REFLEKSI SOSIAL POLITIK AWAL TAHUN

Merindukan Idealisme Pemimpin
(Refleksi Sosial - Politik Awal Tahun)
Oleh
Efri Hartono dan Rifky Riswan Tanjung
Mahasiswa Sosiologi – FISIP UBB
Berlalunya tahun 2012 telah menyisahkan berbagai polemik kehidupan sosial dan
politik di berbagai daerah. Suka duka sudah menjadi hal biasa dirasakan masyarakat dari
berbagai elemen ketika berada pada era 2012. Berbagai aktifitas politik ditahun lalu yang
baru beberapa hari kita lewati bersama ternyata menyisahkan banyak cerita, terutama di
bidang sosial dan politik. Bukan untuk ditutupi lagi, kesenjengan sosial, dan kemiskinan di
kota – kota dan daerah bukan menjadi cerita baru. Banyaknya permasalahan yang dilakukan
oleh punggawa politik negeri seperti korupsi, bahkan keefektifan kinerja mereka hingga
kasus moralitas pejabat daerah yang hadir mewarnai akhir tahun 2012.
Memasuki tahun 2013, berarti kita telah memulai cerita baru, terutama aktiftas di
ranah dunia politik. Di tahun 2013 ini, kita pasti akan melakukan pemilihan umum (Pemilu)
lagi untuk memilih calon walikota, kepala daerah, dan anggota legislatif . Beribu visi dan
misi mereka pastinya sudah siap dicanangkan untuk membangun negeri yang tercinta.
Dimulai dari perencanaan program, partisipasi politik, dan promosi partai dengan menuliskan
visi serta misi mereka di atas spanduk. Tak lain hal tersebut berguna untuk menarik simpati
dari masyarakat yang menjadi calon pencoblos mereka ketika pesta demokrasi dilaksanakan.
Berbicara tentang visi dan misi para pencalon, pastinya selalu bertujuan untuk

membangun serta meningkatkan daerah yang mereka tujuankan, menuju kesuksesan atau
kemakmuran. Namun jika kita memandang beberapa waktu lalu terkait dengan janji politik,
munculah suatu pertanyaan mendasar. Apakah itu semua sudah teralisasikan, berjalan penuh
efektif?, atau apa mungkin realisasi visi dan misi tersebut dilakukan hanya sekedar saja?
Ya, ternyata janji hanyalah sebuah janji, bukan untuk ditepati. Hal itu terbukti jelas
dan bukan menjadi rahasia umum jika kini rasa kepercayaan masyarakat mulai runtuh
terhadap dunia politik.

Merindukan Rindu Idealisme Pemimpin
Tanpa sadar pesta demokrasi akan bergulir lagi di berbegai daerah. Akan tetapi lagi
dan lagi, rasa kepercayaan masyarakat terhadap dunia politik mulai runtuh. Harapan mereka
terasa terbunuh oleh senjata pembunuh masal. Rakyat tidak lagi percaya terhadap janji yang
tergambaar melalui topeng idealisme punggawa politik.
Sudah menjadi hal yang biasa, masyarakat mulai terpengaruh oleh janji atau visi
mereka. Ditandai dengan gaya kempanye politik seperti menempel spanduk, memberikan pin,
yang bertuliskan dan bergambar wajah para caron pejebat publik, sebelum pesta yang katanya
untuk rakyat dilaksanakan. Tapi kembali pada realitas sebelumnya, sampai sekarang hanya
setengah dari visi dan misi itu berjalan sedangkan setengahnya lagi tidak terealisasikan
dengan baik. Sehingga banyak harapan masyarakat yang mengharapkan visi dan misi itu
berjalan dengan telah di pilihnya pasangan yang telah membuat visi dan misi mengenai

pekerjaannya. Sebagai contoh kecil yang ada disekeliling kita. Ada sepasang calon yang
menyalonkan dirinya menjadi kepala daerah, mereka membuat visi dan misi untuk menggaet
kalangan petani sebagai pemenuh suara demokrasinya. Secara otomatis kejadian yang
berulang ini memikat perhatian pada kelompok petani. Namun alhasil, memang menjadi
sebuah formalitas saja, visi dan misi untuk rakyat petani hanya dongen belaka. Jadi semua
yang di harapkan oleh para petani tersebut hanya sebuah pengharapan yang sia – sia dan bisa
di sebutkan nol besar visi dan misinya untuk petani tersebut. Lalu masyarakat hanya
merindukan idealisme pemimpin yang telah memudar termakan waktu.
Refleksi Sosial – Politik Awal Tahun 2013
Inilah dunia politik, kebijakan dan pelayanan publik dinilai seakan timpang sebelah
tahun lalu. Suatu dilema ketika praktik punggawa politik sudah tidak lagi dipercayai oleh
masyarakat. Memang sulit untuk menggabungkan idealisme dan realitas, hal ini terbukti
ketika tahun 2012 lalu. Ketika punggawa politik “beridealisme” saat kampanye ria, namun
saat menggabungkan idealisme tersebut mereka termakan realitas dunia yang seakan
menyandera kinerja mereka.
Pelayanan publik terkait janji “visi – misi” dan proses realisasi ketika pejabat dilantik
merupakan masalah kunci, terkait fenomena moralitas para pemangku kepentingan tahun
lalu. Hal ini lah yang patut kita rubah, dan menjadi pemikiran kita bersama. Beragamnnya
fenomena politik tahun 2012 menjadi suatu pelajaran yang berarti sebagai pembuka awal
tahun 2013.


Menghadapi awal tahun serta perjalanan menjelang pesta demokrasi tingkat daerah
yang akan datang, tak salah jika kita mencoba merubah dan belajar dari fenomena tahun lalu.
Membuka gerbang pemikiran serta rasa kepercayaan masyarakat terhadap dunia politik
menjadi keharusan bersama. Tak salah pula kita mencoba berkaca pada gaya “unik” Jokowi
yang mampu membangun dan memeberi gebrakan baru hingga rasa kepercayaan masyarakat
akan dirinya dan dunia politik di Jakarta mulai bangkit.
Mari melangkah bersama dan manjadikan pengalaman tahun lalu menjadi pelajaran
bersama. Sehingga cita – cita rakyat yang tertera dalam UUD 1945 dan Pancasila tidak hanya
menjadi dongeng kepada anak kita. Maju bergegeas!!

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANDANWANGI MALANG

37 211 19

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

KOMPETENSI SOSIAL PADA REMAJA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER PASKIBRA DAN TIDAK MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER PASKIBRA

5 114 59

ANALISIS PROSES PENYUSUNAN PLAN OF ACTION (POA) PADA TINGKAT PUSKESMAS DI KABUPATEN JEMBER TAHUN 2007

6 120 23

ERBANDINGAN PREDIKSI LEEWAY SPACE DENGAN MENGGUNAKAN TABEL MOYERS DAN TABEL SITEPU PADA PASIEN USIA 8-10 TAHUN YANG DIRAWAT DI KLINIK ORTODONSIA RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT UNIVERSITAS JEMBER

2 124 18

HUBUNGAN ANTARA KONDISI EKONOMI WARGA BELAJAR KEJAR PAKET C DENGAN AKTIVITAS BELAJAR DI SANGGAR KEGIATAN BELAJAR KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN PELAJARAN 2010/2011

1 100 15

INTENSI ORANG TUA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MENIKAHKAN ANAK PEREMPUAN DI BAWAH USIA 20 TAHUN DI KECAMATAN PAKEM KABUPATEN BONDOWOSO

10 104 107