ANALISIS KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN K

ANALISIS KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN KORELASINYA
DENGAN INDEKS PRESTASI KOMULATIF PADA MAHASISWA
BIOLOGI FKIP UNIVERSITAS LANCANG KUNING T.P 2016/2017

ARTIKEL PENELITIAN

Oleh:
Rikizaputra, M.Pd
Arlian Firda, M.Si

NIDN. 1016088602 (Ketua)
NIDN. 1031088770 (Anggota)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LANCANG KUNING
PEKANBARU
2017

1

ANALISIS KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN KORELASINYA

DENGAN INDEKS PRESTASI KOMULATIF PADA MAHASISWA
BIOLOGI FKIP UNIVERSITAS LANCANG KUNING T.P 2016/2017
Rikizaputra* Arlian Firda*
Email: [email protected]
*Dosen Pendidikan Biologi

ABSTRAK
Penelitian yang berjudul “Analisis Keterampilan Proses Sains dan Korelasinya Dengan
Indeks Prestasi Komulatif Pada Mahasiswa Biologi FKIP Universitas Lancang Kuning T.P
2016/2017” ini dilakukan pada semua mahasiswa Pendidikan Biologi yang berada pada semester
2, 4 dan 6 Tahun Akademik 2016/2017 dengan jumlah sampel sebanyak 180 orang yang terdiri
dari 59 orang semester 2 yang dibagi dalam 3 kategori yaitu IPK tinggi sebanyak 21 orang, IPK
sedang sebanyak 29 orang dan IPK rendah sebanyak 9 orang dan 65 orang semester 4 yang
dibagi dalam 3 kategori yaitu IPK tinggi sebanyak 21 orang, IPK sedang sebanyak 33 orang, IPK
rendah sebanyak 11 orang, serta 56 orang semester 6 yang dibagi dalam 3 kategori yaitu IPK
tinggi sebanyak 26 orang, IPK sedang sebanyak 20 orang, IPK rendah sebanyak 10 orang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil keterampilan proses sains mahasiswa dan
korelasinya dengan Indeks Prestasi Komulatif mahasiswa. Pengambilan data dilakukan pada
bulan Maret 2017 dengan menggunakan instrument soal keterampilan proses sains dengan 7
indikator. Analisis data dilakukan dengan acara deskriptif persentase dan menggunakan korelasi

Product Momen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa nilai KPS mahasiswa
berada pada kategori kurang sekali dengan rerata 51,28. Mahasiswa yang
memiliki IPK tinggi juga memperoleh nilai KPS yang lebih tinggi dari pada
mahasiswa IPK rendah dan sedang. Mahasiswa semster VI memiliki rerata
KPS paling tinggi yaitu 63,48 dengan kategori cukup. IPK memiliki hubungan
yang signifkan dengan KPS dengan kategori hubungan yang cukup kuat
sebesar 0.721.
Kata kunci : keterampilan proses sains, indeks prestasi komulatif
ABSTRACT
The research entitled "Analysis of Scientific Processing Skills and Its Corelation With
Comulative Achievement Index in Biology Student of FKIP University of Lancang Kuning TP
2016/2017" is done to all Biology Education students who are in semester 2, 4 and 6 Academic
Year 2016/2017 with the number of samples As many as 180 people consisting of 59 people 2
semesters divided into 3 categories of high GPA of 21 people, the GPA is as much as 29 people
and low GPA of 9 people and 65 people 4 semesters are divided into 3 categories of 21 high
GPA, GPA was as many as 33 people, low GPA of 11 people, and 56 people 6 semesters are
divided into 3 categories of high GPA of 26 people, moderate GPA of 20 people, low GPA of 10
people. This study aims to determine the profile of students' science process skills and their
correlation with Student's Achievement Index. Data retrieval was conducted in March 2017
using an instrument of science process skill with 7 indicators. Data analysis is done by

descriptive percentage and using Product moment correlation. The result of the research shows
that the value of KPS of students is in the category of less once with the average of 51.28.

2

Students with a high GPA also get higher PPP scores than low and medium-sized GPA students.
The semester VI students have the highest KPS average of 63.48 with enough category. GPA has
a significant relationship with PPP with a strong relationship category of 0.721.
Keywords: science process skills, cumulative achievement index

keberhasilan LPTK mempersiapkan

PENDAHULUAN
Pendidikan pada hakikatnya
adalah

proses

manusia.


pendewasaan

Lembaga

pendidikan

merupakan salah satu wadah untuk

tenaga pendidik yang baik, salah
satunya dapat dilihat dari indeks
prestasi

Lancang

(IPK)

mahasiswanya.

menjalankan proses tersebut. FKIP
Universitas


komulatif

Indeks

prestasi

komulatif

Kuning

merupakan suatu bobot nilai yang

Pendidikan

diperoleh dari perhitungan beban

Tenaga Kependidikan (LPTK) yang

satuan kredit semester (SKS) yang


bertujuan

pendidik

telah diselesaikan dikali bobot nilai

unggul demi tercapainya kualitas

dari masing-masing mata kuliah.

pendidikan yang lebih baik. Kualitas

Selain IPK, seorang pendidikan juga

pendidikan

harus memiliki keterampilan lain

merupakan


Lembaga

menghasilkan

yang

lebih

baik

di

tingkat LPTK akan mampu dicapai

untuk

apabila kurikulum yang digunakan

unggul,


sesuai tuntutan zaman.

keterampilan proses sains (KPS).

Kurikulum
dikembangkan
adalah

yang
di

LPTK

Kerangka

saat

ini


Kurikulum

menjadi
salah

Amnah

pendidik
satunya

dan

menyatakan

Idris

Keterampilan

siswa terhadap sains disebabkan


yang

oleh kegagalan perguruan tinggi

Pembelajaran

atau LPTK dalam mempersiapkan

lebih

menekankan

tenaga pendidikan yang mampu

yang

menyebabkan

mentransformasikan


selama

dan

inovatif.

Indikator

KPS

proses

merupakan

efektif

(2015)

bahwa

bahwa menurunya minta dan sikap

secara

adalah

berkontribusi terhadap prestasi.

Nasional Indonesia (KKNI). Para ahli

sains

yang

sains

keterampilan

dimiliki

setiap
sains

orang.

seharusnya
pada

proses,

siswa

pembelajaran

membangun

dasar

aktif
untuk

pengetahuannya

3

melalui serangkaian kegiatan agar

hipotetik-deduktif. Keterampilan ini

pembelajaran bermakna (meaning

digunakan

full learning). Biologi sebagai salah

masalah atau melakukan kegiatan

satu

eksperimen atau praktikum.

bidang

sains

menyediakan

berbagai pengalaman belajar untuk
memenuhi
sauns.

konsep

Kegiatan

dan
belajar

proses

untuk

memecahkan

Sebagian besar mata kuliah
keahlian

biologi

yang

diajarkan

yang

disertai dengan kegiatan praktikum

keterampilam

karena keterampilan hanya dapat

proses penting dilakukan agar siswa

diperoleh dengan kegiatan hand on

dapat

dan mind on. Mahasiswa pendidikan

mengembangkan
memahami

biologi

secara

ilmiah dan utuh.

biologi

Calon pendidikan sains harus
menguasai

keterampilan

proes

harusnya

memiliki

keseimbangan antara teoritis dan
praktikum

dalam

kegiatan

sains, karena keterampilan proses

pembelajaran

sains merupakan hal dasar yang

tidak dapat dipisahkan. Mahasiswa

harus dimiliki setiap calon guru

yang

biologi, karena seorang guru biologi

biasanya berbanding lurus dengan

mrmbutuhksn

dasar

KPS nya, tetapi mahasiswa yang

diperoleh

memiliki IPK kurang bagus belum

bagaimana

hal-hal

suatu

ilmu

atau ditemukan.
Menurut
ada

dua

memiliki

Rustaman

keterampilan

(2003),
yang

sains

ditentukan

kemampuan

penelitian

untuk

melakukan

empiris-induktif
kemampuan

melakukan
Yaang

maka

perlu

dilakukan

tentang

keterampilan

dasar

mahasiswa dan korelasinya dengan

adalah

IPK

mahasiswa

proses
Program

Lancang Kuning Pekanbaru.

yang berkaitan dengan kemampuan

RumusanMasalah

melakukan

sains
Studi

Pendidikan Biologi FKIP Universitas

keterampilan proses sains terpadu
untuk

profl

serta

penyelidikan

kedua

bagaimana

Berdasarkan latar belakang di
atas

ilmiah.

baik,

peserta didik dilatih dan dididik.

sains dasar yang berkaitan dengan

dalam

yang

bagus. Kualitas keterampilan proses

yang pertama keterampilan proses

menyediakan

IPK

keduanya

tentu memiliki KPS yang kurang

digunakan dalam dunia sains yaitu

penalaran

karena

penalaran

4

Berdasarkan

latar

belakang

yang

68 orang, kategori IPK sedang sebanyak 82

diuraikan di atas, maka rumusan masalah

orang

sedangkan

kategori

IPK

rendah

penelitian ini adalah Bagaimanakah profil

sebanyak 30 orang. Jadi total sampel yang

keterampilan proses sains mahasiswa dan

akan diambil pada penelitian ini adalah

korelasinya dengan IPK?

sebanyak 180 orang mahasiswa.
Instrumen Penelitian

METODE PENELITIAN

Instrumen

Jenis Penelitian

akan

digunakan

dalam penelitian ini adalah soal keterampilan

Penelitian

ini

menggunakan

pendekatan kuantitatif deskriptif dengan
metode korelasi regresi untuk melihat adanya
hubungan antara IPK dengan keterampilan
proses sain mahasiswa.

proses sains yang terdiri dari beberapa
indikator KPS yaitu interpretasi, prediksi,
mengajukan pertanyaan, membuat hipotesis,
komunikasi,

kesimpulan

dan

Fatmawati tanpa tahun). Indikator tersebut

Penelitian ini dilakukan pada bulan
maret 2017 di Program Studi Pendidikan
Biologi FKIP Universitas Lancang Kuning

akan dibuat dalam bentuk soal tipe soal
pilihan ganda sebanyak 12 soal.
Teknik Analisis Data

Populasi dan Sampel Penelitian

Data hasil penelitian berupa tes

Populasi dalam penelitian ini adalah
mahasiswa semester II, IV dan VI yang
dalam

membuat

merencanakan penelitian ( modifikasi dari

Waktu dan Tempat Penelitian

dikategorikan

yang

tiga

kelas

keterampilan KPS akan diolah menggunakan
rumus:

yaitu

mahasiswa yang memiliki IPK rendah,
sedang dan tinggi. Mahasiswa memiliki IPK

S

=

Jumlah jawaban benar
X 100
jumlah soal

rendah jika IPK nya berkisar 2.00-2.75,
kategori sedang jika IPK 2.76-3.50 dan
kategori tinggi jika IPKnya ≥ 3.51, sampel
dipilih dengan menggunakan teknik total
sampling.

Salah

satu

tujuan

pemilihan

sampel secara total menurut Sugioyono
(2012) adalah karena jumlah populasi yang
tidak

terlalu

banyak

dan

Selanjutkan

dikategorikan

menurut

modifikasi aturan Purwanto (1994)
Nilai
86 – 100
76 – 85
60 – 75
55 – 59
≤ 54

Kategori
Baik Sekali
Baik
Cukup
Kurang
Kurang Sekali

mendapatkan

gambaran karakteristik populasi yang lebih
representative. Semua populasi dijadikan
sampel dengan kategori IPK tinggi sebanyak

5

80
70
60
50
40
30
20
10
0

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Profil KPS Mahasiswa
Berdasakan
yang

dilakukan,

beberapa

hal

Mahasiswa.
berikut,
Setelah diperoleh data keterampilan
proses sains maka dilanjutkan dengan uji
prasyarat pada analisis data model regresi
linier.

Uji

prasyarat,

diantaranya:

uji

normalitas dan uji regresi linier sederhana.
Dengan rumus:

analisis

ditemukan

terkait

Pada

disajikan

data

profl

KPS

gambar

4.1

rerata

setiap

indikator KPS mahasiswa pada tiap
semester.
Gambar 1 Rerata nilai KPS tiap
Indikator Tiap Semester
Keterangan: Indikator 1: Interpretasi;
Indikator 2: Prediksi; Indikator

y’ = a + bx

3: Berkomunikasi; Indikator 4:

dengan:

Hipotesis; Indikator 5:

y’ = nilai yang diprediksi

Merencanakan Percobaan;

a = konstanta atau bila harga x = 0

Indikator 6: Mengajukan
Pertanyaan; Indikator 7:

b = koefisien regresi

Menerapkan Konsep/Prinsip

x = nilai variabel independen
Jika, data berdistribusi normal, maka
pengolahan data selanjutnya adalah uji
koefisien

korelasi

menggunakan

rumus

Pearson/Product Moment :
xy
r xy=
√(x 2)( y 2)
Untuk

melihat

dihasilkan

koefisien

signifikan

korelasi

yang

tidak,

maka

atau

dilanjutkan dengan menggunakan uji t. Jika
koefisien

korelasi

signifikan,

besarnya

pengaruh antar variabel dapat dicari dengan
koefisien determinasi, dengan rumus :
D =(rxy)2 x 100%
6

70
60
50
40
30
20
10
0

63.48
43.45

Berkomunikasi; Indikator 4: Hipotesis;
51.28

46.91

Indikator 5: Merencanakan Percobaan;
Indikator 6: Mengajukan Pertanyaan;
Indikator 7: Menerapkan Konsep/Prinsip

Berdasarkan Gambar

2 di

atas, dapat diketahui bahwa ada 5
indikator
Gambar

1,

menunjukkan

kepada kita bahwa nilai tertinggi
terletak pada indikator 2 dengan
nilai

rata-rata

sebesar

65,27,

sedangkan nilai terendah terdapat
pada indikator 7 dengan nilai ratarata 24,43.

Selain itu, juga dapat

dilihat bahwa nilai KPS semester 6
lebih tinggi dari semester 4 dan 2
pada

semua

indikator

kecuali

indikator 1. Pada indikator 1, nilai
KPS semester 4 lebih tinggi dari

kecenderungan

juga

yang

semakin

tinggi

pula

yaitu

indikator 1, 2, 4, 5 dan 6 sedangkan
2

indikator

yang

menunjukkan

bahwa

mempengaruhi

lainnya
IPK

tidak

KPSnya

yaitu

indikator 3 dan 7. Tetapi tudak ada
satupun

indikator

yang

memperlihatkan hubungan negatif
antara IPK dengan nilai KPS.
Gambar 3 Rerata nilai KPS
Mahasiswa Tiap Semester

70

Berdasarkan Gambar
atas,

dapat

40

mahasiswa

30

rerata

20

hubungan

semakin tinggi IPK maka KPSnya

80

50

menunjukkan

positif antara IPK dan KPS, yaitu

semester yang lainnya.

60

yang

nilai

3 di

diketahui

semester
KPS

6

bahwa
memiliki

tertinggi

yaitu

10

63,48, sedangkan nilai rerata KPS

0

terendah dimiliki oleh semester 2
yaitu 43,45. Secara keseluruhan,
rerata

Gambar 2 Rerata nilai KPS tiap
indikator berdasarkan IPK
mahasiswa
Keterangan: Indikator 1: Interpretasi;

KPS

Mahasiswa

sebesar

51,28 berada pada kategori kurang
sekali.
Hubungan KPS dengan IPK

Indikator 2: Prediksi; Indikator 3:

7

Uji
rumus

korelasi

Pearson

dengan

uji

menggunakan

Product

yaitu

tailed) kategori IPK dan KPS lebih

uji

besar dari nilai α (0.05) sehingga

normalitas. Uji normalitas dilakukan

dapat disimpulkan bahwa data IPK

pada semua data maupun pada

dan

masing-masing

IPK

Karena data berdistribusi normal,

Mahasiswa.

maka dapat dilanjutkan dengan uji

terhadap

prasyarat

Moment

bahwa semua nilai Asymp.Sig (2-

kategori

Nilai

KPS

KPS

berdistribusi

normal.

korelasi Pearson Product Moment.

Nilai KPS
0.721

Pearson
Corelation
(20.00
IPK Sig
tailed)
Kontribusi
10.2%
N
180
Pengujian korelasi product momen

Uji korelasi ini untuk mengetahui

menggunakan SPSS 17 for windows.

Tabel 2 Hasil Uji Korelasi antara IPK dengan
KPS

Uji normalitas nilai KPS dan
IPK
Smirnov,

uji

mahasiswa pada semester 2, 4 dan
6.

dengan

Berdasarkan data pada Tabel

Kolmogorov

4.2 dapat dilihat bahwa terdapat

mahasiswa

menggunakan

hubungan antara KPS dengan IPK

dengan

kategori

korelasi

yang

positif

antara

IPK

signifkansi pada taraf α = 0.05.

dengan Nilai KPS. Hubungan IPK

Data berdistribusi normal jika χ2

terhadap nilai KPS signifkan pada

Hitung ≤ χ2 Tabel atau bisa juga

taraf

dengan

taraf

kategori

nilai

(0.721), walaupun hubungan antara

Asymp.Sig > α (0.05), begitu juga

keduanya cukup kuat tetapi IPK

sebaliknya.

hanya

memberikan

sebesar

10.2%

melihat

signifkansinya

yaitu

jika

Tabel 1 Uji Normalitas
Asymp.Sig
Variabel

(2-tailed)

IPK_Mahasiswa

0.103

KPS_Mahasiswa

0.062

Berdasarkan
(Tabel

1),

maka

Kesimpulan
(Asymp.Sig>Nilai
α
Berdistribusi
normal
Berdistribusi
normal
data
dapat

di

atas
dilihat

nilai

signifkansi

0.05

hubungan

KPS

dengan

cukup

kuat

kontribusi

dari peningkatan

sedangkan

89.8%

ditentukan oleh faktor lain. Karena
hubungan

keduanya

signifkan,

maka dapat dilanjutkan dengan uji
regresi linier untuk melihat sebesar
besar

sebuah

variabel

mempengaruhi variabel lain.

8

Tabel 4.3 Hasil Uji Regresi Linier
Untuk Melihat Persamaan Regresi

Unstandardized
coefficients
B
Std.
errorr

Model

Berdasarkan Tabel 4.3 dapat
dilihat

bahwa

signifkan

konstanta

dengan

Sig.

tidak
sebesar

Contant
a
KPS

2.415
0,018

Signi
fkan
si

0.068

0.210

0.001

0.000

0.210 > 0.05 ini berarti konstanta

pada saat penggunaan alat dan

(a)

bahan

tidak

berpengaruh

terhadap

dan

keterampilan

sosial

peningkatan nilai KPS mahasiswa

dibutuhkan pada saat melaksanaan

sedangkan KPS mahasiswa bersifat

kegiatan

signifkan dengan nilai Sig. sebesar

mendiskusikan hasil pengamatan.

0.000<

0.05,

ini

berarti

pembelajaran

Pendekatan

KPS

misalnya

tidak

jauh

peningkatan nilai KPS ditentukan

berbeda dengan Science A Process

oleh IPK mahasiswa. Berdasarkan

Approach (SAPA) yang merupakan

Tabel 4.3 dapat ditulis persamaan

pendekatan

regresi sebagai berikut:

berorientasi pada IPA. Namun KPS

Y = 2.415 + 0.018X.

dan SAPA terdapat perbedaan yaitu

Pembahasan

SAPA tidak mementingkan konsep

Keterampilan

yang

sain

sehingga menuntut pengembangan

keterampilan yang dimiliki setiap

proses secara utuh dengan metode

orang

ilmiah

yang

memerlukan
Rustaman,
keterampilan

proses

pembelajaran

pengembangannya
pelatihan.

Menurut

dkk

(2003),

proses

sain

pada

setiap

pembelajaran,

pelaksanaan

sedangkan

jenis-

jenis keterampilan proses dalam
pendekatan

KPS

dapat

melibatkan keterampilan lain yaitu

dikembangkan terpisah tergantung

keterampilan

metode

kognitif

atau

apa

yang

digunakan.

intelektual, keterampilan sosial dan

Misalnya metode demonstrasi dapat

keterampilan manual. Keterampilan

mengembangkan

intelektual terlibat kerena setiap

tertentu

proses (keterampilan proses) siswa

interpretasi,

membutuhkan intelektualnya untuk

aplikasi konsep (Rustaman, 2003)

melakukannya,

begitu

juga

indikator

seperti

observasi,

komunikasi

Berdasarkan

hasil

KPS
dan

penelitian

keterampilan

lain

seperti

yang telah dipaparkan pada subbab

keterampilan

manual

dibutuhkan

di atas dapat dilihat bahwa secara
9

keseluruhan

IPK

mempengaruhi

bahwa

semua

keterampilan

keterampilan sains mahasiswa. Dari

dibutuhkan untuk mengembangkan

data Gambar

4.2 dapat dilihat

keterampilan proses sains secara

bahwa IPK menunjukkan hubungan

utuh. Pada Tabel 4.2 Dapat dilihat

yang

bahwa

positif

dengan

KPS

IPK

hanya

memberikan

mahasiswa. Secara umum pada tiap

sumbangan sangat kecil terhadap

indikator, mahasiswa yang memiliki

peningkatan

IPK tinggi, juga memiliki nilai KPS

10.2%

yang lebih tinggi juga dibandingkan

dipengaruhi oleh faktor lain seperti

pada mahasiswa IPK rendah dan

keterampilan manual, keterampilan

sedang.

4.2

sosial, model/metode pembelajaran

kecenderungan

dan latihan yang bersifat kontiniu.

Dan

pada

memperkuat

Tabel

KPS

yakni

sebesar

sedangkan

hubungan positif tersebut melalui

Ini

analisis korelasi yang dilakukan. IPK

Rustaman dkk (2003) bahwa setiap

memiliki hungan positif dengan KPS

model/metode

tertentu

dengan kategori hubungan cukup

mampu

mengembangkan

kuat

positif

keterampilan tertentu dengan kata

setiap

lain bahwa untuk mengembangkan

(0.721).

menunjukkan

Hubungan
bahwa

sejalan

89.8%

dengan

akan

semakin tinggi IPK seseorang maka

KPS

semakin baik keterampilan proses

membutuhkan

sains yang dimilikinya. Hasil ini

metode/model pembelajaran.

sejalan

dengan

Rustaman

yaitu

intelektual,

sains

indikator KPS memiliki hubungan

lain

yang positif dengan IPK, antara lain

atau

kemampuan interpreatsi, prediksi,

manual

hipotesis, merencanakan percobaan

kognitif

dan keterampilan sosial.

dan

keterampilan

kognitif

variasi

4.2 menunjukkan sebagian besar

keterampilan

Walaupun

berbagai

bahwa

keterampilan

keterampilan

akan

Hasil penelitian pada Gambar

proses

membutuhkan

untuk

pernyataan

(2003)

keterampilan

secara

pernyataan

mempengaruhi

kemampuan

pertanyaan.
memiliki

IPK

mengajukan

Mahsiswa
tinggi,

yang
memiliki

keterampilan proses sains, tetapi

kemampuan interpretasi yang lebih

kita

tinggi juga dibandingkan dengan

tidak

keterampilan

bisa
lain,

mengabaikan
dalam

artian

mahasiswa IPK sedang dan rendah.

10

Fakta yang sama juga ditemukan

dengan IPK atau hubungan ya sulit

pada 4 indikator KPS lainnya.

untuk diprediksi. Seperti

Mahasiswa

semester

6

berkomunikasi dan menggunakan

memiliki KPS yang lebih tinggi dari

konsep.

mahasiswa

pada mahasiswa semester 2 dan 4

rendah

memiliki

pada

berkomuniakasi

semua

indikator

indikator

1.

Pada

kecuali

dengan

IPK

kemampuan

lebih

tinggi

dan

1,

mamahasiswa IPK rendah memiliki

mahasiswa semester 4 lebih tinggi

kemampuan menerapkan monsep

dari pada dua semester lainnya

lebih

dengan

mahasiswa IPK sedang.

rerata

indikator

indikator

67,69

(cukup).

Kemampuan menggunakan konsep/
prinsip menempati nilai terendah
pada

setiap

rerata

24,43

Sedangkan
pada

semester

dengan

(kurang

sekali).

rerata

indikator

Secara

tertinggi

prediksi

keseluruhan

ada

65,27.

mahasiswa

semster 6 memiliki nilai KPS yang
lebh tinggi dari pada 2 semester
lainnya yaitu 63.48 (cukup). Hal ini
disebabkan

karena

semster

6

pengalaman
berbagai

mahasiswa

miliki
dalam

proses

banyak
melakukan

sains

selama

perkuliahan.

Rustaman

(2003)

menyatakan

baha

KPS

dapat

ditingkatkan

melalui

berbagai

pengalaman

yang

pernah

dilakukan.
Pada Gambar 4.2 dapat juga
diketahui

bahwa

ada

beberapa

indikator tidak memiliki hubungan

tinggi

dibandingkan

Berdasarkan uji korelasi pada
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa IPK
memiliki hubungan yang signifkan
terhadap

keterampilan

proses

sains, tetapi berdasarkan uji regresi
menunjukkan

bahwa

mempengaruhi

IPK

hanya

peningkatan

keterampilan lain sebesar 10.2%
sedangkan 89.8% lagi dipengaruhi
faktor

lain

manual,

seperti

keterampilan

keterampilan

sosial

(Rustaman dkk 2003), metode dan
model pembelajaran, latihan yang
bersifat

kontiniu,

diberikan

(dari

materi
angket

yang
yang

menunjukkan materi genetika dan
fotosintesis lebih sulit dari materi
lain) dan faktor lain-lain.
Gambar
bahwa

rerata

4.3
nilai

menunjukkan
keterampilan

proses sains mahasiswa yaitu 51,28
berada pada kategori kurang sekali,

11

ini

menunjukkan

selama

dalam

menerapkan

metode/model

yang

proses kegiatan pembelajaran di

mendukung, latihan secara terus

kampus,

menerus

mahasiswa

mendapatkan

kurang

latihan

berkaitan

diperlukan

untuk

membiasakan peserta didik dalam

dengan KPS nya. Padahal, dalam

menguasai

biologi, KPS harusnya menjadi salah

sains ini sejalan dengan penelitian

satu

yang dilakukan Anggraini (2013);

pendekatan

andalan

pembelajarannya.
Rustaman

dkk

dalam

menurut
(2003),

bahwa

Alhhajjah
dan

keterampilan

(2013);

Astari

proses

Nuraini

(2014)

(2014)

yang

mengajarkan keterampilan proses

menunjukkan bahwa metode/model

sains

pembelajaran dapat meningkatkan

berarti

sama

mengajarkan

kepada peserta bagaimana sebuah

keterampilan

ilmu

indikator yang berbeda.

ditemukan.

Sebuah

keterampilan tidak akan mampu
dikuasi
begitu

tanpa
juga

adanya

latihan,

keterampilan

proses

sains, indikator keterampilan proses
sains

membutuhkan

perlakuan

yang berbeda-beda sesuai dengan
karakteristik masing-masing.
KPS

dapat

sain

pada

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan

analisis

data

yang

dilakukan dapat disimpulkan bahwa
nilai KPS mahasiswa berada pada
kategori
rerata

dikembangkan

proses

kurang
51,28.

memiliki

sekali

dengan

Mahasiswa

IPK

yang

tinggi

juga

dengan berbagai seni pembelajaran

memperoleh nilai KPS yang lebih

yang

tinggi dari pada mahasiswa IPK

dapat

mengembangkan

keterampilan membuat pertanyaan,

rendah

dan

membuat hipotesis, merencanakan

semster

VI

percobaan,

paling tinggi yaitu 63,48 dengan

interpretasi

mengkomunikasikan,
dan

membuat

kategori

sedang.
memiliki

cukup.

Mahasiswa
rerata

IPK

KPS

memiliki

kesimpulan tetapi model kooperatif

hubungan yang signifkan dengan

banyak membantu peserta didik

KPS

dalam

yang cukup kuat sebesar 0.721.

melatih

keterampilan

komunikasi,

interpetasi

menerapkan

konsep.

dan

dengan

kategori

hubungan

Saran

Selain

12

instrumen

Menggunakan
pengumpul

data

yang

beragam

sehingga

lebih
dapat

memperkuat temuan penelitian
Dilakukan peneltian pada salah
satu mata kuliah keahlian biologi
untuk mendapatkan hasil yang
lebih spesifk
Memperkecil variabel ekstranous
Perlu
lanjutan
variasi

dilakukan

penelitian

tentang

penerapan

model

dan

pembelajaran

metode
terhadap

pengembangan

peningkatan

keterampilan proses sains.
model/metode

Menerapkan
pembelajaran
dan

yang

melatih

bervariasi

keterampilan-

keterampilan proses sains secara
terus menerus.

DAFTAR PUSTAKA
Amnah, S dan Idris, T. (2015).
Hubungan Indeks Prestasi
Komulatif dan Keterampilan
Proses
Sains
Mahasiswa
Pendidikan Biologi FKIP UIR
TA. 2013/2014. Jurnal Pelita
Pendidikan Vol 4 No. 1
Anggraini, D. I. (2013). Pengaruh
Learning
Cycle
Terhadap
Keterampilan
Mengajukan
Pertanyaan dan Komunikasi
SMA Kelas X Pada Sub Konsep

Pencemaran
Air.
Skripsi
Program
Studi
Pendidikan
Biologi UPI: Tidak Diterbitkan.
Arikunto, S. (2009). Dasar-dasar
Evaluasi Pendidikan (Edisi
Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.
Astari, W. (2014). Penerapan Jurnal
Kegiatan
Siswa
Untuk
Diagnostik Kesulitan Belajar
Siswa SMA Dalam Menguasai
KPS
Pada
Praktikum
Pencemaran
Air.
Skripsi
Program
Studi
Pendidikan
Biologi UPI: Tidak Diterbitkan.
Bundu,
P.
(2006).
Penilaian
Keterampilan
Proses
dan
Sikap
Ilmiah
Dalam
Pembelajaran Sains Sekolah
Dasar.
Departemen
Pendidikan
Nasional
Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi Direktorat Ketenagaan
Jakarta.
Chaplin, J.P. (2006). Kamus Lengkap
Psikologi. Jakarta: Raja Grafn
Persada.
Djamarah. (2008). Guru dan Anak
Didik. Jakarta: Rineka Cipta.
Hanofah, R.N. (2003). Peranan
Kegiatan Praktikum Dengan
Pendekatan Guided Inquiri
Terhadap
Keterampilan
Proses Sains Siswa Pada
Konsep Sistem Syaraf. Skripsi
Serjana Pada FPMIPA UPI
Bandung: Tidak Diterbitkan.

13

Maxwell, J. A. (1996). Qualitative
Research
Design
an
Introduktion
Appoach.
London: Sage.
Purwanto, M.N. (1994). Prinsipprinsip dan Teknik Evaluasi
Pengajaran. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Rezba, J.R. (2003). Learning and
Assessing Science Process
Skill. Virginia: Kendal/Hant
Publishing Company.
Rustaman, Y.N. (2003). Strategi
Belajar
Mengajar
Biologi.
Common Text Book JICA Edisi
Revisi.
Bandung:
Bilogi
FPMIPA UPI.
Sugiono. (2012). Metode Penelitian
Pendidikan
(Pendekatan
Kuantitatif,
Kualitatif
dan
R&D). Bandung: Alfabeta.

14