peranan kimia dalam pertanian dalam

MAKALAH
KIMIA PERTANIAN

“PERANAN ILMU KIMIA DALAM BIDANG
PERTANIAN”

Oleh
Muh Adil Perkasa M
Jurusan budidaya tanaman perkebunan
Politani Pnagkep
2015/2016

Daftar isi
Kata Pengantar…………………………………….1
Daftar isi………………………………………...…2
Bab I Pendahuluan………………………………...3
1.1
1.2
1.3

Latar belakang……………………………3

Rumusan masalah………………………..4
Tujuan…………………………………....4

Bab II Pembahasan…………………………………5
2.1 Pengertian ilmu kimia……………………..5
2.2 Zat kimia dalam Pertanian…………………6
2.3 Dampak Penggunaan Zat Kimia...................7
Bab III Penutup…………………………………….8
3.1 kesimpulan………………………………..8
3.2 saran……………………………………....8

Kata Pengantar
Puji syukur kita panjatkan kepada tuhan yang maha esa, atas
pertolongan, rahmat dan karunianya penyusunan makalah ini sebagai
tugas mata kuliah kimia pertanian selesai saya susun dengan apa yang
diharapkan. Dan tak lupa saya berterima kasih kepada pihak yang
membantu menyelesaikan tugas ini.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memberikan gambaran
bagaimana peranan ilmu kima dalam bidang pertanian,


6 Agustus 2015
Pangkep

Muh Adil Perkas M

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Tidak dipungkiri lagi, di era modern ini kita dituntut untuk
melakukan suatu kemajuan dan perkembangan. Tidak terkecuali
pertanian, kegiatan pertanian sebenarnya sudah dilakukan sejak lama.
Dengan bertambahnya tahun, orang-orang mulai berpikir dan mulai
menemukan hal-hal yang membantu mereka dalam kegiatan
pertanian. Kimia adalah suatu ilmu yang mengkaji tentang sifat dan
ciri suatu zat. Kimia dan teori-teorinya sudah lama ditemukan dan
dikemukakan oleh para ahli pada tiap-tiap zaman. Pada zaman
sekarang ilmu kimia sudah menyangkup banyak bidang termasuk
bidang pertanian. Pertanian adalah kegiatan yang menyangkut tentang
tanaman. Lalu apa hubungan tanaman dan kimia? Tanaman dalam
proses fotosintesis mengambil makanan dari tanah, tanaman
membutuhkan unsur-unsur atau mineral yang terkandung dalam

tanah. Unsur atau mineral inilah yang diteliti dan dikembangkan oleh
para ahli kimia. Unsur atau mineral yang dibutuhkan tanaman ini
disebut unsur hara.

1.2 Rumusan Masalah
a. Pengertian Ilmu Kimia
b. Zat Kimia Dalam Pertanian
c. Dampak Zat Kimia

1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui apa itu ilmu kimia
b. Untuk mengetahui zat kimia apa saja yang berperan dalam
pertanian
c. Untuk mengetahui dampak dari penggunaan zat kimia dalam
bidang petanian

BAB II PEMBAHASAN
2.1 pengertian ilmu kimia
Bila kita mendengar kata kimia, apalagi kata bahan kimia, mungkin kita
menjadi apriori. yang terbayang di benak kita adalah bahan yang harus dihindari

karena berbahaya, beracun, bahkan bisa meledak. Padahal sebenarnya kita akrab
dengan kimia, akrab dengan bahan kimia. Bahan kimia ada dimana- mana, kita
tidak bisa hidup tanpa bahan kimia. Bahkan, kita tidak akan ada jika tidak ada
bahan kimia. Mengapa? Karena tubuh kita sebenarya adalah bahan kimia.
Sikap alergi kita terhadap istilah kimia/bahan kimia memang tidak bisa
dipersalahkan begitu saja. Karna di masyarakat istilah ini telah mengalami
penyempitan arti. istilah bahan kimia biasa digunakan untuk bahan-bahan
buatan (sintetis) yang berbahaya. Sehingga muncul istilah bahan alami sebagai
lawan dari bahan kimia. Dalam ilmu kimia, yang dimaksud dengan bahan kimia
adalah semua benda yang ada di alam ini (termasuk di jagat raya).
Ranah/Keluarga
Seperti kita ketahui bersama, kimia berada pada ranah ilmu pengetahuan alam.
Ini berarti, kimia bersaudara dengan biologi dan fisika. Karena berada pada
ranah ilmu pengetahuan alam, maka ilmu kimia bersifat empirik.
Asal Kata
Berbeda dengan biologi yang berasal dari bahasa Yunani, istilah kimia berasal
dari bahasa Arab: Al-Kimiya yang memiliki arti perubahan benda/zat. Jadi
jangan heran jika dalam pelajaran kimia kita akan menemukan istilah-istilah
berbau bahasa Arab, sebut saja: al-kana, al-kena, al-kuna, al-dehid, al-kanon, alkohol, dll. Karena berasal dari bahasa Arab, maka kimia memiliki teman satu
angkatan/generasi antara lain: Al-jabar, Al-goritma, dan Ar-ritmatik.

Definisi Umum
Secara umum ilmu kimia didefinisikan sebagai: ilmu yang mempelajari
perubahan zat dan energi yang menyertainya.
Perubahan zat yang dimaksud adalah perubahan yang menghasilkan zat jenis
baru. Misalnya pada pembakaran kayu, kayu akan berubah menjadi arang.
Energi yang dimaksud adalah energi yang menyertai perubahan zat tersebut,
apakah melepaskan energi (biasanya berupa panas) atau memerlukan energi.
Perubahan wujud (mencair, meleleh, menyublim, dsb) bukan termasuk
perubahan kimia. Es batu yang dipanaskan akan mencair, kemudian lamakelamaan menguap, bukanlah perubahan kimia. Hal ini dikarenakan tidak
terjadi perubahan zat, dengan kata lain zatnya tetap, yaitu air (H2O). Perubahan
yang terjadi hanyalah perubahan wujud, yaitu : air es (padat) – air (cair) – uap
air (gas).

2.2 Zat Kimia dalam Pertanian
Bahan kimia pertanian adalah bahan kimia sintetik maupun non-sintetik (atau
biosintetik) yang diterapkan dalam bidang pertanian. Contoh penggunaan utama
bahan kimia pertanian adalah pestisida dan pupuk.[1][2][3] Berbagai bahan kimia
pertanian cenderung bersifat toksik dan penyimpanannya dalam jumlah besar
memiliki risiko bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Di berbagai negara,
pembelian bahan kimia pertanian dalam jumlah besar membutuhkan persetujuan

instansi terkait demi membatasi kadar paparan bahan kimia terhadap lingkungan
dan manusia di daerah penerapannya.
Fungsi dan Pengaruh Unsur Hara
C,H,O,N,P dan K merupakan contoh unsur hara. C,H dan O didapat oleh sebuah
tanaman melalui senyawa CO2 dan H2
O. Unsur N digunakan tanaman dalam bentuk nitrat tetapi unsur N banyak
diudara dalam bentuk N2
. Unsur N digunakan tanaman untuk membantu dalam pertumbuhan, terutama
batang dan daun. Unsur P atau fosfor digunakan tanaman untuk pembentukan
akar dan asimilasi tanaman. Unsur K atau kalium membantu dalam
pembentukan protein dan karbohidrat selain itu juga berfungsi memperkuat
bunga dan buah.
Unsur-unsur tersebut diambil oleh tanaman dari tanah. Tanaman yang tidak
difungsikan oleh manusia akan mati dan mengembalikan unsur-unsur tersebut
ke tanah. Tetapi pada lahan tanah yang dipanen atau difungsukan oleh manusia
otomatis tanaman tidak mengembalikan unsur tersebut ke tanah dengan kata
lain unsur hara pada tanah berkurang. Pada pertanian tradisional masyarakat
menanam polong-polongan untuk mengembalikan kesuburan tanah karena
polong-polongan mengikat langsung nitrogen dari udara dan nantinya diubah
menjadi senyawa amonia bersama bakteri tanah. Pada pertanian moderen hal ini

tidak efektif, para ahli dan pakar kimia mencari pemecahan masalah ini dan
didapati yang namanya pupuk. Misal pada pemupukan N terhadap produksi
tanaman padi toleran rendaman. Tanaman padi akan tumbuh dan memiliki nilai
produksi yang maksimal apabila di beri pupuk yang mengandung unsur
Nitrogen (N) dengan takaran yang sesuai. Namun berbeda cerita apabila
tanaman padi tersebut terendam banjir. Apabila tanaman padi terendam banjir
maka produksinya akan berkurang di akibatkan oleh kekurangan oksigen
karena difusi oksigen terhambat oleh air. Maka pemupukan yang dilakukan
tidak sama seperti kondisi normal. Oleh karena itu kita harus mengetahui
seberapa besar peranan pemupukan N terhadap padi yang terendam banjir.
Setelah dilakukan beberapa percobaan maka dapat diketahui bahwa padi yang
terendam banjir tumbuh lebih lambat daripada yang tidak terendam banjir.
Sedangkan pertumbuhan tanaman yang terendam banjir akan lebih stabil
apabila di beri pupuk urea briket sebesar 300 kg / hektar. Dimana urea adalah
senyawa organik yang tersusun atas unsur karbon, hidrogen, oksigen, dan
nitrogen. Dengan kandungan nitrogen yang dominan sekitar 46 persen. Maka
dari itu
peranan unsur hara atau unsur kimia sangat penting dalam menunjang
pertumbuhan dan produksi tanaman


2.3 Dampak Penggunaan zat Kimia
Alasan utama kenapa pupuk kimia dapat menimbulkan pencemaran pada tanah
karena dalam prakteknya, banyak kandungan yang terbuang. Penggunaan pupuk
buatan (an-organik) yang terus-menerus akan mempercepat habisnya zat-zat
organik, merusak keseimbangan zat-zat makanan di dalam tanah, sehingga
menimbulkan berbagai penyakit tanaman.
Pupuk kimia adalah zat substansi kandungan hara yang dibutuhkan oleh
tumbuhan. Akan tetapi seharusnya unsur hara tersebut ada di tanah secara alami
dengan adanya siklus hara tanah misalnya tanaman yang mati kemudian
dimakan binatang pengerat/herbivora, kotorannya atau sisa tumbuhan tersebut
diuraikan oleh organisme seperti bakteri, cacing, jamur dan lainnya. Siklus
inilah yang seharusnya dijaga, jika menggunakan pupuk kimia terutama bila
berlebihan maka akan memutuskan siklus hara tanah tersebut terutama akan
mematikan organisme tanah, jadinya akan hanya subur di masa sekarang tetapi
tidak subur di masa mendatang.
Untuk itu sebenarnya perlu dijaga dengan pola tetap menggunakan pupuk
organik bukan pupuk kimia. Dampaknya zat hara yang terkandung dalam tanah
menjadi diikat oleh molekul-molekul kimiawi dari pupuk sehingga proses
regenerasi humus tak dapat dilakukan lagi. Akibatnya ketahanan tanah/daya
dukung tanah dalam memproduksi menjadi kurang hingga nantinya tandus. Tak

hanya itu penggunaan pupuk kimiawi secara terus-menerus menjadikan
menguatnya resistensi hama akan suatu pestisida pertanian. Masalah lainnya
adalah penggunaan Urea biasanya sangat boros. Selama pemupukan Nitrogen
dengan urea tidak pernah maksimal karena kandungan nitrogen pada urea hanya
sekitar 40-60% saja. Jumlah yang hilang mencapai 50% disebabkan oleh
penguapan, pencucian (leaching) serta terbawa air hujan (run off).
Efek lain dari penggunaan pupuk kimia juga mengurangi dan menekan populasi
mikroorganisme tanah yang bermanfaat bagi tanah yang sangat bermanfaat bagi
tanaman. Lapisan tanah yang saat ini ada sudah parah kondisi kerusakannya
oleh karena pemakaian pupuk kimia yang terus menerus dan berlangsung lama,
sehingga mengakibatkan:
a. Kondisi tanah menjadi keras
b. Tanah semakin lapar dan haus pupuk
c. Banyak residu pestisida dan insektisida yang tertinggal dalam tanah
d. Mikroorganisme tanah semakin menipis
e. Banyak Mikroorganisme yang merugikan berkembang biak dengan baik
f. Tanah semakin miskin unsur hara baik makro maupun mikro
g. Tidak semua pupuk dapat diserap oleh tanaman.

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Peranan ilmu kimia dalam bidang pertanian sangatlah penting untuk
meningkatkan hasil produksi jika digunakan dengan bijak dan tidak berlebihan
sehingga tidak membahayakan bagi kita.

3.2 Saran
Penggunaan zat kimia harus dimanfaatkan dengan sebaik baiknya dalam bidang
pertanian tentunya dengan tidak secara berlebihan sehingga malah
menjadikannya sebagai racun.