Makalah sastra sosiologi dalam kerangka

PEMBELAJARAN PUISI DAN PROSA KELAS LANJUT
Pembelajaran Bahasa dan Sastra Kelas Tinggi SD

Disusun Oleh: Kelompok 6
Aminatuzzuhriah 1815125989
Eka Kristanto 1815125578
Laras Pamuji 1915126039
Nur Islamiyati 1815126054
Nur Rizki Amalia 1815126056
Ka Dian

Kelas D 2012 Non Reguler

Dosen Pengampu: Fahrurrozy

Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Negeri Jakarta
2014

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta

karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis berhasil menyelesaikan makalah ini
yang alhamdulillah tepat pada waktunya.
Dalam penulis makalah ini penulis banyak mengalami hambatan, berkat
bimbingan dari Bapak Fahrurrozy sebagai dosen mata kuliah Pembelajaran
Bahasa dan Sastra Kelas Tinggi SD makalah dapat terselesaikan tepat waktu.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun penulis
mengharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Makalah disusun untuk
memenuhi tugas akhir semester mata kuliah Pembelajaran Bahasa dan Sastra
Kelas Tinggi SD.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Jakarta, 25 Oktober 2014
Penulis

Kelompok 6

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Penulisan
C. Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.

Pengertian Puisi
Unsur-unsur Karya Sastra Puisi
Strategi Membaca Puisi
Hal Terpenting dalam Pembelajaran Puisi
Pengertian Prosa

Unsur-unsur Karya Sastra Prosa
Strategi Membaca Prosa

BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara etimologi, sastra berasal dari bahasa latin, yaitu literatur (litera=huruf atau
karya tulis). Dalam bahasa Indonesia karya sastra berasal dari bahasa sansakerta,
sas artinya mengajar, memberi petunjuk atau instruksi, tra-artinya alat atau sarana
sehingga dapat disimpulkan bahwa sastra artinya kumpulan alat untuk mengajar,
buku petunjuk, buku instruksi atau pengajaran yang baik. Sastra merupakan
inspirasi kehidupan yang diwujudkan dalam bentuk keindahan batin yang dapat
dinikmati melalui pikiran maupun perasaan kita. Sastra adalah suatu karya seni
yang berhubungan dengan ekspresi dan keindahan. Dengan kata lain, kegiatan

sastra itu merupakan suatu kegiatan yang memiliki unsur-unsur seperti pikiran,
perasaan, pengalaman, ide-ide, semangat, dan lain-lain dari seorang pengarang
yang diekspresikan dalam bentuk tulisan.
Karya sastra dapat dijadikan sebagai sarana dalam mengembangkan jiwa
humanitas, yaitu jiwa yang halus, berbudi dan manusiawi. Sehubungan dengan hal
itu, karya sastra mempunyai kemampuan yang dapat menyentuh pembaca agar
dapat menjadi manusia yang responsif terhadap hal-hal yang luhur dalam hidup
ini. Karena pada hakikatnya manusia selalu mencari nilai-nilai kebenaran,
kebaikan dan keindahan. Karya sastra yang baik adalah karya yang mengangkat
masalah manusia dan kemanusian. Sesuatu yang mempunyai nilai moral, yaitu
nilai yang berpangkal dari nilai-nilai kemanusian, serta nilai-nilai baik dan buruk
yang universal. Berdasarkan ragamnya karya sastra dibagi menjadi tiga yaitu,
prosa, puisi, dan drama. Unsur-unsur karya sastra terdiri dari unsur intrinsik dan
ekstrinsik.
Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri,
seperti penokohan, latar, alur, tema, amanat. Dalam amanat terkandung pesan
moral. Pesan moral mengandung nasihat, ajaran baik buruk yang diterima umum
mengenai perbuatan, sikap, kewajiban dan sebagainya Sedangkan unsur ekstrinsik
adalah unsur diluar karya sastra tersebut, diantaranya psikologi pengarang, sikap
pengarang, keyakinan dan pandangan hidup pengarang dan sebagainya. Karya

sastra dapat dipahami dengan apresiasi, apresiasi secara sempit berarti
penilaian/penghargaan terhadap sesuatu.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian puisi?
2. Apa saja unsur-unsur dari sebuah puisi?
3. Bagaimana strategi membaca puisi?
4. Apa saja hal yang terpenting dalam puisi?
5. Apa pengertian prosa?
6. Apa saja unsur-unsur dari sebuah prosa?
7. Bagaimana strategi membaca prosa?
C. Tujuan Penulisan
1. Agar dapat mengetahui pengertian puisi.
2. Agar dapat mengetahui unsur-unsur sebuah puisi.
3. Agar dapat mengetahui strategi membaca puisi.
4. Agar dapat mengetahui hal-hal yang terpenting dalam puisi.
5. Agar dapat mengetahui pengertian prosa.
6. Agar dapat mengetahui unsur-unsur sebuah prosa.
7. Agar dapat mengetahui strategi mambaca prosa.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Puisi
Karya sastra terdiri atas 2 jenis, yaitu prosa dan puisi. Biasanya prosa disebut
karangan bebas, sedangkan puisi disebut karangan terikat. Puisi adalah jenis
sastra, sedangkan sajak adalah individu puisi. Oleh karena itu, kedua istilah
itu jangan dicampur adukkan pemakaiannya. Puisi di bagi menjadi dua yaitu
puisi lama dan puisi baru.
1. Puisi Lama
a. Mantra, adalah puisi lama yang dipercaya dapat mendatangkan
kekuatan gaib yang biasanya diajarkan atau diucapkan oleh pawang
untuk menandingi kekuatan yang lain.
b. Bidal, adalah bahasa berkias untuk mengungkapkan perasaan yang
sehalus-halusnya, hingga orang lain yang mendengarkan harus
mendalami dan meresapi arti serta maksud dalam hatinya sendiri,
biasanya berisi nasihat, sindiran, peringatan, dan sebagainya. Menurut
penggunaannya

bidal


bisa

diklasifikasikan

menjadi:

pepatah,

perumpamaan, tamsil, ibarat, amsal, pemeo, peribahasa, ungkapan,
dan perumpamaan.
c. Peribahasa, adalah kelompok kata atau kalimat yang tetap susunannya
dan mengisahkan maksud tertentu. Yang termasuk ke dalam jenis
peribahahasa ini adalah ungkapan, perumpamaan, ibarat, tamsil.
d. Pepatah, adalah kiasan tepat yang berupa kalimat sempurna dan
pendek, pada mulanya dimaksudkan untuk mematahkan pembicaraan
orang lain.
e. Perumpamaan, adalah majas yang berupa perbandingan dua hal yang
pada hakikat berbeda, tetapi sengaja dianggap sama (secara eksplisit
dinyatakan dengan kata-kata pembanding umpama, bak, bagai,

seperti, ibarat, dsb).
f. Ibarat, adalah perbandingan dengnan seterang-terangnya dengan
keadaan alam sekitarnya, yang mengandung sifat puisi di dalamnya.
1. Puisi Baru
a. Distikon, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas dua baris (puisi
dua seuntai).

b. Tersina, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas tiga baris (puisi tiga
seuntai).
c. Kuatrain, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas empat baris (puisi
empat seuntai).
d. Kuint, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas lima baris (puisi lima
seuntai).
e. Sektet, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas enam baris (puisi
enam seuntai).
f. Septime, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas tujuh baris (tujuh
seuntai).
g. Stanza/Oktava, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas delapan
baris (double kutrain atau puisi delapan seuntai).
h. Soneta, adalah puisi yang terdiri atas empat belas baris yang terbagi

menjadi dua, dua bait pertama masing-masing empat baris dan dua
bait kedua masing-masing tiga baris.
i. Sanjak Bebas, adalah suatu bentuk sanjak yang tidak dapat diberi
nama dengan nama-nama yang sudah tertentu baik dalam puisi lama
maupun puisi baru.
B. Unsur-unsur Karya Sastra Puisi
Pada dasarnya unsur-unsur yang terdapat dalam puisi tidak jauh berbeda
dengan unsur-unsur yang terdapat karya sastra prosa, namun secara fisik dan
teknik penggunaan bahasa memang memungkinkan terjadi perbedaan yang
mencolok antara puisi dan prosa. Di antara unsur-unsur intinsik puisi adalah:
tema, amanat, bait, baris, enjambemen, irama, bahasa, gaya bahasa,
citraan/imagery, neveauk, plot, setting, penokohan, perwatakan, dan point of
view. Kelima unsur terakhir (plot, setting, penokohan, perwatakan, dan point
of view) itu jika memang terdapat dalam sebuah puisi.
a. Tema, adalah pokok pikiran yang dicetuskan pengarang yang menjadi jiwa
dan dasar cerita. Tema bisa dibedakan menjadi tema mayor dan tema
minor. Tema mayor adalah tema yang merupakan pusat pikiran sebuah
cerita atau karya sastra, sedangkan tema minor merupakan tema yang bisa

dilihat dari susut pandang tertentu. Dalam sebuah tema mayor bisa

terdapat beberapa tema minor. Bagi seorang pengarang tema ada sebelum
mengarang tetapi bagi seorang pembaca tema ada sesudah membaca
karangan ataukarya sastra.
b. Amanat, adalah gagasan yang mendasari karya sastra dan sekaligus pesan
yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca atau pendengar.
c. Bait/strophe, adalah kebulatan arti dan irama dalam kuplet atau karangan
yang berbentuk puisi, misal: sebait pantun terdiri atas empat baris, sebait
gurindam terdiri atas dua baris. Enjambemem, adalah perloncatan baris;
baris kalimat yang mempunyai tugas ganda untuk menghubungkan
bagianyanbg mendahuluinya dan bagian yang berikutnya.
d. Irama, adalah berturut-turut secara teratur; turun naik (pada bunyi, lagu)
yang beraturan; alunan yang terjadi karena perulanngan dan penggantian
bunyi dalamarus panjang pendek bunyi, keras lembut tekanan, dan tinggi
rendah nada (dalam puisi); ritma; wirama; irama juga merupakan tenaga
gaib yang menimbulkan perasaan tertentu kepada manusia dan dapat
menimbulkan gaya keindahan sebuah puisi.
e. Bahasa, yang dimaksud bahasa meliputi diksi (pilihan kata), gaya
bahasa/majas, dan makna konotasi/denotasi yang ditimbulkan oleh
penggunaan gaya bahasa dan penetapan diksi dalam karya puisi. Tentang
gaya bahasa/majas akandibahas dalam bab tersendiri.

f. Citraan, merupakan gambaran.
C. Strategi Membaca Puisi
Beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam memilih puisi sebagai bahan
pembelajaran yaitu:
1. Memberikan kegembiraan kepada siswa.
2. Menjadikan bagian dalam sejarah.
3. Karya pengarang yang cukup bagus menurut ujian waktu.
4. Problematik baik dari segi bentuk maupun isinya.
5. Karya akan unsure musical agar menarik minat siswa.
6. Sesuai dengan kemampuan siswa.
7. Kaya akan makna konotatif dan makna kias agar siswa dapat
memahami perasaan yang menyertainya dan asosiasi yang ditimbulkan
sehingga siswa lebih peka terhap puisi.

8. Berhubungan dengan lingkungan siswa.
9. Menarik minat dan selera siswa.
Dengan kegiatan ini, pembaca bukan hanya sekedar membaca sambil lalu,
melainkan membaca dengan sungguh sungguh, dengan empati, dengan
kegairahan, sampai menemukan pengalaman pengarang di dalam karya
tersebut.
Setelah membaca puisi tersebut siswa mungkin akan merasa terharu, rasa
hormamat, atau merasa kagum terhadap tokoh yang ada dalam puisi tersebut.
Selain itu, ia juga merasa kagum terhadap penulis puisi tersebut karena
mampu menggugah hati pembaca dengan kesederhanaan baik dalam bahasa,
penyusunan kata kata, ditambah dengan gaya bahasa dan tema yang disajikan
yang sungguh memperlihatkan kesederhanaan. Kegiatan seperti inilah yang
sering disebut dengan apresiasi puisi.
D. Hal Terpenting dalam Pembelajaran Puisi
Hal terpenting yang perlu diperhatikan guru pada pembelajaran puisi adalah
melibatkan siswa memperoleh pengalaman baru dengan catatan jika masih
diperlukan guru dapat saja memberikan pengetahuan tentang puisi.
Lengkapnya langkah-langkah dalam penyajian pelajaran membaca puisi
adalah:
1. Pelajarai terlebih dahulu puisi yang akan dibawakan.
2. Menetukan kegiatan yang akan dilakukan.
3. Memberikan pengantar pengajaran.
4. Menyajikan bahan pengajaran.
5. Mendiskusikan puisi yang telah dibaca.
6. Memperdalam pengalaman.
E. Pengertian Prosa
Prosa lama atau lebih dikenal sebagai sastra klasik atau satra kuno
merupakan cerminan kehidupan masyarakat lama. Ciri-ciri kehidupan
masyarakat lama ini menjadi cirri-ciri dari sastra klasik itu sendiri.
Ciri-ciri karya sastra klasik:
1. Bersifat komunal, yakni menjadi milik bersama.
2. Anonim, tidak diketahui siapa nama penggubahnya/pengarangnya.

3. Bersifat sangat kurang dinamis, yakni gerak perubahannya sangat lambat,
sehingga jika dilihat dari sudut masyarakat sekarang seolah-olah kelihatan
statis.
4. Pada umumnya bersifat irasional, kejadian-kejadian yang digambarkan
kurang atau bahkan tidak masuk akal.
5. Bersifat istanasentris, karena sebagian besar ceritanya berkisar pada
kehidupan keluarga dalam lingkungan istana.Sastra lama pada umumnya
memberikan pengajaran/pendidikan baik yang bersifat didaktis moral
maupun didaktis religius.
6. Bersifat simbolis, sebagian besar ceritanya disajikan dalam bentuk
perlambang.
7. Bersifat tradisional, yaitu mempertahankan kebiasaan atau adat yang
berlaku sesuai dengan keadaan zamannya.
8. Klise imitatif, yakni kebiasaan tiru-meniru yang tetap saja turun-temurun.
9. Sastra lama sebenarnya tidak menceritakan manusia, melainkan
menceritakan sifat-sifat universal manusia (baik-jahat, cerdik-bodoh, adillalin, dsb).
Sastra lama terpilah-pilah menjadi tiga periode atau pembabakan, yaitu:
1. Sastra masa purba,
2. Sastra masa Hindu, dan
3. Sastra masa Islam.
Hasil karya sastra klasik dapat dikatakan merupakan karya sastra lisan yang
disampaikan hanya dengan cara komunikasi lisan. Hal ini menyebabkan
terjadinya banyak variasi dan pergeseran baik dari segi alur maupun tata nilai
yang dikandungnya. Berdasarkan isinya semua jenis dongeng dapat
dikategorikan sebagai jenis karya sastra klasik/lama. Di bawah ini diuraikan
berbagai macam jenis dongeng yang sekaligus merupakan jenis-jenis karya
sastra klasik.
1. Fabel, adalah cerita lama yang menokohkan binatang sebagai lambang
pengajaran moral (biasa pula disebut sebagai cerita binatang). Beberapa
contoh fabel, adalah: Kancil dengan Buaya, Kancil dengan Harimau,
Hikayat Pelanduk Jenaka, Kancil dengan Lembu, Burung Gagak dan
Serigala, Burung Bangau dengan Ketam, Siput dan Burung Centawi, dll.

2. Sage, adalah cerita lama yang berhubungan dengan sejarah, kraton, atau
kehidupan raja-raja. Beberapa contoh sage, adalah: Calon Arang, Ciung
Wanara, Airlangga, cerita-cerita Panji, Smaradahana, dll.
3. Mite/Mitos, adalah cerita-cerita yang berhubungan dengan kepercayaan
terhadap sesuatu benda atau hal yang dipercayai mempuyai kekuatan gaib.
Contoh-contoh sastra lama yang termasuk jenis mitos, adalah: Nyai Roro
Kidul, Ki Ageng Selo, Dongeng tentang Gerhana, Dongeng tentang
Terjadinya Padi, Harimau Jadi-Jadian, Puntianak, Kelambai, dll.
4. Legenda, adalah cerita lama yang mengisahkan tentang riwayat terjadinya
suatu tempat atau wilayah. Contoh: Legenda Banyuwangi, Tangkuban
Perahu, dll.
5. Parabel, adalah rekaan cerita pendek yang menggambarkan sikap moral
atau keagamaan dengan menggunakan ibarat adtau perbandingan; majas
perbandingan menggunakan perumpamaan yang terkandung dalamseluruh
isi karangan atau cerita. Contoh: Kisah Para Nabi, Hikayat Bayan
Budiman, Mahabarata, Bhagawagita, dll.
6. Dongeng Jenaka, adalah cerita tentang tingkah laku orang bodoh, malas,
atau cerdik dan masing-masing diluskiskan secara humor.
F. Unsur-unsur Karya Sastra Prosa
Berdasarkan bentuknya karya sastra dapat dibedakan menjadi bentuk puisi,
prosa, dan drama. Semua bentuk karya sastra tersusun dari dua unsur
pembangun, yaitu unsur intinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur Intrinsik adalah
unsur karya sastra yang menmbangun tubuh karya sastra dari dalam tubuh
karya sastra itu sendiri. Sedangkan Unsur esktrinsik merupakan unsur
pembangun karya sastra yang berasal dari luar tubuh karya sastra itu. Pada
bagian ini hanya akan dibahas unsur-unsur pembangun karya sastra prosa.
Unsur-unsur intrinsik karya sastra prosa adalah sebagaimana diuraikan di
bawah ini.
1. Tema, yaitu pusat cerita, atau ide pokok yang mendasari penulisan sebuah
cerita.Tema dapat diklasifikasikan menjadi tema mayor, yaitu tema yang
memiliki cakupan lebih luas; dan tema minor yaitu tema yang bisa dilihat
sudut pandang tertentu dan mempunyai sifat lebih spesifik.
2. Amanat, yaitu pesan yang disampaikan pengarang kepada pembaca.

3. Plot / Alur, adalah jalinan peristiwa yang membentuk cerita; jalan cerita.
Alur dapat diklasifikasikan menjadi alur maju, mundur, kronologis,
klimaks, antilklimaks, dan flashback.
a. Alur maju, adalah alur yang menceritakan dari awal hingga akhir
cerita.
b. Alur mundur, adalah alur yang menceritakan kejadian masa lalu/silam.
c. Alur kronologis, adalah alur berdasarkan tata urutan waktu.
d. Alur klimaks, adalah alur yang dimulai dari bagian biasa menuju
bagian menegangkan.
e. Alur antiklimaks, adalah

alur

yang

dimulai

dari

bagianm

menegangkan menuju biasa.
f. Alur flashback, adalah alur yang mendahulukan bagian akhir cerita,
kembali ke awal menuju ke akhir cerita.
4. Penokohan, adalah penentuan dan penciptaan citra tokoh dalam karya
sastra.
Berdasarkan sifatnya tokoh dalam sebuah karya sastra dapat dibedakan
menjadi tiga jenis tokoh, yaitu tokoh protagonis (tokoh lakon), antagonis
(tokoh jahat, lawan, musuh), dan tokoh tirtagonis (tokoh penengah).
Berdasarkan tingkat kepentingannya dalam cerita dapat dibedakan
menjadi dua yaitu tokoh utama dan tokoh pembantu/figuran.
5. Karakteristik, adalah perwatakan tokom dalam cerita.
Karakteristik tokoh dapat menjadi dua maca, yaitu flat character dan
arround character. Flat character adalah watak seorang tokoh yang tidak
pernah mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita. Arround
character adalah jika seorang tokoh mengalami perubahan watak dalam
cerita tersebut.
Untuk mengidentifikasi watak seorang tokoh bisa dilakukan dengan
teknik-teknik di bawah ini.
a. Teknik Dramatik.
Mengetahui tempat tinggal/lingkungan hidup tokoh, cara tokoh
meyelesaikan sebuah permasalahan, dan pembicaraan tokoh lain.
Teknik Analitik.
Pada teknik ini pengarang menyampaikan/menguraikan secara
langsung perwatakan tokoh yang dimunculkan dalam cerita yang

dibuatnya. Teknik Analitik – Dramatik (gabungan kedua teknik yang
ada).
6. Point of View, adalah sudut pandang pengarang; cara pengarang
menempatkan dirinya dalam sebuah cerita. Berikut ini diuraikan beberapa
jenis sudut pandang pengarang.
a. Narathor Participant, pengarang mempergunakan kata aku-orang
pertama (aku sebagai tokoh utama dan aku sebagai bukan tokoh
utama).
b. Narathor Omniscient, pengarang mempergunakan kata dia (orang
ketiga) untuk pelaku utama dan pengarang mengetahui seluk beluk
tokoh dia/menyumbangkan pikiran dalam pribadi tokoh.
c. Narathor Observer, pengarang mengisahkan ceritanya dengan
mempergunakan kata dia (orang ketiga) untuk tokoh utama, dan
pengarang tidak mengethaui jalan pikiran tokoh utama.
d. Narathor multiple, campuran antara ketiga jenis narathor di atas.
7. Setting, adalah latar belakang penceritaan; latar cerita. Terdapat dua jenis
setiing, ayaitu setting fisik (alat, tempat, dan waktu) dan setting psikis
(suasana: haru, sedih, gembira, dll).
8. Suspense dan Foreshadowing
Suspense, adalah bagian cerita yang mampu membuat pembaca
merasakan ketegangan setelah mengikuti atau menyaksikan konflik
mental dan konflik sosial yang tajam. Foreshadowing, merupakan
kelanjutan dari suspense, yaitu pembayangan tentang apa yang akan
terjadi kemudian dalam cerita. Bagianini diciptakan oleh pengarang untuk
memikat perhatian pembaca terhadap keseluruhan cerita agar merasa
nikmat dan puas, tidak merasa bosan.
9. Limited Fokus dan Unity
Limited Fokus, adalah bagian cerita yang paling dipentingkan dari semua
jalinan cerita yang ada; dapat dikatakan merupakan pusat cerita.
Sedangkan unity merupakan kesatuan atau kepaduan yang terdapat dalam
sebuah cerita. Jadi walaupun dalam sebuah cerita terdapat banyak sekali
pecahan cerita yang mendampingi cerita inti, keseluruhan cerita tetap bisa

dinikmati oelh pembaca dengan baik karena terdapat unsur kesatuan
tersebut.
10. Bahasa, yaitu bahasa apakah yang dipergunakan; bagimana kandungan
makna denotasi/konotasi, ambiguitas maknanya, interferensi bahasa
asing/ daerah yang terdapat dalam karya sastra tersebut.
11. Gaya Bahasa/Majas, yang dimaksudkan adalah gaya bahasa apa saja yang
sering

dipergunakan

oleh

penngarang

dalam

menulis

ceritanya

(personifikasi, metonimia, alegori, sinekdok, hiperbola,dll).
Sedangkan yang termasuk dalam unsur ekstrinsik sebuah karya sastra prosa
adalah sebagaimana contoh di bawah ini. Dalam cerpen Jalan Lain ke Roma
karya Idrus mengandung nilai-nilai kehidupan yang besar artinya bagi
pembaca yang mau memahami secara mendalam. Nilai-nilai kehidupan
tersebut antara alain adalah nilai sosial, moral, ekonomi, kejiwaan, politik,
filosofis, dll.
1. Nilai Sosial
Sifat terus terang adalah baik, tetapi jika salah menempatkan akan
menimbulkan hal negatif, sebagaimana yang dialami oleh Open.
2. Nilai Kejiwaan
Mendalami jiwa orang lain adalah penting, karena dengan begitu kita bisa
bergaul dengan masayarakat secara lebih baik.
3. Nilai Moral
Sifat kejujuran sangat penting dan sangat mulia di hadapan Tuhan.
4. Nilai Ekonomi
Tidak mudah berputus asa, gaga satu pekerjaan, cari pekerjaan yang lain.
5. Nilai Politik
Perjuangan membela kepentingan banyak orang dengan cara berjuang
secara sungguh-sungguh.
6. Nilai Filosofi/Religius
Sebagai pemeluk agama Islam yang kuat, Open berusaha untuk
mendakwahkan agamanya.
G. Strategi Membaca Prosa

Prosa adalah cerita. Baik cerita rakyat, cerpen maupun novel. Cerpen
merupakan suatu cerita rekaan. Sebagai suatu cerita rekaan, kejadian yang
terdapat di dalamnya hanya merupakan rekaan pengarang saja.
Langkah Langkah dalam Menyajikan Pelajaran Membaca Prosa, adalah:
1. Membacakan sebuah prosa, baik berupa cerita pendek maupun cerita
rakyat.
2. Meneliti penggunaan kosakata yang dianggap siswa sulit.
3. Guru menulis kosakata sulit yang diajukan sisiwa di papan tulia,
kemudian membahasnya secara bersam sama melalui kegiatan tanya
jawab dan diskusi kelas.
4. Setelah siswa diperkirakan tidak akan mengalami hambatan dalam
kosakata, siswa diminta membaca cerita tersebut dengan nyaring secara
bergiliran.
5. Selesai membaca siswa dibagi kedalam beberapa kelompok. Sebagian
kelompok di tugaskan untuk menyusun pertanyaan sebanyak banyaknya,
berkaitan dengan isi cerita, sedangkan kelompok yang lain diminta untuk
menginfentaris informasi tentang cerita tersebut.
Untuk menyampaikan cerita dan tokoh tokoh khayalan tersebut pengarang
cerita harus berusaha agar apa yang diceritakannya seolah olah sesuatu
yang benar benar terjadi, sehingga pembaca merasakan bahwa apa yang
dibacanya bukanlah sesuatu yang hanya khayalan pengarng saja.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran sastra sangatlah penting terlebih pada jenjang Pendidikan
Sekolah Dasar, karena di dalam pembelajaran sastra tersebut terdapat
beberapa aspek humaniora yang dapat mengasah kepekaan sosial, ketajaman
watak, serta dengan mempelajari sastra, seseorang dapat belajar bagaimana
caranya mengharagai karya-karya orang lain, karena pada dasarnya sastra
dapat membantu seseorang lebih memahami kehidupan dan menghargai nilainilai kemanusiaan.
B. Saran
Pembelajaran sastra dianggap tidaklah penting, karena pada jenjang
pendidikan

umumnya

lebih

mengedepankan

serta

mementingkan

pembelajaran yang ilmiah dan bertehnologi. Padahal dengan adanya
pembelajaran sastra dapat turut berperan dalam pembentukan kepribadian,
watak, dan sikap yang tentunya akan lebih baik jika diterapkan sejak dini
dalam tahapan jenjang Pendidikan

Sekolah Dasar pada umumnya.

Seharusnya Sastra dapat dioptimalkan pembelajarannya sehingga dapat
diapresiasikan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA
Leroy, Diana. 2003. Soal-Soal dan Pembahasan UAN (Ujian Akhir Nasional) Bahasa
Indonesia SMP (Edisi Kedua). Jakarta:Erlangga.

Wijaya,
Putu.
2011.
Pengajaran
Sastra.
http://sastraindonesia.com/2011/03/pengajaran-sastra/. Diakses pada tanggal 20/12/2011 10:03
Wibisono, B Kunto. 2010. Pembelajaran Sastra Dorong Sikap Kritis.
http://www.antaranews.com/berita/206353/pembelajaran-sastra-dorong-sikapkritis. Diakses pada tanggal 31/12/2011 7:47
Arif, Mohammad. 2008. Pembelajaran Sasta Secara Integratif. http://researchengines.com/mohamad0708.html. Diakses pada tanggal 20/12/2011 9:53
Hamid,
Mukhlis
A.
Pengajaran
Sastra
Indonesia
Di
Sekolah.
http://gemasastrin.wordpress.com/2007/04/20/pengajaran-sastra-indonesia-disekolah/. Diakses pada tanggal 31/12/2011 7:42
Pembelajaran Sastra Indonesia di Sekolah. http://gurupembaharu.com/home/?
p=9911. Diakses pada tanggal 31/12/2011 8:03