JURNAL Ibu nifas tentang nutrisi

JURNAL
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG NUTRISI
IBU NIFAS TERHADAP MOBILISASI DINI PADA MASA NIFAS
DI DESA MOJODOWO KECAMATAN KEMLAGI
KABUPATEN MOJOKERTO

Oleh :
Hj. LULUK TARWIYAH

STIKES BINA SEHAT PPNI
MOJOKERTO
2010

ABSTRACT
THE CORRELATION BETWEEN POSTPARTUM MOTHERS’ KNOWLEDGE
ABOUT NUTRITION OF POSTPARTUM MOTHERS TOWARDS EARLY
MOBILIZATION DURING PUERPERIUM IN MOJODOWO VILLAGE
KEMLAGI SUB-DISTRICT MOJOKERTO DISTRICT
By: Luluk Tarwiyah
During puerperium needs high nutritional with adequate calories, protein,
and vitamins. Knowledge factors can affect the pattern of maternal nutrient intake

each day, a causal relationship between food and health conditions can be positive
or negative impact on the health of mothers and children. Formulation of the
problem in this study is there any correlation between knowledge of postpartum
mothers about nutrition of postpartum mothers in early mobilization during
puerperium in Mojodowo Village Kemlagi Sub-District Mojokerto District?. The
research objective is to determine the correlation between knowledge of
postpartum mothers about nutrition of postpartum mothers in early mobilization
during puerperium in Mojodowo Village Kemlagi Sub-District Mojokerto
District.
The study design was analytical correlation with cross sectional
approach.The sampling technique in this research used non probability sampling
technique consecutive sampling type. The Research subjects were post-partum
mothers in 1 - 3 days after childbirth in Mojodowo Village Kemlagi Sub-District
Mojokerto District. Data collection techniques used a questionnaire for
postpartum mothers' knowledge about postpartum maternal nutrition and Barthel
index observation sheet for early mobilization variables during childbirth. Data
analysis in this study used spearmen rho (r) statistic test. Data processing
techniques used computer software that is SPPSS for windows.
The analysis of data obtained by 15 respondents (78.9%) aged 20 -35 years,
9 respondents (47.4%) graduated from primary school, 17 respondents (89.5%)

did not work, 11 respondents (57.9 %) delivered their first child, and 10
respondents (52.6%) received information from friends or relatives.
SPSS results using spearman-rho test obtained p value 0.456 with a
significant level of 5% (α = 0.05), which means there is correlation between
knowledge of postpartum mothers about nutrition of postpartum mothers in early
mobilization during puerperium in Mojodowo Village Kemlagi Sub-District
Mojokerto District.
The research concluded that there is correlation between knowledge of
postpartum mothers about nutrition of postpartum mothers in early mobilization
during puerperium in Mojodowo Village Kemlagi Sub-District Mojokerto
District.
Key words: Knowledge, Post-Partum Mother Nutrition, Early Mobilization

1.1 Latar Belakang
Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alatalat kandungan pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas
berlangsung selama 6-8 minggu. Pada masa nifas dibutuhkan nutrisi yang
tinggi dengan cukup kalori, protein, cairan serta vitamin. Faktor nutrisi akan
mempengaruhi proses penyembuhan luka jalan lahir. Berdasarkan penelitian
Ija (2009) di Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar, status gizi akan
mempengaruhi luka. Pada sebagian pasien, penurunan kadar protein akan

mempengaruhi penyembuhan luka. Masalah kematian maupun kesakitan pada
ibu berhubungan dengan faktor sosial ekonomi, budaya dan lingkungan.
Faktor pengetahuan juga dapat berpengaruh pada pola nutrisi yang ibu
konsumsi setiap harinya, hubungan sebab akibat antara makanan dan kondisi
kesehatan, kebiasaan serta ketidaktahuan dapat membawa dampak positif
maupun negatif terhadap kesehatan ibu dan anak.
Periode nifas merupakan masa kritis bagi ibu, diperkirakan bahwa 60%
kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, yang mana 50% dari
kematian ibu tersebut terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan. Selain
itu, masa nifas ini juga merupakan masa kritis bagi bayi, sebab dua pertiga
kematian bayi terjadi dalam 4 minggu setelah persalinan dan 60% kematian
bayi baru lahir terjadi dalam waktu 7 hari setelah lahir (Saifuddin 2006).
Berdasarkan data tahun 2009 di Indonesia dengan total ibu nifas 5.067.000
orang dan 89% (4.509.630 orang) dari total ibu nifas yang mempunyai
kebiasaan pantang makanan pada masa nifas seperti tidak boleh makan ikan
laut, telur, makan sayur, dan makan-makanan yang pedas (Dinkes, 2010). Di

Jawa Timur angka pantang makanan pada masa nifas mencapai 1.983.214
(80%) dari jumlah ibu nifas yang ada pada tahun 2009 dan penyebabnya
adalah pengetahuan yang kurang 26,5 %, budaya atau anjuran dalam keluarga

37,6 %, status ekonomi sebanyak 25,4%, dan paritas 10,5 % (Depkes, 2010).
Data ini menunjukkan bahwa pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi
pada masa nifas atau menyusui kurang sesuai dengan aturan pemenuhan gizi
yang baik dan seimbang. Hal ini disebabkan karena anjuran atau budaya yang
berlaku dalam keluarga. Pantang makanan yang sering terjadi misalnya
dilarang makan daging, telur dan ayam, sayur sawi dan bayam, pantang
dengan makanan yang panas dan pantangan terhadap ikan laut (Nasya, 2008).
Berdasarkan studi pendahuluan tanggal 5-11 Januari 2012 secara wawancara
pada 10 ibu nifas di Desa Mojodowo Kecamatan Kemlagi Kabupaten
Mojokerto didapatkan 8 ibu yang mempunyai perilaku pantang terhadap
makanan seperti sayur (sawi, bayam), ikan laut, daging, ayam, telur, dan
sebagainya dan 2 ibu tidak melakukan pantang makan. Diantara 8 ibu nifas
yang mempunyai perilaku pantang makan ada 5 ibu nifas yang tidak mampu
untuk melakukan mobilisasi dini.
Dampak dari perilaku pantang makanan pada masa nifas adalah
kekurangan zat gizi sehingga penyembuhan luka akan lebih lama sembuh
bahkan bisa timbul infeksi. Apalagi pada ibu nifas tentu sangat membutuhkan
makanan bergizi untuk memulihkan kondisi, mempercepat kesembuhan luka
dan proses laktasi. Jika nutrisi ibu nifas dapat terpenuhi dengan baik maka
luka jahitan perineum dapat sembuh dengan cepat dan ibu dapat dengan

segera mengerjakan aktivitas sehari-hari. (Zalilah, 2005)

Upaya yang dilakukan agar ibu nifas tidak menerapkan perilaku tarak itu
dengan penyampaian informasi pada waktu kehamilan khususnya tentang
dampak dari pantang makanan pada masa nifas untuk dapat merubah perilaku
masyarakat terutama pada ibu nifas. Pelatihan bagi tenaga kesehatan dan
kader masyarakat tentang konseling dampak melakukan pantang makanan
melalui kegiatan di Posyandu, PKK, dan pertemuan di Desa dengan
menyebarkan leafled dan mengikut sertakan suami dan keluarga sangat
diperlukan guna menunjang peningkatan pengetahuan ibu nifas tentang
dampak pantang makanan sehingga ibu tidak melakukan pantang makanan
(Asiandi, 2006).
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan antara pengetahuan ibu nifas
tentang nutrisi ibu nifas terhadap mobilisasi dini pada masa nifas di Desa
Mojodowo Kecamatan Kemlagi Kabupaten Mojokerto”.

3.1

Populasi, Sampel, dan Sampling


3.2.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2007).
Pada penelitian ini populasinya adalah semua ibu nifas di Desa
Mojodowo Kecamatan Kemlagi Kabupaten Mojokerto pada bulan April
2012 sebanyak 24 Responden.
3.2.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2007).
Dalam penelitian ini sampel yang diambil adalah ibu nifas Desa
Mojodowo Kecamatan Kemlagi Kabupaten Mojokerto sebanyak 19
Responden
Kriteria sampel :
a. Kriteria inklusi
1.Seluruh ibu nifas di Desa Mojodowo Kecamatan Kemlagi Kabupaten
Mojokerto.
2. Ibu nifas yang bersedia menjadi responden

3. ibu nifas 1 – 3 hari masa nifas
b. Kriteria ekslusi
1. Ibu nifas yang memiliki komplikasi
2. Ibu nifas yang mengalami cacat

3.2.3 Sampling
Teknik sampling merupakan suatu proses seleksi sampel yang
digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel
akan mewakili keseluruhan populasi yang ada, secara umum ada dua jenis
pengambilan sampel, yakni probability sampling dan non probability
sampling.
Dalam penelitian ini sampling yang digunakan adalah non probability
sampling tipe consecutive sampling

4.1

Hasil Penelitian

4.1.1 Karakteristik Lokasi
Desa Mojodowo mempunyai luas 151.053 Ha, terdiri dari empat

dusun yaitu dusun Medowo, Njati, Sidomulyo dan Gedangan yang dihuni
1953 jiwa baik laki – laki maupun perempuan.

4.1.2 Data Umum

4.1.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Usia Responden Di Desa Mojodowo
Kecamatan Kemlagi Kabupaten Mojokerto
No

Usia

Frekuensi

Prosentase

1.

< 20 tahun


3

15,8 %

2.

20-35 tahun

15

78,9 %

3.

>35 tahun

1

5,3 %


19

100 %

Total
Sumber : Data primer 2012

Hasil penelitian pada tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa sebanyak
15 responden (78,9 %) berusia 20-35 tahun.
4.1.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pendidikan Responden Di Desa
Mojodowo Kecamatan Kemlagi Kabupaten Mojokerto
No

Pendidikan

Frekuensi

Prosentase


1.

SD

9

47,4 %

2.

SMP

7

36,8 %

3.

SMA

3

15,8 %

4.

Perguruan tinggi

0

0%

Total

19

100 %

Sumber : Data primer 2012
Hasil penelitian pada tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa sebanyak 9
responden (47,4 %) tamatan SD.

4.1.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden Di Desa
Mojodowo Kecamatan Kemlagi Kabupaten Mojokerto
No

Pekerjaan

Frekuensi

Prosentase

1.

Bekerja

2

10,5 %

2.

Tidak bekerja

17

89,5 %

19

100 %

Total
Sumber : Data primer 2012

Hasil penelitian pada tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa sebanyak
17 responden (89,5 %) tidak bekerja.
4.1.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anak
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Jumlah Anak Responden Di Desa
Mojodowo Kecamatan Kemlagi Kabupaten Mojokerto
No

Anak ke

Frekuensi

Prosentase

1.

Pertama

11

57,9 %

2.

Dua-lima

8

42,1 %

3.

Lebih dari lima

0

0%

Total

19

100 %

Sumber : Data primer 2012
Hasil penelitian pada tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa sebanyak
11 responden (57,9 %) mempunyai anak pertama.

4.1.2.4 Karakteristi Responden Berdasarkan Sumber Informasi
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Sumber Informasi Responden Di Desa
Mojodowo Kecamatan Kemlagi Kabupaten Mojokerto
No

Sumber informasi

Frekuensi

Prosentase

1.

Tenaga kesehatan

9

47,4 %

2.

Media cetak

0

0 %

3.

Media elektronik

0

0%

4.

Teman/saudara

10

52,6 %

5.

Tidak mendapat informasi
dari manapun

0

0%

Total

19

100 %

Sumber : Data primer 2012
Hasil penelitian pada tabel 4.5 diatas menunjukkan bahwa sebanyak
10 Responden (52,6 %) mendapat informasi dari teman atau saudara.
4.1.3 Data Khusus

4.1.3.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu Nifas Tentang
Nutrisi Ibu Nifas
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Nifas Tentang
Nutrisi Ibu Nifas Di Desa Mojodowo Kecamatan Kemlagi
Kabupaten Mojokerto

No .

Pengetahuan

Frekuensi

Prosentase

1.

Baik

4

21,1%

2.

Cukup

6

31,6%

3.

Kurang

9

47,4%

Total

19

100 %

Sumber : Data primer 2012

Hasil penelitian pada tabel 4.6 diatas menunjukkan bahwa sebanyak 9
Responden ( 47,4%) mempunyai pengetahuan yang kurang.

4.1.3.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Mobilisasi Dini Pada Masa Nifas
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Mobilisasi Dini Pada Masa Nifas Di
Desa Mojodowo Kecamatan Kemlagi Kabupaten
Mojokerto
No

Mobilisasi

Frekuensi

Prosentase

1.

Sebagian

12

63,2 %

2.

Penuh

7

36,8 %

19

100 %

Total
Sumber : Data primer 2012

Hasil penelitian pada tabel 4.7 diatas menunjukkan bahwa sebanyak
12 Responden (63,2 %) mempunyai mobilisasi sebagian.
4.1.4 Hubungan Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Nutrisi Ibu Nifas Terhadap
Mobilisasi Dini Pada Masa Nifas Di Desa Mojodowo Kecamatan
Kemlagi Kabupaten Mojokerto
4.1.4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Hubungan Pengetahuan Ibu Nifas
Tentang Nutrisi Ibu Nifas Terhadap Mobilisasi Dini Pada Masa Nifas

Tabel 4.8 Hubungan Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Nutrisi Ibu Nifas
Terhadap Mobilisasi Dini Pada Masa Nifas Di Desa
Mojodowo Kecamatan Kemlagi Kabupaten Mojokerto
Pengetahuan

Mobilisasi

Total

Sebagian

Penuh

Baik

0

4

4 (100 %)

Cukup

3

3

6 (100 %)

Kurang

9

0

9 (100 %)

12 (63,2%)

7 (36,8 %)

19 (100 %)

Total

Sumber : Data primer 2012
Hasil penelitian pada tabel 4.8 diatas menunjukkan bahwa sebanyak
9 responden mempunyai pengetahuan kurang dengan mobilisasi sebagian,
sebanyak 6 responden mempunyai pengetahuan cukup dengan 3 mobilisasi
sebagian dan 3 mobilisasi penuh, sebanyak 4 responden mempunyai
pengetahuan baik dengan mobilisasi penuh.

4.2

Pembahasan

4.3.1 Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Nutrisi Ibu Nifas di Desa Mojodowo
Kecamatan Kemlagi Kabupaten Mojokerto
Menurut hasil penelitian pada 19 responden, sebanyak 9 responden
(47,4 %) mempunyai pengetahuan kurang tentang nutrisi ibu nifas,
sebanyak 6 responden (31,6 % ) mempunyai pengetahuan yang cukup
tentang nutrisi ibu nifas, dan sebanyak 4 responden (21,1% ) mempunyai
pengetahuan yang baik tentang nutrisi ibu nifas.
Berdasarkan tabel 4.1 karakteristik responden berdasarkan usia
didapatkan sebanyak 15 responden ( 78,9%) memiliki umur 20-35 tahun.

Sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa umur adalah usia individu
yang terhitung mulai saat berulang tahun dan semakin matang umur
responden maka pengetahuan yang dimiliki akan semakin meningkat
(Nursalam dan Siti Pariani, 2001). Dengan usia responden yang produktif
maka responden akan lebih baik menerima informasi tentang nutrisi ibu
nifas.
Berdasarkan tabel

4.2 karakteristik

responden berdasarkan

pendidikan didapatkan sebanyak 9 responden ( 47,4%) berpendidikan SD.
Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka makin mudah
memperoleh

informasi,

sehingga

pendidikan

yang

kurang

dapat

menghambat perkembangan sistem seseorang terhadap nilai-nilai yang
baru diperkenalkan (Nursalam, 2001). Pendidikan yang tinggi membuat
ibu mudah dalam menerima informasi tentang nutrisi ibu nifas. Ibu yang
perpendidikan SD akan sulit dalam mengakses dan menyerap informasi,
sehingga berpengaruh pada pengetahuannya.
Berdasarkan tabel
pekerjaan didapatkan

4.3 karakteristik

responden berdasarkan

sebanyak 17 responden (89,5 %) tidak bekerja.

Kerja merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia, kebutuhan ini
macam-macam, berkembang dan berubah, bahkan tidak disadari oleh
perilakunya. Seseorang bekerja karena adanya sesuatu yang hendak
dicapainya dan orang tersebut berharap bahwa aktifitas kerja yang
dimilikinya lebih memuaskan dari pada keadaan sebelumnya apalagi
definisi kerja dikaitkan dengan pengertian imbalan atau pembayaran
(Notoatmodjo, 2003). Seseorang yang bekerja akan bertemu dengan

banyak orang, sehingga orang tersebut akan mendapatkan informasi yang
lebih banyak sehingga pengetahuan akan bertambah. Dan sebaliknya jika
ibu mayoritas sebagai ibu rumah tangga cenderung memiliki waktu lebih
banyak didalam rumah untuk mengerjakan pekerjaan rumah, sehingga
akses untuk mendapatkan informasi serta lingkup pengetahuan yang
terbatas.
Berdasarkan tabel 4.4 karakteristik responden berdasarkan jumlah
anak bahwa sebanyak 11 responden (57,9 %) mempunyai anak pertama.
Menurut (Notoatmodjo, 2002) pengalaman merupakan salah satu sumber
pengetahuan serta cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Hal itu
dilakukan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh
dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lampau.
Responden yang tidak mempunyai pengalaman tentang nutrisi ibu nifas
biasanya akan kesulitan dalam memilih nutrisi yang baik pada masa nifas.
Berdasarkan tabel 4.5 karakteristik responden berdasarkan sumber
informasi yang diperoleh data bahwa sebanyak 10 responden (52,6 %)
mendapat informasi dari teman atau saudara. Informasi akan memberikan
pengaruh pada pengetahuan seseorang. Meskipun seseorang memiliki
pendidikan rendah tetapi jika mendapatkan informasi yang baik dari media
misalnya TV atau surat kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan
pengetahuan ( Hendra A.W., 2008). Informasi yang didapat dari teman
atau saudara tidak semua informasi yang diberikan benar, kebanyakan dari
mereka yang memberikan informasi kurang sesuai dengan aturan

pemenuhan gizi yang baik pada ibu nifas. Banyak dari keluarga yang
masih memberikan pantang makan pada ibu nifas.
4.3.2 Mobilisasi Dini Pada Masa Nifas di Desa Mojodowo Kecamatan
Kemlagi Kabupaten Mojokerto
Menurut hasil penelitian pada 19 responden, sebanyak 12
responden (63,2 %) melakukan mobilisasi sebagian dan sebanyak 7
responden (36,8 %) malakukan mobilisasi penuh. Mobilisasi sebagian
yaitu sebagian dari anggota badan yang dapat melakukan mobilisasi secara
normal.Terkadang ibu nifas enggan untuk banyak bergerak karena merasa
letih dan sakit. Jika keadaan tersebut tidak segera diatasi, ibu akan
terancam mengalami trombosis vena. Untuk mencegah terjadinya
trombosis vena, perlu dilakukan mobilisasi dini oleh ibu nifas (Bahiyatun,
2009). Ibu nifas sebelumnya pernah mendapatkan informasi tentang
mobilisasi dini pada masa nifas. Sebagai sarana komunikasi, berbagai
bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lainlain mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan
kepercayaan orang. Pesan-pesan sugestif yang dibawa informasi tersebut,
apabila cukup kuat, akan memberi dasar afektif dalam menilai sesuatu hal
sehingga terbentuklah arah sikap tertentu (Saiffudin, 2003). Mobilisasi
pada ibu yang melahirkan secara normal berbeda dengan ibu yang
melahirkan dengan operasi caesar, hal ini terjadi karena proses
penyembuhan luka jahitan yang tidak sama, kebanyakan ibu yang
melahirkan

secara

normal

luka

jahitannya

lebih

cepat

sembuh

dibandingkan dengan ibu yang melahirkan secara caesar dan hal ini dapat

menyebabkan mobilisasi ibu nifas yang melahirkan secara caesar
mobilisasinya lebih lama dibandingkan dengan ibu yang melahirkan secara
normal. Mobilisasi sebagian terjadi disebabkan karena kurangnya nutrisi
yang dikonsumsi oleh ibu nifas sehingga dapat menyebabkan kekurangan
energi untuk melakukan aktifitas. Media massa dan penyuluhan
merupakan sumber informasi yang mempunyai pengaruh besar terhadap
mobilisasi dini pada masa nifas. Maka didapatkan mobilisasi sebagian dan
diharapkan petugas kesehatan tetap memberikan penyuluhan tentang
mobilisasi dini pada masa nifas serta diharapkan ibu nifas aktif untuk
mencari informasi.
4.3.3 Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Nutrisi Ibu Nifas
Terhadap Mobilisasi Dini Pada Masa Nifas
Berdasarkan tabel 4.8 didapatkan hasil penelitian pada 19
responden, didapatkan sebanyak 4 responden (100 %) yang mempunyai
pengetahuan baik dengan mobilisasi penuh, sebanyak 6 responden (100 %)
mempunyai pengetahuan cukup dengan 3 responden mobilisasi sebagian
dan 3 responden mobilisasi penuh, sebanyak 9 responden (100 %) yang
mempunyai pengetahuan kurang dengan 9 responden mobilisasi sebagian.
Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan Spearman-rho
didapatkan pada taraf signifikan 5 % (α =0,05) didapatkan p value 0,000.
Maka H0 ditolak yang artinya terdapat hubungan antara pengetahuan ibu
nifas tentang nutrisi ibu nifas terhadap mobilisasi dini pada masa nifas.
Adanya hubungan antara pengetahuan ibu nifas tentang nutrisi ibu
nifas terhadap mobilisasi dini pada masa nifas disebabkan karena

pengetahuan mempengaruhi mobilisasi. Bila pengetahuan baik maka
mobilisasi akan penuh, bila pengetahuan kurang maka mobilisasi sebagian.
Mobilisasi dini atau aktifitas segera yang dilakukan segera setelah
beristirahat beberapa jam dengan beranjak dari tempat tidur ibu.Ibu nifas
sebelumnya pernah mendapatkan informasi tentang mobilisasi dini pada
masa nifas. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa
seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai
pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Pesanpesan sugestif yang dibawa informasi tersebut, apabila cukup kuat, akan
memberi dasar afektif dalam menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah
arah sikap tertentu (Saiffudin, 2003). Media massa dan penyuluhan
merupakan sumber informasi yang mempunyai pengaruh besar terhadap
mobilisasi dini pada masa nifas. Maka didapatkan mobilisasi sebagian dan
diharapkan petugas kesehatan tetap memberikan penyuluhan tentang
mobilisasi dini pada masa nifas serta diharapkan ibu nifas aktif untuk
mencari informasi.
Faktor pengetahuan akan mempengaruhi mobilisasi. Dengan
bertambahnya pengalaman dan mendapatkan informasi maka pengetahuan
seseorang akan bertambah. Jadi terdapat hubungan yang positif dan
signifikan antara pengetahuan yang menjadi dasar atau keyakinan bagi
seseorang untuk menentukan kemampuan untuk menjelaskan secara benar
tentang obyek yang diketahui terhadap mobilisasi guna mencapai suatu
tujuan.

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Desa Mojodowo
Kecamatan Kemlagi Kabupaten Mojokerto, maka peneliti mengambil
kesimpulan :
1.

Pengetahuan ibu nifas tentang nutrisi ibu nifas di Desa Mojodowo
Kecamatan Kemlagi Kabupaten Mojokerto dalam kategori kurang yaitu
sebanyak 9 Responden atau (47,4 %).

2.

Mobilisasi dini pada ibu nifas di Desa Mojodowo Kecamatan Kemlagi
Kabupaten Mojokerto dalam kategori sebagian yaitu sebanyak 12
Responden atau (63,2 %).

3.

Ada Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Nifas tentang Nutrisi Ibu Nifas
Terhadap Mobilisasi Dini Pada Masa Nifas di Desa Mojodowo
Kecamatan Kemlagi Kabupaten Mojokerto dengan uji statistik spearmen
rho dengan p value 0,000.

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, dkk, 2010. Asuhan kebidanan nifas. Yogyakarta: Nuha medika
Asiandi, 2006. Budaya senam melahirkan. Jakarta: PT. Rineka cipta
Bahiyatun, 2009. Buku ajar asuhan kebidanan nifas normal. Jakarta: EGC
Depkes RI, 2010.Pantang makan. www. depkes RI.com diakses tanggal 5 februari
2012
Dewi M, 2010. Teori dan pengukuran pengetahuan, sikap dan perilaku manusia.
Yogyakarta: nuha medika
Farrer, Helen. 2010. Perawatan Maternitas. Jakarta : EGC
Hamilton, Persis Mary. 1995. Dasar – dasar Keperawatan Maternitas Edisi 6.
Jakarta, EGC.
Hidayat, 2007. Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data. Jakarta:
Salemba medika
Kamus saku bidan, 2006
Kamus besar bahasa indonesia, 2003
Ladewig, Patricia W, dkk. 2006. Asuhan Kebidanan Ibu-Bayi Baru Lahir. Jakarta,
EGC.
Maryunani, 2009. Asuhan pada ibu dalam masa nifas (post partum). Jakarta: Nata
Wijaya
Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB
Untuk Pendidikan Bidan, Jakarta : EGC.
Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita.
Jakarta : Arcan.

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I. Jakarta : EGC.
Notoadmodjo, 2003. Ilmu kesehatan masyarakat. Jakarta: PT. Rineka cipta
Notoadmodjo, 2005. Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta: PT. Rineka
cipta
Notoadmojdo, 2007. Kesehatan masyarakat ilmu dan seni. Jakarta: PT. Rineka
cipta
Notoadmodjo, 2010. Metode penelitian kesehatan. Jakarta: PT. Rineka cipta
Nursalam, 2003. Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika
Nursalam, 2008. Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika
Nursalam, 2011. Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika
Pudjiastutik, 2003. Fisioterapi pada lansia. Jakarta: EGC
Rosidawati, dkk, 2008. Mengenal usia lanjut dan keperawatannya. Jakarta:
Salemba Medika
Sujiatini, dkk, 2010. Asuhan ibu nifas. Yogyakarta: cyrillus publisher
Saleha, 2009. Asuhan kebidanan pada masa nifas. Jakarta: Salemba Medika
Setiadi, 2007. Konsep dan penulisan riset keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu
Sugiyono, 2007. Statistika untuk penelitian. Bandung: ALFABETA
Setiadi, 2007. Konsep dan penulisan riset keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu
Saifuddin A, 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
neonatal. Jakarta: YBP-SP

Tejasari, 2005. Nilai gizi pangan. Yogyakarta: Graha ilmu
Wasis, 2008. Pedoman riset praktis untuk profesi perawat. Jakarta: EGC
Zalilah, 2005.Tarak pada masa nifas.http://www.jambi-online.com.id diakses
pada tanggal 5 januari 2012