Makalah Pendekatan Dan Studi Kasus

PENDEKATAN PEMBELAJARAN PKn SD YANG INOVATIF
Diajukan untuk memenuhi salah satu mata kuliah
PEMBELAJARAN PKn SD

Dosen pengampu : Dra. Nina Nurhasanah M,pd.

Disusun Oleh :
Artha Maulina(1815142141)
Rut Pratiwi(1815142132)
Mochamad Ali Imron (1815142121)
Nia Amelia (18151421)
Woro Jasmine Vidiandari (18151421)
Kelas : B PGSD 2014

Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Jakarta
2016

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,

karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan
makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Dalam
makalah

ini

penyusun

membahas

mengenai

“PENDEKATAN

PEMBELAJARAN PKn SD YANG INOVATIF” makalah ini dapat
terselesaikan tidak hanya atas kerja saya sebagai penyusun seorang diri,
melainkan atas bantuan dari banyak pihak. Oleh karena itu, kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
terutama Drs. Andi Ali Saladin, M.Pd selaku sebagai dosen Pembimbing
mata kuliah Pengembangan ProfesiTeanag Kependidikan kepada temanteman kelas B PGSD FIP UNJ 2014, serta tidak lupa kedua orang tua

kami tercinta atas bimbingan dan motivasinya kepada kami saat proses
penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar
pada Laporan ini. Oleh karena itu saya dengan senang hati mengundang
pembaca untuk memberikan saran serta kritik. Kritik konstruktif dari
pembaca

sangat

kami

harapkan

untuk

penyempurnaan

makalah

selanjutnya. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita

sekalian.

Bekasi, 26 Febuari 2016

Penyusun

i

DAFTAR ISI
Kata Pengantar...........................................................................

i

Daftar Isi......................................................................................

ii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................

1


A. Latar Belakang..................................................................

1

B. Rumusan Masalah............................................................

2

C. Tujuan Penulisan Makalah................................................

2

BAB II PEMBAHASAN................................................................

5

A. Apa pendekatan pembelajaran Inofatif PKn itu?..............

5


B. Pengertian Pendekatan Pembelajaran Dalam PKn SD....

6

C. Langkah – langkah Pendekatan Studi Kasus...................

12

D. Tujuan Pendekatan Studi Kasus.......................................

15

E. Kelemahan dan Kelebihan Pendekatan Studi Kasus.......

16

BAB III PENUTUP.......................................................................

17


A. Kesimpulan........................................................................

17

DAFTAR PUSTAKA....................................................................

18

ii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap guru berkeinginan agar kegiatan pembelajran yang
dilakukannya berhasil dengan baik dan membawa dampak
pembelajaran yang signifikan bagi para siswanya. Agar harapan
tersebut bisa diwujudkan dengan baik, sudah barang tentu guru
harus


memahami

secara

mamadai

apa

pendekatan

dan

metode/model pembelajaran yang tepat yang akan digunakan.
Penentuan pendekatan dan metode pembelajaran Pkn SD
merupakan

salah

satu


factor

penentu

dalam

mendukung

keberhasilan pembelaajran PKn, disamping itu factor-faktor lainnya
seperti

keadaan

siswa,

dukungan

sarana

dan


prasarana

pembelajaran dan sebagainya. Pendekatan berhubungan erat
dengan strategi, metode dan teknik pembelajaran. Pendekatan
merupakan titik tolak atau sudut pandang terhadap proses
pembelajaran.Sedangkan strategi adalah serangkaian rencana,
metode dan perangkat kegiatan yang direncanakan untuk tujuan
tertentu.

Metode

adalah

upaya

yang

dilakukan


untuk

mengimplementasikan rencana yang telah disusun dalam kegiatan
yang nyata untuk mencapai tujuan secara optimal. Sedangkan
teknik

pembelajaran

adalah

cara-cara

operasional

untuk

melaksanakan metode pembelajaran. Selain itu seorang guru harus
mengetahui dan memahami model-model pembelajaran. Model
pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang digunakan
untuk


membentuk

kurikulum

(rencana

pembelajaran

jangka

panjang) merancang bahan-bahan pembelajaran,dan membimbing
pembelajaran dikelas atau yang lain.

3

B. Rumusan Masalah
a. Apa Pendekatan Pembelajaran Inofatif Pkn itu ?
b. Macam-macam Pengertian Pendekatan Pkn yang inofatif ?
c. Langkah – langkah Pendekatan Studi Kasus ?
d. Apa Tujuan Pendekatan Studi Kasus ?
e. Apa saja Kelemahan dan Kelebihan Pendekatan Studi Kasus ?
C. Tujuan Penulisan Makalah
Makalah ini bertujuan untuk menambah pengetahuan tentang
macam - macam pendekatan pembelajaran inofatif dalam mata
pelajaran pkn di sekolah dasar khususnya pendekatan studi kasus.

4

BAB II
PEMBAHASAN
A. Apa pendekatan pembelajaran Inofatif PKn itu?
Inovasi pembelajaran PKn dalam komponen pendekatan harus selalu
dilakukan oleh semua praktisi pendidikan khususnya guru. Salah satu
tindakan inovasi itu adalah pergeseran dalam penerapan pendekatan
pembelajaran PKn dari pendekatan yang berorientasi pada tujuan dan
isi (content based curriculum) ke arah yang lebih menekankan pada
proses (process based curriculum) bahkan sekarang telah bergeser pada
inovasi yang lebih terkini, yakni pendekatan yang berorientasi pada
kompetensi (competency based curriculum). Gagasan ini dimaksudkan
agar melalui pendidikan kewarganegaraan dapat terbentuk warga negara
yang lebih mandiri dalam memahami dan mencari solusi terhadap
masalah yang dihadapi serta mampu mengambil keputusan-keputusan
yang terbaik bagi dirinya, lingkungan serta masyarakatnya.
Kemampuan ini telah dirangkum menjadi tiga sasaran pembelajaran
PKn yang dikenal pula sebagai orientasi tujuan pembelajaran PKn untuk
pembentukan warga negara yang demokratis, ialah membentuk warga
negara

yang

baik

dan

cerdas (good

and

smart

citizen),

partisipatif (participative citizen), dan bertanggung jawab (responsible
citizen). Penekanan pada proses dan kompetensi akan lebih menjanjikan
keberhasilan daripada yang menekankan hanya pada hasil. Oleh karena
itu, keterampilan bagi warga negara dalam membuat atau mengambil
keputusan perlu dilatihkan secara terus menerus agar warga negara
memiliki keterampilan dalam mengembangkan berbagai alternatif untuk
sampai pada pembuatan keputusan yang tepat. Untuk itu pendekatanpendekatan yang bersifat desentralisasi atau pemberian hak kewenangan
kepada guru dalam kerangka otonomi pendidikan sangat baik bagi

5

sekolah sebagai satuan pendidikan maupun individu guru. Hal ini sudah
seharusnya dilaksanakan, dalam semua mata pelajaran dan secara
khusus dalam pendidikan kewarganegaraan.
Kondisi semacam itu, harus pula diciptakan di lingkungan masyarakat
sehingga tidak terjadi kesenjangan penerapan nilai-nilai dan moral antara
apa yang disampaikan di sekolah dengan apa yang terjadi dalam
lingkungan keluarga dan masyarakat sebagaimana terjadi dewasa ini.
Penekanan perubahan sebagaimana dikemukakan di atas, terutama
menyangkut pendekatan dalam pembelajaran PKn pada skala mikro
maupun pendekatan PKn dalam arti yang lebih luas. Pendekatan
pembelajaran PKn seyogianya sejalan dengan tujuan PKn yakni
membangun siswa sebagai warga negara yang baik dan cerdas secara
intelektual, emosional, sosial, spiritual, mau bertanggung jawab, dan
mampu berpartisipasi dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Turner dkk (1990) mengidentifikasi pendekatan pembelajaran
PKn sebagai berikut: audiovisual materials, case studies, community
resourse persons, cooperative learning, debates, polls, interviews, dan
surveys, mock trials, role plays and simulations, writing letters to public
officials..
B. Pengertian Pendekatan Pembelajaran Dalam PKn SD
1. Pendekatan sumber belajar audio-visual
Bahan-bahan materi pembelajaran berupa audiovisual meliputi
berbagai ragam film, filmstrips, videotape, slide, video camera, cassette
recording, compact disk, DVD dan lainlain. Saat ini, bahan-bahan
audiovisual sudah banyak yang diproduksi baik oleh suatu perusahaan,
instansi pemerintah maupun pribadi. Dengan perkembangan teknologi
camera, para guru dapat mengembangkan sendiri sumber pembelajaran
audiovisual untuk PKn dengan cara merekam berbagai peristiwa politik,

6

hukum, dan kewarganegaraan yang penting untuk pembelajaran di kelas.
Bahan materi audiovisual merupakan pendekatan yang menarik dan
efisien dalam menyampaikan informasi.
Presentasi menggunakan audiovisual dapat menyederhanakan
gagasan atau informasi yang abstrak menjadi konkret/nyata sehingga
mudah

diserap

oleh

siswa.

Materi

audiovisual

juga

merupakan

pendekatan yang memfokuskan pada topik atau konsep tertentu untuk
mendukung
menganalisis

keterampilan
suatu

siswa

masalah.

dalam
Dengan

melakukan
pendekatan

observasi

dan

pembelajaran

audiovisual yang diselenggarakan oleh guru, maka siswa yang merasa
kesulitan membaca buku teks dapat terbantu.
2. Pendekatan Studi Kasus
Pendekatan studi kasus merupakan pendekatan yang menyajikan
kejadian situasi konflik atau dilema. Siswa menganalisis masalah
berdasarkan fakta kasus untuk menghasilkan keputusan menurut langkahlangkah secara bertahap serta mempertimbangkan konsekuensi dari
keputusan yang diambil tersebut. Studi kasus mendorong siswa untuk
mengajukan

pertanyaan,

menetapkan

komponenkomponen

yang

dianggap penting dalam situasi; menganalisis, menyimpulkan, dan
membandingkan serta mempertentangkan komponen-komponen tersebut;
dan membuat penilaian terhadap kasus tersebut. Singkatnya, siswa
melaksanakan semua jenjang berpikir dari tingkatan yang paling
sederhana (recall) hingga tingkatan yang paling tinggi (evaluation).
3. Pendekatan nara sumber masyarakat
Setiap komunitas masyarakat memiliki nara sumber yang dapat
dihadirkan di kelas untuk berbagi pengetahuan/informasi yang terkait
dengan politik, ekonomi, hukum, atau masalah-masalah internasional.
Nara sumber yang dapat dihadirkan di kelas adalah juru kampanye, calon

7

pemimpin, pejabat yang bekerja pada institusi pemerintahan, polisi, guru
besar ilmu politik atau ekonomi, pimpinan perusahaan, dan lain-lain. Nara
sumber biasanya adalah orang yang berpengetahuan dan pandangan
luas yang akan memperkaya mata pelajaran. Oleh karena itu, untuk
menambah pengetahuan politik, misalnya, seseorang tidak selalu harus
membaca buku. Mengundang ahli politik ke kelas akan lebih menarik bagi
siswa untuk meningkatkan kompetensi tentang politik. Dengan menambah
pengetahuan melalui nara sumber, pendekatan ini akan membantu siswa
mengaitkan proses politik secara teoritis dengan kehidupan nyata dan
sekaligus mengenal bagaimana mesin politik itu bekerja di masyarakat.
4. Pendekatan Cooperative
Learning Pendekatan cooperative learning dimaksudkan untuk
mendorong siswa bekerja sama dalam sebuah tim sesuai dengan tujuan
yang telah disepakati. Setiap anggota kelompok atau tim diberi tugas
khusus yang harus diselesaikan. Siswa dijanjikan akan diberi hadiah
seperti nilai (point) tambahan bila mau dan mampu membantu anggota
lain dalam menyelesaikan pekerjaan tim. Penilaian didasarkan atas hasil
pekerjaan tim, bukan pekerjaan individual meskipun ada pula nilai khusus
untuk individu. Pendekatan cooperative learning mendorong siswa agar
terlibat dalam belajar mandiri. Bekerja dalam kelompok memberi
kesempatan kepada siswa untuk belajar dalam kemampuan akademik
dan sekaligus sosial (academic and social skills). Dengan belajar dalam
kelompok diharapkan siswa akan memiliki kemampuan berpikir tingkat
tinggi, mau mendengar pendapat orang lain, mampu menyelesaikan
konflik, dan mampu menjelaskan masalah serta solusinya. Keterampilan
sosial (social skills) dimaksudkan pula untuk melatih siswa mau
mendengarkan gagasan anggota lain dalam kelompok, berkompromi,
bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama, dan mengembangkan
rasa tanggung jawab terhadap sikap dan perbuatan yang pernah
dilakukannya.

8

5. Pendekatan Debat
Debat merupakan cara pengungkapan atau pembahasan atau
pertukaran pendapat mengenai sesuatu hal dengan saling memberi
argumen untuk mempertahankan argumen masing-maisng yang telah
berlangsung selama berabad-abad. Sebagai pendekatan pembelajaran,
debat merupakan cara klasik bagi guru untuk mendorong siswa agar
memiliki kemampuan berargumen sesuai dengan posisinya. Peserta
debat dalam proses pembelajaran di kelas dapat memilih posisi dan topik
debat. Tujuan peserta debat adalah untuk meyakinkan lawannnya bahwa
posisi dirinya yang benar atau yang paling meyakinkan. Oleh karena itu,
seorang pendebat berupaya mengembangkan argumenargumen dan
pernyataan sesuai posisinya dengan melawan argumen-argumen dari
lawan baik secara perseorangan maupun tim/kelompok.
Pendekatan pembelajaran debat memberi kesempatan kepada
siswa untuk meneliti dan mengartikulasikan argumen secara jelas dan
logis agar tercapai simpulan yang rasional. Debat yang baik memerlukan
kemampuan dan pengetahuan yang luas hasil kajian reflektif, berpikir
kritis, dan kemampuan berkomunikasi yang baik. Para siswa yang tidak
terlibat langsung dalam proses debat masih dapat berpartisipasi dalam
proses belajar seperti mendengarkan informasi (mungkin) baru/aktual,
menilai argumenargumen yang dikemukakan peserta debat, menilai
kualitas penyajiannya, dan membuat keputusan atau simpulan alternatif.
6. Pendekatan pemungutan suara, wawancara, dan survey
Pemungutan

suara,

wawancara,

dan

survey

merupakan

pendekatan pembelajaran yang mendorong siswa untuk mengumpulkan
data primer dan informasi dari tangan pertama (firsthand) tentang
pandangan atau pendapat kelompok masyarakat. Kegiatan pembelajaran
ini sangat efektif untuk mengeksplorasi ranah perasaan (afektif) tentang

9

isu atau tentang peran seseorang dalam proses politik. Sebagai strategi
pembelajaran, pemungutan suara, wawancara, dan survey merupakan
cara yang bermanfaat untuk mengumpulkan data faktual tentang bidang
kajian tertentu. Menerapkan pendekatan pemungutan suara, wawancara,
dna survey memberi kesempatan kepada siswa untuk mempraktekkan
sejumlah keterampilan berpikir kritis. Mampu mengajukan pertanyaan
merupakan

suatu

keterampilan

bagi

siswa

dalam berkomunikasi,

mengumpulkan informasi, dan menilai data. Selain itu, pendekatan ini
dapat melatih para siswa untuk menumbuhkan kesadarannya terhadap
lingkungan hidup. Melalui kegiatan berinteraksi dengan teman, tetangga,
dan anggota masyarakat lain, siswa dapat belajar banyak tentang
bagaimana warga negara berpikir dan untuk mengetahui apakah mereka
mengetahui pemerintah, politik, hukum, ekonomi, dan sistem kehidupan
internasional.
7. Pendekatan pengadilan tiruan (Mock trials)
Pendekatan pengadilan tiruan sebenarnya merupakan simulasi
proses peradilan yang diperankan oleh siswa. Melalui langkah-langkah
yang harus ditempuh dalam proses peradilan yang dimulai oleh proses
penuntutan

oleh

jaksa,

proses

pembelaan

oleh

pengacara

dan

pembuktian dengan alat bukti serta mendatangkan dan mendengarkan
keterangan saksi sampai proses pengambilan putusan oleh hakim. Isu
atau kasus pelanggaran hukum yang dibahas dapat dipilih dari peristiwa
nyata atau rekaan. Pendekatan pengadilan tiruan merupakan pendekatan
yang bermanfaat karena dapat membantu siswa mengembangkan
pertanyaan, pengambilan keputusan, berpikir kritis, dan keterampilan
berkomunikasi dengan benar. Dengan pendekatan ini pun para siswa
akan memperoleh pengetahuan

tentang

hukum dan pengalaman

langsung tentang tentang proses peradilan, terutama peran dari
masingmasing perangkat pengadilan seperti peran jaksa, pengacara,
hakim, panitera bahkan terdakwa.

10

8. Pendekatan bermain peran dan simulasi
Bermain peran merupakan pendekatan yang memfasilitasi siswa
berperan dalam melakukan perbuatan atau perilaku orang yang
dipersepsikan orang lain itu berbicara dan melakukan sesuai dengan
peran dan situasinya. Esensi bermain peran adalah orang yang memiliki
keyakinan dan bagaimana mereka menjawab. Misalnya, sekelompok
siswa mungkin memerankan tindakan yang dilakukan oleh seorang
Presiden atau Menteri atau para pahlawan. Oleh karena itu, bermain
peran merupakan cara yang sangat bermanfaat untuk mengeksplorasi
perilaku politik karena mereka membantu siswa memahami pentingnya
individu dalam proses politik. Simulasi termasuk bermain peran tetapi
situasinya

terstruktur

sehingga

lebih

mendekati

kejadian

yang

sebenarnya. Para siswa dapat mensimulasikan tentang kegiatan rapat di
badan legislatif, proses dengar pendapat, rapat komisi, atau interaksi di
lingkungan birokrasi.
9. Pendekatan menulis surat kepada pejabat publik
Menulis surat kepada pejabat publik merupakan salah satu cara
dalam partisipasi politik. Surat untuk pimpinan pemerintahan banyak
menyerupai surat bisnis. Aturan penulisan surat tentu perlu diterapkan.
Surat

yang

ditulis

seyogianya

berisi

pesan

yang dapat

dipertanggungjawabkan misalnya hasil penelitian, dikembangkan secara
logis, dan ditulis secara jelas. Dalam sistem pemerintahan demokrasi
perwakilan, para siswa harus berpartisipasi dalam proses politik sebanyak
mungkin. Berkomunikasi dengan pejabat publik melalui surat merupakan
cara bagi siswa untuk mengungkapkan pendapatnya tentang berbagai isu.
Sebaliknya, aktifitas ini membantu pejabat publik menjaga hubungan
dengan konstituennya dna melaksanakan kewajiban sebagai wakil rakyat.

11

Partisipasi dalam sistem pemerintahan demokrasi hendaknya dapat
membantu siswa untuk percaya diri. Oleh karena itu, para siswa diberi
latihan praktek mengembangkan keterampilan ang terkait dengan cara
menganalisis berbagai isu, membangun opini, dan mengkomunikasikan
gagasan dalam bentuk tulisan. Demikianlah sejumlah pendekatan
pembelajaran PKn yang dapat dipilih oleh guru berdasarkan pertimbangan
karakteristik

siswa,

lingkungan

sekolah,

sarana,

prasarana,

dan

kemampuan guru.
1. Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) Beberapa strategi dan
metode yang termasuk ke dalam jenis ini meliputi: gambaran ikhtisar
terstruktur

(structured

overview),

ceramah

(lecture),

demonstrasi,

membandingkan dan mengontraskan/mempertentangkan (compare and
contrast). Secara umum, pembelajaran langsung ini menggunakan
pendekatan ekspositori, bersifat satu arah, dan peran guru sangat
dominan.
Metode pembelajaran langsung ini sangat efektif apabila digunakan oleh
seorang guru yang memiliki bakat sebagai orator. Berikut ini adalah
metode pembelajaran compare and contrast sebagai salah satu metode
pembelajaran langsung.

C. Langkah – langkah Pendekatan Studi Kasus
a.

Pemilihan kasus
Dalam pemilihan kasus hendaknya dilakukan secara bertujuan

(purposive) dan bukan secara rambang. Kasus dapat dipilih oleh peneliti
dengan menjadikan objek orang, lingkungan, program, proses, dan
masvarakat atau unit sosial. Ukuran dan kompleksitas objek studi kasus
haruslah masuk akal, sehingga dapat diselesaikan dengan batas waktu
dan sumbersumber yang tersedia.

12

b.

Pengumpulan data
Terdapat beberapa teknik dalarn pengumpulan data, tetapi yang

lebih dipakai dalarn penelitian kasus adalah observasi, wawancara, dan
analisis dokumentasi. Peneliti sebagai instrurnen penelitian, dapat
menyesuaikan cara pengumpulan data dengan masalah dan lingkungan
penelitian, serta dapat mengumpulkan data yang berbeda secara
serentak.
c.

Analisis data
Setelah data terkumpul peneliti dapat mulai mengagregasi,

mengorganisasi, dan mengklasifikasi data menjadi unit-unit yang dapat
dikelola. Agregasi merupakan proses mengabstraksi hal-hal khusus
menjadi hal-hal umum guna menemukan pola umum data. Data dapat
diorganisasi secara kronologis, kategori atau dimasukkan ke dalam
tipologi. Analisis data dilakukan sejak peneliti di lapangan, sewaktu
pengumpulan data dan setelah semua data terkumpul atau setelah selesai
dan lapangan.
d.

Perbaikan (refinement)
Meskipun semua data telah terkumpul, dalam pendekatan studi

kasus

hendaknya

clilakukan

penvempurnaan

atau

penguatan

(reinforcement) data baru terhadap kategori yang telah ditemukan.
Pengumpulan data baru mengharuskan peneliti untuk kembali ke
lapangan dan barangkali harus membuat kategori baru, data baru tidak
bisa dikelompokkan ke dalam kategori yang sudah ada.
e.

Penulisan laporan
Laporan hendaknya ditulis secara komunikatif, rnudah dibaca, dan

mendeskripsikan suatu gejala atau kesatuan sosial secara jelas, sehingga
rnernudahkan pembaca untuk mernahami seluruh informasi penting.
Laporan diharapkan dapat membawa pembaca ke dalam situasi kasus
kehiclupan seseorang atau kelompik.
D. Apa Tujuan Pendekatan Studi Kasus ?

13

Tujuan Studi Kasus
Seperti halnya pada tujuan penelitian lain pada umumnya, pada
dasarnya peneliti yang menggunakan metoda penelitian studi kasus
bertujuan untuk memahami obyek yang ditelitinya. Meskipun demikian,
berbeda dengan penelitian yang lain, penelitian studi kasus bertujuan
secara khusus menjelaskan dan memahami obyek yang ditelitinya secara
khusus sebagai suatu ‘kasus’. Berkaitan dengan hal tersebut, Yin (2003a,
2009) menyatakan bahwa tujuan penggunaan penelitian studi kasus
adalah tidak sekedar untuk menjelaskan seperti apa obyek yang diteliti,
tetapi untuk menjelaskan bagaimana keberadaan dan mengapa kasus
tersebut dapat terjadi. Dengan kata lain, penelitian studi kasus bukan
sekedar menjawab pertanyaan penelitian tentang ‘apa’ (what) obyek yang
diteliti, tetapi lebih menyeluruh dan komprehensif lagi adalah tentang
‘bagaimana’ (how) dan ‘mengapa’ (why) objek tersebut terjadi dan
terbentuk sebagai dan dapat dipandang sebagai suatu kasus. Sementara
itu, strategi atau metoda penelitian lain cenderung menjawab pertanyaan
siapa (who), apa (what), dimana (where), berapa (how many) dan
seberapa besar (how much).
Sementara itu, Stake (2005) menyatakan bahwa penelitian studi
kasus

bertujuan

untuk

mengungkapkan

kekhasan

atau

keunikan

karakteristik yang terdapat di dalam kasus yang diteliti.Kasus itu sendiri
merupakan penyebab dilakukannya penelitian studi kasus, oleh karena itu,
tujuan dan fokus utama dari penelitian studi kasus adalah pada kasus
yang menjadi obyek penelitian. Untuk itu, segala sesuatu yang berkaitan
dengan kasus, seperti sifat alamiah kasus, kegiatan, fungsi, kesejarahan,
kondisi lingkungan fisik kasus, dan berbagai hal lain yang berkaitan dan
mempengaruhi kasus harus diteliti, agar tujuan untuk menjelaskan dan
memahami keberadaan kasus tersebut dapat tercapai secara menyeluruh
dan komprehensif.

14

Secara khusus, berkaitan dengan karakteristik kasus sebagai
obyek penelitian, VanWynsberghe dan Khan (2007) menjelaskan bahwa
tujuan penelitian studi kasus adalah untuk memberikan kepada pembaca
laporannya tentang ‘rasanya berada dan terlibat di dalam suatu kejadian’,
dengan menyediakan secara sangat terperinci analisis kontekstual
tentang kejadian tersebut. Untuk itu, peneliti studi kasus harus secara hatihati menggambarkan kejadian tersebut dengan memberikan pengertian
dan hal-hal yang lainnya dan menguraikan kekhususan dari kejadian
tersebut. Untuk lebih jelasnya, perhatikan kutipan berikut ini:
Case studies aim to give the reader a sense of “being there” by providing
a highly detailed, contextualized analysis of an “an instance in action”. The
researcher carefully delineates the “instance,” defining it in general terms
and teasing out its particularities (VanWynsberghe dan Khan, 2007, 4).

E. Apa saja Kelemahan dan Kelebihan Pendekatan Studi Kasus ?
Kelebihan dan Kelemahan Studi kasus
Adapun kelebihan dari Studi kasus yaitu:
1. Analisis intensif yang dilewatkan tidak dlakukan oleh metode lain.
2. Dapat menghasilkan ilmu pengetahuan pada kasus khusus.
3. Cara yang tepat untuk mengeksplorasi fenomena yang belu secara
detail diteliti.
4. Informasi yang dihasilkan dalam studi kasus dapat sangat
bermanfaat dalam menghasilkan hipotesis yang diuji lebih ketat,
rinci, dan seteliti mungkin pada penelitian berikutnya.
5. Studi kasus yang bagus (well designed) merupakan sumber
informasi deskriotif yang baik dan dapat digunakan sebagai bukti
untuk suatu pengembangan teori atau menyanggah teori.
Adapun kelemahan dari studi kasus yaitu:
15

1. Studi kasus seringkali dipandang kurang ilmiah atau pseudoscientific karena pengukurannya bersifat subjectif atau tidak bisa
dikuantifisir. Dalam hal ini, kritik ini juga mempertanyakan validitas
dari hasil penelitian studi kasus.
2. Karena masalah interpretasi subjektif pada pengumpulan dan
analisa data studi kasus, maka mengerjakan pekerjaan ini relative
lebih sulit dari penelitian kuantitatif.
3. Masalah generalisasi. Karena skupa penelitian baik issu maupun
jumlah orang yang menjadi target kajian studi kasus sangat kecil,
kemampuan generalisasi dari temuan pada studi kasus adalah
rendah.
4. Karena lebih bersifat deskriftif, studi kasus juga dianggap kurang
memberi sumbangan pada persoalan-persoalan praktis mengatasi
suatu masalah.
5. Biaya penyelenggaraan yang relative mahal. Karena kedalaman
ibformasi yang digali pada studi kasus, maka luangan waktu dan
fikiran untuk mengerjakan studi kasus jauh lebih banyak daripada
studi dengan skala yang besar, tetapi hanya melingkupi data yang
terbatas. Untuk hal ini, sebagian orang menganggap bahwa studi
kasus lebih mahal dari pada penelitian-penelitian kuantitatif.
6. Karena fleksibilitas disain studi kasus, ini memungkinkan peneliti
untuk beralih focus studi ke rah yang tidak seharusnya.

16

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendekatan studi kasus merupakan pendekatan yang menyajikan
kejadian situasi konflik atau dilemma yang bertujuan agar siswa secara
khusus menjelaskan dan memahami obyek yang ditelitinya secara
khusus sebagai suatu ‘kasus’.

17

Daftar Pustaka
 Abdul Aziz.SR. 2003. Memahami Fenomena Sosial Melalui Studi
Kasus. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
 Sedarmayanti dan Hidayat. 2011. Syarifudin.Metodologi Penelitian.
Bandung : Mandar Maju
 https://ardhana12.wordpress.com/2008/02/08/metode-penelitian-

studi-kasus/

18