BAB I PENDAHULUAN - Analisis Stock Selection Skills dan Market Timing Abiliites Manajer Investasi Terhadap Reksa Dana Saham Periode 2010-2013

BAB I PENDAHULUAN

   

1.1 Latar Belakang

  Pada era globalisasi seperti zaman sekarang, perkembangan ekonomi semakin kompleks sehingga memunculkan beragam alternatif dalam berinvestasi.

  Investasi adalah suatu bentuk penanaman sejumlah dana, baik dalam bentuk uang maupun barang yang dikemudian hari diharapkan dapat memberikan hasil.

  Investasi dapat berupa aset berwujud (riil) dan juga aset tidak berwujud (aset finansial). Aset berwujud dapat dikelompokkan menjadi beberapa aset, yakni: tanah, mesin, bangunan, dan sebagainya, sedangkan aset finansial dapat dikelompokkan menjadi: saham, obligasi, deposito, future, reksa dana, dan sebagainya.

  Investasi telah menjadi suatu kebutuhan yang tidak dapat dihindarkan dari masyarakat dewasa ini. Alternatif investasi yang beragam membuat masyarakat pemodal dihadapkan pada suatu masalah yang berkaitan dengan pemilihan instrumen investasi yang memiliki tingkat pengembalian dan risiko tertentu.

  Setiap investor pasti mengharapkan pengembalian (return) yang besar dari tiap investasi yang dilakukannya. Namun terkadang besarnya return dari suatu investasi akan dibarengi dengan risiko yang tinggi pula. Oleh karena itu, untuk mengurangi risiko yang ada para investor perlu memperhatikan aspek dari return dan risiko yang dilakukannya dengan melakukan diversifikasi pada instrumen investasinya.

  Pembelian aset finansial sendiri dapat dilakukan di pasar modal. Negara Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang memerlukan dukungan dana yang cukup besar yang dapat diperoleh dari kegiatan investasi lewat peran pasar modal sebagai sumber pendanaan pembangunan jangka panjang. Indonesia telah mencatat perkembangan yang cukup menggembirakan, hal ini terbukti dari meningkatnya jumlah investasi yang tercatat di dalam pasar modal.

  Investasi dalam dilakukan dalam dua cara. Pertama, para investor dapat melakukan investasi secara langsung dengan membeli surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal, seperti saham, obligasi, future, reksa dana, dan sebagainya. Kedua, investasi dilakukan melalui lembaga-lembaga investasi yang menghimpun dana dari masyarakat (investor) lalu dana tersebut akan diinvestasikan kembali untuk membeli surat berharga di pasar modal seperti reksa dana.

  Perkembangan reksa dana dewasa ini semakin meningkat seiring dengan majunya perekonomian suatu bangsa dan berkembangnya pasar modal. Namun sungguh mengejutkan masih banyak masyarakat yang belum mengenal apa yang dimaksud tentang reksa dana, padahal reksa dana telah cukup lama berkembang di Indonesia, yaitu sejak tahun 1995.

  Reksa dana menurut UU No. 8 tahun 1995 pasal 1 ayat 27 didefinisikan sebagai “wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi”. Berdasarkan definisi tersebut, jelas bahwa reksa dana merupakan kumpulan dana dari masyarakat yang kemudian diinvestasikan ke dalam saham, obligasi, deposito, pasar uang ataupun efek/ sekuriti lainnya.

  Saat ini telah tersedia beragam reksa dana yang bertujuan menyediakan suatu peluang investasi sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan finansial mereka di kemudian hari. Namun masih banyak masyarakat yang beranggapan bahwa reksa dana adalah suatu instrumen investasi yang hanya dapat dimiliki oleh para pemodal besar. Kesalahpahaman akan reksa dana ini pun terjadi karena kurangnya sosialisasi dari lembaga-lembaga investasi. Padahal selain berbiaya relatif rendah, reksa dana sangat cocok bagi para investor pemula. Bagi masyarakat dengan keterbatasan biaya, tidak adanya waktu untuk menganalisis pasar, dan kurangnya pengetahuan serta keahlian dalam menghitung risiko atas investasi, maka reksa dana dapat menjadi jalan keluar untuk mengatasi hal-hal tersebut dimana perusahaan reksa dana (manajer investasi) akan membantu masyarakat dalam berinvestasi.

  Berinvestasi pada reksa dana merupakan bentuk diversifikasi investasi, yaitu suatu bentuk investasi yang menyebar dalam beberapa alat investasi yang diperdagangkan di dalam pasar modal sehingga memperkecil kemungkinan risiko yang akan timbul. Bila terjadi kerugian pada salah satu instrumen, maka hal tersebut masih dapat dinetralisir dengan profit yang didapatkan dari instrumen investasi lainnya.

  Berinvestasi di reksa dana mempunyai berbagai macam keuntungan (dalam Cahyono, 2000 : 47-51), yakni: 1.

  Dikelola oleh manajer investasi yang professional.

2. Kenyamanan dan kemudahan dalam berinvestasi.

  3. Diversifikasi investasi (memperkecil risiko).

  4. Biaya rendah.

  5. Harga terjangkau.

  6. Transparansi informasi.

  7. Likuiditas tinggi.

  8. Keringanan pajak.

  Di Indonesia terdapat beragam jenis reksa dana yang ditawarkan tergantung pada tujuan dari investasi masyarakat. Sebelum memulai investasi pada reksa dana tentu kita harus mengetahui beberapa jenis reksa dana tersebut. Reksa dana yang menawarkan return rendah akan diiringi dengan risiko yang rendah. Sedangkan reksa dana dengan return tinggi akan dibarengi dengan risiko yang tinggi pula. Menurut Bapepam dalam Cahyono (2002 : 60) reksa dana dapat dikelompokkan sebagai berikut:

  1. Reksa dana saham, yaitu reksa dana yang melakukan investasi sekurang- kurangnya 80% dari portofolio yang dikelolanya ke dalam efek yang bersifat ekuitas (saham).

  2. Reksa dana campuran, yaitu reksa dana yang melakukan investasi dalam efek ekuitas dan efek obligasi yang perbandingannya tidak termasuk ke dalam kategori reksa dana pendapatan tetap dan reksa dana saham.

  3. Reksa dana pendapatan tetap, yaitu reksa dana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% ke dalam efek yang bersifat hutang.

  4. Reksa dana pasar uang, yaitu reksa dana yang melakukan investasi 100% pada efek pasar uang (berjangka kurang dari 1 tahun).

  Perkembangan reksa dana di Indonesia telah mencatat pertumbuhan yang cukup pesat yang dapat kita lihat melalui pertumbuhan NAB (Nilai Aktiva Bersih). NAB merupakan dana yang dikelola oleh manajer investasi dalam reksa dana. Melalui Gambar 1.1 dapat dilihat perkembangan NAB reksa dana sampai sekarang. NAB yang disajikan dibawah merupakan NAB dari semua manajer investasi yang berjumlah 76 dan masih aktif dan terdaftar di website Bapepam.

  Sumber: bapepam.go.id (Data Diolah, 2014)

Gambar 1.1 Perkembangan Reksa Dana dari 2008-2014

  Perkembangan  Reksa Dana 250.000.000.000.000,00 Perkembangan

   Reksa Dana 200.000.000.000.000,00 150.000.000.000.000,00 100.000.000.000.000,00

  50.000.000.000.000,00 0,00

Gambar 1.1 menunjukkan perkembangan reksa dana dari tahun 2008 – 2014 yang terus meningkat dimana selalu terjadi kenaikan NAB (Nilai Aktiva

  Bersih) setiap tahun. Pada tahun 2008 total NAB adalah sebesar 73,259,964,417,955.25, pada tahun 2009 total NAB adalah sebesar 109,959,523,922,678.70, pada tahun 2010 total NAB adalah sebesar 139,096,653,052,739.75, pada tahun 2011 total NAB adalah sebesar 163,124,028,249,957.91, pada tahun 2012 total NAB adalah sebesar

  182,567,875,953,169.78, pada tahun 2013 total NAB adalah sebesar 185,206,340,958,430.28, dan pada tahun 2014 total NAB adalah sebesar 205,929,658,515,033.04. Perkembangan reksa dana yang terus mengalami kenaikan ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia menaruh harapan yang tinggi terhadap investasi tersebut.

  Reksa dana juga memiliki kinerja yang berbeda-beda yang dapat dilihat dari nilai aktiva bersih setiap jenis reksa dana. Kinerja setiap reksa dana dilihat dari NAB September 2014 yang terdaftar di Bapepam dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut ini.

Tabel 1.1. NAB Reksa dana No Jenis Reksa dana Nilai Aktiva Bersih (NAB)

  1 Reksa dana Saham 86.151.633.044.153,64

  2 Reksa dana Campuran 18.783.324.917.692,61

  3 Reksa dana Pendapatan Tetap 28.755.067.658.545,98

  4 Reksa dana Pasar Uang 15.623.151.776.715,53 149.313.177.397.108,76

  Total

  Sumber: bapepam.go.id (Data Diolah, 2014)

Tabel 1.1 menunjukan fenomena NAB setiap jenis reksa dana pada

  September 2014. Tabel 1.1 menunjukan NAB yang paling tinggi persentasenya ada pada jenis reksa dana saham, yaitu sebesar 86.151.633.044.153,64. Sebagai salah satu jenis instrumen investasi reksa dana, reksa dana saham memfokuskan portofolio investasinya pada instrumen berbentuk saham dengan jumlah sekurang- kurangnya 80% dari total asset investasinya.

  Dibandingkan reksa dana campuran, pendapatan tetap, dan pasar uang, reksa dana saham memberikan potensi pertumbuhan nilai investasi yang lebih besar, demikian juga risikonya. Reksa dana saham menjadi alternatif menarik bagi investor yang mengerti potensi investasi pada saham untuk jangka panjang sehingga dana yang digunakan untuk berinvestasi merupakan dana untuk kebutuhan jangka panjangnya. Maka selain harus mengerti bahwa investasi saham merupakan investasi jangka panjang, investor juga harus mengerti dan bersedia menerima risiko investasi yang menyertainya (Pratomo & Nugraha, 2009).

  Setelah mengetahui tingkat risiko atau tingkat pengembalian yang diinginkan, investor juga secara mendasar harus mengenal cara manajer investasi mengelola produknya yang biasa dikenal dengan manajemen portofolio. Manajemen portofolio ini terbagi dalam dua strategi atau cara pengelolaan, yaitu strategi portofolio aktif dan strategi portofolio pasif. Portofolio yang dikelola aktif memiliki tingkat harapan pengembalian selalu berubah. Cara pendekatan terhadap strategi aktif adalah melalui pengukuran, kemampuan pemilihan sekuritas (stock selection ability) untuk pembentukan portofolio yang optimal, dan kemampuan market timing (Tandelilin, 2001).

  Kemampuan pemilihan sekuritas adalah kemampuan manajer investasi dalam memilih efek sekuritas yang tepat untuk dimasukkan atau dikeluarkan dari portofolio reksa dana dengan tujuan memberikan tingkat pengembalian yang lebih baik daripada tingkat pengembalian normal.

  Reksa dana memiliki risiko dan return yang berbeda-beda. Dibutuhkan analisa yang tepat agar reksa dana memberikan pengembalian yang seperti yang diharapkan. Melalui pemilihan reksa dana dengan kinerja yang baik maka diharapkan dapat memberikan imbal hasil yang tinggi dan memperkecil risiko yang akan terjadi, hal utama yang umumnya digunakan untuk menjadi bahan pertimbangan oleh investor adalah tinggi rendahnya harga atau NAB (Nilai Aktiva Bersih), risiko, laporan berkala reksa dana, dan komunikasi dengan manajer investasi.

  Namun yang menjadi permasalahan adalah bagaimana investor dapat memilih manajer investasi yang tepat dari sekian banyak manajer investasi yang ada sehingga mampu memberikan return yang baik bagi investor dimana reksa dana mengalami kenaikan dari periode sebelumnya dan return reksa dana lebih besar dari return pasar. Dalam rangka menjawab permasalahan ini, maka dilakukan penelitian ini dengan memfokuskan pada kinerja dari reksa dana berdasarkan pada stock selection skills dan market timing abilities masing-masing manajer investasi. Stock selection skills adalah kemampuan manajer untuk mengidentifikasi dan memilih saham/sekuritas yang mispriced dan memberikan potensi keuntungan di masa mendatang, sedangkan market timing abilities adalah kemampuan manajer investasi untuk bereaksi terhadap antisipasi perubahan harga dari suatu saham/sekuritas dengan cara menginvestasikan dananya atau menarik dananya dari suatu investasi secara tepat waktu.

  Penelitian mengenai kemampuan stock selection skills dan market timing telah menarik perhatian banyak peneliti di berbagai negara. Gallagher,

  abilities

  2006 dalam Houyensyah, 2012 menemukan tentang kinerja pendanaan pada dana pensiun di Australia dan hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa manajer investasi di Australia mempunyai ketepatan dalam hal market timing yang baik, dan beberapa manajer investasi memiliki stock selection skills yang baik. Melalui penelitian Gallagher dikatakan bahwa bila seorang manajer investasi memiliki

  

stock selection skills yang baik, maka biasanya buruk dalam hal market timing.

  Begitu juga sebaliknya, manajer investasi yang mempunyai market timing abilities yang baik akan cenderung buruk dalam stock selection skills.

  Penelitian di Indonesia dilakukan oleh Waelan (2008), dimana ia telah melakukan penelitian yang membahas tentang pengaruh stock selection dan

  

market timing manajer investasi di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitiannya

  menunjukkan bahwa manajer investasi reksa dana saham di Bursa Efek Indonesia tidak memiliki stock selection skills yang baik, sedangkan untuk market timing

  abilities walaupun ada namun masih sangat kecil dan tidak signifikan.

  Panjaitan (2011) menemukan bahwa secara umum manajer investasi reksa dana saham di Indonesia tidak memiliki stock selection skills yang

  undervalue yang dapat mengalahkan kinerja pasar dan tidak memiliki market

  yang baik dimana manajer investasi kurang optimal dalam

  timing abilities merubah komposisi portofolio reksa dananya sesuai dengan tren pasar.

  Tidak ada jaminan bahwa kinerja reksa dana yang baik di masa lalu akan dapat berkinerja baik di masa yang akan datang. Namun melalui model pengukuran yang tepat maka hal tersebut dapat diestimasikan dengan baik.

1.2 Perumusan Masalah

  Adanya strategi pengelolaan potofolio yang dilakukan oleh manajemen investasi merupakan hal yang harus diperhatikan dalam memilih reksa dana, apakah manajer investasi pada reksa dana yang telah dipilih memiliki stock

  

selection skills dan market timing abilities. Berdasarkan latar belakang

  permasalahan yang telah diuraikan, permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

  1. Apakah manajer investasi reksa dana saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) memiliki stock selection skills yang baik?

  2. Apakah manajer investasi reksa dana saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) memiliki market timing abilities yang baik?

  3. Apakah terdapat trade-off antara stock selection skills dengan market

  timing abilities manajer investasi di Bursa Efek Indonesia (BEI)?

  1.3 Tujuan Penelitian

  1. Untuk mengetahui apakah manajer investasi reksa dana saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) memiliki stock selection skills yang baik.

  2. Untuk mengetahui apakah manajer investasi reksa dana saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) memiliki market timing abilities yang baik.

  3. Untuk mengetahui apakah terdapat trade-off antara stock selection skills dengan market timing abilities manajer investasi di Bursa Efek Indonesia (BEI).

  1.4 Manfaat Penelitian

  1. Bagi investor Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan menjadi bahan pertimbangan bagi investor guna memilih manajer investasi mana yang dapat memberikan return yang lebih baik, yang dapat dilihat dari kemampuan memilih saham (stock selection skills) dan market timing abilities.

  2. Bagi penulis Penelitian ini diharapkan dapat memperluas dan mengembangkan pengetahuan serta wawasan penulis sehingga dapat mengimplementasikan ilmu yang didapatkan selama di perkuliahan.

  3. Bagi masyarakat Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai kinerja manajer investasi terhadap reksa dana saham di Indonesia sehingga bisa dijadikan acuan dalam menginvestasikan dananya di reksa dana dalam rangka memaksimumkan return.

  4. Bagi manajer investasi Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada manajer investasi sebagai masukan untuk menilai kinerja reksa dana yang dikelolanya dan reksa dana lain dalam usaha pengembangan jasa keuangannya.

Dokumen yang terkait

Analisis Kinerja Reksa Dana dengan Metode Sharpe, Metode Treynor dan Metode Sortiono (Studi pada Reksa Dana Saham di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2012-2014)

2 95 147

Analisis Stock Selection Skills dan Market Timing Abiliites Manajer Investasi Terhadap Reksa Dana Saham Periode 2010-2013

6 95 117

Analisis Pengukuran Kinerja Reksa Dana Saham dan Pembentukan Portofolio Optimal Pada Instrumen Reksa Dana Saham

4 71 105

Analisis Kinerja Reksa Dana dengan Metode Sharpe, Metode Treynor dan Metode Sortiono (Studi pada Reksa Dana Saham di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2012-2014)

0 0 24

2.1.1.2 Tujuan Investasi - Analisis Kinerja Reksa Dana dengan Metode Sharpe, Metode Treynor dan Metode Sortiono (Studi pada Reksa Dana Saham di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2012-2014)

0 1 26

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Kinerja Reksa Dana dengan Metode Sharpe, Metode Treynor dan Metode Sortiono (Studi pada Reksa Dana Saham di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2012-2014)

0 0 15

BAB I PENDAHULUAN - Analisis Pengaruh Kebijakan Investasi Terhadap Perkembangan Investasi di Sumatera Utara

0 0 12

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Hubungan Hukum Para Pihak dalam Reksa Dana Perseroan terkait Transaksi Reksa Dana Saham

0 0 20

Analisis Stock Selection Skills dan Market Timing Abiliites Manajer Investasi Terhadap Reksa Dana Saham Periode 2010-2013

1 1 24

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Analisis Stock Selection Skills dan Market Timing Abiliites Manajer Investasi Terhadap Reksa Dana Saham Periode 2010-2013

0 0 25