ANALISIS TINGKAT PEMAHAMAN MAHASISWA MUS

POLITIK DAN ISLAM
ANALISIS TINGKAT PEMAHAMAN MAHASISWA MUSLIM FPEB UPI DALAM
MEMILIH PRESIDEN BEM REMA UPI YANG SESUAI DENGAN PERSPEKTIF
ISLAM
Laporan Penelitian
(Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Seminar Pendidikan Agama Islam)

Oleh :
Aghni Aulia Aziz

1505675

Amani Fadhilah

1504164

Suci Wulan Sari

1507215

Syifa Puteri Utami


1501531

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2018

KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim…
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
penelitian yang berjudul “Analisis tingkat pemahaman mahasiswa aktivis dan non aktivis
FPEB UPI dalam memilih Presiden BEM REMA UPI yang sesuai dengan perspektif
islam”.
Penulis menyadari sepenuhnya, tanpa bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak,
laporan penelitian ini tidak akan dapat terselesaikan dengan baik. Dan penulis menyadari
sepenuhnya masih banyak kekurangan dalam menulis laporan ini. Oleh karena itu, penulis
dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun. Semoga laporan
penelitian ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.


Bandung, Maret 2018

Penulis

1

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................................1
A.

Latar Belakang.......................................................................................................................1

B.

Identifikasi Masalah...............................................................................................................1


C.

Rumusan Masalah..................................................................................................................3

D.

Tujuan Penelitian....................................................................................................................4

BAB II LANDASAN TEORI............................................................................................................5
A.

Pengertian Pemimpin.............................................................................................................5

B.

Sifat-Sifat Pemimpin..............................................................................................................8

C.

Kriteria Pemimpin..................................................................................................................8


D.

Model kepemimpinan Rasululloh...........................................................................................9

E.

Tugas Tugas Para Pemimpin..................................................................................................9

F.

Pemahaman Menurut Para Ahli............................................................................................10

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.........................................................................................11
A.

Metode Penelitian.................................................................................................................11

B.


Populasi dan Sampel............................................................................................................11

C.

Teknik Pengumpulan Data....................................................................................................12

D.

Teknik Analisis Data............................................................................................................12

E.

Pelaksanaan Penelitian.........................................................................................................13

BAB IV PEMBAHASAN................................................................................................................14
A.

Gambaran Objek Penelitian..................................................................................................14

BAB V PENUTUP...........................................................................................................................18

A.

Simpulan..............................................................................................................................18

B.

Saran....................................................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................21

2

LAMPIRAN.....................................................................................................................................22
A.

Hasil Wawancara..................................................................................................................22

B.

Hasil Perhitungan.................................................................................................................30


3

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia diciptakan oleh Allah SWT ke muka bumi ini sebagai khalifah (pemimpin),
oleh sebab itu manusia tidak terlepas dari perannya sebagai pemimpin yang merupakan
peran sentral dalam setiap upaya pembinaan. Hal ini telah banyak dibuktikan dan dapat
dilihat dalam gerak langkah setiap organisasi. Peran kepemimpinan begitu menentukan
bahkan seringkali menjadi ukuran dalam mencari sebab-sebab jatuh bangunnya suatu
organisasi. Dalam menyoroti pengertian dan hakekat kepemimpinan, sebenarnya dimensi
kepemimpinan memiliki aspek-aspek yang sangat luas, serta merupakan proses yang
melibatkan berbagai komponen di dalamnya dan saling mempengaruhi.
Imam al-Mawardi dalam kitabnya al-Ahkam al-Sulthoniyah memberikan definisi
khilafah sebagai berikut “Penggantian (tugas) kenabian untuk memelihara agama dan
mengatur urusan dunia”. Dari kepemimpinan tertinggi, kemudian berkembang ke seluruh
aspek kehidupan manusia, sampai ke kelompok yang paling kecil, keluarga dan
individunya. Dalam hal ini, tentu penulis tidak akan membahas masalah khalifah, suksesi
pimpinan nasional dan sebagainya, akan tetapi hanya akan mempelajari bagaimana

semestinya untuk memilih pemimpin.
Pemimpin adalah bayangan Alloh Swt. di muka bumi. Kepadanya berlindung orangorang yang teraniaya dari hamba-hamba Alloh, jika ia berlaku adil maka baginya
ganjaran, dan bagi rakyat hendaknya bersyukur. Sebaliknya apabila ia curang (dhalim)
maka niscaya dosalah baginya dan rakyatnya hendaknya bersabar. Apabila para pemimpin
curang maka langit tidak akan menurunkan berkahnya. Apabila zina merajalela, maka
kefakiran dan kemiskinan pun akan merajalela (H.R. Ibnu Majah dari Abdullah bin Umar).
Para pemikir Islam klasik juga memberikan kriteria yang cukup ketat pada pemimpin
demi terjaganya prinsip maslahah itu. Imam Al-Mawardi menetapkan beberapa syarat
menjadi pemimpin, yaitu: 1) sikap adil; 2) ilmu yang memadai untuk ijtihad; 3) sehat indera

1

(pendengaran, penglihatan, dan lisan); 4) utuh anggota tubuh; 5) wawasan yang memadahi
untuk mengatur kehidupan rakyat dan mengelola kepentingan umum; 6) keberanian untuk

2

1

melindungi rakyat dan mengenyahkan musuh; 7) Keturunan Quraisy (Sjadzali, 1993: 6364; al-Mawardi, 2006: 6-7; Salabi, 1984: 43-44).

Pemimpin tidak hanya dalam lingkup negara tetapi juga dalam lingkup lebih kecil
seperti dalam Universitas, dimanapun kita berada harus ada yang memimpin dalam suatu
kelompok. Sebagai umat islam tentunya ketika memilih pemimpin harus sesuai dengan
syariat islam. Permasalahan disini adalah sejauh manakah pemahaman tersebut. Ketika
kurangnya pemahaman terhadap pentingnya pemimpin, dan siapa yang memimpin, maka
tidak akan berkembang kelompok tersebut, karena keberhasilan sebuah kelompok itu
tergantung pemimpinnya, maka dari itu wajib hukumnya mengetahui bagaimana kriteria
pemimpin yang sesuai denga syariat islam.

B. Identifikasi Masalah
Menurut Gardner (1999) Pemahaman merupakan salah satu bentuk hasil belajar.
Pemahaman ini terbentuk akibat dari adanya proses belajar. Kemampuan memahami ini
menjadi bagian penting dalam mengetahui atau mempelajari sesuatu. Seseorang memiliki
pengetahuan atau mengetahui sesuatu, namun belum pasti ia memahaminya. Tetapi,
seseorang yang memiliki pemahaman sudah tentu ia mengetahuinya. Pemahaman adalah
suatu proses mental terjadinya adaptasi dan transformasi ilmu pengetahuan(dalam Putra
2015:39).
Sudijono (1996:50) mengatakan di dalam ranah kognitif dari taksonomi Bloom
menunjukkan tingkatan-tingkatan kemampuan yang dicapai dari yang terendah sampai
yang tertinggi. Dapat dikatakan bahwa pemahaman tingkatannya lebih tinggi dari sekedar

pengetahuan. Sudijono mendefinisikan pemahaman sebagai kemampuan seseorang untuk
mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan
katalain, memahami adalah mengetahui mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya
dari berbagai segi. Pemahaman merupakan jenjang kemampuan berpikir yang setingkat
lebih tinggi dari ingatan dan hafalan.
Usman melibatkan pemahaman sebagai bagian dari domain kognitif hasil belajar. Ia
menjelaskan bahwa pemahaman mengacu kepada kemampuan memahami makna materi.
Aspek ini satu tingkat di atas pengetahuan dan merupakan tingkat berpikir yang rendah.
(Usman, 2002:35)

2

Selanjutnya, Sudjana membagi pemahaman ke dalam tiga kategori, yakni sebagai
berikut a) tingkat pertama atau tingkat terendah, yaitu pemahaman terjemahan terjemahan,
mulai dari terjemahan dalam arti sebenarnya b) tingkat kedua adalah pemahaman
penafsiran, yakni menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan yang diketahui
berikutnya, atau menghubungkan beberapa bagian dari grafik dengan kejadian,
membedakan yang pokok dan yang bukan pokok, dan c) pemahaman tingkat ketiga atau
tingkat tertinggi, yakni pemahaman ekstrapolasi. Dengan ekstrapolasi diharapkan mampu
melihat di balik yang tertulis, dapat membuat ramalan tentang konsekuensi atau dapat

memperluas persepsi dalam arti waktu, dimensi, kasus, ataupun masalahnya.(Usman,
2002:24).
(Arikunto, 2006) Mereka mengembangkan klasifikasi tingkatan perilaku intelektual
(intelectual

behavior)

yang

selanjutnya

dikenal

dengan

sebutan

taksonomi

(taxonomy/classification) meliputi tiga ranah (domain), yaitu kognitif (cognitive),
psikomotor (psychomotor), dan sikap (affective). Ranah kognitif terdiri dari enam tingkat:
pengetahuan (knowledge), pemahanam (comprehension), penerapan (application), analisis
(analysis), sintesis (synthesis), dan evaluasi (evaluation). Berikut ini adalah urutan dari
yang paling sederhana sampai yang paling kompleks dengan tabel ranah kognitif sebelum
revisi sebagai berikut:
Tabel Kognitif
TingkatanRanahKognitif
Pengetahuan (Knowledge)

Kata Kerja
Mengingat
Menghafal

Pemahaman (Comprehension)

Menyebut
Menerangkan
Menjelaskan

Penerapan (Aplication)

Merangkum
Menghitung
Membuktikan

Analisis (Analysis)

Melengkapi
Memilah

3

Membedakan
Sintesis (Shyntesis)

Membagi
Merangkai
Merancang

Evaluasi (Evaluation)

Mengatur
Mengkritik
Menilai
Menafsirkan

Sumber : Anderson & Krathwohl, 2002
Penelitian ini akan menekankan pada poin tingkat pemahaman, dimana disebutkan
indikator dari pemahaman itu sendiri adalah mampu menerangkan, menjelaskan,
merangkum tentang pemahaman politik dalam memilih pemimpin dalam ranah presiden
bem rema UPI. Pemahaman disini dimaksud dapat menerangkan, menjelaskan tentang
kriteria pemimpin yang sesuai dengan syariat islam, bahkan hingga mengaplikasikannya.
Pemahaman lebih luas dari pengetahuan. Dengan pengetahuan seseorang belum tentu dapat
memahami sesuatu yang dimaksud secara mendalam, sedangkan dengan pemahaman
seseorang dapat mampu memahami makna dari suatu pelajaran.
Penelitian ini meneliti bagaimana tingkat pemahaman mahasiswa muslim, apakah
telah menerapkan apa yang menjadi ajaran islam atau bahkan belum memahami ajaran
islam tersebut. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk membuat penelitian dengan judul
“Analisis Tingkat Pemahaman Mahasiswa Muslim FPEB UPI dalam Memilih Presiden
BEM REMA UPI Yang Sesuai Dengan Perspektif Islam.”
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penulis merumuskan rumusan masalah
yaitu “Bagaimana tingkat pemahaman mahasiswa aktivis dan non aktivis FPEB UPI dalam
memilih Presiden BEM REMA UPI yang sesuai dengan perspektif islam.”

4

D. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui tingkat pemahaman mahasiswa aktivis dan non aktivis FPEB UPI
dalam memilih Presiden BEM REMA UPI yang sesuai dengan perspektif islam.

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Pemimpin
Kata kepemimpinan dalam Islam biasanya asosiasi pertama terarah pada
“kepemimpinan tertinggi bagi umat islam” yang terkenal dengan sebutan khalifah, imamah,
imaratul, mukminin dan sebagainya. Artinya, kepemimpinan tertinggi bagi umat Islam
dalam urusan agama dan dunia. Definisi yang populer mengenai khalifah adalah pemimpin
tertinggi dalam urusan agama dan dunia menggantikan Rasulullah Saw. Imam Al-Mawardi
dalam kitabnya Al-Ahkam Al-Sulthniyah menyebutkan bahwa khalifah adalah penggantian
(tugas) kenabian untuk memelihara agama dan mengatur urusan dunia.
1.
a.

Al-Quran Berbicara tentang Kepemimpinan
Surat Al-Baqarah:30

Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, ”Sesungguhnya Aku
hendak menjadikan khalifah di bumi”. Mereka berkata “Apakah Engkau hendak
menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah disana, sedangkan kami
bertasbih, memuji-Mu, dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman,”Sungguh Aku
b.

lebih mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”(al-Baqarah:30).
Surat Al-An’am : 165

5

6

Dan Dialah yang
menjadikan
sebagai

kamu

khalifah-

khalifah di bumi
Dia

dan

mengangkat

(derajat) sebagian kamu di atas yang lain, untuk mengujimu atas (karunia) yang
diberikan-Nya, sesungguhnya Tuhanmu sangat cepat memberi hukuman dan sungguh
Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (Al-An‟am: 165)
c.

Surat Shad: 26

(Allah berfirman), “Wahai Daud! Sesungguhnya engkau Kami jadikan khalifah
(penguasa) di bumi, maka berilah keputusan diantara manusia dengan adil dan
janganlah engkau mengikuti hawa nafsu, karena akan menyesatkan engkau dari jalan
Alloh, sungguh orang-orang yang sesat dari jalan Alloh akan mendapat adzab yang
berat, karena mereka melupakan hari perhitungan.” (Shod: 26).
d.

Surat Ali-Imran : 26

Katakanlah (Muhammad),”Wahai Tuhan pemilik kekuasaan, Engkau berikan
kekuasaan kepada siapapun yang Engkau kehendaki, dan Engkau cabut kekuasaan dari
siapapun yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapapun yang Engkau kehendaki,
dan Engkau hinakan siapapun yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala
kebajikan. Sungguh Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (Ali Imron: 26)

7

2.
a.

Hadist Berbicara tentang Kepemimpinan
H.R. Ibnu Majah dari Abdullah bin Umar
Pemimpin adalah bayangan Alloh Swt. di muka bumi. Kepadanya berlindung orangorang yang teraniaya dari hamba-hamba Alloh, jika ia berlaku adil maka baginya
ganjaran, dan bagi rakyat hendaknya bersyukur. Sebaliknya apabila ia curang (dhalim)
maka niscaya dosalah baginya dan rakyatnya hendaknya bersabar. Apabila para
pemimpin curang maka langit tidak akan menurunkan berkahnya. Apabila zina
merajalela, maka kefakiran dan kemiskinan pun akan merajalela.

b.

H.R. Muslim dari ‘Auf bin Malik
Sebaik-baik pemimpin diantara kalian adalah pemimpin yang kalian cintai dan
mencintai kalian, kalian mendoakannya dan merekapun mendoakan kalian, dan
seburuk-buruknya pemimpin diantara kalian adalah pemimpin yang kalian benci dan
merekapun membenci kalian, kalian melaknatnya dan merekapun melaknat kalian.

c.

H.R. Bukhari dan Muslim
Telah menceritakanku Abdulloh ibn Maslamah dari Malik dari Abdulloh ibn Dinar dari
Abdulloh ibn Umar bahwasanya Rosululloh Saw. bersabda: Setiap kamu adalah
pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya, seorang
kepala negara adalah pemimpin atas rakyatnya dan akan dimintai pertanggungjawaban
perihal rakyat yang dipimpinnya. Seorang suami adalah pemimpin bagi keluarganya
dan akan dimintai pertanggungjawaban perihal keluarga yang dipimpinnya, seorang
isteri adalah pemimpin atas rumah tangga suami dan anaknya dan akan dimintai
pertanggungjawaban atas tugasnya, seorang pembantu adalah bertanggungjawab atas
harta tuannya dan akan ditanya dari tanggungjawabnya, dan kamu sekalian adalah
pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban perihal kepemimpinannya.

d.

Diriwayatkan Bukhari dan Muslim
Dari Mu‟qil bin Yasar, ia berkata,”Aku pernah mendengar Rasululloh Saw. bersabda:
“Siapapun hamba yang diberi wewenang oleh Alloh untuk membimbing rakyatnya,
namun kebijakannya tidak mampu menjaga mereka (dari perbuatan keji) maka kelak
dia tidak akan mendapatkan bau surga.”Disebutkan dalam sebuah riwayat,”Siapapun
wali itu yang membawahi rakyatnya yang terdiri dari kaum muslimin kemudian mati,

8

sedangkan pada hari kematiannya itu ia masih menipu rakyatnya niscaya Alloh akan
mengharamkan surga atasnya.”
B. Sifat-Sifat Pemimpin
Menurut konsep islam yang dirumuskan alquran ada 5 syarat kepemimpinan yaitu :
a. Beriman dan bertaqwa ( QS. Al – A‟raf : 96)
b. Berilmu pengetahuan ( QS. Al – Mujadilah : 11)
c. Mempunyai perencanaan dan evaluasi ( QS. Al Al-Hasyr : 18)
d. Mempunyai kekuatan mental melaksanakan kegiatan ( QS. Al - Baqoroh: 147 )
e. Mempunyai kesadaran dan tanggung jawab moral serta menerima kritik (QS. Asshaf :2-3)
C. Kriteria Pemimpin
Sementara Imam Al-Ghazali memberikan beberapa kriteria pemimpin: 1) dewasa
(aqil baligh); 2) otak yang sehat; 3) mer-deka/bukan budak; 4) laki-laki; 5) keturunan
Quraisy; 6) pende-ngaran dan penglihatan yang sehat; 7) kekuasaan yang nyata; 8) hidayah,
daya pikir dan daya rancang yang kuat dan ditunjang oleh kesediaan bermusyawarah,
mendengar pendapat serta nase-hat orang lain; 9) ilmu pengetahuan; dan 10) wara’
(kehidupan yang bersih dengan kemampuan mengendalikan diri, tidak berbuat hal-hal yang
terlarang dan tercela) (Sjadzali, 1993: 135).
Sementara pemikir politik Islam modern, Taqiyyudin Nabha-ni, mengklasifikasikan
persyaratan menjadi pemimpin dalam dua kategori: Pertama, syarat in’iqad. Syarat ini
meliputi: 1) muslim; 2) laki-laki; 3) baligh; 4) berakal/tidak gila; 5) adil; 6) merdeka; 7)
mampu melaksanakan amanat. Ketujuh syarat tersebut merupakan syarat sah tidaknya
kepemimpinan. Selain itu terdapat juga syarat afdhaliyyat (keutamaan) sebagai syarat
tambahan, seperti keturunan Quraisy, pemberani, dan mujtahid (an-Nabhani, 1997: 66-73).
Di sini terdapat perbedaan antara Nabhani dan beberapa pemikir politik muslim klasik. Jika
pemikir klasik menganggap syarat “berasal dari suku Quraisy” sebagai syarat utama, justru
Nabhani menganggap itu sebagai syarat elementer yang tidak menentukan keabsahan
kepemimpinan.

9

D. Model kepemimpinan Rasululloh
1. Aqidah, hal ini diawali dengan membina aqidah menanamkan keesaan terhadap
Allah dan kecintaan kepada Rasulnya. Dicatat dalam tempo 23 tahun telah berhasil
membentuk struktur masyarakat yang stabil dan dinamis.
2. Suri tauladan, belia mencontohkan kepada para sahabat apa arti konsisten dan
bagaimana konsisten itu, yang biasa kita sebut istiqomah. Belia berkata jujur dan
mencontohkan kejujuran.
3. Sistem kaderisasi dimana Rasululloh mengkader sahabatnya dengan sabar, disiplin
sehingga terbentuk sahabat yang militan seperti khulafaurrasyidun.
4. Musyawarah, pola inilah yang dibuat oleh rasul dalam mengambil keputusan.
E. Tugas Tugas Para Pemimpin
Mereka yang mendapat anugrah “menguasai wilayah” diberi berbagai tugas, yang
antara lain diuraikan oleh surat al-Hajj ayat 41:

Orang-orang yang jika Kami kukuhkan kedudukan mereka di muka bumi, mereka
mendirikan sholat, menunaikan zakat, memerintahkan kepada yang ma‟ruf dan
mencegah yang mungkar, dan kepada Alloh kesudahan segala urusan (al-Hajj: 41).
“Mendirikan sholat” adalah lambang hubungan baik dengan Allah, sedangkan
“menunaikan zakat” adalah lambang perhatian yang ditujukan kepada masyarakat
lemah. “Amar ma’ruf” mencakup segala macam kebajikan, adat istiadat, dan budaya
yang sejalan dengan nilai-nilai agama, sedang nahi „an al munkar adalah lawan dari
amr ma’ruf.

10

F. Pemahaman Menurut Para Ahli
Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Pemahaman adalah sesuatu hal
yang kita pahami dan kita mengerti dengan benar. Pemahaman menurut (1)
Sudirman adalah suatu kemampuan seseorang dalam mengartikan, menafsirkan,
menerjemahkan, atau menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri tentang
pengetahuan yang pernah diterimanya, (2) Suharsimi menyatakan bahwa
pemahaman (comprehension) adalah bagaimana seseorang mempertahankan,
membedakan, menduga (estimates), menerangkan, memperluas menyimpulkan,
menggeneralisasikan,

memberikan

contoh,

menuliskan

kembali,

dan

memperkirakan.
Menurut Poesprodjo (1987: 52-53) bahwa pemahaman bukan kegiatan berpikir
semata, melainkan pemindahan letak dari dalam berdiri di situasi atau dunia orang
lain. Mengalami kembali situasi yang dijumpai pribadi lain di dalam erlebnis
(sumber pengetahuan tentang hidup, kegiatan melakukan pengalaman pikiran),
pemahaman yang terhayati. Pemahaman merupakan suatu kegiatan berpikir secara
diam-diam, menemukan dirinya dalam orang lain

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (2011:3) metode penelitian pada dasarnya merupkan
cara ilmiah untuk mendapat data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. cara ilmiah
berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yang rasional
(kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara yang masuk akal), empiris (cara-cara
yang dilakukan dapat diamati oleh indera manusia), dan sistematis (proses yang
digunakan dalam penelitian memggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat
logis). Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif metode kualitatif, dengan
jenis penelitian studi kasus. Penelitian kualitatif menurut Sugiyono (2011: 15)
adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme,
digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya
eksperimen) dimana peneliti berperan sebagai instrumen kunci dan hasil penelitian
kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi. Penelitian kualitatif
bertujuan memperoleh gambaran seutuhnya mengenai suatu hal menurut pandangan
manusia yang diteliti. Penelitian kualitatif berhubungan dengan ide, persepsi,
pendapat atau kepercayaan orang yang diteliti dan kesemuanya tidak dapat diukur
dengan angka. Bimo Walgito (2010: 92) mengungkapkan studi kasus merupakan
suatu metode untuk menyelidiki atau mempelajari suatu kejadian. Pada metode
studi kasus ini diperlukan banyak informasi guna mendapatkan bahan-bahan yang
agak luas. Metode ini merupakan integrasi dari data yang diperoleh dengan metode
lain.
B. Populasi dan Sampel
Menurut Sugiyono (2011: 117) populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas: objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

11

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Pendidikan

12

Ekonomi dan Bisnis dengan jumlah mahasiswa sebanyak 1249 (Sumber: Akademik
FPEB).
Menurut Sugiyono (2011: 118) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan
peneliti tidak mungkin untuk meneliti semua yang ada dalam populasi karena
adanya keterbatasan tertentu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang
diambil dari populasi itu. Dalam penelitian ini, sampel diambil secara non
probabilitas dengan menggunakan teknik quota sampling , dimana penentuan
sampel berdasarka ciri – ciri tertentu pada populasi sampai jumlah (kuota) yang
diinginka (Sugiyono, 2011:95). Berdasarkan pendapat diatas, maka ditetapkan
sampel sebanyak 16 narasumber, dimana jumlah tersebut dialokasikan pada jumlah
jurusan yang ada di FPEB UPI yaitu Pendidikan Akuntansi 4 orang, Pendidikan
Ekonomi 2 orang, Pendidikan Manajemen Perkantoran 2 orang, Pendidikan
Manajemen Bisnis 2 orang, Manajemen 2 orang, Akuntansi 2 orang, dan Ilmu
Ekonomi Keungan Islam 2 orang.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengambil data yang digunakan pada penelitian ini dengan teknik
wawancara Wawancara menurut Moleong adalah percakapan dengan tujuan
tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (yang
mengajukan pertanyaan) dan diwawancarai (yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itu). Adapun wawancara ditujukan untuk mengetahui sejauh mana
tingkat pemahaman mahasiswa. Wawancara ini dilakukan kepada 16 orang
mahasiswa FPEB UPI.
D. Teknik Analisis Data
Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2011) mengungkapkan bahwa analisis
data kualitatif dilakukan melalui tiga tahap yaitu sebagai berikut:
1) Data Reduction (Reduksi Data)

12

Reduksi data yaitu suatu proses pemilahan, pemusatan perhatian
pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang
muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Maka reduksi data tidak
lain yaitu gabungan dari data-data yang sudah disiapkan dari beberapa
sumber yang bisa dipercaya.
2) Data Display (Penyajian Data)
Data display berarti menampilkan atau menyajikan data dalam
bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antarkategori, dsb. Maka dalam hal
ini peneliti akan menampilkan informasi yang didapat dari hasil wawancara
dan angket kedalam bentuk angket atau bagan dengan tujuan agar mudah
dipahami dan dimengerti.
3) Conclusion Drawing/Verification
Langkah terakhir dari model ini adalah penarikan kesimpulan dan
verifikasi. Maka disini peneliti melakukan verifikasi dengan melihat
kembali data reduction serta data display supaya dapat ditarik kesimpulan
yang tepat.
E. Pelaksanaan Penelitian
Penelitiann ini dilaksanakan pada
Tanggal
: 7-12 Maret 2018
Waktu
: Tentatif
Tempat
: Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis – Universitas Pendidikan
Indonesia

13

BAB IV
PEMBAHASAN
A. Gambaran Objek Penelitian
Objek yang diteliti adalah mahasiswa muslim Fakultas Pendidikan Ekonomi dan
Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia. Terdiri atas tujuh Program Studi yaitu Pendidikan
Akuntansi, Akuntansi, Manajemen, Pendidikan Manajemen Perkantoran, Pendidikan
Manajemen Bisnis, Pendidikan Ekonomi, dan Ilmu Ekonomi dan Keuangan Islam.
Pembahasan Hasil Penelitian
a. Data Reduction (Reduksi Data)
Seluruh narasumber yang diwawancarai semuanya pernah terlibat atau
menyumbangkan suaranya terhadap pemilihan presiden BEM REMA Universitas
Pendidikan Inodenesia, hal ini sudah mencerminkan bahwa mereke merasa bahwa
pemimpin itu penting,
Hasil penelitian tentang kriteria presiden BEM REMA Universitas Pendidikan
Indonesia menurut pendapat mereka adalah pemimpin yang bertaqwa dan beragama
muslim, berjiwa kepemimpinan, memiliki pengalaman, jujur, bertanggung jawab,
berkompeten, berahklak baik, tegas, cerdas, mandiri, sopan, tidak rasis, mengayomi,
visi dam misi jelas,amanah, adil, kuat, terbuka, berwibawa, merangkul, bergerak
bersama mencapai tujuan, mampu memecahkan masalah, memilii 4 sikap
Rasulullah, netral, memiliki integritas tinggi dan tampan. Jawaban yang banyak
disebutkan oleh narasumber adalah muslim, berjiwa kepemimpinan,visi dan misi
yang jelas, memiliki pengalaman, bertanggung jawab, berkompeten dan mampu
mengayomi.
Dalam hal memutuskan memilih presiden BEM REMA UPI para narasumber
sebagian besar sudah memilih calon yang sesuai dengan kriteria yang mereka

14

sebutkan, namun masih ada sebagian kecil reponden memilih tetapi belum sesuai
dengan kriteria yang mereka sebutkan, bahkan memilih karena ikut-ikutan teman.
Menurut hasil penelitian

15

15

pun banyak dari narasumber yang tidak setuju apabila pemimpinnya dalam hal ini presiden
BEM REMA UPI berasal dari Non-Muslim, sebagian besar beranggapan lebih baik
mengedepankan seorang muslim terlebih dahulu, namun ada sebagian kecil yang setuju
terhadap presiden BEM REMA UPI berasal dari non-muslim. Hal ini mencerminkan bahwa
Mahasiswa Muslim FPEB UPI masih mengedepankan kriteria agama sebagai penentuan
mereka memilih pemimpin, walaupun di lingkup Universitas, hasil penelitianpun
menunjukan bahwa dalam lingkup besar ataupun kecil untuk memilih seorang pemimpin
harus terdapat kriteria tersendiri.
a. Data Display (Penyajian Data)

Kriteria Pemimpin
31%

56%
13%

Agama
Visi-Misi
Karakter

16

Faktor memilih
6%
Sesuai Kriteria
Faktor lain

94%

Presiden BEM REMA Non-Muslim
31%
50%

tidak setuju
tidak setuju (alasan)
tidak masalah

19%

Menyusun dari yang terpenting
25%

Agama
lain-lain

75%

Tingkat Pemahaman

17

Keterangan

Presentase

Rata-rata

77,50%

Pemahaman Tertinggi

93%

Pemahaman Terendah

47%

Sumber : Data diolah
a. Conclution Drawing / Verification
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, secara umum tingkat
pemahaman mahasiswa muslim FPEB UPI dalam memilih presiden BEM REMA
UPI dalam perspektif islam adalah 77,50%. Dalam diagram pertama aspek agama
menjadi kriteria utama bagi 31% narasumber dan yang terbesar ada di karakter
presiden BEM REMA UPI yaitu 56% dan karakter yang disebutkan narasumber
tersebut merupakan karakter-karakter yang disebutkan para ulama yang penulis kaji
di kajian teori, dan visi misi dari presiden BEM REMA UPI yaitu 13%.
Hasil penelitian menunjukan 94% narasumber memilih presiden BEM REMA
UPI karena sesuai dengan kriteria pemimpin yang baik tidak berdasarkan faktor
lain, namun masih ada sekitar 6% narasumber memilih presiden BEM REMA UPI
karena faktor ikut-ikutan teman. Secara umum sebesar 50% tidak setuju terhadap
presiden bem rema upi non-muslim, sebesar 19% narasumber setuju-setuju saja
apabila yang terpilih adalah non muslim namun para responden ini tetap lebih
mendahulukan pemimpin muslim, dan sebesar 31% narasumber setuju selama
memang mampu mengemban amanah tersebut.
Dari kriteria pemimpin yang penulis ajukan untuk diurutkan oleh narasumber,
sebesar 73% nasasumber menempatkan agama pada urutan pertama, dan 27%
menempatkan karakter seperti bertanggung jawab, tabligh, cerdas, pada urutan
pertama

BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Manusia diciptakan oleh Allah SWT ke muka bumi ini sebagai khalifah
(pemimpin), oleh sebab itu manusia tidak terlepas dari perannya sebagai pemimpin
yang merupakan peran sentral dalam setiap upaya pembinaan. Hal ini telah banyak
dibuktikan dan dapat dilihat dalam gerak langkah setiap organisasi. Peran
kepemimpinan begitu menentukan bahkan seringkali menjadi ukuran dalam mencari
sebab-sebab jatuh bangunnya suatu organisasi. Dalam menyoroti pengertian dan
hakekat kepemimpinan, sebenarnya dimensi kepemimpinan memiliki aspek-aspek
yang sangat luas, serta merupakan proses yang melibatkan berbagai komponen di
dalamnya dan saling mempengaruhi.

1.
2.
3.
4.
5.

Menurut konsep islam yang dirumuskan alquran ada 5 syarat kepemimpinan yaitu :
Beriman dan bertaqwa (Muslim) ( QS. Al – A‟raf : 96)
Berilmu pengetahuan ( QS. Al – Mujadilah : 11)
Mempunyai perencanaan dan evaluasi ( QS. Al Al-Hasyr : 18)
Mempunyai kekuatan mental melaksanakan kegiatan ( QS. Al - Baqoroh: 147 )
Mempunyai kesadaran dan tanggung jawab moral serta menerima kritik (QS. As- shaf :
2-3)
Hasil penelitian menunjukan secara umum tingkat pemahaman mahasiswa muslim

FPEB UPI dalam memilih presiden BEM REMA UPI dalam perspektif islam adalah
sebesar 77,50%. Dimana pemahaman disini meliputi mengetahui kriteria pemimpin dalam
islam dan mengaplikasikannya dalam kehidupan. Pemahaman ini mencakup bagaimana
narasumber bisa menjelaskan dan menerangkan kriteria pemimpin khususnya presiden
BEM REMA UPI, dan memberikan kesimpulan kriteria seperti apa yang seharusnya
menjadi tolak ukur sebagai mahasiswa muslim, bahkan bukan sekedar pemahaman namun
mengaplikasikannya dalam kehidupan.

18

19

B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti menyarankan beberapa
hal sebagai berikut:
1. Sebagai seorang muslim yang baik, hendaknya mengetahui kriteria
pemimpin yang sesuai dalam perspektif islam
2. Hendaklah menjadikan orang yang sesuai dengan kriteria pemimpin
tersebut sebagai seorang pemimpin
3. Kepimpinan ini lingkupnya bisa besar maupun kecil, dimanapun ruang
lingkupnya tetaplah memperhatikan siapa yang akan di pilih atau
menjadi pemimpin.
4. Lebih mendalami dan mempelajadi ajaran islam.
5. Menerapkan yang telah dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.

20

DAFTAR PUSTAKA
Al-Mawardi, Abi al-Hasan Ali bin Muhammad bin Habib al-Bashri al-Baghdadi. (2006).
Al-Ahkam al-Sultaniyyah wa al-Wilayat al-Diniyyah. Beirut: Dar al-Kutub alIlmiyah.
Anderson, L. W., & Krathwohl, D. R. (Eds.). (2002). Kerangka Landasan Untuk
Pembelajaran Pengajaran dan Asesmen (Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
An-Nabhani, Taqiyyudin. (1997). Sistem Pemerintahan Islam. terj. Moh Maghfur Wachid.
Bangil: Al-Izzah.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Ar-Rifa‟i, Muhammad Nasib . (1999). Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir. Jakarta: Gema Insani
Press,
Putra, purnomo (2015). Analisis Tingkat Pemahaman Mahasiswa terhadap Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan Syariah Psak-Syariah. JRAK. 6(10.38-50
Sjadzali, Munawir. (1993). Islam dan Tata Negara. Jakarta: UI Press.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta
Usman, M. U. (2002). Menjadi Guru Profesional (Vol. Cetakan XIV). Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Walgito, Bimo. (2010). Bimbingan dan Konseling Studi & Karir. Yogyakarta: Andi

LAMPIRAN
A. Hasil Wawancara
Keterangan Pertanyaan :

21

1. Apakah anda pernah menyalurkan hak suara dalam memilih presiden BEM REMA
UPI ?
2. Bagaimana kriteria pemimpin (presiden BEM REMA UPI) menurut anda ?
3. Apakah dalam memilih pemimpin (contoh presiden BEM REMA UPI) sudah sesuai
dengan kriteria yang anda jelaskan tadi ? ataukah ada faktor lain (contoh: ikutikutan teman, karena teman sendiri, mengenal, berdasarkan penampilan, popular,
dari organisasi yang sama, dari daerah yang sama, dll.) ?
4. Bagaiman pendapat anda jika pemimpin (presiden BEM REMA UPI) non Muslim ?
5. Urutkan dari yang terpenting menurut anda untuk kriteria seorang pemimpin !
(tanggung jawab, cerdas, agama, tabhlig, banyak dikenal orang, ramah, sejahtera)
HASIL RESPONDEN 1
Nama
: Y. R
Jurusan
: Manajemen
1. Pernah
2. Mempunyai jiwa kepemimpinan atau leadership yang bisa menaungi anggotanyaa
dengan baik.
3. Secara pribadi memilih pemimpin dilihat dari visi misi bakal calon tersebut sudah
sebaik apa.
4. Tidak terlalu setuju tapi nanti mungkin ada kebijakan tertentu dari panitia pemilihan
umum. Tapi secara pribadi kurang setuju, karena walaupun ranahnya masih
terbilang kecil di kampus tapi inni sebagai bahan pembelajaran kehidupan di masa
yang akan datang. P emimpin basicnya harus seorang Muslim yang terpenting
karena Allah juga telah menjelaskan bahwa sebaik-baiknya kalian memilih
pemimpin dari kalangan kalian yaitu Muslim.
5. Berikut urutannya :
 Agama, harus kuat dan mimiliki karakter akhlak dan menjadi contoh untuk







yang lainnya
Tanggung jawab, totalitas dan loyalitas karena tanpa tanggung jawab sebuah
organisasi tidak akan berjalan.
Tabligh
Ramah
Cerdas, dalam menyikapi suatu hal
Banyak dikenal orang
Sejahtera, secara finansial
HASIL RESPONDEN 2

22

Nama
: E. T.
Jurusan
: P.Eko
1. Pernah
2. Menurut saya harus bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, jelas sekali kita
sebagai umat Muslim harus bertaqwa. Inti dari taqwa ini “intisalillah wajtina
wabunaihi” yaitu melaksanakan segala yang diperintahNya dan menjauhi
laranganNya. Kriteria pemimpin disini seperti itu, otomatis jika dia sudah terpiih
menjadi pemimpin dia akan tau yang mana akan dilaksanakan dana pa yang
dilarangnya seperti perintah Tuhannya sendiri. Yang kedua memilii jiwa
kepemimpina atau (leadership) mampu mengkordinirkan anggota-anggotanya. Dan
yang pasti, menjadi pemimpin itu harus berpengalaman dulu dalam organisasi
karena pengalaman itu sangat berharga. Pemimpin juga harus jujur dan bertanggung
jawab, tidak mungkin kita memilih pemimpin yang tidak jujur atau malah
mencirikan oran munafik. Lalu mempunya visi dan misi yang baik, serta mampu
memprogresskan tujuan yang telah dibuat oleh calon pemimpin tersebut.
3. Iya sesuai
4. Tidak setuju,, jelas sudah tertera dalam Al-Quran surat Al-Maidah ayat 51 bahwa
kita dilarang keras memilih pemimpin yang non Muslim.
5. Berikut urutannya:
Agama, Tanggung jawab, Cerdas, Ramah, Sejahtera, Banyak dikenal orang (tabligh
tidak disebut).
HASIL RESPONDEN 3
Nama
: B. A. P
Jurusan
: Ilmu EKonomi Keuangan Islam
1. Pernah
2. Muslim, berkompeten, dan berakhlak baik
3. Selalu mengedapankan hal yang tadi sudah disebutkan, karena setidaknya itu
memperkecil mudharat
4. Dijalani saja
5. Agama, Tanggung jawab, Ramah, Cerdas, tabligh, Sejahtera
HASIL RESPONDEN 4
Nama
: Pambudi
Jurusan
: Ilmu EKonomi Keuangan Islam
1. Pernah
2. Harus tegas, cerdas, mandiri secara finansial, dan humble
3. Ya, saya selal lihat dari cara mereka beorasi dan cara mereka menjawab pertanyaan
saat kampanya

23

4. Tidak ada peraturan yang melarang setau saya. Namun jika ada calon yang non
Muslim saya rasa akan sulit untuk bisa memenangkan karena kultur UPI yang saya
lihat mayoritas beragama Muslim dan nilai kultur kampusnya yang cukup
5.

1.
2.
3.
4.

memegang nilai Islam
Agama, Tabligh, Cerdas, Tanggung jawab, Ramah, Banyak dikenal orang, Sejahtera
HASIL RESPONDEN 5
Nama
: Idha
Jurusan
: Management
Pernah
Tidak rasis, sopan di kampus dan luar kampus
Iya
Menurut saya, jika presiden BEM REMA UPI non Muslim kurang setuju karena
Allah sudah memerintahkan jika memilih non Muslim bakal ada kehancuran.

Seperti pada surat Ali Imran ayat 28
5. Agama, Tabligh, Cerdas, Tanggung jawab, Ramah, Sejahtera, Banyak dikenal orang
HASIL RESPONDEN 6
Nama
: Dhimas
Jurusan
: Manper
1. Pernah
2. Kriteria presma disetiap kampus berbeda tergantung dari perssoalan yang
terjadi di tiaap kampus. Kebetulan yang ditanya di UPI, kriteria ideal presma
menurut aku adalah presma yang mampu mengelola kepentingan ersama dan
mampu menjadi figure yang sentral atas setiap gerakan yang ada dikampus.
Dia orang yang agamis nasionalis yang menjunjung tinggi integritas dia
sebagai mahasiswa yang tidak mencampuri urusan internal kampusnya
dengan urusan eksternal kampus. Mampu merangkul mahasiswa UPI dan
memberikan wujud pelayanan nyata terhadap mahasiswa UPI
3. Kalau tidak sesuai dengan apa yang saya harapkan saya memiliki kriteria
lain, karena system yang kita anut adalah system demokrasi memaksa calon
itu lebih spesifik lagi karena hasil system ini berbeda dengan musyawarah
yang mengedepankan forum. Kriterianya adalah dia mampu memimpin dan
saya kenal dia dalam tanda kutip, “kenal baik kepemimpinan”
4. tdk
5. Agama, Tanggung jawab, Tabligh, Cerdas,Banyak dikenal orang, Ramah,
Sejahtera
HASIL RESPONDEN 7

24

Nama
: F. F.
Jurusan
: Akuntansi
Status
: Aktivis
1. Pernah
2. Melihat sepintas orangnya ramah dan ibadahnya baik
3. Saya kurang memperhatikan kegiatan BEM REMA UPI jadi tidak terlalu tahu
apakah sesuai kriteria atau tidak
4. Tidak setuju, karena sebagian orang Muslim tidak ingin dipimpin oleh non Muslim
5. Agama, Tanggung jawab, Tabligh, Cerdas, Ramah, Sejahtera (tidak menjawab
dikenal banyak orang)
HASIL RESPONDEN 8
Nama
:R
Jurusan
: Akuntansi
1. Pernah
2. Seiman, bisa mengayomi, dan bertanggung jawab
3. Sudah sesuai jika menurut aku
4. Harusnya dalam Islam, selama masih ada Muslim ya kenapa tidak. “Jika
pemimpin yang terpilh non Muslim yah” kita juga yang memilih seoraang
Muslim pasti menerima saja karena hak suara yang menentukan. Jadi intinya
ya sah sah saja asal dia memimpin dengan adil dan tidak membeda bedakan.
Kan dalam agama saling toleransi, tapi secara pribadi saya tidak mau juga
dipimpin oleh orang non Muslim
5. Agama, Tanggung jawab, Ramah, Cerdas, Tabligh, Sejahtera, Banyak
dikenal orang
HASIL RESPONDEN 9
Nama
:BJ
Jurusan
: Manbis
1. Permah
2. Harus jelas visi misinya, jadi visi misi nya harus realistis, bisa dikerjakan
dan dibuktikan sehingga dengan visi misi itu program yang direncanakn oleh
pemimpin itu bisa diterima oleh anggotanya dan nanti berdampak pada
mahasiswa
3. sudah
4. Kurang setuju, karena sebagai Muslim kita memiliki pegangan yaitu AlQuran yang jelas kita dianjurkan kita memilih pemimpin yang Muslim, pasti
ada di UPI pemimpin Muslim yang memenuhi kriteria.

25

5. Tanggung jawab, Cerdas (berakhlak), Dikenal banyak orang, elektaabilitas
itu penting sehingga ketika orang tersebut dikenal banyak orang program na
pun pasti lebih mudah diterima
HASIL RESPONDEN 10
Nama
: B. D.
Jurusan
: Manbis
1. pernah
2. Dalam memilih pemimpin, tentunya ada bberapa kriteria yang harus jadi
patokan. Daam hal ini, patokan utamanya adalah agama. Agama harus
menjdai prioritas utama. Lebih jelasnya dalam memilih pemimpin, haruslah
orang yang amanah. Amanah bisa diartikan dalam banyak hal, tapi salah
satunya adalah berlaku adil. Adil disini bukan mencangkup hanya kepada
satu golongan saja, tapi mencangkup seluruh kelompok. Kemudian, haruslah
orag-orang berilmu yang memiliki akal sehat. Yang harus menjadi perhatian
lagi adalah kemampuan fisiknya, artinya fisiknya kuat. Karena pemimpin itu
harus memiliki mentall yang kuat untuk mengendalikan roda kepemimpinan
dan memikul tanggung jawab yang nanti akan dibebankan kepadanya.
Pemimpin juga haruslah berasal dari orang yang beriman dan bertaqwa,
maksudnya harus terlihat baik dalam beramal sholeh. Jangan memilih
pemimpin dari kalangan orang yang dzalim. Seorang pemimpin juga harus
bertanggung jawab dalam pelaksanaan kepemimpinannya sesuai dengan
yang dimandatkan kepadanya terlebih sesuai dengan keahliannya. Yang
terakhir, pemimpin itu tidak boleh meminta jabatan.
3. sesuai
4. tidak setuju
5. Agama, Tanggung jawab, Cerdas, Ramah, Sejahtera, Banyak dikenal orang.
HASIL RESPONDEN 11
Nama
: R. K. I
Jurusan
: Pendidikan Akuntansi
1. pernah
2. terbuka, membumi, someah, bijak, dan berwibawa
3. sesuai kriteria
4. tidak apa-apa karena semua orang menurut saya berhak menjadi pemimpin

26

5. agama, jika orang yang tat pada agamanya pasti mengerti arti tanggung
jawab, tanggung jawab, tabligh, harus bisa menyampaikan karena apa arti
cerdas jika dia tidak bisa menyampaikannya untuk orang lain, cerdas, ramah,
agar bisa lebih mudah dikenal orang, sejahtera, karena jika sudah
mencangkup kriteria diatas maka akan menjadi sejahtera untuk dirinya dan
untuk yang dipimpinnya
HASIL RESPONDEN 12
Nama : Ivan
Jurusan : P.Ak
1. pernah
2. kriteria presiden BEM REMA menurut saya pribadi adalah individu yang
memiliki visi merangkul semua jurusan yang ada di UPI bergerak bersama
mewujudkan suatu tujuan yang lebih baik, dan memecahkan masalah yang
selama ini menggrogoti UPI
3. sudah sesuai memilih pemimpin yang cenderung melihat visi yang ada
apakah mengerucut atau bakan sama dengan tujuan yang diharapkan atau
tidak.
4. saya menolak, bukan berarti saya radikal atau bahkan anti non muslim. Tapi
memang sudah seharusnya pemimpin seorang muslim yaitu dari golongan
muslim itu sendiri. Jadi tidak ada penawaran lain.
5. Agama, Tabligh, Ramah, Cerdas, Dikenal banyak orang,Sejahtera
HASIL RESPONDEN 13
Nama
: Tisna
Jurusan
: Pendidikan Akuntansi
1. Pernah
2. bem rema upi itu harus menjadi tauladan bagi mahasiswa yang lainnya, ia
harus mencontohkan 4 sikap Rasulullah saw yakni shidiq, amanah,tabligh,
fathonah. Dengan begitu pemimpin akan dicintai rakyatnya
3. sudah sesuai.
4. itu tidak masalah , selagi ia mampu mengemban tugasnya dengan rasa penuh
tanggungjawab. Lebih diutamakan jika masih ada yang muslim mencalonkan
5. tanggung jawab, Agama, Cerdas, Ramah, Sejahtera,Banyak dikenal orang
HASIL RESPONDEN 14
Nama
: AAA
Jurusan
: Pendidikan Ekonomi
1. Pernah
2. Yang mengayomi semua golongan

27

3. Belum sesuai criteria di atas, ikut-ikutan temen
4. Boleh boleh saja
5. Cerdas, tanggung jawab, sejahtera, agama, tabligh, banyak dikenal, ramah
HASIL RESPONDEN 15
Nama
: BBB
Jurusan
: Manper
1. Pernah
2. Netral, tapi bias juga ada basis organisasi eksternal
3. Ya
4. Harusnya sih muslim
5. Agama, ramah, dikenal banyak orang, tanggung jawab, tabligh,cerdas,
sejahtera
HASIL RESPONDEN 16
Nama
: DA
Jurusan
: P.Ak
1. Pernah
2. Menurut saya seseorang dengan jiwa integritas yang tinggi dan kemampuan
diplomatik yang baik ditambah paras yang tampan akan menjadi posisi
presiden bem rema upi menjadi pas sehingga mampu menjadikan bem rema
upi sebagai salah satu bem yang berpengaruh di BEM SI nya itu sendiri
tanpa memegang bendera yah artinya seorang yang independen dan bukan
boneka dari bendera tertentu.
3. Terkadang memang tidak secara keseluruhan criteria yang saya inginkan itu
dimiliki oleh para calon presiden, untuk itu biasanya berdasarkan pada
informasi yang saya dapatkan ketika perkuliahan, saya memilih calon saya
sendiri dengan minimal memiliki satu criteria yang sudah saya sebutkan tadi
4. Tentu tidak mungkin terjadi yah karena mayoritas mahasiswa muslim, kalo
pun missal terjadi pemimpin tersebut ya tidak apa apa selagi keputusan yang
dibuat tidak bertentangan dengan syariat islam
5. Tanggung jawab, tabligh, amanah,fatonah, jujur, agama, banyak dikenal.
Ramah, sejahtera.
B. Hasil Perhitungan
N1
N2
N3

2
3
3
3

3
1
3
2

4
1
3
3

5
2
4
3

Jumlah
7
13
11

47%
87%
73%

28

N4
N5
N6
N7
N8
N9
N10
N11
N12
N13
N14
N15
N16

3
5
3
5
8
2
5
3
3
3
5
3
4

3
1
3
1
1
1
3
3
2
1
3
3
3

2
3
1
1
3
3
2
2
3
3
2
1
2

4
4
4
3
2
4
4
4
4
4
4
4
2
rata-rata
Max

12
13
11
10
14
10
14
12
12
11
14
11
11
11,625
15

80%
87%
73%
67%
93%
67%
93%
80%
80%
73%
93%
73%
73%
77,50%
100%