Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan (2)
ENGINEERING CONSULTANT
BAB-3
ANALISA EROSI DAN SEDIMENTASI
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Wilayah Sungai Sumbawa
ENGINEERING CONSULTANT
BAB-3
ANALISA EROSI DAN SEDIMENTASI
3.1 METODOLOGI
Salah satu komponen yang penting dalam teknik konservasi adalah adanya erosi
dan sedimentasi :
1. Erosi Lahan
Evaluasi terhadap proses terjadinya erosi, perlu dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui seberapa besar potensi atau tingkat bahaya erosi yang terjadi, pada
suatu kawasan atau bidang tanah, serta untuk mendeteksi besarnya indeks
bahaya erosi, yang telah terjadi.Tingkat bahaya erosi yang terjadi dinyatakan
dalam Indeks Bahaya Erosi (IBE) dan didefinisikan sebagai berikut :
Indeks Bahaya Erosi =
Kehilangan Tanah ( ton / Ha / Tahun )
T ( ton / Ha / Tahun )
Dimana nilai T adalah merupakan suatu jumlah kehilangan tanah yang
disebabkan oleh terjadinya suatu proses pelarutan pada permukaan tanah
akibat
tumbukan
dan
aliran
air
hujan
yang
masih
dapat
diberikan
toleransi.Selanjutnya batasan tingkat bahaya erosi dapat diklasifikasikan seperti
pada Tabel dibawah ini.
Tabel 3-1: Klasifikasi Tingkat Bahaya Bahaya Erosi
EROSI
Solum Tanah (cm)
Kelas Bahaya Erosi (ton/ ha/ tahun)
I (330)
A. Dalam > 90
SR
R
S
B
SB
B. Sedang 60-90
R
S
B
SB
SB
C. Dangkal 30-60
S
B
SB
SB
SB
D. Sangat Dangkal 20 %, diambil :
L
LS = 0
22,1
0, 6
S
×
9
1, 4
Dimana :
LS =
Faktor kemiringan lereng
Lo =
Panjang aliran diatas tanah
Tabel 3-3: Klasifikasi Lereng
Kemiringan lereng ( % )
Klasifikasi Lereng
0–3
Datar
3–8
Landai atau berombak
8 – 15
Agak miring atau bergelombang
15 – 30
Mering atau berbukit
30 – 45
Agak Curam
45 – 65
Curam
> 65
Sangat Curam
Sumber : Arsyad,Konservasi Tanah dan Air 1989
4)
Faktor Pengelolaan Tanaman dan Konservasi (C P)
Faktor pengelolaan Tanaman di pengaruhi oleh jenis vegetasi, keadaan
permukaan tanah, dan pengelolaan lahan terhadap besarnya tanah yang tererosi
sehingga besar-nya C tidak konstan sepanjang tahun.
Faktor tanaman ( C ) merupakan perbandingan erosi dari lahan yang ditanami
searah dengan lereng terhadap erosi dari lahan yang terus menerus dalam
keadaan tanah diolah tapi tidak ditanami dimana factor lain lainnya sama.
Faktor Pengelolaan ( P ) merupakan perbandingan antara jumlah tanah tererosi
pada keadaan lahan dimana diterapkan tindakan konservasi tanah terhadap
jumlah tanah yang tererosi pada lahan yang ditanami menurut pola penanaman
searah kemiringan lereng.
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Wilayah Sungai Sumbawa
3-5
ENGINEERING CONSULTANT
Tabel 3-4: Perkiraan Nilai C x P dari Berbagai Jenis Tata Guna Tanah
No
1
Jenis Penggunaan Tanah
Tak
t erganggu
Undergrowt h
Tanpa Undergrowt h dan seresah
Semak
Tak t erganggu
Sebagai rumput
Kebun
Campuran asli
Kebun
Kebun pekarangan
Perkebunan
Penut upan t anah sempurna
Penut upan t anah sebagian
Perumput an
Penut upan t anah sempurna
Dit umbuhi alang-alang
Pembakaran alang-alang set ahun sej ali
Jenis serai ( cit ronella grass )
Tanaman Pert anian
Umbi-Umbian bakar
Bij i-bij ian
Kacang-kacangan
Campuran
Padi I rigasi
Perladangan
1 t ahun t anam, 1 t ahun bera
1 t ahun t anam, 2 t ahun bera
Tanpa
2
3
4
5
6
7
Nilai C x P
Hut an :
0,001
0,003
0,005
0,01
0,10
0,02
0,07
0,20
0,01
0,07
0,01
0,02
0,06
0,65
0,63
0,51
0,36
0,43
0,02
0,28
0,19
Sumber: “Cara Evaluasi Erosi dan Sedimentasi” Puslitbang
Pengairan Departemen PU
5)
Klasifikasi Erosi
Dari hasil perhitungan erosi dapat ditentukan dengan klasifikasi erosi, seperti
terlihat pada Tabel berikut :
Tabel 3-5: Klasifikasi Erosi
Klasifikasi Erosi
Besarnya erosi (ton / ha/ th)
Sangat Berat
> 330
Berat
25-330
Sedang
50-125
Kecil
12,5-50
< 12,5
Sangat Kecil
Sumber : Soewarno, Hidrologi, 1991
6)
Perhitungan Sedimen
Perhitungan angkutan sedimen di lahan dapat ditentukan dengan persamaan
SDR (Sediment Delivery Ratio), sedangkan angkutan sedimen melayang di
saluran dengan persamaan Qs (Angkutan sedimen melayang, Suspended Load).
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Wilayah Sungai Sumbawa
3-6
ENGINEERING CONSULTANT
Sebagai sedimen hasil proses erosi akan terbawa dan masuk kedalam saluran
atau sungai, dan sebagian lagi akan tetap tinggal di dalam DPS. Besarnya
angkutan sedimen dapat ditentukan dengan terlebih dahulu memperkirakan
harga SDR. Harga SDR dapat di tentukan dengan persamaan sebagai berikut :
SDR =
Angku tan se dim en
Ea
dimana :
SDR
=
sediment Delivery ratio (%)
Ea
=
erosi aktual (ton/tahun)
Kemudian untuk mencari besarnya angkutan sedimen di lahan, persamaan
diatas dapat di ubah menjadi persamaan berikut ini :
Angkutan sedimen di lahan = Ea x SDR
Jika data-data pada suatu DPS tidak lengkap maka harga SDR dapat di
tentukan dari Tabel berikut :
Tabel 3-6: Harga SDR
No
Luas DAS (Km2)
SDR (%)
1
0.1
53
2
0.5
39
3
1
35
4
5
27
5
10
24
6
50
15
7
100
13
8
200
11
9
500
8.5
10
26000
Sumber : Arsyad, 1989
4.9
Upaya Konservasi dilakukan dengan metode struktur dan non struktur. Upaya
struktur dengan cara membuat bangunan seperti cek dam, perkuatan tebing,
terasiring, guludan, terjunan, embung. Upaya non struktur dengan cara
melakukan penghijauan, reboisasi, perbaikan lembaga.
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Wilayah Sungai Sumbawa
3-7
ENGINEERING CONSULTANT
3.2 ANALISA EROSI DAN SEDIMENTASI LAHAN
Persamaan yang digunakan untuk melakukan analisis erosi lahan adalah USLE.
Hasil persamaan tersebut di dapatkan dengan dengan cara mengoverlaykan peta
hujan tahunan, kemiringan lereng, tanah dan penggunaan lahan.
3.2.1 Erosivitas
Data yang digunakan adalah curah hujan tahunan. Setelah dilengkapi data
hujan menjadi sebagai berikut:
Tabel 3-7: Curah Hujan Tahunan Rata - Rata
No
Tahun
Gapit
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
Rata-Rata Tahunan
Kedindi
1461.0 tdk lengkap
1198.0
2286.1
1410.0 tdk lengkap
1302.4 tdk lengkap
2301.0
1201.9
1123.8
1886.2
3244.4
607.8
1150.7
690.1
1187.8
763.3
704.0
701.7
748.9
749.2
1187.6
932.6
637.1
726.5
737.1
1047.4
713.6
717.9
1209.3
2543.4
677.5
1322.3
960.5
1259.7
1219.7
1162.4
Kumbe
tdk
tdk
tdk
tdk
tdk
tdk
tdk
tdk
tdk
tdk
tdk
tdk
tdk
tdk
tdk
Paradowane
Data Hujan Tahunan ( mm )
Pos Hujan
Pungkit Atas
Rea Atas
Semongkat
Sumi
Tepas
Utan Re
lengkap
lengkap
lengkap
lengkap
lengkap
lengkap
lengkap
lengkap
lengkap
lengkap
lengkap
lengkap
lengkap
lengkap
lengkap
2543.4
1322.3
1259.7
1395.2
1317.6
1037.0
1990.2
1957.4
2062.4
1341.0
794.0
1328.9
1212.1
1069.3
1516.4
1231.5
2123.3
894.2
1803.9
860.3
1432.2
1256.6
1806.1
1672.7
2344.3
2267.5
1181.0
1383.1
1493.5
1763.1
1415.1
1460.4
1919.7
1235.0
1499.9
1396.0
2296.9
1008.4
1352.7
2135.2
2175.3
1164.3
1928.1
2058.7
1512.0
1779.2
827.4
1403.7
878.8
1558.1
1597.8
1770.0
1056.3
1321.4
2132.6
1790.9
1666.6
1818.3
1386.8
1272.4
2537.0
2734.1
2426.7
1943.5
1770.7
1239.3
1257.3
1665.8
1665.4
1774.5
1129.4
1000.0
1440.9
1654.8
2317.5
1394.6
872.3
903.2
845.6
1473.9
1035.0
576.6
795.4
718.0
805.7
723.4
908.6
765.0
1319.9
555.1
1624.9
1071.0
1659.0
2612.8
2343.3
2479.4
3182.0
3019.5
2258.5
2098.2
1855.3
1676.7
1229.1
1788.1
1919.2
1818.3
1617.2
1041.3
1552.4
1893.3
2587.4
1176.8
933.6
869.1
1353.6
1436.0
949.4
1181.3
1082.3
907.1
888.0
1132.5
651.4
679.7
1030.6
640.9
893.4
1142.0
1421.0
1708.5
1409.3
1597.3
1597.6
1724.1
1002.6
2054.0
1020.5
sumber : Data Hujan Harian
Kumbe data hujan terlalu sedikit tidak digunakan
Kedindi digunakan data mulai 1999 sudah lebih dari 10 tahun
Dengan persamaan : EI = 2,34 x ( R/100 )1,98
Maka didapatkan nilai erosivias sebagai berikut :
Tabel 3-8: Nilai Erosivitas
No
Pos
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Gapit
Kedindi
Kumbe
Paradowane
Pungkit Atas
Rea Atas
Semongkat
Sumi
Tepas
Utan Re
R
mm
1,219.71
1,162.41
1,708.47
1,409.27
1,597.33
1,597.58
1,724.14
1,002.62
2,054.00
1,020.49
EI
KJ/ha
331.13
301.04
645.32
440.78
564.85
565.03
657.09
224.63
929.32
232.62
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Wilayah Sungai Sumbawa
3-8
ENGINEERING CONSULTANT
Sumber: Analisa Konsultan Tahun 2013
Gambar 3-3: Peta Curah Hujan
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Wilayah Sungai Sumbawa
3-9
ENGINEERING CONSULTANT
3.2.2 Kemiringan Lereng
Data yang digunakan adalah peta kemiringan lereng seperti pada tabel dan
gambar berikut:
Tabel 3-9: Nilai Faktor Kemiringan Lereng (LS)
No
Label
Nilai LS
Luas
1
0-8
0.4
382813.43
2
8 - 15
1.4
250605.36
3
15 - 25
3.1
318819.78
4
25 - 40
6.8
351569.7
5
40 - 50
9.5
208724.76
1512533
3.2.3 Faktor Erodibilitas
Data yang digunakan adalah peta tanah, dimana nilai erodibilitasnya di
tentukan dari hasil pendekatan dengan penelitian yang pernah dilakukan:
Tabel 3-10: Nilai Faktor Erodibilitas Tanah (K)
No SPT
Landform
Sublandfor
B_Induk
Klasifikasi tanah Soil Survey Great Group
Staff, 1998
Dominan
1 8 Marin
Pesisir Pantai
Aluvium
Udipsamments Endoaquents Entisols
2 30 Aluvial
Dataran Aluvial
Aluvium
Haplusterts Endoaquepts
3 31 Aluvial
Dataran Aluvial
Aluvium
Haplusterts Haplustepts
4 32 Karst
Dataran Karst
5 35 Karst
Klasifikasi Tanah Puslitan, 1995
Tanah berpasir
Nilai K
Luas
(Ha)
0.34
9559
Vertisols Komplek grumosol, regosol dan tanah mediteran
0.201
261675
Vertisols Grumosol abu-abu hitam
0.187
5319
Batu Gamping Haplustepts Haplustalfs
Inceptisols Komplek tanah mediteran coklat dan litosol
0.323
8411
Dataran Karst
Batu Gamping Haplustepts Ustorthents
Inceptisols Komplek regosol dan litosol
0.302
9203
6 40 Karst
Perbukitan Karst
Batu Gamping Haplustepts Ustorthents
Inceptisols Komplek regosol dan litosol
0.302
21467
7 45 Karst
Perbukitan Karst
Batu Gamping Haplustolls Ustorthents
Mollisols Komplek regosol abu-abu dan litosol
0.172
16206
8 51 Karst
Perbukitan Karst
Batu Gamping Haplustolls Ustorthents
Mollisols Komplek regosol abu-abu dan litosol
0.172
41022
9 81 Tektonik/Struktural Perbukitan Tektonik Sedimen
Haplustepts Ustorthents
Inceptisols Komplek regosol dan litosol
0.302
7873
10 85 Tektonik/Struktural Perbukitan Tektonik Sedimen
Haplustolls Argiustolls
Mollisols Komplek regosol abu-abu dan litosol
0.172
3135
11 121 Volkan
Dataran Volkan
Volkanik
Haplusterts Haplustepts
Vertisols Grumosol abu-abu hitam
0.187
21499
12 129 Volkan
Dataran Volkan
Volkanik
Haplustepts Ustorthents
Inceptisols Komplek regosol dan litosol
0.302
57898
13 130 Volkan
Dataran Volkan
Volkanik
Haplustepts Haplustalfs
Inceptisols Komplek tanah mediteran coklat dan litosol
0.323
70783
14 141 Volkan
Kerucut Volkan
Volkanik
Ustipsamments Haplustands Entisols
Regosol abu-abu
0.304
74167
15 147 Volkan
Perbukitan Volkan Volkanik
Haplustepts Ustorthents
Inceptisols Komplek regosol dan litosol
0.302
37779
16 148 Volkan
Kerucut Volkan
Volkanik
Haplustepts Haplustalfs
Inceptisols Komplek tanah mediteran coklat dan litosol
0.323
31143
17 168 Volkan
Pegunungan Volkan Volkanik
Haplustepts Haplustalfs
Inceptisols Komplek tanah mediteran coklat dan litosol
0.323
835394
1512533
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Wilayah Sungai Sumbawa
3-10
ENGINEERING CONSULTANT
3.2.4 Faktor Penggunaan Lahan Dan Pengelolaan
Data
penggunaan
lahan
dan
pengelolaan
yang
digunakan
adalah
peta
penggunaan lahan serta data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3-1,
dimana nilai CP di tentukan dari hasil pendekatan dengan penelitian yang
pernah dilakukan:
Tabel 3-11: Nilai Faktor Penggunaan Lahan (CP)
1
Semak/Belukar
Nilai
CP
0.01
2
Pertanian Lahan Kering Campur Semak
0.40
3
Sawah
0.02
69012
4
Hutan lahan kering primer
0.00
377021
5
Hutan lahan kering sekunder
0.01
271178
6
Hutan mangrove primer
0.00
3472
7
Hutan tanaman
0.20
953
8
Permukiman
0.20
4655
9
Tanah terbuka
1.00
11978
10
Savana
0.10
3670
11
Hutan mangrove sekunder
0.00
4719
12
Belukar rawa
0.00
694
13
Pertanian lahan kering
0.05
64558
14
Tambak
0.00
11406
15
Transmigrasi
0.20
191
16
Pertambangan
1.00
1572
17
Kawah
0.00
3584
1512533
No
GL_2010
Luas (Ha)
476456
207417
3.2.5 EROSI DAN SEDIMENTASI
Berdasarkan data data tersebut di atas perkiraan erosi dengan metode USLE
hasilnya adalah seperti ditunjukkan Gambar 3.7. penentuan harga SDR untuk
masinh-masing DAS selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3-2.
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Wilayah Sungai Sumbawa
3-11
ENGINEERING CONSULTANT
Sumber : SRTM DEM dan Analisa Konsultan 2013
Gambar 3-4: Kemringan Lereng
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Wilayah Sungai Sumbawa
3-12
ENGINEERING CONSULTANT
Sumber: Peta Tanah Eksplorasi Indonesia, Balitbang Tanah
Gambar 3-5: Peta Jenis Tanah
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Wilayah Sungai Sumbawa
3-13
ENGINEERING CONSULTANT
Sumber : Data Spasial Penggunaan Lahan Tahun 2011, Kemenhut
Gambar 3-6: Peta Penggunaan Lahan WS Sumbawa
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Wilayah Sungai Sumbawa
3-14
ENGINEERING CONSULTANT
80%
66%
60%
25%
40%
20%
3%
3%
3%
0%
0 - 15
Kelas
1
2
3
4
5
15 - 60
60 - 180
180 - 480
> 480
Kelas Besarnya Erosi (ton/ha/th) Keterangan
< 15
Erosi sangat ringan (SR)
15 – 60
Erosi ringan (R)
60 – 180
Sedang (S)
180 – 480
Erosi berat (B)
> 480
Erosi sangat berat (SB)
Sumber : Analisa Konsultan 2013
Gambar 3-7: Erosi di Wilayah Sungai Sumbawa
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Wilayah Sungai Sumbawa
3-15
ENGINEERING CONSULTANT
Hasil perhitungan disajikan dalam bentuk tabel yang dapat dilihat pada
Lampiran
3-3. Berdasarkan perhitungan didapatkan hasil bahwa pada
umumnya erosi di wilayah Sungai Sumbawa masih kecil, yang mengalami erosi
sangat berat ada di DAS sebagai berikut :
153.
DAS Dorombolo
221
DAS Wonto
546
DAS Toro Sitau
Berdasarkan perhitungan terdapat 43 DAS yang mengalami erosi berat sehingga
dapat dikategorikan berpotensi erosi dan sedimentasi yaitu sebagai berikut:
003
DAS Selupi
217
DAS Sengari
272
DAS Angi
004
DAS Remo
218
DAS Lambe
277
DAS Waitia
005
DAS Tuananga
219
DAS Wodi
293
DAS Ndata
006
DAS Aiboro
222
DAS Wadupaa
294
DAS Pana
036
DAS Netundra
223
DAS Diwujarah
328
DAS Mada
037
DAS Maras
224
DAS Amu
329
DAS Doronaru
038
DAS Jatialam
225
DAS Punti
332
DAS Paranggajara
039
DAS Batugong
227
DAS Sarita
475
DAS Tongoloka
040
DAS Empan
260
DAS Oipau
494
DAS Labujontal
041
DAS Kencana
264
DAS Tengge
540
DAS Oipeto
162
DAS Laju
267
DAS Kalo Satu
542
DAS Barano
167
DAS Nea
268
DAS Poja
545
DAS Mantau
173
DAS Kalua
269
DAS Lia
547
DAS Sangian
208
DAS Lambu
270
DAS Ndao
215
DAS Luba
271
DAS Ntimu
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Wilayah Sungai Sumbawa
3-16
ENGINEERING CONSULTANT
3.3 EROSI DAN SEDIMENTASI DI LOKASI PEKERJAAN
3.3.1 Erosi Dinding Sungai
Berdasarkan hasil survey di lapangan, teradapat beberapa lokasi dimana
terjadinya erosi dinding sungai.
Keterangan:
Erosi pada bangunan bronjong
Lokasi : DAS Sekongkang Tengah II
Jembatan Sekongkang 2
Koord
: 08057'58,9" LS
116045'01,4" BT
Keterangan:
Erosi pada dinding sungai dan sebagian
bangunan jembatan
Lokasi : DAS Sekongkang Tengah II
Jembatan Sekongkang 2
Koord
: 08057'58,9" LS
116045'01,4" BT
Keterangan:
Erosi pada dinding sungai akibat luapan
air sungai
Lokasi : Das Rea Tengah I
Desa Tepas
Koord
: 080 43'21,1" LS
1160 54'57,7" BT
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Wilayah Sungai Sumbawa
3-17
ENGINEERING CONSULTANT
Keterangan:
Erosi pada bangunan bendung
Lokasi : DAS Tarei Hulu
Bendungan Rababaka
Koord
: 08030'59,6" LS
118025'25,3" BT
Keterangan:
Erosi pada dinding sungai
Lokasi : DAS Tarei Tengah
Jembatan Balibunga
Koord
: 08032'19,1" LS
118025'51,0" BT
Keterangan:
Erosi pada bangunan bronjong
Lokasi : DAS Dadi Hilir
Jembatan Sori Sondosia
Koord
: 08029'32,8" LS
116032'09,6" BT
Keterangan:
Penumpukan sampah pada dinding
sungai
Lokasi : DAS Rea Hilir I
Jembatan Brang Rea
Koord
: 08044'39,0" LS
116051'29,8" BT
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Wilayah Sungai Sumbawa
3-18
ENGINEERING CONSULTANT
3.3.2 Longsor
Berdasarkan hasil survey di lapangan, teradapat beberapa lokasi dimana
terjadinya longsor.
Keterangan:
Erosi pada tebing jalan
Lokasi : Kabupaten Dompu
Koord
: 08034'29,6" LS
118017'06,5" BT
Keterangan:
Erosi pada tebing jalan
Lokasi : Kabupaten Dompu
Koord
: 08035'02,7" LS
118016'57,9" BT
Keterangan:
Erosi pada tebing jalan merusak
bangunan bronjong
Lokasi : Kabupaten Dompu
Koord
: 08040'19,3" LS
118011'47,5" BT
Berdasarkan rencana pengembangan sumber daya air wilayah sungai Sumbawa
pada RTRW dan RPJMD Provinsi dan Kabupaten kawasan rawan longsor, yaitu:
1. Kabupaten Dompu : Tambora, Ranggo dan Paradowane
2. Kabupaten Sumbawa Barat : Taliwang (Sebubuk, Pakirum, Poto Batu,
Lamunga), Poto Tano (Kokar Lian), Brang Rea (Bangkat Monteh), Seteluk,
Jereweh, dan Maluk;
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Wilayah Sungai Sumbawa
3-19
ENGINEERING CONSULTANT
3.4 KERUSAKAN PANTAI DI LOKASI PEKERJAAN
Berdasarkan informasi yang didapatkan, teradapat beberapa lokasi dimana
terjadinya kerusakan pantai.
Keterangan:
Abrasi/Erosi Pantai mengakibatkan
jalan yang menghubungkan antara Desa
Jala dengan Desa Cempi Jaya
Kecamatan Hu`u, dan Desa Mbawi
Kecamatan Dompu Kabupaten Dompu
mengalami kerusakan sangat parah.
Abrasi pantai disebabkan oleh kegiatan
Lokasi : Kec. Hu’u, Kec. Dompu
Waktu : 10 Juli 2013
penambangan pasir oleh warga untuk
keperluan bangunan rumah.
Sumber : http://regional.kompasiana.com
Keterangan:
Abrasi Pantai bukan hanya disebabkan
oleh gelombang laut dan meningkatnya
volume air laut. Tetapi kerusakan pesisir
pantai juga disebabkan pengambilan
pasir di Pantai Paropa Panda. Serta
masyarakat sekitar yang berusaha
memperluas tambak sehingga
Lokasi : Pantai Paropa Panda, Bima
Waktu : Mei 2012
Sumber : http://rimpu-cili.blogspot.com
mengambil area pantai.
Keterangan:
Bencana alam yang merusak pantai
terjadi di Kecamatan Taliwang. Air laut
pasang di pantai Labuhan Lalar
merusak puluhan rumah warga desa
Labuhan Lalar.
Lokasi : Labuhan Lalar, Taliwang
Waktu : 07 Desember 2010
Sumber : http://www.sumbawanews.com
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Wilayah Sungai Sumbawa
3-20
ENGINEERING CONSULTANT
Keterangan:
Lokasi : Tanjung Blusun-Tanjung
Kertasari, Sumbawa Barat
Waktu : Desember 2010
Sumber : http://ramalaut08.wordpress.com
Kawasan ini hampir sebagian besar
kondisi pantainya mengalami abrasi
kecuali sedikit di bagian selatan Tanjung
Blusun dan sebelah utara Muara Sungai
Taliwang. Abrasi yang terjadi sepanjang
kawasan ini cukup signifikan yang
disebabkan oleh letak geografis dari
pantai tersebut dan juga akibat
penebangan hutan bakau
Keterangan :
Lokasi : Tanjung Jelenga-Maluk,
Sumbawa Barat
Waktu : Desember 2010
Kawasan ini sebagian besar mengalami
Sumber : http://ramalaut08.wordpress.com
Benette dan Pantai Maluk, dengan
akresi yaitu Tanjung Jelenga, Teluk
karakteristik pantai tanggul gisik lebar
lebih dari 25 meter, relief pantai sedang
dan perairan yang jernih. Sedangkan
lainnya mengalami abrasi namun karena
resistensi pantai yang tinggi terhadap
energi gelombang, maka tidak terjadi
perubahan garis pantai yang signifikan.
Keterangan :
Lokasi : Teluk Benete, Sumbawa
Waktu : Agustus 2012
Sumber : http://www.suarantb.com
Erosi pantai yang terjadi akibat
banyaknya terumbu karang yang rusak
dan mati.Teluk Benete yang memiliki
dasar pasir, mereka membuat reef ball
yang nantinya akan ditempeli telur
karang dan akan tumbuh menjadi
karang dewasa. Selain itu, reef ball
dapat digunakan untuk mengurangi
gelombang yang menyebabkan erosi
pantai.
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Wilayah Sungai Sumbawa
3-21
ENGINEERING CONSULTANT
Berdasarkan inventarisasi data dan analisis konsultan, yang merupakan
kawasan kerusakan pantai, yaitu:
Tabel 3-12: Daerah Rawan Kerusakan Pantai
Lokasi
No.
Nama Pantai
(1)
Kecamatan
Desa, Dusun
(3)
(4)
(2)
I
Kabupaten Sumbawa Barat
1
Pant ai Tano
kira-kira 1 km dari Pot o
Tano
Set eluk
Ds. Senayan, Dsn. Pot o Tano A , B
2
Labuhan lalar
Taliwang
Ds. Labuhan Lalar, Dsn. Bangsal
II
Kabupaten Sumbawa
1
Labuhan Mapi n
Alas Barat
Ds. Labuhan Mapin, Dsn. Bugis, Baj o
2
Sebel um kampung Keramat
Buir
Ds. Desa Luar, Dsn. Keramat
3
Kramat - Kaung
Buir
Ds. Pulau Kaung, Dsn. Kaung
4
Labuhan Burung
Buir
Ds. Labuhan Burung, Dsn. Labuhan Burung
5
Muara Brang Rhee
Ut an
Ds. Rhee, Dsn. Rhee Beru
6
Pant ai Labuhan Bua
Ut an Rhee
Ds. Pukat , Dsn. Labuan Bua
Pant ai Labuhan
Ut an Rhee
Ds. Pukat , Dsn. Karang Anyar
7
Karang Anyar
8
Pant ai Labuhan Padi
Ut an Rhee
Ds. Pukat , Dsn. Labuhan Padi
9
Labuhan Baj o
Ut an Rhee
10
Muara Kali
Ds. Labuhan Baj o. Dsn. Labuhan Baj o
Ds. Karang Dima, Dsn. Kali Baru, Dsn. Kali
Pasir, Dsn. Tanj ung
11
Pant ai Gua
Labuhan Badas
Muara Brang Bij i
Labuhan Badas
Ds. Karang Dima, Dsn. Tanj ung Pengamas
Muara Kali Bangkong
12
Labuhan Ij uk
Moyo Hilir
Ds. Ngeru, Dsn. Labuhan Ij uk
13
Pant ai Labuhan Jont al
Plampang
Ds. Tel uk Sant ong, Dsn. Labuhan Jont al
14
Tel uk Sant ong
Plampang
Ds. Tel uk Sant ong, Dsn. Teluk Sant ong
15
Pelabuhan Teruj ung
Tarano
Ds. Labuhan aj i, Dsn. Teruj ung
16
Labuhan Aipaya
Tarano
Ds. Labuhan Aj i , Dsn. Aipaya
17
Labuhan Jambu
Tarano
Ds. Labuhan Jambu, Dsn. Hangapela
18
Pant ai Labuhan Jambu
Tarano
Ds. Labuhan Jambu, Dsn. Hangapela
Tarano
Ds. Labuhan Jambu, Dsn. Pidang
Jalan Empang - Dompu
19
Pant ai Pidang
Tel uk Saleh
Muara Sungai Pidang
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Wilayah Sungai Sumbawa
3-22
ENGINEERING CONSULTANT
Lokasi
No.
Nama Pantai
(1)
Kecamatan
Desa, Dusun
(3)
(4)
(2)
III
Kabupaten Dompu
1
Pant ai Sire
Hu'u
Ds. Rasa Bou, Dsn. Sira
2
Pant ai Jala
Hu'u
Ds. Rasa Bou, Dsn. Jala
3
Pant ai Hu'u
Hu'u
Ds. Hu'u, Dsn. Pelabuhan
4
Pant ai Lakey
Hu'u
Ds. Hu'u, Dsn. Lakey
5
Pant ai Soro, Teluk Saleh
Kempo
Ds. Soro, Dsn. Nciu
6
Pant ai Hodo, Tel uk Sal eh
Kempo/ Calabai
Ds. Tolokalo, Dsn. Hodo
7
Pant ai Paropak
Kilo
Ds. Malaj u, Dsn.Paropak
IV
Kota Bima
1
Kawasan Pelabuhan Bima
Rasanae
Kel urahan Tanj ung, RW 01/ RT 03
Kiri Jalan Masuk
Bima Barat
Kawasan Pelabuhan Bima
Kanan j alan masuk
pelabuhan
Rasanae
Pant ai Songgela
Rasanae
2
3
Kel urahan Tanj ung, RW 01/ RT 02
Bima Barat
Bont o, Dsn. Songgela
Bima Barat
Asakot a
Ds. Kolo, Dsn. Kolo 1, 2, 3, 4
Tololai
Ambalawi
Ds. Mawu, Dsn. Tololai
2
Mawu pant ai
Ambalawi
Ds. Mawu, Dsn. Rasamawu
3
Pant ai Sangiang
Ambalawi
Ds. Sangiang, Dsn. Sangiang
4
Pant ai Poj a
Sape
Ds. Poj a, Dsn. Poj a Nae
5
Pant ai Buncu
Sape
Ds. Buncu, Dsn. Lamare
6
Pant ai Pasir Put ih
Langgudu
Ds. Laj o, Dsn. Pasir Put ih
Langgudu
Ds. Waworada, Dsn. Rompo
Sanggar
Ds. Kore, Dsn. Balam boon
4
Kolo
V
Kabupaten Bima
1
Tanj ung emas
Jalan Simpasai - Waworada
7
Pant ai Rompo
8
Pant ai Kore
Tel uk Waworada
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Wilayah Sungai Sumbawa
3-23
ENGINEERING CONSULTANT
Sumber: Analisa Konsultan Tahun 2013
Gambar 3-8: Peta Kawasan Rawan Kerusakan Pantai
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Wilayah Sungai Sumbawa
3-24
ENGINEERING CONSULTANT
3.5 ANALISIS DAN PERAMALAN PASANG SURUT
Pengolahan data pasang surut (pasut) dengan alur sebagaimana disajikan oleh
Gambar 3.9. Perhitungan konstanta pasut dilakukan dengan menggunakan
metode Least Square. Data pasut diambil dari data sekunder hasil simulasi
NAO- Tide sedangkan untuk verifikasi digunakan data pasut dari Dishidros TNIAL. Dengan konstanta pasang surut yang ada pada proses sebelumnya
dilakukan penentuan jenis pasang surut menurut rumus berikut:
NF =
K1 + O1
M2 + S 2
dimana jenis pasut untuk nilai NF (Bilangan Formzahl):
0 - 0,25
= semi diurnal
0,25 - 1,5 = mixed type (semi diurnal dominant)
1,5 - 3,0
= mixed type (diurnal dominant)
>3,0
= diurnal
Selanjutnya dilakukan peramalan pasang surut yang dipilih bersamaan dengan
masa pengukuran yang dilakukan di lokasi pekerjaan.
Langkah selanjutnya dari pengolahan data pasang surut adalah mencari harga
elevasi-elevasi acuan dari karakteristik perairan di wilayah proyek. Untuk
mencari harga elevasi-elevasi tersebut, digunakan nilai-nilai komponen pasang
surut dari hasil peramalan seperti disajikan pada Tabel 3.13.
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Wilayah Sungai Sumbawa
3-25
ENGINEERING CONSULTANT
Gambar 3-9: Bagan Alir Perhitungan Dan Peramalan Pasang Surut Laut
Langkah pengolahan data pasang surut berikutnya adalah mencari harga
elevasi-elevasi acuan dari karakteristik perairan di wilayah proyek. Untuk
mencari harga elevasi-elevasi tersebut, digunakan nilai-nilai komponen pasang
surut dari hasil penaksiran dengan menggunakan metode least square (rata-rata
kuadrat terkecil) seperti disajikan pada Tabel sebagai berikut.
Tabel 3-13: Komponen Pasang Surut hasil Analisis
Constituent
SO
M2
S2
Amplitude (cm)
0,0
39,75
8,81
Phase (o)
N2
9,11
K2
5,63
K1
27,4
O1
P1
M4
MS4
17,29 13,07
0,03
0,03
168,05 -43,38 165,79 256,55 177,09 221,52 79,99
221,9
86.5
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Wilayah Sungai Sumbawa
3-26
ENGINEERING CONSULTANT
dimana:
A
:
g
:
M2
:
S2
:
N2
:
K2
:
K1
:
O1
:
P1
:
M4
:
MS4 :
amplitudo,
beda fase,
komponen utama bulan (semi diurnal),
komponen utama matahari (semi diurnal),
komponen eliptis bulan,
komponen bulan,
komponen bulan,
komponen utama bulan (diurnal),
komponen utama matahari (semi diurnal),
komponen utama bulan (kuarter diurnal), dan
komponen utama matahari-bulan.
Dengan konstanta pasang surut diatas dilakukan penentuan jenis pasang
surut menurut rumus berikut:
K + O1
NF = 1
M 2 + S2
dimana jenis pasut untuk nilai NF = 0.92 adalah Mixed Type (Diurnal Dominant)
0 - 0,25
= semi diurnal
0,25 - 1,5
= mixed type (semi diurnal dominant)
1,5 - 3,0
= mixed type (diurnal dominant)
>3,0
= diurnal
Tabel 3-14: Tipe Pasang Surut Berdasarkan Bilangan Formzhal
Bilangan Formzall
(F)
Tipe Pasang Surut
Keterangan
F < 0.25
Pasang harian ganda (semidiurnal)
Dalam 1 hari terjadi 2 kali air pasang dan 2 kali air surut dengan
ketinggian yang hampir sama dan terjadi berurutan secara teratur.
Periode pasang surut rata-rata adalah 12 jam 24 menit.
0.25 < F < 1.5
Campuran, condong ke semi diurnal
Dalam 1 hari terjadi 2 kali air pasang dan 2 kali air surut dengan
ketinggian dan periode yang berbeda.
1.5
BAB-3
ANALISA EROSI DAN SEDIMENTASI
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Wilayah Sungai Sumbawa
ENGINEERING CONSULTANT
BAB-3
ANALISA EROSI DAN SEDIMENTASI
3.1 METODOLOGI
Salah satu komponen yang penting dalam teknik konservasi adalah adanya erosi
dan sedimentasi :
1. Erosi Lahan
Evaluasi terhadap proses terjadinya erosi, perlu dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui seberapa besar potensi atau tingkat bahaya erosi yang terjadi, pada
suatu kawasan atau bidang tanah, serta untuk mendeteksi besarnya indeks
bahaya erosi, yang telah terjadi.Tingkat bahaya erosi yang terjadi dinyatakan
dalam Indeks Bahaya Erosi (IBE) dan didefinisikan sebagai berikut :
Indeks Bahaya Erosi =
Kehilangan Tanah ( ton / Ha / Tahun )
T ( ton / Ha / Tahun )
Dimana nilai T adalah merupakan suatu jumlah kehilangan tanah yang
disebabkan oleh terjadinya suatu proses pelarutan pada permukaan tanah
akibat
tumbukan
dan
aliran
air
hujan
yang
masih
dapat
diberikan
toleransi.Selanjutnya batasan tingkat bahaya erosi dapat diklasifikasikan seperti
pada Tabel dibawah ini.
Tabel 3-1: Klasifikasi Tingkat Bahaya Bahaya Erosi
EROSI
Solum Tanah (cm)
Kelas Bahaya Erosi (ton/ ha/ tahun)
I (330)
A. Dalam > 90
SR
R
S
B
SB
B. Sedang 60-90
R
S
B
SB
SB
C. Dangkal 30-60
S
B
SB
SB
SB
D. Sangat Dangkal 20 %, diambil :
L
LS = 0
22,1
0, 6
S
×
9
1, 4
Dimana :
LS =
Faktor kemiringan lereng
Lo =
Panjang aliran diatas tanah
Tabel 3-3: Klasifikasi Lereng
Kemiringan lereng ( % )
Klasifikasi Lereng
0–3
Datar
3–8
Landai atau berombak
8 – 15
Agak miring atau bergelombang
15 – 30
Mering atau berbukit
30 – 45
Agak Curam
45 – 65
Curam
> 65
Sangat Curam
Sumber : Arsyad,Konservasi Tanah dan Air 1989
4)
Faktor Pengelolaan Tanaman dan Konservasi (C P)
Faktor pengelolaan Tanaman di pengaruhi oleh jenis vegetasi, keadaan
permukaan tanah, dan pengelolaan lahan terhadap besarnya tanah yang tererosi
sehingga besar-nya C tidak konstan sepanjang tahun.
Faktor tanaman ( C ) merupakan perbandingan erosi dari lahan yang ditanami
searah dengan lereng terhadap erosi dari lahan yang terus menerus dalam
keadaan tanah diolah tapi tidak ditanami dimana factor lain lainnya sama.
Faktor Pengelolaan ( P ) merupakan perbandingan antara jumlah tanah tererosi
pada keadaan lahan dimana diterapkan tindakan konservasi tanah terhadap
jumlah tanah yang tererosi pada lahan yang ditanami menurut pola penanaman
searah kemiringan lereng.
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Wilayah Sungai Sumbawa
3-5
ENGINEERING CONSULTANT
Tabel 3-4: Perkiraan Nilai C x P dari Berbagai Jenis Tata Guna Tanah
No
1
Jenis Penggunaan Tanah
Tak
t erganggu
Undergrowt h
Tanpa Undergrowt h dan seresah
Semak
Tak t erganggu
Sebagai rumput
Kebun
Campuran asli
Kebun
Kebun pekarangan
Perkebunan
Penut upan t anah sempurna
Penut upan t anah sebagian
Perumput an
Penut upan t anah sempurna
Dit umbuhi alang-alang
Pembakaran alang-alang set ahun sej ali
Jenis serai ( cit ronella grass )
Tanaman Pert anian
Umbi-Umbian bakar
Bij i-bij ian
Kacang-kacangan
Campuran
Padi I rigasi
Perladangan
1 t ahun t anam, 1 t ahun bera
1 t ahun t anam, 2 t ahun bera
Tanpa
2
3
4
5
6
7
Nilai C x P
Hut an :
0,001
0,003
0,005
0,01
0,10
0,02
0,07
0,20
0,01
0,07
0,01
0,02
0,06
0,65
0,63
0,51
0,36
0,43
0,02
0,28
0,19
Sumber: “Cara Evaluasi Erosi dan Sedimentasi” Puslitbang
Pengairan Departemen PU
5)
Klasifikasi Erosi
Dari hasil perhitungan erosi dapat ditentukan dengan klasifikasi erosi, seperti
terlihat pada Tabel berikut :
Tabel 3-5: Klasifikasi Erosi
Klasifikasi Erosi
Besarnya erosi (ton / ha/ th)
Sangat Berat
> 330
Berat
25-330
Sedang
50-125
Kecil
12,5-50
< 12,5
Sangat Kecil
Sumber : Soewarno, Hidrologi, 1991
6)
Perhitungan Sedimen
Perhitungan angkutan sedimen di lahan dapat ditentukan dengan persamaan
SDR (Sediment Delivery Ratio), sedangkan angkutan sedimen melayang di
saluran dengan persamaan Qs (Angkutan sedimen melayang, Suspended Load).
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Wilayah Sungai Sumbawa
3-6
ENGINEERING CONSULTANT
Sebagai sedimen hasil proses erosi akan terbawa dan masuk kedalam saluran
atau sungai, dan sebagian lagi akan tetap tinggal di dalam DPS. Besarnya
angkutan sedimen dapat ditentukan dengan terlebih dahulu memperkirakan
harga SDR. Harga SDR dapat di tentukan dengan persamaan sebagai berikut :
SDR =
Angku tan se dim en
Ea
dimana :
SDR
=
sediment Delivery ratio (%)
Ea
=
erosi aktual (ton/tahun)
Kemudian untuk mencari besarnya angkutan sedimen di lahan, persamaan
diatas dapat di ubah menjadi persamaan berikut ini :
Angkutan sedimen di lahan = Ea x SDR
Jika data-data pada suatu DPS tidak lengkap maka harga SDR dapat di
tentukan dari Tabel berikut :
Tabel 3-6: Harga SDR
No
Luas DAS (Km2)
SDR (%)
1
0.1
53
2
0.5
39
3
1
35
4
5
27
5
10
24
6
50
15
7
100
13
8
200
11
9
500
8.5
10
26000
Sumber : Arsyad, 1989
4.9
Upaya Konservasi dilakukan dengan metode struktur dan non struktur. Upaya
struktur dengan cara membuat bangunan seperti cek dam, perkuatan tebing,
terasiring, guludan, terjunan, embung. Upaya non struktur dengan cara
melakukan penghijauan, reboisasi, perbaikan lembaga.
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Wilayah Sungai Sumbawa
3-7
ENGINEERING CONSULTANT
3.2 ANALISA EROSI DAN SEDIMENTASI LAHAN
Persamaan yang digunakan untuk melakukan analisis erosi lahan adalah USLE.
Hasil persamaan tersebut di dapatkan dengan dengan cara mengoverlaykan peta
hujan tahunan, kemiringan lereng, tanah dan penggunaan lahan.
3.2.1 Erosivitas
Data yang digunakan adalah curah hujan tahunan. Setelah dilengkapi data
hujan menjadi sebagai berikut:
Tabel 3-7: Curah Hujan Tahunan Rata - Rata
No
Tahun
Gapit
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
Rata-Rata Tahunan
Kedindi
1461.0 tdk lengkap
1198.0
2286.1
1410.0 tdk lengkap
1302.4 tdk lengkap
2301.0
1201.9
1123.8
1886.2
3244.4
607.8
1150.7
690.1
1187.8
763.3
704.0
701.7
748.9
749.2
1187.6
932.6
637.1
726.5
737.1
1047.4
713.6
717.9
1209.3
2543.4
677.5
1322.3
960.5
1259.7
1219.7
1162.4
Kumbe
tdk
tdk
tdk
tdk
tdk
tdk
tdk
tdk
tdk
tdk
tdk
tdk
tdk
tdk
tdk
Paradowane
Data Hujan Tahunan ( mm )
Pos Hujan
Pungkit Atas
Rea Atas
Semongkat
Sumi
Tepas
Utan Re
lengkap
lengkap
lengkap
lengkap
lengkap
lengkap
lengkap
lengkap
lengkap
lengkap
lengkap
lengkap
lengkap
lengkap
lengkap
2543.4
1322.3
1259.7
1395.2
1317.6
1037.0
1990.2
1957.4
2062.4
1341.0
794.0
1328.9
1212.1
1069.3
1516.4
1231.5
2123.3
894.2
1803.9
860.3
1432.2
1256.6
1806.1
1672.7
2344.3
2267.5
1181.0
1383.1
1493.5
1763.1
1415.1
1460.4
1919.7
1235.0
1499.9
1396.0
2296.9
1008.4
1352.7
2135.2
2175.3
1164.3
1928.1
2058.7
1512.0
1779.2
827.4
1403.7
878.8
1558.1
1597.8
1770.0
1056.3
1321.4
2132.6
1790.9
1666.6
1818.3
1386.8
1272.4
2537.0
2734.1
2426.7
1943.5
1770.7
1239.3
1257.3
1665.8
1665.4
1774.5
1129.4
1000.0
1440.9
1654.8
2317.5
1394.6
872.3
903.2
845.6
1473.9
1035.0
576.6
795.4
718.0
805.7
723.4
908.6
765.0
1319.9
555.1
1624.9
1071.0
1659.0
2612.8
2343.3
2479.4
3182.0
3019.5
2258.5
2098.2
1855.3
1676.7
1229.1
1788.1
1919.2
1818.3
1617.2
1041.3
1552.4
1893.3
2587.4
1176.8
933.6
869.1
1353.6
1436.0
949.4
1181.3
1082.3
907.1
888.0
1132.5
651.4
679.7
1030.6
640.9
893.4
1142.0
1421.0
1708.5
1409.3
1597.3
1597.6
1724.1
1002.6
2054.0
1020.5
sumber : Data Hujan Harian
Kumbe data hujan terlalu sedikit tidak digunakan
Kedindi digunakan data mulai 1999 sudah lebih dari 10 tahun
Dengan persamaan : EI = 2,34 x ( R/100 )1,98
Maka didapatkan nilai erosivias sebagai berikut :
Tabel 3-8: Nilai Erosivitas
No
Pos
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Gapit
Kedindi
Kumbe
Paradowane
Pungkit Atas
Rea Atas
Semongkat
Sumi
Tepas
Utan Re
R
mm
1,219.71
1,162.41
1,708.47
1,409.27
1,597.33
1,597.58
1,724.14
1,002.62
2,054.00
1,020.49
EI
KJ/ha
331.13
301.04
645.32
440.78
564.85
565.03
657.09
224.63
929.32
232.62
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Wilayah Sungai Sumbawa
3-8
ENGINEERING CONSULTANT
Sumber: Analisa Konsultan Tahun 2013
Gambar 3-3: Peta Curah Hujan
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Wilayah Sungai Sumbawa
3-9
ENGINEERING CONSULTANT
3.2.2 Kemiringan Lereng
Data yang digunakan adalah peta kemiringan lereng seperti pada tabel dan
gambar berikut:
Tabel 3-9: Nilai Faktor Kemiringan Lereng (LS)
No
Label
Nilai LS
Luas
1
0-8
0.4
382813.43
2
8 - 15
1.4
250605.36
3
15 - 25
3.1
318819.78
4
25 - 40
6.8
351569.7
5
40 - 50
9.5
208724.76
1512533
3.2.3 Faktor Erodibilitas
Data yang digunakan adalah peta tanah, dimana nilai erodibilitasnya di
tentukan dari hasil pendekatan dengan penelitian yang pernah dilakukan:
Tabel 3-10: Nilai Faktor Erodibilitas Tanah (K)
No SPT
Landform
Sublandfor
B_Induk
Klasifikasi tanah Soil Survey Great Group
Staff, 1998
Dominan
1 8 Marin
Pesisir Pantai
Aluvium
Udipsamments Endoaquents Entisols
2 30 Aluvial
Dataran Aluvial
Aluvium
Haplusterts Endoaquepts
3 31 Aluvial
Dataran Aluvial
Aluvium
Haplusterts Haplustepts
4 32 Karst
Dataran Karst
5 35 Karst
Klasifikasi Tanah Puslitan, 1995
Tanah berpasir
Nilai K
Luas
(Ha)
0.34
9559
Vertisols Komplek grumosol, regosol dan tanah mediteran
0.201
261675
Vertisols Grumosol abu-abu hitam
0.187
5319
Batu Gamping Haplustepts Haplustalfs
Inceptisols Komplek tanah mediteran coklat dan litosol
0.323
8411
Dataran Karst
Batu Gamping Haplustepts Ustorthents
Inceptisols Komplek regosol dan litosol
0.302
9203
6 40 Karst
Perbukitan Karst
Batu Gamping Haplustepts Ustorthents
Inceptisols Komplek regosol dan litosol
0.302
21467
7 45 Karst
Perbukitan Karst
Batu Gamping Haplustolls Ustorthents
Mollisols Komplek regosol abu-abu dan litosol
0.172
16206
8 51 Karst
Perbukitan Karst
Batu Gamping Haplustolls Ustorthents
Mollisols Komplek regosol abu-abu dan litosol
0.172
41022
9 81 Tektonik/Struktural Perbukitan Tektonik Sedimen
Haplustepts Ustorthents
Inceptisols Komplek regosol dan litosol
0.302
7873
10 85 Tektonik/Struktural Perbukitan Tektonik Sedimen
Haplustolls Argiustolls
Mollisols Komplek regosol abu-abu dan litosol
0.172
3135
11 121 Volkan
Dataran Volkan
Volkanik
Haplusterts Haplustepts
Vertisols Grumosol abu-abu hitam
0.187
21499
12 129 Volkan
Dataran Volkan
Volkanik
Haplustepts Ustorthents
Inceptisols Komplek regosol dan litosol
0.302
57898
13 130 Volkan
Dataran Volkan
Volkanik
Haplustepts Haplustalfs
Inceptisols Komplek tanah mediteran coklat dan litosol
0.323
70783
14 141 Volkan
Kerucut Volkan
Volkanik
Ustipsamments Haplustands Entisols
Regosol abu-abu
0.304
74167
15 147 Volkan
Perbukitan Volkan Volkanik
Haplustepts Ustorthents
Inceptisols Komplek regosol dan litosol
0.302
37779
16 148 Volkan
Kerucut Volkan
Volkanik
Haplustepts Haplustalfs
Inceptisols Komplek tanah mediteran coklat dan litosol
0.323
31143
17 168 Volkan
Pegunungan Volkan Volkanik
Haplustepts Haplustalfs
Inceptisols Komplek tanah mediteran coklat dan litosol
0.323
835394
1512533
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Wilayah Sungai Sumbawa
3-10
ENGINEERING CONSULTANT
3.2.4 Faktor Penggunaan Lahan Dan Pengelolaan
Data
penggunaan
lahan
dan
pengelolaan
yang
digunakan
adalah
peta
penggunaan lahan serta data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3-1,
dimana nilai CP di tentukan dari hasil pendekatan dengan penelitian yang
pernah dilakukan:
Tabel 3-11: Nilai Faktor Penggunaan Lahan (CP)
1
Semak/Belukar
Nilai
CP
0.01
2
Pertanian Lahan Kering Campur Semak
0.40
3
Sawah
0.02
69012
4
Hutan lahan kering primer
0.00
377021
5
Hutan lahan kering sekunder
0.01
271178
6
Hutan mangrove primer
0.00
3472
7
Hutan tanaman
0.20
953
8
Permukiman
0.20
4655
9
Tanah terbuka
1.00
11978
10
Savana
0.10
3670
11
Hutan mangrove sekunder
0.00
4719
12
Belukar rawa
0.00
694
13
Pertanian lahan kering
0.05
64558
14
Tambak
0.00
11406
15
Transmigrasi
0.20
191
16
Pertambangan
1.00
1572
17
Kawah
0.00
3584
1512533
No
GL_2010
Luas (Ha)
476456
207417
3.2.5 EROSI DAN SEDIMENTASI
Berdasarkan data data tersebut di atas perkiraan erosi dengan metode USLE
hasilnya adalah seperti ditunjukkan Gambar 3.7. penentuan harga SDR untuk
masinh-masing DAS selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3-2.
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Wilayah Sungai Sumbawa
3-11
ENGINEERING CONSULTANT
Sumber : SRTM DEM dan Analisa Konsultan 2013
Gambar 3-4: Kemringan Lereng
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Wilayah Sungai Sumbawa
3-12
ENGINEERING CONSULTANT
Sumber: Peta Tanah Eksplorasi Indonesia, Balitbang Tanah
Gambar 3-5: Peta Jenis Tanah
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Wilayah Sungai Sumbawa
3-13
ENGINEERING CONSULTANT
Sumber : Data Spasial Penggunaan Lahan Tahun 2011, Kemenhut
Gambar 3-6: Peta Penggunaan Lahan WS Sumbawa
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Wilayah Sungai Sumbawa
3-14
ENGINEERING CONSULTANT
80%
66%
60%
25%
40%
20%
3%
3%
3%
0%
0 - 15
Kelas
1
2
3
4
5
15 - 60
60 - 180
180 - 480
> 480
Kelas Besarnya Erosi (ton/ha/th) Keterangan
< 15
Erosi sangat ringan (SR)
15 – 60
Erosi ringan (R)
60 – 180
Sedang (S)
180 – 480
Erosi berat (B)
> 480
Erosi sangat berat (SB)
Sumber : Analisa Konsultan 2013
Gambar 3-7: Erosi di Wilayah Sungai Sumbawa
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Wilayah Sungai Sumbawa
3-15
ENGINEERING CONSULTANT
Hasil perhitungan disajikan dalam bentuk tabel yang dapat dilihat pada
Lampiran
3-3. Berdasarkan perhitungan didapatkan hasil bahwa pada
umumnya erosi di wilayah Sungai Sumbawa masih kecil, yang mengalami erosi
sangat berat ada di DAS sebagai berikut :
153.
DAS Dorombolo
221
DAS Wonto
546
DAS Toro Sitau
Berdasarkan perhitungan terdapat 43 DAS yang mengalami erosi berat sehingga
dapat dikategorikan berpotensi erosi dan sedimentasi yaitu sebagai berikut:
003
DAS Selupi
217
DAS Sengari
272
DAS Angi
004
DAS Remo
218
DAS Lambe
277
DAS Waitia
005
DAS Tuananga
219
DAS Wodi
293
DAS Ndata
006
DAS Aiboro
222
DAS Wadupaa
294
DAS Pana
036
DAS Netundra
223
DAS Diwujarah
328
DAS Mada
037
DAS Maras
224
DAS Amu
329
DAS Doronaru
038
DAS Jatialam
225
DAS Punti
332
DAS Paranggajara
039
DAS Batugong
227
DAS Sarita
475
DAS Tongoloka
040
DAS Empan
260
DAS Oipau
494
DAS Labujontal
041
DAS Kencana
264
DAS Tengge
540
DAS Oipeto
162
DAS Laju
267
DAS Kalo Satu
542
DAS Barano
167
DAS Nea
268
DAS Poja
545
DAS Mantau
173
DAS Kalua
269
DAS Lia
547
DAS Sangian
208
DAS Lambu
270
DAS Ndao
215
DAS Luba
271
DAS Ntimu
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Wilayah Sungai Sumbawa
3-16
ENGINEERING CONSULTANT
3.3 EROSI DAN SEDIMENTASI DI LOKASI PEKERJAAN
3.3.1 Erosi Dinding Sungai
Berdasarkan hasil survey di lapangan, teradapat beberapa lokasi dimana
terjadinya erosi dinding sungai.
Keterangan:
Erosi pada bangunan bronjong
Lokasi : DAS Sekongkang Tengah II
Jembatan Sekongkang 2
Koord
: 08057'58,9" LS
116045'01,4" BT
Keterangan:
Erosi pada dinding sungai dan sebagian
bangunan jembatan
Lokasi : DAS Sekongkang Tengah II
Jembatan Sekongkang 2
Koord
: 08057'58,9" LS
116045'01,4" BT
Keterangan:
Erosi pada dinding sungai akibat luapan
air sungai
Lokasi : Das Rea Tengah I
Desa Tepas
Koord
: 080 43'21,1" LS
1160 54'57,7" BT
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Wilayah Sungai Sumbawa
3-17
ENGINEERING CONSULTANT
Keterangan:
Erosi pada bangunan bendung
Lokasi : DAS Tarei Hulu
Bendungan Rababaka
Koord
: 08030'59,6" LS
118025'25,3" BT
Keterangan:
Erosi pada dinding sungai
Lokasi : DAS Tarei Tengah
Jembatan Balibunga
Koord
: 08032'19,1" LS
118025'51,0" BT
Keterangan:
Erosi pada bangunan bronjong
Lokasi : DAS Dadi Hilir
Jembatan Sori Sondosia
Koord
: 08029'32,8" LS
116032'09,6" BT
Keterangan:
Penumpukan sampah pada dinding
sungai
Lokasi : DAS Rea Hilir I
Jembatan Brang Rea
Koord
: 08044'39,0" LS
116051'29,8" BT
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Wilayah Sungai Sumbawa
3-18
ENGINEERING CONSULTANT
3.3.2 Longsor
Berdasarkan hasil survey di lapangan, teradapat beberapa lokasi dimana
terjadinya longsor.
Keterangan:
Erosi pada tebing jalan
Lokasi : Kabupaten Dompu
Koord
: 08034'29,6" LS
118017'06,5" BT
Keterangan:
Erosi pada tebing jalan
Lokasi : Kabupaten Dompu
Koord
: 08035'02,7" LS
118016'57,9" BT
Keterangan:
Erosi pada tebing jalan merusak
bangunan bronjong
Lokasi : Kabupaten Dompu
Koord
: 08040'19,3" LS
118011'47,5" BT
Berdasarkan rencana pengembangan sumber daya air wilayah sungai Sumbawa
pada RTRW dan RPJMD Provinsi dan Kabupaten kawasan rawan longsor, yaitu:
1. Kabupaten Dompu : Tambora, Ranggo dan Paradowane
2. Kabupaten Sumbawa Barat : Taliwang (Sebubuk, Pakirum, Poto Batu,
Lamunga), Poto Tano (Kokar Lian), Brang Rea (Bangkat Monteh), Seteluk,
Jereweh, dan Maluk;
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Wilayah Sungai Sumbawa
3-19
ENGINEERING CONSULTANT
3.4 KERUSAKAN PANTAI DI LOKASI PEKERJAAN
Berdasarkan informasi yang didapatkan, teradapat beberapa lokasi dimana
terjadinya kerusakan pantai.
Keterangan:
Abrasi/Erosi Pantai mengakibatkan
jalan yang menghubungkan antara Desa
Jala dengan Desa Cempi Jaya
Kecamatan Hu`u, dan Desa Mbawi
Kecamatan Dompu Kabupaten Dompu
mengalami kerusakan sangat parah.
Abrasi pantai disebabkan oleh kegiatan
Lokasi : Kec. Hu’u, Kec. Dompu
Waktu : 10 Juli 2013
penambangan pasir oleh warga untuk
keperluan bangunan rumah.
Sumber : http://regional.kompasiana.com
Keterangan:
Abrasi Pantai bukan hanya disebabkan
oleh gelombang laut dan meningkatnya
volume air laut. Tetapi kerusakan pesisir
pantai juga disebabkan pengambilan
pasir di Pantai Paropa Panda. Serta
masyarakat sekitar yang berusaha
memperluas tambak sehingga
Lokasi : Pantai Paropa Panda, Bima
Waktu : Mei 2012
Sumber : http://rimpu-cili.blogspot.com
mengambil area pantai.
Keterangan:
Bencana alam yang merusak pantai
terjadi di Kecamatan Taliwang. Air laut
pasang di pantai Labuhan Lalar
merusak puluhan rumah warga desa
Labuhan Lalar.
Lokasi : Labuhan Lalar, Taliwang
Waktu : 07 Desember 2010
Sumber : http://www.sumbawanews.com
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Wilayah Sungai Sumbawa
3-20
ENGINEERING CONSULTANT
Keterangan:
Lokasi : Tanjung Blusun-Tanjung
Kertasari, Sumbawa Barat
Waktu : Desember 2010
Sumber : http://ramalaut08.wordpress.com
Kawasan ini hampir sebagian besar
kondisi pantainya mengalami abrasi
kecuali sedikit di bagian selatan Tanjung
Blusun dan sebelah utara Muara Sungai
Taliwang. Abrasi yang terjadi sepanjang
kawasan ini cukup signifikan yang
disebabkan oleh letak geografis dari
pantai tersebut dan juga akibat
penebangan hutan bakau
Keterangan :
Lokasi : Tanjung Jelenga-Maluk,
Sumbawa Barat
Waktu : Desember 2010
Kawasan ini sebagian besar mengalami
Sumber : http://ramalaut08.wordpress.com
Benette dan Pantai Maluk, dengan
akresi yaitu Tanjung Jelenga, Teluk
karakteristik pantai tanggul gisik lebar
lebih dari 25 meter, relief pantai sedang
dan perairan yang jernih. Sedangkan
lainnya mengalami abrasi namun karena
resistensi pantai yang tinggi terhadap
energi gelombang, maka tidak terjadi
perubahan garis pantai yang signifikan.
Keterangan :
Lokasi : Teluk Benete, Sumbawa
Waktu : Agustus 2012
Sumber : http://www.suarantb.com
Erosi pantai yang terjadi akibat
banyaknya terumbu karang yang rusak
dan mati.Teluk Benete yang memiliki
dasar pasir, mereka membuat reef ball
yang nantinya akan ditempeli telur
karang dan akan tumbuh menjadi
karang dewasa. Selain itu, reef ball
dapat digunakan untuk mengurangi
gelombang yang menyebabkan erosi
pantai.
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Wilayah Sungai Sumbawa
3-21
ENGINEERING CONSULTANT
Berdasarkan inventarisasi data dan analisis konsultan, yang merupakan
kawasan kerusakan pantai, yaitu:
Tabel 3-12: Daerah Rawan Kerusakan Pantai
Lokasi
No.
Nama Pantai
(1)
Kecamatan
Desa, Dusun
(3)
(4)
(2)
I
Kabupaten Sumbawa Barat
1
Pant ai Tano
kira-kira 1 km dari Pot o
Tano
Set eluk
Ds. Senayan, Dsn. Pot o Tano A , B
2
Labuhan lalar
Taliwang
Ds. Labuhan Lalar, Dsn. Bangsal
II
Kabupaten Sumbawa
1
Labuhan Mapi n
Alas Barat
Ds. Labuhan Mapin, Dsn. Bugis, Baj o
2
Sebel um kampung Keramat
Buir
Ds. Desa Luar, Dsn. Keramat
3
Kramat - Kaung
Buir
Ds. Pulau Kaung, Dsn. Kaung
4
Labuhan Burung
Buir
Ds. Labuhan Burung, Dsn. Labuhan Burung
5
Muara Brang Rhee
Ut an
Ds. Rhee, Dsn. Rhee Beru
6
Pant ai Labuhan Bua
Ut an Rhee
Ds. Pukat , Dsn. Labuan Bua
Pant ai Labuhan
Ut an Rhee
Ds. Pukat , Dsn. Karang Anyar
7
Karang Anyar
8
Pant ai Labuhan Padi
Ut an Rhee
Ds. Pukat , Dsn. Labuhan Padi
9
Labuhan Baj o
Ut an Rhee
10
Muara Kali
Ds. Labuhan Baj o. Dsn. Labuhan Baj o
Ds. Karang Dima, Dsn. Kali Baru, Dsn. Kali
Pasir, Dsn. Tanj ung
11
Pant ai Gua
Labuhan Badas
Muara Brang Bij i
Labuhan Badas
Ds. Karang Dima, Dsn. Tanj ung Pengamas
Muara Kali Bangkong
12
Labuhan Ij uk
Moyo Hilir
Ds. Ngeru, Dsn. Labuhan Ij uk
13
Pant ai Labuhan Jont al
Plampang
Ds. Tel uk Sant ong, Dsn. Labuhan Jont al
14
Tel uk Sant ong
Plampang
Ds. Tel uk Sant ong, Dsn. Teluk Sant ong
15
Pelabuhan Teruj ung
Tarano
Ds. Labuhan aj i, Dsn. Teruj ung
16
Labuhan Aipaya
Tarano
Ds. Labuhan Aj i , Dsn. Aipaya
17
Labuhan Jambu
Tarano
Ds. Labuhan Jambu, Dsn. Hangapela
18
Pant ai Labuhan Jambu
Tarano
Ds. Labuhan Jambu, Dsn. Hangapela
Tarano
Ds. Labuhan Jambu, Dsn. Pidang
Jalan Empang - Dompu
19
Pant ai Pidang
Tel uk Saleh
Muara Sungai Pidang
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Wilayah Sungai Sumbawa
3-22
ENGINEERING CONSULTANT
Lokasi
No.
Nama Pantai
(1)
Kecamatan
Desa, Dusun
(3)
(4)
(2)
III
Kabupaten Dompu
1
Pant ai Sire
Hu'u
Ds. Rasa Bou, Dsn. Sira
2
Pant ai Jala
Hu'u
Ds. Rasa Bou, Dsn. Jala
3
Pant ai Hu'u
Hu'u
Ds. Hu'u, Dsn. Pelabuhan
4
Pant ai Lakey
Hu'u
Ds. Hu'u, Dsn. Lakey
5
Pant ai Soro, Teluk Saleh
Kempo
Ds. Soro, Dsn. Nciu
6
Pant ai Hodo, Tel uk Sal eh
Kempo/ Calabai
Ds. Tolokalo, Dsn. Hodo
7
Pant ai Paropak
Kilo
Ds. Malaj u, Dsn.Paropak
IV
Kota Bima
1
Kawasan Pelabuhan Bima
Rasanae
Kel urahan Tanj ung, RW 01/ RT 03
Kiri Jalan Masuk
Bima Barat
Kawasan Pelabuhan Bima
Kanan j alan masuk
pelabuhan
Rasanae
Pant ai Songgela
Rasanae
2
3
Kel urahan Tanj ung, RW 01/ RT 02
Bima Barat
Bont o, Dsn. Songgela
Bima Barat
Asakot a
Ds. Kolo, Dsn. Kolo 1, 2, 3, 4
Tololai
Ambalawi
Ds. Mawu, Dsn. Tololai
2
Mawu pant ai
Ambalawi
Ds. Mawu, Dsn. Rasamawu
3
Pant ai Sangiang
Ambalawi
Ds. Sangiang, Dsn. Sangiang
4
Pant ai Poj a
Sape
Ds. Poj a, Dsn. Poj a Nae
5
Pant ai Buncu
Sape
Ds. Buncu, Dsn. Lamare
6
Pant ai Pasir Put ih
Langgudu
Ds. Laj o, Dsn. Pasir Put ih
Langgudu
Ds. Waworada, Dsn. Rompo
Sanggar
Ds. Kore, Dsn. Balam boon
4
Kolo
V
Kabupaten Bima
1
Tanj ung emas
Jalan Simpasai - Waworada
7
Pant ai Rompo
8
Pant ai Kore
Tel uk Waworada
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Wilayah Sungai Sumbawa
3-23
ENGINEERING CONSULTANT
Sumber: Analisa Konsultan Tahun 2013
Gambar 3-8: Peta Kawasan Rawan Kerusakan Pantai
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Wilayah Sungai Sumbawa
3-24
ENGINEERING CONSULTANT
3.5 ANALISIS DAN PERAMALAN PASANG SURUT
Pengolahan data pasang surut (pasut) dengan alur sebagaimana disajikan oleh
Gambar 3.9. Perhitungan konstanta pasut dilakukan dengan menggunakan
metode Least Square. Data pasut diambil dari data sekunder hasil simulasi
NAO- Tide sedangkan untuk verifikasi digunakan data pasut dari Dishidros TNIAL. Dengan konstanta pasang surut yang ada pada proses sebelumnya
dilakukan penentuan jenis pasang surut menurut rumus berikut:
NF =
K1 + O1
M2 + S 2
dimana jenis pasut untuk nilai NF (Bilangan Formzahl):
0 - 0,25
= semi diurnal
0,25 - 1,5 = mixed type (semi diurnal dominant)
1,5 - 3,0
= mixed type (diurnal dominant)
>3,0
= diurnal
Selanjutnya dilakukan peramalan pasang surut yang dipilih bersamaan dengan
masa pengukuran yang dilakukan di lokasi pekerjaan.
Langkah selanjutnya dari pengolahan data pasang surut adalah mencari harga
elevasi-elevasi acuan dari karakteristik perairan di wilayah proyek. Untuk
mencari harga elevasi-elevasi tersebut, digunakan nilai-nilai komponen pasang
surut dari hasil peramalan seperti disajikan pada Tabel 3.13.
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Wilayah Sungai Sumbawa
3-25
ENGINEERING CONSULTANT
Gambar 3-9: Bagan Alir Perhitungan Dan Peramalan Pasang Surut Laut
Langkah pengolahan data pasang surut berikutnya adalah mencari harga
elevasi-elevasi acuan dari karakteristik perairan di wilayah proyek. Untuk
mencari harga elevasi-elevasi tersebut, digunakan nilai-nilai komponen pasang
surut dari hasil penaksiran dengan menggunakan metode least square (rata-rata
kuadrat terkecil) seperti disajikan pada Tabel sebagai berikut.
Tabel 3-13: Komponen Pasang Surut hasil Analisis
Constituent
SO
M2
S2
Amplitude (cm)
0,0
39,75
8,81
Phase (o)
N2
9,11
K2
5,63
K1
27,4
O1
P1
M4
MS4
17,29 13,07
0,03
0,03
168,05 -43,38 165,79 256,55 177,09 221,52 79,99
221,9
86.5
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Wilayah Sungai Sumbawa
3-26
ENGINEERING CONSULTANT
dimana:
A
:
g
:
M2
:
S2
:
N2
:
K2
:
K1
:
O1
:
P1
:
M4
:
MS4 :
amplitudo,
beda fase,
komponen utama bulan (semi diurnal),
komponen utama matahari (semi diurnal),
komponen eliptis bulan,
komponen bulan,
komponen bulan,
komponen utama bulan (diurnal),
komponen utama matahari (semi diurnal),
komponen utama bulan (kuarter diurnal), dan
komponen utama matahari-bulan.
Dengan konstanta pasang surut diatas dilakukan penentuan jenis pasang
surut menurut rumus berikut:
K + O1
NF = 1
M 2 + S2
dimana jenis pasut untuk nilai NF = 0.92 adalah Mixed Type (Diurnal Dominant)
0 - 0,25
= semi diurnal
0,25 - 1,5
= mixed type (semi diurnal dominant)
1,5 - 3,0
= mixed type (diurnal dominant)
>3,0
= diurnal
Tabel 3-14: Tipe Pasang Surut Berdasarkan Bilangan Formzhal
Bilangan Formzall
(F)
Tipe Pasang Surut
Keterangan
F < 0.25
Pasang harian ganda (semidiurnal)
Dalam 1 hari terjadi 2 kali air pasang dan 2 kali air surut dengan
ketinggian yang hampir sama dan terjadi berurutan secara teratur.
Periode pasang surut rata-rata adalah 12 jam 24 menit.
0.25 < F < 1.5
Campuran, condong ke semi diurnal
Dalam 1 hari terjadi 2 kali air pasang dan 2 kali air surut dengan
ketinggian dan periode yang berbeda.
1.5