.
Perkembangan dapat berhasil dengan baik jika kedua faktor tersebut saling
melengkapi. Untuk mencapai perkembangan yang baik dan optimal harus ada

16

Laurence A. Pervin dan Daniel Cervone, Oliver P. John, Psikologi Kepribadian Teori &
Penelitian. Jakarta, 2012, h. 6-7
17
Opcit. Drs. M. Ngalim Purwanto, h. 104

asuhan yang terarah. Asuhan yang terarah dalam proses perkembangan dengan
melalui proses belajar sering disebut dengan pengajaran. 18
Sebagaimana telah diketahui bahwa hasil belajar yang diperoleh seorang
peserta didik, akan termanifestasi dalam kepribadiannya. Dikatakan demikian
karena melalui pengalaman-pengalaman yang diperolehnya melalui proses belajar
akan menghasilkan perubahan sikap dan perilaku individu dari peserta didik
tersebut.19 Kepribadian juga bisa mempengaruhi cara belajar seseorang. Misalnya
jika individu memiliki kepribadian yang baik serta sudah tertanam nilai-nilai dan
pentingnya belajar, maka di dalam diri individu itu akan muncul sebuah rasa
tanggung jawab untuk belajar sehingga akan mampu mencapai tujuan dari suatu
pembelajaran. Namun, jika kepribadian seseorang buruk, belum tertanam nilainilai positif, maka akan sulit untuk mencapai tujuan pembelajaran itu sendiri.
E. Motivasi
Kata motif dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam
subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan.
Sehingga motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi
aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama apabila kebutuhan
untuk mencapai tujuan sangat dirasakan (mendesak).
Menurut Dc. Donald, motivasi adalah perubahan energy dalam diri
seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan
tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan Mc. Donald
ini mengandung tiga elemen penting, yaitu:
1. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energy pada diri setiap
individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan
energi di dalam sistem “neurophysiological” yang ada pada organisme manusia.
Karena menyangkut perubahan energy manusia (walaupun motivasi itu muncul
dari dalam diri manusia), penampakkannya akan menyangkut kegiatan fisik
manusia.

18
19

Dra. Hallen A., M.Pd, Bimbingan dan Konseling. Jakarta, 2002, h. 30-31
Ibid. h. 137

2. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa-rasa (feeling), afeksi seseorang.
Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi
dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.
3. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini
sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi memang
muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena terangsang atau
terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini akan
menyangkut soal kebutuhan.20
Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan
kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu,
dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan
perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor dari luar
tetapi motivasi itu tumbuh di dalam diri seseorang. Dalam kegiatan belajar,
motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa
yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan
belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.
Pada faktanya, semua individu itu memiliki motivasi untuk berprestasi
(Achievement Motivation) dan berdasarkan teori Kepribadian Henry Murray, ada
20 jenis kebutuhan yang salah satunya adalah need achievement yaitu kebutuhan
untuk dapat mencapai sesuatu yang sulit, menguasai, memanipulasi, atau mengatur
objek fisik, orang lain, atau ide yang dimiliki, dapat melakukan sesuatu dengan
cepat dan mandiri serta dapat mengatasi hambatan dan menetapkan standar yang
tinggi, berani berkompetisi dengan orang lain, dan dapat meningkatkan
kepercayaan diri dengan bakat dan kemampuan. Artinya, setiap manusia memiliki
kebutuhan mendapatkan prestasi; memecahkan masalah; mengerjakan tugas
secepat dan sebaik mungkin. Namun kuantitas motivasi dan need itu berbeda-beda
pada setiap orang. 21
Karena motivasi dapat dirangsang dari faktor luar, itu berarti motivasi
akan timbul dari orang-orang di sekitar misalnya para tetangga, saudara yang
20
21

Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta, 2011, h. 73-74
http://10075arss.blogspot.com/2011/05/tugas-mini-proyek_18.html, diunduh pada tanggal 24
Januari 2015 pukul 23:56 WIB

memiliki hubungan dekat dengan anak, teman-teman sebaya baik teman bermain
maupun teman di sekolah.

22

Jika seorang anak telah menyadari kegunaan dari

belajar dan tujuan yang ingin dicapai dari proses pembelajaran, maka dalam dri
anak itu akan muncul rasa bertanggung jawab akan belajar yang merupakan
kewajibannya. Dan apabila rasa tanggung jawab telah tercipta pastinya anak
tersebut akan belajar dengan sungguh-sungguh dan memperoleh hasil yang
cemerlang.
Dalam proses pembelajaran, motivasi mempunyai kaitan yang erat
dengan minat. Siswa yang memiliki minat terhadap sesuatu bidang studi tertentu
cenderung tertarik perhatiannya dan dengan demikian timbul motivasi untuk
mempelajarinya. Misalnya, siswa yang menyukai pelajaran matematika akan
merasa senang belajar matematika dan terdorong untuk belajar lebih giat,
karenanya adalah kewajiban bagi guru untuk bisa menanamkan sikap positif pada
diri siswa terhadap mata pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya.

22

Opcit. Drs. M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, h. 105

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau,
Pekanbaru.
B. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Pendidikan Matematika
semester 5A. Sedangkan objek penelitiannya adalah rasa tanggung jawab dari
kepribadian individu dalam proses pembelajaran di Jurusan Pendidikan
Matematika semester 5A.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian.23 Sedangkan menurut
pendapat lain populasi yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau
subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya.24
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
populasi tersebut. 25 Jadi dapat disimpulkan bahwa sampel bagian dari populasi.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Pendidikan
Matematika semester 5A UIN SUSKA RIAU dengan jumlah mahasiswa sebanyak
30 orang mahasiswa. Sedangkan sampel dalam penelitian ini tidak ada. Karena
peneliti menggunakan seluruh populasi yang ada.
23

Suharsimi Arikunto,Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta,1993,
h.115
24
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung:
Alfabeta,2012, h.117
25
Ibid. h. 118

D. Teknik Pengumpulan Data
Peneliti melakukan penelitian dengan cara menyebarkan kuesioner atau
angket dan meminta seluruh mahasiswa semester 5A untuk mengisi angket
tersebut. Teknik kuesioner atau angket dilakukan dengan tujuan untuk
mendapatkan informasi mengenai pengaruh rasa tanggung jawab dari kepribadian
individu dalam proses pembelajaran di Jurusan Pendidikan Matematika semester
5A.
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien
bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa
diharapkan dari responden.26
Tabel Skor Alternatif Jawaban
Pernyataan Positif (+)
Alternatif Jawaban
Selalu
Sering
Kadang-Kadang
Tidak Pernah

Skor
4
3
2
1

Pernyataan Negatif(- )
Alternatif Jawaban
Selalu
Sering
Kadang-Kadang
Tidak Pernah

Skor
1
2
3
4

E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya
lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah
diolah.27
Penelitian ini menggunakan instrumen berupa angket tertutup, yaitu
kuesioner yang disusun dengan menyediakan pilihan jawaban lengkap sehingga
26

Ibid. h.197
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2002. h.136

27

responden hanya memilih salah satu jawaban yang tersedia. Instrumen digunakan
untuk mengukur variabel pengaruh rasa tanggung jawab dari kepribadian individu
terhadap proses pembelajaran pada mahasiswa semester 5A jurusan Pendidikan
Matematika. Instrumen ini menggunakan skala likert yang memiliki jawaban
dengan gradasi dari Selalu (SL), Sering (SR), Kadangkadang (KD), dan Tidak
pernah (TP) Arikunto, 2002:180). Tipe jawaban yang digunakan adalah bentuk
check list (√).
F. Teknik Analisis Data
Sesuai dengan pendekatan penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif.
Pengolahan data kualitatif ini dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah
sebagai berikut: pertama, koleksi data (data collection) yaitu mengumpulkan data
melalui kuesioner atau angket. Untuk hal tersebut penulis menggunakan
pertanyaan-pertanyaan yang tersirat bukan tersurat. Kedua, mereduksi data (data
reduction) yaitu mencatat atau mengetik kembali dalam bentuk uraian atau laporan
terinci. Laporan lapangan yang direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok,
diberi susunan yang lebih sistematis supaya mudah dikendalikan. Ketiga,
mendisplay data (data display) yaitu upaya untuk melihat gambaran secara
keseluruhan. Keempat, menverifikasi data (data verification) yaitu upaya mencari
makna data yang dikumpulkan melalui penafsiran dan mengklasifikasi data yang
telah terkumpul untuk kemudian dilakukan deskripsi secara objektif dan
sistematis. 28
Untuk menganalisis data dari hasil penelitian angket, maka dirumuskan
sebagai berikut:

N=

S
×100
SM

%

Keterangan:
28

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Rosdakarya, 2008), hal. 55.

N = nilai presen yang dicapai atau yang diharapkan
S

= Skor mentah yang diharapkan

SM = Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan
Kriteria Umum Kualifikasi Kreatif Matematik Siswa
No.
1
2
3

Tingkat Penguasaan
80% - 100%
60% - 79%
< 60%

Predikat
Tinggi
Sedang
Kurang

BAB IV
PENYAJIAN HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
Pendidikan Matematika merupakan salah satu jurusan di Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
Jurusan ini memiliki akreditas A. Untuk semester 5 terdapat 4 jumlah lokal. Dan
lokal 5A terdiri dari 30 orang mahasiswa.
B. Penyajian Data
Pada bab ini merupakan penyajian data yang diperoleh dari lapangan,
untuk mendapatkan data tentang rasa tanggung jawab dari kepribadian individu
terhadap proses pembelajaran pada mahasiswa semester 5A jurusan Pendidikan
Matematika, maka penulis menggunakan teknik kuesioner atau angket. Kisi-kisi
angket dibuat untuk mengaitkan setiap soal dengan

dengan aspek- aspek

kepribadian individu yang akan dilihat bagaimana rasa tanggung jawab yang
dimiliki individu tersebut. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam angket
akan dilihat di lampiran. Dalam proses penelitian ini, peneliti
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan semua keperluan dalam penelitian,
yaitu merencanakan waktu penelitian yang tepat dengan pihak yang akan
diteliti. Selain itu, peneliti juga mempersiapkan angket untuk dibagikan kepada
responden.
2. Tahap Pelaksanaan
Penelitian ini dilaksanakan pada 8 januari 2015. Dan dilaksanakan di
salah satu lokal di gedung Pendidikan Matematika UIN SUSKA Riau, Pekanbaru.

C. Analisis Data
Setelah langkah-langkah penelitian telah dilakukan, maka dalam bab ini
akan diuraikan mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan. Dari hasil
penelitian, didapatkan data sebagai berikut:

DATA HASIL PENELITIAN ANGKET
Responde
n
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29

SKOR

Jumlah

30
Sehingga untuk mengetahui rasa tanggung jawab dari kepribadian
individu terhadap proses pembelajaran, maka data akan diolah dengan rumus:

N=

S
×100
SM

%

Keterangan:
N = nilai presen yang dicapai atau yang diharapkan
S

= Skor mentah yang diharapkan

SM = Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan yaitu 60
Responde
n
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23

Jumlah Skor

Persen

Prediket

37
32
35
34
36
36
37
33
33
37
34
34
35
33
38
42
32
38
33
32
36
37
35

61,67%
53,33%
58,33%
56,67%
60%
60%
61,67%
55%
55%
61,67%
56,67%
56,67%
58,33%
55%
63,33%
70%
53,33%
63,33%
55%
53,33%
60%
61,67%
58,83%

Sedang
Rendah
Rendah
Rendah
Sedang
Sedang
Sedang
Rendah
Rendah
Sedang
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Sedang
Sedang
Rendah
Sedang
Rendah
Rendah
Sedang
Sedang
Rendah

24
25
26
27
28
29
30

31
32
36
36
37
34
29

51,67%
53,33%
60%
60%
61,67%
56,67%
48,33%

Rendah
Rendah
Sedang
Sedang
Sedang
Rendah
Rendah

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan serta telah dianalisis
data-data yang ada, maka dalam penelitian ini dapat penulis simpulkan hal-hal
sebagai berikut:
1. Ada pengaruh dari rasa tanggung jawab dari kepribadian individu terhadap
proses pembelajaran pada mahasiswa semester 5A jurusan Pendidikan
Matematika. Ketika seorang anak telah memiliki rasa tanggung jawab serta
mengerti pentingnya tanggung jawab untuk belajar, maka akan terasa mudah
apabila menjalankan proses pembelajaran itu sendiri. Belajar bukan menjadi
beban bagi mereka lagi, tetapi akan menjandi kebiasaan yang menyenangkan.
2. Upaya yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab pada
diri individu adalah dengan memberikan dorongan atau motivasi dari orangorang sekitar yang terdekat.
B. Saran
Sebagai

akhir

dari

penulisan

skripsi

ini,

maka

penulis

akan

mengemukakan beberapa saran agar setiap individu sadar akan kewajiban dan
tanggung jawabnya sebagai mahasiswa (peserta didik) sehingga akan maksimal
upaya yang dilakukan dalam proses pembelajaran. Dan kepada para pendidik agar
lebih sering memberikan dorongan atau motivasi kepada peserta didik.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta
Hellen. 2002. Bimbingan dan Konseling dalam Islam. Jakarta: Ciputat Pers
Pervin, A. Laurence, dkk. 2010. Psikologi Kepribadian Teori & Penelitian. Jakarta:
Kencana
Purwanto, Ngalim. 2011. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta
Syaodih Nana, Sukmadinata. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
Rosdakarya.
Wahjosumidyo.

2008.

Kepemimpinan

Kepala

Sekolah

Tinjauan

Permasalahannya. Jakarta: Rajawali Pers.
http://10075arss.blogspot.com/2011/05/tugas-mini-proyek_18.html

Teoritik

LAMPIRAN
KUESIONER (ANGKET)
Nama

:

Semester

:

Jurusan

:

Petunjuk:
Bacalah pernyataan-pernyataan di bawah ini dengan teliti, kemudian isilah kolom
yang tersedia sesuai dengan pendapat kamu dengan memberi tanda ceklis (√) pada
pilihan yaitu:
SL

: Selalu

SR

: Sering

KD

: Kadang-Kadang

TP

: Tidak Pernah

Rasa Tanggung Jawab dari Kepribadian Individu
PERNYATAAN
Saya selalu bersemangat datang ke kampus setiap hari.
Saya menyadari kewajiban saya datang ke kampus
untuk belajar
Saya berusaha untuk duduk di kursi depan agar dapat
lebih memahami materi dari dosen.
Saya sering merasa ingin bolos pada jam masuk.
Saya semangat datang ke kampus dengan harapan
bahwa teman saya memiliki cerita baru yang
bisa dibahas bersama.
Saya selalu teringat orangtua jika ingin ke kampus.
Saya merasa dirugikan jika dosen terlambat masuk ke
kelas.
Saya selalu datang lebih awal dari jadwal karena
khawatir akan terlambat.
Saya merasa harus mengerjakan latihan-latihan yang

JAWABAN

diberikan dosen.
Saya selalu bertanya dengan teman (yang mengerti)
apabila mendapatkan kesulitan.
Saya merasa menyesal jika pulang ke rumah tanpa
membawa ilmu yang telah dipelajari di
kampus.
Saya berusaha dengan maksimal agar paham dengan
penyampaian dosen.
Saya selalu mengabaikan pendapat/ide yang
disampaikan oleh teman
Saya selalu mengantuk ketika dosen menyampaikan
meteri.
Saya senang bercerita dengan teman ketika proses
pembelajaran.

TERIMA KASIH
ATAS PARTISIPASI ANDA