Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan (2)

ENGINEERING CONSULTANT

BAB-3
ANALISA EROSI DAN SEDIMENTASI

Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Wilayah Sungai Sumbawa

ENGINEERING CONSULTANT

BAB-3
ANALISA EROSI DAN SEDIMENTASI

3.1 METODOLOGI
Salah satu komponen yang penting dalam teknik konservasi adalah adanya erosi
dan sedimentasi :
1. Erosi Lahan
Evaluasi terhadap proses terjadinya erosi, perlu dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui seberapa besar potensi atau tingkat bahaya erosi yang terjadi, pada
suatu kawasan atau bidang tanah, serta untuk mendeteksi besarnya indeks
bahaya erosi, yang telah terjadi.Tingkat bahaya erosi yang terjadi dinyatakan

dalam Indeks Bahaya Erosi (IBE) dan didefinisikan sebagai berikut :

Indeks Bahaya Erosi =

Kehilangan Tanah ( ton / Ha / Tahun )
T ( ton / Ha / Tahun )

Dimana nilai T adalah merupakan suatu jumlah kehilangan tanah yang
disebabkan oleh terjadinya suatu proses pelarutan pada permukaan tanah
akibat

tumbukan

dan

aliran

air

hujan


yang

masih

dapat

diberikan

toleransi.Selanjutnya batasan tingkat bahaya erosi dapat diklasifikasikan seperti
pada Tabel dibawah ini.
Tabel 3-1: Klasifikasi Tingkat Bahaya Bahaya Erosi
EROSI
Solum Tanah (cm)

Kelas Bahaya Erosi (ton/ ha/ tahun)
I (330)

A. Dalam > 90


SR

R

S

B

SB

B. Sedang 60-90

R

S

B

SB


SB

C. Dangkal 30-60

S

B

SB

SB

SB

D. Sangat Dangkal 20 %, diambil :

 L 
LS =  0 
 22,1 


0, 6

S
× 
9

1, 4

Dimana :
LS =

Faktor kemiringan lereng

Lo =

Panjang aliran diatas tanah
Tabel 3-3: Klasifikasi Lereng
Kemiringan lereng ( % )

Klasifikasi Lereng


0–3

Datar

3–8

Landai atau berombak

8 – 15

Agak miring atau bergelombang

15 – 30

Mering atau berbukit

30 – 45

Agak Curam


45 – 65

Curam

> 65
Sangat Curam
Sumber : Arsyad,Konservasi Tanah dan Air 1989
4)

Faktor Pengelolaan Tanaman dan Konservasi (C P)

Faktor pengelolaan Tanaman di pengaruhi oleh jenis vegetasi, keadaan
permukaan tanah, dan pengelolaan lahan terhadap besarnya tanah yang tererosi
sehingga besar-nya C tidak konstan sepanjang tahun.
Faktor tanaman ( C ) merupakan perbandingan erosi dari lahan yang ditanami
searah dengan lereng terhadap erosi dari lahan yang terus menerus dalam
keadaan tanah diolah tapi tidak ditanami dimana factor lain lainnya sama.
Faktor Pengelolaan ( P ) merupakan perbandingan antara jumlah tanah tererosi
pada keadaan lahan dimana diterapkan tindakan konservasi tanah terhadap

jumlah tanah yang tererosi pada lahan yang ditanami menurut pola penanaman
searah kemiringan lereng.

Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Wilayah Sungai Sumbawa

3-5

ENGINEERING CONSULTANT

Tabel 3-4: Perkiraan Nilai C x P dari Berbagai Jenis Tata Guna Tanah
No
1

Jenis Penggunaan Tanah
 Tak

t erganggu
Undergrowt h
 Tanpa Undergrowt h dan seresah

Semak
 Tak t erganggu
 Sebagai rumput
Kebun
 Campuran asli
 Kebun
 Kebun pekarangan
Perkebunan
 Penut upan t anah sempurna
 Penut upan t anah sebagian
Perumput an
 Penut upan t anah sempurna
 Dit umbuhi alang-alang
 Pembakaran alang-alang set ahun sej ali
 Jenis serai ( cit ronella grass )
Tanaman Pert anian
 Umbi-Umbian bakar
 Bij i-bij ian
 Kacang-kacangan
 Campuran

 Padi I rigasi
Perladangan
 1 t ahun t anam, 1 t ahun bera
 1 t ahun t anam, 2 t ahun bera
 Tanpa

2

3

4

5

6

7

Nilai C x P


Hut an :
0,001
0,003
0,005
0,01
0,10
0,02
0,07
0,20
0,01
0,07
0,01
0,02
0,06
0,65
0,63
0,51
0,36
0,43
0,02
0,28
0,19

Sumber: “Cara Evaluasi Erosi dan Sedimentasi” Puslitbang
Pengairan Departemen PU

5)

Klasifikasi Erosi

Dari hasil perhitungan erosi dapat ditentukan dengan klasifikasi erosi, seperti
terlihat pada Tabel berikut :
Tabel 3-5: Klasifikasi Erosi
Klasifikasi Erosi

Besarnya erosi (ton / ha/ th)

Sangat Berat

> 330

Berat

25-330

Sedang

50-125

Kecil

12,5-50

< 12,5
Sangat Kecil
Sumber : Soewarno, Hidrologi, 1991
6)

Perhitungan Sedimen

Perhitungan angkutan sedimen di lahan dapat ditentukan dengan persamaan
SDR (Sediment Delivery Ratio), sedangkan angkutan sedimen melayang di
saluran dengan persamaan Qs (Angkutan sedimen melayang, Suspended Load).
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Wilayah Sungai Sumbawa

3-6

ENGINEERING CONSULTANT

Sebagai sedimen hasil proses erosi akan terbawa dan masuk kedalam saluran
atau sungai, dan sebagian lagi akan tetap tinggal di dalam DPS. Besarnya
angkutan sedimen dapat ditentukan dengan terlebih dahulu memperkirakan
harga SDR. Harga SDR dapat di tentukan dengan persamaan sebagai berikut :

SDR =

Angku tan se dim en
Ea

dimana :
SDR

=

sediment Delivery ratio (%)

Ea

=

erosi aktual (ton/tahun)

Kemudian untuk mencari besarnya angkutan sedimen di lahan, persamaan
diatas dapat di ubah menjadi persamaan berikut ini :
Angkutan sedimen di lahan = Ea x SDR
Jika data-data pada suatu DPS tidak lengkap maka harga SDR dapat di
tentukan dari Tabel berikut :
Tabel 3-6: Harga SDR
No

Luas DAS (Km2)

SDR (%)

1

0.1

53

2

0.5

39

3

1

35

4

5

27

5

10

24

6

50

15

7

100

13

8

200

11

9

500

8.5

10
26000
Sumber : Arsyad, 1989

4.9

Upaya Konservasi dilakukan dengan metode struktur dan non struktur. Upaya
struktur dengan cara membuat bangunan seperti cek dam, perkuatan tebing,
terasiring, guludan, terjunan, embung. Upaya non struktur dengan cara
melakukan penghijauan, reboisasi, perbaikan lembaga.

Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Wilayah Sungai Sumbawa

3-7

ENGINEERING CONSULTANT

3.2 ANALISA EROSI DAN SEDIMENTASI LAHAN
Persamaan yang digunakan untuk melakukan analisis erosi lahan adalah USLE.
Hasil persamaan tersebut di dapatkan dengan dengan cara mengoverlaykan peta
hujan tahunan, kemiringan lereng, tanah dan penggunaan lahan.
3.2.1 Erosivitas
Data yang digunakan adalah curah hujan tahunan. Setelah dilengkapi data
hujan menjadi sebagai berikut:
Tabel 3-7: Curah Hujan Tahunan Rata - Rata
No

Tahun
Gapit

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012

Rata-Rata Tahunan

Kedindi

1461.0 tdk lengkap
1198.0
2286.1
1410.0 tdk lengkap
1302.4 tdk lengkap
2301.0
1201.9
1123.8
1886.2
3244.4
607.8
1150.7
690.1
1187.8
763.3
704.0
701.7
748.9
749.2
1187.6
932.6
637.1
726.5
737.1
1047.4
713.6
717.9
1209.3
2543.4
677.5
1322.3
960.5
1259.7

1219.7

1162.4

Kumbe
tdk
tdk
tdk
tdk
tdk
tdk
tdk
tdk
tdk
tdk
tdk
tdk
tdk
tdk
tdk

Paradowane

Data Hujan Tahunan ( mm )
Pos Hujan
Pungkit Atas
Rea Atas

Semongkat

Sumi

Tepas

Utan Re

lengkap
lengkap
lengkap
lengkap
lengkap
lengkap
lengkap
lengkap
lengkap
lengkap
lengkap
lengkap
lengkap
lengkap
lengkap
2543.4
1322.3
1259.7

1395.2
1317.6
1037.0
1990.2
1957.4
2062.4
1341.0
794.0
1328.9
1212.1
1069.3
1516.4
1231.5
2123.3
894.2
1803.9
860.3
1432.2

1256.6
1806.1
1672.7
2344.3
2267.5
1181.0
1383.1
1493.5
1763.1
1415.1
1460.4
1919.7
1235.0
1499.9
1396.0
2296.9
1008.4
1352.7

2135.2
2175.3
1164.3
1928.1
2058.7
1512.0
1779.2
827.4
1403.7
878.8
1558.1
1597.8
1770.0
1056.3
1321.4
2132.6
1790.9
1666.6

1818.3
1386.8
1272.4
2537.0
2734.1
2426.7
1943.5
1770.7
1239.3
1257.3
1665.8
1665.4
1774.5
1129.4
1000.0
1440.9
1654.8
2317.5

1394.6
872.3
903.2
845.6
1473.9
1035.0
576.6
795.4
718.0
805.7
723.4
908.6
765.0
1319.9
555.1
1624.9
1071.0
1659.0

2612.8
2343.3
2479.4
3182.0
3019.5
2258.5
2098.2
1855.3
1676.7
1229.1
1788.1
1919.2
1818.3
1617.2
1041.3
1552.4
1893.3
2587.4

1176.8
933.6
869.1
1353.6
1436.0
949.4
1181.3
1082.3
907.1
888.0
1132.5
651.4
679.7
1030.6
640.9
893.4
1142.0
1421.0

1708.5

1409.3

1597.3

1597.6

1724.1

1002.6

2054.0

1020.5

sumber : Data Hujan Harian
Kumbe data hujan terlalu sedikit tidak digunakan
Kedindi digunakan data mulai 1999 sudah lebih dari 10 tahun

Dengan persamaan : EI = 2,34 x ( R/100 )1,98
Maka didapatkan nilai erosivias sebagai berikut :
Tabel 3-8: Nilai Erosivitas
No

Pos

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Gapit
Kedindi
Kumbe
Paradowane
Pungkit Atas
Rea Atas
Semongkat
Sumi
Tepas
Utan Re

R
mm
1,219.71
1,162.41
1,708.47
1,409.27
1,597.33
1,597.58
1,724.14
1,002.62
2,054.00
1,020.49

EI
KJ/ha
331.13
301.04
645.32
440.78
564.85
565.03
657.09
224.63
929.32
232.62

Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Wilayah Sungai Sumbawa

3-8

ENGINEERING CONSULTANT

Sumber: Analisa Konsultan Tahun 2013

Gambar 3-3: Peta Curah Hujan
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Wilayah Sungai Sumbawa

3-9

ENGINEERING CONSULTANT

3.2.2 Kemiringan Lereng
Data yang digunakan adalah peta kemiringan lereng seperti pada tabel dan
gambar berikut:
Tabel 3-9: Nilai Faktor Kemiringan Lereng (LS)

No

Label

Nilai LS

Luas

1

0-8

0.4

382813.43

2

8 - 15

1.4

250605.36

3

15 - 25

3.1

318819.78

4

25 - 40

6.8

351569.7

5

40 - 50

9.5

208724.76
1512533

3.2.3 Faktor Erodibilitas
Data yang digunakan adalah peta tanah, dimana nilai erodibilitasnya di
tentukan dari hasil pendekatan dengan penelitian yang pernah dilakukan:
Tabel 3-10: Nilai Faktor Erodibilitas Tanah (K)
No SPT

Landform

Sublandfor

B_Induk

Klasifikasi tanah Soil Survey Great Group
Staff, 1998
Dominan

1 8 Marin

Pesisir Pantai

Aluvium

Udipsamments Endoaquents Entisols

2 30 Aluvial

Dataran Aluvial

Aluvium

Haplusterts Endoaquepts

3 31 Aluvial

Dataran Aluvial

Aluvium

Haplusterts Haplustepts

4 32 Karst

Dataran Karst

5 35 Karst

Klasifikasi Tanah Puslitan, 1995
Tanah berpasir

Nilai K

Luas
(Ha)

0.34

9559

Vertisols Komplek grumosol, regosol dan tanah mediteran

0.201

261675

Vertisols Grumosol abu-abu hitam

0.187

5319

Batu Gamping Haplustepts Haplustalfs

Inceptisols Komplek tanah mediteran coklat dan litosol

0.323

8411

Dataran Karst

Batu Gamping Haplustepts Ustorthents

Inceptisols Komplek regosol dan litosol

0.302

9203

6 40 Karst

Perbukitan Karst

Batu Gamping Haplustepts Ustorthents

Inceptisols Komplek regosol dan litosol

0.302

21467

7 45 Karst

Perbukitan Karst

Batu Gamping Haplustolls Ustorthents

Mollisols Komplek regosol abu-abu dan litosol

0.172

16206

8 51 Karst

Perbukitan Karst

Batu Gamping Haplustolls Ustorthents

Mollisols Komplek regosol abu-abu dan litosol

0.172

41022

9 81 Tektonik/Struktural Perbukitan Tektonik Sedimen

Haplustepts Ustorthents

Inceptisols Komplek regosol dan litosol

0.302

7873

10 85 Tektonik/Struktural Perbukitan Tektonik Sedimen

Haplustolls Argiustolls

Mollisols Komplek regosol abu-abu dan litosol

0.172

3135

11 121 Volkan

Dataran Volkan

Volkanik

Haplusterts Haplustepts

Vertisols Grumosol abu-abu hitam

0.187

21499

12 129 Volkan

Dataran Volkan

Volkanik

Haplustepts Ustorthents

Inceptisols Komplek regosol dan litosol

0.302

57898

13 130 Volkan

Dataran Volkan

Volkanik

Haplustepts Haplustalfs

Inceptisols Komplek tanah mediteran coklat dan litosol

0.323

70783

14 141 Volkan

Kerucut Volkan

Volkanik

Ustipsamments Haplustands Entisols

Regosol abu-abu

0.304

74167

15 147 Volkan

Perbukitan Volkan Volkanik

Haplustepts Ustorthents

Inceptisols Komplek regosol dan litosol

0.302

37779

16 148 Volkan

Kerucut Volkan

Volkanik

Haplustepts Haplustalfs

Inceptisols Komplek tanah mediteran coklat dan litosol

0.323

31143

17 168 Volkan

Pegunungan Volkan Volkanik

Haplustepts Haplustalfs

Inceptisols Komplek tanah mediteran coklat dan litosol

0.323

835394
1512533

Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Wilayah Sungai Sumbawa

3-10

ENGINEERING CONSULTANT

3.2.4 Faktor Penggunaan Lahan Dan Pengelolaan
Data

penggunaan

lahan

dan

pengelolaan

yang

digunakan

adalah

peta

penggunaan lahan serta data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3-1,
dimana nilai CP di tentukan dari hasil pendekatan dengan penelitian yang
pernah dilakukan:

Tabel 3-11: Nilai Faktor Penggunaan Lahan (CP)

1

Semak/Belukar

Nilai
CP
0.01

2

Pertanian Lahan Kering Campur Semak

0.40

3

Sawah

0.02

69012

4

Hutan lahan kering primer

0.00

377021

5

Hutan lahan kering sekunder

0.01

271178

6

Hutan mangrove primer

0.00

3472

7

Hutan tanaman

0.20

953

8

Permukiman

0.20

4655

9

Tanah terbuka

1.00

11978

10

Savana

0.10

3670

11

Hutan mangrove sekunder

0.00

4719

12

Belukar rawa

0.00

694

13

Pertanian lahan kering

0.05

64558

14

Tambak

0.00

11406

15

Transmigrasi

0.20

191

16

Pertambangan

1.00

1572

17

Kawah

0.00

3584
1512533

No

GL_2010

Luas (Ha)
476456
207417

3.2.5 EROSI DAN SEDIMENTASI
Berdasarkan data data tersebut di atas perkiraan erosi dengan metode USLE
hasilnya adalah seperti ditunjukkan Gambar 3.7. penentuan harga SDR untuk
masinh-masing DAS selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3-2.

Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Wilayah Sungai Sumbawa

3-11

ENGINEERING CONSULTANT

Sumber : SRTM DEM dan Analisa Konsultan 2013

Gambar 3-4: Kemringan Lereng
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Wilayah Sungai Sumbawa

3-12

ENGINEERING CONSULTANT

Sumber: Peta Tanah Eksplorasi Indonesia, Balitbang Tanah

Gambar 3-5: Peta Jenis Tanah
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Wilayah Sungai Sumbawa

3-13

ENGINEERING CONSULTANT

Sumber : Data Spasial Penggunaan Lahan Tahun 2011, Kemenhut

Gambar 3-6: Peta Penggunaan Lahan WS Sumbawa
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Wilayah Sungai Sumbawa

3-14

ENGINEERING CONSULTANT

80%

66%

60%
25%

40%
20%

3%

3%

3%

0%
0 - 15

Kelas
1
2
3
4
5

15 - 60

60 - 180

180 - 480

> 480

Kelas Besarnya Erosi (ton/ha/th) Keterangan
< 15
Erosi sangat ringan (SR)
15 – 60
Erosi ringan (R)
60 – 180
Sedang (S)
180 – 480
Erosi berat (B)
> 480
Erosi sangat berat (SB)

Sumber : Analisa Konsultan 2013

Gambar 3-7: Erosi di Wilayah Sungai Sumbawa
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Wilayah Sungai Sumbawa

3-15

ENGINEERING CONSULTANT

Hasil perhitungan disajikan dalam bentuk tabel yang dapat dilihat pada
Lampiran

3-3. Berdasarkan perhitungan didapatkan hasil bahwa pada

umumnya erosi di wilayah Sungai Sumbawa masih kecil, yang mengalami erosi
sangat berat ada di DAS sebagai berikut :

153.

DAS Dorombolo

221

DAS Wonto

546

DAS Toro Sitau

Berdasarkan perhitungan terdapat 43 DAS yang mengalami erosi berat sehingga
dapat dikategorikan berpotensi erosi dan sedimentasi yaitu sebagai berikut:

003

DAS Selupi

217

DAS Sengari

272

DAS Angi

004

DAS Remo

218

DAS Lambe

277

DAS Waitia

005

DAS Tuananga

219

DAS Wodi

293

DAS Ndata

006

DAS Aiboro

222

DAS Wadupaa

294

DAS Pana

036

DAS Netundra

223

DAS Diwujarah

328

DAS Mada

037

DAS Maras

224

DAS Amu

329

DAS Doronaru

038

DAS Jatialam

225

DAS Punti

332

DAS Paranggajara

039

DAS Batugong

227

DAS Sarita

475

DAS Tongoloka

040

DAS Empan

260

DAS Oipau

494

DAS Labujontal

041

DAS Kencana

264

DAS Tengge

540

DAS Oipeto

162

DAS Laju

267

DAS Kalo Satu

542

DAS Barano

167

DAS Nea

268

DAS Poja

545

DAS Mantau

173

DAS Kalua

269

DAS Lia

547

DAS Sangian

208

DAS Lambu

270

DAS Ndao

215

DAS Luba

271

DAS Ntimu

Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Wilayah Sungai Sumbawa

3-16

ENGINEERING CONSULTANT

3.3 EROSI DAN SEDIMENTASI DI LOKASI PEKERJAAN
3.3.1 Erosi Dinding Sungai
Berdasarkan hasil survey di lapangan, teradapat beberapa lokasi dimana
terjadinya erosi dinding sungai.

Keterangan:
Erosi pada bangunan bronjong
Lokasi : DAS Sekongkang Tengah II
Jembatan Sekongkang 2
Koord

: 08057'58,9" LS
116045'01,4" BT

Keterangan:
Erosi pada dinding sungai dan sebagian
bangunan jembatan
Lokasi : DAS Sekongkang Tengah II
Jembatan Sekongkang 2
Koord

: 08057'58,9" LS
116045'01,4" BT

Keterangan:
Erosi pada dinding sungai akibat luapan
air sungai
Lokasi : Das Rea Tengah I
Desa Tepas
Koord

: 080 43'21,1" LS
1160 54'57,7" BT

Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Wilayah Sungai Sumbawa

3-17

ENGINEERING CONSULTANT

Keterangan:
Erosi pada bangunan bendung
Lokasi : DAS Tarei Hulu
Bendungan Rababaka
Koord

: 08030'59,6" LS
118025'25,3" BT

Keterangan:
Erosi pada dinding sungai
Lokasi : DAS Tarei Tengah
Jembatan Balibunga
Koord

: 08032'19,1" LS
118025'51,0" BT

Keterangan:
Erosi pada bangunan bronjong
Lokasi : DAS Dadi Hilir
Jembatan Sori Sondosia
Koord

: 08029'32,8" LS
116032'09,6" BT

Keterangan:
Penumpukan sampah pada dinding
sungai
Lokasi : DAS Rea Hilir I
Jembatan Brang Rea
Koord

: 08044'39,0" LS
116051'29,8" BT

Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Wilayah Sungai Sumbawa

3-18

ENGINEERING CONSULTANT

3.3.2 Longsor
Berdasarkan hasil survey di lapangan, teradapat beberapa lokasi dimana
terjadinya longsor.
Keterangan:
Erosi pada tebing jalan
Lokasi : Kabupaten Dompu
Koord

: 08034'29,6" LS
118017'06,5" BT

Keterangan:
Erosi pada tebing jalan
Lokasi : Kabupaten Dompu
Koord

: 08035'02,7" LS
118016'57,9" BT

Keterangan:
Erosi pada tebing jalan merusak
bangunan bronjong
Lokasi : Kabupaten Dompu
Koord

: 08040'19,3" LS
118011'47,5" BT

Berdasarkan rencana pengembangan sumber daya air wilayah sungai Sumbawa
pada RTRW dan RPJMD Provinsi dan Kabupaten kawasan rawan longsor, yaitu:
1. Kabupaten Dompu : Tambora, Ranggo dan Paradowane
2. Kabupaten Sumbawa Barat : Taliwang (Sebubuk, Pakirum, Poto Batu,
Lamunga), Poto Tano (Kokar Lian), Brang Rea (Bangkat Monteh), Seteluk,
Jereweh, dan Maluk;

Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Wilayah Sungai Sumbawa

3-19

ENGINEERING CONSULTANT

3.4 KERUSAKAN PANTAI DI LOKASI PEKERJAAN
Berdasarkan informasi yang didapatkan, teradapat beberapa lokasi dimana
terjadinya kerusakan pantai.
Keterangan:
Abrasi/Erosi Pantai mengakibatkan
jalan yang menghubungkan antara Desa
Jala dengan Desa Cempi Jaya
Kecamatan Hu`u, dan Desa Mbawi
Kecamatan Dompu Kabupaten Dompu
mengalami kerusakan sangat parah.
Abrasi pantai disebabkan oleh kegiatan
Lokasi : Kec. Hu’u, Kec. Dompu
Waktu : 10 Juli 2013

penambangan pasir oleh warga untuk
keperluan bangunan rumah.

Sumber : http://regional.kompasiana.com

Keterangan:
Abrasi Pantai bukan hanya disebabkan
oleh gelombang laut dan meningkatnya
volume air laut. Tetapi kerusakan pesisir
pantai juga disebabkan pengambilan
pasir di Pantai Paropa Panda. Serta
masyarakat sekitar yang berusaha
memperluas tambak sehingga
Lokasi : Pantai Paropa Panda, Bima
Waktu : Mei 2012
Sumber : http://rimpu-cili.blogspot.com

mengambil area pantai.

Keterangan:
Bencana alam yang merusak pantai
terjadi di Kecamatan Taliwang. Air laut
pasang di pantai Labuhan Lalar
merusak puluhan rumah warga desa
Labuhan Lalar.

Lokasi : Labuhan Lalar, Taliwang
Waktu : 07 Desember 2010
Sumber : http://www.sumbawanews.com

Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Wilayah Sungai Sumbawa

3-20

ENGINEERING CONSULTANT

Keterangan:
Lokasi : Tanjung Blusun-Tanjung
Kertasari, Sumbawa Barat
Waktu : Desember 2010
Sumber : http://ramalaut08.wordpress.com

Kawasan ini hampir sebagian besar
kondisi pantainya mengalami abrasi
kecuali sedikit di bagian selatan Tanjung
Blusun dan sebelah utara Muara Sungai
Taliwang. Abrasi yang terjadi sepanjang
kawasan ini cukup signifikan yang
disebabkan oleh letak geografis dari
pantai tersebut dan juga akibat
penebangan hutan bakau
Keterangan :

Lokasi : Tanjung Jelenga-Maluk,
Sumbawa Barat
Waktu : Desember 2010

Kawasan ini sebagian besar mengalami

Sumber : http://ramalaut08.wordpress.com

Benette dan Pantai Maluk, dengan

akresi yaitu Tanjung Jelenga, Teluk

karakteristik pantai tanggul gisik lebar
lebih dari 25 meter, relief pantai sedang
dan perairan yang jernih. Sedangkan
lainnya mengalami abrasi namun karena
resistensi pantai yang tinggi terhadap
energi gelombang, maka tidak terjadi
perubahan garis pantai yang signifikan.
Keterangan :
Lokasi : Teluk Benete, Sumbawa
Waktu : Agustus 2012
Sumber : http://www.suarantb.com

Erosi pantai yang terjadi akibat
banyaknya terumbu karang yang rusak
dan mati.Teluk Benete yang memiliki
dasar pasir, mereka membuat reef ball
yang nantinya akan ditempeli telur
karang dan akan tumbuh menjadi
karang dewasa. Selain itu, reef ball
dapat digunakan untuk mengurangi
gelombang yang menyebabkan erosi
pantai.

Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Wilayah Sungai Sumbawa

3-21

ENGINEERING CONSULTANT

Berdasarkan inventarisasi data dan analisis konsultan, yang merupakan
kawasan kerusakan pantai, yaitu:

Tabel 3-12: Daerah Rawan Kerusakan Pantai
Lokasi
No.

Nama Pantai

(1)

Kecamatan

Desa, Dusun

(3)

(4)

(2)

I

Kabupaten Sumbawa Barat

1

Pant ai Tano
kira-kira 1 km dari Pot o
Tano

Set eluk

Ds. Senayan, Dsn. Pot o Tano A , B

2

Labuhan lalar

Taliwang

Ds. Labuhan Lalar, Dsn. Bangsal

II

Kabupaten Sumbawa

1

Labuhan Mapi n

Alas Barat

Ds. Labuhan Mapin, Dsn. Bugis, Baj o

2

Sebel um kampung Keramat

Buir

Ds. Desa Luar, Dsn. Keramat

3

Kramat - Kaung

Buir

Ds. Pulau Kaung, Dsn. Kaung

4

Labuhan Burung

Buir

Ds. Labuhan Burung, Dsn. Labuhan Burung

5

Muara Brang Rhee

Ut an

Ds. Rhee, Dsn. Rhee Beru

6

Pant ai Labuhan Bua

Ut an Rhee

Ds. Pukat , Dsn. Labuan Bua

Pant ai Labuhan

Ut an Rhee

Ds. Pukat , Dsn. Karang Anyar

7

Karang Anyar
8

Pant ai Labuhan Padi

Ut an Rhee

Ds. Pukat , Dsn. Labuhan Padi

9

Labuhan Baj o

Ut an Rhee

10

Muara Kali

Ds. Labuhan Baj o. Dsn. Labuhan Baj o
Ds. Karang Dima, Dsn. Kali Baru, Dsn. Kali
Pasir, Dsn. Tanj ung

11

Pant ai Gua

Labuhan Badas

Muara Brang Bij i
Labuhan Badas

Ds. Karang Dima, Dsn. Tanj ung Pengamas

Muara Kali Bangkong
12

Labuhan Ij uk

Moyo Hilir

Ds. Ngeru, Dsn. Labuhan Ij uk

13

Pant ai Labuhan Jont al

Plampang

Ds. Tel uk Sant ong, Dsn. Labuhan Jont al

14

Tel uk Sant ong

Plampang

Ds. Tel uk Sant ong, Dsn. Teluk Sant ong

15

Pelabuhan Teruj ung

Tarano

Ds. Labuhan aj i, Dsn. Teruj ung

16

Labuhan Aipaya

Tarano

Ds. Labuhan Aj i , Dsn. Aipaya

17

Labuhan Jambu

Tarano

Ds. Labuhan Jambu, Dsn. Hangapela

18

Pant ai Labuhan Jambu

Tarano

Ds. Labuhan Jambu, Dsn. Hangapela

Tarano

Ds. Labuhan Jambu, Dsn. Pidang

Jalan Empang - Dompu
19

Pant ai Pidang
Tel uk Saleh
Muara Sungai Pidang

Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Wilayah Sungai Sumbawa

3-22

ENGINEERING CONSULTANT

Lokasi
No.

Nama Pantai

(1)

Kecamatan

Desa, Dusun

(3)

(4)

(2)

III

Kabupaten Dompu

1

Pant ai Sire

Hu'u

Ds. Rasa Bou, Dsn. Sira

2

Pant ai Jala

Hu'u

Ds. Rasa Bou, Dsn. Jala

3

Pant ai Hu'u

Hu'u

Ds. Hu'u, Dsn. Pelabuhan

4

Pant ai Lakey

Hu'u

Ds. Hu'u, Dsn. Lakey

5

Pant ai Soro, Teluk Saleh

Kempo

Ds. Soro, Dsn. Nciu

6

Pant ai Hodo, Tel uk Sal eh

Kempo/ Calabai

Ds. Tolokalo, Dsn. Hodo

7

Pant ai Paropak

Kilo

Ds. Malaj u, Dsn.Paropak

IV

Kota Bima

1

Kawasan Pelabuhan Bima

Rasanae

Kel urahan Tanj ung, RW 01/ RT 03

Kiri Jalan Masuk

Bima Barat

Kawasan Pelabuhan Bima
Kanan j alan masuk
pelabuhan

Rasanae

Pant ai Songgela

Rasanae

2

3

Kel urahan Tanj ung, RW 01/ RT 02

Bima Barat
Bont o, Dsn. Songgela

Bima Barat
Asakot a

Ds. Kolo, Dsn. Kolo 1, 2, 3, 4

Tololai

Ambalawi

Ds. Mawu, Dsn. Tololai

2

Mawu pant ai

Ambalawi

Ds. Mawu, Dsn. Rasamawu

3

Pant ai Sangiang

Ambalawi

Ds. Sangiang, Dsn. Sangiang

4

Pant ai Poj a

Sape

Ds. Poj a, Dsn. Poj a Nae

5

Pant ai Buncu

Sape

Ds. Buncu, Dsn. Lamare

6

Pant ai Pasir Put ih

Langgudu

Ds. Laj o, Dsn. Pasir Put ih

Langgudu

Ds. Waworada, Dsn. Rompo

Sanggar

Ds. Kore, Dsn. Balam boon

4

Kolo

V

Kabupaten Bima

1

Tanj ung emas
Jalan Simpasai - Waworada
7

Pant ai Rompo

8

Pant ai Kore

Tel uk Waworada

Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Wilayah Sungai Sumbawa

3-23

ENGINEERING CONSULTANT

Sumber: Analisa Konsultan Tahun 2013

Gambar 3-8: Peta Kawasan Rawan Kerusakan Pantai
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Wilayah Sungai Sumbawa

3-24

ENGINEERING CONSULTANT

3.5 ANALISIS DAN PERAMALAN PASANG SURUT

Pengolahan data pasang surut (pasut) dengan alur sebagaimana disajikan oleh
Gambar 3.9. Perhitungan konstanta pasut dilakukan dengan menggunakan
metode Least Square. Data pasut diambil dari data sekunder hasil simulasi
NAO- Tide sedangkan untuk verifikasi digunakan data pasut dari Dishidros TNIAL. Dengan konstanta pasang surut yang ada pada proses sebelumnya
dilakukan penentuan jenis pasang surut menurut rumus berikut:

NF =

K1 + O1
M2 + S 2

dimana jenis pasut untuk nilai NF (Bilangan Formzahl):
0 - 0,25

= semi diurnal

0,25 - 1,5 = mixed type (semi diurnal dominant)
1,5 - 3,0

= mixed type (diurnal dominant)

>3,0

= diurnal

Selanjutnya dilakukan peramalan pasang surut yang dipilih bersamaan dengan
masa pengukuran yang dilakukan di lokasi pekerjaan.
Langkah selanjutnya dari pengolahan data pasang surut adalah mencari harga
elevasi-elevasi acuan dari karakteristik perairan di wilayah proyek. Untuk
mencari harga elevasi-elevasi tersebut, digunakan nilai-nilai komponen pasang
surut dari hasil peramalan seperti disajikan pada Tabel 3.13.

Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Wilayah Sungai Sumbawa

3-25

ENGINEERING CONSULTANT

Gambar 3-9: Bagan Alir Perhitungan Dan Peramalan Pasang Surut Laut

Langkah pengolahan data pasang surut berikutnya adalah mencari harga
elevasi-elevasi acuan dari karakteristik perairan di wilayah proyek. Untuk
mencari harga elevasi-elevasi tersebut, digunakan nilai-nilai komponen pasang
surut dari hasil penaksiran dengan menggunakan metode least square (rata-rata
kuadrat terkecil) seperti disajikan pada Tabel sebagai berikut.
Tabel 3-13: Komponen Pasang Surut hasil Analisis
Constituent

SO

M2

S2

Amplitude (cm)

0,0

39,75

8,81

Phase (o)

N2
9,11

K2
5,63

K1
27,4

O1

P1

M4

MS4

17,29 13,07

0,03

0,03

168,05 -43,38 165,79 256,55 177,09 221,52 79,99

221,9

86.5

Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Wilayah Sungai Sumbawa

3-26

ENGINEERING CONSULTANT

dimana:
A
:
g
:
M2
:
S2
:
N2
:
K2
:
K1
:
O1
:
P1
:
M4
:
MS4 :

amplitudo,
beda fase,
komponen utama bulan (semi diurnal),
komponen utama matahari (semi diurnal),
komponen eliptis bulan,
komponen bulan,
komponen bulan,
komponen utama bulan (diurnal),
komponen utama matahari (semi diurnal),
komponen utama bulan (kuarter diurnal), dan
komponen utama matahari-bulan.

Dengan konstanta pasang surut diatas dilakukan penentuan jenis pasang
surut menurut rumus berikut:
K + O1
NF = 1
M 2 + S2
dimana jenis pasut untuk nilai NF = 0.92 adalah Mixed Type (Diurnal Dominant)
0 - 0,25

= semi diurnal

0,25 - 1,5

= mixed type (semi diurnal dominant)

1,5 - 3,0

= mixed type (diurnal dominant)

>3,0

= diurnal

Tabel 3-14: Tipe Pasang Surut Berdasarkan Bilangan Formzhal
Bilangan Formzall
(F)

Tipe Pasang Surut

Keterangan

F < 0.25

Pasang harian ganda (semidiurnal)

Dalam 1 hari terjadi 2 kali air pasang dan 2 kali air surut dengan
ketinggian yang hampir sama dan terjadi berurutan secara teratur.
Periode pasang surut rata-rata adalah 12 jam 24 menit.

0.25 < F < 1.5

Campuran, condong ke semi diurnal

Dalam 1 hari terjadi 2 kali air pasang dan 2 kali air surut dengan
ketinggian dan periode yang berbeda.

1.5

Dokumen yang terkait

Kajian Karakteristik Fisik, Kimia dan Mikrobiologis Edible Film dari Tiga Jenis Pati (Kimpul, Ubi Jalar Putih dan Singkong) dengan Penambahan Filtrat Kunyit (Curcuma longa Linn.) Sebagai Penghambat Bakteri Salmonella.

16 119 21

Pola Mikroba Penyebab Diare pada Balita (1 bulan - 5 tahun) dan Perbedaan Tingkat Kesembuhan Di RSU.Dr.Saiful Anwar Malang (Periode Januari - Desember 2007)

0 76 21

Pengelolaan Publikasi MelaluiMedia Sosial Sebagai sarana Pengenalan Kegiatan Nandur Dulur( Studi deskriptif pada tim publikasi Nandur Dulur)

0 66 19

EVALUASI PENGELOLAAN LIMBAH PADAT MELALUI ANALISIS SWOT (Studi Pengelolaan Limbah Padat Di Kabupaten Jember) An Evaluation on Management of Solid Waste, Based on the Results of SWOT analysis ( A Study on the Management of Solid Waste at Jember Regency)

4 28 1

Kajian administrasi, farmasetik dan klinis resep pasien rawat jalan di Rumkital Dr. Mintohardjo pada bulan Januari 2015

19 169 0

Perancangan Sistem Informasi Pengelolaan Yayasan (Sinpeya) Pada Balai Perguruan Putri (BPP) Pusat Bandung

7 79 187

Pengaruh Pengelolaan Keuangan Daerah Dan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah (Study Kasus Pada Dinas Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Di Pemerintah Kota Bandung)

3 29 3

Kajian Visualisasi Motif Batik priangan Berdasarkan Estetika Sunda Pada kelom Geulis Sagitria Tasikmalaya

10 104 59

Analisis Sistem Informasi Pengelolaan STNK Di Unit Pelayanan Pendapatan Daerah (UPPD) Wilayah XX/Samsat Bandung Barat

15 155 60

Asas Tanggung Jawab Negara Sebagai Dasar Pelaksanaan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

0 19 17