Analisis Rasio Keuangan First Task First

ANALISIS RASIO KEUANGAN PADA PT TOKO GUNUNG AGUNG TBK

Disusun untuk memenuhi syarat memeroleh Nilai Big Quiz I dan

Big Quiz II Mata Kuliah Manajemen Keuangan SHYEN RIESCA POERNOMO 121210046 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MA CHUNG MALANG DESEMBER 2013

ANALISIS RASIO KEUANGAN PADA PT TOKO GUNUNG AGUNG TBK

Disusun untuk memenuhi syarat memeroleh Nilai Big Quiz I dan

Big Quiz II Mata Kuliah Manajemen Keuangan SHYEN RIESCA POERNOMO 121210046 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MA CHUNG MALANG DESEMBER 2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan penelitian laporan keuangan yang merupakan salah satu syarat yang digunakan untuk memenuhi tugas Big Quiz I dan Big Quiz II Mata Kuliah Manajemen Keuangan Universitas Ma Chung.

Penulis menyadari dalam penulisan laporan penelitian ini tidak terlepas dari bantuan pihak lain. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Ibu Leenawaty Limantara, M.Sc., Ph.D., selaku Rektor Universitas Ma Chung.

2. Bapak Tarsisius Renald Suganda, SE, M. Si, selaku Kepala Program Studi Akuntansi Universitas Ma Chung.

3. Bapak Daniel Sugama Stephanus, SE. ,MM., MSA., Ak., selaku dosen pembimbing Mata Kuliah Manajemen Keuangan.

4. Orang tua, saudara dan teman-teman program studi akuntansi angkatan 2012 yang telah memberikan dukungan dalam penyusunan penelitian laporan keuangan ini. Penulis berharap dengan adanya karya tulis yang berjudul “ANALISIS

RASIO LAPORAN KEUANGAN PADA PT Toko Gunung Agung Tbk ” ini dapat bermanfaat bagi para pembaca untuk menambah wawasan seputar perusahaan Toko Gunung Agung.

Penulis menyadari bahwa laporan ini tidak sempurna karena terbatasnya pengetahuan, pengalaman dan waktu. Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun.

Malang, Desember 2013 Penulis

ABSTRAK

Penilaian atas kinerja suatu perusahaan dan hasil yang diperoleh perusahaan menjadi faktor penting untuk diketahui baik oleh investor, kreditor dan masyarakat secara umum. Cara untuk melihat kondisi suatu perusahaan dalam keadaan baik atau kurang baik yaitu melalui analisis penilaian kinerja atau performance appraisal . Perusahaan yang dianalisis merupakan PT. Toko Gunung Agung Tbk. Analisis rasio keuangan digunakan membuat keputusan atau pertimbangan tentang pencapaian perusahaan dan prospek pada masa datang dan untuk menilai kelangsungan usaha, stabilitas, profitabilitas dari suatu usaha. Berkaitan dengan hal ini, maka penulis membuat mini skripsi berjudul “ANALISIS RASIO LAPORAN KEUANGAN PADA PT. TOKO GUNUNG AGUNG Tbk ”. PT. Toko Gunung Agung Tbk memiliki rasio yang cenderung semakin lama semakin menurun.

Kata-kata kunci: laporan keuangan, penilaian kinerja, PT Toko Gunung Agung Tbk, analisis rasio keuangan.

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 146

LAMPIRAN

viii

Gambar 93 Grafik Pembayaran Bunga dan Beban Keuangan lainnya ............... 137 Gambar 94 Grafik Pembayaran Kewajiban Sewa Pembiayaan .......................... 138

xiv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap perusahaan pasti memiliki cara untuk mengembangkan usahanya. Dalam hal ini, pemilik harus mengetahui setiap kekuatan dan kelemahan dari usaha yang dimilikinya agar modal yang ditanamkan memperoleh hasil sesuai dengan yang diharapkan. Setiap perusahaan juga pasti memiliki tujuan akhir yang sama, yaitu memperoleh laba dan tingkat pengembalian dalam jumlah yang besar. Akan tetapi sebenarnya bagi perusahaan bekerja secara efektif dan efisien lebih penting dibandingkan dengan besarnya laba yang diperoleh. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk dapat menganalisa laporan keuangannya menggunakan analisis rasio agar dapat mengetahui tingkat efisiensi, tingkat pengembalian dan laba yang diterima oleh perusahaan. Selain itu dengan menggunakan analisis rasio, perusahaan dapat mengantisipasi adanya kerugian di masa yang akan datang yang hal tersebut dapat berdampak pada kinerja perusahaan.

Pengusaha atau investor perusahaan dapat mengetahui kelayakan usaha perusahaan tersebut melalui laporan keuangan dan analisis rasio yang dibuat dan diberikan oleh akuntan internal perusahaan. Dengan mengetahui kelayakan usaha tersebut, investor dapat mempertimbangkan dirinya untuk menambah, mengurangi ataupun mencabut semua investasinya pada perusahaan. Hal ini dapat mempengaruhi investor untuk tidak hanya menyediakan kebutuhan bagi masyarakat, namun juga ikut serta memberikan keuntungan yang maksimal bagi Pengusaha atau investor perusahaan dapat mengetahui kelayakan usaha perusahaan tersebut melalui laporan keuangan dan analisis rasio yang dibuat dan diberikan oleh akuntan internal perusahaan. Dengan mengetahui kelayakan usaha tersebut, investor dapat mempertimbangkan dirinya untuk menambah, mengurangi ataupun mencabut semua investasinya pada perusahaan. Hal ini dapat mempengaruhi investor untuk tidak hanya menyediakan kebutuhan bagi masyarakat, namun juga ikut serta memberikan keuntungan yang maksimal bagi

Analisis rasio dari laporan keuangan perusahaan beberapa tahun lalu dapat menciptakan gambaran umum bagi perusahaan untuk melakukan pengambilan keputusan di masa mendatang. Analisis rasio digunakan untuk mengetahui kinerja perusahaan dengan lebih detil dan memudahkan perusahaan dalam pengambilan keputusan. Analisis rasio ada 5 macam yaitu rasio likuiditas, rasio profitabilitas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, dan rasio pasar. Semakin banyak rasio yang digunakan.

Pada kesempatan kali ini penulis ingin menganalisis laporan keuangan PT Toko Gunung Agung Tbk, dimana toko ini bergerak di bidang toko buku retail. Sehingga dengan menganalisis laporan keuangan perusahaan, penulis dapat belajar dan mengetahui kondisi perusahaan melalui analisis laporan keuangan.

1.2 Rumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari hasil penjualan dan investasi dari para investor?

2. Bagaimana kemampuan perusahaan dalam membayar utang, baik jangka panjang maupun jangka pendek?

3. Bagaimana analisis rasio keuangan memiliki pengaruh terhadap kinerja perusahaan ?

4. Bagaimana peningkatan aset, kewajiban, ekuitas dan laba selama 5 tahun terakhir?

5. Bagaimana perbandingan proporsi aktiva, kewajiban, dan ekuitas selama 5 tahun terakhir?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian pada latar belakang dan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Mengetahui kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari hasil penjualan dan investasi dari para investor?

2. Mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar utang, baik jangka panjang maupun jangka pendek.

3. Mengetahui analisis rasio keuangan yang memiliki pengaruh terhadap kinerja perusahaan.

4. Mengetahui peningkatan aset, kewajiban, ekuitas dan laba selama 5 tahun terakhir

5. Untuk mengetahui perbandingan proporsi aktiva, kewajiban, dan ekuitas selama 5 tahun terakhir

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut.

1. Bagi Peneliti Penulis dapat memperoleh pengetahuan tentang cara menganalisis kinerja perusahaan dengan menggunakan analisis rasio dari laporan keuangan tahunan.

2. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini akan memberikan umpan balik pada perusahaan sehingga penelitian yang dilakukan dapat membantu perincian pembelanjaan dan kegunaan modal dalam kegiatan usaha.

3. Bagi Peneliti Lain Penulis berharap hasil penelitian ini akan bermanfaat bagi para pembaca dan dapat menjadi informasi tambahan untuk penelitian lain dalam melaksanakan analisis rasio.

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan objek dari analisis terhadap laporan keuangan. Oleh karena itu, memahami latar belakang penyusunan dan penyajian laporan keuangan merupakan langkah yang sangat penting sebelum menganalisis laporan keuangan. Laporan keuangan ini dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan. Disamping itu, laporan keuangan dapat juga digunakan untuk memenuhi tujuan-tujuan lain yaitu laporan kepada pihak-pihak luar. Laporan keuangan menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar menurut karakteristik ekonomi, yang merupakan unsur laporan keuangan. Unsur ini dapat diklasifikasikan menjadi dua unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran kondisi keuangan dan unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran kinerja.

Dalam rangka menyusun dan menyajikan laporan keuangan khususnya untuk kepentingan ekstern, manajemen harus melihat pada dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan, yang mencakup tujuan laporan keuangan, karakteristik laporan keuangan, unsur-unsur yang membentuk laporan keuangan dan konsep modal. Laporan keuangan yang dapat digunakan adalah hasil dari proses akuntansi yang digunakan sebagai alat media komunikasi antara data Dalam rangka menyusun dan menyajikan laporan keuangan khususnya untuk kepentingan ekstern, manajemen harus melihat pada dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan, yang mencakup tujuan laporan keuangan, karakteristik laporan keuangan, unsur-unsur yang membentuk laporan keuangan dan konsep modal. Laporan keuangan yang dapat digunakan adalah hasil dari proses akuntansi yang digunakan sebagai alat media komunikasi antara data

Bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap suatu perusahaan tentu sangatlah penting untuk mengetahui kondisi dan perkembangan keuangan perusahaan tersebut. Informasi ini bisa diperoleh melalui laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan, yang merupakan produk dari sistem akuntansi yang nyata fungsinya sebagai penyedia jasa informasi keuangan yang relevan bagi pihak-pihak yang berkepentingan baik pihak intern maupun pihak ekstern. Melalui analisis laporan keuangan akan dapat diketahui kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya, baik jangka pendek, maupun jangka panjang, mengukur struktur modal, distribusi aktiva, likuiditas, profitabilitas, serta nilai buku per lembar saham.

Analisis laporan keuangan perlu dilakukan karena laporan keuangan yang disusun perusahaan masih bersifat umum dan ditujukan bukan hanya untuk melakukan analisis laporan keuangan diperlukan teknik atau metode yang dapat digunakan, salah satunya adalah dengan teknik analisis rasio laporan keuangan.

2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan yang pada mulanya hanyalah sebagai alat penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, untuk selanjutnya juga digunakan sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan, kemudian dengan hasil penilaian tersebut pihak – pihak yang berkepentingan membuat suatu keputusan. Maka laporan keuangan diperlukan untuk mengetahui posisi keuangan dari suatu perusahaan dan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan yang pada mulanya hanyalah sebagai alat penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, untuk selanjutnya juga digunakan sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan, kemudian dengan hasil penilaian tersebut pihak – pihak yang berkepentingan membuat suatu keputusan. Maka laporan keuangan diperlukan untuk mengetahui posisi keuangan dari suatu perusahaan dan

Menurut Bambang Riyanto (2001), Laporan keuangan memberikan informasi mengenai keadaan suatu perusahaan, dimana neraca mencerminkan nilai aktiva, utang dan modal pada suatu saat tertentu, dan laporan rugi dan laba mencerminkan hasil-hasil yang dicapai selama periode tertentu.

Menurut S. Munawir (2004), laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan

dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut. Menurut Budi Raharjo (2005), laporan keuangan adalah laporan pertanggungjawaban

pihak –pihak

yang

berkepentingan

perusahaan atas yang dipercayakan kepada pihak-pihak yang mempunyai kepentingan (stockholders) di luar perusahaan, pemilik perusahaan, pemerintah, kreditur dan pihak lainnya.

manajer/pimpinan

Menurut Miswanto dan Eko Widodo (1998), laporan keuangan merupakan media informasi yang digunakan oleh perusahaan yang bersangkutan untuk melaporkan keadaan dan posisi keuangannya kepada pihak – pihak yang berkepentingan, terutama bagi pihak kreditur, investor, dan pihak manajemen dari perusahaan itu sendiri.

Menurut Standar Akuntansi Keuangan, laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap Menurut Standar Akuntansi Keuangan, laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap

2.1.2 Tujuan Laporan Keuangan Melakukan analisa terhadap laporan keuangan suatu perusahaan akan sangat bermanfaat bagi penganalisa untuk mengetahui keadaan perkembangan keuangan suatu perusahaan. Dengan mengadakan analisa laporan keuangan suatu perusahaan dapat segera mengetahui kelemahan dan kelebihan dari perusahaan tersebut. Tujuan laporan keuangan menurut IAI, 1996 adalah sebagai berikut.

1. Menyediakan informasi menyangkut posisi keuangan, kinerja serta posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.

2. Memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar penggunanya. Namun demikian laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam mengambil keputusan, karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dan kejadian dimasa lalu dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi nonkeuangan.

3. Menunjukan apa yang telah dilakukan manajemen atau pertanggung -jawaban atas sumber daya yang dipercayakan kepada pengguna yang ingin menilai apa yang telah dilakukan atau pertanggung jawabkan. Manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan 3. Menunjukan apa yang telah dilakukan manajemen atau pertanggung -jawaban atas sumber daya yang dipercayakan kepada pengguna yang ingin menilai apa yang telah dilakukan atau pertanggung jawabkan. Manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan

2.1.3 Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan Agar laporan keuangan lebih bermanfaat bagi pihak-pihak tertentu yang berkepentingan maka harus dilakukan analisis terlebih dahulu. Analisis laporan keuangan adalah menghubungkan angka-angka yang terdapat dalam laporan keuangan, termasuk hasil analisisnya dengan keputusan usaha yang akan diambil. Dari hubungan ini dapat dilakukan penilaian terhadap perusahaan yang bersangkutan, sehingga dapat ditarik kesimpulan untuk pengambilan keputusan. Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan menurut Sofyan Syafri Harahap dalam buku “Analisis Laporan Keuangan” adalah sebagai berikut.

1. Laporan keuangan bersifat historis Merupakan laporan atau kejadian yang telah lewat. Karenanya, laporan keuangan tidak dapat dianggap sebagai satu-satunya sumber informasi dalam proses pengambilan keputusan ekonomi.

2. Laporan keuangan bersifat umum Disajikan untuk semua pemakai dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu saja, misalnya untuk pajak, bank dan lain-lain.

3. Proses penyusunan laporan keuangan tidak dapat luput dari penggunaan perkiraan dan berbagai pertimbangan.

4. Akuntansi hanya melaporkan informasi yang material, demikian pula penerapan prinsip akuntansi terhadap suatu fakta tertentu yang mungkin tidak dilaksanakan jika hal itu dianggap tidak material atau tidak menimbulkan pengaruh yang material terhadap kelayakan laporan keuangan.

5. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian bila terdapat beberapa kemungkinan yang tidak pasti mengenai penilaian, maka seharusnya dipilih alternatif yang menghasilkan laba bersih atau nilai aktiva yang paling kecil.

6. Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomis suatu peristiwa atau transaksi dari pada bentuk hukumnya

7. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis, dan pemakai laporan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat dari informasi yang dilaporkan.

8. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber-sumber ekonomis dan kesuksesan suatu perusahaan.

2.1.4 Karakteristik Laporan Keuangan Laporan keuangan yang dipublikasikan oleh suatu perusahaan digunakan oleh berbagai pihak dan kepentingan, tetapi laporan keuangan itu haruslah sama akan penyajian dan menurut ketentuan yang berlaku. Dari berbagai kepentingan yang berbeda akan suatu laporan keuangan 2.1.4 Karakteristik Laporan Keuangan Laporan keuangan yang dipublikasikan oleh suatu perusahaan digunakan oleh berbagai pihak dan kepentingan, tetapi laporan keuangan itu haruslah sama akan penyajian dan menurut ketentuan yang berlaku. Dari berbagai kepentingan yang berbeda akan suatu laporan keuangan

Informasi keuangan akan bermanfaat apabila dapat memenuhi kebutuhan setiap pemakai baik pihak ekstern maupun pihak intern. Seperti yang dikemukakan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (2004) dalam buku “Standar Akuntansi Keuangan” bahwa Karakteristik Laporan Keuangan adalah sebagai berikut.

1. Dapat dipahami Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai.

2. Relevan Agar bermanfaat, informasi keuangan harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Dikatakan relevan, maksudnya adalah laporan keuangan tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini dan masa depan, menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka dimasa lalu.

3. Materialitas Informasi dipandang material kalau kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai yang diambil atas dasar laporan keuangan. Materialitas tergantung pada besarnya pos atau kesalahan yang dinilai sesuai dengan situasi khusus dari kelalaian dalam mencantumkan (omission) atau kesalahan dalam 3. Materialitas Informasi dipandang material kalau kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai yang diambil atas dasar laporan keuangan. Materialitas tergantung pada besarnya pos atau kesalahan yang dinilai sesuai dengan situasi khusus dari kelalaian dalam mencantumkan (omission) atau kesalahan dalam

4. Keandalan Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliable). Informasi mempunyai kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus dan jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.

5. Dapat dibandingkan Para pemakai laporan keuangan harus dapat memperbandingkan laporan

periode untuk mengindentifikasikan kecenderungan (trend) posisi keuangan dan kinerja perusahaan. Selain itu, pemakai juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif.

2.1.5 Komponen-Komponen Laporan Keuangan Pada umumnya, laporan keuangan itu terdiri dari neraca, laporan laba- rugi, serta laporan perubahan modal. Namun dalam praktik keseharian sering diikutsertakan kelompok lain yang sifatnya membantu memperoleh 2.1.5 Komponen-Komponen Laporan Keuangan Pada umumnya, laporan keuangan itu terdiri dari neraca, laporan laba- rugi, serta laporan perubahan modal. Namun dalam praktik keseharian sering diikutsertakan kelompok lain yang sifatnya membantu memperoleh

a. Neraca Neraca merupakan Laporan Keuangan yang memberikan informasi tentang posisi keuangan perusahaan baik mengenai keadaan harta,utang, dan modal pada saat tertentu dengan tujuan memberikan gambaran mengenai posisis kadaan keuangan perusahaan pada saat tertentu. Beberapa definisi Neraca dari beberapa ahli, yaitu sebagai berikut. Menurut Munawir (2007), mendefinisikan Neraca adalah laporan sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Jadi tujuan neraca adalah untuk menenjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu dimana buku-buku ditutup dan ditentukan sisanya pada suatu akhir tahun kalender. Sedangkan menurut Baridwan (2004), mendefinisikan Neraca adalah laporan yang menunjukkan keadaan keuangan suatu unit usaha pada tanggal tertentu.

b. Laporan Laba-Rugi Laporan Laba Rugi menunjukkan penghasilan-penghasilan yang diperoleh perusahaan, biaya-biaya yang terjadi serta laba atau rugi

sebagai hasil dari operasi perusahaan selama periode tertentu, sehingga laporan laba rugi yang diperbandingkan menunjukkan penghasilan, biaya, laba rugi netto dari hasil operasi perusahaan dalam dua periode atau lebih. Laporan laba rugi merupakan Laporan keuangan suatu perusahaan yang dibutuhkan untuk menganalisa posisi keuangan perusahaan. Laporan ini memberikan gambaran tentang posisi keuangan dari kegiatan operasi perusahaan selama periode tertentu. Setiap perusahaan mempunyai tujuan umum dalam menjalankan aktivitasnya yaitu memperoleh laba, dari laporan laba rugi dapat menggambarkan keberhasilan atau kegagalan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya. Dalam setiap perusahaan untuk mengetahui laba perusahaan tersebut dapat dilakukan dengan memperbandingkan pendapatan yang diperoleh dengan biaya yang dikeluarkan. Dengan adanya perbandingan tersebut perusahaan dapat mengetahui keadaan perusahaan dalam posisi untung atau rugi, jika pendapatan lebih besar dari pada biaya keluar maka perusahaan dapat dikatakan perusahaan tersebut memperoleh laba dan sebaliknya jika pendapatan lebih kecil dari pada pengeluaran maka dapat dikatakan perusahan dalam keadaan rugi.

c. Laporan Perubahan Modal Memuat tentang saldo awal dan akhir laba ditahan dalam Neraca untuk menunjukkan suatu analisa perubahan besarnya laba selama jangka waktu tertentu. Laporan perubahan modal juga menunjukkan Transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemiliki, saldo c. Laporan Perubahan Modal Memuat tentang saldo awal dan akhir laba ditahan dalam Neraca untuk menunjukkan suatu analisa perubahan besarnya laba selama jangka waktu tertentu. Laporan perubahan modal juga menunjukkan Transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemiliki, saldo

d. Laporan arus kas Merupakan pengganti dari laporan perubahan posisi keuangan yang menyajikan informasi mengenai sumber dan penggunaan dana perusahaan, dimana pengertian dana dapat didefinisikan sebagai modal kerja ataupun dapat didefinisikan sebagai kas. Laporan arus kas harus menyajikan kas selama periode tertentu dan klasifikasi menurut klasifikasi operasi, investasi dan pendanaan. Klasifikasi ini memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan untuk menilai pengaruh aktivitas tersebut terhadap jumlah kas. Selain itu laporan arus kas juga berfungsi untuk memperlihatkan aliran kas selama periode tertentu, serta memberikan informasi terhadap sumber-sumber kas serta penggunaan kas dari setiap kegiatan dalam periode yang dicakup.

2.2 Analisis Laporan Keuangan

Untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan keuangan suatu perusahaan perlu diadakannya analisis terhadap data keuangan yang dibuat oleh perusahaan yang bersangkutan dan data tersebut akan tercermin dalam suatu laporan keuangan. Dengan melakukan analisis pada laporan keuangan suatu perusahaan akan sangat bermanfaat bagi pengguna untuk dapat mengetahui Untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan keuangan suatu perusahaan perlu diadakannya analisis terhadap data keuangan yang dibuat oleh perusahaan yang bersangkutan dan data tersebut akan tercermin dalam suatu laporan keuangan. Dengan melakukan analisis pada laporan keuangan suatu perusahaan akan sangat bermanfaat bagi pengguna untuk dapat mengetahui

Dengan mengadakan analisis laporan keuangan tersebut dari tahun-tahun yang lalu, maka dapat diketahui kelemahan-kelemahan dari perusahaan serta hasil-hasil yang cukup dianggap baik. Dengan mengetahui kelemahan-kelemahan yang dimiliki melalui analisis laporan keuangan, maka kelemahan-kelemahan tersebut dapat diperbaiki, dan hasil-hasil yang sudah dianggap cukup baik harus dapat dipertahankan untuk waktu-waktu yang akan datang. Selain pihak pimpinan perusahaan dan pihak manajemen perusahaan, pihak kreditor dan para investor juga perlu mengetahui hasil data-data keuangan dari hasil analisis laporan keuangan. Karena mereka juga berhak untuk mengetahui perkembangan dan kemajuan perusahaan tersebut, serta proses dalam pengambilan keputusan.

2.2.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Menurut Sofyan Safri Harahap (2001), dalam buku “Analisa Kritis

Atas Laporan Keuangan” menyatakan bahwa menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat

hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kualitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.

Menurut Soemarso S.R (1999), dalam buku “Akuntansi Suatu

Pengantar” menyatakan bahwa analisis Laporan Keuangan (Financial Analysis ) adalah hubungan antara suatu angka dalam laporan keuangan dengan angka lain yang mempunyai makna atau dapat menjelaskan arah

perubahan (trend) suatu fenomena.

2.2.2 Rasio-rasio Dalam Analisis Laporan Keuangan Menurut Husnan dan Padjiastuti (2004), mengungkapkan bahwa seorang analis keuangan memerlukan ukuran tertentu, dengan menggunakan rasio yang menunjukkan hubungan antara data keuangan. Harahap (2006) mengatakan rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos dengan pos laporan keuangan lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan berarti. Rasio keuangan ini hanya menyederhanakan informasi yang menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya, dengan penyederhanaan ini maka dapat diperoleh informasi dan penilaian kinerja perusahaan. Rasio juga menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dengan menggunakan alat analisa berupa rasio yang dapat menjelaskan atau memberi gambaran tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan.

Dalam menganalisis kinerja sebuah perusahaan, seseorang harus menggunakan analisis rasio. Menurut Van Horne (2005), “Rasio keuangan adalah alat yang digunakan untuk menganalisis kondisi keuangan dan kinerja perusahaan.” Analisis rasio inilah yang digunakan untuk Dalam menganalisis kinerja sebuah perusahaan, seseorang harus menggunakan analisis rasio. Menurut Van Horne (2005), “Rasio keuangan adalah alat yang digunakan untuk menganalisis kondisi keuangan dan kinerja perusahaan.” Analisis rasio inilah yang digunakan untuk

1. Rasio Likuiditas Menurut Brealey (2012), rasio likuiditas (liquidity ratio) mengukur seberapa mudah perusahaan dapat memegang kas. Likuiditas adalah kemampuan untuk menjual aset guna mendapat kas pada waktu singkat. Jadi, rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan dalam mengubah asset menjadi kas dalam waktu yang singkat. Rasio-rasio likuiditas antara lain adalah sebagai berikut.

a. Modal Kerja Bersih Modal Kerja Bersih mengukur potensi cadangan kas perusahaan secara kasar. Aset lancar biasanya melebihi kewajiban lancar. Modal Kerja Bersih= Aktiva Lancar - Kewajiban Lanca r………(1) Semakin besar modal kerja bersih, perusahaan memiliki aktiva lancar yang lebih besar dibandingkan dengan kewajiban lancar. Modal kerja bersih yang kecil akan mengarah ke tekanan dari masalah keuangan, peningkatan pinjaman, keterlambatan pembayaran ke kreditor dan semua itu berakibat pada menurunnya penilaian atas kredit. Penurunan penilaian atas kredit berarti bank a. Modal Kerja Bersih Modal Kerja Bersih mengukur potensi cadangan kas perusahaan secara kasar. Aset lancar biasanya melebihi kewajiban lancar. Modal Kerja Bersih= Aktiva Lancar - Kewajiban Lanca r………(1) Semakin besar modal kerja bersih, perusahaan memiliki aktiva lancar yang lebih besar dibandingkan dengan kewajiban lancar. Modal kerja bersih yang kecil akan mengarah ke tekanan dari masalah keuangan, peningkatan pinjaman, keterlambatan pembayaran ke kreditor dan semua itu berakibat pada menurunnya penilaian atas kredit. Penurunan penilaian atas kredit berarti bank

b. Rasio Lancar (Current Ratio) Rasio lancar yaitu perbandingan antara aktiva lancar dengan kewajiban lancar yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar utang yang segera harus dipenuhi dengan aset lancer atau kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya. Semakin besar rasio ini berarti semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

c. Rasio Cepat (Quick Ratio) Rasio cepat digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya tanpa memperhitungkan persediaan yang dimiliki, karena persediaan memerlukan waktu yang cukup lama untuk segera dijadikan uang tunai.

Semakin besar rasio ini semakin baik. Semakin besar angka rasio ini maka semakin baik perusahan karena mampu menutupi utang lancarnya tanpa memperhitungkan persediaan yang dimiliki. Rasio cepat yang kecil mengidikasikan bahwa perusahaan sangat bergantung pada persediaan yang dimilki untuk memenuhi kewajibannya.

d. Rasio Kas (Cash Ratio) Cash Ratio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban yang harus segera dipenuhi dengan dengan kas dan surat berharga dalam perusahaan yang dapat segera diuangkan.

Jika kondisi rasio kas terlalu tinggi maka menunjukkan keadaan perusahaan yang buruk karena adanya dana yang belum digunakan secara optimal, sebaliknya apabila rasio kas dibawah rata-rata maka berada pada kondisi baik karena untuk membayar kewajiban masih memerlukan waktu untuk menjual sebagian dari aktiva lancar lainnya.

e. Rasio Kas terhadap Kewajiban Lancar Rasio kas terhadap kewajiban lancar hanya membandingkan antara kas dengan kewajiban lancar yang dimiliki perusahaan. Rasio ini digunakan untuk melihat seberapa jauh kemampuan perusahaan dalam melunasi utang jangka pendek dengan menggunakan kas yang dimiliki.

….....(5) Semakin besar rasio kas terhadap kewajiban lancar, maka

kemampuan perusahaan dalam melunasi utang jangka pendek dengan menggunakan kas tinggi.

f. Rasio Operasi Rasio operasi merupakan rasio antar biaya usaha keseluruhan (harga pokok penjualan ditambah biaya usaha) dengan penjualan bersih. Rasio operasi memperlihatkan seberapa jauh kemampuan perusahaan melunasi kewajiban lancar dengan melihat arus kas operasi yang dimiliki oleh perusahaan.

Semakin tinggi rasio opersai yang dimiliki perusahaan maka semakin besar kemampuan perusahaan melunasi kewajiban lancar dengan menggunakan arus kas operasi.

g. Modal Kerja Bersih terhadap Aktiva Modal Kerja Bersih terhadap Aktiva merupakan likuiditas dari total aktiva dan posisi modal kerja (netto) (Situmorang,2007).

...........(7) Semakin besar modal kerja bersih terhadap aktiva, maka modal

kerja bersih yang dimiliki perusahaan lebih besar dibandingkan dengan total aktiva. Hal ini menandakan bahwa perusahaan tersebut berada dalam kondisi yang baik.

h. Arus Kas terhadap Penjualan Arus kas terhadap penjualan membandingkan antara kas dan investasi jangka pendek dengan pendapatan yang didapatkan perusahaan. Rasio ini menunjukkan seberapa besar kas dan investasi jangka pendek perusahaan dibandingkan dengan pendapatan yang dihasilkan dari penjualan.

i. Perioda Penagihan Piutang Perioda penagihan piutang membandingkan antara rata-rata piutang dengan penjualan. Rasio ini menunjukkan seberapa besar piutang yang terjadi di dalam perusahaan dibandingkan dengan penjualan yang didapatkan.

Perioda penagihan piutang yang tinggi menunjukkan bahwa rata- rata piutang yang terjadi di perusahaan lebih besar dibandingkan penjualan yang didapatkan. Hal ini menandakan bahwa kemungkinan piutang yang tidak terbayarkan tinggi.

j. Jumlah Hari dalam Piutang Jumlah hari dalam piutang membandingkan antara piutang dengan penjualan dalam hari yang didapatkan. Rasio ini menunjukkan seberapa besar piutang dibandingkan dengan penjualan dalam hari.

2. Rasio Profitabilitas Menurut Brealey (2012), rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur fokus pada laba perusahaan. Rasio profitabilitas disebut juga dengan istilah rasio rentabilitas yang mewujudkan perbandingan laba bersih dengan tingkat penjualan, total aktiva, maupun total ekuitas. Rasio-rasio Profitabilitas antara lain adalah sebagai berikut.

a. Margin Laba Kotor Margin Laba Kotor mengukur efisiensi pengendalian harga pokok atau biaya produksinya, mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien.Margin laba kotor menghitung perbandingan antara penjualan bersih dikurangi dengan harga pokok penjualan, yang kemudian dibagi dengan penjualan bersih.

..........................................(11) HPP=Persediaan awal + Pembelian bersih – Persediaan akhir...(12)

Rasio ini menggambarkan laba kotor yang dapat dicapai dari penjualan yang didapatkan pada tahun tetentu. Margin laba kotor yang rendah berarti laba kotor yang didapatkan penjualan rendah dan sebaliknya.

b. Margin Laba Bersih Margin laba bersih merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan. Rasio ini merupakan tingkat pengembalian laba bersih setelah dikurangi beban pajak dan beban-beban lainnya.

Margin laba bersih yang menurun menandakan bahwa laba bersih yang diterima rendah dari total penjualan yang terjadi, begitu juga sebaliknya.

c. Margin Laba Operasi (operating profit margin) Margin ini merupakan perbandingan antara laba operasi dan penjualan. Rasio ini menunjukkan seberapa besar laba operasi yang c. Margin Laba Operasi (operating profit margin) Margin ini merupakan perbandingan antara laba operasi dan penjualan. Rasio ini menunjukkan seberapa besar laba operasi yang

d. Margin Laba sebelum Pajak Margin Laba sebelum Pajak digunakan untuk mengukur Laba sebelum Pajak dengan Penjualan.

Margin laba sebelum pajak yang menurun menandakan bahwa laba sebelum pajak yang didapatkan perusahaan kecil dari penjualan yang dilakukan oleh perusahaan dan begitu juga sebaliknya.

e. Tingkat Laba per Ekuitas Pemegang Saham Rasio ini mengukur tingkat laba bersih perusahaan deibandingkan dengan rata-rata ekuitas pemegang saham.

f. Kemampuan Dasar Menghasilkan Laba Kemampuan dasar menghasilkan laba merupakan kemampuan suatu perusahaan menghasilkan laba dengan membagi laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) dengan tota aktiva.

......................(17) Semakin kecil rasio kemampuan dasar menghasilkan laba yang

dimiliki perusahaan menandakan bahwa laba sebelum bunga dan pajak yang didapat semakin kecil.

g. Rasio Arus Kas Operasi terhadap Laba Rasio arus kas operasi terhadap laba menggambarkan pengaruh antara arus kas operasi terhadap laba bersih.

3. Rasio Tingkat Pengembalian Atas Investasi Rasio tingkat pengembalian atas investasi merupakan bagian dari rasio profitabilitas. Tingakt pengembalian atas investasi dapat dihitung dengan 5 macam rasio sebagai berikut.

a. Return On Equity (ROE) Rasio ini sering disebut juga dengan return on net worth merupakan rasio profitabilitas yang menunjukkan rasio antara laba bersih terhadap total modal sendiri yang berasal dari setoran modal pemilik, laba tak dibagi dan cadangan lain yang dikumpulkan oleh perusahaan. Rasio ini memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mampu mengelola modalnya sendiri secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham.

Semakin tinggi ROE menunjukkan semakin efisien perusahaan dalam menggunakan modal sendiri untuk menghasilkan laba atau keuntungan bersih. ROE digunakan untuk mengukur tingkat kembalian perusahaan atau efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan ekuitas

(shareholders equity) yang dimiliki oleh perusahaan (Hanafi & Halim, 2003).

b. Return On Asset (ROA) Return On Asset merupakan rasio antara laba bersih terhadap total aktiva. ROA mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba bersih yang didapatkan dari total aktiva lancar maupun tidak lancar yang digunakan untuk operasional perusahaan.

Semakin tinggi rasio ini, menunjukkan bahwa perusahaan semakin efektif dalam memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak.Dengan demikian, semakin tinggi ROA menunjukkan semakin efektif kinerja perusahaan.

c. Tarif Pajak Efektif Tarif pajak efektif membandingkan beban pajak dengan laba sebelum pajak. Tarif pajak efektif ini menggambarkan seberapa besar beban pajak berkontribusi terhadap laba sebelum pajak yang dapat mengurangi laba bersih.

Semakin tinggi nilai tarif pajak efektif maka beban pajak berkontribusi besar mengurangi laba sebelum pajak, sehingga laba bersih yang dihasilkan rendah.

d. Pengembalian atas Ekuitas (ROCE)

Pengembalian atas ekuitas membandingkan antara laba bersih dikurangi deviden saham preferen dengan rata-rata ekuitas pemegang saham. ROCE digunakan untuk mengetahui efisiensi dan keuntungan dari investasi modal pada perusahaan.

e. Return on Investment (ROI) Return on investment merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan total aktiva. ROI adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan secara keseluruhan didalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan (Syamsuddin,2009:63).

...............................(23) Semakin tinggi rasio ini semakin baik keadaan suatu

perusahaan. Return on investment menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila di ukur dari nilai aktiva (Syafri, 2008:63).

4. Rasio Solvabilitas Rasio yang mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Perusahaan yang tidak solvabel adalah perusahaan yang total utangnya lebih besar dibandingkan total asetnya. Rasio solvabilitas meliputi debt to equity ratio (DER) dan leverage ratio (Hanafi & Halim, 2003). Rasio-rasio Solvabilitas antara lain sebagai berikut.

a. Kewajiban Utang Jangka Panjang

Rasio utang jangka panjang mengukur tingkat keamanan perusahaan dalam kemampuannya membayar utang jangka panjang.

.(24) Semakin kecil rasio ini maka kemampuan perusahaan dalam

melunasi kewajiban jangka panjang dengan menggunakan utang dan ekuitas menurun.

b. Aktiva Tetap/Utang Jangka Panjang Rasio ini digunakan untuk menjadi pertimbangan bagi para kreditor untuk memberikan pinjaman ke perusahaan.

...........................(25) Semakin kecil rasio aktiva tetap/utang jangka panjang yang

dimiliki perusahaan menandakan bahwa perusahaan sedikit dalam menggunakan utang jangka panjang dalam pembiayaan aktiva tetap dan sebaliknya.

c. Rasio Ekuitas Rasio Ekuitas digunakan untuk melihat seberapa besar ekuitas yang dimiliki perusahaan yang digunakan untuk pembiayaan aktiva.

Semakin besar rasio ekuitas yang dimiliki perusahaan menandakan bahwa perusahaan banyak menggunakan ekuitas dalam pembiayaan aktiva yang dimiliki.

d. Rasio Utang/ Rasio Leverage Leverage ratio adalah perbandingan jumlah seluruh utang perusahaan terhadap kekayaan atau aktiva yang dimiliki oleh d. Rasio Utang/ Rasio Leverage Leverage ratio adalah perbandingan jumlah seluruh utang perusahaan terhadap kekayaan atau aktiva yang dimiliki oleh

...........................................(27) Semakin besar nilai rasio utang menggambarkan bahwa perusahaan

mampu melunasi kewajiban menggunakan total aktiva yang dimiliki.

e. Rasio Total Kewajiban terhadap Ekuitas Rasio debt to equity ratio (DER) digunakan untuk mengukur tingkat leverage (penggunaan utang) terhadap total ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan. Rasio ini diukur dengan cara membandingkan antara debt terhadap total equity. Debt ratio yang tinggi mempunyai dampak yang buruk terhadap kinerja perusahaan, karena tingkat utang semakin tinggi, yang berarti beban bunga akan semakin besar sehingga dapat mengurangi keuntungan. Sebaliknya, tingkat debt ratio yang kecil menunjukkan kinerja yang semakin baik, karena menyebabkan tingkat pengembalian yang semakin tinggi (Ang, 1997).

f. Rasio Pengungkit Keuangan

Rasio pengungkit keuangan digunakan untuk melihat seberapa esar aktiva yang dimiliki perusahaan yang didanai dari ekuitas

......................................(29) Semakin besar nilai rasio pengungkit keuangan maka semakin

besar perusahaan melakukan pendanaan aktiva dari ekuitas, begitu juga sebaliknya.

g. Kewajiban Jangka Panjang terhadap Ekuitas Rasio ini digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka panjang dengan menggunakan ekuitas yang dimiliki.

....(30) Semakin besar kewajiban jangka panjang terhadap ekuitas yang

dihasilkan maka perusahaan mampu melunasi kewajiban jangka panjang dengan ekuitas.

h. Rasio Kemampuan Membayar Bunga Rasio ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan perusahaan dalam membayar beban bunga dan memenuhi pembayaran bunga bagi kreditor. Jika rasio semakin tinggi akan menguntungkan bagi kreditor karena semakin mampu perusahaan dalam memenuhi pembayaran bunganya.

Rasio kemampuan membayar bunga = ............(31)

i. Tangible asset debt coverage Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar utang jangka panjang setelah melunasi jangka pendek. Semakin i. Tangible asset debt coverage Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar utang jangka panjang setelah melunasi jangka pendek. Semakin

Tangible asset debt coverage = ......(32) j. Rasio Cakupan Kas

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk dapat membayar beban bunga dengan pendapatan sebelum pajak dan bunga ditambah dengan beban penyusutannya.

Rasio cakupan kas = .........................................(33)

5. Rasio Solvabilitas Rasio solvabilitas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam hal efisiensi penggunaan harta-harta yang dimilikinya. Rasio ini juga mengukur efisiensi penggunaan aktiva dalam tingkat aktivitas pemakaian aktiva dalam kegiatan operasional perusahaan. Rasio-rasio Solvabilitas antara lain sebagai berikut.

a. Total Perputaran Aktiva Rasio ini menunjukkan jumlah dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap yang mengalami perputaran pada suatu periode dan seberapa efektif perusahaan dalam menggunakan aktiva tetapnya. Semakin tinggi rasio ini semakin baik karena kemampuan aktiva tetap dalam melakukan penjualan tinggi.

Total perputaran aktiva = ...........................................(34)

b. Perputaran Modal Kerja

Rasio ini membandingkan antara penjualan dengan rata-rata modal kerja yang dimiliki perusahaan. Rasio ini digunakan untuk melihat seberapa efektif perusahaan menggunakan modal kerja dalam penjualan

Semakin tinggi perputaran modal kerja yang dihasilkan maka semakin efektif perusahaan menggunakan modal kerja dalam penjualan.

c. Perputaran Kas Rasio perputaran kas digunakan untuk melihat seberapa efektif menggunakan kas dalam penjualan.

Perputaran kas = .........................(36) Semakin besar perputaran kas menandakan bahwa perusahaan

mampu menggunakan kas yang dimiliki secara efektif dalam penjualan dan sebaliknya.

d. Perputaran Piutang Rasio ini menunjukkan besarnya modal kerja yang tertanam dalam piutang dan berapa kali piutang rata-rata ditagih dalam periode tersebut. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin efektif dalam menggunakan piutang untuk penjualan dan sebaliknya.

Perputaran Piutang = ................................(37)

e. Jumlah Hari Penjualan dalam Piutang

Jumlah Hari Penjualan dalam Piutang menggambarkan seberapa besar piutang yang terjadi terhadap penjualan dan menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menagih piutang.

Jumlah hari penjualan dalam piutang = ..................(38)

Semakin besar nilai jumlah hari penjualan dalam piutang menggambarkan bahwa perusahaan menagih piutang dengan lambat, sebaliknya semakin kecil nilai jumlah hari penjualan dalam piutang menandakan bahwa perusahaan cepat dalam menagih piutang.

f. Jumlah Hari Menjual Persediaan Menurut Brealey (2012), rasio jumlah hari menjual persediaan digunakan manajer untuk melihat berapa banyak hari penjualan direpresentasikan oleh persediaan.

Jumlah Hari Menjual Persediaan =

Hasil yang didapat menunjukkan perusahaan mempunyai cukup banyak persediaan untuk mempertahankan penjualan selama hari yang dihasilkan. Semakin tinggi nilai yang dihasilkan maka jumlah hari yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam menjual persediaan yang dimiliki semakin lama.

g. Rasio Penjualan terhadap Persediaan Rasio Penjualan terhadap Persediaan digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan persediaan yang ada untuk meningkatkan penjualan. Rasio ini juga digunakan untuk menghindari adanya understock.

Rasio Penjualan terhadap Persediaan = ...........(40 )

Semakin tinggi nilai penjualan terhadap persediaan menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan persediaan untuk meningkatkan penjualan semakin tinggi.

h. Perputaran Utang Usaha Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa efisien perusahaan menggunakan utang usaha dalam penjualan.

.............................(41) Besarnya perputaran utang usaha menunjukkan bahwa perusahaan

menggunakan utang usahanya secara efisien di dalam penjualan dan sebaliknya.

i. Perputaran Utang Lancar Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa efisien perusahaan menggunakan utang lancar dalam penjualan.

Perputaran Utang Uancar = ..............(42)

Besarnya perputaran utang lancar menunjukkan bahwa perusahaan menggunakan utang lancarnya secara efisien di dalam penjualan dan sebaliknya.

j. Perputaran Persediaan Menurut Brealey (2012), rasio perputaran persediaan digunakan oleh manajer untuk mengamati tingkat di mana perusahaan memutar persediaannya. Sedangkan menurut Situmorang (2007), perputaran persediaan merupakan kemampuan dana yang tertanam j. Perputaran Persediaan Menurut Brealey (2012), rasio perputaran persediaan digunakan oleh manajer untuk mengamati tingkat di mana perusahaan memutar persediaannya. Sedangkan menurut Situmorang (2007), perputaran persediaan merupakan kemampuan dana yang tertanam

.................................(43) Perusahaan yang efisien memutar persediaan mereka dengan cepat

dan tidak mengikat lebih banyak modal daripada kebutuhan mereka akan bahan bak atau barang jadi.

k. Perputaran Aktiva Tetap Total perputaran aktiva digunakan untuk mengukur seberapa efisien perusahaan menggunakan aktiva tetap dalam penjualan. Rasio ini menunjukkan jumlah dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap yang berputar pada suatu periode dan seberapa efektif perusahaan dalam menggunakan aktiva tetapnya. Semakin tinggi rasio ini semakin baik karena kemampuan aktiva tetap dalam melakukan penjualan tinggi.

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

Analisis Konsep Peningkatan Standar Mutu Technovation Terhadap Kemampuan Bersaing UD. Kayfa Interior Funiture Jember.

2 215 9

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63